Title : Cupid Couple (Part 1)
Author : Chuyleez
Main Cast : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Lee Donghae, Im Yoona
Genre : Fantasy, Romance, Family, Teen, Humor (Maybe)
Rating : 15
Length : Series
Annyeong yeorobun…. Mianhae yah author kelamaan ngepost-nya, soalnya author baru selesai UAS. Tapi sekarang sudah libur 2 bulan jadi bisa fokus ke FF hehehe… (#banyak cing cong nih author). Mianhae yah kalau ceritanya mungkin sedikit out of logic. Maklumlah ini kan fantasy, fantasy-nya author hehehe…
Jika ada kesamaan cerita, harap mention di fb author di Andria Chuyleez Minoz or twitter @chuyleezluvsuju
Happy Reading All…. ^^
***
Seoul, 2003
Seorang namja kecil menggenggam ringan tangan seorang gadis sambil tersenyum. Sesekali dia membenarkan mantel yang dipakai gadis itu sedikit tersingkap. Gadis itu tersenyum manis.
“Gomawo, Oppa.”
“Ne.”
Tiba – tiba namja itu bersin.
“Oppa gwenchana??” tanya gadis itu khawatir.
“Ne. Gwenchana.” Kata namja itu dengan wajah memerah sehabis bersin.
“Oppa, saat ini cuaca sedang dingin. Kau harus jaga kesehatanmu. Ingat, sebentar lagi Oppa akan ujian.”
“Ne, youngie.”Kata namja itu mendengar celotehan yeoja yang berusia satu tahun di bawahnya.
Gadis itu tersenyum.
“Oppa, kajja. Nanti kita terlambat.”
“Ne.”
Mereka berlari kecil sambil tertawa senang tanpa melepaskan genggaman tangan mereka. Pintu gerbang sekolah dasar sudah mulai terlihat. Mereka sedikit mempercepat langkah mereka. Sebenarnya mereka tidak akan telat. Entah apa yang mereka lombakan. Mereka ingin sampai cepat di sekolah.
Mereka memasuki gerbang sekolah dan menghentikan laju lari mereka. Menarik nafas yang terengah – engah. Kemudian tersenyum.
“Kha, masuk kelasmu.”perintah namja itu.
“Ne, Oppa. Nanti kita pulang bersama yah.”
“Eum.”Kata namja itu bergumam dan tersenyum.
“Aku ke kelas oppa.”Pamit gadis itu.
Gadis itu melangkahkan langkah kecilnya ke sebuah ruangan kelas. Namja itu juga berjalan ke arah yang berlawanan menuju ke kelasnya.
“Sooyoungie….” Panggil seorang gadis saat gadis kecil itu tiba di kelasnya.
“Ne, Yuri~ah.”
“Apa kau berangkat bersama Donghae Oppa??” tanya Yuri.
“Aku selalu berangkat bersamanya. Waeyo??”
“Dia tampan.” Kata Yuri tersenyum malu.
“Kau menyukainya??”
Yuri mengangguk.
“Kita masih kecil. Belum pantas memikirkan cinta.”
“Kau benar. Mungkin aku hanya kagum padanya.” Kata Yuri dengan nada sedikit kecewa.
“Apa kau sedih??”
“Aniyo. Yang kau katakan benar. Mungkin aku akan mengatakannya saat dewasa nanti. Aku akan menunggunya.” Jelas Yuri.
Sooyoung tersenyum kecil. Donghae, yah nama namja yang tadi berangkat bersama Sooyoung. Tetangga depan rumah Sooyoung. Usianya 1 tahun lebih tua darinya. Sooyoung sangat dekat dengannya. Donghae adalah anak yang lebih suka di rumah dari pada bermain dengan teman sebayanya. Begitu juga dengan Sooyoung. Karena itulah mereka akrab.
***
Seorang namja kecil menaruh tas ranselnya di atas meja belajarnya. Raut wajahnya terlihat lelah.
“Kyuhyunnie, nanti malam kita akan ke rumah kerabat Appa. Kau bersiap – siap yah??” kata namja yang terlihat beberapa tahun lebih tua darinya.
“Ne, hyung.” Jawab Kyuhyun.
Kyuhyun kecil menutup pintu kamarnya. Kemudian membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
“Aku benar – benar lelah hari ini.” Gumam namja kecil itu.
“Kyuhyunnie.” Hyung namja itu kembali membuka pintu kamar Kyuhyun.
“Waeyo??” Kyuhyun membangkitkan tubuhnya.
Changmin, Hyung-nya Kyuhyun langsung duduk di samping Kyuhyun.
“Aku akan dijodohkan dengan anak kerabat Appa.” Kata Changmin.
“Ne??” tanya Kyuhyun sedikit terkejut. “Tapi Hyung masih 1 SMP.”
“Tidak mungkin aku dinikahkan sekarang. Nanti malam aku akan diperkenalkan dengannya.”
“Aku masih kecil hyung. Tidak mengerti urusan perjodohan.”Kata Kyuhyun polos.
“Kau benar. Aku juga begitu. Biarlah orang tua kita yang mengurusnya.”Kata Changmin mengacak pelan rambut Kyuhyun.
Kyuhyun dan Changmin adalah kakak beradik. Changmin berusia 5 tahun lebih tua dari Kyuhyun.
PRANG!!!
Terdengar suara pecahan keramik.
Kyuhyun dan Changmin membulatkan mata.
PRANG!! PRANG!! PRANG!!
Terdengar lagi suara pecahan keramik yang lain.
Changmin menutup telinga Kyuhyun rapat. Kyuhyun terlihat bingung. Walaupun dia tahu. Orang tua mereka sedang bertengkar.
“AKU TIDAK SETUJU KAU MENJODOHKAN CHANGMIN SEKARANG!! DIA MASIH KECIL!!” bentak seorang wanita pada namja di hadapannya.
“AKU TIDAK MENYURUHNYA MENIKAH SEKARANG. AKU HANYA INGIN MEMPERKENALKANNYA.” Sahut namja itu dengan nada meninggi.
“Pokoknya aku tidak setuju. Biarlah dia memilih pilihannya sendiri nanti di masa depan.”
“Tidak. Aku yang akan menentukan masa depan Changmin. Kau urus saja Kyuhyun anakmu itu.”Kata namja itu kesal.
“Dia anakmu juga.”
“Aku tidak menganggap anak sialan itu anakku.”ujar namja itu.
Changmin masih menutup telinga Kyuhyun. Hatinya merasa sakit. Hampir setiap hari dia mendengar pertengkaran kedua orang tuanya.
Tak lama, tidak terdengar lagi suara teriakan. Sepertinya perdebatan sudah selesai. Changmin melepaskan tangannya yang sedari tadi menutup telinga Kyuhyun.
“Kyuhyun~ah.” Changmin memeluk erat Kyuhyun.
Kyuhyun memandangnya bingung. Namja kecil itu masih terlalu polos.
Changmin mulai menangis. Dia tidak ingin kehidupan adik tersayangnya rusak karena orang tua mereka selalu bertengkar. Lebih tepatnya dia tidak ingin Kyuhyun mengalami siksaan batin karena selalu mendengar pertengkaran orang tuanya seperti dirinya. Mendengar perkataan kotor yang diucapkan orang tuanya saat bertengkar.
“Jangan pernah pedulikan mereka. Aku disini yang akan melindungimu.” Kata Changmin memeluk Kyuhyun.
Kyuhyun membalas pelukan Changmin. Meskipun dia sendiri tidak begitu mengerti permasalahan keluarganya. Selama ini menurutnya keluarganya baik – baik saja (Karena setiap orang tua mereka bertengkar hebat, Changmin selalu menutup telinga Kyuhyun rapat atau memakaikan Kyuhyun headset supaya tidak mendengar apapun.)
