Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

[series] You Had Me At Hello (FIRST CHAPTER)

$
0
0

Judul: You Had Me At Hello (FIRST CHAPTER)

Penulis: Shiera

Jenis: Fanfiction Chapter (Seri)

Rating: PG 17

Tokoh: <>Choi Sooyoung

            <>Cho Kyuhyun

            <>Im Yoona

            <> Lee Donghae

            <> Seohyun

            <> Jung Yonghwa

(beberapa cast lain akan muncul seiring waktu)

Genre: Romance (failed), Comedy (failed).

Hello, Annyeong readers. Aku penulis baru disini. FF ini bener-bener dari imajinasi dan pemikiran aku jadi tolong jangan di PLAGIAT-kan. Aku mohon mohon banget comment dari readers semua jadi please jangan jadi silent riders. SILENT RIDERS GO AWAY PUHLEASE! hehehe. Aku baru bikin wp baru mohon kunjungannya ya: http://summerfanfiction.wordpress.com/

Akhir kata aku ucapakan happy reading!

xoxoxo

<Shiera>

Summary:

 

“Jika ingin menghindariku bukan begini caranya.”

 

 

 

Sooyoung POV

 

Aku masih tidak mengerti mengapa nomor itu terus menghubungi ku. Padahal aku sudah menjelaskan berkali-kali bahwa aku ini Choi Sooyoung; bukan Seohyunie yang Ia panggil-panggil. Mau berapa kali pun aku menjelaskan bahwa aku bukan orang yang dia cari tetapi tetap saja lelaki bodoh itu tidak percaya. Arghhhtt coba saja aku tahu orangnya mungkin kepalanya sudah habis ku pukuli.

 

Semua ini berawal dari hari Minggu kemarin (yang kemudian aku tetapkan sebagai hari tersialku) aku menemukan sebuah handphone yang tergeletak begitu saja di meja tunggu butik milikku. Semua karyawan dan cleaning service yang bekerja disana sudah kutanyai dan tidak ada satupun yang memploklamir bahwa telpon genggam ini adalah miliknya jadilah aku memutuskan untuk membawanya ke rumah dan kemudian aku menyesali hal itu. Dimulai dari malam aku mengambilnya telpon itu terus berdering. Terus terusan! Bisa kau bayangkan? Ku mohon jangan nanti kau bisa pusing tujuh keliling. 

 

Tring!

 

Jika ingin menghindariku bukan begini caranya.

Hyunie, aku mencintaimu berhentilah bermain main.

 

Aku melengos membacanya. Lagi-lagi dia mengirimi pesan bernada sama. Tidakkah dia tahu bahwa Hyunie atau Seohyunie yang Ia minta-minta itu kini entah berada dimana? Errr.

 

Nugu?” Yoona menatapku. Yoona adalah sahabatku sekaligus desainer juga di butik ini. Kami membangun butik ini bersama-sama dari sebuah toko kecil sampai kini menjelma menjadi sebuah butik fashion besar dan termasuk dalam jajaran kiblat fashion di Asia dan Eropa.

 

Molla.” Aku menjawab acuh. “Seperti biasa lelaki bodoh itu.”

 

“Kau masih menyimpan ponsel itu?”

 

Aku mengangguk. “Habisnya….–”

 

Pabbo. Kenapa tidak di buang saja sih?” Ia memotong perkataan ku. “Jangan bilang kau mulai menikmati semuanya yah maksud ku kau mulai menikmati drama hubungan mereka.”

 

Aku tergagap. “A..A aaniyo! Tidak mungkin.”

 

Bingo! Aku tahu kau mulai tertarik dengan drama hubungan mereka hmm atau mungkin saja kau mulai tertarik pada lelaki bodoh yang terus terusan mengirim pesan dan menelepon itu? Jawab aku, Choi Sooyoung.”

 

Okay, aku akui bahwa ya aku memang mulai tertarik pada hubungan mereka. Siapa coba yang tidak tertarik? Lebih tepatnya sih aku penasaran kenapa Seohyun atau Hyunie Hyunie yang notabene adalah pemilik telpon genggam ini membuangnya dan membiarkan si bodoh lelaki disana tidak tahu apa-apa dan terus menerornya. Aku bahkan sampai rela memohon mohon pada Choi Sulli untuk meminjamkan chargernya kepadaku untuk membuat ponsel ini tetap hidup.

 

“Youngie?”

 

“Ne?”

 

Entah bagaimana caranya telpon genggam itu sudah berada di tangan Yoona. Yakin seratus persen gadis itu pasti sedang memeriksa galeri atau kotak pesan. Jujur saja selama ini aku belum pernah mengotak-atik ponsel tersebut. Yang ku lakukan pada ponsel itu adalah memeriksa kontak yang ada didalamnya tetapi tidak menemukan apapun. Kosong. Dan kemudian pesan dari lelaki itu datang. Lelaki itu juga sesekali menelpon ke ponsel ini dan tidak penah ia angkat.

