Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

[Series] Why did i LOVE you? (Part 3)

$
0
0

Why did I LOVE YOU

Tittle                : Why did i LOVE you?

Author             : anggunpea

Main Cast        :

-          Cho Kyuhyun

-          Choi Sooyoung

Other Cast       :

-          Find it by yourself

Genre              : Love, Friendship, School.

Length             : Series

Rate                 : PG-13

 

 

Anyeong..

Sebelumnya aku mau minta maaf, buat nama yang salah aku tulis. Harusnya Jinhee bukan Jinhe. Taukan Ji Jinhee, pemain Dongyi yang jadi rajanya.

Baiklah, yaudah  gak usah banyak cengcong. Check this out

 

Part 3 : The woman from the past.

 

“Harusnya aku yang minta maaf.”

“Jinhee~ya. Harusnya aku minta maaf ke ayahmu.”

“Ayahmu. Dia adalah sahabatku.”

“Kyu, tinggallah disini.”

 

 

SOMEONE POV

 

Aku membersihkan gudang lamaku. Aku mencari sebuah buku. Buku yang sejak lama sepertinya sudah teronggok digudang.

Brak bruk brek brok

Setelah sekian lama akhirnya aku berhasil menemukannya. Akupun membukanya dan selembar foto jatuh dari salah satu halaman buku.Akupun memungutnya. Ini foto lamaku. Fotoku bersama Jinhee. Cho Jinhee. Tapi, sepertinya Jinhe mirip dengan seseorang.

“Omona. Jinhee. Apa itu benar kau?”aku baru menyadari sesuatu. Sesuatu yang harusnya sudah kusadari sejak awal.

Aku terduduk lemas. Jinhee~ya Mianhae. Aku benar benar minta maaf. Aku sama sekali tidak menyadarinya.

Aku benarbenar sangat bodoh. Bagaimana mungkina kau tidak menyadarinya? Jinhee~yaa maafkan aku. Aku benarbenar bodoh. Aku harus menebus semuanya. Dengan segera aku bangkit dan berjalan cepat meninggalkan gudang ini.

Tanganku tak tinggal diam mencari sebuah benda berbentuk persegi panjang dan langsung memencet tombol 9 lalu meletakkannya di telingaku.

“Yosebyo.”

“….”

“Aku butuh bantuanmu”

“….”

“Aku akan mengirimmu pesan. Dan segera laksanakan tugasmu. Aku mau kau menghadapku dua jam lagi.”

Aku langsung memutus sambungan teleponku. Dan dengan segera memasuki kamarku.

 

AUTHOR POV

 

Di sebuah ruangan, seorang wanita sedang duduk di ruang kerjanya dengan gelisah. Mata bulatnya berulangkali melirik ke arah jam tangan yang bertengger dengan manis di tangan kanannya.

Tok tok tok

“Masuk”kata wanita itu. Seorang pria paruh baya memasuki ruangan itu dengan membawa berkas-berkas yang dipinta wanita itu.

“Jadi kau yakin semua dokumen ini benar?”tanya seorang wanita yang berusia 40 tahunan sesaat setelah menerima berkas-berkas yang diberikan oleh tangan kanannya.

“Nde Nyonya Lee.”jawabnya lantang.

“Baik kau boleh pergi, Pak Park.”pinta wanita bernama Youngbok itu. Dengan patuh si tangan kanan pergi meninggalkan ruangan ini.

Nyonya besar itu menghembuskan nafasnya dalam-dalam. Dengan perlahan dia membuka berkas-berkas pemberian pak Park tadi. Dengan seksama dia menyelusuri kata-demi kata dan kalimat demi kalimat yang tercetak rapih dilembaran-lembaran kertas yang kini sedang di pegannya.

“Pindah ke Seoul beberapa bulan setelah kematian kakeknya.”gumamnya saat membaca halaman pertama. Wanita itupun membalik halaman berikutnya. Namun, raut wajahnya berubah seketika. Mata bulatnya mulai berkaca-kaca. Lembaran-lembaran kertas yang ada ditangannya tidak sanggup lagi ditahan oleh jemari tangannya. Kertas-kertas itu bertebaran dan mulai jatuh mengenai kakinya.

Kedua tangannya menutupi bagian hidung sampai bagian dagunya. Matanya sudah tidak dapat menahan lagi air yang sudah berdesak-desakan ingin keluar. Sambil menutup matanya, wanita itu mulai menangis tanpa suara.

Tiba-tiba kilatan-kilatan masa lalunya muncul begitu saja.

Flashback

 

Kedua orang itu masih duduk bersebelahan. Dalam keadaan yang sunyi. Sang yeoja tidak dapat menerima keputusan yang baru saja dikatakan oleh namja yang duduk disebelahnya. Wajahnya terlihat sangat kesal.

“Jangan begitu Bokkie, kau harus melanjutkan beasiswamu.”kata sang namja berusaha membujuk yeoja yang duduk di sampingnya. Tangan sang namja mulai mengenggam lembut tangan sang yeoja. Namun sang yeoja malah menepisnya dengan kasar. Mata bulat yeoja itu menatap sang namja. Namun sang namja hanya tersenyum.

“Bukankah itu semuua adalah impianmu?”tanya sang namja. Sang yeoja sedikit berfikir. Dan membenarkan perkataan sang namja dalam hati. Namun sang yeoja langsung menggeleng.

“Dengarkan aku Bokkie, aku juga ingin pergi ke Kota dan bersamamu. Tapi, aku tidak bisa. Kau tahukan kondisi Kakekku? Aku tidak mungkin tega membiarkannya sendirian di pulau ini. Siapa yang akan merawatnya?”terang sang namja sambil menangkup wajah yeoja yang ada disampingnya dengan kedua tangannya.

