Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

[Series] Better Of (part 2)

$
0
0

Title : Better Off  [Series]

Author : Mrs. Jumping

Length : Series

Genre : Sad,Family,Romance

Main Cast : Cho Kyuhyun,Choi Sooyoung

Support Cast : ?

Rating : Page -17

 

Disclamer: Fanfict ini terinspirasi dari film, dramkor, novel-novel, dan cerpen yang saya dapatkan gak gratis ? Dan dari pikiran terumit saya. Jika ada kesamaan cerita dengan ff yang lain,itu sama sekali tidak disengaja dan hanya kebetulan semata.

 

 

 

 

 

 

 

Recommended Song : Justin Timberlake – Mirrors

 

 

 

 

Happy Reading

 

Before Story

 

 

 

“Sekarang kita sudah bisa tidur seranjang.” Kyuhyun melepas dasinya dan menyampirkannya di kursi, dan menatap Sooyoung yang gugup dengan senyuman lembut. “Kalau kau tidak keberatan.” Kyuhyun sungguh baik mengatakan itu. Mungkin lelaki lain akan langsung memaksakan mereka tidur seranjang. Karena mereka sudah suami istri, dan Sooyoung tidak akan bisa membantah. Tetapi Kyuhyun masih menanyakan keberatan Sooyoung. Itu berarti dia menghargai pendapat Sooyoung sebagai seorang istri. Melihat Sooyoung diam saja, Kyuhyun berdiri ragu dan menawarkan. “Mungkin aku akan tidur di sofa saja, kalau kau belum siap.” Lelaki itu hendak melangkah pergi, tetapi Sooyoung menahannya dengan menarik lengan kemejanya, “Tunggu Kyuhyun.”

 

 

 

Kyuhyun berhenti seketika, melirik ke arah jemari gemetar Sooyoung yang mencengkeram lengan bajunya, membuat Sooyoung langsung melepaskan pegangannya dengan gugup. Dia mundur selangkah dan menatap Kyuhyun dengan malu, “Aku tidak akan mengusirmu dari ranjangmu.” “Jadi kau yang akan tidur di sofa?” Sooyoung mengerutkan alisnya dan menatap Kyuhyun, kemudian menyadari bahwa lelaki itu sedang bercanda. Kyuhyun terkekeh, kemudian dengan gerakan lembut menghela Sooyoung agar masuk ke dalam pelukannya. Lelaki itu memeluknya lembut, mengecup puncak kepalanya dan meletakkan dagunya di sana. “Kau istriku Soo-ah”, Suara Kyuhyun berubah serak, “Aku tidak akan menyakitimu. Janganlah merasa takut ataupun gugup kepadaku. Pernikahan ini memang terlalu cepat, kuakui aku terlalu tergesa-gesa menyeretmu dalam hal ini. Aku minta maaf.”

 

 

 

Sooyoung memejamkan matanya dan menempelkan pipinya di dada Kyuhyun, merasakan kemeja lembut Kyuhyun menyentuh lembut pipinya, mengalirkan panas dari kulit putih di balik kemeja itu.

 

 

 

Ketika Sooyoung menganggukkan kepalanya dengan lembut,

Kyuhyun meraih Sooyoung dan menggendongnya, seolah Sooyoung begitu ringan di tangannya, “Kalau begitu sekarang.” Gumamnya penuh hasrat, lalu mengangkat isteri yang belum pernah disentuhnya, dan membawanya menaiki ranjang.

Sooyoung merasa jantung nya seakan ingin lepas, ditatap dengan pandangan sebegitu memukau dari Cho Kyuhyun membuatnya tidak bisa berpikir dengan baik lagi.

 

 

 

Haruskah, haruskah dipernikahan tanpa cinta ini dia juga harus mengorbankan hal terpenting dalam hidupnya. Tapi, mengingat Kyuhyun adalah suaminya, bukankah dia memang harus menuruti apa yang Kyuhyun inginkan.

