Title : Marriage Is Painful [3rd]
Length: Series
Rate : T
Author: NoName
Genre : AU, Romance, Hurt.
Selamat Membaca
“I hope he buys you flower. I hope he holds your hand. Give you all his hours, when he has the chance. Take you to every party. Cause I remember how much you loved to dance. Do all the things I should have done. When I was your man”.– When I Was Your Man [Bruno Mars]
Previous…
Dan mungkin, penglihatan matanya yang kabur, atau memang dia yang salah lihat. Cho Kyuhyun sekarang berjalan tenang kearahnya membawa auranya yang semakin gelap. Sooyoung menutup matanya berusaha mengusir Kyuhyun dari pikirannya, sampai dia merasakan lengannya sentakkan lengannya di tarik, hingga membuat pelukan lengan posesif Soo-Hyun di pinggangnya terlepas.
“Berselingkuh terang-terangan didepanku, eh?”
***
Kyuhyun memandanginya dari sudut teramam. Dia memang berdiri di tempat yang agak gelap, membuatnya seperti malaikat tampan angkuh yang sebenarnya menyimpan jiwa iblis di hatinya.
Lelaki itu mengawasinya, dan sudah melihat semuanya. Dimulai dari istrinya yang di lecehkan oleh wanita-wanita angkuh yang terang-terangan melecehkan istrinya –yang membuatnya harus menahan diri agar tidak meringsuk maju dan menampar jalang-jalang sialan itu-, sampai akhirnya seorang lelaki tampan tanpa sengaja menabrak istrinya dari belakang. Kyuhyun mengetahui lelaki itu. Kim Soo-Hyun, sahabat istrinya yang ia tidak sukai keberadaannya. Lalu amarah Kyuhyun di bangkitkan begitu saja saat Soo-Hyun memegangi pinggang istrinya. Gadis itu seperti sedikit oleng, dan Soo-Hyun menopangnya dengan sebelah lengannya. Tidak sampai situ, Soo-Hyun juga menarik isrinya mendekat, dan melingkupi istrinya dengan kedua lengannya, dan istrinya kelihatan tidak keberatan mengalungkan lengannya ke leher Soo-Hyun.
Mereka sengaja! Desis Kyuhyun dalam hati. dia tidak bisa mengontrol emosinya sekarang. Istrinya bukan benda yang bisa dipegang seenaknya. Gadis itu miliknya! Milikku sialan!
Kyuhyun mengumpat dalam hati. Perasaan aneh selalu melingkupi dadanya ketika Sooyoung bersama lelaki selain dia. Dan amarahnya selalu berada di tingkat berbhaya jika Sooyoung mengucapkan nama lelaki selain dia. Teruma lelaki yang sekarang berdansa dengan istrinya. Dia benar-benar membenci Kim Soo-Hyun. Benar-benar membenci Sooyoung dan Soo-Hyun saat mereka berdua bersama.
Pasangan bahagia seperti mereka memang seharusnya di musnahkan. Desis Kyuhyun dalam hati. Dia melangkah tenang menuju tempat mereka. Tapi tetap saja aura kemarahan terasa membakar hatinya. Sooyoung bisa dikatakan terang-terangan berselingkuh didepannya, dan dia akan menghukum gadis itu, lagi.
Cemburu Kyuhyun?
Tiba-tiba pertanyaan itu muncul dibenakknya saat mata Sooyoung bertemu dengan tatapannya. Tidak! Dia tidak cemburu pada Sooyoung. Yang dia cintai hanya Yoona. Istrinya yang asli!
Cintamu pada Yoona sudah mati! Dan tidak lama lagi Yoona juga akan seperti cintamu. Mati tak tersisa.
Kyuhyun menggertakkan giginya. Batinya seolah tertawa mengejek kemarahannya. Aku tidak mungkin cemburu. Aku tidak cemburu. Kyuhyun terus mengulang-ngulangi kalimat itu seperti mantra. Meyakinkan jika dirinya tidak jatuh cinta pada iblis yang telah membunuh anaknya itu.
Dan lagi-lagi batinnya itu tertawa keras. Mengejeknya. Kyuhyun menghiraukannya. Kenapa dia tidak pernah bisa bersahabat dengan batinnya?
Kyuhyun sekarang sudah berada disamping Sooyoung dan Soo-Hyun. Sooyoung menutup matanya, dan Soo-Hyun kelihatan kaget dengan kedatangannya. Kyuhyun menyeringai pertama-tama, lalu tanpa diduga sama-sekali menarik tangan Sooyoung keras hingga mendekat padanya. Sooyoung membuka matanya, terkesiap saat Kyuhyun sekarang sudah ada dihadapannya dengan senyuman miring menakutkan.
“Berselingkuh terang-terangan didepanku, eh?” mata cokelat Kyuhyun membara. Bersiap mengeluarkan lava panasnya.
“Kyuhyun…”Sooyoung mendesah pucat, Sooyoung tahu, jika Kyuhyun sudah menampakkan ekspresi seperti ini. Maka, itu berarti ia sedang tak ingin bermain-main. Dan mungkin saja, sifat kekejaman Kyuhyun akan keluar disini, di pesta ini.
“Lama tidak bertemu, Kyuhyun. Apa kabarmu?” Soo-Hyun terlihat memulai untuk mengubah suasana. Bagaimana pun juga, ia tak ingin membuat kekacauan disini.
“Buruk.” Balas Kyuhyun cepat seraya tersenyum sinis.
“Sepertinya begitu…” Kyuhyun kembali sekuat tenaga menahan emosinya, apalagi jika tadi ia mengingat bagaimana lengan Soo-Hyun posesif melingkari pinggang istrinya.
“Tadi aku hanya tidak sengaja bertemu Sooyoung. Sudah lama kami tidak saling menyapa, kau pasti mengerti itu.”
“Tidak sengaja, ya?” Ingatan Kyuhyun melayang saat Soo-Hyun menabrak punggung istrinya, gerakannya terlihat disengajakan daripada disebut sebuah insiden tidak sengaja.
