Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

[Lomba FF KSI] A werewolf boy and A beautiful girl

$
0
0

Untitled-1 copy

A Werewolf boy and A Beautiful Girl

by

© Fanficfunny

.

.

Tittle : A werewolf boy and A beautiful girl || Author : Fanficfunny|| Main Cast : Sooyoung [SNSD] and Cho Kyuhyun [Super Junior] || Romance,  Hurt, Fantasy|| Length : Oneshoot [5759words]

Disclaimer : Semua tokoh dalam fic ini milik agency mereka masing-masing tapi alurnya sepenuhnya milik saya.

Inspired by Wolf [lyric and song] by Exo

.

 

.

Sebuah kisah cinta yang mengharu biru tentang jalinan kasih seorang manusia serigala dengan seorang gadis cantik.

.

 

.

Sepasang kenari coklat kemerahan milik sang gadis menyerbu penasaran pada manik bermata hitam kelam yang masih memandang deretan pepohonan yang berjajar di sepanjang hutan penuh warna. Senyum menggoda kini bertengger manis di antara kedua belahan bibir sang lelaki  membuat gadis di sebelahnya semakin kesal atas tingkahnyua, oh  rasanya ia ingin sekali memaksa lelaki bernama Cho Kyuhyun untuk membuka mulutnya sekedar mengeluarkan deretan kata berjumlah tiga saja.

“Ayolah, Kyu.”

Gadis itu merajuk lebih dalam daripada biasanya ketika tak menemukan reaksi apapun dari Kyuhyun kecuali senandung kecil bernada simpang.

“Oh, kau menyebalkan,” gerutunya lagi.

Kyuhyun tergelak begitu melihat tekukan pada wajah gadis yang sudah menemaninya hampir lima bulan ini. Jemarinya ia ketukan pada batang pohon ek yang sedang didudukinya bersama gadis yang sekarang sudah resmi menjadi kekasihnya. Ia terdiam sebentar menimbang-nimbang jawaban atas pertanyaan lucu yang diajukan gadis bergaun peach panjang itu.

“Kau tahu, saat pertemuan pertama kita? Saat bulan sabit muncul tepat diatas pohon persik kau berdiri dihadapanku berbalut kain sutera berwarna ungu muda dengan wajah terkejutmu. Saat itu entah apa yang terjadi namun dapat kurasakan ada getaran berbeda ketika aku melihat mata hazel-mu yang kala itu  menatapku penuh ketakutan dan ada hal yang membuat jantungku berdetak tak normal. Tanpa kusadari mata amber[1]ku telah berubah menjadi hitam pekat, semua kukuku melemah dan ada perasaan bahagia yang meletup-letup dalam tubuhku. Aku tak tahu kenapa…. Kupikir aku sakit karena perubahan wujudku secara tiba-tiba hingga saat kau pergi menjauh aku merasa suatu aneh. Perasaan kehilangan terhadap seseorang.” Kyuhyun tersenyum, matanya menerawang Jauh.

“Dan kau tahu Sooyoung?”

Gadis berambut panjang bergelombang itu beralih menatap Kyuhyun ingin tahu.

“Hatiku kembali bertingkah aneh saat aku melihat paras cantikmu untuk kedua kalinya di hulu sungai dekat tepi hutan. Saat itu dapat kulihat pancaran ketakutanmu. Kau terdiam sebentar lalu berlari cepat menjauhiku.”

Kyuhyun menghela nafas panjang, diam-diam ada yang menyelusup dalam benaknya sebuah perasaan aneh yang selalu menghantuinya selama lebih dari lima bulan ini. Ia tak tahu apa itu hanya saja….entahlah.

Kyuhyun kembali tersenyum lalu kembali melanjutkan ceritanya, “Pertemuan kita yang ketiga kau melihatku terluka parah akibat ulah rusa sialan yang akan kumangsa berontak  begitu dasyatnya sampai aku harus terluka, kupikir awalnya kau akan berlari menjauh sama halnya pertemuan kedua kita tapi aku salah kau menghampiriku dengan wajah khawatir yang terpasang pada wajah tirusmu. Membersihkan lukaku semenjak itu kau sering ke hutan setiap sore mengisahkan pemandangan desa yang begitu menyebalkan, deretan kereta kuda mewah milik Tuan Puteri, pesta kerajaan, perayaan akhir tahun, gaun-gaun indah yang kau inginkan, teman-temanmu yang menyenangkan, serta kehidupan penduduk desa yang monoton. Kau tahu? Terkadang aku iri, aku iri ketika kau bercerita tentang bagaiman kue-kue enak menyentuh kerongkonganmu.”

Sooyoung mengeratkan genggaman tangannya, ia menggeleng pelan ketika Kyuhyun ingin melanjutkan ucapannya.

“Hey ayolah aku tak semenyedihkan yang kau kira lagipula aku bercanda tentang kue-kue itu, entah seenak apapun kue itu toh pada akhirnya rasanya sama saja di mulutku, hambar dan yang berhasil menarik indera pengecapku hanyalah daging dan emm… kau terbuat dari daging kan? Jadi….. Yaa! Sakit!”

Lelaki bersurai hitam cepak itu mengusap kepalanya yang baru saja dipukul oleh Sooyoung. Ayolah dia hanya bercanda lagipula ia juga tak setega itu.

“Bercandamu tak lucu, bagaimana jika kau berubah tiba-tiba? Lalu cakar tajammu akan merobek tubuhku, taring besarmu mengoyak tubuhku. Ya Tuhan! Aku tak bisa membayangkannya,” ucap Sooyoung sambil bergidik.

“Bodoh! Bagaimana bisa aku melakukannya jika mataku saja tak bisa berubah jika di dekatmu lalu aku akan merobek dan mengoyakmu dengan apa?” ucap Kyuhyun kesal.

“Aaah, kau benar jadi aku selamat tapi.. kenapa bisa seperti itu?”

“Jangan tanyakan padaku aku sendiri tak tahu.  Nah aku sudah bercerita bagaimana kesan pertamaku melihatmu sekarang giliranmu.”

Sooyoung menaikan alisnya, pikirannya melayang jauh menembus langit cerah beratapkan puluhan awan putih di angkasa.

“Saat itu aku sedang mencari Yuri tetanggaku yang hilang di hutan tetapi aku tersesat terlalu jauh hingga masuk ke dalam hutan dan tanpa sengaja aku melihatmu sedang memakan seekor rusa betina tanpa rasa jijik. Kau tahu saat itu aku benar-benar mual dan ingin sekali muntah tapi ketakutanku telah membuat isi perutku tetap berada dalam lambungnya dan  aku  cukup  bersyukur untuk itu. Saat melihatmu kembali aku merasa  hidupku sudah di ujung tanduk dan yang terpikir dalam benakku hanyalah hidupku sebentar lagi akan berakhir sama seperti rusa itu apalagi saat aku melihatmu berubah menjadi manusia rasanya aku ingin sekali menangis seketika karena… karena…..”

Ucapan sang gadis terhenti sebentar ia mengalihkan pandangannya pada tanah berhumus di bawahnya mencoba menghilangkan perasaan takut yang terkadang menggerayanginya.

“Kau seorang manusia serigala.”

Keduanya sama-sama terdiam saling mencerna kata yang baru saja terlontar dari bibir Sooyoung.

