Author : Aulia
Title : Pick Me [1/2]
Genre : Romance [Failed], Fluff [Failed]
Rating : T(?)
Length : TwoShoot
LAGI untuk yang kesekian kalinya Sooyoung melemparkan telak ponsel barunya, membiarkannya terbanting ke lantai, hingga menjadi beberapa bagian kecil tak berbentuk. Oh, malang sekali nasib ponsel bernilai mahal itu, harus terlempar dengan sukarela karena menjadi pelampiasan emosi sang pemilik. Dan sepertinya mood gadis manis ini sedang berada di garis kebosanan.
Sooyoung memekik keras, memanggil-manggil nama –sepupu pembawa sialnya- di dominasi dengan sumpah serapah terkutuk miliknya. Baiklah, Jong-In memang lelaki hebat yang berani memancing emosi Sooyoung menjadi level danger, hingga membuat gadis berponi kuda itu benar-benar harus bertekuk lutut mengibarkan bendera kekalahan karena kejahilan-ah, maksudnya kejahatan Jong-In-atau biasa dipanggil dengan sebutan, Kai.
Baru saja dia menerima MMS yang berisi pict mantan kekasihnya yang sedang berciuman. Dan itu benar-benar membuatnya murka, istilah lainnya –cemburu-, bukti yang cukup meyakinkan jika Sooyoung masih mencintai mantan kekasih yang sudah menemaninya selama kurang lebih 2 tahun.
“Sialan kau Jong-In!” Sooyoung menggeram kesal, tangannya sudah gatal untuk mencekik sepupunya itu. Oh, tamatlah riwayatmu Jong-In, sepertinya Sooyoung akan bertugas menjadi malaikat pencabut nyawamu mala mini.
Sooyoung menghela nafasnya kasar, mencoba menetralkan emosinya yang tadi meluap-luap dan menata kembali pikirannya yang tadi luluh-lantah. Dia melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya. Berniat mengambil minuman apapun yang bisa menyegarkan rongga kerongkongannya yang sudah kering melompong sedari tadi. Beruntunya dia tidak menangis, menangis menghabiskan air matanya hanya untuk lelaki brengsek-nya. Bayangkan saja jika dia menangis tersedu-sedu setiap malam, hingga membuat persediaan airmatanya menipis, dan paginya Jongin datang kerumahnya melihatnya dengan mata sembab, dan lingkaran hitam persis seperti panda menghiasi mata hitamnya. Astaga, benar-benar memalukan, ya? Apalagi di bayangannya Jongin akan mengejeknya hingga tahap tak sadarkan diri. Ini mimpi buruk.
“Selamat pagi Noona.” spontan Sooyoung menoleh kea rah meja makan. Terkejut! Bahkan sangat terkejut mendapati Jongin yang sudah duduk dengan santai disertai senyuman manisnya yang selalu muncul di sudut bibirnya. Hey, sejak kapan lelaki itu ada disini? Bahkan Sooyoung tidak menyadari kehadirannya, padahal jelas-jelasnya dia melewati meja makan menuju kulkas. Apakah efek kecemburuan sebesar ini? Membuatmu tidak peka dengan kehadiran orang yang berada di sekitarmu?
Sooyoung memicingkan matanya yang besar, setelah berhasil berjalan mendekat kepada Jongin dan mencodongkan badannya sedikit. Baiklah, sepertinya sesi ‘introgasi’ akan berlangsung.
“Kau! Sejak kapan kau berada disini sepupu sial?”
“Sejak kau berteriak mengumpat memanggil namaku. Aku berpikir kau merindukanku.” Sooyoung mendelik, ketika sederet kalimat ‘membanggakan diri’ Jongin memasuki indera pendengarannya. Mual, mual ingin rasanya Sooyoung memuntahkan isi perutnya ke wajah memuakkan Jongin.
“Apa untungnya aku merindukan wajah sialmu? Tsk!” dan sekarang, giliran Jongin yang mendengus kesal. Dia berpikir, dosa apa dia sampai dikaruniai sepupu berlidah tajam dan bermulut besar seperti Sooyoung?
“Baiklah lupakan percakapan tadi. Sebenarnya aku kesini ingin membuka penawaran untukmu.” Sooyoung terduduk di sisi kursi makan dan berhadapan langsung dengan Jongin. Tatapan bertanya, yang menuyuruhnya untuk melanjutkan ucapannya.
“Kau mengenal Kyuhyun? Cho Kyuhyun?”
“Apa? Kwihyun? Tidak- aku tidak mengenalnya,”
“Kyuhyun, bodoh! Bukan Kwihyun!” ujar Jongin sedikit gemas. Gemas sekali ingin menghantam Noona-nya karena kebodohannya yang sudah berada ditingkat paling atas.
“Ah, aku tidak mengenalnya,” jawab Sooyoung, merasa tidak tertarik dengan topic pembicaraan yang menurutnya akan berlanjut ke topic harga penawaran lelaki. Tunggu— Oh, astaga! Dia tau, apa yang akan terjadi selanjutnya. Jongin menawarkan lelaki –yang mungkin- bernama Kyuhyun itu kepada dirinya?
“Jinjja? Kupikir kau mengenalnya, dia juga sepupumu. Anak dari Cho Young-Hwan ahjussi. Dia seorang salah satu artis Hallyu yang sedang naik daun dengan boyband grupnya, Super Junior. Ah, ya aku dan grupku juga satu agensi dengannya.” Nah, sekarang hasrat untuk mencekik Jongin sudah merayap hingga ketangan-tangannya. Astaga lagi, Jongin pikir Cho Kyuhyun adalah barang yang seenaknya dia tawarkan kepada gadis lain hanya sebagai penghapus masa lalu, ah lebih tepatnya pelarian?
“Jangan bilang kau berniat menjodohkanku dengan Kyuhyun, dan membuatnya sebagai pelarianku?” Jongin hanya mengangkat bahunya sebagai respon. Benar-benar membuat tangan Sooyoung yang sedari tadi berdiam, kini melayang tepat di keningnya. Selamat! Jong-In mendapat hadiah jitakan maut yang mampu membuatnya meringis.
“Gila!”
***
“Kau lelah?” tanya Jongin dengan tampang menyebalkan –menurut Sooyoung- sambil melirik jam tangan kecil yang bertengger di pergelangan tangannya. Masih pukul 5 sore. Pikirnya.
