Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

Lovelife Chapter 2

$
0
0

Annyeonghaseyo

Maaf ya kalo baru update chap 2 sama we are twin chap 3 juga belum aku update hehehe pada tanya semua tapi aku baru kelar liburan/? Nah buat chap 3 nanti juga ada nc lagi yang udah punya bbmku nanti buat chap 3 langsung liat di pm aja ya passwordnya terus buat facebook/twitter langsung liat di tweetan aku ya passwordnya ga perlu mention/ kirim pesan lagi hehehe buat line: vennaawt bisa liat di beranda line ya passwordnya. Oke ? kekeke~ ohya lovelife ini ga terlalu punya konflik yang belibet konfliknya sangat sangat sederhana aja. Gomawo chingudeul~

Title : Lovelife / Chapter 2

Author: VennaWu

Main Pair : Choi sooyoung, Cho kyuhyun

Other Cast : Hwang tiffany, Choi Siwon

Rated : 17+

Warning : OoC, typo , umur tidak sesuai, tema umum

Disclaimer : Cast milik dirinya sendiri (namun masih tanggung jawab orang tua dan dibawah naungan Tuhan), Super Junior dan SNSD teken kontrak sama SM Entertainment. Saya hanya pinjam nama dan karakter. Ff dibuat oleh Babykim dan di post ulang oleh VennaWu (udah ganti nama/?).

Please Do Not Bashing The Chara

Thank you

Happy Reading ^^

.

.

“Hahh…”

Hembusan nafas panjang dan berat terdengar dari salah satu bangku ditaman kampus besar itu. Sang pelaku, Choi sooyoung, memandang langit sore yang masih cerah. Diangkatnya pergelangan tangan kiri dan mengamati jam yang mengalung disana. Sudah lewat beberapa menit dari waktu yang dijanjikan orang itu.

“Hei, bodoh!”

Merasa ditujukan untuknya, Sooyoung menoleh kebelakang. Menghela nafas kembali sebelum akhirnya menyandarkan diri pada bangku taman dan memandang yeoja yang berdiri didepannya dengan malas.

“Ada apa?” tanya Sooyoung mau tak mau kala wanita didepannya memandangnya tajam seraya berkacak pinggang.

“Apa yang kau lakukan semalam, hah?”

“Semalam?” Wajah Sooyoung memerah. Mengingat malam panas yang baru saja dilaluinya bersama seorang pria.

“Kenapa kau pergi begitu saja?” Wanita itu kini tak lagi berkacak pinggang, melainkan mencubit gemas pipi Sooyoung dan duduk disampingnya. “Oppaku mencarimu.”

Sooyoung mencibir. “Aku malu, bodoh. Setelah kau pergoki itu.”

Tiffany tertawa. Kembali mencubit pipi Sooyoung yang dibalas dengan tatapan tajam sang pemilik pipi. “Tapi kan kau tak bisa pergi begitu saja ketika Kyuhyun oppa sedang mandi. Dia mencarimu tahu. Kau juga tak berpamitan padaku.”

“Biarkan saja,” cicit Sooyoung. Sesaat sempat menunduk karena malu lalu kembali mengangkat wajah teringat sesuatu. “Ah, aku penasaran.”

“Hm?” Tiffany menaikkan kedua alisnya.

Sooyoung mengecilkan suaranya seraya menaruh telapak tangan didekat mulut. “Kyuhyun oppa tahu kebiasaan kita mencuri pinjam film dewasa miliknya. Dia juga tahu aku bermain solo. Dia tahu dari mana? Apa dirumahmu dipasang cctv?”

Tiffany tertawa keras. Wanita itu menutup mulut dan memegang perutnya yang mengalami kontraksi otot karena tertawa berlebihan. Membuat Sooyoung mendengus kesal.

“Itu memalukanku tahu!”

“Maaf.” Tiffany menghela nafas mencoba tenang. Meski sesekali tawa kecil masih mengalun keluar dari bibir tipisnya.

“Ceritakan padaku,” desak Sooyoung.

Tiffany menyamankan duduknya dan mengarahkan tubuh pada sahabatnya. “Jadi begini.”

Sooyoung memandangnya penuh minat.

“Kyuhyun oppa sangat hapal dimana dia menaruh barang-barangnya. Jadi jika sedikit saja ada barangnya yang tergeser dari tempat semula, dia pasti tahu. Karena itu dia tahu jika kita sering masuk kedalam kamarnya dan mencuri koleksi kasetnya. Masalah permainan solomu…”

Sooyoung mengerjapkan kedua matanya.

“Aku yang memberitahukannya,” suara Tiffany mengecil.

“Apa?!”

“Aku sama sekali tak bermaksud begitu!” Tiffany menggoyang-goyangkan tangannya dengan wajah panik. “Aku terpaksa! Kyuhyun oppa tahu jika aku sering melakukannya bersama Siwon. Jadi dia bertanya bagaimana caramu melampiaskannya karena kita menonton berdua!”

