Title: Something Called Love [Chapter 5]
Author: sookyubiased
Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung
Other Cast: Find it yourself
Genre: Romance, Marriage Life, Family
Rating: PG-16
Length: Series
Disclaimer: I own the plot and the story.
Kyuhyun mengejapkan matanya beberapa kali setelah tidurnya terusik cahaya matahari pagi yang menerobos masuk. Namja seputih vampire itu berusaha menegakkan tubuhnya namun ia mengernyit begitu tak sengaja menyentuh wajahnya sendiri. Ia merasakan linu mendera tulang pipinya.
“Tuan? Tuan sudah bangun?” Kyuhyun menatap kearah pintu dimana seorang namja yang lebih tua beberapa tahun darinya tengah berdiri yang didampingi beberapa pelayan yang membawa nampan berisikan sarapan.
“Ah sekretaris Lee” namjayang menjadi sekretaris Kyuhyun itu memerintahkan pelayan-pelayan itu untuk meletakkan sarapan dimeja nakas. Setelah beberapa menit mencoba menyesuaikan diri Kyuhyun baru menyadari ia tengah berada dikamar Sooyoung.
“Kemana Sooyoung?” tanyanya sambil berusaha bangkit dari tempat tidur dan meraih cangkir kopinya.
“Nona Cho baru saja berangkat ke sekolah bersama Heebum dan Jonghyuk setelah memakan sarapannya tuan” Kyuhyun mengangguk sambil meneguk kopinya. “Apa ia pindah tidur semalam?”
“Tidak tuan, ia tidur bersama anda sampai pagi tadi” sekretaris Lee tak bisa menghapus jejak senyum sambil mengatakannya. Kyuhyun bahkan sudah hampir berteriak saking senangnya. “Ah ya ekhem” Kyuhyun berdekhem berusaha membersihkan tenggorokannya.
“Oh ya apa jadwalku hari ini?” tanya Kyuhyun sambil menuang syrup mapple keatas wafflenya. “Jadwal anda cukup padat tuan hari ini. Anda akan menemui beberapa pertemuan bisnis dari jam sebelas sampai jam dan yang terakhir adalah pertemuan dengan CEO Orion, Victoria-ssi untuk jamuan makan malamnya.” Kyuhyun mengernyit.
“Bukankah Eun Guk sudah bertemu dengan orang dari Orion itu?” tanya Kyuhyun sambil mengiris wafflenya dan memasukkannya kemulut dan mengunyah dengan lambat. Menikmati sensasi mentega dan syrup mapple yang bersatu. “Victoria-ssi sangat ingin bertemu anda tuan. Bahkan ia datang sendiri ke kantor untuk mengundang anda makan malam”
Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya cuek. Ia sebenarnya tidak begitu perduli dengan ucapan sekretarisnya itu. Bukan baru sekali ini rekan-rekan bisnisnya tertarik padanya dan ingin bertemu dengannya, mengundang makan malam dan hal lainnya. Namun Kyuhyun hanya akan berakhir pada mengirimi salah seorang pegawainya untuk mewakilkannya. Bukan tanpa alasan, karena menurut Kyuhyun undangan-undangan seperti itu tidak berbentuk formal dan bukan dalam urusan bisnis. Waktu Kyuhyun jauh lebih berharga untuk ia habiskan dirumah, menatap Sooyoung-nya yang sedang belajar atau berkutat dengan novel koleksi Kyuhyun diperpustakaan pribadinya. Itu dulu. Mungkin kini, Kyuhyun bisa menjadi seseorang yang mengajari Sooyoung dan menjadikan pahanya untuk bantal Sooyoung ketika gadis itu ingin membaca novel.