“Tentu saja bodoh! Ini sudah 2 jam kita menunggunya, dan dia belum juga memunculkan batang hidungnya,” ujar Sooyoung tanpa sadar mengumpat.
“Bersabarlah dia akan datang sebentar lagi.”
“Sebentar lagi?” Sooyoung mengangkat alisnya tinggi. Pantatnya sudah sangat sakit, efek duduk terlalu lama tanpa bergerak sedikitpun. Bokong yang malang, sedari tadi harus tertempel di muka kursi seperti di beri lem perekat.
Ajakan Jongin memang gila! Sooyoung berpikir jika Jongin mengajaknya ke restaurant mewah untuk mentraktirnya makan, ternyata dia salah telak. Jongin mengajaknya pergi hanya untuk mengenalkannya pada lelaki yang bernama Kyuhyun. Bahkan tanpa makannan sekalipun! Oh, demi apapun yang ada didunia ini, Sooyoung benar-benar ingin melemparkan Jongin ke ujung dunia!
“Ya, sebentar lagi 30 menit atau 45 menit.”
PUK! Palu besar menghantam keras kepala Sooyoung, dia lupa jika Jongin adalah orang yang sangat bodoh, menganggap 30 menit adalah waktu yang sebentar. Apakah hari kedepan dia akan tersugesti 60 menit adalah waktu yang singkat? Benar-benar sepupu bodoh!
Terpaksa, Sooyoung kembali menyenderkan badannya, berusaha mengumpulkan titik-titik kesabarannya menjadi garis ketabahan. Setidaknya dia patut bersyukur diciptakan dengan kesabaran yang cukup untuk mengadapi sepupu tolol yang dikaruniai kebodohan tingkat akut. Belum lagi perut karetnya yang daritadi mengeluarkan bunyi kerongcongan. Ah, sepertinya cacing diperutnya sedang berdemo.
“Sepertinya hasil prediksiku salah, ternyata dia sudah datang.” Sooyoung menegakkan tubuhnya, rasa penasaran menjalar ke tubuhnya. Penasaran akan tampang lelaki yang bernama Kyuhyun. Lelaki yang akan di ‘tawarkan’ padanya. Ah, sepertinya itu kata tadi terlalu frontal. Ah, kita sebut saja lelaki –penghapus masalalu-.
Kyuhyun berjalan memasuki restaurant, dan berhasil membuatnya menjadi pusat perhatian! Bayangkan saja, dia itu seorang selebriti dan sekarang ia pergi ke tempat umum tanpa alat penyamaran! Yang benar saja, lelaki ini sepertinya ingin fansnya langsung mengerubunginya, meminta tanda tangan, berfoto bersama, oh atau mungkin meminta kecupan gratis di pipi, atau yang lebih ekstrim lagi, di bibir mungkin? Beruntungnya restaurant yang dikunjunginya ini tidak terlalu ramai. Nah, sepertinya dewi Fortuna berpihak kepada Kyuhyun.
Sooyoung mencatat dalam hati. Dari segi penilaian wajah : lumayan, bahkan terkesan tampan. Lalu penampilannya yang modis. Kemeja kotak-kotak dipadukan dengan kaos putih polos. Sederhana, namun terkesan mewah. Tidak mengurangi sedikitpun aura mempesonanya. Oke, nilai 80 untuk keseluruhan penampilannya.
Sooyoung memperhatikan wajah Kyuhyun cermat. Masih muda, tapi mungkin lebih tua sedikit dari Jongin. Alisnya hitam tebal, tulang pipi yang agak keatas, dan hidungnya. Mancung sekali dan runcing. Rambutnya. Ikal, bewarna cokelat. Ah, Sooyoung tidak suka rambut cokelat Kyuhyun.. Nilai Kyuhyun berkurang 5 dari nilai sebelumnya.
“Akhirnya kau datang juga, Hyeong. Gadis manis di sampingku ini sudah terlalu lama menunggu bahkan dia sudah meluncurkan sumpah serapahnya kepadamu.” Sooyoung menyikut perut bonsor Jongin pelan, merasa tersinggung dengan perkataannya. Ah, benar-benar keajaiban, sejak kapan Sooyoung bisa tersinggung? Memangnya dia punya hati?
Kyuhyun hanya tersenyum kecil, namun tidak mencapai matanya dan melirik sekilas ke arah Sooyoung. Sekedar menilai.
Sooyoung memperhatikan hal kecil itu. Tadi senyuman Kyuhyun tidak sampai mata. Dan itu terkesan dingin. Oke, 50 untuk kepribadian sikapnya. Sooyoung benar-benar tidak suka pria dingin. Ah, sepertinya kepala sepupunya ini terbentu sesuatu, ya? Jongin kan sudah tahu jika ia tidak menyukai pria arogan dan dingin seperti Kyuhyun ini.
“Mianhae. Jadwalku benar-benar membuatku harus tunduk kepada managerku,” ujarnya sopan, walaupun sedikit menyuntikkan nada dingin diperkataannya. Kyuhyun menggeser kursi dan duduk di atasnya. Masih dengan wajah tanpa ekspresi, ia menatap Sooyoung mencoba mencari titik kekurangan diwajahnya. Tapi nihil, wajah gadis di depannya benar-benar sangat sempurna, oh atau melebihi kata ‘sempurna’? Tidak ada celah di pipi mulus putih itu. Tidak ada bekas jerawat atau hal lain yang mengganggu penglihatannya. Cukup! Kyuhyun menyudahi sesi ‘menyulusuri wajah’ gadis cantik di depannya. Menyadari jika Sooyoung sepertinya merasa risih dengan tatap mata cokelatnya.
“Kau yang bernama, Choi Sooyoung?” Sooyoung tersenyum sedikit, dan menundukkan kepalanya, bukan karena malu. Tapi bingung apakah dia harus menjabat tangan Sooyoung atau tidak.
“Ah, sepertinya dia malu menjabat tanganmu Hyeong,” cerocos Jongin dengan tatapan jahilnya mengarah ke Sooyoung. Oh, benar-benar sepupu kurang ajar! Perlahan Sooyoung mengangkat kepalanya, dan mulai mencoba menjabat tangan Kyuhyun dengan sedikit terpaksa.
