MY LADY #2
Title : My Lady [Series]
Author : Mrs. Jumping
Length : Series
Genre : Romance
Main Cast : Cho Kyuhyun,Choi Sooyoung
Support Cast : ?
Rating : Page 15
Disclaimer: Fanfict ini murni buatan saya, jika ada kesamaan alur,tema dan tempat pada cerita itu merupakan kebetulan semata. Fanfict ini terinspirasi dari banyak hal yang saya lihat, dengar dan lainnya. Novel, komik, drama – drama romantic adalah salah satu contoh hal – hal penunjang ff ini. Jad seperti kalimat diatas. Merupakan kebetulan atau ketidaksengajaan saja.
Recommended Song : Cold Cherry – Growing Pains 2 [Heirs OST]
Cinta yang diam atau Cinta yang berkata
BEFORE STORY
“Noona, mian. Aku sungguh tak tahu jika dia dokter disini. Aku piikir dia model, melihat penampilannya yang begitu cantik.”
“Astaga, apa sich yang sedang kau pikirkan? Hingga membedakan teman kencanmu dengan dokter sepertinya begitu sulit?”
“Tapi, jujur dia memang cantik, serta berbeda dengan tem——-”
“Tentu saja Kyu, dia seorang dokter. Dokter spesialis anak.”
“Oh, pantas”
Ahra memijat keningnya, tadi pagi Ji Eun sekarang Kyuhyun. Astaga dia seperti memilki 2 anak saja.
“Kyu, dokter Choi adalah dokter paling muda disini. Dan dia adalah Snow Whitenya Ji eun!”
“OH,,,,,,”
1 DETIK
2 DETIK
3 DETIK
4 DETIK
5 DET—-
“MWO!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Oh TRIPLE NOnoNO batin Ahra melihat kelakuan adik bejatnya ini.
***
Pemandangan kota Seoul malam hari masih dipenuhi hiruk pikuk layaknya kota metropolitan pada umumnya. Kota yang menampilkan kemewahan, keceriaan, kesengsaraan, dan mimpi-mimpi kecil. Gadis itu, gadis di dalam mobil berwarna kuning dengan label TAXI itupun juga tak luput dari semua retorika kota tersebut. Dan malangnya selama 2 tahun tinggal di Seoul untuk pertama kalinya dirinya merasa tak aman dan terancam. Walaupun, konotasi terancam tersebut bukan karena dikejar-kejar mafia ataupun hal – hal action lainnya. Tapi, karena ulah seorang namja.
Mungkin terdengar klise tapi bagi Sooyoung, insiden “mengerikan” di rumah sakit tadi membuat Sooyoung merutuki keputusannya berdandan di rumah sakit.
Hal – hal berbau negative wira- wiri di otak cantiknya. Apakah aku seperti gadis gampangan? Apakah pakaianku terlalu sexy? Terlalu berlebihankah make up ku?.
Tapi sekali lagi, Sooyoung tak menemukan hal – hal mencurigakan tersebut. Yah, walaupun harus dia sadari dress yang dipakainya malam ini memang sedikit pendek. Hanya sedikit!!!!!
Lamunannya terbuyar ketika suara pria paruh baya itu mengintrupsinya
“Nona, kita sudah tiba di tempat yang nona katakan tadi.”
“Nona!”
“Nona!”
Sooyoung segera sadar akan kondisinya, dan segera mengulurkan uang sesuai argo tariff taxi tersebut.
“Ah, gomawo ahjussi. Selamat malam!”
Sooyoung segera beranjak menuju kafe tersebut. Ya, dia harus mensetting wajahnya agar para sahabatnya tak mencurigai dirinya. Sooyoung tak ingin membuat Nona Kwon nya sedih karena melihat berjuta – juta bibit kerutan kekesalan tercipta diwajahnya.
“Ya, nona Choi!!! Aku dan Yoona, Tiff hampir saja menyuruh polisi untuk menjemputmu gara – gara kau begitu lama sekali.”
Sooyoung menarik kursi dan segera duduk. Mungkin malam ini dia harus merahasiakan mengenai insiden “mengerikan” di Rumah sakit. Toh dia tak berharap bertemu namja tak beretika tadi.
“Oh Tuhan maafkan hambamu ini.” Batinnya
***
Gedung putih, tempat berkumpulnya para pengusaha dan sosialita di Seoul dibuat lebih terang dengan lampu – lampu emas yang menimpa karpet merahnya. Para tamu undangan sudah berdatangan, termasuk mereka yang diberi golden ticket.