“Lalu pertemuan kedua kita di sungai aku benar-benar takut bertatap muka denganmu jadi kuputuskan untuk menghindarimu dan untuk pertemuan ketiga itu aku benar-benar bingung harus melakukan apa karena saat itu aku melihatmu terluka parah. Aku tak tahu harus apa… Tapi entah dorongan darimana aku menolongmu dan mengenai kepergianku yang sering kemari entahlah aku hanya merasa sedikit kasihan padamu yang kutahu di hutan ini tak ada manusia well selain dirimu tentunya. Sudah selesai,” ucap Sooyoung menghilangkan rasa canggung yang sempat menyelimuti keduanya.

“Hanya itu? Kau tidak berpikir betapa tampannya diriku? Atau mungkin badanku yang kekar?”

“Tidak.”

“Kau bohong, pasti kau berpikir aku sangat tampan atau setidaknya kau pernah berpikiran bagaimana bisa seorang manusia serigala setampan ini, ayolah mengaku Soo.”

“Kubilang tidak berarti tidak Kyu.”

Sooyoung berdecak kesal namun semburat merah mulai menjalar pada kedua pipinya membuatnya mau tak mau tersenyum salah tingkah saat Kyuhyun menatapnya seolah mengatakan –kau bilang tidak tapi apa yang terjadi dengan pipimu—

“Bagaimana kalau kita turun?” tanya Sooyoung mengalihkan pembicaraan.

“Kenapa tidak turun sendiri?” tanya Kyuhyun berpura-pura acuh karena Sooyoung tak mau menanggapi godaannya.

Sooyoung berdecak memasang wajah kesalnya, memangnya dia jin? Peri atau makhluk semacam Kyuhyun yang bisa turun dari pohon setinggi empat meter dengan selamat? Oh ayolah dia manusia seutuhnya jadi jika dia melompat dari ketinggian seperti ini … tulangnya bisa patah! Dan Kyuhyun pria jelek itu menyuruhnya turun sendiri?! Kau letakan di mana otak Kyuhyun Tuhan.

“Jangan menyumpahiku.”

“Darimana kau tahu?” tanya Sooyoung kesal.

Sooyoung tahu meski Kyuhyun berbeda tapi dia tak mempunyai kekuatan untuk bisa membaca pikiran orang lain, kekuatan yang dianugerahkan untuknya hanyalah berlari kencang, menerjang, makan dengan tidak elegan, dan apa lagi yah? Apa taring juga termasuk kekuatan?

“Terlihat dari wajahmu, Soo. Kau ingin turun dengan gaya macam apa? Kau jatuh dan aku menangkapmu, kita jatuh bersama-sama atau.. aku perlu menggendongmu untuk bisa turun ke bawah?”

“Aku pilih opsi yang terakhir.”

Tangan besar Kyuhyun menyentuh punggung Sooyoung menopangnya agar tak terjatuh nanti. Kelopak mata Sooyoung terpejam tak mau melihat bayangan jatuh yang begitu mengerikan, dulu ia pernah melakukannya tetapi harus berakhir dengan mengeluarkan isi perutnya. Oh jangan ingatkan lagi kejadian itu atau Sooyoung akan kembali bergelut dengan rasa mual.

“Satu.. Dua …Tiga …”

Tepat pada hitungan ketiga dapat Sooyoung rasakan tubuhnya jatuh tanpa beban turun ke bawah dan setelahnya dapat di dengarnya suara kaki Kyuhyun yang menyentuh tanah. Tangan besar Kyuhyun sudah terlepas dari punggung Sooyoung membat gadis itu sedikit terhuyung namun tak membuatnya jatuh.

“Mau kemana?”

Pertanyaan singkat yang di lontarkan Kyuhyun membuat Sooyoung mengangkat bahu ringan tak tahu menahu tujuan mereka kali ini.

“Bodoh. Lalu kenapa kau ingin turun, huh?”

“Hanya ingin berjalan-jalan.”

“Kalau begitu, ayo akan kutunjukan pemandangan musim semi yang menakjubkan di hutan ini. Tak banyak orang yang tahu rahasia tempat ini karena letaknya yang berada di jantung hutan dan medan yang di tempuh cukup sulit.”

Keduanya saling tersenyum lalu saling menggenggam jemari satu sama lain. Mereka memilih menyusuri jalanan sempit yang tak di tumbuhi ilalang liar setinggi satu meter seperti samping kiri dan kanan mereka. Tak ada percakapan lagi hanya semilir angin yang saling menyalurkan perasaan hangat keduanya membuat rambut Sooyoung berkibar mengikuti irama angin sejuk di Selasa siang ini.

Langkah kaki mereka terus bertambah menyambangi padang ilalang putih yang mengepung mereka, lalu beralih ke pemandangan di mana sudah tak ada lagi deretan ilalang yang mengganggu hanya ada padang rumput seluas mata memandang, keduanya terus melangkah meninggalkan para kelinci yang sedang mencari makanan mereka. Kedua kaki mereka terus berjalan menyusuri jalanan terjal yang membuat sepatu kulit Kyuhyun harus tergores sedikit akibat jalan yang kebetulan saat itu sedang licin.

Senyuman merekah pada bibir mungil Sooyoung begitu melihat pemandangan berganti dengan sebuah padang bunga tulip dalam berbagai warna layaknya pelangi.

“Kyu, ini mengagumkan.”

Pemuda itu tersenyum lebar dipetiknya satu tangkai tulip berwarna kuning cerah.

“Untukmu.”

Diambilnya bunga tulip bertangkai hijau dari tangan Kyuhyun. Memang mungkin tak seharum mawar namun warna yang ditawarkan tulip sudah lebih dari cukup untuk memanjakan matanya.

“Aku mencintaimu.”

Kyuhyun berbisik pelan lalu memeluk pundak Sooyoung memberikan perasaan nyaman tiada terkira. Lelaki berkulit coklat itu tak hentinya tersenyum menatap binar pada manik indah Sooyoung. Ia tahu ini tak benar, seharusnya alam menghukumnya sekarang karena telah dengan bodohnya mencintai mangsanya sendiri dan mengkhianati hukum alam tapi bolehkah ia egois? Hanya kali ini saja.

“Kyu, aku juga mencintaimu.”

Semua waktu serasa berhenti memberi ruang pada mereka berdua menikmati pemandangan mengasyikan ini.

“Ada yang ingin kutunjukan padamu.”

“Apa?”

Kyuhyun menarik Sooyoung menyusuri jalan kecil yang semalam dibuatnya, lurus ke dalam  melewati gerombolan bunga tulip berwarna ungu hingga terlihatlah lingkaran kecil beralaskan dedaunan yang tidak di tumbuhi bunga tulip.

“Kau yang membuatnya?” tanya Sooyoung sambil duduk .

Eo. Tadi malam dan ini untukmu.”

Kyuhyun menyerahkan banyak varian buah yang ia bungkus dengan daun.

“Ya Tuhan! Kau benar-benar menyebalkan Kyu,” ucap Sooyoung gembira. Di depannya terhampar beberapa buah jeruk, apel, anggur merah, persik, dan buah berry liar yang menggoda.

Waktu terus bergulir namun Sooyoung maupun Kyuhyun tak ada yang ingin beranjak meski di langit barat sana sang mentari sudah melambai seakan memperingati waktu yang sudah terlampau sore untuk keduanya bersama, tapi mereka tetap nyaman bercengkrama meskipun burung gagak sudah bernyanyi melintasi mereka.

Lama mereka bercengkrama sampai sang rembulan muncul menggantikan singgasana mentari barulah keduanya bergerak gugup, pastilah keluarga Sooyoung mencemaskannya sekarang.

“Kyu, sudah malam bagaimana ini?”