Sooyoung menutup wajahnya yang memerah malu. Rahasiamu terbongkar sudah Choi sooyoung.

“Tapi,”

Suara Tiffany membuat Sooyoung menurunkan tangan dari wajahnya. “Bagaimana permainan Kyuhyun oppa? Apa dia liar sekali? Apa kau puas? Bagaimana bentuk badannya? Apa dia menggairahkan? Kau kan sering bertanya-tanya padaku tentang itu.”

Sooyoung sudah tidak tahu seperti apa warna mukanya saat ini. Yang jelas dadanya berdesir mengingat malam panas mereka berdua. “Ya begitulah.”

Tiffany tertawa keras. “Kau pasti lelah menghadapinya kan? Kau tertidur lelap sekali setelahnya.”

“Bagaimana? Sudah bertemu dosen ‘tercintamu’ itu? Dia bilang apa? Apa kau akan di drop out karena sering membolos?”

Tiffany memukul pelan lengan Sooyoung yang terkesan menghindar dari pertanyaan-pertanyaannya dan mengalihkan pembicaraan. Tapi mau tak mau dijawabnya juga. “Dia hanya memperingatiku saja. Tak usah memikirkan bapak tua itu. Apa kuliah umumnya tadi menyenangkan?”

Sooyoung mengangkat bahu. “Biasa saja. Pembicaranya tidak terlalu memotivasi.”

“Hei!”

Kedua wanita itu sontak terkejut saat seorang pria dengan seenaknya mendesak duduk diantara mereka dan merangkul bahu keduanya.

“Yesung!” teriak Tiffany kesal. Wanita itu merasa jantungnya hampir melompat keluar karena terlalu terkejut.

Pria bernama Yesung itu tertawa keras. Kedua telapak tangannya mengelus bahu kedua wanita yang dirangkulnya itu. “Kalian sedang apa?”

“Berusaha menjauhimu,” ucap Tiffany sinis. Kedua lengannya melipat didada dan memandang Yesung tajam.

“Jaga bicaramu itu, Nona Besar.” Pria itu tersenyum meremehkan. “Atau perlu kututup mulutmu dengan bibirku ini?”

Tiffany mendecih. “Bahkan bibirmu pun sama sekali bukan tipeku.”

“Kenapa kalian jarang sekali main kerumahku? Aku kesepian, tahu.” Yesung menatap Sooyoung dengan pandangan merajuknya.

Sooyoung tertawa kecil. “Main kerumahmu?”

“Itu bukan rumah. Itu sarang wanita.” Tiffany menyela.

“Rumah yang katakan sarang wanita itu rumah sepupumu sendiri, Cho tiffany. Wanita-wanita itu anak buah bibimu. Dan lagi, memangnya pernah wanita-wanita jelek itu mengganggu kalian?” Yesung melepas rangkulannya dan mengambil sebatang rokok dari saku kemejanya lantas menyulutnya. “Bisa kuhajar jika mereka menganggu.”

“Kau kejam.” Sooyoung bergidik. “Lagipula bukannya kau suka melihat mereka mendesah diranjangmu?”

“Mereka?” Yesung mendecih. “Aku tidak suka. Setiap hari bertemu mereka malah membuatku muak. Wanita menjijikkan.”

Tiffany dan Sooyoung tertawa.

“Wanita-wanita itu suka pada orang tua berkantung tebal seperti appa Tiffany.” Yesung mencolek pipi sepupunya. “Benar kan? Aku beberapa kali melihat paman berkunjung.”

“Jangan bicarakan orang tua itu,” ucap Tiffany dingin. “Kalau bisa aku sama sekali tak mau mengenalnya.”

Yesung tertawa. “Itu appamu sendiri, bodoh.”

“Appaku dan eommamu sama saja. Kau juga. Penggila wanita.” Tiffany mencibir.

“Aku tidak.” Yesung meraih tangan Sooyoung dan mencium punggung tangannya. Namun meringis kesakitan setelah sang wanita memukul kepalanya keras.

“Tapi jika kau mau menemaniku malam ini, aku akan sangat berterima kasih.” Jemari lelaki itu membelai pipi Sooyoung.

“Ya!”

Yesung mengaduh ketika kepalanya mendapat jitakan penuh energi dari Tiffany.

“Dalam mimpimu! Jangan mengharapkan Sooyoung lagi. Dia sudah jadi milik hyungmu sendiri.”

Yesung terkejut. Matanya membulat menatap Sooyoung penuh tanya. Tapi melihat wanita itu tersenyum membuatnya mengurungkan niat. Tak perlu ditanya pun dia sudah tahu jawabannya.

“Ah, aku patah hati. Kalah dengan Kyuhyun hyung.” Yesung membuang rokoknya. Menghembuskan nafas sehingga asap putih keluar dari mulutnya. “Tapi tak apa. Aku sudah punya mainan baru.”

“Benarkah?” Sooyoung memandang Yesung yang terlihat tersenyum kecil.