“Senang berkenalan denganmu, Kyuhyun-ssi.” Sooyoung tersenyum walaupun dengan setengah hati. Matanya ikut tersenyum, dan melepaskan jabatan tangannya sedikit kasar.
Menurut drama-drama Korea yang ditontonnya di televise. Jika seorang gadis bersalaman dengan seorang pria yang baru dikenalnya. Dan ada getaran seperti tersengat listrik –ini menurut Sooyoung- itu tandanya mereka jodoh. Atau sedang dalam masa fall in love. Tapi, saat mereka berdua bersalaman, tidak ada yang aneh, kok. Terkesan biasa saja. Ah, jadi mereka tidak berjodoh. Itu menurut Sooyoung.
“AIGOO! AIGOO!” Sooyoung dan Kyuhyun bersamaan mengarahkan pandangannya ke Jongin yang kini memekik histeris dengan tangan kanan yang memegang kepalanya, sambil menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya dengan pandangan Shock. Ck, gaya macam apa itu.
“Maaf, sepertinya aku harus pergi, aku sudah ada janji dengan Luhan untuk menemaninya pergi. Ah, aku sangat menyesal, sekali lagi maafkan aku.” dengan gerakan tergesa-gesa Jongin pergi berlalu meninggalkan dua orang yang kini terbengong karena kepergiannya yang tiba-tiba.
***
Tidak ada yang menarik dengan keadaan dua manusia berbeda kelamin yang saling duduk berhadapan ini. Suasana canggung dengan dentingan jam yang berusaha menghapus atmosfir keheningan. Sooyoung yang mengaduk-ngaduk malas minumannya, dan Kyuhyun yang berfikir keras mencari topic pembicaraan yang menarik.
Sooyoung menghela nafas kasar, dia sudah benci dengan suasana seperti ini. Dia ingin pulang, pulang dan menampar wajah Jongin dengan high heels-nya pembalasan yang telak untuk ukuran sepupu kurang ajar seperti lelaki berwajah kusut itu.
“Cho Kyuhyun-ssi,” panggil Sooyoung dengan suara berat.
“Ya?” Sooyoung menarik nafas, sedangkan Kyuhyun mengkerutkan alisnya. Tidak menyangka jika Sooyoung yang akan memulai topic perbincangan lebih dulu.
“Bisakah kau antarkan aku pulang?” Oh, oh, Sooyoung gila! Gadis ini benar-benar mempertaruhkan harga diri dan gengsinya yang bernilai tinggi dengan meminta Kyuhyun mengantarnya pulang! Ah, benar-benar menghempaskan harga diri di depan lelaki yang bahkan baru di kenal. Sooyoung menyerngit saat kalimat itu keluar begitu saja dari bibirnya. Mulut bodoh! Umpatnya dalam hati.
“Mengantarmu pulang? Ah, tidak tidak. Kita bahkan belum mengenal satu sama lain. Bagaimana jika kau ke Pub bersamaku?”
“Ya? Pub? Dengan… KITA?” Sooyoung sedikit menaikkan nada suaranya. Ke Pub? Oh, apakah lelaki ini gila? Mengajakku ke Pub, lalu meminum vodka dan mengajaknya mabuk-mabukkan begitu? Lalu bagaimana jika nanti lelaki ini Memperkosaku, atau melakukan hal yang tidak-tidak— La..lagipula ini masih pukl 6 sore. Memangnya ada pub yang terbuka lebar pada jam seperti ini?
“Hapus pikiran kotormu nona. Aku tidak mungkin melakukan hal yang tidak-tidak pada orang yang belum terlalu kukenal, walaupun kau adalah sepupu-ku. Apalagi jika dia masih seorang gadis sepertimu.” Perkataan Kyuhyun menghentika imajinasi liar Sooyoung yang sudah merambat ke hal negative. Ah, betapa malunya dia! Nilai 40 untuk sifat menyebalkan Kyuhyun. Ah, atau dia yang terlalu parno?
“Mianhae.”
“Baiklah kalau begitu. Ayo kota pergi.”
Kyuhyun, menarik tangan Sooyoung memasuki mobil sportnya. Dan mulai menjalankan mobilnya menerobos kota Seoul yang padat. Iringan lagu Super Junior berjudul Sunflower memecahkan keheningan yang melanda diantara mereka. Kyuhyun yang focus mengemudi dan Sooyoung yang memainkan I-Phone-nya.
“Ini lagu dari grup-mu itu, kan? Super Junior.”
“Hn, salah satu lagu kesukaanku,” Kyuhyun mengambil jeda, “Ngomong-ngomong, kau tau darimana? Bukankah kau antifan Super Junior?” Sooyoung menggeleng cepat.
“Tidak juga. Lee Donghae-oppa itu sepupu angkatku. Tapi, aku tidak terlalu begitu mengenalmu,” jawab Sooyoung santai. Sesungguhnya, dia sedikit terkejut saat pertama kali Jongin membeirtahukannya tentang Kyuhyun yang ternyata adalah anggota boyband yang Hyuk-Jae.
“Ah, ya, aku mendapat beberapa informasi tentangmu dari Jongin.” Sooyoung mengalihkan padangannya dari I-Phone berlogo Apple miliknya, berganti menatap pemuda tampan disampingnya.
“Apa saja?”
“Tentang kebiasaan tidurmu yang suka menendang orang di sekitarmu, mengigau, mendengkur, dan beruntung saja kau tidak mengelurkan air liur saat tidur.”
“Itu bukan Informasi bodoh! Tapi aib-ku!” Sooyoung mulai kesal. Dia tidak salah jika Kyuhyun memang menyebalkan, jangan salahkan dia jika nilai Kyuhyun sekarang menyusut menjadi 20!
“Intinya sama saja bukan?” Sooyoung terdiam, merutuki Jongin yang berani-beraninya mengorek aib tentangnya dan menyebarkannya, kepada Kyuhyun, sepupu atau orang yang baru dikenalnya. Oh, baiklah ayo kita lihat sebanyak apa Sepupu tengik itu membuka aibnya.
“Dia juga menceritakan tentang kebiasaanmu.Suka makan, bahkan jadwal makanmu 5 kali sehari, padahal tubuhmu begitu kurus, tidak tinggi, dan tidak juga gemuk. Kau tidak suka makanan pedas, dan sangat menyukai soda. Kau hobi menulis, membaca, fotografer, mendengarkan music. Artis favoritemu adalah Jo In Sung. Kau mencintai Brad Pitt dan Daniel Radcliffe.”