***
Sooyoung dan Donghae sedang duduk di teras rumah Donghae. Mereka memandangi seekor kucing anggora yang sedang asyik memakan makanannya.
“Sepertinya Haesoo tambah besar Oppa.” Kata Sooyoung.
“Ne kau benar. Itu karena kita rajin merawatnya.”
“Haesoo~ah, kapan kau hamil dan memiliki anak??”
“Soo, dia baru 1 tahun. Mana bisa langsung punya anak.”
Sooyoung tertawa kecil. Dia mengelus – elus bulu halus Haesoo, kucing anggoranya.
“Oppa…” kata Sooyoung menggantung kata – katanya.
Donghae menoleh ke arah Sooyoung.
“Aku dijodohkan dengan anak kerabat Appa.”
Donghae hanya diam. Pandangannya beralih pada Haesoo yang sedang makan.
“Aish jeongmal… Aku ini kan masih kecil. Masa sudah dijodohkan.” Keluh Sooyoung kesal.
Donghae tersenyum tipis melihat keluh kesal gadis itu. Entah mengapa dia sedih mendengar kabar perjodohan itu.
***
Keluarga Cho, lebih tepatnya hanya Changmin dan Appanya datang berkunjung ke rumah keluarga Choi.
“Mana istri dan anakmu yang kecil??” tanya Tuan Choi.
“Anak bungsuku sedang sakit. Jadi istriku di rumah menjaganya.” Kata Tuan Cho ramah.
Changmin menunduk. Ayahnya berbohong.
Flashback
“Kyuhyunnie, nanti kau di rumah saja yah temani Omma.” Kata Omma.
“Tapi Kyu akan menemaniku bertemu kerabat Appa.” Kata Changmin.
“Kau bisa pergi dengan Appamu. Biar Kyuhyun di rumah saja, arra??”
Changmin terlihat kecewa. Omma belum merestui perjodohan ini. Kyuhyun menuruti Omma-nya.
Flashback End
Di rumah keluarga Cho. Kyuhyun sedang bermain dengan mainannya. Tangan mungilnya terus menyusun rubik sesuatu. Sebenarnya, dalam hati dia kecewa karena tidak jadi ikut ke tempat kerabat Appa-nya.
***
“Apa ini putra pertamamu??” tanya Tuan Choi.
“Ne. Dia putra pertamaku. Perkenalkan dirimu nak.”
Changmin berdiri dan sedikit membungkukan badannya memberi salam.
“Cho Changmin imnida. Bangapseumnida.” Katanya ramah.
Tuan Choi tersenyum.
“Soo~ah, perkenalkan dirimu.”
“Choi Sooyoung imnida. Bangapseumnida.” Kata Sooyoung tersenyum.
Changmin tersenyum memandang Sooyoung. Gadis itu sangat cantik. Senyumnya indah. Sepertinya Changmin mengalami Love at first sight pada Sooyoung.
Dari depan rumah keluarga Lee, Donghae memandangi rumah Sooyoung. Lebih tepatnya membayangkan apa yang terjadi di dalam sana.
“Apa aku harus menyerah??” tanya Donghae lirih.
***
Sooyoung keluar dari rumahnya. Dia hendak berangkat sekolah. Entah mengapa dia kurang bersemangat berangkat sekolah hari ini. Di depan rumahnya sudah ada mobil terparkir.
Donghae juga keluar dari rumahnya hendak berangkat sekolah. Dia melihat Sooyoung yang terlihat lesu.
“Oppa…” Sooyoung berjalan mendekati Donghae.
Changmin keluar dari mobilnya.
“Mulai sekarang, aku berangkat dengan Changmin Oppa.” Kata Sooyoung terlihat sedih.
Donghae memandang ke arah Changmin. Itu orang yang dijodohkan dengan Sooyoung, pikirnya.
“Ne, gwenchana.” Kata Donghae memaksakan senyumnya.
Sooyoung memandang Donghae, perasaan bersalah menyelimutinya.
Sooyoung perlahan membalikkan badan menuju mobil Changmin. Sebelum masuk mobil, lagi – lagi dia menoleh melihat ke arah Donghae. Donghae tersenyum.
Sooyoung memasuki mobil Changmin.
“Dia temanmu??” tanya Changmin.
“Eum, tapi sudah seperti Oppaku.” Kata Sooyoung sedikit ragu.
Changmin tersenyum memandang Sooyoung.
Pandangan Sooyoung beralih pada namja kecil yang duduk di dekat supir.
“Nugusseyo??” tanya Sooyoung pada Changmin.
“Ah, dia namdongsaeng-ku. Cho Kyuhyun.”
Kyuhyun menoleh ke arah Sooyoung dan tersenyum.
“Annyeong noona. Kyuhyun imnida.”
“Sooyoung imnida.” Kata Sooyoung tersenyum. “Changmin~Sshi, adikmu lucu.”
Changmin tertawa kecil. Kyuhyun hanya memandangnya polos.
***
Beberapa bulan berlalu. Sooyoung dan Donghae tidak pernah lagi berangkat sekolah bersama. Mereka hanya bertemu di sekolah dan di rumah.
Tibalah saat kelulusan Donghae dari sekolah dasar.
“Oppa… nanti aku benar – benar kesepian disini.” Kata Sooyoung merengek.
“Soo… tunggulah satu tahun lagi kau akan lulus. Kita bisa bersama lagi di Junior High School yang sama.”
Sooyoung mengangguk sedih.
Berat rasanya berpisah dengan Donghae. Selama satu tahun ini, hanya di rumahlah mereka bertemu.
***
Sooyoung masuk ke kamar Donghae. Mereka sudah terbiasa seperti ini. Mereka sudah seperti sahabat sejati yang tidak terpisahkan.
Sooyoung mendapati Donghae sedang memandangi layar ponselnya di atas ranjang.
“Oppa…” kata Sooyoung.
Donghae terlihat terkejut melihat kedatangan Sooyoung yang tiba –tiba. Gadis itu juga tidak mengetuk pintunya.
“Kebiasaan burukmu belum hilang – hilang Soo. Bagaimana kalau aku sedang telanjang tadi??” kata Donghae kesal.
“YAA!! Oppa, aku juga sudah sering melihat tubuhmu dulu. Tidak perlu malu padaku.” Kata Sooyoung seraya naik ke atas ranjang dan duduk di samping Donghae.
“Oppa sedang apa??” tanya Sooyoung heran melihat Donghae yang menggenggam ponselnya erat.
“Tidak sedang apa – apa.” Kilah Donghae.
Sooyoung memandang curiga. Dia mengambil paksa handphone Donghae.
“YAA!!Soo…”
Sooyoung membuka handphone Donghae. Sooyoung membulatkan matanya.
“Kau bertukar pesan dengan siapa Oppa??” tanya Sooyoung penuh selidik.
Donghae terlihat kikuk.
“Dia… Jessica. Teman sekolahku.” Kata Donghae sedikit tergagap.
“Kau sudah punya pacar Oppa??”
“Aniyo. Kami hanya sekedar bertukar pesan saja.”
Sooyoung terlihat kesal. Dia terus membuka semua pesan yang ada di ponsel Donghae.
“Mwo?? Banyak sekali pesan dari yeoja. Jessica, Son Eun So, Yoo Seung Ah. Kau mau jadi seorang playboy Oppa???”
“Aniyo Soo, percayalah padaku. Mereka hanya temanku.”
Sooyoung masih terlihat kesal. Lebih tepatnya cemburu.
“Kau… Cemburu??” tanya Donghae ragu.
“Mwo?? Tidak mungkin aku cemburu. Kau tahu, aku sudah punya Changmin Oppa.” kata Sooyoung mengelak
“Ah, kau benar.” Donghae terlihat kecewa. Sebenarnya dia berharap Sooyoung cemburu.
