Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all 1445 articles
Browse latest View live

[Series] Oh…Ma Boy part 2

$
0
0

oh my boy poster

Title                       : [Series] Oh…Ma Boy part 2

Lenght                  : Series

Rating                   : PG-15

Genre                   : Romance

Author                  : Anins Cho @salsabilanins

Cast                       : Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun

Other Cast          : Lee Donghae

Note                      : Haiiii readers!!! Back lagi dengan ff ora danta author wkwkwk. Thank’s banget buat readers yg nyempetin waktu buat isi komen yg bikin author semangat ngelanjutin ff ini. Di part ini belum author protect, mudah mudahan next part di protect hehe untuk mengurangi siders tentunya. HAPPY READING……………………..

 

“Oppa…apa mungkin oppa…menyukaiku?”

Author POV

                Kyuhyun terdiam dengan pertanyaan Sooyoung tadi. “Mwo? Menyukaimu? Sebagai dongsaeng? Tentu saja aku menyukaimu sebagai….dongsaeng Soo.” ucap Kyuhyun dengan sedikit tertawa. Sooyoung terlihat sebal dengan jawaban Kyuhyun, karna ia ingin jawaban yg lain yg akan keluar dari mulut Kyuhyun. Namun nyatanya Kyuhyun menjawab demikian.

                “Baiklah, jaljayo.” Sooyoung melepaskan dekapannya kasar dan meraih selimutnya. “Youngie? Kau kenapa?” Kyuhyun menarik kembali selimut Sooyoung. “Tanyakan saja pada dirimu sendiri oppa. Tidurlah, sudah malam.” balas Sooyoung dingin.

                “Baiklah, aku akan tidur disampingmu.” Kyuhyun merebahkan tubuhnya dan membalik tubuhnya. Ia nampak berfikir dengan sikap Sooyoung yg mendadak dingin. Mungkin dia hanya salah bicara, begitulah pikirannya.

                Sinar matahari pagi mulai menelusuk jendela kamar Sooyoung. Dua manusia yg sedang terlelap pun mengerjapkan matanya dan tampak bingung dengan posisi mereka yg berhadapan. “Good morning Summer.” sapa Kyuhyun tersenyum. “Good morning too oppa.” balas Sooyoung dengan senyuman pula. Bahkan Sooyoung sudah hampir melupakan kejadian semalam.

                “Bangunlah. Hari ini kau kan harus berangkat sekolah. Aku akan mempersiapkan semuanya.” Kyuhyun beranjak namun Sooyoung langsung menarik tangan Kyuhyun dan……CHUP~ Sooyoung mengecup pipi kanan Kyuhyun.

                “Aku siaaaaap!!” Sooyoung berlari keluar kamar dan Kyuhyun tersenyum melihat sikap aneh Sooyoung. “Dasar anak nakal.” gumamnya.

                Suasana sarapan pagi kali ini cukup sepi dan tenang. Hanya dentingan garpu serta sendok yg terdengar. Kyuhyun maupun Sooyoung tak ada yg memulai percakapan. Mereka terlihat menikmati makanan mereka.

                “Soo…sore nanti aku mungkin akan telat menjemputmu. Ada beberapa urusan kantor yg harus kuurus selama ahjussi di Jeju. Tak apa kan?” ujar Kyuhyun di sela makannya. “Ne gwaenchanha oppa. Aku mungkin nanti naik taksi saja kerumah.” sahut Sooyoung. “Tak perlu. Aku takkan membiarkanmu pergi sendirian. Tunggu sampai aku menjemputmu. Jangan pulang dengan siapapun kecuali aku. Arraseo?” tegas Kyuhyun.

                Sooyoung terkikik. “Yak oppa! Kenapa kau seperti eommaku yg sangat cerewet? Arra, aku akan menunggumu sampai kau datang dan tak akan pulang dengan orang lain.” Kyuhyun menghela nafas dan kembali melanjutkan makannya.

                Sooyoung turun dari mobil dan bersiap menuju kelasnya. “Ingat pesanku! Jangan pulang dengan siapapun kecuali aku, dan tunggu aku datang. Arraseo?” Kyuhyun lagi-lagi membuat Sooyoung terkikik di dalam mobil. “Ne tuan Cho. Aku akan selalu menunggumu. Annyeong!” Sooyoung berlari menuju kelasnya.

Sooyoung POV

                Aku memasuki kelasku. Kelas nampak masih sepi namun ternyata orang yg kucari sudah datang. “Seohyun-aaah!!” teriakku kencang dan memeluk sahabatku. “Yak lepaskan Soo-ah, aku sulit bernafas.” ucapnya.

                “Mianhae. Bogoshippo…” ujarku sampil mempoutkan bibirku. Hyaaa menjijikan sekali aku ini kkkk~ “Baru 2 hari dan kau sudah merindukanku? Hahaha…” katanya sembari membaca buku matematika. Sahabatku ini memang menggilai belajar dikarenakan ia harus terus mempertahankan peringkat serta beasiswanya. Ya…sahabatku ini memang berada di keluarga kalangan yg tergolong kurang mampu namun kepintarannya tak perlu diuji lagi. Toh buktinya ia mendapat beasiswa sampai kelas XII ini berkat kecerdasannya.

                Kelas pun mulai ramai dan bel pun berbunyi nyaringnya. Ini yg membuatku pusing, aku tak terlalu menyukai pelajaran di sekolahku. Hanya pelajaran bisnis dan menggambar saja yg aku suka. Selebihnya aku sangat tak berminat.

                Hampir 2 jam dengan kelas matematika membuatku ingin memuntahkan seluruh isi dalam tubuhku. Benar benar muak dan aku sangat tidak mengerti dengan apa yg dijelaskan oleh Kang seongsaenim.

                “Untuk hari ini kita cukupkan sampai disini. Berbanyaklah latihan di buku kalian, saya yakin jika kalian rajin berlatih, kalian pasti bisa mengerjakan soal-soal yg nanti saya akan berikan saat ujian. Annyeong!” ucapnya panjang lebar dan pergi keluar kelas.

                “Kyaaaaa mengapa dia selalu hadir saat kelasnya tiba? Kenapa ia tak pernah absen dan tak pernah sakit? Itukan bisa membuatku tak sepusing ini dengan pelajarannya. Sangat menyebalkan!” gerutuku sambil mengacak rambutku frustasi.

                “Jangan seperti itu Soo-ah, bagaimanapun apa yg ia katakan selama ini benar. Ini untuk bekal kita kelak di universitas.” nasihat Seohyun. Aku tak peduli itu, yg hanya kuinginkan adalah enyahlah kau matematika dari kehidupanku. Kau terlalu membuatku pusing dengan rumus rumus yg tak menarik.

                Bel pulang berbunyi. Seluruh murid berhambur keluar kelas dan bersiap pulang. Di kelas hanya ada aku dan Seohyun karna aku masih membereskan buku-bukuku. “Nanti kau akan pulang dengan Kyuhyun oppa?” Yap. Seohyun memang sudah mengenal Kyuhyun oppa. Karna seringnya Kyuhyun oppa menemuiku bahkan datang ke sekolahku hanya untuk memantau keadaanku. “Tentu. Selalu. Bahkan ia terlihat seperti penguntitku kan? Hahaha…”

                “Penguntit tampan….” gumamnya pelan. Apa pendengaranku salah? “Mwo? Apa yg barusan kau ucapkan Seo? Tampan? Kau bilang ia tampan?” Kami terus berjalan menyusuri koridor menuju gerbang sekolah.

                “Tentu saja. Semua yeoja di sekolah ini setiap hari selalu membicarakannya Soo. Dia cukup terkenal tampan dan menawan. Kau beruntung punya bodyguard setampan dia.” Seohyun berbicara sambil terus tersenyum.

                “Apa kau menyukai Kyuhyun oppa?” Kali ini aku memperjelas ucapanku dengan to the poin. Aku benar benar penasaran dengan jawaban Seohyun, ada suatu rasa didalam hatiku yg sangat panas entahlah. Aku tak akan marah jika ia menjawabnya iya. Toh Kyuhyun oppa kan memang bukan milikku.

                “Mollaseo. Sudah aku pulang dulu ya Soo. Bisnya sudah hampir sampai. Annyeong!!” Dia melambaikan tangannya dan pergi menuju halte bus. Sedangkan aku masih menunggu kedatangan Kyuhyun oppa.

                Sudah hampir 1 jam aku menunggunya. “Lama sekali dia.” gerutuku terus sedari tadi. Tiba-tiba ada sebuah moil mendekatiku. Aku tak mengenali mobil tersebut walau mobil itu sudah mengklaksonku berkali kali. Karna kepalaku pusing mendengar klaksonnya, langsung saja aku beranjak pergi. Namun seorang pria berumur 25tahunan mendekatiku.

                “Agasshi, apakah anda yg bernama Choi Sooyoung?” tanya pria itu menyelidik. Wajahnya cukup tampan. “Ne saya Choi Sooyoung. Ada apa tuan bertanya tentang saya?” sahutku balik bertanya maksud kedatangannya.

                “Begini, aku ditugaskan oleh tuan Cho Kyuhyun untuk menjemputmu kembali kerumah.” kuingat-ingat kembali perkataan Kyuhyun oppa. Dia berkata bahwa aku hanya boleh pulang bersamanya dan harus tetap menunggunya.

                “Mianhae ahjusshi tapi Kyuhyun oppa bilang padaku bahwa dia pasti akan datang menjemputku. Jika kau memang disuruh olehnya untuk menjemputku, dia pasti akan mengirimkanku pesan.” jelasku padanya. Orang ini nampak mencurigakan. Segera saja aku membungkukkan badan dan pergi dari hadapannya.

                Aku terus menyusuri jalan. Tuhan….aku benar benar tak tahu harus kemana. Bis pun tak kunjung nampak namun pria itu terus mengikutiku. Segera saja aku menelelepon Kyuhyun oppa dengan tangan gemetar.

                “Oppa…eodiya? Cepat jemput aku, ada orang aneh yg mengikutiku.” ucapku pelan, takut didengar oleh orang tadi. “Ne bersabarlah Soo. Tunggu disitu, sebentar lagi oppa sampai. Jangan panik dan bersikap biasa saja.” katanya di seberang sana. Kututup teleponku dan……

Author POV

                Sooyoung dibawa ke sebuah gudang yg sangat kotor dan hanya ada satu lampu penerangan. Tak lama ia sadar dan mengerjapkan matanya. “Sudah bangun nona Choi Sooyoung yg terhormat?” Sooyoung mencoba membuka matanya. “Nuguseyo? Naega eodiya?” kata Sooyoung yg menyadari dimana ia berada.

                “Kau ada di sebuah tempat yg sangat indah, yg pasti akan membuatku tenang dan tentram. Hahahaha…..” tawa si pria itu. Sooyoung geram dan memukul pipi pria tersebut hingga tersungkur. “MICCHIEOSEO?” pria tadi seperti mengamuk dan menampar Sooyoung.

                “YAK!!” Sooyoung merintih kesakitan dan diujung bibirnya mengalir darah segar. “Kau!! Jika saja kau berani berbuat macam macam dan menentangku, kuyakin esok akan kuhabiskan nyawamu!!” Sooyoung terdiam dan iapun duduk menyandar tembok. Ia kembali mengingat insiden dahulu saat dirinya diculik sewaktu masih kecil. Air mata menitik dari mata indahnya.

                “Selamat menikmati hidupmu Choi Sooyoung! Kau akan mati di dalam ruangan ini! Karna sudah ada bom yg akan terpasang dan kupastikan hidupmu akan berakhir 3jam nanti. Selamat menghabiskan sisa hidupmu putri yg terhormat! Hahahaha….” pria itu berlalu pergi. Sooyoung mendelik ke sebuah benda yg nampak asing namun ia yakin itu adalah bom yg dipasang oleh pria tersebut. “Kyuhyun….oppa….” ucapnya disela tangisannya.

                Di tempat lain Kyuhyun sudah nampak sampai di depan gerbang sekolah Sooyoung dan tak mendapati Sooyoung ada disana. Segera saja ia bertanya pada satpam yg ada disana. “Permisi ahjussi, apa anda melihat seorang yeoja yg tingginya sebahuku yg sedang menunggu disini? Ia putih dan rambutnya dikucir kuda. Ia memakai tas berwarna coklat. Apa anda melihatnya?” tanya Kyuhyun khawatir.

                “Ne aku melihatnya. Nona tadi sepertinya dibawa oleh sebuah mobil tapi aku tidak tau siapa.” Bagaikan tersambar petir Kyuhyun mendengarnya. Kyuhyun pun bergegas ke mobilnya. “Sial! Bagaimana jika sesuatu yg buruk terjadi padanya? Ya tuhan….” Kyuhyun membanting stir mobil dan mengacak rambutnya frustasi. “Seharusnya aku tak meninggalkannya sendirian. Bodoh kau Cho Kyuhyun!!!” teriaknya frustasi.

                Kyuhyun melacak keberadaan ponsel Sooyoung. Keberadaannya bukan dirumah melainkan di daerah Gangnam-gu. Untuk apa Sooyoung kesana? Kyuhyun mencoba menghubungi Sooyoung namun tak diangkat. “Angkat Soo..jebal. Jangan buat aku semakin khawatir padamu…” Kyuhyun terus mencoba menghubungi Sooyoung namun nihil.

                Kyuhyun akhirnya mencoba mencari keberadaan Sooyoung. Dia mencoba lewat lacakan ponsel Sooyoung. “Tolong kerahkan semua anggota untuk mencari nona Sooyoung. Jangan sampai tuan dan nyonya Choi mengetahui kejadian ini. Jangan biarkan mereka khawatir. Cepat!” ucapnya menelepon beberapa orang untuk mencari Sooyoung.

                Kyuhyun terhenti pada sebuah gedung yg nampak sudah rusak dan tak terhuni lagi. Lacakan ponsel Sooyoung ditemukan disini. Kyuhyun turun dari mobil dan menemukan ponsel Sooyoung terjatuh di depan gedung tersebut. “Apa mungkin ia ada disini?” Kyuhyun memasuki gedung tersebut. Ia menemukan ruangan yg sudah disekat oleh kaca. Disana terlihat Sooyoung yg terduduk sambil melamun.

                “Soo!!” panggil Kyuhyun. Sooyoung terlonjak dan berlari mendekati Kyuhyun namun ia menyadari bahwa mereka terkena sekat oleh kaca itu. Mereka hanya bisa saling bertatap dan bercakap. “Bagaimana bisa kau disini? Kenapa dengan wajahmu? Kenapa ada darah diujung bibirmu? Katakan padaku!” Muka Kyuhyun sudah memerah saking khawatirnya pada Sooyoung.

                “Oppa….aku diculik oleh seseorang yg aku tak tau siapa….oppa tolong aku….” ujar Sooyoung pelan dan menangis. “Sabar Soo. Aku akan sebisa mungkin menolongmu. Tapi lewat mana?” Kyuhyun nampak mencari sebuah pintu tapi tak terdapat disana. “Tak bisa. Aku tak tau bagaimana cara keluar dari sini oppa. Bom…..beberapa jam lagi bom itu akan meledak. Oppa….” Sooyoung semakin tak bisa menahan tangisannya.

                Namun tak disangka, mata Kyuhyun mulai berair dan tangannya meraih dan menempatkannya di kaca itu. Begitu pula Sooyoung. “Kenapa oppa menangis?” Sooyoung mencoba tersenyum. “Pergi oppa, pergi! Sebentar lagi bom ini akan meledak! Aku tak mau oppa ikut mati disini hanya karna menyelamatkanku! Oppa sudah banyak membantuku dan menjagaku! Biarkan kali ini aku membalas semua yg telah oppa berikan!” sambungnya sambil terus menangis.

                “Aniya Soo. Tak akan pernah kubiarkan kau. Kita akan menghabiskan semuanya disini. Bersama sama.” tegas Kyuhyun. “Jika nanti aku tak selamat dari sini…salamkan pada eomma dan appa dan katakan pada mereka…” Sooyoung mulai tak mampu berkata kata lagi.

                “Aku mencintai mereka. Sangat mencintai mereka dan bangga memiliki mereka. Dan sampaikan maafku untuk mereka karna belum menjadi anak yg membanggakan. Jebal oppa…..” Sooyoung semakin menangis kencang. Begitu pula Kyuhyun.

                “ANI! Tak akan kubiarkan kau mati! Tak akan Soo! Kau paham?” teriak Kyuhyun. “Aku sudah meminta bantuan, bersabarlah. Kau pasti selamat dari sana.” Sooyoung terpaku. Sesaat kemudian ia berkata, “Sepenting apa arti diriku untukmu oppa?”

                “Penting. Sangat penting Soo. Bahkan kau lebih penting dibandingkan apapun.” jawab Kyuhyun cepat. “Sepenting apa? Aku hanya ingin jawaban yg jelas oppa. Jelaskan sepenting apa arti diriku untukmu!” Air mata Sooyoung terus mengalir. Ia tak dapat lagi menahan seluruh perasaannya.

                “Sepenting…..tak dapat kujelaskan Soo. Intinya, kau adalah prioritas utama dalam hidupku sekarang dan sampai kapanpun.” jelasnya. Sooyoung tersenyum dan mengalihkan pandangannya. “Pergilah. Biarkan aku mati disini!” Sooyoung nampak dingin dan menahan kesal karna bukan itu jawaban yg ia inginkan. “ANDWAE SOO!” Kyuhyun teriak kencang. Sooyoung pun menoleh ke arahnya.

                “Aku bilang pergi dari sini dan biarkan aku mati disini!!!” Emosi kian memuncak diantara keduanya. “AKU TAKKAN MEMBIARKAN ORANG YG KUCINTAI MATI DISINI! ARASSEO!!!” Kyuhyun mengatur nafasnya. Sooyoung tercekat mendengar perkataan Kyuhyun tadi. Apa ia salah dengar?

                “Apa katamu?” Sooyoung mencoba bertanya kembali. Kyuhyun memberi kode Sooyoung untuk menaruh tangannya di depan kaca. Begitu pula Kyuhyun. “Aku…takkan membiarkan gadis yg kucintai mati disini. Aku akan menyelamatkannya bagaimana pun caranya. Arraseo?” ucap Kyuhyun lembut. “Oppa….” Sooyoung menangis.

                “Soo-ah, itu suara apa?” Suara seperti sirine kecil mengaung di dalam ruangan Sooyoung berada. Sooyoung menengok kearah bom yg berada diujung ruangan dan ternyata bom itu akan meledak 10 menit lagi. Sooyoung dan Kyuhyun nampak panik.