“Ya. Tadinya dia berencana bekerja seperti wanita-wanita jelek yang ada dirumahku itu. Eomma sangat senang karena dia masih virgin dan harga jualnya pasti mahal. Tapi kata eomma dia mirip sekali dengan boneka kelinci yang pernah eomma berikan untukku saat masih kecil. Jadi eomma mengurungkan niat menjualnya dan memberikannya sebagai hadiah ulang tahun untukku. Dia sangat manis. Benar-benar mirip dengan boneka kelinci milikku dulu.” Yesung menatap langit mengingat seseorang yang baru beberapa hari ini bersamanya.

Sooyoung tertawa kecil dan mengacak rambut namja itu. “Kau menyukainya?”

“Aku sangat menyukainya saat kami sama-sama mendesah diatas ranjang. Tapi dia pemalu. Dia bilang dia terpaksa harus bekerja seperti itu.” Yesung mengelus sesuatu diselangkangannya. Membuat Sooyoung menatapnya jijik dan Tiffany memukul tangan namja itu berkali-kali.

“Ah, Sooyoungie.” Tiffany menoleh kearah Sooyoung seraya mencubit pipi Yesung penuh-penuh, membuat namja itu meringis kesakitan. “Kyuhyun oppa sedang ke Jepang selama 2 hari. Jadi jangan mencarinya ya.”

Sooyoung meringis. “Aku juga rasa-rasanya belum siap untuk bertemu lagi dengannya.”

“Kerumahku saja.” Yesung mengelus kedua pipinya. “Temani kelinciku. Aku lebih suka melihat dia bergaul dengan kalian dibandingkan dengan wanita jelek dirumahku.”

“Jika kau menyuruh dia hanya memakai underwear dirumah, aku tidak mau.” Sooyoung melipat kedua lengannya didada.

“Eish… Tentu saja tidak seperti itu.” Yesung menggoyang-goyangkan lengan Sooyoung.

“Aku memang hanya menyiapkan beberapa gaun saja untuknya. Dia memakai pakaianku jika dirumah. Lebih seksi dan menggairahkan. Shhhh…” Namja itu mendesis.

“Aku kasihan padanya.” Tiffany mengambil ponselnya dan dengan lincah jemarinya membalas pesan singkat dari sang pacar. “Dia pasti tersiksa tinggal bersamamu.”

Yesung mengangkat kedua bahunya. “Sepertinya begitu. Beberapa kali aku sempat melihatnya menangis. Biarkan saja. Lama-lama juga dia terbiasa.”

“Kau memang brengsek, Yesung.” Tiffany menatap sepupunya tajam.

“Untukmu, aku perbolehkan kata itu kau tambahkan sebagai nama tengahku.” Yesung memeletkan lidahnya pada Tiffany.

Sooyoung menggelengkan kepalanya. “Aku heran. Sepertinya ada yang salah dari persahabatan kita bertiga. Entah kenapa aku bisa bertahan lama menghadapi kalian.”

Tiffany dan Yesung tertawa. “Karena kita saling cinta.”

Sooyoung merasakan perutnya terguncang dan mual bersamaan.

Beberapa orang berjalan melewati ketiganya seraya bercanda. Klub basket sudah selesai berlatih rupanya. Tetesan keringat terlihat jelas ditubuh pemain-pemian kebanggaan kampus itu. Handuk kecil, tas olahraga dan botol minum adalah bawaan wajib penghuninya.

Pandangan Sooyoung terpaku pada salah satu namja berwajah tegas yang menatapnya tajam. Namja yang diketahui ketua dan pemain utama klub basket tersebut berhenti sesaat. Keduanya berpandangan disaksikan Yesung dan Tiffany yang terdiam.

“Jika kau tak punya kesibukan, pulanglah. Eomma mencemaskanmu.”

Hanya satu kalimat setelahnya namja itu pergi. Meninggalkan Sooyoung yang mengangguk sekali lalu menundukkan wajah.

“Kau masih belum berbaikan dengan Leeteuk hyung?”

Pertanyaan Yesung membuat Sooyoung mengangkat wajah dan tersenyum miris.

“Kami baik-baik saja,” kilah Sooyoung.

“Dilihat sekilas pun kalian sama sekali belum ada kemajuan.” Tiffany mencibir. “Kalian seperti orang asing yang tak saling kenal.”

Sooyoung meringis.

.

.

Yeoja itu memejamkan matanya sesaat. Menarik selimutnya lalu membiarkan kedua manik matanya menikmati gelap dari flat kecil miliknya sendiri. Berguling kesamping, pandangannya mengedar. Flat kecil itu memang benar-benar kecil. Hanya terisi kasur yang sedang ditidurinya, beberapa lemari dan meja kecil serta sebuah televisi berukuran sedang. Pojok ruangan digunakan sebagai dapur dan kamar mandi. Sangat sederhana.

Yeoja itu mengerjapkan matanya. Mengingat ucapan namja bernama Leeteuk sore tadi.