“Oh, hebat sebanyak itu? Sepertinya sepulang ke rumah aku harus meneliti sudut kamarku, apakah dia meletakkan CCTV sampai sepupu kurang ajar itu mengetahuinya sedetail itu.”
“Ide bagus. Dia juga bercerita jika celana dalam kesukaanmu bewarna hitam dengan bra yang senada.”
“A..apa?” nyaris bola mata Sooyoung melompat dari tempatnya. Astaga! Sepupu sialan! Sepupu mesum! Sepupu pervert!! Well, sepertinya malam ini Sooyoung akan melakukan kekerasan fisik kepada Jongin.
***
SOOYOUNG semakin memperat cengkraman tangannya pada jaket yang digunakan Kyuhyun, saat mulai berjalan memasuki salah satu Pub yang cukup terkenal . Bau alkhol menyeruak masuk ke rongga hidung, menimbulkan sensasi aneh di perut Sooyoung. Sepertinya gadis berusia 20 tahun ini sedang mual, dia membutuhkan Jongin, untuk memuntahkan isi perutnya ke wajah Jongin.
“Kau baru pertama kali ke sini?”
“Tentu saja, aku, kan gadis rumahan. Bukan tipe wanita liar seperti disana.” Sooyoung menunjuk seorang wanita berpakaian minim yang kini sedang asyik menari gila dengan lelaki hidung belang, dengan dagunya. Tsk, menjijikkan. Sooyoung membuang muka dari pemandangan yang cukup laknat itu. Tidak ingin otaknya merekam adegan mesum yang mengotori pikirannya.
“Kau masih perawan?”
“Ya.”
“Tidak mempunyai pacar?”
“Hanya sebatas teman kencan.”
“Ah, hebat.”
“Hebat?” Sooyoung mengkerutkan keningnya.
“Ya Hebat, kau masih menjaga keperawananmu.”
“Kau menyindirku?” Sooyoung mengakui, jika saat ini dia malu, bahkan sangat malu menceritakan tentang masalah ‘keperawanan’ dengan pria di depannya. Oh, siapa yang tidak malu jika berbicara topic tentang hal pribadi yang benar-benar harus dijaga?
“Kau mau wine?” music alunan DJ yang cukup memekakan telinga membuat Sooyoung harus sedikit berteriak agar Kyuhyun mendengar suaranya.
“Ya. Ah, kau ingin berdansa?”
“Tidak, aku tidak bisa berdansa.”
“Aku akan mengajarimu.”
“Baiklah.” Sooyoung hanya pasrah ketika Kyuhyun dengan cepat menariknya ke lantai dansa, dengan membawa segelas wine dan meminumya sekali teguk. Berbeda dengan Sooyoung yang hanya bisa membeku ketika tangann Kyuhyun memeluk pinggangnya mendekat, menyentuh dada bidang Kyuhyun yang hanya tertutup kemeja.
“Letakkan tanganmu di bahuku.”
“Hah?”
“Cepat letakkan.” Sooyoung meletakkan kedua tangannya di bahu tegap Kyuhyun. Dan sesaat kemudian mereka mulai tenggelam dalam alunan music DJ, bersenang-senang dalam kenikmatan duniawi yang membawa mereka ke gelombang kenikmatan yang menggebu-gebu.
***
“ASTAGA!”Sooyoung sudah memekik keras, pagi ini. Bagaimana tidak? Semalam dia ‘kan ada di pub, dan sekarang, dia sudah berada di kamar yang tidak dikenalnya. Oh, Ya Tuhan! Sooyoung kembali memekik keras didalam hatinya. Dia… semalam bersama Kyuhyun. Lelaki yang baru dikenalnya. Tidak mungkin kan Kyuhyun… Ahh, tidak. Tidak! Kyuhyun bukan lelaki seperti itu. Tapi, kan Kyuhyun lelaki normal, mungkin saja…
Sooyoung segera memeriksa tubuhnya yang berada di balik selimutnya. Dia baru bisa bernafas lega saat menyadari dia masih memakai pakaian lengkap yang dipakainya semalam.
“Benarkan? Aku tidak memperkosamu. Tidak usah panic.” Sooyoung mendengus.
Jika saja hal yang berada di pikiran Sooyoung itu benar-benar terjadi. Mungkin gadis itu akan sesegera mungkin melemparkan Kyuhyun ke segitiga Bermuda, dan membuatnya mati secara tak elit. Tidak. Kyuhyun tidak mengharapkan hal itu terjadi. Sama sekali.
“Jadi, coba ceritakan. Apa saja yang kau lakukan padaku semalam,” intopeksi Sooyoung bernada tajam. Sama sekali tidak mempan untuk Kyuhyun yang notabenenya lebih memiliki nada tajam yang amat kental sekali.
“Padamu? Maksudmu pada tubuhmu? Tidak. Tidak. Aku tidak melakukan apa-apa pada tubuhmu kok. Lagipula siapa sih yang tertarik dengan tubuh tripleks seperti itu?” jawab Kyuhyun enteng, sedangkan Sooyoung mengumpat dalam hati. Kenapa perkataan Kyuhyun ini vulgar sekali sih? Dia benar-benar ingin melemparkan Kyuhyun ke Bermuda sekarang. Oke-oke berapa nilai Kyuhyun semalam? 24? Ah, 20! Sekarang nilai Kyuhyun menjadi 10. Jika saja nilai itu terus berkurang hingga menyisakan 0 saja. Dia benar-benar akan menendang Kyuhyun dengan segala sifat menyebalkannya. Dan tentu saja dia akan menghentikan ‘Kontak Jodoh’ yang khusus diselenggarakan sepupunya untuknya.
“Sialan Kau!” pekik Sooyoung. Kyuhyun tertawa lebar. Tampak senang sekali dengan pekerjaan barunya. Membuat Sooyoung kesal.
“KYU DIMANA SUSU STROW—“ kepala Lee Hyuk-Jae muncul saat Kyuhyun baru saja ingin membalas perkataan Sooyoung. Sayangnya, tidak jadi. Teriakan Hyuk-Jae yang tadi itu berhasil membuatnya menutup telinganya.
