![vengeance1]()
Title : Vengeance (Part 1)
Author : Chuyleez
Main Cast : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Choi Siwon
Rating : 16+
Genre : Romance, Sad, Fantasy
Length : Series
Annyeong yeorobun… Author chuyleez is comeback dengan ff yang mendapat vote terbanyak sampai hari ini dan lagi – lagi bergenre fantasy. Kenapa fantasy lagi?? Soalnya author itu pintar… pintar berkhayal lebih tepatnya wkwkwk…. Di ff ini author membuat karakter yang berbeda untuk Kyuhyun dan Sooyoung. Penasaran?
Author sengaja post percepat karena takut hari minggu ga bisa post.
Jika ada kesamaan cerita harap mention di facebook Andria Chuyleez Minoz atau twitter @chuyleezluvsuju. Happy reading All.
***
Nami Island
Di awal musim semi sangat indah. Dedaunan kering berwarna kecoklatan memberikan kesan cantik alami pada tempat yang di kenal dalam drama stairway to heaven. Tempat ini dikenal pula sebagai salah satu tempat yang romantis.
Sepasang kekasih itu memejamkan mata menikmati semilir angin. Diiringi dengan music mp3 player yang di dengarkan melalui headset yang bersebelahan. Kepala mereka saling menempel. Menyatukan pikiran yang ada di dalam otak mereka. Tangan mereka saling berkaitan satu sama lain. Kadang senyum tercipta di wajah keduanya.
Namja itu mulai tersadar kemudian berlutut dihadapan gadisnya. Gadisnya sedikit terkejut melihat sikap namja itu. Kemudian namja itu mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah.
“Sooyoung~ah… Ayo kita menikah.” Ujar namja itu sambil membuka kotak merah berisi dua cincin.
Sooyoung merasa terharu melihat yang namjanya lakukan. Melamarnya di tempat seromantis Pulau Nami.
“Kyu…”
“Sudah hampir 3 tahun kita bersama Soo, meskipun harus bersembunyi dari kedua orang tuamu. Sekarang aku melamarmu. Aku ingin menjadikanmu milikku. Memberitahukan kepada dunia bahwa kau adalah milikku. Kau mau tinggal selamanya disisiku? Menemani masa tua-ku dan melahirkan anak – anakku kelak?”
Air mata mulai membasahi pipi chubby Sooyoung. Gadis itu mengangguk tanpa berfikir panjang. Dia sangat mencintai namja ini. Namja yang sudah 3 tahun menemani hari – harinya.
Kyuhyun tersenyum. Namja itu menyematkan cincin di tangan kiri Sooyoung. Begitu juga Sooyoung yang menyematkan cincin di tangan kiri Kyuhyun.
“Dengan ini aku mengikatmu. Kau tidak boleh melirik namja lain mulai dari sekarang.”
“Siapa yang akan kulirik? Kau selalu ada di sampingku. Kau begitu sempurna, aku tidak mungkin berpindah ke lain hati.”
Kyuhyun tersenyum dan mengelus lembut puncak kepala gadisnya.
***
Kyuhyun dan Sooyoung tiba di rumah keluarga Choi. Kyuhyun menghela nafas memberanikan diri untuk menemui kedua orang tua Sooyoung setelah tiga tahun menyembunyikan hubungan mereka.
“Kyu~ah, jangan tegang. Kau harus yakin. Appa pasti akan menerimamu.”Ujar Sooyoung menyemangati.
Kyuhyun mengangguk yakin, kemudian memasuki rumah keluarga Choi. Dari dalam rumah terdengar suara beberapa namja sedang bercengkerama.
“Apa aku menemui kedua orang tuamu besok saja? Sepertinya sedang ada tamu.” Ujar Kyuhyun berubah enggan.
“Sudah sekarang saja. Mungkin tamu – tamu itu hanya sebentar.” Ujar Sooyoung menarik tangan Kyuhyun masuk.
Appa Sooyoung membulatkan matanya kala melihat putrinya berdiri dengan seorang namja di depan pintu. Raut wajahnya mengisyaratkan kemarahan. Beberapa namja berumur yang sedang bersama dengan Tuan Choi menghentikan perbincangannya.
“Sooyoung~ah, kemarilah.” Ujar Appanya mencoba bersikap lembut.
“Appa, aku mau menikah.” Ujar Sooyoung dengan tenang.
Tuan Choi tersenyum.“ Tentu. Kau akan segera menikah sayang.”
Sooyoung mengerutkan keningnya. Appa-nya mengetahui rencananya?
“Perkenalkan, ini Choi Siwon seorang pengusaha muda. Pemilik Hyundai Departemen Store. Dia calon suami-mu.” Ujar Tuan Choi pada seorang namja yang terlihat paling muda di antara mereka.
Namja tinggi tegap dan bertubuh atletis. Wajahnya bisa dikatakan tampan. Dan terlihat berasal dari keluarga kaya dan terpandang.
