Title: [Series] Beautiful Soul
Author: Mrs. Jumping
Main Cast : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung
Other Cast: Choi Siwon ,Shim Changmin, Cho’s Family, others
Genre: Romance, Friendship,Family
Rating: PG-15
Length: Series
RECOMMENDED SONG : SUPER JUNIOR DONGHAE + EUNHYUK ~ STILL YOU
Summary : “Cinta terpendam adalah cinta yang paling
sulit dipadamkan”
Prolog
“Itu dia orangnya baru datang,” Changmin menunjuk dari jendela di lantai paling atas mansion itu , “Dia anak miskin itu, yang dipungut oleh Eomma Kyuhyun.”
“Mana?” Siwon ikut-ikutan mengintip di jendela dan mengernyit, “Sepertinya dia biasa-biasa saja? Apa yang membuat Eomma Kyuhyun memungutnya?”
“Karena dia anak kesayangan di sekolah yang didirikan oleh Keuarga Cho, nilai-nilai pelajarannya paling sempurna, dan otaknya jenius, meskipun dia datang dari keluarga miskin, dengar-dengar appanya baru meninggal karena kecelakaan di tempat kerja, dan dia tidak punya siapa-siapa lagi, karena itulah Nyonya Cho memutuskan menjadi penyandang dananya.”
Siwon melirik ke arah Kyuhyunn yang tampak tidak tertarik, sedang menenggelamkan diri dalam buku bacaannya. Lelaki itu tampak begitu dingin, muram dan tidak tersentuh, hanya
beberapa orang yang bisa berdekatan dengannya,
Cho Kyuhyun putera dari konglomerat nomor satu di negara ini. Siwon dan Changmin adalah sebagian yang beruntung. Mereka dekat bukan karena Kyuhyun membuka diri, tetapi karena kedua orangtua mereka memang bersahabat dan mereka sudah berkenalan sejak kecil. Kyuhyun bukanlah orang yang dekat dengan kedua orangtuanya. Appanya tidak pernah ada di mansion, sibuk dengan bisnisnya, dan Eommanya lebih senang berkeliaran di luar dengan kegiatan amal dan kebaikan hatinya, merasa bahagia karena dipuja orang sebagai pribadi yang darmawan. Meskipun Kyuhyun sangat menghormati kedua orang tuanya itu.
Dan Sooyoung, orang yang mereka bicarakan itu tentunya menjadi subjek terbaru eommanya untuk menuai pujian dari semua orang. Kyuhyun mengernyit kesal. Eommanya selalu membuatnya repot, dan sekarang, dia menampung anak gelandangan itu di sini, di mansionnya. Kyuhyun harus selalu berinteraksi dengan anak gelandangan dari keluarga miskin itu.
“Tapi dia cantik,” Siwon bergumam lagi, kali ini mengamati dengan lebih intens, “Kyu, kau benar-benar tidak ingin melihatnya?”
“Ani.” Kyuhyun mengangkat kepalanya dari buku, merasa terganggu karena kedua temannya itu mengganggu konsentrasinya membaca, “Toh aku akan bertemu dengannya nanti, dia akan tinggal di mansion ini.”
Changmin mengernyit, “Eommamu memutuskan supaya dia tinggal di mansion keluarga Cho? Aku pikir dia hanya akan menanggung biaya hidup dan pendidikannya.”
“Sooyoung tidak punya rumah, karena appanya begitu miskin dan tidak mampu membayar hutang, rumah mereka disita oleh Bank, karena itu eomma memutuskan menempatkannya di sini,”
Kyuhyun mencibir, membayangkan betapa senangnya Sooyoung mendengar keputusan eommanya. Anak gelandangan itu pasti tidak akan melepaskan kesempatan sekalipun supaya bisa tinggal di mansion mewah, mansion keluarga Cho. Tinggal tunggu waktu saja sebelum anak gelandangan itu mencoba menggerogoti harta mamanya. Semua orang sama, semuanya mengincar harta keluarga Cho. Begitupun anak gelandangan itu, Kyuhyun sangat yakin Sooyoung punya rencana buruk untuk menggerogoti kekayaan keluarganya.
“Kau tidak menyukainya ya?” Siwon menangkap sorot kebencian di mata Kyuhyun.
Dengan acuh Kyuhyun mengangkat bahunya, “Aku tidak suka semua gelandangan miskin pengincar harta.”
Siwon dan Changmin saling melemparkan pandangan tahu sama tahu, akan gawat bagi Sooyoung, kalau Kyuhyun tidak menyukainya. Karena Kyuhyun terkenal kejam dan tak berbelas kasihan kepada orang-orang yang tidak dia suka.