“Ada baiknya kau menyuruh Sooyoung mengganti pakaian lebih dulu. Sepertinya, dia tidak cocok dengan keramaian seperti ini.” Soo-Hyun tampak tersenyum. Sangat jauh berbeda dengan ekspresi yang ditunjukan Kyuhyun sekarang. Bahkan untuk berpura-pura tersenyum pun ia tak bisa. Gemuruh emosi dalam darahnya seolah sudah terkoyak, ia semakin membenci sennyuman Soo-Hyun ini.
“Aku tau mana yang cocok dan mana yang tidak untuk istriku,” ujar Kyuhyun dingin.
“Benarkah?” tangan Kyuhyun kembali mengepal, seolah ia sudah tak sabar lagi untuk memukul wajah lelaki dihadapannya ini. Sooyoung yang sadar akan hal itu pun, sontak mengangkat tangannya untuk menahan lengan Kyuhyun. Namja itu mengerang…
“Tolong…” bisik Sooyoung pelan dengan pelasannya. Bukan apa-apa, gadis itu hanya tak ingin jika kelak Kyuhyun bertindak emosi dan tak memikirkan hal lain. Bagaimana pun juga, masih banyak orang yang ada disini memperhatikan mereka.
“Lepaskan tanganmu…”
“Kyuhyun…” Sooyoung semakin mengeratkan pegangan tangannya itu pada lengan Kyuhyun. Sebenarnya Kyuhyun bukanlah namja yang mampu mengontrol emosinya pada orang lain, terutama pada orang yang ia benci seperti Soo-Hyun. Kyu tampak mengambil cangkir berisi alkohol dihadapannya lalu meneguknya dengan buas. Sampai…
PRANG!
Kyuhyun dengan sengaja melemparkan cangkir minumannya itu kelantai, membuat semua orang terkejut. Nafasnya memburu layaknya sang setan tengah menguasainya. Soo-Hyun mendongak, sepertinya Kyuhyun tak bisa diajak main-main lagi.
“Cho Kyuhyun… bersikaplah sedikit dewasa! Jika kau memang ingin berbicara denganku, kita bisa membicarakannya ditempat la—”
“Hhahahaha… maaf aku mengejutkan kalian semua. Tadi, aku benar-benar tidak sengaja,” sela Kyuhyun seraya memicing menatap Soo-Hyun dengan sinis.
“Soo-Hyun-ssi… terima kasih karna tadi telah membantu istriku tercinta ini, ya? Dia memang sedikit ceroboh, untuk itulah dimanapun berada, dia pasti akan membuat ulah. Kau ini—” Kyuhyun tampak mulai mengubah ekspresinya menjadi tenang,
“Apa kau sudah lelah Sayang?” Kyuhyun menangkupkan kedua tangannya dipipi Sooyoung seketika. Gadis itu tak berkutik, ia benar-benar tak tau apa yang tengah dilakukan Kyuhyun kali ini. Berusaha untuk meredam emosinya kah? Atau…
“Kau tak ingin menyapa teman lamamu ini? Katakan padanya, jika pernikahan kita begitu bahagia.”
“Ya?” Sooyoung mengerjapkan matanya bingung, benar-benar tidak tahu apa yang terjadi pada Kyuhyun.
“Ayolah… Tidak apa-apa. Bukankah dulu kalian pernah dekat? Ah… tapi itu dulu. Yah, sekarang semua sudah berubah. Kau tau Soo-Hyun-ssi? Sooyoung sepertinya sudah sangat mencintaiku, benarkan sayang?”
“Kyuhyun…”
“Ayo katakanlah, tau usah malu-malu.” Sooyoung tampak merunduk sekarang. Bagaimana ini? Apakah mungkin ia bisa mengatakan kata cinta kepada orang yang sudah menyakitinya tanpa berujung? Mempermainkan cintanya yang terombang-ambing begitu saja? menganggapnya seperti sampah tak berguna?
“Benar, aku sangat mencintaimu Kyuhyun…” ucap Sooyoung dengan nada bergetar tanpa melihat apapun selain merunduk dan menghela nafas. Kyuhyun tersenyum miring, dapat ia sangsikan jika sekarang Soo-Hyun semakin tak enak hati.
“Hahaha… terimakasih Sayang. Ah ya… apa kau tau juga Soo-Hyu-ssi? Malam pertama kami dilakukan pagi hari, bukan malam seperti pasangan lain. Hahahaha…” tawa Kyuhyun terdengar sekarang. Sooyoung sontak terkejut. Kenapa Kyuhyun harus menceritakan hal memalukan itu juga?
“Kyuhyun…”
“Kami bahkan melakukannya di gudang. Hahaha, Sooyoung benar-benar menggodaku. Aku ingin secepatnya, rahimnya ini dihadiri seorang bayi, hasil benih yang kutanam padanya,” Kyuhyun menatap wajah Sooyoung yang berada dekat dihadapannya. Semakin lama, Kyuhyun sedikit menggeser wajahnya, sampai… bibir mereka bertemu.
Kyuhyun menekan tengkuk gadis itu kedepan, dan mengecup bibirnya lembut. Sooyoung meneguk air liurnya susah payah, daun bibir Kyuhyun seolah tumpang tindih mengusapnya lembut. Baiklah, kejadian ini cukup membuat semua orang menganga. Untuk kali ini, tampaknya Soo-Hyun lah yang mengepal emosi.
“Hmmm…” Kyuhyun menarik wajahnya menjauh dari Sooyoung. Kedua bola mata Kyuhyun mengerjap dengan senyuman lebarnya.
“Kau habis minum Tequila Sunrise, eh? Kau terasa semakin manis di indera perasaku.” Kyuhyun mengusap puncak kepala Sooyoung dengan lembut, seolah tak perduli akan alam sekitarnya.
“Kyuhyun…” Hal yang dilakukan Kyuhyun tadi sudah mampu membuatnya syok setengah mati. Sebenarnya apa yang dilakukan Kyuhyun? Apalagi rencananya? Mau membuatnya melayang dengan ciuman lembut tadi? Lalu menjatuhkannya kembali dengan kekerasan yang biasa dilakukan Kyuhyun padanya? Sooyoung benar-benar tidak tahu jalan pikiran Kyuhyun.