Kyuhyun nyaris menyemburkan air putihnya begitu menyadari ia berkhayal dihadapan sekretaris pribadinya. Me-ma-lu-kan. Padahal orang-orang itu juga belum tentu mengetahui ia tengah berkhayal tentang apa. “Kenapa kalian masih disini?” tanya Kyuhyun yang langsung disambut senyum kecil dibibir namja yang sejak tadi disebut sekretaris Lee tersebut. Beberapa pelayan membungkuk dan segera berlalu yang diikuti sekretaris Lee namun sebelum ia mencapai kenop pintu suara bass Kyuhyun menahannya. “Ah ya Eunhyuk hyung” namja yang telah menjadi sekretaris Kyuhyun selama lima tahun inipun berbalik menatap bossnya yang usianya lebih muda dua tahun dibawahnya.
“Kau belum mengambil liburanmu” Eunhyuk mengernyit. “Kau ingin mengusirku Kyuhyun-ah?” tanyanya setelah yakin tidak ada satupun pelayan yang bisa mendengarnya berbicara informal dengan bossnya. “Ck! Hyung, aku serius! Kau terlalu lama tidak mengunjungi istrimu hyung!” Eunhyuk mengangkat bahunya.
“Mau bagaimana lagi. Bossku sibuk dan aku harus jauh lebih sibuk daripadanya” Kyuhyun tersenyum remeh. Seketika Kyuhyun teringat insiden semalam. “Ah ya, bagaimana anak kepala keamanan itu?”
“Semalam Siwon muncul dan mengamankannya, kau tenang saja. Sepertinya ia begitu dendam padamu karena telah mencebloskan ayahnya ke kantor polisi” Kyuhyun menatap tajam kearah Eunhyuk.
“Aku tidak mencebloskan paman Wu. Ia sendiri yang menyerahkan dirinya ke polisi malam itu” Eunhyuk terlihat terkejut dengan penuturan Kyuhyun. Sebagai orang terdekat Kyuhyun-selain rekan kerja mereka juga bersahabat- hingga hampir semua hal yang terjadi dirumah Kyuhyun ia ketahui. Ia tau tentang masuknya paman Wu kedalam penjara satu setengah tahun yang lalu, namun ia tak tau jika paman Wu menyerahkan sendiri dirinya.
“Kau saja bisa memaafkan ayahnya yang sudah ikut andil dalam kematian keluargamu dan paman Wu sendiri yang mengakui dosanya dan ingin menebusnya dengan cara menyerahkan diri, anak ingusan itu justru ingin membalas dendam padamu” Kyuhyun tersenyum tipis. “Dia hanya remaja labil hyung. Ia butuh kasih sayang ayahnya dan karena paman Wu masuk penjara ia kekurangan kasih sayang dan bahkan penghasilan keluarganya menurun drastis. Aku tak tau kalau anak dan istri paman Wu sekarang tinggal di Korea. Mereka dulu menetap di Canada”
“Remaja labil ya? Istrimu itu juga remaja labil kan Kyu? Bagaimana rasanya tidur dengan remaja labil?” Kyuhyun hendak melempar wajah mesum Eunhyuk dengan bantal kalau tidak sebuah ketukan menginterupsinya. “Masuk”
“Ada apa paman Lee?” seorang namja paruh baya masuk dengan setelan jas formalnya. Berjalan penuh wibawa, menunjukkan dirinya sebagai kepala para pelayan rumah tangga disana. “Ayah?” bruk. Tongkat paman Lee baru saja mengenai bokong Eunhyuk hingga namja bergummy smile itu mengaduh. “Kubilang jangan memanggilku begitu disini anak nakal!” Eunhyuk mengusap bokongnya dan hanya bisa mencibir ayahnya dengan rutukan-rutukan kecil.
“Apakah anda sudah sehat tuan Cho?” Kyuhyun tersenyum. Ia sudah menganggap ayah Eunhyuk sebagai ayahnya sendiri. “Seperti yang kau lihat paman. Ada apa? Kenapa kau begitu formal?” paman Lee tersenyum. Senyuman yang begitu persisi seperti milik Eunhyuk.
