Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

[Series] Trouble Lover : My Skill, Stop at You, It’s Done Part 3

$
0
0

Title : (Chapter 3) TROUBLE LOVER : My Skill, Stop at You, It’s Done

Author : @dii_aay / Kang Yong Ae

 Main Cast : Cho Kyuhyun and Choi Sooyoung

Support Cast: Lee Jonghyun, Im Yoona, Choi Siwon, Seo Joohyun, Victoria Song and other

Rating: PG 15

Length: Series

Genre: Action, Confict, Romance

Disclaimer: The casts are belong to God and their self. Story and idea are belong to myself. Don’t be SIDER and plagiat or bashing my story. Don’t forget to coment Knight J

 

Teaser   Part 1   Part 2

 

Suasana disebuah gedung lantai 5 yang tidak mencolok ini menjadi sebuah markas instansi yang membanggakan. Mereka bekerja dan menuntaskannya dengan cekatan dan mendapat prestasi yang memuaskan. Seluruh anggota menjalankan tugasnya masing – masing dan mereka menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Mereka berkonsentrasi dan serius dalam mengurusi kasus yang setiap hari semakin rumit. Namun tidak dengan sudut ruangan yang tengah gaduh oleh seorang yeoja.

“Hei apa saja yang kau lakukan disana eoh? Aku kira kau membawa hati ikan yang mahal itu, ternyata kau malah diperintahkan pulang.”

“Oh astaga Nona Yoong kau cerewet sekali? Sudah berapa bulan kau hamil hah?”

Sooyoung memangku dagunya menatap berkas dengan enggan karena suara temannya yang begitu menyebalkan.

“Mwo apa – apaan. Kau mau bilang kalau aku itu seperti ibu hamil yang cerewet.”

“It’s right babe.”

“Cih berhenti memasang wajah menggoda padaku. Aku ini masih normal nona Choi.”

“Dan siapa yang memasang wajah menggoda eoh. Aku ini kesal. Kau harus beli kacamata yang lebih tebal Yoong.”

“Ya akan ku pertimbangkan itu.”

Seorang namja yang meja kerjanya berada dibelakang mereka tengah meletakkan gagang telepon pada tempatnya kemudian berjalan menghampiri Sooyong dan Yoona. Lee Joon hanya menggeleng setiap kali dua yeoja itu membuat ulah. Namanya juga yeoja. Itu alami bukan? Dan merepotkan.

“Hei ladies kalian berisik sekali. Yoong kau dipanggil sajangnim. Beliau menyuruhmu membawa teknologi sadap yang sudah kau selesaikan.” Yoona mengorbitkan matanya menatap Lee Joon malas.

“Cih arraso Joon dan kau Nona Choi urusan kita belum selesai.”

“Ya, akan kutunggu di kantin okay.”

Sooyoung hanya menyahut seperlunya. Yoona berjalan menuju mejanya kemudian mengambil tabletnya dan berjalan cepat menuju lift. Joon yang sekarang tengah memandangi sahabatnya yang tengah memakan coklat itu hanya bisa terkekeh.

“Ccckk dasar dewi makan. Hhhmm menurut gossip yang beredar kau tidak liburan sendirian. Apa itu benar?”

“Mwo gossip apa? Tumben sekali aku terkena gossip.”

“Ah kau tak usah mengelak. Kau juga bermalam bersama pacarmu itu kan. Ah aku jadi iri.”

“YAK sejak kapan kau jadi suka mengurusi hidup orang.”

“Aku memang peduli pada lingkungan sosial. Walau begitu kau jangan sampai hamil Soo karena tugasmu masih panjang menanti. Hahaha aku tidak bisa membayangkan kau akan berlari dengan perut besarmu. Seketika keguguran kau. Hahahaha.”

Sooyoung memutar bola matanya kesal. Kenapa semua temannya menjadi menyebalkan hari ini. Mungkin itu yang dipikirannya. Dia benar – benar mengutuk orang yang telah menyebarkan gossip murahan tentangnya. Walaupun kejadiannya memang benar namun gossip yang beredar benar – benar berlebihan.

“Lee Joon – shi bisakah kau tidak membuat orang lain terganggu.” Lee Joon menoleh kemudian tersenyum ringan.

“Aih Jong kau serius sekali. Hehehe mianhae Jong. Oke Sooyoung mari kita lanjutkan di kantin nanti.”

Joon berjalan kebelakang menuju kursinya dan kembali mengotak – atik laptopnya. Sedangkan Jonghyun kini tengah bersandar pada tembok sembari menatap Sooyoung. Sooyoung yang merasa ditatapi berbalik menatap dan mengerutkan keningnya.

“Kau kenapa oppa? Apa ada masalah? Katakan saja siapa tahu aku bisa membantumu.”