“Aku hanya kesal kau tidak pernah menceritakan tentang orang yang kau sukai. Apa salah satu di antara mereka??”
Donghae menggeleng.
“Lalu??”
“Eobsoyo.” Jawab Donghae singkat dan memandang Sooyoung intens.
“Benarkah??”
“Aku masih kecil Soo. Belum ingin merasakan cinta. Cukup cinta untukmu saja. Sebagai sahabat dan adik kecilku.”Kata Donghae seraya merangkul Sooyoung.
Sooyoung tersenyum tipis. Bagi Donghae, dirinya hanya sahabat dan adik kecil.
“Mengapa Oppa tidak pernah melihat aku sebagai wanita??Atau hubungan kita hanya sebatas Oppa – Dongsaeng??Aku ingin lebih dari itu.” Batin Sooyoung
“Mianhae, aku hanya takut untuk memulai semuanya. Mungkin, suatu hari nanti aku akan mengatakan perasaanku yang sebenarnya.”Batin Donghae.
***
Donghae keluar dari sekolahnya dengan menggandeng tangan seorang gadis. Dia terkejut melihat Sooyoung yang sedang berdiri di depan sekolahnya. Gadis itu menunduk sambil memainkan telapak kakinya.
“Sooyoung~ah.” Panggil Donghae.
Sooyoung menoleh. “Oppa…” Sooyoung sedikit terkejut melihat Donghae yang bergandengan dengan gadis itu. “Oppa, nuguya??” tanya Sooyoung.
“Dia… Jessica, yeojachinguku. Kami baru jadian tadi pagi. Jessica ini Sooyoung, dia… teman kecilku. Tapi sudah seperti adikku.”
Bagai tertusuk beribu jarum, hati Sooyoung terasa sakit mendengar penuturan Donghae.
Jessica tersenyum ramah.“Annyeong.”
Sooyoung memaksakan senyumnya. “Chukkae.” Ucapnya lirih.
“Gomawo.” Jawab Donghae juga lirih seolah merasa tidak enak hati pada Sooyoung.“Ada apa kau kesini??”
“Aku ingin pulang bareng Oppa. Tapi ya sudah lah. Mungkin Oppa ingin pulang dengannya.”
“Soo, mianhae.”
“Gwenchana.”
Sooyoung membalikkan badan dan pergi meninggalkan Donghae dan Jessica. Dia merasa patah hati. Padahal dia rela tidak pulang bersama Changmin dan memilih ke sekolah Donghae yang jaraknya lebih jauh dari sekolahnya, supaya bisa pulang bersama. Namun dia malah mendapat kenyataan bahwa namja yang sudah lama dia sukai sudah menjadi milik orang lain.
“Pabbo kau Soo. Kau ini sudah dijodohkan, kenapa masih memikirkan namja lain. Biarkan namja itu bersama orang yang dia sukai.”
***
Hujan deras mengguyur kota Seoul. Kyuhyun kecil berdiri di depan kelasnya. Sesekali dia memandangi langit yang sedikit mendung. Entah kapan hujan akan berhenti. Satu persatu teman sekolahnya sudah di jemput orang tuanya. Sekolah semakin lama semakin sepi.
“Kyuhyun, mengapa kau belum pulang??” tanya seorang sonsaeng.
“Aku menunggu Hyung-ku, sonsaengnim.”
“Boleh sonsaeng menemanimu??”
Kyuhyun mengangguk.
Di perjalanan menuju sekolah Kyuhyun, Changmin sesekali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
“Bisa cepat sedikit.”
“Jeosonghamnida Tuan Muda, jalan sedang macet. Sepertinya ada pohon tumbang di depan sana.”
Changmin menghembuskan nafas kasar.
“Apa kau punya payung?? Sekolah Kyuhyun sudah dekat, aku mau menjemputnya saja. Kasihan kalau dia menunggu terlalu lama.”
“Tapi Tuan…”
“Cepat berikan payungnya.” Paksa Changmin.
Supir Kim memberikan payung pada Changmin. Changmin langsung keluar dari mobil.
“Tuan Muda, hati – hati.”
Changmin mengangguk dan tersenyum. Dia berjalan melewati beberapa mobil yang berhenti karena kemacetan panjang akibat pohon tumbang.
Petir masih menggelegar. Namun tidak membuatnya takut. Yang dalam bayangannya adalah kondisi adiknya Kyuhyun. Dia menyesal karena telat menjemput Kyuhyun. Changmin terlihat sangat menyayangi Kyuhyun.
Kyuhyun mengangkat wajahnya dan tersenyum. Dilihatnya orang yang ditunggunya datang.
“Hyung!!” panggil Kyuhyun.
Changmin mendekat ke arah Kyuhyun.
“Mianhae, aku telat menjemputmu.”
“Gwenchana.”
“Sonsaengnim, gamsahamnida.” Kata Changmin membungkukkan badan.
“Ne… kalian berdua hati – hati yah. Hujannya sangat deras.”
“Ne.” jawab keduanya.
Changmin menggandeng tangan Kyuhyun meninggalkan sekolah.
Mereka menyebrang jalan untuk sampai di tempat dimana Supir Kim masih terjebak kemacetan.
“Aish, Hyung. PSP-ku ketinggalan.”
“Mwo?? Kau memainkannya di kelas??”
Kyuhyun tertawa gaje.
“Biar aku ambil dulu.” Kata Kyuhyun.
Kyuhyun langsung berlari kembali ke sekolahnya tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri. Changmin membulatkan matanya menyadari ada sebuah mobil yang melaju kencang ke arah Kyuhyun.
“KYUHYUN, AWASS!!!” teriak Changmin.
Kyuhyun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah mobil yang melaju. Tubuh Kyuhyun kaku seketika. Changmin berlari ke arah Kyuhyun hendak menariknya karena dia tahu Kyuhyun pasti ketakutan.
Changmin menarik Kyuhyun kencang hingga mereka lolos dari terjangan mobil yang melaju, namun Changmin kehilangan keseimbangan hingga terjatuh dan kepalanya membentur trotoar. Darah segar keluar dari kepala Changmin. Berbaur dengan derasnya air hujan.
“Hyung… Bangun Hyung!!” kata Kyuhyun mengguncang tubuh Changmin.
Air mata Kyuhyun mulai menetes.
“Hyung… Bangun!!”
Changmin masih diam tak sadarkan diri.
Kyuhyun menoleh ke sekelilingnya. Tidak ada orang. Tidak ada mobil yang melintas. Maklum hujan yang mengguyur sangat deras ditambah dengan petir yang menggelegar. Membuat orang – orang enggan untuk keluar rumah.
“Aigoo Tuan Muda!!.” Kata Supir Kim setibanya di depan sekolah Kyuhyun.
Supir Kim mendapati Kyuhyun sedang menangis di samping Changmin yang tak sadarkan diri dengan darah terus mengalir dari kepalanya.
“Ahjusshi, Hyung….” Kata namja berusia tujuh tahun itu menangis mengadu pada supirnya.
“Kita bawa Tuan Muda ke rumah sakit yah.” Kata Supir Kim langsung menggendong Changmin dan membawanya ke rumah sakit terdekat.
***
Seorang wanita berlari tergesa – gesa di sebuah lorong rumah sakit. Dua puluh menit yang lalu dia mendengar kabar bahwa putra sulungnya mengalami kecelakaan. Langkahnya melemah setibanya di depan ruang ICU.
“Omma…” kata Kyuhyun berlari ke arah Omma-nya dan memeluknya.
“Kyuhyun~ah, gwenchana??” tanya Omma khawatir.
“Hyung…” Kyuhyun kembali menangis.
“Kyuhyun berdoa yah, semoga Hyung tidak apa – apa.” Kata Omma menenangkan Kyuhyun. Meskipun dalam hati dia panik luar biasa.