Kyuhyun menggendong tubuh Sooyoung lari dengan kekuatan penuh yang ia miliki menyusuri jalan pulang dengan cepat, terus berlari menembus pepohonan yang masih rapat hingga dapat dirasakannya beberapa ranting pohon menggores kulitnya dan dapat dirasakannya pelukan pada tubuh Sooyoung mengerat ketakutan. Lama Kyuhyun berlari hingga dapat dilihatnya kerlipan sinar kemerahan di tepi hutan. Tapi tunggu? Sejak kapan di tepi hutan terang seharusnya bukankah gelap karena setahunya tak ada yang berani melangkah ke hutan pada malam hari. Lalu? Shit! Kyuhyun terlambat menyadarinya. Ternyata jejeran sinar kemerahan itu adalah obor milik penduduk desa yang sekarang sedang terkejut-kejut dengan makhluk yang bisa berlari secepat angin. Puluhan pasang mata  memandangnya takut bahkan obor yang mereka pegang bergetar hebat menyaksikan tubuh kekar Kyuhyun yang hanya terlihat dibalik keremangan sinar obor malam bergerak lincah dihadapan mereka.

Mereka tak tahu makhluk apa itu yang jelas ada aura hitam yang menyelimuti lelaki berwajah pucat itu. Dia mampu berjalan secepat angin tetapi dia manusia, tapi apa itu!! Mata Kyuhyun sekilas memancarkan warna tembaga. Semuanya terlonjak ketakutan lelaki itu..  lelaki itu adalah seorang manusia serigala.

Sejenak mereka melupakan seorang gadis yang sedang digendong lelaki bermata tegas itu sibuk dengan perasaan takut yang menghantui mereka hingga seorang wanita paruh baya berteriak, “Sooyoung,” sambil menujuk seorang gadis yang sedang digendong Kyuhyun membuat semua warga tersadar.

Penduduk desa  membulatkan mata mereka melihat salah satu dari mereka tengah diculik pemuda yang berkemungkinan besar keturunan serigala buas penghuni hutan ini sepuluh tahun yang lalu.  Tangan mereka mengepal murka dengan tatapan mengintimidasi yang terus menghujam tepat ke arah retina Kyuhyun.

“Kyu,” panggil Sooyoung panik.

“Tenanglah, aku akan meletakanmu di sini dan aku akan pergi sehingga mereka tak bisa memburuku.”

Mata mereka menyalak marah menyaksikan Kyuhyun meletakan Sooyoung amat pelan lalu perlahan berjalan mundur berganti dengan langkah ringan di udara.

“Sooyoung. Choi Sooyoung!”

Gadis itu terdiam beberapa saat merasakan sentuhan tangan ibunya diseluruh tubuhnya. Matanya kosong dengan tatapan penuh luka, memang mau tak mau, sudi ataupun tidak peristiwa ini pasti akan terkuak pada akhirnya tapi bukan ini yang diinginkan Sooyoung, bukan semua penduduk desa bermai-ramai tahu tentang makhluk apa sebenarnya Kyuhyun ia  hanya ingin memperkenalkan Kyuhyun sebagai manusia seutuhnya hingga waktunya tiba ia akan pergi mengelana jauh dengan menyandang status sebagai istri Kyuhyun.

Tapi semua itu sekarang tinggal angan, hanya sebuah harapan kosong yang terus terngiang dalam benaknya. Ia benci. Ia benci kenapa Tuhan menciptakan cinta untuk dua insan yang berbeda.

“Siapa dia?” tanya ayahnya lantang mirip seorang yang sedang mengadili dibandingkan memberikan pertanyaan singkat.

Sooyoung terdiam cukup lama tak mau memberikan sebuah jawaban.

“Dia manusia serigala ‘kan? Waah jadi selama ini kau bersama lelaki terkutuk itu?”

“Dia bukan lelaki terkutuk ayah.”

“Kau pikir manusia serigala bukan terkutuk hah! Jangan pernah temui dia lagi,” ucap ayahnya sengit.

“Tidak. Maaf ayah aku tidak bisa menuruti perintah ayah,” ucap Sooyoung tegas namun terlihat sekali matanya memerah menahan tangisnya.

“CHOI SOOYOUNG!! Sejak kapan kau berani membantahku?! Ayah kecewa padamu, kau tahu itu!” teriak sang ayah murka tak mampu lagi menahan amarahnya.

Bibir anaknya bergetar hebat ingin mengajakuan berbagai spekulasi yang mungkin bisa membuat Kyuhyun dipandang dari sudut lain oleh ayahnya tapi sungguh sial kerongkongannya terkunci hanya karena satu kata ‘manusia serigala’. Memangnya kenapa kalau Kyuhyun seorang manusia serigala? Apa manusia serigala tak berhak hidup bahagia?!  Apa hanya manusia yang berhak hidup bahagia? Ini tak adil! Lalu bagaiaman dengan cintanya? Bagaimana nasib cintanya yang terlampau  kuat ditanamkan. Bukankah ini curang? Oh Tuhan aturanmu sungguh menjengkelkan. Bisakah Kau mengubahnya? Sooyoung berjanji akan selalu ke gereja jika kau mengabulkan permintaannya.

“Sooyoung kau pasti sudah terkena sihirnya.”

Sooyoung menggeleng tak percaya. Bodoh! Bagaimana mungkin ayahnya mengatakan hal itu, ia yakin ayahnya pasti tahu manusia serigala tak bisa melakukan sihir. Ayahnya memandangnya seolah berkata –lepaskan dia sayang dia tak baik untukmu— dan tanpa disadarinya air matanya jatuh untuk pertama kalinya di depan orang tuanya.

“Jauhi dia dan hidup bahagia oke?”

Sakit. Ini lebih dari sakit. Perih. Jika ada kata yang lebih menyedihkan dari sakit dan perih itulah yang mampu melukiskan hati kecilnya yang terus terhimpit hingga hanya rasa sesak yang dapat dirasakannya.

“Aku mencintainya ayah.”

Tiga kalimat itu mampu membuat wajah Ayahnya bagai tersambar petir, tangannya bergetar hebat, amarahnya kian membuncah seiring tangis Sooyoung yang semakin pecah.

“Sudah berapa lama?” tanya ayahnya mencoba meredam emosi.

“Lima bulan.”

“CHOI SOOYOUNG TERKUTUK KAU!”

‘Plak’

Sebuah tamparan keras menyentuh pipi Sooyoung menyisakan rasa sakit yang menjalar diseluruh wajahnya. Tapi bukan hanya pipinya yang tertampar tangan besar ayahnya tapi hatinya juga.

“Sudahlah kasihan anak kita.”

Ibu Sooyoung memeluk anaknya, membimbingnya untuk pergi meninggalkan hutan dan semua penduduk desa yang masih bungkam melihat kejadian tadi.

“Ibu aku mencintainya, bagaimana ini?” isaknya pada pelukan hangat ibunya.

“Maafkan ibu tapi benar kata ayahmu. Jauhi dia demi kebaikanmu.”

 

.||.

Mentari kini kembali berkuasa atas langit membiaskan sinar terangnya dalam belahan bumi manapun membuat penghuni bumi terus tersenyum sama halnya dengan Sooyoung. Ia selalu tersenyum ketika mentari muncul di ufuk timur sana membawa sinar hangatnya.Daripada harus rembulan malam yang selalu tersenyum memuakan, ah ia bukannya berpihak pada mentari dan menghujat kehadiran rembulan hanya saja… ia tak terlalu menyukai malam pekat berbintang karena hal itu membuatnya tak bisa bertemu Kyuhyun dan harus rela terpisah jarak dengan lelaki bermarga Cho itu.