“Anniya, lanjutkan pekerjaanmu.”

“Hhhmm arraso.”

Lain disini lain juga disana. Oke baiklah kita abaikan dulu Sooyoung yang tengah sibuk dengan berkasnya. Kita berpindah ketempat lain, kita bisa lihat seorang namja berpakaian kasual tengah menuju ke resepsionis villa. Dia nampak memandang resepsionis itu dengan tatapan datarnya.

“Jeosonghamnida Tuan apakah ada yang bisa saya bantu?”

“Ah nde aku hanya ingin meminta alamat seseorang yang menyewa villa nomor 13.”

“Jeongmal Jeosonghamnida Tuan kami menjaga kerahasiaan dari tamu yang menyewa villa kami. Kami tidak diperkenankan memberitahu pada sembarang orang.”

Sepertinya resepsionis itu benar – benar mematuhi aturan dan sayangnya Cho Kyuhyun adalah orang yang sangat keras kepala dan kukuh pendiriannya. Hanya ini satu – satu jalan mengetahui dimana Sooyoung berada. Mungkin sekarang otak jenius Kyuhyun tengah bekerja mencari ide dan sepertinya dia mendapatkan ide cemerlang terlihat dari smirk andalannya yang mengembang dengan bebasnya.

“Astaga ini menyangkut masa depan kehidupan seseorang apakah kalian tidak mau memberitahunya?”

Seorang namja yang mungkin adalah pengelola villa itu menghampiri resepsionis yang terdengar berisik berkat Kyuhyun yang menaikkan nada berbicaranya.

“Ada apa ini? Kenapa membuat keributan?” Kyuhyun berkacak pinggang dan menatap pengelola villa dan resepsionis secara bergantian dengan tatapan gusar.

“Ccckk ayolah kalian tidak bisakah membantu kehidupanku. Yeoja itu adalah istriku dan kami tengah dalam masalah besar. Kami akan berpisah jika aku tidak menemukan tempat tinggalnya sekarang. Aku sungguh sangat mencintainya. Aku kasihan kepada anak kami yang selalu menanyakan keberadaan eommanya dan sekarang dia sedang sakit. Ahh mianhae Soo Hyunie appa tidak bisa membawa eomma pulang.”

Oke ini dia ide cemerlangnya. Dengan wajah sedih dan frustasinya Kyuhyun berakting bak aktor musikal ternama. Dia memang sempat mengikuti musikal saat SMA – nya. Namja itu benar – benar mengenaskan dan butuh pertolongan secepatnya, itu yang tengah dipikirkan oleh pengelola villa tersebut. Pengelola villa itu membungkuk dan raut wajahnya ikut sedih setelah mendengar cerita Kyuhyun.

“Jeosonghamnida Tuan. Maafkan kami atas pelayanan yang tidak mengenakkan ini. Tamu villa nomor berapa yang tuan cari.”

“Nomor 13”

“Baiklah. Mohon ditunggu tuan.” Kyuhyun menunggu sang pengelola sembari mengetuk – ngetukkan jarinya pada meja resepsionis.

“Ini tuan alamat yang anda inginkan.”

“Nde gamsahamnida sudah membantu.”

“Kami mendoakan yang terbaik untuk rumah tangga anda Tuan.”

“Ya pasti akan ada hal terbaik. Kalau begitu saya permisi.”

Dan semua itu terjadi dengan begitu mudahnya. Kyuhyun tersenyum penuh kemenangan dan bersiap – siap untuk keberangkatnya menuju Seoul. Sepertinya ide cemerlangnya bisa dia gunakan dilain tempat dan instingnya mengatakan itu dengan penuh keyakinan.

——–

“Jadi kita memulai cerita dari mana?”

“Cerita apa?”

“Oh ayolah semua orang sudah mengetahui gossip tentang dirimu. Apakah kau tidak ingin mengklarifikasinya?”

“Oke siapkan banyak kursi dan panggil berbagai wartawan dari penjuru dunia.”

“Ccckk jangan berulah lagi Choi.”

Sekarang Sooyoung tengah dikerubungi oleh beberapa temannya dan Yoona adalah orang yang sangat bersemangat mengorek informasi dari Sooyoung sedangkan yang lainnya tengah memakan makanannya sembari menunggu jawaban dari Sooyoung.

“Ayolah apa susahnya bercerita sedikit saja, mungkin bagian klimaksnya?”

“Memangnya aku berperang?”

“Ayolah Nona Choi.”

Yoona benar – benar seorang pemaksa dan Sooyoung dengan enggannya harus menghadapi Miss Curious Yoong yang tengah menyedot jus alpukatnya. Oke bahkan jusnya saja dia minium tanpa rasa bersalah. Kepolosan yang aneh.

