Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

I’m Not Pretty Cause You are

$
0
0

Title: I’m Not Pretty Cause You are

Author: EdraRybelvi

Length: Oneshot

Cast: Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun

Genre: Romance, Humor

Disclaimer: It’s my pure idea and if you found this story same like yours, I just wanna say sorry and maybe we have same thought.

__________

Mungkin ini kisah biasa menurut kalian. Akan tetapi, kisah ini sangat menarik untuk dikenang. Bukan untuk kalian, bukan untuk orang banyak, tetapi untukku dan Pria malangku. Bolehkah aku membaginya?

Aku  juga mencintaimu Pria malangku -CS-

__________

 

Pagi ini aku merasa bahwa kecepatanku dalam bergerak melebihi kecepatan jet tempur milik Amerika. Saat alarm sialan itu menyerah dengan terlalu cepat dan berhenti untuk menjalankan tugasnya membuatku bangkit dalam kematian sementara dan sadar bahwa aku harus kembali menghadapi dunia untuk entah kesekian kalinya.

Aku berlari kesana-kemari. Mengumpulkan semua hal yang kubutuhkan untuk hari ini dalam satu kelompok dan melemparnya pada ranjang yang bahkan tidak sempat kubereskan.

“Bu, apa kau melihat jeans biru ku?” Dan entah keberapa kalinya aku bertanya tentang semua kebutuhan yang kupunya pada ibuku pada pagi ini. Semua yang sudah berhasil kutumpuk di ranjangku, itu adalah berkat kehebatan ibu dalam berkata, sehingga aku mudah menemukannya hanya dengan satu kali instruksi.

“Bukankah kau baru memakainya kemarin?” Aku berhenti. Ibu berbicara dengan nada dan kata-kata yang berbeda sekarang. Aku sudah memakainya? Oh hell! Terburu-buru memang mengakibatkan amnesia jangka pendek.

Aku berjalan mencari cadangan jeans lain pada lemariku. Setelah mendapatkannya kembali kutumpuk benda itu di atas ranjangku dan aku meluncur untuk membersihkan diri.

“Sudah berapa kali ku bilang, jangan tidur larut malam. Ini akibat yang kau terima. Terlambat dan semua berantakan.” Sambil mengoles selai pada rotiku, ibu tetap mengoceh dan mengomentari insiden mundurnya alarmku sebagai alarm setia pada majikan.

“Aku mengerti bu. Maafkan aku.” Hanya itu yang bisa kulakukan untuk menyampaikan rasa bersalahku, dan mungkin juga sedikit muak dengan ocehan ibu.

“Aku berangkat. Sampai jumpa.” Putusku setelah menghabiskan satu lembar roti dan dengan secepat kilat bangkit. Mencium pipi ibuku dan berlari dengan converse buntut yang nyaman dikakiku.

—–

“Kau telat hari ini?” Oh ayolah manusia. Aku hanya butuh ketenangan dari kata-kata yang mengusikku dan membuatku semakin mengutuk beker sialan itu.

“Aku hanya tidur telat dua jam dari biasanya dan kuharap kau tidak melanjutkan ocehan ibu yang kutunda karena aku sudah ketinggalan bus ku pagi ini.” Sebelum ini berlanjut, mari kita putuskan ikatan batin antara ibu dengan pria ini. Oh Tuhan, apa saat ini manusia sudah berhasil mengirim data dari otak nya melalui hati?

“Ah-oh-baiklah.” Ia hanya merespon pendek dan..sedikit takut. Wait! Let me see!

Aku memutar kepalaku, berusaha membaca ekspresinya.Oh gosh! Pria malang ini!

“Hei, apa aku membuatmu takut?” Tanpa sadar kedua tangan ini telah menangkup wajah mendung dihadapanku.

“Ti-tidak, aku..hanya merasa gugup.” Pria-ku yang malang. Memilih untuk menggenggam tangannya kemudian bersandar pada bahunya. Aku merasa ada sedikit penolakan dari geraknya, namun tak menyurutkan ia untuk membuang kepalaku jauh yang kini tengah bersandar di bahunya.

“Aku tidak sempat mencari pakaian santaiku karena terburu-buru. Kupikir aku cukup terlihat mengerikan saat ini karena aku lupa menyisir rambutku.”

Mari kita tanya, apakah kalian sudah mulai berminat dengan cerita ini? Jika benar, bolehkah aku bercerita?

Caligynephobia atau dikalangan muda lebih dikenal dengan Venustraphobia adalah sebuah phobia langka dan menurutku aneh di dunia ini. Ketakutan seseorang akan wanita cantik. Hell yeah! Phobia macam apa itu? Begitu menyiksa si penderita. Kasihan mereka, seumur hidup akan selalu ketakutan dengan mahkluk Tuhan paling seksi. (Catat! Keseksian itu dimulai dari wanita.)Pria-ku ini adalah salah satu dari pengidap phobia itu.