“Kita pulang, ya? Sepertinya kau sudah lelah,” Kyu menggenggam tangan Sooyoung dengan erat dan tampak kembali mendongak pada Soo-Hyun.
“Teman lama, kami pulang dulu ya? Kapan-kapan aku akan menceritakan hal yang lebih lagi padamu tentang pernikahan kami. Yah, siapa tau saja dengan begitu, kau merasa ingin cepat menikah.” Kyuhyun tampak menepuk bahu Soo-Hyun dengan seringai senyum puasnya. Yah, dia benar-benar sangat amat suka tatkala menatapi wajah Soo-Hyun yang mati kutu dan pucat saat ini.
Merasa tersaingi, eh? Aku tahu kau mencintai Sooyoung.Tapi kau terlalu pengecut untuk menyatakanny, kan? Kau bisa berpikir, keberruntungan tidak mengarapkanmu merebut Sooyoung dariku. Karena hanya aku. hanya aku yang dicintai dia.
***
Sebuah kemungkinan bahwa kita terluka karena cinta, dan luka ini merupakan sebuah luka yang mustahil untuk dilupakan, namun dari segala luka yang ada, luka terbesar adalah saat kita mencintai, tetapi mencintai hanya dalam kesia-siaan. [Abraham Cowley]
3
Kyuhyun membanting pintu mobilnya keras. Emosinya belum surut sejak dipesta tadi. Siap membakar apa saja yang disekitarnya, dan seperti biasa, Choi Sooyoung yang akan terkena pelampiasannya lagi. Kyuhyun menyeret Sooyoung setengah memaksa masuk ke dalam rumah, membawa gadis itu ke ruang makan. Sooyoung mengikuti langkah Kyuhyun setengah kalut. Matanya menatap Kyuhyun waspada, yang sekarang berkacak pinggang megawasinya seolah Sooyoung akan melakukan hal yang diluar batas secepat kedipan matanya. Kyuhyun meneguk air dingin dari kulkas, berusaha menetralkan emosinya yang sudah ditahap berbahaya. Tapi tetap saja sia-sia. Bayangan Soo-Hyun memeluk pinggang istrinya posesif langsung membuatnya terbakar kembali. Menghanguskan hati dan akal sehatnya.
PRANGG!
Kyuhyun membanting gelas berleher tinggi itu ke lantai. Membuatnya hacur berkeping-keping. Kyuhyun sekarang sudah terlalu berbahaya untuk didekati. Kyuhyun sekarang sudah dikuasai egonya sendiri. Obsesi kuat untuk menghancurkan Sooyoung yang rapuh menatapnya takut. Kyuhyun mengetatkan gerahamnya. Dia berjongkok mengambil serphihan tajam beling yang siap menggores daging empuk yang menyentuhnya. Begitu tajam dan sudah terlalu siap untuk mengoyak apa saja yang ada didekatnya.
Dan sekarang dia berjalan menuju Sooyoung yang meringkuk ketakutan.
Rasa takut menjalar ditubuh Sooyoung ketika lelaki itu berjalan ke arahnya dengan tatapan penuh kebencian. Seperti api yang akan melahapnya habis-habisan. Kegelapan melingkupi mereka. Sooyoung terus-terusan saja mundur saat Kyuhyun berjalan menuju dia yang gemetaran seluruh tubuhnya. Dan ketika Sooyoung tidak punya jalan keluar lagi, dia memutuskan untuk menyerah. Menyerahkan dirinya sendiri kepada Kyuhyun yang memegang beling tajam ditangannya. Kyuhyun lebih terlihat seperti malaikat kegelapan baginya. Siap untuk mencabut nyawanya.
“A..apa yang ingin kau lakukan?” Sooyoung meringkuk gemetarann di dinding. Siap dimangsa srigala kelaparan didepannya.
“Apa yang ingin aku lakukan?” Kyuhyun mengerang. Dengan cepat ia menarik salah satu tangan Sooyoung paksa, menghiraukan jika gadis itu sudah memberontak tak berdaya. Bahkan airmatanya menyusut menahan kesakitan saat Kyuhyun mencegkram lengannya begitu kuat. Terlalu kuat hingga membuat tulang-tulangnya terasa ingin remuk dalam sekejap.
Permukaan dingin menyentuh lengannya tiba-tiba. Dingin dan tajam. Pancaran ketakutan semakin jelas dimatanya, dan Kyuhyun menikmati itu semua. Menyimpan ekspresi Sooyoung ini didalam bawah sadarnya. Menikmatinya setiap detik. Hingga tak sadar jika suatu saat dia akan merindukan wajah Sooyoung yang selalu ketakutan melihatnya.
“Kau sadar apa kesalahanmu?” gumam Kyuhyun mengeratkan gerahamnya. Mencoba menahan tangannya yang sewaktu-waktu akan menggores lengan Sooyoung terlalu dalam dan terlalu cepat. Tidak. dia tidak akan melakukannya dengan cepat. Kyuhyun akan melakukannya secara perlahan. sangat pelan, mengajari Sooyoung tentang apa itu rasa sakit yang sebenarnya. Seperti yang dialami buah hati dan cintanya.
“A..aku ti-dak tahu…”
Bola api langsung membakar Kyuhyun habis-habisan. Jawaban bodoh itu membuat dirinya semakin emosi. Sooyoung memberontak berusaha menarik tangannya yang menyentuh ujung pecahan kaca. Tapi Kyuhyun menahan lengannya dengan kuat.
Kyuhyun menggoreskan pecahan beling itu di permukaan kulit sayu Sooyoung. Begitu pelan, sampai Sooyoung nyaris mati rasa karena kesakitan luar biasa mengoyak dagingnya begitu kejam. Kyuhyun seperti membuatnya jatuh didalam kematian paling menyakitkan dengan kelembutan yang perlahan membuat akal sehatnya menjadi lumpuh dan buta.