“Hhhhmm aish arraso aku akan memberitahu kalian.”

Semuanya langsung berhenti beraktifitas. Tubuh mereka dicondongkan hampir bersamaan membuat mereka menatap satu sama lain sedangkan sooyoung masih tetap mengunyah kentang gorengnya.

“Kami tidak sengaja bertemu dan kami tidak ada hubungan apa – apa kecuali karena dia menolongku dari Seung Hyun yang mengamuk didepan villa. Tamat dan aku pergi dulu. Bye!”

Dan semua orang melongo menatap Sooyoung yang beranjak dari tempat duduknya. Setelah mereka sadar dengan aksi ‘mong’ mereka hanya bisa mendengus kesal menatapi yeoja yang tengah tersenyum tanpa dosa. Yoona bangkit dari duduknya dan berkacak pinggang menatap tajam Sooyoung.

“YAK, cerita macam apa itu. Dorawayo. YAKKK.”

Sooyoung hanya melambaikan tangannya meninggalkan kantin. Yoona yang akan menyusulnya ditahan tangannya oleh Nicole.

“Sudahlah Yoong mungkin dia memang butuh privasi.”

“Aish tapi aku penasaran.”

———–

Sooyoung meninggalkkan kantin bukan tanpa alasan tapi tadi saat dia memesan makanan dia mendapat pesan untuk menemui sajangnim diruangannya. Dalam pikirannya seperti biasa, dipastikan seorang Choi Siwon akan mengucapkan selamat dan pujian yang sudah sangat dia hafal dan itu membosankan. Sooyoung mengetuk pintu dengan sopan. Dari dalam terdengar perintah masuk dari sang penghuninya.

“Choi Sooyoung, selamat karena kau telah melakukan tugasmu dengan baik dan cepat. Kominsaris Jendral sangat bangga terhadap hasil kerja instansi kita.”

Dan seperti biasa juga namja itu tidak akan lama – lama membuang waktunya untuk sekedar berbasa – basi dengan bawahannya. Sooyoung hanya memalingkan mukanya kearah jendela di sebelah kanan kemudian mendecih pelan.

“Cih, hasil kerjaku bukan kita.”

“Kau berbicara sesuatu Choi Sooyoung?” Dan satu lagi, pendengaran namja ini sangat sensitif

“Ah tidak ada sajangnim.”

“Baguslah kalau begitu. Minho tengah pergi ke Afrika Selatan karena ada sebuah kasus yang dia selidiki berkaitan dengan warga Korea yang bermasalah disana. Kau akan diberitahu oleh Yuri jika sudah ada yang bisa kau selesaikan.”

“Nde sajangnim. Kalau begitu saya permisi.”

Ya terasa kaku dan tidak bersahabat. Entah karena apa seorang pimpinan instansi ini tidak mengakrabkan dirinya pada anggota yeojanya. Sekretarisnya saja seorang namja. Mungkin perasan gengsi atau ada faktor lain yang membuatnya harus membatasi diri.

——-

DOR DOR DOR DOR DOR

DOR DOR DOR DOR DOR

Sooyoung menembakan pistolnya pada sasaran yang bergerak acak mulai dari pelan, cepat, dan dengan pola lainnya yang membuatnya harus ekstra konsentrasi menentukan timing yang tepat yang dapat menghasilkan hasil tembakan yang tepat sasaran. Yeoja itu terlihat sangat cocok dnegan pakaian hitam mengkilatnya dengan sepatu boot yang senada, membuatnya semakin bergaya dan menjadi sorotan beberapa petugas lapangan indoor pelatihan tembakan.

“Mau sampai kapan kau diam seperti itu oppa. Apa ada yang ingin kau bicarakan denganku?”

“Aku hanya sedang berpikir tentang sesuatu.”

“Jika itu tentangku maka katakan saja.”

Jonghyun menatap Sooyoung yang tengah menatapnya juga sejurus kemudian dia tersenyum sembari melepas penutup telinga dan kacamata pelindung. Sesi latihan memang telah usai tapi sedari tadi Jonghyun hanya menembakkan beberapa kali tembakan saja tidak seperti Sooyoung yang merasa ‘excited’ pada latihan hari ini.

“Hahaha kau sangat percaya diri sekali. Tapi ada satu yang ingin aku tanyakan.”

“Jika itu masalah gossip itu maka jawabannya adalah dia bukan namjacinguku apalagi seseorang yang aku kenal dekat.”

“Kenapa kau tidak mengakuinya?”

“Kau tidak mempercayaiku?”

Jonghyun membuang wajahnya kesamping tidak kuasa bertatapan dengan Sooyoung yang tatapannya seperti mengintimidasi seseorang.

“Eh, bukan begitu maksudku tapi…..”

