Title: BETWEEN SCANDAL
Author: @juljulpii
Length : Oneshot
Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung
Support Cast: All artist SM.E
Rating: PG-17
Genre: Romance
Desclaimer: This fanfict’s story pure from my mind. No plagiarism. I just want to participate this contest and hope you all enjoy it.
_____
Pantang bagi seorang namja untuk terlihat lemah. Namun untuk sekarang, akulah namja yang lemah itu
_____
Awal tahun 2014. Masa dimana seluruh bintang halyu tengah beradu gengsi dalam hal mengekpos kegiatan tahun barunya yang hampir memenuhi seluruh media korea. Berita klasik yang menurutku hampir sama setiap tahunnya. Bisa ditebak. Kebanyakan dari mereka akan memamerkan liburan bergaya prestis, mengunjungi orang tua mereka di daerah asalnya, melakukan latihan persiapan comeback, serta sedikit yang menguak masalah kisah cinta.
Bicara soal cinta, bagi seorang bintang halyu, cinta adalah sesuatu yang harus dikemas apik untuk penggemar setianya. Sebesar apapun kau mencintai seorang gadis, jika penggemarmu tidak merestuinya maka segera hentikan hubunganmu atau memilih menutupnya rapat-rapat dari media. Sebaliknya, jika penggemarmu mendukungmu seratus persen dengan gadis pilihannya maka kau harus menciptakan momen sebanyak mungkin untuk membuat mereka senang. Sulit ? tentu saja.
Begitulah setidaknya yang kualami sekarang dan mungkin bintang-bintang halyu papan atas lainnya. Menyembunyikan serapat mungkin identitas gadis yang kita cintai demi menjaga perasaan penggemar. Oh ayolah, aku sudah menuruti apa mau mereka selama tiga tahun belakangan ini. Tetapi mengapa sepertinya tidak sekalipun mereka memahami perasaanku sesungguhnya ?
Bagaimanapun aku adalah namja normal yang dapat mencintai seorang gadis. Menjalin hubungan selama tiga tahun tanpa terkuak oleh media kadang membuatku gila. Memperoleh waktu yang sangat sedikit untuk berkencan karena identitas kami sebagai wajah paling dikenali oleh seluruh jagat korea. Bahkan untuk bertemu harus dengan rencana yang benar-benar matang jika tak ingin menjadi santapan paparazzi dan mungkin saja akan berdampak terdepaknya kami dari agency.
Sudah kubilang sejak awal bahwa tiga tahun menjalin hubungan seperti ini sangatlah sulit. Aku beruntung bahwa gadisku adalah seorang yang kuat dan mengerti bagaimana keadaan kami berdua. Aku sangat salut padanya. Bagaimana bisa dia bertahan denganku, sedangkan ego dan ragaku menomor duakannya. Aku tak menginginkan keadaan ini sungguh. Ini merupakan kemauan agency untuk menomor satukan perasaan penggemarku.
Choi Sooyoung, nama gadis itu.
Aku berani jamin bahwa nama itu sudah tak asing lagi di jagat hiburan korea. Mungkin akan menjadi asing jika aku mengenalkannya sebagai gadisku, yeojachingu satu-satunya untukku.
Ya, dia gadis satu agency denganku. Aku tak tahu bagaimana bisa aku menyukai gadis seperti Sooyoung. Ah, mencintai lebih tepatnya. Wajah ? Banyak gadis satu agency yang lebih cantik daripadanya. Tubuh ? Mungkin dia masih kalah seksi dengan Yuri atau mungkin Krystal. Sifat ? Sungguh banyak gadis yang ku kenal yang sifatnya lebih manis dan sopan dari Sooyoung. Entahlah. Cinta sesungguhnya tak dapat dijelaskan melalui kata atau lirik lagu cinta yang sering kami bawakan sekalipun.
Aku, seorang namja bermarga Cho yang hanya memiliki Sooyoung dalam hati dan pikiranku. Tak peduli seberapa lama aku menyembunyikan hubungan ini, aku akan tetap menjaganya demi kebaikan kami dan fansku tentunya.
***
Lee Seung Gi and Yoona of SNSD Confirmed to be Dating
Begitulah judul hot news yang terpampang pada layar smartphoneku di awal Januari ini. Sepertinya agency mengumumkannya terlalu awal. Ya, aku sudah mengetahui hubungan Yoona dengan Lee Seunggi karena keduanya adalah rekan dekatku. Hubungan mereka terbilang baru dan entah mendapat ilham darimana, SM begitu cepat mempublikasikannya.
Mereka serasi dan aku yakin banyak yang akan mendukung mereka. Mungkin itulah salah satu pertimbangan SM yang akan meraup untung dari hal itu. Lalu bagaimana denganku ? Apa mereka akan mengumumkannya juga ? Aku akan bertaruh jika itu terjadi maka aku akan melompat ke sungai Han pada saat musim dingin.
Kembali aku menyesap cappucino hangat sambil menggeser layar smartphoneku melihat apa saja yang terjadi di awal Januari ini. Hasilnya, kisah cinta yang terkuak antara Yoona dan Seunggi menduduki top chart news. Tidak heran karena Yoona merupakan salah satu bintang halyu paling diistimewakan oleh jagat hiburan korea ini. Hampir seluruh namja memimpikan Yoona sebagai tipe idealnya, kecuali aku. Aku lebih memilih Sooyoung yang menurutku jauh lebih menarik dari siapapun.
Aku menghela nafas. Bercerita banyak mengenai dirinya membuatku sangat merindukannya. Sudah hampir satu bulan aku tak bertemu dengannya. Bahkan kini dia mulai jarang membalas pesanku. Yaah, aku tahu jika dia sedang sibuk dengan grupnya. Tapi tak bisakah dia menghubungiku lebih dulu dan mengatakan jika dia hampir mati karena merindukanku ?
Sedikit aneh mengenai gadisku belakangan ini. Mulai dari jarangnya dia membalas pesanku, nomor yang susah dihubungi dan sesekali jika aku mengunjunginya di dorm, dia sedang tidak berada disana atau mengurung diri di kamar. Menghindar ? Apa benar yang dilakukannya selama ini dinamakan menghindar ?
Praktis, aku hanya dapat melihat dirinya dari kegiatannya di layar kaca. Selepas itu, aku tak pernah bertatap muka secara langsung dengan gadis jangkungku itu. Ahh, Kyu. Kurasa kau hampir gila merindukannya.