Seorang dokter berpakaian serba hijau keluar dari ruang ICU.
“Bagaimana keadaan anak saya??”
Dokter itu menggeleng lemah.“Dia tidak tertolong.”
Omma jatuh terduduk dan menangis tersedu – sedu. Kyuhyun tidak mengerti dengan ucapan dokter itu. Namun dia ikut menangis melihat Omma-nya menangis.
“Omma… Uljima…” kata Kyuhyun mencoba menenangkan Omma-nya dengan menepuk – nepuk punggung Omma-nya.
Kyuhyun tersentak saat seorang namja menarik kerah bajunya dari belakang. Tubuhnya terbanting hingga membentur tembok.
“Yeobo~ah!!” teriak Omma melihat perlakuan suaminya pada anak bungsunya.
“NEO!! KARENA KAU CHANGMIN MENINGGAL!!” tuduh Appa pada Kyuhyun.
“Appa… Mianhae.” Kyuhyun kecil berlutut di depan Appanya dan memohon maaf.
“DASAR ANAK KECIL TIDAK BERGUNA!! BISANYA HANYA MENYUSAHKAN!!! KURASA FIRASATKU SELAMA INI BENAR. DIA BUKAN ANAKKU. KARENA DIA SAMA BODOHNYA DENGAN NAMJA ITU!!” maki Appa pada Kyuhyun.
Kyuhyun kecil menjerit menangis dan menutup telinganya. Supir Kim memeluk Kyuhyun menenangkan namja kecil itu yang menangis. Orang tua mereka lagi – lagi bertengkar.
“Yeobo~ah, hentikan!! Ucapanmu sama sekali tidak benar.” Kata Omma mengelak tak menghentikan tangisannya.
Appa menghembuskan nafas kasar. Dia mengepalkan tangannya sambil memandang penuh kebencian anak berusia tujuh tahun itu.
“Kim Dong Yoon. Kau kupecat.” Katanya dingin.
Supir Kim memandang tak percaya ke arah majikannya. Dia masih memeluk Kyuhyun dan mengusap rambutnya pelan. Dia merasa sedih, mengapa harus berakhir seperti ini, batinnya.
***
Saat pemakaman Changmin.
Kyuhyun melihat ke arah jasad Changmin yang terbaring kaku di sebuah peti mati. Wajah Changmin terlihat bersinar dan tersenyum. Kyuhyun tersenyum melihat Hyungnya. Lagi – lagi namja kecil itu tak mengerti dengan keadaan sesungguhnya.
Tak lama peti mati mulai di tutup.
“Andwae, ahjusshi. Hyung-ku di dalam. Hyung sangat takut gelap.” Kata Kyuhyun mencegah seorang Ahjusshi yang hendak menutup peti mati Changmin.
“Kyuhyun~ah, kau harus mengikhlaskan dia pergi.” Kata Ahjusshi itu memandang sendu ke arah Kyuhyun.
“Tapi, Ahjusshi. Nanti Hyung sesak tidak bisa bernafas jika peti itu di tutup.”
“MENYINGKIR DARI SANA ANAK PEMBAWA SIAL.” Kata Appa keras.
Kyuhyun terlihat ketakutan saat Appanya berjalan mendekatinya.
“Ap…pa…” Kyuhyun menunduk dan memainkan ujung kemeja hitamnya.
“Apa belum puas kau mengganggunya?? Kau sudah membuat dia mati.” Kata Appa lagi – lagi menyalahkan Kyuhyun.
“Mianhae Appa.” Kyuhyun tetap menunduk. Air mata mulai menetes dari pelupuk matanya.
“Yeobo~ah, sampai kapan kau menyalahkan Kyuhyun. Dia anakmu satu – satunya sekarang.”
“DIA BUKAN ANAKKU!!” bentak Appa.
“HENTIKAN YEOBO~AH!!!” jerit Omma
Semua pelayat memandang sedih kepada dua orang manusia yang sedang bertengkar itu.
“Bisa – bisanya mereka bertengkar di depan peti mati anak mereka.”
“Kasihan sekali dua bocah itu memiliki orang tua seperti mereka.”
Kira – kira seperti itulah bisikan pelayat yang datang.
Seorang yeoja memandang sedih ke arah peti mati, dimana di atasnya terdapat sebuat foto namja yang akan menikah dengannya di kemudian hari. Namun sepertinya takdir tidak berpihak pada mereka, hingga namja itu harus pergi terlebih dahulu.
“Soo~ah, neo gwenchana??” tanya Donghae yang sedari tadi duduk di samping Sooyoung.
“Gwenchana Oppa.”
Sooyoung memandang kosong dengan tatapan sulit di artikan. Dia bingung pada dirinya sendiri. Ragu antara sedih atau simpati pada Changmin. Karena sampai saat ini, hatinya masih pada namja yang sama.
“Changmin Oppa. Mianhae.” Ucap Sooyoung lirih.
Donghae memandang sendu ke arah Sooyoung. Dia mengelus pelan puncak kepala Sooyoung.
“Kau harus ikhlas merelakan dia pergi.” Kata Donghae.
Sooyoung hanya diam.
“Soo~ah, sebegitu sedihkan kau ditinggal mati olehnya?? Lalu bagaimana denganku?? Bagaimana dengan kita nanti??” tanya Donghae dalam hati.
***
Peti mati Changmin mulai di bawa oleh beberapa namja dewasa ke tempat perisirahatan terakhirnya.
“Ahjusshi, hyung-ku mau dibawa kemana??” tanya Kyuhyun polos.
Beberapa namja yang membawa peti mati itu hanya diam dan memandang sedih kearah Kyuhyun.
“ANAK SIALAN!! MENYINGKIR KAU DARI PETI MATI ANAKKU!!” kata Appa kembali membentak Kyuhyun.
Kyuhyun hanya diam ketakutan.
“Kyu~ah.” Panggil Omma.
Kyuhyun berlari ke arah Ommanya.
“Omma, mereka mau membawa Hyung kemana??Bukankah Hyung sedang bermain petak umpet denganku??” tanyanya polos.
“Kyu~ah. Hyung-mu sudah dipanggil Tuhan. Kau harus membiarkan dia bertemu Tuhan.”
“Kalau begitu, Kyu juga mau bertemu Tuhan. Karena Kyu mau bertemu Hyung.”
“Belum saatnya Kyu, nanti pasti kau bisa bertemu Hyung.”
“Kapan Omma??”
Omma hanya diam dan mengelus pelan puncak kepala Kyuhyun.
Omma dan Kyuhyun masuk ke sebuah mobil yang akan mengantarkan mereka ke tempat pemakaman Changmin.
Sesampainya di tempat pemakaman, Kyuhyun melihat peti mati Changmin yang dibawa Ahjusshi itu.
“Hyung…” panggil Kyuhyun berlari mengejar beberapa Ahjusshi yang membawa peti mati Changmin.
“Kyu~ah.”Omma mengejar Kyuhyun.
Peti mati Changmin dibawa masuk ke sebuah liang lahat. Kyuhyun mendesakkan dirinya di tengah kerumunan orang dewasa yang menyaksikan pemakaman Changmin.
“Andwae Ahjusshi, kenapa Hyung-ku dibawa kesana.”
Kyuhyun melompat masuk ke dalam liang lahat. Sekarang dia berdiri di atas peti mati Changmin. Membuat semua orang terkejut dengan tindakannya.
“Hyung, buka petinya.” Kata Kyuhyun sembari memukul peti mati Changmin.“Hyung, gwenchana?? Buka peti matinya!!”tanya Kyuhyun panik.
Beberapa orang yang melihat kejadian itu menangis. Sebegitu sayangkah namja kecil itu pada Hyung-nya hingga dia tidak menyadari bahwa orang yang disayangnya itu telah dipanggil Tuhan.