“Tapi apa? Aish oppa sama menyebalkan dengan yang lainnya.”

Sooyoung melangkahkan kakinya keluar dari gedung itu. Mau tidak mau Jonghyun harus berlari mengejar Sooyoung.

“Mianhae Soo, aku mempercayaimu.”

“Soo?”

“Youngie?” Sooyoung akhirnya berhenti dan berbalik menatap Jonghyun.

“Hei dengarkan aku. Aku mempercayaimu. Dan mari kita lupakan hal ini.”

“Aish kenapa kau sering mengacak – ngacak rambutku.”

Sooyoung hanya bisa merengut saat kebiasaan Jonghyun mulai terealisaiskan. Jonghyun terkekeh dan dalam otaknya muncul sebuah ide.

“Baiklah bagaimana kalau kita nanti makan sesuatu yang pedas . Aku rasa sore ini akan hujan.”

“Hhhmm, asalkan oppa yang membayarnya aku akan ikut.”

“Ccckk baiklah aku yang traktir.”

——–

Seorang namja bersetelan kemeja hijau toska berjalan membawa koper dan ranselnya keluar dari bandara. Nampak wajah lelahnya menandakan dia sedang mengalami jet lag. Namja bernama Kyuhyun ini kemudian memanggil taksi dan kemudian masuk kedalamnya.

“Kita ke apartemen Cheongdam – dong”

“nde tuan.”

Perjalanan yang lumayan lama tersebut berakhir. Namja itu masuk kedalam gedung apartemen menemui resepsionis untuk mengambil kunci apartemen yang dia sudah pesan lewat internet.

“Nomor apartemen tuan 59 dilantai 28.”

“Nde gamsahamnida.”

“Semoga anda nyaman tinggal di apartemen kami.”

Kyuhyun hanya tersenyum tipis sembari mengangguk sedetik kemudian dia kembali menatap resepsionis itu dengan tatapan yang mengisyaratkan kesedihan.

“Tentu saja, tapi ada satu yang menjadi tujuan saya memilih apartemen ini.”

“Ah Apakah itu tuan.” Rupanya resepsionis itu penasaran dengan tujuan dan raut wajah Kyuhyun yang benar – benar lesu.

“Ini sangat penting dan menyangkut masa depan orang lain……” Resepionis itu masih menunggu kalimat menggantung yang Kyuhyun katakan.

“Aku ingin menemui istriku……”

——-

“Kita sudah sampai.”

Jonghyun mengingatkan Sooyoung yang sedari tadi mengotak – atik layar ponselnya. Sooyoung menoleh kemudian tersenyum.

“Gomawoyo oppa sudah mengantarkanku dan terima kasih juga sudah mentraktirku.”

“Ne ceomna. Kau memang pelit dan aku memahaminya.”

“Cckk. Itu karena aku sedang menabung oppa.”

“Tapi kau sudah lama menabung Soo.”

“Lalu apa salahnya kalau aku punya tabungan banyak hhmm.”

“Ah berdebat denganmu hanya membuatku kehabisan nafas. Sudah sana kedalam.”

“Kau lupa caranya bernafas jika berdebat denganku oppa. Omona aku sangat hebat.”

“Ya sangat hebat.”

Sooyoung tertawa renyah sembari membuka pintu mobil kemudian menutupnya. Mulai berjalan meninggalkan mobil Jonghyun.

“Sooyoung”

Baru 6 langkah dan Jonghyun memanggilnya membuat Sooyoung berbalik dan menatap Jonghyun yang berada didalam mobil.

“Ne oppa waeyo?”

“Semoga malammu menyenangkan.”

“You too.”

Sooyoung melambaikan tangannya pada Jonghyun kemudian berbalik dan masuk kedalam gedung apartemen sedangkan Jonghyun masih menunggu Sooyoung hingga tak terlihat dari pandangannya. Sooyoung memasuki lift kemudian menekan angka 29. Setelah sampai Sooyoung membuka pintu dengan kartunya dan berjalan menuju ruang bersantai.

“Bersenang – senang dengan seorang namja Choi.”

Sooyoung terlonjak kaget mendengar suara namja tiba – tiba berada diapartemennya dan lebih terkejut lagi melihat siapa namja itu. Kyuhyun tengah duduk sambil menatap keindahan malam sembari meminum cola.

“NEO? Ke….Kenapa kau bisa ada disini?”

“Aku tinggal disini Choi, tepatnya dilantai yang berbeda denganmu. Ah sebuah kebetulan yang luar biasa saat aku tidak sengaja melihat namamu di daftar peghuni.”

Sooyoung membuang tasnya asal kemudian melangkah mendekati Kyuhyun.

“YA gotjimalyo.”

“Kau tidak percaya padaku. Kau bisa berkunjung ke apartemenku.”