Kami sudah berjalan kurang lebih dua tahun, dan aku bersyukur Tuhan memberiku lebih dari kasus ini. Pria-ku, Cho Kyuhyun-ku, memilih untuk mencoba membuang rasa takutnya dan memberanikan diri untuk menyatakan rasanya padaku.

Flashback

Ini bermula saat kami dipertemukan pada mata kuliah yang sama. Pada waktu itu, aku menjatuhkan bokong indahku tepat pada kursi yang berada di sampingnya. Awalnya aku tak begitu peduli. Pria tampan dengan buku di kampus itu sudah menjadi hal biasa buatku.

Seperti biasa, bibirku akan terasa gatal jika tidak membuat kegaduhan. Aku suka suasana ramai, dan begitu membenci kesunyian. Toh, dosen yang mengajar juga belum menampakkan batang hidungnya. Memilih untuk bergosip ria mengenai mahasiswa kaya nan tampan dari fakultas ekonomi, dan itu berhasil mengundang tawaku.

Seketika tawaku di interupsi saat sebuah benda menyentuh bahuku dan terasa seperti mengetuk-ngetuknya. Aku berbalik dan menemukan Pria itu tengah menunduk dan kuperhatikan, ternyata sebuah pensil-lah yang mengetuk bahuku.

“Apa?” Kedengaran sedikit garang memang. Tapi ini semua merupakan bentuk protesku akibat ketukan pensilnya pada bahuku dan mengganggu kosentrasiku dalam tertawa. Hei, tertawa itu juga butuh kosentrasi. Jika salah sedikit saja dalam intonasi, orang-orang akan menangkap lain dari maksud tawa itu. Eiiir, kupikir otakku mulai oleng lagi.

“A-aku hanya butuh sedikit ketenangan.” Dia berbicara dengan kepala menunduk dan adidas nya mengetuk-ngetuk lantai dengan irama beraturan.

Tunggu, dia bilang apa? Butuh ketenangan? Jadi maksudnya aku mengganggu?

“Butuh ketenangan? Kurasa kau bisa mencarinya di luar kelas karena di kelas ini tidak ada yang butuh ketenangan sekarang.” Oh Choi Sooyoung, mengapa bisa kau meluncurkan mulut panasmu dengan cepat pada seorang Pria tampan dengan buku, kemudian pensil mengetuk bahumu dan adidas yang berbunyi beraturan?

Dia seketika mengangkat wajahnya dan Oh Tuhan, bagaimana bisa kau menciptakan makhluk seperti dewa Yunani dihadapanku? Oke, ini berlebihan. Kita ulangi. Oh Tuhan, bagaimana bisa kau menciptakan manusia dengan rupa seperti ini? Hahahaha ini baru benar!

Ketika mata kami bertemu, dia memalingkan wajahnya dan segera beranjak dari kursi. Aku melongo. Kaget, dan mungkin juga takjub. Entah apa yang membuatku berteriak dengan senang hati untuk mengingatkannya. “YYA! Dosennya belum datang!”

Hingga saat itu, aku begitu penasaran pada Pria ini, sampai-sampai aku pernah berfikiran, dia memiliki kemampuan seperti Spongebob yang bisa memasuki mimpi Gary, Sandy, Pattrick, Mr. Krab, Plankton, oh Squidward dan kalau tidak salah putri Mr. Krab -Pearl.

Ia selalu datang mengacau di mimpiku. Mengacau dalam artian, mengacaukan penampilanku dalam mimpiku. Disaat aku selalu memulai tidurku dengan membayangkan kekuranganku pada hari ini dan berusaha menjadi lebih baik di mimpiku, dan dia datang. Datang dengan seenaknya dan pergi jika matahari sudah datang. Bayangkan saja, ia bersamaku lebih dari lima jam tiap harinya (di dalam mimpi. Karena aku tidur enam jam setiap harinya).

Aku diliputi rasa penasaran yang cukup tinggi, dan membuatku menaikkan level pandanganku padanya, dari sekedar penasaran menjadi obsesi, dan itu semua terbayar. Ia mengaku juga merasakan hal yang sama, akan tetapi terbayar maksudku adalah, terbayar dengan sebuah penolakan.

“Aku memang tertarik padamu Sooyoung-ssi, tetapi maaf, aku tak bisa menerima perempuan cantik selain keluargaku.” Kata-kata itu membuatku melongo dan langsung jatuh tersungkur (dalam fikiranku).

Sebenarnya hatiku menjerit, bersorak senang bahkan melakukan selebrasi dengan gila-gilaan. Seorang Pria tampan yang konon kata hatiku mirip dewa Yunani mengatakan bahwa aku cantik. Bahkan aku tak pernah bisa membayangkan betapa lebarnya mulut kakak sulungku ketika menganga jika aku menceritakan kejadian ini.