***
“Kyu-ah ! Kyu, neo eoddi? ” teriak suara fals yang kuyakini pemiliknya adalah Eunhyuk Hyung. Cish, pagi-pagi begini kenapa dia berteriak memanggilku seperti orang kesetanan.
Suara teriakan hyungku satu itu membuatku tak fokus pada layar cermin. Aku memang sedang mematutkan penampilanku sebelum berangkat memenuhi jadwal. Jadwalku hari ini adalah meeting perihal drama musikal terbaruku. Sialnya aku harus menjalaninya bersama Seohyun. Kenapa SM tak henti-hentinya mempartnerkan kami berdua ?
“Ya ! Kyuhyun-ah ! ” panggil Eunhyuk hyung mulai tak sabaran.
“Masuklah Hyung, pintunya tidak dikunci.” Teriakku dari dalam sambil merapikan satu-persatu kancing kemejaku.
Tak lama pintu terbuka dengan kasar dan kutemukan sosok Eunhyuk Hyung masih dalam keadaan yang super berantakan. Disusul dibelakangnya Donghae Hyung sambil membawa sebuah tablet.
“Kalian berdua kenapa eoh ? Beritahu aku setan mana yang merasuki kalian berdua.” Kataku santai sambil mataku tak lepas dari cermin.
“Ini lebih mengejutkan dari setan manapun.” Jawab Eunhyuk hyung dengan nafas yang memburu.
“Tepat sekali. Melihatmu yang santai begini, aku berani bertaruh bahwa kau pasti belum membaca news pagi ini ? “ sela Donghae Hyung tak kalah heboh dari couplenya.
“Memangnya kenapa ? setidaknya aku sudah rapi. Tidak seperti kalian berdua yang ehmm berantakan.” Balasku jujur sambil berbalik mengambil sweaterku.
“Barbieku .. eh ani, gadismu .. “ ucap Eunhyuk hyung menggantung. Tiba-tiba saja perasaanku mendadak tidak tenang.
“Kami tidak bermaksud .. ah sudahlah, bacalah berita ini.” Ucap Donghae hyung lalu memberikan tabletnya padaku. Mataku membulat seketika melihat judul news yang bercetak tebal di tablet Donghae hyung. Aku tak percaya. Aku yakin ini pasti mimpi. Ada yang salah dengan mimpiku.
SNSD’s SooYoung is dating actor Jung Kyung Ho!
Kugelengkan kepalaku cepat. Tidak mungkin ini Sooyoung. Ku geser layar tablet dengan cepat mencoba mencari kebohongan berita disana. Namun apa yang kudapat ? Dibawahnya bermuculan pernyataan SM yang membenarkan hubungan mereka. Tak terkecuali statement Kyung Ho yang mengakui Sooyoung sebagai gadisnya. Damn ! Ahjussi sinting !
Kutahan emosiku yang mulai memburu. Demi apapun tak ada yang membuatku marah di tahun baru yang penuh berkah ini selain berita murahan itu. Sekali lagi ini tidak mungkin. Sooyoung adalah gadisku dan seharusnya SM mengonfirmasi hubungan Sooyoung denganku, Cho Kyuhyun ! Bukan ahjussi itu. Sungguh sial.
“Tenang Kyu. Aku yakin ada yang salah dengan berita itu.” Hibur Eunhyuk hyung sambil menepuk-nepuk pundakku. Dia tahu emosiku sudah meluap sekarang. Ingin rasanya kubanting tablet tak berdosa ini.
“Aku tahu perasaanmu sekarang ini. Tapi kendalikan emosimu dan bicaralah baik-baik dengan Sooyoung.” Donghae hyung menambahi. Aku diam mematung. Mencoba mencerna apa yang dikatakan kedua hyungku tersebut. Aku yang biasanya banyak bicara mendadak diam tak berniat menanggapi pernyataan mereka berdua.
Kutarik nafas perlahan mencoba menenangkan diri. Aku butuh penjelasan dari Sooyoung. Harus, namun bukan sekarang. Segera kukembalikan tablet Donghae hyung dan menyambar sweaterku berniat untuk keluar ruangan.
“Aku pergi dulu Hyung.” Pamitku lesu. Sooyoung adalah energiku. Bagaimana bisa aku bersemangat sedangkan energi terbesarku tengah dikabarkan menjalin hubungan dengan namja lain.
“Arasseo. Aku harap kau pulang dengan membawa berita baik maknae.” Titah Donghae hyung sabar.
“Jangan berulah macam-macam kau, Kyu ! “ teriak Eunhyuk hyung yang masih bisa kudengar walau samar dari luar ruangan.
***
Aku mengikuti meeting proyek drama musikal ini dengan tak banyak bicara. Aku sekedar menganggukkan kepala ketika mereka meminta pendapatku. Meski ragaku ada disini sekarang, namun pikiranku hanya terfokus pada Sooyoung. Hatiku benar-benar tidak tenang dan pikiranku dilanda kecemasan tingkat tertinggi.
“Oppa, neo gwenchana ? apa kau sakit ? “ tanya Seohyun membuyarkan lamunanku. Akhirnya Seohyun menegurku juga setelah sekian lama dia memperhatikanku yang nampak tak fokus sedari tadi.
“Aniya.“ balasku singkat. Seohyun nampak kecewa dengan jawabanku.
“Apa karena Sooyoung eonni ? “ tebak Seohyun dengan sangat tepat. Ya, dialah penyebab kenapa aku tak berniat fokus dalam meetingku kali ini.
“Katakan padaku jika berita itu tidak benar. Iya kan Seo ? ” tanyaku penuh selidik. Berharap kata ‘iya’ keluar dari mulut Seohyun.
Sedetik kemudian Seohyun justru menundukkan kepalanya. Sepertinya ada sesuatu yang berat menghalanginya untuk mengatakannya padaku. Oh ayolah, aku hanya butuh kepastian.
“Nan mollayo oppa.” Jawab Seohyun lemah. Aku mulai mengacak rambutku frustasi. Beranjak meninggalkan Seohyun yang tiba-tiba mendadak sedih. Aku tak tahu ada apa dengannya. Entahlah, Sooyounglah yang sedang memenuhi pikiranku sekarang.
Setelah rapat berakhir, aku segera melajukan mobilku menuju dorm SNSD. Mencari sosok Sooyoung yang lagi-lagi tak kutemukan. Bahkan seorang member SNSD pun tak kudapati disana. Segera kuhubungi manajer SNSD unuk mengetahui dimana keberadaan gadisku dan jawabnya sungguh tidak memuaskan.