Sepertinya halnya Cho Kyuhyun, namja yang 3 tahun belakangan ini wajahnya selalu wira wiri di pemberitaan televisi maupun majalah ternamapun sudah sangat rapi dan memukau dengan setelan jas, kemeja, dan segalahal yang melekat pada diri sempurnanya. Yang Oh jangan ditanya berapa nominal hal – hal tersebut.
“Tidak ada gadis malam ini?”
“Diam atau kulempar kau ke sungai Han sekarang juga, Changmin sii!”
“OK,OK aku minta maaf.”
Namja yang menyapa Kyuhyun dengan sapaan aneh itu tak lain dan tak bukan adalah Shim Changmin. Arsitek muda yang tak kalah mempesona ,tampan, kaya dan memiliki riwayat keluarga yang juga sangat berpengaruh. Walaupun tetap saja Cho Kingdom masih lebih tinggi pengaruhnya.
“Aku hanya penasaran melihatmu dalam acara lelang kali ini tanpa menggandeng yeoja sekalipun. Mengingat reputasimu yang selalu tak pernah absen membawa yeoja berbeda disetiap acara berbeda setiap bulannya. Wae?”
“Apakah salah jika dalam sejarah Cho Kyuhyun sehari tak membawa yeoja dalam suatu acara, Tuan Shim?”
Kyuhyun melemparkan tatapan deathglarenya pada sahabat yang dikenalnya sejak TK ini. Namja ini terlalu paham akan sifatnya jadi sudah dipastikan jika dirinya keluar dari tabiat pada umumnya namja ini langsung menanyainya dengan pertanyaan paling menyebalkan seperti barusan.
“Itu jelas aneh Kyu, mengingat intensitasmu berpacaran yang seperti mm yah kau tau pasti maksudku. Tentu itu menimbulkan pertanyaan besar.”
“Aku baru putus dengan Han Young dan belum sempat memilih gadis lagi. Jelas???”
“Mwo???????? Bukankah itu kabar 3 hari yang lalu, apa yang kau lakukan hingga dalam waktu 3 hari tak menemukan pengganti Han Young? Kau masih mencitainya ya?”
Kyuhyun menatap namja ini dengan garang. MENCINTAI.
Astaga mencintai Han Young adalah hal yang tak pernah terpikir oleh dirinya.
“Berhenti bicara hal memuakkan. Kau sudah tau tabiatku, dan aku jujur. Aku memang belum sempat memilih yeoja untukku bawa kemari. Lagipula Noonaku masih terus memberi beban tugas yang berat akhir – akhir ini.”
“Ahra Noona? Tugas apa yang dia berikan hingga membuat kelimpungan”
“Berhenti bicara dan ikuti acara ini!!!!!!!!!!”
***
Rupanya roda takdir bergerak dengan cepat, teramat cepat hingga kadang membuat siapapun merasa kebingungan dan dipermainkan oleh roda tersebut. Sama halnya ketika waktu kian berlalu, kenangan pudar, tapi sedikit perasaan kembali tertinggal.
Sooyoung sebenarnya tak pernah memiliki niatan untuk memikirkan insiden waktu itu, baginya mengingat hal tersebut membuatnya ingin mencakar – cakar habis wajah namja itu. Apalagi ini semua bukan salah namja itu, Sooyoung juga berkontribusi dalam insiden tempo hari tersebut. Jadi berhenti memikirkan hal tersebut dan berharap tak akan bertemu namja itu lagi.
“Sooyoung, pasienmu yang berasal dari keluarga Cho itu kapan akan pulang?”
Sooyoung meletakkan cangkir teh hijau favoritnya, hendak menjawab pertanyaan senior yang juga teman kerjanya di Rumah Sakit. Jam makan siang memang waktu yang tepat untuk sejenak merefreshkan otak akan kejenuhan yang menimpa. Dan teh hijau di café Rumah Sakitnya merupakan terobosan yang pas untuk itu.
“Oh, maksud eonni Ji eun? Dia sudah bisa pulang besok. Hasil pengamatan kondisinya 2 hari terakhir ini baik, jadi ia bisa segera pulang.”
“Aku yakin dia seperti pasien – pasienmu yang dulu. Akan merengek – rengek ketika diajak pulang. Aku penasaran apa yang kau lakukan pada mereka? Kau seperti membuat revolusi baru, membuat pandangan mereka berubah.!”