Sang yeoja yang dipanggil Bokkie itu masih diam. Dia tahu semua yang dikatakan oleh sang namja. Tapi, dia tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan Sahabatnya itu. Jika Jinhee tidak pergi, maka diapun tidak akan pergi. Itulah yang dipikirkan olehnya.

“Kau juga tahu kan bahwa Kakek tidak bisa meninggalkan pulau ini? Salah satu diantara kita harus ada yang berhasil. Dan itu adalah takdirmu.”sambung namja bernama Jinhee itu. Kedua tangannya masih berada di wajah yeoja yang dipanggilnya Bokkie itu.

“Aku tidak bisaa. Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu disini? Kau dan aku harus bersama. Jika memang kau harus disin, aku juga akan disini. Kita harus terus bersama”sang yeoja mulai buka suara.

Sang namja melepaskan kedua tangannya dari wajah Sahabatnya itu. Yeoja cantik itu memang sangat keras kepala.

“Kau tidak meninggalkanku untuk selamanya Bokkie.”kata Jinhee sambil menatap pantai yang ada dihadapannya.

“Aku sudah menjadi bebanmu selama ini Jinhee~ya. Biarkan aku tetap disini untuk menemanimu dan Kakekmu. Untuk menebus segalanya.”kata Youngbok sambil memandang wajah milik sahabatnya itu.

“Karena kau telah menjadi bebanku selama ini, maka kau harus ke Kota. Maka dengan itu kau bisa menebus apa yang menurutmu harus di tebus.”kata Jinhee tanpa memandang lawan bicaranya itu.

“Tapi, Jinhee~ya..”

“Tidak ada tapi-tapian. Kau kejar mimpimu dan kembali kesini setelah kau wisuda. Dengan begitu kau sudah menebus segalanya.”potong Jinhee. Kali ini dia memandang lawan bicaranya. Tangan kanannya bergerak menuju wajah Youngbok dan menyelipkan helaian-helaian ranbut Youngbok kebelakang telinganya. Keduanya saling beradu pandang. Sekejap kemudian Youngbok memeluk tubuh Jinhee erat. Sangat erat.

“Baik, aku akan pergi. Seperti keinginanmu. Tapi aku punya satu syarat untukmu.”bisiknya pelan. Jinhee melonggarkan pelukkan Youngbok. Kedua alisnya terangkat.

“Biarkan seperti tadi untuk sebentar”sambung Youngbok dan langsung menarik lagi tubuh Jinhee kepelukkannya. Dengan senang hati Jinhee membalas pelukkan Sahabatnya itu. Entah kapan dia dapat memeluknya lagi.

 

Flashback end

 

Wanita itu masih menangis tanpa suara.

Tok tok tok

Suara ketukkan pintu membuatnya mau tak mau menghentikkan tangisnya. Kedua tanganya sibuk membersihkan lelehan air mata yang membasahi pipinya. Setelah dirasanya sudah kering wajahnya dari lelehan airmata, diapun mempersilahkan masuk orang yang mengetuk pintunya.

“Apa aku mengganggumu?”tanyanya lembut. Dengan senyum yang mengembang wanita itu berjalan menghampiri pria yang sejak tujuh tahun lalu menikahinya. Sang pria menyambut wanita itu dengan memberinya sebuah pelukan.

“Kenapa jam segini kau belum tidur?”tanya suaminya setelah melepaskan pelukan singkat mereka. Wanita itu melihat jam tangannya, dan ternyata sekarang sudah hampir pukul 9.

“Aku belum mengantuk. Dan, ah aku lupa chagiya, aku harus ke suatu tempat.”jawab Eomma Sooyoung itu.

“Malam-malam begini? Kenapa tidak besok malam saja? Noona, aku baru saja pulang.”rajuk sang suami sambil menunjukkan aegyo gagalnya. Eomma Sooyoung terkekeh.

“Kau harus ingat umur. Kau sudah tidak pantas lagi melakukan hal semacam itu. Aku harus pergi chagiya. Jika tidak kuselesaikan sekarang, aku tidak akan bisa tidur, Tuan Lee.”jawab Eomma Sooyoung. Suaminya itu tidak bisa merajuk lagi. Dia sudah paham sifat istrinya yang keras kepala itu.

“Kau juga harus ingat umurmu. Pakai baju hangat. Dan jangan pulang larut malam.”kata suaminya itu.

“Siap komandan”jawab Eomma Soo sambil membuat tanda hormat dengan tangannya. Dengan gemas sang suami mencubit pipi istrinya itu. Walaupun istrinya itu berusia lebih tua darinya, namun dia mengakui bahwa istrinya itu masih terlihat manis dan lucu.

“Aku tidak melihat Sooyoung. Kemana dia?”tanyanya saat dia baru saja melepaskan cubitannya itu.

“Dia bilang akan menginap di rumah temannya. Bukannya dia sudah mengirimmu pesan?”tanya istrinya saat meraih jacket tebalnya.

“Ah, Handphoneku lowbet. Baiklah, hati hati di jalan dan jangan pulang larut malam.”kata suaminya mengingatkannya lagi, sambil membantu istrinya itu memakai jacket tebalnya.

“Kau ini sangat cerewet. Baiklah, aku pergi dulu. Kau tidur saja duluan.”katanya lalu mengecup singkat bibir suaminya dan meninggalkan suaminya itu.

—–

 

Kyuhyun masih berdiri di belakang meja kasirnya. Walaupun dia sangat mengantuk saat ini, tapi, sekarang baru jam 9 malam. Entah mengapa matanya sangat berat untuk terjaga.