Bau anyir nikmat memenuhi rongga dada dan kepala Kyuhyun.
Ah, wangi surga
Gadis itu berteriak kesetanan, berusaha melepaskan tangannya yang sudah terkoyak habis diselimuti kesegaran darah merahnya. Mata Kyuhyun nyalang menerima penolakan Sooyoung. “Setiap kau melakukan kesalahan…” ujar Kyuhyun dengan nada mengancam yang manis membuat ketakutan Sooyoung diambang kesadarannya. Meluap-luap sampai keubun-ubunnya. “Harus ada yang menjadi imbalannya.” Mata Kyuhyun merah menyala, membakar mata bening polos yang berteriak ketakutan di depannya. Kyuhyun mengabaikan batinnya yang berteriak melawan busur egonya yang membela Sooyoung habis-habisan.
Darah Sooyoung menggenang di lantai. Membentuk gumpalan darah kental yang terlihat sangat nikmat di mata Kyuhyun. yang belum bisa menguasai emosinya sampai sekarang, malah semakin dalam menekan sisi pecahan kaca itu ditangan Sooyoung. “Dan karena kau melakukan banyak kesalahan malam ini…” Kyuhyun menghapuskan rasa kasihan yang tiba-tiba muncul dari hatinya ketika Sooyoung sudah terisak menggelengkan kepalanya keras-keras berusaha mencari belas kasihan dari Kyuhyun. Tetapi lelaki itu menguatkan hatinya. Bayangan Yoona dan calon anaknya yang kesakitan diluar sana menjadi benteng kebenciannya pada Sooyoung. Iblis harus diperlakukan seperti iblis! Teriak Kyuhyun dalam hati. “… kau harus membayar dua kali lipat.”
Kyuhyun menarik kasar pecahan beling yang sudah tenggelam terlalu dalam di balutan daging lembut Sooyoung. Rasa sakit luar bisa tertanam dari tangannya terus mengalir ke seluruh bagian tubuhnya, membuat air mata kesakitan kembali jatuh,
Darah manis Sooyoung mengalir deras dari sumbernya, membasahi kemeja Kyuhyun. Perih sungguh luar biasa. Luka di punggungnya masih menganga lebar, tak tersentuh, tapi Kyuhyun sudah menciptakan luka baru lagi tubuhnya.
Dan luka di hatinya semakin menganga lebar. Membentuk jurang curam tajam, yang menyakitkan jika cintanya terjerumus didalam sana.
Kyuhyun menarik dengan kasar tangan Sooyoung yang tidak terluka, berniat melakukan hal yang sama pada lengan tak berdaya itu. Sooyoung sudah tidak punya kekuatan lagi melawan Kyuhyun. Dunianya terasa kosong. Yang dia lihat hanya samar-samar wajah Kyuhyun yang menatapnya dengan kebencian yang luar biasa hingga mengenai hatinya. Sooyoung tersenyum lemah, ketika kepalanya dan tubuhnya mulai oleng dan lemas.
Sepertinya kematian akan menjemputnya. Disaat-saat seperti ini, mati adalah solusi paling tepat daripada terus-terusan hidup dalam kesukaran mencintai Kyuhyun yang sudah jelas-jelas menolak cintanya mentah-mentah.
Ya. lebih baik dia mati. Dan sekarang didepannya, ada Kyuhyun. Cho Kyuhyun yang bertugas sebagai malaikat pencabut nyawanya. Malaikat dengan segala pesonanya yang mampu membuat Sooyoung terpelosok dalam cinta yang ia bangun sendiri untuk lelaki yang selalu menyakitinya. Sooyoung akan meninggalkan jasmaninya yang terlalu menyimpan banyak kenangan. Dan kenangan itu akan mati juga seperti dirinya.
Mati digerogoti waktu. Dan ketika kenangan itu gugur, dia tidak punya apa-apa lagi. Selain cinta untuk Kyuhyun dan hati yang terbuka lebar meminta untuk diisi.
Darah terus mengalir dari lengan Sooyoung. Seperti air keran meluncur deras tanpa ampun. Kesakitan menampar Sooyoung lagi, membuatnya meringis dengan air mata kepiluan. Kenapa kematian sesakit ini?
Dan sebelum kesadarannya yang setipis benang itu terputus. Mata Sooyoung mulai buram, kesadarannya semakin hilang, ketika suara itu terdengar tenang di depannya, menghangatkan hatinya.
“Bawa dia ke dokter.”
Apakah lelaki itu mengkhatirnyakannya? Jika benar, dia rela menanggung semua beban kesakitan ini asal Kyuhyun sedikit bersimpati padanya. Ah, ini akan menjadi kematian terindah untuknya.
***
Kyuhyun berjalan santai di lorong rumah sakit. Tampak santai dengan kaos biru polos dan celana jinsnya. Kyuhyun sempat pulang dan mengganti jasnya yang ternodai oleh darah Sooyoung. Ngomong-ngomong tentang Sooyoung, sekarang gadis itu sedang dirawat diruang UGD. Sooyoung kehabisan banyak darah, dan belum sadarkan diri sejak Sooyoung dibawa ke rumah sakit.
Sooyoung tidak tahu keberuntungan apa yang melingkupinya saat pingsan tadi. Seperti kematian terindah saat Kyuhyun menggendongnya ke mobil, bahkan menidurkannya di pangkuan Kyuhyun sampai ke rumah sakit. Dan sekarang lelaki itu menunggu dokter keluar dari ruangan rawat Sooyoung
Kau khawatir Kyuhyun.
Kyuhyun mulai mengerang geram. Itu suara batinnya. Kyuhyun mencoba melawan suara batinnya. Tidak. Dia tidak khawatir! Itu semua dia lakukan hanya karena rasa kasihannya kepada Sooyoung yang pingsan kehabisan darah. Aku tidak pernah khawatir padanya. Balas Kyuhyun geram didalam hati.
Batinnya tertawa keras. Kau menolongnya. Menyelamatkan nyawanya yang sudah diambang kematian. Tidakkah itu terlalu jelas?