Hati Kyuhyun hancur berkeping – keping mendengar penuturan Tuan Choi. Genggaman tangan mereka mengerat.
“Appa, aku ingin menikah dengan Kyuhyun. Dia namja pilihanku.” Tegas Sooyoung.
“Apa pekerjaannya?”
“Ayahnya seorang pegawai bank. Dia… masih seorang mahasiswa.” Ujar Sooyoung sedikit ragu.
“Appa tidak merestuinya.” Ujar Tuan Choi dingin.
“Mwo?? Waeyo?”
“Masa depanmu tidak akan terjamin bersamanya. Dia belum punya pekerjaan tetap. Masih seorang mahasiswa. Ayahnya hanya seorang pegawai bank.”
“Tapi aku mencintainya Appa.”
“Cinta? Apa kau mau menghidupi kebutuhan sehari – hari dengan cinta?”
Tuan Choi memandang sinis ke arah Kyuhyun membuat nyali namja itu menciut.
“Kau pulanglah. Jangan pernah temui Sooyoung lagi. Dia akan aku nikahkan dengan orang yang lebih baik daripada kau.”
Sooyoung mengeratkan genggaman tangan mereka. Seolah tidak membiarkan Kyuhyun pergi.
“Kau Soo, masuklah ke kamarmu. Tiga hari lagi pernikahanmu dilangsungkan. Aku tidak ingin mendengar penolakan.”
“Mwo? Appa…”
Kyuhyun melepas genggaman tangan Sooyoung. Namja itu berlari pergi meninggalkan rumah keluarga Choi.
“Kyuhyun!!” teriak Sooyoung memanggil namjanya.
Sooyoung hendak mengejar Kyuhyun, namun dirinya dihadang oleh dua orang bertubuh besar.
“Menyingkirlah, aku ingin bersama calon suamiku.” Ujar Sooyoung mencoba mendorong dua namja yang memiliki tubuh dua kali lebih besar dari tubuhnya.
Dengan sekuat tenaga Sooyoung mendorong benteng pertahanan kedua namja itu. Namun tangannya dicengkeram kuat dan tubuhnya di seret ke kamarnya.
“Lepaskan Aku!! Lepaskan Aku!!” ujar Sooyoung memberontak.
Dua namja itu melempar tubuh Sooyoung di atas ranjang. Kemudian segera keluar dan mengunci pintunya. Sooyoung berlari ke arah pintu dan memukulnya.
“Tolong buka pintunya. Aku harus mengejar Kyuhyun. Dia calon suamiku Appa…. Aku mencintainya Appa…” ujar Sooyoung menangis.
Siwon mendengar tangisan Sooyoung merasa sedih. Pernikahan mereka memang karena perjodohan. Surat wasiat dari Appa-nya, membuat dia terpaksa harus menikahi gadis itu. Gadis yang berusia 4 tahun lebih muda daripadanya. Namun Siwon tidak memungkiri bahwa dia tertarik pada gadis itu.
Kyuhyun merenung di depan sungai han. Air sungai sangatlah tenang namun tidak seperti perasaannya kini. Dia memandang cincinnya. Cincin pertunangannya beberapa jam lalu dengan Sooyoung. Pupus sudah harapannya untuk menikah dengan gadis itu.
Benar kata orang tua Sooyoung. Dia tidak memiliki apapun. Dia hanya seorang mahasiswa. Ayahnya hanya seorang pegawai bank dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Bagaimana dia bisa menghidupi Sooyoung nantinya?
Kyuhyun merasa kalah. Kalah hanya karena dia tidak memiliki materi yang cukup. Mengapa uang sangat berkuasa? Mengapa uang itu mampu membeli gadisnya? Mengapa uang itu menang daripada cinta yang dia punya?
Kyuhyun menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia merasa malu pada dirinya sendiri. Mengapa dia terlahir bukan dari keluarga kaya? Apa yang harus dia lakukan untuk membawa gadisnya kembali?
***
Sooyoung berdiam diri di kamarnya. Gadis itu terlihat seperti zombie sekarang. Matanya bengkak, kulitnya pucat, rambutnya tak beraturan.
“Sooyoung~ah, makanlah sayang.” Ujar Nyonya Choi membujuknya makan.
Sooyoung hanya diam memandang kosong di hadapannya. Seakan tak mendengar perkataan Omma-nya.
Nyonya Choi mendekat ke arah putri semata wayangnya.
“Soo, kumohon jangan seperti ini.” Ujar Nyonya Choi sedih melihat putrinya yang seperti mayat hidup.
“Omma, aku tidak mau dijodohkan. Aku sudah bertunangan dengan Kyuhyun.” Ujar Sooyoung menangis.
“Dengarkan aku. Omma dan Appa dahulu juga dijodohkan. Tapi kami bisa saling mencintai sampai sekarang.”
“Ini berbeda Omma. Aku mencintai Kyuhyun.”