                “Oppa….10 menit lagi bom ini akan meledak. Oppa, bagaimana ini?” Mereka berdua nampak berfikir bagaimana cara membebaskan Sooyoung dengan sisa waktu 10 menit. “Tenang Soo. Aku sedang menghubungi anak buahku.” Kyuhyun terus menelepon anak buahnya. Waktu semakin lama semakin berjalan cepat dan kini hanya 5 menit tersisa.

                “Sudahlah oppa. Mungkin takdirku memang harus begini. Gwaenchanha.” Sooyoung tersenyum tulus walau ada ketakutan di dalam lubuk hatinya. “Andwae Soo Andwae! Aku pasti akan menyelamatkanmu.”

                10 menit terakhir. “Oppa…saranghae…..” Sooyoung mencoba meraba wajah Kyuhyun walau terhalang oleh kaca bening. “BODOH! Kemana mereka semua!!!” Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi dan terduduk. Waktu sudah benar benar menipis sampai hanya tinggal 2 menit. “Oppa…..saranghae!!!!” teriak Sooyoung kencang. Namun…kenyataan berkata lain.

                “Soo minggir!! Minggir ke kanan!” dan DUARRRRRR…….

                Apa yg terjadi? Mobil anak buah Kyuhyun sudah berhasil menghancurkan kaca yg bisa membuat Sooyoung keluar dari sana. “Cepat keluar Soo. Sebentar lagi bomnya akan meledak!” Kyuhyun menuntun Sooyoung yg masih shock mendengar suara keras mobil tadi.

                Mereka semua beserta anak buah Kyuhyun berhasil keluar dari gedung itu. Dan dalam hitungan detik, bom tersebut meledak dan menghancurkan gedung tersebut. Kyuhyun dan Sooyoung pulang. Di dalam mobil Sooyoung hanya diam tak berkata sepatah kata pun.

                “Kau baik baik saja kan?” tanya Kyuhyun pelan. Sooyoung mengangguk. Mungkin ia masih shock dengan kejadian ini karna traumanya dulu, pikir Kyuhyun.

TBC

Huahhhh dengan penuh perjuangan author nyelesain part ini. Gimana readers? Anehkah?wkwk. Keep RCL ya. Siders go away!! Semoga part ini ga mengecewakan readers yaaa. Gamsa^^



[Oneshot] You Mine, I’m Yours

$
0
0

 

mine

Autor               : SooNa

Title                 :  You Mine, I’m Yours

Cast                 : Choi Sooyoung-Cho Kyuhyun

Genre              : Romance, Sad

Rating             : General

Note    : Aku membuat oneshoot ini karena aku lagi senang dengan drama pertama Sooyoung (The Third Hospital). Jujur drama itu sukses membuat aku nangis. Akting Sooyoung sangat bagus sekali.

So happy reading, dan maaf for typo maupun segala hal yang tidak nyambung lainnya

 

~

 “Aku mohon padamu untuk tak memberitahukannya pada Kyuhyun.”

Sooyoung hanya bisa terdiam, mulutnya hanya terkatup. Tanpa mengiyakan ataupun menolak ia melangkahkan kakinya menelususri koridor rumah sakit dengan langkah gontai.

Sepucuk surat masih setia ia pegang sedari tadi, surat yang baginya membawa berita terburuk dalam hidupnya itu.

Dilihatnya diujung koridor sudah berdiri Kyuhyun dengan setelan baju dokter yang membuat Sooyoung menatap kagum akan namja yang sekarang ada tepat didepannya.

Jas putih yang membalut kameja biru dongkor yang terlihat pas ditubuh jangkung Kyuhyun. Kameja yang ia sendiri pilihkan untuk namja itu pakai.

Perlahan Sooyoung menyentuh kameja yang Kyuhyun kenakan, mengusapnya sebentar dan terakhir merapikan sedikit bagian yang menurutnya kusut itu.

“Kau tampan.” Ucap Sooyoung sambil menunjukan senyuman terbaiknya pada Kyuhyun.

“Tentu saja aku tampan, kalau tidak kau tak akan tertarik padaku Soo-ah.” Kyuhyun mengelus puncuk kepalanya dan terakhir membelai kedua pipinya dengan tangannya yang terasa hangat dikulit wajah Sooyoung.

Entah kenapa seakan ada yang mendesak keluar dari matanya, Sooyoung langsung menggeleng ini tidak boleh. Kyuhyun tidak boleh melihatnya menangis.

“Aku pulang dulu.” Setelah mencium pipi Kyuhyun Sooyoung segera beranjak meninggalkan namja itu yang masih setia melihat kepergiannya dengan tangan yang ia lambaikan padanya. Membuat ia juga mengangkat tangan kananya untuk membalas lambaian Kyuhyun.

Tepat ketika Sooyoung sudah keluar dari rumah sakit itu perlahan dari kedua mata bulatnya meluncur secara sempurna dua aliran sungai bening. Dan tak lama setelah itu terdengar isakan yang coba ia tahan dengan kedua tangannya. Tapi Sooyoung merasakan dadanya sesak. Ya, ia sungguh merasakan sesak sekarang, entah kenapa hidupnya harus seperti ini? Apakah Tuhan tak bisa lebih adil padanya?

~

“Kau sakit hmm?” Sooyoung menggeleng ketika telapak tangan Kyuhyun hinggap didahinya.

Malam ini terlihat cukup indah dengan bulan yang menyinari bumi dengan sinarnya, membuat Sooyoung mengajak Kyuhyun untuk menikmati malam yang indah ini dengan bersantai dibalkon apartementnya.

“Kyu apa besok kau bisa cuti dari rumah sakit?” Tanya Sooyoung sambil mengambil cangkir yang berisikan coklat panas dan segera menyesapnya sedikit demi sedikit.

Terlihat asap yang masih keluar dari cangkir itu.

“Memangnya kenapa?” Tanya Kyuhyun, tak bisanya Sooyoung memintanya cuti.

“Ani hanya ingin berlibur denganmu, sudah lama kita tidak menghabiskan waktu berdua.”

Dan Kyuhyun hanya mengangguk, apa yang tidak untuk Sooyoung? Bahkan kalau Sooyoung memintanya untuk berhentipun ia akan lakukan. Sooyoung merupakan penyelamatnya dari keterpurukan yang hampir saja merenggut hidupnya.

Tak dapat dibayangkan bila ia tidak bertemu dengan Sooyoung. Mungkin kini ia sudah ada didalam neraka, mati bunuh diri karena merasa bersalah akan perbuatannya itu hingga membuat seseorang yang sangat ia sayangi dan yang seharusnya ia selamatkan mati begitu saja. Tanpa ada yang mencegah dan tanpa ia mencoba berusaha untuk mencegahnya.

~

“Kenapa kau memilih bersepeda?” Tanya Kyuhyun sambil terus mengayuh sepedanya mensejajarkan sepedanya dengan sepeda Sooyoung. Sementara Sooyoung hanya diam sambil menikmati alunan angin yang menerbangkan helaian rambut panjangnya itu.

“Mengingat pertemuan pertama kita Kyu.” Jawab Sooyoung setelah mereka berhenti disebuah danau yang sangat indah, dengan kepala Sooyoung ya ia sandarakan dipundak Kyuhyun.

“Ya kau bersepeda dengan tidak hati-hati sampai aku kau tabrak. Padahal aku berada dipinggir jalan saat itu.” Ingat Kyuhyun ketika pertama kali mereka bertemu. Ketika Kyuhyun datang ketempat Sooyoung tinggal, dan disaat itulah pertemuan pertama mereka yang tak terduga.

Dan mungkin ini adalah permainan takdir, seseorang yang sedang Kyuhyun cari saat itu adalah ayah Sooyoung lebih tepatnya ayah angkat Sooyoung.

Perkenalan mereka berlanjut walaupun pada awalnya dihiasi dengan keributan-keributan kecil tapi pada akhirnya mereka bisa akur hingga Sooyoung merasakan perasaan yang menurutnya aneh karena ia baru merasakan perasaan itu.

Berbeda dengan Kyuhyun yang saat itu masih menganggapnya hanya sebatas adik kecilnya tak lebih.

Dan pada saat Kyuhyun harus kembali ke Seoul dan itu membuat Sooyoung takut, takut kalau nanti Kyuhyun akan melupakannya, melupakan kalau Kyuhyun pernah mengenal seorang Choi Sooyoung.

“Aku akan membawamu ke Seoul suatu saat nanti.” Ucap Kyuhyun ketika Sooyoung mengantarnya kestasiun kereta.

“Aku janji itu, aku akan menjemputmu. “ Senyuman kembali menghiasi wajah Sooyoung karena ia percaya akan perkataan Kyuhyun.

“Sampai jumpa.” Lambai Sooyoung pada Kyuhyun yang sudah mulai masuk kedalam keretanya.

Kembali dimana Sooyoung tengah menyadarkan kepalanya dipundak Kyuhyun dengan backround sebuah danau dengan pemandangan alam yang asri disekitarnya.

“Aku tidak tahu kau mencintaiku saat itu.” Ucap Kyuhyun membuat Sooyoung menyikut kecil perut Kyuhyun.

“Aww, Soo-ah sakit.”

“Cih hanya segitu. Dan kau juga mencintaikukan?”

Kyuhyun mengangguk dan menyenderkan kepala Sooyoung lagi. Menikmati kebersamaan mereka.

“Kita akan berkemah?” Sooyoung langsung mengangguk

~

Kyuhyun sedang sibuk menyalakan api, dibelakangnya sudah berdiri tenda yang berukuran sedang. Baru saja Kyuhyun akan memanggil Sooyoung dia melihat Sooyoung yang tengah meminum obat? Setahunya Sooyoung tak pernah meminum vitamin atau pil lainnya?

Sooyoung yang melihat Kyuhyun tengah melihat kearahnya langsung tersenyum dan kembali menyimpan obat itu kedalam tasnya dan berjalan menghampri Kyuhyun.

“Apa api unggunnya sudah menyala?” Tanya Sooyoung mendudukkan dirinya disamping Kyuhyun.

“Lihat, kau pasti sudah merasakan kehangatannya yang double.” Jawab Kyuhyun sambil mendekap Sooyoung.

“Tadi kau minum obat apa?”

“Hanya vitamin.” Jawab Sooyoung dan langsung menyenderkan kepalanya didada bidang Kyuhyun.

Malam semakin alrut.

Sooyoung semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Kyuhyun yang tertidur disampingnya.

Air matanya kembali keluar, apakah ia bisa tanpa Kyuhyun? Hanya dengan jalan meninggalkan Kyuhyun maka akan membuat namja yang sungguh ia cintai tidak menderita lagi untuk kedua kalinya ani mungkin saja untuk ketiga kalinya?

Perkataan ayah Kyuhyun masih sangat membekas dikepalanya.

“Aku sebagai ayahnya tentu tidak mau melihatnya menderita lagi, ini pasti akan menyakitkan untuknya terlebih ia sudah mengalaminya dua kali. Ini akan sangat susah untuk disembuhkan”

Ya Sooyoung tahu, penyakitnya sangat susah untuk disebuhkan. Bahkan dengan pengobatan apapun. Baik modern maupun tradisional.

Dadanya kembali sesak, sudah sangat sering ia menangis seperti ini. Sooyoung melepaskan pelukannya dari Kyuhyun dan berbalik memunggui Kyuhyun. Menepuk-nepukkan tangannya didadanya yang sangat sesak, nafanya tersenggal saling berburu.

Sooyoung langsung menahan nafasnya ketika Kyuhyun memeluknya. Ia semakin merasa sesak tapi Sooyoung mencoba membiarka itu.

~

Sooyoung terus berjalan, hatinya semakin sakit dan dadanya tentu saja semakin sesak. Sesak karena ia harus mengambil jalan ini. Meninggalkan Kyuhyun dengan cara yang sungguh menyakitkan.

Hanya meninggalkan sepucuk surat yang ia letakan disamping namja itu.

 

To        : Kyuhyun babo :p

Aku tahu ini mungkin terasa aneh tapi aku akan mengatakannya, sebelumnya maaf aku pergi begitu saja. Aku hanya ingin hidup bebas tanpa bayang-bayang orang lain dimatamu. Hidup denganmu, dengan seseorang yang aku cintainya mungkin terlihat sangat bahagia tapi ketika aku memandang matamu bayangannya masih sangat jelas terlihat olehku.

Yang aku lihat kau hanya menganggapku seperti dirinya, aku hanya bayangan orang itu dimatamu, aku akui kalau kami mungkin terlihat mirip tapi pada kenyataannya tidak. Bahkan anak kembarpun masih memiliki perbedaan. Aku sungguh sakit menyadari itu semua Kyu.

Tak bisakah aku hanya dipandang sebagai diriku, hanya sebagai Choi Sooyoung.

Dan tentu saja mungkin itu tidak bisa.

Selamanya Cho Kyuhyun hanya milik Seo Joo Hyun, sedangkan Choi Sooyoung hanya bayangan dari dirinya yang masuk dalam hidupmu begitu saja mengemis cinta yang tak          seharusnya ia dapatkan.

Terima kasih telah bersamaku selama ini.

 

Sooyoung memegang kepalanya yang kembali sakit, padangannya mulai mengabur. Sial penyakitnya kambuh disaat dan tempat yang tidak tepat sama sekali. Samar ia melihat             seseorang menghampirinya dan terakhir yang ia iangat ia digendong oleh orang itu.

Gelap semuanya gelap.

~
Apakah seseorang tadi yang membawanya kerumah sakit?

“Otakmu mempunyai masalah serius.” Sooyoung langsung melihat kearah orang yang tadi berbicara.

“Changmin oppa?” Changmin teman dari Kyuhyun kenapa ia ada disini? Sooyoung menepuk jidatnya pelan tentu saja namja itu tengah bekerja.

Sooyoung hanya tersenyum, menyakinkan Changmin kalau dia baik-baik saja. Tapi raut wajah Changmin terlihat tidak  percaya akan hal itu.

“Jangan tersenyum disaat seperti ini Sooyoung-ah. Atau kau akan mati olehku.” Ucap Changmin dengan nada dinginnya tapi bagi Sooyoung itu lebih terdengar seperti nada khawatir.

“Tanpa kau lakukan itupun aku akan mati.” Changmin semakin geram pada Sooyoung. Bisa-bisanya wanita itu berkata ia akan mati dengan ekspresi wajah yang menampilkan senyuman khas seorang Choi Sooyoung.

“Aku pergi.” Sooyoung hanya bisa melihat punggung Changmin yang semakin menjauh. Wajahnya kembali datar.

~

Kyuhyun segera pergi dari tempat itu. Tempat terakhirnya bersama Sooyoung dan wajahnya tampak kesal sekaligus marah.

Apakah Sooyoung tidak peka atau apa. Apakah Sooyoung tak dapat merasakan perasaan tulusnya.

Kalau Kyuhyun masih memikirkan Seohyun mungkin sampai saat ini Kyuhyun tak akan bisa tertawa lepas dengan Sooyoung, tak akan merasa nyaman bila berada disamping Sooyoung.

Bahkan sudah berapa kali ini Kyuhyun mengatakan cintanya pada Sooyoung, tapi kenapa wanita itu menulis perkataan yang bahkan bukan kebenaran sama sekali.

Mejadikan Sooyoung bayangan Seohyun? Dulunya memang Kyuhyun akui ia melakukan itu tapi sifat dan pribadi Sooyoung yang unik membuat Kyuhyun mampu menghapus bayangan Seohyun dan digantikan dengan sosok wanita yang cerewet, suka berteriak,suka makan,pandai bergaul saking pandainya ia selalu sukses membuat Kyuhyun cemburu karena selalu dekat dengan banyak pria.

Apakah itu tak cukup untuk membuat Sooyoung menyadari perasaannya.

Dilihatnya diapartement,Sooyoung tidak ada, semua barang-barangnya pun sudah tak ada.

Kyuhyun terduduk lemas dilantai apartement. Bagaimana bisa wanita itu meninggalkan dirinya seperti ini.

Panggilan diponselnya membuat Kyuhyun bangkit dan merogoh ponselnya yang ia taruh disaku celananya.

“Halo?”

“Baiklah.” Kyuhyun segera bersiap untuk kerumah sakit ada panggilan darurat.

~

Walaupun ia sedikit tak bersemangat tapi Kyuhyun harus tetap profesional. Sehabis dari ruangan operasi ia langsung menuju keruangannya. Tapi belum sempat ia membuka pintu ia melihat ruangan Changmin yang sedikit terbuka.

“Aku minta pengobatan terbaik untuk Sooyoung.”

Kyuhyun langsung mendekatkan dirinya lebih dekat ketika mendengar nama Sooyoung disebut Changmin.

“Tapi Dokter Cho sudah mengambil alih dan akan mengirim Choi Sooyoung keluar negeri.”

Ucap seorang dokter yang entah siapa namanya Kyuhyun tidak tahu, Kyuhyun melihat Changmin membanting maf yang ada dimejanya.

“Kita bisa, kita bisa menyembuhkan Choi Sooyoung. Kita bisa mengoperasinya.” Ucap Changmin terdengar frustasi. Dokter itupun keluar dari ruangan Changmin dan betapa kagetnya ia ketika melihat Kyuhyun yang sudah bersandar disisi dinding.

Tanpa basa basi Kyuhyun memgambil maf yang mungkin berisikan data-data pasien rumah sakit yang akan diperikas Changmin.

Matanya membulut ketika nama itu tertera dengan sangat jelas.

Maf yang ia pegangpun jatuh dan Kyuhyun langsung pergi dengan tatapan mata yang kosong. Kali ini apalagi rencana Tuhan untuknya?

“Tidak ini tidak mungkin.” Ucap Kyuhyun, perlahan matanya memerah ia langsung mengusap kasar air matanya yang akan keluar.

Kenapa takdir selalu mempermainkannya?

~

Kyuhyun kembali mengingat, Sooyoung yang akhir-akhir ini berubah dan terakhir ia melihat Sooyoung meminum obat? Mungkinkah?

Ia kembali keruangannya dan segera menyampirkan jasnya.

Perkataan Changmin masih ia ingat kalau ayahnya, Dokter Cho akan mengirim Sooyoung keluar negeri.

Ayahnya kira Sooyoung siapanya ia sehingga ayahnya berani mengirim Sooyoung keluar negeri tanpa Kyuhyun tahu keadaan Sooyoung.