Seorang Ahjusshi mengangkat tubuh Kyuhyun menyingkir dari atas peti mati.
“Cepat lanjutkan pemakamannya.” Perintah Ahjusshi itu.
“Kim Ahjusshi!! Hyung-ku disana.”
“Tuan Muda sayang pada Tuan muda Changmin??” tanya Supir Kim lembut.
Kyuhyun mengangguk.
“Tuan Muda sayang pada Tuhan??”
Kyuhyun lagi – lagi mengangguk.
“Tuhan sangat menyayangi Tuan muda Changmin jadi dia membawa Tuan muda pergi.”
“Berarti Tuhan tidak sayang padaku yah Ahjusshi??”
“Tuhan juga sayang pada Tuan muda, suatu saat nanti, Tuan muda pasti bisa bertemu dengan Tuhan, dengan Tuan muda Changmin juga.Jadi Tuan muda harus sabar menunggu.”
“Tapi kapan Tuhan akan menjemputku Ahjusshi??” tanya Kyuhyun polos.
“Ahjusshi tidak tahu. Tuan muda bersedia menunggu kan??”
“Apa Hyung bahagia bertemu Tuhan??”
“Tentu. Dia sangat bahagia. Kau senang melihat Hyung bahagia??”
“Ne.”
“Aku minta Tuan muda bisa tabah. Diatas sana, Tuan muda Changmin akan menjaga Tuan.”
“Ne, Ahjusshi. Gomawo.” Kata Kyuhyun tersenyum tipis. Sepertinya dia mulai merelakan kepergian Changmin.
Dari kejauhan, Omma tersenyum tipis melihat anak bungsunya mengikhlaskan kepergian Hyung-nya. Dia menyesal, karena tidak pernah memperhatikan perkembangan pertumbuhan kedua buah hatinya. Bahkan Kyuhyun, lebih dekat dengan Changmin dibandingkan dengan dirinya yang melahirkannya.
***
Beberapa hari setelah hari kematian Changmin. Kyuhyun menatap kosong ke sebuah tempat dimana ingatannya selalu berputar kepada kejadian lalu. Saat Hyung yang dia sayangi terluka karena menyelamatkan dirinya. Dia menatap langit. Dia melihat bayang – bayang Hyungnya tersenyum.
“Ahjusshi benar. Hyung sudah bahagia disana.” Kata Kyuhyun.
Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia melihat sesuatu yang berkilauan. Kyuhyun mendekati benda itu dan mendapati sebuah cincin.
“Sooyoung.” Ucapnya.”Ini cincin milik Hyung.”
Kyuhyun teringat pada cincin milik Changmin yang berukiran nama Sooyoung, dimana Sooyoung juga memiliki cincin berukiran nama Changmin.
Kyuhyun melepas kaitan kalungnya dan memasukkan cincin itu kedalamnya. Dia memasang kalung itu lagi di lehernya.
“Hyung, aku akan menjaga peninggalan Hyung ini.” Kata Kyuhyun tersenyum.
***
Sooyoung berjalan tak tentu arah sepulang sekolah. Sejak kematian Changmin, tidak ada lagi yang pulang bersamanya. Donghae, dia memilih untuk pulang bersama Jessica yeojachingunya.
Donghae mengantar Jessica pulang ke rumahnya.
“Jess, apa besok kita bisa mengajak Sooyoung pulang bersama?? Dia tidak punya teman pulang sekarang.”
“Oppa…” kata Jessica menggantung kata – katanya.
“Ne??”
“Aku tahu Oppa menyukai Sooyoung. Meskipun Oppa bersamaku sekarang, tapi hati dan fikiran Oppa bersama Sooyoung. Aku ingin Oppa bersikap adil. Aku rela hati dan fikiran Oppa tertuju pada Sooyoung, asalkan raga Oppa tetap berada di sisiku. Bisakah Oppa?”
“Tapi Jess…”
“Ini tidak menyakitiku. Ini tidak menyakitiku. Aku menyukai Oppa. Meskipun Oppa menyukai orang lain. Aku tahu hati Oppa hanya untuk Sooyoungie.”Kata Jessica seakan menelan pahit.
“Mianhae, Jess.” Kata Donghae menunduk.
Sejak saat itu, Donghae dan Sooyoung tidak dekat. Donghae selalu menghindar dari Sooyoung jika bersama Jessica. Seperti perkataan Jessica tadi, dia harus bersikap adil. Benar kata Jessica tadi, hati dan fikirannya memang milik Sooyoung, meskipun raganya milik Jessica.
Kadang Donghae meruntuki kebodohannya karena perbuatannya sendiri. Dia memulai hubungannya dengan Jessica hanya karena dia cemburu melihat Sooyoung yang dijodohkan dengan Changmin. Dia tidak ingin terlalu lama terpuruk pada orang yang dia cintai, karena nantinya gadis itu akan menikah dengan orang lain. Namun, bagaimana dengan sekarang?? Saat orang yang akan menikah dengan gadis itu sudah tiada. Apa yang harus dia lakukan?? Apakah dia akan mengejar kembali cintanya dan melepaskan orang sebaik Jessica yang sudah menerimanya apa adanya?? Donghae benar – benar dalam dilema besar sekarang.
***
Kyuhyun tiba di rumahnya.Dia terkejut melihat Omma dan Appanya lagi – lagi bertengkar.
“Lebih baik kita bercerai sekarang, aku akan membawa pergi anakku.” Ujar Omma.
“Silakan bawa saja anak sialan itu. Dia bukan anakku. Aku tidak sudi menganggap pembunuh itu adalah anakku.”
“DIAM KAU NAMJA BRENGSEK!!! JANGAN HINA ANAKKU LAGI!!” bentak Omma.
“AKU TIDAK MENGHINANYA. DIA YANG TELAH MEMBUNUH ANAKKU. DIA MENGHANCURKAN SEMUANYA.” Kata Appa membalas bentakan.
Kyuhyun menutup telinganya. Namja kecil itu menangis.
“Hyung… Aku takut.”Kata namja kecil itu bergetar ketakutan mendengar pertengkaran kedua orang tuanya.”
“Aku sudah tidak tahan lagi denganmu. Sebaiknya kita akhiri semua.”
“Pergilah dari kehidupanku, jangan pernah muncul di hadapanku lagi.” Kata Appa.
Omma menyeret koper besar yang dibawanya, dia mendapati Kyuhyun sedang menangis di teras rumah.
“Kyu~ah.” Panggil Omma.
“Omma, kita mau kemana??”
“Kita akan pindah dari sini, sayang.”
“Kenapa pindah Omma??Bagaimana dengan Appa??”
“Apa kau masih menganggap dia Appamu?? Dia tidak pernah menganggapmu Kyu~ah meskipun kau anak kandungnya.”
Kyuhyun bingung dengan perkataan Ommanya.
“Mulai sekarang kau hanya punya Omma, Kyu.”
Kyuhyun menunduk. Dia bingung harus berbuat apa. Itu urusan orang dewasa. Dia hanya bisa menurut, fikirnya.
***
Sepuluh Tahun Kemudian….
Sooyoung melangkah sendiri di belakang sepasang kekasih yang sedang bergandegan tangan. Jarak diantara mereka cukup jauh. Gadis itu tidak berani mendekat. Dia tak mau merusak hubungan keduanya. Yah mereka adalah Donghae dan Jessica. Mereka telah bertunangan setelah 10 tahun berpacaran.
Apakah sepuluh tahun itu merubah semuanya??Ternyata tidak. Hati dan fikiran Donghae tetap milik Sooyoung, sedangkan Jessica masih memaklumi bahwa dia hanya memiliki raganya saja. Begitu juga dengan Sooyoung, dia masih mencintai Donghae.
Flashback
5 tahun lalu….