Sooyoung tersenyum simpul, sudah banyak seniornya di Rumah Sakit ini yang menanyakan apa yang dirinya lakukan pada semua pasiennya hingga begitu mencintainya. Nyatanya Sooyoung tak melakukan hal – hal yang aneh, dia hanya bekerja dengan hati. Bukan karena terbebani tugasnya.
“Aku melakukan apa yang dokter lain lakukan. Lagipula aku juga banyak belajar dari para senior disini. Eooni ayo kita kembali, sebentar lagi jam makan siang sudah selesai!”
“Eoh, Kajja!”
***
“Choi, ?”
“Ne,”
Kyuhyun begitu gemas dengan yeoja di depannya ini. Sejak awal melihat yeoja ini dirinya sudah yakin bahwa yeoja ini memiliki sesuatu yang begitu menarik untuk dipelajari. Sesuatu yang sangat asing baginya.
“Jangan pura – pura tidak tahu? Angkat kepalamu dan tataplah aku Jangan hindari mataku,!”
Kyuhyun mengangkat dagu gadis bermarga Choi tersebut. Mata tajam elangnya bertemu dengan mata yang begitu mempesona yang mampu membuat Aphrodite bahkan menangis selamanya. Bibir merah blossom nya benar – benar salah satu cobaan baginya sekarang ini. Berada disuatu taman yang begitu indah merasakan hembusan angin musim semi yang menyejukan. (taman di salah satu scene dram 49days)
“Sejak pertama aku melihatmu hanya satu yang bisa kukatakan. Sayang,, hanya dirimu. Bukan seorang teman,Sayangku. Tidak akan pernah cukup untuk mengatakan ini Sayangku, sepenuhnya cintaku untukmu.”
Kyuhyun menggenggam tangan yeoja manis tersebut. Meyakinkan gadis tersebut akan semua yang telah dia uangkapkan. Berharap gadis ini mempercayainya.
Ditariknya pinggang gadis tersebut agar mendekat dengannya, Astaga aromamu batin Kyuhyun
Sooyoung tak dapat menutupi rona merah merona dipipinya. Menundukkan kepala adalah hal pertama yang dilakukan gadis tersebut. Tapi Kyuhyun segera menghalanginya.
“Apakah wajahku tak menarik untuk kau pandangi?”
Dibelainya pipi merona gadis tersebut. Dengan perlahan Kyuhyun mempersempit jarak diantara keduanya.
CHU
Bibir kedua insane ini sukses bertemu, dikecupnya bibir merah blossom tersebut oleh Kyuhyun dan dilumatnya kemudian. Manis, manis, manis, manis, dan manis. Ini adalah variasi berkencan yang sebenarnya.
Dengan inisiatif sendiri Sooyoung membuka bibirnya untuk merelakan Kyuhyun mengeksplorasinya lebih jauh. Sebelum ad—
“Ya Cho Kyuhyun bangun!!!!!”
“Kyu!!!”
Kurang ajar!! Hampir….
Kyuhyun hampir saja mendapatkan apa yang dia inginkan, sebelum seseorang menjajah hal tersebut.
“Nah bagus kau sudah bangun.”
“Apa yang kau lakukan Tuan Shim diruanganku?”
“Hehhehe mian, tadi apa yang kau impikan? Saat tidur tadi kau memonyongkan bibirmu itu? OUUUW, aku tahu kau bermimpi sedang dalam proses making love ya?? Hahahha ————— !”
“Tutup mulut besarmu, dan apa yang membuatmu datang kemari? Kau bilang ada proyek besar di LA hingga membuat takkan pullang hingga 3 bulan. Cish!!”
“Ada beberapa hal yang harus ku urus di Seoul. Hei siapa tadi yang kau impikan? Tidak biasanya kau memimpikan seorang gadis, eich tapi tadi kau bermimpi melakukan itu dengan seorang gadis kan?”
“Apa maksudmu??? Sudah apa yang ingin kau katakan!”
“Oh, tadi Ahra noona menelponku dia mengatakkan agar kau tak lupa dengan janjimu menjemput Ji eun dari rumah sakit dihari kepulangnnya esok. Ahra noona bilang kau sulit dihubungi?”
“Hanya itu?”
Changmin hanya menganggukkan kepala menjawab pertanyaan sahabatnya ini.
“Kalau sudah, kau boleh pergi !!!!!”
“Yak.. aish kurasa kau memang perlu merefresh otakmu. Ok, AKU PULANG!!!!”