“Kyuhyun, jika kau lelah, kau bisa pulang”kata Bibi pemilik minimarket lembut kepadanya. Kyuhyun menggelelng-gelengkan kepalanyauntuk mengusir segala rasa kantuk yang menghinggapi dirinya.

“Ani bi.”jawabnya singkat dan berbohong. Mata lima wattnya tidak bisa berbohong. Wajahnya terlihat sangat kelelahan.

“Kau tidak bisa menutupinya Kyu, sudah sana pulang. Untuk malam ini, kita tutup lebih awal.”kata Bibi sambil langsung membenahi minimarketnya. Sebenarnya, jadwal minimarket ini hanya sampai jam 10 malam, tapi, Kyuhyun bersikeras untuk buka sampai tengah malam.

Kyuhyun tidak bisa mengelak lagi, dia mengakui bahwa dirinya sangat lelah saat ini. Entah mengapa. Dan Kyuhyunpun membantu Bibi untuk membenahi minimarket ini. Sekarang bukan hanya matanya yang terasa berat, tapi wajahnya memanas, sangat panas. Bibi Baek yang menyadari gerak gerik keanehan sikap Kyuhyun langsung meletakkan tangannya di dahi Kyuhyun.

“Kau demam Kyu. Lebih baik kau menginap disini!”tawar bibi Baek. Jangan panggil Cho Kyuhyun jika dia menerima tawaran dari bibi Baek. Dia menolaknya dengan halus.

“Tidak apa-apa bibi. Aku harus pulang sekarang.”jawabnya dan kemudian meraih jacket tebal dan tas nya dan kemudian meninggalkan minimarket tersebut dengan sepedanya. Dia tidak menaiki sepedanya. Dia berjalan bersama sepedanya.

“Kyu”panggil seseorang yang suaranya sangat familiar dengannya. Kyuhyun menengok ke arah sumber suara. Dan diapun tersenyum, walau wajahnya sudah terasa sangat panas.

Wanita yang memanggilnya berlari kecil menghampiri Kyuhyun. Mempersempit jarak diantara keduanya. Namun, ketika wanita itu sudah berada di hadapannya. Otak dan tubuh Kyuhyun tidak dapat bekerjasama. Otaknya menyuruhnya untuk tetap  berdiri, namun tubuhnya sudah tidak kuat lagi.

Bruk

Wanita itu menghambur memeluk Kyuhyun. Bersamaan dengan itu sepeda Kyuhyun terjatuh. Tubuh Kyuhyun sudah sangat tidak terkontrol. Sangat lemas. Dan seketika itu juga dia sudah tidak sadarkan diri dipelukkan wanita itu.

Wanita itu tidak dapat menahan tubuh Kyuhyun. Akhirnya keduanya terduduk di trotoar. Kyuhyun pingsan dan wanita itu menahan kepala Kyuhyun di pahanya. Jalanan masih cukup ramai saat ini beberapa orang yang melintasi mereka berusaha membantu keduanya.

Akhirnya tubuh Kyuhyun dibawa oleh sang wanita menuju mobilnya.

“Jalan Pak Park.”katanya singkat dan sekejap kemudian mobil itu sudah melaju dengan cepat.

—-

 

“Setelah apa yang dilakukan olehnya selama ini. Aku belum bisa membalasnya. Maafkan aku.”

Setelah pingsan sebentar, Kyuhyun terbangun akibat tangisan dari wanita yang sekarang sedang menggenggam tangannya. Matanya mengerjap beberapa kali dan mendapati wanita yang sedang menangis sambil menciumi tangannya.

“Nyonya Lee.”panggil Kyuhyun lirih.

“Kau sudah bangun?”tanya Nyonya Lee sambil mengangkat kompresan dari dahi Kyu dan memeriksa suhu dahi Kyu.

Kyuhyun bangun dari tidurnya. “Jangan terlalu banyak bergerak.”kata Nyonya Lee sambil membantu Kyu duduk bersandar.

Kyuhyun melirik ke arah jam dinding yang telah menunjukkan pukul 2 dini hari. Seingatnya tadi dia pulang sekitar jam 9. Dan ini berarti Nyonya Lee telah menungguinya selama lima jam.

“Maafkan aku merepotkanmu Nyonya Lee”kata Kyuhyun. Nyonya Lee menggeleng.

“Harusnya aku yang minta maaf.”kata Nyonya Lee. Matanya mulai berkaca-kaca. Kedua alis Kyuhyun terangkat.

“Jinhee~ya. Harusnya aku minta maaf ke ayahmu.”sambungnya lagi. Dahi Kyuhyun mengernyit. Bagaimana bisa Nyonya Lee tahu nama Appanya? Seingatnya, dia tidak pernah memberitahu apapun mengenai appanya. Walaupun dia sering bercerita kepada Nyonya Lee, tapi dia belum pernah menyebutkan nama appanya.

“Ayahmu. Dia adalah sahabatku.”sambungnya lagi menjawab pertanyaan yang ada dibenak Kyuhyun. Nyonya Lee mengambil nafas sedalam-dalamnya. Berusaha menenangkan dirinya sendiri.

“Kyu, tinggallah disini.”pinta Nyonya Lee. Dan itu membuat Kyuhyun merasa aneh. Walaupun mungkin Nyonya Lee adalah sahabat masa kecil appanya, tapi berlebihan jika Nyonya Lee memintanya untuk tinggal di rumahnya.

“Aku tidak bisa Nyonya Lee.”tolak Kyuhyun halus. Nyonya Lee tahu Kyuhyun akan menolaknya. Dia persis seperti ayahnya.