***
Sooyoung turun dari Limousine yang dikirimkan Nyonya Cho kepadanya, dan tertegun menatap Mansion yang begitu indah di depannya. Astaga! Mansion ini besar sekali, seperti istana di negeri dongeng. Ini adalah mansion terbesar yang pernah Sooyoung lihat, yang bisa Sooyoung bayangkan. Tetapi kemudian Sooyoung mengernyit, mansion ini terlalu besar, terlalu mewah dan Sooyoung merasa tidak nyaman kalau harus tinggal di sini. Dia sudah berusaha menolak ketika Nyonya Cho memintanya tinggal di Mansion keluarga Cho yang terkenal itu, setelah Sooyoung tinggal sebatang kara karena kematian appanya. Tetapi Nyonya Cho bersikeras, dan Sooyoung tidak bisa menolaknya, Nyonya Cho sudah membiayai sekolahnya, Sooyoung sangat berhutang budi kepadanya.
Saat ini, sebatang kara di dunia ini Sooyoung sepenuhnya tergantung kepada kebaikan hati Nyonya Cho. Dia masih ingin sekolah, dan menyelesaikan pendidikannya. Itulah impian appanya, supaya Sooyoung menjadi anak pintar dan berpendidikan, sehingga bisa hidup lebih baik daripada appanya yang tidak mengenal bangku sekolahan. Digenggamnya kalung perak di lehernya, kalung itu sederhana, dengan liontin bulat yang bisa dibuka, di dalamnya ada foto Sooyoung bersama appanya. Kalung perak itu adalah benda miliknya yang paling berharga, satu-satunya peninggalan appanya, hadiah ulang tahunnya yang ke tujuh belas, dan dibeli appanya dari seluruh uang tabungannya selama bekerja sebagai buruh bangunan.
Seorang pelayan menjemputnya ke depan pintu dan membungkukkan tubuhnya dengan formal.
“Selamat datang, Nyonya Cho sudah menginformasikan kedatangan anda, silahkan masuk, kamar anda sudah disiapkan.”
Sooyoung menatap pelayan itu dengan gugup,“Eh… Apakah Nyonya Cho ada di mansion?”
Pelayan itu menggeleng, “Beliau tidak ada di mansion jam-jam segini, biasanya di malam hari beliau baru ada, itu pun kalau tidak ada undangan-undangan jamuan makan malam penting, tetapi saat ini Tuan Muda ada di mansion. Mari saya antar anda ke kamar anda.”
Sooyoung mengangguk gugup, membiarkan pelayan itu mengambil kopernya, sejenak Sooyoung merasa malu karena koper bututnya tampak tidak pantas berada di dalam mansion semewah ini. Tetapi pelayan laki-laki itu tampaknya tidak memperhatikannya.
Dengan ragu Sooyoung mengikuti pelayan itu melangkah menaiki tangga lingkar dengan pegangan keemasan yang berkilau menuju lantai dua.
“Ini kamar anda, semoga anda betah di sini.” pelayan itu
membukakan sebuah pintu besar dan mempersilahkan Sooyoung masuk.
Sooyoung masuk, lalu terpesona. Astaga. Luas kamar ini mungkin sama dengan luar mansion kecil yang dia tinggali bersama appanya dulu, bahkan mungkin lebih besar. Interiornya mewah, bergaya Eropa dengan nuansa keemasan. Karpet yang melingkupi seluruh lantainya juga begitu tebal, sampai-sampai Sooyoung merasa malu karena sepatu jeleknya tampak tidak pantas untuk menginjak karpet kamar itu.
“Silahkan anda beristirahat dulu, kalau anda butuh sesuatu tinggal tekan intercom di samping ranjang, kami akan menyediakannya. Oh ya, nanti malam silahkan turun ke bawah untuk makan malam, Nyoya Cho ingin bercakap-cakap dengan anda nanti.”
Sooyoung mengangguk, dan pelayan itu melangkah pergi setelah meletakkan koper Sooyoung di kamar, meninggalkan Sooyoung sendirian, berdiri ditengah ranjang dan terpana, seolah-olah sedang berada di negeri dongeng.
Suara pintu terbuka mengagetkan Sooyoung dari lamunannya, dia menoleh ke pintu dan terpana. Sosok yang berdiri di depannya adalah sosok yang paling tampan yang pernah Sooyoung lihat. Lelaki itu bersandar di pintu kamarnya yang sudah ditutup dan menatap Sooyoung dengan pandangan penuh penghinaan.
“Kuharap kau nyaman di kamar ini,” suara yang keluar begitu dingin, dan tanpa sadar Sooyoung memundurlan langkah menjauh.
“Neo…..Nuuguya? Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa permisi?”
Kyuhyun mengangkat alisnya jengkel, “Kenapa aku harus meminta permisi kepadamu? Ini mansionku.”
Sooyoung tertegun, jadi inilah dia, Cho Kyuhyun, pewaris tunggal kerajaan bisnis keluarga Cho yang terkenal itu.