“Jess, ini sudah lima tahun berlalu. Aku sudah tidak menyukai Sooyoung. Jadi, bolehkah aku kembali dekat dengannya. Dia sudah seperti Dongsaengku.”
Jessica memandang Donghae. Dia melihat kebohongan dari pancaran mata Donghae, namun gadis itu hanya diam.
“Ne.”Jessica mengangguk.
“Gomawo, Jess.” Kata Donghae memeluk Jessica. “Aku sedih mengabaikannya selama 5 tahun ini. Aku harap kau mau menerimanya sebagai dongsaengmu juga.”
Jessica lagi – lagi mengangguk. Meskipun hatinya sebenarnya sakit. Mulai saat ini, Hati, Fikiran, dan raga Donghae menjadi milik Sooyoung, sedangkan dia, mungkin hanya status, sebagai seorang pacar Lee Donghae.
Flashback End
“Soo… Kau pulang jam berapa nanti??” tanya Donghae menoleh ke arah Sooyoung yang berada di belakangnya.
“Mungkin jam 4 sore Oppa, aku ada club drama hari ini.”
“Oh, baiklah, kami akan menunggumu pulang. Kita pulang bersama, Ok?”
“Tapi, Onnie…”
“Nan gwenchana.” Kata Jessica tersenyum.
“Apa tidak merepotkan??”
“Aniya…”
“Baiklah.”
Donghae tersenyum. Jessica melihat ke arah Donghae yang memandang Sooyoung dengan tatapan yang berbeda.
***
Seorang namja membuka pintu apartemennya. Dia melepas sepatunya asal dan menggantinya dengan sandal rumah. Dia melemparkan tas ranselnya ke segala arah. Tak lama, terdengar suara dering ponsel.
Namja itu langsung mengangkat panggilannya.
“Ne, Omma.”
“Kyu~ah, apa kau tidak ingin pulang??”
“Sebenarnya aku ingin pulang, tapi aku tidak mau melihat namja itu di rumah.”
“Kyu~ah, dia sudah menjadi Appamu.”
“Mwo??Appa?? Omma…. Appa-ku sebenarnya yang mana??Aku sendiri bingung. Omma terlalu banyak punya pacar jadi bingung kan aku anak siapa?” kata Kyuhyun dengan nada mengejek.
“Kyu~ah…”
“Omma, sudah yah, meskipun kau bujuk aku sampai ratusan kali, aku tidak akan pulang. Yang penting, Omma tetap mengirimkan uang bulananku rutin.” Kata Kyuhyun langsung memutus panggilan teleponnya. Memang terkesan tidak sopan.
“Hyung, mengapa aku belum ditakdirkan bertemu denganmu sekarang.” Kata Kyuhyun sambil menggenggam cincin yang berada di kalungnya.
Ya, namja itu adalah Kyuhyun.Kyuhyun yang sepuluh tahun lalu menangis karena kematian Hyung yang dia sayangi.
Beberapa hari sejak Kyuhyun dan Ommanya pergi dari rumah, Omma dan Appa Kyuhyun bercerai.Beberapa tahun kemudian, Appa Kyuhyun sudah menikah lagi dan tidak terdengar kabar lagi sampai sekarang. Begitu juga Omma Kyuhyun yang sudah menikah lagi dua tahun lalu.Omma terus membujuk Kyuhyun untuk pulang ke rumah, namun Kyuhyun lebih memilih untuk tinggal sendiri di apartemen.
Kadang Kyuhyun menangis jika sendiri. Dia selalu teringat Hyung-nya.
“Seandainya Hyung masih ada… Aku tidak akan kesepian disini.”Kata Kyuhyun lirih sambil menggenggam kalung cincinnya.
***
Sooyoung dan Donghae pulang bersama setelah mengantar Jessica pulang.Keheningan menemani langkah mereka. Apalagi langit juga mulai gelap.
“Oppa…” kata Sooyoung memecah keheningan.
“Hmm.” Gumam Donghae.
“Apa kau nanti akan menikah dengan Jessica Onnie??”
“Mollayo.”
“Waeyo??”
“Aku masih ragu pada diriku sendiri.” Jawab Donghae. “Lebih tepatnya aku ragu karena aku hanya mencintaimu, Soo~ah.” Lanjut Donghae dalam hati.
“Oh.” sahut Sooyoung singkat.
“Kalau kau??Mengapa sampai sekarang kau belum punya namjachingu??Apa kau masih mencintai Changmin??”
“Changmin Oppa hanya masa laluku. Aku juga tidak tahu kenapa hatiku belum mau menerima seorang namja.” Kata Sooyoung. “Lebih tepatnya belum bisa menerima seorang namja selain kau Oppa.” Lanjut Sooyoung dalam hati.
“Ayo, Soo… Kita harus cepat pulang.Nanti kita ketinggalan bus.”
Sooyoung mengangguk. Donghae menggandeng tangan Sooyoung dan berlari menuju halte bus.
Di halte mereka menunggu bus datang.
“Ayo, Soo.” Kata Donghae saat bus yang mereka tunggu tiba.
Mereka bergegas masuk ke dalam bus. Bus tidak terlalu ramai karena sudah malam. Mereka mengambil tempat duduk di pojok belakang.
Donghae sedari tadi tidak melepaskan genggaman tangannya. Padahal sekarang mereka sudah duduk di dalam bus.
“Oppa…” panggil Sooyoung.
Donghae hanya diam. Sepertinya namja ini melamun.
“Oppa… “ panggil Sooyoung sekali lagi sambil mengarahkan genggaman tangan mereka di depan wajah Donghae.
Donghae seketika tersadar. “Biarkan seperti ini sebentar Soo.” Kata Donghae.
Sooyoung perlahan menyandarkan kepalanya di bahu Donghae.
“Aku rindu menyandarkan kepalaku seperti ini Oppa… Sudah lama sekali tidak seperti ini.” Kata Sooyoung.
Donghae hanya diam mengeratkan genggaman tangannya.
Tiba – tiba bus yang ditumpangi Donghae dan Sooyoung oleng.Para penumpang menjerit.
“Ahjusshi waeyo??” tanya salah satu penumpang.
“Hati – hati, kau membahayakan kami.” Ujar penumpang lain.
“Mianhanta… Sepertinya, remnya bermasalah.”Kata Supir bus sedikit ketakutan.
“MWO??” mereka semua terkejut.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang??” tanya salah satu penumpang khawatir.
“Oppa, ottokhe??” tanya Sooyoung pada Donghae. Sooyoung terlihat panik.
“Tetap pegang tanganku.Kita akan baik – baik saja.”
“Ahjusshi, apa kau tidak bisa memelankan mobilnya??”
“Sebentar lagi jalanan menurun, aku bingung harus bagaimana??”
Beberapa penumpang kembali menjerit ketakutan.
“Ya Tuhan lindungi kami semua disini.”
Supir bus itu mencopot badge namanya. Merasa gagal akan tanggung jawabnya mengantar penumpang ke tempat tujuan.
“Mianhanta…”
“AHJUSSHI!!!”
“AAAARRRGGHHH!!!” jerit penumpang.
BRRRAAKK!!!
Supir bus itu memilih untuk memutar setir kekiri hingga bus menabrak pohon dan bus terbalik.
Tangan mereka masih saling menggenggam di balik tubuh yang terjepit kursi.Seperti janji yang mereka ucapkan sebelum tabrakan.
***
Sebuah rumah sakit terlihat ramai karena korban yang terus berdatangan saat kecelakaan bus terjadi.Di ruang ICU, beberapa orang korban luka parah mendapatkan pertolongan.
Dua orang korban kritis, diantara hidup dan mati.Mereka Donghae dan Sooyoung. Di luar ruang ICU orang tua mereka menunggu dan menangis.
“Bagaimana ini bisa terjadi??” tangis Omma Sooyoung.