***
Sepeninggal Changmin, Kyuhyun terpekur memikirkan hal yang menjadi masalah dalam mimpinya. Terlebih lagi dia bermimpi sedang berkencan. Kyuhyun tak pernah sekalipun memimpikan salah satu teman kencannya. Apalagi setelah ia sadar pemeran wanita dalam mimpinya tadi bukan termasuk dalam daftar teman kencan Kyuhyun. Terlebih lagi dalam mimpi itu Kyuhyun merayu gadis itu dengan sangat handal dan itu bukan gayanya. Dan kenapa ciumannya terasa begitu nyata. Manisnya itu,,, sulit dijabarkan.
Menjemput Ji eun, Kyuhyun rasa itu bukan suatu hal yang buruk. Apalagi dia memang sudah berjanji dengan keponakannya tersebut. Apalagi ada sesuatu yang harus dia pastikan.
Sesuatu yang hanya tentang Keindahan, Dia punya sesuatu dan Kyuhyun harus berhati – hati akan hal tersebut.
***
Tepat pada hari sabtu ini, Ji eun bisa kembali pulang ke pelukan keluarganya. Mengikuti segala aktivitas yang biasa dilakukan anak berumur 5 tahun pada umumnya bersekolah, les, dan lain sebagainya. Sooyoung teringat pembicaraannya dengan sahabatnya bahwa dirinya sudah berjanji menemani Nona Kwon untuk menyiapkan keperluan menikah sahabatnya itu. Dan dirinya juga baru tersadar bahwa hari ini Ji eun juga akan pulang. Pasti gadis kecil itu akan mencari – cari keberadaannya. Mungkin dengan memberikan suatu bingkisan “akhir minggu” pada gadis kecil akan dapat meminimallisir rasa kesalnya. Cup cake adalah inovasi yang sesuai. Sooyoungpun beranjak dari sofa nyaman di ruang tamunya untuk segera “meracik obat penawar kekesalan” bagi Ji eun.
“Kurasa cup cake dengan varian rasa berry menarik. Apalagi Ji eun suka sekali segala jenis buah berry.” Sooyoung mencoba menyemangati dirinya sendiri, lagipula akan sangat konyol jika dirinya mengusik ketenangan para tetangganya hanya untuk memberikannya semangat.
Tepat setelah 30 menit, mengotak atik dapurnya yang awalnya bersih sekarang sedikit berantakan. Sebuah senyum kepuasan terukir di wajahnya yang elok, untung saja ilmu dari ibunya dahulu masih dia ingat dengan baik. Sekarang dia tinggal bersiap ke Rumah Sakit dan memberikan kejutannya ini pada Ji eun, karena sepengetahuannya gadis itu akan pulang Pukul 02.00 P.M KST. Masih tersisa banyak waktu untuk bersiap.!!!!!!
***
Mereka menyebutnya sebagai vampire di pagi hari karena Cho Kyuhyun terlihat begitu menyeramkan ketika ke luar dari kamar mewahnya yang agak temaram ketika pagi datang. Beberapa pegawai yang bekerja di sana dan para pelayan yang lalu – lalang pasti terkaget melihat bos besar mereka satu ini berjalan – jalan di area mansion mewah dengan rambut berantakan dan wajah luar biasa kusut.
“Tuan Muda Cho, kau butuh sesuatu?” Tanya seorang pekerja. Namanya Chen, ia merupakan chef muda dari China yang bekerja disini menggantikan kakeknya yang telah pensiun, ia tak sengaja berpapasan dengan Kyuhyun yang barangkali “belum sepenuhnya sadar”. Pengusaha muda yang biasanya selalu bangun pagi itu hanya mengacungkan tangan tanda menolak, lalu dengan sempoyongan ia melangkahkan kakinya kearah dapur.
Namun baru saja sampai di pintu, sebuah suara memanggilnya, “Kyuhyun!, Cho Kyuhyun!”
Si pemilik nama membalikan kepala, dan menemukan sosok kakak perempuannya sedang berjalan anggun kearahnya dengan wajah sedikit dibuat kesal. “Oh”, hanya itu yang bisa Kyuhyun gumamkan sebelum dirinya masuk ke dapur, mencari-cari cangkir untuk membuat teh seakan tidak menghiraukan.
“Kyuhyun!” Sekali lagi Ahra memanggil dengan seruan yang amat keras.
“Apa???” Kyuhyun masih dengan wajah mengantuk dan sedikit kerut kesal di wajahnya karena ketika menginginkan ketenangan di pagi hari, kakaknya ini malah datang sambil berteriak – teriak.
“Kau tak lupa dengan janjimu bukan?”