“Soo~ah, dengarkan orang tuamu kali ini saja. Perusahaan Appa sedang dalam keadaan kritis, Sebelum meninggal Appa Siwon memberikan surat wasiat supaya menikahkan kau dengan putranya. Dengan begitu perusahaan Appa akan terselamatkan.”
“Jadi Appa mau menjualku?”
“Tidak menjual putriku. Hanya balas budi. Siwon tidak punya siapa – siapa lagi di dunia ini. Kedua orang tuanya sudah meninggal. Oleh karena itu kita bisa menjadi keluarganya dengan menikahkan kau dengannya.”
“Bagaimana dengan Kyuhyun, Omma?”
“Dia namja tampan yang baik. Dia pasti bisa mendapatkan gadis yang baik.”
Sooyoung hanya diam. Mengapa tidak ada yang membelanya? Malang mana, namja yang tidak memiliki siapapun atau namja yang ditolak hanya dikarenakan dia miskin?
***
Sejak saat itu Kyuhyun menghilang bagai ditelan bumi. Dia tidak pernah menemui Sooyoung. Sooyoung hanya diam sendiri di tengah keterpurukannya menerima pernikahannya dengan Siwon. Mimpi – mimpi untuk merajut rumah tangga bersama sang kekasih harus berakhir dengan perjodohan konyol dengan orang kaya.
Harus dia akui, Siwon tidak pernah menuntut apapun darinya. Sepertinya namja itu hanya pasrah dan menurut. Tidak pernah sekalipun Sooyoung mendengar namja itu memberontak menolak pernikahannya. Membuat Sooyoung kesulitan untuk lari dari pernikahan ini.
Kini Sooyoung sudah berdiri di depan cermin berbalut gaun pengantin berwarna putih gading. Gadis itu terlihat cantik.
“Ah!” ringis Sooyoung saat tak sengaja penata rias itu menyentuh punggungnya yang memar di balik gaun indahnya.
“Agashi, gwenchana?” tanyanya khawatir karena melihat ekspresi wajah Sooyoung yang menyakitkan.
Sooyoung hanya tersenyum tipis.
Siapa sangka di balik gaun indahnya tersimpan beberapa luka kecil di seluruh tubuhnya. Tidak terlihat memang, karena orang yang menyiksanya, sengaja tidak meluka area yang tidak tertutup gaun. Kaki jenjang dan tubuh rampingnya terdapat luka kecil yang tertutup gaun pengantin.
Flashback
Sooyoung menyusun gorden – gorden mengikatnya dengan kencang supaya bisa membantunya keluar dari kamarnya yang berada di lantai 2.
“Aku harus secepatnya kabur dari sini.” Gumamnya.
Dengan berbekal keberanian yang hanya secuil. Sooyoung memejamkan mata dan perlahan turun melalui serangkaian gorden – gorden yang tersusun itu.
BRUK!
Ikatan gorden itu putus hingga Sooyoung jatuh dari ketinggian 3 meter.
“Akh!” ringisnya memegang punggungnya yang sakit.
“Siapa itu?” terdengar suara kasar Appa-nya.
Sooyoung membulatkan matanya. Haruskah dia berakhir sekarang? Dia belum melakukan apa – apa?
Sooyoung menahan rasa sakitnya dan mencoba berlari yang ternyata di lihat oleh Appa-nya.
“Jangan lari kau!”
Sooyoung berlari dengan terpincang – pincang hingga seseorang menarik rambut panjangnya.
“Appa, aku mohon lepaskan aku. Aku tidak mau menikah dengannya.” Ujar Sooyoung menangis di hadapan Appanya.
Tuan Choi menyeret Sooyoung kembali masuk ke dalam rumahnya. Sooyoung memberontak. Namun tubuh besar ayahnya membuat usahanya sia – sia.
Tuan Choi menghempaskan Sooyoung begitu saja ke dalam kamar putrinya hingga tubuhnya membentur lemari besar. Entah kemana rasa kemanusiaannya sebagai seorang ayah.
“Aku tidak akan melakukan ini jika kau tidak memberontak Soo. Aku… Tidak ingin putriku hidup menderita. Kau satu – satunya darah keturunan keluarga Choi Jungnam. Aku tidak mau kekayaan keluarga kita hanya berhenti sampai disini.”
Sooyoung hanya menunduk dan diam di tempatnya. Gadis itu mulai meneteskan air mata.
Kehidupan keluarganya memang berubah sejak perusahaan appa-nya terancam bangkrut. Appa-nya jadi sering marah – marah dan melampiaskan kemarahannya pada anak dan istrinya. Oleh karena itu Sooyoung ingin secepatnya menikah dengan Kyuhyun supaya bisa pindah dan tidak menjadi pelampiasan kekesalan appa-nya. Tentunya dia juga ingin membawa Omma tercintanya.
Flashback End.
“Bagaimana, sudah siap?” Sebuah Suara membuyarkan lamuanannya. Sooyoung hanya mengangguk mengiyakan.