Sooyoung sering mendengar namanya disebut-sebut di berita atau di tabloid-tabloid. Cho Kyuhyun putera mahkota kerajaan bisnis Cho Company yang berkepribadian buruk dan sering bertengkar dengan wartawan. Sooyoung dulunya tidak pernah tertarik dengan berita-berita itu, dia terlalu sibuk belajar di pagi hari dan kerja sambilan di malam harinya, tetapi satu yang pasti.
Cho Kyuhyun yang asli jelas lebih tampan dari apa yang ditayangkan di televisi atau di tabloid-tabloid.
“Aku kesini untuk memperingatkanmu.” Kyuhyun melemparkan pandangan mencemooh kepada Sooyoung, “Kau pasti merasa beruntung sekali karena eommaku mengizinkanmu tinggal di mansion kami. Tapi kau jangan terlalu berbesar hati, aku akan menendangmu langsung dari mansion ini segera setelah kau lulus sekolah nanti, karena tempat yang pantas untukmu bukanlah di mansion ini, tetapi di tempat kumuh, bersama para gelandangan sejenismu!” Kyuhyun mengernyit menatap Sooyoung, lalu membalikkan tubuh dan melangkah pergi meninggalkan kamar Sooyoung, dengan pintu berdebam di belakangnya.
***
“Sepertinya kalian sangat rukun,” Siwon tertawa geli ketika dia dan Kyuhyun berpapasan dengan Sooyoung di lorong mansion, lalu Sooyoung hanya menganggukkan kepalanya dan bergegas menjauh, sementara Kyuhyunn hanya menatap dengan pandangan dingin. Kyuhyun melemparkan pandangan marah kepada Siwon,
“Jangan bercanda, aku benar-benar terganggu dengan kehadirannya di mansion ini.”
“Tapi kau tidak berbuat apa-apa untuk mengusirnya dari sini.”
“Hmmm…” Kyuhyun tampak berpikir, “Jangan salah, aku sedang membuat sebuah rencana.”
“Rencana apa?” Siwon menatap Kyuhyun dengan pandangan tertarik.
“Rencana yang bisa membuat eommaa mengusirnya dari mansion ini.”
***
Mansion itu heboh, ketika di pagi harinya Nyonya Cho berteriak marah karena salah satu kalung rubi favoritnya hilang. Kalung itu adalah benda yang berharga, selain karena harganya yang tak ternilai, kalung itu adalah kalung warisan yang diturunkan secara turun temurun kepada pengantin keluarga Cho. Seluruh isi mansion begitu heboh, seluruh pelayan ribut mencari kalung itu, dan ketika tak juga ditemukan, mereka mulai saling menuduh.
“Dulu tidak pernah ada barang yang hilang di mansion ini.”
“Iya dulu mansion ini sangat aman.”
“Atau jangan-jangan karena anak itu? Kau pernah lihat kan? Anak angkat Nyonya Cho yang ditempatkan di lantai dua itu, kemarin dia datang dan kalung Nyonya hilang, sungguh
suatu kebetulan.”
“Betul juga, sebelum kedatangan anak itu, mansion ini tidak pernah terdengar ada kejadian pencurian apapun.”
Kyuhyun kebetulan lewat dan mendengar percakapan para pelayan yang saling berbisik-bisik itu. Dia tersenyum. Bagus. Bara sudah dinyalakan, tinggal menunggu angin menghembus supaya apinya membakar Sooyoung. Dengan langkah tenang Kyuhyun melangkah memasuki ruang kerja mamanya yang kebetulan sedang ada di rumah.
“Kyu dengar, kalung eomma hilang,” Kyuhyun langsung menyapa dan duduk di kursi, di seberang meja kerja eommanya.
Nyonya Cho mengangkat kepalanya dari berkas dihadapannya dan mengerutkan alisnya, “Benar-benar kecerobohan luar biasa, kalung itu warisan turun temurun keluarga Cho, kalau para pelayan itu tidak bisa menemukannya, eommaa akan memecat mereka semua.”
“Eomma sudah lapor polisi?”
“Belum,” Nyonya Cho bersedekap, “Eomma ingin para pelayan mencarinya dulu, kalau sampai malam mereka tidak bisa menemukannya, eomma akan menghubungi polisi.”
Kyuhyun mengangkat bahunya, “Bukankah ini suatu kebetulan?”
“Kebetulan apa?”
“Bahwa kalung eomma hilang setelah anak gelandangan itu masuk ke rumah ini.”
“Cho Kyuhyun! Jaga bicaramu.” suara Nyonya Cho meninggi, “Kau tidak tahu apa yang kau tuduhkan. Sooyoung-ahh adalah anak baik di sekolah, dan dia jenius dengan nilai tertinggi, bagaimana mungkin kau mencurigainya mengambil kalung itu?”