“Pulanglah.”

Itulah inti ucapan Leeteuk. Jika yeoja itu, Sooyoung, membandingkan keadaan flat miliknya dan kediaman Leeteuk yang juga rumahnya sendiri, flat ini memang kalah jauh. Namun ketidaknyamananlah yang membuat Sooyoung urung untuk tinggal dirumah besar itu. Meski dia punya hak disana.

Suara ketukan pintu membuat yeoja itu mengernyit bingung. Ini sudah sangat malam. Orang normal dan waras pasti tahu ini bukan jam wajar untuk bertamu. Dibiarkannya ketukan pintu itu menggema berkali-kali. Perasaan takut juga mulai mengambil tempat dihati sang yeoja.

“Yongie.”

Suara panggilan itu memang terdengar kecil. Namun cukup jelas untuk bisa membuat Sooyoung bangkit dari pembaringannya dan berlari menuju pintu depan.

“Oppa.”

Sesosok namja tersenyum aneh didepan pintu. Tas besar tergeletak dilantai, disamping ransel yang dibawa dipunggung sang najma.

“Boleh oppa masuk?” Lelaki itu mengangkat tas besarnya dan berjalan masuk ketika Sooyoung membuka pintu lebih lebar.

“Tiffany bilang oppa ke Jepang selama 2 hari?” Sooyoung memandang Kyuhyun bingung setelah sebelumnya menutup pintu.

Kyuhyun mengedarkan pandangannya kesekeliling flat kecil itu. Sooyoung sudah menghidupkan lampu sehingga namja itu bisa melihat lebih teliti. Diletakkannya kedua tas miliknya dan melepaskan jaket. Duduk dikasur Sooyoung dan menggerakkan leher kekanan dan kiri seraya memejamkan mata.

“Kenapa kemari?” Sooyoung mengambil tempat disamping Kyuhyun dan menatapnya bingung. “Kenapa tidak langsung pulang?”

Kyuhyun membuka matanya dan balas menatap Sooyoung dengan pandangan jenuh. Menghela nafasnya, namja itu bergerak cepat meletakkan kedua tangan disisi sang yeoja lalu mendorong Sooyoung untuk berbaring dengan tubuhnya sendiri.

Sooyoung memekik tertahan mendapat serangan tiba-tiba dari Kyuhyun. Wanita itu berkedip beberapa kali. Sebelum Kyuhyun membelai sebelah pipinya dan mencium bibirnya lembut.

Jemari yeoja itu meremas seprei dibawahnya. Tubuhnya menegang mendapati Kyuhyun menikmati ciuman dalam mereka meski hanya saling melumat bibir tanpa ada lidah yang ikut andil.

Kedua tangan Kyuhyun bergerak menyusup punggung Sooyoung. Melepas ciumannya lalu memeluk Sooyoung erat.

“Kau cerewet sekali.” Kyuhyun membaringkan kepalanya disamping Sooyoung. “Pekerjaan oppa sudah selesai. Lebih cepat dari yang oppa duga. Jadi oppa langsung pulang saja.”

Sooyoung mengangguk. “Lalu kenapa kemari.”

“Salahkan Tiffany.” Pria itu merebahkan tubuhnya dikasur agar tak memberati Sooyoung meski pelukannya tak terlepas. “Oppa pikir oppa bisa tidur nyenyak. Baru saja buka pintu, dia dan Siwon sedang bercinta didepan televisi. Lagi.”

Wajah Sooyoung memerah.

“Jadi oppa langsung saja kemari.” Bibir pria itu menjelajahi leher sang wanita. “Tak keberatan menampung oppa malam ini?”

Sooyoung menggeleng. Keduanya terdiam. Hanya tangan Kyuhyun saja yang masih setia mengelus pinggang yeoja itu. Mata Sooyoung terpejam. Ini sudah sangat malam dan yeoja itu benar-benar harus beristirahat setelah seharian beraktivitas.

“Kau sudah mengantuk?” Kyuhyun mengangkat kepalanya dan menahannya dengan satu tangan.

Sooyoung mengangguk. “Ya. Aku mau tidur. Oppa juga, ne?”

“Tidak mau.” Kyuhyun kembali memagut bibir tipis Sooyoung dan menindihnya.

“Mmmmhhh… Oppaaa…”

Sooyoung melenguh saat dadanya yang hanya terbalut kaos longgar mendapatkan kunjungan jemari lihai Kyuhyun. Memilin putingnya yang belum menegang dan meremas kekenyalannya.

Pria itu menempatkan salah satu kakinya diantara kangkangan Sooyoung. Menggerakkan lututnya dikewanitaan dan menggeseknya pelan agar tak menyakiti sang yeoja. Menggerayangi tangannya gemas didada Sooyoung. Melumat bibir pasangannya dengan kedalaman penuh.

“Oppa…” Sooyoung mendorong bahu Kyuhyun dan menatapnya sayu. “Jangan. Aku mau bicara.”