 

 

 

 

***

 

 

 

 

 

Kyuhyun tahu Sooyoung begitu resah sebenarnya dia begitu ingin menyentuh istrinya ini, tapi mengingat masih banyak hal yang harus dibenahi terutama perasaan Sooyoung kepadanya.

“Kau pikir aku benar akan menyentuhmu malam ini, Nona Cho. Dengar aku tidak akan menyentuhmu kecuali kau juga yang meninginkannya. Tidurah, aku akan mandi dulu. O,,ya jangan berpikir kalau aku akan tidur di ranjang seperti drama-drama yang sering kau tonton itu.” Kyuhyun melenggang begitu saja, meninggalkan Sooyoung dengan kebingungan dikepalanya. Hingga beberapa saat

“YAAAAAAAAAAAAAAAAA Cho Kyuhyun Mati saja KAUUUUUU!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

Kyuhyun tahu itu adalah cara terbodoh yag dia lakukan, dia jelas-jelas sangat mengiginkan gadis itu.

 

 

 

Other Place….

“Dia sudah menikah?’’

“………”

“Tidak, jangan berbuat sesuatu di luar kehendakku. Awas jika kau sampai menyentuh dia seujung kukupun. Akan Ku pastikan, disaat itulah terakhir kali kau melihat dunia.”

“………”

“Bagus, rencanakan sesuai rencana awal !”

 

 

 

***

 

 

 

 

Kyuhyun melangkah hati-hati ke arah ranjang, dan duduk di tepi ranjang. Sooyoung tertidur dengan posisi meringkuk seperti janin dalam kandungan ibu. Ruangan itu temaram, dengan hanya satu lampu tidur yang menyala remang. Tetapi Kyuhyun bisa melihat. Bekas air mata yang sudah mengering, dari sudut mata Sooyoung, mengalir ke pipinya. Dengan lembut Kyuhyun mengusapnya. Hati-hati agar Sooyoung tidak terbangun. “Setelah ini kau tidak akan menangis lagi Sooyoung. Tuhan tahu aku akan mengusahakan segala cara…”

 

 

 

 

Pagi itu, luar biasa bagi Sooyoung. Dia tidak pernah akan membayangkan berada pada tempat senyaman dan seindah ini, bahkan dia terus menerus mendapat kejutan dari Kyuhyun. Mulai dari sapaan pagi yang begitu menyenangkan.

 

 

 

 

Flashback On

 

 

“Selamat pagi.” Kyuhyun menyapa lembut ketika Sooyoung membuka matanya, sudah hampir setengah jam yang lalu Kyuhyun bangun, tetapi tidak bergerak dari ranjang. Dia berbaring miring di sana, bertumpu pada sikunya dan memandang isterinya yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Kyuhyun suka memandangi Sooyoung, dia bisa melakukannya berjam-jam tanpa bosan. Dan kesadaran bahwa sekarang dia bisa melakukan itu sebagai suami Sooyoung, membuatnya bahagia.

 

 

 

Sooyoung mengerjapkan matanya. Butuh beberapa lama sampai dia menyadari berada di mana dan apa yang terjadi. Ingatan tentang kejahilan Kyuhyun tadi malam berputar diotaknya. Kyuhyun yang menyebalkan yang menggodanya hingga memerah tanpa ampun.

Tapi, tetap saja. Bagaikan sensasi baru dalam hidupnya. Ditatap seintens itu membuatnya merona malu.

 

 

“Bangunlah setelah ini aku akan mengajakmu jalan-jalan.” Kyuhyun berajak dari ranjangnya. Namun sebelum itu, dikecupnya bibir mungil merah delima Sooyoung dengan lembut, dan memberikan senyuman terlembut yang hanya akan ditunjukkan hanya untuk Sooyoung seorang.

 

 

Flashback Off

 

 

 

 

Sooyoung tak henti tersenyum mengingat hal itu.