 

Wae? Menemukan sesuatu?”

 

“Pemilik ponsel ini adalah seorang yeoja?”

 

Aku mengangguk. “Mungkin saja lelaki itu terus-terusan memanggilnya dengan Seohyunie.”

 

“Kurasa dia seorang pengantin baru.” 

 

“Maksudmu?”

 

“Kau lihat ini.” Yoona mengambil duduk disampingku lalu memberikan ponsel itu sambil menunjuk-nunjuk layarnya. Pada layar tertera beberapa bekas email yang sepertinya lupa dihapus.

 

Hei Seohyunie!! Aku dengar kau telah menikah dengan Yonghwa. Woa Woa Woa chukkae!! Aku bahagia sekali mendengarnya akhirnya kau meninggalkan si egois Kyuhyun. Sekali lagi chukkae! -Kim Hyoyeon.

 

Hello miss Jung. Happy to know that FINALLY you will be jung family. By the way sorry to say, how about kyu? Kau campak kan begitu saja? Hahaha rasakan :p -Jung Nicole.

 

Kau sudah berhasil meninggalkannya? Wah, kau hebat! Aku mendukungmu terus Seobaby hahaha jangan lupa bagianku ;) –Ryeong9.

 

Dan lain-lainnya lagi ucapan selamat yang juga sebagian besar menyebutkan seseorang bernama Kyuhyun. Kalau feeling benar kurasa dia adalah Kyuhyun.

 

“Kurasa lelaki itu dicampakkan.”

 

Nugu?” Yoona menatapku bingung.

 

“Lelaki bodoh yang terus terusan menelepon dan mengirim pesan singkat di telpon ini; Kyuhyun.”

 

“Mungkin karena kau belum pernah mencoba untuk mengangkat panggilannya.” 

 

Aku akui selama ini aku memang tidak pernah mengangkat panggilan si bodoh itu. Selama ini yang ku lakukan hanyalah membalas pesannya itupun hanya dengan beberapa kata saja seperti: ‘Aku bukan Seohyun. Telpon genggamnya tertinggal. Apakah kau keluarganya atau teman dekatnya? Atau aku akan menjawab dengan ‘Mianhe ini bukan Seohyunie atau Hyunie atau apapun itu. Sudah ku bilang kan kalau telpon genggamnya tertinggal di butik ku? Mohon balasannya agar aku dapat mengembalikannya padamu. Hanya itu saja, tetapi bukankah itu cukup?

 

Yoona melipat tangannya. Manik matanya menyusuri layar ponsel. 

 

“Kau tidak ingin mencoba untuk bertemu dengannya? Kurasa Ia cukup tampan.” 

 

Look at this.” Yoona menyerahkan ponsel itu kepadaku. “Tampan bukan?”

Didepanku ada sebuah wajah yang bisa dibilang tampan. Entah itu karena cahaya foto atau karena memang begitu adanya bagiku kulitnya terlalu putih untuk ukuran seorang pria.

 

Not bad. Tapi bukan tipe ku.”

 

Aish jinjja? Ah coba saja tidak ada Donghae oppa aku yakin aku akan merebutnya. Ayolah Youngie, dia tampan dan kau tahu itu.”

 

Aniyo.” Aku menggeleng cepat. “Tidak bisakah kau lihat kalau dia sangat sangat berbeda sekali dengan siwon oppa?” Tidak terbayangkan kalau aku sampai jatuh cinta pada lelaki bodoh itu. Ku akui dia tampan hanya saja wajahnya tidak cukup macho untuk masuk kedalam kriteria ku.

 

Tiba tiba saja ponsel yang kupegang berbunyi. Kami berdua terlonjak.

 

Eottoke?”

 

“Angkat.”

 

Aniyo!”

 

“Kubilang angkat.”

 

A.…-”

 

Yeoboseyo?” Suara cempreng yoona memotong perkataanku. Seketika aku sadar bahwa Ia sedang mengangkat panggilan.

 

Hening. Tidak ada jawaban apapun disebrang sana. Yoona memberikan ponsel itu padaku. 

 

Aku harus bagaimana?! Yoona baka!

 

“Hello?”

 

“He-hello.” Suara berat diujung sana. Suaranya bergetar. “Hyunie, bogoshipeosseo. Kenapa tidak mengangkat panggilanku? Wae?” Kelihatannya lelaki itu menangis. Benar benar menangis. Bahkan aku bisa mendengar isakannya.

 

“Orang-orang bilang kau menikah apakah benar? Apakah kau memang sudah melupakanku? Congmal bogoshipeosseo. Hyunie, jawab aku.”