“Kenapa kau bisa masuk kesini? Kau bayar berapa pengelola apartemen ini.”

“Sayang sekali aku tak membayar sepeserpun. Mereka manusia yang memiliki rasa sosial yang tinggi. Ah benar – benar ramah.”

Sooyoung benar – benar tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari mulut santai Kyuhyun. Kyuhyun beranjak berdiri kemudian berhadapan dengan Sooyoung yang tengah menahan amarahnya.

“Arraso, kalau kau kesini ingin menuntut hutang jangan lakukan sekarang. Aku sangat lelah dan butuh istirahat.”

“Kau tidak membuatkanku minuman eoh.”

“Kau saja sudah mengambil colaku. Itu sudah termasuk minuman jamuan bagiku. Sekarang pergilah atau aku akan membunuhmu.”

“Kenapa kau suka sekali mengancam eoh? Kau menakutkan.”

Kyuhyun melipat tangannya kedepan dadanya kemudian tatapannya seperti tengah mengamati pemandangan di depannya, tentu saja Sooyoung.

“Ini bukan sekedar ancaman Cho. Dan aku memang benar – benar menyeramkan bagi namja tidak tahu diri dan kurang ajar sepertimu.”

Kyuhyun yang semulanya tengah tersenyum melebarkan matanya, tatapannya mengisyaratkan sesuatu ekspresi yang tidak dapat ditebak. Tangannya sejenak lemas. Menggantung sempurna disamping tubuhnya. Kyuhyun merasa berpikir sejenak dan merasa tersengat atas ucapan Sooyoung. Membuatnya merasakan perih ditiap detakan jantungnya.

“Oke baiklah aku pergi.”

Kyuhyun akhirnya berjalan melewati Sooyoung. Menundukkan kepalanya membuat Sooyoung kebingungan atas sikapnya. Sooyoung menggaruk tengkuknya tanpa sadar. Sedetik kemudian raut wajahnya berusaha dibuat biasa kembali.

“Baguslah.”

Kyuhyun membuka pintu namun sebelum benar – benar keluar Kyuhyun menoleh melirik Sooyoung yang tengah menatapnya.

“Selamat malam.”

Sooyoung hanya terdiam kemudian tersadar akan sikap anehnya.

‘Aku ini kenapa?’

——-

Cho Kyuhyun POV

Berpikir sejenak bagaimana beberapa hari ini aku berbuat yang mungkin ini sudah melebihi batas. Seorang Chao Kyuhyun menjadi seorang Cho Kyuhyun yang dulu hanya karena hal yang sederhana.

‘Karena seorang YEOJA’

Dia bukan siapa – siapa, dia hanya menghampiri bunga tidurmu yang aneh dan harusnya kau bersikap biasa saja. Image yang aku bangun dari sebuah masa lalu yang aku kubur dalam – dalam. Bagaimana mungkin aku menjadi seorang yang begitu berambisi terhadap sesuatu atau lebih tepatnya seseorang. Bagaimana aku tidak memperdulikan pandangan orang lain pada setiap perbuatanku. Haruskah aku berhenti sejenak?

Cho Kyuhyun POV end

——

“Kenapa kau sampai harus bangun telat eoh? Kau merepotkanku.”

“Mianhae Qian, tadi malam aku insomnia.”

Sooyoung dan Victoria bergegas menekan lift kebawah dengan terburu – buru. Sooyoung yang susah dibangunkan akhirnya membuat Victoria dengan terpaksa membangunkannya.

“Aneh sekali padahal kau itu kerbau.”

“Yak kau bicara apa Song!”

Sooyoung dan Victoria berjalan menuju ke depan gedung apartemen sembari tetap berkomentar satu sama lain. Victoria kemudian menatap keramain kecil di depan gedung apartemen sebelah kiri. Sedangkan Sooyoung menatap acuh sambil memakai jasnya.

“Astaga kenapa disana ramai dengan anak kecil.”

“Biarkan saja. Pasti itu hal yang tidak penting.”

“Bilang saja kau ingin cepat masuk mobil dan tidur la….OMONA dia….dia…..”

Tiba – tiba Victoria berlari mendekati kerumunan itu. Sooyoung mendegus kesal dengan kelakuan sahabatnya yang telalu kekanak – kanakkan. Sooyoung kemudian ikut berjalan mendekati kerumunan itu.

“YAK… Apa yang kau lakukan. YAK jangan lari seperti itu.”

Sooyoung memegang lengan Victoria yang tengah berbicara dengan seseorang yang tengah duduk. Karena posisi Sooyoung berada dibelakang Victoria dia harus menerobos untuk berada disamping temannya itu. Dan sekejap matanya melebar sempurna, terkaget kemudian mengembuskan nafasnya kasar sembari memalingkan wajahnya ketika namja yang tengah duduk itu menatap dirinya.