“Ah nona Baek akan kembali ke Korea minggu depan.” Eunhyuk mengernyit. Baek?
“Ah apakah Sumin akan tinggal disini? Kenapa ia tak memberiku kabar” Paman Lee mengangguk. “Mungkin ia tak ingin mengganggu anda” Kyuhyun mengangguk. “Hmm baguslah. Sooyoung akan punya teman disini, lagipula mereka juga seumur”
“Sumin? Sepupu jauhmu itu?” Kyuhyun mengangguk. “Ya, dulu ia pernah tinggal di Seoul sebelum kecelakaan itu terjadi” Eunhyuk mengangguk mengerti. “Kalau begitu aku permisi, Kyuhyun-ah” lalu paman Lee menghilang dibalik pintu.
—
“Sooyoung memangnya kau tidak belajar?” kini Sooyoung terduduk lemas dibangku kantin. Ia baru saja menyelesaikan try outnya. Minggu depan sudah ujian dan pada try out kali ini saja ia masih mendapatkan kesulitan dihampir semua soal. “Aku memang lemah dimata pelajaran matematika! Terkutuklah yang menciptakan logaritma dan teman-temannya itu!” Sooyoung merebahkan kepalanya diatas meja, ia benar-benar tak bersemangat. Bagaimana nanti ketika menghadapi ujian matematika yang sebenarnya?
“Aku belajar Fanny-ah! Tapi tak ada satupun yang kupelajari keluar di soal-soal tadi” Sooyoung mengerjapkan matanya kesal. Membahas try out hari ini membuat moodnya berantakan.
“Hngg. Ku dengar kau punya guru private yang disewakan Cho Kyuhyun-sshi. Benarkah?” Sooyoung menatap Tiffany lalu menegakkan kepalanya. Ah seharian ini dia melupakan namja itu.
“Kakak angkatmu itu bukankah begitu pintar? Kenapa kau tidak minta diajari saja olehnya?” Sooyoung tersenyum masam. “Dia sibuk” Aku tidak mau!
“Oh iya aku lupa. Diakan seorang owner perusahaan besar. Kau beruntung menjadi adiknya” Sooyoung lagi-lagi menunjukkan senyuman palsunya. “Aku duluan Fanny-ah, ku rasa dua ahjussi itu sudah menungguku di lobby” ucap Sooyoung yang sebenarnya menggunakan alasan itu untuk kabur dari Tiffany dan terbebas dari pertanyaannya seputar ‘Cho Kyuhyun’.
“Ok. Sampai jumpa!” Sooyoung hanya membalasnya dengan senyum dan lambaian lalu gadis itu menghilang di balik pintu.
Sooyoung menelusuri lorong menuju kelasnya untuk mengambil barang-barangnya. Setelah try out memang siswa diperbolehkan pulang. Sooyoung hampir saja menjatuhkan bola matanya begitu melihat Kyuhyun tengah bersanda di sisi pintu kelasnya yang sudah hampir kosong dengan setelan kerjanya, hanya saja ia tak mengenakan jasnya.
“Hai” Kyuhyun tersenyum. Sepagian ini, begitu sampai kantor Kyuhyun sudah sangat gatal ingin cepat kembali kerumah bertemu Sooyoung. Tak perduli pada jadwal pertemuan bisnis yang harus didatanginya. Maka ketika jam menunjukkan jam 3 dimana jadwal pertemuan bisnis terakhirnya siang ini berakhir ia segera melesat dengan audi r8nya menuju sekolahan Sooyoung untuk melihat gadis itu. Beruntung Sooyoung belum pulang karena gadis itu tadi memilih bersantai sejenak dikafetaria sebelum pulang ke rumah. Dan disinilah mereka sekarang.