“Oh, hai. Kau yang bernama Choi Sooyoung, ya? Teman Kyuhyun, kan?” ekspresi Hyuk-Jae berubah drastic saat melihat Sooyoung yang berdiri berhadapan dengan Kyuhyun yang sekrang melihatnya dengan tatapan… bodoh. Hyuk-Jae tersenyum sumringah. Berbeda Kyuhyun yang memasang wajah datarnya dan mendengus dalam hati. Dasar Hyuk-Jae playboy. Pasti dia akan memperkenalkan Sooyoung sebagai pacarnya.
Sooyoung menyerngit. Sepertinya, dia kenal dengan lelaki ini. Lee… Lee Hyukjae? Couple tersayang Donghae-oppa, kan? Donghae-oppa pernah menceritakan padanya dan menunjukkan foto lelaki itu.
“Nah, Choi Sooyoung. Aku belum memperkenalkan diri, kan? Aku Hyuk-Jae. Lee Hyuk-Jae. Biasanya para gadis memanggilku dengan sebutan ‘Sayang’. Khusus untukmu. Kau bisa memanggilku ‘Hyukkie-oppa’, ‘Eunjagi’, Baby-Hyuk’—“
“Jangan mendengarkannya, Soo—“
“Tidak usah mempedulikan Kyuhyun. Ayo, kita ke ruang makan. Para member sudah bersiap untuk sarapan. Kau pasti sudah lapar sekali, kan?”
Tanpa aba-aba, tanpa ijin Kyuhyun, dan tanpa jawaban dari Sooyoung. Hyuk-Jae langsung menarik tangan Sooyoung keluar dari kamar Kyuhyun. Menuju ruang makan dorm mereka. Sesuai dengan pikiran Kyuhyun. Lee Hyuk-Jae benar-benar memperkenalkan Sooyoung sebagai pacarnya. Astaga…
“Teukie hyeong! Lihat. Nae yeojachingu Choi Sooyoungie,” ujar Hyuk-Jae bangga. Sooyoung tersenyum bodoh disana. Saat para member SJ sudah heboh dengan pengakuan Hyuk-Jae yang tentu saja 100% mengandung kebohongan belaka.
“Kau benar-benar pacar Hyuk-Jae, ya?”
“Kau teman Kyuhyun, kan?”
“Sooyoung-ssi neomu yeoppunda~”
“Wajahmu bersih sekali. Kau memakai krim wajah apa sih?”
“Terlalu kurus!”
“Silahkan makan dengan kami Sooyoung-ssi.”
“Hai, Sooyoung-ssi. Jeoneun Kim Jong-Woon. Kau pasti sudah tahu. Karena biasanya aku yang paling terkenal di grup ini.” Sooyoung tersenyum kikuk mendengarnya.
Sebenarnya, member Super Junior itu tampan-tampan. Sayangnya sifat mereka itu seperti menjadikan dorm ini layaknya rumah sakit jiwa yang menampung para lelaki tampan berjiwa autis. Sedari tadi mereka bertingkah konyol dihadapan Sooyoung. Membuat Kyuhyun yang notebenenya yang juga member SJ mendadak terserang migrain. Hyungdeulnya ini, kenapa mendadak seperti orang idiot, sih?
Beruntungnya Sooyoung tidak langsung kabur. Malah tertawa terpingkal-pingkal walaupun sudut matanya tadi menatap mereka jijik. Oke, siapa sih yang tidak jijik dengan sekelompok orang yang bertingkah norak di hadapan perempuan cantik? Apalagi seperti Sooyoung. Yang sifatnya jauh dari kata baik.
Setelah, sarapan, dan sedikit penambahan perkenalaan diri dari masing-masing member. Sooyoung sudah sedikit mempertimbangkan. Nilai member SJ yang didapatkannya tadi 90. Dan Kyuhyun hanya 10. Kyuhyun tidak seperti yang ia pikirkan. Kyuhyun tidak humoris. Padahal Sooyoung suka pria yang bisa membuatnya tertawa, bukan membuatnya kesal setiap saat. Lalu, Sooyoung suka pria kalem dan dewasa, dan Kyuhyun tentu saja Kyuhyun tidak memiliki kedua poin diatas.
***
“Hai, Noona!” Jong-In muncul dengan senyum sumringahnya. Lelaki tengik itu sekarang berdiri tepat didepannya. Dengan jarak sekitar satu jengkal yang mau-tidak-mau membuat Sooyoung harus menghadiahkan pukulan sumpit kekepalanya.
Tidak mempedulikan Jongin yang meringis. Dia kembali memakan makanan pesanannya.
“Noona, kau ini kenapa sih kasar sekali? Pantas saja kau namjachingumu itu meninggalkanmu. Kau itu gadis pencinta kekerasan. Tidak punya etika. Tidak—“
“BERISIK!” sekarang Jongin ingin sekali menusuk kepalanya dengan pisau daging di depan Sooyoung. Noona-nya ini benar…benar, ya..
“Oke, jadi bagaimana dengan kencanmu kemarin? Menyenangkan? Dia mendapat nilai berapa?” tanya Jongin mengalihkan pembicaraan. Dia juga penasaran dengan kencan kakaknya itu. Noona-nya itu, kan termasuk pemilih dalam urusan partner kencan. Biasanya Noona-nya itu akan melakukan sesi penilaian. Dari wajah, penampilan, kepribadian. Dan untuk lolos setiap poinnya harus mendapat nilai 80. Nah, dalam pikirannya dia menebak jika Kyuhyun mendapat nilai 100 dari Sooyoung.
“Kacau. Membosankan. 10.”
“Ne? SEPULUH?” jerit Jongin shock. Nilai sepuluh bagi Jongin itu minim sekali. Noonanya ini kenapa sih? Pria seperti seniornya itukan tampan sekali. Apa yang membuat gadis didepannya ini dengan nekatnya memberinya nilai sepuluh? Ternyata kenyataannya jauh dari yang ia prediksikan.
“Iya. Sepuluh. Kenapa kaget?”
“Neo michoseo!”
“Gila?” alis Sooyoung mengkerut. Sedangkan Jongin memijat kepalanya pening. Sepertinya dia harus menyerah menjodoh-jodohkan Sooyoung dengan lelaki lain. Tidak ada hasilnya sama sekali. Kasihan sekali, pria-pria malang yang sudah dipaksanya untuk menjadi teman kencan Sooyoung. Ah, pasti dia sudah berdosa sekali.