Orang Tua Donghae hanya diam. Mereka terus memanjatkan doa supaya anak mereka baik – baik saja.
Di dalam dua ruang ICU yang berbeda.
“Tekan terus, hentikan pendarahannya.”
“Nafas pasien semakin melemah.”
“Pantau terus alat pendeteksi denyut jantung.”
“Ne.”
Dokter itu masih berusaha untuk menghentikan pendarahan besar yang dialami Donghae dan Sooyoung.
Di sisi lain. Seperti takdir sudah memanggil mereka, dimana ruh keluar dari jasadnya. Donghae dan Sooyoung terlempar dari tubuh mereka sendiri jatuh di atas lantai.
“Ah!” rintih keduanya.
Bunyi decitan alat pendeteksi jantung berubah menjadi bunyi lurus dan panjang.
“Berikan alat kejut jantung sekarang!!” kata Dokter. “Ya Tuhan, bantu aku selamatkan anak ini.” Batin dokter itu.
Dokter mulai melakukan resusitasi, hampir satu menit belum ada perubahan. Mereka melakukan terus menerus. Sampai lima menit berlalu. Tetap tidak ada perubahan. Dokter menghela nafas.
“Umumkan jam kematian mereka.” Kata Dokter itu dengan tenang.
“Mwo??”Donghae dan Sooyoung yang masih jatuh terduduk merasa terkejut.
Keduanya berdiri dan melihat tubuh masing – masing mulai ditutup dengan selimut putih.
“Andwae!!!Aku belum mati!!” teriak keduanya histeris.
Sooyoung keluar dari ruang ICU, kini tubuhnya dapat menembus pintu.Dia semakin terkejut.
“Appa… Omma… Tolong selamatkan aku!” kata Sooyoung memohon pada kedua orang tuanya.
Namun mereka tidak mendengar dan hanya menangis mendapati putri semata wayang mereka sudah meninggal dunia.
“Sooyoung~Sshi.” Panggil seorang namja.
Sooyoung terkejut. Adakah yang bisa melihat ruh seperti dirinya. Perlahan dia menoleh. Dan mendapati seorang namja tampan bertubuh tinggi berpakaian serba putih.
“Siapa kau??”
“Aku yang ditugaskan untuk membawamu ke pintu kematian.”
“Mwo??Andwae!!!”Sooyoung berlari.
“Donghae Oppa… Tolong aku!!.” Jerit Sooyoung dalam hati sambil berlari menghindar dari kejaran namja itu.
“Sooyoung~ah…” panggil seseorang namja.
Langkah Sooyoung terhenti. Dia menoleh. Perlahan matanya mulai berair.
“Oppa…”
Yah itu Donghae. Mereka bertemu dalam wujud ruh.
Sooyoung dan Donghae saling mendekatkan diri.
“Oppa… Apa Oppa juga…” Sooyoung tak dapat melanjutkan kata – katanya.
Donghae mengangguk mengerti maksud pertanyaan Sooyoung.
“Oppa… Ottokhe??”
“Soo~ah, saranghae.” Ucap Donghae.
“Oppa…”
“Aku mencintaimu, Soo~ah.”
“Nado Oppa.” Kata Sooyoung menunduk menangis.
“Berjanjilah, jika di kehidupan kedua nanti… Kita akan bersama.”
“Oppa…”
“Berjanjilah, Soo. Kau mau hidup bersamaku nanti kan?? Meskipun di kehidupan kedua??”
Sooyoung mengangguk.
Sooyoung merasa tangannya digenggam seseorang.
“Sudah saatnya kau pergi.” Kata namja yang berpakaian serba putih tadi.
“Apa kami bisa hidup lagi di kehidupan kedua??” tanya Sooyoung pada namja itu.
“Maksudmu, reinkarnasi??”
Sooyoung mengangguk.
“Kau mau melakukannya??”
Sooyoung mengangguk lagi.
Namja tinggi itu memandang ke arah temannya yang juga menggenggam tangan Donghae.
“Baiklah. Ikut kami.” Ujar namja itu.
***
Sooyoung dan Donghae dibawa ke sebuah tempat bernuansa putih.
“Tempat apa ini??” tanya Sooyoung.
“Sudah tidak perlu banyak bertanya.Kau hanya perlu diam dan mendengarkan perkataanku.”
Sooyoung akhirnya lebih memilih diam. Dia mengerucutkan bibirnya kesal pada namja tinggi itu.
“Dengarkan aku, aku akan bacakan surat perintah penugasan dari ketua cupid.”
“Ada – ada saja… mengapa rasanya seperti di tempat militer??” gumam Sooyoung.
“Lagi – lagi kau berbicara nona Choi.” Ungkap namja tinggi itu kesal.
Sooyoung hanya mendengus kesal.
“Dengarkan baik – baik.” Namja itu mulai membuka selembaran kertas yang terlihat sudah using.“Selama 100 hari kalian aku tugaskan untuk mencari cinta sejati dari dua manusia yang aku pilih. Jika kalian menjalankan tugas dengan baik, maka kalian akan bereinkarnasi. Kalian bisa bertemu lagi di masa depan.”
Sooyoung tersenyum.
“Benarkah??Hanya itu??Mencari cinta sejati dari dua manusia itu??” kata Sooyoung menganggap remeh.
“Ya hanya itu.Tapi jangan kau fikir ini mudah Nona Choi. Dua manusia ini ikatan takdir cinta sejatinya tidak terlihat.”
“Waeyo??”
“Di buku catatan ini tidak tertuliskan nama cinta sejatinya. Jadi kalian harus cari sendiri.”
“Apa itu buku tentang takdir cinta??Bisa aku tahu siapa cinta sejatiku.”
“Kau terlalu banyak bicara Nona Choi. Di buku ini takdir cinta kalian juga tidak terlihat. Oleh karena itu aku menugaskan kalian.”
Sooyoung hendak membuka mulutnya untuk berbicara namun kembali disela namja tinggi itu lagi. Donghae terkikik geli. Namun dia hanya diam mendengarkan sejak tadi.
“Aku tahu kau mau berbicara lagi.Kalian hanya perlu menjalaninya selama 100 hari. Apapun takdir yang akan kalian alami, kalian harus hadapi itu semua. Disini, aku akan memandumu. Namaku Kris. Dan yang akan membantu Tuan Lee adalah Taeyeon. Disini kami cupid senior.Kalian harus memanggil kami sunbae.”
“Ne, sunbae.”
“Mulai sekarang penampilan kalian akan berubah.”
Kris memejamkan mata sejenak. Tiba – tiba pakaian yang dikenakan Sooyoung dan Donghae berubah menjadi serba putih.
“Tugas kalian akan dimulai hari ini. Apakah ada kata – kata terakhir yang akan kalian ucapkan sebelum kalian berpisah?? Sebenarnya jika kalian berhasil dalam tugas setelah 100 hari, kalian pasti akan bertemu lagi sebelum bereinkarnasi. Tapi sebelum kalian aku tugaskan, aku akan menghapus memori kalian selama menjadi manusia.”
Donghae dan Sooyoung mengerutkan kening.
“Selama menjalankan tugas, kalian tidak akan ingat apapun. Yang kalian ingat adalah kalian seorang cupid yang menjalani tugas untuk mencari cinta sejati.”
Sooyoung dan Donghae mengangguk mengerti.
“Aku berikan waktu 5 menit, sebelum aku membawa kalian ke bumi.”
Sooyoung dan Donghae saling berhadapan.
“Soo, saranghae jeongmal. Apa kau mau hidup bersamaku di kehidupan kedua??” tanya Donghae.
Sooyoung mengangguk.
“Kita harus berusaha menjalankan tugas ini sebaik – baiknya. Supaya kita bisa kembali hidup. Kita akan mulai semuanya dari awal.”
