Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all 1445 articles
Browse latest View live

[Oneshoot] Disease: Still Hurts


[DRABBLE] EGO

$
0
0

Reblogged from Kocapooqa:

Click to visit the original post

A Winaasri Present © 2013

|| Genre: Romance, complicated (maybe) || Rating: G || Length: Drabble ||

This story is really the result of my thoughts and imagination. if there is a common story is beyond my power. So, do not plagiarism and do not bash!

{ One Sided Love }.

Sebelumnya baca Fanfic ini dulu nde? karena ini FF ada sedikit keterkaitannya :*

Read more… 1,614 more words

[Teaser] The Engagement

$
0
0

Title : The Engagement [TEASER]

Author : tama aulia

Genre : Romance

Rating : 15

Length : ?

Cast : Choi sooyoung, Cho kyuhyun

Other cast : Jung Yoogeun

Note :

Hmm, salam readers author bawa teaser dari FF author. Mungkin ff ini bakal keluar sesudah beautiful boy end. Ini mungkin masih percobaan aja. Misalnya readers ngak suka sama ceritanya, mungkin author ngak bakalan buat FF ini dan hanya teasernya saja. Author minta pendapat readers dengan jujur ^^. Kalau kalian suka author bakal lanjutin.

Soo enjoy this teaser ^-^

***

Apa yang kalian rasaakan ketika hidup sendirian tanpa orang tua. Menjalani penderitaan yang lama tanpa kasih sayang orang tua. Beginilah aku, terlahir di dunia tanpa melihat wajah ke dua orang tuaku. Iri rasanya melihat anak-anak sesusiaku dengan kasih sayang orang tua mereka. Ketika pulang, aku ingin melihat senyum kedua orang tuaku dan berlari memeluk mereka. Tapi itu hanyalah angan-anganku saja.

Sekarang aku hanya bisa melihat rintik-rintik hujan dari kaca kereta. Merapatkan mantelku dan sesekali mengusap-usap kedua telapak tanganku. Ya  cuaca dingin saat ini.

“nuna,aku sangat kedinginan. Bisakah kita mendapatkan mantel gratis?”

“hahah, sebaiknya kau pakai saja punya nuna. Nuna tidak apa-apa”

Benar miris rasanya ketika melihat namja kecil yang berumur 6 tahun. Aku heran kenapa nasibnya sama denganku. Sama-sama tidak bisa melihat wajah orang tuanya.

***

“jadi kau gadis miskin itu?”

“apa maksudmu? Aku tidak seperti itu!”

“terbukti, kau mau bertunangan denganku karena kau miskin dan ingin melunasi hutang-hutang orang tuamu? Dasar penjilat!”

“aku tidak seperti yang kau bayangkan! Tunggu kau mau kemana?”

“aku akan keluar dan jangan ikuti aku!”

***

Annyeoung readers author hanya bisa ngasih teasernya segini dulu ya ^-^. Author butuh saran jujur dari readers. Kalau suka, mungkin author akan buat dan keluar sehabis beautiful boy^-^.

Note: cerita ini asli dari pemikiran author, dan author yang niru. Jika ada ke samaan cerita bisa mention ke @TamaAulia ^-^.


Ghost Hunt (Part 1)

$
0
0

ghost hunt

Title : Ghost Hunt (Part 1)

Author : @Hyun_Nni a.k.a HyunRa

Genre : Horror, Mistery, Psikologis

Length : Series

Rating : G

Cast :

  • Choi Sooyoung a.s Taniyama Mai
  • Cho Kyuhyun a.s Kazuya Shibuya (Naru)
  • Choi Siwon a.s Koujo Lin
  • Kim Jong Woon (Yesung) a.s Takigawa Hoshou
  • Kwon Yuri a.s Matsuzaki Ayako
  • Im Yoona a.s Hara Masako
  • Lau Henry a.s John Brown
  • Kim Kibum (Key) a.s Yasuhara Osamu
  • And Secret

Disclamer : terinspirasi dari anime dan manga Ghost Hunt milik Ono Fuyumi-Sensei, Cast diatas milik SM dan orang tuanya.

Note : Annyeong saya comeback dengan FF baru, saya yang pernah ngirim FF ‘Namja Vs Yeoja’ yang sumpah aLay banget menurut saya dan akhirnya mencoba mengirim ff bergenre horror, dan di FF juga ada beberapa kasus yang mirip dengan anime dan manga nya tapi tetap diusahain ada beberapa kasus yang tak mirip, oh ya lebih baik coba deh nonton anime Ghost Hunt dahulu ~kekeke. Jaa Happy Reading

***

“Yak Pabbo, Sica Pabbo, kenapa karena keteledorannya aku yang harus mengambilnya” Ujar seorang yeoja yang diketahui bernama Choi Sooyoung dari name tag nya. Ia tak henti-henti nya merutuki sahabat nya yang menurutnya teledor karena menjatuhkan makalah miliknya di dekat Gang yang menuju rumah bergaya aksitekstur jepang kuno tak berpenghuni itu, dan sekali lagi dia merutuki sahabatnya karena tak ingin menemaninya mengambil makalahnya yang jatuh dengan alasan mereka takut. takut? hei ini masih pagi

“aishhhh dimana dia menjatuhkannya?” guman yeoja itu sambil  sesekali menyapu pandangannya untuk menemukan makalah berharga itu, ia tak ingin mendapat hukumman lagi dari Heechul Songsaengnim atau yang biasa dia sebut Guru 3D.

Oneechan” panggil sebuah suara yang membuat Sooyoung tersentak, ia membalikkan badannya dan nampak seorang bocah kecil dengan berpakaian katana, baju khas jepang yang menatapnya dengan tatapan bisa dibilang takut.

anata wa nihonjindesu ka? (apakah kau orang jepang?)” tanya Sooyoung berjongkok menyamakan tingginya dengan gadis kecil dihadapannya, gadis kecil itu hanya mengangguk.

“kau tersesat? Ayo kubantu mencari orang tuamu” ajak Sooyoung dengan bahasa jepangnya, oh beruntung sekali dia pernah tinggal beberapa tahun di jepang, namun gadis kecil masih tetap bergeming dari tempatnya.

“Oneechan, ini!” tangan kecilnya memberi kalung dengan permata pink shappire, Sooyoung menerima nya dengan tatapan bingung.

“jika Oneechan dapat merasakannya, bisakah Oneechan membantuku?” tanya gadis kecil itu dengan wajah penuh harapan, Sooyoung yang tak tega melihatnya menganggukkan kepala.

“siapa namamu?”

“Aiko, Himura Aiko. Oneechan berjanji kan akan membantuku?” ujar Gadis kecil, Sooyoung tak mengerti apa-apa tetapi ia mencoba memberi senyuman terbaiknya.

“Ne, Oneechan janji”

“Arigatou Oneechan” ucap Gadis kecil itu dengan senyum khas anak-anak.

SLUSSHHHH

DEG

‘Perasaan apa ini, sepertinya tempat ini menjadi lebih dingin’  pikir Sooyoung

“ARGHHHH” Tiba-tiba gadis kecil itu berteriak.

Aiko-chan dooshite?” (aiko kenapa?) Sooyoung panik melihat gadis kecil yang bernama aiko ini kesakitan.

“jangan bawa aku kesana, watashi o tasukete! Watashi wa kowai, (tolong aku! Aku takut) Huwaaahhhh” teriak Aiko ia seperti kesakitan, Kesakitan? Karena apa?

“Aiko~chan” ia bingung harus berbuat apa, liquid bening tanpa sadar jatuh dari pelupuk matanya.

“Oneechan”

“Ai….”

“Sooyoungg” teriak seseorang memanggil nama Sooyoung “kenapa kau lama sekali?” tanyanya ketika mendekati Sooyoung.

“Fany~ah”

“kau kenapa kenapa menangis?” tanya Yeoja yang dipanggil Fany oleh Sooyoung

“menangis?” ia mengusap sisa-sisa liquid bening diwajahnya, hei Sooyoung apakah kau melupakan bocah kecil itu.

“Aiko~chan” teriak Sooyoung berbalik menghadap gadis kecil itu.

DEG!

“hufttt akhirnya ketemu juga makalahnya, kenapa kau lama sekali mengambilnya sih!” ucap Jessica mendekat ke Sooyoung dan Tiffany tapi pandangannya beralih karena perkataan Tiffany.

“Aiko~chan? Nuguya?”

“seorang anak kecil yang tadi bersamaku, apa kalian tidak melihatnya?” tanya Sooyoung.

“anak kecil, saat kami kemari tidak ada anak kecil bersamamu Sooyoung~ah!” seru Jessica yang bingung dengan perkataan Sooyoung.

“hei, lebih baik kita pergi dari sini, perasaanku tidak enak berada disini” ucap Tiffany

~MISSION 1: POLTERGEIST~

Kriinnnggg Kriiinnggg Kriiiingggg

Bunyi bel yang menandakan usainya pelajaran hari ini, siswa-siswi yang sebelumnya merasa mengantuk pun kembali menjadi ceria, ahhh sepertinya tidak ada yang lebih menyenangkan ketika bel pulang sekolah berdering.

“Sooyoung, Sica kita jadikan melakukan itu?” tanya Tiffany kepada kedua temannya.

“melakukan itu? Maksudmu, huwaaahhh Fany~ah aku masih normal”

PLETAK

“pabbo, aku juga normal, maksudku kita jadi kan pergi keruang visual” kesal Tiffany

“ohhhh, tentu saja, Sooyoung kau ikut kan?” tanya Jessica, namun yang ditanya hanya memandang ke luar jendela, mengkhayal eoh?

“Yakk Sooyoung kau dengar tidak?” teriak Tiffany membuat Sooyoung tersentak.

“eh, ano ne aku ikut”

“ok, ayo kita kesana”

***

“ok Sooyoung kau duluan yang bercerita”

“aku, ano sebenarnya aku ingin bercerita tentang kejadian tadi pagi tentang anak kecil bernama aiko~chan” ujar Sooyoung.

“aiko~chan, maksudmu kejadian ketika kita berada di dekat rumah gaya jepang kuno itu?” tanya Jessica, Sooyoung hanya mengangguk ia pun bercerita tentang kejadian tadi pagi.

 “Huwaaahhhhh, apa itu benar?” teriak Jessica.

“Soo~ah, benarkah kalung itu darinya?” tanya Tiffany, Sooyoung hanya mengangguk

CTAK

“ok aku sudah mematikan Light stick ku, Tiffany sekarang giliranmu” ucap Sooyoung, murid tahun pertama di sekolah menengah atas, hari ini ia dan teman-temannya tetap tinggal disekolah dan bercerita tentang hantu, setiap kali salah seorang selesai bercerita maka mereka harus mematikan cahaya yang mereka pegang, lalu berhitung sampai akhirnya muncul orang tambahan dan orang tambahan itu adalah seorang…..

Arwah

“ok, apakah kalian tahu rumor tentang Jeon~Shi dari sekolah di incheon”

“sekolah di Incheon? Rumor apa? Dan siapa Jeon~shi?” tanya Jessica, sedangkan Sooyoung hanya sibuk mendengarkan.

“dia bersekolah di sekolah menengah atas di Incheon dan menempati kelas 12-4”

“apa hubungannya antara cerita horor dengan Jeon~shi dari kelas 12-4?” tanya Sooyoung kebingungan dengan cerita Horror dan Jeon~shi

“dengarkan dulu, Jeon~shi dari kelas 12-4 adalah murid dari angkatan ke-13 sekitar 26 tahun yang lalu. Dia semenjak kelas 10 sudah populer dan banyak disukai oleh guru dan murid karena dia pintar, cantik dan memiliki kepribadian yang sangat baik…”

“wah, Hebat sekali Jeon~shi” Puji Jessica

“tapi semenjak ia naik dikelas 12, Jeon~shi meninggal”

“mwoya? Kenapa dia bisa meninggal?”

“entahlah tapi banyak yang bilang itu karena kecelakaan, dan banyak dari mereka yang terkejut hingga tiba-tiba ada seseorang mengatakan itu”

“mengatakan apa?” tanya Sooyoung antusias

“dia menunjuk meja Jeon~shi dan berkata bahwa Jeon~shi masih hidup dia berada Disana”

“Mwo? Apa dia berbohong?”

“tentu saja, dia berpura-pura, sejak saat itu mereka berperilaku bahwa Jeon~shi masih hidup, mereka seperti itu sampai wisuda kelulusan, bahkan kepala sekolah mengatur kursi nya untuk ditempatkan saar upacara kelulusan, dan setelah itu di foto album kelas 12-4 tiba-tiba Jeon~shi berada Disana”

“hahhh, apa tidak apa-apa mereka tetap seperti itu?” tanya Tiffany

“tentu tidak, karena itu disana terjadi kutukan, dan aku mendengar bahwa dua tahun yang lalu ada lima siswa yang meninggal dikelas 12-4, dan mungkin saja tahun ini kutukan itu akan tetap berlangsung, selesai” Ctekk, Tiffany pun mematikan Light Stick nya

“huffttt, apakah benar rumor itu?’ tanya Jessica

“entahlah, sekarang giliran mu sica~ah” ucap Tiffany

“na, aku akan memberitahumu tentang bangunan tua di sekolah kita”

“bangunan Tua? Maksudnya bangunan tua yang hampir runtuh itu?” tanya Tiffany dan Jessica hanya mengangguk.

“sebenarnya bukan seperti itu tapi pekerjaan kontruksinya dihentikan, karena adanya kutukan”

“Mwo?” Kaget Sooyoung.

“ada banyak orang yang mati di dalam gedung tua ahhh ani tapi sekolah tua itu, termasuk songsaengnim yang bunuh diri, aku mendengar mereka akan merobohkannya dan membuat sekolah baru, tapi tiba-tiba ada reruntuhan yang mengenai beberapa pekerja sehingga pekerja itu dihentikan, dan tahun lalu, mereka ingin kembali membangun gedung olahraga tapi kemudian ada truk yang lepas kendali dan masuk ke adalah lapangan olah raga dan menabrak beberapa murid Disana dan mereka meninggal”

“Hahhhh”

“dan aku mendengar dari siswa senior saat dia melewati gedung tua malam hari dia melihat arwah songsaengnim yang bunuh diri itu di gedung tua”

“hiiihhh, sangat menakutkan gedung tua itu” ucap Tiffany, dan Jessica pun mematikan Light stick nya.

“kalian siap?” tanya Sooyoung, Tiffany dan Jessica hanya mengangguk

“Hana” ucap Tiffany tiba-tiba

“Dul” dilanjutkan dengan Jessica dan terakhir Sooyoung

“Set”

“Net”

“……………….”

“nghhh, KYAAAAAAAA” tiba-tiba Jessica memeluk Sooyoung yang berada disampingnya.

Ceklek

Tiba-tiba ruang yang mereka tempati menyala, dan muncul seseorang dibalik pintu.

“apakah yang tadi itu anda?” tanya Tiffany

“jongseohamnida” ucap Namja yang membuat mereka kaget setengah mati.

“Oh syukurlah, aku sangat takut sampai tak bisa bergerak” ujar Jessica

“dan kau hampir membunuhku sica~ah” sambung Sooyoung menghirup nafas sebanyak-banyaknya.

“di sini sangat gelap jadi aku berpikir tidak ada orang di sini, tapi tiba-tiba aku mendengar suara-suara, dan tidak bisa menahan diri, maaf” ucap pemuda itu dengan sedikit tersenyum.

“ngg, Tidak tidak apa-apa kok” ucap Jessica dan Tiffany dengan semburat merah dipipinya, aishh sepertinya namja itu menarik perhatian mereka.

“tahun keberapa Aghasi?” tanya Tiffany tiba-tiba dan mendekat ke arah namja itu.

“aku jalan 18 tahun”

“wah berarti 2 tahun diatas kami”

ehh, bukankah seharusnya dia mengatakan tahun ketiga? Pikir Sooyoung

“oh ya kami tadi sedang bercerita tentang cerita hantu” ujar Tiffany

“benarkah? Bolehkah aku ikut bergabung?”

“apakah Sunbae menyukai cerita hantu?” tanya Tiffany lagi

“tentu saja”

“huwaahhh, bolehkah saya tahu siapa nama Sunbae?”

“Kyuhyun, Cho Kyuhyun” ucap namja itu. Tunggu dari matanya namja itu tidak sedang tersenyum.

“ano, Kyuhyun~shi sedang apa kau di sini?” tanya Sooyoung merasa tak nyaman bersamanya.

“aku hanya ada sedikit urusan”

“kalau begitu cepatlah selesai….”

“kami akan ikut membantu” ujar mereka berdua semangat.

“tidak, sekarang aku ingin mendengar cerita hantu dari kalian”

“tentu saja, bagaimana kalau besok pulang sekolah?” ujar Jessica,

aishhh mereka berdua bertingkah manis jika bersama cowok tampan.Tampan Mwoya?

“baiklah, Dimana?” ucapnya masih dengan senyum yang sama.

“dikelas kami Sunbae”

Cih, sangat mencurigakan orang ini

Apa yang sebenarnya ia inginkan?

T.B.C

Hahhh akhirnya chapter 1 selesai, apakah ada Feel Nya, oh ya pas bagian cerita Tiffany itu juga diambil dari bagian cerita anime lho? Adakah yang tahu ~kekeke

Kependekan? Ini masih awal kok

Typo? Mian males edit #plak

Jangan lupa RCL chingu kalau mau dilanjutkan ^^


[Oneshot] The Scent of Happiness

$
0
0

Title : The Scent of Happiness

Length : Oneshot

Rating : PG-13

Genre : Romance

Author : Soshinism (@syoongie)

Disclaimer :

Mohon maaf jika beberapa adegan dan kalimat dalam fanfic ini ada yang sama kaya sebuah novel, jujur saya terinspirasi dari novel itu. Tapi bukan ceritanya, hanya beberapa kalimatnya saja.

Note :

Maaf ya kalo ini terlalu pendek dan ngga sesuai harapan readers. Mungkin alurnya terlalu cepet atau apa, maaf hehehe. Oya maaf juga saya ngubah nama author saya yang sebelumnya syoongie jadi soshinism. Readers, aku punya satu recommended song buat di dengerin, boleh di setel dari awal boleh juga pas adegan Sooyoung main biola nanti –aduh ngebocorin, maaf ya– Lagunya itu judulnya Devil’s Trill, cari di youtube aja biar cepet, keywordnya: Vanessa Mae – The Devil’s Trill. Tapi kalo saranku, dengerin aja pas scene itu. Makasih :D