“Ternyata aku benar, ya.”
“Apa?” Sooyoung mengerutkan keningnya.
“Kau.”
“Aku?”
“Ternyata.”
“Apa?”
“Penyuka.”
“Suka?”
“Sesama.”
“Sesama?”
“Jenis.”
“Jenis? Oh…” dia baru saja ingin makan. Setelah otaknya berhasil mencerna perkataan Jongin tadi. Kau. Aku. Penyuka. Suka. Sesama. Sesama. Jenis. Jenis? Sooyoung menyusun kalimat biadab itu menjadi kalimat hina kotor untuk dirinya itu. Dan untuk detika berikutnya Jongin hanya bisa pasrah, karena Sooyoung mulai menghajar tubuhnya bertubi-tubi. Ah, semoga saja besok dia masih bisa berjalan.
*
Kencan? Besok, pagi-pagi sekali aku ke apartemenmu.
Partner Kencanmu.
-Cho Kyuhyun
Kyuhyun? Sooyoung mengrutkan keningnya. Sejak kapan Kyuhyun punya nomornya? Ah, pasti dari Si Jongin itu. Dan apalagi ini? Kencan? Kyuhyun mengajaknya kencan? Yang benar saja, bukankah mereka kemarin sudah berkencan? Kencan buruk hingga membuatnya berpikir untuk tidka bertemu dengan Kyuhyun lagi. Tapi, kelihatannya lelaki itu tidka menyerah, ya.
Sooyoung memang pandai bergaul. Tapi menurutnya dia tidak terlalu dekat dengan Kyuhyun. Tentu saja, dia kan baru kenal dengan Kyuhyun kemarin, tapi Kyuhyun sudah bersikap sudah lama mengenal Sooyoung. Oh, dear..
***
Choi Sooyoung membuka matanya yang terasa berat, lalu ia mengangkat tangan
menutupi mata dan mengerang pelan. Sinar matahari yang menembus jendela
kamar tidur menyilaukan matanya. Ia menguap lebar sambil merenggangkan
lengan dan kaki dengan posisi yang masih terbaring di tempat tidur. Lalu ia
memaksa diri berguling turun dari tempat tidur, berjalan dengan langkah diseretseret
ke meja tulis di depan jendela untuk mematikan lampu meja yang masih
menyala dan memandang ke luar jendela.
Tidak biasanya langit kota Seoul terlihat cerah. Sepertinya musim semi yang
ditunggu-tunggu sudah tiba. Sooyoung membuka jendela dan menarik napas dalamdalam,
mengisi paru-paru dan seluruh tubuhnya yang masih lemas dengan
semangat musim semi. Tetapi karena udara masih terasa dingin, Sooyoung cepat-cepat
menutup jendela dan menggosok-gosok kedua tangannya. Tiba-tiba matanya
terarah ke jam kecil di atas meja dan ia pun terkesiap. “Oh, dear,” erangnya.
Dia baru ingat hari ini ada kencan bersama Kyuhyun. Dan sepertinya dia terlambat sekali. Kyuhyun bilang dia akan datang pagi-pagi sekali, dan ini sudah pukul 8.30. Sial! Umpatnya dalam hati.
Ia berlari ke pintu kamar tidur dan membukanya dengan satu sentakan cepat, tidak menyadari ada orang yang duduk santai dengan kaki diangkat di atas meja dengan alis terangkat menatapnya, yang kini uring-uringan sendiri di apartemenya.
“Sudah bangun?” Sooyoung baru menemukan kesadarannya kembali saat matanya menemukan Kyuhyun di ruang tamunya, dengan kemeja merah kotak-kotak dan dalam kaos V-neck putih. Sialnya, pemandangan itu membuat Sooyoung melongo terpesona. Tidak peduli lagi dengan pagi ini yang mirip penghuni panti rehabilitasi –piyama bergaris-garis, jubah kebesaran, rambut acak-acakkan, belum lagi matanya yang sayu-.
“Ka..kau? Sejak kapan kau disini? Kau tahu alamat apartemenku darimana? Kau menguntitku, ya? Dan bagaimana kau bisa masuk disini? Apartemenku, kan—“
“Simpan pertanyaanmu oke? Aku tidak mau pingsan karena bau mulut dan badanmu yang menyengat itu. Sebaiknya kau mandi, bagaimana?”
Sooyoung mendengus. Baru saja dia terpesona dengan penampilan Kyuhyun hari ini –membuat mood-nya membaik untuk pagi ini (setidaknya ini sarapan pencuci mata untuknya)- tapi lelaki itu menunjukkan sifat menyebalkannya lagi yang membuat mood Sooyoung turun drastic. Sooyoung mengenyahkan semua hal positif dari Kyuhyun. Melupakan ketampanannya yang luar biasa sebagai artis hallyu yang dipikirannya hanyalah Kyuhyun Si Menyebalkan dengan Kepribadian Idiot.
***
Sooyoung memutuskan memakai kemeja kotak-kotak bewarna pink menyala, dipadukan dengan jins yang juga bewarna pink muda. Dengan rambut ikalnya yang cukup panjang di ikatnya kuncir kuda. Sedikit polesan make-up. Dan… Sempurna. Sederhana, tapi terkesan elegan. Penampilan Sooyoung sudah cukup bisa menyimpulkan jika Sooyoung adalah orang yang hangat, namun seseorang yang arogan, walaupun sebenarnya dia memiliki sifat yang membuat orang menyukainya dalam sekali lirik. Dia bisa membuat orang bahagian seketika dengan senyuman manisnya. Senyum menular yang mau tidak mau membuat orang yang melihatnya ikut tersenyum. Kepribadian ceria yang manis, walaupun sifat egoisnya terkesan lebih mencolok. Dia tidak childish seperti penampilannya. Mandiri, dan tidak suka bergantung pada orang lain.
Sayangnya, selama bersama Kyuhyun dia tidka pernah menunjukkan sifat aslinya. Dia bahkan tidak pernah menunjukkan senyum cerianya pada Kyuhyun. Atau mungkin karena kepribadian Kyuhyun yang tidak menyenangkan itu, ya?
“Mau waffle ala Kyuhyun dengan selai cokelat?” tegur Kyuhyun setelah Sooyoung sudah sampai di ruang tengah. Lelaki itu memegang sepiring waffle dan segelas susu. Sebelum menyerahkannya ke Sooyoung, yang lagi-lagi menatapnya dengan alis terangkat.