“Hm?” Kyuhyun bangkit lalu mengacak rambutnya. “Apa?”

“Aku mau bertanya,” ucap Sooyoung serius. Ditariknya selimut agar menutupi tubuh dan duduk ditengah ranjang.

Sang pria mengikuti untuk duduk bersandarkan dinding. Memandang Sooyoung tanpa berkedip. “Tanya saja.”

Sooyoung menghela nafas sebelum melontarkan pertanyaan yang menuntutnya untuk segera mencari jawabannya.

“Apa oppa melihatku sebagai yeoja yang bisa oppa ajak untuk bermain-main?”

Kyuhyun mengernyitkan keningnya sebagai tanda bingung. “Maksudnya?”

“Oppa menyatakan kepemilikanku, mungkin bisa kukatakan begitu, saat kita, mmm…, kita, oppa tahu kan. Saat kita, yaahh…”

“Bercinta.”

Sooyoung menahan nafasnya. “Ya. Itu.”

“Lalu?”

Sooyoung tahu Kyuhyun bisa mendengarnya menghela nafas. “Apa oppa tidak terlalu tiba-tiba? Maksudku, kita bahkan hanya bertemu beberapa kali. Menyatakan perasaan saat kita sedang, yaahh…”

“Sebut saja bercinta. Jangan menyusahkanmu.” Kyuhyun tertawa geli.

“Oppa, aku serius.” Raut wajah Sooyoung yang tegas membuat Kyuhyun berhenti tertawa.

“Baiklah. Oppa jelaskan. Kemari.” Kyuhyun merentangkan kedua tangannya.

“Tidak mau.” Sooyoung menggeleng.

“Kemari sekarang. Atau oppa akan memasukimu tanpa ampun.” Dagu Kyuhyun menunjuk dadanya sendiri agar sang yeoja segera mengisi kekosongan disana.

Sooyoung mendengus kesal meski tubuhnya beringsut mendekati Kyuhyun lalu merebahkan kepala didada dan melingkarkan tangan dipinggang sang namja.

Pria itu tersenyum dan mencium pucuk kepala wanitanya.

“Oppa tahu kita bahkan sangat jarang saling bicara sebelumnya. Bertemu pun hanya beberapa kali. Mungkin kau juga tak tahu sifat oppa.”

‘Tiffany sering membicarakanmu.’ Batin Sooyoung bicara.

“Tapi adikku adalah temanmu. Jadi sedikit banyak oppa tahu apa yang kau suka dan beberapa kebiasaanmu.”

‘Aku menyesal bergaul dengan tiffany.’ Bibir Sooyoung hanya bisa membentuk pout lucu meski rasanya dia ingin menggigit sang sahabat.

“Kau salah jika mengira aku hanya memanfaatkanmu untuk menikmati tubuhmu. Oppa membutuhkanmu untuk melengkapiku.”

Sooyoung melonggarkan pelukannya dan menatap Kyuhyun yang memandangnya lembut seraya tersenyum.

“Kau menyukai oppa? Bisa kita mulai hubungan kita dari awal?”

Sooyoung menggigit bibirnya. Dentuman jantung didadanya menuntutnya untuk segera menjawab meski keyakinan penuh tak melingkupinya seratus persen.

Anggukan Sooyoung membuat Kyuhyun kembali memeluk sang yeoja. “Gomawo.”

“Ne.”

Sekian lama hanya sendiri tanpa kekasih membuat Sooyoung lupa bagaimana cara mengekspresikan perasaan yang biasa dirasakan seorang yeoja jika memiliki seseorang yang istimewa didalam kehidupannya. Sooyoung hanya berharap semua bisa berjalan lancar dan Kyuhyun tak menyesal menjadikannya sebagai kekasih.

“Tidurlah.” Kyuhyun melepas pelukannya dan mengecup bibir Sooyoung. “Aku harus melihat beberapa hasil foto di Jepang. Bekerja sebagai photografer itu lumayan menyusahkan dan melelahkan.”

Sooyoung mengangguk. “Jangan tidur terlalu malam, oppa.”

Kyuhyun bangkit dan berjalan menuju pojok ruangan. “Aku pinjam kamar mandimu.”

Masih bisa Sooyoung dengar keluhan namja itu didalam kamar mandi. Membuat yeoja itu segera memejamkan mata dengan wajah merona.

“Kalau saja tidak lelah, aku akan bercinta denganmu habis-habisan.”

.

.

Kyuhyun menggenggam jemari Sooyoung erat dalam kungkungan tangan besarnya. Tak lupa dia mengenalkan sang kekasih pada beberapa teman yang ditemuinya.

Sooyoung mengedarkan pandangannya. Tiffany pernah bilang beberapa teman Kyuhyun adalah artis terkenal dan model-model cantik bertubuh langsing. Membuat Sooyoung merasa minder dengan tubuhnya.

“Seharusnya aku tak disini.”