Mengherankan. Apa mereka semua sedang merencanakan ini ? Sebuah kesan seperti menghalangiku untuk bertemu dengan Sooyoung demi menyelesaikan permasalahan.
Ku gas kembali audi hitamku menyusuri jalanan. Aku seperti seorang yang buta jalan karena yang kulakukan sekarang adalah melajukan kendaraan tanpa tahu arah tujuan. Tiba-tiba sebuah pesan masuk. Berharap pesan dari Sooyoung. Ah, tidak mungkin. Bahkan untuk sekarang ini nomornya aktif saja adalah suatu anugerah.
From : Sungmin hyung
Sooyoung baru saja memasuki kantor. Aku tahu seharian ini kau bingung mencarinya kan ?
I got it ! untuk kali ini aku benar-benar berterima kasih pada Sungmin hyung. Demi apapun dia adalah hyung terbaikku. Tanpa berpikir panjang ataupun berniat membalas pesannya, aku segera berbelok menuju kantor SM.
Kulangkahkan kakiku memasuki kantor dengan sedikit tergesa. Menilik setiap sudut ruangan berharap menangkap sosok yang amat kurindukan itu. Tempat yang pertama kali kutuju adalah ruang latihan SNSD. Kubuka perlahan pintunya dan gelap. Sepi tak ada seorangpun disana.
Aku hampir menyerah. Tak kutemui Sooyoung berada di salah satu ruangan yang biasa digunakannya kala di kantor. Kini ku mulai curiga dengan pesan Sungmin Hyung tadi. Apa dia berniat mengerjaiku ?
Aku berjalan lesu menuju rest room yang berada dipojok ruangan. Kubuka pintu ruangan dengan harapan kosong.
Daan .. Ya Tuhan, aku menemukannya !
Kudapati Sooyoung tengah duduk di sofa dengan menyandarkan kepalanya di bahu Yoona. Ketika dia menyadari pintu ruangan terbuka segera saja dia menoleh dan sektika pandangan kami bertemu. Untuk sesaat aku terdiam. Demi apapun aku sangat merindukannya. Melihat sosoknya yang sangat sulit untuk kutemui membuatku seperti berhenti bernafas sekarang.
Sooyoung nampak tersentak dengan kedatanganku dan dia reflek berdiri dari duduknya. Wajahnya yang cantik dengan rambut tergerai nampak menunjukkan guratan sedih. Sejurus kemudian Sooyoung mengambil tasnya dengan tergesa dan berusaha berjalan pergi tanpa sepatah katapun.
Aku menghalangi langkahnya. Aku tak akan membiarkannya menghindariku lagi. Cukup membuatku gila seharian ini mencarinya.
Aku menatapnya sendu. Matanya tertuju ke bawah. Segera kurengkuh tubuh jenjangnya kedalam pelukanku. Mencoba menyalurkan kerinduan yang amat sangat. Aku memeluknya lama seakan melupakan apa tujuan utamaku menemuinya. Awalnya Sooyoung terdiam. Larut dalam suasana yang tercipta antara kami. Namun kemudian yang dilakukannya adalah melepaskan pelukanku dengan kasar melalui sebuah dorongan.
“Tolong jangan halangi aku. Aku lelah dan ingin pulang.” Ucapnya dingin padaku. Kalimat pertama yang kudengar dari mulutnya langsung setelah hampir 1 bulan tak bertemu dengannya.
“Aku hampir gila mencarimu. Pertama, aku sangat merindukanmu. Dan kedua, aku ingin mendengar penjelasanmu mengenai skandal murahan itu.”
“Bukankah sudah sangat jelas kebenaran berita itu ? Apa perlu aku menjelaskan kembali kepada media tentang hubunganku dengannya ? ” jawab Sooyoung yang membuat hatiku seperti terbakar. Apa benar ini Sooyoungku yang mengatakannya ?
Kutarik tangannya paksa keluar ruangan. Aku perlu menyelesaikan masalahku berdua saja dengan Sooyoung tanpa ada Yoona yang sedari tadi mengamati drama kecil yang terjadi antara aku dan Sooyoung.
Sooyoung terus meronta mencoba melepaskan genggaman tanganku. Beruntung tenaga seorang namja selalu lebih besar dari yeoja terlebih yeoja kurus seperti Sooyoung.
Kutarik Sooyoung pada suatu ruangan lain yang kosong lalu menutup pintunya dengan kasar. Kini tinggalah kami berdua di dalam ruangan ini. Aku mulai mendekatinya dan menyudutkan tubuhnya pada tembok. Salah satu tanganku kugebrakkan tegas pada tembok tepat disamping wajahnya. Kudekatkan tubuhku sehingga membunuh jarak diantara kami. Mengunci tubuh kurusnya yang kali ini tak kubiarkan bergerak walau sesentipun dariku.
Kutatap manik matanya yang mau tak mau kini bertatapan tajam denganku. Matanya menampakkan cairan bening yang sepertinya bersiap untuk tumpah. Sebelum itu terjadi, satu tanganku yang lain mulai kualihkan menuju wajah polosnya. Menyusuri bagian wajah cantiknya dan berakhir pada dagunya.
Sedikit kuangkat dagu Sooyoung, lalu mulai mendekatkan wajahku pada wajahnya. Bertujuan untuk melakukan ritual ciuman yang biasa kami lakukan ketika melepas rindu satu sama lain.
Ketika nafasku mulai menerpa hangat wajahnya, Sooyoung tak kunjung menutup matanya.
PLAK !
Sebelum bibirku benar-benar menyentuh bibir mungilnya, tangan seseorang berhasil menghentikanku. Sooyoung menamparku dengan keras.
Sakit.
Bukan pipiku yang sakit namun melainkan sebuah hati yang tersembunyi didalam dadaku.
“Tinggalkan aku Kyu. Jangan temui aku lagi karena kita sudah berakhir.” Ucapnya bagaikan petir yang menyambar telingaku. Ada sedikit getaran disetiap pengucapannya.
“Ada apa denganmu ? Beginikah sambutan darimu ketika kita bertemu kembali setelah sekian lama ? “ balasku menghibur diri. Berharap ucapan Sooyoung hanyalah canda belaka.