 

Aku memandang yoona. Apa yang harus aku jawab? Lelaki ini terus berbicara. Aku mual. Perempuan yang duduk disebrangku ituYoonamalah pura pura tidak melihat kode ku. Shit.

 

“Hyunie, wae? Can’t you answer me? Aku sudah mencoba menghubungimu satu Minggu ini dan yang kau lakukan hanya mengirim pesan dengan bilang kalau ponselmu tertinggal. Hyunie, aku butuh penjelasanmu. Aku tahu mungkin kau tidak mau bertemu denganku tapi aku butuh penjelasanmu. Aku butuh alasan kenapa kau meninggalkan ku; aku butuh itu untuk mengurangi rasa benciku padamu.”

 

Aku terdiam. Ada rasa iri dalam hatiku. Pemuda ini kelihatannya sangat mencintai seseorang bernama Hyunie ini sekalipun lelaki ini bilang kalau dia ingin mengurangi rasa bencinya. Sungguh malang.

 

Lelaki yang hadir dalam hidupku selama ini tidak pernah memberikan perkataan seperti itu. Beruntung sekali kau Seohyunie bisa mendapatkan seorang pria romantis sepertinya.

 

Cogiyo….

 

Ne?” Akhirnya lelaki itu menghentikan perkataannya.

 

Mian hamnida aku rasa kau sudah terlalu banyak berbicara. Maaf aku telat menghentikanmu tapi aku bukan Hyunie atau Seohyun atau apapun nama panggilanmu kepadanya.” Aku tidak tahu lagi apa yang mesti aku katakan. Kalimatku hancur. 

 

Ne?”

 

“Ponsel nona ini sepertinya tertinggal, aku sudah pernah mengirimi mu pesan kan? Aku Choi Sooyoung. Sudah seminggu ponsel ini bersamaku. Aku ingin mengembalikannya hanya saja tidak ada satu nomorpun yang tertera pada ponsel ini kecuali satu panggilan masuk darimu oh dan pesan pesanmu itu serta beberapa inbox email dan juga-”

 

“Kau mencurinya?”

 

Ne?” Apa-apaan lelaki ini!

 

“Ponsel ini tertinggal di butik ku.”

 

“Kau dibayar berapa olehnya?” Suaranya mulai terdengar menyebalkan.

 

“Ha?”

 

“Ia memberikan apa padamu untuk berbohong? Berapa juta won yang diberikannya padamu?”

 

Ne? Apa apaan lelaki ini.

 

“Atau kau salah satu perempuan jalang sepertinya?”

 

YA!! Neo micheoseo?!” Aku mulai tidak bisa menahan amarahku. Kali ini dia kelewatan.

 

“Jangan berteriak di telingaku. Siapapun kau aku harap kau mau mengaku. Temanmu itu sudah menipuku dan aku harap kau segera menemuiku atau paling tidak katakan pada Seohyun aku ingin bertemu dengannya. Segera.”

 

Ya ya ya!! Panggilan di tutup. Dalam imajinasi terliarku kepala si bodoh bangsat ini sudah ku potong dan ku cincang dan menyerahkannya pada Penny—kucing eomma.

 

Aku melengos. Tarik ucapanku yang bilang kalau pria ini adalah pria melankolis. Dia gila; pria ini gila. Lebih dari gila aku rasa. Apa apaan itu kurasa baru beberapa hari ini dia terlihat sangat manis dan romantis di mataku dan sekarang dia menjelma sebagai pria dengan mulut tajam. Wanita jalang? Jalang? Dibayar? Gila!!

 

“Apakah aku baru saja bermimpi atau apa?”

 

Yoona tidak menjawab pertanyaan ku. Matanya hanya menatapku dengan tatapan menggelikannya.

 

Ya wae geurrae?!”

 

Mwo?”

 

“Kenapa melihatku dengan tatapan seperti itu?”

 

“Seperti apa?”

 

“Seperti ini!” Aku memperagakan caranya melihatku. “Aku tahu arti tatapan matamu itu, Im Yoona!”

 

“Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya?” Yoona berdiri dari duduknya dan melihat jam tangan Baby G barunya. “Aku akan pergi makan siang dengan Donghae oppa, kau ikut?

 

Andwe. Aku butuh aspirin.”

 

“Waeyo? Marah padaku?” Ia melipat coat yang tadi dibawanya. “Kalau aku tidak mengangkat panggilannya kau tidak akan pernah mendengar suara lembutnya itu kan? Pipimu yang merona adalah bukti bahwa kau menyukai suaranya. Aaah kuharap kalian segera bertemu hahaha annyeonggood bye, Youngie!”

“YA IM YOONA!!!” 

 

Aku masih dapat mendengar suara tawanya diluar sana dan bisa ku pastikan para karyawan kami akan heran mendengar teriakan ku tadi. Im Yoona neo jinjja!!

 

 

*******

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>