“Jika yang noona maksud adalah janji menjemput Ji eun pulang dari rumah sakit. Aku tidak lupa, lagipula noona dalam waktu 1×24 jam selalu melakukan hal yang sama.!”
Daripada mendengarkan ocehan Ahra noonanya, ia lebih suka menyeduh teh di dalam cangkirnya.
Ahra semakin geram melihat adiknya ini, jadi akan jauh lebih baik jika ia pergi daripada tetap disini dan membiarkan bibit kerutan bertumbuhan di wajahnya.
Kyuhyun tentu takkan lupa hari ini, karena selain menjemput Ji eun adahal lain atau bisa disebut misi yang ingin dia lakukan di rumah sakit tersebut. Kyuhyun terkekeh samar – samar memikirkan hal tersebut. Ini akan menjadi sejarah baru bagi dirinya dan kisah asmaranya.
***
Mungkin ketertarikan itu sama besarnya seperti ketika seorang bajak laut menemukan harta terpendam. Harta itu begitu beharga hingga ia ingin mengetahui berbagai cara untuk bisa mendapatkan harta tersebut, dan kemudian melindunginya. Itu yang Kyuhyun rasakan ketika ia melihat sosok Sooyoung untuk kedua kalinya. Ya, dia memang menyuruh detektif ternama mencari segala hal tentang gadis tersebut. Bahkan rela mengikuti Sooyoung secara diam – diam ke apatemennya. Untuk memastikan bagaimana sebenarnya Choi Sooyoung itu sendiri. Betapa gadis itu membuatnya penasaran, bukan hanya pada kehidupannya, tapi juga hatinya.
Dan Kyuhyun tahu, dari pandangan terakhir Sooyoung padanya di malam insiden itu, gadis itu pasti semakin sebal kepadanya. Barangkali Sooyoung akan membuat sebuah komunitas anti-Kyuhyun karena dirinya begitu menyebalkan.
Namun apalah yang dapat Kyuhyun lakukan? Ia hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk meminta maaf dan sekaranglah waktunya. Semalaman Kyuhyun berlatih berbicara, bersikap dan lain sebagainya agar nantinya Sooyoung memaafkannya. Inikah tanda orang kasmaran? Kyuhyun tidak mengerti. Dia tidak pernah jatuh cinta, tapi baginya, ini adalah yang terindah. Senyum Kyuhyun melebar. Benaknya berlari begitu jauh, bahkan tak lagi dapat diingatnya muka takut gadis itu padanya.
***
“Apa yang sedang kau lakukan sayang?”
“Aku sedang bersiap menemui yuri, aku cuti bekerja. Yuri meminta khusus agar aku menemaninya mengurusi hal – hal pernikahannya.”
“Lantas kapan kau akan mengenalkan lelaki specialmu dan cepat menyusul sahabat – sahabatmu sayang??’’
Inilah pertanyaan yang paling Sooyoung takuti, dia belum siap untuk menjawab hal – hal seperti ini. Sooyoung menghela nafas panjang untuk bersiap menjawab pertanyaan ibunya.
“Aku belum memiliki lelaki special itu eomma. Lagipula diantara Yuri, Tiffany, dan Yoona aku yang paling muda. Yuri & Tiff 2 tahun di atas ku, dan young 1 tahun di atasku. Aku hanya ingin mencari yang terbaik untukku kenalkan pada eomma.” Sooyoung merasa jawabannya kali ini, terasa dipaksakan. Dia bahkan belum sempat mencari lelaki special tersebut. Bahkan lelaki yang dekat dengannya dapat dihitung dengan jari.
“Itu bukan suatu alasan sayang, eomma harap 3 bulan lagi saat eomma berkunjung ke tempatmu kau sudah dapat mengenalkan lelaki specialmu kepada eomma & appa. Ne!”
“Tap—”
“Tidak ada penolakan. Sampai jumpa sayang”
Astaga 3 bulan lagi. Sooyoung termenung apa yang dapat ia lakukan dalam waktu 3 bulan. Sooyoung memang tak ahli dalam hal – hal seperti ini. Dan karena hal ini juga ia sering diejek para sahabatnya.
Haruskah ia les private dengan Yuri & Tiffany agar cepat mendapat pasangan, tapi dia belum siap dengan konsekuensi di permalukan oleh 2 sahabatnya itu.
Mungkin Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik, batinnya.
***
Kyuhyun sudah siap dengan kemeja putih yang 2 kacing atas nya di buka, kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya serta, Lamborghini berwarna gold-black sudah mampu mendeklarasikan bagaimana specialnya dirinya saat ini. Dirasanya sudah cukup, Kyuhyun segera bergegas memacu mobil mewahnya membelah jalanan Seoul. Dia memang sengaja tak menggunakan supir, karena dia ingin berhenti bermain kucing-kucingan dengan Sooyoung.
