Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

First Love (Part 4)

$
0
0

Title                       : First Love

Author                  : lidyanatalia

Main Cast            : Cho Kyuhyun (Super Junior), Choi Sooyoung (SNSD), Kim Junmyeon/Suho (EXO), Kim Jongdae/Chen (EXO), Kim So Eun, Wu Yi Fan (EXO)

Support Cast        : Zhang Yixing (EXO), Kim Jongwoon/Yesung (Super Junior), Oh Sehun (EXO), Son Naeun (A pink), Kim Sang Bum, etc

Rated                    : PG-15

Genre                    : Romance, Friendship, Angst (?)

Length                  : Chapter

Disclaimer           : The casts belong to themselves and this story fresh from my mind

Warning               : CONTAINS BOYXBOY LOVE, DON’T LIKE DON’T READ

—Inilah arti sebuah ketenangan yang Sooyoung rasakan. Tidak akan ada ketenanangan bagi dirinya tanpa Kyuhyun di sampingnya —

Chapter 4 First Love Is a Calmness

“Bagaimana keadaan Sooyoung-noona?”

“Sooyoungie masih begitu shock, aku rasa kita biarkan saja dulu dia sendiri dan biarkan dia mencari keputusan apa yang paling tepat untuk dijalani.”

Hari sudah berganti dan Sooyoung masih saja dalam keadaan yang sama. Ketiga sahabatnya memutuskan untuk tidak menganggu Sooyoung dan membiarkan wanita bertubuh tinggi itu untuk menjernihkan pikirannya terlebih dahulu.

Sayangnya hingga detik ini Sooyoung masih tidak dapat berpikir jernih. Semua penjelasan kemarin benar-benar sudah menganggu kehidupannya secara tidak langsung. Setiap ucapan yang keluar dari bibir Jongwoon benar-benar terekam dengan jelas, kata per kata terus wanita cantik ini ingat. Ketakutan dan kecemasan luar biasa menghantui Sooyoung, sanggup membuatnya merasa tidak berdaya.

Tapi di atas semuanya itu, hal yang paling Sooyoung ingat adalah tatapan mata yang tajam dari Kris. Tatapan itu sanggup membuat semua bulu kuduknya merinding. Tatapan itu seperti mimpi buruk dalam mimpi anak-anak, yang akan menghantui kemanapun kaki melangkah.

Sooyoung’s POV

Ya Tuhan, apa yang terjadi denganku? Apa yang sedang terjadi padaku? Kenapa aku tidak mengetahui jawabannya sampai sekarang?

Kenapa aku begitu cemas dengan hal seperti ini? Kenapa aku begitu takut dengan semua cerita itu? Kenapa aku takut hidupku terancam oleh seorang mafia bernama Kris?

Ada apa dengan seorang Choi Sooyoung yang pemberani? Ada apa dengan seorang Choi Sooyoung yang tidak peduli dengan masalah semacam ini?

Ada apa dengan seorang Choi Sooyoung, ada apa?

Semua pertanyaan di atas terus saja terulang dan terulang di dalam pikiranku. Semua itu benar-benar membuatku tidak bisa berpikir.

Kenapa, kenapa dengan semua ini? Aku tidak boleh takut. Ya, aku seseorang yang kuat. Aku adalah seseorang yang tangguh, aku tidak boleh lemah, tidak boleh.

Tapi aku tetap takut, aku benar-benar takut.

Terutama tatapan Kris, ada apa dengan tatapan itu? Ada apa?

“AAAKKKHHH….”

Tanpa kusadari aku berteriak dengan keras. Aku sudah tidak sanggup, aku harus mengeluarkan semuanya. Seluruh kecemasan ini sudah menenggelamkanku.

Ada apa dengan tatapan itu? Kenapa tatapan mata itu tidak asing bagiku.

Di mana, di mana aku pernah melihatnya?

Aku mendengar orang-orang berteriak di sebelahku, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Aku tidak bisa mengeluarkan suaraku, aku tidak bisa membalas mereka. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Akhirnya kesadaran mengambil alih diriku.