“Aku tidak mencurigainya, aku hanya berpikir bahwa itu suatu kebetulan.” Kyuhyun menatap eommanya dengan penuh perhitungan, “Kalung itu tidak ketemu sampai sekarang, dan
kamar anak gelandangan itu adalah satu-satunya tempat yang belum diperiksa pelayan, tidak ada ruginya kan eomma memeriksa kamar anak itu?”
Nyonya Cho termenung mendengar perkataan anak tunggalnya itu. Benar juga, tidak ada ruginya kan kalau dia memerintahkan pelayannya memeriksa kamar Sooyoung?
***
Sooyoung sedang belajar dan mencoba memecahkan soal aritmetika yang rumit ketika pintu kamarnya terbuka dan beberapa pelayan masuk, diikuti Nyonya Cho sendiri dan Kyuhyun yang menatapnya dengan sinar kebencian yang aneh di belakangnya.
“Nyonya Cho?” Sooyoung langsung berdiri dari kursi belajarnya.
Nyonya Cho hanya menatapnya datar, “Kau tidak keluar ya seharian ini?”
“Iya Nyonya, sepulang sekolah saya langsung belajar di kamar.” Sooyoung menatap wajah-wajah yangmenatapnya itu dengan bingung. Ada apa? Kenapa semua orang menatapnya dengan aneh.
Nyonya Cho berdeham sebentar dan menggumam,
“Kalau begitu kau mungkin belum dengar, kalung rubiku hilangentah kemana pagi tadi, dan seluruh penjuru rumah sudah dicari, tinggal kamar ini yang belum.”
Tiba-tiba pandangan Nyonya Cho tampak malu, “Maafkan aku Soo-aah, mungkin kami terpaksa memeriksa kamarmu, aku harap kami tidak akan menemukan kalung itu disini.”
Wajah Sooyoung pucat pasi antara perasaan terhina dan sedih. Kalung Nyonya Cho hilang, dan dia sebagai pendatang yang datang dari kelas miskin, harus menghadapi penghinaan karena dicurigai. Dengan pedih Keyna mengangkat dagunya, “Silahkan periksa kamar ini.”
Ketika para pelayan bergerak memeriksa seluruh bagian kamar, Sooyoung sungguh yakin bahwa mereka tidak akan menemukan apapapun di kamar ini. Sooyoung sungguh tidak mengambil kalung rubi itu, bahkan dia tidak terpikirkan sama sekali akan bentuk kalung rubi itu.
Tetapi kemudian, seorang pelayan membuka laci pakaian Sooyoung dan terkesiap. Semua menoleh ke arah suara itu dan tertegun. Di laci baju itu, dibawah pakaian-pakaian Sooyoung, ada kalung rubi itu tergeletak di sana.
Wajah Nyonya Cho berubah-ubah antara kekecewaan dan kemarahan, “Aku sudah berbuat baik kepadamu, aku tidak menyangka kau melakukan perbuatan yang begitu tidak terpuji.” Sooyoung pucat pasi, sungguh tidak menyangka kenapa kalung itu ada di sana, dia sungguh tidak tahu. Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin?
Kemudian dia menangkap sinar kemenangan dan seringai menghina sekilas dari Kyuhyun dan dia sadar. Lelaki itu pernah mengancam akan mendepaknya keluar dari mansion ini. Sooyoung sangat yakin ini adalah pekerjaan Kyuhyun untuk memfitnahnya.
“Nyonya… Saya sungguh-sungguh tidak mengambil kalung itu.” suara Sooyoung bergetar karena semua pelayan dan Nyonya Cho menatapnya dengan menuduh, “Saya tidak tahu bagaimana bisa kalung itu berada di sana.” “Apa kau pikir kalung itu bisa jalan sendiri?” gumam Kyuhyun dengan pandangan menghina. Nyonya Cho menghela nafas panjang. “Kita bicarakan ini nanti, Sooyoung, kau ikut ke ruanganku, aku harus mengevalusi kebijakanku memberikan bantuan kepadamu, kau sungguh sungguh mengecewakanku!” dengan marah Nyonya Cho membalikkan badannya dan pergi, para pelayan langsung mengikutinya. Sementara itu Kyuhyun tetap tinggal di sana, bersedekap dan menatap Sooyoung dengan santai, “Well sepertinya kau akan lebih cepat didepak dari sini, tidak perlu menunggu sampai kau lulus sekolah,” gumamnya mengejek.
Mata Sooyoung berkaca-kaca antara perasaan malu dan marah luar biasa, “Kau sungguh jahat!” desisnya penuh emosi.
Tanpa perasaan Kyuhyun terkekeh dan kemudian matanya berubah kejam ketika melangkah mendekati Sooyoung, membuat Sooyoung memundurkan langkahnya setengah takut.