Donghae mendekatkan wajahnya ke arah Sooyoung. Sooyoung memejamkan matanya. Donghae mencium kening Sooyoung lama.
Donghae melepas ciumannya. “Sampai bertemu 100 hari lagi.” Kata Donghae lembut.
Sooyoung menundukkan kepalanya.
“Ya.. Ya… Ya… Waktu kalian habis untuk perpisahan. Nona Choi kau ikut aku. Tuan Lee, kau ikut Taeyeon.”
Sooyoung memandang Kris sebal. Donghae tersenyum melihat tingkah Sooyoung.
Kris menggandeng tangan Sooyoung dan membawa Sooyoung ke suatu tempat.
“Soo… Kita harus berhasil dalam tugas ini.”Kata Donghae sebelum mereka benar – benar berpisah.
Sooyoung mengangguk dan tersenyum
“Sudah cukup perpisahannya Tuan Lee.” Kata Taeyeon.
“Ne, sunbae.” Kata Donghae menurut.
Taeyeon menggandeng tangan Donghae dan membawa Donghae ke suatu tempat.
“Boleh aku bertanya padamu??” tanya Donghae.
“Ku kira kau tidak akan bertanya. Karena sejak tadi kau diam. Apa yang ingin kau tanyakan??” tanya Taeyeon.
“Jika salah satu di antara kami ada yang gagal, bagaimana??”
“Yang berhasil akan mendapat reinkarnasi, sedangkan yang gagal akan menjadi cupid seperti kami.”
“Jadi kau dulu juga mengalami sepertiku??”
Taeyeon mengangguk.
“Bagaimana kisah cintamu dulu??”
“Aisshh, ternyata kau sama menyebalkannya dengan gadis itu. Sama – sama banyak bicara. Memoriku selama jadi cupid junior sudah dihapus. Aku tidak ingat apapun.” Ucap Taeyeon kesal.
“Mianhae, sunbae.” Sesal Donghae.
Donghae akhirnya memilih diam dan tidak bertanya lagi. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ada di benaknya. Dia merasa dunia yang dijalaninya sunggu ajaib. Out of Logic.
***
Kris membawa Sooyoung ke sebuah Senior High School.
“Aisshh, Kris~Sshi.Kau tahu aku risih dengan pakaian putih ini.Nanti mereka mengiraku hantu.”
“Jeongmal pabboya Choi.Mereka tidak bisa melihat kita.”
Sooyoung nyengir gaje. Kris hanya geleng – geleng kepala.
“Lama – lama aku bisa sakit kepala kalau begini terus.” Gumam Kris kesal.
Kris melihat ke sekelilingnya. Dia membuka buku catatannya. Sooyoung hendak mengintip, namun Kris memandangnya galak. Sooyoung ketakutan. Akhirnya dia memilih diam.
“Cho Kyuhyun, seorang namja berusia 17 tahun. Orang tuanya bercerai saat dia berusia 7 tahun. Sekarang dia tinggal sendiri di sebuah apartemen tak jauh dari tempat sekolahnya. Dia memiliki satu kakak namun sudah meninggal.” Ujar Kris cepat.
“Siapa namanya tadi??” kata Sooyoung bingung.
Kris mendengus sebal.Kemudian dia menunjuk kepada seorang namja yang sedang berjalan dengan gadis – gadis mengekor di belakangnya.Namja itu tersenyum dengan manisnya.
“Apa yang gadis – gadis itu lakukan??”
“Namja itu seorang playboy.Dia tampan sehingga banyak gadis yang menyukainya. Sebenarnya masih lebih tampan aku daripada dia.” Kata Kris dengan PD-nya.
Sooyoung memandang sebal.Namja ini terlalu percaya diri.
“Mungkin karena itu sehingga catatan takdirnya tidak jelas.Kau harus membantunya mencari cinta sejatinya.”
Sooyoung mengangguk dan memandang ke arah namja bernama Cho Kyuhyun itu.
“Cho Kyuhyun, seorang namja yang katanya keren dan playboy. Tapi menurutku biasa saja.” Batin Sooyoung.
***
Taeyeon membawa Donghae ke sebuah Senior High School.
“Apa dia masih SMA??” tanya Donghae.
Taeyeon mengangguk.
Taeyeon mengedarkan pandangannya mencari seseorang.Kemudian dia membuka buku catatannya.
“Im Yoona. Seorang yeoja berusia 17 tahun. Dia gadis pintar namun dia memiliki sifat yang tertutup.Dia tinggal bersama kedua orang tuanya di sebuah rumah yang sederhana. Ayahnya seorang pegawai bank, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga.” Kata Taeyeon cepat.
Donghae mengangguk mengerti.
Taeyeon menutup bukunya.Dia menunjuk pada seorang gadis berkacamata dengan rambut diikat satu ke belakang.Dia berjalan pelan sambil menunduk.Buku – buku tebal erat dia pegang.
“Mungkin karena sifatnya yang tertutup, sehingga catatan takdir cintanya tidak terlihat.” Ujar Taeyeon.
“Im Yoona, seorang gadis cupu dan pendiam. Tapi sebenarnya dia cantik.” Batin Donghae.
Yoona berjalan menunduk.Fikirannya melayang entah kemana hingga tak menyadari sekelilingnya.Yoona menabrak seseorang.
“Mianhae, Kyuhyun~Sshi.” Kata Yoona membungkuk meminta maaf pada orang yang ditabraknya.
Kyuhyun mendengus kesal sambil memandangi Yoona yang sedang menunduk ketakutan.Kyuhyun perlahan mendekatkan dirinya pada Yoona. Sontak gadis itu terus berjalan mundur menghindar dari Kyuhyun. Hingga dia tidak bisa menghindar lagi karena ada kursi taman di belakangnya. Yoona jatuh terduduk diatas kursi. Dia terus menunduk tak berani menatap Kyuhyun. Kyuhyun menyeringai. Dia mencium jempol kanannya kemudian mengusapkan jempolnya ke bibir Yoona.
Beberapa gadis histeris melihat kejadian itu.
“Ciuman tidak langsung.”Bisik mereka
“Kurasa sebentar lagi Im Yoona akan terkena masalah.”kata yang lain.
“Aisshh, apa – apaan namja itu. Dia fikir dia keren apa??” kata Sooyoung kesal.
“Sepertinya tugasmu akan dimulai dari sekarang. Semoga berhasil Sooyoung~Sshi.” Kata Kris menjabat tangan Sooyoung.
Sooyoung menyambut uluran tangan Kris.Kemudian Kris menghilang.
“Benar – benar namja playboy. Yoona~Sshi, kenapa kau diam saja tadi.” Ujar Donghae kesal.
“Tugasmu akan dimulai dari sekarang, Donghae~`Sshi. Semoga berhasil.” Ujar Taeyeon menjabat tangan Donghae.
Donghae menyambut uluran tangan Taeyeon. Kemudian Taeyeon menghilang.
Kyuhyun tersenyum evil, kemudian meninggalkan Yoona yang ketakutan.
Sooyoung memandang Kyuhyun yang berjalan meninggalkan Yoona, namun pandangannya menangkap seorang namja yang juga memakai pakaian cupid sepertinya.
“Apa dia cupid juga??” tanya Sooyoung.
Donghae memandang Yoona yang masih duduk diam, namun pandangannya menangkap seorang yeoja yang memakai pakaian cupid sepertinya.
“Apa dia cupid juga??” tanya Donghae.
Pandangan mereka bertemu. Pandangan kosong seperti bertemu orang asing.
“Ingatanku sudah dihapus. Aku harus fokus pada tugasku sekarang.” Batin Sooyoung dan Donghae bersamaan dan mengangguk yakin.
TO BE CONTINUED…….
Part 1 selesai… part ini cukup membosankan yah… keep comment dan like yah…. mianhae klo banyak soohae moment… gasahamnida ^^