Akan tetapi, itu semua berlangsung sementara dalam artian sedetik saja. Tidak bisa menerimaku karena aku cantik? Penolakan macam apa itu? Apa dia minder dengan dirinya sendiri? Hei Cho Kyu,- kau tampan, bahkan sangat tampan dari personil boyband negara ini yang katanya perwakilan tampan pria korea.

Aku tersudut dan kemudian menatap bangga pada otakku. Disaat hatiku tercabik, otakku masih bisa memerintahkan kakiku untuk melangkah maju, meninggalkan kepahitan dibelakangku kala melihat wajah dewa Yunani atau mungkin dewa Hades? (Hades ‘kan juga termasuk dewa Yunani).

Kami tidak lagi bertegur sapa untuk beberapa waktu dan itu membuatku sakit. Akan tetapi harga diri nomor satu man! Kau tak mungkin mengorbankan harga dirimu bukan hanya karena ditolak pria tampan?

“Maafkan aku.” Itu adalah kata pertama yang ia ucapkan saat kami kembali bertemu di mata kuliah bersama dan tentu saja waktu nya juga sama.

Dengan perasaan yang membuncah senang dan ingin meledak, aku menolehkan kepalaku dan memandangnya datar. “Maaf untuk apa?” See? Betapa berbakatnya aku. Ku kira aktris Choi Sooyoung akan memenangkan penghargaan lagi kali ini.

“Caligynephobia.” A-apa?

“Caligynephobia. Kau bisa mencari informasi ini pada diperpustakaan bagian psikologi, dan mungkin kau bisa bertanya pada otak dunia maya.” Ucapnya dan meninggalkanku.

Aku menganga. Dewa Hades itu kembali berhasil membuatku terlihat seperti orang bodoh. Ia pergi begitu saja dengan meninggalkan sebuah clue-yang aku saja tidak tahu bagaimana cara membaca atau menulisnya.“YYA! Tulisannya bagaimana?”

Pada akhirnya aku berusaha menggunakan otak berkaratku yang sudah lama tak kugunakan. Memutar semua kejadian dan perkataan dari Cho Kyu. Oh, aku lebih suka memanggilnya Cho Kyu, karena itu terdengar simple dan membuatnya merasa dekat denganku. Memanggilnya dengan marga sekaligus panggilan akrabnya. Ahh, My Cho Kyu.

‘Aku memang tertarik padamu Sooyoung-ssi, tetapi maaf, aku tak bisa menerima perempuan cantik selain keluargaku’. Tiba-tiba saja kata-kata itu terlintas dikepalaku. Tidak tertarik pada perempuan cantik? Sepertinya itu bisa menjadi clue buatku sendiri.

Flashback End

Dan disinilah aku. Berada di sini, disampingnya. Menjadi Choi Sooyoung dan Cho Kyuhyun dalam satu waktu jika orang lain bertemu dengan kami dan menyapa kami.

Au berhasil menemukan penyebab ia menghindariku. Disini memang lain ceritanya. Aku jujur mengakui, bahwa aku berusaha mengejar dia. Mengejar Cho Kyu-ku, Pria malang-ku.

Phobia itu berawal dari kesenangannya dengan tetangganya saat kecil dulu. Mereka begitu akrab, hingga pada akhirnya, hubungan mereka yang semula abu-abu menjadi putih untuk mereka dan hitam untuk aku yang mendengarkan kala itu. Wanita mana yang tidak cemburu ketika dewa Yunaninya menceritakan masa-masa indahnya dengan mantan pacarnya yang membuatnya seperti ini?

Cho Kyu-ku mengalami depresi berat kala itu. Hyejin (nama mantannya itu) meninggal dunia saat ia akan berangkat ke pesta kelulusan bersama dengannya. Kecelakaan itu tak dapat dihindari karena itu murni kesalahan mereka. Pria malangku dengan rasa berat hati bercerita bahwa kala itu ia tidak berkosentrasi dalam mengemudi karena selalu memandang wajah Hyejin yang terlihat cantik saat itu. Ia menangis dengan bahu bergetar. Meng-klaim dirinya pembunuh dan menutup diri dari orang banyak.

Beruntung ia mau mengikuti terapi dan didorong dengan bantuan dari keluarga Hyejin yang ternyata telah memaafkannya. Cho Kyu-ku bangkit dan menjadi seperti saat ini. Akan tetapi, trauma dari insiden berat yang merenggut nyawa seseorang tentu saja tidak akan begitu saja pergi tanpa meninggalkan bekas. Cho Kyu-ku, Pria-ku menjadi sensitif dan takut berdekatan dengan perempuan cantik kecuali keluarganya. Karena ia merasa akan membunuh mereka.