Diambilnya Topi musim semi yang manis yang berpadu apik dengan dress selutut bunga-bunga yang dikenaknnya dan beranjak menemui Kyuhyun.

 

 

Mereka sarapan di dapur yang menghadap ke timur, tempat sinar matahari pagi langsung masuk dan menghangatkan mereka. Menu sarapan mereka luar biasa. Muffin madu, biskuit kacang dan kelapa, telur orak-arik yang rasanya fantastis dan satu loyang besar pie apel hangat, sedikit kebarat-baratan memang.

 

“Kau cantik.”

 

“Nde?”

 

Sooyoung bingung laki-laki dihadapannya ini memujinya atau tidak. Tapi, Sooyoung tetap bersyukur karena Kyuhyun sudah mau memujinya.

 

“Gomawo,”

 

 

 

 

***

 

 

 

 

Pantai itu indah sekali, terletak di bagian selatan pulau, dengan resort yang dihiasi oleh cottage-cottage yang indah dan artistik

dengan hamparan pasir putihnya yang begitu indah.

Langit tampak cerah, biru dihiasi awan putih berbagai bentuk, seakan-akan menyambut mereka dengan keindahan pemandangannya.

 

 

Sooyoung berdiri tanpa alas kaki, menginjak pasir putih itu dan memejamkan mata, merasakan hembusan angin laut yang hangat yang menerpa pipinya. Rasanya hangat dan mendamaikan, apalagi dengan alunan deburan ombak yang begitu menenangkan.

 

 

“Senang?” suara Kyuhyun yang dekat di sampingnya membuat Sooyoung hampir terlonjak kaget. Dia menoleh dan melihat Kyuhyun berdiri di sampingnya. Lelaki itu berpenampilan santai, dengan t-shirt putih dan celana pendek warna khaki dan kaki telanjang, sangat berbeda dari penampilan sehari-harinya yang resmi.

 

 

Sooyoung berpikir untuk membantah perkataan Kyuhyun, tetapi dia akan tampak tidak tahu terima kasih kalau

melakukannya, setidaknya biarpun menjengkelkan, Kyuhyun sudah mengajaknya ke tempat surga dunia ini.

“Senang.” Sooyoung mencoba tersenyum, mengajak berdamai,

 

 

“Terima kasih sudah mengajak kemari.”

 

 

Kyuhyun membalas senyuman Sooyoung dengan senyuman tipis, lalu menatap ke arah laut, hembusan angin laut membuat

rambutnya berantakan tertiup angin dan menerpa dahinya, mengubah penampilan kerasnya menjadi lebih santai.

 

 

“Dulu,ketika aku masih berumur 9 tahun. Kami sering kemari, aku, Kyuri, eomma,abojie,dan kakekku haraboejiku. Tapi, itu dulu. Dul sekali bahkan rasanyapun aku hampir lupa. Miris,memang miris hidupku.”

 

Sooyoung tertegun dengan apa yang dikatakan Kyuhyun. Namja ini terlihat begitu rapuh dan perlu rengkuhan untuk menutupi kerapuhannya.

Tanpa pikir panjang, didorong oleh hatinya, Sooyoung

langsung melangkah mendekati Kyuhyun dan merengkuhnya. Lelaki itu langsung memeluknya dengan erat, dan menangis

dalam pelukannya,. Diusapnya bahu Kyuhyun, rambutnya, berusaha meredakan kesedihannya. Berusaha membantu lelaki itu menumpahkan apa yang ada di hatinya. Tiba-tiba perasaan lembut menyelemutinya, perasaan lembut yang sama ketika mengetahui sisi rapuh lelaki ini, yang tidak pernah ditampakkannya di depan orang lainnya.

 

 

 

Sooyoung memeluk Kyuhyun erat-erat, sampai lama kemudian isakan itu mereda, berubah menjadi napas yang tenang dan teratur, dan lelaki itu masih meringkuk dengan kepala tenggelam di bahu Sooyoung .