Itu karena aku belum menginginkan Sooyoung mati! Gadis jalang itu harus disiksa terlebih dahulu sebelum aku menariknya paksa ke liar kubur, brengsek! Busur ego mulai berteriak. Menarik Kyuhyun menjauhi sisi batinnya.
Tiba-tiba seorang lelaki berjalan di lorong rumah sakit dari arah berlawanan dari Kyuhyun. Semula Kyuhyun tidak menaggapi kehadiran lelaki itu, dia terlalu focus pada kemarahan pada batinnya sendiri. Tidak pernah mengalah dan selalu bertolak belakang dari pemikirannya. Batinnya tidak pernah mendukungnya, hanya busur ego yang selalu menemaninya diambang kemarahan.
Wajah lelaki itu semakin jelas. Dengan memakai jas formal rapi dan rambut yang berantakan. Kyuhyun memperjelas retina matanya. Dan cukup terkejut ketika tahu siapa yang ada dihadapannya sekarang.
Kim Soo-Hyun.
Kyuhyun menghiraukan batinnya yang berteriak tak jelas. Dan mencoba focus pada Kim Soo-Hyun yang juga menatapnya sedikit terkejut. Keterkejutan itu terganti dengan cepat oleh kecemasan samar yang dikontrolnya dengan baik. Soo-Hyun tidak tahu kenapa dia merasa cemas dan khawatir sekarang, saat melihat Kyuhyun dirumah sakit, membuat dia berpikir : apakah Sooyoung baik-baik saja? Apakah Cho Kyuhyun menyakitinya? Jika, Iya, dia akan benar-benar meringsuk maju menghantam wajah lelaki didepannya yang sekarang tersenyum dingin dengan lensa cokelat mengawasinya. Tahan. Tahan Soo-Hyun. Kendalikan emosimu. Hanya perlu tenang, lalu berbicara baik-baik pada bajingan yang sudah membuatmu cemburu setengah mati di pesta tadi ini.
Kim Soo-Hyun mengatur mimic wajahnya. Menjadi ekspresi dingin tak terbaca. Dia harus focus pada Sooyoung. Soo-Hyun melangkah tenang, berjalan pelan ketika sudah berada di jarak yang tidak terlalu jauh dari Kyuhyun, dan berhenti tepat didepan Kyuhyun.
Ekspresi wajah mereka sama-sama tidak terbaca. Tapi aura kelam menyelimuti lorong rumah sakit dengan cahaya remang itu. Picingan mata mereka saling menatap tajam. Tangan mereka terkepal menahan amarah dan emosi. Sekelebat rol film ketika Kim Soo-Hyun memeluk pinggang istrinya dengan posesif tertonton lagi di otaknya. Membuat Kyuhyun menggertakkan gerahamnya. Kyuhyun memang tidak bisa menahan emosi yang sudah dipuncak ubun-ubunya lebih lama. Dia harus melampiaskannya dengan cara apapun, seperti di pesta tadi : membuat Soo-Hyun cemburu dengan mencium Sooyoung dibibirnya. Melumatnya bahkan. Dan Kyuhyun tidak bisa menahan sorak-sorakan yang ada dihatinya ketika melihat wajah Soo-Hyun yang pucat pasi. Yah~ walaupun emosinya tidak terselurkan sepenuhnya, karena dia harus menyiksa Sooyoung lagi hingga membuatnya terdampar disini.
Tidak jauh berbeda dengan Kim Soo-Hyun. lelaki itu juga mati-matian menahan tangannya yang terkepal agar tidak terdorong keras menghantam wajah Kyuhyun. Meski dia ingin sekali melakukan hal itu, mengingat peristiwa di pesta tadi yang membuat hatinya dibakar cemburu nyaris menjadi abu. Soo-Hyun mencintai Sooyoung. Dia tidak mencoba munafik, walaupun di dunia yang sesungguhnya, Soo-Hyun tidak berani Sooyoung mengetahui perasaannya yang sebenarnya. Dia terlalu takut mengambil keputusan bersiko itu.
Dia takut jika pada akhirnya Sooyoung menjauhinya.
“Apa yang kau lakukan disini?”
“Apa yang kau lakukan disini?”
Mereka berdua sama-sama menyuarakan pertanyaan di otak mereka dalam waktu yang bersamaan. Kyuhyun membersihkan tenggorokannya.
“Aku menjenguk teman yang dirawat disini,” ujar Soo-Hyun datar tanpa kebohongan sama-sekali. Itu benar, Soo-Hyun memang menjenguk temannya yang mendadak harus dioperasi karena gagal jantung. Hal itu membuatnya harus meluncur ke sini setelah pulang dari pesta, tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Walaupun dia luar biasa lelahnya. Apalagi malam sudah larut sekali. Pukul 11.00 KST. Dia berencana akan pulang cepat dan mandi air hangat setelahnya. Tapi nanti. Ada masalah yang harus diluruskannya malam ini. Dia harus mencari kebenaran.
“Wah, kebetulan sekali kita bertemu,” sahut Kyuhyun dengan nada yang sama sekali tidak bersahabat. Mencoba tenang walaupun tidak bisa menghindari nada sinisnya. “Aku juga sedang menengok teman lamaku di rumah sakit ini.” Kyuhyun melirik ruan rawat Sooyoung dengan ekor matanya. “Dan aku tidak menyangka akan bertemu teman lama disini. Seperti de ja vu, eh?”
Soo-Hyun mengangkat alisnya dengan wajah datar. Entah benar atau tidak. kenapa ia merasa sekarang Kyuhyun menyembunyikan sesuatu darinya?
Seandainya Soo-Hyun tahu. Seandainya Soo-Hyun tahu. Kyuhyun mengepalkan tangannya. Tidak! dia tidak akan membiarkan Soo-Hyun tahu apa yang terjadi pada Sooyoung. dia bukan orang yang berbaik hati membiarkan Soo-Hyun melindungi Sooyoung yang sudah berada digenggamannya. Siap untuk dihancurkan.