“Oh astaga aku sangat menyukai lukisanmu. Aku juga mengoleksi beberapa lukisanmu. Sungguh luar biasa. Suatu keberuntungan bisa bertemu dengan anda. Apakah anda bisa melukis saya. Anda tinggal disin….”

“Ayo kita berangkat Song.”

“Aish Soo kau menyebalkan.”

“Aish ayolah aku benar – benar terlambat.”

Sooyoung benar – benar tidak merasa nyaman. Rasa jengkelnya menyeruak ketika dengan gampangnya Victoria memuji – muji seorang Cho Kyuhyun. Memangnya Cho Kyuhyun itu aktor atau apa sampai temannya berbinar – binar melihat Kyuhyun yang mengusapkan kuasnya sembari tersenyum merespon pujian Victoria. Sooyoung menarik tangan Victoria yang mau tidak mau Victoria dengan terpaksa bergerak mundur menjauhi kerumunan.

“Arraso Nona Choi. Tuan Cho lain kali kita bertemu lagi. Annyeong.”

“Kenapa kau menarikku Choi. Aku bisa berjalan sendiri.”

“Kau berjalan seperti kura – kura Nona.”

Victoria hanya mengendus kesal dengan tingkah temannya. Kemudian keduanya masuk dalam mobil dan mulai melajukan mobilnya. Keduanya terdiam, Victoria yang berkonsentrasi mengemudi dan Sooyoung yang hanya menatap kedepan seperti tengah memikirkan sesuatu. Sooyoung menoleh kekiri menatap Victoria yang sedang mengemudi.

“Eehhm jadi kau kenal dengan Si Cho itu?”

“Tentu saja aku mengenalnya dia kan begitu terkenal diluar negeri. Dia itu sudah…. Oh astaga kau tahu namanya Choi? Mengherankan. Kau tahu namanya tapi tak tahu siapa dia sebenarnya.”

“Memangnya dia siapa? Perdana Menteri? Pesulap? Atau penjahat?”

“Aish kau mabuk yah. Dia itu pelukis terkenal Choi, 5 lukisan yang ada diapartemenku itu adalah karyanya.”

Sooyoung sedikit terlonjak mendengar perkataan Victoria. Oh ayolah untuk hal seperti ini dia harus kehilangan informasi. Yeoja jangkung ini juga sangat menyukai lukisan dan tidak menyangka jika namja itu adalah seorang pelukis terkenal ah tepatnya sangat terkenal.

“MWO lukisan yang aku selalu memintanya saat berada dirumahmu.”

“Tepat sekali dan lukisan gadis bersurai panjang yang menjadi kadoku untukmu di ulang tahunmu kemarin adalah lukisannya.”

“Astaga yang benar saja? Lukisan yang indah itu dibuat olehnya? Ccckk aku tidak percaya.”

TUK

“Yak, kenapa kau memukulku?”

“Kau jangan meremehkannya Soo. Dia sangat hebat dan di luar negeri sana sudah mengakui kehebatannya.”

“Ya aku tahu itu. Aku hanya tidak percaya bahwa orang itu adalah dia.”

“Memangnya kenapa?”

“Ah aniya.”

Sooyoung kemudian terdiam setelah Victoria hanya menaikkan bahunya tanda tidak peduli. Sooyoung merasa heran saja saat tadi pagi. Kenapa namja itu diam saja ketika mereka saling memandang. Menatap Sooyoung juga hanya sebentar kemudian beralih menatap Victoria yang tengah memujinya. Tatapan yang memancarkan kegembiraan. Sekiranya itu yang ada dipikiran Sooyoung ketika mengingat pertemuan paginya dengan Kyuhyun.

‘Oh astaga apa lagi ini? Kenapa aneh lagi?’ batinnya.

——

“5 hari dari sekarang semua divisi akan merampungkan peyelidikan Kim Min Sung yang berada di Afrika Selatan. Minho – sshi silahkan laporan anda.”

“Nde sajangnim. Langsung saja saya laporkan setelah perjalanan 2 minggu di Afrika Selatan. Mencoba menggali berbagai sumber informasi dan barang bukti dengan beberapa tim menemukan berbagai macam informasi yang telah kami saring dan kami telah siapkan di layar presentasi didepan yang akan dijelaskan oleh Jessica – sshi.”