“Berhenti berkata soal kita, berhenti menghubungiku bahkan menemuiku. Tolong hargai privasiku saat ini. Aku memiliki kekasih yang lebih mencintaiku. Apa perlu kuulangi ? “ diakhir kalimatnya, Sooyoung akhirnya menumpahkan airmatanya.
“Tidak mungkin.” Ucapku lirih kemudian mengendurkan jarak diantara aku dan Sooyoung. Perlahan kenyataan mulai terkuak sangat jelas didepan mataku sendiri. Sebuah kalimat penjelasan yang membuat namja manapun didunia ini mendadak lemas mendengarnya.
“Jika kau bertanya kapan hubungan kita berakhir maka aku akan menjawabnya mulai detik ini. Carilah gadis lain yang beribu kali lipat lebih baik dariku Kyu.” Sooyoung tak meneruskan kalimatnya dan menutup mulutnya terisak. Sungguh ini lebih sakit daripada harus ribuan kali ditampar oleh Sooyoung asalkan dia tak mengucapkan kata-kata pahit itu.
Sooyoung beranjak untuk meninggalkanku sebelum kutahan kembali pergelangan tangannya.
“Aku mencintaimu Sooyoung-ah.” Kalimat terakhir yang sangat berat kuucapkan. Tak peduli betapa rapuhnya aku saat ini. Aku tak mau nasib cintaku berhenti cukup sampai disini setelah manis dan pahit kujalani bersama Sooyoung.
“Haram bagiku mendengar ucapan cinta dari namja yang menjadi orang lain bagiku sekarang. Maaf, aku mencintai seseorang yang telah menjadi pemberitaan denganku.” Balas Sooyoung tersendat akibat isakannya. Genggaman tanganku mulai mengendur membiarkan Sooyoung pergi tanpa menoleh sekali lagi padaku. Kutatap punggung tubuhnya yang sudah menghilang di balik pintu.
Aku membatu. Sulit menggambarkan bagaimana perasaanku sekarang. Antara percaya atau tidak. Dia benar-benar meninggalkanku dan memilih ahjussi gila yang tak pernah ku kenal sebelumnya. Mencampakkan hubungan ini yang coba kubina dengan serius. Tak pernah ada perasaan dusta ketika aku mengatakan bahwa aku mencintainya. Sangat.
Aaarrggh ! ku tinju tembok tak bersalah itu dengan tangan kananku yang mengepal. Mencoba meloloskan seluruh perasaan kesalku. Tak kupedulikan rasa sakit pada ruas-ruas tanganku. Rasanya sakit ini tertutup dengan rasa sakit yang dibuat Sooyoung padaku. Pantang bagi seorang namja untuk terlihat lemah. Namun untuk sekarang, akulah namja yang lemah itu. Lemah karena kehilangan sosok gadisnya.
***
Hancur. Ibarat sebuah gelas yang menghantam dasaran bumi, maka hatiku layaknya gelas yang memecah menjadi serpihan-serpihan kaca kecil. Cukup seorang Choi Sooyoung yang sanggup membuatku sangat menyedihkan.
Melihatku seperti ini, para hyungku sangat memperhatikanku ekstra yang mungkin lebih kuartikan sebagai perasaan ‘iba’. Mereka terus berada disampingku untuk menguatkanku sekaligus menghiburku yang mungkin bagi mereka memasuki tingkat yang mengkhawatirkan. Aku terpaksa menceritakan seluruh kronologis Sooyoung memutuskanku secara sepihak kepada para Hyungku karena mereka semua memaksanya.
Parahnya, disetiap untaian ceritaku kadang kala aku menitikkan air mata. Sungguh, ini terlalu sakit. Sungmin hyung dengan sigap mendekap pundakku. Ya Tuhan, bahkan seorang Lee Hyuk Jae juga terharu mendengar ceritaku. Apakah sebegitu tragis ?
Tiga minggu pertama, perasaanku sedikit menjadi lebih baik. Para member Super Junior merupakan sahabat yang berperan besar dalam hal penenangan perasaanku. Aku menjadi sedikit melupakan rasa sakitku terhadap Sooyoung. Yeoja yang tak bisa kusebut sebagai ‘gadisku’ lagi. Mantan kekasih yang sampai saat inipun masih menjadi bayang-bayangku di setiap malam.
Hari-hari kemudian, benar-benar kulewati sendiri. Menjalani tuntutan profesi sebagai bentuk profesionalitas. Aku tak boleh kelihatan lemah dan menyedihkan di depan media terlebih para fansku. Aku tersenyum, menyembunyikan beribu kesedihan yang tersimpan rapi di lubuk hatiku terdalam.
Kembali pada musikalku. Jadwal yang harus kupenuhi setelah kutandatangani kontraknya sekitar 3 bulan yang lalu. Kujalani bersama Seohyun, gadis yang selalu menjadi pilihan pertama para fansku. Terlebih ketika aku mengecup bibirnya didepan tibuan pasang mata yang melihat musikalku. Respon mereka terlalu besar terhadap kelanjutan hubunganku dengan Seohyun. Nyatanya, jika aku menyukai Seohyun mungkin aku sudah memacarinya sejak dulu sebab aku mengenalnya lebih dulu daripada Sooyoung.
Ahh, lagi-lagi aku menyebut namanya.
Sungguh, magnet apa yang membuatku terus memikirnya. Ribuan cara sudah kulakukan demi mengalihkan fokus pikiranku pada sebuah objek indah selain Sooyoung. Namun sepertinya tidak pernah berhasil. Bahkan tablet yang sering kugunakan untuk mengupdate game-game terbaru kini justru beralih fungsi sebagai sarana stalking.
Kau tahu ? aku mengikuti segala aktivitas Sooyoung melalui media. Mulai dari menontonnya setiap minggu sebagai mc hanbam, mengunduh seluruh hasil photoshoot majalah, ataupun mengupdate berita tentang rencana comeback grupnya. Karena hanya lewat ini aku bisa sedikit menyalurkan kerinduan terhadap wajah cantik itu. Maka, inilah aku si fanboys bermarga CHO !
***
3 Februari 2014. Aku terbangun dari tidurku yang panjang. Menyipitkan pandangan demi mengumpulkan seluruh kesadaranku. Aku mulai mengingat jika hari ini adalah tepat hari kelahiran Cho Kyuhyun. Aku segera bergegas, ada jadwal yang harus kuselesaikan hari ini disamping memberikan fan service kepada para sparkyu yang kupastikan kado-kado dari mereka akan membanjiri dormku.