Kyuhyun terus mendekat sampai Sooyoung terjebak di tembok,
“Tempatmu bukan di sini, tempatmu di sana di tempat kumuh bersama para gelandangan, aku sudah pernah bilang kan? Jadi jangan bermimpi kau bisa tinggal dan menikmati kemewahan di mansion ini.” tatapan Kyuhyun tiba-tiba tertarik ke kilatan cahaya dari dada Sooyoung, matanya beralih dan menemukan kalung perak yang sangat bagus di sana.
“Kalung apa itu?” tangannya meraih kalung itu dan Sooyoung dengan defensif berusaha melindungi kalung peninggalan appanya, tetapi Kyuhyun memaksa sehingga rantai kalung itu lepas, dan Kyuhyun merenggut kalung itu dalam genggaman tangannya.
“Jangan!!!” Sooyoung berusaha berteriak dan meraih kalung itu, tetapi tubuh Kyuhyun masih lebih tinggi darinya.
Kyuhyun menatap kalung itu, lalu dengan jahat mengantonginya, “Sepertinya kalung itu sangat berharga ya? Aku akan mengambilnya, sebagai hukuman karena kau mencuri
kalung eommaku.”
“Aku tidak mencuri kalung itu, aku tahu kau yang memfitnahku!!!” Sooyoung berteriak, berusaha mengejar Kyuhyun,
“Kembalikan kalungku!”
“Tidak, aku memutuskan akan memilikinya,” dengan kejam Kyuhyun membalikkan langkah dan meninggalkan Sooyoung yang menangis di belakangnya.
***
Sore sudah beranjak malam ketika Sooyoung turun dari bis.
Dia diusir dari mansion itu karena di tuduh mencuri, dan Nyonya Cho mengatakan akan mencabut semua bantuannya kepada Sooyoung, serta Sooyoung harus berterima kasih kepadanya karena Nyonya Cho memutuskan tidak akan melaporkan Sooyoung kepada polisi, karena kalau tidak, Sooyoung akan dipenjara. Sekarang Sooyoung berdiri di dekat kompleks rumah kumuh, rumahnya yang dulu. Dan bingung harus berbuat apa. Dia tidak punya rumah karena rumahnya bersama appanya dulu sudah disita, dan dia tidak punya siapa-siapa. Dan… Perutnya lapar, tapi dia juga tidak punya uang, yang dia bawa ketika keluar dari mansion Nyonya Cho hanyalah pakaian-pakaiannya.
Sambil menekan perutnya yang mulai terasa perih, Sooyoung melangkah ke emperan sebuah toko yang sudah tutup.
Dan duduk di sana. Seperti melengkapi kepedihannya, hujan turun dengan derasnya, meniupkan hawa dingin dan cipratan air yang mulai membasahinya, emperan toko itu ternyata tidak cukup melindunginya.
Lapar dan sakit hati, Sooyoung teringat akan appanya dan menangis. Diingatnya ketika appanya pulang sambil membawa jatah makan siang di proyek bangunannya untuk Sooyoung, appanya berpuasa tidak makan siang supaya bisa membagi jatah makan siangnya dengan Sooyoung, mereka lalu makan sepiring berdua, meskipun hanya makanan sederhana, tetapi karena dimakan dengan penuh rasa syukur dan bahagia, terasa begitu nikmat. Appanya adalah sosok malaikat dalam hidup Sooyoung, meskipun mereka tidak beruntung dalam hal keuangan, tetapi mereka berbahagia dalam kesederhanaan, bisa memiliki satu sama lain. Sooyoung selalu mengingat pesan appanya supaya dia selalu menjaga hatinya.
“Kita ini orang miskin yongie, tetapi jangan sampai kita
juga miskin hati. Isilah hatimu dengan kebaikan, maka kau akan
menjadi orang kaya di hadapan Tuhan.”
Dan sekarang appanya sudah tiada. Kecelakaan di tempat kerja, appanya tertimpa bata ketika sedang mengopernya ke atas, appanya berkerja sebagai buruh bangunan di sebuah proyek pembangunan apartment, dan appanya meninggal seketika. Di tengah hujan deras ini, hati Sooyoung hancur mengingat appanya, dan kalung liontin kenangan appanya sudah direnggut oleh Kyuhyun yang jahat itu. Air mata Sooyoung mengalir deras. Rasanya lebih baik dia mati saja.
***
“Eomma masih kecewa dengan Sooyoung, eomma tidak menyangka dia akan berbuat seperti itu.” Nyonya Cho mendesah sedih sambil menatap makan malamnya, hujan deras
turun di luar, dan dia hanya berdua dengan Kyuhyun di meja makan yang besar itu. Tuan Cho sedang dalam perjalanan bisnisnya di luar negeri.