Dengan sedikit berlari Kyuhyun menghampiri meja resepsionis menanyakan ruangan yang Sooyoung tempati.

Setelah tahu Kyuhyun segera keruangan itu, lebih tepatnya ia hanya melihat dari luar. Sooyoung wanitanya itu kini tengah terbaring lemah diranjang pasien. Kyuhyun merutuki dirinya sendiri. Dimana ia ketika Sooyoung tengah lemah seperti saat ini? Kenapa ia hanya diam.

Kyuhyun teringat, ya kali ini ia harus bisa. Ia harus bisa meyembuhkan Sooyoung. Tidak gagal untuk ketiga kalinya. Ia sudah gagal menjaga seseorang yang berharga baginya bahkan dua kali, Kyuhyun tak akan membiarkan dirinya gagal untuk yang ketiga kalinya. Tidak akan pernah.

Ya Sooyoung akan sembuh, Kyuhyun yakin itu.

Dengan langkah yakin ia malangkah kearah ruangan ayahnya.

Dilihat ayahnya yang tengah terduduk dikursinya dengan pandangan yang sepertinya tengah memeriksa maf berisikan data pasiennya sendiri.

“Apakah Choi Sooyoung ada didalam salah satu data itu?” Tanya Kyuhyun yang melihat ayahnya belum menyadari kehadirannya itu.

“Kyu-ah.” Kyuhyun tidak menjawab melainkan berjalan lebih mendekat kearah ayahnya.

“Apakah Choi Sooyoung ada dalam data itu?” Sekali lagi Kyuhyun bertanya.

Tuan Cho menutup maf itu dan melepas kaca matanya. Menarunya disamping maf itu dan memandang Kyuhyun.

“Apa maksdumu Kyu-ah?” Tanyanya masih dengan nada yang biasa.

“Aku tanya sekali lagi apa Choi Sooyoung ada dalam data itu?” Tuan Cho memandang Kyuhyun seolah tidak mengerti, berpura-pura tidak mengerti.

“Jebal ayah.” Entah ia tidak peduli kalau ia disebut seperti anak kecil, yang pasti air matanya keluar begitu saja tanpa ia bisa cegah.

“Jebal ayah selamatkan Choi Sooyoung.” Kyuhyun berlutut didepan ayahnya dengan kepala yang menunduk. Tak ingin ayahnya melihat dirinya yang sudah kacau seperti ini.”

“Kyu apa yang kau lakukan?”

“Ayah selamat dia, jangan mengirimnya keluar negeri kita bisa menyelamatnya bersama.” Ucap Kyuhyun mendongkakan kepalanya mencoba kuat agar air mata itu tak keluar kembali.

Tuan Cho menghampiri Kyuhyun dan ikut mensejajarkan dirinya dengan Kyuhyun. Memegang pundak anaknya itu dengan kedua tangannya.

“Ini, ini yang aku tidak mau lihat dari dirimu. Terpuruk seperti dulu. Jadi aku menyembunyikannya dan mengirimnya keluar negeri supaya kau tidak seperti ini lagi.” Kyuhyun menggeleng.

“Aku akan semakin terpuruk bila tidak bisa menyelamatkannya.”

“Tidak, ini sangat susah. Kau sudah mengalaminya dua kali, Ibumu dan Seohyun. Dan ayah tidak akan biarkan yang ketiganya terjadi lagi. Cukup ayah menderita melihat kau terpuruk Kyu-ah. Ayah tidak mau lagi melihat itu.”

“Untuk itu ayo kita selamatkan bersam ayah, Choi Sooyoung dia adalah penyelamatku dan aku harus membalasnya. Aku tidak bisa kalau tidak dia ayah. Aku akan semakin menderita. Dia segalanya bagiku sekarang. Jebal.”

Tuan Cho semakin tersiksa melihat Kyuhyun seperti ini. Sudah cukup baginya melihat Kyuhyun terpuruk karena kehilangan ibunya dan tunanngannya dulu karena tumor otak sialan itu dan bodohnya lagi mereka berdua tidak dapat diselamatkan.

“Ayah jebal.” Sekali lagi Kyuhyun memohon, berharap kalau ayahnya akan mengabulkan permintaannya ini.

Tuan Cho tidak kuat lagi. Ia langsung bangkin dan berjalan kearah kursinya, membaca maf-maf yang tadi baru saja ia tutup.

“Pergilah Kyu!”

Tapi Kyuhyun hanya diam, ia belum bisa beranjak sebelum ayahnya bersedia membantunya untuk menyelamatkan Choi Sooyoung, hidupnya saat ini. segalanya baginya saat ini maupun nanti.

“Pergilah Kyu-ah kau harus menyiapkan operasinya dan menyuruhnya untuk menyiapkan mental.” Ucap tuan Cho tanpa memandang wajah putranya itu yang kini tengah mengucapkan kata-kata terima kasih.

Setelah Kyuhyun pergi Tuan Cho memandang bingkai poto berisikan poto mendiang istrinya yang tengah menggendong Kyuhyun kecil.

“Aku harap kali ini berhasil.”

~

Kyuhyun terus memandang wajah Sooyoung yang kini terlihat pucat. Menggenggam tangan Sooyoung.

“Kau pasti akan sembuh, aku janji itu Soo-ah.” Ucap Kyuhyun dan semakin mengeratkan pegangannya ditangan Sooyoung.

Perlahan mata yang terpejam itu sedikit demi sedikit terbuka. Sooyoung yang merasakan tangannya dipegang oleh seseorang langsung melihat kearah samping kananya itu. Ia langsung tersenyum tanpa bisa mengatakan apa-apa lagi karena selang oksigen menutupi mulutnya untuk mengeluarkan perkataan.

“Jangan tersenyum, kau membuatku seperti orang bodoh.” Tapi Sooyoung masih saja tersenyum.

“Kenapa tak memberitahuku?” Soooyoung menulis ditelapak tangan Kyuhyun dengan jarinya ‘Aku takut’ itulah tulisan yang Sooyoung coba sampaikan untuk Kyuhyun.

“Aku malah akan lebih takut kau meninggalkanku tanpa aku tahu sama sekali.”

‘Maaf.’ Tulis Sooyoung kembali.

“Tidak kau tak bersalah, aku akan berusaha untuk membuatmu sembuh. Aku tak akan membiarkannya terjadi untuk yang ketiga kalinya. Aku janji itu.”

Sooyung kembali tersenyum dan menganggukan kepalanya.

‘Saranghae.’

Kyuhyun memandang telapak tangannya sendiri dan matanya mulai memanas. Ia langsung memandang Sooyoung.

“Nado Saranghae.Mulai saat ini Cho Kyuhyun selamanya milik Choi Sooyoung dan Choi Sooyoung selamanya milik Cho Kyuhyun.”

~


[Not] Sasaeng Fans

$
0
0

not-sasaeng-fans6

CREDIT: Pinkeucho @wyfnexokingdom

Title : [Not] Sasaeng Fans

Author : @njmkysy

Cast: Cho Kyuhyun [SJ], Summer/Choi Sooyoung [GG]

Length: Series

PG: 15

****

Aku sudah memikirkanmu jauh sebelumnya, dan kini aku tak bisa hanya berdiam diri di belakangmu.

****

“Kyuhyun!!”

“Kyuhyun!! AAKHHH!!”

“KYAAAAA”

Seluruh wanita itu berteriak histeris, memanggil  satu nama dari seorang pria. Meneriakkan namanya dengan penuh semangat tak mempedulikan pita suaranya yang seakan putus karena teriakan yang sangat kencang, membuat semua orang akan menyadari bahwa dia bukanlah orang biasa.

Cho Kyuhyun.

Pria yang berkarier sebagai penyanyi yang dikarunia dengan suara merdu yang bisa memabukkan semua wanita dilengkapi dengan paras wajah yang hampir sempurna membuat semua wanita memujanya,menyukai bahkan mencintainya.

“Awas, beri jalan!” ucap bodyguard bertubuh besar dan berjumlah 20 orang lebih menyingkirkan setiap tangan yang hendak meraih tubuh pria itu. Melindungi, menjaganya dari lebih dari seribu wanita yang hadir saat itu.

“Terima kasih.” Pria itu berucap pada hampir setiap wanita yang dihampirinya, membuat mereka seakan meleleh dengan ucapan pria itu yang disertai dengan senyum tulus.

“Apakah dirimu ada yang terluka, Kyuhyun-sshi?” wanita yang berada tepat di sebelah pria itu berkata sambil meneliti tubuh pria tersebut. “Tidak.” Jawabnya lalu memandang wanita itu sejenak.

“Kau?” tanyanya pada wanita itu membuat dia memalingkan wajahnya sejenak lalu menatap, Kyuhyun artisnya itu dengan tajam. “Tidak, aku baik-baik saja.” Ujarnya dengan nada tajam, membuat Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke arah luar kaca jendela mobilnya.

“Hari ini mereka lebih antusias, kuharap mereka baik-baik saja.” Ujar Kyuhyun sambil tetap terus memandang ke arah luar kaca jendela mobil.

“Ya, hari ini luar biasa. Good job!” ujar Tiffany, manajer Kyuhyun dengan senyum manisnya membuat Kyuhyun terpaku sejenak. “Menurutmu mengapa mereka rela berbuat demikian hanya untuk diriku?” pertanyaan Kyuhyun membuat Tiffany mengerutkan keningnya.

“Karena mereka menyukaimu.” Ujar Tiffany menatap lurus ke arah Kyuhyun. “Ya. Ya memang benar mereka menyukaiku.” Ucap Kyuhyun.

**

Kyuhyun berjalan ke arah apartemen nya dengan langkah lunglai. Hari ini dia merasa tubuhnya sangat lelah dan seakan tak sanggup hanya untuk membuka pintu apartemen nya.

Dia meraih kunci dari kantong celananya,mencoba untuk membuka pintu apartemennya. Dia benar-benar seperti mayat hidup dengan wajah pucat karena kelelahan yang dialami tubuhnya sangat luar biasa.

Namun sesaat setelah pintu apartemennya terbuka, pandangan nya berubah menjadi hitam dan dia terkulai dengan lemas.

Kyuhyun POV

Aku membuka mataku dan mendapati cahaya silau seakan menusuk mataku.

Di mana ini?

Aku mengedarkan pandanganku ke arah sekelilingku, berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi saat ini.

Yang kuingat, tadi aku berusaha membuka pintu apartemenku dan tiba-tiba semua pandanganku berubah menjadi hitam.

“Hei!!” teriakku sekencang-kencangnya. Namun nihil tidak ada jawaban sama sekali.

Sial, sebenarnya apa yang terjadi? Aku mencoba menggerak-gerakkan tubuhku.

“Kau sudah bangun?” tiba-tiba sebuah suara hinggap di pendengaranku. Suara wanita.

“Menurutmu? Ujarku dengan nada sinis, aku kesal dengan keadaan ini.  Keadaan di mana aku tidak tahu apa-apa, seakan-akan diriku adalah orang terbodoh di dunia ini.

“Di rumahku.” Ujarnya lalu menampakkan dirinya di hadapanku.

Kyuhyun POV END

Author POV

“Tak kusangka melihatmu di jarak yang masih jauh ini saja bisa membuat jantungku berdetak dengan cepat, Cho Kyuhyun.”

Kyuhyun menatap sosok didepannya, meneliti orang ini, “Siapa kau? Apa maumu? Mengapa aku bisa disini? ” ujar Kyuhyun dengan pertanyaan beruntun.

“Sabarlah. Aku Summer.” Ujar nya.

“Aku tidak mengenalmu.” Ucap Kyuhyun.

Wanita itu tertawa dengan kerasnya lalu berjalan perlahan mendekati Kyuhyun

“Jelas saja. Aku terjebak di antara ribuan atau mungkin jutaan orang yang tergila-gila padamu. Aku terperangkap dan sulit untuk bisa menempatkan diriku di hadapanmu.” Summer berkata sambil mengelilingi tempat duduk yang diduduki oleh Kyuhyun.

“Lalu apa tujuanmu sebenarnya?” ujar Kyuhyun lalu mencoba untuk melepaskan dirinya namun sepertinya usahanya akan sia-sia, karena dia di ikat dengan ikatan yang sangat kuat.

“Hanya untuk menjadi lebih dekat denganmu.” ujar wanita itu lalu menjajarkan wajahnya searah dengan wajah Kyuhyun.

“Gila.. ini benar-benar gila. Aku bisa melihat wajahmu sedekat ini. Wajah yang selalu kuimpikan.” ujar wanita bernama Summer itu lalu memejamkan matanya.

“Jantungku berdetak sangat cepat. Dadaku sesak oleh gelora yang bergetar dalam hatiku.” Ia membuka matanya.

CHU

Ciuman singkat yang diberikan Summer pada Kyuhyun membuat Kyuhyun terdiam lalu menutup matanya.

“Aku tidak ingin kasar padamu, tapi ini keterlaluan. Kau baru saja membuatku memberikan penilaian negative pada dirimu.” ujar Kyuhyun saat Summer berusaha untuk menciumnya lagi tapi dengan cepat dipalingkan wajahnya.

“Aku mencintaimu, oppa.” ucap Summer lalu tersenyum dengan sangat manis.

Oppa?”

“Ah.. mungkin kau lebih muda dariku.” lanjut Kyuhyun menjawab pertanyaan nya sendiri membuat Summer tertawa.

“Mungkin kau menganggapku sebagai wanita gila yang tertawa-tawa sendiri. Tapi sungguh oppa aku benar-benar merasa bahagia bisa berbicara denganmu. Langsung, empat mata.” Oceh Summer tak mempedulikan perubahan raut wajah Kyuhyun kepada dirinya

Summer hanya melirik sekilas pada Kyuhyun lalu melanjutkan perkataannya, “Kau lelah? Sepertinya tadi sebelum aku meminjam mu-”

“Hah? Apa?! Meminjam? Kau pikir aku barang?!” ujar Kyuhyun dengan sewot dan tatapan tajam. Dalam pikirannya mungkin wanita ini gila atau mungkin salah satu sasaeng fans nya.

“Ah mian. Kau ingin tidur, oppa?” ucap Summer.

“Jika kujawab iya, kau akan melepaskankuku dari kursi ini?” tanya Kyuhyun dan Summer menganggukkan kepalanya. “Tentu saja. Mana mungkin aku membiarkan dirimu tidur di atas kursi dengan keadaan terikat kuat. Sangat sakit dan rasanya tulang akan remuk semua.” Summer berucap panjang lebar.

“Ya terserahmu sajalah.”

“Tapi sebelum aku melepasmu, aku punya permintaan.” ucap Summer.

“Permintaan? Kau meminta permintaan dari tawananmu?” tanya Kyuhyun dengan kesal.

“Tawanan? Kau bukan tawananku.” ujar Summer. “Lalu menculikku dan menyekapku disini bukan diartikan aku adalah tawananmu?” raut wajah Kyuhyun mulai berubah menjadi kesal.

“Sebenarnya apa tujuan utamamu? Uang? Jika iya, ambilkan ponsel di sakuku. Hubungi manajerku dan lepaskan aku.” ujar Kyuhyun.

Summer menggelengkan kepalanya. “Uang? Uang tidak berarti apapun dibandingkan dirimu,oppa.”

“Cih, aku tahu tujuanmu hanyalah uang. Lepaskan aku. Aku lelah dan malas berurusan dengan orang sepertimu. Mengaku sebagai fans.” Ujar Kyuhyun.

“Kau pikir bisa membohongiku? Jika benar kau adalah seorang fans, tidak mungkin kau menyekapku disini.” Lanjut Kyuhyun.

“Aku benar-benar fansmu.” ujar Summer. “Fans?” Kyuhyun lalu tertawa.

“Kau pikir aku berbohong? Lihatlah sekitarmu! Lihat!” perintah Summer.

Kyuhyun mengedarkan arah pandangannya dan terkejut dengan yang dilihat oleh matanya.

“Kau pikir aku butuh uang? Ini rumahku dan ini adalah kamar terbaik di rumah ini. Sungguh aku tidak butuh uangmu dan asal kau tahu uangmu tidak seberapa dibanding kekayaanku.” ucap Summer.

“Ckck.. Jadi sekarang kau meninggikan dirimu?” ujar Kyuhyun lalu melihat kembali isi ruangan tersebut lalu berdecak.

“Ah sudahlah.” Kyuhyun mengibaskan tangannya dibalik kursi. Sungguh dia tak pernah menyangka dirinya akan terjebak di dalam rumah wanita gila yang mengaku dirinya sebagai fans.

**

“Seharusnya kau memberitahukannya dahulu kepadaku, baru kau bertindak.” Pria berperawakan tinggi itu berujar dengan nada tajam disertai dengan tatapan marah pada wanita yang baru keluar dari sebuah kamar yang terletak di ujung lorong tersebut.

“Apa maksudmu?” ujar wanita itu dengan nada tak suka dengan setiap perkataan pria itu. “Lagipula itu bukan urusanmu.” Lanjut wanita itu.

“Ini jelas urusanku. Wanita pirang bodoh! Tindakanmu itu sungguh gegabah!” bentak pria itu.

Wanita itu mengerutkan keningnya tanda bahwa ia tidak suka dengan setiap perkataan pria ini. “Psycho! Siapa dirimu sehingga bisa membentakku?” hardik wanita itu dengan dengan sebal, melangkahkan kakinya beranjak menjauhi pria itu namun tangan pria itu menahan lengannya sehingga menghentikan langkah kakinya.

“Apa?” ujarnya ganas. Pria itu hanya terdiam lalu menilik wajah wanita itu dan menciumnya dengan ganas membuat sang wanita meronta dan memukul dada bidang pria tersebut.

Psycho!!” ujar wanita itu sambil mengelap bibirnya yang basah akibat ciuman dahsyat yang diberikan pria itu kepadanya. “Menjijikkan.” Ucapnya sambil meludah dengan kasar.

“Kau tahu, tidak ada satupun orang yang bisa main-main denganku. Ingat itu Summer! Jika kau macam-macam kubunuh pria itu.” Pria itu berdehem lalu beranjak pergi.

“Oh iya, pria itu Cho Kyuhyun bukan?” ujar pria itu sambil tersenyum sinis dan berlalu.

“Sialan!” desis wanita itu dengan tajam.

TBC

Keep RCL~

Hai, lama tak berjumpa. Hehe.

Sebelumnya saya benar-benar minta maaf tapi untuk ff saya yang lalu dengan tajuk ‘series’ tidak akan saya lanjutkan. Tapi kalau ff yang satu ini, saya akan berusaha untuk mentamatkannya. Mohon bantuannya dengan kritik atau saran.