Aku membisu kala aku dikejutkan dengan kue-kue indah dari para hyungku. Bukan kuenya yang membuatnya indah, namun kebersamaan yang sangat hangat yang mereka perlihatkan. Sesak dadaku menahan haru.
Kupandangi satu-persatu kue itu dengan nanar. Kutiup lilin diatasnya dengan memejamkan mata. Tak kusangka, air mata menetes meski dengan mata tertutup. Memori setahun lalu di tanggal yang sama terlintas begitu saja di benakku. Choi Sooyoung, bisakah kau berhenti menghantuiku ?
*flashback
Aku menemukan Sooyoung duduk di lantai dengan posisi memeluk lututnya. Terdengar suara isakan dan baru kusadari jika ternyata ia menangis. Kusejajarkan tubuhku dengan berjongkok menghadapnya. Sementara kulihat nampak disekelilingku berserakan tepung, telur serta bahan pembuat kue lainnya yang sangat berantakan.
“Hei, aku datang. Apa kau tidak mau memelukku?” ucapku membuat ia mendongakkan kepalanya menatapku. Matanya sembab. Ingin kuhapus airmatanya sebelum ia menghamburkan pelukannya padaku. Sekali lagi dia menangis.
“Mianhae Kyu, jeongmal mianhae.” Ujarnya berkali-kali sambil memelukku erat. Aku membawanya kedalam dada bidangku. Mendekapnya sambil sesekali mengelus rambut panjangnya.
“Apa yang membuatku berkata seperti itu, chagi ? Kau tidak salah, kau selalu sempurna buatku.”
“Mianhae, aku mencoba membuat kue ulang tahun untukmu namun semuanya gagal dan berantakan. Aku bahkan seorang calon istri yang buruk.” Balasnya sesenggukan. Oh Tuhan, jadi itu penyebabnya dia menangis seperti ini ? Aku menahan tawa dalam hati melihat polosnya gadisku ini.
Kukecupi puncak kepalanya. Menenangkan gadisku yang mencoba memberikan yang terbaik untukku. Sungguh aku terlampau menyayanginya.
“Aku tegaskan padamu jika itu semua tidak terlalu penting sayang. Menghabiskan hari pertambahan usiaku dengan adanya kau disisiku sudah terlampau cukup bagiku.”balasku tulus dengan penuh penekanan.
***
“Apakah tidak ada kesempatan bagiku untuk menggantikan Sooyoung eonni, oppa?” tanya Seohyun seusai pementasan musikal kami berakhir. Hanya ada aku dan dia di rest room ini.
Aku berhenti bernafas sejenak. Mencoba mencerna kalimat Seohyun yang kini menatapku penuh harap. Tak pernah terbesit sekalipun bahwa Seohyun, si gadis lugu menyatakan perasaannya padaku untuk kedua kalinya. Jauh sebelum aku bersama Sooyoung, gadis ini pernah menguntai harap padaku. Walau pada akhirnya, aku berusaha merangkai kalimat halus untuk menolaknya. Jujur, hati dan perasaanku tetap terpatri pada Sooyoung.
“Aku .. “ kugantungkan kalimat sebelum Seohyun dengan cepat membalas. “Arasseo oppa, kau tak perlu menjawabnya aku sudah tahu.” Ujarnya dengan sedikit senyum yang dipaksakan. Aku tahu, dia sedang menghibur diri. Oh Tuhan, aku menyakiti hati seorang gadis lagi.
“Raihlah kembali apa yang menjadi hakmu oppa. Aku yakin Sooyoung eonni masih mencintaimu. Aku mengenalnya, dan kuyakin ada skenario dibalik semua ini. Aku ingin kau kembali seperti dulu. Bahagia.” Ucapnya dengan senyuman getir.
***
Bulan menunjukkan pertengahan tahun 2014. Selama ini aku layaknya pecundang yang tolol. Mengamati Sooyoung dari jarak sejauh mungkin tanpa tahu harus berbuat apa. Oh Tuhan, tolong beri petunjuk pada Cho Kyuhyun yang bodoh ini agar Sooyoung kembali kepadaku.
Beribu saran dari yang bermutu sampai yang tidak, terus kudapat dari member-memberku yang mendukung sepenuhnya aku dan Sooyoung kembali. Saran itu selalu mentah ketika melihat ekspresi dingin Sooyoung ketika tak sengaja berpapasan denganku. Haruskah ku berkaca ? Aku bukan orang asing yang patut dihindari Sooyoung-ah.
Kuakui, aku tak pernah sebodoh ini sebelumnya. Berurusan dengan banyak gadis sebelum Sooyoung membuatku kaya akan pengalaman. Tapi kali ini, semua itu tak ubahnya nol. Otak dan logikaku seakan membeku jika berhadapan dengan Sooyoung. Entahlah. Aku hanya merasa Sooyounglah, gadis yang terlampau kucintai.
Malam ini gerimis membasahi langit Seoul. Aku keluar dari kantor setelah menyelesaikan urusanku dengan manajer. Melangkah menuju parkiran kantor yang nampak sepi. Tunggu. Kutatap sebuah mobil berwarna silver yang melaju memasuki parkiran. Nampak siluet seseorang yang sangat kukenali. Mantan gadisku !
Aku menyembunyikan diri dibalik tiang tembok sambil mengamatinya. Seorang ahjussi keluar mobil dengan setelan formal. Bukankah itu ahjussi yang sering kusearch di google ? si sial Jung Kyung Ho, perebut Sooyoungku.
Tak lama, ahjussi itu berjalan tegap memasuki kantor. Dia melenggang begitu saja meninggalkan Sooyoung yang tetap dalam posisi duduknya di mobil. Kaca mobil itu memudahkanku untuk mengamati wajahnya yang sepertinya menampakkan raut sedih.
Dia sedang duduk di mobil sendiri dengan mengutak atik handphonenya. Tuhan, apakah ini jawaban atas doaku selama ini ? Apakah sekarang saatnya aku menunjukkan usahaku untuk merebutnya kembali ?
Mungkin iya. Entah darimana, kekuatan itu muncul. Tekadku berada di tingkat tertinggi untuk keluar dari belenggu sebagai pecundang. Inilah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk si bodoh Cho.