Dirinya mulai berdiri dan melingkarkan tangannya pada lengan Appa-nya.
“Ini terakhir kalinya Appa meminta pertolonganmu. Jangan mempermalukan Appa.” Ujar Tuan Choi.
Sooyoung hanya diam. Menahan rasa nyeri di kedua kakinya saat berjalan menggunakan high heels 15 cm. Dia harus terlihat sempurna hari ini.
Dilihatnya calon suaminya berdiri di depan altar. Namja itu memang sempurna. Paras tampan, tubuh tinggi, berbadan tegap, memiliki kekayaan yang melimpah. Tetapi mengapa mau menikah dengan gadis sepertinya? Gadis yang Appa-nya nyaris bangkrut. Bukankah dia bisa mendapatkan yang lebih baik? Dia bisa mendapatkan gadis dari keluarga bangsawan.
Sooyoung tiba di altar. Appa-nya menyerahkan tangan gadis itu pada Siwon. Siwon hanya tersenyum kecil.
“Kita mulai pemberkatan pernikahannya. Choi Siwon, apa kau bersedia menerima Choi Sooyoung sebagai istrimu, mengasihinya, menemaninya dalam keadaan susah maupun senang, sehat maupun sakit, hingga maut memisahkan.”
“Ne, saya bersedia.” Ujar namja itu dengan suara beratnya.
“Choi Sooyoung, apa kau bersedia menerima Choi Siwon sebagai istrimu, mengasihinya, menemaninya dalam keadaan susah maupun senang, sehat maupun sakit, hingga maut memisahkan.”
Sooyoung hanya diam.
“Aku hanya ingin nama itu. Nama Kyuhyun yang disebut, bukan nama Siwon.” Batin Sooyoung.
Sooyoung meneteskan air mata.
“Ne.” ujarnya singkat.
“Kalian telah berjanji di hadapan Tuhan dan semua saksi disini. Kalian sudah resmi menjadi suami istri. Siwon~Sshi, kau bisa memberi tanda kasih untuk istrimu.”
Siwon meraih bahu Sooyoung supaya menghadap kepadanya.
“Mianhae, jika kau menderita hidup bersamaku nanti.” Bisik Siwon lembut.
Sooyoung hanya diam. Terlihat tidak berekspresi.
Siwon mengecup kening Sooyoung. Para undangan semuanya bertepuk tangan. Selesailah upacara pernikahan yang sangat tidak diinginkan Sooyoung.
“Kyuhyun, mengapa kau tidak datang dan mencegah pernikahan ini? Apa kau sudah menyerah?” batin Sooyoung perih.
***
Kyuhyun membawa tas ransel besarnya pergi dari rumahnya. Dia harus merubah hidupnya. Dia harus membawa kembali Sooyoung-nya. Dia harus menjadi kaya. Lebih kaya dari seorang Choi Siwon.
Hanya berbekal ijazah SMA dan surat pernyataan dari kampusnya bahwa dia telah menyelesaikan studinya, Kyuhyun melamar ke berbagai perusahaan. Ijazahnya belum keluar, jelas saja baru beberapa hari lalu dia menyelesaikan skripsinya. Dan dia baru di wisuda 2 bulan lagi. Prestasinya selama kuliah cukup baik, hingga dia optimis bisa masuk ke salah satu perusahaan besar itu.
Usahanya tidak sia – sia. Kyuhyun diterima di sebuah perusahaan besar meskipun baru sebagai staf administrasi.
Kyuhyun mengucap syukur. Ini adalah langkah pertamanya untuk membawa Sooyoung-nya kembali.
Dia melangkahkan kakinya menuju sebuah apartemen kecil yang baru saja di sewanya dengan hasil uang tabungannya yang tadinya dipakai untuk menikahi Sooyoung.
Kyuhyun memandang sekilas apartemen barunya. Memang terlihat lebih buruk dibanding rumahnya, namun dia harus bertahan dengan keterbatasan ini. Dia meletakkan tas ranselnya dan mendudukkan tubuhnya di atas ranjang.
Kyuhyun memandangi cincin di jari manis tangan kirinya. Baru beberapa hari lalu dia melamar gadis itu, namun saat ini gadis itu sudah menjadi milik orang lain. Kyuhyun mengepalkan tangannya kuat.
“Sooyoung~ah, tunggu aku. Aku akan membawamu kembali sayang.” Ujarnya yakin.
***
Sooyoung dan Siwon tiba di sebuah rumah besar milik Siwon. Sejak tadi Sooyoung hanya diam dan mengkutinya dari belakang.
“Kamarmu di lantai dua. Di sebelah kamarku.” Ujar Siwon singkat.
Sooyoung hanya mengangguk. Tanpa berfikir panjang gadis itu langsung melangkahkan kakinya menuju kamar yang ditunjuk Siwon.