Mengutip apa yang dikatakan Casanova “Yang pertama, jika kita ingin dicintai oleh wanita, maka kita harus merasa bahwa diri kita layak dicintai. Yang kedua, jadilah pemikat, bukan pengejar.”
***
Mungkin jika dapat dideskripsikan dengan kata – kata atau kalimat, Sooyoung nama gadis itu. Tampak seperti bidadari yang dikirim Tuhan Ke Bumi. Dengan dress selutut berwarna merah dan high heels berwarna senada. Gadis itu dengan pesona alaminya, memukau setiap pejalan kaki yang tak sengaja berjalan di depannya. Bahkan ada yang sampai berpura – pura menjatuhkan sesuatu, atau bahkan ada yang secara terang – terangan membalikkan kepala beberapa kali untuk melihatnya. Sooyoung terkekeh geli melihat hal tersebut. Mungkin keputusannya untuk pergi ke Rumah sakit dengan memakai bus adalah salah satu keputusan yang sedikit salah.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya bus yang akan mengantarkannya ke Rumah sakit datang. Sooyoung segera masuk ke bus dan mencari bangku yang tersedia. Ternyata keputusannya pergi di pagi hari member keuntungan baginya.
Sooyoung mengingat kembali kenangannya di bangku Senior High School dulu. Ketika dia menanti bus sekolah, mengikuti banyak les, dan sebagainya. Dan sekarang dirinya harus dihadapkan dengan kenyataan agar segera menikah. Mungkin jika dulu saat di bangku Senior High School ia bisa membuka diri dengan teman lawan jenisnya, pasti kondisinya tidak akan sesulit ini. Sekarang bahkan terasa sangat sulit, tapi jika tidak mencoba dirinya tidak akan mendapat lelaki specialnya. Dan membuat orang tuanya kecewa. Sooyoung tak pernah berpikir sekalipun membuat orang tuanya kecewa. Terbiasa membuat keluarganya bangga membuatnya diliputi rasa takut untuk membuat mereka kecewa.
Bus tersebut berhenti tepat di depan Rumah sakit bertitle “SEOUL HOSPITAL”. Seakkan menyuruhnya untuk segera memasuki gedung tersebut. Sapaan demi sapaan terus dia dapatkan saat memasuki rumah sakit ini. Bahkan tak jarang ia harus menjelaskan kepada orang – orang yang menanyainya kenapa dirinya tak memakai seragam.
Kaki jenjangnya mengantarkan di depan sebuah ruangan berpintu putih itu, dibukanya secara perlahan pintu itu agar tidak menimbulkan kegaduhan.
“Dokter Choi!”
“Pagi Ji eun ahh.”
Gadis itu segera menggeserkan tubuh mungilnya agar sang dokter dapat duduk di ranjang, dan otomatis lebih dekat dengannya.
“Bagaimana keadaanmu?”
“Keadaan Ji eun sudah lebih baik dan Ji eun hari ini pulang..”
Sooyoung dapat menangkap nada kesedihan dari apa yang dikatakan pasien kecilnya itu.
“Kenapa nada bicara Ji eun seperti itu? Ji eun seharusnya senang sudah bisa pulang. Wae?”
“Gwenchanna. Hanya saja, jika Ji eun pulang berarti nantinya tidak akan bertemu dengan Dokter Choi lagi.”
“Ji eun masih bisa bertemu Dokter Choi.”
Mata gadis kecil itu berbinar mendengar perkataan Snow Whitenya.
“Sungguh? Sungguh Dokter Choi?”
Sooyoung menganggukan kepala mengiyakan pertanyaan gadis kecil itu. Dan tanpa dikomando gadis kecil itu memeluknya begitu erat & hangat.
“Terimaksih Dokter Choi!!”
“Ne!!!”
“Eo, kau tak sendirian Ji eun ahh?”
Seketika kedua manusia beda umur itupun menengokkan kepala menghadap sumbe suara.
“Samchon!!”
“Cho Kyuhyun.” Batinnya
***
Mungkin memang hoby seorang Cho Kyuhyun membuat kegemparan, dan tentu tak memandang tempat. Kyuhyun menyeringai melihat tatapan memuja yang didapatkannya ketika pertama kali memasuki Rumah sakit tersebut.