ENJOY YOUR READING~

~~~

Saat itu aku masih berumur 23 tahun. Masih menjalani kehidupanku seperti biasa –bekerja part time di salah satu restoran pizza, kuliah, dan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dengan menjual beberapa lukisanku. Aku bukan seperti Siwon, sahabatku, yang termasuk lelaki populer karena ketampanan, kekayaan, dan keenceran otaknya di kampus. Namun yah, ada saja yang menyukaiku dengan sangat, Victoria namanya. Aku hanya seorang lelaki yang berada di jurusan musik namun sangat menyukai satu hal yang dinamakan melukis.

Apa aku baru saja menyebutkan kata melukis? Yah, melukis sudah menjadi bagian hidupku sejak kecil. Appaku seorang pelukis ternama begitu juga Eommaku. Kedua orang tuaku sempat menentangku saat tahu aku ingin mengambil jurusan musik. Namun, akhirnya mereka memperbolehkanku mengambil jurusan itu dengan dua syarat: aku harus membiayai kuliahku sendiri dan tetap melanjutkan hobi melukisku yang diturunkan dari kedua orang tuaku. Tidak masalah sih.

Aku sangat senang saat salah satu lukisanku mengikuti pameran yang diselenggarakan Appa dan Eommaku. Hanya lukisan sederhana seorang wanita yang sedang bermain biola di sebuah padang rumput yang kubuat selama kurang lebih 2 bulan. Pameran itu cukup banyak menarik minat pengunjung.

Dan di pameran itulah aku bertemu dengannya.

Wanita yang memiliki rambut coklat gelap itu adalah orang yang paling lama berdiam di depan lukisanku. Entah apa yang ia lakukan, ia hanya berdiri di depan lukisanku sambil tersenyum tipis dan meletakkan jari telunjuknya di dagunya. Apakah ia menyukai lukisanku?

Aku menghampirinya saat rasa penasaranku semakin membuncah karena ia tidak juga beranjak dari tempatnya berdiri. Saat sudah berada di dekatnya, aku memberanikan diri untuk bertanya padanya, “Apakah kau menyukainya?” Ia menoleh dan hanya tersenyum sebagai balasannya. Tuhan, apa ini yang namanya cinta pada pandangan pertama? Wanita itu… benar-benar sempurna. Mata bulat dan tajamnya seperti menghipnotisku untuk tetap menatapnya, hidung kecilnya yang sangat lucu, pipi tembam dan bibir kecil nan ranumnya seakan memantraiku untuk mencium ornamen wajahnya saat itu juga, semua itu seperti memberiku perintah untuk tetap menatap wajah sempurnanya. Ya Tuhan, ada apa denganku?!

Ia membungkuk hormat padaku dan pergi meninggalkan pameran itu setelahnya. Aku hanya bisa membalas salam perpisahannya itu dengan anggukan kecil. Aku bahkan belum sempat menanyakan namanya saat itu.

Hari-hari berikutnya aku masih juga belum bertemu dengan wanita itu. Hampir dalam keadaan menyerah aku menceritakan kejadian saat pameran itu pada Siwon. Dan ia hanya berkata, “Suatu saat kau akan bertemu dengannya, percayalah.” Dan entah kenapa aku percaya dengan perkataannya.

Suatu hari aku sedang duduk dengan tidak tenang di ruang tamu rumah besar Siwon. Bermain game bersamanya, maksudku. Aku masih saja serius dengan benda di hadapanku itu sementara Siwon sudah mem-pause permainannya dan menyapa seseorang yang baru saja masuk ke ruang tamu itu.

“Youngie-ah, kau pulang lebih awal?” Dan entah kenapa aku juga mem-pause permainanku hanya untuk melihat siapa yang baru saja datang.

Jantungku berdetak tak karuan ketika melihat siapa orang yang baru saja Siwon sapa.

Wanita itu.

Mataku juga membulat sempurna saat tahu seseorang yang baru saja datang itu adalah wanita dengan wajah sempurna yang secara sengaja kutemui di pameran. Ia hanya memakai sweater coklat dengan dalaman hem putih dan hotpants denim memperlihatkan kakinya yang jenjang.

Lagi-lagi wanita itu hanya menjawab pertanyaan Siwon dengan senyumnya, senyum yang sama seperti di pameran. Sesaat kemudian ia melihatku dan setelahnya membungkuk hormat kepadaku. Siwon mengacak rambutnya pelan kemudian menyuruhnya masuk ke kamar. Sebenarnya apa hubungan wanita itu dan Siwon?

“H-hyung… Siapa w-wanita itu?” Tanyaku padanya.

Siwon tersenyum kemudian menjawab, “Dia adikku, Kyu.”

Aku menatapnya terkejut. Wanita itu adiknya? Bahkan aku tidak pernah melihatnya di rumah Siwon selama ini.

“K-kau yakin dia adikmu, Hyung?” Ujarku setelahnya. Siwon tertawa dan menepuk punggungku beberapa kali. Aku yakin ia merasa aneh dengan pertanyaanku barusan. “Tentu saja dia adikku! Wae? Kau menyukainya?” Jawab Siwon dengan nada bercanda. Aku menatapnya horor dan berpura-pura memasang tampang tidak-mungkin-aku-menyukainya-hahaha.

“Oh! Dan Sooyoung baru saja menyelesaikan sekolah musiknya di Wina, jika itu pertanyaan yang ada di pikiranmu.” Tambah Siwon kemudian. Memang baru sekitar satu tahun ini aku bersahabat dengan Siwon, pantas saja aku tidak pernah bertemu dengannya.

***

Hari demi hari aku makin sering mengunjungi rumah Siwon, hanya untuk bertemu wanita itu. Wanita yang ternyata bernama Sooyoung dan adik dari Siwon, sahabatku. Aku tidak tahu cara lain untuk menemui Sooyoung jadi yah, mungkin satu-satunya cara untuk bertemu dengannya hanya berkunjung ke rumah Siwon. Sooyoung selalu pulang jam 4 sore. Terkadang lebih awal, terkadang juga bisa lebih sore lagi. Menyebabkan aku tidak bisa bertemu dengannya. Dan kalian tahu apa? Siwon mulai mencurigai gerak-gerikku.

Sampai akhirnya aku menceritakan pada Siwon bahwa aku sudah mencintai adiknya itu. Ia tidak terlihat terkejut, mungkin Siwon sudah tahu dari awal jika aku menyukai, anni, mencintai Sooyoung. Mungkin.

Siwon hanya tersenyum saat mendengar ceritaku, kemudian ia mengatakan sesuatu yang selama ini tidak aku ketahui.

“Dibalik semua tingkah ceria Sooyoung, dia itu seorang yang tidak bisa berbicara, adikku bisu. Dia mengalami sebuah kecelakaan mengerikan 5 tahun lalu. Kepalanya terbentur sangat keras menyebabkan beberapa saraf berbicaranya rusak dan harus menjalani sebuah operasi jika dia ingin kembali mempunyai suara. Namun, sampai sekarang dia masih belum mau menjalani operasi itu. Aku juga tidak tahu kenapa, dia tidak mau memberitahukannya padaku.”

Aku memandang Siwon dengan tatapan sangat tidak percaya. Itukah sebabnya Sooyoung tidak pernah membalas pertanyaan atau perkataan orang lain dengan kata-kata? Itukah sebabnya Sooyoung hanya akan tersenyum dan membungkuk hormat padaku ketika aku sedang berada di rumahnya? Itukah alasan Sooyoung terus tersenyum selama ini?

“Dekatilah Sooyoung jika kau benar-benar mencintainya. Jangan hanya berkunjung ke rumahku dan menjadikan bertanding game denganku sebagai alibi untuk melihat Sooyoung.” Tambah Siwon kemudian. Ia tersenyum dan menepuk bahuku seakan memberi semangat padaku.

Sejak saat itu, perjuanganku dimulai.

***

Tak kusangka mendekati Sooyoung itu bukan sesuatu yang sulit. Dia benar-benar mudah bergaul dengan siapa saja –terlepas dari fakta bahwa Sooyoung tidak bisa berbicara, itu tidak menghalangiku untuk mendekatinya. Aku bahkan sudah tahu mengapa Sooyoung selalu pulang jam 4 sore. Sooyoung mengikuti sebuah sekolah musik, biola adalah instrumen yang paling ia suka.

“Tidak berniat untuk melanjutkan sekolah musikmu di Wina? Wina terkenal akan pemusik hebatnya, bukan?”

Ya. Tapi, tidak, aku merindukan Korea, Appa, Eomma, dan Siwon Oppa.’ Aku tersenyum menanggapi tulisannya. Dalam hati aku berharap Sooyoung juga merindukanku. Bodoh, aku dan Sooyoung baru kenal beberapa bulan belakangan.

Kau sendiri? Permainan pianomu sangat brilian, Kyuhyun-ssi. Tidak berniat untuk ke Wina? Chopin sepertinya menunggumu.’ Tambahnya kemudian. Aku tersenyum ketika mengingat saat di mana kami mempertunjukkan kebolehan masing-masing. Sooyoung dengan biolanya dan aku dengan piano sebagai instrumen favoritku.

Kemudian aku mengerutkan kening seraya berkata, “Akan kupikirkan. Tapi, sepertinya tidak perlu. Aku tidak berniat menjadi pianis yang luar biasa seperti Chopin atau Beethoven, atau bahkan Mozart.” Ia terlihat mengangguk mengerti. Kemudian kami terdiam beberapa saat.

Kyuhyun-ssi… Kau tahu, lukisanmu waktu itu persis seperti apa yang pernah kulakukan.’ Aku hanya menatapnya heran meminta penjelasan akan tulisannya kali ini. Sooyoung tersenyum kemudian menulis lagi, ‘Aku juga pernah memainkan biolaku di padang rumput, persis seperti yang ada di lukisanmu.

Aku hanya menatapnya terkejut setelah itu.

***

“Hanya sekali ini saja, Sooyoung. Kumohon.”

Asalkan Oppa juga memainkan bagian piano dari Andante setelah aku, bagaimana?’ Ya Tuhan, Sooyoung… Sooyoung memanggilku Oppa!

“Aaa… andweyo! Aku hanya ingin mendengar permainanmu, Sooyoung-ah.” Sooyoung terlihat sedikit kaget ketika aku memanggilnya dengan panggilan lebih akrab seperti itu. Namun, dengan cepat ia berhasil menguasai dirinya kembali.

Arra… Apa tadi? Andante?’ Aku mengangguk setelahnya. Ya, kali ini aku sedang berada di sekolah musiknya. Sooyoung yang mengajakku ke tempat ini. Sedikit banyak aku pernah mengetahui sekolah musik ini.

“Sooyoung-ah! Bagaimana jika kau memainkan Devil’s Trill Sonata saja?” Selaku sebelum Sooyoung benar-benar memainkan biolanya. Sooyoung membulatkan matanya lucu, sepertinya dia benar-benar terkejut. Sooyoung kembali ke arahku kemudian mengambil notenya dan menulis sesuatu.

Kau tahu? Devil’s Trill milik Tartini itu selalu menjadi kelemahanku.’ Aku memandang Sooyoung tepat di matanya kemudian berkata, “Lalu kenapa jika Devil’s Trill adalah kelemahanmu? Bukan berarti kau tidak bisa memainkannya kan? Ayo! Aku ingin mendengar seseorang memainkan lagu itu dengan sempurna selain Vanessa Mae!” Sooyoung lagi-lagi membulatkan matanya terkejut. Tak urung ia juga kembali meletakkan notenya, berdiri, kemudian bersiap untuk memainkan lagu itu.

Kemudian Sooyoung mulai memainkan biola kesayangannya. Aku melihat matanya yang merapat dan jari-jarinya dengan cekatan memainkan sebuah karya dari Giuseppe Tartini, seorang yang menciptakan Devil’s Trill. Sooyoung terlihat begitu menawan, aku tidak bisa mengedipkan mataku saat melihatnya bermain seperti itu. Ia memainkan salah satu lagu tersulit untuk para pemain biola itu dengan sempurna. Sempurna. Kukira ia hanya berbohong soal Devil’s Trill adalah kelemahannya.

Sooyoung tersenyum dan membungkuk hormat sesaat setelah ia menyelesaikan permainannya. Seolah-olah aku adalah tamu resmi yang sedang menonton pertunjukan musik klasik dan ia adalah the star of tonight’s show. Kupikir bukan seolah-olah lagi, tapi memang iya.

Masih dengan membawa biolanya Sooyoung duduk di sampingku. Ia terlihat menulis sesuatu yang agak panjang kemudian menunjukkannya padaku.

Itu bukan permainan terbaikku, aku sudah bilang kan, Devil’s Trill itu kelemahanku? Maaf jika tidak sesempurna Vanessa Mae atau Tartini. Mau mencoba? Akan kuajarkan. Tidak akan kuberi yang susah, cukup dasarnya dulu saja.’ Mataku terbelalak saat melihat tulisan Sooyoung. Sejujurnya aku tidak memiliki ketertarikan apapun pada biola atau alat musik gesek lainnya.

Tidak apa jika Oppa tidak mau, aku akan menyimpannya kembali kalau begitu.’ Ia menatapku tersenyum. Sepertinya Sooyoung menyadari keenggananku. Assh, demi bumi dan langit ada sebuah suara yang menyuruhku untuk mempelajari biola dari Sooyoung. Aku tidak bisa menolaknya! Sooyoung hendak memasukkan biola itu ke dalam tempatnya lagi ketika aku menahan lengannya. Ia terlihat sedikit terkejut kemudian menatap tanganku yang sedang erat menggenggam pergelangan tangannya.

Aku tersenyum kemudian berkata, “Aku mau.” Sooyoung tersenyum lebar kemudian mulai mengajariku bermain biola. Sooyoung mengajariku dengan lembut, sesekali ia menulis apa yang harus kulakukan di notenya kemudian mempraktekkan hal yang ia tulis itu secara langsung. Untuk membuatku lebih mengerti. Dan jika kalian penasaran, aku tidak terlalu memperhatikan caranya mengajar. Sooyoung menoleh menatapku yang juga sedang menatapnya. Mungkin ia menyadari gelagat anehku.

Entah setan dari mana aku terus saja mendekatkan kepalaku ke arahnya. Sooyoung juga semakin memundurkan tubuhnya hingga punggungnya menyentuh dinding ruangan itu. Dan sedetik kemudian, bibirku sempurna mendarat di bibirnya. Aku tidak tahu apakah Sooyoung merapatkan matanya sepertiku atau tidak. Tidak, aku tidak melumatnya. Hanya mengecup bibirnya yang selama ini kudambakan.

Aku melepas kecupanku pada bibirnya kemudian melihat wajahnya yang terkejut. Aku tersenyum padanya kemudian menarik tubuhnya ke dalam pelukanku.

“Sooyoung-ah, nomu… joha.” Sooyoung kemudian melepas pelukanku padanya, ia terlihat berlari kecil ke tempat di mana notenya berada. Sebelum ia mencapai tempat itu, aku menahan lengannya lagi.

“Tidak perlu. Aku sudah tahu jawabanmu.” Sooyoung membulatkan matanya namun ia tersenyum setelah itu.

***

Kyuhyun Oppa eodisseo?! Begitulah isi pesan teks Sooyoung untukku.

“Oppa di belakangmu, Sayang.” Sooyoung membalikkan badannya dan menatapku malu. Sesaat kemudian pandangannya berubah kesal. Aku memang mengerjainya barusan hehe. Dengan muka pura-pura ditekuk dan bibir cemberut Sooyoung mendekat ke arahku kemudian memukul-mukul dadaku lucu. Dasar anak ini!

Segera saja kutarik ia ke dalam pelukanku dan berkata, “Aigoo aigoo, anak nakal! Seenaknya memukul namjachingumu sendiri!” Kemudian kusentil dahinya pelan. Bukannya tertawa atau apa Sooyoung malah semakin mengerucutkan bibirnya.

Belikan aku ice cream! Sekarang. Juga.’ Tulisnya dalam note yang ia gunakan untuk berkomunikasi denganku. Aku hanya mengangguk kemudian menggenggam tangannya yang kecil menuju sebuah kedai es krim.

Sooyoung terlihat tersenyum sangat bahagia sampai-sampai memperlihatkan giginya yang putih saat sebuah es krim chochomint sudah ada di tangannya. Kami kemudian berjalan bersama –dengan keadaan Sooyoung masih memakan es krimnya dan aku menggenggam tangan kirinya– dalam diam. Aku menariknya untuk duduk di bangku sambil menunggunya menghabiskan es krim. Kalian tahu, aku benar-benar ingin mencubit pipinya yang tembam itu saat ia sedang makan seperti ini.

Menurutku, sore itu sore yang sangat indah, menunggu Sooyoung menghabiskan makanan kesukaannya sembari mengusap-usap rambut panjang miliknya.

***

Aku memperhatikan wajah Sooyoung dengan seksama. Memperhatikan tiap detil wajahnya tanpa se-inch pun terlewat. Ia hanya mengalihkan pandangannya saat mataku kebetulan menatap matanya. Dan aku hanya bisa menahan tawa saat wajahnya memerah seperti ini. Kemudian dengan cekatan aku menggambar sketsa wajah Sooyoung di sketchbook yang selalu ada di tasku. Sooyoung tampak lega sesaat setelah aku mengalihkan pandangan intensku dari wajahnya.

Kau akan menggambar seluruh tubuhku atau wajahku saja?’ Dia memperlihatkan tulisannya itu padaku. Aku mengerti apa yang Sooyoung maksud, hahaha.

“Bagaimana jika Oppa ingin menggambar seluruh tubuhmu, hm?” Ujarku dengan senyum jahil sebagai tambahannya. Sooyoung terlihat berpikir sejenak kemudian kembali menulis sesuatu di notenya.

Tapi aku tetap memakai baju kan?’ Aku tertawa lebar ketika melihat tulisannya. Astaga, ada apasih di dalam pikirannya?! Aku mencubit pipinya gemas. Terkadang Sooyoung bisa menjadi anak kecil. Salah, bukan terkadang, tapi sering, eh anni, tapi selalu.

“Kau pikir Oppa ini Jack dalam film Titanic? Ya Tuhan, Sooyoung-ku… Tentu saja Oppa akan melukis tubuhmu lengkap dengan baju yang sekarang kau gunakan.” Ujarku setelahnya. Dan lagi, ia tersenyum lega. Untuk beberapa saat kami terdiam, aku sibuk dengan sketsa wajah Sooyoung dan Sooyoung yang sedari tadi memandangi entah wajahku atau lukisanku. Baiklah kali ini aku terlalu percaya diri.

“Cha! Sudah selesai!” Ujarku sembari memperlihatkan hasil sketsa itu padanya. Ia terlihat sedikit terkejut. ‘Apakah ini mirip denganku?’ Aku tersenyum dan mengangguk mengiyakan pertanyaannya yang termasuk retoris itu.

“Nah, sekarang, mari kita observasi tubuhmu.” Sooyoung terlihat sedikit ketakutan saat aku mengucapkan kalimat itu. “Tenanglah, Sayang. Oppa tidak akan berbuat macam-macam.” Tambahku kemudian. Ia mengangguk kemudian mempersilakan aku untuk memperhatikan lekuk-lekuk tubuhnya. Kuakui tubuh Sooyoung itu sangat indah.

Tubuh Sooyoung terlihat gelisah lagi ketika pandanganku jatuh di dadanya. Tapi sungguh, aku tidak mempunyai pikiran kotor sama sekali ketika melihat benda kesayangan wanita itu. Aku meletakkan sketchbook yang sedari tadi berada di pangkuanku kemudian tanganku beralih memegang bahunya, “Salah satu kunci sukses indah atau tidaknya sebuah lukisan itu adalah objeknya tidak sering bergerak, tetap dalam posisinya, dan rileks. Mengerti, Choi Sooyoung?” Dia hanya mengangguk dan kembali merilekskan tubuhnya.

Dan hari itu, aku membuat sketsa terindah sepanjang hidupku.

***

“Gwenchana, Sooyoung-ah… Gwenchanayo.” Sooyoung hanya diam saja. Ia terlihat benar-benar sedih. Baru saja beberapa temanku menghina Sooyoung yang tidak bisa berbicara. Aku memang mengajaknya ke kampus hari ini, hanya sekedar untuk menemaniku. Saat aku meninggalkannya untuk mengumpulkan beberapa tugasku yang terlambat, Victoria dan teman-temannya menghampiri Sooyoung. Pada awalnya, ia bersikap biasa saja pada Sooyoung. Namun, saat Sooyoung berkomunikasi dengannya menggunakan notenya, wanita sialan itu langsung membuat kesimpulan bahwa Sooyoung adalah seorang yang tak bisa berbicara.

Victoria terus saja menghina Sooyoung dengan kata-kata, ‘Mana mungkin Kyuhyun mau dengan gadis bisu seperti dirimu!’ ‘Hey, bisu! Aku tahu kau hanya memanfaatkan Kyuhyun karena kebaikannya kan?!’ ‘Aku juga tidak percaya kau adalah adik Siwon, mana mungkin Siwon yang sempurna bisa mempunyai adik sepertimu, cish! Pembual!’ hingga aku datang dan segera menarik Sooyoung dari tempatnya.

Dan setelah itu, Sooyoung lebih banyak diam. Tidak menulis apapun. Aku ingin sekali menghajar Victoria karena telah membuat Sooyoung menjadi seperti ini. Ash, wanita jalang! Sooyoung menatapku kemudian memeluk tubuhku. Dan kurasakan bajuku sedikit basah.

“Uljima… Aku tidak pernah menyesal memilikimu, uljima, Soo-ah…”

Sooyoung mengangguk setelah itu. Ini salahku, mengapa juga aku membawanya ke kampus. Aish, Cho Kyuhyun pabo!

Sooyoung melepas pelukannya padaku kemudian menatapku lekat. Dan aku hanya membalasnya dengan tatapan waeyo? Sooyoung tersenyum tipis kemudian ia menepuk dadaku dan dadanya dua kali secara bergantian, menandakan ia sedang mengucapkan gomawo padaku. Aku mengangguk kemudian juga tersenyum padanya.

***

Aku membuka pintu depan saat bel pintu berdering untuk yang keempat kalinya dan menemukan Sooyoung sedang berdiri sambil memeluk tubuhnya sendiri dan menggigit bibir bawahnya seakan itu bisa menghangatkan tubuhnya. Ia menatapku dengan matanya yang indah dan menunjukkan senyum lemahnya kepadaku. Segera saja kutarik Sooyoung masuk ke apartemenku dan menyuruhnya duduk di sofa apartemenku kemudian memberikan selimut untuknya.

“Tunggu sebentar, Oppa buatkan coklat panas.” Ujarku padanya sambil tersenyum.

Dia menahan lenganku seakan berkata, “Tidak usah, di sinilah sebentar.” Tapi tentu saja dia tidak mengatakannya.

Aku hanya memandangnya heran. Ada apa dengannya? Namun, tetap saja aku mengikuti kemauannya.

Sooyoung menyerahkan buku notenya –yang ia gunakan untuk berkomunikasi denganku, seperti tadi– yang bertuliskan, ‘Oppa di sini saja. Aku sudah membawa coklat panas dari rumah.

“Aaa… Algesseo, Soo-ah.” Aku mengangguk mengiyakan perintahnya.

Kemudian aku duduk di sampingnya dan ia menyerahkan satu cup coklat panas yang katanya ia bawa dari rumah padaku lalu menyuruhku meminumnya. Kulihat ia menulis sesuatu lagi di notenya.

Sudah dua tahun kita berpacaran, Oppa lupa?’ Begitu isi tulisannya. Ya Tuhan, aku melupakan sesuatu yang sangat penting seperti itu! Paboya! Aku memandangnya yang sedang tersenyum dengan pandangan maafkan-Oppa-karena-tidak-ingat-hari-ini. Sungguh akhir-akhir ini aku sedang sibuk dengan skripsiku dan beberapa hal lain. Aku meletakkan coklat panas darinya dan memeluk tubuh kurus Sooyoung setelahnya. Meminta maaf padanya.

“Sooyoung-ah mianhaeyo… Mianhae mianhae… Mianhae, chagi…” Ujarku padanya. Sooyoung hanya mengangguk dalam pelukanku seolah-olah mengatakan bahwa ia tidak apa-apa. Aku tidak pernah menyesal memiliki Sooyoung, ia wanita yang sangat sempurna. Sooyoung sedikit meronta melepas pelukanku, sepertinya ia akan menulis sesuatu lagi.

Aku suka jika Oppa memelukku, hangat.’

Aku hanya tersenyum kecil membalasnya. Dan apa yang terjadi selanjutnya sangatlah mengejutkan. Dengan malu-malu Sooyoung mencium pipiku. Ya Tuhan, bahkan hanya dengan perbuatannya itu dapat membuat feromonku naik!

“Waegurae, Sooyoung-ah?” Tanyaku lagi. Sooyoung hanya menggeleng lucu sambil tersenyum, mungkin dia malu. Aku mencubit pipi tembamnya dan sekali lagi menariknya ke dalam dekapanku.

“Kau tahu, Sayang… Perbuatanmu itu membuatku ingin cepat-cepat menikahimu.” Masih dalam pelukanku ia mendongakkan kepalanya dan menatapku terkejut. Matanya berbinar dan bibirnya sedikit terbuka. Wanita ini benar-benar membuatku gila.

“Aku tidak bercanda. Sebagai permintaan maafku, bagaimana jika aku melamarmu hari ini, hm? Ide yang bagus kan?” Ia terlihat semakin terkejut karena ucapanku barusan. Aku menangkup wajahnya dengan tanganku kemudian berkata, “Sooyoung-ah… Aku mau kau menikah denganku. Aku mau kau menjadi seseorang yang akan terus bersamaku hingga ajalku nanti. Aku mau kau yang menjadi ibu dari anak-anakku, aku mau kau yang akan terus merawatku ketika aku sakit. Aku mau kau yang terus menciumku saat aku merindukanmu. Aku mau kau menjadi istriku. Sooyoung-ah, menikahlah denganku.”

Sooyoung mengangguk mengiyakan semua perkataanku.

Dan aku bersumpah itu adalah hari terbaik sepanjang hidupku.

***

Aku tidak pernah menyesal mencintai Sooyoung. Aku tidak pernah menyesal memilikinya. Aku tidak pernah menyesal menikah dengannya. Aku juga tidak pernah menyesal mempunyai seorang anak lelaki dan Sooyoung adalah ibunya. Aku tidak pernah menyesal mencintai seorang yang bisu seperti Sooyoung. Ia wanita terbaik yang pernah ada selain ibuku.

Hanya Sooyoung yang bisa membuatku mati kutu saat bersamanya meskipun ia tidak mengatakan sepatah katapun. Hanya Sooyoung yang bisa menjadi objek lukisan paling indah seumur hidupku. Hanya Sooyoung yang bisa membuat hatiku bergetar hanya dengan melihatnya memasak. Hanya Sooyoung yang bisa membuatku tersenyum benar-benar bahagia ketika aku bercinta dengannya. Hanya Sooyoung yang bisa membuatku mencintainya hingga seperti ini.

Ketika anakku lahir kebahagiaanku semakin bertambah. Hasil cintaku dengan Sooyoung. Cintaku pada dua manusia yang sangat berarti dalam hidupku itu tidak pernah terbagi, aku hanya menambahkannya. Yang semula hanya cinta untuk Sooyoung, sekarang juga bertambah untuk anak laki-lakiku, Cho Soohyun.

Dan hanya mereka berdualah yang bisa membuatku tersenyum seperti baru saja mendapatkan harta karun yang paling dicari di dunia ketika melihat keduanya bermain sepanjang waktu seperti saat ini. Tidak, bahkan Sooyoung-ku dan Soohyun-ku lebih berharga daripada harta karun itu.

Sooyoung menoleh ke arahku kemudian tersenyum, sangat cantik. Sooyoung menghampiriku yang sedang duduk di bawah pohon sambil memperhatikannya dan Soohyun berlarian ke sana kemari kemudian ia membisikkan sesuatu padaku.

“Oppa, terima kasih untuk segalanya. Nan jeongmal saranghaeyo.” Ujarnya dengan senyum malaikat khas miliknya. Satu lagi kebahagiaanku. Sooyoung akhirnya mau menjalani operasi untuk mengembalikan suaranya dan sekarang… Ia bisa mengatakan kata-kata yang sangat kutunggu itu langsung dari bibirnya. Tanpa note atau perantara apa pun.

“Nado saranghaeyo, Sooyoung-ah.” Balasku juga disertai senyum.

Sooyoung-ah, Soohyun-ah, aku mencintai kalian.

END

Happy end nih, ngga sad end lagi hehehe-_-v Jahat banget saya kayanya ya, pas nulis sad aja bisa panjaaaang banget, eh pas nulis happy end ngga nyampe 4,000 words. Tapi saya udah melunasi janji saya nih, happy ending! Oh iya, sebenernya udah ada 2 ff lagi di laptop saya, udah jadi juga, tinggal edit sedikit, terus di publish hehe. Tapiiiiii, itu ada berbau NC-NCnya gitu. Sedikit kok._. Nah berhubung sebentar lagi udah bulan Ramadhan, saya ngga berani publish itu ff, jadi yah, mungkin selama bulan Ramadhan ini saya ngga publish ff, mungkiiiinn. Jadi, jangan langsung membuat kesimpulan saya bener-bener nggak akan publish ff, bisa saja saya publish ff lain yang ngga ada NC-NCnya gitu. Mohon pengertiannya lagi hehe. Terima kasih sudah membaca~

PS: Sepertinya saya harus meminta maaf karena di sini banyak sekali adegan pelukan, hihi XD


[Drabble] Our First Kiss

$
0
0

Title : Our First Kiss

Author : Yamashita Yumi

Length : Drabble

Main Cast : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung

Genre : Romance

—***—

Aku tak tahu siapa kau.

Yang aku tahu kau telah membuatku candu.

With your kiss.

-

Seorang yeoja harus berkali-kali menghela nafas sebal. Memakai seragam Victoria High School. Berkali-kali, yeoja yang mengheraikan rambutnya itu menatap arlojinya. Ini sudah malam. Jelas 20.55 P.M. Pandangannya menyapu ke seluruh penjuru sekolahanya ini. Sepertinya hanya dia yang tersisa.

“ Ouh, oppa! Cepatlah.” Gumamnya gusar.

Choi SooYoung. Nama tersebut terlihat di name tag yang terletak di jas seragamnya sebelah kanan. Wajahnya gusar. Ingatan tentang pembicaraan dengan teman-temanya membuat bulu romanya merinding. Shit! Seharusnya dia tak usah ikut menggosip tentang hantu sekolah.

“ Ah! Eotthoke?” dia mengelap wajahnya gusar. Sungguh dia benar-benar takut.

Kakinya sudah mulai merasakan dingin, meski rok mininya –sebenarnya tak terlalu pendek hanya selutut- yang dia kenakan berbahan tebal. Kenapa juga dia malah memilih memakai kaus kaki melebihi mata kaki sedikit? Padahal Choi Siwon –oppanya- sudah menyuruh memakai yang selutut. Ini adalah hari sialnya. Mungkin.

“ Ini semua karena aku mengikuti Lomba design grafik. Padahalkan aku baru kelas 10. Aish!” lagi-lagi hanya sebuah gumaman.

Sebenarnya bukan suatu hal yang luar biasa karena bisa mengikuti Lomba design grafik. SooYoung memang mempunyai kelebihan di bidang design. Wajar saja, eomma dan eonninya seorang designer, meski eonninya baru akan melanjutkan study-nya di Paris hari ini. Eommanya memiliki butik dan appanya seorang arsitek. Satu orang lagi oppanya, dia juga arsitek.

“ Kenapa lama sekali?” dia mulai menggigit bibir bawahnya takut.

Lampu yang berada di atasnya terus menerangi pandangannya. Dia menoleh ka kiri, tempat parkir. Gelap. Jelas disana tak ada penerangan sama sekali. Dia menggolehkan kepala takut. Tidak! Jangan menatap itu lagi. Suara derap langkah kaki membuatnya semakin takut. Lebih cepat, seperti orang yang berlari dari arah kanan. Dia memberanikan diri menengok ke kanan.

DEG

Jantungnya berpacu lebih cepat. Matanya menutup begitu saja. Benda lembut itu tepat menyentuh bibirnya. Basah. Dia bisa merasakan bahwa yang tengah di depannya ini adalah seorang namja. Hanya sekedar menempelkan bibirnya. Waktu serasa berhenti begitu saja. Bahkan SooYoung tak mampu menolak. Dia terlalu shock, tapi menikmatinya. Merasakan detik waktu yang semakin lama. Bahkan dia berharap waktu berhenti sekarang.

Lampu di atas mereka, menjadi penerang sekaligus membuat bayangan mereka. Manis. Itu yang di rasakannya sekarang. Sebuah kenyamanan menyelimutinya. Entah kenapa juga sebuah doa meluncur begiru saja dari lubuk hatinya.

Aku tak tahu siapa kau. Yang aku tahu kau telah membuatku candu. With your kiss. I hope you’re my destiny. Meski ini First Kiss untuknya.

“ Mianhae.” Namja itu menjauhkan tubuhnya dari SooYoung.

SooYoung hanya diam. Dia masih shock. Hanya rona pipi yang memerahlah yang menandakan dia masih hidup. Namja itu membungkukan badan berapa kali kepada SooYoung, menghalang penglihatan SooYoung untuk melihat wajahnya. Dengan cepat namja itu berlari lagi ke arah tempat parkir.

SooYoung menyentuh bibirnya. Dia tersenyum malu mengingat kejadian tadi. Dia menggolehkan kepala. Rona merah di pipinya masih ada. Dia melihat ke bawah, lantai. Dan menemukan sebuah lencana. Mengambilnya dan memperhatikan dengan jelas.

“ Bukankah ini lencana Club band? Mungkinkah namja tadi mengikuti Club band? KYA!” dia menjerit histeris.

Kegiatannya terhenti ketika sebuah mobil menyinarinya dengan lampu mobil. Segera saja dia bersikap tenang. Jangan sampai oppanya tahu kalau first kissnya sudah di rebut seseorang. Dia melangkahkan kakinya menuju mobil yang telah berhenti. Dia melihat jam tangannya kembali untuk memastikan sekarang jam berapa. 21.00 P.M

Sebelum itu dia memegang dadanya yang masih berdetak tak karuan dan melihat ke arah tempat parkir. Dia yakin yang menciumnya tadi adalah seorang namja yang tampan dan manis. Terbukti kata-kata  Mianhae yang diucapkannya tadi, masih teriang-iang di otak SooYoung.

“ Ada apa denganmu, Youngie? Kenapa senyum-senyum sendiri? Kau tidak gila, kan?” ucap oppanya ketika SooYoung sudah masuk ke dalam mobil.

“ Ya! Oppa!.” Seru SooYoung sambil memukul pelan bahu oppanya.

“ Aish! Nde! Mianhae.” Siwon mampu mengendalikan aksi brutal yeodongsaengnya itu.

“ Oppa, lama sekali. Kau membuatku takut disini.” Meski aku menemukan keberuntungan juga. SooYoung berkata dengan nada kesal.

“ Aigo! Youngie! Seang oppa ini bukan hanya kau saja. SooJin  juga baru oppa antar ke bandara tadi.” Ujar Siwon sambil mengacak lembut rambut SooYoung.

“ Mian, aku tak bisa mengantarnya.” SooYoung membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

“ Itu juga karena kau harus berlatih, bukan? Kajja! Eomma dan appa sudah menunggumu di rumah.” Perlahan mobil itu meninggalkan halaman sekolah Victoria High School.

–**–

Seorang namja masih terus berlari menjauhi sekolah itu. Dia berhenti sambil mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal. Ini karena dia harus berlari dari kejaran chingunya yang marah karena tak sengaja dia pukul. Untung saja, dia masih bisa lolos. Jika tidak, wajah tampannya ini akan lebam besok.

Cho Kyuhyun, namja yang masih terdaftar sebagai siswa di Victoria High School kelas akhir ini. Memutuskan untuk duduk di tangga yang tak jauh dari situ. Lampu-lampu remang menjadi penerangnya. Dia memegang dadanya yang masih berdetak tak normal. Senyum manis itu terulas bergitu saja dari bibirnya.

“ Jadi ini rasanya berciuman. Ternyata sangat manis.” Ujarnya sambil mengingat kejadian tadi di koridor sekolah. Dia memegang bibirnya yang basah akibat kiss dengan yeoja yang tak dikenalnya.

“ Sepertinya yeoja tadi membuatku gila. Ah!” serunya sambil mengacak rambut kesal namun bahagia.

“ Ouh! Lencanaku!” dia meraba jasnya.

“ Ah kenapa bisa hilang? Mungkinkah karena bergesek dengan map yang yeoja tadi bawa?” lagi-lagi dia tersenyum seperti orang gila.

“ Kalau begitu biarlah. Untuk menjadi pengenal bahwa aku telah menciumnya saat di koridor sekolah. Sepertinya dia siswi Victoria juga.” Kyuhyun berdiri dari duduknya dan melangkah pulang ke rumahnya dengan hati yang sedang. Sesekali dia memegang bibirnya dan tersenyum malu. Bahkan dia mengacak rambutnya sambil terkekeh kecil.

Aku tak tahu siapa kau. Yang aku tahu kau telah membuatku candu. With your kiss. I hope you’re my destiny”  ujarnya dalam hati.

–THE END–

Aigo! Ini apa coba? Hehehe. Ini aku bikinnya cepet banget loh. Terinspirasi karena aku baca fakta first kissnya KyuHyun. OMO! ‘Our First Kiss’ ini akan nyambung dengan ‘I Think I’. sebagai flaskback gitu semoga begitu.

Ada berita yang mungkin membuat kalian kecewa. Aku akan hiatus. Jeongmal Mianhe, rencananya aku mau selesain With You sampai end terus baru aku publis. Buat I Think I, aku baru akan share part 1-nya meski datanya udah sampai part 2  kalau With You sudah end. Sekali lagi, Jeongmal Mianhae….

 Mian, klo ff kali ini gak buat kalian puas. Tinggalkan kesan. Gomapta~


[Twoshot] Mr.Honey (sequel)

$
0
0

Gambar

[TwoShoot]

Title    : Mr. Honey ( sequel part 2 of 2)

Ending

Rating : 13+

Genre : Romance, family, friendship

Author : Iyank3 a.ka dian_a (@iyank49)

Lenght : Twoshoot

Cast    : Choi Sooyoung

Cho Kyuhyun

Other cast : Yuri, Yoona, Jesica, Siwon,

Sooyoung’s family and Kyuhyun’s family

Note    : hai ff abal ini datang lagi, semoga kalian gak kecewa sama hasil endingnya soalnya aku gak pinter bikin ff bagus -,- huhu… Mianhe

~Happy Reading~

mr.honey part 1

mr.honey part 2

sequel mr.honey part 1

Continue Yuri pov:

“aku tidak mengerti sica, apa maksudmu??”

“Yul.. aku sangat mencintainya, kumohon jangan ceritakan ini pada siapapun!”

“Kau sudah gila sica. Jadi Siwon? Dia? Hik..” aku benar-benar takut mendengar penjelasan Jesica, apakah salah dengan sikapku ini. Mengapa aku punya sahabat yang begitu jahat. Rasanya menyakitkan ada seorang penghianat seperti dirinya. Dia temanku, sahabatku.. kami sahabat yang tak terpisahkan. Bukankah kita tlah berjanji satu sama lain untuk saling terbuka. Trauma!! semua kejadian ini hanya akan menjadikanku seorang perempuan pengecut. Aku takut pada kenyataan bahwa Jesica adalah sahabatku.

“Lalu bagaimana dengan Sooyoung, kenapa kau tega melakukan ini! Kau merahasiakan hubunganmu dengan Siwon. Kenapa kau tidak melarangku pergi bersamanya jika dia pacarmu. Hah!”

“hik… Yul aku takut kehilangannya dia sangat kucinta, kumohon mengertilah aku”

“Tidak! kau menjijikan Sica, lalu bagaimana dengan Sooyoung. Kau bahkan tahu betul dia sangat suka dengan namja gila itu”

“Jujur saja aku sangat iri padamu Yul”

“Iri? Wae? Apa yang harus kau iri-kan dariku. Kau kaya dan cantik untuk apa kau lakukan ini padaku. Apa aku punya salah padamu.” Aku melihat bibirnya bergetar menahan tangis sementara aku sudah runtuh dengan tangisan-tangisan ini. Harus bagaimana lagi. Aku tidak tahu kenapa ada orang sepertinya.

“Akan aku laporkan perbuatan Siwon di kantor polisi” aku berlari menghindari rasa sakit ini darinya belum lama aku pergi langkah ini harus terhenti dengan perkataan buruk yang tak ingin kudengar darinya.

“Aku tidak bisa menjamin Ayahmu akan bisa tetap bekerja di perusahaan Ayahku”

DEG… apa lagi ini, kenapa dia terus membuatku sakit seperti ini. Orang tuaku, dia sangat mencintai pekerjaannya, lagipula jika dia keluar dari Perusahaan Jesica aku tidak tahu akan bagaimana nasib keluargaku selanjutnya. Hutang Ayahku juga tlah banyak, dan Ayah Jesica yang sudah sering membantu permasalahan keluarga kami.

“Sica, kumohon jangan pecat Ayahku, dia tidak bersalah apapun, Kenapa seperti ini, hanya karena namja itu kau-”

“Cukup diam, dan rahasiakan ini dari siapapun, terutama Sooyoung”

“Kenapa Sooyoung tidak boleh tahu”

“Aku tidak ingin menyakiti hatinya”

“Mwo?? Kau sudah gila!”

“yah aku memang gila, mian Yul. Aku tahu Sooyoung sangat menyukai Siwon, suatu saat aku akan berusaha untuk membuat mereka dekat. Aku tidak akan cemburu, aku akan memberi gadis itu kesempatan” Aku meremas seluruh rambut yang kupunya. Sungguh diluar duga’anku bisa-bisanya aku berteman dengan orang seperti dirinya.

“Tidak! Sampai kapanpun kau tidak boleh menyuruh namja sinting itu mendekati Sooyoung” ucapku membentaknya dan melepas sweater yang dia berikan padaku, kalau saja tidak ada ancaman menyebalkan itu aku sudah menampar pipinya.

“Kau tidak tahu? Bukankah Sooyoung yang terus menerus mendekati Siwon?”

“Jesica, aku akan terus menghalangi Sooyoung untuk mendekati namjamu. Dengar!! aku benar-benar membenci gadis tidak punya perasaan sepertimu. Sebaiknya kau cari namja yang lebih baik darinya. Untuk apa mempertahankan namja buruk sepertinya”

Flasback end

“yuri katakan padaku, ada apa? sebenarnya apa yang terjadi?? kenapa dari tadi kau menangis terus, aku tidak tahu apapun, kau membuat jantungku sakit.hiks… kenapa aku selalu menjadi yeoja pabbo yang tidak tahu apapun. Kau punya masalah dengan Sooyoung? Kau menyukai Siwon?” Yoona terus mendekap erat tubuhku, memberi kekuatan padaku akan trauma buruk yang hampir aku alami.

“Yuri tenanglah kita kemana sekarang?” tanya Kyuhyun yang membuyarkan tangisku, aku menyeka air mata yang tak kunjung berhenti. “Hotel Rodeo, daerah Namsan” ucapku dan namja itu kini melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

“aaaaaaaa Kyuhyun pabbo hati-hati, kau ini bisa menyetir tidak??” teriak Yoona ketakutan, tidak ada respon dari namja itu. Dia justru semakin menaikan level lajunya sama halnya hatiku yang makin besar rasa takutnya.

“aaaaaaaaaaa sinting!!”

TTTT

Autor pov:

Yuri, Yoona dan Kyuhyun berlari ketempat yang telah disebutkan Yuri. Tampak Jesica tengah menikmati santap sorenya di sudut Restoran Hotel tersebut dengan lesu. Ditatapnya dirinya oleh Yuri dengan pandangan menusuk. Yuri berlari kearah Jesica berada.

“aku tidak akan memaafkanmu kalau sampai terjadi sesuatu pada Sooyoung!” bentaknya membuat orang-orang disana menatap Yuri dengan pandangan aneh. Yoona masih sedikit bingung akan perasaannya.’Kenapa Jesica ada ditempat seperti ini’ ucap Yoona dalam hati namun gadis itu berusaha menutupi kegundahan hatinya dan terus mengikuti langkah Yuri yang tampak berantakan keadaannya.

“Hustt.. jangan begitu Yul. Sudahlah!!” Yoona masih menenangkan Yuri. Sementara Kyuhyun sudah punya firasat buruk.

“Dimana kamar Siwon?” ucap Kyuhyun tak sabaran. Jesica masih termenung dalam tatapan kosong, seolah hancur bersama ketiga sahabatnya, gadis itu juga merasa sangat bersalah. “S.204” ucanya dingin, matanya terpejam menahan rasa sakit. Menyakiti sahabat-sahabatnya membuatnya sadar jika ia tlah menyakiti dirinya sendiri.

Cepat-cepat Kyuhyun berlari kekamar Hotel itu dibarengi dengan Yuri yang mengikutinya, sementara Yoona masih menatap Jesica, ditatapnya temannya dengan penuh curiga.

“Ada apa sebenarnya!” ucapnya galak,  Jesica menoleh kearahnya dan kembali tertunduk tubuhnya bergetar, gadis itu kini sudah menangis. Yoona menggeleng keras. “Tidak..itu tidak mungkin! Tidak boleh! Sooyoungg” Teriak Yoona, ia bergegas mengikuti Kyuhyun dan juga Yuri.

Kyuhyun pov:

Kenapa bisa yeoja itu ada di Hotel seperti ini, aku masih terus melihat Yuri yang menangis tak jelas. “Kyuhyun, selamatkan Sooyoung cepat” ucapnya tidak karuan, aku makin panik saja dengan keadaan seperti ini. “Kau tenanglah” kami sama-sama mencari kamar yang tertuju begitu sampai aku langsung mendobrak pintu kamar Hotel ini, sampai petugas Hotel melihatku yang masih sibuk merobohkan pintu kokohnya,.

“Yaa..yaa..anak-anak SMA, kalian mau apa? Kenapa pintunya didorong-dorong begitu, hah!”

“Ajushi, teman kami dalam bahaya disana, kumohon bukakan pintu ini” Yuri menarik-narik kemeja yang ia kenakan. “jinja? Apa ada yang bunuh diri disana? Baiklah akan aku bukakan” Kulihat petugas Hotel itu mengambil kartu penghubung kunci kamar ini dan membukanya.

CEKLEK

Cepat-cepat kami masuk, kulihat dengan mata kepalaku namja itu hampir meniduri Sooyoung yang sudah tak sadarkan diri. Begitu…. namja itu menatap kaget kerah kami. Benar-benar kurang ajar.

BUGH…BUGH.. Kuhantam bagian perut namja tersebut, walau ia sudah meraung sakit aku tidak memaafkan perlakuan biadabnya. Aku terus menghajarnya tanpa ampun.

“Hentikan!” ucap Petugas Hotel ini, kembali kulihat yeoja yang tertidur pulas di ranjang Hotel ini, Yuri berlari kearahnya meneriakan namanya berulang kali dan Yoona masih shock dengan semua ini, mulutnya menganga dan butir-butir air matanya kini tlah membanjiri pipinya.

“aaaaaaaaa” teriak Yoona histeris ia berlari kearah Siwon dan menamparnya. PLAK, “Br*ngsek, tidak kusangka kau seperti ini” tampak prustasi gadis itu masih sibuk memukul tubuh namja itu, namun tubuhnya oleng ketika namja itu berhasil menghempaskannya. Aku membantunya berdiri.

“Kalian bawa saja yeoja tak berguna itu, dan kalian tidak punya bukti apapun untuk menuntutku. Tenang saja aku belum menyentuhnya sama sekali”

“Tapi aku sudah melihatnya” Ucap petugas Hotel itu, kami semua mengangguk “Kau ingin kupecat dari Hotel ini, hah?” Ucapnya kasar padanya membuat dia tertunduk dan meninggalkan kamar Hotel ini.

“Keluar kalian dari kamarku, dan bawa yeoja kurang kerjaan ini” Ucapnya penuh penekanan tanpa menunggu seruan dan aba-aba lagi darinya langsung ku gendong tubuh Sooyoung yang masih terbujur lemas, aku yakin namja ini sudah memberinya bius,aku mulai melangkah dan berjalan keluar diikuti Yuri dan Yoona. Dapat kulihat Siwon menatap lurus manik mata Yuri menyiratkan pandangan yang berbeda dari seorang namja “Yuri tetaplah disini, ada hal yang ingin aku katakan padamu” ucapnya menarik pergelangan tangan Yuri.

PLAK “jangan katakan apapun, aku benar-benar membencimu” kamipun keluar meninggalkan namja yang masih sibuk memegang pipinya.

TTTT

Autor pov:

“Kau sudah bangun sayang” Ucap Nyonya Choi yang masih khawatir dengan kondisi putrinya. “Emm, eomma kenapa aku ada disini” ucap Sooyoung bingung

“Appa dan Eomma sangat cemas melihatmu seperti ini” Sooyoung memijat bagian pelipisnya dirasa kepalanya masih terasa sakit gadis itu tengah mengingat kala dirinya diberikan Jus Strowberi dari Siwon lalu tak ada lagi yang diingatnya. Namun perasaan takut kini muncul menggelayuti batinnya. “Eomma, appa.. aku??”

“Untung saja Kyuhyun datang tepat waktu, dia benar-benar pahlawanmu kau harus berterimakasih padanya, arasho!” ucap Ibunya tenang sambil membelai lembut rambut putrinya.

“Ini jam berapa Eomma?” Tanya Sooyoung pada Ibunya membuat dirinya mengerutkan kening tanda heran “memang kenapa?”

“aku harus sekolah”

“Sudahlah sayang jangan dulu, Appa saja bolos kerja karena masih takut dengan kondisimu” Sooyoung tersenyum mendengar penuturan lembut Ayahnya.

“Nde, Appa gomawo.. aku jadi tidak perlu susah-susah membolos….haha” ayah Sooyoung tertawa, melihat istrinya yang kesal dengan sikap Sooyoung.

“Kenapa di otakmu selalu seperti itu, kapan kau bertindak dewasa, membuat ku pusing saja”

“Sudahlah yebbo jangan marah padanya”

Sooyoung pov:

Aku seperti melupakan hal yang penting, seingatku aku masih sibuk berbincang dengan Siwon Oppa. Dia memberiku minuman soda dan jus Strowbery lalu.. kepalaku langsung sakit, aku pusing dan aku tak ingat apa-apa lagi. Lalu? Kenapa aku sudah ada dirumah. Sebenarnya apa yang terjadi?

“Sooyoung mulai sekarang kau harus mawas diri, berhati-hati dengan namja. Sudah Eomma katakan padamu jauhi namja itu, tapi kau tetap saja dekat dengannya. Kalau kau masih tetap memaksakan diri habislah sudah dirimu!!” aku melihat ibuku yang kini mengompresku. Apa yang dibicarakannya, kenapa dia marah-marah terus padaku. Dan lagi kenapa Firasatku sangat buruk saat aku menerima minuman yang Siwon oppa berikan bukannya menolak aku justru menenggaknya sampai habis. “Jeongmal pabbo-ya Sooyoungi” runtukku dalam hati.

“Eomma aku harus berangkat sekolah” Rasanya ada yang mengganjal dihatiku. Aku ingin tahu kenapa bisa aku seperti ini. Kenapa Siwon oppa melakukan ini padaku aku benar-benar penasaran.

“Tidak usah. Kau dirumah saja” aku tidak mengindahkan perkataan ibuku, dan berlari ke kamar mandi. Meskipun ayahku juga sudah ikut melarang.

“ya sudah jika itu maumu, tapi tunggu Yoona dan Yuri sebentar lagi mereka datang, dan ingat kau tidak boleh kemana-mana lagi. Arasho!”

“Nde Eomma” teriakku dalam kamar mandi ini

TTTT

“Gwechanha?” Tanya Yuri saat kami tlah masuk keruang kelas. Dapat kulihat namja itu? Siwon Oppa menatap tajam kearahku seperti memberi beribu kebencian padaku. Kenapa dengannya? Aku masih terus memperhatikannya. Ingin sekali aku bicara padanya dan menuntaskan perasaan yang mengganjal dihatiku.

“Untuk apa kau melihatnya terus menerus, kau jangan gila Sooyoung. Dirimu sudah hampir celaka olehnya” Yoona terus menarik tanganku keluar.

“Tidak boleh, kau tidak boleh bersamanya, aku akan terus mengawasimu sekarang. Dan mulai sekarang aku mendukungmu dengan Kyuhyun saja, namja itu lebih baik dari pangeran jahatmu, arasho” aku tak bergeming dengan gurauan yang mereka hadirkan. Dadaku terasa sesak melihat namja yang kini menggandeng tangan Jesica keluar. Yoona dan Yuri mengacuhkan tatapan sedih dari Jesica. Ada apa dengan mereka??

“Dua manusia jahat, aku benci mereka” Bingung. Apa hubungan Siwon dan Sica. Kenapa mereka menjauh. Aku melepas genggaman tangan Yoona dan Yuri yang sejak tadi menggandengku. Kukejar dua manusia yang terus membuatku penasaran. Sampai aku menemukan mereka di taman sekolah.

“Sica-ah” Teriakku membuat mereka berhenti melangkah. Jesica menatapku dengan pandangan yang tidak bisa kumengerti.

“Youngi” ucapnya serak, sungguh aku tidak tahu dengan sikap mereka, temanku, dan keluargaku hari ini. Hanya rasa bingung yang ingin aku tuntaskan agar menjadi jelas. Siwon oppa menatap sinis kearahku membuat aku takut. Kenapa namjaku begitu dingin terhadapku.

“Cish kau lagi!!” Setiap penuturan dan sikapnya hari ini sangat aneh.

“Siwon oppa aku ingin bicara” ucapku sangat ketakutan.

“Untuk apa bicara lagi, dengar yah anak kecil. Kau jangan lagi mengganggu hidupku. Aku bosan terus menerus kau ganggu, setiap saat selalu membuntutiku. Kau tidak malu selalu mengejarku? Kau pikir kau siapa? Dan perlu kau ketahui coklat-coklat pemberianmu tidak pernah sekalipun ku makan, anjing miliku saja tidak suka. Berkacalah kau pantas tidak bersamaku”

DEG…. bagai dihempas dari ketinggian langit. Dia…. Siwon oppa, namja itu kini kembali menarik kasar tangan Jesica aku juga melihatnya meneteskan air mata, tak hentinya cairan bening ini mencabik seluruh perasaanku.

Sakit. Rasanya menyakitkan sekali mendengar penuturan langsung darinya. Namja yang selama ini kuagungkan, seseorang yang terus membuatku bersemangat untuk sekolah, seseorang yang menjadi motivasi ceriaku. Seseorang yang mampu membuat hidupku bahagia, kini membuat hidupku merana. Aku bahkan sangat membencinya… Jesica kenapa kau juga tega padaku.

“Hiks..” apa yang harus kulakukan semua orang kini menatapku, aku bagai tontonan menyedihkan dihadapan mereka semua. Kini tubuh ini merosot seluruh bagian tubuhku bergetar, perih dan sakit luar biasa. Entahlah aku harus benci pada siapa? Aku hanya bisa membenci diriku sendiri yang tak berharga dimatanya.

 Aku masih menangis dalam sedih, dapat kudengar dengan jelas yeoja-yeoja yang berteriak histeris, entah apa yang mereka ributkan, mereka mengerumuni seseorang yang kini makin mendekat kearahku. Siapa dia?? Aku tidak mengenalnya. Dia terduduk dihadapanku tersenyum dengan sangat ramah, aku tak tahu harus bagaimana dengan keadaanku yang sangat kacau ini, aku mengacuhkan namja asing didepan mataku. Wajahku masih tertunduk lesu memikirkan hal yang tadi kurasa, namun tangan namja ini merengkuh wajahku menghapus cairan bening yang tak hentinya mengalir.

“Tenanglah, aku ada disisimu” ucapnya sangat halus membuatku makin tak bisa menghentikan air mata ini. Menyeka dengan dua jari tangannya dan dia mendekapku. Hanya diam dalam kehangatan ini, dia namja yang sangat tampan. Apa dia seorang malaikat?

“Siapa namja keren itu?”

“aku baru melihatnya”

“Ommo dia sangat tampan, kyaa Oppa…..”

Aku masih dapat mendengar dengan jelas teriakan-teriakan dari yeoja-yeoja tadi. Namja ini membantu mendirikan tubuh ini, lemas aku tidak bisa bangkit. Rasanya ini pengalaman pahit yang memalukan.

“Naiklah” ucapnya lagi. Seolah mendapat kekuatan untuk bangkit akupun menerima perlakuannya. Kini tubuhku sudah terangkat dalam gendongan namja asing ini. “hiks…” aku terus menerus menangis melewati lorong koridor sekolah, tatapan tajam dari yeoja-yeoja yang kulewati seolah menambah beban kesakitanku.

Autor pov:

“Sooyoung…..” Teriak Yoona dan Yuri mendekat kearahnya. Sooyoung masih terisak dalam gendongan namja yang terus menerus diteriakan oleh yeoja-yeoja satu sekolah. Kyuhyun. Nama namja yang kini menjadi sorotan kagum kaum hawa disana.

“Nuguseo?” bisik Yoona pada Yuri yang masih terdengar oleh namja tersebut.

“Kyuhyun” jawab Yuri membuat Yoona membulatkan matanya. “Mwo? Tidak mungkin.”

“Aku akan membawa Sooyoung pulang, kalian tenang saja”

“Nde…Youngi-ah kau baik-baik saja??” ucap Yuri membelai rambut panjang Sooyoung, yeoja itu hanya mengangguk. Yoona melihat temannya yang masih sesegukan itu kembali bersedih. “Bukankah sudah kubilang, jangan mengejarnya” Ucapnya marah, Sooyoung hanya tersenyum tipis.

“Sudahlah Yoong kenapa kau membentaknya! Kyuhyun bawalah dia pulang, aku sangat khawatir” Kyuhyun mengangguk. “nde aku pergi”

Yoona dan Yuri melihat dari kejauhan. Menatap dalam dua manusia yang kian menjauh. Sementara Yoona masih dalam batas antara percaya dan tidak. “Kau yakin namja keren dan perfect sepertinya adalah Kyuhyun simanusia alien itu”

“Hemm.. wae? Sudah kubilang Kyuhyun itu tampan, kau saja yang tidak percaya” Sanggah Yuri padanya. Yoona mengangguk dan tersenyum.

 “Kenapa setelah ia melepas kacamatanya justru terlihat muda, namja tampan dan dia sangat romantis. Kau lihatkan saat dia menggendong Sooyoung” Yuri menyilangkan kedua tangannya berusaha tenang mendengar ocehan Yoona yang pastinya akan berlarut sampai yeoja itu lelah. “Beruntung sekali Sooyoung mendapatkannya, Oe bukankah Kyuhyun menyukai Sooyoung. Wah balasan yang sangat setimpal. Kurasa Tuhan sangat adil… lagipula Sooyoung sangat tulus menyukai Siwon. Benar-benar namja kurang ajar, kalau saja aku punya kekuatan super sudah kuhabisi dia tadi.” Yuri mulai bosan dengan celotehan Yoona “Setelah dicampakan namja jahat seperti Choi Siwon dia pasti bisa menerima Kyuhyun, bukankah-“ Sebelum Yoona melanjutkan ucapannya Yuri sudah berlari menghindar. “Yaa…Yul aku belum selesai bicara, huh!”

“Cerewet tanpa kau bilangpun aku sudah tahu” Teriaknya. Yoona hanya mengerucutkan bibirnya dan menatap yeoja-yeoja yang kini menghampirinya.

“Yoong kau tahu namja tadi”

“Siapa?”

“Yoong kalau kau tahu siapa dia, aku titipkan coklat ini padamu. Jangan lupa bilang ini dariku”

“Siapa namanya?”

“Bukankah kau sempat bicara, apa dia Oppanya Sooyoung?”

“Dia bukan pacar Sooyoung kan? Tidak mungkin!”

Yoona dilanda kebingungan mendengar Pertanyaan-pertanyaan menuntut dari yeoja-yeoja tersebut. Yoona hanya menggaruk kepala, sesekali dia tersenyum matanya sudah memandang kesegala arah. Dia semakin kalut saat yeoja-yeoja lain datang mendekat padanya.

“Yoong apa kau tahu nomor telfonnya!”  lagi. Pertanyaan yang tidak bisa dijawab olehnya. Kali ini Yoona benar-benar kalang kabut.

 “Haaaaa kalian ini berisik, aku tidak tahu namja itu. Dan sebaiknya kalian jangan mengharapkannya!” ucap Yoona tegas yang disambut protes keras dari yeoja-yeoja itu. “Wae Yoong??” Yoona menghela nafas dalam. “Kemungkinan besar namja itu adalah pacar Sooyoung. Jadi kalian jangan mengganggu hubungan mereka. Arasho!”

“Jinja?”

“Arkhh pantas saja dia langsung menyelamatkan Sooyoung, benar-benar romantis. Tapi kenapa tadi Siwon bicara kasar pada Sooyoung. Kau tahu? sebenarnya ada masalah apa?”

“Kalian ini berisik sekali, itu bukan urusan kalian. Sudah sana masuk kelas kau tidak dengar belnya sudah bunyi.. hust..hust” Yoona mengusir orang-orang yang bagi dirinya dianggap sebagai pengganggu, diapun mulai mencari keberadaan Yuri.

TTTT

“Gwechana?” Tanya Kyuhyun pada Sooyoung…yang masih mengendarai mobil sport nya. Yeoja itu hanya diam ia sibuk dengan pikiran-pikiran anehnya. Matanya yang dirasa perih masih setia mengiringi tangisan terdalamnya.

“Apa begitu sangat menyakitkan sampai kau tak berhenti menangis” yeoja itu menoleh ditatapnya dengan wajah marah, namja yang memandang lurus kearah jalan.

“aku berhenti disini saja” ucapnya membuat Kyuhyun menepikan kendaraannya. “Soo-ah.. jangan seperti ini, bukankah sudah kubilang aku akan selalu disisimu”

“Kau siapa? Aku bahkan tidak mengenalmu sama sekali!”  Kyuhyun tertawa ditepuknya dengan pelan keningnya sendiri, namja itupun kini mencari benda kecil yang tergeletak di dashboard  mobilnya. Kyuhyun memakai kacamata yang dulu biasa ia kenakan saat di sekolah. Sooyoung membulatkan matanya ditatapnya secara intens namja yang terus tersenyum padanya.

“Kau lebih menyukaiku yang berkaca mata ini, oeh?” Sooyoung terpaku melihatnya. “Kyu-hh-Hyun” ucapnya ragu, Kyuhyun mengangguk.

“Bagaimana? Kau sudah mengenalku” Sooyoung terdiam. Ia tidak tahu harus melakukan apa pada seorang yang sudah ia kenal sebagai Mr.Honey nya. Disatu sisi ia bahagia karena bukan Siwon namja yang memberinya bunga kesukaannya. Namun disisi lain ia sedih melihat perubahan penampilan Kyuhyun. Ia merasa tak pantas bersama namja-namja berparas sempurna.

Kyuhyun pov:

Aku melepas kacamata yang tadi kupakai dan kembali melajukan kendaraan, sambil sesekali melihat yeoja yang terus memandang samping jalan. Wajahnya sangat prustasi. Apa sebegitu berharganya seorang bernama Choi Siwon itu?

“Ehmm” aku berdeham berusaha mencairkan suasana, yeoja itu menoleh dan sedikit senyum berat yang tampak ia paksakan. Aku harus bagaimana? Cukup sedih melihat yeoja itu terus berdiam diri. Dia pun kembali sibuk dengan menundukan kepalanya. Aku hanya bisa menghela nafas. Dia memang harus menenangkan diri.

“Soo-ah” ucapku, dia tetap diam tak bergeming. Aku membelai rambutnya. “Sooyoung” ucapku lagi.

“Hemm, wae?”

“Aku akan mengajakmu kesuatu tempat. Kau mau??” dia masih tertunduk, dan sepertimya ia enggan menatapku. Apa aku melakukan kesalahan besar. Menampakan wajahku yang sesungguhnya padanya. Aku hanya ingin memulai hubungan dengannya dalam kejujuran. Tidak akan ada lagi yang ingin kututupi dari yeoja malang ini. Aku menggenggam tangannya membuatnya sedikit kaget.

“Jangan pikirkan yang tadi. Semangat!” dia melepas genggamanku, membuatku cukup kecewa. “Kau tenang saja, aku tidak apa-apa”

“Nde… baiklah kita ke taman bermain, kau pasti suka” Dia akan kembali bicara, sepertinya dia akan menolak lagi ajakanku dan tentu saja aku mencegahnya yang hampir mengeluarkan suara.

 “Tidak ada protes dan kau harus menurutinya, ara!” dia mengangguk ragu dan aku mengacak rambutnya. “Kita bersenang-senang hari ini, sekarang aku jadi sepertimu. Membolos dan bermain-main saja” gurauku namun gagal membuatnya tertawa.

TTTT

“Kenapa dari tadi kau diam saja?” tanyaku kesal, sudah lima wahana permainan kami coba tapi yeoja ini tak kunjung senang. Apa pikirannnya masih terus memikirkan namja itu. Akupun menariknya dan mendudukannya dibawah pohon rindang, pemandangan yang sangat indah bukit hijau ditaman ini pun tak mampu membuat susana hatinya membaik.

“Kyuhyun, kita pulang saja” Ucapnya lesu. Aku menggeleng mataku menangkap sesuatu yang indah. Bunga kesukaan yeoja ini. “Tunggu sebentar” aku meninggalkan dirinya dan mengambil bunga yang tergantung dipepohonan.

“Ini untukmu” aku memberinya dua mawar putih, dia menerimanya dan lagi aku bisa merasakan bahagianya. Bunga ini selalu menghantarkan rasa senang untuk yeoja didepan mataku. Bunga ini juga yang membuatku bisa menerimanya untuk menjadi pendampingku kelak. Dia masih menghirup bunga yang kuberi, aku mengambil satu bunga yang ia pegang dan menyelipkan ditelinganya. “cantik” ucapku dan dia tersenyum.

 “Kenapa tidak ada tulisan ‘HONEY’ disini” ucapnya kesal sedikit membuatku salah tingkah. Aku menggaruk tengkukku yang tak gatal. “Jadi kau sudah tahu, kalau aku ini-” dia mengangguk.

“Kau sipemberi misterius, kau Mr.Honey ku… gomawo Kyu-ah. Berkatmu aku merasa lebih baik sekarang.”

“Lalu?”

“Lalu apa?”

“Setelah kau tahu aku ini Mr.Honey mu bagaimana?” dia mengedikan bahu dan tetap menghirup aroma segar dari bunga itu. Aku menggenggam kedua tangannya membuat pandangan kami saling beradu. Jujur saja aku berdebar saat akan mengatakan perasaan ini padanya.

“Jadilah yeojachinguku” ucapku berusaha tenang, dia melepas genggaman tanganku dan menggeleng. “aku tidak bisa!” ucapnya lantang. Dapat terlihat gurat sedih dari wajahnya.

“Wae?” tanyaku, aku berusaha meyakinkan bahwa aku tidak main-main.

“apa bagusnya diriku ini untukmu,  aku bodoh bahkan sangat idiot dan kau pintar. Aku jahat dan kau sangat baik. Siwon benar, aku memang harus berkaca dalam memilih namja. Aku tidak pantas bersama siapapun. Aku jelek dan kau sangat tam….Emmm”

 Aku membungkam bibirnya yang tanpa lelah bersuara tadi. Dapat kulihat ia terpejam merasakan  lumatan lembut dari bibirku. Kami masih saling berciuman ditengah taman yang sangat indah. Aku melepas tautan bibir kami menghirup nafas yang tadi hampir hilang setelahnya aku kembali merengkuh wajahnya kembali melumat bibir tipisnya. Tidak ada penolakan dan dia sudah membalas tautan bibirku. Aku sedikit memiringkan wajahku mencari sudut titik yang lebih sempurna untuk menciumnya.. sampai ada suatu benda yang sukses membuatku mengaduh dalam kesakitan luar biasa.

 “Awww” rintihku kesakitan tangan kananku menahan nyeri yang terus kurasa dipunggungku.

“Kyu..gwechanha?” tanya Sooyoung khawatir, aku tersenyum kecut dan mengangguk. Aku mencari benda yang sudah membuat punggungku hampir remuk, seseorang mencari sepatu kulitnya. Benda bodoh sialan, mengganggu saja.

“Yaaa… anak SMA jaman sekarang. Apa yang kalian lakukan ditempat umum seperti ini, hah? Membolos dan pacaran” Ucap satpam penjaga dengan nada marah.

“Pergi kalian! Benar-benar contoh yang buruk!” Sooyoung membantuku berdiri, tubuh ini benar-benar hampir hancur yang benar saja benda sekeras itu ia layangkan tepat di punggungku. Aku akan kembali merosot jika Sooyoung tidak mencegahnya. Ia memapah tubuh ini tepat berhadapan dengan tubuhnya. Aku tersenyum melihatnya yang kerepotan.

CUP kukecup singkat bibir yang membuatku jadi ketagihan.

“Hiaaaaaa kenapa malah dilanjutkan?” geram seseorang yang membuatku jengkel, aku tidak memperdulikannya yang sudah kebakaran jenggot.

“Saranghae” ucapku pada yeoja dihadapanku dan dia kembali diam, lagi-lagi raut wajahnya menjadi mendung. “Sooyoung-ah” Rengekku membuat yeoja ini menatapku khawatir. “Sarang-“

“Nado.. nado Saranghae Kyu” Aku memeluk yeoja ini. Akhirnya dia mau membuka hatinya untukku. Aku kembali menciumnya.. entah sampai kapan akan kuhentikan… rasa bahagiaku yang tengah kasmaran.

“Dasar bocah-bocah nakal… lebih baik aku pergi”  aku mengibaskan tangan menyerukan untuk mengusir satpam kurang kerjaan tersebut. Kami sama-sama tersenyum disela-sela ciuman intens ini.

ENDING

 Alhamd end juga walaupun sangat hancur tapi semoga kalian suka yah?? Jangan lupa komentarnya Chingu. Gomawo

KEEP RCL ;)


Murder Perfect [Oneshot]

$
0
0

cvrhorror

Title: Murder Perfect

Author: MayangA [sookyubiased]

Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Kris Wu

Other Cast: Find it yourself!

Genre: Horror, Tragedy, Romance

Length: Oneshot

Rating: PG-17

Disclaimer! Ini cerita murni pemikiran saya. Jika ada kemiripan atau sejenisnya silahkan hubungi saya.

Let’s begin!

“Kau…nampak sangat cantik.”

“Hmm? Yes, I know it. Dan kau tampan”

“Tu..tunggu, ini terlalu cepatkan?”

“Tidak. Aku menginginkanmu sayang…”

“Wa…wait…A..”

“Aku menginginkanmu……….untuk mati”

BRAK

MURDER PERFECT

Malam ke dua puluh tiga di bulan Januari nampak lebih dingin dari malam lainnya. Seorang gadis dengan pakaian tebal melangkahkan kakinya menerjang dinginnya malam. Jalanan nampak jauh lebih sepi, kemungkinan besar karena udara yang terasa dingin menusuk kulit membuat orang-orang memilih meringkuk dibalik selimut atau duduk nyaman didepan pemanas. Ya, sepertinya begitu. Gadis itu terus merapatkan coat tebal yang dikenakannya sambil mempercepat langkah. Andai saja ia tidak terlalu asyik dengan buku-bukunya ia tidak akan ketinggalan kereta terakhir dan berakhir dengan keadaan harus berjalan kaki sejauh setengah kilometer untuk mencapai apartment sederhananya. Oh, sebenarnya ia biasa saja jika harus berjalan kaki sejauh itu, tapi tidak dimalam yang sangat dingin ini. Oh hello, siapapun tidak ada yang ingin menghabiskan waktu berlama-lama diluar ketika udara hampir mencapai 2’ celcius.

“Sooyoungie! Kau darimana huh?” Panggil sebuah suara membuat gadis yang dipanggil Sooyoung itu hampir terpeleset di trotoar ketika ia akan menyebrang menuju apartmentnya. Sooyoung menstabilkan berdirinya lalu membungkuk ramah kearah pria bertubuh gempal yang baru saja menyapanya. “Perpustakaan umum Tn. Han” pria bernama Tn. Han itu mengangguk faham. Kemana lagi Sooyoung setiap akhir pekan kalau bukan berkunjung ke perpustakaan umum kota. “Dasar! Cepatlah masuk, udara sangat dingin. Istriku memasak kari pedas, kau bisa ke kamar kami untuk makan malam” Ucap Tn. Han sambil mengeratkan mantelnya. Sooyoung tersenyum.

“Ne Tn. Han, gomawo. Ah, kau sendiri ingin pergi kemana malam-malam begini?” tanya Sooyoung heran karena Tn. Han terlihat memakai pakaian dinasnya dibalik mantel tebalnya, tidak seperti biasanya. Tn. Han menepuk pelan dahinya, hampir saja lupa jika ia sedang terburu-buru.

“Ahya… aku mau ke kantor, ada kasus pembunuhan akhir-akhir ini. Kau berhati-hatilah, korban pembunuhan ini rata-rata gadis muda” ucap Tn. Han dengan raut khawatir. Sooyoung mengangguk mengerti, lalu setelahnya Tn. Han berpamitan pergi dan Sooyoung masuk ke apartmentnya. Keadaan redup menyapanya ketika ia membuka pintu utama dengan kartu miliknya. Apartment Sooyoung adalah sebuah apartment sederhana yang terdiri dari 5 lantai dengan 20 kamar. Kamarnya sendiri terletak di lantai empat berdekatan dengan apartment Tn dan Ny Han. Kedua suami istri yang sudah tak muda itu lagi adalah orang yang sangat ramah, mereka berdua sudah seperti orangtua bagi Sooyoung sendiri.

“Youngie-ya? Kau baru pulang?” sapa Ny. Han ketika Sooyoung baru saja sampai dilantai 4. Apartment Sooyoung tidak memiliki elevator karena jumlah lantai yang masih terbilang sedikit. Sooyoung terkekeh, menampakan gigi-giginya yang rapi. “Iya Ahjumma, aku ketinggalan kereta terakhir” ucapnya malu. Ny. Han menggeleng lalu memberikan isyarat agar Sooyoung menghampirinya. “Ne?” Sooyoung menatap mangkuk yang sudah berada ditangannya.

“Kari pedas untuk makan malam. Udara malam ini begitu dingin, Youngie-ya” bisik Ny. Han sambil mengusap kedua lengan Sooyoung. Sooyoung menatap Ny. Han dengan tatapan berterima kasih. “Ahh ahjumma, terima kasih…” Ny. Han hanya tersenyum lembut lalu beranjak masuk ke dalam kamarnya begitupun dengan Sooyoung.

Sooyoung melemparkan tasnya setelah meletakkan mangkuk berisi kari pedas buatan Ny, Han dimeja makan kecilnya. Ia memilih untuk mengistirahatkan sejenak kakinya sebelum mandi dan makan malam. Kakinya terasa pegal setelah menempuh perjalanan cukup jauh.

Trak. Krek..Krek…Brak.

Blam.

“yya! Ige mwoya hah?! Berisik sekali!” Sooyoung yang baru saja mencoba tidur segera bangkit dari peraduannya dan berjalan menuju pintu dengan langkah gontai. Ia sangat mengantuk tapi suara gaduh itu berhasil membuatnya kembali terjaga. Dan ia patut mengomeli siapa saja yang berani mengusik istirahatnya.

Ketika Sooyoung mengintip dari lubang pintu yang memang disediakan untuk melihat siapa tamu yang datang sebelum membuka pintu ia bisa melihat dua orang laki-laki tengah mengangkut kardus-kardus ke kamar yang tepat berada disebrang kamarnya. Sooyoung mengernyit. Kamar itu baru saja kosong dua hari belakangan ini dan malam ini sudah ada lagi penghuni baru?

“Cish, kurir-kurir itu tidak sadar jika sekarang adalah jamnya untuk semua orang tidur?” umpat Sooyoung dalam hati sambil masih memperhatikan gerak-gerik kurir yang tengah sibuk mengangkuti kardus-kardus. Tak lama seorang dengan jaket kulit cokelat dan celana jeans muncul dengan sebuah koper ditangannya. “Terima kasih” ucap lelaki itu dengan sangat dingin sambil memberikan amplop pada salah satu kurir yang memilih segera pergi. Sooyoung masih setia memperhatikan gerak-gerik orang yang sepertinya calon penghuni baru itu, karena sejak tadi orang itu masih saja dalam posisi membelakanginya. Tepat ketika Sooyoung menajamkan penglihatannya lelaki itu menoleh dan menatap ke arah Sooyoung dengan tajam. Sooyoung segera berjongkok dan menahan nafasnya. Meskipun tak yakin laki-laki itu melihatnya sedang mengintip, tapi tatapan tajam yang dilihatnya itu terasa meluluh lantakkan tulang-tulangnya.

“Aishhh, siapa orang menyeramkan itu?” bisik Sooyoung sambil mengelus dadanya. Setelah menenangkan dirinya yang masih terkejut gadis jangkung itu beranjak dari tempatnya untuk kembali tidur.

Tok..tok…tok.

Tubuh Sooyoung menegang. Bayangan laki-laki tadi tengah mengetuk pintu kamarnya terlintas dikepalanya. Sooyoung menatap horor ke arah pintu kamarnya, namun ia memilih segera berlalu dan mengabaikan ketukan pintu itu. Biar saja! Ini sudah terlalu larut untuk berkenalan. Pikirnya.

Tok..tok…tok…

Ketukan masih dapat Sooyoung dengar membuat gadis itu mengerutkan tubuhnya ketakutan. Ia tak pernah setakut ini sebelumnya. Sooyoung menarik selimut hijaunya menutupi seluruh tubuhnya, memejamkan mata rapat-rapat. Berharap agar malam cepat berganti menjadi pagi.

***

Sooyoung mengunyah dengan kilat roti isinya. Hari ini ia akan mengikuti interview di salah satu perusahaan. Berkali-kali ia mengucapkan kalimat yang sudah disiapkannya untuk interview nanti. Sooyoung menatap sesekali jam tangan guess yang melingkar dilengan kurusnya. Masih ada lima belas menit lagi. Sebaiknya ia berangkat sekarang sebelum kereta penuh. Sooyoung mengenakan sweaternya dan tidak lupa syalnya. Udara masih sama dinginnya namun tak sedingin semalam.

“Selamat pagi, Youngie-ya” sapa Ny. Han yang tengah berdiri di depan pintu apartmentnya dengan dua plastik belanja ditangannya. Nampak jelas wanita itu habis belanja. “Pagi Ahjumma. Anda nampak segar pagi ini” Ucap Sooyoung sambil tersenyum riang. Suasana hatinya tengah baik rupanya.

“Ya! Memangnya aku ikan?” balas Ny. Han jenaka. Sooyoung terpingkal sambil mengunci pintu kamarnya. Setelah selesai Sooyoung berbalik dan ia memekik kecil hingga menjatuhkan kunci kamarnya. Ny. Han yang baru saja akan masuk ke kamarnya menahan langkah dan berbalik untuk memastikan keadaan Sooyoung.

“Ada apa Youngie?” tanyanya khawatir sambil menghampiri Sooyoung yang masih terlihat terkejut. Ny. Han menatap kemana arah tatapan Sooyoung lalu beliau tersenyum kecil. “Oh…kau terkejut ya? Youngie… itu Kyuhyun-sshi, ia baru pindah semalam” ucap Ny. Han menjelaskan. Sooyoung mengatupkan mulutnya yang entah sejak kapan menganga.

“Maaf jika membuatmu terkejut” ucap Kyuhyun dingin. Bahkan permintaan maafnya tidak seperti permintaan maaf ditelinga Sooyoung. Gadis itu mengangguk namun sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan lelaki yang berdiri disebrangnya tersebut. Ny. Han tertawa kecil sambil menepuk-nepuk pelan bahu Sooyoung. “kau ini… lelaki tampan begitu masa kau takut, huh?” disela ucapan Ny. Han Sooyoung mencuri lirik pada pria bernama Kyuhyun tersebut. Lelaki itu ternyata tengah mengunci pintu kamarnya dan setelah dirasa Kyuhyun akan berbalik badan Sooyoung segera mengalihkan tatapannya dan ia bisa mendengar Kyuhyun mengucapkan permisi dan berlalu. Orang aneh!

***

Suasana taman tampak sepi. Salju menghiasi setiap pepohonan kering yang menunggu musim semi mengembalikkan daun-daunanny. Nampak sepasang manusia sedang memadu kasih diatas sebuah kursi taman yang menghadap ke kolam. Kehangatan nampak melingkupi keduanya, buktinya mereka tak merasakan gangguan meskipun udara dingin terasa menusuk kulit.

“Kenapa hari ini kau nampak sangat cantik?” ucap sang namja dengan senyuman mematikannya. Sang yeoja tersenyum disertai rona merah muda di pipinya. “eyyy, kau sudah mengatakan itu berulang kali!” jawab sang yeoja sambil memukul ringan lengan sang namja. Sang namja memainkan helaian rambut brunnete sang yeoja dibalik topi rajut yang dikenakannya. “Aku tak akan bosan untuk mengucapkannya…eumm” sang namja mengucapkannya sambil menebar senyuman manis yang perlahan berubah menjadi seringaian. Sang namja merangkul yeoja cantik itu, menariknya semakin dekat hingga mereka dapat merasakan nafas masing-masing.

Dan…cup. Kedua belah bibir yang kadang bergetar akibat udara dingin itu berpagutan mesra. Oh, betapa pagi itu nampak begitu indah bagi keduanya, mungkin.

Sang yeoja melepaskan pagutan mesra sang namja ketika merasakan ia membutuhkan oksigen. Sang namja menatapnya, masih dengan seringaian tertengger dibibirnya. Sang yeoja menganggap itu hanyalah sebuah senyuman nakal. “Sayang…kau sangat cantik. Sungguh” yeoja itu tertawa ringan. “Kau! Yayaya… kau sudah mengucapkan itu almost a thousand times chagi” sang namja hanya tersenyum-menyeringai- tangan panjangnya terulur untuk menyentuh wajah mulus sang yeoja.

“Aku sangat suka wajah yang cantik” bisik sang namja sambil memegangi kedua belah pipi sang yeoja. Kedua maniknya menatap penuh binar ke manik sang yeoja. Tangannya yang dingin mengelus lembut kedua belah pipi mulus yeojanya. “Kau benar-benar pria penggombal!”

Tangan sang namja turun, mengelus sekilas rahang sang yeoja lalu berakhir diperpotongan leher yeoja yang masih merasakan bunga-bunga cinta bermekaran dihatinya saat ini. “Tidak. Aku tidak menggombal, aku serius soal ini. Aku sangat menyukai hal-hal yang cantik. Dan aku…..”

“Aa… chagi? Appp…aahh…yanghhh….eunggg..” yeoja itu menggeliat ketika perlahan tangan sang namja mencengkram lehernya. Semakin lama semakin erat membuatnya mulai merasakan ada yang tak beres.

“eumm? Apa yang kau katakan cantik? Aku tak bisa memahamimu.” Bisik namja itu sambil mengeraskan cekikannya. Dengan wajah sama seperti sebelumnya, menyeringai. “Aa…uhkk”

“Aku senang melihat gadis cantik sepertimu……….” gerakan yeoja itu semakin lama semakin melemas. Seiring dengan deruh nafasnya yang juga melemah. Hingga akhirnya cengkraman yeoja itu pada lengan namja yang mencekiknya terlepas dan ia tak lagi bergerak. Sang namja tersenyum puas “Mati” bisiknya sambil melakukan sekali lagi cekikan cukup kuat. Namja itu tersenyum dingin, lalu ia meraba kantung jaketnya. Menggapai sekuntum mawar putih dari sana. Ditoreskannya duri mawar itu tepat dipergelangan tangan sang yeoja. Setelah darah cukup deras mengucur, namja itu melumuri mawarnya dengan darah dan menyelipkan batang bunga itu pada mulut sang yeoja yang sudah terkapar setelah mengecup lembut bibirnya. “Selamat tinggal, cantik” dan namja itu berlalu bagaikan tak terjadi apapun.

***

Sooyoung mengeratkan pelukannya pada map-map didepan dadanya. Nomor urutnya akan dipanggil sebentar lagi dan ia merasa seakan ingin di eksekusi mati. Kakinya sudah gemetar sejak sepuluh menit yang lalu. “Nomor empat puluh tiga” Sooyoung menelan ludahnya ketika nomornya disebut.

“Nomor empat puluh tiga!” sekali lagi terdengar panggilan melalui speaker. Sooyoung mencengkram kuat-kuat map ditangannya. Ia merasa sangat gugup, mungkin karena ini adala interview kerja pertamanya. “Nona, bukankah itu nomor urutmu?” Sooyoung ingin sekali meninju wajah lelaki muda disampingnya kalau tidak mengingat tempatnya sekarang adalah tempat umum. Sooyoung tersenyum kikuk sambil berdiri dan bergegas untuk masuk ke ruangan interview. Fighting, Sooyoung-ah! Batinnya.

“Selamat siang” ucap Sooyoung sambil membungkuk kepada calon atasannya yang tengah duduk dikursinya. Namja yang akan menjadi atasan Sooyoung itu memutar kursinya untuk memandang calon pegawainya. “Selamat siang…”

“Choi Sooyoung” potong Sooyoung ketika melihat raut calon atasannya itu seperti menanyakan namanya. “Ah ya, nona Choi silahkan duduk” ucap namja berusia sekitar tiga puluh tahun tersebut. Sooyoung mengangguk lalu segera duduk di hadapan namja tersebut.

“Begini nona Choi, saya sudah melihat cv anda… Jadi anda sama sekali belum memiliki pengalaman bekerja ya?” tanya namja tersebut sambil menatap Sooyoung. Sooyoung tanpa sadar meremas ujung roknya-kebiasaan jika ia gugup-. “Ah..nde. Saya baru saja lulus kuliah dan belum ada pengalaman sama sekali” ucapnya gugup.

“Ah sayang sekali nona Choi. Perusahaan ini menuntut pengalaman sebagai syarat utama” Sooyoung seketika melemas. Dia sudah gagal total. Bahkan sebelum di interview. “Tapi… ketika melihat cvmu… terlebih nilai akademikmu yang sangat memukau… ku kira kau bisa menjadi trainee disini. Jika kau berhasil, kami akan pertimbangkan kembali untuk menginterviewmu. Lebih bagus lagi kau bisa langsung bekerja disini” ucapan namja itu membuat mata Sooyoung terbelalak lebar. “Yah seperti bekerja part time” ucapnya lagi. Sooyoung mengangguk menyetujui. Yah, hitung-hitung cari pengalaman. “Baiklah, selamat bergabung Sooyoung-sshi. Kau bisa bekerja mulai besok” Sooyoung mengangguk senang lalu mengulurkan tangan untuk dijabat sang namja bernama Albert Kim tersebut. “Kamsahamnida Tuan Kim…. saya akan bekerja dengan baik”

***

Sooyoung melompat-lompat senang sepanjang jalan. Menghiarukan omelan pejalan-pejalan kaki yang tak sengaja ditubruknya. Siapa peduli orang lain marah ketika dirinya tengah bahagia?

Bruk.

Sooyoung membulatkan matanya ketika baru saja menubruk seseorang hingga terjatuh. Ceroboh. Ceroboh. Ceroboh! “Ahhh…ma..maafkan saya…” Sooyoung membungkuk berkali-kali membuat orang ditubruknya itu justru tertawa kecil. “Ya..aku baik-baik saja nona” ucapnya sambil bangkit dan mengusap bokongnya yang baru saja membentur jalanan trotoar. Sooyoung tersenyum kikuk, dia memang mudah gugup dan lumayan ceroboh. Sooyoung segera berjongkok untuk memunguti mapnya yang berserakan, orang yang Sooyoung tubruk yang kebetulan adalah seorang namja itu ikut berjongkok untuk membantu gadis itu memunguti map dan isinya yang berceceran.

“KIM’s Service Company? Kau bekerja diperusahaan hebat itu?” tanya sang namja sambil memperhatikan nama map Sooyoung yang baru saja dipungutnya. Sooyoung mengangguk sambil meraih map tersebut. “Trainee sih” lanjutnya sambil tersenyum tak jelas. Namja itu mengangguk lalu tersenyum ramah. “CEO perusahaan itu orang yang cukup tampan kan?” tanyanya sambil mengerling. Sooyoung menatap namja itu aneh. “Huh? Ah iya… sepertinya sih. Aku tak begitu memperhatikan, hehe” Begitulah Sooyoung. Gadis yang tidak perduli dengan ketampanan atau pesona seorang pria manapun. Namja itu mengangguk-angguk lalu mengulurkan tangannya. “Kris”

“Sss..Sooyoung”

***

“Oh..jadi kau tinggal sendiri di apartmentmu?” tanya Kris sambil menyesap hot lattenya. Sooyoung mengangguk sambil menyuap kecil cheese cakenya. “Sejak kuliah aku hidup terpisah dengan keluargaku” Kris mengangguk tanda mengerti.

Dari sudut pandang Sooyoung yang memiliki kepribadia sulit bergaul, ia bisa menyimpulkan Kris adalah seorang namja yang asyik dijadikan teman mengobrol. Mulai dari pembicaraan kolot jaman dulu hingga modern, Kris bisa menyesuaikannya. Dan Kris orang yang humoris!

“Jadi kau tinggal dimana Kris?” tanya Sooyoung setelah pembicaraan panjang mereka dan sejak tadi mereka hanya membahas tentang Sooyoung saja. “Aku? Aku tinggal di apartment di dekat sini” jawab Kris sambil menyuap short cakenya. “Kau mau main?” tanyanya sambil mengerling genit membuat Sooyoung memukul lengan lelaki jangkung tersebut.

“Aneh sekali. Aku seperti sudah kenal lama denganmu” Kris mendongak menatap Sooyoung. Menyalami pikiran gadis itu melalui bola mata cokelatnya. Cantik. “Oh ya? Baguslah..”

Sooyoung mendecih lalu akhirnya memilih memakan kembali cakenya. “Kau dengar akhir-akhir ini banyak kasus pembunuhan di daerah sini?” Sooyoung tengah asyik menikmati sensasi asin dilidahnya ketika Kris menanyakan pertanyaan tersebut. Sooyoung mendongak untuk menatap Kris. “Ya… ku dengar juga korbannya wanita-wanita muda” ucapnya sambil memakan kembali cakenya, seperti bahan pembicaraan itu tak begitu menarik minatnya.

“Hmm, pembunuh itu pasti orang sakit jiwa. Bagaimana mungkin dia membunuh gadis-gadis cantik? Kalau aku…lebih baik ku pacari” Sooyoung kembali memukul lengan Kris. “Dasar!” Lalu perbincangan mereka terus berlanjut hingga senja datang.

***

Sooyoung dan Kris berjalan sambil terus mengobrol sepanjang jalan hingga tak sadar jika mereka berdua sudah sampai di tempat tujuan, apartment Sooyoung. “Kris! Kau gila! Ini pertama kalinya aku berbicara sebanyak ini dengan orang asing , kau tau!” Kris tertawa bersama Sooyoung. “Yah… aku memang keturunan Kanada, tapi aku tidak seasing itu kok”

“Kris! Bukan itu maksudku bodoh!”

“Minggir!” Sooyoung hampir terjengkang ketika diteriaki secara tiba-tiba. Sooyoung yang tengah asyik mengobrol dengan Kris tidak menyadari jika ia hampir saja menubruk seseorang dibelakangnya., Alhasil namja itu meneriakinya. Dan ketika tau siapa namja yang baru saja membentaknya Sooyoung segera menunduk, bahkan membungkuk.

“Ah…mi..mianhamnida agasshi…” Sooyoung membungkuk 90’ merasa malu dan tidak enak sekaligus terhadap namja yang hampir saja ditubruknya itu. Namja itu hanya menatapnya dingin dan dengan segera berlalu tanpa mengucapkan sepatah kata sama sekali.

“Soo, namja itu siapa?” tanya Kris setelah namja itu masuk ke apartment yang sama dengan apartment Sooyoung. Sooyoung menegakkan kembali tubuhnya. “Huh, dia itu penghuni baru disebrang kamarku.” Jawab Sooyoung dengan raut wajah kesal. “Agak menyeramkan dan misterius. Kau harus hati-hati, Soo” Sooyoung mengedikkan bahunya-tidak perduli- lalu menepuk sekilas bahu Kris.

“tentu saja Kris! Dia tidak bisa menyakitiku, tenang saja” Kris mengangguk lalu mengusap lembut puncak kepala Sooyoung. “Yasudah aku pulang dulu! Sampai jumpa lain waktu” ucap Kris lalu melambai sambil berlalu hingga Sooyoung tak bisa lagi melihatnya di pertigaan jalan. “Namja menarik!”

Sooyoung menegang. Bagaimana tidak? Ketika ia berbalik tiba-tiba saja ia melihat sosok Kyuhyun sudah berdiri didepannya yang hanya berjarak sekitar lima langkah. Kalau Sooyoung mengidap penyakit gagal jantung, mungkin gadis itu sudah tiada saat itu juga. Namja bernama Kyuhyun itu masih berdiri memperhatikan Sooyoung dengan datar-tanpa ekspresi- membuat Sooyoung menegang. Shit!  Umpatnya. Sejak kejadian malam lalu Sooyoung sudah takut setengah mati dengan sosok Kyuhyun. “Se..se…selamat sore” ucap Sooyoung gugup. Kyuhyun memperhatikan Sooyoung lekat namun masih datar. “Sore” akhirnya, setelah daritadi hanya menatapi Sooyoung Kyuhyun mengeluarkan suaranya yang begitu berat dan dingin. Ingin sekali Sooyoung melangkahkan kakinya untuk pergi namun sangat tidak sopan karena sepertinya Kyuhyun ingin berbicara dengannya.

“A…a… u…”

“Kau dan laki-laki tadi berteman?” Sooyoung mengernyit. Hah? Untuk apa juga namja yang baru dikenalnya-bahkan mereka belum berkenalan resmi- ini menanyakan hubungannya dengan Kris? Itu sama sekali bukan urusan lelaki ini bukan?

“Maaf agasshi, anda sangat tidak sopan menanyakan hal itu. Memang ada urusannya dengan anda?” tanya Sooyoung yang sudah mulai kesal. Pasalnya namja ini sudah membuatnya takut dan sekarang sok-sok kenal dan bertanya-tanya hal yang seharusnya tidak ditanyakan. “Hanya bertanya saja” lalu Kyuhyun berlalu begitu saja. Meninggalkan Sooyoung yang kebingungan. Dari planet mana namja aneh ini?

***

Tok…tok..tok…

Sooyoung yang tengah asyik menekuni novel misteri terbarunya memaksakan diri bangkit dari sofa nyamannya untuk membukakan pintu. Yah, walaupun ia sebal tapi tamu tetap harus dihargai, benarkan?

“Ahjumma?” Ny. Han tersenyum lebar sambil membawa nampan berisi makanan. Seperti biasa. Wanita ini memang sering mengantarkan makan malam untuk Sooyoung, meskipun Sooyoung berkali-kali mengatakan bahwa dia tidak ingin merepotkan, Ny. Han tetap akan datang setiap jam makan malam dan memberikannya nampan berisi makanan. “Tak ada penolakan Youngie! Kau bisa menyimpan uang makan bulananmu untuk keperluan lain. Ini ambilah…ku masak dengan cinta” ucap Ny. Han sambil mengedipkan sebelah matanya. Sooyoung tertawa lalu mengambil nampan itu dengan tatapan terharu.

“Ahjumma… aku tidak tau harus bagaimana lagi untuk membalas kebaikanmu!” ucap Sooyoung dengan mata berkaca. Ny. Han terkikik lalu memukul ringan lengan Sooyoung. “Kau sudah ku anggap anakku sendiri, Youngie!” Sooyoung mengangguk dan tersenyum, seperti berkata ‘Ya! Aku juga menganggapmu bagaikan ibuku!’

“Ku anggap kau sudah membalas kebaikanku setelah mengantarkan mangkuk ini ke kamar Kyuhyun-sshi” Sooyoung menganga. “Hah?”

“Ku anggap itu iya! Tenang saja, Kyuhyun-sshi tidak menggigit kok!” setelah memberikan Sooyoung sebuah kerlingan, Ny. Han segera pergi tanpa membiarkan Sooyoung menolak perintahnya.

Sooyoung menatap bergantian pintu kamar Kyuhyun dan mangkuk ditangannya. Tuhan… lindungi aku…

 

Tangan Sooyoung gemetar ketika ingin mengetuk pintu kamar Kyuhyun. Apasih yang harus aku takutkan? Toh, cukup memberikan mangkuk berisi sup itu saja lalu segera pergi maka tidak akan ada yang melukaimu Sooyoung-ah!  Batinnya.

Tok…

Tok…

Tok..

Tak lama menunggu pintu itu terbuka dan memperlihatkan sosok Kyuhyun dengan jaket kulit cokelatnya. Tampak seperti akan pergi. Ia menatap Sooyoung dengan tatapan bertanya yang tetap saja dingin. Sooyoung meneguk ludahnya, gugup. “I..i..ini… Ahjumma Han memberikan ini untukmu” ucap Sooyoung gemetar. Ia yakin Kyuhyun pasti bisa melihat bibirnya yang bergetar ketika berbicara. Pasti!

“Terima kasih, sampaikan padanya!” ucap Kyuhyun singkat. Sooyoung mengangguk lalu memilih cepat-cepat pergi. Firasatnya mengatakan ada sesuatu yang aneh dari Kyuhyun, tapi ia belum bisa menyimpulkan.

Ketika Sooyoung sudah masuk ke kamarnya ia sempat mengintip sebelum menutup rapat pintunya. Ia melihat Kyuhyun keluar bersama seorang gadis cantik dari kamarnya. Menurut hipotesis Sooyoung gadis itu adalah kekasihnya. Ya kalau bukan, berarti Kyuhyun adalah orang brengsek yang bermain-main wanita.

“Aneh… apakah gadis itu tidak merinding berdekatan dengannya? Aku saja tidak sanggup menatap matanya lebih dari tiga detik!” dan akhirnya Sooyoung memilih menyantap sup buatan Ny. Han lalu melanjutkan membaca dan tidur karena besok ia akan memulai harinya sebagai trainee WU’s Service Company. Perusahaan jasa terkenal di Seoul.

***

“Seohyun-ah…” gadis yang dipanggil Seohyun itu tersenyum lembut ketika namja yang menyebutkan namanya itu menggenggam tangannya erat. “Aneh.. semakin hari kau semakin cantik saja” bisik namja itu sambil menarik lebih dekat Seohyun agar merapat padanya. Seohyun tersipu.

“Seohyun-ah… maukah…maukah kau menjadi milikku?” tanya namja itu sambil menyentuh lembut dagu Seohyun. Seohyun semakin tersipu. Perlahan kepalanya mengangguk. Oh, siapa juga yang bisa menolak pesona lelaki tampan dihadapannya ini?!

Perlahan namja itu mendekatkan wajahnya ke wajah Seohyun. Dengan lembut ia memagut bibir Seohyun. Mendorong tubuh Seohyun hingga bersandar ditembok bangunan toko yang sudah tutup dibelakangnya. Seohyun merasakan sesak selagi bibir namja itu masih mengecupnya. Bukan. Bukan karena pasokan oksigen menipis akibat ciumannya tapi akibat sepasang tangan tengah mencekiknya. “Akkkhh…ukhh…aa..aa”

“Kenapa chagi? Bukankah kau ingin menjadi milikku?” Seohyun meronta. Namun tenaga namja itu jauh lebih kuat darinya. “Kau akan menjadi milikku Seohyun….” cekikan itu semakin kuat. Membuat Seohyun tak bisa lagi bersuara sedikitpun. Ia pasrah jika ajalnya akan datang saat itu juga.

“Di neraka! Aahahaha. Gadis cantik harus mati!”  ucap sang namja setelah melakukan cekikan kuat. Berakhir dengan tubuh Seohyun tergeletak begitu saja. Namja itu tersenyum puas lalu meraih sekuntum mawar putih dari kantung jaketnya. Menggores pergelangan tangan Seohyun hingga meneteskan darah lalu melumuri mawah putihnya dengan darah dan menyelipkan bunga tersebut di mulut Seohyun yang menganga. “Selamat tinggal cantik.” Ucapnya dengan smirk lalu berlalu meninggalkan gadis tak berdosa itu dalam keadaan mengenaskan di dinginnya malam kota Seoul.

***

Sooyoung berlari keluar setelah menyambar jaket dari lemarinya. Ia mendengar suara riuh dari luar jendelanya. Mendengar kabar bahwa ada kasus pembunuhan didekat apartmentnya. Ia memang tidak pernah tertarik sebelumnya dengan urusan pembunuhan yang sedang sering terjadi disekitarnya namun begitu mendnegar dari Tn. Han jika korban kali ini satu kampus dengannya dulu, Sooyoung jadi penasaran dan ingin me;lihat secara langsung.

“Ahhh!” Sooyoung hampir saja terpeleset ditangga ketika berpapasan dengan Kyuhyun yang sedang berlari ke arah berlawanan dengannya. Tunggu? Kenapa namja itu seperti ketakutan begitu? Sooyoung mengedikkan bahunya lalu segera berlari kebawah sebelum mayat korban dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi.

“Kris!” seru Sooyoung ketika melihat Kris ada diantara kerumunan warga yang menyaksikan korban. Kris melambai dan memanggil Sooyoung untuk menghampirinya, “Kau ada disini?”

“Ya…aku baru saja pulang dari supermarket dan disini sudah ramai. Katanya gadis ini mahasiswa Seoul University. Dia juniormu?” Sooyoung berjinjit untuk bisa melihat korban yang sedang diteliti polisi, termasuk Tn. Han.

“Mungkin saja, tapi aku tak pernah melihatnya” namun seketika otak Sooyoung memproses. Memutar memorinya dan memperlihatkan bayang gadis itu dikepalanya.

“Hah?!” jeritan Sooyoung sukses membuat seluruh mata memandang kearahnya. Kris membekapnya. Menariknya menjauh dari kerumunan warga. “Kau memalukan! Ada apa?”

“Aku pernah melihat gadis itu!” Kris membuka mulutnya namun Sooyoung segera memutusnya.

“Bukan! Bukan di kampus dulu! Tapi tadi… setengah jam yang lalu! Aku melihatnya di kamar apartment Kyuhyun!” Kris mengernyit. “hah? Kyuhyun? Nugu?”

“Namja tadi Kris! Namja yang tadi membentakku!” Kris membelalakan matanya.

“Sooyoung-ah… kau harus segera pindah!” glup. Sooyoung menelan ludahnya. Dia sangat mengerti maksud ucapan Kris. Ya, secara tak langsung Kris menuduh Kyuhyun adalah pembunuh berantai yang terjadi akhir-akhir ini. Meskipun Sooyoung ikut menduga demikian tapi, ia tidak bisa pindah begitu saja. Tidak sebelum ia tau siapa Kyuhyun yang sebenarnya.

***

Sooyoung mengutuk dirinya yang terlalu tenggelam dalam buku ketika membaca. Lagi-lagi ia harus ketinggalan kereta terakhir menyebabkan dirinya terpaksa jalan kaki. Sooyoung menggunakan kaki panjangnya untuk melangkah lebar-lebar karena ia ketakutan. Seminggu yang lalu ditempat ini seorang gadis bernama Seo Joo Hyun ditemukan tewas. Dan sejak kejadian itu tempat ini menjadi jauh lebih sepi. Tak ayal jika Sooyoungpun ketakutan melewati tempat ini. Sejak seminggu ia tak bertemu Kyuhyun. Apartmentnya nampak kosong sejak hari dimana gadis bernama Seo Joo Hyun meninggal. Hari dimana Kris meminta Sooyoung pergi menjauh dari apartmentnya. Kris? Pemuda itu masih setia mengunjungi Sooyoung atau sesekali mengajaknya hang out.

Sooyoung membersihkan sepatunya yang kemasukan salju. Kaki gadis itu terasa mati rasa akibat menahan dingin terlalu lama. Perjalanannya masih beberapa puluh meter lagi, tapi kakinya sudah tak sanggup digerakan sama sekali.

“Ugh..kenapa aku harus bernasib semenyedihkan ini?” Sooyoung meraung pelan sambil mendudukan tubuhnya di trotoar yang sepi. Bibirnya sudah membiru akibat udara yang begitu dingin. “Sepertinya kau lebih memilih mati kedinginan daripada harus mati ditangan pembunuh” ucap sebuah suara cukup berat dari arah belakang Sooyoung membuat dada gadis itu berdegub kuat.

Kyuhyun berdiri dengan jaket kulit tebalnya. Berdiri angkuh bagaikan tak merasakan dingin sama sekali. Ekspresi wajahnya bahkan jauh lebih dingin ketimbang udara disana. “Kau…se—seee”

“Aku kebetulan lewat. Sudah lama aku pergi untuk urusan kantor dan apa yang tengah kau lakukan di tengah jalan begini?” tanya Kyuhyun dengan wajah masih dingin. Sooyoung menahan nafasnya sambil menatap Kyuhyun dalam. Will I die this way? Lirihnya dalam hati.

“Sooyoung-sshi, apakah kau butuh bantuanku?” tawar Kyuhyun sambil selangkah maju. Sooyoung menggeleng. “Anieo…aku bisa sendiri”

“Yakin? Kurasa kau kesulitan berjalan dalam keadaan kaki mati rasa begitu” Sooyoung menatap sendu kearah kakinya. Beginikah cara Kyuhyun untuk membunuhnya? Berpura-pura akan menolongnya lalu akhirnya menyekiknya? Benarkah?

“A..”

“Tidak apa Sooyoung-sshi. Naiklah ke punggungku” Sooyoung yang seperti kerbau di cucuk hidungnya dengan segera menurut dan naik ke punggung Kyuhyun. Ia sendiri tidak percaya bahwa otak dan tubuhnya tidak sejalan. Ingin sekali Sooyoung menolak Kyuhyun namun tubuhnya begitu mudahnya naik ke atas gendongan Kyuhyun. Brengsek!

Mereka berjalan dalam diam. Keheningan menyelimuti keduanya sepanjang perjalanan. “Sooyoung-sshi…”

“Eung?”

“Seberapa lama kau mengenal Kris?” Sooyoung mengerang. Ia paling tidak suka dengan pertanyaan terlalu privasi. Seperti dulu, Kyuhyun juga pernah menanyakan hal yang sama tentang Kris. Dan masih sama pula, Sooyoung tak senang dengan pertanyaan Kyuhyun. “Kyuhyun-sshi, kau tau itu privasiku?”

“Kau tak boleh menilai orang dari luarnya, Sooyoung-sshi” ucap Kyuhyun pada akhirnya. Setelah ucapan itu keduanya kembali terbelenggu dalam keheningan. Seakan semua topik pembicaraan telah habis dibicarakan padahal tak satupun yang mereka bahas.

***

“Soo! Aku tak percaya kau masih selamat setelah dia mengantarmu” ungkap Kris sambil menyesap Macchiatonya. Sooyoung mendengus. Meskipun ia sama tak percayanya dengan Kris namun ia menganggap ucapan Kris terlalu mendoakannya untuk tidak selamat. “Aku tidak suka dengan kalimatmu!”

Kris memutar bola matanya. “Soo…aku serius. Mendengar cerita yang beredar pembunuh itu menyukai menyiksa makhluk-makhluk cantik. Kau cantik….dan aku khawatir akan hal itu!”

Sooyoung yang sedang mengaduk capuccinonya mendongak dan menatap Kris penuh teliti. “Darimana kau tau dia menyukai hal-hal itu?” tanya Sooyoung curiga. Kris menelan ludahnya.

“Oh ayolah! Kau mencurigaiku sekarang?” tanya Kris dengan tatapan tak senang. Sooyoung mengedikan bahunya lalu menyesap minumannya. “Kau tau istilah don’t judge book by the cover” terang Sooyoung. Kris mendecih. “Aku bukan buku!” ucapnya asal.

“Bukan begitu maksudku!” Sooyoung menggeram. “Kau…”

“Sooyoung! Kau tak percaya padaku? Okay, bagaimana kau bisa berhipotesis aku adalah pembunuh itu coba jelaskan!”

“Dengar ya Kris! Aku bahkan tak mengatakan kau pembunuhnya!” bentak Sooyoung mulai kesal. Kris menggeram. Gadis yang sudah ia taksir ini jadi nampak menyebalkan. “Secara tak langsung kau mengatakannya!” bentak Kris. Sooyoung menatap Kris marah. Dibentak dihadapan orang banyak membuat emosinya makin tersulut. Dengan segera Sooyoung menggebrak meja dan berlalu meninggalkan Kris.

“Sooyoung, karena namja itu kau begini?” tanya Kris ketika Sooyoung sudah mulai melangkah. Sooyoung menoleh tajam. “Anio!”

“Kau tidak percaya padaku?” tanya Kris sedih. Sooyoung menatapnya datar. “Aku bahkan tidak mengenalmu terlalu jauh”

Kris menahan tangan Sooyoung yang ingin kembali beranjak. “Tapi firasatku kuat……namja itu aneh Soo”

“Berhentilah menilai orang sembarangan Kris. Permisi!” lalu Sooyoung berlalu meninggalkan Kris yang terdiam ditempatnya. “Sialan! Apa yang namja itu katakan hingga Sooyoung seperti membenciku?”

“Sooyoung-ah! Dengarkan aku dulu!” Kris menahan lengan Sooyoung membuat gadis itu menatapnya tajam. Tatapan Kris menyiratkan sesuatu namun Sooyoung tak bisa mengartikan arti tatapan tersebut. “Kris…”

“Sooyoung, ku mohon. Namja itu bukan orang baik! Aku akan membuktikannya” Kris menarik pelan tangan Sooyoung agar gadis itu mengikutinya. “Wait Kris! Kita mau kemana?” Kris menoleh lalu tersenyum sekilas. “Aku akan mengantarmu pulang. Besok aku akan membongkar tentang namja itu. Ku mohon jangan bertemu dulu dengannya malam ini Sooyoung-ah” Sooyoung menatap Kris serius, lalu kepalanya mengangguk meskipun ragu.

“Baiklah Soo, sepertinya aku hanya bisa..eum mengantarmu sampai sini. Tidak apa?” Sooyoung memukul ringan lengan Kris. “Tentu saja! Ini sudah sampai didepan apartmentku bodoh!” jawabnya kesal. Kris terkekeh lalu mengacak rambut Sooyoung lalu berlalu pergi setelahnya. Sooyoung menatap Kris dengan aneh. “Kris…dia sama anehnya dengan Kyuhyun-sshi”

“Aku aneh?” seketika tubuh Sooyoung menegang. OH-MY-GOD. Dari belakang ia mendengar suara Kyuhyun. Ya sedikitnya ia sudah lumayan hafal suara namja yang kemarin menolongnya itu.

“Eh…a……ni” Sooyoung memejamkan matanya ketika dilihatnya Kyuhyun sudah berjarak sekitar satu langkah darinya. Terlalu dekat! Sooyoung memejamkan matanya rapat-rapat. Meremas tas sandang disebelah kirinya. Tuhan…jika kau ingin mengambil nyawaku sekarang, kumohon. Kumohon ambilah tanpa rasa sakit.

“Kau tidak mengenakan bannie? Diluar nampak sangat dingin.” Sooyoung merasakan kehangatan menyentuh puncak kepalanya. Tempat dimana Kris tadi mengacak rambutnya, kini Kyuhyun tengah mengelus puncak kepalanya dengan lembut. “Eh?” Sooyoung sontak mundur selangkah dengan ekspresi terkejut dan ketakutan. “Maaf, aku hanya ingin membersihkan salju dari kepalamu” ucap Kyuhyun sambil tersenyum. Sooyoung merasakan lututnya melemas. Tunggu dulu! Sejak kapan senyum Kyuhyun jadi semanis itu? Tidak! Kyuhyun bahkan tidak pernah tersenyum padanya. Namun seketika Sooyoung teringat ucapan kris untuk tidak bertemu Kyuhyun hari ini.

“Eum maaf…..aku harus pergi” Sooyoung segera berbalik untuk pergi namun langkahnya terhenti ketika Kyuhyun menahan lengannya. Keadaan apartment cukup hening, tak ada orang berlalu lalang. Tn. Dan Ny. Han tampak belum kembali dari rumah orang tua Ny. Han sejak kemarin. Sooyoung rasa, Kyuhyun akan dengan mudah menghabisinya saat itu juga.

“Apa aku membuatmu takut?” tanya Kyuhyun serius. Sooyoung terbelalak. Apakah wajahnya tampak begitu ketakutan hingga Kyuhyun dengan mudahnya menebak ia ketakutan. Sooyoung mengalihkan pandangannya, menunduk. Jika Kyuhyun pembunuhnya, dia bisa saja membunuh Sooyoung tanpa berbasa-basi. Disini tidak ada orang lain selain mereka. Akan sangat mudah bagi Kyuhyun menghabisi Sooyoung.

“Mianhae jika aku membuatmu takut. Aku…hanya… ah yasudah selamat malam Sooyoung-sshi” Kyuhyun berbalik meninggalkan Sooyoung namun gadis itu dengan segera menahan lengan Kyuhyun. “Apa…kau akan membunuhku?” tanya Sooyoung tanpa sadar. Kyuhyun menatap Sooyoung dengan tatapan terkejut. Namun detik kemudian namja itu tersenyum lembut. “Apa aku nampak seperti pembunuh?” Sooyoung menggeleng. “Tapi gelagatmu…..aneh”

Kyuhyun terkekeh kecil lalu maju mendekati Sooyoung. Ia mengusap lembut kepala Sooyoung. “Aku hanya orang yang tertutup. Tapi, aku ingin mengenalmu lebih jauh Sooyoung-sshi. Bolehkah?” tanyanya. Sooyoung menelisik ekspresi Kyuhyun. Mencoba mencari kebohongan namun tidak ia temukan. “Nde…” Kyuhyun tersenyum puas lalu setelah mengucapkan kembali selamat malam iapun berlalu meninggalkan Sooyoung dengan detakan-detakan jantung yang tak normal.

“Aishhh, sejak kapan aku tertarik pada pria aneh?”

***

“Kris! Berhenti menarikku! Tempat apa ini? Kenapa kosong dan sepi?!” Sooyoung meronta kala Kris menyeret-nyeretnya untuk ikut ke sebuah gedung kosong. Sooyoung bergidik ngeri ketika Kris hanya diam sambil menggeretnya. Seperti ada yang tidak beres.

“Kris!” bentakan Sooyoung membuat Kris menghentikan langkahnya dan melepaskan lengan Sooyoung.

“Sooyoung-ah! Ssst, berbahaya jika kau terus berteriak!” bisik Kris dengan nada frustasi. Sooyoung menggeleng. “Kris! Kyuhyun orang baik! Ia tidak melukaiku sama sekali kemarin! Bukan dia pembunuhnya!” seru Sooyoung sambil berusaha pergi dari tempat mengerikan itu. Kris menahan Sooyoung.

“Tidak! Soo! Jangan kemana-mana! Tetaplah bersamaku!!” Kris menahan lengan Sooyoung namun gadis itu nampak ketakutan dan terus meronta. Sepertinya Kris semakin tidak beres.

“Lepas!” dengan kekuatan penuh Sooyoung menghempaskan pegangan Kris dan berlalu meninggalkan namja itu. Namun ketika ia baru saja mencapai pintu keluar seseorang menyekapnya hingga akhirnya pandangannya pun gelap.

***

Sooyoung terbatuk ketika hidungnya menghirup udara lembab berbau apek didalam ruangan yang minim pencahayaan tersebut. Ia tengah terbaring diatas sebuah sofa entah sejak kapan. Sooyoung berusaha mendudukan tubuhnya dan seseorang membantunya. Matanya mengerjap beberapa kali untuk dapat melihat dengan jelas. “Kyu…Kyuhyun-sshi?” Kyuhyun tersenyum lega kala Sooyoung sudah sadar sepenuhnya.

“Aku…..”

“Kau aman Sooyoung-sshi” ucap Kyuhyun. Sooyoung menatap sekitar. Ia mendapati Kris duduk terikat dipojok ruangan dengan kepala menunduk. Sepertinya Kris tak sadarkan diri.

“Kris? Ada apa dengannya?” tanya Sooyoung gemetar.

“Ia baru saja kupukul setelah membiusmu dengan sapu tangannya” ucap Kyuhyun datar. Sooyoung menatap Kyuhyun bingung. “Menyekapku?” tanyanya memastikan. Kyuhyun mengangguk.

“Aku adalah agen kepolisian yang menyamar untuk menangkap psychopath yang kabur dari penjara kami di Amsterdam sejak setahun yang lalu” ungkap Kyuhyun. Sooyoung terbelalak. “NDE?”

“Yah… aku sudah beberapa kali mencoba menangkap Kris namun dia selalu berhasil kabur. Kebiasaan lamanya untuk membunuh setiap wanita cantik masih ia lakukan. Berbagai cara telah pasukan kepolisian lakukan namun ia terlalu cerdik. Hingga akhirnya aku melihatmu di persimpangan jalan menuju apartmenmu sendirian. Kris ada disana, memperhatikanmu dan aku yakin dia menjadikanmu target selanjutnya. Akupun memutuskan pindah ke apartmentmu untuk lebih mengawasimu.”

“tuu..tunggu! Tapi pada saat Seo Joo Hyun terbunuh, aku melihatmu bersamanya sebelum kejadian itu! Dan kau menghilang setelah gadis itu tewas! Kau nampak ketakutan…”

“Seo Joo Hyun adalah adik sepupuku. Ia bercerita tentang seorang namja mengajaknya berkencan dan aku yakin itu Kris. Aku berlari untuk mengabari keluargaku dan leaderku untuk mengabari kematian Seo. Selama seminggu aku pulang ke Gangnam.” Jelas Kyuhyun.

Sooyoung memegangi pelipisnya yang terasa pusing mendengar penuturan Kyuhyun. Ia sungguh sulit percaya bahwa Kris adalah seorang pembunuh.

“Maaf juga menjadikanmu umpan untuk menangkap Kris…” Sooyoung mengangguk sambil masih memijat pelipisnya. “Aku agak pusing dengan seluruh kejadian ini”

“Kau selamat sampai saat ini Sooyoung-sshi” ucap Kyuhyun lembut. Sooyoung tersenyum.

“Kyu? Bisakah kita pulang sekarang? Aku benar-benar lelah” Kyuhyun mengangguk lalu menuntun Sooyoung untuk keluar. “Eh tunggu. Bagaimana dengan Kris?” tanya Sooyoung sambil menatap sosok Kris yang masihs etia diposisinya.

“Petugas lain akan mengurusnya” jawab Kyuhyun sambil merangkul Sooyoung untuk membawanya pulang. “Akhirnya semua selesai” bisiknya. Sooyoung tersenyum lega.

***

Sebulan sudah sejak kejadian dimana Kyuhyun membongkar jati dirinya. Sejak saat itu Sooyoung tak pernah mendnegar kabar tentang pembunuhan ataupun tentang kris lagi. Mungkin para petugas kepolisian menutupi kasus ini dengan sangat rapi. Sejak kejadian itu pula Sooyoung dan Kyuhyun kian dekat. Tak jarang Kyuhyun mengantar-jemput Sooyoung dan mereka sering pergi kencan.

Namun malam ini sedikit berbeda. Sooyoung dan Kyuhyun memilih menghabiskan waktu mereka didalam apartment Sooyoung. Keduanya tengah asyik bersua diatas sofa. Tak jarang mereka tertawa atas lelucon masing-masing. Namun beberapa detik kemudian keadaan menjadi hening. Kyuhyun menatap Sooyoung dengan begitu dalam.

“Kyu? Ada apa?” Kyuhyun meraih jemari Sooyoung dan menggenggamnya erat.

“Aku…mencintaimu, Sooyoung” Sooyoung tersentak. Namun detik berikutnya ia tersenyum. “Nado” jawabnya malu-malu. Kyuhyun tersenyum lembut. Lalu perlahan mengeliminasi jarak diantara keduanya. Mengecup dan melumat secara gentle bibir plum Sooyoung.

Sooyoung melepaskan ciumannya dan berlari ke kamar diikuti Kyuhyun yang tengah bersmrik ria. “Yahh mesum!” seru Sooyoung ketika Kyuhyun mendorong Sooyoung ke kasur dan menibannya. Lalu mereka kembali berciuman. Ciuman Kyuhyun turun hingga perpotongan leher jenjang Sooyoung. Menghisapnya lembut membuat Sooyoung bergerak frustasi.

“cupp..Soo…hmm”

“Hmm?”

“ingat tentang, don’t judge book by the cover?” tanya Kyuhyun disela hisapannya. Sooyoung mengiyakan sambil masih menikmati perlakuan Kyuhyun.

“Soo…”

“Ahh…K..kkyu…apphaa…”

Kyuhyun menyeringai. Tangannya sudah mencekik Sooyoung dengan sempurna. Sooyoung mengejang keras berusaha melepaskan cekikan Kyuhyun sekuat tenaga. “Akkkk! Kyu!”

“Kau melakukan kesalahan fatal cantik” ucap Kyuhyun dingin. Sooyoung menggeleng-geleng sambil berusaha melepaskan cekikan Kyuhyun.

“Akulah psychopath itu! Dan kau sendiri yang mengantarkan dirimu padaku” Sooyoung akhirnya lepas dari cekikan Kyuhyun. Ia berlari namun sayangnya pintu telah dikunci oleh Kyuhyun. Gadis itu berteriak dan menggedor pintu dengan kuat. Matanya mulai berair dan ia ketakutan.

“Sialan! Kau…jadi kau berbohong?”

“Dan kau percaya? Ahahahahah! Psychopath itu pembohong yang sempurna.” Ucap Kyuhyun lantang. Sooyoung menggeleng-geleng sambil menangis. Ia yakin, Kyuhyun akan menghabisinya.

“Dan Kris…….”

“Kris sudah mati sejak saat itu! Aku benci karena ia menganggu gadis cantikku”

Sooyoung mengerutkan tubuhnya ketakutan. Gemetar. Tubuhnya bahkan sudah dibanjiri keringat.

Kyuhyun menyeringai dan mendekati Sooyoung. “Cantik…kau berbeda dengan yang lain. Membuatku nyaman bersamamu. Dan aku benar-benar mencintaimu, Sooyoung” ucap Kyuhyun lembut. Berbeda dengan ekspresi sebelumnya yang begitu dingin dan menyeramkan.

“Kau akan menjadi istriku sayang….” Sooyoung pasrah ketika Kyuhyun mencekiknya lebih keras. Bahkan ketika perlahan nafasnya tercekat dan pandangannya memburuam hingga akhirnya kegelapan menyelimutinya. “Di neraka! Kau akan menjadi istriku di neraka, Choi Sooyoung!” dan seperti biasa. Kyuhyun meraih sekuntum mawar dan melakukan hal yang sama dengan korbannya yang lain.

Dan……

CUT!

Semua orang yang berada diruangan yang sama itu bertepuk tangan. Sooyoung yang tergeletak dilantai segera bangkit dan memegangi lehernya yang baru saja dicekik.

“Film ini akan menjadi box office! Lee Hyuk Jae, filmmu akan laris! Aku jamin!” ucap Sungmin sebagai seorang co-director. Hyuk Jae menyeringai puas.

“Kerja bagus! Semuanya! Terima kasih atas kerja samanya. Dan untuk para bintang kita! Kalian akan mendapat liburan eksklusif spesial dariku!” seru Hyuk Jae sambil berseru senang. Semua crew film itu tertawa puas akan hasil kerja mereka.

“Ya! Monyet! Filmmu memang akan laris tapi nyawa Kyuhyun akan habis sebentar lagi!” ucap Donghae yang sejak tadi diam. Eunhyuk mengerutkan keningnya. “heh? Wae?” Donghae mengangkat bahunya menunjuk kearah dimana sepasang kekasih dipojok ruangan.

“CHO KYUHYUN! BERANINYA KAU MENCEKIKKU DENGAN REAL DAN MENINGGALKAN KISS MARK DILEHERKU!!!!!” jerit Sooyoung sambil memegangi kerah baju Kyuhyun. Kyuhyun sudah pasrah jika lawan mainnya yang juga adalah kekasihnya itu ingin menghabisi nyawanya saat itu juga.

“Aku kan hanya mengikuti scriptnya”

“TAPI TIDAK SUNGGUHAN! YA!! MATI KAU!!!”

Dan begitulah akhirnya….

END

FAILED HORROR!!!! This is really un-predicted! Plot aslinya gak begini tapi otak error saya justru menjadikan cerita gagal. Eung maaf cerita kepanjangan ini berakhir dengan aneh dan mengecewakan. So guys, ditunggu komentarnya. Saya menerima segala macam bentuk protes kok!

:3

 



[Drabble] Destiny

$
0
0

Title : Destiny

Author : @Agashiratna

Length : Drabble

Main Cast : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung

Other Cast : Find it?

Genre : Romance

Annyeong haseyo *bow aku bawa ff gaje yang idenya tiba-tiba muncul semalem, sepertinya dapet wangsit dari kyuhyun kkkk*abaikan baiklah silahkan menikmati ff gaje ini dan maaf sebesar-besarnya jika typo bertebaran. kalo aku saranin mending sambil dengerin Destiny Super Junior-M soalnya aku buat sambil dengerin lagu itu

HAPPY READING :)