“Ku mohon.”pinta Nyonya Lee lagi. Kyuhyun terdiam. Dia bahkan baru mengenal Nyonya Lee 3 bulan yang lalu. Bagaimana bisa dia menerima permintaan Nyonya Lee? Bahkan Hyejin yang notabene sudah dikenalnya lama, ditolaknya saat Hyejin memohon kepadanya untuk tinggal di rumahnya.

“Kau persis seperti ayahmu.”kata Nyonya Lee sambil melepaskan genggaman tangannya dan sekarang beralih mengelus pipi Kyuhyun. Kyuhyun terkesiap.

“Bahkan wajah kalian sama, sifat kalian sama dan kalian juga sama sama pintar.”sambung Nyonya Lee.

“Kyu, aku memiliki hutang budi kepada ayahmu.”sambungnya lagi sambil menjauhkan tangannya dari pipi Kyuhyun.

“Jika aku tidak menebusnya, aku tidak akan bisa hidup dengan tenang.”sambungnya lagi.

“Tapi Nyonya Lee..”

“Dengarkan ceritaku dulu.”potong Nyonya Lee. Kyuhyunpun menurutinya dan diam.

“Ayahmu adalah sahabatku sejak kecil. Kami samasama yatim piatu. Itu yang membuat kami cocok. Demi untuk membiayai sekolah kami, dia bekerja. Namun, dia melarangku untuk ikut bekerja. Selepas SMA, kami sama sama mendapat beasiswa.”Nyonya Lee menarik nafas dalam-dalam. Dan Kyuhyun masih mendengarkan dengan baik.

“Dia mendapat beasiswa di Universitas Seoul, dan aku di Universitas Sungkyungkwan. Namun, ayahmu tidak bisa. Ayahmu tidak bisa meninggalkan kakekmu. Dan dia menyuruhku untuk pergi sendiri. Dengan terpaksa aku pergi. Dengan uang pemberian ayahmu. Hidupku sangat sulit saat menjadi mahasiswa. Dan itu akan menjadi sangat sulit jika saja ayahmu tidak memberiku uang setiap bulan.”air mata mulai membasahi pipi Nyonya Lee.

“Aku yakin appa tidak mengharapkan apa-apa darimu Nyonya Lee. Jadi kau tidak perlu merasa bersalah.”kata Kyuhyun sambil menghapus air mata yang telah jatuh membasahi pipi Wanita sahabat appanya itu. Nyonya Lee menggeleng.

“Mungkin dia memang tidak mengharapkan apapun Kyu. Tapi, hati ini. Ada yang mengganjal.”kata Nyonya Lee.

Keduanya saling terdiam. Kyuhyun tidak tahu harus berkata apalagi. Dia tidak bisa menerima tawaran Nyonya Lee, tapi dia juga tahu bagaimana rasanya mempunyai hutang budi. Dan itu rasanya sangat mengganjal.

“Dulu, ketika kedua orang tuaku meninggal. Aku tidak tahu harus melakukan apalagi. Aku merasa hidupku sudah hancur. Aku berusia lima tahun saat itu. Namun, Appamu datang pada saat itu.”cerita Nyonya Lee. Airmata masih membasahi pipinya.

 

Flashback

 

Sesosok yeoja bertubuh mungil  masih terduduk dibawah guyuran hujan. Tangan mungilnya memeluk batu nisan. Tubuhnya bergetar hebat, kulitnya pucat dan bibirnya yang biasanya berwarna merah muda menjadi keunguan. Entah dia masih menangis atau tidak. Air matanya telah bercampur dengan hujan yang mengguyurnya.

Pemakaman telah berakhir 3 jam yang lalu dan yeoja itu masih tidak berpindah tempat. Disaat semua pelayat (?) telah meninggalkan makam. Dirinya masih bersandar pada batu nisan yang baru ditancapkan 3 jam yang lalu.

Namun, seorang namja menghampirinya membawa sebuah payung. Namja kecil itu memayungi yeoja yang masih memeluk batu nisan itu. namja kecil itu bernama Jinhee, Cho Jinhee.

“Jika kau terus menangis, maka orang yang kau tangisi tidak akan bisa bertemu tuhan.”ujar Jinhee kecil itu. Yeoja kecil itu menghentikan tangisnya. Kedua tangan mungilnya menyapu bersih air mata yang masih menempel di pipinya. Dan yeoja itu menengok ke arah suara tadi, menyipitkan mata bulatnya. Jinhee kecil tersenyum begitu mendapati yeoja itu menghentikan tangisnya.

“Jika kau kehilangan seseorang yang kau cintai, maka akan muncul seseorang yang mencintaimu sama besarnya dengan orang yang kau cintai.”sambung Jinhee kecil.

“Dari mana kau tahu?”yeoja kecil itu mulai membuka bibirnya yang sudah membeku.

“Kakekku yang mengatakannya. Dan aku sudah membuktikannya.”kata Jinhee kecil bangga.

“Eommaku meninggal saat melahirkanku. Dan Appaku meninggal di laut. Kapalnya karam di tengah lautan. Dan aku sudah menemukan penggantinya.”lanjut namja itu sambil memandang kedepan. Yeoja kecil itu bangkit dan berdiri.

“Kedua orang tuamu meninggal karena sudah waktunya. Tapi, orangtuaku meninggal karena bunuh diri.”kata yeoja kecil itu sambil menghembuskan nafas panjang.

“Kenapa mereka tidak mengajakku? Dan meninggalkanku sendirian di sini.”tanya yeoja itu, bibirnya bergetar. Jinhee kecil menatap dalam-dalam wajah pucat yeoja dihadapannya.