“Kau yang memasak?” Kyuhyun mengangguk.
“Sayang sekali, aku tidak suka selai cokelat,” dusta Sooyoung. Dia tidak mau memakan makanan buatan Kyuhyun ini. Walaupun terlihat enak, tetap saja hatinya masih dongkol karena perkataan Kyuhyun pagi tadi.
Kyuhyun menyipitkan matanya.
“Aku tidak mungkin salah informasi,” ujarnya. “Kai yang memberitahuku. Dan dia tidak mungkin salah.” Sooyoung menelan ludahnya.
“Aku suka strawberry.” Lagi lagi dia berdusta. Menunggu Kyuhyun menyerah dan membuang sampah-sampah itu- oh tidak, bukan sampah. Tidak ada sampah yang menarik dimata Sooyoung kecuali makanan yang disebutnya ‘sampah’ itu.-.
“Kau ini… kenapa sih? Mencoba menghindar? Kau takut di makananku ini ada racun? Tidak. Tidak.” Lama-lama Kyuhyun jengkel juga dengan Sooyoung. Memutuskan memakan makanan itu sendiri saja. “Kalau kau tidak mau biar aku saja yang makan.”
***
“Terkesan?” tebak Kyuhyun saat Sooyoung menatap caranya mengemudi. Memegang roda kemudi dengan ringan namun mantap. Itu daya tarik tersendiri untuk Sooyoung. Dia sangat suka melihat seorang lelaki mengemudi santai, walaupun mereka tengah berada diantara mobil-mobil yang terjebak macet parah.
Sooyoung segera mengubah ekspresinya menjadi datar. “Tidak,” ujarnya sekenanya. Kyuhyun bersiul jahil. “Oh, ya? Padahal aku sudah mengorek informasimu dari si Kai,” ujar Kyuhyun.
“Jadi… aku tidak berhasil membuatmu terkesan, ya?” pancing Kyuhyun lagi. Sooyoung yakin sekarang wajahnya sudah merah padam. Dia memang tidak suka berbohong. Tapi, dengan gengsinya yang setinggi langit, dia rela mengukir dosa untuk berbohong kepada Kyuhyun.
Dengan berat hati ia mengancungkan tangannya dan menempel jari telunjuk dan ibu jarinya. “Sedikiiiiiiitt terkesan.” Kyuhyun tertawa. Membuat Sooyoung lagi-lagi terpesona. Dengan mata menyipit seperti itu, sinar matahari yang memasuki mobil. Membuat Kyuhyun tampak bersinar sekali. Sial, kapan sih lelaki ini berhenti membuatnya terpesona?
***
“KAU MEMBAWAKU KE TEMPAT SEPERTI INI?” Jerit Sooyoung tidak bisa menyembunyikan rasa kaget sekaligus bahagia menyadari Kyuhyun membawanya ke salah satu restaurant ternama di Seoul. Wajahnya berseri-seri, dan matanya yang besar menatap kagum bangunan besar didepannya. Membuat Kyuhyun sepertinya harus mengabadikan moment ini. Dia bahagia. Untuk pertama kalinya Kyuhyun melihat senyuman Sooyoung ini. Tanpa paksaan tapi alami. Banyak yang bilang jika senyuman gadis ini membuatmu tidak bisa mengalihkan perhatianmu. Dan ternyata itu benar. Dia benar-benar tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari wajah Sooyoung. Seolah-olah gadis itu adalah pusat dunianya.
“Restauran ini memang kelihatan nyaman, tapi makanan disini mahal sekali, percayalah padaku,” bisik Sooyoung di telinga Kyuhyun berusaha tidak terdengar oleh pelayan yang menempatkan mereka di tengah ruangan.
Kyuhyun terkekeh kecil. Baru sekarang dia mendengar Sooyoung berbicara dengan anda bersahabat padanya. Dan itu kemajuan yang patut di ancungi jempol. “Kau pernah kesini?” Sooyoung mengangguk. “Satu kali. Aku sampai memesan satu makanan saja tanpa minuman. Enak, tapi mahal sekali,” keluh Sooyoung tanpa sadar, membuat Kyuhyun mau tidak mau tersenyum.
Pelayan yang tadi kembali membawakan menu. Setelah melihat sekilas daftar
makanan dan harga yang tercantum di sana, Sooyoung melirik Kyuhyun dengan pandangan
waswas, lalu melirik pelayan yang sedang menunggu, dan kembali ke Kyuhyun. Sooyoung
mencondongkan tubuhnya ke depan dan menutupi sisi wajahnya yang menghadap si
pelayan dengan buku menu. “Kyuhyun-ssi,” bisiknya pelan, supaya si pelayan tidak
mendengar. “Kau yang traktir, bukan?”
Kyuhyun menangkat wajah dari menu dan tersenyum. Ia juga ikut mencondongkan
tubuhnya dan berbisik, “Tenang saja. Kau kan sedang berkencan dengan artis berkantong tebal sekarang.”
Nah, sebenarnya Sooyoung tadi ingin sekali menonjok Kyuhyun karena rasa percaya diri lelaki itu yang amat besar. Setelah Si Pelayan pergi dengan daftar pesanan mereka. Sooyoung mendesah dan memandang orang disekeliling mereka. “Aku suak sekali tempat ini. Romantis. Lihat orang-orang yang datang ke sini semuanya berpasangan.”
“Kudengar restoran ini memang dijalankan dengan konsep seperti itu,” kata
Kyuhyun. “Pemiliknya memang berjiwa romantis walaupun sampai sekarang belum
menikah.”
“Kau kenal dengan pemiliknya?”
Kyuhyun mengangkat wajah. “Oh, tidak. Aku hanya pernah mendengar gosip
tentang dia,” sahutnya cepat. Sebelum Sooyoung sempat berkomentar, Kyuhyun mengalihkan
pembicaraan, “Aku juga mendengar banyak orang mengajukan lamaran pernikahan di
tempat ini.”
“Oh, ya?”
“Ya. Kalau kau datang ke sini pada Hari Valentine, kemungkinan besar kau akan
melihat seorang pria berlutut di hadapan kekasihnya smaibl mengacungkan cincin
berlian.”