Tatapan itu, ya, tatapan itu…

####

“Sooyoungie… Sooyoungie…”

“Sooyoungie, kau kenapa?”

“Sudahlah kau jangan menangis, Soeun-ah.”

Soeun terus saja menguncang dan menguncang tubuh mungil Sooyoung yang sudah tidak sadarkan diri. Air mata terus saja mengalir deras dari kedua pipi wanita jelita ini. “Ta-tapi… tapi…”

“Soeun-noona, kau juga harus tenang, jika kau panik siapa nanti yang akan mengurus Sooyoung-noona? Bukankah kepanikan tidak akan menyelesaikan apapun?” saran Jongdae sambil tetap mengelus pelan tubuh bagian belakang Soeun.

Soeun hanya diam dan tidak membalas. “Sebaiknya kita siapkan saja makanan dan juga minuman untuk Sooyoungie. Aku yakin ketika bangun Sooyoung pasti lapar.” ucap Junmyeon dan akhirnya mereka bertiga meninggalkan Sooyoung sementara.

Dalam perjalanan menuju dapur tiba-tiba bel pintu berbunyi. “Biar aku saja yang menerima, kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian.”

Junmyeon dan Soeun yang sudah mulai tenang hanya bisa menganggukan kepala dan kembali berjalan menuju dapur. Jongdae sendiri juga mulai berjalan menuju pintu depan, bermaksud untuk menerima tamu yang ingin berkunjung.

“Kyuhyun-hyung, apa yang kau lakukan di sini?”

Kyuhyun hanya bisa tersenyum melihat Jongdae. “Selamat pagi, Jongdae-ah. Aku dengar Sooyoungie ada di sini, apakah aku boleh menjenguknya?”

“Tentu, tapi sebelum itu, ada apa dengan lebam di wajah hyung?”

Kedua bola mata Jongdae bisa melihat ada beberapa titik lebam di wajah Kyuhyun dan itu membuat Jongdae berspekulasi mengenai banyak hal di dalam pikirannya. Wajah tampan Kyuhyun benar-benar terlihat mengerikan bagi lelaki bersuara emas ini.

“Ahh, ini.” jelas Kyuhyun sambil memegang wajahnya, tidak lupa senyum selalu terlukis di bibirnya. “Bisakah aku menjelaskannya nanti? Aku sedang tidak ingin membicarakannya sekarang.”

Mendengar penjelasan Kyuhyun, Jongdae hanya bisa menganggukan kepalanya. Tidak ingin rasa penasarannya semakin meluas, Jongdae mempersilahkan Kyuhyun untuk masuk.

“Tapi Sooyoung-noona sedang tertidur. Tadi ada sebuah kejadian yang tidak kami ketahui, tetapi kejadian itu membuat Sooyoung-noona pingsan.”

Raut kekhwatiran begitu jelas muncul di wajah Kyuhyun, Jongdae sendiri dapat melihatnya. “Pingsan? Apakah dia sudah sadar?”

Jongdae hanya bisa mengelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu karena aku meninggalkannya dalam kondisi yang belum sadar.”

“Kenapa kau meninggalkannya di saat dia belum sadar, apakah ada yang menjaganya sekarang?”

“Tadi aku bersama Junmyeon-hyung dan Soeun-noona sedang mempersiapkan makanan dan minuman untuk Sooyoung-noona, oleh karena itu kami meninggalkannya sementara.”

“Kyuhyun-hyung, apa yang sedang kau lakukan di sini?”

Kyuhyun dan Jongdae bisa melihat kehadiran Junmyeon dan Soeun di ruang tamu. Di tangan Junmyeon terdapat baki yang berisi makanan dan minuman.

“Aku ingin menjenguk Sooyoung.”

“Apakah sunbae yakin kehadiran sunbae tidak akan menganggu ketenangan Sooyoung?”