“Itu karena mereka yakin kau tidak akan sendirian di sini.”jawab namja kecil itu.

Kedua alis yeoja mungil itu terangkat.

“Kau bisa bergantung kepadaku jika kau mau. Dan percaya kepadaku jika kau mau.”sambung Jinhee kecil sambil tersenyum hangat. Sangat hangat.

“Aku tidak akan meninggalkanmu.”sambungnya lagi.

“Apa kau yakin?”tanya yeoja kecil itu.

Jinhee kecil  mengangguk mantap. Dan tersenyum tulus.

“Dengar Bokkie, aku akan selalu berada di sisimu. Sampai kau bisa menjalani kehidupanmu sendiri. Tanpaku. Akan kupastikan itu. Jadi, jangan menangis lagi.”jawab Jinhee kecil lagi.

Yeoja yang dipanggil Bokkie itu mengancungkan kelingkingnya. “Kau janji, Jinhee~ya?”tanyanya. Jinhee menautkan kelingking ke kelingking milik yeoja yang bernama asli Kim Youngbok itu sambil mengangguk mantap.

Setelah itu Jinhee meraih tubuh Youngbok dan memeluknya. Membiarkan payungnya jatuh dan membiarkan tubuhnya basah terkena air hujan. Kedua sahabat yang sudah saling mengenal bahkan sejak bayi itu masih berpelukan. Sebelum pada akhirnya mereka meninggalkan pemakaman itu.

 

Flashback end.

 

“Uljima Nyonya Lee.”kata Kyuhyun sambil mengusap kedua pipi sahabat appanya itu. Dia tidak bisa melihat Nyonya Lee menangis terus.

“Jika kau tidak ingin melihatku menangis. Maka, aku mohon. Tinggallah disini. Aku akan melakukan apapun yang kau mau.”kata Nyonya Lee.

Kyuhyun berpikir sejenak. Dia tidak bisa menerimanya, tapi di sudut hatinya ada yang mengatakan bahwa dia harus menerimanya. Nyonya Lee adalah eomma Sooyoung. Orang yang dicintainya. Tapi sudut hatinya yang lain masih sangat egois untuk menerima bantuan Nyonya Lee.

“Jika kau tidak mau. Aku akan menghantui hidupmu. Dan akan terus memintamu sampai kau mau.”kata Nyonya Lee sedikit mengancam. Kyuhyun sedikit merasa ngeri.

“Baiklah Nyonya Lee.”akhirnya dia menjawab iya. Nyonya Lee tersenyum puas lalu mencubit kedua pipi Kyuhyun.

“Tapi..”Nyonya Lee menghentikan aktivitasnya.

“Aku tidak bisa tinggal gratis di sini.”sambung Kyuhyun.

“Aku tahu aku tahu. Aku sudah menyiapkan pekerjaan untukmu. Dan, kau tahu aku sudah menelpon bibi pemilik minimarket tempatmu bekerja, dan bilang bahwa kau sudah berhenti. Dan, aku juga telah memindahkan semua barang-barangmu kesini. Jadi, tidak ada yang perlu kau lakukan lagi.”jelas Nyonya Lee panjang sambil tersenyum bangga. Bangga akan segala yang telah dilakukannya. Kyuhyun terkejut dan menatap tidak percaya. Jadi, Wanita di hadapannya ini sudah menyiapkan kepindahannya?

Apa jangan-jangan Nyonya Lee tadi menangis hanya akting?

“Baiklah, sekarang waktunya kau tidur.”sambung Nyonya Lee dan beranjak meninggalkan Kyuhyun.

“Tunggu, Nyonya Lee… Apa kau telah merencanakan semuanya?”tanya Kyuhyun bingung.

“Nde, dan satu hal lagi. Panggil aku Eomma.”jawab Nyonya Lee yang meminta dipanggil Eomma tersebut.

“Mwo?”

Sekejap kemudian Nyonya Lee, alias Eomma sudah menghilang dibalik pintu.

—-

 

Sesosok yeoja tinggi bernama Sooyoung baru saja turun dari mobil milik kekasihnya, Taecyeon. Tubuhnya berjalan sangat tidak stabil. Dia mabuk. Dengan sekali lihat semua orang juga tahu akan hal itu. Tangannya melambai saat mobil sport milik kekasihnya itu melaju meninggalkan dirinya. Dengan perlahan dia membuka highnya dan menentengnya. Setelah berjalan menyusuri halaman depan rumahnya, yeoja tinggi itu sampai di depan pintu rumahnya.

Dengan sangat pelan dia membuka pintu rumahnya itu. Gelap. Dia tidak melihat sedikitpun cahaya. “Bagus”gumamnya pelan.

“Apanya yang bagus?”teriak Eommanya sambil menyalakan lampu. Eommanya duduk di sofa dan terus menatap tajam ke arah anak gadisnya yang baru pulang dini hari begini.

“Eomma, kenapa kau ada lima? Huh! Satu saja sudah terlalu banyak untukku. Mengapa sekarang bertambah?”keluh Sooyoung sambil memegangi kepalanya yang pusing.

Eomma Soo terlihat sangat geram. Dan menghampiri Sooyoung sambil membawa rotan. Namun, ada tangan yang menahannya.

“Sudahlah Noona, jika kau keras kepadanya dia akan semakin memberontak.”sekarang tangan itu bahkan memeluk tubuh Eomma Soo dari belakang. Namja yang berusia lebih muda darinya itu menyandarkan dagunya di bahu istrinya itu.

“Tapi..”

“Sudahlah, kita pikirkan cara lain untuk menghukumnya. Soo, kau masuk ke kamarmu sekarang.”kata Appanya lembut. Sooyoung mengancungkan kedua jempolnya ke arah Appa tirinya itu. Dengan langkah gontai Sooyoung menaiki anak tangga untuk mencapai kamarnya.