Ia tersenyum sebentar menikmati sinar penguasa siang itu menerpa wajahnya lantas segera meraih tas rotannya berusaha berjalan mengendap-endap agar penghuni rumahnya tak ada yang mengetahui kepergiannya di pagi menjelang siang ini. Oh Sial! Di depan rumahnya tengah ada adik satu-satunya yang sedang berbincang ringan dengan seorang gadis berambut pendek. Beruntungnya tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk menyudahi perbincangan mereka karena wanita bergaun cokelat kemerahan yang Sooyoung tahu bernama Yoona sudah melambai pergi membuat adiknya—Soojung berjalan berlainan arah menuju toko kue yang ia tahu ada Minhyuk disana, ah pasangan yang sangat cocok. Dan ia iri dengan kesempurnaan hubungan mereka yang tak harus khawatir akan terenggut.

Kenapa semuanya terasa berat?

Perlahan bayangan peristiwa tadi malam mulai berputar di kepalanya bak potongan film yang terus di putar melalui LCD. Begitu jelas diingatannya sang ayah menamparnya penuh amarah dan yang paling membuatnya tak kuat menahan pilu adalah rasa kekecewa yang terlontar untuk dirinya, seumur hidup Sooyoung ia tak pernah melihat ayahnya sebegitu kecewa padanya ia selalu membanggakannya tapi mungkin setelah ini ia akan berhenti pamer pada teman-temannya betapa istimewanya Sooyoung. Air mata Sooyoung mulai menggenang dalam pelupuk matanya dan tanpa bisa dibendungnya lagi satu persatu bulir jatuh membasahi pipinya.

Kenapa ia selemah ini? Ugh bodoh! Bukankah ia sudah tahu dari awal bahwa Kyuhyun berbeda dan ia sudah berjanji akan memanggul konsekuensinya? Tapi kenapa ia malah sekarang merasa lemah?

Ia menghapus jejak kepedihannya dan dengan segera digantikan dengan senyuman palsu menggantung di bibirnya. Ia kembali berjalan penuh hati-hati menyentuh kenop pintu dan kembali menutupnya perlahan.

krek’

Apakah ada seseorang dibelakangnya? Apa adiknya kembali dari toko kue? Atau ayahnya kebetulan sedang pulang karena tak ada kuda yang harus dirawatnya lagi di kerajaan? Ataukah ibunya yang pulang dari menjahit?

Oh sial! Ia kini benar-benar merasa seperti seorang penjahat yang ketahuan basah sedang mencuri.

“Aku hanya ingin pergi ke tempat Jieun eonni, sungguh!”

Manik  milik Sooyoung terpejam menunggu jawaban dari seseorang yang memergokinya pergi. Sebenarnya ia tak boleh lagi keluar dari desa demi menjelajah hutan lagi karena seperti halnya sebuah kisah cinta memuakan, hubungannya diketahui sang ibu dari interogasi menyiksa yang dilakukan ayahnya tadi malam dan mau tak mau ia mengungkapkan seluruh kisahnya disertai tangisan tentunya tapi sialnya ayahnya marah besar dan melarangnya keluar rumah selama seminggu meski hanya sejengkal.

“Demi Tuhan! Aku hanya ingin pergi bermain dengan Jieun eonni.”

Masih tak ada respon dari seseorang dibelakangnya membuat Sooyoung bertambah panik, ia membalikan badannya secara takut-takut. Damn! Tak ada siapapun di sana kecuali dirinya yang sekarang bertampang bodoh. Lalu siapa yang..? Sooyoung memandang kedua pasang sepatu kulitnya dan ada ranting terselip disana.

Jadi dia… yang menginjaknya? Lalu seseorang di belakang itu? Sungguh lupakan!

Sooyoung kembali melangkah berhati-hati menembus semak-semak pembatas desa dengan pekarangan yang menjurus langsung ke arah hutan. Ia berlari pelan ke arah jalan masuk hutan. Langkahnya terhenti ketika ia menyadari sudah menyambangi hampir seperampat hutan namun tak menemukan adanya tanda-tanda Kyuhyun berada.

“Kau dimana bodoh?”

Ia kembali berlari menyusuri sungai berkelok tempat yang sering dikunjunginya dan Kyuhyun namun pemuda berkulit cokelat itu belum juga menampakan batang hidungnya.

“Kyu, aku merindukanmu.”

Butiran kristal kini mulai menggenang kembali memenuhi pelupuk matanya, ia menengadah bukan untuk melihat langit cerah yang terbentang tapi hanya ingin bulir air matanya kembali masuk dalam rongganya. Kenapa harus air mata lagi? Salahkan hatinya yang sellau terjepit ketika memikirkan Kyuhyun dan salahkan aturan tau takdir sialan ini.

“Kenapa menangis Soo?”

Sooyoung langsung memandang asal suara, melihat pemuda yang dicintainya sedang berdiri terpaku pada butiran kristal yang terjun bebas menelusuri pipi gadisnya. Sooyoung mengerjap kembali membuat air matanya kembali meluncur bebas.

“Kyu kupikir.”

Dalam sekali gerakan Kyuhyun mampu mendekap tubuh Sooyoung, memberikan ruang nyaman dalam pelukannya untuk mengeluarkan keluh kesahnya namun tak ada suara yang meluncur bebas hanya suara isakan kecil yang masih mendominasi hutan sampai saat ini.

“Apa seseorang menyakitimu?”

Pertanyaan singkat dari Sooyoung mampu membuat Kyuhyun terdiam cukup lama, ia tak mungkin mengatakan bahwa penduduk desa beramai-ramai mencarinya di setiap sudut desa membawa senjata tajam.

“Tidak sayang mereka tidak menyakitiku.”

“Aku takut, Kyu.”

Pelukan sang gadis bertambah erat seiring bertambahnya ketakutan yang mulai menyusup ke dalam celah-celah pori-pori kulitnya merasuk ke dalam dan meresap dalam tulang serta darahnya. Ia hanya takut kisahnya tak pernah terwujud layaknya ariel sang puteri duyung yang tak bisa bersatu dengan pangeran, atau seperti kisah rakyat yang mengisahkan hubungan kasih Wol Ryung manusia setengah mitos dengan puteri yang terbuang Yoon Seo Hwa bukankah ending mereka tak bersatu?

“Kyu.”

Sooyoung melepaskan pelukannya lalu beralih menatap teduh pada manik lelaki itu oh shit! Ketakutan yang selama ini dipendamnya mulai terkuak dan menyelimutinya ketika ia bertatap pandang dengan Kyuhyun. Ia kembali menatap manik Kyuhyun yang penuh pancaran kelembutan sesungguhnya ada banyak frasa yang ingin disampaikannya tapi abjad telah mengkhiantinya lebih dalam membuat bibirnya bergetar tanpa adanya suara.

Sooyoung kembali menyusun setiap frasa yang ada di kepalanya tentang pelarian mereka tapi untuk kedua kalinya matanya terkunci pada manik pekat Kyuhyun.

“Aku mencintaimu. Percayalah,” gumamnya pada akhirnya.

“Aku selalu percaya padamu Sooyoung, tapi kenapa mereka tak percaya padaku? Apa karena aku berbeda?”

Sooyoung terdiam, terbesit rasa iba menggelayuti hatinya melihat tubuh kekar Kyuhyun yang terbalut kain hijau kasar tak berdaya,  kini kedua bola matanya mulai memproduksi cairan hangat  membuatnya ingin sekali merengkuh tubuh Kyuhyun namun ada sesuatu yang membuatnya tertahan. Kyuhyun selalu marah jika di peluk ketika ia menangis.

Dan Sooyoung telah mengingkari janjinya.