Lalu Kyuhyun mengangkat kepalanya daan menjauhkan kepalanya. “Maaf.” suaranya terdengar parau. Sooyoung tersenyum,

 

 

 

“Tidak apa-apa Kyuhyun, aku… Aku senang bisa membantu…”

 

“Aku tidak pernah menangis di depan siapapun sebelumnya.”

 

“Aku tahu.”

 

“Aku tidak sengaja menangis tadi.”

 

“Itupun aku tahu.” senyum Sooyoung tertahan, “Kau sedang

sedih, dan aku sedang bisa membantumu. aku harap kau

merasa sedikit ringan setelah menangis tadi.”

 

Kyuhyun tidak berkata apa-apa, hanya menatap Sooyoung

sambil mengacak rambutnya frustrasi. Lama mereka

bertatapan, lalu tatapan Kyuhyun melembut. “Terima kasih.”

Sooyoung menganggukkan kepalanya, “Sama-sama Kyuhyun.”

 

 

 

 

***

 

 

 

 

 

“Selamat ulang tahun.”

Sooyoung  mengerjapkan matanya, dan menemukan Kyuhyun masih terbaring di ranjang, bertumpu pada sikunya dan miring

menghadap Sooyoung.

 

 

Lelaki itu tampak luar biasa tampan bahkan ketika bangun tidur. Seakan-akan rambut kusut dan penampilan acak-acakannya malah menambah pesonanya bukannya mengurangi. Jauh berbeda dengan Sooyoung, dia sama sekali tidak yakin penampilan bangun tidurnya bisa mempesona. Tetapi hal itu sama sekali tidak berpengaruh kepada Kyuhyun  rupanya, lelaki itu tetap tersenyum dan menatapnya dengan pandangan berbinarbinar,

“Selamat ulang tahun.” lelaki itu mengulang, seakan tidak yakin ucapannya yang pertama tadi bisa dicerna oleh Sooyoung.

Sooyoung  mengerjapkan matanya sekali lagi, menghitung tanggal dalam benaknya, dan menyadari bahwa sekarang

memang hari ulang tahunnya. “Terima kasih.” Gumamnya tersenyum.

 

 

Kyuhyun terkekeh lalu bangkit dari ranjang, “Kyuri memberitahuku kemarin, dia merencanakan sebuah pesta kecil-kecilan untukmu, hanya kita dan keluarga, liburan di tepi pantai.”

Hari ini memang hari sabtu, tetapi biasanya di hari sabtupun Kyuhyun pergi bekerja.

“Apakah kau libur?” tanya Sooyoung ragu.

 

 

 

Kyuhyun mengangkat bahu, “Pekerjaan bisa menunggu, lagipula Kyuri akan membunuhku kalau aku tidak bisa ikut.

Kau tahu dia kemarin bersemangat  menyiapkan acara  liburan ulang tahunmu ini bisa menghiburnya.”

 

 

 

 

***

 

 

 

 

 

“Malam ini kita akan makan di restoran pinggir pantai.” Kyuri duduk di ranjang Sooyoung dan tampak bersemangat, “Kyuhyun oppa memesan kue tart dari dapur resort khusus untukmu.”

 

Kyuri mengedipkan matanya menggoda, “Dia tidak pernah seperhatian itu kepada siapapun.”

 

 

Pipi Sooyoung memerah, entah kenapa. Padahal dia tahu pasti, Kyuhyun melakukannya karena ada Kyuri di sini.

Semua ini hanya sandiwara… Tetapi kalau memang hanya sandiwara, kenapa jantungnya berdegup tak karuan saat ini?

Mereka menginap di resort mewah di pinggir pantai, dengan cottage indah dengan tiga kamar, ruang keluarga, dan

dapur yang penuh dengan peralatan modern, dimana salah satu fasilitasnya menghadap ke arah pantai pribadi yang bisa di datangi langsung dari pintu belakang cottage mereka. Sooyoung tentu saja harus sekamar dengan Kyuhyun.