“Kau selalu membelanya! Karena itu dia semakin berani.”keluh Eomma Sooyoung saat suaminya itu memutar tubuhnya dan mereka saling berhadapan.

“Bisakah kau sedikit tegas kepadanya. Anak itu tidak bisa dilembutkan. Dia harus..”ucapan Eomma Soo terpotong tatkala suaminya itu menyumpal bibirnya yang sedang berbicara dengan bibir suaminya itu. Bibir mereka hanya bersentuhan. Tapi, itu cukup lama sebelum pada akhirnya Eomma Soo mendorong pelan tubuh suaminya itu.

“Kau selalu seperti itu. Menciumku untuk menyumpalku.”kata Eomma Soo kesal. Suaminya terkekeh geli.

“Jika tidak seperti itu, kau akan terus berbicara. Noona, sedari tadi kau hanya menunggu bocah berkacamata itu tanpa menghiraukanku. Dan sekarang kau mau marah-marah sampai pagi?”keluh suaminya itu. Sekarang Eomma Soo yang terkekeh geli.

“Ish, kau ini. Ah, aku rasa aku seperti memiliki dua anak jika kau terus bersikap seperti itu”kata Eomma Soo. Mata suaminya berbinar-binar.

“Ayo kita membuat anak?”goda suaminya itu sambil mengerling nakal ke arah Eomma Soo. Tanpa dijawab, Appa Soo telah menggendong istrinya itu dengan bridal style dan tebak sendiri apa yang akan mereka lakukan di malam menjelang pagi seperti ini.

Dengan langkah gontai, Sooyoung masih mencoba untuk menggapai pintu kamarnya.

Cklek. Akhirnya dia menemukan sebuah pintu, dan langsung membukanya. Yeoja itu melempar sembarangan high yang sedari tadi ditentengnya, begitupula dengan tasnya. Dengan cepat dia membuka kemeja kotak-kotak berwarna biru yang membalut tubuhnya. Dan hanya tersisa tanktop putih dan hotpants yang sejak tadi digunakannya.

Dengan cepat tubuhnya ambruk di tempat tidurnya. Dan menarik selimut. Dengan sekejap matanya sudah terpejam. Tanpa di sadarinya, kamar yang dimasukinya bukanlah kamarnya.

—-

Sinar matahari sudah mulai menembus celah-celah jendela dan membuat seorang namja menggeliat pelan. Matanya mengerjap beberapa kali. Dia membuka matanya secara perlahan. Dari posisi tubuhnya yang menyamping dia dapat melihat bentuk wajah sempurna milik yeoja yang selama ini disukainya.

Dengan perlahan dia menyampirka rambut yang menutupi matanya kebelakang telinga. Tanpa sadar dia tersenyum. Dalam keadaan tidur seperti ini bahkan wajahnya menjadi semakin cantik. Dan polos. Sangat mengagumkan. Berbeda ketika dia bangun. Kerutan-kerutan selalu muncul di dahinya setiap yeoja itu berbicara dengannya.

Kyuhyun menghentikan aktivitasnya dan segera membangunkan dirinya. Diambilnya handuk berwarna biru muda yang tersampir di sudut ruangan. Dia sudah merasa lebih baik saat ini. Bahkan demamnyapun sudah reda. Namja itu berjalan menuju kamar mandi yang terletak didalam ruangan itu.

“Bahkan kamar ini lebih besar daripada rumahnya”gumamnya pelan sambil sedikit melirik ke arah jam yang telah menunjukkan pukul 5 lewat tiga puluh menit.

Setelah melakukan aktivitasnya didalam kamarnadi sekitar 15 menit, Kyuhyun sudah keluar dari kamar mandi dan hanya melilitkan handuk ke tubuh bagian bawahnya. Air masih menetes dari ujung-ujung rambutnya. Tubuhnya memang tidak atletis, tapi perutnya juga tidak buncit. Dengan santai dia bergerak menuju lemari yang ada  di ruangan itu.

“Bahkan semua bajuku telah tersusun rapi?”gumamnya sembari meraih baju seragamnya.

“HAAAAA”sebuah suara menggelegar di ruangan itu. Siapa lagi kalau bukan Sooyoung. Kyuhyun membalikkan tubuhnya dan sudah mendapati sang empunya suara tadi menatapnya dengan tajam sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.

“YAKKK, Apa yang telah kau lakukan?”tanya Sooyoung sambil menunjuk ke arah Kyuhyun yang bertelanjang dada.

“Aku melakukan apa yang sekarang ada dipikiranmu.”kata Kyu dengan nada meledek.

“MWOOO?”teriak Sooyoung lagi.

Brak

Pintu terbuka dan Eomma Sooyoung sudah berdiri disana dengan wajah kusut, rambut acak-acakan.

“SOOOOO”teriak Eomma Sooyoung tiga oktaf yang bahkan menyaingi IU. Sooyoung dan Kyuhyun kaget. Apalagi Kyuhyun yang hanya memakai handuk. Dengan cepat dia berlari ke arah kamar mandi.

“Apa yang kau lakukan?”tanya Eomma Sooyoung dan sekejap kemudian sudah menjewer anaknya itu hingga Sooyoung sudah berdiri tanpa selimut.

“Appo, appo.”ringgis Sooyoung.

“Kalian sudah tidur satu ranjang? Kalian harus menikah. Aku tidak mau tahu.”kata Nyonya Lee, dia sangat senang, akhirnya dia dapat cara untuk menjadikan Kyuhyun sebagai menantunya.