Dobrakan pintu dari ruangan rawat Sooyoung yang tiba-tiba membuat mereka menoleh. Seorang dokter diikuti beberapa perawat keluar dari pintu dengan wajah sang dokter yang pucat pasi.
Tiba-tiba saja perasaan Kyuhyun tidak enak. Perasaan asing melingkupi dadanya. Seperti… khawatir. Apakah dia khawatir pada keadaan Sooyoung sekarang?
“Tuan Cho Kyuhyun… kami tidak bisa menemukan darah yang pas untuk Nyonya Cho Sooyoung. Persediaan darah di kulkas kami menipis. Kami sudah berusaha mencocokkan darah Nyonya, dengan kepunyaan kami, hasilnya hanya sia-sia Tuan…”
Wajah Kyuhyun benar-benar pucat pasi sekarang. Tidak jauh dengan keadaan Soo-Hyun, hatinya seperti dihantam palu besar mendengar berita belahan hatinya yang berjuang melawan kematiannya di dalam sana. Sendirian.
“Brengsek! Cho Kyuhyun, kau membohongiku!” Soo-Hyun meraung. Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Sedangkan pikiran Kyuhyun mendadak kacau, berjalan mondar-mandir berusaha mencari jalan keluar, padahal otaknya sudah terlalu buntu untuk berpikir. Mendadak tangan Kyuhyun terasa dingin. Kyuhyun benar-benar tidak tahu apa yang ada dipikirannya!
“Golongan darah Sooyoung B. Saya akan mendonorkan darah saya untuk Choi Sooyoung. Tolong dokter, ambil sebanyak yang diperlukan. Asalakan… asalkan dia bisa selamat.”
Kyuhyun mendadak tertegun mendengar kalimat Soo-Hyun. Tiba-tiba gemertak gigi gerahamnya terdengar. Emosinya mendadak terpompa ke ubun-ubunnya. Mendadak ia merasa tersaingi dengan amarah untuk menghabisi Soo-Hyun.
Berani-beraninya… geram Kyuhyun dalam hati. berani-beraninya bajingan ini menyumbangkan darah untuk Sooyoung! ini tidak boleh dibiarkan, benar- benar tidak boleh dibiarkan terjadi. Darah bajingan tidak boleh mengalir ditubuh Sooyoung. dan darah mereka tidak akan bisa bersatu!
Dan sebelum dokter itu membawan Soo-Hyun untuk transfuse darah. Kyuhyun menaha mereka berdua dengan desisan. “Jangan sekali-kalinya kau menyumbangkan darahmu untuk Sooyoung! Dia itu istriku. Tanggung jawabku, dan aku tidak akan sudi darahmu mengalir ditubuhnya.” Kyuhyun menahan diri, berusaha agar tidak meludahi wajah Soo-Hyun saat itu juga.
Sang Dokter menyela. “Tapi, Tuan Cho…”
Kyuhyun tidak membiarkan Dokter menyelesaikan kalimatnya, membalas dnegan gumaman dingin. “Biar aku yang melakukannya,” gumam Kyuhyun dengan nada rendah dan mencemooh kearah Soo-Hyun yang tubuhnya kaku. “Aku tahu mana yang terbaik untuk istriku. Golongan darahku AB, dan kupikir itu golongan darah terbaik.”
Sang dokter mengehela nafas diam. Memilih untuk menuruti kemauan sang arogan Cho Kyuhyun. Soo-Hyun masih terdiam kaku ditempatnya, setelah Kyuhyun memasuki ruangan rawat Sooyoung sebelum melemparkan senyuman mengejek untuk Soo-Hyun.
Tiba-tiba lututnya terasa lemas. Tidak bisa menopang badannya yang mendadak lebih berat dari pada sebelumnya. Dia sadar. Terlalu sadar ketika kenyataan menamparnya dengan keras. Cintanya itu tidak bisa digapai. Tidak bisa diraih dengan mudah. Karena sudah ada orang lain yang merebut cintanya.
Choi Sooyoung… kau benar-benar tidak bisa kumiliki, ya?
Didalam ruang rawat Sooyoung menutup matanya. Merasakan kedamaian yang amat sangat abadi. Dia melupakan semuanya. Semua beban yang ada dikepalanya dibuangnya perlahan. Kematian memang terlalu indah, walaupun sakitnya terlalu sakit dirasakan.
Tanpa Sooyoung sadari… ada dua lelaki yang berjuang agar dia tetap hidup. Bahkan bertengkari memperebutkan mana darah yang pantas mengalir ditubuhmu. Dua orang yang sama-sama menginginkanmu. Dua orang yang sama-sama menginginkanmu agar tetap hidup disampingnya. Dua orang yang sama-sama… mencintaimu. Bangun Sooyoung. Buka matamu. Lihat duniamu. Lihat orang yang pertama kali kau lihat ketika kau membuka matamu. Menyambutmu dengan senyumannya.
Sooyoung mengikuti kata-kata yang ada dimimpinya. Dia membuka mata perlahan, dan memfokuskan matanya pada satu cahaya. Saat penglihatannya semakin jelas, ada bayangan tepat didepannya.
Bayangan yang sedang tersenyum kepadanya. Tersenyum lembut membuat hati Sooyoung langsung menghangat. Lelaki itu… Cho Kyuhyun tersenyum, mengelus rambutnya sayang.
“Sayang, kau sudah bangun?”
Sooyoung mengerang mendengar suara itu. Suara Kyuhyun! Sooyoung mencoba menggerakkan tangannya menggapai wajah Kyuhyun. Tapi tangannya terasa kaku tidak bisa digerakkan. Hanya ada rasa sakit yang muncul. Bibir Sooyoung kering, nafasnya memburu saat Kyuhyun perlahan mulai menjauh dari pandangannya.
Tidak, jangan pergi!
Sooyoung tidak bisa mnggerakkan bibirnya untuk berteriak. Kyuhyun perlahan menjauh, lalu berbalik meninggalkan Sooyoung.
Jangan pergi! Sialan, jangan pergi. AKu membutuhkanmu Kyuhyun!