Ketiga lelaki tampan itu menatap Soeun dengan fokus. Mereka bisa melihat raut wajah Soeun terlihat tidak suka dengan kehadiran Kyuhyun.

“Tentu saja aku tidak akan menganggu, justru aku ingin memberi…”

“Memberi ketenangan, itu maksudnya? Maaf aku sudah berlaku tidak sopan, tapi aku yakin kehadiran sunbae akan membuat Sooyoung semakin menderita, bukankah begitu? Aku tidak salah bicara, bukan?”

Kyuhyun benar-benar kaget dengan ucapan Soeun. Apakah selama ini dia sudah menganggu kehidupan Sooyoung? Apakah kehadirannya sudah membuat Sooyoung menderita?

“Soeun-ah, apa yang kau bicarakan? Kyuhyun-hyung sama sekali tidak akan menyakiti Sooyoung. Mereka hanya sedang terjebak dalam situasi yang tidak mendukung…”

“Tapi Sooyoungie tidak akan berada dalam situasi seperti ini kalau ia tidak bertemu dan berteman baik dengan Kyuhyun-sunbae. Kau sadar akan hal ini, bukan?” Soeun tanpa sadar mengoyangkan bahu Junmyeon berulang kali.  “Kau pasti berpikir seperti ini juga, bukan? Ayo jawab aku, Junmyeon!”

Junmyeon berusaha tetap mempertahankan posisi dirinya maupun baki yang ia pegang. “Soeun, aku tidak pernah bepikir seperti dirimu. Sadarlah, kau tahu bukan apa yang Sooyoung rasakan, kau tahu bukan bagaimana bahagianya Sooyoung? Jika kau menyuruh Kyuhyun-sunbae meninggalkan Sooyoung, kau sama saja merebut kebahagiaan sahabatmu sendiri.”

Penjelasan Junmyeon akhirnya membuat Soeun menghentikan aktivitasnya.

“Maafkan aku karena aku sudah membuat Sooyoung menderita, maafkan aku karena aku sudah membuat Sooyoung sedih, tapi aku benar-benar tidak ada maksud untuk menyakiti Sooyoung ketika aku memutuskan untuk menolongnya.”

Kyuhyun berjalan mendekati Soeun dan memegang kedua tangan Soeun. “Soeun-ssi, aku tahu aku telah membuat seorang sahabat Sooyoung kecewa dan kehilangan kepercayaannya, tapi aku mohon berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Aku tahu aku tidak dapat menjamin apapun, tapi aku akan berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik. Tolong berikan aku kesempatan untuk mengembalikan seluruh kepercayaanmu.”

Soeun hanya bisa terdiam mendengar semua ucapan Kyuhyun. Semua ucapan itu sedikit demi sedikit menghancurkan benteng pertahanannya. Namun pertanyaan-pertanyaan terus muncul di dalam pikiran Soeun dan berusaha mempengaruhi keputusannya.

Akhirnya senyum manisnya mulai terlukis secara perlahan namun pasti. “Semoga kau tidak mengingkari janjimu, Kyuhyun-sunbae.”

####

Kyuhyun’s POV

Aku melangkahkan kedua kakiku menuju kamar Sooyoung. Setapak demi setapak kulalui membuat jantungku semakin berdebar. Jantung ini tidak berhenti berdebar, terutama ketika sekarang aku sudah berada di depan kamar Sooyoung. Baki yang kupegang mulai bergetar perlahan mengikuti debaran jantungku yang semakin kencang.

Kutatap perlahan pintu kamar, apakah aku harus masuk ke dalam? Apakah Sooyoung akan baik-baik jika ia bertemu denganku? Apakah aku akan melihat air matanya?

Semua pikiran itu membuatku bingung, tidak tahu harus berbuat apa. Kemarahan yang sempat ditunjukan Soeun padaku membuatku sadar bahwa aku sudah membuat Sooyoung mengalami kesedihan luar biasa.