Terima kasih :)

 


First Love (Part 3)

$
0
0

Title                       : First Love

Author                  : lidyanatalia

Main Cast            : Cho Kyuhyun (Super Junior), Choi Sooyoung (SNSD), Kim Junmyeon/Suho (Exo), Kim Jongdae/Chen (Exo), Kim So Eun, Kim Sang Bum

Support Cast      : Wu Yi Fan (Exo), Kim Jongwoon/Yesung (Super Junior), Oh Sehun (Exo), Son Naeun (A pink), ETC

Rated                    : PG-15

Genre                   : Romance, Friendship, Angst (?)

Length                  : Chapter

Disclaimer           : The casts belong to themselves and this story fresh from my mind

Warning               : CONTAINS BOYXBOY LOVE, DON’T LIKE DON’T READ

Chapter 3 First Love Is a Struggle

“Aww, pelan-pelan, hyung!”

“Tidak usah berlebihan begitu, lagian ini semua salahmu karena kau mencari gara-gara dengan Sooyoungie. Kau tahu bukan kalau amarah menguasainya ia akan berubah menjadi monster dan tidak akan membiarkanmu hidup?”

“Berani lagi kau mengatakan aku monster, aku juga tidak akan membiarkanmu hidup, Kim Junmyeon. Dan kau Kim Jongdae, itu akibatnya kalau kau bermain-main denganku.”

“I-Iya, maafkan kami.”

Jongdae dan Junmyeon menghela napas lega saat Sooyoung tidak lagi menatap mereka tajam. Junmyeon memutuskan untuk kembali mengusapkan obat di dahi Jongdae yang terluka.

Untuk mengetahui mengapa Jongdae mengalami luka seperti ini, kita kembali lagi pada kejadian sebelumnya di restoran.

Flashback

Sooyoung benar-benar tidak mengerti dengan semua ini. Apa takdir sedang mempermainkannya. “Lalu, jika Kyuhyun-ssi bukan seorang gay, kenapa ia menjalin hubungan dengan Kris-ssi?”

Jongdae menenguk pelan air liurnya sesaat sebelum menjelaskan semuanya. “Sebenarnya, alasan Kyuhyun-ssi menjalin hubungan dengan Kris-ssi adalah…”

Jongdae terus saja terdiam dan semakin membuat Sooyoung penasaran. “Kris-ssi adalah apa, Jongdae?

“Kris-ssi adalah…”

“Adalah?”

“Adalah, sebenarnya aku tidak tahu alasannya apa. Sebaiknya kita bertanya saja pada Jongwoon-hyung. Maafkan a…”

Garpu terlebih dahulu mendarat di dahi Jongdae sebelum dia menyelasaikan ceritanya.

End Of Flashback

Sooyoung hanya bisa menghela napas kesal saat mengingat kejadian tadi. “Aku tahu kau suka menjahili orang lain, tapi tolong jangan jalankan hobimu itu disaat penting seperti tadi. Kau benar-benar membuatku kesal, Jongdae-ah.”

Jongdae hanya bisa menatap Sooyoung dengan perasaan bersalah. “Maafkan aku, noona. Aku tahu aku sudah keterlaluan padamu dan aku akan berusaha untuk tidak melakukannya lagi.”

Senyum lebar menghiasi wajah tampan Junmyeon. “Ahh, syukurlah hal ini terjadi, berarti aku tidak perlu khawatir kalau kau akan mengerjaiku lagi, Jongdae-ah.” (Karena Junmyeon adalah sasaran utama kejahilan Jongdae).

Jongdae menatap Junmyeon, tanpa lupa senyum jahil menghiasi wajahnya. “Hahaha, whatttt? Tentu saja pengecualian untukmu, Junmyeonie yang manis.”

Junmyeon yang kesal menekan kuat kapas yang ia gunakan pada luka Jongdae dan membuat Jongdae berteriak keras.

“Woah, ada apa ini ribut-ribut? Apakah aku ketinggalan sesuatu yang menarik dan Jongdae kenapa, apakah ia menjahili orang lagi?”

Sooyoung langsung berdiri saat mendengar suara yang tidak asing baginya itu. “Annyeong, Jongwoon-oppa.”

Jongwoon menatap Sooyoung dengan ekspresi yang sedikit terkejut. “Sooyoung-ah? Tumben sekali kau kesini, apa ada hal yang penting?”

“Untuk jawaban pertanyaanmu yang pertama, aku melempar Jongdae dengan garpu dan mengakibatkan dahinya berdarah. Jawaban untuk pertanyaanmu yang kedua, ya, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan pada Jongwoon-oppa.”

Tawa keluar dari mulut Jongwoon sesaat. “Kerja yang bagus, Sooyoung-ah, manusia pendek satu itu memang harus diberi pelajaran. Bagaimana mungkin ia akan mendapatkan kekasih yang cantik sepertiku jika ia selalu saja menjahili orang lain?”

Jongdae merasakan amarah berjalan menuju otaknya saat mendengar perkataan sang kakak. Ia bangkit berdiri dan memukul keras bahu sang kakak. “Pendek, kau bilang aku pendek? Hey kakakku yang jelek, sadar akan dirimu sendiri.”

Jongwoon tidak membalas perkataan Jongdae dan hanya menekan kuat dahi Jongdae yang berdarah. “Mari kita duduk, Sooyoung-ah, kau bisa bertanya padaku tentang apa saja.”

Sooyoung mengangukan kepalanya dan tidak lupa ia tertawa sejenak saat melihat Jongdae meraung kesakitan di lantai.

“Sudah, lupakan saja manusia pendek satu itu.” Sooyoung mulai menghentikan tawanya dan menatap Jongwoon serius. “Jadi apa yang ingin kau tanyakan, Sooyoung-ah?”

Mereka berdua mengambil posisi duduk, sementara Joonmyeon menolong Jongdae telebih dahulu sebelum menuntun mereka untuk duduk.

“Jadi begini…” Jongwoon bisa melihat Sooyoung mengengam tangannya erat. “Apakah oppa mengetahui sesuatu tentang hubungan Kris-ssi dan Kyuhyun-ssi?”

Keheningan langsung menyergap ketika kalimat itu keluar dari bibir Sooyoung. Sooyoung sendiri bisa melihat kedua bola mata Jongwoon melebar, menandakan bahwa lelaki itu terkejut luar biasa.

“Darimana kau mengetahui soal hubungan Kyuhyun dan Kris? Apakah Jongdae memberitahumu?”

“Tidak, aku lebih dahulu mengetahuinya. A-aku…” Sooyoung merasakan wajahnya memanas karena kalimat yang akan dia katakan selanjutnya. “Aku pernah melihat mereka bertengkar dan berciuman di sebuah cafe.”

Jongwoon mengangukan kepalanya tanda mengerti dan ia kali ini memasang wajah yang serius. “Sooyoung-ah, apakah kau menyukai salah satu di antara mereka? Jika boleh kutebak, apakah itu Kyuhyun?”

Sooyoung hanya membalas dengan mengagukan kepalanya. Dari sorot mata Sooyoung yang melembut dan wajahnya yang memerah, Jongwoon memahami semuanya, kedua hal itu sudah mewakili seluruh perasaan yang Sooyoung curahkan untuk seorang Cho Kyuhyun.

“Apakah kau yakin ingin mengetahui ini semua? Apakah kau yakin akan memperjuangkan cintamu? Aku takut akan terjadi sesuatu denganmu, Sooyoung-ah.”

“Maksudnya? Apakah ada sesuatu yang salah?”

Jongwoon menghela napas pelan dan mulai mempersiapkan dirinya untuk bercerita. “Aku akan menceritakannya dari awal dan aku harap setelah itu kau akan berpikir dua kali untuk memperjuangkan cintamu.”

Sooyoung merasakan ada sesuatu yang salah, ada suatu hal yang akan menjadi tembok baginya untuk mengapai Kyuhyun. Kedua tangannya bergetar, ia tidak tahu mengapa ia merasa takut, kejadian Kris menatapnya tajam di café tadi kembali terulang di memorinya.

“Kyuhyun sebenarnya bukanlah seorang gay. Ia menjadi dirinya yang sekarang adalah karena keluarganya yang telah tiada dan meninggalkan utang yang banyak pada keluarga Kris.Wu Yi Fan atau yang biasa dipanggil Kris adalah anak dari seorang kepala mafia yang bergerak dalam penyebaran narkoba dan juga judi di Korea. Mereka terkenal dengan kekejaman mereka, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kris yang ketika itu mendapat tugas untuk menagih utang pada Kyuhyun ternyata jatuh cinta pada pandangan pertama.”

Jongwoon menghentikan ceritanya sesaat saat melihat Sooyoung melebarkan kedua matanya, seakan mengetahui cerita selanjutnya. “Seperti yang dapat kalian tebak, Kyuhyun harus berpacaran dengan Kris jika ingin terbebas dari utang. Kyuhyun tentu saja tidak mau, namun Kris selalu mengancam akan membunuh cinta pertama Kyuhyun. Sejak Kyuhyun menerima Kris menjadi kekasihnya, Kris menjadi sosok yang posesif dan tidak membiarkan siapapun mendekati Kyuhyun. Siapapun yang berani mendekati Kyuhyun akan dipastikan hidupnya tidak tenang. Dan kalian juga tahu, Kyuhyun sering mendapat siksaan dari Kris jika ia berani mendekati wanita lain, sekalipun hanya bersahabat.”

Junmyeon dan Jongdae hanya bisa memandang satu sama lain, seakan mereka memiliki pemikiran yang sama, pemikiran mengenai betapa kejamnya seorang Kris dan betapa menderitanya seorang Kyuhyun. Jongdae yang notabene selama ini berteman baik dengan Kyuhyun tidak pernah mengetahui masalah ini, yang ia ketahui hanyalah Kyuhyun bukan seorang gay.

Sementara Sooyoung sendiri hanya bisa terdiam. Sungguh Ia ingin berbicara, ia ingin mengungkapkan isi hatinya, tapi semua itu tidak bisa terucap. Lidahnya seakan kaku tidak mampu bergerak, otaknya seakan berhenti berproses dan hanya berpusat pada kata-kata yang Jongwoon sampaikan. Badannya semakin bergetar hebat, keringat dingin mengucur deras dari pelipisnya, menandakan ia begitu kaget mendengar semua ini. Jantungnya berdetak semakin cepat dan semakin cepat.

“Apa kalian melihat berita wanita yang meninggal dengan mengenaskan di Namsan Tower kemarin? Itu adalah cinta pertama Kyuhyun yangaku yakin dibunuh oleh Kris.”

Sudah bisa ditebak bahwa ketiga sahabat itu kaget luar biasa mendengar perkataan Jongwoon. “Darimana hyung tahu soal itu?” tanya Jongdae yang tidak bisa menutupi rasa kagetnya.

“Memang belum ada fakta yang bisa mengungkapkan karena polisi sampai sekarang belum bisa menangkap pelaku, tapi aku yakin bahwa pembunuhnya adalah Kris. Kalian tahu bukan bagaimana cara mafia bekerja? Kasus pembunuhan ini sangat rapi tanpa meninggalkan jejak, jadi jika kalian berada di posisiku yang sangat mengenal Kris, apa yang akan kalian pikirkan?”

Sooyoung POV

Apa-apaan ini, apa yang sebenarnya terjadi?

Aku sama sekali tidak menyangka aku akan mendengar semua ini. Aku tidak menyangka aku akan terjebak dalam situasi ini.

Cinta pertama Kyuhyun dibunuh? Apakah karena Kyuhyun menemuinya waktu itu? Apakah benar Kris yang membunuhnya? Apakah benar Kris sekejam itu terhadap Kyuhyun? Cinta tidak seperti ini bukan, cinta bukan memaksa, bukan? Cinta itu seharusnya saling mengasihi satu sama lain, bukan?

Aku kembali mengingat tatapan tajam Kris untukku tadi, apakah aku akan menjadi korban selanjutnya? Apakah beberapa hari ke depan aku akan merasakan hidupku tidak tenang lagi?

Memikirkan hal ini saja sudah membuatku sangat ketakutan. Badanku semakin bergetar, aku sangat merasakannya, aku takut, sangat takut.

Aku merasakan ada tangan yang menyentuh pundakku dan aku bisa melihat Junmyeon memelukku. Junmyeon-ah, aku ingin sekali mengatakan padamu bahwa aku sangat takut. Aku belum siap menghadapi ini. Tapi lagi-lagi lidahku kaku, aku merasakan aku tidak bisa mengerakkan bibirku untuk mengatakan ini semua padamu.

“Maaf aku sudah membuatmu ketakutan seperti ini, Sooyoung-ah. Tapi kau harus tahu fakta yang terjadi di lapangan, kau tidak akan bisa memisahkan Kyuhyun dari Kris dan kau tidak akan bisa melakukan apapun. Jadi aku sungguh memohon padamu, hentikan perasaanmu secepat mungkin sebelum kau semakin mencintai Kyuhyun lebih dalam lagi. Aku tidak ingin kau menjadi sasaran Kris selanjutnya.”

Aku tahu itu, Jongwoon-oppa, tanpa kau beritahu aku tahu bahwa itu adalah cara terbaik yang harus kulakukan demi keselamatan diriku. Tapi ada satu hal yang tidak bisa kulakukan, aku tidak mungkin bisa melupakan Kyuhyun-ssi begitu saja, tidak akan bisa.

Aku sudah terlanjur jatuh begitu dalam sejak awal aku menatap kedua bola matanya. Aku sudah ditarik begitu dalam, aku sudah dijerat dan aku sama sekali tidak bisa melepaskan diriku.

“A-aku…”

“Sooyoungie, sebaiknya kita pulang saja, kau harus menenangkan dirimu.”

Aku menatap Junmyeon yang begitu khawatir. Ya Tuhan, maafkan aku sudah membuatnya khawatir seperti ini.

“A-aku…”

Lalu kedua bola mataku menangkap Jongdae yang bangkit berdiri dan mulai berjalan mendekati kami. “Apakah kau yakin membawanya pulang dalam keadaan seperti ini, hyung? Aku sarankan kalian menginap saja di sini, ini juga sudah larut malam dan aku tidak ingin terjadi apa-apa pada kalian nanti. Lagipula besok juga kita tidak masuk sekolah, bukan?”

Aku mulai mengerakkan bibirku. “Junmyeon-ah, apakah lebih baik kita menginap di sini saja? Aku sedang tidak ingin sendirian sekarang.”

“Baiklah kalau itu maumu, kita menginap saja di sini. Apakah aku perlu menyuruh So Eun kesini?” tanya Junmyeon lagi padaku dan aku mengangukan kepalaku karena aku memang membutuhkan keberadaan sahabat perempuanku itu di sini.

“Kalau begitu aku akan menjemput So Eun, kalian tunggu saja di sini dulu.”

Aku mengangukan kepalaku saat melihat sosok Jongwoon-oppa mulai menghilang dari balik pintu utama.

“Ayo kita naik ke atas.”

Ya Tuhan, apa yang terjadi denganku?

Normal POV

Junmyeon terus saja menopang Sooyoung selama perjalanan mereka menuju kamar yang akan ditepati. Sungguh Junmyeon merasa gagal sebagai seorang sahabat karena ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang untuk mengusir ketakutan yang sedang menghampiri sahabatnya ini.

Junmyeon tidak pernah melihat Sooyoung dalam keadaan seperti ini. Selama ini Sooyoung begitu pintar dalam menyembunyikan kegelisahan dan ketakutannya. Ketika sekarang ia menghadapi hal ini, ia tidak tahu harus berbuat apa.

Mereka sudah sampai di depan pintu kamar dan Junmyeon maupun Jongdae bersama-sama menuntun Sooyoung untuk duduk di tempat tidur. Sesudah itu kesunyian menyelimuti atmosfir ruangan. Jongdae maupun Junmyeon tidak tahu harus berbuat apa. Mereka hanya bisa melihat Sooyoung yang terdiam, raganya memang ada di ruangan ini, tapi mereka berdua tahu bahwa roh Sooyoung sedang berada di luar, ia seperti mayat hidup.

“Ada apa ini? Sooyoungie, kau kenapa?”

Junmyeon dan Jongdae melihat sosok So Eun yang langsung berlari menghampiri Sooyoung dan memeluknya. So Eun terus saja bertanya dan berusaha menyadarkan sahabat cantik mereka itu.

Tidak lama kemudian suara tangisan perlahan namun pasti semakin terdengar. Hancur sudah pertahanan seorang Choi Sooyoung. Sooyoung menangis terisak, mengeluarkan semua emosi yang tadi berusaha ditekannya, semuanya meluap dan menghancurkan tembok pertahanannya.

####

“Kau tahu bukan kalau aku tidak suka kau dekat dengan wanita lain? Jangan katakan kau jatuh cinta pada wanita itu!”

Lelaki ini hanya bisa meringis kesakitan saat seorang lelaki lainnya memegang erat kerah bajunya. Karena begitu kuat, lelaki ini bisa merasakan tubuhnya terangkat ke atas, kakinya tidak lagi berpijak pada lantai.

“Ti… Tidak, aku tidak mencintainya. Aku bersumpah!”

“Jangan berbohong padaku, Cho Kyuhyun. Aku bisa melihatnya, tatapan itu, tatapan yang juga kau berikan pada cinta pertamamu yang sudah menjadi mayat itu!”

Kyuhyun hanya bisa mengepalkan tangannya erat saat mendengar cinta pertamanya dihina seperti itu. Cinta pertamanya yang sudah meninggalkannya. Walaupun perasaan Kyuhyun sudah berubah, tapi masih ada cinta untuk wanita itu. Bagaimanapun ia tidak akan bisa melupakannya. Ia melakukan semua hal pertama kali dengan wanita itu, bagaimana mungkin ia bisa melupakannya?

Ia tahu siapa pembunuh gadis yang sempat dicintainya itu. Tapi apa yang bisa diperbuatnya? Apa yang bisa dilakukannya?

Tidak ada.

Hal seperti ini saja ia tidak bisa mengatasinya. Ia saja menjadi seeorang yang tidak berdaya.

Betapa lemahnya, memalukan.

“Kris, aku mohon jangan membuat ini menjadi sulit. Bukankah kau mencintaiku, kenapa kau melakukan ini?”

Kyuhyun bisa merasakan panas menjalar di pipinya. “Kau yang membuat ini menjadi sulit. Aku mencintaimu tapi kau sudah mengkhianatiku dan kau tahu bukan apa yang kulakukan padamu?”