Sooyoung merintih dalam kesakitan yang amat sangat. Dia berlagak seperti pecundang sekarang. Hanya bisa melihat kepergian Kyuhyun tanpa bisa membuat Kyuhyun tinggal bersamanya lebih lama. Air matanya mengalir. Sadar jika memang dikenyataan, Kyuhyun hanya bisa dia lihat. Dikelilingi pertahanan, dia memang tidak bisa menyentuh Kyuhyun. menyentuh hatinya, dan membuat Kyuhyun jatuh cinta padanya.
Lalu kegelapan menariknya kembali.
***
Sooyoung dibangunkan oleh berbagai teriakan dan umpatan dari luar sana. Kesadarannya masih setengah pulih, dan sebagian dirinya berusaha menyesuaikan matanya dari sinar lampu yang menghantam penglihatannya habis-habisan. Mata Sooyoung sakit diawal, dan bisa melihat begitu jelas pada detik selanjutnya.
“Sialan, Cho Kyuhyun! kau memang suami paling brengsek. Berapa kali kau menyiksanya hanya untuk memuaskan ego gilamu dari aksi balas dendammu, hah?”
Suara serak ayah Kyuhyun menggema di sepanjang lorong rumah sakit. Ada keheningan panjang diluar sana. Kyuhyun masih belum menjawab pertanyaan Ayahnya.
“Tidak bisa menghitung, ya? dari raut wajahmu bahkan sudah bisa ditebak, jika kau sudah melakukan banyak kekerasan pada istrimu itu.” Suara arah Kyuhyun merendah menahan amarah yang tidak bisa dikontrol lagi. Tangannya sudah gatal untuk menampar wajah anaknya yang dia pikir tidak punya hati.
“Sooyoung bukan istriku,” jawab Kyuhyun skeptis. “Istriku hanya Yoona. Cho Yoona. Dan Sooyoung hanyalah seonggok sampah tak berguna yang menghancurkan kehidupanku.” Kyuhyun mengatakan itu dengan keras, sampai Sooyoung bisa mendengarkan dari dalam ruangan.
Sooyoung membeku dalam keheningan panjang.
Sooyoung bukan istriku…
Kalimat itu menggema di pikiran Sooyoung. Merobek hatinya kembali.
Istriku hanya Yoona. Cho Yoona.
Apakah ada gadis yang bernama Yoona itu istri Kyuhyun yang lain? Apakah Kyuhyun berselingkuh di belakangnya? Apakah… memang benar Kyuhyun menag tidak mencintainya? Jika memang Kyuhyun tidak mencintainya seperti yang dia bilang dulu, lantas kenapa Kyuhyun menikahinya?
Selanjutnya ada suara tamparan yang sangat keras dari luar sana. Tidak hanya sekali. Tapi dua kali, dilanjutkan dengan jeritan tertehan dari suara Ibu Kyuhyun membuat Sooyoung menutup matanya. Menyerap suara tangan, dan tiba-tiba ada sengatan di pipinya yang muncul. Sooyoung ingin meraung, menjerit, menghentikan mertuanya yang menampar suaminya diluar sana. Melakukan cara apapun melindungi Kyuhyun dengan tubuhnya. Tapi yang ada, hanyalah tubuh kaku Sooyoung yang berbaring di atas ranjang rumah sakit. Kelihatan terlalu lemah, bahkan untuk menggerakkan tangannya dengan gerakan kecil.
“Kau menikahi murahan itu karena dia mengandung anak haram yang sebenarnya bukan milikmu Cho Kyuhyun! Dia menipumu untuk menikah denganmu agar nama baiknya tidak jatuh. Hey! bukan matamu, sayang. Lihat jika dia berselingkuh dibelakangmu hingga mengandung anak yang bukan darah dgingmu sendiri. Lihat! Buka mata dan hatimu, jangan hanya membicarakan tentang bagaimana kau mencintainya. Cinta menyesatkanmu Cho!”
“Cukup ayah! Cukup membicaran dia seperti itu! kalau kau mau tahu jika wanita yang kau bicaran itu sekarang sedang sekarat! Dia kehilangan penglihatannya, karena wanita brengsek yang sekarang menjadi istriku didalam. Choi Sooyoung. dia wanita iblis ayah! Dia merenggut nyawa janin yang dikandung Yoona. Diaa menghancurkan kehidupan Yoona dan aku! dan sekarang waktunya aku membalas dendamku. Aku mengajarinya tentang apa itu kesakitan yang sebenarnya. Tentang apa itu penderitaan. Dan… kematian.”
Udara. Sooyoung membutuhkan udara untuk bernafas. Mata Sooyoung terbelalak mendengar suara Kyuhyun meraung. Sooyoung merakan baja panas menampar pipinya berkali-kali.
Sooyoung menunggu… terus menunggu Kyuhyun mengeluarkan isi perutnya kembali. Memberberkan fakta jika Sooyoung-lah yang bersalah disini. Jika Sooyoung yang menjadi penjahat didalam permainan ini.
Sooyoung tidak menepis kebenarannya.
Sooyoung menjadi orang ke-tiga diantara pernikahan Kyuhyun dan Yoona.
Mengancurkan kebahagian mereka berdua, dengan membunuh anak Yoona.
Dan sekelebat bayangan masa lalu diputar dalam pikirannya, dia ingat sewaktu dia menyetir mabuk-mabukkan, menerobos lampu merah dan menabrak wanita hamil muda dengan bayi yang dikandungnya yang kira-kira berusia 4 bulan. Panik. Karena seketika itu orang-orang berkerumunna dan menyumpahinya untuk keluar dari mobil. Dia kalut, dia takut jika orang-orang itu mengirimnya ke jeruji besi nantinya. Dan dia mengambil langkah pengecut… melarikan diri dari kerumunan orang-orang itu. Menghilangkan bayangan wanita muda berlumuran darah didepan mobilnya.
Maafkan aku… Maafkan aku.
Sooyoung ingin berteriak sekeras-kerasnya. Menumpahkan segalanya jika dia sangat menyesal.
Sooyoung menghancurkan hidup Kyuhyun. Menghancurkan harapan pria yang dicintainya.