Ia memeluk Kyuhyun dalam,  membenamkan seluruh kepalanya pada dada bidang Kyuhyun. Tak lama ia melepas pelukannya.

“Kyu apapun yang terjadi aku mencintaimu, ayo kita pergi Kyu. Aku mohon bawa aku pergi.”

Kyuhyun masih terdiam mutiara hitam pekatnya memandang lurus mengabaikan tatapan memohon yang dipancarkan manik sembab hazel gadisnya.

“Kyuhyun!”

“Cho Kyuhyun!”

Masih tak ada reaksi dari Kyuhyun. Ia masih saja terdiam terpaku dengan retinanya yang mulai membesar takut, Sooyoung yang mulai penasaran ikut menyaksikan objek penglihatan Kyuhyun.

“Ayah! Ibu!”

Berpuluh-puluh pasang mata menatap keduanya garang terlebih lagi pada sesosok pria yang kini sedang menghalangi tubuh Sooyoung dengan tubuhnya. Ada kilatan marah yang tak terkira dalam pancaran mata kedua orang tua Sooyoung.

“Tidak! Kumohon,” ucap Sooyoung memelas.

Ia beranjak ke depan menyaksikan puluhan pasang mata yang menggeram murka ke arah Kyuhyun. Sooyoung menahan nafasnya sejenak lalu menghembuskannya kasar.

“Kami saling  mencintai kumohon biarkan kami bahagia,” ucap Sooyoung kembali memelas.

“Kau pasti sudah terkena sihirnya!”

“Tidak! Aku sadar, percayalah padaku.”

Sooyoung bergerak gelisah. Ia menatap satu persatu penduduk desa mencoba meyakinkan mereka bahwa semuanya adalah murni ulah cupid yang sudah menghunuskan panahnya pada dirinya dan Kyuhyun bukan karena sihir sihir yang selalu disebutkan penduduk desa sebagai alibi mereka. Hatinya meronta saat tak menemukan rasa percaya pada semua orang ah kecuali adiknya—Soojung ia menatap Sooyoung ragu, bingung harus mempercayai kakaknya atau tidak. Kembali dapat dirasakannya air matanya turun dengan cepat menimpa pipinya disertai rasa sesak yang begitu memuakan.

Salah seorang laki-laki bermarga Ahn merangsek kedepan sambil mengangkat tinggi-tinggi obornya kemudian berseru, “Sudahlah! Persetan dengan cinta! Yang terpenting jangan biarkan ada manusia berdarah serigala hidup di muka bumi ini.”

Sooyoung maupun Kyuhyun menatap penduduk desa waspada. Mutiara pekat milik Kyuhyun mulai terlapisi cairan bening yang semakin memilukan hatinya, apa yang salah dengannya? Hanya secara fisik ia berbeda kenapa mereka begitu membencinya? Kalau begitu salahkan Tuhan yang telah memberikan anugerah terburuknya padanya, salahkan ibunya yang melahirkannya ke dunia ini dan salahkan cupid karena sudah menembakkan panahnya menembus jantungnya hingga tak bisa lagi tercabut secara paksa.

“Kenapa?” gumaman singkat milik Kyuhyun mampu membuat penduduk desa menatapnya was-was.

Sooyoung menoleh ke arah Kyuhyun belum pernah ia menemukan nada terperih yang Kyuhyun katakan, hatinya memilu melihat tubuh kekar Kyuhyun bergetar. Jiwanya seakan ikut meronta akan perang batin yang sedang dialami lelaki tinggi itu.

“Kenapa kalian membenciku? Apa karena kalian takut aku akan melukai kalian?!”

“Jika karena hal itu aku bersumpah demi langit dan bumi! Aku takan pernah menyentuh daging manusia lagi, puas?!” teriak Kyuhyun kasar.

Beberapa penduduk desa terdepan mundur melihat kemarah Kyuhyun yang tak bisa terbendung lagi, terbesit rasa iba yang mulai menyelimuti hati mereka tapi rasa takut lebih mendominasinya hingga membuat mata mereka gelap akan rasa kasihan.

“Aku mohon ayah!” isak Sooyoung tak tahan.

“Maaf nak, takkan kubiarkan kau berhubungan dengan manusia serigala itu!” pekik ayahnya marah.

“Apa salahnya!! Apa salahnya dia manusia serigala? Apa salahnya dia sedikit berbeda? Toh dia sama saja makhluk hidup!” pekik Sooyoung tak kalah keras hingga membuat ayahnya terlonjak kaget.

“Nak kau tak mengerti, kemarilah,” ucap Ibu Sooyoung memohon.

“Tidak! Tidak! Kalianlah yang tak mengerti.”

Eonni tolonglah jangan buat ini semakin sulit. Kau bisa bersama lelaki manapun yang kau mau Jaebum Oppa? Myungsoo Oppa? Minho Oppa? atau.. atau.. –“

“—Minhyuk. Aku ingin kekasihmu bagaimana? Apa kau bisa memberikannya?”

Adik Sooyoung –Soojung—terdiam hatinya bergetar saat Sooyoung meminta kekasihnya dengan mata menajam layaknya sebuah tantangan.

“Baiklah, baiklah aku akan memberikan Minhyuk Oppa padamu.”

Kali ini yang terdiam Sooyoung dapat dilihatnya bola-bola biru cemerlang milik adiknya memancarkan kesedihan yang bercampur dengan pengorbanan tulus. Ia tahu adiknya selalu tulus padanya selalu mencoba memberikan yang terbaik untuknya tapi jangan ini, jangan korbankan cintanya.

“Kumohon kemarilah dan hiduplah bahagia,” gumam Soojung terisak.

“Tidak Soojung! Kau tidak mengerti. Aku mencintai Kyuhyun sama halnya rasa cintamu pada Minhyuk.”

“Aku berani mengorbankan Minhyuk Oppa demi kebahagianmu eonni, jadi tolong lepaskan dia demi kebahagiaanmu juga.”

Ada nada yang memohon terselip diantara deretan kalimat yang Soojung katakan.  Manik biru cerahnya menatap mutiara milik Kyuhyun memohon seolah meminta untuk melepaskan Sooyoung. Namun layaknya cinta pada umumnya kedua insan itu telah menutup mata pada kenyataan hukum alam, mereka lebih memilih mempertahankan cintanya.

“Maaf,” ucap Kyuhyun bergetar.

“Aku tak bisa melepaskannya,” lanjutnya lagi.

Sooyoung terhenyak ia memandang Kyuhyun penuh haru ternyata bukan hanya dirinya saja yang ingin mempertahankan cinta  ini tetapi Kyuhyun juga. Namun tanpa disadarinya Soojung telah mendekat secara perlahan menarik lengan kakaknya dan menariknya jauh ke belakang hingga dapat dirasakannya tubuhnya limbung  membuat dirinya dan  Sooyoung terjatuh.

“Akan kulakukan apapun untukmu eonni,” ucap Soojung lembut.

“Soojung kau tidak mengerti,” isak Sooyoung keras.

Dapat dilihatnya secara nyata penduduk desa beramai-ramai berlari kearah Kyuhyun memukulinya dengan benda tumpul yang mereka bawa, bahkan diantara mereka ayahnya lah yang terlihat sangat buas kala itu.

‘bugh’

“Rasakan itu lelaki terkutuk!”

‘bugh’

“Aku akan membunuhmu.”

‘bugh’

“Pergi ke neraka makhluk menjijikan!”