Aku berjalan sedikit berlari dan dengan cepat membuka pintu mobil. Kudapati Sooyoung yang nampak shock dengan kedatanganku secara tiba-tiba. Kutarik tangannya paksa dan menuntunnya keluar dari mobil. Persetan jika seseorang mengataiku seorang penculik sekarang.
Sedikit kudorong tubuhnya memasuki mobilku. Sooyoung seolah tak kuasa menahan tenagaku. Maaf mungkin ini terlalu kasar untuknya, namun aku tak ingin Sooyoung lepas kali ini.
Lantas kulajukan mobilku dengan kencang. Keheningan tercipta diantara kami. Sooyoung hanya diam sambil menunduk. Sedangkan aku hanya fokus menyetir serta menikmati debaran jantung yang kini kurasakan. Seperti dejavu. Debaran yang dulu kurasakan saat menyukai Sooyoung pertama kali.
Kutarik tangan mungilnya memasuki apartemenku. Kali ini Sooyoung meronta. Tak kuhiraukan sampai aku mendorongnya masuk dan mengunci pintu apartemenku dengan keras. Kini tinggalah kami berdua di ruangan ini saling bertatapan kaku. Cukup lama kuamati wajah sendunya, sampai akhirnya keberanikan diri untuk mencium bibirnya. Menciumnya lama demi menyalurkan kerinduanku yang teramat dalam. Sooyoung tak menolak ciuman ini dan hanya diam mematung.
Kulepaskan tautan bibirku dan menatapnya lagi. Menatapnya tajam dan sendu. Bulir-bulir cairan bening kini memenuhi kelopak matanya. Kumohon jangan menangis lagi Soo.
“Tampar aku.” Ucapku sedikit bergetar. Sooyoung semakin menunduk.
“Kau tak berniat menamparku setelah apa yang kulakukan padamu barusan ? ” sambungku. Getaran dalam hatiku seakan membuncah. Ada perasaan haru saat aku dapat menciumnya setelah sekian lama. Namun sesak yang kurasakan karena mengingat dia bukan gadisku lagi.
“Ku mohon tampar aku. Agar aku tersadar untuk tidak terus mencintaimu Soo. Ayo tampar.” Aku memaparkan wajahku tepat didepannya. Mungkin aku kehabisan akal. Tak ada yang bisa kulakukan sekarang selain mengharapkan tamparan darinya.
Namun Sooyoung justru terisak. Dia menangis lagi, tepat dihadapanku. Hatiku seperti teriris melihat gadis yang kucintai tengah menangis dihadapanku. Dengan sigap kurengkuh tubuh rampingnya dalam dekapanku. Memeluknya erat dan membiarkannya menangis diatas dadaku. Kuelus lembut rambut panjangnya yang kini berada dibawah daguku.
“Aku paling benci melihatmu menangis Sooyoung-ah.” Ucapku lirih dengan mata berkaca-kaca.
***
Gerimis masih samar terdengar. Malam semakin larut dan kini Sooyoung tengah kubaringkan diatas ranjang apartemenku. Dia sudah merasa tenang setelah lama menangis. Kutarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
“Istirahatlah. Besok aku akan mengantarkanmu.” Ujarku tersenyum setelah mengelus singkat dahi indahnya sebelum aku mencoba beranjak.
Tangan Sooyoung menahanku ketika aku akan beranjak untuk meninggalkannya.
“Jangan pergi. Ku mohon jangan berada jauh walau satu meterpun dariku.” lirihnya memohon. Oh Tuhan, aku tersenyum dalam hati sekarang.
Saat aku menoleh padanya, handphonenya berbunyi. Ahjussi sinting rupanya ketika kutengok pada layar handphonenya. Segera kuraih handphone Sooyoung lantas kucabut batreinya dan meletakkannya kembali. Dengan begini tak ada seorangpun yang dapat mengganggu waktu berkualitasku bersama Sooyoung.
Sooyoung hanya mengamatiku dalam diam. Ingin rasanya bersorak ketika Sooyoung seolah mengijinkanku untuk menonfungsikan handphonenya. Dapat kupastikan ahjussi sinting itu tengah kebingungan mencari Sooyoung yang tiba-tiba menghilang dari mobilnya tadi.
Segera kuposisikan tubuhku berbaring disamping Sooyoung. Menarik selimut untuk menutup tubuh kami berdua. Kuberanikan diri menarik tubuh Sooyoung kedalam hangat dekapanku. Sooyoung menurut dan dengan nyaman menyandarkan kepalanya pada dada bidangku. Aku memang menginginkan kedekatan seperti ini, bukan sesuatu yang bersifat nafsu semata, namun kebersamaan yang saling menyamankan.
“Tidurlah. Jangan menangis lagi.” Ucapku lalu mencium puncak kepalanya. Sooyoung mulai tenang dan memejamkan kedua matanya. Tak berapa lama kudengar deru nafasnya mulai teratur. Apakah senyaman ini sehingga Sooyoung sudah tertidur lelap ?
Melihat sikap penurut Sooyoung akan paksaan yang kulakukan sejak awal, apakah berarti dia masih mencintaiku ? Ahh, entahlah. Sulit mendeskripsikan perasaan masing-masing antara aku dan Sooyoung sekarang. Sampai sekarang dia tak mengungkapkan sama sekali dan aku tak ingin mengungkitnya lebih dulu. Biarlah kerinduan yang menuntun interaksi diantara kami.
***
Mengamati wajah polosnya ketika tidur merupakan kegemaranku saat masa pacaranku dengannya. Dan kali ini aku dapat menatap puas wajah cantiknya ketika mengarungi mimpi. Bayangkan, sudah enam jam aku tidak tidur dan justru mengamati wajah damainya. Aku tak ingin memejamkan mataku kala Sooyoung berada sedekat ini denganku. Sesungguhnya aku takut. Takut disaat ku membuka mata, Sooyoung tidak ada disisiku lagi.
Sepertinya Sooyoung mulai terusik kala aku mengelus lembut puncak kepalanya perlahan. Sooyoung mengerjapkan kedua matanya dan nampak heran melihatku yang tersenyum manis menatapnya.
“Kau tidak tidur ? “ tanyanya heran.
“Tidur bisa kulakukan setiap hari. Tapi mengamati wajahmu saat tidur tak akan bisa kulakukan setiap hari.” Jawabku santai. Dia tertawa kecil mendengarnya. Oh God.
“Tidurlah kembali. Ini masih sangat pagi.” Suruhku halus.