Sooyoung membuka sebuah kamar. Kamar itu cukup luas dan banyak barang – barang mahal disana. Tempat tidur yang besar dan pastinya nyaman. Dilihatnya di dinding ada foto Siwon dan keluarganya. Sooyoung menggelengkan kepalanya. Ini bukan kamarnya.
Kemudian Sooyoung menuju kamar yang di sampingnya. Kamar itu sama luasnya dengan kamar tadi. Wallpapernya bernuansa pink cantik dan banyak boneka disana. Sooyoung lagi – lagi menggelengkan kepalanya.“Ini bukan kamarku juga.” Desisnya.
“Itu kamarmu Soo.” Ujar Siwon memberitahu.
“Tidak. Aku tidak pantas di kamar itu.”
Pandangan Sooyoung beralih pada sebuah kamar yang terletak dipojok. Dia membukanya. Terlihat sebuah tempat tidur kecil dan sebuah lemari di dalamnya. Ruangannya cukup sempit. Lebih sempit sepuluh kali lipat dari dua kamar tadi.
“Aku akan tidur disini.” Ujarnya.
“Mwo? Ini kamar Kim Ahjumma, dia seorang pelayan.”
“Lalu apa bedanya denganku? Kau menikahiku juga karena kau ingin aku menjadi pelayanmu kan?”
Siwon geram namun dia menahannya.
“Kau istriku sekarang. Kau harus menuruti perintahku.”
Siwon menarik tangan Sooyoung menuju kamar barunya.
“Gantilah pakaianmu. Semua pakaianmu ada di lemari itu. Aku membeli beberapa pakaian baru untukmu.”
Sooyoung hanya diam dan tak bergeming. Siwon menahan emosinya dia langsung mengarahkan tangannya menuju resleting gaun Sooyoung.
“YAA!!” teriak Sooyoung menghempaskan tangan Siwon.
“Biar aku yang mengganti pakaianmu jika kau tidak mau.”
“Aku bisa menggantinya sendiri.” Ujar Sooyoung dingin.
Siwon menghela nafas. Sepertinya dia harus banyak bersabar menghadapi gadis itu. Perlahan dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar Sooyoung dan menutupnya rapat.
Sooyoung menjatuhkan tubuhnya. Dia menutupi tangisannya dengan kedua telapak tangannya.
“Kyuhyun… Kyu… hyun…” Ujar Sooyoung memanggil nama pujaan hatinya.
***
Siwon melangkahkan kakinya mendekati kamar Sooyoung. Hari sudah mulai gelap, namun Sooyoung belum juga keluar dari kamarnya. Siwon mengetuk pintu kamar Sooyoung.
“Soo, ayo kita makan bersama.”
Hening. Tidak ada jawaban.
“Soo, apa makanan kesukaanmu? Biar aku belikan. Kau makan yah.” Siwon tak berhenti membujuknya.
Lagi – lagi hening. Siwon menghela nafas.
“Apa perlu ku bawakan makanan buatan Omma-mu? Kumohon keluar dan makanlah. Aku tidak mau kau sakit.”
Siwon mulai terlihat tidak sabar.
“Sooyoung~ah, kau mendengarku??” ujar Siwon mengeraskan suaranya.
Cklek!
Pintu kamar terbuka. Menampakkan seorang gadis dengan wajah yang kusut. Sooyoung melangkahkan kakinya tak mempedulikan Siwon. Siwon akhirnya mengikutinya.
Sooyoung mendudukkan tubuhnya pada salah satu kursi di meja makan besar itu. Ada banyak makanan disana. Namun entah mengapa jiwa shikshin Sooyoung menghilang begitu saja. Dia menyendokkan nasi dan beberapa lauk. Kemudian menyantapnya dengan tanpa ekspresi.
Siwon memandangnya intens. Dia sendiri bingung apa yang harus dia lakukan untuk meluluhkan Sooyoung.
“Bagaimana? Kau menyukainya?” tanya Siwon.
Sooyoung hanya mengangguk lemah.
“Makanlah yang banyak.” Siwon tersenyum dan mulai menyantap makanannya.
Pandangan Siwon beralih pada sebuah cincin emas putih di jari manis kiri Sooyoung. Siwon mengerutkan keningnya. Itu bukan cincin pernikahan mereka.
“Mengapa kau memakai cincin di tangan kirimu? Mana cincin pernikahan kita?” tanya Siwon.
“Ini cincin pertunanganku.” Ujar Sooyoung.
“Mwo?”
Sooyoung diam. Tak mempedulikan tatapan tajam Siwon. Siwon menghela nafasnya. Gadis itu sudah menikah dengannya, namun dia lebih memilih memakai cincin tunangannya daripada cincin pernikahannya. Mungkin memang ini salahnya karena merebutnya dari kekasihnya.
Seusai makan, Sooyoung langsung mengangkat piring kotornya mendekat ke arah Siwon. Dia mengambil piring kotor milik Siwon.
“Biar saja. Ada pelayan yang merapihkannya.” Ujar Siwon.