Dengan tangan yang masih bergetar aku memutuskan untuk memegang ganggang pintu dan membukanya. Setelah masuk aku menutupnya dengan perlahan agar tidak menganggu Sooyoung yang sedang tertidur.

Kedua bola mataku terus saja menatap Sooyoung. Kedua kakiku kulangkahkan mendekati ranjang. Aku mendudukan tubuhku di pinggir ranjang setelah aku meletakan baki yang kupegang di atas meja.

Wajah Sooyoung begitu pucat dan tidak ada gurat ketenangan yang tergambar di wajah cantiknya. Apakah aku sudah begitu menyakitinya?

Aku kembali mengingat senyum dan tawanya yang membuatku merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam perut. Aku ingin mengelus kepalanya, tapi aku menemukan tanganku melayang di udara. Aku sangat ingin menenangkannya, membuatnya merasa nyaman.

Aku kembali mengumpulkan keberanianku dan perlahan namun pasti aku mengelus pelan rambutnya yang begitu lembut. Aku berharap bahwa kegiataanku ini dapat menenangkannya, membuatnya bermimpi indah.

Sosok Sooyoung sendiri seperti sebuah mimpi indah bagiku, memberikan cahaya yang menerangi hatiku. Wajahnya yang cantik dan senyumnya membuatku merasakan perasaan yang dulu menghilang.

Aku ingin terus menjaga senyumnya, aku ingin menjaga hatinya, aku ingin melakukan segalanya untuk wanita ini.

Aku tidak mengerti kenapa aku semakin menyukainya disaat aku seharusnya berduka karena kematian cinta pertamaku, aku tidak mengerti kenapa sosok seorang Choi Sooyoung sanggup membuatku hanya memikirkannya saja, aku tidak mengerti kenapa wanita ini sanggup membuatku berani untuk melawan Kris.

Aku tidak mengerti kenapa aku bisa menyukainya sampai sejauh ini. Aku tahu bahwa aku sudah terjebak dalam pesonanya sehingga aku tidak mempedulikan apapun lagi.

Aku memang sudah merasakan cinta pertama, tapi entah mengapa rasanya berbeda. Rasanya berbeda ketika aku bersama kekasih pertamaku dan Sooyoung. Kehadiran mereka memberi arti dan pengaruh yang berbeda dalam hidupku.

Walaupun aku terkesan kejam karena sudah bisa mencintai wanita lain, aku merasa tidak bersalah. Aku yakin kekasihku itu akan menatapku dari atas dan memberikan dukungannya untukku.

Ahh, apakah aku terlalu melankolis? Benar, aku kan seorang lelaki, tidak sepantasnya aku lemah dan terlalu larut dalam perasaan seperti ini. Apakah aku memalukan?

Tapi aku tidak bisa menahan semua perasaan ini. Perasaan ini begitu kuat dan membuatku semakin yakin setiap harinya. Semenjak pertama kali aku menatap kedua bola mata yang indah itu, aku sudah menyukainya. Aku menyukai Sooyoung, bahkan sebelum ia mengenalku.

Aku yakin ketika aku menatap kedua bola mata itu aku bisa melihat masa depanku yang akan aku habiskan dengan wanita ini, aku yakin bahwa wanita inilah yang akan menemaniku mengucapkan janji suci bersama, dan aku yakin bahwa wanita inilah yang akan menjaga anak-anakku kedepannya.

Ya, aku ingin bersamanya.

Tapi, apakah aku sanggup melewati semua rintangan yang ada? Semua rintangan ini begitu berat, aku tahu itu.

Tapi aku akan terus berusaha.

Aku sungguh ingin menjaga senyum cantik ini.

“Sooyoungie, cepatlah sadar. Kau tahu, aku sedang menunggumu di sini.”

Normal POV

Suara Kyuhyun membuat Sooyoung mulai membuka matanya secara perlahan, mencoba mengkondisikan cahaya yang masuk. Kedua bola matanya menjelajahi sudut demi sudut sampai akhirnya ia melihat sesosok lelaki yang selalu ia pikirkan.