~~~

Aku percaya takdir Tuhan, aku teramat bahagia akan takdir yang telah Tuhan gariskan untukku sekarang, aku terlahir untuk seorang Cho Kyuhyun begitupun sebaliknya. Aku percaya sebuah takdir karenanya dia yang selalu melengkapi dan mampu membuatku tidak bisa mengelak dari takdir yang telah Tuhan berikan untuk mengarungi hidup bersamanya. Inilah takdirku dengan Cho Kyuhyun aku dipertemukan lagi dengannya, sejauh apapun aku dan Kyuhyun berada tetapi Tuhan sangat baik terhadapku Dia menjawab semua misteri cinta yang telah aku panjatkan dalam doa-doaku aku begitu mencintai Kyuhyun, dia adalah nafasku di dunia ini. Setiap senyum yang terukir dalam wajahnya menambah kekuatan cinta untukku. Tidak ada yang mampu mengalahkan cintanya di dunia ini sungguh aku benar-benar mencintai seorang Cho Kyuhyun.

Seberkas cahaya memasuki kamar dua insan yang masih terlelap bebas di alam mimpi tetapi ada yang menyadari bahwa hari sudah pagi seorang yeoja menggeliat pelan sehingga tidak mampu mengusik namja disebelahnya yang masih terlelap.

“aku begitu bahagia kyu-ah” desis Sooyoung sambil membelai pipi sang namja sehingga membuat sang namja terbangun dari mimpinya. Kyuhyun hanya tersenyum manis sebagai balasannya. Sooyoung yang dari awal menyukai senyum itu kembali membelai pipi Kyuhyun dan Kyuhyun dengan gerakan cepat ia memeluk yeojanya.

“Kyu-ah aku begitu bahagia dengan takdir Tuhan, karenanya aku bisa hidup denganmu”

“Apa sekarang kau percaya takdir nyonya Cho?” timpal Kyuhyun

“ne, karena takdirku hanya untuk bersamamu kyu, sempat aku mengelak dari takdir begitu sulit untuk aku percayai, memang dari awal aku menyukaimu bahkan aku mencintaimu semenjak kau menjadi traine di agensi” sergah Sooyoung. Yah siapa yang tidak mengenal seorang Choi Sooyoung mantan member girl group korea selatan dan seorang Cho Kyuhyun mantan member boyband yang terkenal seantero korea selatan bahkan di dunia, saat ini mereka memutuskan untuk vakum dari dunia entertainment dan menjalani takdir mereka sebagai sepasang suami istri.

“memang pesonaku mampu melumpuhkanmu nyonya Cho”

“Ne kau benar Kyu-ah aku benar-benar terhipnotis oleh pesonamu dan itu membuatku benci”

“Wae?” sambil mempererat pelukan terhadap yeojanya yang sudah menemaninya 1 tahun terakhir ini

“Ya, dengan sejuta pesonamu aku sempat membenci diriku sendiri karena telah terjebak olehmu, aku begitu sedikit merasa kesal karena kau begitu populer diantara yeoja-yeoja akupun sempat berfikir untuk dimasa depan kau pasti akan menikahi salah satu dari mereka, kau sangat dekat dengan Victoria eonni bahkan memberku sendiri Seohyun mungkin salah satu dari mereka akan menjadi pendamping hidupmu dan saat aku memulai memikirkan itu aku seperti orang bodoh yang mengurusi takdir orang lain. Saat aku mulai menyukaimu pun aku berusaha untuk terlihat indah didepan matamu tetapi kau tak pernah memandangku sebagai wanita dewasa yang sedang jatuh cinta” terawang sooyoung

“Kau salah besar soo-ah, aku mulai menyadari gelagatmu 3 tahun setelah debutku dengan Super Junior, bahkan aku sempat meyakinkan perasaan ini, saat aku tahu kau berusaha untuk menjauh dari jangkauanku, aku panik karena aku menyadari satu hal karena aku mulai mencintaimu soo-ah, dan kau tahu hati ini telah memilihmu untuk selalu menemaniku sepanjang waktu, cinta bukan di ukur dari sebuah kedekatan tetapi bagaimana hati ini merasa nyaman dan hangat di setiap waktu untuk melihatmu, aku membutuhkan seseorang yang membuatku nyaman itu ada pada dirimu soo dan aku merasa menjadi seorang pemenang karena aku telah mengambil seluruh isi hatimu, karena aku percaya takdirku adalah Choi Sooyoung ” terang Kyuhyun

Sooyoung menitikan air matanya dan Kyuhyun mengusap kedua bola mata Sooyoung dengan kedua ibu jarinya ia pun menangkup wajah Sooyoung dan mencium kening indah Sooyoung.

“Uljima soo-ah” Kyuhyun memeluk pinggang Sooyoung

“Aku menangis karena aku bahagia Kyu, kau memilihku untuk menemani hidupmu” Sooyoung balas memeluk Kyuhyun dengan erat

“ne, karena kaulah takdirku saranghae”

“dan aku percaya itu Kyu-ah, nado saranghae”

Seberapapun kita jauh melangkah dan jauh dari jangkauan seseorang yang kita cintai tetapi kita harus percaya akan takdir Tuhan bukankah kalau berjodoh tidak akan kemana? Walaupun di awal sebagai misteri cinta dalam hidup tetapi pada akhirnya Tuhan akan mengirim seseorang yang tepat untuk kita butuhkan dalam mengarungi kehidupan yang indah dan masa depan.

THE END


My Girl is PLAYGIRL (Part 1 of 2)

$
0
0

Title : My Girl is PLAYGIRL (Part 1 of 2)

Author : Kihyun Cho

Genre : Romance, friendship, complicated, little bit comedy

Lenght : Twoshoot

Rating : PG +17

Cast :

  • Choi Sooyoung
  • Cho Kyuhyun

Supporting cast :

  • KyuLine (Changmin DBSK, Jonghyun CN BLUE, Minho SHINee)
  • EunSiHae (Eunhyuk, Siwon, Donghae)
  • Jessica Jung

Maaf ini lama karena aku kira abis ngerjain tugas uas selasai project ku jg eh ternyata enggak hehe. Untuk hello my part 5 sedang proses dan Ahjussi, saranghae juga sedang proses tapi aku selesaiin ini dulu ya baru ahjussi nya aku keluarin. Sebernarnya votenya hampir sama antara ini sama ahjusii saranghae, tapi aku mutusin buat ngeluarin ini dulu .. terimakasih, comment ya kalau ga kasih like jg gpp. Aku buatnya sampai pinggang aku sakit duduk kelamaan hehe..