Sooyoung tidak mendengarkan. Dia tetap mengangkat piring – piring kotor itu ke bak cuci piring.
Siwon mengikuti Sooyoung ke dapur. Sooyoung memakai sarung tangan dan mulai mencuci piring.
“Biar pelayan saja yang melakukannya.”
Sooyoung hanya diam tak menghiraukan ucapan Siwon.
“Kalau begitu aku akan membantumu.”
Siwon langsung mengambil sarung tangan dan mulai mencuci piring.
PRANG!!
Piring ditangan Siwon jatuh. Namja itu belum terbiasa melakukannya.
“Sebaiknya kau pergi dari sini. Kau tidak akan bisa melakukannya.” Ujar Sooyoung dingin sambil memunguti pecahan – pecahan piring dan membuangnya ke tempat sampah.
Siwon merasa bersalah. Dirinya merasa tidak berguna. Wajar saja, menjadi orang kaya tidak akan membiarkan dirinya menyentuh apapun yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga.
Sooyoung melanjutkan kegiatannya mencuci piring, sedangkah Siwon hanya diam memandangi kegiatan istrinya itu.
Usai mencuci piring, Sooyoung langsung pergi menuju kamarnya. Siwon mengikutinya hingga langkahnya terhenti tepat di depan kamar Sooyoung saat gadis itu menutup pintunya rapat. Siwon menunduk sejenak dan pergi ke kamarnya sendiri.
Sooyoung membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya. Dia mendekap sebuah boneka berbentuk hati. Boneka pemberian Kyuhyun. Boneka yang harganya tidak seberapa dengan boneka – boneka mahal yang diberikan Siwon. Namun Sooyoung tidak bisa tidur jika tidak memeluk bonekanya. Baginya, aroma Kyuhyun ada disana. Cukup untuk melepas rindunya pada namja itu. Beberapa menit kemudian gadis itu memejamkan mata dan tertidur.
***
Tiga bulan berlalu. Tidak ada perubahan. Sooyoung masih tetap bersikap dingin dan Siwon masih mencoba mendekati Sooyoung. Saat Siwon pulang dari luar negeri setelah perjalanan dinasnya, Siwon selalu membawakan hadiah. Namun Sooyoung terkesan tidak suka sehingga hadiah – hadiah itu menumpuk di kamarnya.
Siwon sendiri tidak mengerti, apakah gadis itu akan selamanya membenci dirinya?
Siwon sepertinya sudah tidak tahan lagi dengan sikap dingin Sooyoung. Perlahan namja itu mendekat ke pintu kamar Sooyoung dan mengetuknya.
“Soo… Aku ingin bicara padamu.” Ujar Siwon. “Keluarlah… Atau aku akan mendobraknya.” Ancamnya.
Ceklek!
Pintu kamar terbuka. Gadis itu muncul dari balik pintu. Siwon langsung mendorong Sooyoung masuk.
“YAA!!” teriak Sooyoung.
Siwon mencengkeram kedua tangan Sooyoung. Raut wajahnya terlihat marah.
“Wae?” tanya Sooyoung melihat sikap aneh Siwon.
“Wae??!!” bentak Siwon.“Harusnya aku yang bertanya padamu. Mengapa kau melakukan ini padaku? Mengapa kau tidak bisa melupakan namja itu huh? Kau lebih menghargai kekasihmu yang menghilang itu dibandingkan dengan aku suamimu.” Ujar Siwon menumpahkan semua kekesalannya.
“Suami? Aku tidak pernah menganggapmu suamiku. Kau telah menghancurkannya. Kau telah menghancurkan rencana pernikahanku dengan Kyuhyun.”
“Lalu dimana dia sekarang? Apakah dia muncul di hadapanmu dan menolongmu? Tidak kan?? Dia sudah melupakanmu Soo. Seharusnya kau melupakannya juga.”
“Andwae!! Kyuhyun tidak begitu.” Teriak Sooyoung histeris.
“Dia hanya namja pengecut!”
“Diam kau!!” bentak Sooyoung keras.
Siwon terperangah. Sooyoung benar – benar marah.
Siwon mencengkeram tangan Sooyoung keras.
“Akh!Lepas!” ringis Sooyoung.
Entah setan darimana, Siwon merasa dirinya liar malam ini. Dia mendorong Sooyoung ke atas ranjang dan menindihnya.
“Siwon~Sshi, lepaskan aku.” Pintanya.
“Kau milikku, Choi Sooyoung.” Ucap Siwon memandang Sooyoung dalam.
Siwon mulai mendekatkan wajahnya pada Sooyoung.
“A… apa yang kau lakukan?” tanya Sooyoung terbata – bata. Gadis itu terlihat ketakutan sekarang.
Siwon tak mempedulikan ketakutan Sooyoung, Dia tetap mendekatkan wajahnya hingga bibirnya menempel sempurna di bibir Sooyoung. Sooyoung membulatkan matanya dan mendorong tubuh Siwon, namun kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan namja itu.