Saling bertatapan didepan kelas XII-1. Sooyoung memasang ekspresi dinginnya seperti biasa. Tak berusaha menjawab sapaan Kyuhyun yang kelewat kaku. “Kemana Heebum dan Jonghyuk?” kini Sooyoung bersuara. Meskipun Kyuhyun mengerti apa yang Sooyoung tengah tanyakan dalam fikirannya Kyuhyun mengartikan kalimat tanya itu sebagai ‘Kenapa kau yang kemari?’.
“Mereka ku suruh pulang cepat.” Sooyoung menatap Kyuhyun bingung.
“Aku hanya ingin menjemputmu. Kebetulan pekerjaanku sudah selesai” Sooyoung menganggukan bahunya tak perduli lalu segera masuk ke dalam kelasnya untuk membereskan barang bawaannya ke dalam tas. Setelah mengenakan ranselnya gadis itu terlihat mendesahkan nafasnya berat. Nampak…terbebani?
“Bagaimana sekolahmu?” Kyuhyun membuka suara. Ia sudah gatal ingin mengobrol banyak dengan Sooyoung. Selama ini ia dan Sooyoung berperang dingin(lebih tepatnya Sooyoung yang memusuhinya) jadi ia banyak tidak tau tentang Sooyoung. Karena gadis itu begitu menutup dirinya dengan kebencian.
“Buruk” Kyuhyun menghentikan langkahnya. Jawaban Sooyoung sangat singkat dan itu tak bisa memuaskan darah penasarannya. Kata itu bisa mengartikan berbagai macam situasi. Namun Kyuhyun tak bisa menebak buruk bagaimana yang Sooyoung maksud.
“Buruk?” Sooyoung berdecak.
“Kyuhyun-sshi… ini aneh! Aku tak terbiasa berbicara baik-baik denganmu. Maksudku, selama ini kita terbiasa hidup dalam sebuah lingkaran aneh yang aku bangun. Untuk menghapus jejak lingkaran itu kurasa aku butuh waktu. Bisakah kita mencobanya bertahap? Aku tak bisa langsung menjadi ramah” Kyuhyun menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal. Ia bahkan tersenyum kikuk. Benar juga, ia terlalu terburu-buru.
“Maaf” Sooyoung menganggukan bahunya acuh dan berjalan mendahului Kyuhyun menuju audi hitam r8 yang terparkir mencolok diantara beberapa mobil lain. Begitu Kyuhyun menekan unlock pada remote kecilnya dan lampu berkedip juga suara klek terdengar Sooyoung segera menarik pintu penumpang depan dan masuk. Mereka memutuskan tak berbicara sampai r8 itu berhenti didepan rumah mewah Kyuhyun sekalipun.
Sooyoung berlalu turun tanpa mengucapkan sepatah kata pada Kyuhyun yang mengekor dibelakangnya. Kyuhyun melempar kunci audinya kepada salah satu pegawainya yang setia berdiri didepan menyambut keduanya. Kyuhyun nampak kecewa karena rencananya lebih dekat dengan Sooyoung hari ini gagal. Ck!
Masih ada banyak waktu! Semua ini membutuhkan proses, Cho!
—
Sooyoung menggeram begitu gagal mengerjakan soal dihadapannya. Ia sudah akan menyerah ketika Kyuhyun tiba-tiba muncul dengan piyama tidurnya.
Kyuhyun duduk di meja kerjanya yang bersebrangan sejauh sekitar enam meter dari meja dimana Sooyoung tengah berkutat dengan soal-soal latihannya. Kyuhyun sesekali mencuri lirik pada gadis yang juga melakukan hal sama dengannya itu.
“Mengerjakan PR?” tanya Kyuhyun sambil menyalakan pc didepannya. Sooyoung berpura-pura berkutat pada bukunya. “Hmm ani”jawaban Sooyoung sukses membuat Kyuhyun mencuri lirik.
“Lalu?”