“Mwoo”teriak Sooyoung.

“Shireo. Lagipula kami tidak melakukan apa-apa.”tolak Sooyoung. Bersamaan dengan Kyuhyun yang keluar dari kamar mandi dengan pakaian seragam yang lengkap.

“Aku tidak mau tahu. Kalian telah berbuat zinah (?). Kalian harus menikah.”kata Eomma Soo.

“Aniyo Nyonya Lee, kau salah paham. Kami tidak melakukan apapun.”bela Kyuhyun. Walaupun dalam hatinya dia berharap bahwa itu akan menjadi kenyataaan.

“Betul betul betul”sambung Sooyoung sepakat dengan Kyuhyun.

“Lagipula kami masih muda Nyonya Lee, tunggu sampai kami lulus.”sambung Kyuhyun yang langsung mendapat jitakan dan tatapan membunuh dari Sooyoung.

“Yak, aku hanya bercanda.”sambung Kyuhyun lagi sambil memegang kepalanya yang baru saja di sentuh oleh yeoja yang disukainya itu.

“Aku setuju denganmu.”kata Nyonya Lee sambil mengangguk-angguk.

“Eommmaaaa”Sooyoung teriak lagi.

“Ish, ada apa ini sih. Mengganggu saja. Kalian tidak tahu apa aku baru bisa tidur setengah jam yang lalu.”tiba-tiba Appa Sooyoung sudah berdiri berdampingan dengan Eomma Sooyoung.

“Appa”rajuk Sooyoung sambil mengapit lengan Appa tirinya itu.

“Kau mau mendapat pembelaan dari Appamu. HAH? Tidak akan. Dengar, jika kau berani membelanya aku tidak akan memberimu anak.”kata Eomma Sooyoung yang terobsesi ingin menjadikan Kyuhyun menantunya itu. Appa Sooyoung bergidik ngeri, sedangkan Kyuhyun terkekeh, bagaimana bisa ada keluarga aneh macam seperti ini.

“Maafkan aku honey, aku rasa aku tidak bisa membantumu.”kata Appa Sooyoung sambil melepaskan apitan tangan Sooyoung, bagaimana jika istrinya itu tidak mau memberinya anak? Bisa gawat. Appa Soo langsung ngeloyor pergi. Sooyoung mempoutkan bibirnya.

“Kau lebih baik menikah. Lagipula, tidak ada yang bisa kau lakukan. Kau itu tidak pintar. Untuk apa kau sekolah. Lebih baik kau menikah dengan Kyuhyun. Dengan begitu hidupmu jauh lebih berguna daripada hanya menghambur-hamburkan uang Eomma.”ceramah Eomma Sooyoung. Sooyoung kesal. Kyuhyun mengangguk-angguk tanda setuju. Dan masih memperhatikan kedua ibu dan anak yang masih beradu argumen itru

“Jika kau ingin aku menikah, aku bisa meminta Taeppa menikahiku.”kata Sooyoung bangga. “Dan, Aku tidak pintar? Hah, Jika aku mau aku bahkan bisa mengalahkannya.”teriak Sooyoung sambil menunjuk Kyuhyun yang masih berdiam diri di tempatnya semula

“LALU? Apa kau pikir aku akan menyetujui hubunganmu dengan namja berotot itu? DAN KENAPA KAU JADI PERINGKAT TERAKHIR?”tanya Eomma Sooyoung.

“Itu, itu itu karena aku malas.”jawab Sooyoung.

“Baik, buktikan padaku. Nilaimu selama ini selalu berada dikisaran C, aku mau di semester akhir nanti semua nilaimu harus A. Dan kau tidak perlu menikah dengan Kyuhyun.”kata Eomma Soo sebelum pada akhirnya pergi keluar kamar.

Sooyoung terduduk lemas. A? C saja sudak cukup sulit untuknya. Apa yang harus dilakukannya? Tunggu, untuk apa dia berfikir? Lebih baik dia pergi dari rumah ini dan lari dengan Taecyeon. Kekasihnya. Dengan sigap Sooyoung berdiri dan pergi meninggalkan ruangan itu.

Kyuhyun masih berdiri di tempatnya sedari tadi, dia masih berfikir, mengapa Eomma bersikukuh untuk menikahkan anaknya kepadaku?

Keluarga Aneh

—-

Taecyeon POV

 

Pagi ini tumben-tumbenan Appa belum berangkat bekerja. Dan memintaku untuk menghadapnya ke ruangannya.

Tok tok tok

“Masuk”terdengar suara dari dalam ruangan yang baru saja aku ketuk.

Akupun membuka pintu secara perlahan. Aku dapat menhirup aroma bunga Chamomile dari ruangan yang baru ku masuki. Aku jarang memasuki ruangan ini. Di dalam ruangan itu terdapat dua buah sofa  dengan sebuah meja dengan panjang yang sama dengan sofanya. Di sudut ruangan dia dapat melihat sebuah lemari kaca yang berisikan anggur-anggur milik Appa. Di sebelahnya terdapat sebuah kulkas kecil.

Aku melihat ayahku sedang duduk membelakangi meja. Lalu sekejap kemudian dia telah membalikkan kursinya menghadapku dan tersenyum. Ditangannya terdapat sebuah amplop coklat. Entah apa itu.

“Ah, anakku. Duduklah.”katanya lalu menghampiriku. Aku sendiri duduk di salah satu sofa. Setelah kami duduk, dia menyerahkan amplop yang sedari tadi dibawanya.

“Jemput dia.”katanya singkat. Akupun membuka amplop yang tadi diberikannya.

“Siapa yeoja ini?”tanyaku, wajahnya memang tidak asing, tapi aku tidak mengenalnya.