Sooyoung ingin menangis meratap, tapi air matanya sudah habis untuk dikeluarkan.
Karena dirinya, Kyuhyun menderita sama seperti dirinya. Kyuhyun memperjuangan Yoona sama seperti Sooyoung memperjuangkan cintanya untuk Kyuhyun. Dan memang Sooyoung harus mengalah.
Dia Cuma orang yang menjadi penghancur.
Dan penghancur sepertinya tidak pantas hidup berdampingan bersama Cho Kyuhyun.
Tapi… apakah dia bisa membunuh cinta yang sudah tumbuh lama dihatinya?
***
Hari ini dia sudah diperboleh pulang dari rumah sakit, jadi Sooyoung berjalan-jalan disepanjang lorong sayap kiri rumah Kyuhyun. Biasanya disaat-saat seperti ini Victoria-lah yang menemani Sooyoung lengkap dengan gurauan yang biasa Victoria lemparkan ketika mereka sedang canggung. Tapi berhubung Victoria sekarang sudah terbang ke Amerika sana, karena masa cutinya sudah habis, jadi Sooyoung menikmati kesendiriannya disini. Kesepian, tanpa ada siapapun yang menganggapnya, sudah membuat hati Sooyoung sesak. Termasuk lelaki yang berstatus suaminya yang memang hanya menganggapnya sebagai sampah.
Mungkin karena terlalu sibuk melamun, Sooyoung tidak memperhatikan jalannya hingga membuatnya pelipisnya berbenturan dengan salah satu tiang penyangga. Sooyoung mengumpat lalu memutar bola matanya. Dasar ceroboh.
Tiba-tiba mata Sooyoung tertuju pada sebuah kamar yang terletak di depannya, sekaligus menjadi jalan buntu-nya. Tidak ada pelayan yang berlalu lalang, atau penjagaan disekitar sini. Suanasanya tampak hening dan lengah.
Apakah itu berarti tidak ada orang yang tinggal didalam sana? Gumam Sooyoung dalam hati.
Sooyoung mendorong pintu yang sudah sedikit terbuka itu dengan pelan. Beruntung suara pintu itu tidak menderit, menyelamatkannya. Sooyoung terlalu penasaran dengan isis yang ada di kamar cantik bercahaya remang-remang tersebut. Hingga tak sadar, jika rasa penasarannya itu adalah sumber kekecewaannya.
Tidak ada yang aneh didalam sana, hingga Sooyoung berusaha mengintip lebih jauh melalui celah pintu. Dan saat itu juga dia merasa dunia runtuh dibawah kakinya sendiri. Tubuhnya kaku, sedingin es, dan hatinya hancur kembali seperti beling yang melukai dinding disekitarnya.
Dia disana…
Menyaksikan cintanya, belahan jiwanya, nafasnya, bercumbu dengan gadis lain. Sooyoung tidak membuarkan pekikan kepedihan meloncat dari tenggorokannya. Sooyoung melihat dengan jelas ketika Kyuhyun memberikan senyum lembut yang menenangkan. Mirisnya, senyuman indah itu bukan untung dirinya, bukan untung menenangkan hatinya yang berdarah, tapi untuk gadis lain yang didepannya.
Kyuhyun terlihat bahagia didalam sana, seperti hanya menatap gadis itu bernafas saja sudah membuat Kyuhyun bahagia setengah mati. Sooyoung juga berprinsip seperti itu. hanya melihat Kyuhyun bernafas, didepannya saja sudah membuat dunianya terasa nyaris sempurna. Walaupun kesmepurnaan itu harus tergores pisau kecil tajam seperti perlakuan kasar Kyuhyun terhadapnya.
***
Aku mengenalmu karena cinta.
Aku mencarimu karena cinta.
Aku bersamamu juga karena cinta.
Tapi ketika aku meninggalkanmu, itu bukan karena cinta.
Tapi karena cintaku berubah menjadi kebencian.
Cintaku murka.
Hatiku mati.
Jiwaku hilang.
Aku kehilangan kewarasanku ketika bersamamu. Aku kehilangan semuanya saat bersamamu.
Sooyoung mengambil pigura pernikahannya. Melepas bingkai yang melindungi foto pernikahannya. Sooyoung mengambil foto pernikahannya itu, melihat betapa bahagianya dia saat itu. betapa lebarnya senyum saat itu. Mata Sooyoung beralih ke Kyuhyun. Senyuman Kyuhyun bergitu indah, mengingatkannya pada Yoona.
Sooyoung memang tidak mengenal Yoona. Yang dia tahu Yoona ada istri pertama Kyuhyun. istri Kyuhyun yang sebenanrya.
Sooyoung tertawa menyingkap kenyataan itu. Jadi dia harus mundur sekarang. Kebenaran sudah terbukti, jika pernikahannya dengan Kyuhyun itu palsu. Murni hanya untuk membalaskan dendam semata. Tidak ada cinta. tidak ada kasih sayang. Tidak ada kepercayaan. Yang ada hanyalah kebencian.
Lagipula, masih banyak lelaki lain didunia ini yang akan menerimanya dengan senang hati kan? Tapi, akankah hatinya cepat berubah? Itu yang patut di pertanyakan, percuma jika dia mencintai, hanya dengan rasa… terpaksa ‘kan? Sama seperti Kyuhyun, dia tidak mungkin memaksakan Kyuhyun untuk mencintainya, kan?
Jika kata orang sakit hati itu diibaratkan seperti dihantam besi panas. Berbeda dengan pendapatnya. Terasa seribu kali lebih menyakitkan dari kematian sekalipun. Kau hanya disuruh memilih, antara keegoisan dan kehilangan.
Apakah cinta se-berbahaya itu?
TBC
Aasdfghjkl-_____- maaf sangat kalau next partnya bakalan lama :3. I’m Sawrie. Kalau ada yang mau yang mau ditanyakan tentang ff ini (kepedean.__.) silahkan kirim e-mail ke kyoungmisha@nokiamail.com
Dan maaf kalau di part ini sangat mengecewakan.