Kyuhyun mempertajam penglihatannya, mencari celah sedikitpun agar buruan yang dia harapakan tidak lepas dari pandangan matanya. Mungkin sedang bersama Ji eun Pikirnya.
Kyuhyun memutuskan menuju ruangan inap Ji eun, Kyuhyun merutuki banyaknya lantai yang harus dia lewati untuk sampai keruang inap keponakannya tersebut. Ya, walaupun dengan bantuan lift sekalipun.
Kreett
Saat membuka pintu tersebut, Kyuhyun menyadari jika keponakannya tak sendirian, tapi sedang bersama Snow whitenya. Dewi fortuna memang selalu bersamanya.
“Eo, kau tak sendirian Ji eun ahh?”
Kedua insane beda usia itupun menengokkan kepala memandang dirinya.
“Samchon!!!!”
Kyuhyunpun dengan kepercayaan diri yang tinggi menuju 2 orang tersebut. Kyuhyun benar – benar bersyukur, 2 kali bertemu dengan Sooyoung dengan keadaan gadis itu tak menggunakan seragam dokternya. Yang otomatis memancarkan pesonanya lebih dahsyat. Kyuhyun tidak sabar melihat gadis itu mengenakan gaun – gaun diperjumpaan mereka selanjutnya.
Dengan balutan dress merah selutut Sooyoung memang cantik, pikirnya.
“Ini masih pagi, tapi kenapa Samchon sudah disini? Bukankah Samchon seharusnya menjemputku jam 2 siang, sekarang bahkan baru jam 9 pagi.”
Kyuhyun tak langsung menjawab pertanyaan keponakannya tapi memilih duduk di sofa yang disediakan di ruangan tersebut. Bukannya menjawab apa yang ditanyakan Ji eun padanya, Kyuhyun lebih memilih menatap Sooyoung dengan terang – terangan. Tak memikirkan bahwa gadis itu merasa takut oleh tatapannya. Tatapan Kyuhyun seperti ingin menelanjangi dirinya, piker Sooyoung.
Ji eun yang melihat sekilas drama dramatis itupun memilih mencairkan suasana.
“Ya, Samchon!!! Kenapa samchon tak menjawab pertanyaan Ji eun euh?”
“Samchon hanya berpikir jika samchon berangkat lebih cepat samchon bisa menemanimu. Tapi ternyata kau sudah ditemani orang lain.”
Sejak kata pertama yang dilontarkan Kyuhyun, laki – laki ini tak pernah sekalipun mengalihkan perhatiannya dari Sooyoung.
“Dokter Choi bukan orang lain samchon. Dia Snow white yang Ji eun ceritakan.”
“Eo, benarakah”
“Ne,!”
Ji eun tau sebentar lagi samchonnya ini akan mengeluarkan jurus andalannya menaklukkan Snow whitenya.
“Jika kau hendak bertanya kenapa samchon tak menggunakan pakian formal seperti biasanya. Itu karena Eommamu yang tak mengizinkan samchon bekerja hari ini.”
“Pantas samchon tak menggunakan jas – jas itu. Hampir lupa, Dokter Choi?”
Merasa dirinya dipanggil, Sooyoung melihat kearah Ji eun.
“Ne?”
“Kenapa hari ini dokter Choi tak menggunakan seragam?”
Kyuhyun lega, akhirnya pertanyaan yang dari tadi ingin dia tanyakan, sudah ditanyakan oleh keponakannya.
“Sebetulnya hari ini dokter tidak bekerja, dokter cuti. Tapi karena dokter Choi ingat bahwa kau pulang hari ini. Dokter putuskan kemari dahulu. Hampir lupa, dokter punya sesuatu untukmu!”
Sooyoung menyerahkan paper bag yang dia bawa dari rumah, berharap gadis kecil itu menyukai hadiahnya.
“Itu untuk permintaan maaf dokter karena nanti tidak bisa mengantar kau pulang” Jelas Sooyoung
“Terimakasih, dokter. Memang dokter ada urusan apa?”
“Dokter harus mengurus masalah pernikahan”
“Mwo!!!!!!!”
Ji eun melirik kearah Samchonnya, kenapa dirinya dan samchonnya bisa berbarengan mengatakan keterkejutannya.
Sooyoung merasa aneh dengan Kyuhyun, kenapa laki – laki ini juga terkejut.
“Maksud dokter, membantu masalah pernikahan sahabat dokter.”
“Eo,”
“Nah, samchon. Tadi kenapa samchon terkejut?” Kyuhyun dapat melihat tatapan menyelidik dari Ji eun.