Oh Tuhan, saat itu aku bercucuran air mata. Dia benar-benar sudah mengalami pahit kehidupan di usia belia, dan aku disini terlihat seperti memaksanya untuk menerima ketakutannya.

Sempat berfikir untuk berhenti dan memilih untuk mundur, namun dia melarangku. Melarangku untuk menjauhinya. Ia bilang bahwa ia membutuhkanku. Membutuhkanku untuk melawan ketakutannya.

Aku kembali bersemangat. Tanpa pikir panjang, kembali kami melangkah bersama. Ia menjemputku ke belakang dan kembali membawaku untuk menatap hari esok.

“Tidak apa-apa, kau terlihat sama seperti biasanya.” Ia kembali berkomentar. Ku eratkan pagutan tanganku pada lengannya.

“Sebenarnya inilah aku, Si Jelek Choi Sooyoung.” Aku sedikit tertawa, memberikan efek yang berguna untuk membuat suasana ini tidak begitu romantis. Yeha, aku sedikit kurang menyukai hal romantis, walaupun aku menginginkannya.

“Tidak, kau tidak jelek,-” Tentu saja Cho Kyu. Dewa Yunani tercipta untuk Dewi Yunani, hahahaha.

“Hanya saja kau rela menjadi jelek untuk Pria tak tau di,-“ Aku meletakkan jariku pada bibirnya.

“Jangan teruskan, atau aku akan membencimu.” Ia terdiam. Aku benci kala ia berkata merendah dihadapanku.

“Jangan, jangan membenciku Soo, aku,-“ Ia terlihat mengambil napas dalam. “Aku tak tahu bagaimana jadinya aku jika kau pergi.” Ia melanjutkan ucapannya. Senyum tercetak dibibirku, siapa penerbitnya? Tentu saja, Cho Kyu!

“Maka dari itu, jangan pernah merendahkan dirimu dihadapanku. Karena aku benci itu dan kau tahu efeknya padaku.” Ia tersenyum menggoda. Ku kira senyum ini berhasil kukembalikan lagi padanya.

“Apa?” Benarkan, dia berusaha menggodaku.

“Aku akan meninggalkanmu.” Ia terlihat murung seketika. Apa aku terlalu kasar? Apa aku menyakitinya?

Ia kembali tersenyum dan kini memandangku cerah. “Dan aku tidak akan berusaha untuk memulainya.” Good boy.

“Apa aku boleh memunculkan sisi romantis saat ini?” Aku tertawa. Bahkan tingkat pengertiannya akan diriku sangat tinggi.

‘Tidak, kau tidak boleh.” Balasku.

“Aku tak tahu Choi Soo,- seberapa beratnya dirimu berjuang demi ku, mengalah demiku untuk terlihat biasa saja menurutmu. Tapi sejujurnya, kau tak bisa menghindar Soo, kalau kau tetaplah wanita cantik, dan itu tak mungkin bisa kau ubah, kecuali kau memutuskan untuk menabrakan diri dalam sebuah kecelakaan mobil bersamaku,-“ Oh Tuhan, bahkan sekarang ia sudah bisa menjadikan pelik kehidupannya sebagai sebuah lelucon.

“Tapi aku memiliki perasaan padamu. Kau tahu, pria dan wanita bersama. Menatap dalam dan kini tengah berpelukan. Kurasa kau tau maksud perasaan itu, karena saat ini Choi Soo-ku sedang tidak dalam mood yang baik untuk mendengar ucapan romance.” Sekali lagi aku tertawa.

“Aku juga memiliki perasaan padamu. Dan aku memutuskan untuk mengubah mood ku, dari benci dengan suasana romantic, beralih mengingkinkan suasana itu.” Mataku menatap matanya dalam. Aku sempat melihat keterkejutan dalam dirinya dan aku juga dapat membaca niatnya untuk mengalihkan pandangannya dariku. Aku memeluk pinggangnya erat dengan mata menatapnya dengan pandangan ‘Jangan, aku membutuhkan ini.’

Ia menyerah dan kini dengan berani menyentuh daguku dan mendaratkan ciuman lembut pada bibirku. “Aku mencintaimu. Sungguh.” Terkadang suasana romantis itu tidak terlalu buruk jika kau dan pasanganmu pintar dalam mengaturnya.

“Aku juga mencintaimu Pria malang-ku”.

 __________

FIN

 

 

Halloha!!!!

FF apa ini???

Aneh??

Atau bagaimana??

Ini ide berawal dari sebuah fakta yang aku baca di TL tweet kala seseorang dengan senang hati me- RT nya, dan karena aku lagi mood, otakku langsung menangkap ide itu XD

Kuharap kalian memberikan comment nya yaa ^^



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>