Kyuhyun hanya bisa menutup matanya sambil merasakan sakit yang luar biasa.

####

Apa kabar semuanya? Sudah lama kita tidak berjumpa

Maaf saya sudah lama tidak mengupdate fanfic ini maupun Scandal karena tugas kuliah yang luar biasa membuat saya tidak ada semangat untuk melanjutkan fanfic

Dan saya turut bersedih mendengar Sooyoung sudah mempunyai seorang kekasih yang mencintainya, walaupun sangat kecewa tapi saya yakin seorang Choi Sooyoung tidak mungkin salah dalam memilih seseorang yang akan menemani hidupnya. Tapi Cho Kyuhyun, anda bodoh sekali! Saya yakin mereka pasti memiliki hubungan dulu kala, apakah kau melepaskannya? Geezzzz. Tapi saya akan tetap mendukung Sooyoung dengan kekasihnya sekarang walaupun saya tetap seorang knight, hahahaha

Bagaimana kelanjutan fanfic ini? Terlalu singkat ka? Terlalu menyeramkan?

Saya meminta maaf lagi karena saya sudah membuat kalian tidak nyaman dengan fanfic ini, saya hanya ingin membuat fanfic yang berbeda dari yang lainnya. Sekali saya minta maaf .

Jangan lupa commentnya karena inilah yang akan membuat saya menjadi seorang author yang lebih baik lagi. Apa pentingnya seorang author tanpa reader yang mendukungnya?

Terima kasih dan God bless you all :D

 

 

 

 

 


Marry is Preferred (Bagian 2)

$
0
0

Originally posted on Lovesoo4ever:

sweatt

Marry is Preferred (Bagian 2)

Cast : Cho Kyuhyun

Choi Sooyoung

Lenght : Chapter

Rated : Nc 21

Genre : Romance, Marriage life

Autor : iyank3

Happy Reading^^

View original 3,248 more words


[ Drable ] Alkisah Upil & Ilfeel

$
0
0

Originally posted on GyuYoungieBABY:

Author : Haryati
Genre : LoL (?)
Rate : PG 51 +
Warn : cerita ini dapat menybabkan MUAL, serangan jantung, dan gangguan penglihatan. Oleh karena itu silahkan tekan tombol BACK dari layar HP/etc anda SEKARANG ;)

.
.
.

Alkisah Upil Dan Ilfeel, cerita ini dimulai dari tahun 2007.

Kiyu atau yg lebih kita kenal dengan sebutan ‘ bocah upil ‘ adalah seorang namja yg mendapat kan gelar seperti itu karena Upil senang sekali MENG-UPIL-in temannya. Terlebih lagi teman sebangkunya saat di taman kanak2 dulu, Cuyong.

Cuyong yang selalu mendapatkan ‘ kerak ‘ upil dari Kiyu pun merasa Ilfeel karenanya. Setiap saat bila Cuyong tak menuruti apa yg di perintahkan Kiyu maka Kiyu pun akan dengan senang hati ‘ mengorek ‘ kerak upilnya dan di lemparkan ke hidugnya Cuyong ( mungkin biar Upil Cuyong sama banyaknya kayak upil Kiyu -,-” )

dan itu jugalah yg merupakan latar belakang julukan Cuyong…

View original 209 more words


[SERIES] Goong “Kyuyoung Version” (Part 4)

$
0
0

Originally posted on SM KPOP:

goong kyuyoung ver

Title                       : [SERIES] Goong “Kyuyoung Version” (Part 4)

Author                  : Park So Hee (Pengarang Asli komik Goong)

Penyusun Cerita: Chuyleez

Main Cast            :

-          Lee Shin as Cho Kyuhyun

-          Shin Chae Gyeong as Choi Sooyoung

-          Lee Yul as Cho Changmin (Shim Changmin)

-          Sung Hyo Rin as Victoria Song

-          Han Seung Mok as Lee Eunhyuk

-          Ahn Sung Jin as Im Yoona

Genre                   : Humor, Romance, Marriage Life

Rating                   : 15

Annyeong yeorobun…. Author bawa FF Goong “Kyuyoung Version” part 4 untuk mengisi kekosongan KSI. Banyak yang masih bingung kenapa ceritanya mirip sama “Princess Hours”?? Aku tegasin sekali lagi. Cerita ini aku ambil dari Komik Goong. Dan Komik Goong itu juga dibuat drama judulnya “Princess Hours”.Karena banyak perbedaan antara drama dan komiknya, jadi aku susun cerita ini berdasarkan komik aslinya. Jadi wajar saja kalau ceritanya mirip sama Princess Hours. Tapi kalau baca sampai akhir pasti tahu dimana…

View original 8,287 more words


Marry is Preferred (Bagian 3)

$
0
0

sweatt

 

Marry is Preferred (Bagian 3)

Cast : Cho Kyuhyun

Choi Sooyoung

Lenght : Chapter

Rated : Nc 21

Genre : Romance, Marriage life

Autor : iyank3

Link ==>   https://kyusooajah.wordpress.com/2014/03/14/marry-is-preferred-bagian-3/

Minta PW-nya lewat twitter ja ya.. atau fb! ga papa..

Twitt : @iyank49 or inbox FB : bersama iyankz

dan aku gak bakal bales, yang nyantumin no.Hp! maaf banget…beribu maaf!

Terimakasih^^ salam…



[Drabble] Dauntless – The Way to Break Up

$
0
0

the-way-to-break-up

 

Title: Dauntless – The Way to Break Up || Author: eyinzz || Main Cast: SNSD’s Sooyoung & Super Junior’s Kyuhyun || Genre: Romance, Sad, Angst, Tragedy, etc || Rating: Teen || Legth: Drabble-Trilogy || Disclaimer: This is my own story!

 

“This is my way to break up with you.”

Backsound: The Way to Break Up – Cho Kyuhyun

Previous Part: [TEASER] Dauntless

 

.

.

.

Happy Reading J

.

.

.

Aku menatapnya sendu, dia masih menangis sesenggukkan. Aku tahu apa yang ia rasakan sekarang, aku sendiri juga tertekan dengan adanya masalah ini. Masalah kami berdua yang berasal dari pihak lain. “Sooyoungie, uljima. Aku tidak bisa melihatmu menangis.” Ujarku membuat tangisannya malah nyaring. Segera kurengkuh tubuh ringkihnya, membiarkan setiap tetesan cairan bening matanya merembes membasahi kaos ku. Isakannya begitu pilu, meninggalkan sayatan dalam di hatiku. Melihatnya menangis adalah kelemahanku. Aku begitu menyayangi yeoja ini. Tapi susah bagi kami untuk bersatu.

“Dia menentang hubungan kita, Kyu. Appa, dia melarangku berhubungan denganmu.” Ucapnya di sela-sela kegiatan menangis. Ku elus perlahan puncak kepalanya, tanpa memberikan tanggapan apapun mengenai Ayahnya.

“Kyu, ajaklah aku pergi bersamamu! Aku muak disini! Aku ingin bersmamu, Jebal.” Mohonnya sembari terus menangis.

Aku menghela nafas berat, sulit untuk menentukan pilihan. Aku tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan, karena ini menyangkut sang pemilik hatiku, “Sooyoung-ah, dengarkan aku. Aku bukan siapa-siapa, aku tidak berhak membawamu pergi. Benar kata Abeonim, aku masih belum mampu mengayomi. Aku hanya seorang mahasiswa yang bekerja paruh waktu di Starbucks dan itu membuktikan bahwa aku belum pantas bersamamu, Sooyoung-ah.”

Dia mendongak, menatapku dengan tatapan tak percaya. Sungguh aku membenci tatapan itu. Tatapan yang tersirat luka dan kekecewaan, “Jadi kau tidak ingin mempertahankan hubungan kita?”

Pertanyaannya singkat, namun sangat menjebak. Apa aku terlalu mengecewakannya? Aku bingung sekarang, aku sangat mencintaimu Sooyoungie, tapi aku juga sadar posisiku di mata Ayahmu. “Bukan begitu maksudku, Sooyoungie. Hanya saja..—”

“Lalu apa maksudmu yang sebenarnya?! Kyu, apa kau benar-benar mencintaiku?! Tapi kenapa kau tidak bisa mempertahanku saja?!” Histerisnya membuat hatiku berdesir.

“Kau jahat! Kau tidak mencintaiku, Kyuhyun-ah! Kau tidak mau mempertahankan hubungan kita hanya karna Appa melarang! Appa tidak akan pernah merestui kita sebelum Kau dapat mencapai keberhasilan melebihi Appa! Kenapa tidak membawaku kabur saja? WAE?! Kita bisa menikah disana, tidak masalah bagiku menikah tanpa restu Appa! Aku mencintaimu! AKU MENCINTAIMU, CHO KYUHYUN!!”

Kedua tangannya mulai memukuli dadaku, membuat bagian itu terasa sesak sekaligus ngilu mendengar penuturannya. Aku menerima semua perlakuannya, aku pantas mendapatkan itu. Mengingat aku adalah seorang lelaki pengecut yang tidak berani mempertahankan hubungan asmara. “Sooyoungie, uljima. Aku sangat mencintaimu, Choi Sooyoung. Tapi tidak dengan cara begini, kau memang tidak masalah menikah tanpa restu Abeonim. Tapi aku yang merasa bersalah telah menculik anak semata wayangnya.” Jelasku.

Tangisannya agak mereda, kini kedua tangannya sudah berpindah memeluk erat pinggangku. Dia kembali menangis di dadaku. Menumpahkan segala kekesalannya padaku. Oh Tuhan, aku benar-benar merasa gagal menjadi seorang kekasih. Aku gagal melindungi ciptaan-Mu yang sempurna ini. Malah aku yang melukainya dan akulah penyebab dia menangis. “Kyu, eotteohkae? Apa yang harus kita lakukan?” Lirihnya tapi masih bisa kudengar.

Kedua tanganku menangkup wajahnya, mensejajarkan wajah kami. Ku tatapi lamat-lamat pahatan sempurna Tuhan di dalam dirinya Ku hapus air matanya menggunakan ibu jariku lalu meninggalkan kecupan lembut di dahinya. Dilanjutkan di kedua kelopak matanya, kedua pipinya, hidungnya dan berakhir pada bibirnya. Bibir kami bertaut, saling menyalurkan ledakan cinta dalam hati kita masing-masing, saling berbagi beban dan sakit hati, sampai aku harus melepasnya saat dia mulai kehabisan pasokan oksigen.

“Sooyoung-ah, hubungan kita berakhir sampai disini. Karna aku akan pergi jauh sampai aku benar-benar sukses dimata Abeonim. Dan saat itulah aku pasti kembali untuk meminangmu, belutut di hadapan Abeonim berusaha merebut hatinya.” Jelasku perlahan. Benarkan ini langkah terbaik untukku? Membiarkannya lepas dariku sampai aku bisa merebut hati Ayahnya?

Tidak! Apa keputusanku salah sampai membuatnya meneteskan air mata lagi? Entahlah, tapi yang kutahu air mata itu bukan air mata haru. “Waeyo? Kenapa hubungan kita harus berakhir? Kenapa tidak kita lanjutkan saja? Kenapa kau tak menyuruhku untuk menunggumu, Cho Kyuhyun?! Wae? Kenapa kau tidak berjanji akan kembali padaku?!” Tanyanya terpancing emosi. Ku hirup nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan, “Bagaimana jika aku tidak bisa memenuhi janjiku? Bagaimana jika aku tidak pernah ditakdirkan untuk sukses? Apa aku masih berhak memilikimu? Apa aku masih berhak mengharuskan kau menungguku? Aku hanya merasa tidak pantas memberikan janji yang belum bisa kupenuhi seutuhnya.”

Sejurus kemudian kurasakan tangannya melayang ke arah pipi kiriku, mencetakkan sebuah tanda merah berbentuk tangan disana. “Sadarkah kau berkata seperti itu, Kyuhyun-ah? Sadarkah kau, perkataanmu secara tidak langsung seolah-olah kau hendak melepasku sepenuhnya. Apa kau tak peduli perasaanku? Bagaimana sakitnya menerima kenyataan ini? Sakit sekali, Kyuhyun-ah.” Kata-katanya bahkan seribu kali lebih menyakitkan daripada tamparannya. Aku memindahkan posisi tubuhku ke arah sungai Han yang menjadi saksi bisu pertangkaran kami bersama langit malam dan rembulan, tanpa ditemani bintang-bintang disana.

Aku mengusap wajahku frustasi mendengar isakkan tertahan miliknya. Benar-benar memilukan. Tangannya mencengkram bahuku kuat, seperti ingin menancapkan kukunya pada tubuhku. Dia memutar tubuhku paksa berhadapan –lagi- dengannya. Demi apapun aku paling tidak kuat melihat Sooyoung menangis, apalagi itu karenaku. Sooyoung menggoncangkan bahuku kencang meski aku tahu tenaganya habis karena menangis.

“Cho Kyuhyun, katakan padaku bahwa aku harus menunggumu kembali.”

Jebal, Kyuhyun-ah. Katakan bahwa kau mencintaiku dan menyuruhku untuk menunggu sampai kau sukses lalu menjemputku.” Aku tetap bungkam, walau hatiku bergemuruh tak karuan. Sooyoung menangis melihat aksi diamku, tapi tak menyurutkan niatnya mendesak ku. “Jebal, Kyuhyun-ah katakanlah. JEBAL!” Pekiknya tidak sabar. Aku memejamkan mataku, menahan rasa sakit merasakan hatiku seperti diremas kuat.

Saranghae, Choi Sooyoung,” Ungkapku pada akhirnya lalu mengecup dahinya sekilas. Dapat kulihat matanya melebar, senyum samar pun terulas di wajah cantiknya. Aku benar-benar tidak bisa menyakiti bidadariku ini.

“Dan jangan pernah menungguku kembali.”

Tangannya melemas, sinar matanya ikut meredup. Dengan sekuat tenaga ia berusaha bangkit, memutar balik badannya menjauh dari tempatku. Ingin sekali aku membantunya dari belakang agar jalannya tak tertatih-tatih, namun sekuat tenaga kutahan perasaan itu. Membunuh setiap keinginanku untuk memeluk, mencium, mengucapkan maaf dan menarik ucapanku barusan pada Sooyoung. Tapi ini juga demi kebaikannya. Sampai pada akhirnya sosok itu menghilang ditelan kegelapan malam. Jahat! Aku sangat jahat padanya telah menghancurkan hati dan harapannya.

 

~oOo~

Sooyoung’s POV

Persetan dengan semuanya! Persetan dengan martabatku sebagai perempuan. Sekarang aku sedang berlari menyusuri setiap lorong kampus, mencari –mantan- kekasihku. Lajuku berhenti tepat di depan kelas jurusan ekonomi & bisnis. Setelah mengatur sejenak nafasku aku memberanikan diri masuk. Terlihat beberapa mahasiswa dan mahasiswi sedang mengobrol ringan di kelas tapi sosoknya masih belum kutemukan, sampai sebuah tepukan di pundakku mengagetkanku. “Sooyoung-ah, apa ada perlu?” Suara itu suara Donghae Oppa, sahabat Kyuhyun sejak masih duduk di kelas sebelas.

Oppa, kau tau dimana Kyuhyun? Biasanya dia sudah datang jam segini.” Tanyaku membuat alisnya menyatuh. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, Oh tidak, aku merasakan hal buruk!

Mwo? Dia tak memberitahumu, Sooyoung-ah? Cish, dasar bocah! Dia sudah mengundurkan diri dari kampus. Barusan aku bertemunya di halaman belakang kampus.”

Nde??” Badanku bergetar hebat, ini terlalu menyakitkan memang. Namun bakal lebih menyakitkan lagi jika aku melepasnya. Tanpa mengucapkan apapun, aku kembali berlari mengerahkan seluruh tenaga menuju halaman belakang. Tak menghiraukan sama sekali panggilan Donghae Oppa.

Sesampainya disana mataku menajam mencoba menelusuri setiap inchi halaman, berusaha tidak ada satupun hal yang sampai terlewat. Gagal, aku tidak menemukan batang hidungnya disini. Rasa takut menyergapku, menyeretku dalam titik paling bawah kehidupan. Aku benar-benar takut kehilangannya, dia terlalu berpengaruh padaku atau lebih tepatnya hatiku.

 

“CHO KYUHYUN!!!”

 

Hening, tak ada jawaban. Sekuat tenaga aku mencoba tidak mengeluarkan air mata. Otakku dengan jahatnya memutar kembali kenangan di halaman belakan ini. “CHO KYUHYUN!!” Teriak ku sekali lagi dengan suara serak dan parau. Tenggorokan ku kering tapi tidak menghalangiku untuk terus berteriak menyerukan namanya meski itu menambah perih. Keadaan sangat sepi, padahal aku berharap suaranya akan memecah keheningan ini. Hening yang sangat menakutkan dan hampa, memaksa batinku untuk menyerah.

 

“CHO KYUHYUN!! SARANGHAE!! KEMBALILAH PADAKU!!”

 

Tubuhku jatuh bersimpuh. Pertahananku hancur begitu saja, melemaskan setiap otot dan melumpuhkanku dalam sekejap. “CHO KYUHYUN!” Cukup, aku menyerah. Dia sama sekali tidak ada disini, tidak lagi memedulikan ku dan yang paling menyakitkan dia meninggalkanku; membiarkanku terjerumus dalam lubang hitam penuh kepedihan. Karbon dioksida dan raunganku memenuhi atmosfer mengusir oksigen di dalamnya. Aku memegang dadaku, perih sekaligus sesak. Kemana semua oksigen? Aku menyadari Kyuhyun adalah nafasku, tapi itu konyol mengingat di pelajaran biologi tidak ada yang menyebutkan manusia adalah sumber nafas. Bodohnya lagi aku merasakannya, kehilangan orang yang sangat dicintai memberi efek hancur padaku. Aku terlalu larut padanya, aku terlalu bergantung pada Kyuhyun dan kini aku sadar aku telah terjerat dalam pesonanya.

 

“Sooyoung-ah!”

 

Tidak kah aku salah dengar? Aku baru mendengarnya memanggil namaku. Ya, pemilik suara itu Kyuhyun. Hanya dengan suara bass miliknya mampu mematikan setiap sarafku dalam sekejap. Sampai kegelapan menyambutku, badanku terasa lebih ringan dan aku tidak tau apa yang terjadi.

 

~oOo~

Kyuhyun’s POV

 

“CHO KYUHYUN!!!”