Gumaman kecil yeoja itu didengar oleh Kyuhyun. Dipeluknya pinggang kekasihnya agar mendekat. “Oppa juga tak suka berada lama-lama diacara seperti ini. Kita akan cepat pulang.”

Sooyoung mengangguk.

Awalnya Kyuhyun hanya mengajaknya untuk makan malam bersama saat ditengah perjalanan salah satu teman Kyuhyun menelpon dan meminta namja itu datang diacara kumpul-kumpul dirumah salah satu rekannya. Hanya ada beberapa orang dan tak perlu menggunakan gaun malam mewah sehingga Sooyoung merasa tak salah memakai pakaian meski dia akui jeans panjang dan blusnya kalah saing dengan teman-teman Kyuhyun yang notabene model.

Yeoja itu menyuapkan cake rendah lemak dan gula, Kyuhyun membisikkan itu tadi karena diet model tak boleh dilanggar, yang dengan senang hati dihidangkan sang pemilik rumah langsung ketangan Sooyoung dengan satu sendok penuh. Membuat Kyuhyun mendelik kearahnya karena tingkah lakunya yang berubah menjadi wanita barbar.

“Mereka bisa ilfeel denganmu,” bisik Kyuhyun.

“Lalu kenapa? tidak suka? Putuskan saja aku,” balas sang yeoja sambil menatapnya tajam.

“Bukan begitu, bodoh. Kau sendiri tahu kelakuanmu tak pernah seperti itu. Kau mempermalukan dirimu sendiri didepan mereka.” Kyuhyunpun tak mau kalah dengan tatapannya meski mata sipitnya menghalangi.

Sooyoung berdecak. Kyuhyun memang benar. Sejak kapan dia berubah menjadi tak tahu sopan santun didepan orang yang baru saja dia kenal? Menjelekkan diri sendiri didepan umum tidak akan memberi keuntungan apa-apa bagimu, Choi sooyoung.

“Aku mau cuci tangan.” Sooyoung menunjukkan tangannya yang terkena krim yang lagi-lagi rendah lemak dan gula, Sooyoung jadi ingin tahu siapa koki yang membuatkan cake bagi para model ini, lalu beranjak bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ujung ruangan.

Washtafel itu terletak dipojok dan terhalang dinding pembatas sehingga orang tak akan bisa melihat apa yang kau lakukan bahkan jika kau sedang memeriksa gigi apakah ada cabe yang dengan nakalnya menyelip digigi cantikmu.

Sooyoung bergidik dengan pikirannya sendiri yang menggila hanya karena berada dekat dengan orang-orang bertubuh sempurna dengan wajah tampan dan cantik tanpa cacat. Yeoja itu mengibaskan tangannya yang basah lalu mengambil tisu untuk mengeringkannya seraya berpikir bagaimana cara merayu Kyuhyun agar mereka bisa pergi dari sini sekarang juga.

Begitu berbalik, yeoja itu terpaku. Wajah tegas itu menatapnya tajam tanpa kedip.

Sooyoung menghembuskan nafas perlahan. Dari semua model yang ada, kenapa dia harus ada disini?

“Apa yang kau lakukan disini?” Leeteuk meletakkan gelas minumannya kemeja terdekat dan berjalan menuju Sooyoung.

“Aku menemani temanku,” suara Sooyoung begitu kecil.

“Aku sudah bilang jika kau tak ada pekerjaan lebih baik kau pulang kerumah. Untuk apa kau kemari jika hanya membuang waktumu?” Namja berbadan besar itu berkacak pinggang.

“Aku berencana pulang akhir minggu ini.” Sooyoung mengangkat wajahnya dan memandang Leeteuk meminta pengertian.

“Tidak.” Leeteuk menggeleng. “Kau pulang denganku sekarang.”

“Dia pulang denganku.”

Suara yang berasal dari punggung Leeteuk membuat keduanya memutuskan kontak mata dan mencari tahu pemilik suara.

Kyuhyun berjalan cepat dan meraih tangan Sooyoung. “Dia datang denganku. Aku juga yang harus membawanya pulang.”

Setelahnya keduanya pergi meninggalkan Leeteuk yang tak ada niat melawan.

.

.

“Aku sudah bilang denganmu jangan mendekati pria lain.”

Sooyoung menelan salivanya susah saat mendengar suara berat Kyuhyun yang terdengar sangat kesal. Mengeratkan pegangan tangan pada tali seatbelt serta menarik nafas berusaha tenang meski Kyuhyun menginjak pedal gas begitu dalam.

“Darimana kau bisa mengenal Leeteuk?” tanya Kyuhyun saat Sooyoung tak bersuara sama sekali.

Sooyoung kembali menelan salivanya. “Dia kakakku.”

Ckiiitt!

Sooyoung memejamkan matanya saat Kyuhyun berhenti mendadak.

“Kakakmu??”

Takut-takut, Sooyoung mengangguk. “Kakak tiri.”

“Huh?”

“Saat aku SMP, appa menikah lagi dengan eomma Leeteuk oppa.”