Mata Sooyoung melebar senang. “Aku ingin sekali melihatnya,” katanya. “Hmm. Kyuhyun-ssi. Kau mau mengajakku ke sini lagi pada Hari Valentine, nanti?”
Kyuhyun menatap gadis di hadapannya dengan mata disipitkan. “Kenapa? Jangan
katakan kau ingin aku melamarmu di sini pada Hari Valentine?” Sooyoung tertawa. “Aku tidak berani memimpikannya,” katanya ringan. “Hanya saja
kita harus memanfaatkan kartu diskonmu, bukan? Lagi pula siapa tahu aku bisa
menjadi saksi acara lamaran pernikahan. Bagaimana? Oke? Kau akan mengajakku ke
sini lagi?”
Setelah berpikir-pikir sejenak, Kyuhyun mencondongkan tubuhnya ke depan. “Oke,
aku akan mengajakmu,” katanya. “Dengan satu syarat.”
Alis Sooyoung terangkat. “Apa syaratnya?
“Aku ingin kau menemaniku ke suatu acara tanggal 3 Februari nanti.”
“Acara apa?”
Kyuhyun tersenyum. “Pesta Ulang Tahunku. AKu ingin mengajak kekasihku merayakannya bersama rekan-rekan dan keluargaku.”
“Aaahh, aku mengerti,” gumam Sooyoung mengangguk-angguk. “Kalau acaranya
ternyata membosankan, setidaknya masih ada aku yang bisa kauajak bicara. Bukankah
itu yang kaupikirkan?”
“Tidak juga. Acaranya pasti akan meriah sekali. Tidak akan membosankan. Aku punya alasan tersendiri mengajakkmu,” ujar Kyuhyun dengan mata disipitkan. Memandang Sooyoung dengan tatapan yang menurutnya mempesona.
“Ah, Sebaiknya kita cepat makan, karena kita harus pergi ke tempat lain setelah ini.
Dan kita tidak boleh terlambat.”
“Oh?” Wajah Sooyoung berseri-seri. “Kita mau ke mana lagi?”
Kyuhyun menatap Sooyoung dan tersenyum. “Itu kejutan.”
***
Arena seluncur es itu masih ramai oleh pengunjung yang ingin merayakan malam
Natal bersama pasangan dan keluarga. Lagu Winter Wonderland terdengar jelas melalui
pengeras suara, di antara pekikan dan tawa anak-anak, menceriakan suasana.
Sooyoung tidak bercanda ketika berkata bahwa ia jago meluncur di atas es. Ia meluncur
dengan cepat di lapangan es, melesat melewati orang-orang yang meluncur santai,
menantang Kyuhyun menyusulnya.
“Ternyata kau memang jago meluncur,” puji Kyuhyun sambil meluncur di samping
Sooyoung.
Sooyoung menyapu sejumput rambut panjangnya dari wajah dan tersenyum cerah.
“Tentu saja. Kau sendiri juga lumayan.”
Kyuhyun meluncur berputar ke hadapan Keiko. “Baikalh, kau bisa meluncur. Tapi
apakah kau bisa berdansa di atas es?”
Sooyoung tertawa. “Berdansa di atas es?”tanyanya, lalu menggeleng-geleng. “Aku
belum pernah mencobanya.”
“Bagaimana kalau kita mencobanya sekarang?” tantang Kyuhyun. “Kau bisa
berdansa waltz?”
“Sedikit-sedikit,” jawab Sooyoung sambil tertawa pelan. “Kau sungguh mau kita
berdansa waltz di sini? Di depan orang-orang ini?”
“Mereka boleh mengikuti kita kalau mau,” kata Kyuhyun ringan samibl mengangkat
bahu. “Nah, pegang tanganku. Posisi waltz.”
Sooyoung membiarkan Kyuhyun menggenggam tangannya dan merangkul pinggangnya
dengan ringan. Tangannya sendiri diletakkan di lengan atas Kyuhyun. Kyuhyun mulai
meluncur dan Sooyoung mengikuti gerakannya dengan mulus. Sudah lama Sooyoung tidak
merasa begitu senang dan bersemangat mencoba sesuatu yang baru. Mereka meluncur
mengelilingi lapangan sambil berputar-putar. Kadang-kadang Kyuhyun melepaskan
pinggang Sooyoung dan memutarnya, lalu kembali menarik Sooyoung ke arahnya.
“Astaga, jangan sampai kaulepaskan aku,” kata Sooyoung sambil tertawa. “Aku bisa
jatuh dan mempermalukan diriku sendiri.”
Ia memandang berkeliling dan menyadari
beberapa orang memandangi mereka sambil tersenyum-senyum. Mereka sudah menjadi tontonan yang menghibur.
“Aku tidak akan melepaskanmu.”
Nada suara Kyuhyun membuat Sooyoung mendongak menatapnya. Apakah hanya
perasaannya ataukah nada suara Kyuhyun agak berbeda daripada biasanya?
“Dan aku sudah pasti tidak akan membiarkanmu mempermalukan dirimu sendiri,”
lanjut Kyuhyun sambil tersenyum. “Tidak di depan begitu banyak orang.”
Tidak. Tadi memang hanya perasaanku. Kyuhyun terlihat sama seperti biasanya,
pikir Sooyoung. Walaupun kini, tanpa disadarinya, ia selalu merasa gembira setiap kali
laki-laki itu menatapnya dan tersenyum padanya. Seperti sekarang ini.
*
“Terimakasih sudah mengantarkanku,” kata Sooyoung pada Kyuhyun saat mereka sudah ada didepan apartemen Sooyoung. Hari ini mood gadis itu kelihatan membaik. Kencan keduanya ternyata tidak seburuk yang ia pikirkan. Malah sangat menganggumkan.
“Sooyoung-ssi,” Sooyoung mendengar Kyuhyun memanggilnya ketika ia mencapai pintu depan apartemennnya.
Sooyoung berputar. “Hm?”
Kyuhyun berdiri dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celana jinsnya. “Berhati-hatilah,” katanya dengan nada serius, namun matanya tersenyum.
“Hati-hati? Terhadap apa?” tanya Sooyoung waswas.
Senyum lebar tersungging di bibir Kyuhyun. “Setelah kencan ini, kau mungkin akan jatuh cinta padaku.”
TBC
Membosankan, ya? Sorry, saya gak ahli dalam buat ff^^. Oiya, ada scene dimana aku ambil dari Novel Winter In Tokyo.