 

Hatiku ingin sekali mendekatinya dan memeluknya dari belakang. Namun rasanya kakiku seperti sudah terpaku dalam bumi, tubuhku kaku, hanya mataku yang mengikuti setiap gerak-geriknya. Aku mengenali dirinya, hanya dengan melihat punggung dan tubuh semampainya. Dia kelihatan sangat rapuh kala itu. Semua penyebab kerapuhannya adalah aku, orang paling pengecut di dunia. Tapi inilah caraku, caraku untuk membahagiakannya meski harus berawal dengan rasa sakit. Menulikan telinga tidak semudah yang kubayangkan, apalagi Sooyoung terus menyerukan namaku. Aku masih diam, pura-pura tak mendengar atau bahkan tidak tau?

Bukannya aku tidak peduli, hanya saja aku mengikuti kata hatiku. Ini adalah jalan tepat untuk memutuskan hubungan kami. Aku takut ketika aku berlari kearahnya dan menemuinya, dia malah sulit melepasku. Ya, walau dengan jalan tidak peduli seperti ini menambah kuat remasan dihatiku. Namun saat itu juga mataku terbelalak kaget, sontak aku langsung berlari ke arah Sooyoung saat melihat badan yeoja itu hampir menyentuh tanah.

 

“Sooyoung-ah!”

 

Kali ini dia yang tak menjawab panggilanku. Jadi seperti ini rasanya diabaikan? Mengapa terasa sangat menyakitkan? Bukankah kita sekarang impas. Ku tarik tubuhnya dalam dekapanku, tak membiarkan badannya jatuh begitu saja. Penampilannya sangat kacau, lekukan wajahnya menyiratkan ketertekanan kuat dalam dirinya. Lingkaran hitam mengelilingi area matanya yang bengkak dan lebam. Ku tepuk pelan pipinya, berusaha mengembalikan kesadarannya. Nihil, dia benar-benar tidak sadarkan diri. Ku angkat tubuhnya menuju ruang kesehatan, tak memedulikan tatapan heran setiap mahasiswa ataupun dosen yang kulewati.

Perlahan dan hati-hati ku rebahkan badannya di ranjang. Namja macam apa aku, membuat orang yang ia cintai sampai seperti ini? Tanganku terulur merapikan anak rambutnya, dilanjut membelai kedua pipi lembutnya. Baru kemarin aku bertemu, tapi sekarang aku sudah sangat merindukannya. Bagaimana caranya aku melewati hari-hari nanti tanpa kehadirannya? Molla, kepalaku terlalu pusing memikirkan perpisahan. Harus kuakui dia adalah candu dalam hidupku, tanpanya aku tidak bisa memastikan apakah aku dapat hidup baik atau malah terpuruk. Nafasnya perlahan mulai teratur menandakan dia bakal segera bangun dari tidur singkatnya.

Segera mungkin aku pergi dari ruangan kesehatan, tak membiarkannya menyadari keberadaanku. Meski sebagian hatiku masih mau menemaninya hingga tersadar lalu mengomelinya karna terlalu banyak menangis. Sayangnya semua sudah berakhir, aku sudah tidak memiliki hak mengaturnya. Dia bukan milikku, karena kebodohanku dia terluka dan karena cintaku dia merasa tersiksa tak mendapat restu Ayahnya. Ku hela nafas panjang, aku tidak menyangka semua kandas begitu saja. Lagi-lagi hidupku hanya berakhir seperti pengecut. Berusaha menghilangkan keinginanku bersama Sooyoung walau pada akhirnya aku juga yang merasa sakit.

 

Namun ini adalah caraku. Caraku memutuskannya.

.

Caraku membiarkan dirinya bebas perlahan dari bayang-bayangku, tanpa memedulikan diriku yang sudah benar-benar terperangkap dalam sosoknya, sangat susah melepaskannya.

.

Choi Sooyoung, selamanya tidak ada yang dapat menggeser posisinya di hatiku. Hanya Choi Sooyoung yang mampu mempermainkan detak jantungku setiap bersamanya.

.

Ini bukanlah akhir dari segalanya. Tapi perpisahan ini adalah awal tanda dimulainya inti permainan. Mungkin ini waktunya kami berjalan pada jalan masing-masing.

.

Perpisahan ini mendewasakanku, menyadarkanku seberapa besar seorang Choi Sooyoung telah menginvansi badanku, pikiranku dan juga hatiku.

 

 

~oOo~

.

.

.

Kkeut~

.

.

.

Anneyeong, aku kembali dengan nih FF abal. Mungkin kalian bingung kenapa tulisannya ‘CUT’? Karena cerita bagian ini memang sudah selesai tapi masih ada kelanjutannya lagi tapi berbeda bagian gitu.

Oke, sekian dan terima kasih buat yang udah mau baca.. Byee.. #bow

 

 


[Lomba FF KSI] OUR SELCA

$
0
0

Our Selca || Nerdy Little Girl Presents || Cho Kyuhyun | Choi SooYoung || Romance, Friendship || Rated for Teen || Disclaimer : I just borrow the cast, FF Ini pernah dimuat di blog pribadi author dengan judul yang sama & cast yang berbeda. Jadi tak ada unsur plagiat

OUR SELCA

 “Uhmm sudah pagi?”

Terdengar suara seorang yeoja dari dalam kamarnya, yeoja itu menggeliatkan badannya sedikit untuk menghilangkan rasa kantuk yang masih saja dirasakan. Setelah itu ia bergegas mengambil handuk dan membersihkan diri dikamar mandi. Beberapa lama kemudian, ia selesai mandi lalu sudah memakai seragam sekolahnya.

“Yaakk Choi Sooyoung, hwaiting!” ucap yeoja itu.

Choi Sooyoung, adalah salah seorang murid di Seoul High School. Ia cantik, memiliki postur tubuh yang tinggi, dan memiliki bentuk tubuh yang ideal. Dan yang terbaik dari semua itu adalah ia memiliki senyum yang sangat indah.

“cekrik…” terdengar suara pelan dari handphone Samsung S3 milik Sooyoung saat yeoja itu mengambil selca dirinya. Yap, Sooyoung memang sangat menyukai selca. Dia bahkan terkenal dikalangan teman-temannya karena foto selca-nya memang terkesan sangat cantik dan natural.

Saatnya turun untuk sarapan, Sooyoung sarapan bersama keluarganya. Sooyoung selain dijuluki “The Queen of Selca” oleh teman-temannya, ia juga dijuluki “Shik shin (God of food)” karena ia sangat suka makan, berapapun banyaknya yang ia makan, bentuk tubuh dan berat badan Sooyoung tidak pernah bertambah. Sekarang saja Sooyoung menghabiskan makanannya seperti orang yang berhari-hari tidak makan.

“Sooyoung, pelan-pelan makannya nanti kau tersedak” kata seorang yeoja yang merupakan kakak Sooyoung, Choi Soo Jin.

“Tidak bisa Soo Jin unnie-ku yang cantik, aku tidak mau membuat Kyuhyun menungguku lagi seperti kemarin” jawab Sooyoung dengan mulut penuh makanan.

“HHhhhh…. Kyuhyun memang sudah menunggumu dari tadi” desah Soo Jin.

Karena terkejut, Sooyoung buru-buru bangkit dari kursinya dan menengok kearah ruang tamu rumahnya. Memang benar, Kyuhyun sudah ada disana. Kyuhyun duduk di sofa ruang tamu, dan tangannya memainkan handphone miliknya. Kacamata full frame yang ia kenakan sudah merosot dihidungnya karena terlalu lama menunduk saat memainkan handphone.

“Sudah selesai belum? Aku bosan menunggumu…” keluh Kyuhyun.

“Hehehe… mian Kyuhyun, kau sudah sarapan belum?” Sooyoung terkekeh.

“Tentu saja sudah, ayolah Choi Sooyoung aku tidak mau kita terlambat seperti kemarin”

“Baiklah jangan marah seperti itu” kata Sooyoung melihat Kyuhyun cemberut “Eomma Appa Unnie!!! Aku berangkat !!” teriak Sooyoung seraya meraih tas ranselnya di sofa.

“Hati-hati!!” eomma Sooyoung balas berteriak.

-Our Selca-

   Sooyoung berjalan disamping Kyuhyun, keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sooyoung sibuk mengedit foto selcanya tadi pagi supaya terlihat semakin menarik, sedangkan Kyuhyun sibuk dengan kamera SLR miliknya.

Cho Kyuhyun, adalah sahabat Sooyoung semenjak kecil.Mereka bersahabat semenjak duduk dibangku sekolah dasar. Sooyoung dan Kyuhyun memiliki banyak kesamaan, misalnya mereka sama-sama memiliki tubuh yang tinggi. Dan salah satu persamaan mereka yang paling menonjol adalah mereka sama-sama suka fotografi. Hanya saja bedanya, Sooyoung selca menggunakan handphone sedangkan Kyuhyun selca menggunakan kamera SLR miliknya, Kyuhyun juga sering mengabadikan berbagai macam pemandangan atau objek menggunakan kamera SLR. Contohnya sekarang ini, Kyuhyun sedang berusaha mengambil gambar langit pagi yang berwarna biru indah.

“Kyuhyun, sesekali kau ambil fotomu sendiri dengan kamera itu. Pasti keren…” komentar Sooyoung.

“Aku bukan seseorang yang terlalu narsis sepertimu Choi Sooyoung” balas Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari kamera.

Sooyoung mendengus, dan tak lama kemudian mereka sudah sampai digerbang sekolah mereka. Bersama-sama, Kyuhyun dan Sooyoung berjalan melintasi lorong menuju kelas. Dan dikelas, mereka sudah disambut oleh Ryeowook, teman sekelas mereka.

“GOOD MORNING!!” teriak Ryeowook.

Kyuhyun tertawa, menampakkan giginya yang putih “Selamat pagi juga Ryeowook”

“Morning….” sahut Sooyoung.

Berangsur-angsur, teman-teman mereka mulai datang. Sunny datang bersama Sungmin, Hyoyeon datang bersama Eunhyuk, Yuri datang bersama Minho, dan banyak lagi yang lain. Terakhir, Taeyeon datang ke kelas dan segera bergabung bersama Ryeowook.

“Ayo sekali lagi!” terdengar suara ceria Ryeowook.

Sooyoung menoleh kearah Ryeowook, ternyata Ryeowook sedang gencar-gencarnya mengambil foto selca dirinya bersama Taeyeon. Mereka memang hanyalah sahabat layaknya Sooyoung dan Kyuhyun tapi entah kenapa Sooyoung merasa sedikit iri pada mereka.

Ada satu hal dalam diri Kyuhyun yang kurang disukai Sooyoung, yaitu Kyuhyun sama sekali tidak bisa diajak selca bersama. Padahal Sooyoung sangat ingin mempunyai foto dirinya bersama sahabatnya. Tidak peduli berapa kali Sooyoung memintanya pada Kyuhyun, Kyuhyun selalu menolaknya.

Rasa iri Sooyoung semakin menjadi-jadi melihat setiap pasangan(?) dikelasnya ternyata melakukan hal yang sama dengan Taeyeon dan Ryeowook. Hyoyeon dan Eunhyuk selca dengan V sign, Sunny dan Sungmin membentuk love sign dengan jari mereka, Seohyun dan Yesung selca dengan pose cute.

“Kyuhyun ayo kita selca seperti mereka!” ajak Sooyoung pada Kyuhyun.

“Tidak mau” balas Kyuhyun, masih sibuk dengan kamera SLR-nya.

Sooyoung menghela nafas kesal, semenjak Kyuhyun memiliki kamera SLR itu. Kyuhyun seperti tidak mempedulikan Sooyoung. Tapi menurut Sooyoung, untuk apa dia cemburu pada kamera SLR itu?? Dia masih punya Samsung S3, yang bisa ia gunakan selca kapanpun ia mau. Kyuhyun sering menyendiri dan hanya ditemani kamera SLR itu untuk memotret semua yang menurutnya bagus.

“Cho Kyuhyun kau ini sahabatku atau malah musuhku??” protes Sooyoung.

“Tentu saja sahabatmu” jawab Kyuhyun dengan senyuman.

“Kalau begitu sekali saja, kau selca denganku”

Senyuman Kyuhyun memudar “Tidak mau”

-Our Selca-

   Pulang sekolah, Kyuhyun sudah pulang duluan karena Sooyoung menyuruhnya pulang terlebih dahulu. Sooyoung masih ingin disekolah bersama temannya yang lain, Taeyeon, Sunny, dan Hyoyeon.

“Kyuhyun itu…” Sooyoung memulai ceritanya “Sangat menyebalkan saat aku meminta selca dengannya, padahal kan aku sangat ingin mempunyai foto bersama sahabatku”

“Mungkin dia memang bukan tipe pria yang suka selca” Sunny menebak.

“Bisa saja…” jawab Sooyoung.

“Tapi walaupun Eunhyuk tidak terlalu suka selca ia mau aku ajak selca kapan saja, mengapa Kyuhyun tidak bisa seperti itu juga?” tambah Hyoyeon.

“Entahlah, Kyuhyun sangat sulit aku mengerti akhir-akhir ini…”

“Sudahlah Sooyoung, jangan terlalu dipikirkan” jawab Taeyeon lembut “Mungkin Kyuhyun punya maksud tertentu yang tidak bisa kita pahami, walaupun begitu Kyuhyun tetaplah sahabatmu”

“Atau apakah kau harus kembali bersama Si….” Taeyeon dan Hyoyeon mendelik marah pada Sunny “Ah maaf Sooyoung, aku kelepasan”

“Tidak apa-apa, aku harus pulang sekarang” Sooyoung segera mengambil tas ranselnya kemudian pergi meninggalkan Taeyeon,Hyoyeon, dan Sunny yang menatapnya cemas.

-Our Selca-

  Sooyoung menunduk, kakinya menendang-nendang batu kecil didepannya, ia kesal karena Sunny tadi mengingatkannya pada seseorang, batu yang ia tendang tiba-tiba mengenai kaki seseorang. Sooyoung melihat siapa orang itu. Namja tinggi berambut coklat yang menatap lemah kearahnya.

“Choi Sooyoung…” ucap namja itu.

“Oh, Halo Siwon…” balas Sooyoung dengan nada dingin.

“Sooyoung, aku mohon dengarkan aku. Aku bisa menjelaskan kejadian yang dulu..” kata namja bernama Siwon itu. Ia meraih tangan Sooyoung tapi Sooyoung segera menepisnya.

“Tidak ada yang perlu dijelaskan” Sooyoung menatap Siwon dingin “Semuanya sudah jelas, kau meninggalkanku karena kau tidak bisa menerima Kyuhyun menjadi sahabatku, bahkan sebelum kau mengetahui Kyuhyun adalah sahabatku kau sudah mendekati Tiffany”

“Sooyoung, maafkan aku” Siwon mendekat pada Sooyoung “Tolong beri aku kesempatan sekali lagi, tentang Tiffany aku sudah memutuskan hubungan dengannya kemarin. Aku masih mencintaimu Choi Sooyoung..”

Dan dengan gerakan yang cepat, Siwon memeluk Sooyoung. Sooyoung yang terkejut berusaha melepaskan pelukannya, ia memukul-mukul dada Siwon. Tapi Siwon tidaklah lemah, ia justru mengeratkan pelukannya sehingga sekarang Sooyoung-lah yang tak berdaya.

“Sooyoung maukah kau menerimaku kembali?” Tanya Siwon lembut, tangannya mengusap rambut Sooyoung.

Sooyoung hanya terdiam dalam pelukan Siwon, berada didalam pelukan namja yang dulu pernah singgah dihatinya terasa sangat aneh. Dan tidak nyaman…

“Dasar tidak tahu malu, kau pikir kau siapa? Kau sudah menyakiti hati Sooyoung dan sekarang kau berharap dia akan kembali padamu?” tiba-tiba ada suara lain yang berbicara.

Sooyoung berhasil melepaskan diri dari pelukan Siwon, dan yang ia lihat adalah Kyuhyun. Kyuhyun dengan wajah merah berjalan menghampiri mereka.

“Apa yang kau lakukan disini Cho Kyuhyun?” desis Siwon, membuat Kyuhyun berhenti ditempatnya.

“Apa yang aku lakukan tidaklah penting untuk kau ketahui, lepaskan Sooyoung!” bentak Kyuhyun.

“Tidak akan!” balas Siwon tak kalah keras.

“Hentikan!!” Sooyoung berteriak marah “Sudah cukup! Siwon aku tidak bisa menjawabnya sekarang, dan Kyuhyun apakah kau akan pulang sekarang?”

“Tentu saja” jawab Kyuhyun, matanya masih belum lepas dari Siwon “Aku menunggumu dari tadi”

“Baiklah kita pulang sekarang, dan…” Sooyoung menghentikan langkahnya sejenak lalu menatap Siwon “Sampai jumpa besok”

“Sampai jumpa Youngie…” sahut Siwon.

“Cih..” decis Kyuhyun sementara tangannya terus menarik Sooyoung menjauh dari tempat itu.

-Our Selca-

“Hey sakit tahu..” rintih Sooyoung. Refleks, Kyuhyun melepaskan tangan Sooyoung.

Kyuhyun masih kesal akibat kejadian tadi, melihat Siwon yang memeluk Sooyoung benar-benar menguji kesabarannya. Tapi kesabarannya habis saat tahu Siwon menyatakan cintanya kembali pada Sooyoung. Sooyoung tentu saja merasa bingung dengan sahabatnya ini.

“Youngie, ayo kita ke Hangang Park sekarang” ucap Kyuhyun tiba-tiba.

“Hah? Untuk apa kita kesana?” Tanya Sooyoung kebingungan.

Kyuhyun mengusap tengkuknya “Eehh.. aku hanya ingin memotret Hangang Park pada malam hari, bukankah Hangang Park saat malam hari sangat indah?” Kyuhyun nyengir sambil menunjukkan kamera SLR-nya.

“Malam hari kan masih lama!” protes Sooyoung setelah mengecek arlojinya, pukul setengah lima sore.

“Aku tahu, tapi ayolah Sooyoung….” Kyuhyun mengeluarkan jurus aegyo-nya dan puppy eyes, Sooyoung menghela nafas. Sooyoung selalu luluh hatinya apabila Kyuhyun mengeluarkan dua jurus mematikannya itu, apabila Kyuhyun ingin minta sesuatu pada Sooyoung selalu saja ia mengandalkan aegyo-nya dan Sooyoung akan menurutinya. Untung saja Kyuhyun tidak terlalu berlebihan dalam menggunakan aegyo-nya pada Sooyoung.