Kyuhyun mendengus kesal, “Yah, eomma seharusnya tahu, orang miskin biasanya memang tergoda menjadi pencuri ketika mereka dihadapkan pada barang-barang berharga.”
Nyonya Cho menggelengkan kepalanya, “Dulunya eomma berpikir Sooyoung akan berbeda,” Nyonya Cho mendesah, “Kau tahu, kita berhutang budi kepadanya.” Hutang Budi?
Kyuhyun mengernyit Nyonya Cho menatap Kyuhyun dan tersenyum lembut,
“Kau masih kecil waktu itu, mungkin kau lupa.” Nyonya Cho mulai bercerita, “Dulu ada seorang arsitek dan pelukis terkenal, namanya Jung Nam, dia berasal dari keluarga miskin, tidak mengenal sekolah, tetapi sangat berbakat, dia sahabat appamu.”
Kyuhyun tidak mengingatnya, tetapi entah kenapa ada dorongan samar-samar ingatan di benaknya.
“Suatu hari, ada penculik, kau waktu itu sedang berumur 5 tahun, kau bermain-main sendirian di lorong kantor appamu.Di saat yang sama, Jung Nam sedang mengunjungi appamu untuk persiapan proyek pembangunan Hotel kita di Belgia, dia menerima kontrak kerja untuk merancak design hotel tersebut, masa depannya sangat cerah.” Tatapan mata Nyonya Cho menerawang, mengenang masa lalu, “Dan dia menemukan penculik itu sedang berusaha menculikmu, penculik itu sudah menyekap dan membawamu, tetapi Jung Nam mencegahnya…”
Nyonya Cho menghela nafas panjang. “Penculik itu membawa pisau…dan melukai Jung Nam… Tetapi dia berhasil menyelamatkanmu, petugas keamanan datang dan penculik itu
ditangkap, kau selamat, kembali dalam pelukan kami.”
“Dimana Jung Nam ahjussi sekarang eomma?” Kyuhyun mengernyit, dia tidak pernah mendengar arsitek dan pelukis bernama Jung Nam sampai sekarang. Kalau dia memang berbakat dan bermasa depan saat itu, pasti sekarang dia sudah di elu-elukan dan terkenal sampai penjuru dunia.
***
Nyonya Cho menyusut air matanya, “Jung Nam… Penculik itu mencabik tangan kanannya dengan pisau, dan mengenai saraf yang paling penting, luka itu membuat dia tidak akan pernah bisa menggambar ,melukis seumur hidupnya. Karirnya hancur dan seluruh masa depannya hancur, appamu sebenarnya berusaha menolongnya, tetapi dia menolak semua bantuan dari appamu, dia menghilang.” Nyonya Cho menatap Kyuhyun sendu, “Dua puluh tahun kemudian, tanpa sengaja aku bertemu dengan Sooyoung dan melihat kemiripannya dengan Jung Nam…”
“Apakah maksud eomma…?” wajah Kyuhyun memucat ketika berhasil menarik kesimpulan.
“Ya Kyuhyun, Sooyoung adalah anak perempuan Jung Nam, dan kita punya hutang budi yang begitu besar kepada keluarga mereka, karena menyelamatkanmulah Jung Nam kehilangan masa depannya, membuatnya dan anak perempuannya hidup miskin selama ini.” Tiba-tiba tatapan mata Nyonya Cho berubah tajam, “Eomma tahu bukan Sooyoung yang mencuri kalung eomma.”
Wajah Kyuhyun yang sudah pucat mendengar informasi itu semakin memucat,
“Nde?”
“Kau yang melakukannya.” Nyonya Cho menatap tajam, “Eomma tahu Sooyoung tidak akan berbuat begitu, dia terlalu jujur dan polos untuk mencuri.”
“Kalau begitu kenapa eomma mengusirnya dari mansion ini?” suara Kyuhyun berubah cemas. Dia telah salah paham selama
ini, dia telah membuat Sooyoung terusir dari rumah ini, karena pandangan jahatnya pada kemiskinan Sooyoung. Padahal semua penderitaan yang menimpa Sooyoung, semuanya berakar kepadanya! Karena appa Sooyoung berusaha menyelamatkannya!
“Eomma ingin kau belajar dari kesalahanmu, supaya kau tidak gegabah bertindak, dan menilai orang dari kaya dan miskinnya… Kyuhyun, mau kemana kau.”
Kyuhyun bahkan tidak menoleh ketika tergesa meninggalkan ruangan, “Aku akan mencari Sooyoung!” Dan Nyonya Cho duduk di ruang makan itu, melap bibirnya dengan elegan dan tersenyum, Kyuhyun rupanya telah belajar menjadi dewasa.