Sooyoung terus memberontak. Menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencoba untuk melepas ciuman itu. Namun Siwon terus melumatnya kasar.
“Hmmmppp… Lepas…”
Sooyoung merasa bibirnya perih saat Siwon menggigit bibirnya dan menelusupkan lidahnya ke dalam mulutnya. Sooyoung hanya diam pasrah.
Tangan Siwon mulai turun membelai lembut tubuh Sooyoung. Sooyoung yang tadinya diam, tahu maksud sentuhan itu dia kembali memberontak.
“Kumohon jangan lakukan itu Siwon~Sshi.” Mohon Sooyoung.
Siwon seakan tak mendengarkan ucapannya dan tetap melancarkan aksinya. Nafsu mengalahkan segalanya.
Siwon mulai melepaskan satu persatu kancing kemeja Sooyoung. Sooyoung mencoba untuk menutup dadanya, namun tangan kekar Siwon menahannya.
“Lepaskan aku Siwon~Sshi. Ahhh…” Desah Sooyoung saat Siwon mencium lehernya.
Di balkon kamar itu, Kyuhyun terdiam shock. Bunga mawar yang dia pegang dia remas keras hingga duri mawar menusuk telapak tangannya. Namun sakitnya tidak sebanding dengan sakit hatinya.
Kyuhyun berniat untuk menemui Sooyoung dengan menyelinap masuk ke kamar Sooyoung. Dia ingin menjelaskan mengapa dia pergi selama tiga bulan ini. Dia ingin melepas rindu pada wanita yang dicintainya. Namun apa yang dia dapat, mereka sedang melakukannya.
Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya yang berdarah ketika mendengar desahan Sooyoung. Air mata Kyuhyun mulai mengalir deras.
“Aku terlambat Soo…. Aku terlambat membawamu kembali. Mianhae Soo…” sesal Kyuhyun dalam hati.
Malam itu terus berlanjut. Terus terdengar desahan – desahan di dalam kamar, yang membuat Kyuhyun merasa lebih baik mati daripada mendengarnya.
***
Sooyoung terus menangis. Menutupi tubuhnya yang tidak berbalut apapun. Di sampingnya, Siwon hanya diam dan membalikkan tubuhnya yang sama naked-nya membelakangi Sooyoung.
“Kau jahat Siwon~Sshi. Mengapa kau lakukan itu padaku?” ujar Sooyoung menangis.
Siwon hanya diam. Namja itu menyesali perbuatan liarnya tadi malam. Entah mengapa malam itu dia benar – benar kehilangan akal sehatnya.
“Maafkan aku.” Ucap Siwon bergetar diantara penyesalannya.
“Maaf katamu?? Kata maaf tidak akan mengembalikan semuanya.” Ucap Sooyoung marah.
Siwon hanya meringkuk. Dia dalam posisi bersalah sekarang. Memaksa berhubungan tanpa didasari cinta. Meskipun dia mencintai Sooyoung namun tidak untuk gadis itu.
Siwon bangkit dan segera memakai pakaiannya yang berserakan.
“Anggaplah itu tidak pernah terjadi.” Ujar Siwon singkat setelah memakai pakaiannya.
Namja itu pergi meninggalkan kamar Sooyoung. Sooyoung memandangnya tak percaya.
“Kau menyuruhku untuk melupakannya? Kau tahu, ini akan sangat menyakiti Kyuhyun. Tidak mungkin Kyuhyun mau menerima bekasmu.” Desis Sooyoung.
Sooyoung menarik selimutnya turun dari tempat tidur. Memunguti pakaiannya yang dibuang asal oleh Siwon tadi malam. Hingga perhatiannya tertuju pada tangan berdarah di balik pintu kaca menuju balkon kamarnya.
Sooyoung mendekati balkon dan membuka pintunya.
“Kyuhyun!!” teriak Sooyoung saat melihat Kyuhyun pingsan di balkon kamarnya.
Sooyoung menepuk – nepuk pipi Kyuhyun berharap namja itu membuka matanya. Panas, itu yang dirasa Sooyoung saat menyentuh kulit namja itu.
“Apa Kyuhyun mengetahui kejadian semalam? Apa Kyuhyun berada di balkon kamarnya sejak semalam?”
Rasa bersalah mulai menghantui Sooyoung. Dia mengguncang – guncang tubuh Kyuhyun yang memucat dan memeluknya.
“Kyu, mianhae…” tangis Sooyoung pecah.
Kyuhyun masih diam tak sadarkan diri.
***
Siwon mengguyur tubuhnya pada derasnya shower. Memorinya terus berputar pada kejadian semalam saat pikiran liarnya telah membuatnya merenggut keperawanan Sooyoung.
“Sooyoung pasti semakin membenciku.” Batin Siwon.
Siwon membasuh wajahnya kasar. Berusaha membuang memorinya. Meskipun sampai kapanpun sulit dilupakan.