“Soal latihan. Minggu depan aku akan ujian”
Kyuhyun mengangguk paham. Ia lalu berpura-pura konsentrasi pada layar dihadapannya. Namun tak juga bisa menampik kalau ia penasaran dengan Sooyoung. Gadis itu nampak frustasi.
“Butuh bantuan?” kini entah sejak kapan Kyuhyun berjalan menghampirinya. Yang pasti Sooyoung mendapatkan Kyuhyun ada di hadapannya kini.
“Eh?”
“Aku bisa mengajarimu” Sooyoung mengangguk. Ia tak bisa lagi dikuasai gengsinya. Ia sudah bilang akan mencoba menjadi istri yang baik untuk Kyuhyun kan? Dengan bersikap dingin pada Kyuhyun sama saja ia menjadi istri yang tidak baik. Dan jika ia ingin mencoba, ia harus mau merespon Kyuhyun mulai sekarang.
Kyuhyun nyaris berteriak saking senangnya. Kupingnya bahkan sudah memerah namun namja berkulit putih itu hanya bisa menyimpan kesenangannya dalam hati, ia segera menarik kursi kerjanya dan duduk dihadapan Sooyoung.
“Logaritma?” Sooyoung mengangguk. “Aku mau mati mengerjakannya!” bibir Kyuhyun berkedut tersenyum.
Lalu mereka akhirnya tenggelam dalam obrolan seputar matematika logaritma. Hingga satu jam berlalu dan seluruh soal dibuku latihan Sooyoung sudah hampir terisi sepenuhnya. Gadis itu tak menyangka jika mengerjakan logaritma jadi seringan ini. Tatapannya kini tak lagi terfokus pada soal-soal melainkan orang yang tengah menekuni soal-soal itu.
Kyuhyun nampak seperti anak-anak ketika sedang berfikir. Matanya memelototi soal-soal dengan serius. Tangan kirinya menyentuh dagunya, pose andalan ketika orang-orang tengah berfikir. Tangan kanannya yang memegang pulpen kini tengah menyoret-nyoret mencoba mengerjakan soal, sesekali pulpen itu bahkan bersarang ke rambut cokelatnya.
“Aku yakin cara yang i—“ Sooyoung terperanjat begitu tertangkap basah memperhatikan Kyuhyun begitu intens. Padahal tidak ada larangan menatap suami sendiri dengan intens kan? Tetapi bagi Sooyoung itu memalukan!
“A..a..aku…” Kyuhyun pun sama kagetnya. Ia tak menyangka istri remajanya itu tengah memandanginya dengan tatapan intens begitu. Bahkan menurutnya, dulu Sooyoung selalu menatapnya dengan tatapan benci. Haruskah ia bersalto kali ini?
“Kau sudah mengerti?” tanya Kyuhyun berusaha memecah kecanggungan diantara mereka. Sooyoung mengangguk sebagai jawaban. Padahal ia tak begitu yakin karena entah kenapa pelajaran yang baru saja diterimanya tiba-tiba buyar.
“Yakin? Kau tidak menghabiskan waktumu menatapku ketika aku menjelaskan tadi kan?” Sooyoung hampir saja melayangkan tangannya untuk meninju lengan Kyuhyun, namun itu akan menjadi canggung jadi ia hanya bisa mencibir. Setidaknya mereka sudah bisa bercanda, walaupun itu baru dalam skala kecil.
“Oh ya Sooyoung-ah” Sooyoung mendongak menatap Kyuhyun. Ekspresinya menunjukan ‘apa?’.
“Ini darimu?” Kyuhyun mengangkat sebuah obat oles yang ditemukannya pagi tadi diatas ranjang. Ia berfikir itu dijatuhkan Sooyoung semalam ketika mengobati lebamnya namun obat itu masih baru belum digunakan. Seharian ini Kyuhyun nyaris mati kesenangan setiap mengingat obat itu. Menurutnya, Sooyoung mulai menunjukkan perhatian padanya dan itu sangat berarti untuknya.