***
Kyuhyun mengumpat-umpat sepanjang perjalanan, hujan deras ini menghalangi perjalanannya mencari Sooyoung ke daerah perumahan kumuh, tempat rumah Sooyoung dulu berada, Kyuhyun tahu alamat ini dari eommanya. Ketika sampai, Kyuhyun makin frustrasi, karena lokasi perumahan kumuh itu sangat jelek, dan penuh dengan gang sempit yang saling berdesak-desakan, dan tidak bisa dimasuki mobil. Dengan marah Kyuhyun keluar dari mobilnya, membiarkan tubuhnya diterpa hujan, lalu berdiri mengitarkan pandangan ke sekeliling.
Bagaimana dia bisa menemukan Sooyoung di sini? Bagaimana
dia bisa menemukan alamat lama rumah Sooyoung?
Kyuhyun yakin Sooyoung pasti kembali ke sini, dia tidak punya siapa-siapa, bekas rumahnya bersama appanya dulu pasti menjadi tujuan utamanya. Sejenak rasa cemas dan bersalah menyesaki dadanya. Tuhan, kalau sampai Sooyoung kenapa-kenapa, maka Kyuhyun akan menanggung rasa bersalah seumur hidupnya.
Matanya menyipit ketika menemukan sesuatu yang bergerak-gerak di emperan toko di sudut sana, dengan penuh harapan, Kyuhyun berlari menembus hujan ke sana. Ditemukannya Sooyoung sedang duduk meringkuk kedinginan di emperan toko itu, bekas-bekas air mata ada di pipinya.
Semula Sooyoung tidak mengenali lelaki yang tiba-tiba berdiri menjulang di depannya, seolah muncul begitu saja dari tirai hujan, tetapi begitu mengenali bahwa lelaki itu adalah Kyuhyun, tatapannya berubah waspada.
“Kenapa kau kemari?”
Kyuhyun langsung berlutut sampai kepala mereka hamper sejajar, “Maafkan aku.”
Sooyoung mengernyit, “Apa?”
“Aku sungguh menyesal, maafkan aku, kuharap kau mau pulang kembali ke mansion bersamaku.”
Pulang ke mansion? Untuk kemudian disiksa oleh Kyuhyun
kembali dengan kebenciannya? Tidak!
“Tidak! Aku tidak mau!” wajah Sooyoung berubah keras kepala, “Aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang-orang kaya seperti kalian, aku akan mencari pekerjaan sambilan dan rumah sementara besok, kau… Kau tidak akan pernah bisa menyakiti dan menghina orang-orang miskin seperti aku lagi!”
Hati Kyuhyun terasa dirobek oleh perkataan Sooyoung yang penuh kepedihan itu, “Sooyoung-aah, aku minta maaf.” Bisiknya lembut,
“Aku telah salah paham selama ini, Eomma sudah menjelaskan semuanya kepadaku, dan aku menyesal, ini…” Kyuhyun
mengeluarkan liontin Sooyoung dari tangannya, “Ini liontinmu, aku lihat ada foto appamu di sana, ini pasti sangat berharga untukmu, kukembalikan kepadamu,” dengan tak kalah lembut Kyuhyun menggenggamkan liontin itu di jemari Sooyoung. Sooyoung langsung menerima kalung itu dan menggenggamnya erat-erat.
Oh Terima kasih Tuhan! Kalung itu akhirnya kembali kepadanya.
Tetapi dia tetap menatap Kyuhyun dengan waspada,
“Ke…kenapa kau berubah pikiran secepat itu?” pikiran buruk berkecamuk di benak Sooyoung, apakah Kyuhyun punya rencana jahat yang lain untuknya.
“Sooyoung, percayalah, aku sungguh menyesal, kumohon kau ikut aku pulang kembali ke mansion, akan aku ceritakan semuanya, aku bersumpah akan memperlakukanmu dengan baik sekarang.” Kyuhyun mulai frustrasi, berusaha meyakinkan Sooyoung.
“Kalau begitu… Kau tidak akan berbuat jahat kepadaku lagi?”
“Aku berjanji, kau bisa pegang kata-kataku.” Sooyoung menghela nafas panjang.
“Aku… Aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan keluarga kalian.”
“Aku tidak akan mengizinkanmu melakukannya!” suara Kyuhyun meninggi, “Kumohon Sooyoung, apakah kau ingin menyiksaku dalam penyesalan? Kumohon ikutlah pulang ke mansion bersamaku, izinkan aku membalas budi dan menebus kesalahanku.” Sooyoung termenung.
“Kumohon Soo-aah.” nada frustrasi mulai mewarnai suara Kyuhyun, lelaki itu tampak benar-benar tersiksa.
Ahkirnya Sooyoung menganggukkan kepalanya yang langsung disambut dengan desahan lega Kyuhyun, lelaki itu melepaskan jaketnya dan memakaikannya di kepala Sooyoung.
“Tapi kau akan basah…”
“Tidak apa-apa, aku lebih kuat daripada kau,” dengan lembut Kyuhyun menghela Sooyoung dan mereka berlari menembus hujan masuk ke mobil.