Kyuhyun kini berbaring di atas ranjang milik Sooyoung. Namja itu belum sadarkan diri.
Sooyoung sudah memakai pakaiannya dan kini sedang membalut luka Kyuhyun. Tubuh namja itu sangat panas. Dia demam karena terlalu lama berada di luar.
Air mata Sooyoung terus menetes. Dia merasa bersalah pada Kyuhyun. Usai membalut luka Kyuhyun, Sooyoung mengecup tangannya pelan.
“Kumohon jangan pergi dariku setelah ini. Tolong bawa aku pergi dari sini Kyu.” Tangis Sooyoung.
Sooyoung membaringkan tubuhnya di samping Kyuhyun. Perlahan tangannya terulur memeluk tubuh Kyuhyun. Pelukan yang sangat dirindukannya.
“Bogoshippeo Kyu~ah.” Ucap Sooyoung lagi.
Sooyoung memejamkan matanya dan tertidur di samping Kyuhyun.
Kyuhyun membuka matanya. Namja itu sudah sadar ketika Sooyoung membalut lukanya. Dia mendengar semua perkataan gadis itu. Hatinya semakin sesak saat mendengar Sooyoung menangis.
Kyuhyun memegang tangan Sooyoung yang berada di atas perutnya dan membuat Sooyoung terbangun.
“Kyu, kau sudah sadar?”
Kyuhyun tersenyum tipis. Namun Sooyoung dapat melihat luka dari pancaran matanya. Ya, namja itu terluka.
Sooyoung membangkitkan tubuhnya dan menarik tangannya yang berada di genggaman Kyuhyun. Dia menunduk.
“Kau baik – baik saja?” tanya Kyuhyun cemas.
Sooyoung hanya diam dan tetap menunduk.
“Lihat aku Soo….” Ujar Kyuhyun bergetar.
“Kyu, mianhae. Aku tidak bisa menjaganya untukmu.” Tangis Sooyoung pecah.
Kyuhyun menangis. Dan meraih tubuh Sooyoung dalam pelukannya.
“Aku sudah kotor Kyu.” Ucapnya lagi.
Kyuhyun benar – benar terasa tercabik – cabik mendengar ucapan yeoja yang dicintainya itu.
“Tolong jangan membenciku Kyu…” ucap Sooyoung memohon.
“Aku tidak membencimu.” Ucap Kyuhyun sambil mengusap lembut kepala Sooyoung.
“Jangan tinggalkan aku Kyu…”
“Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan membawamu pergi dari sini dan kita bisa hidup bersama.”
Sooyoung mengangguk dan tersenyum. Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada Sooyoung. Sooyoung memejamkan matanya. Namun kemudian Kyuhyun diam memandangi sudut bibir Sooyoung yang terluka. Sooyoung membuka matanya karena kyuhyun tak kunjung menciumnya.
“Sepertinya namja itu menyakitimu. Dia menciummu terlalu kasar.”
Sooyoung menyentuh sudut bibirnya yang sedikit perih. Kyuhyun mencium kedua pipi Sooyoung.
“Aku tidak akan menyakitimu. Aku tidak akan menyakitimu seperti namja itu.”
“Aku percaya itu.”
Kyuhyun kembali memeluk tubuh Sooyoung.
“Kenapa kau menghilang selama tiga bulan ini Kyu?”
“Aku sedang berusaha untuk mengalahkan Choi Siwon.”
Sooyoung melepas pelukannya dan memandangnya tidak mengerti.
“Aku sudah bekerja sekarang. Aku ingin mengumpulkan uang sebanyak – banyaknya supaya bisa membawamu kembali padaku.”
“Kyu~ah, mianhae ini semua karena orang tuaku…”
“Gwenchana sayang.” Ujar Kyuhyun lembut memotong ucapan Sooyoung. “Aku akan memberimu rumah yang besar, lebih besar dari Choi Siwon. Aku akan menghidupimu dan anak – anak kita sampai mereka dewasa. Aku akan melanjutkan mimpi kita tiga bulan lalu.”
Sooyoung tersenyum lebar membayangkan semua yang diucapkan Kyuhyun. Semoga menjadi nyata.
Dari balik pintu kamar Sooyoung, Siwon hanya diam terpaku mendengar gelak tawa sepasang kekasih itu.
“Kau lebih bahagia bersamanya. Maaf jika aku memisahkan kalian dahulu.” Ujar Siwon.
Siwon meninggalkan kamar Sooyoung dengan hati perih. Sepertinya dia harus mencoba ikhlas melepaskan Sooyoung kembali pada namja itu. Di tengah usia pernikahan mereka yang baru seumur jagung.
TO BE CONTINUED…
Gimana readers? Gaje banget yah?? Ini akibat dari author suka dengerin lagu – lagunya Monday Kiz yang slow mellow gitu. Jadi begini deh ff’y…. Jangan lupa RCL-nya…. Gamsahamnida.