Happy reading ^^

~~~

Di pagi hari yang cerah, seorang namja berseragam sekolah menengah atas itu berlari kecil menuju rumah yang mewah nan megah di sebrang sana. “eoh, kau terlambat?” ucap ahjussi Lee yang sedikit terkejut ketika membuka pintu gerbang. Namja itu hanya tersenyum tidak jelas.

Ia, masuk dengan tergesa-gesa. Lelaki tampan itu sudah terbiasa masuk dengan bebas ke dalam rumah yang megah itu. Namja itu berlari menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa.

“ya! Hati-hati” ucap perempuan paruh baya itu ketika melihat sang namja berlari. Ia, berhenti sejenak, “mianhae, eommanim” ucap sang namja. Dan melanjutkan langkahnya menuju kamar, kamar yeoja.

“ah~ jeongmal” umpat sang namja. Ia, geram melihat yeoja itu masih tertidur manis dengan selimut tebal yang menyelimuti tubuhnya yang tinggi semampai itu. Namja itu mengacak-acak rambutnya, frustasi karna setiap hari harus membangunkan gadis itu. Sang namja menarik selimutnya.

“eunghh” sang gadis menggeliat, menerjap-nerjapkan matanya. “aku masih ngantuk, eomma” ucap gadis itu tidak jelas. “aisshh..yeoja ini” ucapnya kesal.

CUPP

Bibir sang namja mendarat di pipi tembam gadis itu. Greatt !! gadis itu terbangun dari tidurnya. Haha seperti dongeng-dongeng sang pangeran mencium sang putri, lalu sang putri terbangun. Matanya membulat besar, terkejut ada sesuatu yang mendarat di pipinya. “ya!! Apa yang kau lakukan di sini?” teriak si yeoja.

“membangunkan mu!? Apa kau berniat membolos dengan ku, nona Choi?”goda sang namja. Sooyoung, ya namanya Choi Sooyoung atau yang akrab dipanggil Sooyoung. ia, melihat jam dinding yang tidak terlalu besar di kamarnya. “mwo??? Ya!! Kenapa kau datang terlambat, eottokkae?”kata syoo panik.

“ppali, aku menunggu di bawah” ucapnya santai. Sang namja pun keluar dari kamar sooyoung. “aaarrgghhhhhhh…. Evil” teriaknya frustasi.

^^

Setelah beberapa menit menunggu, sooyoung turun menuju ruang makan. Di ruang makan eomma sooyoung sibuk menyiapkan sarapan untuk Sooyoung dan Kyuhyun. Yap! Namja tampan, berhidung mancung itu bernama Kyuhyun. Kyuhyun dan sooyoung sudah berteman dari kecil. Jarak rumah mereka tidak terlalu jauh. Sebenarnya, bisa saja kyu berangkat sekolah tanpa perlu menjemput dan membangunkan sooyoung. namun, permintaan gadis manja itu yang sulit ditolaknya.

“ini untukmu” ucap eomma soo. “gomawo” jawab kyu ramah. Ketika, kyu ingin melahap roti pemberian eomma soo, soo sudah merebutnya dan menggigitnya. “aku berangkat” ucapnya santai sambil menuguk susu coklat buatan eommanya.

“itu—itu” kata kyu terbata-bata sambil menunjuk rotinya yang dimakan habis oleh soo. “mwo?” kata soo datar. “anio, kajja.” Kata kyu yang tak ingin bertengkar hanya karna ulah soo yang sedikit menyebalkan itu. Kyu bangkit dari duduknya, berpamitan lalu menarik tangan soo. “kami berangkat, annyeonghaseyo” kata kyu ramah sambil membungkuk kepada eomma soo. “nde, hati-hati”.

Sesampainya di luar, soo menghentikan langkahnya.

“waeyo?”

“kau tak membawa mobil, motor, atau pun sepeda?”

“aku tidak sempat, kita benar-benar sudah terlambat nona. Ppalli nanti kita tertinggal bus”

“MWO?? KITA NAIK BUS??!!”

Kyuhyun hanya tersenyum, sedangkan sooyoung diam mematung tidak percaya kalau dirinya naik bus. Jujur saja ini pertama kalinya ia naik bus ke sekolah.

^^

Bell istirahat pun berbunyi ..

Anak-anak keluar berhamburan dari kelasnya. Sooyoung menidurkan kepalanya di meja. “kau kenapa?apa kau sakit?” kyu cemas melihat soo lemas dan tak bersemangat. Kyu memeriksa dahi soo, tapi tidak panas. “kau tidak sakit, lalu kenapa lesu begitu?” kyu terus saja berbicara namun, soo hanya menatapnya datar.

“kau tidak ke kantin?aku sud—“ “kau berisik sekali, kalau kau lapar ya sudah sana, aku tidak lapar” ucapnya ketus. “arraseo” kata kyu pelan. “aaarrrghhhh…”gerutu soo. Soo menutup wajahnya dengan buku yang tebal itu.

^^

Sementara di kantin, ketika kyuhyun sedang mengantri untuk mengambil jatah makanannya beberapa namja bergosip (?) tentang sooyoung. “ah~ seandainya aku jadi kekasih sooyoung sunbaenim” ucap luhan salah satu juniornya. “hahaha.. teruslah, bermimpi Luhan. Karna aku yang akan mendapatkannya” kata Sehun dengan bangganya. Seseorang memukul kepala sehun dan luhan, “bagaimana kalau aku yang mendapatkannya?eoh..eoh??” kata suho menantang mereka.

“ehmm.. “ kyuhyun yang mendengar oboralan juniornya itu berdeham kencang. Agak panas telinganya mendengar oboralan mereka. Ketiga pemuda tampan itu menengok ke arah suara itu.

“ya!! Kalian ingin mati muda, eoh? Ancam kyuhyun. “andwae, sunbaenim” ucap suho dengan bahu sedikit gemetar. “neo! Huh..kau ingin jadi kekasih sooyoung, eoh?”kata kyu dengan mata yang melotot ke arah luhan. “a—anni” kata luhan pelan. Kyuhyun tersenyum smrik. “dan neo !! aishh..” kyu membanting piring yang ada diantrian. PRRRAAANGGG.

Hahaha ternyata bukan kenyataan melainkan bayangan ketiga pemuda tampan itu. Suho, Sehun dan Luhan membungkukkan badannya ke arah kyu lalu pergi meninggalkan kyu karna takut akan ada peristiwa yang mungkin tidak bisa di lupakan.

^^

Jam sekolah pun selesai pukul 2 siang. Semua berhamburan menuju pintu gerbang. “kau marah pada ku?”tanya kyu hati-hati pada gadis manja itu. “menurutmu?”tanyanya balik kepada kyu. “hufftt.. aku minta maaf tadi ak—“ belum selesai berbicara, sooyoung sudah meninggalkan kyuhyun. “ya!! Sooyoungie” teriak kyu. Kyu mengejar soo.

“aishh.. jeongmal, lepaskan. Apposeo” kata soo memberontak karana kyu memegang lengan soo dengan kencang. “ah~ mianhae” kata kyu reflek melepas tangan soo. “aku, tidak bisa mengantar mu pulang. Aku ada latihan basket, kau tidak apa-apakan?”

Sooyoung hanya menatapnya datar. Jujur, dia bingung harus naik apa? Tidak mungkin naik bus lagi. Entahlah, apa yang buat ia ketakutan. Dia berpikir bus itu besar dan mengerikan. Waktu kecil, sooyoung hampir diserempet oleh bus. Mungkin, itu penyebabnya kenapa ia tak mau naik bus. Waktu kecil, sooyoung mengatakan kalau bus itu MONSTER!!

“ah~ kau naik taksi saja, biar aku carikan taksinya” baru beberapa kyu melangkah, soo menahannya. “aku ikut dengan mu saja” ucapnya datar. “nde?”

^^

Sooyoung duduk dibarisan depan bangku panjang. Sooyoung sesekali meneriakkan nama kyuhyun saat kyu meng-shoot bola basket ke arah ring. “kyaaa..kyuhyunie”teriaknya menyemangati kyuhyun. Kyuhyun tersenyum senang.

Permainan selesai. Kyuhyun menghampiri sooyoung. sooyoung memberikan botol mineral dan mengelap wajah kyu yang penuh keringat. (omo aku bayangin kyu basah hahahaha omona kerennya *eh)

“lelah?”tanya soo dengan aegyo nya. “tidak pantas kau melakukan aegyo seperti itu, aneh”kata kyu. “ya!!”

Ketika soo sibuk memukul lengan kyu, ada namja tampan, tinggi menghampiri kyuyoung. “eoh, changmin-ah” kata kyu. “annyeong, soo” sapa changmin ramah. Soo hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. “ada apa?” “ani, hanya ingin menyapa sooyoung” ucapnya yang tiada henti memandang sooyoung.

Sooyoung adalah idaman namja-namja di sekolahnya. Entah, mengapa namja-namja itu ingin mendapatkan sooyoung. selain ia kaya, ia juga ramah, manis, baik, sopan dan itu yang buat para lelaki ingin memilikinya. Namun, terhalang dengan kedekatan kyuhyun dan sooyoung. semua orang tahu kalau soo dan kyu sangat dekat.

Mereka berpikiran kalau kyu adalah oppa angkatnya soo. Karna semua orang tahu kalau soo adalah anak tunggal. Sebenarnya Kyu adalah tunangan sooyoung. hanya saja tidak ada yang mengetahuinya. Cincin pertunangan pun juga tidak dipakai oleh mereka. Mereka takut kalau cincin itu tiba-tiba hilang, karna mereka berdua adalah orang yang sangat ceroboh. Cocoklah, mereka berdua.

Kyu memutarkan bola matanya. Ia, tidak suka cara pandangan changmin kepada soo.

^^

Malam pun tiba. Sooyoung yang sedang bermain di rumah kyu, mencari keberadaan tunangannya itu. “eoh, eonni apa kau tahu kyuhyun oppa di mana?”tanya soo kepada ahra, kakaknya kyuhyun. “molla, dari tadi ku lihat ia murung. Apa kalian bertengkar?”. Sooyoung menggeleng-gelengkan kepalanya. “oh, mungkin ia ada di kamarnya” kata ahra santai. “oke..cupp” sooyoung mencium pipi ahra. “aishh..”

Soo masuk ke kamar kyuhyun. Dia tidak menemukan kyuhyun. “kyuhyunie, eodiya?”sooyoung mengedarkan matanya. Ketemu. Ia, melihat kyu berdiri di balkon kamarnya mengahdap langit. “kyuhyunie, ternyata kau di sini” kata soo manja sambil memeluknya dari belakang.

Kyu melepas tangan soo dan menghadap ke arahnya. “sudah malam, pulanglah”

“shireoo, lagi pula besok hari sabtu tidak sekolah untuk apa aku tidur sekarang?” kata soo sambil mengembungkan pipinya. Kyu mencubit pipinya gemas. “arraseo, kalau kau tidak ingin pulang, aku akan pergi ke taman hiburan sendirian dan jangan salahkan aku kalau—“

“ya!! Jangan harap itu terjadi, tuan—“ soo menatap kyu tajam. “baiklah, aku pulang. Besok jemput aku, oke?!” soo memeluk kyu erat sebentar lalu mencium pipi kyu. “jaljayo”ucapnya seperti berbisik.

Kyu mengacak-acak rambut soo dengan lembut.

^^

Hari ini sooyoung benar-benar semangat. Kyu menepati janjinya. Mereka berdua kencan di taman hiburan. Sooyoung begitu senang, matanya berbinar-binar. Kyu senang melihat tunangannya senang. “kyuhyunie, aku mau itu” tunjuknya ke arah bocah kecil berumur 4 tahun. Kyu menatap soo tidak percaya. Sesekali ia menerjapkan matanya. “kau yakin?” kata kyu. Sooyoung menganggukkan kepalanya. “tapi membuatnya harus cukup umur dulu” ucap kyu malu-malu. “eoh? Jinja??”ucap syoo polos.

Kyu melihat anak kecil itu dengan seksama. Dan melirik sooyoung yang sedang menjilat bibirnya dan menggigit bibir mungilnya itu. Permen kapas. Sooyoung ingin permen kapas. “hahaha.. kau ingin permen kapas itu? aku kira kau ingin punya anak seperti dia”kata kyu dengan tertawa geli.

“kenapa kau tertawa?”tanya soo dengan polosnya. “ehmm..ani, kajja kita beli permen kapas itu” kyu menggenggam tangan soo erat menuju kedai kecil penjual permen kapas.

Soo menaiki beberapa wahana yang tersedia. Terakhir ia menaiki bianglala.

Suasana kota seoul begitu indah, apalagi terlihat dari atas. Lampu-lampu kota menyala dengan cahayanya yang memancar. “kau senang?” tanya kyu. Sooyoung mengangguk. Mereka berdua bertatapan. Tanpa terasa jarak di antara mereka benar-benar dekat.

Cupp

Bibir mereka bertemu. Ledakan kembang api pun bermunculan di langit. Entah, ada acara apa. Mungkin orang itu tahu kalau ada sepasang kekasih yang sedang bermesraan dan menambah indahnya malam ini. Kyu melepas ciumannya.

Soo terlihat kecewa. Jujur ini yang pertama untuk mereka berdua. “kenapa bibirnya begitu manis?” tanya kyu dalam hati. “omo..my first kiss, tapi kenapa begitu cepat ia, melepasnya?”tanya soo dalam hati.

^^

Keesokkan harinya, sooyoung berangkat sendiri ke sekolah. Kyuhyun hari ini tidak masuk karna ada pertandingan basket antar sekolah lain. Soo berjalan gontai menyelusuri lorong demi lorong. Sooyoung berjalan menunduk sesekali menendang sesuatu di lantai.

Dukk

“aww..” teriak namja.

“ah~ mianhae” kata soo sambil membungkukkan tubuhnya. Sooyoung tidak sengaja memendang kaki namja itu. “gwenchanha” ucap namja itu ramah. “eoh, donghae sunbae” donghae tersenyum manis. Yap~ dia donghae, senior yang dikagumi yeoja-yeoja di sekolah ini. Ia kapten sepak bola.

“emm.. aku menunggu mu sejak tadi”

“mwo?”ucap soo pelan.

“ah~ ini untukmu, maaf aku baru berani memberi ini kepadamu. Kau tahu?bodyguard mu itu sperti hantu kapan saja bisa datang. Tak ada kesempatan ku, untuk mendekati mu. Ah~ di dalamnya ada surat untukmu. Kau hanya perlu membacanya tidak perlu dijawab sekarang. Aku pergi dulu, annyeong” kata donghae tanpa henti dan memberikan kesempatan soo berbicara.

Soo membuka kotak pemberian donghae. “mwo?coklat??”teriaknya senang.

“ige mwoyaaaa?”kata soo terkejut membaca surat dari donghae.

^^

Seharian ini soo tidak bersemangat. Di sekolah ia tidak terlalu dekat dengan temannya yang lain. Ia, hanya dekat dengan kyuhyun pujaan hatinya. Soo menutup matanya, merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk miliknya. “hufftt.. bosan sekali” keluhnya. Soo membuka matanya. “sepertinya ke taman bisa membuat aku senang” soo pun bangkit dari tidurnya. Ia berganti baju lalu bergegas pergi.

Soo menuruni anak tangga. “eoh, mau ke mana?”tanya eomma. “ke taman sebentar”ucap soo. “dengan siapa?kyuhyun?”

‘kalau aku bilang sendiri, pasti tidak diijinkan. Baiklah, berbohong sedikit tidak apa-apa’ gumam soo dalam hati. “nde” ucap soo. “hati-hati jangan terlalu malam pulangnya”. Soo mencium pipi eommanya.

^^

Sesampainya di taman soo berlari kecil menuju air mancur yang ada di tengah-tengah taman. “yuhhhuuu..ahhh segarnya” kata soo menghirup udara di sekitarnya. Soo mengambil ponselnya, lalu ber-selca ria. Soo merasa haus, ia berjalan mendekati kedai ice cream. “ahjussi, chocomintnya satu ya”ucap soo dengan riang. “nde, siap nona manis” goda ahjussi itu dengan ramah. “nah, ini untuk nona manis”

“kamshamnida” ucap soo ramah. Soo berjalan lagi menuju lapangan basket. Entah, ia ingin sekali melihat namja-namja bermain basket. “ehmm..mashita”. tiba-tiba soo tersedak, “hhuukk huukk” soo melihat kejadian yang menyakitkan hati dan mata.

“jadi ini alasannya mengapa aku tidak boleh ikut. Sedangkan, ia bebas berduaan dengan yeoja lain. Evil ku bunuh kau!!” kata soo kesal. Soo melihat kyuhyun dengan yeoja lain. Jaraknya tidak terlalu jauh dari posisi soo sekarang. Soo mencengkram ice creamnya sampai meleleh dan cairannya tumpah di pakaiannya.

Matanya memanas, hatinya tercabik-cabik. Rasanya ingin melepar yeoja itu dengan bola basket. Soo yang sibuk memperhatikan kyuhyun, tidak sadar akan bola basket yang mengarah ke arahnya. “ya!! Nona aw—“

Duukk

Seketika soo pingsan. “was ada bola” ucap namja bertubuh tinggi itu pelan. Namja itu mendekati sooyoung. “aigoo..bagaimana ini?” namja itu menepuk-nepuk pipi yeoja itu tapi tidak bangun juga. “nona, ireona”. Semua orang berdatangan melihat soo yang pingsan.

“eoh, kyu-ah mengapa di sana ramai?”tanya yeoja berambut blonde itu. “molla, sica-ah. Ah~ kajja, sudah terlalu sore nanti eomma mencarimu. Dia akan bilang, ya!! Kau bawa sepupu mu itu ke mana?kenapa baru sekarang pulang” kata kyu sambil menirukan suara eommanya. Sica, Jessica pun tertawa.

^^

Namja yang bertubuh kekar itu menggendong ala bridal ke dalam mobilnya. Ia, mengambil ponsel sooyoung memencet dial 1.

“yeoboseo”

“…”

“ah~ mianhae, nama ku siwon”

“..”

“aku tidak tahu nama gadis ini, tapi boleh aku minta alamat rumahnya?dia pingsan”

“..”

“nde”

KLIK.

Siwon pun mengemudikan mobilnya menuju perumahan elit tak jauh dari taman.

^^

Ke esokan harinya syoo sekolah bersama Park ahjussi. Ia sengaja bangun lebih awal dan berangkat lebih awal tanpa menunggu kyu. sooyoung yang baru turun dari mobilnya, berjalan gontai menuju kelasnya. Sesekali tersenyum kepada semua orang yang menyapanya.

“Annyeong sunbae” ucap luhan dengan manisnya. Syoo hanya tersenyum tipis. Sementara Sehun dan Suho terlihat seperti orang bodoh mulutnya sedikit terbuka dan matanya tak berkedip sekalipun. Kyu yang sejak tadi mengikuti syoo, menghentikan langkahnya dan menatap ke tiga bocah itu. “ehmm..” kyu berdeham keras membuat ke tiga bocah itu tersadar. “haha.. aku belum mengerjakan tugas” ucap suho. Luhan pun sudah pergi, hanya sehun yang masih menatap punggung syoo yang sedang berjalan.

“aigoo.. yeoppeota” ucapnya pelan. “jinja?” kata kyu santai. “sooyoung noona akan jadi miliki lihat saja nanti” kata sehun dengan percaya diri dan menoleh ke arah kyu. “omona” ucapnya terkejut, karena ia pikir ia berbicara kepada dua sahabatnya itu. Sehun pun gugup dan meninggalkan kyu. “aishh.. jeongmal, bocah sialan beraninya menggoda yeoja ku” umpatnya.

Kyu pun melanjutkan langkahnya yang tertunda. Sesampainya di depan kelas, syoo sedang menunggu seseorang. “annyeong, chagiya”sapa kyu dengan manis. Syoo hanya memutar bola matanya dan melambaikan tangannya ke arah namja tampan. “oppa, gomawoyo dan aku menerima mu”kata syoo menggebu-gebu. “mwo?? Menerima apa?” tanya kyu terkejut. “jinjayo??” kata hae tak percaya. Syoo menganggukkan kepalanya. Hae pun memeluk syoo dengan erat. Kyu rasanya ingin berteriak dan memukul hae. Hae pun melepas pelukannya ia tersenyum lebar.

“eoh, kau sekarang syoo miliki ku jadi ku harap kau jangan membuntutinya lagi, arra” perintah hae. Kyu diam, wajahnya datar tak mengerti apa maksud semuanya?. Apa yang terjadi saat ia tak ada?. Hae mengacak-acak rambut kekasih barunya itu, “eoh, aku ke kelas dulu ya. Nanti pulang sekolah ada sesuatu yang ingin ku berikan padamu” ucap hae dengan gaya khasnya. Syoo hanya menganggukkan kepalanya dan memberikan senyum terbaiknya.

Sepeninggalnya hae, kyu mengikuti syoo masuk ke dalam kelas. “apa maksud semuanya ini? Apa yang terjadi padamu, eoh?”ucap kyu sedikit kesal. Sooyoung menatap kyu santai dan tak memperdulikan pertanyaan yang dilontarkan oleh kyu. “kenapa kau diam?hu..” ucap kyu dengan emosi yang bertambah satu level. “aishh.. bisakah kau tak mengganggu ku? Kau tak dengar? Aku sudah menjadi kekasih donghae oppa, apa kau tak takut dibilang—“

“berhenti ucapan omong kosong mu Choi Sooyoung” kata kyu dengan tatapan penuh amarah. Baru kali ini syoo melihat kyu semarah ini, jujur saja syoo takut melihatnya. Ia tak tahu harus berbuat apa. “apa yang terjadi?kenapa kau menerima hae sunbae?”tanya kyu dengan tegas. “a—aa aku.. aku .. aku hanya bosan dengan mu. Setiap hari selalu dengan mu, kemana-mana dengan mu. Aku hanya ingin berteman dengan lain itu saja” ucap syoo dengan emosi yang meluap-luap. Seisi kelas menoleh ke arah mereka dan berbisik-bisik.

“ya !! apa yang kalian lihat?”kata kyu membentak. Sooyoung mengambil I-pod nya dan memasangkan headset di telinganya. “masalah kita belum selesai Choi Sooyoung” kata kyu namun, syoo tak memperdulikannya. Kyu mengusap wajah tampannya dengan kasar. “aishh..pagi yang buruk” ucap kyu lirih.

^^

Sepulang sekolah syoo dan hae berkencan. Kencan pertama bagi hae bersama syoo. Penantiannya selama ini tak sia-sia. Hae mengajak syoo ke sebuah cafe coffee yang terenak tak jauh dari sekolahnya. Namun, hae harus berbesar hati. Karena kyu ikut dalam kencannya ini. Awalnya hae mati-matian menolaknya, tapi kyu tetap bersikeras untuk ikut. Syoo tidak menolaknya sama sekali hanya ingin bermain-main dengan dua namja itu.

Entah, pikiran syoo sudah rusak atau ini akibat lemparan bola basket waktu itu? Hanya syoo yang tahu jawabannya.

“oppa, tersenyumlah. Ini kencan pertama kita kenapa wajah mu seperti itu?” kata syoo dengan manja. “huh..kenapa kau mengajak si setan itu sih?”kata hae pelan dan kesal. Syoo menoleh ke arah kyu yang berada di belakang hae. Ya, kyu ikut tapi dengan syarat kyu harus terpisah dan tak boleh mengganggu hae dan syoo. “biarkan, saja. Yang terpenting aku dengan mu sekarang” kata syoo sambil menggenggam kedua tangan hae yang berada di atas meja.

Sementara kyu memperhatikan gerak-gerik mereka berdua, mengempalkan tangannya. Hatinya seperti tertusuk jarum. Aneh. Itu yang ia pikiran. Tak tahu apa salahnya. Syoo berubah 180 derajat. Ini membuat kyu pusing. Tiba-tiba kyu punya ide untuk mengerjai hae. “eoh, chogi apa itu pesanan dari meja itu?” tanya kyu yang memberhentikan pelayan yang akan mengantarkan coffe ke meja syoo dan hae. “nde” jawab pelayan dengan ramah. Kyu pun mengambil coffee itu dan mengantarkan ke meja syoo. “eoh.. chogio” teriak sang pelayan namun, kyu tak memperdulikannya.

“ini pesanan mu nona” kata kyu ramah memberikan minuman itu kepada syoo. Sedangkan untuk hae, kyu meletakkan dengan kasar sehingga membuat kopi nya jatuh ke baju hae. “ya!! Kau Cho Kyuhyun” teriak hae. “oh..mianhae, aku tak sengaja” kata kyu santai. Syoo kesal dengan perbuatan kyu namun di sisi lain ia juga senang bisa buat kyu cemburu.

^^

Sesampainya di rumah, syoo berlari kecil untuk menghindar dari kyu yang sedari tadi mengikutinya. Syoo langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.

“ya!! Choi Sooyoung jawab pertanyaan ku, jangan lari dari masalah” teriak kyu sambil menggedor-gedor pintu kamar syoo. Eomma syoo yang melihatnya dari bawah hanya menggelengkan kepalanya. “ya!! Aku benci kau CHO KYUHYUN, enyahlah kau dari bumi. Aku muak melihat mu. Pergi jangan ganggu aku” teriak syoo tak kalah kencangnya. “apa salah ku? Jelaskan pada ku?sooyoung-ah.. ya !! Choi Sooyoung”

Sementara di dalam kamar syoo menangis meraung-raung. Dilemparnya boneka pemberian kyu, melemparkan semua bantal yang ada di kasur. Syoo mengambil tisu yang berada di meja riasnya. “hikss..hikss.. kyuhyun menyebalkan, kenapa dia tak pergi juga?hikss..mengacaukan kencan ku aaarrghh Huhuhuhu” tangisnya makin kencang.

Hari semakin sore. Syoo tak kunjung keluar dari kamarnya. Kyuhyun yang sudah menyerah duduk di depan pintu kamar syoo. Sesekali mengetuknya pelan, “jagiya, bukalah pintunya”ucapnya lirih. Eomma syoo yang tak tega melihat kyu, mengahampirinya. “kyu-ah ada apa? Apa yang terjadi?”tanya eomma dengan hati-hati. “hanya salah paham eommanim, gwenchanha” ucapnya pelan.

TING TIIINGG

Suara bel menggema di dalam rumah syoo. “eoh, aku bukankan pintu dulu, kau makanlah dari tadi kau lemas sepertinya belum makan” “gwenchanha, aku menunggu syoo keluar dulu eomma, baru makan” kata kyu semakin lirih. Eomma syoo hanya mengelah nafas dan bangkit turun menuju pintu utama. “nuguseyo” kata eomma syoo dengan ramah ketika membukankan pintu.

“annyeonghaseyo” ucap namja tampan dan tinggi. “nugu?”tanya eomma syoo. “aku Siwon, Choi Siwon yang mengantarkan sooyoung waktu itu” kata siwon dengan ramah sambil menunjukkan lesung pipitnya. Omo manisnya.

“oh..ya, aku ingat masuklah” siwon pun masuk dan duduk di ruang tamu yang megah itu. “kau tunggu sebentar aku panggilkan syoo dulu”. Siwon menganggukkan kepalanya.

Eomma syoo datang lagi ke kamar syoo. Kyu bangkit dari duduknya, eomma syoo mengetuk pintu kamar syoo. “youngie, ada yang ingin bertemu dengan mu keluar lah” kata eomma syoo dengan lembut.

Di dalam kamar, syoo mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. “eoh, kepala ku pusing” kata syoo meringkis kesakitan. Keadaan kamarnya tak bisa dibayangkan lagi, seperti kapal pecah. Keadaan syoo pun seperti zombie yang lapar dan bangun dari tidur panjangnya. Baju syoo pun belum ia ganti, mata sembab. Berantakan. Syoo pun membuka pintu secara perlahan. Yang pertama kali ia lihat adalah kyu. “aish.. kenapa ia masih di sini?” gerutu syoo pelan. “eoh..omona, kau kenapa?aish.. jeongmal, turunlah ada yang ingin bertemu dengan mu—“

“—tapi sebelumnya kau ganti dulu pakaian mu dan wajah mu itu aigoo hah.. aku pusing dengan kalian” ucap eomma syoo yang menyerah melihat keadaan kyu dan syoo yang miris. “eomma, memang siapa yang datang?” tanya syoo . “Siwon..” ucap eomma syoo dan meninggalkan kyu dan syoo. Syoo mengikuti eommanya turun. “aishh.. siapa lagi Siwon itu aarghhh” keluh kyu.

Syoo berjalan gontai menuju ruang tamu dan betapa terkejutnya ia melihat namja tampan sedang memegang bunga cantik di tangannya. “omona..tampannya” ucap syoo pelan. Ia pun berbalik badan dan berlari kencang menuju kamarnya. “mwo?kenapa dia?”kata kyu pensaran. Kyu pun melangkah menuju meja makan. “eommanim, siwon itu siapa?”tanya kyu sambil menggigit buah apel. “eoh, kau tak tahu siwon?” kyu menggelengkan kepalanya.

“jinja kau tak tahu siwon siapa?” tanya eomma syoo sekali lagi. Kyuhyun menggelengkan kepalanya dan memakan apel dengan santai.

Flash Back

Soo yang sibuk memperhatikan kyuhyun, tidak sadar akan bola basket yang mengarah ke arahnya. “ya!! Nona aw—“

Duukk

Seketika soo pingsan. “was ada bola” ucap namja bertubuh tinggi itu pelan. Namja itu mendekati sooyoung. “aigoo..bagaimana ini?” namja itu menepuk-nepuk pipi yeoja itu tapi tidak bangun juga. “nona, ireona”. Semua orang berdatangan melihat soo yang pingsan.

Namja yang bertubuh kekar itu menggendong ala bridal ke dalam mobilnya. Ia, mengambil ponsel sooyoung memencet dial 1.

“yeoboseo”

“…”

“ah~ mianhae, nama ku siwon”

“..”

“aku tidak tahu nama gadis ini, tapi boleh aku minta alamat rumahnya?dia pingsan”

“..”

“nde”

KLIK.

Siwon pun mengemudikan mobilnya menuju perumahan elit tak jauh dari taman. Sesampainya di rumah besar itu siwon memencat bel.

“nuguseyo?” ucap pelayan yang membukakan pintu. “eoh..nona muda” ucapnya terkejut melihat syoo yang tertidur da;am pelukan siwon. “ah~ mianhae di mana kamar gadis ini?ia pingsan karena aku tak sengaja melempar bola basket dan mengenai wajahnya.” Kata siwon panjang lebar. Song ahjumma pun menunjukkan kamar sooyoung.

Flash Back end

Eomma syoo menceritakan semuanya yang syoo alami beberapa hari yang lalu. Kyu menghentikan gigitannya. Berpikir keras seolah-olah ia ingat kejadian di mana ada seorang yeoja pingsan di taman. “apa pada saat kejadian itu kau tak ada di sana?kau tak ke taman dengan sooyoung?”. “jangan-jangan ..”kata kyu pelan dan mencoba mengingat-ingat kejadian itu.

Flash Back

“ya!! Nona aw—“

Duukk

Seketika soo pingsan. “was ada bola” ucap namja bertubuh tinggi itu pelan. Namja itu mendekati sooyoung. “aigoo..bagaimana ini?” namja itu menepuk-nepuk pipi yeoja itu tapi tidak bangun juga. “nona, ireona”. Semua orang berdatangan melihat soo yang pingsan.

“eoh, kyu-ah mengapa di sana ramai?”tanya yeoja berambut blonde itu. “molla, sica-ah. Ah~ kajja, sudah terlalu sore nanti eomma mencarimu. Dia akan bilang, ya!! Kau bawa sepupu mu itu ke mana?kenapa baru sekarang pulang” kata kyu sambil menirukan suara eommanya. Sica, Jessica pun tertawa.

Flashback end

“eommanim, kejadian syoo pingsan kapan?”tanyanya. “dua hari yang lalu, tunggu kau tidak bersamanya?” tanya eomma syoo sekali lagi. “anio, aku sedang ada pertandingan basket dan menemani sepupu ku yang baru saja datang dari amerika dua hari yang lalu tepat kejaidan syoo—“ ucapan kyu terhenti ia yahu sekarang alasan syoo melakukan hal aneh seharian ini ia benar-benar ingat, mungkin saja syoo melihat ia dan sica –sepupunya- sedang di taman waktu itu. “—binggo” ucapnya melanjutkan perkataannya yang tertunda.

“aigoo.. anak nakal pantas saja yang mengantarkan itu siwon dan kau tak kenal dengannya” eomma syoo pun meninggalkan kyu di meja makan. “baiklah, kau salah paham Choi. Aku akan mengikuti permainan mu, sayang” kata kyu sambil tersnyum smirk dan menggigit apelnya dengan kasar.

^^

Setelah kejadian kemarin syoo semakin berulah, entah ia sengaja mengencangkan suaranya saat ia menerima telpon dari donghae maupun siwon. Kyu hanya bisa menahan dirinya kalau mendengar kata-kata mesra maupun manja. Kadang syoo juga terang-terangan menunjukkan kemesraannya bersama hae maupun siwon. Ya, semenjak siwon datang ke rumah syoo, syoo menjadi dekat dan bahkan sekarang ia sudah menjadi kekasih syoo. Kyu tahu mengenai itu. Karena pada saat siwon menyatakan cintanya kyu ada bersama mereka pada saat makan malam di cafe tempat pertama hae dan syoo kencan.

Hae tidak tahu mengenai hal siwon dan syoo berpacaran. Syoo mengancam kyu kalau ia berani mangatakan pada hae. Jujur saja syoo agak sulit melepas kyu. ia tak bisa jauh dari kyu setiap syoo ingin kencan dengan siwon maupun hae ia merengek agar kyu diijinkan ikut. Ia hanya ingin memanas-manasi hati kyu. namun, kyu hanya biasa saja menanggapinya itu yang membuat syoo sedikit kesal. Awalnya siwon selalu menolak kalau kyu ikut kencan mereka, namun syoo beralasan kalau kyu –kembarannya- tidak bisa jauh darinya. Ya, syoo mengaku kalau kyuhyun adalah kembarannya.

Eomma syoo tidak tahu menahu tentang kebohongan yang ia buat pada siwon. Eomma syoo hanya tahu kalau kyu dan syoo hubungannya sudah membaik.

^^

Hari ini syoo berangkat sekolah bersama donghae, ia di jemput di halte yang tak jauh dari rumahnya. Dan kyuhyun tak ketinggalan ia selalu stay by di sisi syoo. Entah mulai sejak kapan syoo tidak terlalu takut lagi untuk naik bus. Hae yang datang dengan senyum yang cerah saat melihat syoo, seketika menjadi muram saat kyu muncul di samping syoo.

“oppa, kajja. Busnya sudah datang” kata syoo dengan senyum cerianya sambil menarik tangan hae. “aishh..” gerutu hae saat melirik kyu yang ada di belakangnya.

^^

Bel pulang pun berbunyi …

Kyu terlihat terburu-buru memasukkan peralatannya ke dalam tas. Saat kyu ingin melangkah keluar syoo menahannya. “kau maua kemana?” tanya syoo cemas. “aku mau latihan basket, besok ada pertandingan” ucap kyu santai. “tunggu, aku ikut” kata syoo dengan buru-buru dan berlari kecil mengambil tasnya. “kajja” ucapnya dengan semangat. ‘aneh. Kenapa lagi dia?aish.. sabar kyu sabar’ kata kyu dalam hati. Aneh melihat tingkah syoo yang semakin hari semakin sulit ditebak maunya apa.

Di lapangan basket

“kau tak pulang dengan donghae hyung?”tanya kyu sambil mempersiapkan dirinya untuk latihan. Sooyoung menggelengkan kepalanya dan memeberikan senyum manisnya. “oh..” kata kyu singkat dan meninggalkan syoo sendirian. “aish.. bukankah dia senang hari ini aku tidak dengan donghae?jeongmal !!”umpat syoo.

Selama latihan, changmin yang pada dasarnya menyukai sooyoung tidak fokus dengan latihannya kali ini. “ya!! Kau serius tidak, eoh?” teriak heechul kepada chwang. “mian, coach. Bolehkah aku istirahat sebentar?” rajuk chwang dengan wajah memelas. “terserah kau lah” kata heechul santai. Chwang pun tersenyum lebar. Kyu tahu mengapa chwang seperti itu.

Chwang berlari menuju sooyoung yang sedang menyemangati kyuhyun. “yeaaayyy.. kyuhyunie.. fighting !!” teriak sooyoung dengan gaya-gayanya yang aneh. Kyu tak peduli dengan teriak-teriakan sooyoung, karena ia tak mau berbagi pikirannya dengan yang lain. Prioritasnya sekarang adalah basket, jadi sooyoung sedikit terabaikan. Itu tak jadi masalah buat sooyoung yang sejak tadi berteriak-teriak, menurutnya ia sudah datang saja itu sudah menjadi bonus buat kyu.

“annyeong” sapa changmin dengan senyum merekahnya. “eoh, annyeonghaseyo” kata sooyoung dengan sopan. “kau semangat sekali?”kata chwang basa-basi. Sooyoung hanya menoleh dan tersenyum. Ia melanjutkan aksinya lagi dengan meneriakkan nama kyuhyun. Ketika kyu sedang melakukan shooting, soo berteriak dengan kencang. “yeeeaaaayy” ucapnya senang. Kyu memasukan bola ke dalam ring dengan sempurna. Saking senangnya ia tak sadar memeluk chwang yang ada di samping kirinya.

Kyu yang melihat kejadian itu hanya menatap chwang dengan tatapan membunuh. “eoh, mianhae..” kata syoo malu-malu dan melepas pelukannya. Chwang tersenyum kikuk.

^^

Hari semakin larut. Pukul 8 malam kyu baru selesai latihan. Sejak kejadian pelukan itu, kyu mendiami syoo yang dari tadi memuji dirinya. Sesekali tersenyum tipis. “ya!! Aku mengajak bicara padamu, aishh.. aku seperti orang sakit jiwa berbicara sendiri dengan bayangan”desisnya kesal. Kyuhyun menghentikan langkahnya, “aku sedang lelah. Bisakah kau diam sebentar?”kata kyu datar. “mwo?? Kau kenapa? Apa kau kesal aku berpacaran dengan donghae dan siwon oppa? Bukankah kau tak mempermasalahkan itu? Asal setiap aku kencan kau selalu ada?mengapa sekarang kau marah, eoh?”kata syoo dengan cercaan pertanyaan.

Kyuhyun mengelah nafasnya. Sakit. Hatinya benar-benar terluka setiap kali kekasihnya itu menyebut nama namja lain. Kyu pun melanjutkan langkahnya dengan cepat. Syoo yang tidak bisa mengikuti langkah kyu pun tersandung kakinya sendiri dan menyebabkan kakinya terkilir. “ya!! Aawww” ucap syoo meringis kesakitan. Kyuhyun menutup matanya dan membalikan badannya. Kyu pun menghampiri syoo. “cepat bangun” kata kyu datar sambil mengulurkan tangannya. Saat syoo mencoba menggapai tangan kyu dan menahan rasa sakitnya, ia terjatuh lagi. “aaaww” kyu pun mensejajarkan tubuhnya dengan sooyoung. “naiklah ke punggung ku”kata kyu dingin. “shireo, kau bau belum mandi. aku tidak mau!” tolak syoo dengan kasar. Ia kesal karena kyu mendiaminya dan membuat kakinya terkilir.

Kyu pun bangkit dan dengan cueknya ia melangkah meninggalkan syo. Syoo yang kesal pun menangis kencang. “eommaa.. hiksss huhuhuu..” tangisan syoo semakin kencang saat kyu hampir menjauh. Kyu pun kembali menghampiri syoo. Kyu memberikan ponselnya ke syoo. Syoo mengerutkan dahinya, “mwoya?” kata syoo sambil menangis. “hubungilah salah satu kekasihmu, suruh mereka menjemputmu di sini”kata kyu datar.

Syoo melempar tasnya ke arah kyu dan mengenai pipi kyu. “ya!! Apa yang kau lakukan?”teriak kyu. “kau bodoh, kau juga kekasih ku. Untuk apa aku menelpon siwon oppa atau donghae oppa, huhuhuhu” ucapnya kesal. Beruntung jalan yang mereka jalani sedang sepi hanya satu atau dua orang yang berlalu-lalang. Kyu mengambil tas syoo, mengalungkan tasnya dan memakai tas syoo di depannya. “ppalli..naik ke punggung ku”katanya kyu sekali lagi. Wajah syoo tersenyum lebar, ia mengerjai namja yang ia cintai itu.

Sebernarnya kakinya tidak terlalu sakit bahkan ia bisa berdiri. Namun, rasa kesal dan rindu terhadap kyu itulah yang buat ia ingin mengerjai kyu. “hikss.. appo”kata syoo dengan suara dibuat-buat. Syoo sudah ada di punggung kyu. Hangat dan nyaman. Syoo menghirup aroma tubuh kyu yang ia rindukan. “kyu..”bisiknya pelan. “hmm..” “bogoshippeo”ucap syoo pelan, ia pun menutup matanya. Kyu mendengarnya pun tersenyum. “nado.. nado bogoshippeoyo”kata kyu. ia melirik ke arah kanannya, ternyata syoo sudah tertidur sambil tersenyum.

^^

Matahari muncul dari ufuk timur dengan penuh semangat. Seperti biasa kyuhyun menjemput sooyoung. dan lagi-lagi kyu harus merelakan hatinya kalau kini ia tak hanya berdua melainkan bertiga dengan siwon satu mobil dengannya. Siwon memaksa syoo untuk mengantarkan dirinya sekolah. Syoo pun mengiyakan. Di dalam mobil kyu yang duduk di belakang selalu menghadap jendela. Ia tak rela tunangannya itu bermesraan dengan yang lain.

Bahkan sampai sekarang pun syoo tak mau menjawab penyebab mengapa ia menjadi Playgirl seperti itu. Meskipun kyu tahu alasannya, tapi ia ingin syoo jujur padanya. Mungkin kyu akan menjelaskannya dengan baik dan tak ada salah paham. Syoo seolah tak peduli. Ia hanya melampiaskan semuanya pada kekasih gelapnya itu (?).

Sesampainya di pintu gerbang, siwon membuka pintu untuk syoo. Ia memberikan salam perpisahan mengecup pipi tembam syoo. Kyu yang melihatnya, matanya memanas, amarahnya sudah tertahan sejak tadi pun terlampiaskan dengan mendang kaca spion siwon.

BRRAAKK

“eoh, ya!! Kau apakan kaca spion mobil ku?” teriak siwon. Namun, kyu terus melangkahkan kakinya dan hanya mengangkat satu tangannya, meminta maaf. “oppa, mianhae atas kelakuan kembaran ku. Mungkin ia cemburu melihat kemesraan kita tadi. Kau harap maklum, ne?”rajuk syoo dengan manja. “aishh..kalau bukan kembaran mu sudah ku cekik dia” syoo terkekeh terpaksa mendengarnya. “Ka !! nanti kau terlambat ke kampus” siwon pun tersenyum dan melambaikan tangannya.

Selepas siwon pergi, syoo bertemu dengan donghae. Dongahe menatapnya tajam. “o..oo kau kena masalah choi sooyoung” gumamnya ketika melihat donghae berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya. “annyeong…jagiya” “nuguni?”tanya donghae dingin. “eoh?” syoo pura-pura tidak tahu, ia berpikir sejenak. “namja bermobil merah mewah tadi, siapa?”tanya hae ketus. “oh..oppa ku, sepupu ku yang baru saja datang dari Hongkong” ucap syoo bohong. “jinja?”tanya hae meragukan jawaban dari syoo.

Syoo menganggukkan kepalanya, untuk menyakinkan jawabannya. “oh..kajja, nanti terlambat” kata syoo mengalihkan pembicaraan sambil menarik tangan hae.

^^

Istirahat pun tiba. Kyuhyun yang dari tadi menaruh kepalanya di meja, tak memperdulikan ajakan syoo yang merengek ke kantin. “aishh..ajak saja kekasih mu yang lain. Aku mengantuk”tolak kyu. “kyuhyunie..jebal”kata syoo membujuk kyu dengan manja. Kyu menatapanya datar. Dan akhirnya kyu tak bisa menolak permintaan syoo, gadisnya.

Kyu memesan makanan, sementara syoo mencari tempat duduk yang kosong. Ia mencari tempat duduk dekat jendela agar ia bisa menikmati pemandangan luar. Awalnya ia ingin makan bersama donghae, namun donghae sedang ada tugas tambahan jadi ia tak bisa menemani syoo. Sambil menunggu kyu, syoo melihat juniornya bermian bola di lapangan.

Tanpa sadar, minho adik kelasnya itu melambaikan tangannya ke arah syoo. “eoh?” syoo pun sedikit tersenyum. Tiba-tiba changmin datang, “sooyoung-ah..”ucapnya sambil menggeser duduknya agar dekat dengan syoo. “eoh, changmin-ssi” sapanya ramah. “sendirian?kau tak bersama kyuhyun?”tanyanya. “anio, aku bersamanya. Dia sedang memesan makanan” kata syoo sambil menunjukkan keberadaan kyuhyun. Chwang menolah sebentar. “umm.. syoo-ah, mungkin ini terlalu cepat. Sebelum kyuhyun datang mengacaukan semuanya, aku ingin mengatakannya” kata changmin panjang lebar.

“mwo?”kata syoo polos. “aku..aku menyukai mu dan mau kah kau jadi kekasih ku?”katanya dengan lancar tanpa jeda. “eoh..?”syoo terkejut mendengarnya. Syoo berpikir keras, ia berpikiran punya kekasih tiga saja sudah buat ia pusing. Tapi, wajah changmin yang sendu dan damai itu membuat ia mau menerimanya. “nde, aku juga menyukai mu dan aku mau jadi kekasihmu”kata syoo dengan mata sedikit berbinar. Kyuhyun menyipitkan matanya, curiga dengan changmin yang tersenyum senang. Kyu pun mempercepat langkahnya. “gomawo”ucap changmin senang. “ehmm..” kyu berdehem keras. “eoh..aku duluan ya. Jaga kekasih ku jangan sampai terluka sedikit pun, arra” kata changmin dengan tegas. Kyu menatapnya datar. Changmin pun pergi.

“apa yang ia katakan?aneh.”gumam kyu. “wah..sepertinya enak” kata syoo bersemangat. “apa yang ia katakan saat aku sedang memasan makanan?”tanya kyu tanpa basa-basi. “eoh..dia bilang menyukai dan mengatakan kalau ia mau aku jadi kekasihnya” kata syoo dengan santai. Kyu tersedak mendengar penuturan syoo barusan. “mwoyaa??”ucapnya dengan kencang. “ya!! Pelankan suaramu”kata syoo berbisik. “lalu kau menerimanya?”kata kyu pensaran. Syoo menganggukkan kepalanya. “aishh..” kyu frustasi mendengarnya sambil mengusap wajahnya kasar.

Sementara di lorong kelas, namja dan yeoja lainnya heboh dengan kehadiran wanita berparas cantik dan bergaya american style. Ia menyelusuri tiap lorong sekolah itu. “kau mengertikan? Baiklah sampai ketemu di lapangan” ucap donghae setelah memberikan pengarahan. Donghae terkejut melihat yeoja cantik berbeda dari biasanya. Jantungnya berdegup kencang saat yeoja itu menghampirinya. ‘omona..dia cantik, berbeda, aishh.. Lee Donghae ingat kau sudah punya Choi Sooyoung’ katanya dalam hati.

“chogi” kata yeoja itu ramah. “ehmm.. nde?” “apa kau tahu di mana ruangan Cho Kyuhyun?”tanyanya dengan senyum manisnya. Donghae yang terpesona dengan senyumannya pun tak berkedip. Yeoja itu melambaikan tangannya. “apa kau tahu di mana ruangan Cho Kyuhyun?”tanyanya sekali lagi. “eoh…hahhaa nde aku tahu ruangannya, Cho Kyuhyun hehe..” saat hae ingin melangkah, ia menoleh ke arah yeoja itu “nde??Cho Kyuhyun?”ucapnya terkejut.

^^

Donghae mengantarkan yeoja itu bertemu Kyuhyun di taman. “oppa, kau tahu siapa dia?”tanya syoo dengan wajahnya yang cemberut. “anio.. apa kau tidak tahu?kau kan dekat dengannya” “molla..” “mungkin saja dia kekasihnya. Omona selera kyuhyun bagus juga” kata donghae dengan mata yang berbinar-binar. “oh?apa kau bilang?jadi aku tidak menarik gitu?dan selera mu rendah karena milih ku, iya?”ucap syoo dengan penuh amarah dan cemburu.

Tentu saja cemburu, bagaimana tidak donghae membanggakan kyu mendapatkan yeoja itu. “ania..jagiya..ania bukan itu maksud ku—“ syoo yang kesal menghentakan kakinya dan meninggalkan donghae.

Dari kejauhan jessica dan kyuhyun menandang hae dan syoo dengan mengerutkan dahinya. “mereka kenapa?”tanya sica penasaran. “molla” jawab kyu datar. “oh..ya kekasih mu mana?aku ingin bertemu dengan kekasih mu, ani tunangan mu” kata jessica dengan semangat. “tidak perlu, sepertinya dia lebih memilih bertemu dengan yang lain” kata kyu pasrah. “mwo?waeyo?” kyuhyun hanya diam. “ah~ ada pa kau ke sini?”

“igo..imo menyuruh ku mengantarkan bekal kau dengan soo—nugu naku lupa hehe” “sooyoung” “ah~ ya sooyoung”

^^

Sooyoung benar-benar kesal dengan kyuhyun. Ia berpikiran kalau kyuhyun sudah berani mengajak gadis yang ia tak kenal namanya. “CHO KYUHYUN!! MENYEBALKAN!! BODOH TAK TAHU DIRI!! AKU BENCI KAU !! CHO KYUHYUUUUNNN” teriaknya melepas rasa kesalnya.

Sooyoung melampiaskan rasa amarahnya dengan memakan ice cream dua sekaligus dambil menangis. Beruntung di atap sekolah tak ada orang, jadi ia bisa sepuasnya berteriak menyebut nama kyuhyun, menghinanya dengan sepuas hati. “hiksss..eomma sakit hiksss.. evil menyebalkan.. semuanya tak ada gunanya aku menerima laki-laki lain. Toh dia tetap dengan yeoja blonde itu hiksss” keluhnya, mengeluh kepada Tuhan dan berharap Tuhan menjawab keluhannya.

Tiba-tiba ada seseorang datang. “hikss.hiksss” syoo menoleh ke belakang, ia menemukan namja tampan menghampirinya. “eoh..sooyoung noona, waeyo?”tanya namja itu. “hikss..hiksss..” sooyoung pun memeluk namja itu, minho. Juniornya. Sebenarnya sooyoung hampir dekat dengan minho karena marga mereka sama dan syoo sudah menggapnya seperti adik sendiri, namun karena minho anak teladan maka ia jarang sekali ada waktu untuk sekedar ngobrol. “uljima..noona” kata minho menenangkan. “dia jahat..hikss” kata syoo sesegukan. “aku bisa menjadi pelampiasan mu kalau kau mau”

Syoo melonggorkan pelukannya. Terkejut mendengar ucapan minho barusan. “nde?”

“noona.. saranghae ..”

TBC

Semoga kalian suka ya ..

Terimakasih juga adminnya yang ngepost. Doain aja biar hello my part 5, ahjussi, saranghae dan Blin girl is my love nya selesai segera.. kasih masukan juga ya enaknya endingnya gimana .. see you

I Love You .. You Love Me .. We Love Each Other – Knight


MY NEIGHBOR IS CRAZY SPECIAL

$
0
0

MY NEIGHBOR IS CRAZY SPECIAL

Starring with

Cho Kyuhyun | Choi Sooyoung

Romantic, Comedy #Failed |PG-18| threeshoot

Cast :

Im Yoona as Im Yoona (Kyuhyun’s student)

Jung Jessica as Jung Sooyeon

Park Jung Soo as Park Songsaenim

Song Hye Jin as Song Songsaenim

Lee Donghae as Donghae( Lead Chef and Kyuhyun’s Friend)

Shim Changmin as Choi Changmin (Sooyoung’s brother)

 

Disclaimer : all the POV is kyuhyun’s. This is my own idea. If you have met this idea before please contact me in FB : Nana Sonelf or Twitter @Fanficcokelat. Thanks for your great comments. No Bashing! No Copy! Have a nice reading ^^

 

Recommended Song : Olly Murs feat Florida – Troublemaker | Super Junior – So I

 

~My Curiosity will fall you in to my enchantment ~ Cho Kyuhyun

***

~~

Dia menyilangkan tangannya secara refleks menutupi dadanya seperti aku ingin berbuat sesuatu yang tidak – tidak. Tingkahnya itu membuatku tertawa terbahak – bahak.

 

“Hya! Apa yang lucu?!” serunya.

 

“kau” jawaban itu membuat raut wajahnya berubah menjadi sangat kesal.

 

“ini sudah malam. Diperpustakaan? Pasti tutup. Di flat mu atau aku? Lebih dikira yang tidak – tidak. Lagian, aku tidak tertarik dengan yeoja yang bodoh.”

 

Aku mulai memberikan penjelasan dan sedikit berbohong. Aku tidak tertarik dengan yeoja bodoh? Aku sudah tertarik dengannnya sebelum mengetahui dia bodoh atau tidak.

 

Aku mengatur pernafasanku kembali dan raut wajahku. “ikut aku” perintahku.

 

Dia mengikutiku dari belakang dengan was – was. Rupanya dia masih takut kalau tiba – tiba aku menerkamnya. Mungkin aku bisa melakukan itu, tapi aku sedang tidak niat.

 

Aku menuntunnya ke tempat Lab Sainsku sendiri. Aku membuka pintu dan menyuruhnya masuk. Tapi tidak ada jawaban. Saat aku membalikkan badan, ku lihat Ia terdiam seperti tercengang. Aku hanya tersenyum kecil melihat tingkahnya.

 

“kenapa kau terdiam di sana? Masuk!” perintahku lagi.

 

ah.. ne” ujarnya sembari sedikit tergagap.

 

Dia ku persilahkan untuk masuk duluan. Dia melirik sekelilingnya saat aku menutup pintu dan memakai jas putih kesayanganku.

 

“Chogiyo..” ucapnya yang masih tertahan. Aku menatapnya dengan datar meski aku merasa denyut nadiku bergetar lebih.

 

“hmm?”

 

“kenapa kau tinggal di flat mahasiswa? Mian aku  terlalu penasaran.” Tanyanya dengan sedikit keraguan yang terpancar. Dia sepertinya tipe orang yang penasarannya harus terjawab. Berbanding terbalik denganku.

 

“bukankah sudah ku bilang, kau ingin belajar denganku atau mewawancaraiku?”  tanyaku balik membuat dirinya terdiam. Aku mengambil sarung tanganku agar lebih higenis. Ini adalah konsep dasar dari Sains yaitu kebersihan dan keselamatan.

 

Aku masih melihatnya terdiam. Mungkin harus ku jawab dengan sederhana mengingat aku tidak mengenalnya begitu baik. “tidak ada alasan khusus. Hanya ingin mencari suasana baru”

 

Dia mengangguk tanda mengerti.

 

“kenapa kau terus bersama Im Yoona? Apa dia Yeojachingumu?” tanyanya lagi.

 

Kenapa dia bertanya tentang Im Yoona? Apa sebegitu tidak sukanya dengan Im Yoona atau dia cemburu? Aku suka pemikiran yang kedua. Aku masih tetap dengan ekspresi datar.

 

“duduk.” Perintahku. Dia mengikuti perintahku lalu terdiam saja. ish, bagaimana bisa diam-nya dia membuatku uring – uringan seperti ini?

 

“Apa aku mengurusi hubunganmu dengan pria yang di kafe tadi?” kilahku. Yah, itu pertanyaan yang tepat. Aku ingin melihat apa reaksinya saat aku katakan seperti itu. dia menggeleng.

 

“semua orang bertanya – tanya . Mumpung aku sedang bersama songsaenim, aku bisa menjadi orang pertama yang tahu kenyataannya.” Ujarnya.

 

Aku hanya menghela nafas. Ternyata itu alasannya.

 

“dia murid terbaikku di kelas seni. Dia juga model untuk hobi fotografiku. Kau puas nona choi?”

 

Dia mengangguk. Aku mengambil buku besar dan membukanya untuk kucarikan referensi pelajaran kali ini.

 

“aku baru tahu jika murid bisa makan malam berdua di restaurant bintang 5” gumamnya pelan yang sengaja dikeraskan. Aku tidak suka dengan pernyataannya. Terus kenapa?

 

“aku hanya mentraktirnya makan. Hei, kenapa kau mengurusi kehidupanku? Ambil buku ini akan ku jelaskan Ilmu Kebidanan Fisiologi yang membuatmu mendapat nilai C dua kali.”

 

Dia mengambil buku besar itu dengan bersungut – sungut.

 

“buka. Aku menjelaskan padamu satu kali. Jadi dengarkan baik – baik.” Perintahku. dia hanya memonyongkan bibir lalu mengangguk.

 

Aku menjelaskan beberapa kronologi dari persalinan lalu permasalahan yang sering timbul dalam persalinan beserta obat apa yang berkaitan dengan persalinan. Dia mendengarkan dengan saksama sementara aku memandang wajahnya dengan saksama.

 

“apa aku pernah melihatmu sebelumnya?” pertanyaan itu hanya pancinganku. Aku rasa aku selalu bertemunya di berbagai kesempatan. Apa dia pernah melihatku?

 

Dia menggeleng. “waeyo?” tanyanya.

 

Jawaban yang cukup mengecewakan. “tidak penting. Apa masih ada yang tidak kau mengerti?”

 

Dia tersenyum aneh dengan memamerkan barisan giginya. “bagaimana cara menghilangkan grogi ibu – ibu yang akan melahirkan?”

 

Mwoya? Pertanyaan macam apa itu? itukan psikologi dasar. Dia dapat nilai  B untuk Psikologi.

 

“apa kau pikir aku seorang psikolog? Bukankah itu pelajaran Psikologi dasarmu? Kau memang benar – benar..”

 

Raut wajahnya langsung berubah. Dia berdiri dan membelakangiku. Aku hanya tertawa kecil melihat hal itu. satu fakta yang ku temukan. Selain gampang penasaran, dia juga tipe cewek yang sedikit kekanak-kanakan. Kemungkinan besar karena dia anak bungsu atau sering dimanja.

 

Entah ada dorongan dari mana, aku berniat menggodanya. Aku menghampirinya dari belakang. Aku menghembuskan nafasku di sekitar lehernya yang pasti membuatnya grogi. Aku bisa merasakan jika dia kesulitan bernafas. Aku memeluk pinggangnya dari belakang dan dia seperti es. Sangat kaku. Aku sudah tertawa dalam hati.

 

“aku tahu kenapa kau tidak pernah lulus dipelajaran Park Songsaenim. Karena pelajaran Park Songsaenim lebih dimengerti kalau dipraktikkan. Bagaimana kalau kita praktikkan sekarang?” godaku.

 

 

Dia melepaskan tanganku dengan kasar. Ku rasa dia benar – benar marah dan tidak senang dengan perkataanku lalu dia berbalik memandangku. “ku rasa kau benar – benar saeki! Michiseo saram! Apa kau lakukan ini semua dengan semua murid bimbinganmu? Neo jeongmal”

 

Aku tertawa. Ternyata dia tidak bisa digoda. Dia melangkah menuju pintu. Alarm di kepalaku menyuruhku untuk menahannya. Aku menahan lengannya. Lalu menarik nafas.

 

“aku gila karenamu. sampai kapanpun, hanya kau yang akan menjadi satu – satunya murid bimbinganku. Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan untuk membuatmu melihatku.”

 

Kata – kata itu langsung mengucur dari mulutku tanpa bisa ku saring dulu. Sial! Kenapa aku tidak bisa menahan itu dulu.

 

Dia terdiam sejenak lalu membalikkan badan. Dia menatapku dengan intens yang membuat denyut nadiku semakin tak terkontrol.

 

Dia mendekatkan wajahnya padaku. Ada apa dengannya?. Tak terasa, bibirnya sudah menempel dibibirku. Dia menciumku?. Dia melumatnya membuatku bisa merasakan lagi manisnya bibir ini. apa ini tandanya dia menyukaiku juga?

 

Aku membalas ciumannya hingga suhu ruangan lab yang seharusnya dingin menjadi panas. Hingga ku sadari tubuhnya melemah. Aku menghentikan ciuman tadi dan menangkap tubuhnya yang hampir terjatuh.

 

Aku memeriksa denyut nadinya yang tak stabil, lalu seperti kesulitan bernafas. Tubuhnya mulai terasa panas. Dia menderita Hipoksia. Susah bernafas sejenak.

 

Aku menggendongnya ke kamar karena dia bisa lebih sakit dari ini. aku membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Aku menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan menghidupkan penghangat ruangan.

 

Aku menatap wajahnya sembari membelai rambutnya dan merapikan beberapa helai anak rambut yang menutupi wajahnya.

 

“kau benar – benar merepotkan. Ah tidak, kau benar – benar berani. Kau tau, kau sudah membangunkan sesuatu dalam diriku. Aku jadi semakin penasaran. Bagaimana kau yang sebenarnya?” ucapku padanya meski Ia tidak akan merespon apapun.

 

Aku mengambil termometer yang berada di laci samping tempat tidur. Mengukur suhu badannya. 39 derajat. Cukup panas. Aku mengambil aromateraphy juga agar dia bisa bernafas dengan teratur. Oh iya, aku harus mengompresnya.

 

Aku menyentuh dahinya yang hangat lalu menciumnya. Aku jadi ketagihan untuk mencium mata, pipi dan sekarang bibirnya. Ini gila. padahal dia tertidur dan tidak membalas tapi bibirnya masih semanis tadi. Aku menciumnya cukup lama di sana. Lama – lama aku mulai mencium lehernya. Rasanya ada sesuatu yang mendorongku untuk berbuat lebih.

 

Aku langsung menggelengkan kepalaku untuk menyadarkanku. Tidak, aku tidak boleh berbuat lebih. Meski dress se-lutunya yang mulai tersingkap sedikit menggodaku, aku harus tetap sadar. Dia mahasiswiku. dia masih asing. Dia sedang sakit. 3 pemikiran itu yang harus tertanam di benakku. Aku tidak mau terlihat sebegitu mesum di matanya.

 

Aku langsung meninggalkan kamar itu dan menuju dapur. Aku mengambil handuk kering di laci meja dapur lalu menuangkan air panas ke mangkok. Aku membawa itu semua kembali ke kamar. ku celupkan handuk itu, ku bilas lalu ku tempelkan ke dahinya. Aku mencium pipinya.

 

“cepat sembuh. Ye?”

 

Aku meninggalkannya. Ah, sepertinya aku harus tidur di sofa.

 

~~

Belum ada suara burung berkicau ataupun matahari bersinar dengan begitu menyengatkan. Aku terbangun lebih pagi. Mungkin karena aku tidak terbiasa tidur di sofa.

 

Aku melangkah ke kamar dan mengintip sejenak. Dia masih tidur dengan cukup tenang. Aku masuk ke kamar itu. aku memandang wajah damainya. Dia sangat cantik ketika tidur seperti ini.

 

Aku ambil termometer dan mengukur. Angka menunjukkan ke 37. dia sudah mulai normal. Ku matikan penghangat ruangan lalu ku hidupkan AC dengan suhu yang cukup tinggi. Aku masukkan kembali aromatherapy ke dalam laci.

 

Aku mulai membayangkan apa yang dia dan aku lakukan semalam. Bagaimana cara aku menghadapinya ketika Ia bangun? Apa aku harus bersikap dingin? Lebih baik begitu. Aku masih harus meyakinkan diriku dan perasaanku sendiri. Itu murni aku mencintai atau menyukainya bukan karena penasaran semata.

 

Aku keluar dari kamar. ketika dia bangun, tidak mungkin aku tidak menyiapkan apapun. Aku mengambil handphone dari saku celanaku dan menelepon delivery food. Aku tidak terlalu pintar memasak.

 

Aku memeriksa ke dalam kulkas. Untungnya punya sepupu yang sering main ke sini, kulkas selalu ada isinya. Meski isi kulkas ini diisi seminggu yang lalu.

 

Aku melihat ada bubuk coklat panas. Sepertinya bagus ku seduh saat perempuan itu tersadar.

 

Aku ambil ceret untuk memasak air lalu mengambil dua cangkir. Sepertinya aku juga butuh coklat panas. Menunggu sekitar 3 menit untuk mendidih.

 

Beberapa saat, bel aparteku berbunyi. Sepertinya makanan sudah tiba. Aku membuka pintu dan membayar beberapa lembar won ke orangnya.

 

3 menit kemudian, air sudah mendidih. Aku masukkan bubuk coklat panas ke dalam cangkir lalu aku tuangkan air panas dan diaduk.

 

Mulai ada suara pintu terbuka. Dia sudah mulai terbangun. Aku harus siap dengan sikapku.

 

“kalau kau demam, seharusnya kau katakan tadi malam. Kau merepotkanku saja”

 

Dia tidak menatapku. Arah badannya menghadapku tapi matanya tidak.

 

ige..” ucapnya yang masih ke tahan. Aku menunggu apa yang ingin ditanyakannya. Apa berhubungan dengan tadi malam?

 

Aku menyerahkan cangkir yang berisi coklat panas kepadanya. “wae?” tanyaku

 

“apa kau ada mengatakan sesuatu tadi malam?” tanyanya dengan malu – malu. Aku hanya terdiam. ya, aku mengatakan sesuatu tadi malam. Menurutmu apa?. Ingin ku berteriak seperti itu tapi rasanya memalukan.

 

“tidak ada. Sepertinya kau terlalu demam. Sebaiknya habis makan aku mengantarmu ke rumahmu”

 

Dia hanya terdiam sembari memikirkan sesuatu. Mian Choi Sooyoung, kau masih abu – abu bagiku. Aku tidak bisa berkata terlalu jujur padamu sebelum aku memutuskan sesuatu.

 

Dia menyeruput coklatnya berdiri dengan mata menerawang. Aku hanya melirik lalu memindahkan makanan di bungkusan tadi ke mangkuk. Aku memesan sup asparagus dan ddeobukki.

 

Dia melihatku. Aku memberi tanda untuk membawa sup dan ddeobukki ini. dia menatapku dengan tatapan tak percaya. Apa dia berpikir aku memasak ini semua?

 

“itu delivery. Aku tidak bisa memasak.” Ujarku. Dia hanya ber-oh ria. Sepertinya aku baru membaca pikirannya.

 

Dia membawa makanan itu ke meja makan. menarik kursi sendiri dan langsung memakannya dengan lahap. Fakta baru lagi, dia ternyata hobi makan.

 

Aku hanya makan sup saja. Ddeobukki punyaku sudah dihabiskan olehnya. Dia benar – benar punya nafsu makan yang tinggi tapi dia tidak gemuk.

 

“huaa.. mashita” pujinya. Aku hanya tertawa kecil melihatnya yang kekenyangan seperti anak – anak.

 

“aah, chogio. Kau tidak perlu mengantarku ke rumah. Aku tidak mau merepotkanmu lagi. Biarkan aku naik bis saja ke dorm” pintanya.

 

Kenapa aku tidak boleh mengantarnya ke rumahnya? Padahal ini kesempatanku untuk mengetahui dia lebih jauh.

 

“kalau kau ada apa – apa di bis, itu lebih merepotkanku.” Ujarku.

 

“apa salahnya aku mengetahui rumahnya?” gumamku yang sepertinya terdengar olehnya.

Dia hanya terdiam saja.

 

“sudah selesai? Kajja!. Aku tidak mau tetangga aparte ku berpikir yang tidak – tidak.”  Cibirku. Dia menatapku dengan sebal.

 

Aku meninggalkannya di dapur karena aku harus mandi dan berganti baju. Aku tidak mungkin pulang ke dorm dengan pakaian yang sama.

 

Tak lama, aku melihatnya sedang mencuci piring. aigoo, apa dia tak tahu dia sedang sakit?

 

“kau sakit. Masih mencuci piring juga?” cibirku. Dia meletakkan piring dan mangkok di rak, berbalik lalu tersenyum.

 

“seperti yang kau bilang, aku sudah merepotkanmu. Aku tidak sakit parah, mencuci piring saja aku masih bisa.”

 

Aku hanya menatapnya tajam. Susah sekali dibilang.

 

ppaliwa. Aku ada urusan setelah mengantarmu” ucapanku membuatnya merengut. Aku hanya tersenyum kecil.

 

Dia berlari ke arah kamar sembari membawa kembali tasnya. Aku hanya melipat tangan sembari menunggunya. Tak lama Ia sudah siap. Kami beranjak ke basement dan langsung pergi.

 

Selama perjalanan, kami tidak berbicara apapun. Sesekali ku lirik perempuan ini. dia terlihat resah. Bahkan terkadang dia menggigit bibir bawahnya.

 

Songsaenim, berapa umurmu?” tanyanya tiba – tiba. Kenapa dia bertanya soal umur?

 

Aku fokus ke depan. “28. wae?” tanyaku balik. Dia mengernyitkan dahinya. Sebenarnya umurku baru akan 27 beberapa bulan lagi. Entah kenapa aku malah menjawab 28. meski aku tertarik padanya. Aku harus tetap waspada

 

“kau terlalu cerdas” ujarnya. Aku tertawa kecil. Oh, dia tidak percaya dengan umurku yang cukup muda dengan apa yang sudah ku raih. Jika ku katakan aku setahun lebih muda dari itu, mungkin dia lebih terkejut.

 

Sehabis itu dia terdiam. aku malah jadi resah karena dia tidak berkata apapun.

 

“rumahmu di sebelah mana?” tanyaku. Dia hanya menunjuk ke persimpangan sebelah kanan.

 

Aku mengikuti arahannya.

Songsaenim, apa benar tadi malam aku tidak mendengar sesuatu? Atau aku melakukan sesuatu?” pertanyaannya membuatku gugup. Ternyata dia masih penasaran soal kejadian tadi malam.

 

aku menatapnya dengan tatapan ‘pura-pura’ bingung. “setelah kau memakiku karena aku menggodamu, kau jatuh pingsan. Emang ada apa lagi?” kilahku.

 

Dia tetap terdiam.

 

Tak lama, kami berhenti di depan rumah seperti rumah korea tradisional tapi lebih minimalis. Rumahnya hanya tingkat dua tapi terlihat lebih lebar ke belakang. Beberapa pohon cemara berdiri tegak di kedua sisi dekat pintu. Pasti orang tua dari Choi Sooyoung seorang bercita seni tinggi.

 

“sepertinya yang membuat rumah ini punya seni tinggi” pujiku tulus sembari melihat ke arah pagar rumahnya yang dibuat dari balok kayu. Aku memang punya ketertarikan sedikit dibidang properti.

 

Dia hanya tersenyum kecil. “songsaenim. Mianhamnida sudah merepotkanmu. Jeongmal kamsahamnida.” Ujarnya sembari pamit.

 

Aku hanya tersenyum kecil menanggapi hal itu.

 

~~

 

Hari ini aku sedikit sibuk karena aku lupa memeriksa tugas mahasiswa – mahasiswi jurusan musik modern. Aku melangkahkan kaki dengan cepat ke kantor dari parkiran.

 

Songsaenim.” Panggil seseorang. Aku menoleh ke belakang.

 

“Seo Joo Hyun. Waeyo?” tanyaku langsung.

 

Dia tertawa. “songsaenim tidak memberiku selamat untuk keberhasilanku?”

 

Aku tertawa juga sembari menepuk jidat. “mianhamnida. Chukkae buat usahamu.”

 

Aku menjabat tangannya dan dia menjabat tanganku. “kamshamanida. Aku tidak bisa begini tanpa bantuan songsaenim.”

 

Aku tersenyum saja.

 

Songsaenim?”

 

“ye?”

 

“bisa temani aku mengambil sertifikat kemenanganku? Ku rasa lebih baik pergi bersama pelatih yang sudah membantuku dari awal. Tapi, kalau songsaenim sangat sibuk, aku akan meminta tolong Kim Songsaenim.”

 

Aku melirik jam ku. Ku rasa pekerjaan itu bisa ku selesaikan 15 menit. Aku juga sudah memajukan jadwalku dengan Choi Sooyoung. kelasku juga kosong.  jadi apa salahnya menemani Seo Joo Hyun sebentar? bukankah ini suatu kehormatan?

 

“baiklah. untung saja kau mencegatku di parkiran. Kajja.” Ajakku. Dia tersenyum dan mengikutiku.

 

Kami berjalan menuju ke mobilku. Aku membukakan pintu. Sebagai pria yang manly, sudah seharusnya berbuat seperti itu.

 

Dia masuk mobil, aku berjalan menuju pintuku. Sekilas aku melihat sosok perempuan yang menatapku dengan tajam. Is it really her? Choi Sooyoung? tapi aku memilih untuk abaikan itu.

 

~~

Aku menunggu. Lagi – lagi aku menunggu. Hari ini jadwal pelajaran tambahan seorang Choi Sooyoung yang terakhir. Mengingat itu membuatku sedikit kecewa karena aku masih tetap penasaran dengan hal itu. ingin rasanya ku bertanya apapun mengenainya kepada Song Songsaenim yang punya bank data mahasiswa terlengkap dan mengetahui dia lebih, tapi hatiku menolak untuk melakukan hal itu.

 

Lagi – lagi aku juga salah membuat jadwal. Setelah ini aku harus ada pemotretan dengan Im Yoona dan Jung Sooyeon. Sebenarnya punya donghae sunbae sudah selesai. Tapi, aktingku di depan Sooyeon akan terbongkar. Aku harus rapi dalam menyusun kejutan ini.

 

Aku mengambil buku untuk menghilangkan penat dan bosan. Dia sudah melewati toleransi waktu yang ku berikan.

 

mianhamnida, songsaenim. Aku baru saja menyelesaikan kuliahku semenit saat pesanmu masuk.”

 

Aku menatapnya dengan tatapan dinginku.

 

“aku sudah menunggumu selama 3 menit dan telah menghabiskan 112 halaman buku ini saat menunggumu”

 

Dia melihatku tak percaya. Dia tidak percaya kalau aku punya kelebihan dalam membaca cepat.

 

“duduk.” Perintahku. Dia mengikutinya dengan wajah yang tidak enak dipandang lagi.

 

Aku mengeluarkan kertas soal yang sudah ku persiapkan malam. Ini test terakhir dan semoga dia tidak mengecewakanku.

 

“jawab dalam waktu 5 menit dari sekarang” perintaku lagi sembari menghitung detik dari jam tanganku.

 

Dia panic. Aku bisa melihat itu dengan jelas. Bahkan ia belum bisa menemukan penanya di menit pertama. Aku menyodorkan pena padanya.

 

“5..4..3..2..1 selesai” hitungku mundur.

 

Dia menyerahkan kertas. Aku meliriknya saja. yah, ini sudah cukup lebih baik dari test yang pertama tapi cukup mengecewakan dia masih salah di soal itu – itu saja.

 

“salah 2. masa hal sepele ini begini kau tak tahu?”

 

Dia memonyongkan bibirnya. Ku rasa ia tidak terima dengan perkataanku. Tapi dia terdiam. Kami jadi saling terdiam membuatku jadi serba salah.

 

“apa kau sudah baikan?” tanyaku mengingat dia sakit kemarin. Apa dia tidak sadar dia punya penyakit hipoksia?

 

Dia terlihat kaget mendengar pertanyaanku. “kamsahamnida sudah bertanya. Aku baik – baik saja”

 

Syukurlah jika begitu.

 

songsaenim” panggil seseorang yang suaranya sudah ku kenal. Im Yoona ternyata sudah menjemputku. Berarti aku sudah terlambat.

 

“Oh, Yoona-shi. Sudah siap untuk pemotretan selanjutnya bersama Sooyeon?” tanyaku yang langsung ditanggapi dengan anggukan.

 

Aku memandang ke depan. Rasanya cukup berat karena ini bimbingan terakhir. Oh dieu, semoga aku punya kesempatan untuk mengenalnya lebih jauh jika benar dia takdir akhirku.

 

“kau bisa meminjam buku ilmu kebidanan fisiologi di rak buku sana. Itu cukup membantu” saranku. Dia tersenyum kecil.

 

Aku meninggalkannya tanpa pamit karena aku yakin aku punya kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.

 

~~


repost CRAZY 3

$
0
0

CRAZY 3

Cast:

©     Choi sooyoung

©     Cho kyuhyun

©     Kriss exo-M

©     Lee donghae

©     Jung Jessica

Genre: romance? Sad?

Pg: 16+

Author:kyuanzainn

 

Anyeong readerdul. Adakah yang nonton SS5 kemarin? Maukah berbagi kebahagiannya dengan author yang ga bisa apa-apa ini, hiks……

Doakan author yah, semoga di SS6INA nanti, author juga bisa bergabung bersama kalian semua, berbagi kebahagiaan bersama tentunya.

Udah ahh……semakin aku berbicara tentang konser, aku semakin galau saja, untuk itu aku udah lebih baik post ff ini saja.

 

 

 

 

SOOYOUNG POV

Di sinilah aku sekarang. Tanpa berani bergerak sedikitpun dari tempatku berdiri.

‘kenapa aku jadi penakut seperti ini sih? Lagipula si arogan itu bukan siapa-siapa. Tapi……dia bisa saja memukulku kapan saja. Aigo……’

Dari tadi aku selalu menggerutu tak jelas seraya membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi seandainya aku meninggalkan sekolah dan melawan apa yang dikatakan si tuan besar kyuhyun.

“AHA!!!!!”

Suatu ide cemerlang sekejap mampir dalam kepalaku. Kenapa tidak?

 

Dan akhirnya di sinilah aku berada. Dengan JUNG JESSICA yang sedari tadi memasang wajah cemberut dan kepanikan. Sesekali dia menatapku. Memelas agar aku melepaskannya dan membiarkannya pulang dengan aman.

“kau tidak akan meninggalkanku dengan mereka sendirian kan? Kau sahabatku, kan??” bujukku.

 

Dia hanya menghembuskan napasnya dengan kesal seraya menganggukkan kepalanya dengan terpaksa.

Hehehehehe. Aku mana mau tersiksa seorang diri.

 

BROOMMM  BROOMMMMM

 

Motor merah berhenti tepat di depanku diikuti dengan beberapa motor di belakangnya. Tapi aku tak bisa meleihat siapa yang mengendarainya karena dia memakai helm ber-film hitam.

 

“NAIK!!!”

  Wuah, ternyata itu cho kyuhyun. Dia keren sekali dengan motor merahnya.

 

“CEPAT NAIKK!!!!” bentaknya yang menyadarkanku dari lamunanku

 

“tidak!! Aku tidak mau naik!!” jawabku dengan cepat. Aigo, bagaimana mungkin aku bisa seberani ini menjawabnya.

 

Lihatlah!! Sekarang dia sedang memelototiku dengan tatapannya yang super tajam itu.

 

“mwo? Kau mau mati?!!!!” teriaknya dari balik helmnya.

 

“aku…aku tidak mau ikut kalau Jessica tidak ikut!!!”

 

Bisa kulihat dengan jelas bagaimana raut wajah Jessica yang pucat saat kusebut namanya.

 

“merepotkan. Ya kriss-si  bonceng yeoja itu!!” teriak kyuhyun.

 

Mwo? Kriss oppa? Jessica dibonceng kriss oppa? Beruntung sekali dia!!!

Aku melirik Jessica dengan mupeng.

 

“aku!!! Biar aku saja yang memboncengnya!!!”

Terdengar suara seorang namja dari sebelah kriss yaitu donghae si ikan.

Pasti Jessica senang sekali sekarang.

Aku sekali lagi melirik kea rah Jessica yang kini wajahnya sudah bersemu merah.

 

“ppali!!!! Cepat naik sebelum kutarik kau!!!” teriak kyuhyun lagi.

 

“ne, sabar dong!!!”

 

Kenapa sih namaja ini tak ada rasa sopan santunya sedikit? Dan perkataannya  yang sangat kasar serta pedas itu..aigo……ampunilah dia ya tuhan.

 

Akhirnya aku naik motornya yang super ‘WOW’ itu. Tapi satu yang membuatku bingung. Aku harus berpegangan di mana?

 

“kyuhyun-ssi, aku pegangannya di mana?” tanyaku seperti orang bodoh. Jangan salahkan aku bertanya hal memalukan seperti ini. Ini pertama kali kujumpai. Di mana setiap motor yang kujumpai selalu mempunyai pegangan di belakangnya. Motor mahal macam apa yang tidak punya pegangan seperti ini. Benar-benar membahayakan pengendara yang dibonceng. Ckckckckck

 

“di mana saja, asal jangan pernah menyentuhku apalagi memelukku dari belakang. Arraso?”

 

“cih!! Siapa juga yang mau memelukmu?” gerutuku padanya.

 

“kau mau mati?” gertaknya saat mendengar gerutuanku.

 

Akhirnya kuputuskan untuk berpegangan pada ujung jaket yang dikenakan kyuhyun. Dan hey!! Dia membawa motornya seperti orang yang sedang dikejar setan. Lama-lama dibonceng seperti ini membuat umurku berkurang selama 7 tahun!!!

 

Dan akhirnya perjalanan yang maha mendebarkan itu menemui ujungnya ketika aku dengan kaki yang gemetaran menginjakkan kaki di depan sebuah bangunan yang bertuliskan “CAFFE XXMW”

 

“ayo masuk” ajak kyuhyun seraya menarik pergelangan tanganku.

 

Wuah. Di sini dipenuhi oleh anak-anak sekolah kalangan atas. Tapi rata-rata di anatara mereka merokok dan meminum minuman keras. Hal yang sangat kubenci tentu saja. Ingin rasanya segera pergi dari tempat ini andai saja si bodoh kyuhyun ini tak menahanku.

 

“duduk!!” perintahnya seraya menepuk tempat kosong yang ada persis di sampingnya.

 

Aku sekali lagi melihat sekelilingku. Dan hei!! Lihatlah!! Sekarang Jessica justru menikmati kedekatannya dengan pujaan hatinya.

 

“KYUHYUN OPPA!!!!!”

Teriak seorang yeoja cantik bererawakan tinggi dan tentu saja sangat menawan.

Tapi di luar dugaan, kyuhyun malah mengacuhkannya. Hal yang jarang kau temui. Bagaimana bisa kyuhyun mengacuhkan yeoja secantik boneka yang kini ada di depanku ini?

 

“kaau bau! jangan pernah mendekatiku. Arraso??!!!!” bentak kyuhyun yang tentu saja membuatku kaget.

 

Namun, bukannya menjauh, yeoja cantik ini justru menatapku dengan aneh. Hei!! Ada yang salah dengan penampilanku?

 

“dia yeoja oppa yang baru?” Tanya gadis tersebut dengan sinis.

 

“bukan urusanmu! Kka!!!!!”

 

“dia memang cukup cantik, tapi dadanya rata, oppa.” Teriak yeoja itu. Mengundang semua mata melihat insiden kecil ini.

 

“aku yakin oppa sangat tersiksa dengannya. Dan tentu saja malu.

 

Aku geram? Tentu saja. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu. Hei! Dadaku memang rata. Tapi tidak dengan harus mengatakan terang-terangan seperti itukan? Dan lagian yang kutahu, kyuhyun bukanlah ‘si maniak dada.’

 

Kyuhyun menatapku sekilas kea rah dadaku. Dan tersenyum sinis.

 

“ne!! tentu saja aku malu mempunyai yeoja berdada rata sepertinya”

 

Cukup sudah!!! Aku sudah cukup bersabar di hina oleh yeoja yang sama sekali tidak ku kenal. Sekarang dia malah menghinaku? Dia yang mengajakku dengan paksa ke sini. Jadi ini tujuannya? Dia ingin mempermalukanku?

 

BRAAKKKK

 

Aku menggebrak meja yang ada di depanku dengan keras. Kini semua mata hanya tertuju padaku. Aku sudah tak peduli dengan apa yang akan orang-orang katakana.  Yang jelas aku sangat marah! Marah pada si brengsek kyuhyun yang sama sekali tak membelaku malah balas memnghinaku dengan kejamnya.

 

“kau!!! TIDAK BISAKAH KAU MENJAGA MULUTMU?! APA PERLU KU KIRIM KAU KE SEKOLAH KEPRIBADIAN MULUT AGAR KAU BISA MENGHILANGKAN SIFATMU YANG BURUK ITU NAPPEUN!!!!” teriakku pada yeoja itu.

Pandanganku beralih pada kyuhyun. Menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

 

“DAN KAU NAPPEUN NAMJA!! NAMJA AROGAN, BAU, BUSUK, JELEK, BULE SIALAN!!!!! “ teriakku di luar kontrolku. “BERANINYA KAU MENGAJAKKU KE SINI HANYA UNTUK DIPERMALUKAN. AKU MEMBENCIMU. SANGAT MEBENCIMU, CHO KYUHYUN!!!!!!!” teriakkanku menggema diiringi dengan isakkanku. Kuraih tasku dan berlari keluar meninggalkan semuanya.

Bisa kudengar teriakan Jessica. Tapi aku tak perduli lagi. Aku hanya terus berlari tanpa tahu ke mana arah yang harus kutuju.

 

BRUUKKKK

 

Aku terjatuh dan lututku berdarah serta membiru. Di situlah aku sadar kalau aku tersesat.

Kegelapan malam  mulai menenggelamkan warna jingga yang ada di ufuk barat. Dan dari arah berlawanan muncul anak-anak high school yang entah dari mana datangnya, tiba-tiba datang dan berusaha membujukku agar diam. Membuatku seidkit merinding mengingat semuanya adalah namja.

 

“kenapa menangis gadis manis!! Lebih baik main bersama kami saja!!” ucap salah satu diantara mereka.

 

Mendengarnya saja sudah membuatku merinding. Begitu salah satu diatara mereka menjejakkan tangannya di bahuku, sontak aku berteriak sekencangnya.

 

“KYUHYUN……!!!!!!!!”

 

Dan apa yang terjadi? Setelah aku berteriak nama kyuhyun, kalian piker dia datang?

Yah!! Dia datang. HANYA DALAM MIMPI.

Kenyataannya dia tidak datang seperti dalam sinetron-sinetron yang sering eommaku nonton.

Setelah aku berteriak memanggil nama kyuhyun, keempat namja bejat itu hanya tertawa terbahak.

 

“lihatlah!! Dia memanggil nama kyuhyun. Di sini tak ada yang namanya kyuhyun, saying”

 

Merasa sia-sia saja meneriai nama kyuhyun membuatku nekat bangkit dan berusaha berlari menjauh.

Namun salah satu di antara keempat namja itu ternyata puya gerakan reflex yang justru menarikku jatuh dalam pelukkannya sebelum sempat aku bergerak menjauhi mereka.

 

“ya………!!!!” teriakku histeris dan menangis.

 

BUAGHHHH

 

Mataku melotot. Itu kyuhyun!!! Dia sedang memukul teman dari namja yang saat ini tengah mendekapku erat.

 

“apa-apaan kau!!!!” teriak teman-teman sang komplotan.

 

“mau mati????” Tanya kyuhyun

 

Tak berselang lama, lebih dari sepuluh orang namja sudah berdiri di belakang kyuhyun yang dua orang diantaranya adalah kriss dan donghae.

 

“enyah…atau mati….” Kata kyuhyun pada ketiga namja yang ada di depannya. Namja yang sedari mendekapku perlahan melepaskanku. Membuatku terhempas ke jalanan. Setelah itu dengan tergopoh-gopoh mereka melarikan diri. Meninggalkan temannya yang tadi tak sadarkan diri saat di pukul kyuhyun tadi.

 

“gomawo…” ucapku lirih.

 

Kyuhyun hanya menatapku sekilas. Lalu kea rah lututku yang bengkak dan berdarah. Tapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Kriss dan donghae berjalan mendekati kyuhyun dan aku.

 

“kyu, tampaknya dia kesakitan.” Kata donghae pelan tetap dengan gayanya yang cool.

 

“kamu bisa jalan?” Tanya kriss dengan lembut padaku seraya berjongkok dan menyamakan tinggi tubuhnya denganku yang saat itu masih dalam keadaan terduduk di aspal.

 

 ‘aku tidak bisa berjalan. Bisakah kau memapahku sampai ke rumah, oppa?’

 

Ingin sekali aku meneriakkan kataa-kata tersebut. Namun ketelan dalam-dalam  keinginanku tersebut.

 