 

 

Malam ini mereka akan makan malam di restoran tepi pantai yang terkenal dengan masakan kepitingnya. Kyuri sedang menunggui Sooyoung berganti pakaian sambil bercerita tentang berbagai hal, dan Sooyoung mendengarkannya sambil tersenyum. Tersenyum dan bersyukur, karena Kyuri sepertinya telah berhasil melalui kesedihannya dengan ketegaran jiwanya.

 

 

“Sudah siap?”

Sooyoung mengangguk dan Kyuhyun langsung berdiri, menghelanya ke pintu. Mereka berjalan menyusuri pinggiran pantai, diikuti Kyuri di belakangnya.

Restoran pinggir pantai itu benar-benar berada di pinggir pantai, tempat makannya ada di paviliun-paviliun kecil dari kayu dan beratapkan rumbia, dengan lilin-lilin yang ditata secara eksotis di sekelilingnya. Makanannya luar biasa nikmatnya, berbagai macam hidangan laut dan minuman kelapa yang menyegarkan. Mereka tertawa, mereka bercakap-cakap dalam suasana yang begitu santai, hingga Sooyoung hampir melupakan suasana permusuhan yang dibangunnya bersama Kyuhyun.

 

 

Kyuhyun banyak tertawa malam ini, lelaki itu mengedipkan mata ketika seluruh hidangan dan piring kotor, serta meja mereka dibersihkan.

 

“Saatnya untuk yang paling istimewa.”

Sedetik setelah Kyuhyun berkata-kata, seolah sudah diprogram sebelumnya, seorang pelayan datang membawakan kue ulang tahun berwarna putih dengan lilin-lilin cantik di atasnya,

Pelayan itu meletakkan kue itu di meja, di depan Sooyoung, dan Sooyoung ternganga menatap kue yang berlumuran cokelat mengkilat, tampak sangat menggiurkan. Dia melemparkan pandangan kepada Kyuhyun yang tersenyum manis sambil mengedipkan mata kepadanya, tahu bahwa lelaki itu menyadari kesukaannya kepada cokelat.

 

 

Ternyata Kyuhyun memperhatikannya…

 

“Saatnya mengucapkan pengharapanmu,” gumam Kyuri sambil bertepuk tangan bersemangat, mengalihkan Sooyoung dari tatapannya kepada Kyuhyun.

Sooyoung memejamkan matanya, lalu mengucapkan doa singkat, bahwa dia ingin semua orang yang dicintainya berbahagia.

 

 

“Tiup lilinnya,” gumam Kyuri pelan.

Sooyoung  meniup lilin itu dan semua bertepuk tangan gembira. Suasana begitu membahagiakan, membuat Sooyoung menoleh ke arah Kyuhyun dan tersenyum tulus.

 

 

 

“Terima kasih oppa.”

Tanpa diduga, lelaki itu mendekatkan tubuhnya, lalu mengecup dahi Sooyoung lembut.

“Sama-sama, sayang.”

 

 

 

Kyuri tersenyum melihat keromantisan

tulus yang ditampilkan Sooyoung. Tetapi Sooyoung duduk disana dengan jantung berdegup kencang, mencoba meyakinkan hatinya bahwa semua ini hanyalah sandiwara sempurna yang diperankan olehnya dan Kyuhyun.

 

 

 

 

***

 

 

 

 

Sooyoung menyadari gerakan di sampingnya meskipun dia masih setengah terlelap, sepertinya masih dini hari karena kamar itu masih temaram dan terasa begitu dingin, tetapi kemudian lengan hangat dan kuat itu merengkuhnya, memeluknya eraterat.

Lengan itu terasa asing sekaligus akrab, dan membuat Sooyoung  nyaman, dalam tidurnya dia mendesak dan menempel pada tubuh hangat itu, menikmati eratnya dekapan yang merengkuhnya, membuainya kembali ke alam mimpi.

“Soo-ahhh.”