Sooyoung menggeleng kepalanya frustasi melihat tubuh Kyuhyun yang diinjak, dipukul, dan di tendang semena-mena oleh penduduk desa. Ia bangkit namun langsung ditahan oleh beberapa tangan yang entah siapa tapi Sooyoung yakin salah satu diantaranya terselip tangan lembut ibunya dan adiknya.

“Tidak aku mohon,” ucapnya memelas.

“Sudah hentikan!”

Penduduk desa masih memukul Kyuhyun menyalurkan setiap rasa takut mereka dalam bentuk sebuah pukulan keras pada rahang, tubuh, serta kakinya membuat cairan kental berwarna merah pekat keluar membasahi baju yang menutup tubuh Kyuhyun.

“Demi Tuhan hentikan!”

Sooyoung kembali mencoba berkelit namun sia-sia tenaga orang yang mencengkramnya lebih kuat. Ia mencoba lagi kali ini dengan  menggigit lengan salah satu diantara mereka yang mampu membuat seseorang menjerit kesakitan hingga membuat lainnya terkejut dan membuat pertahanan mereka lengah. Hal itu di manfaatkan Sooyoung untuk melepaskan diri.

“Hentikan!” teriaknya keras.

Ia mengambil salah satu parang dari lengan seorang lelaki bernama Minho lalu mengarahkan mata pisaunya pada lehernya sendiri.

“Hentikan atau kalian akan lihat kepala seorang Choi Sooyoung menggelinding.”

“Hentikan! Atau aku kan bunuh diri!” pekiknya lebih keras yang mampu membuat semua pasang mata melihatnya.

“Pergi kalian semua dari sini!” teriaknya marah.

“Sooyoung apa yang kau lakukan?!”

“Pergi kalian!”

“Baik. Baik kami akan pergi, asalkan kau letakan parangmu sayang,” ucap Ayah Sooyoung melembut.

“Tidak akan ayah sebelum kalian angkat kaki dari sini.”

“Baik jika itu maumu tapi kumohon pulanglah dengan kami,” ucap ayahnya lagi.

Sooyoung menggeleng pelan.

“Atau kau ingin melihat kekasihmu terbunuh disini?”

“Dan ayah akan melihatku mati dengan kepala terpisah.”

“Pulanglah dulu sayang, dan kami berjanji tidak akan menyakiti manusia serigala itu, hm? Kau percaya pada ayah ‘kan?”

“Tidak!”

“Sooyoung, kumohon.”

“Pulanglah Soo.”

Sooyoung menatap Kyuhyun tak percaya, ia menggeleng pelan saat melihat senyuman kecil menggantung pada bibir Kyuhyun. Tidak! Ia takkan meninggalkan Kyuhyun sendirian dengan luka separah itu. Bahkan ia yakin untuk kerumah saja rasa tak mungkin mengingat kedua matanya sudah membengkak biru, kakinya tergores di sana sini, belum lagi rembesan darah yang begitu kentara di perut kirinya.

“Tidak Kyu aku—“

“—Kau harus pulang toh penduduk desa akan pergi juga ‘kan.”

Bibir Sooyoung bergetar ringan bingung harus mengatakan apa selain menuruti perintah Kyuhyun. Ia yakin Kyuhyun selalu benar.

“Baiklah, ayo cepat pergi dan tak boleh ada yang mengingkari janjinya atau kalian akan melihat arwahku menghantui kalian,” ucap Sooyoung lantang.

Sooyoung memaksakan senyum terbaiknya pada Kyuhyun saat ibu dan adiknya menarik lengannya sedikit kasar menjauhi tempat Kyuhyun berpijak. Sekali lagi Sooyoung melihat tubuh kekar Kyuhyun yang sudah tergores sana-sini dengan luka lebam hampir di seluruh tubuhnya tersenyum lembut kearahnya.

“Hati-hati di jalan Soo.”

Tubuh ringkihnya memandang Sooyoung sekali lagi memenuhi isi kepalanya dengan bayangan terakhir Sooyoung. Ia tahu setidaknya cepat atau lambat ia akan dimusnahkan oleh penduduk desa jika masih bertahan di hutan ini.

Kyuhyun berjalan tertatih-tatih menuju gubuk kecilnya yang terbilang sangat jauh dari seperempat hutan yang biasa dilalui oleh penduduk untuk berburu, jika saja penduduk desa itu tak memukulinya hingga separah ini mungkin ia bisa menggunakan kekuatan larinya untuk menembus deretan pepohonan yang menjulang tinggi tanpa perlu bersusah payah berjalan terseok-seok seperti ini.

Dapat dirasakannya perih semakin menjalar pada tubuhnya ketika kakinya melangkah, sarafnya serasa akan putus saat itu juga ditambah dengan darah yang masih mengalir dibagian perut kirinya membuat keringat dingin melapisi wajahnya.

Ia berhenti sebentar, menyandarkan tubuhnya pada batang besar cokelat berlumut kemudian memejamkan matanya mencoba meminimalisir rasa sakit yang terus menyerangnya hingga tanpa disadarinya ia tertidur dengan darah masih menetes sedikit demi sedikit dari perut kirinya.

Tiga puluh menit berlalu Kyuhyun masih tertidur di bawah rindangnya pohon besar. Daun telinganya bergerak-gerak gelisah mendengar suara sepatu kulit yang bersinggungan dengan tanah, awalnya hanya sebuah seokan kecil tetapi perlama suara itu  semakin jelas dipendengarannya berarti ada seseorang yang mendekatinya sekarang ini.

Kyuhyun memilih diam mengira-ngira apa yang akan dilakukan seseorang di sana. Jika dia ingin membunuhnya saat itu juga baiklah sepertinya Kyuhyun menerimanya dengan lapang dada karena bagaimanapun ia terluka parah dan tak bisa bergerak lebih dari sekedar menghindar saja.

Perlahan suara itu menghilang digantikan suara debuman lutut yang bersibakku dengan tanah berhumus di depannya yang langsung membuat manik Kyuhyun terbuka.

Orang itu terkejut, ia menghentikan tangannya di udara ketika ingin menyentuh luka Kyuhyun.

“Siapa kau?” tanya Kyuhyun menyipit.

“Aku..Ak..Aku Choi Soojung. Adik Sooyoung.”

Nafas Kyuhyun tercekat begitu menyadari bahwa gadis bergaun biru di depannya adalah salah satu diantara orang-orang yang menentang hubungannya.

“Aku di sini tidak ingin menyakitimu sungguh, Kyuhyun Oppa?”

“Darimana kau tahu namaku?” tanya Kyuhyun datar.

Eonni yang mengatakannya dia menyuruhku untuk mengobatimu,” ucap Soojung takut-takut.

Kyuhyun memandang tajam ke wajah Soojung yang sama cantiknya dengan kakaknya hanya saja wajah Soojung lebih tirus dan badannya lebih ramping dari Sooyoung.

“Aku bersumpah! Aku diutus eonni untuk mengobatimu,” ucap Soojung meyakinkan

“Baiklah,” ujar Kyuhyun lemah.

Dengan hati-hati Soojung merobek bagian perut kiri Kyuhyun, matanya membelalak begitu melihat luka dalam yang menganga di depannya. Ia segera mengambil tumbuhan yang dibawanya dari rumah lalu menumbuknya dengan beberapa bahan lainnya mencampurkannya menjadi satu dan kembali menumbuknya hingga halus. Sebelum ramuan itu ia letakan pada luka Kyuhyun terlebih dahulu ia mengeluarkan tempat air minum menuangkannya pada mangkuk kecil yang terbuat dari perunggu lalu membersihkan luka Kyuhyun menggunakan kain kecil.

“Sakit,” ucap Kyuhyun refleks.

“Maaf.”