“Baiklah….”kata Sooyoung akhirnya, Kyuhyun bersorak kegirangan “Aku mau bilang eomma dulu”

Setelah Sooyoung selesai menghubungi eomma-nya, ia dan Kyuhyun segera pergi ke Angel-In-Us Coffe. Sudah lama ia dan Kyuhyun tidak pergi kesana,  mereka berdua juga merindukan rasa Ice Cream Waffle dan Cappucino yang dijual di café itu.

[SKIP]

   Ice Cream Waffle pada malam hari mungkin akan membuat sebagian besar orang sakit perut, tapi itu merupakan pengecualian bagi kedua ‘Shik Shin’ ini. Kesamaan mereka satu lagi, yaitu mereka sama-sama memiliki nafsu makan yang besar. Bahkan keduanya sekarang sedang menandaskan piring kedua.

“Wah enak sekali, lain kali kita harus sering kesini Kyu” kata Sooyoung.

“Hahahaha tapi kau yang traktir” balas Kyuhyun sambil meminum Cappucino-nya.

“Enak saja” Sooyoung mengerucutkan bibirnya, dibalas gelak tawa Kyuhyun.

Sooyoung sibuk membongkar tas untuk mengambil Samsung S3-nya, kemudian ia mengambil selca dirinya di café itu. Kyuhyun yang kembali sibuk dengan kamera SLR-nya hanya menggeleng-gelengkan kepala. Sooyoung nyengir salah tingkah dibuatnya.

Selesai menikmati makanan dan minuman di café mereka melanjutkan pergi ke tempat tujuan utama mereka, Hangang Park.

Hangang Park terletak di pinggiran Sungai Han, Seoul. Pada siang hari tempat ini biasanya ramai karena banyak orang yang datang berkunjung ke taman ini untuk mengahabiskan waktu atau sekedar duduk sambil merendam kakinya di aliran air buatan. Aliran air buatan itu ditata artistik sehingga seperti spa outdoor. Sore menjelang malam, jadi tak banyak yang datang berkunjung ke Hangang Park. Mungkin yang datang hanyalah beberapa pasang kekasih yang asyik menikmati kencannya. Kyuhyun sudah siap dengan kamera SLR-nya, dengan gaya seperti seorang ahli Kyuhyun mulai memotret, memeriksa hasilnya, dan memotret lagi. Harus Sooyoung akui, Kyuhyun nampak sangat keren saat sedang berpose layaknya seorang fotografer professional. Sooyoung sendiri sekarang tengah sibuk mengambil selca, mereka berdua sibuk dengan kamera masing-masing.

“Kyu, ayo kita duduk disana. Aku lelah” ajak Sooyoung.

Seusai melepas alas kaki, Kyuhyun dan Sooyoung merendam kaki mereka yang pegal karena berjalan jauh. Rasa pegal itu pun seketika hilang saat aliran air dingin menyentuh kaki mereka. Sooyoung (yang mulai kambuh kejahilannya -_-) cepat-cepat mengambil foto sahabatnya itu dengan Samsung S3 miliknya.

“cekrik..” suara yang akrab ditelinga Sooyoung terdengar, kemudian ia terkikik melihat foto sahabatnya itu.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Kyuhyun, dengan memasang muka datar.

“Hahahaha Kyu kau sangat cute difoto ini” Sooyoung masih saja terkikik “Setidaknya aku memiliki foto sahabatku di handphone-ku walaupun hanya satu” Sooyoung tersenyum-senyum, kemudian ia melanjutkan untuk mengedit foto Kyuhyun.

“Terserah” balas Kyuhyun “Oh iya apa yang akan kau katakan pada Siwon besok?”

Senyum Sooyoung lenyap seketika saat nama Siwon disebutkan, ia menatap tajam Kyuhyun hingga Kyuhyun terjajar mundur kebelakang.

“Sabar Nona Choi, aku kan hanya bertanya” ucap Kyuhyun yang mulai ketakutan dengan sikap Sooyoung.

Sooyoung menghela nafas “Aku tidak tahu”

“Apakah kau masih mencintainya?”

“Entahlah Kyu, aku tidak tahu” Sooyoung mengayunkan kakinya dalam air, sementara Kyuhyun terus memandanginya “Dulu aku sangat mencintainya, mencintainya dengan sepenuh hatiku. Dan saat dia meninggalkanku aku merasa sangat sedih karenanya, aku menangis dihadapanmu lalu kau mengatakan semuanya akan baik-baik saja”

Kyuhyun merenung sesaat, ia ingat hari pada saat Siwon memutuskan hubungannya dengan Sooyoung demi yeoja bernama Tiffany, Sooyoung menangis dihadapannya dengan sangat menyedihkan, dan pada hari itu pula Kyuhyun pertama kali mendekap Sooyoung dalam pelukannya. Untuk menenangkan Sooyoung, untuk menyembuhkan sedikit luka hati Sooyoung.

“Jadi  Youngie, apakah kau akan memberikan satu kesempatan lagi pada Siwon?”

“Aku tidak tahu, aku akan memikirkannya malam ini juga. Oh iya Kyu, aku ingin melihat hasil memotretmu tadi. Aku pinjam kameramu”

“Tidak boleh” jawab Kyuhyun spontan.

“Aiisshhh… dasar namja pelit” Sooyoung mencibir pada Kyuhyun.

“Biarkan saja” Kyuhyun menjulurkan lidahnya, dan dibalas dengan satu pukulan oleh Sooyoung.

Mereka masih berada disana untuk beberapa saat, membahas berbagai macam hal. Untuk sejenak Sooyoung melupakan Siwon, karena kini sudah ada Kyuhyun didepannya. Namja evil yang selalu sukses membuatnya tertawa senang. Namja yang selalu membuat hari-harinya sedemikian berwarna, namja yang selalu menghiburnya disaat ia sedih, namja yang bertekad untuk melindunginya kapan saja, Sooyoung merasa ada perasaan aneh yang menjalar ke hatinya saat memikirkan hal ini.

Sooyoung berniat untuk melanjutkan mengedit kembali foto Kyuhyun di handphone-nya, tapi yang ia lihat justru sesuatu yang lain, foto selcanya bersama Siwon….

“Apa yang kau lihat Youngie?” Tanya Kyuhyun, kemudian ia ikut melihat foto itu. Matanya membesar seketika.

“Jadi kau masih belum bisa melupakan Siwon….” Suara Kyuhyun merendah, kali ini giliran Kyuhyun yang menatap tajam Sooyoung.

Sooyoung terkejut dengan perubahan sikap Kyuhyun yang mendadak dingin, Kyuhyun hanya diam saja sambil menyibukkan diri dengan kameranya.

“Kau kenapa Kyulie?” Tanya Sooyoung.

Aniyo…” jawab Kyuhyun singkat.

“Pasti ada yang kau sembunyikan” Sooyoung menyimpulkan.

“Youngie, bagaimana perasaanmu apabila kau mencintai seseorang tapi seseorang itu menganggapmu hanya seorang sahabat saja?” Tanya Kyuhyun tiba-tiba.

“Kyuhyun apa maksudmu?” kini Sooyoung berada dalam puncak kebingungan.

“Apakah salah jika kita mencintai seorang teman sendiri?”

Kyuhyun dan Sooyoung saling pandang untuk beberapa lama, Sooyoung bisa melihat Kyuhyun tampak sangat kecewa. Sebaliknya Kyuhyun bisa melihat Sooyoung tampak sangat bingung dengan perkataannya tadi.

“Ah Kyu, sekarang sudah malam. Kajja, kita pulang” Sooyoung berusaha mencairkan suasana.

“Baiklah kita pulang sekarang”

Dan malam itu, Kyuhyun dan Sooyoung berjalan dalam diam. Sooyoung masih berusaha mencerna kata-kata Kyuhyun tadi, dan tiap kali Sooyoung meliriknya Kyuhyun selalu berusaha menghindari tatapan matanya. Sooyoung kesal karenanya.

Didalam bus, Sooyoung yang memang sudah mengantuk itu tertidur. Perlahan ia tertidur di pundak Kyuhyun. Kyuhyun yang menyadari hal itu hanya tersenyum sembari mengelus rambut coklat panjang Sooyoung. Sooyoung tidak menyadari bahwa Kyuhyun melakukan hal yang lain selain mengelus rambutnya saat ia sedang tidur.

-Our Selca-

   Pukul 3 sore keesokan harinya, Sooyoung berada di café yang ia kunjungi bersama Kyuhyun kemarin malam, bedanya kali ini Sooyoung tidak bersama Kyuhyun, melainkan bersama Siwon. Siwon duduk didepannya dengan segelas Cappucino panas, Sooyoung hanya menerawang keluar jendela café.

“Youngie bagaimana kabarmu?” Siwon memulai pembicaraan.

I’m fine…” ucap Sooyoung tanpa mempedulikan Siwon.

Sooyoung berusaja menghindari tatapan Siwon dengan meminum Cappucino-nya, suasana hatinya tidak terlalu baik hari itu. Kyuhyun tidak mengacuhkannya seharian ini, bahkan pada pagi hari Kyuhyun tidak menjemput Sooyoung seperti biasanya. Di kelas Kyuhyun sama sekali tidak membalas sapaan Sooyoung, dan saat pulang sekolah Kyuhyun meninggalkannya. Hal itu membuat Sooyoung sangat kesal, dan juga heran apa yang membuat Kyuhyun bersikap demikian.

“Choi Sooyoung kau mendengarku?”

Sooyoung mengaduk-aduk Cappucino-nya tanpa selera, ia masih terpikirkan Kyuhyun. Siwon yang menyadari sikap aneh Sooyoung menanyakannya.

“Ada apa Youngie? Apakah kau tidak enak badan?”

“I’m fine Siwon” jawab Sooyoung, tapi matanya masih memancarkan kesedihan.

Really?”

Sooyoung tidak menjawab, matanya terus menatap kebawah. Siwon mulai merasa aneh dengan Sooyoung.

“Aku akan to the point saja” ucap Siwon, kali ini Sooyoung memperhatikan ucapannya “Apakah kau bersedia menerimaku kembali?”

Mereka saling tatap untuk beberapa lama, sampai akhirnya helaan nafas Sooyoung mengakhirinya. Siwon menggenggam tangan Sooyoung yang terulur ke depan.

“Youngie apa jawabanmu?”

Sooyoung melirik tangan Siwon yang menggenggam tangannya, kemudian menatap Siwon lagi “Mianhae Siwon…”

“Aku sudah tahu kau akan mengucapkan ini Youngie” ucap Siwon membuat Sooyoung merasa bersalah.

I think I falling in in love with someone else Siwon”

“I know who you love now Youngie, and I hope he can make you happy”

“Who are you referring to?” tanya Sooyoung, ia menatap curiga pada Siwon.

“Cho Kyuhyun, right?”

Sooyoung tidak membalasnya, memang benar, jawaban Siwon memang benar. Sooyoung jatuh cinta pada sahabatnya sendiri, Kyuhyun. 10 tahun ia mengenal Kyuhyun dan ia baru menyadari perasaannya pada namja evil itu. Sooyoung merasa cintanya pada Kyuhyun adalah sebuah cinta terlarang, karena ia takut apabila Kyuhyun mengetahui perasannya maka Kyuhyun tidak akan mau lagi berhubungan dengannya, dan perasaan itu tumbuh begitu saja dalam diri Sooyoung.

“Siwon, aku tidak yakin apakah aku benar-benar jatuh cinta pada Kyuhyun. Aku jatuh cinta padanya setelah seharian kemarin bermain-main dengannya, dan saat itu Kyuhyun kesal padaku” ucap Sooyoung.

“Youngie, ada orang yang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama jadi kenapa tidak dengan satu hari?” ucap Siwon penuh arti.

Sebuah senyum terpasang pada wajah cantik Sooyoung, Siwon kini kembali menemukan Sooyoung-nya yang dulu. Sooyoung yang selalu tersenyum menghadapi semua kesulitan.

-Our Selca-

      Esok harinya, Kyuhyun tidak menjemput Sooyoung. Sooyoung berangkat kesekolah sendirian, ia datang lebih pagi hari ini. Sooyoung sudah memutuskan, ia akan menyatakan perasaannya pada Kyuhyun.

Sooyoung sudah sampai dikelasnya, dan ia terkejut melihat tas ransel Kyuhyun sudah ada dibangkunya. Berarti Kyuhyun sudah datang. Sooyoung menajamkan penglihatannya, lalu melihat bahwa kamera SLR Kyuhyun ada diatas meja Kyuhyun. Sooyoung menyeringai, sebuah ide jahil kembali muncul di otaknya.

“….Aku akan melihat foto-foto Kyuhyun, dasar namja pelit…” batin Sooyoung.

Dengan langkah yang sangat hati-hati, Sooyoung menghampiri bangku Kyuhyun. Kemudian dengan perlahan ia mengambil kamera SLR lalu menyalakannya. Mata Sooyoung membesar seketika melihat foto pertama yang muncul di kamera itu.

“Yaakk!! Dasar namja iseng, orang sedang tidur malah dipotret!!”

Didalam kamera Kyuhyun ternyata ada foto Sooyoung yang sedang tidur didalam bus kemarin malam, tentu saja Kyuhyun memotretnya secara diam-diam. Sooyoung tertawa sendiri melihat wajah tidurnya dalam foto itu, lalu jari-jari Sooyoung menekan tombol lain untuk melihat foto sebelumnya.

DEG..!!

Sooyoung menahan nafas melihat foto-foto sebelumnya, semua yang ada didalam kamera SLR adalah semua foto yang Kyuhyun ambil secara candid. Banyak sekali foto Sooyoung dalam kamera itu, ada foto Sooyoung saat pelajaran olahraga, saat itu Sooyoung sedang bersandar pada dinding karena kelelahan setelah berlari jauh. Bahkan ada foto Sooyoung saat sedang berada di Angel-In-Us Coffe dan Hangang Park kemarin, entah bagaimana caranya Kyuhyun mendapatkan semua foto ini.

Tanpa sengaja sebuah buku jatuh dari atas meja Kyuhyun, Sooyoung memungutnya dan melihat satu lembar foto terselip keluar diantara lembaran buku itu.

“Kyuhyun….” Bisik Sooyoung tak percaya.

Foto yang terselip keluar tadi adalah foto Siwon saat sedang memeluk Sooyoung kemarin, Kyuhyun masih sempat mengabadikan momen itu. Sooyoung membalik lembar foto itu dan menemukan tulisan tangan Kyuhyun.

He hugged you, you knew Youngie. I was hurt to see you with Siwon, I was your best  friend, and Siwon is your boyfriend. Siwon wants you to go back to him, and I’m sure you received it. Congratulations Youngie, eventually you can get back with the person you love. I pray for your happiness with Siwon.

But I’m still love you Youngie ^^

~Cho Kyuhyun~

Kyuhyun masuk saat Sooyoung sedang mengusap matanya yang basah, Kyuhyun  sangat terkejut melihat Sooyoung membaca pesan di foto itu dan memegang kamera SLR-nya. Ia segera berlari menghampiri Sooyoung dan merebut kedua benda itu.

“Youngie aku bisa menjelaskan semuanya” kata Kyuhyun, tapi ia segera terdiam melihat Sooyoung menangis.

Kyuhyun meletakkan kamera dan foto itu kemudian memeluk erat Sooyoung, ia membiarkan Sooyoung menangis dalam pelukannya. Ia tidak peduli walaupun itu didalam kelas, ia hanya ingin membuat Sooyoung tenang. Setelah Sooyoung agak tenang, Kyuhyun membisikkan sesuatu padanya.

“Aku minta maaf. Aku bersalah padamu, karena sejak dulu aku menyukaimu secara diam-diam…”

Masih dalam posisi memeluk, Sooyoung menatap Kyuhyun “Kau benar-benar menyukaiku Kyu?”

“Sejak aku menyukaimu, aku tidak bisa berhenti untuk menyukaimu, tapi aku bisa berpura-pura untuk tidak menyukaimu. Kau mencintai Siwon bukan aku” jelas Kyuhyun.

“Kau salah Cho Kyuhyun” bantah Sooyoung sambil tersenyum “I’m glad you love me, I love you Kyuhyun”

Could you repeat what you said earlier?” bujuk Kyuhyun.

I-L-O-V-E-Y-O-U, apakah itu belum cukup?” kata Sooyoung, ia sengaja mengeja kata-katanya.

No, but can I do something to you? I really want to do it with you Youngie…”

Kyuhyun menatap kedalam mata Sooyoung, Sooyoung segera tahu maksud dari tatapan itu. Perlahan tangan Kyuhyun mengusap kedua belah pipi Sooyoung, Sooyoung memejamkan matanya. Dan bibir Kyuhyun mengecup lembut bibir Sooyoung, perasaan mereka berdua bagaikan kapas yang terbang tinggi ke atas awan, first kiss….

Tanpa mereka sadari, dua pasang mata telah lama memperhatikan mereka.

“Wookkie mereka serasi sekali…” bisik seseorang

“Taeyeon ayo kita potret mereka” ucap Ryeowook sambil cekikikan.

“Hahaha ide yang bagus Wookkie, mana kameramu” balas Taeyeon.

Ryeowook berusaha mengambil kameranya tapi ia justru tersandung kaki Taeyeon yang menyebabkan mereka berdua jatuh kedepan. Pintu kelas pun menjeblak terbuka, Sooyoung dan Kyuhyun buru-buru melepaskan ciuman mereka lalu menatap bengis pada Ryeowook dan Taeyeon.

“Hehehehe…. mian menganggu momen kalian berdua” Ryeowook cepat-cepat berdiri, kemudian segera membantu Taeyeon untuk bangun.

“Kalian berdua…” desis Kyuhyun sambil menatap tajam Ryeowook.

“Ah mianhae Sooyoung Kyuhyun, kami akan pergi. Bye bye!!!” Taeyeon segera menarik tangan Ryeowook keluar kelas.

Sooyoung dan Kyuhyun kembali berdua didalam kelas, Kyuhyun berdeham sedikit. Dan Sooyoung tiba-tiba terpikirkan sesuatu.

“Kyu ayo kita selca bersama!!” ucap Sooyoung bersemangat.

Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya melihat Sooyoung yang mengambil kamera SLR miliknya, tapi apa daya dirinya menolak permintaan yeoja yang ia cintai. Jadi ia menurut saja saat Sooyoung merangkul bahunya dan memotret mereka berdua. Kyuhyun mengeluarkan pose cute miliknya.