 

Itu suara Kyuhyun, tetapi entah kenapa terdengar lebih serak. Apakah Sooyoung sedang bermimpi?

Dengan meyakini bahwa dia sedang ada di dalam mimpi, Sooyoung bergelung makin merapat ke tubuh hangat itu.

Mendesakkan tubuh lembutnya ke tubuh keras itu.

 

“Chagi-a, jangan sayang.” suara Kyuhyun kali ini terdengar tersiksa, tubuhnya terasa kaku dan tegang di tubuh Sooyoung yang menempel kepadanya.

Suara Kyuhyun yang terakhir itu membuat sepercik kesadaran Sooyoung kembali, dia membuka matanya… Ada apa?

 

 

 

Lalu Sooyoung memekik ketika menyadari posisi tubuhnya, dalam usahanya mencari kehangatan, dia sudah menempel lengket seperti koala yang melingkari pohonnya kepada Kyuhyun.

 

 

 

Pahanya melingkari tungkai dan pinggul Kyuhyun tanpa malu-malu, lengannya memeluk dada dan punggung Kyuhyun, sementara kepalanya bersandar tanpa permisi di dada lelaki itu. Dalam detik yang sama Sooyoung langsung melepaskan pelukannya dan setengah melompat, menjauh menuju seberang ranjang yang paling ujung.

 

Kyuhyun menghela napas panjang, seolah dilepaskan dari ketegangan yang menyiksanya. lalu menatap Sooyoung dengan marah,

 

“Kalau kau tidak mau aku terangsang dan berbuat yang tidak senonoh, jangan menempel-nempel padaku di atas ranjang!” geramnya parau, lalu menarik selimut sampai dada dan membalikkan badan memunggungi Sooyoung yang berbaring dengan muka panas dan merah padam.

 

 

***

 

 

 

 

Untunglah pagi hari ketika Sooyoung terbangun, Kyuhyun sudah tidak ada di ranjangnya, kalau tidak Sooyoung tidak akan tahu bagaimana dia bisa menghadapi Kyuhyun.

Wajahnya terasa panas ketika mengingat kejadian semalam. Astaga, bagaimana bisa dia menempel begitu erat kepada Kyuhyun? Malam-malam sebelumnya dia tidak pernah melakukannya. Apakah memang karena hawa dingin, ataukah karena dorongan untuk mencari kenyamanan yang sepertinya disediakan oleh tubuh Kyuhyun?

 

 

Sooyoung mendengus, Kenyamanan yang disediakan oleh tubuh Kyuhyun? Apakah dia buta? Yang bisa disediakan oleh Kyuhyun adalah rasa tidak nyaman dan masalah. Dia harus ingat itu baik baik setiap malam sebelum mereka tidur agar kejadian memalukan semalam tidak terulang lagi. Kyuhyun sudah duduk di sana, bercakap-cakap dengan Kyuri dan pelayan.

 

 

 

Lelaki itu hanya menatap Sooyoung datar, lalu berdiri dan menarikkan kursi disebelahnya dengan sopan. Tidak ada indikasi sama sekali bahwa lelaki itu mengingat insiden pelukan paksanya di atas ranjang semalam. Sooyoung mencoba menahan rasa panas yang menjalari pipinya ketika melihat Kyuhyun, mungkin bagi Kyuhyun itu hal biasa, tetapi bagi Sooyoung hal itu sangat intim, sangat baru dan membuatnya teringat terus setiap detiknya. Tetapi, karena Kyuhyun bersikap seolah semalam tidak terjadi apa-apa, Sooyoung  berusaha bersikap sama.

 

 

“Kata Kyuhyun oppa, eonni bangun terlambat karena kelelahan.” Kyuri tersenyum,

 

“Sayang sekali, padahal tadinya kita ingin mengajak eonni melihat matahari terbit.”

 

“Ada, beberapa hal yang harus kuurus di resort ini. Jadi kau bisa jalan-jalan dulu dengan Kyuri,.”