“bisa. Tentu saja aku bisa berjalan sendiri” jawabku dengan cepat seraya mencoba untuk berdiri. Namun, belum sempat aku berdiri, aku sudah terjatuh kembali. Rasanya lututku seperti ditusuk ribuan jarum. Sakit sekali.

 

“appo……” ringisku.

 

“naik ke punggungku dan aku akan mengantarmu sampai ke rumah” kata kriss seray berjongkok di depanku.

 

“apa tidak merepotkan?” tanyaku.

 

“tidak apa-apa kan……?” Tanya kriss pada kyuhyun yang saat itu hanya dapat menbuang muka.

 

“ untuk apa bertanya padaku lagi?! Aku juga tidak mau menggendongnya yang berat itu!!!” ucapnya.

Uhh!! Kenapa dia kasar sekali?

 

“aku juga tidak mau naik ke atas punggungmu yang bau itu!!!!” teriakku.

 

“jangan menjawabku!!!” teriak kyuhyun seraya mengepalkan tangannya.

 

‘yah. Terserah apa katamu. Yang penting aku sangat senang. Senang saat kriss akan menggendongku seperti ini.’

 

Dengan perlahan aku naik ke punggung kriss. Memperhatikan punggungnya yang lebar.

 

Sudah lebih dari 15 menit kriss menggendongku. Mereka meninggalkan motornya di café tadi karena mengejarku samapai sejauh ini. Dan ketika gang menuju rumahku mulai terlihat, aku seidkit bersalah pada kriss. Pasti dia menrasa keberatan.

 

“kriss-ssi. Kalau memang merasa lelah, sebaiknya aku diturunkan saja.”

 

“anoi! Kau sangat ringan sooyoung-ssi.” Jawabnya di luar perkiraanku.

 

Aku begitu senang saat mendengar ucapan kriss. Bukankah dia namja idaman. Ingin rasanya aku memeluknya erat.

Namun kebahagianku hanya berlangsung sebentar saja. Semuany tentu saja di hancurkan oleh si brengsek kyuhyun.

 

“turun!!!!” teriaknya dari belakang. Menghentikan langkah semuanya.

 

“mwo??” tanyaku dan kriss bersamaan.

 

“CEPAT TURUN KATAKU!!!! APA KAU TULI? ATAU PERLU AKU MENARIKMU PAKSA??” teriaknya lagi.

 

Dengan mengerutkan kening, aku turun dari punggung kriss. Ada apa sih dengan namja itu?

 

“ya kriss!!! Pulang sana!! Dan kalian semua PULANGGG!!!!” Teriaknya.

 

Kriss dan yang lainnya pun pulang. Sehingga kini hanya ada aku dan dia di sini.

 

“APA SIH MAUMU? AKU NAIK KE PUNGGUNGNYA BUKAN KARENA AKU MENGINGINKANNYA!!! KAU TAK BISA LIHAT? DIA HANYA BERUSAHA MENOLONGKU DENGAN MENGGENDONGKU. TIDAK SEPERTI DIRIMU!! MANUSIA YANG TAK BERMORAL!!!!” bentakku dengan keras

 

“tutup mulutmu!!!! Jangan berbicara seperti itu padaku!!!!”

 

“mwo??? Heh!! Kau piker kau siapa? Jadi aku harus bagaimana menghadapimu??”

 

Saat aku meneriakinya, dia hanya memejamkan matanya. Menelan semua amarahnya sebelum kemudian maju dan lantas menggendongku layaknya menggendong barang.

 

Aku mulai memberontak dan bertteriak sepanjang perjalanan seprti orang gila.

 

“turunkan aku cho kyuhyun!!! Ya!!!! Turunkan aku psikopat gila!!!!!” teriakku sejadinya.

 

Dan kahirnya dia menurunkan di pinggir jalan.

 

“sesuai dengan keinginanmu!!!”

 

Setelah mengatakan hal itu, dia meninggalkan ku sendiri di depan gang menuju rumahku.

 

Dan di sinilah aku, seperti orang gila. Berdiri seorag diri di pinggir jalan. Pikiran waras yang masih kumiliki memaksaku yang saat itu tengah kesakitan meuju rumah hanya dengan menggunakan satu kaki saja.

 

Sepanjang perjalanan aku menggerutu tentangnya. Menrutukinya yang begitu saja mengabulkan permintaanku untuk menurunkanku, padahalkan seperti kebanyakan namja tahu bahwa seorang yeoja itu ‘LAIN DI MULUT LAIN DI HATI’

 

Dan perjuanganku sampai di rumah membuahkan sebuah amarah yang meledak-ledak karena pulang sekolah larut malam. Dan siwon oppa hanya bisa menertawakanku yang saat itu tengah di emolin eomma dan appa.

Tak bisakah aku lebih sial dari saat ini????

 

 

TBC

 


MORNING IN HOLIDAY

$
0
0

 

Title : Morning In Holiday

Author : Soo Ae (@Sung_SooAe)

Cast : Cho Kyuhyun , Choi Sooyoung

Genre : Romance , Family , humor(?)

Leght : oneshoot (?)

rating: PG-15

note :  annyeong masih inget sama author (kg) hah lupakan,, sebenernya ini agk kg pd di post di KSI tapi tmn author terus ngotot harus dikirim.. –“  mungkin ada yang pernah baca di wordpress pribadi author, dan yah sekali lagi author minta maaf jika nyeleneh dan warning!! TYPHO berserakan –‘

 

*

**

***

—– Morning In Holiday —–

Sooyoung Pov 

Ada hal yang menyenangkan saat bangun pagi, satu hal yang takan pernah kulewatkan.

Melihat wajah suamiku sendiri, ya cho kyuhyun yang masih tertidur dengan tenangnya.

Begitu berbeda saat ia tertidur, bibir yang biasanya mengatakan hal hal yang cukup tajam, mata tajamnya yang selalu dia gunakan untuk membuatku selalu tertarik padanya. Pipinya yang gembil dan kulit putih yang selalu membuatku enggan beranjak di pagi hari.

Kusentuh perlahan keningnya dan turun ke hidung mancung yang ia miliki. Hm, nampaknya tuhan menciptakan evil berwajah malaikat ini dengan banyak kesempurnaan.

jari telunjuk ku masih terhenti di hidungnya, kuputuskan untuk turun lagi dan berhenti di bibir merah sexynya.

kulihat dia mulai menggeliat, pertanda sudah mulai merasakan hal yang kulakukan. Kukecup pipinya yang lembut. Sungguh menyenangkan melakukan hal ini.

GREB!!

Seketika tubuhnya memeluk tubuhku, aku berusaha lepas, namun sia sia… Dia malah semakin memeluk ku erat.

“apakah wajahku begitu menawan sehingga kau menyentuhnya dan terus menerus menatapnya?” katanya membuatku hanya mengerutkan keningku, ok dia benar dia begitu menawan bahkan sangat.

“memang salah??!” kali ini aku menghadap ke arahnya dan menatap mata tajamnya itu.

“salah, tanpa izin dariku itu dilarang”

“mwo?! Yang benar saja cho kyuhyun!”

“tentu saja nyonya cho” dia segera mengecup keningku cukup lama.

————-

sudah kebiasaan bagiku hanya menggunakan kemja kebesaran miliknya dan celana hotpeans melekat ditubuhku pada pagi hari.

Aku melihatnya duduk dengan santai untuk melihat televisi, hallow?? Apa aku kurang menarik hingga dia tak melihaku yang kini ada di sampingnya.

“ehem!!”

“apa kau lapar? Dikulkas ada makanan, kalau tidak pesan makanan”

oh god! Lihat bukan, bagaimana bibirnya itu mengucapkan kata kata se enaknya sendiri. Aku hanya mendengus sebal dan segera pergi ke dapur.

Kuambil sebuah gelas dan membuat secangkir kopi. Aku duduk di kusi pantri dan perlahan menghirup aroma kopi dari gelasku, nampaknya ini meredakan kata kata tajamnya tadi.

“kau marah??”

“ya! Jangan mengagetkanku!!” aku segera mentap tajam ke arahnya, seperti setan saja yang datang tiba tiba.

Kulihat dia berdiri di hadapanku kemudian meletakan satu gelas berukuran sama denganku dan menatapku.

“mianhe”

“untuk???”

“oh, ayolah nyonya cho… Kau bukan gadis remaja lagi, umurmu sudah 24 tahun”

“kau pikir kau juga remaja berusia belasan tahun eoh?? Bahkan usiamu sudah 26 tahun”

“aku tau” ucapnya, hah, nampaknya dia lebih baik dilihat saat ia tidur dibandingkan saat ia bangun.

“lalu apa urusanku” kataku kemudian meminum sedikit kopi dari gelasku, dan meletatakanya kembali.

Kutopang daguku dengan kedua tangan yang kutautkan.

“tadi aku mengabaikanmu jadi aku meminta maaf”  aku hanya mengangguk dan kembali menatapnya, kulihat dia tidak begitu suka dengan sikapku.

“bisakah kau memaafkanku??” ucapnya dan aku hanya menggeleng, enak saja memaafkanya!!.

“lalu??” aku hanya mengankat satu alisku memintanya memberi penjelasan dengan kata kata ‘lalu’

dia hanya meminum kopinya dan mengikuti gayaku yang menopang dagu dengan kedua tanganya sembari menatapku.

“jangan menatapku!”

“memang itu salah?” aku tau, dia berusaha mengulangi kalimatku tadi pagi.

“terserah kau lah…”

“kau mau mengecat kamar pagi ini??” aku sedikit berpikir, mengecat?? Kamar??

“berhentilah berpikir keras kurus..”

“hei! Sejak kapan kau boleh memanggilu kurus?!!”

“kupikir tidak ada larangan di rumah ini”

“ya terserah kau lah!!!” aku segera meminum kopiku kembali, mencoba sedikit mengurangi emosi karna mulutnya itu.

“aku ingin mencoba kopimu”

“ha??” dia segera mengambil gelas kopiku, dilihatnya sekilas dan segera meminumnya.

“ternyta benar milik mu lebih enak”

“memangnya rasa kopimu bagaimana??” jujur aku penasaran dan sedikit khawatir, jangan jangan kopinya mengandung sesuatu.

“cobalah sendiri” katanya dengan smirk evilnya, kuberanikan mencobanya.

Sslurp…

“uhuk!! Cho kyuhyun!!neo!!” kataku sembari merasakan betapa pahitnya kopi miliknya. Kulihat dia malah tertawa dengan sangat puas.

Ah!? Menyebalkan…!!!

CHU….

Dia menciumku, melumatnya dengan lembut, sedikit terkejut memang, namun aku mengkuti sedikit permainanya dan membiarkanya lidahnya masuk mengekspos rongga mulutku. Hingga beberapa menit kami melepaskan ciuman itu.

Kini hanya senyum yang bisa terlihat diwajahnya, sungguh menyebalkan! Kenapa harus ada, evil berwajah malaikat sepertinya.

———–

kyuhyun pov.

Aku hanya tersenyum sendiri melihat tingkahnya, dari bangun pagi hingga sekarang kupikir dia selalu membuatku tergoda untuk menciumnya.

“kau benar benar mengerjaiku” ya semuanya benar, aku memang sengaja tidak menggunakan gula bahkan aku hanya berpura pura meminumnya.

“anni”

“bohong!!”

“yasudah kalau tidak percaya”

“ya!! Ya!!” aku segera menutup kedua telingaku, sungguh teriakanya membuat kebisingangan.

———–

Kuletakan beberapa kaleng cat dengan berbagai warna. Kulihat Sooyoung datang dengan membawa kuas lukis, apa dia mau melukis?.

“kupikir ini bukan tempat melukis nona”

“bukankah dinding itu kosong, aku bisa melukis disana”

“ini akan di cat, bukan dilukis”

“hm… Hmm… Aku tak peduli, tak peduli” ucapnya dengan bersenandung beberapa kali.

Dia mendekat ke arahku, kulihat mata bulatnya menatapku lekat, segera kupeluk pinggang rampingnya dan membuatnya semakin mendekat ke arahku.

“i love you…” ucapnya dengan senyum

“love you to”  kubenamkan wajahku di leher jenjangnya untuk menghirup wangi khas tubuhnya, sungguh membuatku kecanduan.

Kuterlusuri dengan hidungku dan kemudian berhenti, kucium lehernya dan sedikit membuat tanda bahwa dia hanya milik ku.

“eughh.. Kyu!” aku masih enggan berhenti, kutesuri kembali dan mendekat di sekitar terlinganya.  bisa kurasakan salah satu tanganya meremas bahuku.

“kita akan mengecat bukan untuk bermain seperti ini” katanya membuatku menghentikan perbuatanmu, kulihat wajahnya sedikit memerah.

“bagaimana jika kita bermain sekarang”

TUK!

“apo! kenapa kau memukulku” ya, dengan sengaja sooyoung memukul kepalaku dengan kuas yang ia pegang.

“yadong!! Sejak kapan kau seperti ini eoh??!” aku sungguh ingin tertawa, bukankah tadi dia menikmatinya?

Dia mendorongku dengan satu jarinya, aku ingin terkekeh karna sifatnya yang kadang seperti anak anak itu. Kulepaskan tanganku dari pinggangnya.

Dia segera berjalan ke arah beberapa cat yang tadi kuletakan. Dia berjongkok dan melihat 4 warna cat disana, beberapa detik memperhatikan cat tersebut dia segera melihatku.

“bagaimana cara membuka ini??” aku segera membuka semua kaleng cat itu dan kembali melihat ke arahnya.

“apa yang mau kau lakukan??” tanyaku kepadanya yang mulai mencelupkan kuas lukisnya ke dalam kaleng cat berwarna merah.

“melukismu” dia segera mendekat ke dinding berwarna putih bersih.

Pertama dia menggambar lingkaran, kemudian 2 titik kecil dan satu garis strip.

“hei! Memang mukaku sedatar itu eoh???”

“kau baru sadar?? Hm, masih ada lagi…” dia menambahkan sesuatu diatas kepala. Oh tidak! Itu tanduk.

“ya! Yang benar saja memang aku setan”

“nah jadi…” dia kembali membuat lingkaran, 2 titik dan 1 garis lekung yang menunjukan senyum.

Aku terus memperhatikanya, dan terakhir dia membuat sebuah lingkaran di atas kepalanya, malaikat??

“ini aku” tunjuknya kepada gambar yang baru saja dia buat.

Aku segera menghampirinya, kuambil kuas lukisnya dan menyilang gambar yang dia bilang ‘ini aku’

“hei!! Apa yang mau kau lakukan!!”

aku terdiam dan segera kugambar mirip seperti dia tadi menggambarku,

sebuah lingkarang, 2 titik dan satu garis strip kemudian menambahkan 2 tanduk diatas kepalanya, ah iya, menggambar bunga di pinggirnya.

“Ya!! Apa apaan itu!!”

“ini baru kau!”

“ya cho kyuhyun!!”

———–

sesi mengecat telah usai, sekarang kami duduk bersandar di tembok yang menghadap ke arah tembok yang baru saja kami cat.

“tidak buruk”ucapnya sembari bersandar di dadaku dan sedikit memeluk ku

“hm, lumayan” timpalku.

“menurutmu ini akan jadi kamar apa?”

“aku juga belum berpikir, tapi kamar disini memiliki pemandangan yang bagus”

“aku kau berpikir sama denganku?” aku melihat ke arahnya yang kini menatapku.

“eum, ini kamar untuk anak kita?” tanyaku, dia hanya tersenyum dan segera mengecup pipiku.

“kau benar, akan ada berapa anak disini”

“2??”jawabku, dia sedikit berdecak dan yah mungkin dia kurang setuju

“1″

“itu tidak akan menyenangkan, lagipula dia akan kesepian tanpa memiliki saudara” dia terdiam.

“ok, kau benar…”

kutarik sedikit wajahnya untuk kembali menatapku. “dengarkan satu hal”

“aku tak peduli tentang ada berapa anak, asalkan kita merawatnya bersama itu sudah cukup, kita akan menjadi orang tua yang menyayangi mereka, mengajari mereka dan menjaga mereka”

“hm, apakah kau sadar akan sesuatu”

“mwo??”

“kau itu akan segera menjadi seorang ayah”

“maksudmu??”dia memperlihatkan senyum dan 4 jarinya.

“aku hamil 4 minggu”

————

Sooyoung pov

“aku hamil 4 minggu” ucapku dengan sedikit malu, dia terlihat tak percaya.

“kau tak membohongiku??”

“memang kau pikir aku suka berbohong eoh!! Kau menyebalkan!”  aku segera menjauh darinya dan beranjak pergi.

Dia mengikutiku dan memeluk ku dari belakang,

“jadi aku akan menjadi seorang ayah?” aku terdiam.

“ayolah,,,tadi aku hanya memastikan”

“babo!” aku segera menghadap ke arahnya.

“terimakasih” ucapnya membuatku bingung.

“untuk?”

“telah menjadi istriku, dan akan menjadi ibu bagi anak anak ku”

“aku juga berterimakasih. Karna oppa telah menjadi suamiku dan akan menjadi ayah bagi anak anak ku”

“aku janji akan menjaganya” dia segera menunduk dan mencium perutku.

“aku akan menjadi ayah yang baik untukmu, jangan nakal y” ucapnya seolah dia sedang berbicara dengan anak yang kini berada di rahimku.

Ya inilah akhir pagi di hari libur, semuanya begitu menyenangkan…. sedikit pertengkaran, sedikit berdebatan dan berubah menjadi canda dan tawa.

Aku berjanji akan menjadi istri dan ibu yang baik untuk kalian, ya cho kyuhyun dan malaikat kecil yang akan segera kumiliki.

 

 

         THE     END       …

 

 Ancur?? Udh kg ush dibahas…  -_- untuk ILMEB mungkin kg bisa author bikin AS nyajeomal mianhe *bow

 Nampaknya udh kebanyakan ngomong :D aha ok, author pergi *ting… menghilang)


Omg! my anae part End

$
0
0

Gambar

Title    : O.M.G! my anae part 2 of 2

Ending

Rating : 15+

Genre : Romance, Mariage life

Author : Iyank3 a.ka dian_a

@iyank49

Lenght : Twoshot

Cast    : Choi Sooyoung

Cho Kyuhyun

Other cast: yuri, jesica,

tifany, changmin

sooyoung family and kyuhyun family

Note: mian lama post semoga masih ada yang ingat ff gaje bin ancurku ini yach. heee

 

>>Happy reading<<

 o.m.g my anae part 1

Author pov:

Kyuhyun begitu ketakutan melihat anaenya yang terjatuh, ia melihat sedikit darah yang sedikit kentara memercik dilantai putihnya. Hatinya begitu gamang peluh sudah mulai berjatuhan wajahnya begitu panik menyiratkan kekhawatiran yang amat besar. Bukan hanya kyuhyun yang panik, mendengar teriakan keras dari bibir namja tersebut kontan membuat semua teman Sooyoung berdatangan.

 

“aaaaaaaaaaaa youngi kau kenapa?” Jesica menutup kedua matanya melihat darah yang menetes diatas lantai putih tersebut.

“Astaga sooyoung!” cepat-cepat changmin membopong tubuh yeoja yang tubuhnya mulai terkulai. Tanpa instruksi ataupun ijin dari suaminya. Kyuhyun. Yang kini masih terlihat shock.

 

“Cepat panggilkan ambulan!” Seru Changmin pada semua orang yang masih kaget dengan kejadian yang menimpa anae kyuhyun, secepat mungkin Tifany mulai menekan beberapa serial number pada handphone nya, ia langsung menelfon pertolongan untuk segera datang.

Sekarang semua orang kini keluar dari apartemennya, tak terkecuali kyuhyun, matanya mulai berkunang ia menahan beban berat yang kini mendera dibagian atas kepalanya. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri karena lalai menjaga anaenya yang tengah hamil tua, dalam hatinya, ia begitu ketakutan.

 

“Sini biar aku saja yang menggendong anaeku!” ucap namja tersebut yang sedikit menatap jengkel kearah namja yang sedang menggendong Sooyoung. Changmin terlalu dianggap musuh karena begitu dekat dengan anaenya.

 

“Disaat seperti ini kau masih memikirkan rasa cemburumu, sudahlah kau diam saja. Istrimu sudah jadi urusan pentingku.”  Kyuhyun hanya bisa bungkam diri, ia tak bisa mengelak dari orang yang sedikit berpengalaman didunia medis Ia mengalah pada Changmin yang berprofesi sebagai dokter tersebut, walau ia meragukan tapi sedikit percaya akan kewenangan pertolongan changmin yang ditujukan demi keselamatan Sooyoung tentunya.

Tak berselang lama mobil putih bertuliskan ambulance itupun datang.

 

“arkh….sakit!” Teriak sooyoung tak karuan dalam rintihan. ia sudah berusaha menahan rasa perih yang menyayat bagian vital dalam tubuhnya. Kyuhyun memejamkan matanya tak sanggup. Semuanya ia pasrahkan pada yang kuasa. ‘Tuhan selamatkan anaeku, lindungi dia dan anakku!’

 

“Cepat masuk!” teriak yuri sambil membukakan pintu dalam mobil tersebut, semua orangpun ikut kalut mendengar rintihan keras dari siempunya sakit, mobil van putih itupun kini tengah melesat jauh bersinambung dengan kerasnya bunyi sirinenya.

 

***

Kyuhyun terus memondar-mandirkan badannya antara cemas berbalut kekhawatiran berlebih akan keselamatan seseorang terkasihnya. Tanda-tanda kecemasan terus ia munculkan didepan ruang operasi yang masih tengah anaenya jalankan.

 

“Kau bisa diam tidak oemma pusing melihatmu begitu terus!” seru nyonya Cho yang ikut pusing melihat anaknya begitu kalut. Lelaki itu tidak mendengar seruan Ibunya. Kyuhyun tetap pada aktivitasnya posisinya tetap sama ia justru semakin menaikan tempo gerakannya. Hatinya sudah sangat bergemuruh tak jelas. Tak hentinya Ia berdoa dalam hati sesekali melirik jam tangannya baginya ini begitu sangat lama menunggu.

 

“kenapa bisa ini terjadi sebenarnya ada apa dengan istrimu. Kau ini bagaimana? Kenapa tidak menjaganya dengan baik!” ucap ayah kyuhyun menegurnya yang sedikit marah kearah putranya. Kyuhyun memandang sekilas Ayahnya, dia tersenyum kecut kepada teman-teman Sooyoung.

 

“Mianhe ahjushi ini semua salah kami, kami yang membuat kerusuhan di apartemennya!”  ujar tifany penuh sesal. Kedua teman Sooyoung tersebut mengangguk membenarkan ucapan Tifany. Kini ketiga teman sooyoung hanya saling berpegang tangan, perasaan takut akan amukan kyuhyun menghinggapi pikiran mereka masing-masing. Hati yang terlanjur kalut ikut menyelimuti keadaan ketiganya. Sedangkan Changmin kini sibuk di dalam bangsal perawatan dimana Sooyoung akan dioperasi, kini ia tengah menangani proses persalinan sooyoung bersama dokter-dokter yang lain.

 

“Kemana keluarga sooyoung kyu? Kau belum menghubunginya?” Langkah kyuhyun terhenti saat Ahra, noonanya menanyakan keberadaan keluarga sooyoung, betapa tidak ia sudah kalang kabut menyembunyikan semua dari keluarganya, sesuatu yang ia tutup-tutupi sejak lama itupun atas bantuan dan kerjasama chingu sooyoung yang membuatnya makin runyam menghadapinya. Kyuhyun tidak mengindahkan perkataan kakak perempuannya. Entahlah Ia sibuk dalam dunianya sendiri, terlalu sibuk mengkhawatirkan Istrinya.

 

“Yeobo kau ini bagaimana, kau lupa kalau keluarga sooyoung masih diluar negeri mereka ke Paris, kyuhyun bilang sedang ada pameran peragaan busana.” Mata kyuhyun terbelalak, disaat genting seperti ini masih saja ada hal yang semakin menjadi rumit. Tidak tahu lagi harus bagaimana Jesica tahu betul permasalahan yang dihadapi suami temannya iapun berusaha membantunya.

 

“mianhamnida ahjuma keluarga Sooyoung pasti datang sebentar lagi” Kyuhyun terus diam memperhatikan sekelilingnya baginya istrinya lebih ia pedulikan sekarang.

Tak menunggu waktu lama ruang operasi itupun terbuka, datanglah Changmin dan beberapa dokter yang mengikutinya. Wajah lusuh Changmin tak bisa ia tutupi, melihat begitu banyak orang-orang yang begitu panik menunggu diruang operasi membuatnya tertunduk lesu.

Kyuhyun meremas pergelangan tangannya sendiri menguatkan batinnya untuk tetap tenang saat Changmin akan bicara.

 

“Aku sudah melakukan yang terbaik, semuanya sudah aku usahakan tapi aku tidak bisa menyelamatkan anaknya. Mianhe.. aku benar-benar minta maaf”  Semua orang menjadi sedih mendengarnya terutama Kyuhyun lelaki itu kini menahan tangisnya dan langsung masuk menemui Sooyoung masih tertidur pasca melahirkan. Ditatapnya dengan perasaan bersalah perempuan yang sudah berjuang keras mempertahankan biduk rumah tangganya, tanpa seorang anak yang nantinya akan mereka buat untuk alasan bagi Bumonim Kyuhyun.

 

Kyuhyun menggenggam tangan Sooyoung erat, tangisannya pecah saat melihat mata perempuan itu sedikit terbuka. Tangan kanan Kyuhyun mengusap dahi Istrinya. “Kyuh-hyun” Ucapnya tertatih menahan rasa sakit dalam bagian organ sensitifnya. Kyuhyun membelai rambut Sooyoung mencoba menenangkannya.

 

“Bagaimana? Apa bayi kita sehat? Dia yeoja atau namja?” tanyanya bertubi membuat hati Kyuhyun kian kalut. Perasaan bersalah makin menambah beban kegundahan hatinya.

“Youngi, sudah kubilang kau berhenti melakukan hal aneh. Kenapa kau tetap melakukannya” cecar Kyuhyun. Sooyoung mencoba bangkit untuk duduk namun rasa sakitnya tak bisa ia tahan. “Aww” Teriaknya. Perempuan itu kembali memposisikan untuk merebahkan tubuh lemasnya. “Gwechana? Jangan bangun dulu kau istirahat saja” Ucap Kyuhyun dengan nada khawatir.

 

“Kyuhyun aku ingin lihat bayi kita” Kyuhyun memeluk Sooyoung, diciumnya dengan lembut kening istrinya. Lelaki itu tersenyum manis kearahnya, senyum yang dipaksakan.

“Dia…” ucap Kyuhyun ragu. “Dia-“ lagi Kyuhyun menggantungkan kalimatnya.

“Apa dia? Hiks…” Sooyoung menangis memperhatikan suaminya yang terus bersedih. Keraguan ucapannya makin memberikan isyarat bahwa sesuatu pasti terjadi pada bayinya.

“Kyu-ah, maafkan aku. Hiks..” Perempuan itu kini mendekap erat tubuh Kyuhyun.

“Aku tidak bisa menjadi orang yang baik, kau pasti sangat kecewa padaku” Kyuhyun menggeleng. Diraihnya wajah Sooyoung, menangkup wajah istrinya dan menatapnya dalam.

“Kita pasti bisa. Mungkin Tuhan belum menakdirkan kita untuk memiliki momongan” Sooyoung benar-benar nestapa. Ini adalah kesalahan paling fatal yang ia lakukun. Ia selalu enggan menuruti nasehat Kyuhyun, suaminya.

 

Sooyoung pov:

 

Aku tahu ini pasti akan terjadi, sungguh aku kesal pada diriku sendiri. Aku selalu dilema memilih suami atau sahabat-sahabatku. Disatu sisi aku bahagia mempunyai seorang suami, lelaki baik hati sepertinya. Disatu sisi aku tidak bisa meninggalkan kebiasaan burukku bersama teman-temanku. Aku jahat pada suamiku. Padahal dia selalu perhatian untuk menjaga kandunganku. Aku sangat takut jika aku tidak bisa lagi mempunyai keturunan. Aku pikir dengan melahirkan anak pertama maka tuntaslah sudah tugasku menjadi istri. Dia pasti sangat bahagia jika aku melahirkan anaknya. Tapi lihatlah, sepertinya Tuhan membenci perempuan sepertiku. Aku tlah berdosa padanya, pada suami dan keluarganya. Ini adalah karma Tuhan. Sekarang aku harus bagaimana??

 

CEKLEK

 

Kini keluarga Kyuhyun masuk dalam ruang inap ini. Aku terus menundukan kepalaku. Takut. Yah aku sangat takut jika mereka marah padaku. Pada mertuaku yang kini menangis. Aku takut mereka menyuruh Kyuhyun menceraikanku, karena tak bejus menjadi istri yang baik. Aku menatap mereka sedih yang melihat keadaanku yang memprihatinkan.

 

“Sooyoung kau yang tabah ya!” Seru Ahra Unnie, yang membuat hatiku makin sedih. Kenapa baru sekarang aku merasa kehilangan anak, saat mengandungnya aku bahkan tidak memperlakukannya dengan baik layaknya Ibu hamil lainnya. Sekarang “Hik..” bayi yang seharusnya ada ditengah-tengah keluarga ini dan akan menjadi pelengkap kesempurnaan rumah tanggaku kini musnahlah sudah. ‘Maafkan Eomma sayang’ batinku. Aku mengangguk ragu mendengar ucapan kakak perempuan Kyuhyun. Selalu seperti ini setiap bertemu keluarganya. Rasa canggungku tak kunjung hilang. Suamiku masih setia menggenggam pergelangan tanganku. Hangat. Selalu ada kehangatan disana dan sekarang aku takut kehangangatan itu akan hilang.

 

“Kyuhyun kita harus bicara, datanglah keruanganku” Ucap Changmin yang entah kapan datangnya. Suamiku melepaskan genggaman tanganku, menatapku dan kembali mencium keningku dan kini Ia meninggalkanku.  Aku menatap sedih punggungnya saat berjalan.

 

“Kenapa kau bisa terjatuh” Ucap Ayah mertuaku dingin. Aku mengangguk dan hanya bisa menundukan wajahku. “Appa jangan galak begitu, Sooyoung masih sakit” Ahra unnie membelai rambutku. Dan kini Ibu mertuakupun ikut memijat sedikit kakiku. “Apa masih sakit? Sejujurnya aku menginginkan cucu yang kau kandung. Aku sudah setua ini anak-anakku belum ada yang bisa memberiku cucu yang lucu. Mengharapkan Ahra juga percuma, dia tidak mau hamil. Omong kosong macam apa?” Ucapnya panjang lebar membuatku takut. Aku sangat ketakutan menghadapi mereka. Keluarga Kyuhyun..

“Bukan begitu Eomma aku hanya belum siap saja”

 

“Setidaknya kau berusaha. Mana ada perempuan yang sudah menikah tidak mau hamil. Bodoh sekali” Soojin merengut menatapku. Aku tetap diam pada posisiku. Di dalam keadaan seperti ini hanya dia yang kubutuhkan. ‘Suamiku.. dimana kau’ aku sendirian menghadapi mereka.

 

Tak lama pintu kamar inapku terbuka berharap aku bisa menemukan Kyuhyun disana. Setelah terbuka dengan sempurna aku tersenyum bahagia walau bukan Kyuhyun yang datang tapi aku tetap senang melihat kehadiran Tifany, Jesica dan Yuri. Mereka berhambur memelukku dalam sedih. Melihat dengan jelas raut sedihnya bahkan Fany sudah menangis.

 

“Youngi-ah maafkan kami, kalau saja kami tidak datang kerumahmu, kau dan bayimu pasti selamat.” Ucapnya penuh penyesalan. Jesica mengangguk membenarkan ucapan Tifany. Yuri menggenggamku. “Sooyoung sungguh aku minta maaf padamu, aku juga yang mengajarkanmu hidup tak wajar. Pergaulanmu ikut rusak semenjak kau bergabung dengan kami” aku menggeleng lemah, aku tidak berdaya sekarang yang kuinginkan adalah bayiku dapat hidup kembali. Aku ingin anakku, aku menginginkannya. Aku takut Kyuhyun meninggalkanku. “Kami berjanji padamu Youngi-ah, akan membantumu” bisik Sica padaku membuatku tersenyum tulus padanya.

 

“Kalian hiburlah menantuku, nde.. Kami pulang dulu, kalau keluarga mu datang sampaikan salam padanya. Aku mencemaskanmu, tidak apa kan, kalau kutinggal??”

“Nde Eommonim sudah ada mereka, kau tenang saja” Merekapun meninggalkan ruangan ini. Kini tinggal aku, Sica, Fany dan Yuri.

“Youngi.. apa yang kau rasakan, apa masih sakit?” tanya Fany hati-hati, aku diam. Sedih, apa aku harus marah padanya. Pada mereka yang sudah menghilangkan setengah dari kebahagiaan suamiku.

 

“Changmin bilang rahimmu kering kau tidak bisa hamil lagi…” Ucapan Yuri sukses menambah sesak dalam dadaku. ‘Tuhan apa kau sangat membenciku?’

“Kau ini bicara apa Yul?” geram Sica dan memukul keras kepalanya. Tifany membelai rambutku. “Kau marah pada kami kan? Lampiaskan saja! Jangan kau pendam. Aku tidak tahu harus bagaimana Youngi. Kami benar-benar menyesal” aku menggeleng dalam diam, menyibak seluruh selimut dan menangis sejadi-jadinya. Entahlah aku memang perempuan yang sangat bodoh. Aku teledor dan tidak bisa menjaga diri. Aku baru menyadari seburuk inikah diriku?

 

“Soo-ah kumohon maafkan kami” aku tak bergeming mendengar ucapan dan tangisan mereka. Mulai sekarang aku hanya ingin mendengar dan menuruti ucapan Kyuhyun. Aku membenci mereka. Teman-temanku. Entah sudah berapa lama mendengarnya yang terus menerus merajuk padaku hingga mereka lelah dan meninggalkanku dalam sepi. Sesepi hatiku sekarang.

 

Aku menerawang kelangit-langit atap ruangan ini sesekali membayangkan betapa bahagianya melihat Aku, Kyuhyun dan anakku bercanda bersama, bertamasya bersama, tidur bersama, bergurau, bersedih bersama. Semuanya! Seketika tangisku pecah melihat suamiku datang dengan tatapan kesedihan. Dia kembali memelukku, dan sekarang kami sama-sama menangis.

 

“ssstt sudahlah soo-ah jangan kau tangisi, bagiku kau adalah wanita sempurna. Kau tetap sempurna walau kau punya anak dan tanpa anak sekalipun”  Aku menggeleng keras. Aku tidak yakin dia akan bertahan hidup bersama perempuan mandul seperti diriku.

“Yebbo..”

“Hemm..”

“Jangan meninggalkanku.” Ucapku menatapnya, dia tersenyum dan mencium kilas bibirku.

“Tentu saja, kau kan Istriku, kita akan hidup bersama-sama selamanya. Kau tenang saja.. kita bisa mengadopsi anak kapanpun, dan dimanapun kau mau” kenapa Jiwa keibuan ku baru muncul, aku menginginkan anak yang bisa datang dari perutku dan mengeluarkan dari rahimku sendiri. “hiks…”

“Sayang kumohon berhentilah menangis” aku mengangguk menatap dalam suamiku yang selalu tabah memiliki Istri nakal sepertiku. “Jeongmal Saranghae” Ucapku membuatnya tersenyum.

 

“nado…nado…nado.. Saranghae Chagi-ya” Mata kami saling memandang dalam-dalam perlahan wajahnya mendekat kearahku mencium dan melumat bibirku. Aku tersenyum senang mengindahkan perlakuannya. Tanganku sudah mengalungkan dilehernya dengan sempurna walau ada rasa sakit yang sangat besar pada bagian terperihku tapi lebih menyakitkan jika menyia-nyiakan moment indah bersamanya. Berciuman dengannya membuat hatiku sedikit tenang merasakan kehangatan yang entah menjalar hingga rongga dadaku.

TTTTT

Aku terbangun mendapati suamiku yang masih tertidur dalam damai, seketika kutersenyum melihat banyaknya pakaian yang kami kenakan semalam tergeletak disembarang tempat. Aku merengkuh tubuh polosnya. Memposisikan keindahan duniawi yang semalam kami lakukan. Aku bahagia, tidak! Bahkan sangat dan teramat bahagia, memperhatikan wajah tampannya yang sangat kelelahan. Tidak ada yang berubah selama 3 bulan pasca Operasi yang kulakukan. Dia sama sekali tidak mengacuhkanku, bayangan buruk yang terus mengganjal dalam hati kutepis dalam-dalam. Dia, suamiku aku baru merasakan hari ini adalah hari paling indahku. Setelah dua minggu penuh Ia meninggalkanku untuk urusan dinas dikantornya.

Kutelusuri wajahnya, kusentuh seduktif kening, mata yang tertutup indah, hidungnya yang mancung dan bibirnya, aku menciumnya kembali membuatnya menggeliat. Kurasa dia terbangun, kembali kutatap wajahnya, dia tersenyum. CUP tak hentinya ciuman kami kembali beradu sepertinya hari ini adalah hari panjang untuk kami melakukan aktivitas indah ini.

TTTT

Kyuhyun pov:

Dia mengancing kemeja kantorku dengan perlahan tak hentinya senyuman manisnya ia tampilkan padaku. Cukup senang melihat perubahan drastis dari sikapnya. Dia bahkan sudah membuang seluruh rokok dan minuman aneh yang dulu disimpannya sangat rapi. Seringkali aku menegurnya untuk membuangnya tapi yang ada dia akan menangis dan menyalahkanku. Tapi sekarang lihatlah. Dia Sooyoung, istriku yang sekarang benar-benar jauh berbeda dari yang dulu. Dia sangat penurut, bahkan menurutku Ia semakin dewasa dalam bersikap. Tuhan inikah balasan doa yang terus aku panjatkan padaMu. Senang, aku sangat bahagia dengan keadaan rumah tanggaku bersamanya. Tidak ada bantahan dan rengekan manjanya saat dia menginginkan benda-benda aneh itu.

 

“Yebbo… apa kau akan pulang larut lagi??” tanyanya dan aku mengangguk membuatnya mengerucutkan bibirnya. Diapun melangkah keluar dari kamar ini. Aku terus memandangnya yang kini tengah sibuk menyiapkan sarapan.

“Duduklah” ucanya seraya menarik kursi untuku, aku memperhatikan wajah muramnya yang selalu begitu jika aku pulang terlalu malam. Aku menenggak susu hangat yang ia siapkan, sesekali tersenyum melihatnya yang menyantap roti bakarnya dengan lesu. Aku menggenggam tangannya. “Kau kenapa?” tanyaku yang hanya dibalas dengan wajah cemberutnya.

 

“Gwechanha” jawabnya singkat dan membereskan piring-piring dan gelas. Aku kembali membuntutinya yang kini mencuci dalam wastafel kecil diruangan ini. Kupeluk dari belakang tubuh jenjangnya membuatnya sedikit terkejut, aku menangkupkan wajahku kearea lehernya membuatnya sedikit menahan suara yang hampir keluar. Aku tersenyum dan kugigit pelan area lehernya kucumbu kembali dirinya membuatnya sedikit mendesahkan suaranya. “Ky-uhh-hyun..aku sedang mencuci” ucapnya membuatku menghentikan aktivitasku.

“Kau tidak ingin mengantar suamimu keluar, hem….”

“Pergilah, aku sibuk!”

“Yebbo…sayang.. aku hanya bercanda tadi” aku menariknya dalam dekapanku.

“Kenapa kau jadi sering begini, kau selalu ketakutan jika kutinggalkan”

“Kyu-ah, aku kesepian di apartemen ini sendirian, coba saja kita punya an-“ aku memotong ucapannya dengan menciumnya kembali.

“Sudah kubilang jangan pikirkan, aku sudah menawarkan mu untuk mengadopsi anak tapi kau menolaknya, wae”

“Aku menginginkan anak dari rahimku sendiri” Ucapnya sedikit bergetar menahan tangis. Dia memelukku dan seketika tangisnya pecah jika mengingat kejadian tempo dulu.

“Uljima…jangan menangis, aku tidak menuntutmu untuk memiliki keturunan, lagipula kau kan sudah pernah hamil. Kau istriku, kita tidak akan terpisahkan”

 

“Aku yang akan memisahkan kalian!!”  Seketika kami menoleh pada seseorang yang tiba-tiba datang. Mereka keluargaku dan mataku hampir putus melihat Ibuku membawa keluarga Istriku yang merasa ketakutan. Mereka menundukan wajahnya menerima amarah yang keluargaku lakukan. Aku menelan salivaku dan menggenggam erat tangannya. Apa yang harus aku lakukan? Sudah membohongi mereka dan hari ini sepertinya akan ada peperangan yang harus mempertaruhkan rasa cintaku padanya.

TTTT

Autor pov:

“Aku mendidikmu sampai lulus sarjana bukan untuk berbohong, hanya karena perempuan yang kau bilang anak orang kaya raya kau tega membohongiku, Kyu-ah aku Ibumu, orangtua yang merawatmu dari bayi. Bukankah kau hampir mempunyai anak? Bagaimana perasaanmu jika anakmu tega berbohong padamu. Cish… apa Istrimu yang menyuruhmu seperti ini, hah??” Cecar Nyonya Cho pada putranya, ia benar-benar prustasi memandang anaknya yang hanya diam dalam kebisuan,

“Aku minta maaf Eommonim” Ucap Sooyoung sedikit takut, kini perempuan itu mendekap erat orangtuanya sendiri, Ayah Sooyoung mengangguk. “Kami benar-benar minta maaf Nyonya telah berbohong padamu”

 

“Cish maaf kau bilang, bagaimana bisa aku memaafkanmu, kau sudah menipuku kau sudah membohongi keluargaku”  Geram Ayah Kyuhyun pada keluarga Sooyoung.

“Eomma.. bukan Sooyoung yang berbohong tapi aku, salahkan saja aku Eomma” Ucap Kyuhyun membela istrinya, hatinya tak kuasa menahan kesedihan melihat Sooyoung yang menangis sejadinya.

“Kau masih bisa membelanya, sementara kau menipuku.. aku tidak ingin mendengarnya lagi. Kuminta kau ceraikan Sooyoung sekarang juga”

“Andwae Eomma aku tidak mau”  Kyuhyun berlari memeluk istrinya.

“Eommonim ku mohon maafkan aku hiks..” Ahra menatap adik iparnya haru. Sementara Bumonim Kyuhyun tetap pada pendiriannya. “Kalian harus cerai secepatnya” Mendengar ucapan menyakitkan dari mulut Ibunya cepat-cepat Cho Ahra mencegah orangtuanya yang hampir keluar dari apartemen Kyuhyun.

“Yaa…yaa Eomma, appa kalian kejam sekali, jangan seperti itu apa kalian tega melihat cucu kalian kesepian tanpa Ibu dan Ayahnya” Bumonim Kyuhyun menghentikan langkahnya. Kembali mereka menghela nafas dalam.

 

“Aku tidak mempermasalahkanmu menikahi gadis miskin, apa salahnya kau jujur padaku”

“Kyuhyun… kau pikir kami orang tua materialistis, memandang seseorang dengan harta. Dan lagi kau tega merahasiakan dari appa selama 2 tahun lebih. Kapan aku mengajarkanmu berbohong hah!” Bentak Tuan Cho keras pada putranya. Kyuhyun menundukan wajahnya membuat Sooyoung kembali menangis. Perempuan itu kini menggenggam tangan suaminya. Ahra mengatur detak jantungnya menghela nafasnya berulang-ulang tidak tega melihat situasi seperti ini terlebih menyudutkan adik kesayangannya. Ditepuknya secara perlahan punggung Ayahnya.

 

“Appa jangan seperti itu! Tenanglah Cinta kadang membutakan segalanya. Apa kau tidak akan melakukan hal yang sama jika Eomma ada pada posisi Sooyoung. Kau mencintai Eomma kan? Itu sama halnya Kyuhyun yang mencintai Sooyoung istrinya” Ucap kakak perempuan Kyuhyun dengan bijak. Membuat orangtuanya sedikit tenang.

 

“Jadi Sooyoung sedang hamil lagi, baiklah demi cucuku aku memaafkan kalian dan ingat kalian harus menjaga cucuku dengan baik, jangan sampai kau jatuh lagi. Jaga kandunganmu. Berkatnya aku tidak akan membenci kalian semua” Ahra mengangguk mantap padahal dia sama sekali tidak tahu kalau Sooyoung sedang hamil atau tidak baginya ini cara paling jitu untuk melunakkan hati orangtuanya.

“Kyuyoung Hwaiting, nde?? kalian pasti bisa” Ucapnya senang setelah melihat orangtuanya mendahului untuk keluar.

 

“Yebbo bagaimana ini?” Bisik Sooyoung dalam sedih.

“Bagaimana apanya kalian sudah membuatku kehilangan muka di hadapan besan. Benar-benar memalukan aku tidak ingin tahu, kalian selesaikan masalah kalian sendiri saja” Ayah Sooyoung menarik tangan istrinya.

“Mian Youngi Eomma tidak bisa membantumu, hiks…”

“kenapa minta maaf, sudah kubilang Sooyoung tidak usah menikah dengan orang kaya, kau lihat sendiri bukan besan kita seperti apa?”

“Untung saja kau hamil… jaga kandunganmu, kami pergi” Ucap tuan Choi kembali membuat Ibu Sooyoung menatap melas nasib anaknya. Kini keadaan menjadi sepi hanya rintihan tangis yang dihadirkan Kyuhyun dan Sooyoung.

 

“Soo-ah maafkan aku, ini salahku” Ucap Kyuhyun lagi, dia menangis mendapati Sooyoung yang tak hentinya menitikan air mata.

“Aku tidak mungkin bisa hamil lagi Kyu.. hiks..”

“Kita pergi ketempat Changmin sekarang” Ucap Kyuhyun membantu Sooyoung bangkit dari keterpurukan.

TTTT

“Bagaimana, apa kau yakin Sooyoungku tidak bisa hamil??” Changmin tersenyum kecut mendengar ucapan paling menyebalkan dari suami Sooyoung. Baginya Kyuhyun terlalu sengaja menekankan kata Sooyoungku menandakan bahwa perempuan itu adalah miliknya.

“Haaah!” hanya helaan nafas yang tidak ingin didengarkan oleh lelaki bernama Cho Kyuhyun tersebut.

“Sooyoung sudah meninggalkan kebiasaan lamanya bukan dia sudah tidak merokok lagi dia juga tidak minum vodka lagi dia sudah jarang bergaul bersama teman-temannya lagi karena suaminya terlalu galak”

“Yaa… kenapa bertele-tele sekali, tidak penting! Kau ini benar-benar dokter? Aku meragukanmu, jangan-jangan pasien yang selalu kau tangani memang gagal kau urus” Ucap kyuhyun kesal membuat Sooyoung yang disampingnya tertawa.

“Enak saja, aku ini dokter paling pintar dirumah sakit ini, dan asal kau tahu saja ak-“ Sooyoung memotong ucapan Changmin, perempuan itu meniupkan poninya berulang kali.

“Jadi bagaimana Changmin-ah aku bisa hamil tidak?” Tanyanya pelan membuat Kyuhyun menyilangkan tangannya. Cemburu. Yah lelaki itu selalu marah setiap kali melihat istrinya berbicara ramah pada dokter muda itu. Changmin tersenyum pada Sooyoung.

“Bisa saja melalu terapi, kau harus sering mengkonsumsi sayur dan buah, berolah raga, mengurangi kadar darah kotor dalam lemak makanan, tidak boleh stres dan-“ Changmin menggantungkan ucapannya. Baginya terlalu berat untuk dikatakan. “Dan apa?” tanya Sooyoung penasaran. Changmin menatap mata Kyuhyun dengan sungkan.

”Kalian harus rutin melakukan ‘itu’!”  dengan berat hati akhirnya perkataan tersebut meluncur dengan sempurna.Kyuhyun terkikik mendengarnya dan memeluk tubuh ramping istrinya. “Kita pasti bisa sayang!” ucapnya tegas membuat Sooyoung mengangguk senang. Kyuhyun terus memeluk dan mendekap erat tubuh Sooyoung menyengajakan pemandangan yang tidak ingin dilihat oleh Changmin. Tangannya membelai lembut rambut panjangnya dan mencium keningnya dengan sangat lama. Changmin yang sudah tidak tahan akan hawa panas dalam tubuhnya memilih untuk keluar. ‘menyebalkan!’ batinnya.

Kyuhyun merengkuh wajah Sooyoung dan mencium bibirnya dilumatnya secara intens  bibir istrinya tersebut. “aku yakin kau bisa hamil”

“Nde sayang aku mencintaimu!”

Kembali mereka melanjutkan aktivitas indahnya dikantor Changmin. Berciuman dengan sangat mesra tanpa melepas pelukan eratnya.

 

ENDING

 

Haha almd.end juga. Walau gaje dan sangat ancur… semoga kalian suka yah?? Gak terasa besok udah mau puasa ajah… sebenernya aku mau hiatus selama ramadhan. Tinggal ff Crimminal love ama amnesia yang musti di end. Tapi kayaknya bakal lama deh. Ga tau juga ding. Makasih yang udah mau baca ff ancurku ini. Komentarnya yah chingu. Dan kuucapkan Marhaban ya Ramadhan pada Knight sedunia. Semoga kyuyoung makin real. Gomawo

 

KEEP RCL

 

 

 


(songfic) When …

$
0
0

(songfic) When You Love Someone

Normal
0

false
false
false

IN
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:”";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

When You Love Someone

presented by nrfaa

biased true story from someone with Choi Sooyoung and Cho Kyuhyun as main cast. Xiu Luhan and Kwon Yuri as support cast.

Genre : School-life, Friendship, Angst -maybe- || Rating : Teen || Lenght : Songfic

[Note] Annyeong.. nrfa balik lagi bawa ff, ff kali ini nrfa ambil dari kisah nyata seseorang temen, setiap scene nya enggak ada yang nrfa rubah dari aslinya cuma endingnya doang yang nrfa karang, soalnya di kehidupan nyata juga belum sampe ending hahaha. Semua karakter disini nrfa sesuaiin sama karakter kisah nyata, kecuali karakter Yuri disini multi karakter karena dia meranin banyak orang. Tentang Luhan, dia meranin cowok sok ganteng yang selalu dzikiran lewat tweet dan juga blog, hahaha. FF ini juga terinspirasi dari lagu When You Love Someone-nya Endah n Rhesa. Jadi pas baca lagu ini, tolong pasang lagu itu jadi backsoundnya, dan berhubung ini bakalan panjang, kasih mode repeat buat lagu itu hahaha.

Happy reading ajalah pokoknya, mian kalo banyak typo bertebaran, padahal typonya udah banyak dipungutin loh /abaikan/

S T O R Y B E G I N…

***

 

I love you but it’s not so easy to make you here with me

I wanna touch and hold you forever

But you’re still in my dream

And I can’t stand to wait till nite is coming to my life

But I still have a time to break a silence

Kedua bola mataku masih belum bisa untuk berpaling dari sempurnanya ciptaan Tuhan yang satu itu. Dengan tinggi ideal seperti khalayaknya lelaki Korea, bibir merah yang terisi penuh, lipatan kedua mata yang nyaris sempurna, ditambah pucat kulit tubuhnya bak vampire di cerita fiksi, dan lagi lelaki itu tergolong siswa yang jenius lantaran ia berhasil memenangkan olimpiade Matematika beberapa bulan yang lalu. Dia sangat pantas memasuki list lelaki idaman setiap gadis.

Ya dia, dialah lelaki bernama Cho Kyuhyun. Lelaki yang membuat gadis seisi sekolah gempar akan dirinya, bahkan fakta yang kuketahui saat kelas 10, ia berhasil membuat seorang sunbae terjerat oleh pesonanya, terbukti ketika acara class meeting di sekolah tengah diadakan, sunbae itu terus menjerit histeris kala Kyuhyun bermain futsal di tengah lapangan. Sekarang kami sudah menginjak kelas 11, dan tidak lama lagi aku akan menduduki bangku kelas 12.

Aku tidak menyangka, rasanya baru kemarin aku memasuki sekolah ini. Hanya 9 bulan lagi aku bisa menikmati waktuku disini, menikmati setiap gerak–gerik tubuh lelaki itu. Aku tidak akan pernah menampik kenyataan yang sebenarnya, bahwa aku juga ikut terjerat dalam pesona Kyuhyun sejak hari itu, bahkan lebih parahnya lagi kini aku teramat mencintainya, mengingat kenyataan yang sebenarnya kalau aku juga sangat sulit untuk mencintai seorang lelaki dalam kurun waktu yang cukup lama.

Jika kalian tahu, dulu kami terbilang sangat dekat terbukti bahwa faktanya saat pertama kali masuk, kami sekelas. Tapi setelah memasuki kelas penjurusan, kenyataanlah yang membuatku harus menjauhkan jarak di antara kami, ia lebih memilih kelas Ilmu Alam sedangkan aku Ilmu Sosial. Rasanya kesempatan untuk menyentuh dan memeluknya kini sangat jauh dari harapan, hal itu seperti tergambar jelas hanya untuk angan kecilku, tidak untuk dapat direalisasikan.

“Tsk, Choi Sooyoung. Apa kau masih mengharapkannya? Bahkan kau sudah tahu jelas, apa yang akan menjadi jawabannya.” Celoteh seorang gadis tepat di sampingku, Kwon Yuri. Dia adalah sahabatku satu–satunya yang mengetahui semua kenyataanku terhadap lelaki yang tengah mengikuti kelas olahraga di lapangan bawah sana, sejak satu setengah tahun yang lalu.

“Yak! Berhenti bersikap seperti itu Sooyoung–ah, kau semakin terlihat menyedihkan. Kau tidak boleh terus–menerus seperti ini.”

“Obsesiku teramat kuat, Yul. Aku tahu, mungkin kau akan tetap berkata bahwa ini hanya sekedar cinta monyet seorang gadis SMA yang melihat seorang namja sesempurna dirinya, tapi nyatanya hatiku tidak seperti itu. Aku tidak menyukai wajah rupawannya, aku hanya menyayangi kebaikan hatinya. Lagi pula, bukankah kau tahu kalau ia tidak diizinkan berpacaran terlebih dahulu oleh orang tuanya sampai lulus? Bagaimana kalau ternyata dia mencintaiku dari awal?”

“Ya aku tahu.” Saut Yuri dengan santainya, dan kini ia mentapku dengan wajah mengejek. “Tapi kau tidak tahu kalau dia sangat baik bukan kepadamu saja, bahkan siapapun terutama pada gadis, kurasa kau hanya diberi harapan palsu darinya. Dan itu sering lelaki lakukan kepada setiap wanita. Kau harus tahu fakta penting itu Soo. Kurasa dia juga tipe lelaki yang penurut, melihat fakta bahwa sampai sekarang ia belum pernah berpacaran.”

Choi Sooyoung, kau sangat menyedihkan. Bagaimana bisa kau terus hidup dalam angan–anganmu saja? Apa aku harus mengungkapkan perasaanku lagi untuk ketiga kalinya? Tapi rasanya seperti ada beban di langkahku untuk tidak membuatku maju ke depan, haruskah aku tetap diam disini? Apa aku harus menunggu sampai hari kelulusan tiba? Cho Kyuhyun, kau membuatku gila.

***

When you love someone

Just be brave to say that you want him to be with you

When you hold your love

Don’t ever let it go

Or you will loose your chance to make your dreams come true

• Flashback •

Aku tidak habis pikir, mengapa sebagian anak lelaki yang sekelas denganku mengetahui perasaanku tentang Kyuhyun? Apa Kyuhyun juga turut mengetahuinya? Omoo, bagaimana kalau dia tahu itu? Apa aku harus terlihat biasa saja di depannya? Aniya, itu bukan tipeku.

“Soo–ah, untuk apa kau terus memendam perasaanmu, lebih baik kau ungkapkan saja langsung.” Gumam Luhan tepat di sebelah tempat aku duduk. Aku hanya bisa membalasnya dengan tatapan tajam. Ah aku lebih sangsi terhadap anak lelaki yang mengetahui perasaanku kepada Kyuhyun, mereka sama sekali tidak dapat menjaga mulutnya melebih para gadis.

“Uwaa, santai saja Soo. Tapi hal itu memang harus segera kau katakan, terkadang apa yang kau rasa suatu saat akan menuntutmu terlalu jauh. Bisa jadi nanti kau akan mengalami sindrom penyakit hati karena kau terlalu lama memendam perasaan. Kau bisa saja kehilangan kesempatan besarmu karena rasa gengsi, bagaimana kalau sebenarnya dia juga memeiliki perasaan yang sama? Oooh, aku tidak bisa membayangkannya Soo.” Bisiknya pelan dengan suara kekehan kecil yang maish mampu ku dengar. Kurasa lelaki ini tengah mengejekku, tapi sebagian dari kata–katanya ada benarnya juga.

“Bagaimana jika dia menolakku? Aku harus melakukan apa?”

“Kau harus berani mengambil resikonya Soo–ah. Mengingat kejadian tadi, bukankah dia turut mengharapkanmu sebagai kekasihnya? Kau tahu saat tadi dia berkata ‘Young, nae yeojachingu –ya’, mukamu sangat merah Soo.” Ledeknya lagi.

“Yak! Luhan!” teriakku tepat di depan telinganya. Aish! Kenapa aku harus satu sekolah lagi dengan lelaki ini sih? Menyebalkan!

●●

Rupanya perkataan Luhan saat itu sudah menguasai otakku. Sejak hari itu, yang terus terbayang dalam pikiranku hanya bagaimana cara untuk mengungkapkan perasaanku pada Kyuhyun. Aku pernah mendengar seseorang berkata bahwa, untuk mengungkapkan perasaan tidak harus selalu para lelaki, wanita tentu bisa. Walaupun taruhannya adalah harga diri mereka, dan kini aku sedang bertaruh pada harga diriku sendiri yang sepertinya sudah mulai mati. Miris sekali.

 Hari ini aku sudah memutuskan untuk mengungkapkannya. Sengaja aku memilih taman kota ini untuk pertemuanku dengannya. Rasa takut dan juga gugup terus menyelimuti diriku, aku masih saja membayangkan apa yang akan ia jawab nantinya.

“Young,” suara yang sudah tidak asing lagi kini mengintrupsi perdebatan kecil pikiranku. Suara itu berasal dari belakang tubuhku, apakah dia ada di belakangku? Otte? Kuberanikan diri untuk membalikan tubuhku, sampai akhirnya aku menemukan sosok sempurna itu –Cho Kyuhyun.

“Hai,”

“Young, jwisongeyo aku telat.”

Nde? Ah gwenchanayo Kyu.”

“Young, ada apa kau mengajakku kesini?”

A –aniya, a –aku hanya ingin menyampaikan sesuatu.”

“Katakan,”

Kuremas buku–buku jariku hingga berwarna pucat. Kedua tanganku pun terasa dingin, dan kedua kakiku juga terasa seperti agar–agar. Oh Tuhan, bantulah umatmu ini.

N –nde, Kyu–“ Seperti ada batu besar tengah mengganjal kerongkonganku. Kupejamkan pelan kedua mataku, menghirup bebas oksigen sebelum Tuhan dengan tiba–tiba menahan nafasku. “Saranghaeyo.”

Ada apa ini? Kenapa suasananya menjadi hening seperti ini? Apa Kyuhyun sudah pergi ketika aku mengucapkannya dalam keadaan mata tertutup? Oh Tuhan, lebih baik kau bunuh aku saja. Kuberanikan diri untuk membuka kelopak mataku secara perlahan. Eomma, harga diri anakmu sungguh sudah benar–benar mati. Kyuhyun masih berdiri tegap di hadapanku dengan mulut yang sedikit terbuka, ada apa dengannya?

“A –ah, jeongmal mianhaeyo Kyu. Lupakan ucapanku tadi.” Ucapku dengan gugup berusaha mengalihkan pembicaraan dan membuat lelaki di hadapanku ini tersadar dari rasa shocknya –mungkin.

Dia tersenyum kecil namun barisan gigi–gignya masih dapat kulihat. Tuhan apa yang harus aku lakukan, aku takut dengan apa yang akan keluar dari bibirnya nanti. “Soo,”

Soo? Dia merubah panggilannya padaku, apa karena ungakapan perasaanku taddi yang membuatnya merubah panggilan itu? Kyu..

Jwisongeyo, aku hanya menganggapmu sebatas sahabat. Bukankah seorang sahabat akan selamanya menjadi sahabat? Aku tidak bisa merubah itu.”

Sahabat? Kalian dengar itu. Kecewa? Tentu. Ternyata anggapan Luhan saat itu sunggu meleset. Sekarang hanya terasa sebuah bom penyesalan yang siap meledak, aku takut jika serbuk penyesalan itu akan meracuni segala perasaanku. Apa yang harus aku lakukan? Dan apa yang akan terjadi nanti?

Aku tertawa kecil, berusaha menutupi semua rasa yang terus menyulut jiwaku. “Yak! Lupakan hal itu. aku yang harusnya meminta maaf karena sudah mencintaimu. Aku harap kau akan tetap memegang kata-katamu, kita akan tetap menjadi sahabat.”

• Flashback End •

Sejak hari itu, semua berangsur berubah. Saat kami saling berpas–pasan, tidak ada satu suara pun yang dapat teruraikan, semua terasa bahwa aku-tidak-mengenalnya terus terjabarkan dari sikapnya. Aku merindukan dirinya yang dulu, aku merindukan dirinya yang memanggilku ‘Young’, aku merindukan segala yang ada di dirinya.

Kini hanya kata seandainya yang terus tertanamkan dalam benakku, seandainya aku tidak mudah terbuai dengan kata-kata gombalnya, seandainya aku tidak jatuh dalam pesonanya, seandainya aku tidak mencoba mencintainya, dan seandainya aku tidak mengutarakan perasaanku. Tapi, bukankah itu seperti rasa penyesalan diri?

Dan tidak lama setelah hari itu terlewati, aku mendengar sebuah fakta yang mungkin terbilang sebagai salah satu alasannya menolakku. Orang tuanya terutama ayahnya tidak menizinkannya untuk berpacaran sebelum ia lulus sekolah.

“Soo,” lelaki penghasut itu baru saja mendesiskan nama tengahku. Kini aku hanya menatapnya seolah mengartikan ‘ada apa?’.

“Lihat ini!” serunya sambil menepukkan kedua telapak tangannya, hingga kedua telapak tangan itu terbuka, menunjukan seekor makhluk penghisap darah berhasil dieksekusi oleh lelaki penghasut ini.

“Untuk membunuh seekor nyamuk saja membutuhkan kedua tepukan tangan. Seharusnya cintamu juga membutuhkan kedua tepukan tangan, bahkan kalau bisa harus lebih mengingat cintamu terlalu gaib.” Celetukan lelaki penghasut ini sungguh mematikan, apa dia sadar bahwa dia telah menyindirku?

“Yak Luhan! Akan kupastikan kau akan mati di tanganku!”

***

I used to hide and watch you from a distance and I knew you realized

Angin sepoi mulai kembali menyapu permukaan wajahku, membelai lembut rambut yang sengaja kuurai setelah aku keluar dari dalam kelas. Aku dapat merasakan aura dingin yang dibawa oleh angin, mungkin tidak lama lagi akan memasuki waktu musim gugur. Kuhirup pelan udara yang sedikit menusuk tapi terlalu nyaman untuk dapat kunikmati. Tidak lama lagi, semua ini akan berakhir tepat setelah hari kelulusan tiba yaitu 9 bulan lagi.

Mataku kini tertuju kepada sosok lelaki yang tengah terduduk di atas tembok penyekat yang lebih sering didengar sebagai pagar pembatas di lantai teratas ini. Lelaki yang sudah berhasil menguasai setiap sisi otakku, mengisi setiap celah hatiku. Lelaki yang sudah berhasil membuatku gila, Cho Kyuhyun.

Rasanya aku ingin menertawai hidupku sendiri. Bukankah ini seperti hari kebalikan? Lihatlah, sekarang dia teramat jauh untuk dapat kupandang apalagi untuk bisa menyentuh makhluk sesempurna dirinya, sangat berbeda dengan kenyataan saat dulu kala. Apa mungkin kalian berpikir bahwa aku telah menyesalinya? Aniya, sama sekali tidak bahkan aku sangat bersyukur dengan kenyataan. Ini takdir, dan Tuhan sudah punya rencana yang lebih bagus untukku. Jadi, lebih baik aku menikmatinya sebelum semuanya menghilang setalah 9 bulan nanti.

Oh lihatlah sekali lagi. Ia menatap kesini, ke arahku. Bagaimana bisa aku begitu percaya diri? Tentu, karena disini hanya ada satu makhluk yang dapat ditangkap oleh kedua mata telanjangnya, dan itu aku CHOI SOOYOUNG.

***

9 bulan kemudian…

I was looking for a time to get closer at least to say… hello

And I can’t stand to wait your love is coming to my life

Kalian tahu hari ini hari apa? Assa, hari yang telah aku khawatirkan berbulan –bulan lalu. Hari yang sebenarnya aku tunggu juga. Tapi hari ini juga adalah hari untuk awal melupakannya, menghapus semua hal–hal yang terus bersarang dalam otakku.

Ah lihatlah di depan sana, ia memakai toga-nya untuk menyandang siswa berprestasi di bidang Matematika. Hhh, terlalu banyak blitz kamera dan itu dapat dilihat ketika ia mulai menjajakan kakinya di tepi panggung. Ya kurasa blitz kamera itu bersal dari para penggemarnya dan juga beberapa petugas perpisahan yang berperan sebagai seksi dokumentasi.

Entahlah, dengan gayanya sekarang, ia semakin mempesona. Kyuhyun, bisakah kau bergaya seperti orang jelek dengan memakai kacamata burung hantu, kurasa itu lebih pas untuk sekarang ini. Oh satu lagi, kumohon jangan lagi–lagi kau tebar senyummu yang terlalu murah itu. Kurasa para penggemarmu semakin menjerit histeris.

Choi Sooyoung

Suara yang lumayan santar itu berhasil menghentikan dumelan pikiranku.

Wae geure?” gumamku yang tidak tahu kenapa namaku di panggil, apa aku baru saja melalukan hal yang salah? Otte?

“YYA, Sooyoung babo. Cepat naik, kau baru saja menyandang siswa berprestasi di bidang bahasa asing.” Bisik Yuri yang duduk tepat di belakangku.

Kuberanikan diriku untuk berdiri, berjalan menuju panggung yang ada di depan sana. Jeongmal, aku sangat gugup. Berdiri di depan teman–teman sekelas saja tanganku sudah terasa dingin, apa lagi di depan teman–teman satu sekolah di tambah juga para wali murid.

Kuposisikan tubuhku tepat di samping temanku yang juga ikut menyandang siswa berprestasi di bidang yang sama denganku, tapi kami berbeda kelas.

Aish, Yuri benar–benar mengambil kesempatan untuk mengambil gambarku. Jujur, aku sangat anti jika di foto oleh orang lain. Because I can’t look my ugly face. Baiklah tidak apa–apa, lagi pula bukankah itu akan menjadi kenang–kenangan untuk mereka yang mengambil gambarku, dan kurasa nanti Yuri akan memaksaku untuk foto bersamanya.

Kucondongkan sedikit tubuhku ke depan. Hhh, I can look him till with him idiot smile.

●●

Huh, bisakah gadis–gadis itu menjauh sebentar dari sisinya? Apa kau pikir aku cemburu? Nde, tapi mungkin ini rasa cemburu yang terakhir aku rasakan. Assa, aku mendengarnya berkata kalau ia ingin melanjutkan sekolah di luar negeri, lebih tepatnya di Tokyo, Jepang. Apakah para lelaki selalu seperti itu? Terlalu berani mengambil resiko. Bagaimana denganku? Sepertinya aku tidak ingin jauh–jauh dari keluargaku, aku akan mengambil jurusan Hubungan Internasional di Universitas Nasional Seoul. Aku akan berusaha diterima di sana, hwaiting Choi Sooyoung.

Kugerakan tubuhku mendekati Kyuhyun setelah para hoobae itu pergi menjauh dari sisinya. Astaga, Tuhan beri aku kantung nyawa lebih banyak lagi. Aku rasa aku akan mati saat ini juga. Tuhan selamatkan umatmu yang satu ini.

“Hai Kyu,” sapaku membuatnya kini harus memandangku.

“Soo,”

Oh ayolah Soo, kau tidak akan kaburkan setelah ini, bukan? Kesempatan besar yang tidak akan pernah diduga–duga sudah ada di depanmu, Soo.

“A –aa, Kyu. Chukaeyo, kau masuk ke dalam siswa berbakat pelajaran Matematika.” Kuremas buku–buku jariku. Entahlah, suasananya kini berubah menjadi canggung seperti ini.

Nde, kau juga.” Balasnya dengan kekehan kecil. Ada apa? Apa ada yang lucu denganku? “Seharusnya aku yang mendapatkan predikat itu. Aku rasa jika aku mendapatkan predikat itu, mungkin akan memudahkanku untuk berinteraksi di Jepang nanti.” Lanjutnya masih terus diselingi dengan kekehan kecil.

 Aku pun ikut terkekeh, miris. “Kau serius akan pergi ke Jepang?”

“Tentu aku serius, Soo. Sekolah disana memang impianku. Setidaknya aku harus berusaha keras untuk mendapatkan titleku disana.”

Aku terdiam, aku hanya tidak tahu harus membalas apalagi atau mungkin dia juga tidak mengharapkan balasanku?

“Soo, aku duluan. Orang tuaku sudah menunggu. Aku harap suatu saat nanti kau tetap mengingatku, sampai berjumpa lagi. Bye Soo,” Kyuhyun melenggang pergi meninggalkanku yang masih mematung sempurna. Itukah kesempatan yang harus aku dapatkan? Aku kira bayanganku selama 9 bulan terakhir akan menjadi kenyataan, tapi ini nyatanya. Dia pergi.

“Aku tidak akan pernah melupakanmu, Kyu. Kau terlalu manis untuk dapat kulupakan. Jaga dirimu baik-baik, karena suatu saat nanti jika kita bertemu lagi, mungkin perasaanku telah berubah.”

***

5 tahun kemudian…

I never thought that i’m so strong

I stuck on you and wait so long

But when love comes it can’t be wrong

Don’t ever give up, just try and try to get what you want

Kujejakkan kedua kakiku setelah pesawat yang membawaku lepas landas selama beberapa jam dari Seoul berhasil mendarat sempurna di bandar udara Internasional Tokyo. Aku disini bukan untuk berlibur, jika aku tetap memaksakan waktu untuk berlibur mungkin titleku sebagai PNS bisa dicabut dalam sekejap. Mengingat beberapa hari yang lalu, Kementerian Luar Negeri baru saja menyatakan bahwa aku akan dipindah tugaskan sampai waktu yang tidak dapat ditentukan ke Jepang untuk menjadi wakil perdamaian setelah persengketaan pulau tak berpenghuni oleh Jepang dan Korea Selatan, dan tara! Disinilah aku.

 Oh ayolah, aku benci hal itu. Pihak pemerintah rasanya begitu memanfaatkan posisiku di lembaga tersebut. Belum lama, aku juga baru saja menjadi wakil perdamaian antara Korea Selatan dengan Korea Utara. Aku tidak habis pikir dengan kedua negara itu, mereka masih berada di daratan yang sama, dikelilingi lautan yang sama, dengan nama depan negara yang sama, tapi fakta itu masih belum bisa menyulutkan peperangan di antara keduanya. Aku sempat berpikir, bagaimana saat proses perdamaian tengah diberlangsungkan, tiba–tiba negara musuh menyatakan perang secara mendadak? Oh Tuhan, aku belum siap mati muda.

Tapi kali ini tempat aku bertugas akan berbeda. Apa kalian masih mengingatnya? Aku juga, bahkan aku tidak akan pernah melupakannya. Hhh–, rasanya sudah lama betul setelah hari kelulusan berlalu. Sejak saat itu, aku tidak pernah mendengar namanya. Namun, beberapa hari yang lalu ketika aku betemu Yuri, ia bercerita kalau lelaki itu masih mengejar title barunya yaitu master di daratan sakura ini.

Sejauh ini aku masih mencintainya. Hanya pekerjaan yang sangat menyita waktuku dan juga rasa kesadaran akan perasaan yang masih sama dengan yang kurasa 5 tahun silam. Kalian boleh mengataiku bodoh atau idiot, karena itu kenyataan yang ada pada diriku sekarang kalau aku terjebak oleh cinta yang sama selama 5 tahun ini.

Ketika semua orang menyalahi cinta itu lantaran berhasil membuat seorang Choi Sooyoung bertingakah idiot, mereka salah besar. Justru karena cinta itulah yang membuat seorang Choi Sooyoung menjadi kuat dan tegar seperti ini.

Ah aku merindukan Luhan, akan kupastikan jika aku bercerita tentang hal ini dan itu dia akan kembali berulah dengan petuah-petuah gagalnya. Tapi tidak sedikit membuatku belajar dari petuah gagal itu. Mungkin bila ia ada di hadapanku kini, ia akan berkata untuk jangan menyerah dan tetap berusaha mendapatkan apa yang kau inginkan. Dia terlalu piutis pada cinta, malah dia yang lebih terlihat menyedihkan dibanding aku.

●●

Cause love will find the way

Setibanya aku di Kedutaan Besar Korea Selatan, tidak banyak yang menyambutku memang, hanya beberapa staff yang menunjukkan reaksinya setelah aku memberitahu identitasku. Apa mereka tidak  diberitahu kalau aku akan datang hari ini? Cish, menyebalkan.

Kududuki sofa yang berada tepat di ruang tunggu, menunggu seorang perwakilan yang akan menjadi partnerku selama disini atau mungkin aku akan memanggilnya guide. Lelah, mungkin satu kata itu yang menjelaskan kondisiku. Pemerintah terlalu cerdik untuk memilihku ke medan tempur, sial!

“Konichiwa,” suara sapaan sari pihak petugas bisa kudengar jelas. Namun, dari caranya menyapa dia begitu akrab terhadap entah-siapa. Oh Tuhan, maafkan umatmu yang sudah berani menguping.

“YYA, jangan seformal itu menyapaku.” Protes orang itu menggunakan bahasa Korea dengan suara kekehan yang tertangkap dari telingaku. Apa lelaki yang tengah memunggungiku ini juga orang Korea?

“Ada apa kau kesini?”

“Aku ingin memperpanjang pasporku,” ucap lelaki itu sembari meroggoh tasnya, sampai ia mengeluarkan beberapa lembar kertas.

“YYA, apa kau berniat untuk tinggal disini seumur hidup? Sudah lima tahun lebih kau tidak pulang, babo!” seru sang petugas. Benar bukan, mereka sangat akrab lantaran mereka sudah saling kenal.

“Setengah tahun lagi aku berada disini, titleku kali ini mendapatkan program akselerasi.” Jelas lelaki itu terdengar seperti membanggakan apa yang ia dapat. Cish, apa dia mau sombong ke temannya itu?

“Sooyoung–ah,” teriak seseorang yang berhasil mengalihkan fokusku. Hingga kudapati sosok wanita yang menjadi sunbaeku di kampus dulu, Jung Jerim.

Dia mengenggam tanganku dengan kencang, matanya pun turut berbinar. Percis seperti anak kecil. “YYA, eonni. Berhenti bersikap seperti itu, memalukan!” seruku dengan geli ditambah lagi dengan tatapan beberapa orang yang juga berada di ruang tung–

“Kau serius akan pergi ke Jepang?”

“Tentu aku serius, Soo. Sekolah disana memang impianku. Setidaknya aku harus berusaha keras untuk mendapatkan title disana.”

“Soo, aku duluan. Orang tuaku sudah menunggu. Aku harap suatu saat nanti kau tetap mengingatku, sampai berjumpa lagi. Bye Soo,”

Otakku kini terus bekerja keras, memompa momen-momen yang dulu pernah terjadi untuk menguak kembali. Lelaki itu, di depan sana. Orang yang sejak tadi memunggungiku di depan sana. Lelaki yang tidak pernah kembali ke Korea setelah 5 tahun lamanya, lelaki yang akan menyelesaikan study masternya dalam kurun waktu 6 bulan lagi.

Dia, Cho Kyuhyun. Lelaki yang kini menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan. Lelaki yang kini berhasil memporak-poradakan hatiku dalam sekejap. Apa ia masih mengenalku?

“Soo,” teriak Jerim eonni setengah frustasi dan itu berhasil menyadarkanku dari kegilaan ini. Kupalingkan wajahku menuju Jerim eonni.

Kajja, biar kuantar ke penginapan. Kurasa kau kelelahan. Kau akan mulai bertugas besok. Oke!” Jerim eonni masih terus berceloteh sambil menarik koperku dan juga tanganku. Tapi faktanya aku tidak memedulikan wanita yang menarikku ini. Hanya otakku tidak bisa berhenti untuk berbicara tentangnya.

“Kumohon, abaikan keberadaannya kali ini saja Soo. Berbaik hatilah pada perasaanmu sendiri. Karena sekeras apapun jika kau mengakui keberadaannya, semua tidak akan sama lagi seperti dulu.”

***

Epilog

Hampir satu bulan telah berlalu. Syukurnya, semua tugasku telah selesai disini, bahkan apa yang sempat kuduga-duga akhirnya tidak terjadi. Hari ini, hari terakhirku berada disini. Menikmati waktu bebasku untuk berkeliling rasanya bukan ide yang buruk. Dengan sebuah kamera SLR yang masih bertengger indah di leherku, setidaknya aku harus punya momen saat berada disini.

Setidaknya satu tempat seperti Ueno Park cukup untuk mengisi hari bebas ini sebelum kembali ke Korea. Ah menyenangkan. Kuarahkan kameraku menuju objek dengan asal.

Blitz

Blitz

“Kyaaaa,” teriakku dengan reflek saat aku mendapati sesosok makhluk gendut dengan pose menjijikan tepat di balik lensa kamera ketika aku mengubah arah objeknya. “YYA Kyu!”

Kupukul makhluk yang tiba-tiba muncul itu dengan tas selempangku. Aku tidak peduli jika dia babak belur atau apalah, karena itu tidak setara setelah ia membuatku jantungan.

“YYA, appo Soo.” Teriak makhluk gendut ini.

“Biarkan, biar kau tau rasa. Kau hampir membuatku jantungan babo.”

Dengan gerakkan cepat ia sudah menggenggam kedua tanganku. “YYA, sakit babo.” Protesnya dengan wajah menyedihkan.

Kutarik tanganku dengan kesal, “Sedang apa kau disini?”  tanyaku dengan retoris.

“Sedang jalan–jalan.”

“Tsk, itu bukan tipemu, Cho Kyuhyun.”

“Hhh, apa saja yang kau ketahui tentang aku?”

Skak math

Oh Tuhan, aku baru saja dicurigainya, Tuhan bantu umatmu ini. Lihatlah, dia tengah tersenyum bangga, atau bisa jadi dia sedang menahan tawa atas kebodohanku? Omoo.

“Kau gila!” pekikku sambil berlalu meninggalkannya.  Ayolah, yang sebenarnya gila di sini bukanlah dia, tapi aku.

“Soo,”

“Soo,” panggilnya untuk kedua kali, namun itu masih kuabaikan.

“Young,”

Deg

Apa dia baru saja memanggilku ‘Young’? Telingaku tidak salah dengarkan?

Kubalikkan tubuhku menghadap Kyuhyun, “Ada apa?”

“Sudah lama aku tidak merasakan seperti ini,” balasnya sambil tersenyum simpul, manis.

“Apa?”

“Entahlah, jantungku kembali berdetak kencang lagi, sudah lama aku tidak merasakannya.” Katanya tanpa fokus. Apa dia sedang jatuh cinta? Dengan siapa? Cho Kyuhyun, kau hebat sudah berkata jujur padaku tanpa kau tahu seperti apa rasanya hatiku, kau memang bodoh.

“Hhh, beginilah kalau seorang perjaka tua baru jatuh cinta, seharusnya dunia mengadakan syukuran untukmu.” Ucapku sambil terkekeh. Kau hebat sekali menyembunyikan perasaanmu Soo, sial!

“Kau salah, ini bukan cinta baru, ini sudah lama bahkan jauh sebelum aku datang kesini.” Balasnya dengan serius. Tatapan tajamnya mengarah padaku, aku tidak bisa mengartikan tatapannya, sungguh. Siapa gadis beruntung itu?

“Dia teman sekolahku. Dia selalu merasa dirinya jelek dibanding gadis lain, hal itu yang membuatnya tidak pernah mau ikut foto bersama. Gadis bodoh yang selalu bermain dengan ponselnya ketika tengah belajar Matematika padahal ia duduk di barisan terdepan. Gadis yang selalu datang pagi-pagi sekali hanya untuk melihat matahari terbit dari depan kelasnya. Gadis yang sangat tidak suka menunggu tapi nyatanya ia akan tetap menunggu untuk menepati janjinya. Gadis yang tidak pernah menghias wajahnya walaupun sekedar dibubuhi bedak bayi, dia juga tidak pernah memakai body lotion seperti gadis lainnya. Dia gadis yang unik, dan aku mencintai gadis itu.” jelasnya dengan detail. Tapi siapa gadis itu? Ciri-ciri gadis itu terlalu pribadi, adakah yang lebih umumnya lagi?

“Siapa? Apa aku mengenalnya?”

“Sangat,” balasnya dengan singkat, padat dan tidak jelas.

Dia berjalan mendahuluiku. Meninggalkanku dengan seribu pertanyaan. Gadis mana yang sangat aku kenal dulu? Yuri ‘kah? Tidak mungkin, dia saja selalu datang telat dan juga dia tidak pernah duduk di depan.

Kyuhyun menghentikaan langkahnya lalu membalikan tubuhnya lagi ke arahku. “Ah ya, satu lagi. Dia gadis bodoh yang punya kemampuan mengingat sangat sedikit.” Tambahnya lagi lalu kembali berjalan menjauh.

“Eomma, aku berangkat.” Pamitku sambil meenggendong tas berisi keperluanku untuk ke pantai.

“YYA, tunggu.”

“Apa?”

“Pakai ini dulu. Biar kulitmu halus, lagi pula disana nanti panas.” Kata eomma menunjukan botol body lotion ke hadapanku.

“YYA, shireo!”

“YYA, kau ini perempuan atau apa? Pakai ini kalau mau dibilang perempuan.”

“Andwee!”

Aku tidak pernah memakai body lotion saat pergi, pakai bedak juga tidak pernah. Apalagi memakai lipstick, menjijikan.

“YYA, Cho Kyuhyun tunggu aku!”

Kulebarkan langkahku untuk bisa berjalan sejajar dengannya. Kakiku juga tak kalah panjang, tapi langkah lelaki ini jauh lebih lebar.

“Apa kau sudah tahu?” tanyanya dengan tatapan menyelidik.

Aku hanya menggeleng lemah, dan dibalas dengan dengusan menyebalkan darinya. “Tapi yang aku ingat, aku juga tidak suka memakai body lotion dan juga alat make up, saat memakainya aku terasa seperti monster. Hhh–“

“YYA sebenarnya apa yang kau pikirkan?” cicit Kyuhyun dengan keras. Apa dia sedang marah?

“Bagaimana bisa aku menyukai gadis gila sepertimu? Hah, bahkan kau sama sekali tidak ingat sifatmu sama sekali. Ya Tuhan, kenapa aku bisa mencintai gadis bodoh seperti dia!”

Tanpa sadar air mataku telah berderai di permukaan pipiku. Aku hanya bisa tertawa miris. Kejadian saat itu terulang lagi, tapi kali ini tidak ada Luhan yang akan memberikanku petuah gagalnya.

“Hhh, Cho Kyuhyun. Kau memang hebat menghempaskan perasaan seorang wanita. Aku muak dengan kata–katamu, kata–kata yang berhasil menghancurkanku secara perlahan. Aku mohon, berhentilah bersikap seolah kau seorang penakluk wanita. Aku membencimu, Cho Kyuhyun.”

Ini terlalu sakit untuk dapat kuterima. Jika ia berniat untuk bercanda, di mataku akan berbeda arti. Di sini, di ulu hatiku masih tersimpan sejumput perasaan cinta.

Kubalikkan tubuhku ke arah lain, berniat untuk meninggalkan posisi semula.

“Kau salah Young. Aku mohon, dengarkan kata–kataku seperti dulu lagi. Kau tidak bodoh, kau terlalu pintar untuk cepat menyadari sinyal yang kuberi saat itu, tapi terlalu awal untuk kuketahui perasaanmu, terlebih lagi appa yang melarangku untuk berpacaran. Sesaat setelah aku menolakmu, aku memang sengaja mengacuhkanmu seolah kita tidak pernah kenal, itu karena aku takut kau akan tetap menaruh banyak harapan padaku. Maafkan aku Young, dan aku mohon jangan pernah membenciku, karena itu akan membuatku sakit. Aku mencintaimu Young.”

Rasanya air mataku tidak juga berhenti mengalir, malah bertambah deras. “Kau egois, Kyu.”

Tanpa izin, ia langsung menarik tubuhku ke dalam pelukkannya. Air mataku sudah membekas di atas bajunya, dan Kyuhyun semakin mengeratkan dekapannya. Tidak lama kemudian, ia mendorong tubuhku menjauh. Disejajarkan kepalanya dengan kepalaku, ia menatap mataku dalam.

“Aku tidak mungkin membiarkanmu tersakiti lagi. Jadilah kekasihku!”

Sesak, bahkan rasanya aku seperti kehilangan asupan oksigen. Dia mengangguk lemah, seolah ia tahu apa yang kini tengah bersarang di otakku.

“I do,”

Senyuman tipis kini terlukiskan di lekuk bibirnya yang penuh itu. Aku menyukai senyum itu, senyum yang akan jadi lekuk bibir favoritku.

FIN

[Note again] Otteokhe? Jelek banget pasti endingnya juga enggak jelas, tapi nrfa mohon tetep RCL ya yang mana yang jeleknya, biar nrfa bisa belajar lebih bagus lagi. Buat kalian para pembaca Happy Ending, mian nrfa enggak bales comentnya satu-satu tapi nrfa baca kok. Untuk Happy Ending, nrfa udah berniat mau bukin before storynya dulu, eh tapi malah stuck di kata-kata. Tunggu aja, syukur-syukur kalo ada yang kasih ide, hahaha. Thanks for reading it.



A Lover (Part 3)

$
0
0

ALOOVVECast :

  • Choi Sooyoung
  • Cho Kyuhyun
  • Wu Yi Fan
  • Oh Jiho

Genre:

AU, Romance, Flat(?)

Rating:

General

Disclaim:

This’s my poster and story. Actually the cast(s) are belong to their mom and God~