“Aniyo,, Samchon terkejut karena waktu itu eommamu pernah mengatakan jika Snow whitemu ini, masih muda. Jadi menurut Samchon tentu ia masih lajang.”
“Eomma menceritakan Dokter Choi untuk apa?”
“Bukan hal penting”
Ringing tone…..(gk atu bahasanya)
“Eoh sebentar.”
“Hallo”
“………”
“Sebentar lagi”
“…….”
“Mian,,”
“Arrayo, kau tunggu aku di café biasa saja.”
“……”
“Ne, anyeong!”
Sooyoung melemparkan pandangan sangat menyesal kepada Ji eun.
“Ji eun ahh, sahabat dokter sudah menunggu. Dokter harus berangkat. Kau tak apakan?”
“Gwenchanna, lagipula masih ada samchon. Sudah dokter berangkat saja nanti telat.”
“Terimakasih!”
“Ji eun ahh dokter pergi dulu, mmmhh Kyuhyun sii?”
“Ne,”
“Permisi..!”
“Oh ne,,!”
***
“Sudah susul sana?”
“Nde, ?”
“Sudahlah samchon, samchon ingin bicara dengan dokter Choi kan. Cepat kejar!!”
Tanpa berpikir 2 kali, Kyuhyun segera berlari untuk mengejar Sooyoung.
“Ya, Sooyoungsii!!”
Sooyoung menghentikan langkahnya ketika akan memasuki lift, merasa dirinya dipanggil. Ia pun membalikkan badan berhadapan dengan orang yang memanggilnya tadi.
“Kyuhyun sii?”
“Bisa kita bicara sebentar?”
“…….”
“Tak bisa ya?”
“Ada hal apa yang ingin kau katakan?”
Kyuhyun bersyukur, perempuan ini tak sepenuhnya bungkam terhadapnya.
“Aku tak bisa, aku harus segera pergi. Bahkan sahabatku sudah datang ke rumah sakit dan sekarang menunggu di lobi”
“Eo, jadi kapan kau ada waktu?”
Sooyoung merasa gugup, kenapa laki- laki ini berbicara seolah – olah tak pernah ada masalah dengannya. Walaupun Sooyoung sudah memaafkan, setidaknya laki – laki ini juga seharusnya mencoba meminta maaf dengannya. Tapi jika dilihat laki – laki ini pasti lupa atau bahkan lupa bagaimana cara meminta maaf.
“Aku tidak tau. Waktuku semuanya tersita di ruma sakit”
“Besok?”
“Besok aku harus ke panti asuhan. Mungkin hingga sore, Wae?”
“Bagaimana jika aku mengajakmu makan malam?”
“Nde?”
“Iya, makan malam. Aku mengajakmu makan malam. Aku akan menjemputmu besok,”
“Tapi kau bahkan tak tau tempat tinggalku? Oh, bahkan nom teleponku atau siapa nama panggilanku dan yang————-”
“Aku tau, dan akan cepat tau. Jadi kau bersedia?”
1 Detik
2 Detik
3 Detik
“Baiklah,,”
“Arra, aku akan menjemputmu!!”
Kyuhyun segera pergi meninggalkan Sooyoung. Sooyoung merasa ingin menarik ucapannya tadi. Laki – laki itu mengajaknya pergi dan ia mengiyakannya. Seharusnya tadi dia menolak, mengingat perlakuan laki – laki itu dengannya dulu. Bagaimana jika dia di “siksa” lagi?
Sooyoung segera menepis hal negative itu, mungkin laki – laki itu punya itikat baik dengannya.
***
Dan seperti itulah persetujuan tersebut, entah apa yang dipikirkan Kyuhyun mengenai rencananya ke depan, maupun alasan kenapa Sooyoung mengiyakan ajakannya.
Dan siapa yang tahu nasib mereka keduanya, bagaimana takdir membawa mereka..
Akankah Seorang Putri berakhir dengan Pangeran Kuda Putih? Atau bersama Ksatria berkuda hitam?
TBC
Terimaksih saya ucapkan kepada para readers tercinta, kritik & saran yang membantu. Banyak yang saya ubah dalam tata bahAsa saya di part 2 ini. Terutama penggantian ahjussi menjdi samchon. Makasih atas apresiasinya, saya berharap part kali ini dan part selanjutnya semakin banyak yang (+)…dan ma’f jika part ini tidak memuaskan seperti sebelumnya, karena jujur saya tidak tahu mau dibaa kemana fanfict ini jatuhnya…
Salam Seribu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!……