Aku akan memperlakukanmu dengan baik Sooyoung. Mungkin aku tidak bisa mengucapkan terima kasih secara langsung kepada appamu, tetapi appamu akan tenang di sana, karena kau ada dalam penjagaanku. Janji Kyuhyun dalam hati.
***
“Bukan begitu caranya.” Kyuhyun mengerutkan alis, dan dengan tidak sabar meraih tangan Sooyoung lalu memposisikan jemari Sooyoung dengan benar memegang garpu dan pisau itu,
“Begini cara memegangnya, kalau kau salah memegang. Tuan dan Nyonya besar yang terhormat itu akan menyadarinya dan mempermalukanmu.”
“Aku tidak akan mempermalukan Sooyoung, meskipun eomma termasuk di golongan Nyonya besar yang kau maksud Kyuhyun.”
Nyonya Cho yang sedang duduk membaca di sudut ruangan menyeletuk, sedari tadi dia hanya duduk di sana, geli memperhatikan Kyuhyun yang dengan tidak sabaran mengajari Sooyoung tata cara makan resmi di jamuan makan malam terhormat.
Kyuhyun menoleh ke arah eommanya dan mengerutkan kening, “Eomma mungkin tidak akan melakukannya. Tetapi teman-teman eomma akan berbisik-bisik dengan hidung mereka yang angkuh dan memuakkan.” Lelaki itu lalu menatap Sooyoung lagi, “Coba pegang garpu itu dengan lebih elegan, Soo-aah!”
Kyuhyun tampak tidak sabaran, pemarah dan kaku sedangkan Sooyoung lebih tampak ketakutan dengan sikap Kyuhyun. Nyonya Cho tersenyum, anak laki-lakinya ini memang terbiasa bersikap kasar, bahkan meskipun tujuannya baik, Kyuhyun tetap membungkusnya dengan sikap kasar. Semoga saja Sooyoung menyadari dan terbiasa dengan sikap Kyuhyun. Kyuhyun sudah membuatnya terkejut dengan bersikap baik kepada Sooyoung selama ini, meskipun masih kaku dan kadang sinis, anak
lelakinya itu tampak sudah menerima kehadiran Sooyoung sebagai bagian dari mansion ini. Dari malam itu, sejak Kyuhyun menjemput Sooyoung dengan penuh tekad pada malam berhujan itu, anak lelakinya benar-benar memegang teguh pendiriannya bahwa dia akan menjaga Sooyoung dan menjadi kakak yang baik.
Meskipun mereka berdua tampak begitu serasi lebih daripada kakak dan adik. Ditatapnya Kyuhyun yang begitu tampan, berdiri dan menggenggam jemari Sooyoung mengatur cara jemari Sooyoung menggenggam dengan baik, kemudian ditatapnya Sooyoung yang begitu cantik dibalik penampilan rapuhnya yang menyimpan kekuatan tersembunyi itu. Mereka begitu cocok bersama, Nyonya Cho membatin, lalu tersenyum sendiri. Mungkin kalau tentang hal itu, lebih baik diserahkan kepada yang muda-muda saja untuk memutuskan…
END OR TBC ?
PENASARAN???? PENASARAN???????????PENASARAN????????
INI BARU PROLOG LO, MASIH BANYAK PART-PART MENEGANGKAN YANG LAIN.. ITU SIE KALO PADA MINAT HEHEHEHEHEHE..
INI SEBENARNYA FANFICT DAH LAMA KEPENDEM SEJAK ABAD BOROBUDUR MASIH DI DESIGN AMPEK DAH BERDIRI KOKOH HINGGA SEKARANG HEHEHEEEW
JADI YA,UDAH BEABAD LAMANYA HEHEHEH …. BECANDA
JADI NIE FANFIC DAH JELAS ENDINGNYA, KARNA SAYA DAH BUAT SEJAK LAMA. BEDA SMA BETTER OFF YG BRU DEBUT,,,, MOHON DKUNGANNYA
DAN FF INI TERINSPIRAsI SALAH SATU NOVEL,JADI KLO KLIAN NGERaSA PERNAH BACA MUNGKIN ITU NOVEL YANG SAYA MAKSuD
Buat better off#2 dah jadi, tinggal nunggu waktu tepatnya aja, nunggu tgl yang pas. Buat one night stand gk ada sequel, karna emang cuman segitu saya mikirnya. Entar kalo otak saya dah berfantasi liar lagi, SAYA BUATIN SEQEL okkkkkkk.?????????
PAI PAI see you di FANFICT ALAY SELANJUTNYA MMMMUUUUAAAACCCCCHHHH KEEP SMILE -.-
Nama penanya sekarang dah diganti,,,yeyeyeyeyeyeyey