~~~~~~

Kyuhyun masih memandangi Kris dengan tatapan penuh tanda tanya. Sepertinya, begitu banyak hal yang tidak terduga sekarang dan membuatnya bingung. Ah ya, dan penasaran juga.

Eh penasaran? Sejak kapan Kyuhyun penasaran dengan sesuatu?

“Jadi, pria tua itu tunangan Sooyoung?”

Kris menatapnya sambil menaikkan alisnya menggoda. “Dan kau percaya?”

Kyuhyun mengerutkan keningnya bingung. Hingga ia tersadar, dipukulnya dengan keras pundak Kris.

“Kau bermain-main huh? Memang kau pikir apa perduliku dengan Sooyoungmu itu?” kesal Kyuhyun. Kris hanya terkikik.

“Sebenarnya, aku tidak sepenuhnya berbohong. Well, mereka pernah hampir bertunangan.” Ucap Kris memulai cerita. Sedangkan Kyuhyun disampingnya masih diam, mencoba mendengar cerita sahabat dekatnya ini.

“Lalu?” Tanya Kyuhyun tanpa minat.

“Mereka itu dijodohkan. Aku juga sepemikiran denganmu. Bagaimana bisa orangtua Sooyoung mau menjodohkannya dengan lelaki yang bahkan cocok menjadi kakak iparnya itu? Sebenarnya lagi, dia belum terlalu tua. Masih berumur 35 tahun.”

35 tahun? Masih? Tidak tua? Jika aku menjadi Sooyoung aku sudah akan lari sebelum pertemuan keluarga dilakukan. Kyuhyun asik membatin di dalam hati.

“Sooyoung menceritakan itu padaku. Saat itu, aku belum memberitahunya bahwa aku menyukainya. Jadilah, aku mendiamkan cemburuku sendirian saat dengan malu-malu ia bercerita Jiho sangat perduli padanya.”

Kyuhyun kini menoleh menatap Kris.

“Dan suatu hari lagi, ia datang padaku dengan mata sembab. Ia bercerita bahwa ia rasa ia menyukai Jiho. Hancurlah hatiku saat itu. Namun yang aku herankan, mengapa ia menangis. Dan ia menjawab. Bahwa selama ini ternyata Jiho hanya menganggapnya sebagai adik. Lelaki itu meminta Sooyoung membantunya menggagalkan pertunangan itu karena ia telah memiliki kekasih. “

Kyuhyun terlihat antusias. Entah mengapa ia merasa kesal pada lelaki bernama Jiho itu. Sudah tua, pakai acara menolak Sooyoung, lagi. Meski ia dan Sooyoung sering beradu mulut, ia tidak bisa memungkiri bahwa Sooyoung itu cantik. Dan ia yakin, semua lelaki –kecuali dia- pasti benar-benar melt-hearted jika sudah mengenal Sooyoung. Dan Jiho menolaknya? Tidak ada lelaki seumuran 35 tahun yang akan disukai Sooyoung lagi setelah Jiho. Seharusnya pria tua itu merasa beruntung!

Kyuhyun masih asik dengan pemikiran-pemikiran di dalam benaknya. Tak sadar jika Kris sudah merasa jengkel berpikir bahwa ia bercerita bersama orang yang pikirannya entah kemana.

“Appo!” Ringis Kyuhyun saat Kris mendorongnya keras mengakibatkan antukan kecil dikepalanya yang menurut dirinya sendiri mengandung otak jenius itu.

“Kau mendengarkanku tidak?”

“Eh? Aku mendengarlah.” Kata Kyuhyun sambil mengusap kepalanya membuat Kris menghela nafas.

Ia lalu menyalakan mobil lalu mulai menyetir. Sedangkan Kyuhyun masih menatapnya, penasaran akan cerita gantung tadi. Namun tak kunjung Kris melanjutkan cerita itu. Kyuhyun sendiri merasa gengsi untuk meminta mendengarkan cerita mengenai Sooyoung lagi.

“Ehem..” Dehem Kyuhyun, berusaha mengalihkan perhatian Kris agar bercerita lagi.

“Wae?” Bingung Kris. Kyuhyun menatapnya lalu menggeleng cepat dan menampakkan sederet gigi putihnya.

Kris menatapnya bingung lalu kembali fokus menyetir. Kyuhyun berdecak.

Lagipula, mengapa ia merasa penasaran dengan cerita tentang Sooyoung dan lelaki bernama Jiho itu? Tentang hubungan mereka sekarang. Apakah mereka akan kembali bersama? Karena yang Kyuhyun lihat Jiho mendekat pada Sooyoung.

Tapi bukankah itu termasuk hal privat? Dia orang baru dan tak seharusnya merasa penasaran lebih jauh dengan kehidupan musuh-barunya-yang-cantik itu. Ya benar.

Tapi Kyuhyun tetap dan masih saja penasaran.

“Aku bosan melihatmu, kau tahu.”

Kyuhyun hanya tersenyum mengejek. “Aku lebih bosan daripada kau.”

Sooyoung memutar bolamatanya lalu kembali mengantri makanan yang antriannya ternyata telah menjadi gilirannya. Ia memesan beberapa makanan yang tampak mengajaknya dengan kira-kira seperti ayo-makan-aku atau aku-lebih-manis-rasanya atau juga hargaku-murah-dan-tak-kalah gurihnya. Entahlah. Hanya Sooyoung yang bisa melihat perkataan perkataan yang keluar dari makanan itu.

Seperti biasa Kyuhyun mencoba mengejeknya. Ia mendekatkan bibirnya ketelinga Sooyoung yang berada di depannya. “Kau jangan tampak rakus sekali. Elegan sedikitlah. Makan dulu, baru pesan lagi.”

Sooyoung memejamkan matanya malas. Dihentakkannya flat shoes yang baru ia beli itu diatas sneakers biru dongker yang Kyuhyun kenakan itu dengan sekeras mungkin.

Kyuhyun menggigit bibirnya-nyaris berteriak kesakitan. Memar itu! Memar yang baru akan sembuh diujung jarinya ketika tertabrak tiang basket kini berdenyut keras.

Masih meratapi nyeri di kakinya, ia masih dapat menangkap gerakan Sooyoung berbalik akan pergi dengan nampan penuhnya itu. Ia hanya tersenyum tanpa dosa dan mengatakan sesuatu tanpa suara.

‘Mati kau, Cho Kyuhyun. Kkk~’

Kyuhyun menatapnya penuh dengki. Ia masih asik mengeluh hingga suara menyadarkannya.

“Maaf tuan, apa anda jadi memesan? Antrian dibelakang anda masih panjang, tuan.”

Bruk!

Sooyoung yang masih asik dengan bulgoginya terpaksa mendongak dan hampir tersedak mendapati wajah Kyuhyun yang tampak berusaha sok cool namun kelihatan aneh berdiri di depannya.

Kyuhyun menarik kursi di depan Sooyoung lalu duduk dan mulai memakan makanannya. Mendiamkan Sooyoung yang tampaknya protes itu.

“Yya! Sejak kapan kau aku izinkan duduk disana?” Sungut Sooyoung. Kyuhyun berhenti menyumpit. Ia menatap Sooyoung lalu mengedikkan bahunya.

“Kau pikir cafe ini milikmu? Sudah,makan saja! Lagian cafe sudah penuh, tidak ada kursi untukku duduk lagi.” cuek Kyuhyun. Sooyoung melebarkan matanya yang sudah lebar itu.

“Yya, kau mau aku suapkan makananmu ke dalam mata besarmu itu?”

Kekesalan Sooyoung sudah sampai ubun-ubun. Apa lelaki ini tidak memiliki tata krama sama sekali?

Kini mata Kyuhyun yang membulat. Ditatapnya Sooyoung yang tersenyum puas itu dengan sengit.

“Ya! Aish jinja!” Rutuknya menatapi ramyeonnya sudah berwarna merah, kebanjiran saus toko ini yang terkenal pedasnya.

YYA! Apa lagi yang kau lakukan, ha? Apa setiap hembusan nafasmu kau diciptakan untuk membuat wajahku cepat keriput akibat kesal terus, hah?” Sergah Kyuhyun. Dengan cepat ia mengambil sendok lalu menyingkirkan saus-saus yang belum tercampur kedalam mangkuk kecil yang ada di sampingnya. “Kau kekanakan sekali!” Dumel Kyuhyun.

“Lagian kau mencari masalah denganku. Dan kau puitis sekali untuk memarahiku. Pakai bawa bawa hembusan nafas segala. Kalau mau menarik hatiku dengan kata puitis-mu bisa tidak dengan cara yang lebih manis? Dan lagi, kekanakan?” cerocos Sooyoung dengan naif. Membuat Kyuhyun menatapnya kaget dan perutnya terasa geli mendengar kata-kata yang terucap dari mulut Sooyoung.

“Kau..gila!” Ucap Kyuhyun lalu berdiri dan meninggalkan cafe itu.

Sooyoung menatapnya menjauh lalu kembali mendumel.

“Apa yang salah?” katanya bingung. Ia kembali mengedikkan bahunya dan memakan makanannya lagi.

Kyuhyun bersiul pelan menelusuri lorong – lorong apartemen yang sunyi dan kecil itu. Matanya bergantian menatap kedepan dan ke samping – sampingnya, mencari dengan telisik pintu bernomor 276.

“274..275…nah ini dia.” Gumamnya. Ia sudah akan memencet bel saat sayup – sayup ia mendengar pembicaraan bernada serius dari dalam sana.

“Sooyoung-ah, dengarkan aku.”

“….”

“Aku mencintaimu, apa yang harus kutaruhkan mengenai perkataanku ini? Beritahu aku.”

Kyuhyun menarik kembali tangannya. Ia mengernyit heran. Ditajamkannya pendengarannya.

Sayup – sayup ia mendengar helaan nafas berat. Perkiraannya, pemilik aparte –Kris- dengan Sooyoung berbicara di belakang pintu. Terang saja! Helaan nafas saja bisa terdengar.

“Maafkan aku, Kris..”

“Ania.. Ania.. Nae gwencana.”

Kyuhyun manggut – manggut mengerti. Kayaknya sih, Kris sedang mengutarakan perasaannya kembali dan Sooyoung menolak bahkan menghindar untuk menjawab bagaimana perasaannya terhadap Kris.

Decitan kenop pintu membuatnya terlonjak kaget. Dan lupa untuk bersembunyi.

Sooyoung menatapnya kaget –setelah membuka pintu.

“Idiot?”

Kyuhyun yang menggaruk tengkuknya gugup sontak membulatkan matanya dengan sempurna. “Nde? Idiot?” Tanyanya tak terima.

Sooyoung masih menatapnya kaget. Tak pelak ia mengangguk tanpa sadar.

JTAKK

“YAK! NEO!” Cemprengan Sooyoung keluar, berbeda sekali dengan suara lembutnya yang Kyuhyun dengar sayup – sayup tadi.

“Kau berani menjitakku hah?” Katanya kesal sambil menunjuk – nunjukkan jari telunjuknya yang indah di depan mata Kyuhyun. Kyuhyun melipat tangannya di depan dada, angkuh.