Sooyoung membuka mulutnya namun menutupnya lagi. Ia bingung harus bilang apa karena obat itu benar darinya. Tapi lagi-lagi ia gengsi mengakuinya.
“Bu..bukan” Kyuhyun mengernyit. Mereka tidur hanya berduakan semalam? Dan tidak mungkin Eunhyuk yang memberikannya. Ia yakin itu!
“Oh ku kira kau..” Sooyoung menggigit bibir bawahnya nampak menyesal. Sooyoung-ah buang gengsimu itu!
“Kemarikan!” Sooyoung menyambar obat itu dari tangan Kyuhyun dan dengan cepat membuka tutupnya. Memencetnya hingga cairan gel bening keluar ke telapak tangannya. Perlahan ia mengoleskan gel dingin itu ke bagian wajah Kyuhyun yang masih nampak lebam membuat Kyuhyun meringis merasakan dinginnya gel menyentuh kulitnya yang lebam.
“Jadi asssh… itu benar bukan darimu?” tanya Kyuhyun dengan sebelah mata menutup menahan dinginnya gel menyentuh kulitnya. Sooyoung memutar bola matanya. “Apakah itu penting?” kini Sooyoung nampak kesal dan itu membuat Kyuhyun justru tersenyum kecil.
“Tidak”
“Baguslah, kalau begitu bisakah kau diam?”
Kyuhyun memilih bungkam selagi istrinya mengolesi luka-luka diwajahnya. Kyuhyun benar-benar berterima kasih pada Tuhan. Karena kini sedikit demi sedikit ia bisa dekat dengan Sooyoung, satu-satunya gadis yang dicintainya.
“Oh dan jangan senyum-senyum Tuan Cho! Kau membuat obat itu tak berfungsi baik!”
—
Wanita itu menenggak winenya dengan kalap. Ia sudah disana menunggu selama satu setengah jam dan ia bahkan tak mendapatkan satupun kabar akan keberadaan Cho Kyuhyun. Wanita itu sudah ingin meledak! Ia merasa dilecehkan dengan tidak hormat. Ia datang sendiri ke kantor Cho Kyuhyun untuk mengundangnya makan malam. Lagipula ia dan Orion adalah partner bisnis Cho’s corp. Ini sama saja melemparkan granat perang!
Tapi wanita berdarah cina itu menahan amarahnya. Tunggu dulu, kata siapa ia menyerah? Ini baru undangan makan malam kan? Ia masih punya seribu cara untuk bisa berkenalan dengan Tuan Cho Kyuhyun itu. Okay, hanya menunggu waktu saja.
“Pelayan! Billnya tolong” ucap wanita itu sambil melambaikan tangan. Ia menyeringai tak sabar menunggu waktu tepat akan berpihak padanya.
—
“Sumin, are you sure want to live there? You’ll be boring honey, Kyuhyun-ah will be busy with his work. He’s not childern anymore” gadis cantik yang disebut Sumin itu menghentikan jarinya yang sedang menekan-nekan tuts piano.
“No, he won’t. He’ll treat me well like in our childhood memories. He loves me mom, don’t he?” wanita paruh baya itu menggeleng akan kekeras kepalaan anaknya. “Of course he does” wanita itupun memilih meninggalkan anak gadisnya yang mulai kembali menekan-nekan tuts grand pianonya. Melatunkan lagu Beethoven kesukaannya jika ia sedang bahagia.
“I’ll meet you soon, cousin”
Tbc
APA INI?!! Hell! Gue gayakin ini akan berjalan lancar. Kalau diprediksiin masih akan ada lima part lagi sampai ff ini kelar tapi gue kehabisan ide *gantung diri* tiba-tiba gue gabisa ngembangin khayalan-khayalan yang ngegelayut diotak! Well, gue berharap abis ini gue bisa lanjutin ff ini dengan lancar dan nyelesain draft yang udah numpuk termasuk NS after story. See you!