Kyuhyun kembali menginjak gas meski kini tak sebrutal tadi. Sudah cukup pula telinganya bising mendengar klakson yang berkali-kali meneriaki mobilnya karena kecepatannya diatas rata-rata.

Akui saja kau tadi begitu karena cemburu, Cho kyuhyun.

“Kenapa kau tidak tinggal bersama mereka? Tiffany tak pernah memberitahukanku tentang ini.” Kyuhyun melirik kaca spion yang tengah memproyeksikan seorang bapak tua yang tangan dan kepalanya keluar dari mobil untuk meneriaki Kyuhyun. Pria Cho itu tak perduli. Toh dia tak mengebut lagi sekarang.

“Aku tak nyaman berada disana. Sesekali aku memang pulang kerumah. Tapi sejak ayahku meninggal, aku jadi sangat jarang berkunjung.”

Mobil kembali berhenti. “Ayahmu sudah meninggal?”

Sooyoung mengangguk. “Beberapa tahun yang lalu.”

Mobil berjalan pelan.

“Mungkin Tiffany tak memberitahu oppa karena dia lupa. Kami sangat jarang membicarakan keluarga.”

“Tentu saja. Keluarga kamipun tak sebaik yang orang pikirkan,” Kyuhyun bergumam.

“Aku tahu.” Sooyoung memandang kekasihnya. “Tapi oppa sudah sangat hebat bisa menjadi orang tua untuk Tiffany.”

“Kami seperti tak punya orang tua.” Kyuhyun membelokkan mobilnya kekompleks perumahan. “Meski hanya ibu saja yang sudah meninggal.”

Sooyoung tersenyum mengerti dan mengedarkan pandangannya. Batinnya bertanya bingung karena Kyuhyun membawanya kedaerah yang tak pernah dimasukinya. “Kita dimana?”

“Rumahku.” Mobil Kyuhyun mendekati sebuah gerbang rumah dan namja itupun turun. Memasukkan kode untuk membuka gerbang lalu berlari kecil menuju garasi rumah dan membukanya.

“Ada beberapa barang yang harus kuambil. Seperti dirimu, aku juga tak nyaman tinggal dirumahku sendiri.” Kyuhyun kembali duduk dikursi kemudi dan menjalankannya memasuki garasi. Dengan satu panel didinding, gerbang dan pintu garasi tertutup. Orang kaya memang sangat mudah memiliki banyak teknologi canggih.

“Kenapa sepi?”

Garasi besar itu remang-remang. Meski Sooyoung masih bisa menangkap ada dua mobil lain terparkir selain mobil Kyuhyun sendiri.

“Penjaga rumah bilang appa sedang keluar negeri.” Namja itu mematikan mesin mobil. “Jadi aku meminta pelayan untuk berlibur saja dan kembali sesekali untuk mengecek keadaan rumah.”

“Oh.” Bibir Sooyoung membulat. Tangannya hendak membuka pintu mobil namun terhenti karena Kyuhyun menarik tubuhnya.

“Pernah menonton film dewasa dimana mereka bermain didalam mobil?”

Sooyoung merona. Namun tak sempat menunjukkannya pada Kyuhyun karena namja itu sudah mengunci bibirnya.

Memanfaatkan tempat sempit, Kyuhyun menempatkan diri untuk duduk dikursi penumpang sedangkan Sooyoung diletakkan dipangkuannya. Memeluk pinggang yeoja itu agar tak membentur dashboard mobil.

Sebelah tangannya menurun dan mengatur kursi agar sandaran kursi menurun dan mereka bisa berbaring.

“Mmmhhh…”

Tangan besar namja itu menekan tengkuk Sooyoung agar bibir mereka tetap menyatu. Sebelah tangannya membuka kemeja hitam yang dipakainya lalu melemparnya kekursi pengemudi.

Merasakan kulit Kyuhyun yang basah karena keringat membuat Sooyoung berusaha keras mengangkat kepalanya hingga ciuman keduanya terlepas.

Dengan terengah-engah keduanya berpandangan.

“Ternyata didalam mobil itu susah.” Kyuhyun membuka pintu mobil dan keluar seraya menggendong Sooyoung. “Terlalu sempit dan tak bebas.”

Sooyoung tertawa kecil meski jantungnya berdegup kencang. Apa mereka akan bercinta lagi?

Kyuhyun kembali memagut bibir kekasihnya. Mengulurkan lidah untuk memilin lidah Sooyoung didalam mulutnya sendiri. Sooyoung hanya bisa melenguh dan mengalungkan kedua kakinya dipinggang Kyuhyun.

Kyuhyun berjalan maju dan berhenti disamping sebuah mobil sedan berwarna hitam. Sebelah tangannya meraba kap mobil itu. Berpikir apakah mereka bisa bercinta diatas kap mobil? Kyuhyun menyeringai.

Sooyoung memekik tertahan saat tubuhnya didaratkan diatas sebuah benda keras. Yah, kap mobil. Sempat menghentakkan tubuhnya takut jika kap mobil itu panas dan melukai kulitnya.