“Jangan takut seperti itu, aku takkan melukaimu percayalah,” ucap Kyuhyun sambil tersenyum hangat.

Senyuman singkat milik Kyuhyun mampu membuat Soojung  lebih baik.

Setelah meletakan ramuan pada bagian yang terluka lalu Soojung membalutnya dengan kain putih agar ramuan yang sudah turun temurun ada di keluargannya tak jatuh bercecer di tanah. Ia beralih pada luka lebam yang sudah menjadi hiasan menyedihkan pada tubuh Kyuhyun.

Soojung kembali meramu beberapa tumbuhan liar yang didapatnya di hutan tadi, lalu meletakannya pada kain tipis. Ia tempelkan kain itu pada bagian luka lebam Kyuhyun.

“Kyuhyun Oppa, kenapa kau bersikeras seperti ini? Aku tahu kau bukan orang jahat.”

“Aku juga tidak tahu.”

“Tidakkah Oppa berpikir ini semua sia-sia? Maksudku.. “ ucapan Soojung  terhenti mencari kata yang tepat.

“Aku tahu, bukankah sudah selayaknya manusia dengan manusia? Itu hukum alam dan tidak bisa ditawar lagi,” ucap Kyuhyun sambil menerawang jauh melintasi kumpulan awan putih yang saling berpelukan.

“Lalu kenapa masih saja bersikap keras kepala?”

“Kalaupun aku pergi dari sini toh pada akhirnya aku juga akan mati di ujung dunia sana hanya berbeda siapa yang membunuhku. Lagipula akan sangat tersiksa jika hidup tanpa Sooyoung jadi lebih baik berjuang  hingga titik terujung yang pernah kujalani,” ujar Kyuhyun tenang sambil tersenyum.

“Bisakah kau melepaskan Sooyoung eonni?”

Pertanyaan itu langsung menohok tenggorokan Kyuhyun membuatnya susah payah menelan salivanya kuat.

“Entahlah.”

“Kalau begitu sebagai adik aku hanya bisa menyemangati Oppa. Maaf tidak bisa berbuat lebih.”

Soojung tersenyum lembut sebelum beranjak dan meningalkan Kyuhyun yang melambai hangat padanya.

“Maaf, jika aku mencintai kakakmu berlebihan.”

.||.

Kala itu mentari telah beranjak malas dari langit menggeser posisinya agak condong ke barat yang membuat sinar terangnya berubah orange kemerahan di cakrawala barat.

Dan kala itu Sooyoung masih terdiam menatap deretan kelelawar yang terbang berselingan di langit sana. Bibirnya mengembang membentukan lengkungan indah mengingat kejadian sore di padang tulip di mana hanya ada dirinya dan Kyuhyun yang terjebak dalam lingkaran kebahagiaan tapi kenapa semuanya berubah begitu saja saat penduduk desa ikut meramaikan hubungannya? Menghujat Kyuhyun lebih dari sekedar sebuah hinaan atau cemoohan belaka. Senyumannya mengabur mengingat wajah Kyuhyun yang penuh luka yang kesakitan akibat luka yang ditorehkan penduduk desa.

Sudah hampir dua hari ini ia tak melihat wajah bulat Kyuhyun, baju hijau kumalnya yang selalu tercampur aroma tanah dan bibir tebalnya yang menggodanya dengan kata-kata manis. Ia merindukan sosok Kyuhyun, ia merindukan suara beratnya yang selalu mampu membuat jantungnya berloncatan. Ia sangat merindukan Cho Kyuhyun

“Bodoh,” gumamnya pelan terlampau pelan hingga hanya dirinya yang bisa mendengarnya.

Tangan kurusnya beralih ke arah jendela menggapai kedua bagian kayu berlubang itu dan menutupnya. Mengakhiri pemandangan dunia menakjubakan di luar sana, terlampau sakit jika harus menatap cakrawala sore yang selalu berhasil menggodanya untuk menatap berlama-lama dengan Kyuhyun.

Eonni.”

Sebuah suara lembut yang disertai decitan pintu membuat Sooyoung menoleh ke arah adik satu-satunya yang kini sedang menatapnya lembut dengan membawa senampan makanan lezat. Sooyoung tersenyum tapi tak berniat menyapa Soojung seperti biasa.

Soojung menghela nafas melihat lengkungan pada bibir Sooyoung. Gumaman kesal keluar begitu saja saat mendapati nampan pagi tadi masih berisi lengkap hanya terkikis susu kambing dan roti pulam itupun hanya setengahnya saja selebihnya masih utuh tak tersentuh.

“Kau harus makan.”

Soojung semakin kuat mengigit bibir bawahnya melihat Sooyoung hanya tersenyum sekilas. Jujur saja hatinya kian tersiksa menyaksikan kakak yang selalu dibanggakannya teduduk lemah dengan berat badan yang semakin menyusut dari hari ke hari.

“Bagaimana keadaan Kyuhyun?”

Kegiatan Soojung terhenti, nampan yang dipegangnya bergetar hebat.

“Kenapa?”

Aah, tidak. Tidak apa-apa.”

“Soojung aku tahu kau berbohong, katakan padaku apa yang terjadi.”

Pandangan Soojung bergerak lincah menolak bertatap pandang dengan sinar kecemasan Sooyoung.

“Soojung! Demi Tuhan jika kau tidak mengatakannya aku akan membencimu.”

“Soojung,” panggil Sooyoung kembali dengan nada lembut yang mendominasinya.

“Kyuhyun Oppa .. dia.. dia.. maafkan aku eonni aku sudah bericara ini pada ayah tapi ia justru marah padaku dan maafkan aku karena tak bisa mencegah ayah dan penduduk desa untuk membunuh Kyuhyun Oppa sore ini.”

Sooyoung terlonjak kaget mendnegarnya.

“Apa mereka sudah berangkat?”

“Sepuluh menit yang lalu.”

Dapat Sooyoung rasakan semua tulangnya meleleh dan jantungnya berhenti berdetak. Pertahanannya runtuh begitupun dengan hatinya yang tak tersisa sekeping utuh pun.

Eonni  mau kemana?” tanya Soojung kebingungan saat melihat Sooyoung berlari panik ke arah pintu cokelat berukirnya.

“Jika eonni ingin pergi percuma, ibu ada disana. Dia akan langsung menyeretmu jika melihatmu keluar dari kamar meski hanya satu inci.”

“Lalu bisakah kau membantuku?”

“Tapi eonni—“

“—Aku mohon Soojung kau adikku. Aku meminta bantuanmu sebagai wanita dan sebagai seorang kakak, kumohon.”

Soojung mengangguk pasrah. Ia menelan salivanya kuat-kuat ketika keluar dari kamar Sooyoung. Senyumnya mengembang samar melihat ibunya sedang tersenyum ke arahnya.

“Ibu..”

Soojung menggigit bibir bawahnya lebih keras.

“Ibu maukah kau berbicara pada Minhyuk Oppa bahwa.. bahwa hubunganku dengannya cukup sampai di sini aku tak sanggup mengatakannya sendiri aku butuh ibu.”

Soojung tahu resiko yang diambilnya tapi hanya dengan inilah ibunya bisa pergi dari rumah tanpa rasa curiga. Hanya dengan alasan menyedihkan ini ia dapat menolong kakaknya, jika memang takdir baik padanya ia pasti akan bersama kembali dengan Minhyuk.

“Apa ada masalah sayang?”

“Iya, aku mohon ibu.”