“Geurae. Aku idiot, maklumi saja jika aku menjitakmu sesuka hati.” Katanya dengan penekanan di kata idiot.

Sooyoung menatapnya tak terima. Namun ia tak punya kata – kata apapun untuk membalas. Dikatakan skak-mat, Sooyoung merasa gengsi mengakuinya.

Ia berdehem lalu merapikan posisi tasnya. “Idiot memang begitu. Untung kau sadar diri.” Ucapnya membela diri.

Dari tadi, Kris hanya diam menatapi dua anak manusia yang berseteru ini. Dileraipun tak mempan. Ia jadi teringat kejadian beberapa hari lalu, dimana ia jogging bersama keduanya.

“Aku.. pulang dulu Kris.”

Kris menatapnya lalu tersenyum lembut. Dia mengangguk pelan lalu melirik Kyuhyun yang berada di sampingnya.

“Ahh.. Kyuhyun-ah, antar Sooyoung pulang.” Perintahnya. Kyuhyun mengangguk ringan. Namun beberapa detik kemudian ia siuman dari lamunannya. “Apa? Andwe!”

Sooyoung menatap mereka bergantian lalu tertawa hambar. “Ania, Kris. Aku bisa pulang sendiri.”

“Tapi tidak sekarang. Sudah malam dan tidak baik gadis sepertimu berkeliaran pada waktu 30 menit sebelum dini hari.”

Kyuhyun menatapnya aneh.”Yak! Kalau mau, kau saja yang mengantarnya. Kau tega sekali mengusirku. Kan aku ta-mu!” Sergahnya cepat. Kris tampak terdiam mencari alasan.

“Aku.. Aku akan mempersiapkan cemilan kita. Kan tujuanmu kesini untuk menonton bola bersama kan? Makanya cepat sekarang antar Sooyoung!” Kris mendorong pelan bahu Kyuhyun membuat lelaki itu mau tak mau mengangkat kakinya dari depan apartemen sahabatnya itu.

Kris tersenyum pahit menatapi dua punggung yang menjauh itu.

Bukannya ia tak mau mengantar Sooyoung. Tapi mengingat apa saja yang baru mereka bicarakan, ia tentu tak mau suasana di mobil nanti menjadi canggung.

Ia lalu masuk dan mengunci apartemennya dan melakukan apa yang ia katakan pada Kyuhyun- mempersiapan peralatan begadang mereka demi sepak bola untuk malam ini.

Kyuhyun berjalan cepat di depan Sooyoung.

Sooyoung menatapnya tak enak. “Jika kau tak mau mengantarku, kau cukup menunggu di lobi selama beberapa menit untuk mengelabui Kris. Aku akan pulang sendiri naik taxi.”

Kyuhyun membalikkan badannya lalu tersenyum meledek.

“Tidak usah sok tidak enak begitu, aku akan mengantarmu.”

Jika suasana hati Sooyoung sedang tidak kacau sekarang, ia pasti sudah membalas ledekan idiot di depannya ini minimal dengan jitakan maut yang akan mendarat di kepala Kyuhyun.

Kyuhyun membuka pintu mobil kemudinya sendiri saat sudah sampai di parkiran. Beberapa menit ia menunggu namun gadis yang ia tunggu tak kunjung datang.

Bingung, ia mendongak kebelakang. Mengintip dari celah jendela untuk mengetahui dimana Sooyoung sekarang.

Ia mendecak kesal saat melihat gadis itu berhenti tepat di belakang mobilnya sambil menunduk.

Dilepasnya seat belt yang sudah terpasang. Dengan langkah tak sabaran ia mendekati Sooyoung dan cukup kaget saat mendapati seorang lelaki yang tengah ada di hadapannya.

Kyuhyun tak mau tahu siapa pria itu. Dengan lantang, ia menyeru pada Sooyoung agar cepat masuk kedalam mobil.

“Ya! Ppalliwa. Aku masih ada urusan setelah mengantarmu!” Katanya tak sabaran. Pria dihadapan Sooyoung berbalik serentak dengan Sooyoung yang menengadahkan kepalanya.

“Kau…” Desis Kyuhyun kaget. Lelaki itu mengerutkan keningnya.

“Sepertinya kita pernah bertemu..” Gumamnya tampak berpikir keras mengingat rupa Kyuhyun.

Kyuhyun tak mengindahkan gumaman lelaki itu. Ia malah menatap Sooyoung tajam sambil mengarahkan dagunya kedalam mobil.

“Ppalliwa.” Katanya singkat lalu kembali masuk kedalam kemudi. Tak lama kemudian Sooyoung masuk dan menatap Kyuhyun ragu.

“Mian.” Ucapnya singkat lalu menatap lurus ke depan.

Kyuhyun menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Tadi dia bersikap lembut dan tak enakan, sekarang minta maaf. Apa kepalanya terbentur sesuatu? Batin Kyuhyun.

Kyuhyun menyalakan gasnya dan meninggalkan area apartemen itu sebelum sekilas ia melihat lelaki tadi -pria tua- menatap lirih ke jendela Sooyoung.

Jalanan sepi lengang. Membuat Kyuhyun menambah laju kecepatan mobilnya menembus sudut-sudut distrik Itaewon dengan tak santai.

Mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Mengakibatkan suasana hening tercipta di mobil Audy keluaran terbaru milik Kyuhyun itu.

“Maaf jika aku mengusik privasimu..” Kata Kyuhyun menggantung dengan ragu. Sooyoung yang menatap jendela disampingnya sekarang mengalihkan pandangannya ke depan, menandakan ia menyimak benar perkataan Kyuhyun.

“Apa sebenarnya hubungan kalian? Ani ania.. Maksudku, dia itu siapamu? Ehm… Anirago, maksudku itu.. Dia itu pacarmu? Atau kalian memiliki hubungan serius?” Tanya Kyuhyun dengan lirikan samar yang ditujukan pada Sooyoung.

Sooyoung tersenyum melihat Kyuhyun yang tampak ragu menanyakan hal itu padanya.

“Eh? Maaf jika aku… Ah ani, lupakan saja!” Sergah Kyuhyun saat keheningan kembali datang. Sooyoung mengulum senyumnya. Geli melihat Kyuhyun yang mendadak manis seperti ini. Eh? Manis?

“Aku kesini untuknya. Untuk hubungan renggang kami. Mungkin untukku tersendiri, untuk mencoba menyambung kerenggangan itu.”

Kyuhyun mengernyit bingung. Ia memelankan laju mobilnya saat sadar apartemen Sooyoung sudah agak dekat. Sengaja menambahkan waktu mereka untuk mendengar cerita Sooyoung.

“Ahh.. Mianhae membuatmu bingung.” Kata Sooyoung sambil menggaruk belakang telinganya yang tak gatal sama sekali.

“Dia itu.. anak teman ayahku.”

Kyuhyun menatapnya dari spion. Ia menajamkan pendengarannya. Tahu bahwa pria tadi bukan hanya merupakan  ‘anak teman ayah’ bagi Sooyoung.

“Kami nyaris bertunangan. Dan gagal. Karena ia memiliki pacar sebelum kami dijodohkan.”

Kyuhyun manggut-manggut. Sebenarnya ia sudah tahu. Hanya saja, entah kenapa nuraninya menuntut agar mendengar hal itu langsung dari Sooyoung.

“Sedihnya, pacar itu Choi Soojin, kakak kandungku sendiri.”

Kyuhyun meliriknya kembali. Raut wajah gadis itu menjadi mendung, membuat ia merasa sedikit bersalah.

“Ahh.. Geuraeyo..” Katanya sambil mengerem mobil ketika telah sampai di depan apartemen gadis itu.

Sooyoung menatap keluar lalu berbalik dan menatap Kyuhyun lama. Membuat lelaki itu berulang kali mengalihkan pandangannya, salah tingkah.

“Kau tampan, Cho.” Paparnya tiba-tiba. Kyuhyun menatapnya terkejut.

“Hm..B-benarkah?”

“Ya. Matamu bersinar, wajahmu menenangkan, rahangmu tegas, rambutmu indah, kulitmu sepertinya halus, kau tinggi, mapan, dan tampan. Well hanya gadis bodoh yang tak mengakui hal itu semua, Cho.”

Kyuhyun merasa kupingnya panas dan memerah. Sial. Dengan memalukan ia telah gugup dan salah tingkah saat Sooyoung memujinya seperti itu.

“Menurutmu, hmm siapa gadis bodoh itu?”

“Mungkin ini memalukan untukmu ataupun diriku sendiri, namun aku dengan senang hati mengakui bahwa aku merupakan gadis bodoh dalam pengecualian tadi.”

Setelah itu mobil hanya dihiasi tawa Sooyoung yang terdengar menyenangkan. Kyuhyun tak bereaksi. Ia masih merasa malu karena otaknya sudah memainkan pemikiran-pemikiran mustahil. Contohnya, pemikiran bahwa Sooyoung mulai suka pada dirinya.

“Ck! Tak lucu.” Decak Kyuhyun lalu memandang kedepan.

Sooyoung berangsur menghentikan tawanya lalu tersenyum lembut kearah Kyuhyun meskipun lelaki itu tak melihatnya.

“Idiot…”

Kyuhyun menoleh. Sepertinya, idiot adalah nama koleksi terbaru yang ia miliki dari Sooyoung.

“Apa?” Sahutnya. Sooyoung tersenyum lebar.

“Bukankah kau berpikir lebih baik kita berteman?”

Kyuhyun menaikkan alisnya bingung. “Berteman?”

Sooyoung mengangguk. “Nde. Apa kau tak menyadari? Kita selalu bertengkar jika bertemu. Aku berpikir bahwa itu tidak bagus mengingat kau dan Kris berteman. Dan Kris juga temanku. Eotthae?” Tanyanya dengan berbinar.

Kyuhyun masih menatapnya. Sooyoung mengajaknya berteman?

Tapi, Kyuhyun membenarkan ucapan Sooyoung tadi. Mereka memang sering sekali bertengkar. Ani, bukan sering namun selalu jika sudah bertemu.

Tak lama Kyuhyun menarik ujung bibirnya. “Arrayo. Kita berteman.”

“Assa!” Kata Sooyoung menjentikkan jarinya. Ia keluar dari mobil lalu menunduk sedikit agar dapat melihat Kyuhyun dari jendela.

“Kita berteman?” Katanya menjulurkan kelingkingnya. Kyuhyun menatapnya lama sebelum akhirnya ia ikut menautkan kelingkingnya di jari mungil Sooyoung.

Sooyoung tersenyum lalu siap berbalik. Belum sempat ia melangkah, Kyuhyun menyebut namanya membuat ia membalikkan badan.

“Karena kita sudah berteman, aku ingin memberitahumu sesuatu.”

Sooyoung menatapnya penasaran sambil memutar tubuhnya sendiri menghadap Kyuhyun. “Apa itu?”

Kyuhyun tersenyum samar. “Aku mungkin tidak tahu apapun. Tapi menurutku lebih baik kau mencoba melupakannya dan mencoba membuka hatimu pada lelaki lain, seperti Kris misalnya. Maaf jika aku lantang.”

Untuk beberapa detik, Sooyoung terdiam. Namun setelahnya ia mengeluarkan senyum tipis, sangat tipis meski begitu Kyuhyun dapat melihatnya.

“Geurae, Idiot yang menjadi temanku. Aku terima saran darimu. Gomawo.” Gumamnya terakhir.

Kyuhyun menaikkan alisnya seakan berkata itu-tidak-masalah.

Sooyoung kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda. Kyuhyun sendiri masih menatapi punggung yang kian menjauh itu.

Secarik senyum menghiasi bibirnya. Rasanya baru beberapa detik saja mereka masih bertengkar hal-hal sepele. Namun beberapa detik juga ia baru ingat bahwa Sooyoung memintanya berteman.

Musuh cantik yang diam-diam menarik hatinya itu mengajaknya berteman.

Kyuhyun tersenyum lalu menancapkan gasnya menembus lengang jalanan disekitarnya.

Kyuhyun berjalan tak sabar menuju parkiran lalu mengemudikan mobilnya dengan kesal ke arah apartemen yang baru tadi malam ia kunjungi, apartemen Sooyoung.

Kris pergi menemani kakak perempuannya sedang melahirkan tadi pagi sekali dan langsung meninggalkan Seoul menuju Kanada, tempat suami kakaknya bertugas sekaligus rumah keduanya.

Apa yang membuatnya kesal, ya?

Kris dengan seenaknya meminjam proposal yang akan diajukan pada presdir di perusahaan tempatnya akan berkerja alias ayahnya sendiri. Lalu ia menitipkan itu pada Sooyoung tadi pagi sekali.

Proposal itu kan sifatnya rahasia apalagi baginya. Bagaimana jiwa ingintahu Sooyoung timbul dan ia mengacak serta membaca semua isi proposalnya? Apalagi ayah Sooyoung adalah salah satu presdir perusahaan yang bersaing ketat dengan perusahaan ayahnya di Seoul. Bagaimana jika Sooyoung melaporkan pada ayahnya tentang apa isi proposal itu?

Terlalu banyak pertanyaan yang mendatangi pikirannya. Membuat ia geram dan bersumpah akan menggunduli Kris jika hal yang ditakutinya benar terjadi.

Dengan ragu ia melangkah kedalam sana ketika sampai. Ia pernah dengar dari Kris bahwa gadis itu tinggal di nomor yang sama dengan nomor apartemennya meski beda apartemen. Berarti, nomor 276.

“Gotcha!” Desisnya ketika mendapat sebuah pintu bercat biru tua dengan palang bernomor 276.

Ragu, ia menekan bel yang ada disamping kenop pintu itu.

Setelah beberapa kali menekan dengan tidak sabaran, akhirnya pintu itu terbuka.

Ia menatap Sooyoung bingung. Wajahnya memerah dan senyum tak lepas dari bibirnya. Rambutnya berantakan dan pakaiannya masih yang tadi malam, membuat Kyuhyun berkesimpulan bahwa di jam 11 siang seperti ini masih ada anak gadis yang baru bangun tidur dan belum mandi.

“Eohh… Kyuhyun-ah! Kau datang?Hehehe.” Desisnya lalu berbalik dan berjalan menuju ruangannya. Ia berbalik mengisyaratkan lelaki itu mengikutinya.

Kyuhyun menurut. Setelah menutup pintu, ia berjalan mengikuti Sooyoung yang ternyata membawanya keruang tamu minimalis itu.

Matanya membulat mendapati beberapa botol yang sangat dikenalnya bertebaran di lantai dan sofa berwarna salem pink itu.

“N-Neo.. Ya! Kau mabuk?!” Seru Kyuhyun kaget. Dengan cepat ia mendekati Sooyoung yang akan meminum alkohol berjenis Jack.D lalu  merampasnya kasar.

“Ya ya ya! Kau kemari datang-datang mengacau saja!” Ungkap Sooyoung. Ia berdiri meskipun sempoyongan lalu berusaha merebut Jack.D yang diacung-acungkan Kyuhyun keatas.

“Aku hanya minum sedikit! Berikan padaku!” Erangnya. Kyuhyun tetap keukeuh dan tetap mempertahankan botol itu digenggamannya hingga Sooyoung jatuh terduduk di Sofa sambil meracau tidak jelas.

“Berikan padaku Kyuhyun! Kau bilang aku harus melupakannya! Dengan begini bebanku terangkat. Aku bisa melupakannya! Hahahaha. Aku hebat, bukan? Makanya berikan itu padaku!” Racaunya.

Entah apa yang membuat Kyuhyun prihatin melihatnya. Gadis itu tampak rapuh dibalik semua kejahilan yang ia lakukan.

Dengan sekali gerakan ia meneguk habis minuman yang ada ditangannya membuat Sooyoung terkekeh.

“Cih! Bilang saja kau ingin minum!” Ledeknya.

Telinganya memerah. Ia tak tahan alkohol, namun ia tetap meneguknya hingga tetes terakhir hinggap di kerongkongannya.

Tak pernah sekalipun ia menyentuh alkohol, dan kali pertama ia meminumnya disini, bersama musuh-ani teman cantiknya.

Sooyoung berjalan mendekati Kyuhyun yang akan duduk di sofa diseberangnya lalu dengan sigap menarik botol dari tangannya.

Kyuhyun belum siap untuk menarik kembali membuat Sooyoung merasa ringan ketika ia menariknya.

BRUK

Sooyoung meringis mendapati denyutan-denyutan kecil menghampiri tengkorak belakangnya saat kepalanya bertemu dengan lengan sofa berlapis kayu itu secara tiba-tiba dan kasar.

“Argh!” Erangnya pelan.

Kyuhyun yang memejamkan matanya kini perlahan membukanya. Hingga ia kaget –dengan segenap kesadarannya- saat ia mendapai tubuhnya meniban tubuh Sooyoung di sofa yang ada disitu.

Jika seorang ahli tahu bisa datang padanya dan bercerita tentang hal indah lain, mungkin Kyuhyun bisa mengalihkan pandangannya dari mata bulat Sooyoung yang indah sedang ikut menatapnya.

Tangannya tanpa terkomando menelisik lekuk wajah bulat Sooyoung dengan hati-hati. Menyingkirkan rambut-rambut nakal yang menutupi beberapa centi bagian dagu hingga perpotongan lehernya.

Sooyoung sendiri menahan nafas ketika kulitnya bertemu dengan kulit hangat milik Cho Kyuhyun. Nafasnya tak terkendali ketika ia juga merasa hidung mungilnya dihembusi oleh hela nafas Kyuhyun. Itu menyadarkannya bahwa jarak mereka bahkan tak sampai 5 cm lagi.

Ia semakin sadar kala sesuatu yang bertekstur lembut membasahi bibirnya dengan perlahan.

Kyuhyun menutup matanya sambil memainkan bibirnya diatas bibir plum Sooyoung yang tak pernah terjamah itu.

Sooyoung ingin marah. Ciumannya yang pertama diambil oleh orang yang bahkan tak terlalu dikenalnya. Namun ia hanya bisa diam, dan parahnya ia ikut menutup mata dan menyambut lengan Kyuhyun yang menuntunnya agar berpangku di bahu tegap milik lelaki itu.

‘Sialan! Kenapa aku tak mau berhenti?’

Kyuhyun berusaha mengenyahkan pikirannya untuk mencium Sooyoung lebih dalam. Namun semakin ia berusaha melepasnya tak terkontrol ia malah mengintenskan ciuman mereka.

‘Aku baru tahu bahwa efek minum alkohol segila ini.’

TBC

Haloha ‘-‘)/

Aku kembali dengan membawa fanfic lama yang gak terlalu lama (maksudnyaa-,-) :3

Sebenrnya ini mau aku post ntar aja. Tapi mengingat udh deket puasa dan ini juga ada adegan ciumannya *jderr* jadi aku update aja sebelum puasa wkwk ^^v

Aku mau update Sweetest Pain tapi belum ada ide, apalagi yang The Angel  The Devil series itu.

Buat Between Love  Truth, aku mikir mungkin ada beberapa adegan yang tak patut dibaca pas bulan suci nanti *ceile* jadi aku pending dulu ya._.

Jadi, sorry to say, ff aku SEMAKIN BANYAK YANG MENUMPUK PUK PUK *joget*

Well gak semua dari kalian tahu ff aku yang mana aja, tapi ada beberapa reader yang menurutku kece *aseek* masih nagih2 dan inget cerita awaman kayak Sweetest Pain, A Lover, dan TA&TD series :’) *tebar bunga*

Udah ah, kalau di pikir-pikir, aku sering banget pidato panjang-panjang di penghujung cerita-_-

Akhir kata, aku minta maaf sama kalian. Jika ada kesalahan dan kata-kata yang selama ini mengusik pikiran kalian, mungkin aku ada berkata kasar atau apa.

Terima kasih sudah mau beteman dengan saya, membaca karya amatiran saya, memberi saya semangat, memuji saya, mengkritik saya, membantu saya, suka cita mengenai Kyuyoung sama saya, menyapa saya, dan menerima saya di keluarga besar KSI (kayak mau kemanaa aja)

Finally, Minal Aidin Wal Faidzin, Knightdeul{}

Bubayyy~~~

 

 

 


Nde, Sajangnim [Five; Smelly Sooyoung]

$
0
0

 

hgfgfg

Title : Nde, Sajangnim! [Five; Smelly Sooyoung]

Author : MayangA a.k.a sookyubiased

Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung

Other Cast: Find it yourself!

Genre: Romance, Family

Rating : General

    Length : Series

Disclaimer! I own the story and cover. All the cast is belong to God and themself but Siwon is mine~ *PLAK*

Smelly Sooyoung

 

Delapan. Sudah delapan kali Sooyoung mengganti posisi tidurnya. Ia merasa sangat asing dengan suasana kamar yang memang bukan miliknya. Padahal ia sudah memaksakan dirinya tidur sejak tadi. Sooyoung memang sempat tertidur untuk beberapa jam, namun kini ia sepenuhnya terjaga dan tidak merasakan kantuk sama sekali.

 

“Aku benar-benar tidak terbiasa tidur dirumah orang lain!” akhirnya Sooyoung bangkit dan mendudukan tubuhnya. Percuma memaksakan diri tertidur karena ia juga tak mengantuk sama sekali.

 

“Aigo… sedapnya minum cokelat dini hari…” Sooyoung menghirup dalam-dalam aroma cokelat panas yang diseduhnya. Ya, daripada ia memaksakan diri untuk tidur lebih baik ia menenangkan monster-monster diperutnya dengan segelas cokelat hangat. Memang ia merasa tidak enak karena ini bukanlah dirumahnya, tapi toh yang punya sedang tidur nyenyak.

 

“Aku heran kenapa kau tetap saja kurus, padahal kau gemar sekali makan. Dan cokelat pada malam hari? Ck. Gadis normal akan berpikir ribuan kali untuk menyentuhnya.” Sooyoung hampir saja menjatuhkan mug ditangannya kalau saja ia tidak menahan diri. Sejak kapan Kyuhyun bersandar di kitchen set?

 

“Aaa…anu…aku…” Kyuhyun mendekati Sooyoung. Membuat Sooyoung memundurkan tubuhnya setiap Kyuhyun melangkah mendekat. Gadis itu mencengkram kuat pegangan mug, tak perduli tangannya terasa mulai panas. Ketika tubuhnya telah menubruk pintu lemari dingin, gadis itu akhirnya memejamkan matanya dan menahan nafas. “Kenapa kau setakut itu padaku?” tanya Kyuhyun yang kini sedang memandanginya aneh. “Aku hanya ingin mengambil air di kulkas” lanjutnya.

 

Sooyoung membuka matanya perlahan dan kembali bernafas normal. Me-ma-lu-kan! Bagaimana mungkin ia berfikiran jika Kyuhyun ingin menciumnya?

 

“Maaf sa-“

 

“Kau berharap aku menciummu ya?” Sooyoung ternganga. Meskipun ia memang berfikiran Kyuhyun akan menciumnya tapi ia tidak berharap! Sungguh!

 

“ANIYO!!” seru Sooyoung ketika Kyuhyun terus saja menggodanya sambil mencolek sikunya. Ish, siapa sih yang mengajarkan Kyuhyun jadi genit begitu? Kyuhyun terkikik memandangi ekspresi Sooyoung dengan rona di pipinya. Ingin sekali lelaki itu mencubit pipi chubby Sooyoung.

 

 

Sooyoung sudah berkali-kali menguap. Jam pulang sudah lewat sejak beberapa menit yang lalu. Para pegawai kantor yang lain sudah beringsut pergi dari kantor. Sooyoung? Gadis itu tidak bisa pulang karena menunggu Kyuhyun yang sedang mengurus entahlah itu dikantornya. Selain karena ia adalah sekretaris Kyuhyun, sekarang ia tinggal bersama pemuda itu. Jadi, tidak mungkin ia pulang duluan karena itu sangat tidak sopan.

 

“Aku ingin pulang…” keluhnya berkali-kali. Sooyoung akhirnya memilih mengistirahatkan kepalanya diatas meja. Mengejapkan sesaat matanya yang terasa amat berat. Yah, salah siapa ia tidur jam empat pagi padahal ia harus bangun jam 6?

 

“Sooyoung-ah…” Sooyoung merasakan seseorang mengelus-elus kepalanya. Menggangu dia yang baru saja akan terlelap!

 

“Sooyoung-ah!” ucap orang itu lagi. Sooyoung mendongakan kepalanya dengan malas. Menatap tajam siapa orang yang baru saja mengganggu istirahatnya. “Wae??”

 

Kris menyeringai menatap Sooyoung. “Hallo Sooyoung-ah” sapanya bersemangat. Sooyoung memutar bola matanya dengan kesal. “Yah kau lagi! Berhentilah mengganggu ketenanganku, tuan tiang listrik!” ucapnya tak senang. Kris tertawa jahil. Ucapan ketus Sooyoung seperti hal biasa baginya yang justru membuatnya semakin bersemangat untuk mencuri perhatian gadis tersebut.

 

“Ku lihat kau mengantuk dijam kerja…” ucap Kris sambil duduk dihadapan Sooyoung setelah menarik kursi dari meja kerja Onew yang ada disebrang meja Sooyoung. Sooyoung mendecih. “Jam pulang bahkan sudah lewat setengah jam yang lalu!” ucapnya datar. “Lalu kenapa kau masih disini?” tanya Kris santai. Sooyoung menggeram kecil. “Karena aku menunggu Cho sajangnim!”

 

“Kenapa kau menunggu Kyuhyun hyung?” tanya Kris lagi nampak belum puas dengan jawaban singkat Sooyoung. Sooyoung mencoba menahan emosinya agar tidak meluap.

 

“Karena aku sekretarisnya dan itu bukan urusanmu! Kenapa kau cerewet sekali hah?” bentaknya. Kris meringis kecil. “Maaf” lirihnya. Sooyoung memutar bola matanya. “Terserah!”

 

Kris akhirnya bertopang dagu. Percuma mencari topik pembicaraan karena apapun yang diucapkannya sepertinya membuat Sooyoung kesal. Ia sendiri bingung dimana letak kesalahannya. Sooyoung merebahkan kembali kepalanya. Ia sendiri bingung kenapa ia nampak selalu kesal jika Kris berusaha dekat dengannya. Padahal Kris tak pernah melakukan kesalahan apapun padanya.

 

“Kris-sshi…” panggil Sooyoung. Kris yang semula tengah memainkan handphonenya segera mengangkat kepalanya untuk menatap Sooyoung. “Eh? Apa aku tidak salah dengar? Kau memanggilku?” ucap Kris berbinar. Sooyoung ingin sekali menjedukkan kepalanya.

 

“Tsk! Eung anu… aku..” Sooyoung menggaruk tengkuknya. Ia ingin memperbaiki keadaan dengan Kris, karena ia sadar namja itu tidak memiliki salah apapun padanya. Tak sepantasnya namja itu mendapatkan perlakuan ketus darinya.

 

“Kau apa? Ah! Jangan bilang kau menyukaiku ya? Jinjja?” tak! Sebuah pukulan melayang tepat mengenai kepala Kris, membuat namja Cina-Kanada itu mengaduh. “Appoya! Neommu appo” lirihnya sambil mengusap bagian kepalanya yang baru saja terkena keganasan tangan Sooyoung.

 

“Jeongmal! Kau itu bisa tidak jangan membuatku kesal eoh? Aku ingin menantangmu!” ucap Sooyoung berapi-api. Kris terkekeh melihat ekspresi imut yang Sooyoung tampilkan tanpa sadar. Ingin sekali Kris mencubit kecil pipi tembam Sooyoung yang begitu menggemaskan. “Nde? Menantang apa?” tanya Kris penasaran. Sooyoung menaikkan sebelah alisnya dan menyeringai lalu gadis itu menjulurkan tangannya. “Kertas, batu, gunting!” ucapnya penuh keyakinan.

 

Kris terbahak kala melihat wajah Sooyoung yang nampak begitu serius ingin menantangnya. “Apa yang lucu? Aku serius!” protes Sooyoung akan sikap Kris yang menertawainya seperti tengah meledeknya. “Kau tentu saja lucu! Gyahahaha… sungguh! Mungkin Kyuhyun hyung mempertahankanmu menjadi sekretarisnya karena kau itu bisa menghibur…”

 

“Choi Sooyoung-sshi!” Sooyoung dan Kris sama-sama tersentak begitu mendengar suara Kyuhyun yang muncul tiba-tiba, apalagi dengan intonasi membentak. Dua manusia jangkung itu bersamaan menoleh ke arah pintu dimana Kyuhyun sudah berdiri disana dengan aura yang tidak enak. Tamat riwayatmu, Sooyoung-ah! Sooyoung menelan salivanya dengan gugup. Sedangkan Kris langsung berekspresi seperti semula, riang.

 

“Annyeong hyung!” sapanya ceria pada Kyuhyun. Kyuhyun menatapnya datar, membuat tangan Kris yang tadinya melambai perlahan turun berakhir mengguntai begitu saja disisi kiri dan kanan tubuhnya. “Kantor sudah bubar empat puluh lima menit yang lalu Kris. Orang luar dilarang berada dilingkungan kantor jika tidak berkepentingan” ucap Kyuhyun nyaris tanpa ekspresi. Kris tersentak dengan ucapan hyungnya yang cukup tajam tersebut. Kenapa sepulangnya ia dari London Kyuhyun berubah menjadi sangat dingin padanya. Tak ada lagi sikap hangat Kyuhyun menyambutnya setiap Kris pulang ketika natal. Tidak ada lagi Kyuhyun yang sering membullynya hingga ia ingin sekali menjedukkan kepalanya ke benda keras.

 

“Choi Sooyoung-sshi!” ucap Kyuhyun lagi dengan nada lantang membuat Sooyoung yang sedang menunduk karena merasakan atmosfer diantara mereka yang tak nyaman itu terkejut.

 

“Nde sajangnim!” jawab Sooyoung.

 

“Bawa tasmu dan naik ke mobilku sekarang juga!” ucap Kyuhyun sambil masih menatap Kris dengan pandangan datar. Tanpa sedikitpun merasa ingin mengalihkan pandangannya.

 

“Ta…pi……..”

 

“Choi Sooyoung-sshi!”

 

“Nde, sajangnim! Aku mengerti” ucap Sooyoung lalu gadis itu bergegas merapikan barang-barangnya dan menyandang tasnya segera setelah semua barangnya beres. Gadis itu menunduk ketika melewati Kyuhyun dan dengan cepat melangkah meninggalkan dua kakak beradik yang sepertinya sedang dalam keadaan perang dingin tersebut. Namja-namja aneh!

 

Kyuhyun berbalik berniat meninggalkan Kris untuk menyusul Sooyoung namun Kris menahan lengannya membuat namja tampan itu terpaksa berhenti. “Wae hyung? Kenapa kau berubah sejak aku kuliah? Wae hyung? Apa salahku?” tanya Kris dengan raut benar-benar sedih. Menggelikan memang ketika ia harus berbicara begini layaknya seorang anak yang merengek pada ibunya yang mendiaminya. Namun ia benar-benar bingung akan sikap Kyuhyun yang begitu dingin padanya. Layaknya dia hanyalah orang lain.

 

“Memang aku kenapa?” tanya Kyuhyun datar. “Kau berubah hyung. Kau marah padaku?” ucap Kris. Kyuhyun menatap Kris lagi masih dengan datar dan dingin. “Ani. Bukankah sikap seorang Presiden Direktur harus begini? Serius dan berwibawa. Bukankah aku sudah di setting untuk begitu, Kris?” ungkapan Kyuhyun bagaikan petir menyambar bagi Kris. Ada sesuatu tersirat dari ungkapan Kyuhyun. Jelas. “Hyung…tapi… kita masih saudara kan hyung?”

 

Kyuhyun melepas lengan Kris yang memegangi lengannya. Tak berniat menjawab sama sekali pertanyaan Kris membuat namja berambut blonde itu semakin merasa Kyuhyun bukan lagi marah padanya namun membencinya. Yang bisa namja itu lakukan hanyalah menatap sendu punggung Kyuhyun. Berharap hyung tiri yang disayanginya itu mau berhenti melangkah dan berbalik dan bersikap seperti dulu. Lebih baik ia dan Kyuhyun bertengkar hingga bonyok, daripada mereka bagaikan tak mengenal. Mata Kris membesar ketika Kyuhyun berhenti melangkah tepat di daun pintu. Membuat Kris sedikit berharap.

 

“Ya Kris, kau masih adikku. Itu tidak akan berubah sampai kapanpun. Aku hanya tidak punya waktu untuk bermain-main seperti dulu denganmu. Aku seorang presiden direktur. Tanggung jawabku sangat besar atas nasib ribuan karyawan yang tersebar disetiap cabang. Kita bukan lagi remaja seperti dulu Kris. Kau harus mengerti dan jangan menganggap aku membencimu.” Ucap Kyuhyun tanpa berbalik. Kris mendesah nafas lega. Walaupun Kyuhyun masih bersikap dingin padanya, setidaknya Kyuhyun sudah menjelaskan padanya kenapa hubungan mereka menjadi aneh seperti sekarang. Yah setidaknya ia tau Kyuhyun tak membencinya.

 

“Ah nde hyu..”

 

“Satu lagi.” Potong Kyuhyun bahkan sebelum Kris menyelesaikan ucapannya. Kris terdiam, menunggu kelanjutan ucapan Kyuhyun.

 

“Jangan menyukai Sooyoung. Aku memohon padamu untuk yang satu ini” ucapan Kyuhyun membuat Kris membelalakan matanya. Ia bingung bagaimana mungkin Kyuhyun memohonnya untuk tidak menyukai Sooyoung? Perasaan itu tidak bisa diperintah. Kyuhyun pasti tau hal itu. Tapi apa yang membuat Kyuhyun bahkan memohon padanya? Apakah ada sesuatu antara hyungnya dan Sooyoung? Tapi selama ini ia tidak pernah melihat Kyuhyun seperti tertarik pada Sooyoung. Dan bukankah Kyuhyun mencintai…..Seohyun?

 

 

Sooyoung menggosok sendiri lengannya yang mulai merinding akibat kedinginan. Ia berdiri disamping mobil Kyuhyun sekitar dua puluh menitan. Kakinya bahkan sudah terasa sakit akibat terus berdiri. Sooyoung menoleh ke kiri kanan dan sesekali menilik jam tangannya. Sialan kau namja buncit!! Umpatnya dalam hati.

 

“ugh!! Sajangnim pabbo! Bagaimana mungkin menyuruhku ke mobilnya yang dikunci dan menunggunya diudara dingin ini sendirian?? Kemana dia? Hahhh!” saking kesalnya Sooyoung, yeoja itu menendang ban depan Kyuhyun yang tidak bersalah. Melampiaskan amarah terpendamnya pada satu namja yang selalu membuatnya sakit kepala.

 

“Choi Sooyoung-sshi! Apa yang kau lakukan? Berusaha merusak mobilku? Hah?” tubuh Sooyoung menegang kala si empunya mobil muncul secara antah barantah. Sooyoung menoleh takut-takut. Dia yakin, kali ini habis sudah!

 

“A..aku….” Sooyoung menatap Kyuhyun yang sudah berdiri sekitar lima langkah didepannya dengan gemetar. Raut wajah Kyuhyun yang tidak ada ramah-ramahnya-yang memang seperti itu setiap saat- namun kali ini jauh lebih menyeramkan membuat yeoja berponi itu ketakutan.

 

Kyuhyun melangkah semakin dekat membuat lutut Sooyoung bergetar lebih keras. Sungguh rasanya ia ingin pura-pura pingsan saja daripada harus menerima keganasan Kyuhyun. Jangan-jangan Kyuhyun akan mencekiknya?

 

“Apa? Huh? Kau ingin mengatakan apa padaku? Ingin merusak mobilku? Berani sekali dirimu” Sooyoung semakin gemetaran. Sepertinya lebih baik jika Kyuhyun mencekiknya saja daripada mengomelinya dan menghampirinya semakin mendekat begini. “Aaa…”

 

“A? A apa hah? Ouhh atau kau ingin mencelakakanku? Agar kau tidak lagi harus bekerja dengan namja galak sepertiku? Agar kau bisa bermesraan dengan Kris? Iya?” tanya Kyuhyun terus nyaris tanpa jeda. Dengan mimik muka merendahkan sambil terus mengeliminasi jarak diantara mereka. Sooyoung perlahan mundur kala Kyuhyun maju mendekat terus hingga ia tidak menyadari sesuatu dibelakangnya hampir saja ditubruknya. “Anieyo sajangnim..aa..aa”

 

“APA?”

 

“KYAAA!”

 

Bruk. Bruk. Trak.

 

Kyuhyun terpaku begitu melihat kondisi Sooyoung yang jatuh terjengkang menubruk tempat sampah dan menyebabkan dirinya tertimpa gundukan sampah. Tak terbayang seberapa baunya, bahkan lalat-lalat sampah bertebangan disekililing Sooyoung bagaikan menari-nari menyambutnya.

 

Kyuhyun tak menyangka jika niatnya mengerjai Sooyoung justru berakhir dengan keadaan Sooyoung jatuh dan tertimpa sampah. Ia ingin sekali tidak tertawa namun keadaan Sooyoung yang masih melongo dengan polosnya dikerumunan sampah itu membuat Kyuhyun tak kuasa menahan tawanya. “BUAHAHAHHAAHHAHAHAHHAHA” tawa Kyuhyun membahana disepenjuru parkiran yang nampak sepi. Sooyoung tersadar dari shocknya dan menangis keras.

 

“HUEEEEEEEEEEEEEEEEEE!!! EOMMA!!! APPA!!!” Sooyoung berteriak keras membuat tawa Kyuhyun berhenti seketika. Kondisinya nampak bagaikan anak kecil yang baru saja dikerjai kakaknya. Kyuhyun berjongkok dihadapan Sooyoung. Membersihkan sampah-sampah yang mengotori kepala Sooyoung. Meskipun sesekali Kyuhyun masih terkekeh, namun ia menahan-nahannya.

 

“Sssh… uljjimayo, Sooyoung-sshi. Uljjima” Sooyoung masih sesegukan. Bagaimana mungkin ia tidak menangis? Kondisinya kini kotor berlumur sampah. Baunya sudah tidak terbayang lagi. Dan parahnya ia dengan kondisi begini dihadapan seorang namja. AKU MAU MATI!!!

 

Kyuhyun akhirnya sepenuhnya berhenti tertawa. Ia membersihkan dengan seksama setiap kotoran yang menempel ditubuh Sooyoung walaupun untuk menghilangkan baunya saja tidak cukup dengan mengangkati kotoran-kotoran itu, namun Kyuhyun tetap membersihkannya. “Uljjima Sooyoung-sshi, gwenchana… ayo kita pulang” Sooyoung masih menangis keras. Seharusnya sudah berkali-kali melakukan hal memalukan di hadapan Kyuhyun membuatnya terbiasa. Tapi mana ada istilah begitu?!

 

“Hiks….bau…huee…” Sooyoung menerjang-nerjang kakinya menendang sampah disekeliling kakinya. Sumpah kali ini Sooyoung merasa jauh memalukan ketimbang kelakuan bodohnya di Busan lalu.

 

“Hiks… hueee bauu! Sahhjahhngnim sahhya bauuuu. Ughh…hiks!” Kyuhyun menatap Sooyoung prihatin. Ketimbang untuk menertawainya ia lebih merasa kasihan dan tidak tega melihatnya menangis.

 

“Tidak apa walaupun kau bau…”

 

“HUEEEEE bauu!! Bauuu!! Huee…Eomma….” Kyuhyun menggelengkan kepalanya lalu namja itu menggendong paksa Sooyoung agar gadis itu mau diajak pulang. Memasa bodokan jika bau dari Sooyoung akan membuatnya ikutan bau. “Sooyoung-sshi…dengarkan aku” Sooyoung terseguk namun matanya menatap Kyuhyun mengisyaratkan ia mendengarkan. “Aku ingin kau terus berada disampingku, meskipun kau bau atau apalah itu aku tidak perduli. Okay?” Sooyoung menatap Kyuhyun dengan pandangan berbinar. Hatinya terasa hangat begitu mendengar ucapan Kyuhyun. Semoga kau benar-benar atas ucapanmu, sajangnim…

 

 

“Bau!Bau!Bau!” Kyuhyun terus-terusan mengeluh sepanjang perjalanan menuju apartmentnya. Sooyoung yang sudah tidak menangis lagi kini cemberut dikursinya. Siapa tadi yang bilang ingin aku berada selalu disisinya walaupun aku bau sekalipun? Hah? Dasar namja sialan!

 

“Ugh…mobilku sayang….bauuu,ugh. Bau! Bau! Bau!” keluh Kyuhyun tanpa henti membuat wajah Sooyoung semakin tidak enak untuk dipandang. “Lihat! Bahkan banyak lalat mengikutimu..bau…”

 

“Yya!!” habis sudah kesabaran Choi Sooyoung sepertinya. Kyuhyun seperti sengaja meledeknya. Namun ketika Kyuhyun menatapnya, Sooyoung mengalihkan pandangannya ke jalanan yang bergerak semu. Jantungnya tak cukup kuat jika menatap Kyuhyun terlalu lama.

 

“Sajangnim sendiri yang menggendongku ke mobil kan!” ungkap Sooyoung masih setia memandang ke jalanan. Kyuhyun yang juga masih fokus menyetir berdecak. “Tapi tidak kusangka baunya semerbak ini” ucap Kyuhyun dengan perasaan tanpa dosanya.

 

“Err bau…” ingin sekali Sooyoung membalas ucapan Kyuhyun. Namun begitu sadar jika sejak awal tadi mobil melaju. Meskipun Kyuhyun terus mengoceh dan mengeluh jika Sooyoung bau, Kyuhyun tetap setia. Menggenggam tangannya. Bisa saja Kyuhyun menurunkan Sooyoung dijalan saking tak tahan dengan bau Sooyoung. Namun Sooyoung sadar. Sajangnimnya itu tetap membiarkannya duduk disampingnya, bahkan menggenggam erat tangannya. Yah meskipun terus-mengeluh. Sooyoung tersenyum sambil menatap Kyuhyun. Membuat namja yang sedang fokus menyetir itu lantas menoleh.

 

“Wae?” tanya Kyuhyun yang tiba-tiba gugup namun berusaha sebisa mungkin menutupi kegugupannya. Sooyoung terkikik lalu menggeleng. “Aniyo…hehehe. Gamsahamnida sajangnim” Kyuhyun mengangguk membuat Sooyoung tersenyum manis.

 

Kyuhyun merasakan jantungnya berdegup melihat senyuman manis Sooyoung. Meskipun dalam kondisi kumal dan kotor sekalipun, senyuman Sooyoung tetap berhasil membuat darahnya berdersir dan jantungnya berdegup. Beruntung rambut tebalnya menutupi daun telinganya yang sudah memanas dan merah.

 

“Ya jangan senang dulu! Besok kau tetap harus membersihkan mobilku hingga wangi seperti semula!” ucap Kyuhyun membuat Sooyoung menganga. “NDE???”

 

“Apa kau mau protes?” Sooyoung mengerucutkan bibirnya lalu kembali menatap dengan kesal jalanan dari jendela dan seperti biasa ia menyumpah serapahi Kyuhyun dengan suara kecil.

 

“Choi Sooyoung-sshi!” tegur Kyuhyun.

 

“Nde, sajangnim! Arraseoyo!”

 

 

“Kris? Tapi bukankah kemarin…….”

 

“Hyunnie… mianhae, aku tak tau jika akhirnya begini”

 

“Lalu? Bagaimana aku harus mengatakannya pada orang tuaku Kris?”

 

“Hyunnie…”

 

“Arraseo Kris, aku akan melakukannya” Kris tersenyum begitu mendengar Seohyun akhirnya menuruti permintaannya. Gadis itu hanya bisa membalas Kris dengan senyuman. Andai kau tau,. Kulakukan ini semua demimu. Karena aku mencintaimu…

 

TEBECE

Wkwk bukan penyakit yak-_-v eh sumpah ya ini ff udah delay lama banget. Nulisnya udah dari sebelum liburan dan pas liburan malah main-main doang ga nerusin *plak* untuk readers yang comment di Murder Perfect kemarin sepertinya masih ada yang bingung ya? Eungg yang ngerti maksud ceritanya tolong bantu jelasin dong~ kekeke. Gak akan ada AS, karena saya aja ga ngerti(?)

Untuk NS(Nde, Sajangnim) The series ini kalian harus agak sabar untuk kemunculan tokoh-tokoh lain right? Mungkin dua atau tiga part lagi ff ini tamat. So, kalian masih tetep setia menunggu saya kan? Prediksi sih sebelum sekolah mulai saya akan menyelesaikan ff ini, tapi belum pasti juga.

Okay sekian dari saya, bye…:* *pergibersamaSiwon&Kris*


[TEASER] I’M UGLY, SO THAT’S PROBLEM?

$
0
0

image
Title : I’m ugly, so that’s problem?

Author : Hwang Mi Ree

Main cast :
Choi Sooyoung
Cho Kyuhyun
Shim Changmin

Genre : Romance, sad, humor, angst, hurt

Length : Chapter

Hello aku fardil ngebuat ff lagi hehe. Tapi ff ini terinspirasi dari komik “ugly duckling become swan”. Ada yang tau komik itu? Itu komik korea juga karya dari Hwang Mi Ree. Aku suka banget sama semua komiknya haha. Okesip, mungkin saya terlalu banyak curcol dan kemungkinan besarnya anda langsung mengscrol kebawah hehe^^ jadi silahkan dibaca teasernya dulu yaaa.

Happy reading


Hey.. Aku Choi Sooyoung.

Aku jelek,

Aku gendut,

Aku bodoh..

Aku seorang gadis yang bertubuh gemuk, wajah jerawatan, juga rambut yang tak bisa ditata dengan rapi…

Karena saking buruk nya aku… Keluargaku enggan mengakui bahwa aku adalah salah satu dari anggota keluarga mereka.

“itu Sooyoung?”

“ya ampun, bagaimana bisa anak seperti itu lahir di keluarga kita”

“memalukan”

“apakah diapdosi?”

“kasian sekali tuan Choi ya”

“kenapa tubuhmu menjadi semakin besar? Kalau kita berpapasan, jangan pernah mengatakan kami kakakmu!”

Di sekolah aku selalu ditindas.

“yuhuuuuuu! Gendut!”

“haha pasti sudah 100kg”

“wah kayak babi jumbo dong”

“hey babi! Apa kau sudah datang?!”

Tak pernah ada yang menyukaiku…

“baguslah, memang tidak ada orang yang pantas untuk orang gendut dan jelek sepertimu”

“kau ini hanya sebatas orang gendut dan jelek, tak lebih dari itu..”

Aku tak pantas untuk hidup…

Tapi… selalu ada keajaiban bukan?

“tentu saja! Pasti! Kalau kau berjanji untuk selalu mendoakanku, aku akan menjadikan wajahmu yang paling cantik di keluarga Choi”

“ini aku..? cantik..”

“lihat, cantik sekali..”

“apakah kau mau menjadi pacarku Soo?”

“sepertinya aku menyukaimu”

Apakah kalian mengetahui cerita tentang bebek buruk rupa yang berubah menjadi seekor angsa cantik?

Mungkin itu akan menjadi ceritaku…

So? Apakah teasernya ngebuat kalian penasaran? Hehe, aku sengaja nulis cerita ini karena menurut aku cerita ini bagus banget. Aku tunggu comment kalian^^ jika banyak aku langsung update secepatnya.


[Twoshoot] My Girl is PLAYGIRL [2of2]

$
0
0

Normal
0

false
false
false

IN
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:”";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

[Twoshoot] My Girl is PLAYGIRL [2of2]

Tittle : My Girl is PLAYGIRL

Author : Kihyun Cho

Genre :Romance, friendship, complicated, little bit comedy

Lenght : Twoshoot

Rating : PG 20

Cast :

Choi Sooyoung

Cho Kyuhyun

Supporting cast :

KyuLine (Changmin DBSK, Jonghyun CN BLUE, Minho SHINee)

EunSiHae (Eunhyuk, Siwon, Donghae)

Jessica Jung

Maaf kalau ada typo dll ..

Happy reading ^^

Tiba-tiba ada seseorang datang. “hikss.hiksss” syoo menoleh ke belakang, ia menemukan namja tampan menghampirinya. “eoh..sooyoung noona, waeyo?”tanya namja itu. “hikss..hiksss..” sooyoung pun memeluk namja itu, minho. Juniornya. Sebenarnya sooyoung hampir dekat dengan minho karena marga mereka sama dan syoo sudah menggapnya seperti adik sendiri, namun karena minho anak teladan maka ia jarang sekali ada waktu untuk sekedar ngobrol. “uljima..noona” kata minho menenangkan. “dia jahat..hikss” kata syoo sesegukan. “aku bisa menjadi pelampiasan mu kalau kau mau”

Syoo melonggorkan pelukannya. Terkejut mendengar ucapan minho barusan. “nde?”

“noona.. saranghae ..”

^^

Kyuhyun berlari menyelusuri sekolah. “eoh, apa kau liat sooyoung?”tanya kyu dengan cemas dengan salah satu temannya. “anio” kyu pun melanjutkan langkahnya dengan terburu-buru. Tak sengaja kyu bertemu dengan minho. Dia begitu senang, tersenyum bahagia. Kyu mengerutkan dahinya. Tak lama ia, melihat syoo turun dari tangga dengan mata sembab.

Kyu mengikuti syoo dari belakang dengan hati-hati. “hikss..kenapa kau jahat. Kenapa kau tega dengan ku? Apa aku masih kurang menerima namja lain? Itu hanya untuk menarik perhatian mu bodoh hiksss” gerutu syoo sambil berjalan gontai.

Sementara di belakang kyu tersenyum mendengar penuturan dari syoo. Syoo seperti zombie yang siap menakuti orang lain dan memangsanya mungkin.  Langkah syoo berhenti di depan lokernya. Kyu bersembunyi di balik tembok yang tak jauh dari loker syoo.

Syoo menutup keras pintu loker tersebut.

BRAAKK

“omona” ucapnya terkejut. Kini di hadapannya ada seorang namja, umm bisa dibilang tampan hanya saja penampilannya culun. Syoo berkali-kali mengedipkan matanya. “a—aa—nnyeong.. so—sooo—young aaa – ah” ucap namja itu dengan terbata-bata. “annyeong” balas syoo dengan ramah. Syoo bingung dengan namja di depannya ini. Dia seorang namja culun, pintar dan sedikit sulit berbicara “gagap”. “ada apa hyuk-ah?” tanya syoo dengan wajah penasaran.

Dari kejauhan kyu sudah cemas, apakah si monyet culun itu akan mengatakan cintanya juga?

“aa—aaakku haaa—nnyaaa mauuu bbiii—lang-“ hyuk menarik nafasnya lalu membuangnya. Syoo menunggu apa yang mau eunhyuk katakan padanya. “iya, kau mau bilang apa?”tanyanya dengan sabar. “aaa—kuu suu—“ hyuk pun menpuk pipinya. “aku suka sama kau, kalau kau menerimaku ambilah coklat ini” ucapnya dengan lancar dan cepat. “nde?” kata syoo yang kurang jelas dengan ucapan hyuk tadi. Tiba-tiba mata syoo melihat coklat yang sudah memanggilnya. Syoo menjilat bibirnya. Perutnya pun sudah berbunyi.

Sementara kyu gelisah. Ia bisa mendengar dengan jelas hyuk mengatakan rasa sukanya kepada syoo. Dan melihat gelagat syoo ia semakin cemas. “andwae syoo-ah. Andwae!!” teriaknya dalam hati.

Mata syoo yang berbinar-binar pun akhirnya mengambil coklat itu dengan cepat dan meninggalkan hyuk yang sedang diam memaung tak percaya. Syoo membalikkan badannya, “gomawo” teriaknya sambil melambaikan tangannya.

Kyu hanya bisa mengelah nafasnya. Sakit rasanya orang yang ia cintai berulah dan mempermainkan perasaan orang lain. “aku harus bicara dengannya. Ini tak boleh terjadi lebih jauh” ucap kyu dengan tegas. Kyu yang melawati hyuk menatapnya dengan rasa penyesalan. Sementara hyuk tersenyum menampilkan gusinya.

“yeeahh..aku diterima yoohooo” ucapnya dengan lancar. Soohwa yang melewati hyuk diam menyaksikan tingkah konyolnya. “mwo?kau berbicara lancar ya monyet culun?”tanyanya tak percaya.

“ya! Kaa—uu bii bii-lang apaa?moo—“ “aishh.. aku bilang monyet culun! Kenapa kau gagap lagi? Dasar aneh”kata soohwa dengan santai lalu meninggalkan hyuk begitu saja. “ya!!”

^^

Kyu mencari syoo lagi dengan langkah yang tergesa-gesa. Akhirnya, ia menemukan syoo yang sedang asik makan coklat pemberian hyuk. Ia menghampiri dengan wajah yang sebisa mungkin tak kelihatan seperti orang marah.

Kyu duduk di samping syoo. Syoo yang sadar akan kedatangannya pun menoleh sekilas dan melanjutkan kegiatannya. “putuskan mereka semua”kata kyu memulai pembicaraan. “nde?” kyu merebut coklat syoo dan memakannya. “ya!! Coklat ku” teriak syoo dengan kencang. “aishh..” umpat kyu sambil menutup telinganya. “kembalikan..evil” kata syoo dengan tegas. “putuskan mereka semua, baru aku akan mengembalikan coklat mu” “ya!! Ini tak ada hubungannya dengan mereka, cepat kembalikan”

Kyu menghabiskan coklat tersebut dengan cepat. “ya!! Mengapa kau habiskan” amarah syoo tak bisa ditahan lagi. Syoo memukul lengan kyu. kyu menahan tangan syoo dan menatapnya. “putuskan mereka semua. Aku tak suka melihat kau bersama mereka. Apa salah ku? Mengapa kau begini?” kata kyu panjang lebar. Syoo hanya bisa menahan air matanya.

Syoo diam tak mengeluarkan satu patah kata pun. “ku mohon, jangan seperti ini. Aku seperti melihat bukan sooyoung yang ku kenal. Kita selesaikan sekarang”

“apa salah ku?mengapa kau bisa menerima semua namja yang suka padamu?apa kau tak tahu? Di sini hati ku merasa tak rela” kata kyu panjang lebar dengan wajah sendu. Kyu menraik tangan syoo dan meletakannya di dadanya.

Merasakan detak jantung yang berdebar tak rela syoo dengan yang lain. Syoo ingin mengucapkan keluh kesahnya. Namun, bayangan itu muncul lagi dibenaknya. Membuat syoo enggan menyampaikan keluhannya.

Syoo mencoba melepaskan tangannya, namun kyu menahannya dan mencoba mendekat dengan syoo. Jarak wajah mereka hanya beberapa centi. Syoo pun memejamkan matanya. Bibir kyu menempel. Hangat. Kyu mencoba menorobos bibir syoo dan membagi coklat yang ia simpan di bibirnya.

Sementara luhan, suho dan sehun yang sejak tadi memperhatikan mereka, terkejut dengan aksi kyuhyun. “omo..ternyata mereka .. asihh hati ku sakit melihatnya” ucap suho lirih. “aku tak sangka, kalah cepat dengan kyuhyun hyung” ucap luhan tak kalah lirih. “mengapa mereka lama sekali berciumannya?apa mereka tidak ingat ini kan sekolah dan apa rasanya berciuman?”tanya sehun pada dirinya sendiri. Luhan dan suho menoleh ke arah sehun. Mereka setuju dengan ucapan sehun. Mereka pun membuat cara agar kyu tidak ketahuan yang lain kalau sedang mencium syoo.

Sementara syoo begitu menikmati ciumannya yang kedua baginya dengan kyuhyun. Suho pun melempar kertas yang ia cari di tong sampah dan menggulungnya, melemparnya kertas itu ke arah kyuhyun. “aaa” seketika kyu melepas ciumannya. Luhan, suho bersembunyi sementara sehun masih memperhatikannya. Tak lama suho menarik sehun.

“aish..” umpat kyu. “aigoo..”kata syoo pelan tak percaya.

^^

Sooyoung masih terhanyut dengan ciuman coklat yang dilakukan kyu di taman sekolah tadi. Sepulang sekolah syoo tidak langsung pulang. Ia melangkahkan kakinya ke cafe langganan kencan dengan namja yang beruntung itu. Dengan wajah datar dan mata yang kosong, ia duduk di pojok dekat jendela. “omo..mengapa bibirnya begitu hangat?dan coklatnya begitu terasa amat manis?”tanyanya pada diri sendiri.