 

“Lamakah?” Sooyoung merutuki mulut besarnya kenapa harus kata-kata itu yang terluar.

 

“Ah, pasti Sooyoung eonni takut oppa tidak pulang ya? Tenang saja eonni, resort ini masih milik keluarga kami. Jadi, pasti oppa tidak akan lama-lama. Iyakan oppa?” Kyuri mengerling jahil kearah oppanya.

 

Astaga bahkan dipagi haripun dia bisa melihat insiden menggemaskan seperti ini, Bahagianya oppanya.

 

 

 

 

***

 

 

 

 

 

Ketika kembali, Kyuhyun langsung menggandeng Sooyoung mengajaknya ke pantai pribadinya.

“Kau akan senang melihat bagian pantai yang ini.”

Kyuhyun mengajak Sooyoung menuruni tangga putih melingkar yang ternyata ada di bawah balkon mereka, dan merekapun turun di sebuah anjungan pantai pribadi yang dikelilingi tembok dan tanaman untuk menjaga privasi.

“Aku sering berbaring di pantai, dan merenung di sini sendirian, tidak ada yang bisa melihat kita dari sini. Satu-satunya akses adalah dari tangga di balkon kamar kita. Dan tidak ada yang berani kemari kalau tidak kuperintahkan.” Kyuhyun mengedipkan matanya pada Sooyoung,

“Di sini benar-benar privasi untuk kita.”

 

 

 

Lelaki itu menggandeng Sooyoung ke sisi pantai yang sejuk di bawah tanaman palem dan kelapa. Tempat mereka rupanya telah disiapkan, ada sebuah gazebo kecil yang nyaman di sana, beralaskan karpet lembut berwarna cokelat muda dan bantal-bantal hitam eksotis yang berserakan di sana. Gazebo itu berhiaskan tirai-tirai putih yang menjuntai, tampak begitu indah tertiup angin pantai. Satu sisi gazebo itu terbuka, langsung mengarah ke pemandangan pantai nan luas dan indah dengan warna langit yang mulai jingga, pertanda matahari hampir tenggelam. Lampu kecil di pilar gazebo menyala dengan sinar kuning yang hangat, seakan disiapkan untuk pasangan yang akan melalui malam sambil menatap bintang-bintang di langit.

 

 

Kyuhyun mengajak Sooyoung ke gazebo dan duduk di karpetnya yang empuk, bahkan makananpun sudah disiapkan di sana, seperti magic. Kue-kue kecil yang menggiurkan tersaji di nampan perak yang berkilauan. Dan dua botol anggur disiapkan di ember perak kecil yang berisi es, serta dua gelas minuman dingin berwarna orange segar. Ini benar-benar tempat yang menyenangkan untuk duduk sambil memandang matahari tenggelam. Kyuhyun merangkul Sooyoung, dan mereka termenung menatap ke arah matahari tenggelam dalam keheningan. Menyaksikan cakrawala perlahan menelan bulatan yang bersinar orange kemerahan itu. Hingga akhirnya hanya tersisa seberkas cahaya jingga di batas cakrawala.

 

 

Suasananya begitu sakral dan intim hingga Sooyoung takut merusaknya. Dia melirik ke arah Kyuhyun, dan melihat siluet lelaki itu. Kyuhyun benar-benar tampan, dan lelaki itu adalah suaminya. Sooyoung merasakan perasaan hangat membanjirinya. Dia merasa begitu dekat dengan Kyuhyun, seakan sudah mengenal lama, seakan Kyuhyun mengerti apapun yang dia inginkan. Mungkin mereka memang ditakdirkan bersama.

 

 

 

“Sooyoung.” Suara Kyuhyun terdengar serak, dan dari jarak dekat, di bawah sorot lampu temaram,

Sooyoung bisa melihat mata Kyuhyun memancarkan keseriusan, “Bolehkan aku menciummu…?”