“Aniya. Aku tidak ingin kembali pada mimpiku, sedangkan sekarang mimpiku menjadi nyata.”
“Maksudmu ? “ dahiku mengernyit. Tanda tak mengerti.
“Sebesar apapun usahaku untuk melupakanmu, jika setiap harinya kau selalu hadir dalam mimpiku akan semakin sulit buatku Kyu. Kau tahu ? memelukmu sekarang adalah mimpiku yang menjadi kenyataan.”
“Bisa kau jelaskan dengan kalimat yang sederhana Soo ? Aku tidak memahaminya.“ balasku sedikit menggodanya. Sebenarnya aku sudah paham dan hanya mencoba menjahilinya saja.
“Ya! Aku mencintaimu sampai kapanpun Cho ! “ Balas Sooyoung meninggikan suaranya kesal. Sudah lama sekali aku tidak menggodanya apalagi melihatnya selepas ini bersamaku.
“Geurasseo ? Semudah itukah ? Sayangnya sulit bagiku mempercayainya. “ sangkalku.
“Lihat saja, aku akan buktikan.” Tantang Sooyoung yakin.
“Dengan ? “
Perlahan Sooyoung menangkup wajahku dengan kedua tangannya. Aku tidak mengerti apa yang akan dilakukannya saat kusadari tubuhku kini sudah berada diatasnya. Sooyoung mengejutkanku dengan tiba-tiba menciumku lembut. Lantas sedikit melumatnya dan terciptalah suasana yang memanas diantara kami. Naluriku menuntunku untuk membalas ciumannya. Damn ! Dia sukses menyulut libidoku.
Jika aku adalah namja brengsek, mungkin Sooyoung bukanlah seorang gadis lagi setelah ini. Namun aku tidaklah sebodoh itu. Meski aku menginginkan Sooyoung sebesar apapun, aku adalah tipe namja yang akan menjaganya sampai saatnya tiba.
Sooyoung melepas ciumannya dan kami berdua kini tengah berbaring saling berhadapan. Aku tersenyum. Benar apa yang dikatakannya. Melalui ciumannya, aku bisa merasakan bahwa dia masih mencintaiku. Pagutan saling memadu kasih yang sering kuminta darinya dulu. Tidak berubah. Rasa itu tetap ada dan tersalurkan melalui cara kami.
“Mianhae. Mungkin permintamaafan saja tidak cukup bagiku untuk menebus segala kesalahanku padamu Kyu. Namun kau perlu tahu, aku selama ini tersiksa. Tersiksa dengan keputusanku sendiri. Mereka menyudutkanku Kyu, aku tidak punya pilihan lain. Jeongmal mianhae.” Sooyoung mengatakannya dengan memeluk tubuhku erat. Dia menyembunyikan kepalanya seraya sedih.
“Katakan padaku siapa yang menyudutkanmu sayang? ” balasku sabar. Terkutuklah seseorang itu yang membuat gadis yang kucintai merasa tersiksa selama ini.
“Akan terlalu rumit jika kujelaskan satu persatu. Terlalu banyak sekenario dibalik semuanya Kyu.” Tak berapa lama Sooyoung kembali menitikkan air matanya. Sebenarnya aku sangat bahagia mengetahui kebenaran itu. Kebenaran skenario skandal yang memang sengaja dibuat.
“Aku mengerti perasaanmu. Akan sulit bagimu menjelaskan semuanya. Uljimaa. Kenapa setelah putus denganku kau menjadi mudah sekali menangis eoh ? “ Sooyoung berusaha mengendalikan tangisnya. Lagi-lagi kuusap puncak kepalanya demi menenangkannya.
“Sudah, lupakan sejenak. Tidurlah kembali agar kau tenang.” Ucapku seraya memapah kepalanya agar tersandar pada bantal secara nyaman. Mataku menangkap kedua bola matanya yang basah. Ku kecup kedua kelopak mata itu berharap tak ada tangisan lagi yang keluar setelah ini.
“Apakah kau mempercayaiku, Kyu ? “ tanyanya tepat setelah kukecup kedua kelopak matanya. Aku mengangguk. Sungguh aku ingin membuatnya tenang.
“Ingatlah, bahwa yang kucintai hanyalah kau. Tidak ada namja lain.” Ucapnya sungguh-sungguh.
“Ahjussi itu ? “ tanyaku memastikan.
“Maksudmu Kyung Ho ? Dia lelaki egois yang pernah ku kenal. Dia memanfaatkan hubungan baiknya dengan presdir untuk menciptakan skandal antara aku dan dia. Dia ingin mendongkrak popularitasnya melalui aku, Kyu. Dia juga mengancam presdir akan mengungkapkan hubungan kita jika aku tidak menurutinya. Aku takut akan berdampak buruk padamu, pada karirmu dan seluruh penggemarmu jika itu terjadi. Maka dengan sangat terpaksa aku mengakhiri hubungan kita dengan cara yang benar-benar menyakitkan.” Tak hentinya kutunggui kalimat yang terus keluar dari bibir mungilnya dengan sabar. Kejujurannya kali ini membuatku tertegun. Akhirnya, Sooyoungku kembali seperti yang ku kenal dulu.
“Terima kasih. Kau gadis paling sempurna dimataku.”
“Aku tidak sempurna Kyu. Aku telah menyakitimu.”
“Asal pada akhirnya kau akan kembali padaku dan berjanji tidak akan meninggalkanku lagi, kurasa semua akan menjadi indah.” Ucapku lagi sambil mendekatkan tubuhku seraya memeluknya. Aku mulai memejamkan mataku.
“Keundaee .. “ katanya menggantung.
“Wae ? Kau takut pada presdir atau pada ancaman Kyung Ho ? Kau sudah berkorban banyak untukku, jadi sekarang biarlah aku yang menebusnya. Aku akan menemui presdir dan ahjussi itu dan kujamin semuanya akan kembali seperti semula.” Janjiku padanya.
“Aku akan menyelesaikan semuanya. Percayakan semua padaku.” Sambungku dengan tetap memejamkan kedua mata. Rupanya rasa kantuk telah menggelayutiku. Bayangkan, aku memang belum tidur semalaman.
Sooyoung mengecup bibirku sekilas sebagai ungkapan kegembiraannya. Aku bisa merasakan itu.
“Bolehkah aku tidur sekarang ? Sepertinya mataku tidak bisa diajak kompromi lagi Soo.“ ijinku sambil terus memeluknya seakan tak memberinya ruang gerak sedikitpun.