Seberkas air jatuh membasahi pipi tirusnya, batinnya menangis tapi Minhyuk takkan sebodoh itu ia pasti menanyakan alasannya dan jika ia menjelaskan alasan sebenarnya pasti Minhyuk akan tersenyum dan kembali padanya. Ya, dia tahu Minhyuk adalah pemuda baik.

“Tapi Sooyoung?”

Eonni sedang tidur.” jawab Soojung cepat.

“Tapi..”

“Ayolah kumohon bu,” rajuk Soojung lagi.

Akhirnya Ibu Sooyoung pergi menuju toko kue tempat dimana Minhyuk bekerja sejujurnya ia sangat menyukai Minhyuk tapi mau bagaimana lagi anaknya tak menyukainya dan ia tak bisa memaksakan kehendak anaknya. Memaksa kehendak? Sang ibu tersenyum tipis, pastilah ia terlampau kejam pada Sooyoung.

Dan kini giliran Sooyoung, ia berlari kencang menuju bagian hutan melewati kumpulan semak belukar yang terlindas di sana sini pastilah banyak penduduk desa yang ikut andil dalam kegiatan terkutuk ini. Demi Tuhan! Ia takkan terima jika seseorang berani menggores lengan Kyuhyun.

Ia berhenti sejenak menghirup oksigen sebanyak-banyaknya kemudian berlari kembali melalui jalan pintas yang digunakannya untuk pulang dapat ia rasakan semak belukar yang dilewatinya menggores permukaan kulitnya.

Langkahnya terhenti matanya memanas dan dadanya sesak melihat mutiara hitam pekat milik Kyuhyun telah berubah warna menjadi amber[1] penuh amarah. Ia menggeleng pelan saat melihat beberapa penduduk desa terbaring lemah di atas tanah dengan cabikan di sana-sini.

Ia masih tak percaya saat Kyuhyun dengan buas mendaratkan kesepuluh kuku tajamnya ke arah seorang penjual daging. Dia bukan Kyuhyun, bukan. Kyuhyun yang dikenalnya bukan manusia serigala buas tapi seorang manusia serigala lembut.

“Kyuhyun,” panggilnya masih tak percaya.

Aktifitas Kyuhyun terhenti rahangnya terbuka sedikit melihat Sooyoung menatapnya asing dan seakan semua itu sihir ambernya kini telah berubah kembali menjadi warna hitam pekat saat bertatap pandang dengan manik ketakutan Sooyoung, manik yang sama dilihatnya ketika pertama kali bertemu. Dan Kyuhyun benci tatapan itu.

“Soo,” panggilnya lirih. Sekarang Kyuhyun telah berubah menjadi manusia seutuhnya.

“Serang!” teriak penduduk desa.

“Tidak! Kumohon!”

Sooyoung berteriak marah saat penduduk desa lainnya beramai-ramai menghantam tubuh Kyuhyun.

“Hentikan! Hentikan!”

Tubuh Sooyoung yang berbalut gaun ungu bergetar hebat, ia menggeleng pilu ketika melihat tubuh Kyuhyun diinjak-injak penduduk desa. Ia semakin terisak saat tak sengaja melihat senyuman ringan Kyuhyun diantara celah kaki besar mereka, senyumannya tenang dan menenangkan. Senyuman sama yang selalu di berikannya.

“Kumohon,” isaknya penuh amarah dan kali ini mampu membuat penduduk desa menghentikan aktifiasnya

Ia melangkah pelan ke arah tubuh Kyuhyun yang sudah tak lagi dipukuli penduduk desa. Tubuhnya ambruk, air matanya meleleh tiada henti, hatinya kian teriris sembilu melihat pemandangan menyedihkan ini.

“Soo,” panggil Kyuhyun lemah.

“Aku mencintaimu percayalah,” lanjutnya dengan lengkungan indah masih menggantung.

Sooyoung tak mampu lagi berkata hanya derai air mata yang mampu berbicara. Ia melihat seluruh tubuh Kyuhyun yang menyedihkan, dapat dilihatnya darah mengalir deras dari perut kirinya, kakinya yang sudah di penuhi darah segar dan luka biru di sekujur tubuh ringkihnya.

“Kenapa tidak pergi saja kalau begini pada akhirnya?”

Tangan Sooyoung mengusap pelan pelipis Kyuhyun yang masih tercampur pekatnya darah.

“Kyu,” gumamnya tak kuat.

Tangan besar bercampur darah milik Kyuhyun menggapai permukaan halus jemari Sooyoung. Menautkan jemari mereka satu sama lain.

“Kau tanya kenapa?”

Sooyoung mengangguk tegar namun hatinya semakin memipih bersamaan dengan air mata yang melelh pada manik pekat Kyuhyun. Matanya terpejam sesaat saat merasakan ngilu di jantungnya.

“Kyu, kau kenapa?” tanya Sooyoung panik.

Kyuhyun masih terpejam, giginya bergemeletukan menahan rasa sakit pada jantungnya.

“Soo,” gumam Kyuhyun pelan.

Membutuhkan kekuatan ekstra bagi Kyuhyun untuk menggumamkan tiga huruf terindah yang pernah ia ucapkan seumur hidupnya.

“Alasannya adalah .. karena aku mencintaimu.”

Sooyoung mengerjapkan beberapa kali lalu tersenyum indah mendengar jawaban Kyuhyun.

“Aku lebih lebih mencintaimu, Kyu.”

Kata termanis yang pernah di pelajarinya selama delapan belas tahun hidup di dunia adalah aku mencintaimu dan aku juga mencintaimu. Hanya dua kalimat itulah ia hidup dengan penuh makna.

“Sooyoung. Maafkan ayah.”

Ayahnya menyeret paksa Sooyoung menjauh dari Kyuhyun. Genggeman jemari mereka melemah seiring bertambahnya jarak yang terbentang .. hingga pada akhirnya hanya embusan angin musim semi di bulan kedua ini yang mereka rasakan.

Dan untuk terakhir kalinya Sooyoung kembali berteriak saat penduduk desa beramai-ramai menghabisi Kyuhyun.

“Kyuhyun!” teriak tak berdaya.

“Soo, apa aku sudah bilang bahwa aku sangat mencintaimu?” gumamnya dalam hati.

Matanya terpejam mencoba melawan rasa sakit yang semakin liar menyerangnya. Ia terbatuk pelan saat sepatu seorang lelaki berubuh tambun menyentuh perut kirinya.

Tuhan.. apakah ini takdirnya sebagai manusia serigala? Apakah ini kematian yang kau rencanakan? Jika ya, hanya satu jawaban yang mampu Kyuhyun katakan.

Terima kasih.

Terimakasih sudah mengijinkannya bertemu seorang gadis cantik penuh kelembutan. Terimakasih sudah membiarkannya menjalin kasih dengannya meski sebentar.

Dan.

Terimakasih untuk kematian penuh pengorbanan ini. Aku menyukainya.

.END.

 

 [1]Amber : Amber didefinisikan sebagai warna kuning keemasan dan warna cokelat muda/warna tembaga. Alasan dibalik mata Amber adalah pengendapan ‘lipochrome’, pigmen kuning di iris. Ini adalah warna mata yang sangat langka dan juga dikenal sebagai ‘mata serigala’ karena mata kuning sangat umum di serigala.

 

Please don’t bash me because this bad fanfiction.

 

Annyeong ini  ff lomba KSI yang terakhir, aku mohon kpd para reader untuk comment dan vote ffnya ywh.

Karena pemenangnya ditentukan dari comment dan vote readers semua ywh

jangan lupa untuk tulis kata vote juga diakhir comment, untuk ff yang kalian anggap paling bagus ywh chingu gomawo

Semangat dan semoga ff Fav kalian yang menang

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1445

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>