 

Ah. Lelaki ini begitu sopan, begitu baik dan perhatian. Bahkan dalam keinginannya Kyuhyun sempat menanyakan kesanggupan Sooyoung. Sooyoung sungguh tersenyum. Dia tidak berkata apa-apa, hanya menatap Kyuhyun penuh arti.Dia bahkan tidak tahu perasaan apa, yang begitu mendominasinya sekarang.

 

Kyuhyun membalas senyum itu, lalu dengan lembut menundukkan kepalanya dan mengecup bibir Sooyoung lembut. Sooyoung membalas kecupan itu. Membiarkan Kyuhyun merasakan kelembutan bibirnya. Lelaki itu lalu melepas ciumannya dan mereka bertatapan. Senyum Kyuhyun malam itu tidak akan pernah Sooyoung lupakan, senyum itu begitu lembut, begitu penuh haru, dan entah kenapa membuat dada Sooyoung sesak oleh suatu perasaan yang tidak dapat digambarkannya. Jemari Sooyoung bergerak ragu dan menyentuh pipi Kyuhyun, lelaki itu menempelkan pipinya di sana dan memejamkan matanya, jarinya meraih jari Sooyoung dan mengarahkannya ke bibirnya. Kyuhyun lalu mengecup telapak tangan Sooyoung dengan lembut. Mereka bertatapan dengan tatapan yang hanya bisa dimengerti oleh satu sama lain, dan kemudian bibir mereka menyatu dalam sebuah ciuman lembut.

 

 

 

 

Kali ini ada yang berbeda. Kali ini ada rasa sayang dalam ciuman ini. Ada perasaan lembut yang mengembang dalam pagutan bibir mereka. Kyuhyun melumat bibir Sooyoung, mencecap seluruh rasa bibirnya, seakan tidak pernah puas.

“Aku mencintaimu sayang.” Suara Kyuhyun serak dan penuh perasaan. “Aku mencintaimu.”

Sooyoung memejamkan matanya. Mengira dia sedang berada di sebuah mimpi eksotis bersama pangeran tampan di sebuah pulau terpencil.

 

 

 

***

 

 

 

 

 

Mereka terbangun dari tidur mereka, dan Kyuhyun mengajak Sooyoung masuk karena udara mulai dingin dan angin malam bertiup kencang.

 

 

“Aku ingin semalaman di sana menatap bintang. Tetapi kita akan terbangun dengan kepala pusing.”

Kyuhyun tersenyum lembut pada Sooyoung, dan menggandeng jemarinya, melangkah menaiki tangga putih itu. Mereka sampai di kamar, dan tiba-tiba Kyuhyun memeluk Sooyoung erat-erat di tengah-tengah kamar, “Apakah kau mendengar pernyataan cintaku tadi?” bisiknya lembut.

 

 

Sooyoung menganggukkan kepalanya, dalam diam. Kyuhyun mendesah dan mengecup puncak kepala Sooyoung, lalu melingkarkan lengannya makin erat di seluruh tubuh Sooyoung, “Semoga nanti kau bisa membalas perasaanku.” Sooyoung pasti bisa.

Kalau Kyuhyun terus menyerangnya dengan sifat lembut dan penuh perhatiannya seperti ini. Bagaimana Sooyoung bisa bertahan? Dia pasti akan dengan segera jatuh ke dalam pesona seorang Cho Kyuhyun.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TBC

 

 

 

Mian,klo gk memuaskan. Ini ff yang pertma kali saya share dngn cast Kyuyoung, biasanya cast nya SJ/SHINee sma OC.

 

Chingu gak nc?

Gk nc? Iyalah baru juga 2 part.

Chingu kok  kyuyoung tingkahnya labil ya? He he he kalo itu tanyain sama neuron-neuron dan segla indra yang luar biasa di diri saya, dan ff ini jga dpet bntuan dri tmen saya

RCL truz ya SARANGHAEEEEEEEEEEEEEEE

 

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>