Sementara dari kejauhan namja bergitar itu memperhatikan syoo dengan seksama. Syoo menaruh kepalanya di meja dengan malas. “eomma.. jantung ini berdetak tak normal, apa aku akan mati hanya karna ciuman kyu tadi?”

Namja bergitar itu menaruh gitarnya dan menghentikan langkan pelayan yang akan menghampiri syoo. “biar aku saja” ucapnya. “tapi, sajangnim-“ terlambat namja itu sudah mengambil note dengan cepat.

“annyeonghaseyo, mau pesan apa?”ucap namja tampan itu dengan ramah. “bayangan itu masih berkeliaran di kepala ku” kata syoo. “nde?”ucap namja itu, syoo mengangkat kepalanya. “apa kau pernah berciuman dan membagi coklat dari mulut mu?”kata syoo dengan datar. Namja itu tersenyum dan duduk di hadapan syoo. Mendengarkan cerita yang sedari tadi aneh dan menarik menurutnya.

Syoo pun akhirnya tersadar. “eoh, neo?nuguseyo?”

“Jonghyun imnida”

“ya!! Apa yang kau lakukan di sini?kau cari tempat yang lain saja” ucap syoo ketus. Jonghyun hanya tersenyum melihat tingkah syoo. “tapi ini milik ku” ucap jonghyun dengan santai. “aish.. pelayan, usir namja aneh ini dia mengganggu ku” protes syoo kepada salah satu pelayan yang datang setelah syoo memanggilnya. Jonghyun hanya menganggukkan kepalanya dan menyuruh pelayan itu pergi. “mwo? Ya!!” teriaknya sekali lagi.

“aishh..jeongmal” syoo pun meninggalkan jonghyun dan melangkahkan kakinya ke tempat kasir. “ya!! Panggilkan manajer mu ada yang ingin ku sampaikan padanya” kata syoo dengan nada emosi. “sajangnim?” kata pelayan itu dan menunjukkan tangannya ke arah jonghyun. “mwo??dia manajernya?”

^^

Hari semakin larut. Syoo membuang tas sekolahnya dengan sembarang. Syoo menjatuhkan tubuhnya ke kasur empuknya itu. Hari ini begitu panjang yang ia rasakan. “huh.. aarrgghh.. aku bisa gila” teriaknya sambil mengacak-acak rambutnya. Ia raih ponsel yang berada di sampingnya. “mwo? 10 pesan?”. Dengan cepat syoo membuka pesan itu.

Chagi, eodiya?kita pulang bersama ne – Donghae

Sooyoungie … datang ke tempat latihan, ne! Aku menunggu mu, saranghae – Changmin

Sayang, aku merindukan mu – Siwon

Noona, apa kau sudah makan? – Minho

Annyeong, sooyoung. apa aku mengganggu mu? – Eunhyuk

Balas pesan ku jangan buat ku khwatir – Donghae

Dia hanya membaca 6 pesan sisanya dari donghae yang enggan ia baca. Tak ada satu pun pesan dari kyu. “apa kau begitu marahnya dengan ku?kenapa kau tak memberikan pesan pada ku?”ucap syoo dengan lirih. Tak terasa air matanya jatuh membasahi pipinya.

“sooyoungie, cepat turun makan malam sudah siap sayang” perintah eomma dari bawah. “ne, eomma” kata syoo dengan lemas.

^^

Hari ini hari minggu, sooyoung sudah menyiapkan dirinya untuk berkencan dengan donghae. Entahlah, ia mengatur jadwal kencannya dengan baik. Meski pun kyu harus mengikuti kencan syoo, yang ia buat. Terkadang kyu malas namun syoo terus merengek. Ah~ Choi Sooyoung beruntungnya kau mendapatkan Cho Kyuhyun yang sabar dan penyanyang.

Namun, kali ini kyu tak bisa ikut dengannya. Syoo sudah berkali-kali membujuknya namun kyu tetap menolaknya dengan halus.

“mianhae, aku harus menemani ahra noona dan sepupu ku” itu ucapan kyu kepada syoo. “hufftt.. baiklah Choi Sooyoung kali ini kau harus bisa sendiri tanpa kyu. oke” dia pun keluar dari kamarnya. Syoo turun dengan wajah sedikit muram. “eoh, kau sudah mau pergi?” tanya eomma. Syoo menganggukkan kepalanya. “apa kau masih bertengkar dengan kyu?”tanya eomma dengan hati-hati. Syoo diam, tak menjawab pertanyaan dari eommanya.

Tak lama terdengar suara motor datang. “ah~ aku pergi. Annyeong” kata syoo dengan cepat dan sekilas mencium pipi eommanya.

Syoo keluar dengan wajah senang. “kajja oppa.” Donghae menyambutnya dengan senang. Syoo duduk di belakang sambil memegang jaket yang dikenakan hae.

^^

“aiishh..noona kenapa kau mengajak ku ke tempat seperti ini?ini tempat anak-anak noona”keluh kyu kepada noonanya –ahra-. “eoh, dan kau jessica mengapa kau menuruti kata ahra noona?”protesnya kepada si blasteran itu. Sica dan noona nya tak memperdulikan keluhan kyu, mereka langsung berlarian menuju tempat yang mereka sudah rencanakan. “aishh..jeongmal, aku seperti ahjussi yang menemani anak kecil bermain di Lotte World” gerutunya.

Sooyoung turun dari motor hae. Ia tak percaya donghae mengajak kencan ke lotte world. Mengingatkan ia akan ciuman pertamanya dengan kyu. “wae?apa kau tak senang?” tanya hae yang melihat ekspresi syoo yang sendu. “anio.. aku sangat senang, kajja” ucapnya dengan penuh semangat dan menarik tangan donghae.

Sooyoung dengan asiknya memakan permen kapas. Donghae tak pernah melepas genggaman tangannya. Donghae merasa bahagia bisa berpacaran dengan sooyoung, tapi sayang sooyoung memanfaatkan itu untuk pelampiasan emosinya terhadap kyu.

Sementara tak jauh dari jarak sooyoung dan hae, kyu selalu menggerutu tak jelas. Sedangkan jessica, asik memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang. Tak sengaja sica menangkap pemandangan yang tak teduga. “eoh, bukankah itu teman mu kyu?”tanya sica sambil menyikut kyu. kyu pun menoleh ke sica dan mengikuti arah pandangan sica.

“mwo?mereka kencan di sini?aishh..ahra noona cepat datanglah, syoo akan makin salah paham kalau begini” ucapnya dalam hati dengan cemas. “hai..” teriak sica sambil melambaikan tangannya. Donghae yang melihat sica pun menarik tangan syoo menghampiri mereka.

“mwo?jadi ini alasannya. Ck! Cho Kyuhyun kau benar-benar cari mati” gumamnya. “hai..”sapa hae kepada sica dengan ramah. “eoh, kyuhyun-ssi” sapa hae kepada kyu. kyu hanya tersenyum tipis dan memandang syoo dengan tatapan tajamnya. Syoo tak mau kalah menatapnya dengan penuh amarah.

“kau ke sini dengan kekasih mu?omona.. dia cantik” goda sica kepada hae. Hae menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal itu sambil tersenyum sipu. “jessica” kata sica kepada syoo sambil mengulurkan tangannya. Sementara syoo tak memperdulikan, ia asik bertatapan dengan kyu dengan tatapan membunuh.

Syoo memegang gagang permen kapas dengan kuat dan hampir patah. Sesekali syoo mencengram tangan hae dengan kuat. “aaaa..appo” ucap hae. “mwo?waeyo?” tanya sica cemas. Hae tersenyum kikuk dan menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba kyu menarik tangan syoo dengan kasar. “ikut aku” bisiknya. “hae sunbae aku pinjam KEKASIH MU INI”ucapnya dengan menekankan kata KEKASIH.

^^

Kyu menariknya ke sembarang tempat. Banyak pengunjung memperhatikan mereka. Namun, kyu tak memperdulikannya.

“aishh..ya!! lepaskan. Sakit kyu” kata syoo menahan pergelangan tangannya yang semakin memerah. Kyu mengempaskan tangannya dengan kasar. “ya!!” teriak syoo. “kau belum memutuskan mereka, eoh?” bentak kyu kepada syoo. “waeyo??bukankah kau senang?kau juga menikmati perselingkuhan mu dengan yeoja tadi kan?”ucap syoo yang tak mau kalah.

“dia bukan selingkuhan ku” ucap kyu tegas. “jeongmal?huhu… sudah tertangkap basah masih tidak mau mengaku” ucap syoo meledek. “aish..kesabaran ku ada batasannya CHOI” ucap kyu geram. Syoo sedikit takut  dengan keadaan sekarang. Ia melihat betapa marahnya namja tampan itu di hadapannya. “uh? CHOI? Bahkan kau memanggil ku dengan CHOI??” kata syoo dengan suara sedikit bergetar.

“baiklah, kalau kau tak mau mendengar penjelasan ku. Terserah kau. Kau ingin memacari siapapun itu urusan mu. Dan ingat kau melukai perasaan mereka. Apa aku tak berperasaan menerima semuanya dan kau, begitu menikmatinya tanpa merasa bersalah”

Emosi kyu meluap-luap tak bisa tertahan lagi. Air mata syoo jatuh dengan suka rela. Ingin rasanya syoo melempar apapun yang ada melampiaskan semuanya. “baiklah, aku akan baik-baik saja tanpa mu. Mereka lebih baik ketimbang diri mu. Mereka menyayangi ku. Aku tak butuh kau!! Kita akhiri semuanya sekarang dan aku akan bebas, kau juga akan bebas tanpa beban tanpa harus melindungi ku lagi, menjaga ku” teriak syoo dengan air mata yang keluar dari mata indahnya.

“mian-mianhae. Aku akan jelaskan semuanya” kyu tak tega melihat syoo, perkataan syoo tadi menusuk hatinya. Syoo pun pergi meninggalkan kyu sendiri tanpa pamit. “sooyoungie..”

^^

Kyu pulang larut, padahal ahra dan sica sejak sore sudah ada di rumah. Kyu memasuki rumahnya dengan malas. “ya!! Kau kemana saja? Huh..liburan ku jadi kacau karna kau” omel ahra, namun kyu tetap jalan menuju kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan kencang.

BRAAKK

“mwo??kenapa dia?” ahra heran dengan sikap adik kesayangannya itu. Yang ia tahu, kyu bertemu dengan donghae temannya dan kekasihnya, itupun karena sica yang bercerita saat ia datang tapi kyu tidak ada.

Sica yang melihat ahra dan kyuhyun tadi berniat mendatangi kyu di dalam kamar.

Ttookkk ttokk

“kyu-ah, ini aku sica. Aku masuk ya”ucapnya dengan lembut. Sica mencoba membuka pintu kamarnya dan tidak terkunci. Sica melihat kyu duduk di balkon kamarnya sambil memeluk kedua kakinya. Sica menghampiri kyu dengan hati-hati. “hei.. what happen?” tanya sica dengan nada sedikit bercanda. Kyu menoleh dan tersenyum tipis. “ceritalah padaku boy” goda sica sambil merangkul kyu.

Kyu menaruh kepalanya di pundak sica. “hati ku sakit. Hancur.” Ucap kyu lirih. Sica mendengarkan dengan baik. “dia meninggalkan ku, dia kencan dengan pria lain” ucapnya semakin lirih. “nugu?” kini sica mulai bersuara. “sooyoung, tunangan ku. Kekasih donghae”

Sica melepas rangkulannya dan mendorong kyu, “ya!! Kau merebut kekasih orang?” kata sica dengan sedikit emosi. “aniaa.. sebelum dia jadi kekasih donghae, dia tunangan ku” “lalu?” sica mengeritkan dahinya. “hufft.. dia cemburu melihat kau” “nde??me?? apa salah ku?”ucapnya dengan nada tak terima. “dia salah paham. Kau ingat saat di taman, saat kau baru pulang ada keributan kecil?-“ sica menganggukkan kepalanya.

“dia melihat kita bersama, dia berpikiran kalau aku selingkuh dengan mu dan dia tak mau mendengar penjelasan dari ku” kyu mengelah nafasnya. “ah~ dia salah paham. Apa kau mau ku bantu?” tawar sica dengan semangat. Ia tak tega karna salah paham yang menyangkut dirinya kyu dan syoo bertengkar. “nde?” “iya, kau mau ku bantu agar sooyoung dan kau kembali lagi?tapi jelaskan padaku mengapa ia berpacaran dengan donghae? –“

“-ah ~ satu lagi, apa kau mau membantu ku?sepertinya kau jatuh cinta pada pandangan pertama” ucap sica malu-malu. “jinjayo?nugu?” kyu terkejut dengan penuturan sica yang tiba-tiba mengatakan kalau ia jatuh cinta. Ini amat jarang karena sica termasuk orang yang pemilih dan sulit jauth cinta pda pandangan pertama. “Donghae ..” ucapnya dnegan pasti. “MWO????”

^^

Di sekolah, kyu tak melihat batang hidung syoo. Ponselnya pun tidak aktif. Niatnya datang ke rumah syoo untuk menjemputnya pun ia batalkan. Ia terlalu gengsi untuk melakukannya. Ia ingin memberikan pelajaran pada gadis manjanya itu.

Tiba-tiba donghae datang menghampiri tempat duduk kyu. “kyuhyun-ssi, apa sooyoung tidak masuk hari ini?aku mencoba menghubungi ponselnya tak aktif. Dan mengapa kau menarik syoo kemarin? Meninggalkan ku begitu saja tanpa pemberitahuan kepada ku. Dan kau tahu saat aku menelponnya suaranya serak seperti orang sakit. Apa yang kau lakukan pada kekasih ku?”ucap hae panjang lebar tapi kyu hanya menerjapkan matanya. “sooyoungie.. sakit?”tanyanya dalam hati.

^^

Sooyoung membolos hari ini. Ia datang ke cafe jonghyun. Ia duduk di tempat favorite nya itu. Jonghyun heran melihat syoo datang lebih awal dari biasanya.

“kau membolos ya?” tanya jonghyun dengan ramah dan duduk di hadapannya. Semenjak kejadian beberapa waktu lalu, syoo dan jonghyun dekat. Bahkan tak segan syoo menceritakan semuanya kepada jonghyun. Tentang berapa banyak namja yang ia terima, padahal ia sudah punya tunangan. Ia juga menceritakan alasan mengapa ia dengan mudah menerima semua namja itu. Dengan setia jonghyun mendengarkan cerita yang keluar dari bibir mungil syoo.

“huh.. aku putus dengannya..hhuaaaaa jonghyun-ah, eottokae??” ucapnya sambil meraung-raung mengacak-acak rambutnya. Jonghyun dengan tenang menunggu kelanjutan ucapannya. “kau tahu? Hati ku sakit sekali saat ia mengatakan ‘. Terserah kau. Kau ingin memacari siapapun itu urusan mu.’ Dan kau tahu dia bilang kalau yeoja blonde itu bukan kekasihnya..huaaaa” sooyoung menangis seperti anak kecil yang kehilangan permen saat ia mau memakannya. “umm..aku tidak tahu pasti bagaimana rasa sakitnya, karena aku belum pernah merasakannya. Dan kalau benar yeoja blonde itu bukan kekasihnya bagaimana?” kata jonghyun mencoba membuka pikiran syoo yang sedang kacau.

“ya!! Kau membelanya?” teriak syoo. “ani, hanya saja kau memberikan kesimpulan begitu cepat tanpa mendengarkan penjelasan darinya” kata jonghyun dengan tenang. “benar juga apa kata jonghyun, tapi aishh..pabboo” gumamnya dalam hati. “eoh, kau mau ice cream?aku punya menu baru ice cream terbaru” tawar jonghyun. Syoo pun menganggukkan kepalanya.

^^

Di perpustakaan kyu mencari buku untuk melengkapi tugasnya. Ia berpikir keras bagaimana caranya mendekatkan donghae dengan jessica, sedangkan dirinya begitu benci dan sebal melihat donghae. “ahh~~~ JUNG SOOYEON kau buat ku semakin gila… bagaimana bisa kau menyukai pria pendek, gembul sperti Lee Donghae” ucapnya putus asa dan mengacak-acak rambutnya.

Tak lama changmin datang mendekatinya. “eoh, kyu-ah.. sooyoungie eoddi?apa dia tak masuk?aku tidak melihatnya” tanya changmin. “molla” kyu menjawabnya dengan datar dan meninggalkan changmin sendirian. Sepanjang jalan lorong sekolah kyu memikirkan cara agar hae putus dengan syoo dan mendekatkannya dengana sica. Ia duduk di dekat lapangan sepak bola. Ia membuka halaman buku yang ia pegang berniat membacanya tapi pikirannya terus dibayang-bayangin permohonan sica tadi malam.

Tanpa ada angin lewat minho sudah ada di sisi kyuhyun. “hyung..”ucapnya. “omo.. kau mengagetkan ku” kata kyu sambil memegang dadanya. Minho hanya tertawa. “hyung..apa sooyoung noona tidak masuk hari ini?” “aishh.. mengapa smeua namja menanyakan sooyoung?—“ gumamnya. “aku tidak tahu.”ucapnya lalu pergi begitu saja. Kyu melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Tak sengaja ia bertemu dengan eunhyuk di depan kelasnya. “kau juga mau menanyakan sooyoung di mana? Aku tidak tahu”kata kyu sebelum eunhyuk bertanya dia sudah menjawabnya. Eunhyuk hanya menunduk dan meninggalkan kelas syoo.

^^

Esok harinya syoo masuk sekolah. Ia tak menyapa kyu sama sekali. Sikapnya berubah. Bahakan terkadang ia sengaja memanas-manasi kyu dengan berteriak “ohh..ah~~ romantisnya” ucap syoo setelah menerima sms –entahlah dari namja yang mana- . kyu mendang meja syoo dengan keras. “ya!!”

Syoo ternseyum menang, ternyata kyu masih mempunyai rasa kepadanya. Syoo tersenyum melihat wallpaper di ponselnya. Wallpaper kyu tersenyum lebar dan syoo di sampingnya mencium pipi gembil kyu “kau cemburu, eoh?” ucap syoo meledek ambil mengelus layar ponselnya.

^^

Setelah pulang sekolah syoo datang ke cafe jonghyun. Itu sudah menjadi kebiasaannya. Ia menolak kencan yang ditawarkan oleh namja-namja nya dengan alasan ia mau menemani eommanya berbelanja. Sedangkan kyuhyun mengikutinya sejak keluar dari gerbang sekolah.

Syoo sesekali bersenandung kecil. Ia masuk ke dalam cafe dengan senyum riangnya. Kyu lega melihat syoo tidak muram lagi, terakhir bertemu ia selalu muram. “eoh, kau datang. Sendirian?”tanya jonghyun yang menghampirinya dan duduk di depannya. Syoo menganggukkan kepalannya. “jinja?tapi dia datang”bisik jonghyun. Itu membuat syoo mendekatkan dirinya, kyu yang melihatnya dari meja yang tak terlalu jauh hanya mengempalkan tangannya. “nugu?” tanya syoo pensaran. “mana ku tahu, kau kan kalau ke sini selalu membawa namja yang berbeda”ucap jonghyun santai dan menjauhkan wajah syoo.

“aishh..”

“liatlah ke belakang dia duduk 3 meja dari sini” syoo pun menoleh ke belakang namun, kyu sudah pergi meninggalkan cafe tersebut. “mana?dia tidak ada?”kata syoo seperti menyesal tidak melihat siapa yang dimaksud oleh jonghyun. “dia sudah pergi. Ku rasa dia cemburu melihat kau mendekatkan wajahmu tadi. Dan ah~ wajah mu aneh kalau dilihat dari dekat” ucap jonghyun dengan guyonannya. “aishh.. kau dan kyuhyun sama saja”

“kyuhyun?nugu?” jonghyun merasa asing dengar nama kyu. “tunangan ku” ucap syoo datar sambil memesan menu yang tertera. “apa pria tadi bernama kyuhyun?kerena syoo tak pernah menunjukkan foto namja tadi dan memberitahu ku namanya” kata jonghyun dalam hati dan berpikir keras.

“apa yang kau pikirkan?kau menyukai ku, eoh?”goda syoo. “ani, walaupun aku menyukai mu, aku tak mau jadi kekasih mu. Kekasih mu terlalu banyak nona. Aku tak mau cinta ku dibagi dengan namja lain” ucap jonghyun dengan tegas. Perkataan jonghyun tadi mengingatkan dengan kyuhyun yang tak rela syoo dengan namja lain. “mianhae, aku tak bermaksud-“

“gwenchanha” kata syoo tersenyum menyembunyikan rasa bersalahnya kepada kyu.

^^

Malam harinya sica datang ke rumah syoo membawa cake untuk syoo. Sica bertanya kepada kyu kesukaan syoo. Sica memencet bel rumah syoo. Ia merasa gugup karena ini pertama kalinya ia bertemu dengan syoo.

Pintu rumahnya sudah terbuka. “eoh, annyeonghaeseyo” ucapnya ramah. “annyaeonghaseyo” balas wanita paruh baya itu. “nuguseyo?” tanya eomma syoo dengan ramah. “Jessica Jung iminda. aku sepupu  Kyuhyun” “ah~ kau yang baru datang dari amerika itu?mari masuk. Kau pasti mencari sooyoung kan?ia ada di kamarnya masuk lah, aku akan menyiapkan makanan kecil untuk kalian” . sica memperhatikan desian rumah syoo yang begitu elegan. “omo..bagus sekali” ucapnya dalam hati. “eomma syoo begitu ramah dan hangat” ucapnya lagi. Betapa kagumnya ia dengan keluarga Choi.

Sica menaiki tangga dan melihat pintu yang bertulisan SY ROOM. Ia pun mengetok pintu dengan ragu namun pasti. “nugu?masuklah” ucap syoo di dalam. “sooyoung-ssi” panggilnya. Syoo yang sedang asik belajar menoleh. Betapa tekejutnya ia melihat yeoja blonde itu sekarang berada di dalam kamarnya.

“mau apa kau?”tanyanya dengan ketus. “ka!! “ usirnya ia marah tak bisa menahan emosinya saat melihat sica. “biar aku jelaskan dulu. Dengarkan penjelasan ku, ku mohon” syoo hanya diam dan menunggu apa yang mau sica katakan. “huftt..baiklah terserah kau mau dengar atau tidak. Setelah ini aku akan pergi. Aku bukan kekasih atau pun selingkuhan kyuhyun. Dia sepupu ku. Aku baru datang dari amerika untuk berlibur. Dan kau sepertinya sudah salah paham. Ini juga pertama kalinya kita bertemu, aku memakluminya kalau kau menduga aku kekasih kyuhyun-“ sica tersenyum.

Sica melanjutkan lagi, “- mianhae, aku tak datang saat acara pertunangan mu karena urusan sekolah ku yang tak bisa ku tinggal padahal kyu merengek aku datang. Hheehe jangan tinggalkan kyu dia begitu menyanyangi mu. Mianhae aku merasa bersalah. Mau kah kau berteman dengan ku?ah~ ku mohon putuskan semua namja mu” “mwo?dia tau kalau aku punya banyak namja?”gumamnya dalam hati. Syoo mendekati sica dan menutup mulu sica. “ya!! Pelankan suaramu. Aku bisa mati kalau eomma mendengarnya” bisik syoo.

“mendengar apa youngie?”tanya eomma syoo yang tiba-tiba sudah di depan pintu kamarnya. “hahaha..anio. ini rahasia anak remaja” syoo cengengesan dan merebut nampan yang eomma syoo bawa. “ah~ eomma, ka!!” usirnya. “eyy..anak nakal”

Syoo menutup pintunya dengan sedikit kencang.

^^

Hari begitu cepat berganti. Syoo tidak memperhatikan Kim seongsanim penjelaskan pelajaran matematika. Ia terus terniang-niang perkataan sica dan jonghyun kemarin. Ia terus memperhatikan namja yang ia cinta yang sedang serius memperhatikan pelajaran yang ia sukai itu. Merasa diperhatikan kyu menoleh ke arah syoo. Dengan cepat syoo membuang mukanya berpura-pura memperhatikan pelajaran. Kyu tersenyum tipis.

Jam pun sudah menunjukkan istirahat. Syoo berjalan gontai menuju taman sekolah tempat menghilangkan rasa suntuknya. Kyu dengan setia mengikuti langkah syoo. Syoo duduk dekat air mancur. “huh..aku harus bagaimana?”

Ponsel syoo bergetar banyak pesan yang masuk dan pesan tersebut sama.

Kau di mana?

Syoo membalasnya dengan cepat ke semua namjachingunya kecuali siwon dan kyu yang tidak mengirimnya pesan singkat.

Aku di taman belakang sekolah.

Sent

Dengan cepat semua “namjachingunya” itu datang dan berebut untuk sampai di depan syoo. “ya!! Kau mengapa mengikuti ku?” teriak donghae. “wae?aku mau bertemu kekasih ku” ucap changmin. “ya!! Hyung kalain berisik aku juga ingin bertemu kekasih ku” kata minho yang tak mau kalah. Saat hyuk ingin bersuara donghae sudah bertanya, “eoh?kau juga mau bertemu kekasih mu?ckk” hyuk menganggukkan kepalanya.

Sesampainya di depan syoo, mereka terus bertengkar kecil. Sementara sehun, suho dan luhan memperhatikan adegan yang sedang bersiteru itu. Kyu hanya menahan tawanya, melihat betapa paniknya wajah syoo sekarang. “ya!! Bisakah kalian diam?”teriak syoo memberhentikan pertengkaran tersebut.

“chagiya”ucap mereka kompak. “mwo?” jawab syoo datar. Mereka menoleh satu sama lain. “apa kalian kekasih syoo?”tanya hae kepada mereka. Changminhyuk mengaggukkan kepalanya. “apa maksud ini semua?”tanya hae yang sudah terlihat marah. “ini .. kau becandakan sooyoungie?” tanya chwang dengan wajah cemas. “noona..”panggil minho seakan meminta syoo menjawab ‘kekasih ku hanya minho’. “soo-ah”panggil hyuk pelan.

Syoo memejamkan matanya. Sesekali menghembuskan nafasnya. Sehun, luhan dan suho menunggu jawaban yang keluar dari mulut syoo. Sementara kyu tak sabar dan ingin berteriak ‘dia tunangan ku. Puas kalian’ namun ia tahan. Ia ingin tahu apa yang syoo katakan.

“nde, matjayo.. kalian semua kekasih ku” ucap syoo dengan santai. Sehun hampir pingsan mendengarnya. Luhan dan suho pun menopangnya agr tidak jatuh, “ya!! Aishh.. sepertinya aku akan mati mendadak” ucap suho dan menyeret sehun diikuti luhan.

Kyu tersenyum lega mendengarnya dan berharap ini berakhir. “nde?maldo andwae!! Neo!?” hae tak percaya pa yang barusan syoo katakan hatinya begitu sakit saat tahu syoo mempermainkan hatinya. “aku kecawa pada mu sooyoung-ssi” ucap changmin lirih. “noona, aku tak percaya” ucap minho. Sementara hyuk menatapnya sendu. “mianhae, bukan maksud ku-“

“aku tak perlu alasan mu nona Choi. Harusnya aku menyadari dari awal, kau yeoja..aish. kau benar-benar kecawa pada mu” ucap donghae lalu pergi begitu saja. “hae oppa, mianhae” air mata syoo pun turun, ia tak tega mempermiankan perasaan namja yang tulus menyukainya. Changmin dan minho pun mengikuti langkah hae.

Tinggal hyuk yang masih diam. Syoo menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. “hikss..hikss..huhu..mianhae” ucapnya terisak. Dari kejauhan, ingin rasanya kyu memeluk dan menenangkan syoo. Namun, saat ia ingin melangkah ia medapat telpon dari heechul. “aishh..yeoboseyo” kyu pun meninggalkan tempat itu.

Hyuk mendekati syoo dan memeluknya. “sstt.. uljima soo-ah, uljima” ucap hyuk dengan lancar. Ini benar-benar keajaiban hyuk berbicara dengan lncar. “mianhae, eunhyuk-ah, mianhe” “nde, aku mengerti. Terimakasih kau orang pertama yang menerima ku tanpa memperdulikan penampilan ku”ucap hyuk sambil mengelus punggung syoo.

Hyuk melepasnya dan mengapus air mata syoo. “tersenyumlah, aku lebih suka kau tersenyum” hyuk pun pergi meninggalkan syoo. Syoo tersenyum, betapa baiknya eunhyuk kepadanya.

Sepanjang lorong hyuk menangis. Tak sengaja bertemu soohwa, “eoh, monyet culun kau menangis?hahhaa” melihat keadaan hyuk mengundang gelak tawa soohwa. Tanpa sadar hyuk memeluk soohwa “huhu..mengapa rasanya sakit sekali?”hyuk seperti mengadu kepada ibunya. “eoh?kau berbicara lancar?daebak” teriak soohwa dengan senang. Saat soohwa ingin melepas, hyuk mempereratnya. “ku mohon sebentar saja” soohwa pun memeluknya dan menenangkannya.

^^

Hati syoo benar-benar kacau, ia dihantui rasa bersalah kepada mantan namjachingunya. Ia berjalan gontai menuju cafe jonghyun. Ia duduk di tempat biasa. Ia menghubungi siwon dan berniat mengakhiri semuanya. Jonghyun ingin menghampirinya, namun saat ini pelanggan begitu banyak yang datang.

“oppa, biasakah kau datang ke cafe biasa?ada yang ingin ku bicarakan”ucap syoo lirih.

Syoo pun memutuskan telfonnya. Ia memesan ice cream favoritenya. Tak lama siwon pun datang. Siwon mengedarkan matanya. Dan ia menemukan sosok syoo yang sedang duduk mengaduk-aduk ice creamnya. Jonghyun memperhatikan siwon dengan seksama. Ia terlihat tak suka dengan siwon. “annyeong” sapa siwon sambil mengecup pucuk kepala syoo.

“annyeong..”sapa syoo dengan lesu. “wae?chagi??wajah mu jelek, tersnyumlah..”goda siwon sambil mengelus pipi syoo. Jonghyun geram melihat syoo diperlakukan manis oleh siwon. Ia juga kesal mengapa kyu tak terlihat seperti biasanya duduk di belakang dan memperhatikan syoo.

“ah~ tunggu sebentar aku pesan minuman dulu” siwon pun meninggalkan syoo. “coffee latte satu” ucap siwon kepada jonghyun. Siwon menerima telfon.

“tenang saja, hari ini aku berniat memutuskannya tapi sebelumnya kita harus bersenang-senang dengan gadis polos itu” ucap siwon dengan gaya coolnya dan memandang syoo dengan sedikit mesum. *ah mianhae siwon tapi ini cocok untuk peran mu hahha.

Jonghyun menguping pembicaraan siwon. Ia sudah punya perasaan buruk akan terjadi sesuatu kepada syoo. “nde, tunggu jam 10 malam aku pasti akan datang ke club AVEEE” siwon pun menutup telfonnya. Jonghyun memberikannya dengan kasar. Siwon hanya tersenyum simpul dan melangkahkan kakinya ke arah meja syoo.

^^

Jam menunjukkan pukul 5 sore. Setelah latihan basket kyu tidak pulang ke rumahnya melainkan ke rumah syoo. Betapa rindunya ia dengan gadis itu. Ia melihat eomma syoo sedang menyiram tanaman di halaman depan. “eommanim..” teriaknya dari pintu gerbang. Kyu berlari ke arah eomma syoo dan memeluknya. “ya!! Ya!! Bocah. Kau tak punya sopan santun” ucap eomma syoo sambil menjitak kyu. kyu hanya tersenyum tak jelas. “youngie ada?” tanya nya dengan semangat. “aishh.. kau tak pernah menanyakan mertua mu yang cantik ini” umpat eomma syoo. “eyy.. mertua cantik aku kan sudah bertemu mu sekarang”goda kyu

“dia belum pulang, dia hanya mengirimkan pesan pulang terlambat. Apa kau tidak diberitahu?” kyu hanya menggelengkan kepalanya. “umm..tunggu lah di kamarnya mungkin sebentar lagi ia pulang” perintah eomma syoo. “nde, eomma” kata kyu dengan manja dan berlari meninggalkan eomma syoo.

Hampir 3 jam kyu menunggu syoo, namun syoo belum juga pulang. Ia pun tertidur di kamar sang gadis. Eomma syoo cemas, ia pun membangunkan kyu. “kyuhyunie..ireona” ucap eomma kyu sambil menggocangkan tubuhnya kyu. “eunghh..” “kyu, syoo belum juga pulang. Aku takut terjadi sesuatu yang menimpanya. Ponselnya juga tidak aktif. Aku takut kyu, appa syoo sedang tidak ada, aku tidak tenang” eomma syoo benar-benar cemas. Kyu yang baru sadar pun berlari menuju bawah dengan tergesa-gesa. Namun, tak lama ia kembali, “eommanim, aku pinjam kunci mobil. Aku pastikan syoo pulang dengan selamat.” Kata kyu dengan tergesa-gesa. Eomma kyu pun mengambil kunci mobil yang ia kantongi.

^^

Sepanjang jalan kyu gelisah. Ia tak bisa mengontrol eomsinya. Ia menggerutu tak jelas. Ia mempercepat laju jalannya. Pikirannya kacau. Ia tak tahu harus mencari kemana. Ponsel syoo benar-benar tidak aktif.

Kyu pun seakan-akan mendapat titik terang. Ia pun memutar balik mobilnya dan menuju cafe jonghyun. Sesampainya di sana kyu langsung bertemu dengan jonghyun. “eoh, kau?”ucap jonghyun dengan wajah terkejut.

Kini jonghyun dan kyuhyun duduk berhadapan. Jonghyun menunggu kyu bersuara. “ya!! Kau datang ada apa?kalau kau diam saja aku tidak tahu maksud kedatangan mu” “mian, umm..” “jonghyun” “nde, jonghyun-ssi, apa kau tau sooyoung ada di mana?”

“mwo?dia belum pulang juga?padahal tadi sore dia sudah pulang bersama namja berbadan tinggi, besar” “jinja?pasti itu siwon” ucap kyu dengan mengempalkan tangannya. “mungkin, aku tak tahu namanya” “apa kau tahu dia ke mana?” “seingatku, dia—“ jonghyun mencoba mengingat-ingat percakapan siwon.

“ah~ aku tahu dia di mana sooyoung dalam bahaya” ucap jonghyun dengan lantang. “jinjayo?kau mau membantu ku?” “kajja.. aku tahu tempatnya”

^^

Di club syoo merasa asing dengan tempat yang banyak asap rokok dan alkohol. Dia tak suka dengan benda-benda yang menurutnya lebih seram dari MONSTER yang ia tonton. Syoo menarik baju siwon. “oppa, aku lelah. Aku mau pulang” rengek syoo. “hey…aku mau memperkenalkan kau dengan teman-teman ku” ucap siwon dengan manis.

Siwon pun sudah menemukan teman-temannya. Ia menghamipiri tanpa melepas genggaman tangannya syoo. “yoo.. bro!! Akhirnya kau datang” ucap Kris pria tampan –salah satu teman siwon- . “kenalkan dia gadis ku Choi Sooyoung” kata siwon dengan bangga. Sedangkan namja yang duduk di pojok –teman siwon juga- menatap syoo dengan tajam dan tersenyum tipis. “malangnya kau gadis kecil” gumam yesung. Ia pria namja itu yesung.

Siwon pun mengajak syoo duduk di antara gadis seksi di sebelah kiri Kris. “heii.. sayang mengapa kau bawa gadis polos seperti dia?”bisik victoria kepada siwon. “hanya ingin bermain-main, sayang” ucap siwon seduktif. Syoo memperhatikan sekelilingnya dengan perasaan cemas. “kyu, tolong aku.. ku mohon” ucapnya dalam hati menangis. Yesung menupuk bahu syoo. “kau harus hati-hati, jaga lah diri mu baik-baik” ucap yesung dingin. Yesung pun pergi. “ya! Kim Jong Woon eodiga?” teriak Kris dan mengikuti yesung pergi. Victoria pun pergi setelah siwon menyuruhnya pergi.

“hey. Kenapa diam saja?” tanya siwon dengan sikap manis yangt menghanyutkan. “aku ingin pulang oppa” kata syoo lirih. Ia hampir menangis. Siwon memejamkan matanya. “sebentar lagi ya, kita baru saja sampai. Kau mau apa?” bujuk siwon. “aku ingin jus jeruk saja, kalau perlu air putih” kata syoo dnegan polos. Hampir saja siwon tertawa kencang. “baiklah”

^^

Di luar kyu ditahan oleh penaga tak boleh masuk. “ku mohon biarkan ku masuk, kekasih ku dalam bahaya” ucapnya berteriak. Jonghyun yang baru datang pun menepuk bahu kyu. “eoh, jonghyun sajangnim” ucap penjaga itu. Kyu mengeritkan dahi nya. “nanti ku jelaskan”bisik jonghyun. Kyu dan jonghyun pun masuk ke dalm club tersebut.

Siwon memulai aksinya. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah syoo dan tangannya sudah nakal berkeliaran di paha mulus yoo. “ya!! Apa yang kau lakukan?” teriak syoo sambil memberontak. Sementara kyu mencarinya namun tak melihat syoo. Wajar lampu club tersebut tidak terlalu terang. Itu menyulitkan kyuhyun. Namun, jonghyun dengan jeli melihat syoo yang sedang bahata. “kyu, dia di sana” tanpa basa-basi kyu datang mendakati siwon yang berusaha mencium syoo.

“kyuhyun tolong aku” ucapnya dalam hati sambil menangis.

BUGHH..

BUGGHH…

Kyuhyun memukul siwon dengan kencang. Syoo pun lari ke arah jonghyun sambil menangis tersendu-sendu. Yesung dan kris mnedakti keributan itu. “hyung, bantu aku teman mu itu brengsek” umpat jonghyun. “kau bawalah teman perempuan mu biar aku kuurus teman pria mu dan teman ku” ucap yesung dengan tenang.

Jonghyun menganggukkan kepalanya. Sementara kyu terus memukul siwon sampai babak belur. “ya!! Hentikan” teriak yesung.

^^

Di dalam mobil, kyu menciumi kepala syoo berkali-kali dan memeluknya. Jonghyun yang melihatnya di kaca dalam mobil pun tersenyum. Ia dengan suka rela menyetir dan mengantarkan dua sejoli itu. “sudah ku bilang putuskan mereka, mengapa kau masih mempertahankan satu namja brengsek itu?” kata kyu dengan kesal. Memarahi syoo yang sednag tidur di pelukannya. Kyu menangis melihat tunangannya, gadis yang ia cintai diperlakukan senonoh oleh pria yang baru ia kenal beberapa minggu lalu.

“ah~ kita hampir sampai aku harus belok ke mana?” tanya jonghyun memecahkan suasana. “oh.. belok ke kanan dan rumahnya yang paling besar” kata kyu.

Sesampainya di depan rumah syoo, jonghyun turun dengan perasaan lega. “terimakasih, jonghyun-ssi. Berkat mu syoo selamat dari namja hidung belang itu” ucap kyu sambil menggendong syoo dnegan ala bridalnya. “sudah menjadi tugas ku sebagai teman tunangan mu” mereka berdua pun tertawa. “masuklah, spertinya gadis manja mu itu kedinginan” jonghyun tak tega melihat syoo yang wajahnya sudah terlihat pucat.

“eoh, nde. Ah~ mau kah kau berteman dengan ku?”tawar kyuhyun. Jonghyun menganggukan kepalanya. Kyu pun masuk ke dalam rumah syoo. “huh..meski pun aku tertarik pada mu, tapi aku senang membantu mu kembali dengan kekasih tercinta mu , sooyoung-ah” gumamnya.

^^

3 bulan kemudian

Hari demi hari kyu dan syoo jalani dengan bahagia. Donghae pun sudah lulus dari sekolah. Changmin pun menerima dengan lapang dada bahwa pada kenyataannya kyuhyun sudah bertunangan dengan syoo. Changmin mengetahuinya saat syoo menemani kyu latihan basket dan memakai cincin pertunangan mereka dan kyuhyun pun sama memakainya.

Minho semenjak kejadian itu, ia dekat dengan soojung gadis pintar dan manis teman sekelasnya. Eunhyuk pun juga sudah berubah menjadi seorang namja tampan tanpa kca mta dan style yang berbeda dari hari biasanya. Berkat soohwa yang selalu menyemangatinya.

Jonghyun. Dia juga semakin dekat dengan kyuhyun. Bahkan tak jarang kyuhyun membantu kerja di cafe miliknya. Sesekali mereka bertiga jalan bersama. Bahkan, sica ikut dalam acara mereka. Awalnya syoo ingin menjodohkan sica dengan jonghyun. Namun, jonghyun sudah punya kekasih idamannya yang sekarang berada di London, namanyanya KIHYUN *okenumpang bentar haha. Sementara sica masih menunggu donghae. Tanpa kyu dan syoo ketahui, sica suka bertemu dengan donghae diam-diam.

Itu terjadi karena pada saat syoo mengatakn kalau donghae bukanlah kekasih satu-satunya, ia bertemu dengan sica yang kala itu datang ke sekolah kyu ingin menemui kyu.

^^

Jonghyun menceritakan semua mengapa ia bisa kenal dengan yesung. “dia kakak tiri ku, makanya aku dengan mudahnya masuk ke dalam club itu” ucap jonghyun dengan bangga. “ah~ yesung oppa dia baik, dia memperingati ku saat itu” ucap syoo. Kyuhyun mengabiskan minumannya. “eoh, lalu apa rencana kalian selanjutnya?” tanya jonghyun penasaran. “entahlah, kami sedang sibuk mengurusi ujian. Sebentar lagi kami lulus” ucap syoo dengan semangat. “eoh, kau tidak melanjutkan sekolah mu?” “anio, aku sudah nyaman jadi bos di sini” ucapan jonghyun mengundang tawa syoo. “umm..mungkin setelah ini aku menikah dengan gadi bodoh ini” ucap kyu dengan godaan khas dirinya. “ya!!” teriak syoo dengan wajah tersipu malu.

^^

1 tahun kemudian ..

Di dalam gereja semua orang menunggu pengantin wanitanya datang. Semua mantan namjachingu syoo pun datang dengan para kekasihnya. Haesica, changmin dengan seo mantan chiliders (ini bener ga?itulah pokoknya), minho dengan soojung dan eunhyuk dengan soohwa. Dan tentunya dengan 3 bocah paparazi kyu dan syoo, sehun, suho, luhan mereka pun turut hadir. “ah~ tak terasa mereka sudah menikah. Gagal aku mendapatkan syoo noona” ucap sehun lirih. Luhan dan suho hanya bisa menahan tawa. Hanya siwon yang tak datang, entahlah sejak kejadian itu ia hanya meminta maaf dengan mengirimi pesan dan mengatakn kalau ia sudah pergi ke Amerika.

Syoo pun datang dengan senyum bahagianya. Digandengnya tangan ayahnya dengan senyum yang tak ada habisnya. Wajahnya begitu cantik. Sikap nakal dan manjanya kini perlahan sudah hilang. Ia tumbuh menjadi wanita dewasa. Kyu meraih tangan syoo yang ayah syoo berikan padanya. “jaga dia baik-baik kyu, aku mempercayaimu” bisik ayah syoo kepada kyu. “nde, abeoji. Aku akan menjaganya dengan baik” ucap kyu penuh semangat.

Acara pun dimulai. Semua orang yang datang menikamti acara pernikahan itu dengan hikmat.

^^

“tak terasa, aku sudah menjadi suami mu” goda kyu kepada syoo yang kini ada di dalam kamar kyu. ia setelah acara pernikahan digelar, syoo tinggal di rumah kyu untuk sementara. Sesekali kyu mengecup bibir mungil syoo. “kyu, aku mau ganti baju dulu” ucapnya disela-sela kecupannya. “kau cantik” bisik kyu. wajah syoo pun memerah. Kecupannya berubah menjadi ciuman yang dalam. syoo pun jatuh di kasur empuk kyu. mereka melakukan yang seharusnya mereka lakukan sekarang.

9 bulan kemudian ..

“ah~ kyu perut ku sakit sekali ..” teriak syoo di dalam kamar setelah membereskan kamarnya. Sementara sica pun mengalami hal yang sama. Sialnya kyu bisa menjadi ipar dengan donghae yang ternyata sudah menanam benih terlebih dahulu kepada sica. Saat pernikahan sica sudah mengandung 7 minggu. Setelah kyu menikah, hae langsung menikahi sica.

“ah~~ hae oppa, ppalli perut ku sakit sekali..” teriaknya di sebelah kamar kyu. sica memang tinggal dnegan keluarga kyu. sebenarnya sica ingin pindah, namun eomma kyu sudah menggap sica seperti anaknya sendiri jadi ia tetap tinggal di rumah kyu. ahra kakaknya kyu dia ikut dengan suaminya ke Jepang tinggal di sana. Kyu dan hae yang sedang di bawah pun berlarian dengan tergesa-gesa. “waeyo, chagiya” ucap mereka serempak. “sakit.. spertinya akan melahirkan” teriak soosica bersamaan. Kyu dan hae pun menggendong anae mereka. Eomma dan appa kyu pun ikut panik melihat menantu dan sica menahan rasa sakit. “sabar chagiya” ucap kyu menenagkan syoo. “tahan chagi” ucap hae kepada sica.

Mobil pun sudah disiapkan donghae menyetir dan kyu menenangkan di belakang. Sementara sica menjambak rambut hae. “ya!! Ppalli..” teriak sica. Soo pun yang melihat sica menjambak hae, mengikutinya menjambak kyu, “ah~ evill… bilang kepada hae oppa lebih cepat sedikit aku tidak kuat lagi” “ya!! Syoo-ah, appo.. lepaskan tangan mu” teriak kyu. “tenang sayang ini aku juga sudah ngebut” kata hae lebih sabar sambil mengelus rambut sica.

Sesampainya di rumah sakit, kyu dan hae masuk ke dalam UGD bersamaan. Sementara keluarga besar Choi, Cho dan Lee menunggu di luar ruangan. “tarik nafas .. keluarkan” kata hae kepada sica. “aishh..chagi, lepaskan tangan mu sakit kepala ku” kata kyu menahan sakit karena syoo menarik rambut kyu dnegan kencang. “aaarrrgghhh….evilll sakittttt” teriak syoo..

1 jam kemudian terdengar suara tangisan bayi menggema. Kyu menitikan airmatanya. “gomawo, jeongmal saranghaeyo” ucap kyu sambil mengecup kening syoo. Donghae tersenyum sambil menangis. “hiks..gomawo sica-ah gomawo”kata hae sambil mengecup tangan sica dnegan lembut.

^^

Syoo dan sica sudah di pindah ke ruang inap (?). mereka satu kamar itu permintaan eomma kyu yang tak ingin sica dan syoo pisah. Sementara kyu dan hae sedang berada di ruangan bayi memperhatikan bayi mereka. “hey.. tampan. Coba bilang appa” kata kyu sambil menggoda anak laki-lakinya. “ck.. dia masih belum bisa bicara bodoh” kata hae menjitak kepala kyu.

“ya! Hyung” teriaknya. “aigoo.. anak appa cantiknya” puji hae kepada anak perempuannya. “tentu saja, kau harusnya beruntung mendapatkan sica dia cantik. Tidak sperti mu aneh” kata kyu mengejek. “ya!! Kau juga beruntung mendapatkan syoo kalau tidak hahha mana mungkin anak mu tampan begitu” kata hae tak mau kalah.

Tiba-tiba suster datang saat pertengkaran kecil itu hampir membuat rumah sakit gempar. “ehmm..maaf tuan-tuan, kalian mau memberikan nama siapa?” tanya suster itu kepada kyu dan hae.

“Cho KyuSoo”

“Lee YeonHae”

Ucap mereka bersamaan.

END

Akhirnya selesai juga kyaaaaa …. jeongmal gomawoyoo…. samapi jumpa di ff berikutnya ^^

Dan maaf kalau di sini syoo jadi playgirlnya kelewatan hahaha Cuma pengen beda aja biasanya kan kyu yg playboy ~ terus untuk karakter siwon ah~ mianhae aku sebenernya ga tega tapi emang tampangnya cocok banget haha trs terselip victoria ah mianhae juga yang suka sama dia abis kayaknya cocok bgt buat perannya itu ..


Saranghanna

$
0
0

Normal
0

false
false
false

IN
X-NONE
X-NONE

MicrosoftInternetExplorer4

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:”";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

love! Title/Judul  :Saranghanna

Length :o neshoot

Rating : 16

Genre : Romance

Author : Yohana [@yohanamian]

Cast/Pemain : Kyuhyun dan Sooyoung

Note: Keep support KYUYOUNG! knight fighting!^^

 

sarang manhi manhi juseyo!!

 

 

~~~~~~~

 

 

Udara Sore Di seoul kini sangat baik untuk sekedar berjalan santai atau Duduk melihat2 keadaan sekitar yang ramai namun damai.

 

Kyuhyun dan sooyoung;Sepasang kekasih sedang berjalan-jalan di taman. Layaknya sepasang kekasih, Kyuhyun menggenggam tangan kekasihnya. Sesekali candaan ringan terlontar dari kyuhyun yang membuat sooyoung sedikit terkekeh.

Sooyoung senang karena kekasihnya adalah seorang yang humoris dan sedikit jauh dari Hal-Hal romantis.

Sooyoung tidak menyukai keromantisan yang berlebihan.Sooyoung mempunyai definisi sendiri untuk kata Romantis.

 

Kyuhyun berhenti sebentar karena melihat mobil bak ice cream dipinggir taman.Kyuhyun meninggalkan sooyoung sebentar.Dibelinya sebuah ice cream vanilla,mengingat kekasihnya ini selain menyukai bunga juga menyukai ice cream vanilla.

 

 

“ini Chagia.”  Ucap nya sekaligus menyodorkan ice cream tadi ke sooyoung.

 

Ternyata Di luar dugaan, sooyoung justru terdiam Beberapa detik.

“Wae?” tanya kyuhyun yg sudah pasti heran.

Sooyoung menggeleng kemudian sooyoung mengambil ice creamnya dan tersenyum lembut pada kyuhyun.

 

Lalu dia bertanya pada kyuhyun, 

“Oppa..Kenapa ?.. kenapa kau mencintaiku?”

Kyuhyun keheranan dengan pertanyaan kekasihnya

,dia tersenyum “Aku juga tidak tahu” Jawab kyuhyun

“Tapi aku sangat menyukaimu, aku

mencintaimu, sayang.” Lanjutnya mengusap puncak kepala sooyoung.

“tidak bisakah kau sebutkan satu saja alannya? bahkan kau tidak

bisa menyebutkan satu alasanpun mengapa kau menyukaiku.”

 

Sooyoung menghel napas dan berjaln kebangku ditaman terdekat dan diikuti kyuhyun.

“Aku ini seorang gadis yang tidak pintar,tidak cantik,tidak memakai baju yang bagus.kalau…Kalau suatu saat nanti ada yang lebih cantik dari pada aku ,p-pasti kau akan meninggalkanku. Bagaimana bisa kau bilang kau mencintaiku tanpa alasan? A-Aku..aku takut kau suatu hari meninggalkanku.”

jelas sooyoung panjang lebar menggenggam ujung kaos merah mudanya sambil menunduk ,bahkan sekarang air matanya tidak bisa ia tahan.

 

 

 

Ya ampun,dia sedang meragukan cinta kekasihnya selama ini.

 

 

 

“Aku benar-benar tidak tahu alasannya, soo. Tapi, bukankah perhatian, kasih sayang dan kehadiranku sudah menjadi bukti ?”

Kyuhyun mulai panik melihat bahu sooyoung bergetar.kyuhyun tau sooyoung menangis.Rasanya kyuhyun mau memeluknya tapi sesuatu menahannya dulu.

“Bukti apa? Semua tidak membuktikan apapun”  Sooyoung ddengan suara lirih.

 

Mereka pun sama sama diam,

 

 

sampai suara sooyoung terdengar,

“oppa maaf, sepertinya..”

“sepertinya apa sayang?”

 

 

“kita, sudahi saja hubungan kita ya.”

 

 

Kyuhyun kaget atas perkataan sooyoung, lalu menarik dagu sooyoung agar bisa melihat matanya yg sudah basah sekali.

 

“Kau bicara apa sih?” kyuhyun menghapus air mata sooyoung dengan ibu jarinya,

“Tolong jangan bilang hal yg sama seperti itu lagi padaku,”

Sooyoung menggeleng,

“Tidak! ” sooyoung melepaskan tangan kyuhyun kasar,  “O-Oppa,  kau bisa mencari wanita yg lebih layak Denganmu.  Menjadi masa depan mu bukanlah kemanpuanku oppa.”

Sooyoung berdiri

 

“Tolong mengerti posisiku oppa”

Sooyoung membungkukan badan pada kyuhyun yang masih kaget atas perkataannya.

Rasanya kyuhyun mau meledak, tapi dia tetap berlari mengejar sooyoung yang sudah kabur. Tapi hasilnya nihil  sooyoung sudah naik bus dan meninggalkan kyuhyun yang sekarang menyedihkan.

 

 

***

 

 

Beberapa hari kemudian,

Sebuah kecelakaan kebakaran menimpa sooyoung di tempat kerjanya ;di sebuah supermarket. Ia harus kehilangan rambutnya yang panjang dan hitam karena terbakar dan terpaksa harus dipotong hingga sisa 7centi. Ia juga harus kehilangan suara lucunya dalam beberapa waktu karena pita suaranya terbentur keras etalase yg rapuh termakan api. Kulitnya yang dulu halus kini terpapar beberapa luka bakar mengerikan seperti monster.

 

Ia juga terbaring tak berdaya.

 

Sekarang aku benar benar tak berguna,pikirnya.

 

 

 

Di sampingnya ada secarik surat. Ia pun membacanya.

 

“Sooyoung yang sampai kapanpun tetap milikku,

Karena suaramu tak lagi selucu dulu, bagaimana aku tetap bisa mencintaimu?

karena rambutmu kini sudah tak panjang lagi dan aku tidak bisa menyisirnya saat aku mau,Seharusnya Aku juga tak bisa mencintaimu. Apalagi kini banyak luka bakar di wajahmu yang dulu cantik sekali. kau sekarang sudah benar-benar tak punya apapun kan untuk dibanggakan seperti sebelumnya?

Tapi,cinta ku bukan cinta yang palsu. Cintaku kepadamu tulus. Aku menyukaimu yang apa adanya. Aku tidak jatuh cinta karena kau punya selera yang bagus dalam berpakaian, bukan karena kau pintar,bukan karena rambut yang indah serta kulit yang cantik.

Aku mencintaimu tanpa alasan apapun.

Sampai kapanpun, aku tetap akan mencintaimu.

Kau seorang wanita yg paling sanggup berjalan kemasa depan yg indah denganku.Bersama sama terus,Sekalipun nanti rambut putihmu mulai tumbuh, kulitmu mulai menua dan keriput, kau menjadi pelupa bahkan sekalipun kau tidak bisa mengingat namaku lagi.Aku seelalu mencintaimu.

Sooyoungie, Menikahlah denganku…”

 

Ya ampun~

sooyoung menangis terharu.

Dia menengok saat seorang mengeluarkan suara dari pintu kamar rawatnya,

 

“Sooyoung,maukan menikah denganku”

Kyuhyun yang menggendong rangkaian bunga taman kesukaan sooyoung tersenyum lembut dari pintu lalu berjala ke kekasihnya yang sedang tetap menangis haru.

 

 

 

Belife in power of your love,

Because you never know how can love make you life more sweet.

 

END

 

Sorry for typo>..<

Ituu kata kata terakhir aneh amat ya? -_-v

yah maklum saya bener-bener ga ngerti soal cinta cintaan meskipun umur saya udah 17 tahun T.T *sedih*

But, im really know how big and faith knight’s love for kyuyoung.

fighting^^

comment is terimakasih~ ^^


Viewing all 1445 articles
Browse latest View live


Latest Images

<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>