“Tenang.” Kepala Kyuhyun mengarah pada leher Sooyoung. “Mobil ini belum dipakai. Mesinnya dingin.”

Namja itu meraba dada sang yeoja. Meremasnya pelan agar Sooyoung ikut bergairah.

“Ahhh… Oppaaa…” Sooyoung mendorong bahu Kyuhyun menjauh. “Jangan.”

Kyuhyun menggeram. “Kenapa lagi?”

Sooyoung mengalihkan pandangannya. “Ambil saja apa yang oppa butuhkan, lalu kita pulang.”

Satu tangan pria itu meraih dagu Sooyoung. Keduanya bertatapan dalam diam. Kyuhyun melepaskan pelukannya dipunggung sang yeoja. Lalu berjalan tanpa menoleh menuju pintu yang menghubungkan garasi dengan rumah. Membukanya dengan kode, lalu berjalan tanpa suara.

Sooyoung menghembuskan nafasnya lega. Segera dia merapikan pakaiannya dan menunggu Kyuhyun kembali.

Bibirnya terkatup. Tangannya gemetar menahan dingin. Jam dipergelangan tangannya sudah menunjukkan tengah malam. Sudah hampir setengah jam sejak Kyuhyun masuk kedalam rumah.

“Apa dia marah ya?”

Sooyoung menggigit bibirnya. Pikirannya berkecamuk. Jika Kyuhyun marah karena dia menolak untuk bercinta, Sooyoung masih sungkan menyebut kata itu, berarti benar Kyuhyun hanya suka pada tubuhnya?

Sooyoung menggeleng. Tidak. Kyuhyun bukan seperti itu.

Tapi kenapa dia pergi begitu saja?

Sooyoung memang menolak untuk disentuh. Saat ini.

Dia mengakui jika sering bermain solo. Tapi untuk bercinta sesering mungkin dengan waktu yang tak sebentar? Itu bukan dirinya. Dia tak semudah itu memberikan tubuhnya pada Kyuhyun meski mereka adalah sepasang kekasih.

Tak kuat lama menunggu, yeoja itu masuk kedalam rumah.

Itu kesan pertama.

Dimana Kyuhyun?

Sooyoung menajamkan pendengarannya. Berharap ada suara sedikit saja yang bisa menuntunnya ketempat Kyuhyun berada.

Berputar-putar. Berjalan dilorong-lorong gelap. Memanggil nama Kyuhyun. Mengetuk semua pintu.

Sampai pada diujung lorong lantai 2. Kamar itu terbuka. Hanya ruangan itulah yang cahayanya benderang.

Dengan langkah pasti Sooyoung berjalan mendekat. Begitu sampai didepan pintu, Sooyoung mengerjap beberapa kali.

Kyuhyun sedang berdiri didepan lemari hanya menggunakan celana training. Memilih baju yang akan dipakainya. Rambut basah dan handuk yang mengalung dileher namja itu cukup untuk menjadi bukti bahwa namja itu baru saja selesai mandi.

Kyuhyun mandi? Meninggalkannya sendirian digarasi?

Sooyoung merasa dadanya sesak.

“Oppa.”

Kyuhyun menoleh. Tanpa menatap Sooyoung. “Ini sudah malam. Tidur saja disini. Aku akan mengantarmu pulang besok pagi.”

Yeoja itu kecewa. Menggigit bibirnya, dia melangkah memasuki kamar.

“Kau tidur disana.” Kyuhyun menunjuk ranjang diujung ruangan. Dekat jendela besar.

“Oppa tidur dimana?”

Seraya memakai kaos polos yang diambilnya dari dalam lemari, Kyuhyun berjalan menuju sofa panjang yang ada dikamarnya.

Kembali yeoja itu menggigit bibirnya. Sudah ada bantal dan selimut disofa itu. Melihat Kyuhyun berbaring dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tanpa sekalipun menoleh kearahnya atau menatapnya, Sooyoung tahu. Ada yang salah.

“Oppa.”

“Tidur.” Suara Kyuhyun begitu berat. Sesaat namja itu bangkit untuk mematikan lampu.

Kamar itu hanya diterangi sinar bulan. Mengatur suaranya yang bergetar, Sooyoung kembali membuka mulutnya.

“Oppa kenapa?”

“Oppa.”

Tak ada suara.

Entah sudah berapa kali yeoja itu menggigit bibir. Dengan langkah pelan kakinya berjalan menuju ranjang. Berbaring dan menutup seluruh tubuh dengan selimut. Berusaha menyamarkan isak tangisnya malam itu.

To Be Continue

Tadinya mau bikin nc. Tapi ga kuat.

Semoga saja chap depan saya bisa mencantumkan ‘Rated : M’ dan ‘Warning : NC’.

Dan entahlah kenapa saya bisa menuliskan fic begini. Saya juga tidak tahu. Ketik ketik ketik. Jadinya malah seperti itu.

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>