“Kim Min Sung menetap di Afrika Selatan selama 3 tahun dan menjalankan usaha apotek yang menjual berbagai macam obat dari seluruh penjuru benua. Obat – obatan itu didapat dari berbagai lisensi perusahan obat – obatan yang sah secara berkas – berkasnya namun setelah menginjak bulan kelima dari badan bea cukai tidak mendapatkan laporan pengiriman obat – obatan. Kami menemukan informasi bahwa lebih dari 10 kapal sedang buatan China sudah menjadi patner kerjanya dan mengirim obat – obatan tersebut secara illegal. Disini dapat dilihat beberapa penjelasan yang dapat anda semua baca beserta berkas yang telah kami sebarkan pada anda – anda semua.”

“Jadi i ini mengacu pada sebuah kelompok yang belum diketahui menjalankan aksi yang dibungkus rapi. Beberapa obat mungkin bisa saja mengandung bahan berbahaya yang membuat peristiwa terbunuhnya seluruh anggota partai politik ”

“Ya benar sekali, seharusnya kasus ini sudah selesai namun pelaku menghilang dan susah dilacak keberadaannya.”

“Ini tugas bagian teknologi informasi dan komunikasi untuk mencari keberadaannya dan Yoona – shi diharapkan bisa beerja sama dengan kami.”

“Nde aglesumnida.”

“Baiklah rapat singkat dicukupkan untuk hari ini. Kasus ini menjadi diperpanjang karena sang pelaku kemungkinan mencium kecurigaan pada anggota kita yang menyelidikinya di Afrika. Untuk sementara ini divisi yang belum mendapatkan tugas bisa meliburkan diri namun tetap mengikuti jadwal latihan seperti yang telah dijadwalkan.”

“Nde sajangnim.”

Ya, begitulah rapat singkat yang dilakukan oleh instansi ini. Semua anggotanya kemudian mulai berjalan keluar dari ruang rapat. Sooyoung yang sedari tadi berada dibangku belakang paling pojok tetap menelungkupkan kepalanya tertidur. Sudah dibilang kan tadi malam dia insomnia. Entah karena apa, semalam dia menuju ke bagian resepsionis dan menanyakan sesuatu dan hasilnya adalah dia insomnia hanya karena memikirkan sesuatu yang tidak penting itu.

“Hei Soo bangunlahh.”

Yoona menggoyangkan bahu Sooyoung dan dengan terpaksa Sooyoung mendongakkan kepalanya dengan enggan.

“Euungh nanti saja Yoong aku masih mengantuk.”

“YAK, kau menyebalkan sekali. PALLIWA!!”

“Aish ne ne arraso aku sudah bangun. Ayo pergi.”

Sooyoung berjalan mendahului Yoona yang tengah dongkol karena tingkahnya. Keduanya berjalan menuju meja kerja mereka.

“Jadi hari ini kamu mau kemana Soo?”

“Ah aku mau pulang saja. Tidur pulas dengan tenang.”

“Terserah kau saja sana aku masih ada pekerjaan.”

“Hahaha tentu saja Yoong kau bertanggung jawab mencari si Min sung itu, kekekeke.”

“Cih tertawalah sepuasmu Soo.”

“Ya aku akan tertawa nanti dengan puas. Bye bye.”

“Bye. Hati – hati dijalan Nona Choi.”

Sooyoung hanya mengacungkan jempolnya. Jonghyun yang tidak jauh dari meja Sooyoung hanya tersenyum tipis melihat tingkah yeoja itu.

——

Choi Sooyoung POV

Aku berjalan menuju café dekat apartemen setelah sebelumnya taksi yang kutumpangi sampai didepan gedung apartemenku. Meminum Ice Latte sepertinya cocok untuk siang ini. Aku memasuki café dan segera saja memesan Ice Café untuk dibawa pulang ke apartemen. Aku menatap ke sekeliling memandang pengunjung yang tengah bersantai. Ah mungkin memesan 2 potong cheese cake sangat cocok juga.

“Aku pesan 2 potong Cheese cake untuk dibawa pulang.”

“Nde aggashi. Cheese cakenya baru selesai dibuat sedang diberi topping dan cream, mohon ditunggu sebentar.”

“Ne”

Ice Latte datang dan mau tidak mau aku harus menyeruputnya karena tergoda akan harumnya. Aku duduk di kursi tinggi dekat barista. Jika aku duduk di tempat duduk biasa dipastikan aku tidak akan beranjak dari café nyaman ini. Aku kembali memandang sekekeliling. Tiba – tiba aku terdiam ketika menatap seseotang. Kutajamkan penglihatanku dan tetap sama. Namja bernama Cho Kyuhyun tengah duduk bersama dengan Ice Cappucino dan browniesnya. Dia tengah berkonsentrasi dengan pensil dan buku sketsa yan dia pegeng. Sesekali dia melihat kedepan kemudian menggoreskan kembali dengan cepat. Sesekai dia tersenyum kemudian kepalanya mendongak dan dengan cepat tatapan kami bertemu. Oh astaga Choi Sooyoung kenapa kau malah mengamatinya dan sekarang kau kecolongan olehnya. Sebenarnya aku ingin memalingkan wajahku atau lebih tepatnya mataku dari pandangannya tapi entah kenapa hal semudah itu menjadi sangat susah sekarang. Aku mengerutkan keningku melihat dia yang hanya terdiam tanpa ekspresi tengah melihatku. Tersenyumpun tidak, dia malah memalingkan wajahnya menatap buku sketsa kembali kemudian menggambar lagi. Hei sikapnya aneh lagi. Entah kenapa aku merasa jengah kepadanya sekarang. Bukan bermaksud apa – apa hanya saja berteriak adalah kebiasaanku dan hari ini aku belum berteriak sama sekali, eh tidak, tadi pagi aku sudah sedikit berteriak pada Victoria.