“Kyuhyun-ssi, apa yang terjadi?”

Kyuhyun dengan sigap memegang tubuh belakang Sooyoung saat wanita itu mencoba untuk duduk. “Kau tadi tertidur dan baru saja bangun. Tidak terjadi apa-apa.”

Sooyoung yang merasa tidak seperti itu kejadiannya terus saja menatap Kyuhyun. Tapi ia tidak menemukan jawaban apapun, yang ia rasakan jantungnya berdebar dengan kencang dan ia merasakan wajahnya memerah.

Namun tiba-tiba ia kembali memikirkan semua perkataan Jongwoon dan itu mulai membuat badannya bergetar hebat. Ia merasakan napasnya mulai tersengal dan tatapan matanya kosong. Ia benar-benar butuh udara. Kenapa tiba-tiba ruangan ini begitu panas, kemana semua udara pergi?

Kyuhyun yang melihat hal ini langsung menguncangkan tubuh Sooyoung dengan kuat. “Sooyoung-ssi, ada apa? Kau tidak boleh membiarkan kecemasan mempengaruhimu. Sooyoung-ssi, sadarlah!”

Sooyoung tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Kyuhyun, yang hanya Sooyoung rasakan sekarang adalah ketakutan dan ketakutan. Ia merasakan tubuhnya semakin bergetar dan kepalanya mulai pusing, pandangannya mulai kabur.

Sooyoung tidak bisa mengerakkan bibirnya, semua perkataannya seakan tersangkut di tenggorokan. Ia berusaha dan berusaha terus untuk berbicara, tapi ia tidak bisa.

Namun tiba-tiba Sooyoung merasakan wajahnya memanas, ada seseorang yang menamparnya. Tamparan itu membuat Sooyoung sadar dan sekarang ia bisa melihat Kyuhyun dengan jelas. Napasnya yang mulai menghilang secara perlahan kembali, seakan ia baru mendapatkan nyawanya lagi.

Tanpa ia sadari air mata mengalir deras. Sooyoung mulai meluapkan semua emosinya, semua ketakutan dan kecemasan yang terus ia sembunyikan sendirian. Hancur sudah semuanya, Sooyoung sudah tidak bisa menahannya. Semua penjelasan Jongwoon dan tatapan itu benar-benar membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.

Ia hancur, ia rapuh, ia tidak berdaya lagi.

Secara perlahan ia merasakan sebuah kehangatan, sebuah kehangatan yang membuatnya sedikit lebih tenang.

“Sooyoung-ssi, maafkan aku yang sudah membuatmu begini. Maafkan aku karena aku gagal menjagamu dan membahagiakanmu. Maafkan aku atas semua kebodohanku.”

“Tidak, ini semua bukan kesalahanmu.” Ingin sekali Sooyoung mengatakan semua itu, tapi ia menemukan dirinya tidak bisa berkata apa-apa dan terus saja menangis.

Yang Sooyoung bisa rasakan sekarang adalah sebuah kehangatan dan ia sangat berterima kasih akan semua ini. Seperti sebuah baju yang masih baru dan nyaman, pelukan Kyuhyun membuatnya merasa senang dan nyaman. Pelukan ini membuat Sooyoung semakin menyadari alasan dia mencintai seorang Cho Kyuhyun.

Sooyoung ingin terus merasakannya, Sooyoung ingin merasakan ini selamanya. Ia ingin dada bidang Kyuhyun menjadi tempat sandarannya di saat ia merasa sedih dan takut, ia ingin Kyuhyun menjadi sayapnya yang membawanya terbang tinggi di angkasa ketika ia merasa lelah dan putus asa.

Sooyoung berharap Kyuhyun akan terus memeluknya seperti ini. Inilah arti sebuah ketenangan yang Sooyoung rasakan. Tidak akan ada ketenanangan bagi dirinya tanpa Kyuhyun di sampingnya.