“Tidurlah. Giliranku mengamati wajahmu saat tidur.” Ucapnya lembut.
Beberapa menit aku dalam keadaan terpejam. Kurasakan tangan lembut Sooyoung menjelajahi pipiku. Mungkin Sooyoung mengira aku sudah tertidur.
“Aaih, tampannya.” gumamnya lirih dalam keheningan.
“Tidak perlu kau ucapkan aku sudah tahu.” Ucapku tiba-tiba. “YA!” balasnya kesal sambil menyikut dadaku pelan.
“Mimpi indah berarti memimpikan aku. Saranghae..“ kata Sooyoung yang terakhir lalu membalas pelukanku dengan menyusupkan kepalanya pada dada bidangku. Aku tersenyum sesaat lalu kemudian mulai memasuki alam mimpi.
***
Jam menunjukkan pukul 10 pagi. Sooyoung sudah bangun lebih dulu daripada aku dan dia tengah sibuk di depan cermin menata penampilannya. Sedangkan aku baru saja keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambut basahku menggunakan handuk.
Tidurku tadi pagi sangatlah nyenyak dan nyaman. Meskipun hanya 3 jam, namun aku sangat menikmati tidurku kali ini daripada tidur-tidurku sebelumnya. Tentu saja, penyebabnya gadis yang sekarang didepan cermin itu.
Aku kini duduk di sofa sambil terus mengamatinya menata rambut lurusnya. Merasa terus kuperhatikan, Sooyoung kini berbalik menatapku sambil tersenyum. Kudapati sosok jangkungnya yang benar-benar cantik. Biasanya aku hanya dapat mengamatinya dari layar kaca. Kini hasratku untuk dapat menatapnya langsung dapat tersalur sepuasnya.
“Kyuhyun-ah, apa kau lapar ?” tanya Sooyoung mendekat kearahku. Lebih tepatnya kepada meja yang ada sampingku untuk meraih handphonenya.
“Mari kita lihat, apa yang bisa dipesan untuk sarapan kita.” Gumamnya sambil berusaha memasang batreinya kembali. Andwe. Segera saja kurebut handphonenya dan dengan cepat ku tarik tubuh Sooyoung untuk duduk dipangkuanku.
“Aku hanya butuh kau.” Jawabku tepat ditengkuknya. Posisi Sooyoung sekarang duduk dipangkuanku membelakangiku. Ku dekap tubuh rampingnya dan kulingkarkan kedua tanganku pada perut datarnya. Sesekali kuhirup aroma wangi tengkuknya yang seperti candu tersendiri buatku.
Tiba-tiba rasa takut itu kembali menyerang. Hanya dengan memeluknya seperti ini perlahan menciptakan ketenangan sendiri buatku. Demi Tuhan, aku tak ingin kehilangannya lagi. Cukup setengah tahun aku merasakan siksaan itu. Aku hanya ingin terus bersama gadisku, itu saja.
“Kumohon jangan pergi lagi.” Gumamku lirih. Terlintas beberapa memori pahit saat dimana rapuhnya aku tanpa Sooyoung.
Kurasakan Sooyoung menegang.
“Tidak. Tidak akan. Aku tak akan mengulangi kebodohanku untuk yang kedua kalinya.” Ucap Sooyoung meyakinkanku seraya meremas tanganku lembut yang melingkar di perutnya.
“Aku akan mempercayainya jika kau mau menikah denganku sekarang juga dan menyandang gelar sebagai nyonya Cho.” Ucapku tenang namun sarkatis.
“Bagus. Setelah itu terjadi, kita berdua akan didepak dari agency dan semua yang aku lakukan selama ini untukmu akan sia-sia.” Balas sooyoung getir.
“Aku akan belajar mengelola perusahaan dan menghidupimu Soo-” sebelum aku selesai menyelesaikan kalimatku, Sooyoung melepaskan kedua tanganku dan berbalik menghadapku. Tetap dalam pangkuanku, Sooyoung menangkup wajahku lembut.
“Tidak semudah itu sayang. Kau sudah masuk dalam dunia entertain. Maka kau harus bertanggung jawab. Pada kontrakmu, pada member-membermu yang lain, terlebih pada jutaan fansmu yang menyayangimu. Jika aku mementingkan egoku saja, mungkin aku sudah menjawab ya untuk ajakanmu. Namun sesungguhnya yang kau ucapkan adalah bagian dari ketakutanmu saja. Demi Tuhan, aku akan tetap disini. Dihatimu.” Terang Sooyoung lembut sambil meletakkan telapak tangannya didada kiriku. Aku menatapnya dengan senyum simpul. Sejenak ku berpikir. Dia benar.
“Arasseo. Dan yang perlu kulakukan setelah ini adalah menemui ahjussi itu untuk meluruskan semuanya. Bagaimanapun kau adalah kekasihku, tak ada yang boleh mengakuinya selain aku.” Ucapku sedikit kesal. Sooyoung menepuk pundakku lemah lalu sedikit tertawa. “Namanya Kyung Ho, Kyu.”
“Memangnya aku peduli.” Balasku cuek. Aku dan Sooyoung tertawa bersamaan hingga pada akhirnya terdiam saling menatap.
“Chagia, cium aku.” Pintaku dengan nada sedikit manja. Sooyoung tampak mengernyitkan alisnya namun sedetik kemudian mengalungkan kedua tangannya pada leherku.
“Kebiasaanmu kapan berubah, eoh ? “ Ucap Sooyoung sambil menyentil hidungku gemas. Aku hanya tersenyum tanpa rasa bersalah sedikitpun. Tak kusangka Sooyoung menuruti keinginanku dengan mendekatkan wajahnya beberapa senti. Segera kuraih bibirnya yang ranum, sebelum dia menciumku lebih dulu. Memang sudah seharusnya lelaki yang memimpin dari segi manapun kan ?
Ya Tuhan, terima kasih. Kau mengembalikankan Sooyoungku seperti sedia kala tanpa ada cacat sedikitpun dalam kadar perasaannya terhadapku. Aku berjanji akan menjaganya dengan baik sampai saatnya tiba. Saat dimana aku melepas tugasku untuk melayani para elf dan sparkyu, dan disaat itulah aku akan mengenalkan Sooyoung sebagai istriku. Aku berjanji, Tuhan.
END
Maaf karena saya author abal-abal, hehe. But RCL, please ☺