“Ini agasshi pesanan anda.”

“Ah nde.”

Aku membayar pesanku kemudian berjalan menuju pintu café. Sesekali melirik kearah Kyuhyun yang tetap saja menunduk menggambar sesuatu. Aish aku kenapa? Apa aku sudah gila?

Choi Sooyoung POV end

——-

Sore harinya Sooyoung pergi dari apartemennya hendak membeli keperluan masaknya di mini market dekat apartemennya. Dia berjalan sambil sesekali bersenandung. Rambut yang dibiarkan tergerai itu tersibak karena angin yang berhembus mengenai dirinya. Sooyoung tersenyum. Dia suka dengan suasana seperti ini. Sejuk dan masih terasa panas matahari yang menghangatkannya. Setelah sampai dia pun mulai berbelanja kebutuhannya.

“Ah harusnya aku jogging saja sore ini. Dekat sungai Han pasti akan sangat menyenangkan.”

Sooyoung membawa bungkusan belanjaannya kemudian menuju lift yang terlihat akan tertutup.

“Ya changkamman.”

Seseorang yang berada di lift kemudian membuka kembali lift itu. Sooyoung masuk kedalam lift dan terkejut melihat siapa yang berada di dalam lift. Kyuhyun tengah menenteng tas jinjingnya hanya terdiam menatap Sooyoung kemudian memalingkan wajahnya dan menekan nomor 28 di lift.  Keduanya terdiam , Sooyoung yang berada dibelakang Kyuhyun tengah berusaha menampik rasa gugupnya sedangkan Kyuhyun bersikap biasa saja selama lift berjalan. Sooyoung memandang punggung namja itu dari belakang, niatnya untuk mengatakan sesuatu sedang dia pertimbangkan.

TING

Lift telah sampai dilantai 28, Kyuhyun melangkah mulai keluar dari lift.

“Changkamman.”

Sooyoung sedikit berteriak membuat Kyuhyun berhenti melangkah namun tidak membalikkan tubuhnya. Kyuhyun menghembuskan nafasnya kasar. Sooyoung keluar lift kemudian berjalan pelan mendekati Kyuhyun.

“Kyuhyun – shi.”

Kyuhyun akhirnya membalikkan tubuhnya menghadap Sooyoung yang hanya berjarak 3 langkah darinya. Sooyoung memberanikan diri mendongak menatap Kyuhyun. Namja itu masih memasang ekspresi yang sama, datar dan terkesan kaku.

“Eehhmm itu anu…..K…K…kau tidak melukisku?”

“MWO?”

Kyuhyun membulatkan matanya menatap tak percaya pada yeoja dihadapannya. Bukankah itu yang dia inginkan? Harusnya dia senang bukan?

 

TBC

Annyeong knight, sesuai dengan janjiku berusaha tidak terlalu telat posting FF ini. Ya walaupun masih telat karena file yang mau aku kirim kehapus. Aku rada ga minat buat ngulang adegan yang sama dari sudut pandang berbeda karena menurutku itu cuma buang – buang waktu dan terkesan bertele – tele plus membingungkan. Awalnya aku seneng banget – nget – nget gara – gara part 1nya yang komen sampai 120an tapi setelah buat part 2nya yang komen dikit. Mungkin karena aku yang telat posting jadi pada lupa. Atau mungkin karena ceritanya yang garing dan tidak berbobot. Ah aku sedih banget, kecewa sama diri sendiri. Aku bukan berusaha menjadi author terkenal, aku cuma berusaha menjadi author yang dikenal hehehehe. Namaku Diah Ayu Sekar Arum, line 95. Silahkan panggil aku sesuai nama atau tidak ya panggil saja cingu, eonni kalau kamu lebih muda dariku, atau saeng hehehehe. Terimakasih kepada reader yang meluangkan waktunya buat komen dan semoga siders tobat dari kebiasaannya. Keep RCL reader. Ditunggu saja kelanjutannya. Annyeong… Saranghae J



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>