“Kau tidak mengenalnya?”tanyanya lagi. Aku menggeleng.

“Ani, lagipula untuk apa aku harus menjemputnya?”tanyaku lagi.

“Dia calon istrimu.”jawabnya, aku membelalakan mataku. Calon istriku?

“Apa maksudmu?”tanyaku lagi.

“Satu minggu lagi, kau akan menikah. Dengan yeoja itu”jawabnya santai. Aku tercengang, satu minggu lagi? Tua bangka ini sudah gila. Bagaimana bisa aku menikah? Aku menarik nafas dalam-dalam. Tanpa bicara lagi aku bangkit dari sofa dan berniat meninggalkan ruangan itu.

“Tunggu.” Aku menghentikan langkahku.

“Jika kau berbuat macam-macam, aku tidak segan-segan untuk membunuh yeojamu itu.”ancamnya.  Tubuhku bergetar. Kedua tanganku terkepal. Pertanda sangat kesal bahkan marah. Namun dering ponselku menghentikan langkahku. Akupun meraih ponselku dan melihat orang yang menelponku.

Ok Sooyoung~

Aku membiarkan ponsel itu tetap berdering tanpa berniat untuk mengangkatnya. Aku hanya menggenggam ponsel itu.

“Jika kau berani menyentuh Sooyoung seujung rambutpun. Aku tidak akan melepaskanmu.”ancamku balik, sebelum pada akhirnya meninggalkan ruangan ini.

—–

 

Sooyoung POV

 

Aku sudah  siap sejak tadi, namun Oppa belum juga menelponku. Biasanya Taeppa selalu menelponku setiap pagi. Akhirnya aku memutuskan untuk menelponnya.

“Aish, oppa ayo cepat angkat.”gumamku pelan saat benda persegi panjang itu kutempelkan di telingaku. Dan setelah menunggu cukup lama, Taeppa tetap tidak mengangkatnya.

“Kemana sih oppa.”keluhku sambil membanting ponselku ke tempat tidur.

Tidak biasanya dia seperti ini. Biasanya, namjachingunya itu tidak pernah membiarkannya menunggu. Huhhh. Aku masih mencoba menguhubunginya. Entah sudah keberapa kalinya. Namun hasilnya nihil.

Kemana, Kemana, Kemana?

Cling

Ada sebuah pesan masuk.

 

From :  Taeppa

Maafkan aku Soo, aku tidak bisa menjemputmu.

Ada hal penting yang harus aku lakukan.

Aku harap kau mengerti

 

I LOVE YOU

 

Aku mendengus sebal. Ada apa dengannya? Urusan apa yang lebih dari menjemput yeojachingunya yang cantik jelita ini. Lalu aku harus berangkat naik apa?

“Sooyoung, cepat turun. Apa kau mau menikah?”teriak Eommaku. Aku sangat kesal sungguh kesal. Mengapa Eomma menginginkan aku menikah dengan namja itu?

Dengan kesal aku menarik tasku lalu keluar dari kamar. Hari ini aku sangat BAD MOOD tingkat dewa.  Baru saja aku keluar dari kamar dan aku sudah melihat wajah namja yang sangat menyebalkan  baru saja keluar dari kamar. Kamar kami bersebelahan. Kamarnya dekat dengan tangga dan kamarku pojok. Ketika dia menyadari kehadiranku. Dia tersenyum kepadaku.

“Kenapa kau tersenyum? Kau pikir ada yang lucu?”tanyaku sebal. Dia mengangguk. Alis kananku terangkat. Apa yang lucu? Apa make upku terlalu tebal? Aku pun mengambil cermin yang selalu tersedia di tasku. Aku memandang wajahku. Semuanya normal. Aku menatapnya tajam.

“Apanya yang lucu?”tanyaku lagi.

“Wajahmu. Ani bukan hanya lucu. Kau selalu terlihat cantik dan menggemaskan.”katanya lalu kemudian melangkahkan kakinya untuk menuruni tangga.

“ish. Apa dia memujiku?”tanyaku pada diriku sendiri.”

“Ya, aku memujimu.”teriaknya lagi.

—-

 

Akhirnya kau meminta Appa untuk mengantarku ke sekolah. Tapi, bersama dengan si namja culun itu. Bertambahlah BAD MOOD yang kualami sekarang. Setelah menaiki mobil sekitar 30 menit, aku sampai ke depan gerbang sekolah.

“Baiklah Appa, aku masuk dulu.”kataku sebelum akhirnya aku membuka pintu mobil dan melangkahkan kakiku keluar. Dan Kyuhyun mengintiliku di belakang.

Tapi, tunggu, bukankah itu mobil Taeppa? Aku pun berlari mengahampiri mobil yang telah memasuki gerbang sekolah.

“Op… paa”aku tercengang dengan apa yang kulihat sekarang. Oppa datang bersama dengan yeoja lain. Dia bahkan melakukan ritual yang sama yang selalu dia lakukan saat Taeppa menjemputku. Dia membukakan pintu mobil penumpang dan terlihatlah siapa yeoja yang bersama dengan namja yang dicintainya itu.

“Ja, jadi ini hal penting yang lebih penting daripada menjemputnya?”kataku sambil berusaha menghapus airmataku. Akupun membalikkan tubuhku. Aku tidak bisa melihat lebih banyak lagi.

Bruk. Aku menabrak seseorang.

“Maaf”kataku singkat sebelum pada akhirnya berlari. Berlari secepat yang aku bisa. Dengan lelehan airmata yang tidak bisa kubendung lagi.

Sakit. Sangat sakit.

 

 

 

 

TBC

 

 

 

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>