####

“Yixing-ah, kau tahu tadi aku bertemu dengan teman perempuan dari Kyuhyun.” Seorang lelaki dengan pakaian formalnya memasuki kamar yang begitu mewah. “Aku merasa aku pernah bertemu wanita itu sebelumnya, tapi dimana?”

Yixing mencoba untuk fokus mendengarkan apa yang akan dikatakan Kris. “Mungkin itu hanya perasaanmu saja. Kau sudah lama tidak memiliki teman perempuan yang begitu dekat.”

“Tapi aku merasa benar-benar pernah bertemu dengannya. Apakah aku melupakan sesuatu?” tanya Kris lagi untuk kesekian kalinya.

Yixing mendudukan tubuhnya di atas ranjang. “Bagaimana kalau kau mempertemukanku dengannya, siapa tahu aku mengenalnya.”

“Itu ide yang bagus.”

Kris kembali menatap pemandangan luar melalui jendela kamarnya. Kris yakin dia mengenal perempuan tadi. Tapi, siapakah perempuan itu? Kris berusaha melupakannya dan kembali mengingat Kyuhyun.

“Apakah Kyuhyun berada di kamarnya?”

Yixing menelan pelan air liurnya saat Kris menanyakan pertanyaan itu. Yixing tidak boleh berkata jujur jika tidak ingin ada masalah lagi. “Iya, dia sedang berada di kamarnya.” Yixing mulai bangkit berdiri dan berjalan mendekati pemimpinnya tersebut. “Dan Kris, kenapa kau menyiksanya lagi? Kau tidak ingat apa perjanjian kita sebelumnya?”

“Aku tahu, aku tahu itu!” Lelaki tampan ini mengusap kepalanya dengan kasar. “Tapi aku tidak bisa menghentikannya. Kau tahu bukan aku tidak akan bisa menghentikan ini semua.”

“Tapi bukankah kau berjanji akan mempejuangkannya, kau akan berusaha?”

“Tidak semudah yang kau bayangkan, Zhang Yixing.”

Yixing hanya bisa menghela napas panjang, berusaha menahan emosinya. “Aku tahu soal ini, tapi aku ingin kau berubah dan jangan terlalu menyiksanya. Kau tahu ia begitu terluka dengan perbuataanmu. Bagaimana jika ia pergi darimu?”

Kedua bola mata Kris langsung menatap tajam Yixing saat kalimat itu keluar dari bibirnya. “Aku tidak akan pernah membiarkannya pergi. Tidak untuk yang kedua kalinya.”

“Kris, sadar, dia bukan Rainie! Sudah berapa kali aku katakan padamu, jangan samakan Kyuhyun dengan Rainie!”

“Pembicaraan macam apa lagi ini, siapa itu Rainie? Aku sudah katakan aku tidak mengenalnya, mengapa kau selalu mengungkit nama wanita itu!”

“Kris, mengapa?”

“Sudah berapa kali aku katakan jangan sebut nama itu lagi! Ini semua tidak ada hubungannya…”

“Kris!”

Yixing dengan segera berlari cepat menuju tubuh Kris yang secara perlahan namun pasti terjatuh di atas lantai yang dingin. Yixing hanya bisa memegang tubuh Kris yang begitu lemah dan mengeluarkan keringat dingin.

“Kris.”

— To Be Continued —

Apa kabar semuanya? XD

Saya kembali membawa chapter baru dari First Love

Dan saya mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan kalian selama ini

Dan sekarang bukannya saya tidak suka dengan komentar kalian, tapi jika kalian benar-benar tidak suka dengans etting ceritanya saya harap jangan membacanya, saya tidak ingin membuat kalian tidak nyaman dengan cerita ini.

Harap memaklumi bagaimana cerita ini akan berjalan :D

Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Di chapter ini akan banyak sekali misteri yang belum terpecahkan, silahkan mencoba untuk menebaknya.

Terima kasih banyak sekali lagi atas dukungannya, saya sangat menghargainya.

Thank you and God bless you :D



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>