“Hahahaha Kyu kau lucu sekali” Sooyoung tertawa senang melihat hasil fotonya.

“Ayo sekali lagi” ajak Sooyoung.

Kyuhyun menoleh kearah Sooyoung yang sudah berpose didepan kamera, lalu sebuah ide muncul dikepala Kyuhyun.

Cekrik! Bertepatan dengan suara itu Kyuhyun secepat kilat mencium pipi Sooyoung, dan hasilnya adalah foto selca Kyuhyun yang mencium pipi Sooyoung. Foto mereka berdua yang paling berharga.

-END-

 


[Lomba FF KSI] A werewolf boy and A beautiful girl

$
0
0

Untitled-1 copy

A Werewolf boy and A Beautiful Girl

by

© Fanficfunny

.

.

Tittle : A werewolf boy and A beautiful girl || Author : Fanficfunny|| Main Cast : Sooyoung [SNSD] and Cho Kyuhyun [Super Junior] || Romance,  Hurt, Fantasy|| Length : Oneshoot [5759words]

Disclaimer : Semua tokoh dalam fic ini milik agency mereka masing-masing tapi alurnya sepenuhnya milik saya.

Inspired by Wolf [lyric and song] by Exo

.

 

.

Sebuah kisah cinta yang mengharu biru tentang jalinan kasih seorang manusia serigala dengan seorang gadis cantik.

.

 

.

Sepasang kenari coklat kemerahan milik sang gadis menyerbu penasaran pada manik bermata hitam kelam yang masih memandang deretan pepohonan yang berjajar di sepanjang hutan penuh warna. Senyum menggoda kini bertengger manis di antara kedua belahan bibir sang lelaki  membuat gadis di sebelahnya semakin kesal atas tingkahnyua, oh  rasanya ia ingin sekali memaksa lelaki bernama Cho Kyuhyun untuk membuka mulutnya sekedar mengeluarkan deretan kata berjumlah tiga saja.

“Ayolah, Kyu.”

Gadis itu merajuk lebih dalam daripada biasanya ketika tak menemukan reaksi apapun dari Kyuhyun kecuali senandung kecil bernada simpang.

“Oh, kau menyebalkan,” gerutunya lagi.

Kyuhyun tergelak begitu melihat tekukan pada wajah gadis yang sudah menemaninya hampir lima bulan ini. Jemarinya ia ketukan pada batang pohon ek yang sedang didudukinya bersama gadis yang sekarang sudah resmi menjadi kekasihnya. Ia terdiam sebentar menimbang-nimbang jawaban atas pertanyaan lucu yang diajukan gadis bergaun peach panjang itu.

“Kau tahu, saat pertemuan pertama kita? Saat bulan sabit muncul tepat diatas pohon persik kau berdiri dihadapanku berbalut kain sutera berwarna ungu muda dengan wajah terkejutmu. Saat itu entah apa yang terjadi namun dapat kurasakan ada getaran berbeda ketika aku melihat mata hazel-mu yang kala itu  menatapku penuh ketakutan dan ada hal yang membuat jantungku berdetak tak normal. Tanpa kusadari mata amber[1]ku telah berubah menjadi hitam pekat, semua kukuku melemah dan ada perasaan bahagia yang meletup-letup dalam tubuhku. Aku tak tahu kenapa…. Kupikir aku sakit karena perubahan wujudku secara tiba-tiba hingga saat kau pergi menjauh aku merasa suatu aneh. Perasaan kehilangan terhadap seseorang.” Kyuhyun tersenyum, matanya menerawang Jauh.

“Dan kau tahu Sooyoung?”

Gadis berambut panjang bergelombang itu beralih menatap Kyuhyun ingin tahu.

“Hatiku kembali bertingkah aneh saat aku melihat paras cantikmu untuk kedua kalinya di hulu sungai dekat tepi hutan. Saat itu dapat kulihat pancaran ketakutanmu. Kau terdiam sebentar lalu berlari cepat menjauhiku.”

Kyuhyun menghela nafas panjang, diam-diam ada yang menyelusup dalam benaknya sebuah perasaan aneh yang selalu menghantuinya selama lebih dari lima bulan ini. Ia tak tahu apa itu hanya saja….entahlah.

Kyuhyun kembali tersenyum lalu kembali melanjutkan ceritanya, “Pertemuan kita yang ketiga kau melihatku terluka parah akibat ulah rusa sialan yang akan kumangsa berontak  begitu dasyatnya sampai aku harus terluka, kupikir awalnya kau akan berlari menjauh sama halnya pertemuan kedua kita tapi aku salah kau menghampiriku dengan wajah khawatir yang terpasang pada wajah tirusmu. Membersihkan lukaku semenjak itu kau sering ke hutan setiap sore mengisahkan pemandangan desa yang begitu menyebalkan, deretan kereta kuda mewah milik Tuan Puteri, pesta kerajaan, perayaan akhir tahun, gaun-gaun indah yang kau inginkan, teman-temanmu yang menyenangkan, serta kehidupan penduduk desa yang monoton. Kau tahu? Terkadang aku iri, aku iri ketika kau bercerita tentang bagaiman kue-kue enak menyentuh kerongkonganmu.”

Sooyoung mengeratkan genggaman tangannya, ia menggeleng pelan ketika Kyuhyun ingin melanjutkan ucapannya.

“Hey ayolah aku tak semenyedihkan yang kau kira lagipula aku bercanda tentang kue-kue itu, entah seenak apapun kue itu toh pada akhirnya rasanya sama saja di mulutku, hambar dan yang berhasil menarik indera pengecapku hanyalah daging dan emm… kau terbuat dari daging kan? Jadi….. Yaa! Sakit!”

Lelaki bersurai hitam cepak itu mengusap kepalanya yang baru saja dipukul oleh Sooyoung. Ayolah dia hanya bercanda lagipula ia juga tak setega itu.

“Bercandamu tak lucu, bagaimana jika kau berubah tiba-tiba? Lalu cakar tajammu akan merobek tubuhku, taring besarmu mengoyak tubuhku. Ya Tuhan! Aku tak bisa membayangkannya,” ucap Sooyoung sambil bergidik.

“Bodoh! Bagaimana bisa aku melakukannya jika mataku saja tak bisa berubah jika di dekatmu lalu aku akan merobek dan mengoyakmu dengan apa?” ucap Kyuhyun kesal.

“Aaah, kau benar jadi aku selamat tapi.. kenapa bisa seperti itu?”

“Jangan tanyakan padaku aku sendiri tak tahu.  Nah aku sudah bercerita bagaimana kesan pertamaku melihatmu sekarang giliranmu.”

Sooyoung menaikan alisnya, pikirannya melayang jauh menembus langit cerah beratapkan puluhan awan putih di angkasa.

“Saat itu aku sedang mencari Yuri tetanggaku yang hilang di hutan tetapi aku tersesat terlalu jauh hingga masuk ke dalam hutan dan tanpa sengaja aku melihatmu sedang memakan seekor rusa betina tanpa rasa jijik. Kau tahu saat itu aku benar-benar mual dan ingin sekali muntah tapi ketakutanku telah membuat isi perutku tetap berada dalam lambungnya dan  aku  cukup  bersyukur untuk itu. Saat melihatmu kembali aku merasa  hidupku sudah di ujung tanduk dan yang terpikir dalam benakku hanyalah hidupku sebentar lagi akan berakhir sama seperti rusa itu apalagi saat aku melihatmu berubah menjadi manusia rasanya aku ingin sekali menangis seketika karena… karena…..”

Ucapan sang gadis terhenti sebentar ia mengalihkan pandangannya pada tanah berhumus di bawahnya mencoba menghilangkan perasaan takut yang terkadang menggerayanginya.

“Kau seorang manusia serigala.”

Keduanya sama-sama terdiam saling mencerna kata yang baru saja terlontar dari bibir Sooyoung.

“Lalu pertemuan kedua kita di sungai aku benar-benar takut bertatap muka denganmu jadi kuputuskan untuk menghindarimu dan untuk pertemuan ketiga itu aku benar-benar bingung harus melakukan apa karena saat itu aku melihatmu terluka parah. Aku tak tahu harus apa… Tapi entah dorongan darimana aku menolongmu dan mengenai kepergianku yang sering kemari entahlah aku hanya merasa sedikit kasihan padamu yang kutahu di hutan ini tak ada manusia well selain dirimu tentunya. Sudah selesai,” ucap Sooyoung menghilangkan rasa canggung yang sempat menyelimuti keduanya.

“Hanya itu? Kau tidak berpikir betapa tampannya diriku? Atau mungkin badanku yang kekar?”

“Tidak.”

“Kau bohong, pasti kau berpikir aku sangat tampan atau setidaknya kau pernah berpikiran bagaimana bisa seorang manusia serigala setampan ini, ayolah mengaku Soo.”

“Kubilang tidak berarti tidak Kyu.”

Sooyoung berdecak kesal namun semburat merah mulai menjalar pada kedua pipinya membuatnya mau tak mau tersenyum salah tingkah saat Kyuhyun menatapnya seolah mengatakan –kau bilang tidak tapi apa yang terjadi dengan pipimu—

“Bagaimana kalau kita turun?” tanya Sooyoung mengalihkan pembicaraan.

“Kenapa tidak turun sendiri?” tanya Kyuhyun berpura-pura acuh karena Sooyoung tak mau menanggapi godaannya.

Sooyoung berdecak memasang wajah kesalnya, memangnya dia jin? Peri atau makhluk semacam Kyuhyun yang bisa turun dari pohon setinggi empat meter dengan selamat? Oh ayolah dia manusia seutuhnya jadi jika dia melompat dari ketinggian seperti ini … tulangnya bisa patah! Dan Kyuhyun pria jelek itu menyuruhnya turun sendiri?! Kau letakan di mana otak Kyuhyun Tuhan.

“Jangan menyumpahiku.”

“Darimana kau tahu?” tanya Sooyoung kesal.

Sooyoung tahu meski Kyuhyun berbeda tapi dia tak mempunyai kekuatan untuk bisa membaca pikiran orang lain, kekuatan yang dianugerahkan untuknya hanyalah berlari kencang, menerjang, makan dengan tidak elegan, dan apa lagi yah? Apa taring juga termasuk kekuatan?

“Terlihat dari wajahmu, Soo. Kau ingin turun dengan gaya macam apa? Kau jatuh dan aku menangkapmu, kita jatuh bersama-sama atau.. aku perlu menggendongmu untuk bisa turun ke bawah?”

“Aku pilih opsi yang terakhir.”

Tangan besar Kyuhyun menyentuh punggung Sooyoung menopangnya agar tak terjatuh nanti. Kelopak mata Sooyoung terpejam tak mau melihat bayangan jatuh yang begitu mengerikan, dulu ia pernah melakukannya tetapi harus berakhir dengan mengeluarkan isi perutnya. Oh jangan ingatkan lagi kejadian itu atau Sooyoung akan kembali bergelut dengan rasa mual.

“Satu.. Dua …Tiga …”

Tepat pada hitungan ketiga dapat Sooyoung rasakan tubuhnya jatuh tanpa beban turun ke bawah dan setelahnya dapat di dengarnya suara kaki Kyuhyun yang menyentuh tanah. Tangan besar Kyuhyun sudah terlepas dari punggung Sooyoung membat gadis itu sedikit terhuyung namun tak membuatnya jatuh.

“Mau kemana?”

Pertanyaan singkat yang di lontarkan Kyuhyun membuat Sooyoung mengangkat bahu ringan tak tahu menahu tujuan mereka kali ini.

“Bodoh. Lalu kenapa kau ingin turun, huh?”

“Hanya ingin berjalan-jalan.”

“Kalau begitu, ayo akan kutunjukan pemandangan musim semi yang menakjubkan di hutan ini. Tak banyak orang yang tahu rahasia tempat ini karena letaknya yang berada di jantung hutan dan medan yang di tempuh cukup sulit.”

Keduanya saling tersenyum lalu saling menggenggam jemari satu sama lain. Mereka memilih menyusuri jalanan sempit yang tak di tumbuhi ilalang liar setinggi satu meter seperti samping kiri dan kanan mereka. Tak ada percakapan lagi hanya semilir angin yang saling menyalurkan perasaan hangat keduanya membuat rambut Sooyoung berkibar mengikuti irama angin sejuk di Selasa siang ini.

Langkah kaki mereka terus bertambah menyambangi padang ilalang putih yang mengepung mereka, lalu beralih ke pemandangan di mana sudah tak ada lagi deretan ilalang yang mengganggu hanya ada padang rumput seluas mata memandang, keduanya terus melangkah meninggalkan para kelinci yang sedang mencari makanan mereka. Kedua kaki mereka terus berjalan menyusuri jalanan terjal yang membuat sepatu kulit Kyuhyun harus tergores sedikit akibat jalan yang kebetulan saat itu sedang licin.

Senyuman merekah pada bibir mungil Sooyoung begitu melihat pemandangan berganti dengan sebuah padang bunga tulip dalam berbagai warna layaknya pelangi.

“Kyu, ini mengagumkan.”

Pemuda itu tersenyum lebar dipetiknya satu tangkai tulip berwarna kuning cerah.

“Untukmu.”

Diambilnya bunga tulip bertangkai hijau dari tangan Kyuhyun. Memang mungkin tak seharum mawar namun warna yang ditawarkan tulip sudah lebih dari cukup untuk memanjakan matanya.

“Aku mencintaimu.”

Kyuhyun berbisik pelan lalu memeluk pundak Sooyoung memberikan perasaan nyaman tiada terkira. Lelaki berkulit coklat itu tak hentinya tersenyum menatap binar pada manik indah Sooyoung. Ia tahu ini tak benar, seharusnya alam menghukumnya sekarang karena telah dengan bodohnya mencintai mangsanya sendiri dan mengkhianati hukum alam tapi bolehkah ia egois? Hanya kali ini saja.

“Kyu, aku juga mencintaimu.”

Semua waktu serasa berhenti memberi ruang pada mereka berdua menikmati pemandangan mengasyikan ini.

“Ada yang ingin kutunjukan padamu.”

“Apa?”

Kyuhyun menarik Sooyoung menyusuri jalan kecil yang semalam dibuatnya, lurus ke dalam  melewati gerombolan bunga tulip berwarna ungu hingga terlihatlah lingkaran kecil beralaskan dedaunan yang tidak di tumbuhi bunga tulip.

“Kau yang membuatnya?” tanya Sooyoung sambil duduk .

Eo. Tadi malam dan ini untukmu.”

Kyuhyun menyerahkan banyak varian buah yang ia bungkus dengan daun.

“Ya Tuhan! Kau benar-benar menyebalkan Kyu,” ucap Sooyoung gembira. Di depannya terhampar beberapa buah jeruk, apel, anggur merah, persik, dan buah berry liar yang menggoda.

Waktu terus bergulir namun Sooyoung maupun Kyuhyun tak ada yang ingin beranjak meski di langit barat sana sang mentari sudah melambai seakan memperingati waktu yang sudah terlampau sore untuk keduanya bersama, tapi mereka tetap nyaman bercengkrama meskipun burung gagak sudah bernyanyi melintasi mereka.

Lama mereka bercengkrama sampai sang rembulan muncul menggantikan singgasana mentari barulah keduanya bergerak gugup, pastilah keluarga Sooyoung mencemaskannya sekarang.

“Kyu, sudah malam bagaimana ini?”

Kyuhyun menggendong tubuh Sooyoung lari dengan kekuatan penuh yang ia miliki menyusuri jalan pulang dengan cepat, terus berlari menembus pepohonan yang masih rapat hingga dapat dirasakannya beberapa ranting pohon menggores kulitnya dan dapat dirasakannya pelukan pada tubuh Sooyoung mengerat ketakutan. Lama Kyuhyun berlari hingga dapat dilihatnya kerlipan sinar kemerahan di tepi hutan. Tapi tunggu? Sejak kapan di tepi hutan terang seharusnya bukankah gelap karena setahunya tak ada yang berani melangkah ke hutan pada malam hari. Lalu? Shit! Kyuhyun terlambat menyadarinya. Ternyata jejeran sinar kemerahan itu adalah obor milik penduduk desa yang sekarang sedang terkejut-kejut dengan makhluk yang bisa berlari secepat angin. Puluhan pasang mata  memandangnya takut bahkan obor yang mereka pegang bergetar hebat menyaksikan tubuh kekar Kyuhyun yang hanya terlihat dibalik keremangan sinar obor malam bergerak lincah dihadapan mereka.

Mereka tak tahu makhluk apa itu yang jelas ada aura hitam yang menyelimuti lelaki berwajah pucat itu. Dia mampu berjalan secepat angin tetapi dia manusia, tapi apa itu!! Mata Kyuhyun sekilas memancarkan warna tembaga. Semuanya terlonjak ketakutan lelaki itu..  lelaki itu adalah seorang manusia serigala.

Sejenak mereka melupakan seorang gadis yang sedang digendong lelaki bermata tegas itu sibuk dengan perasaan takut yang menghantui mereka hingga seorang wanita paruh baya berteriak, “Sooyoung,” sambil menujuk seorang gadis yang sedang digendong Kyuhyun membuat semua warga tersadar.

Penduduk desa  membulatkan mata mereka melihat salah satu dari mereka tengah diculik pemuda yang berkemungkinan besar keturunan serigala buas penghuni hutan ini sepuluh tahun yang lalu.  Tangan mereka mengepal murka dengan tatapan mengintimidasi yang terus menghujam tepat ke arah retina Kyuhyun.

“Kyu,” panggil Sooyoung panik.

“Tenanglah, aku akan meletakanmu di sini dan aku akan pergi sehingga mereka tak bisa memburuku.”

Mata mereka menyalak marah menyaksikan Kyuhyun meletakan Sooyoung amat pelan lalu perlahan berjalan mundur berganti dengan langkah ringan di udara.

“Sooyoung. Choi Sooyoung!”

Gadis itu terdiam beberapa saat merasakan sentuhan tangan ibunya diseluruh tubuhnya. Matanya kosong dengan tatapan penuh luka, memang mau tak mau, sudi ataupun tidak peristiwa ini pasti akan terkuak pada akhirnya tapi bukan ini yang diinginkan Sooyoung, bukan semua penduduk desa bermai-ramai tahu tentang makhluk apa sebenarnya Kyuhyun ia  hanya ingin memperkenalkan Kyuhyun sebagai manusia seutuhnya hingga waktunya tiba ia akan pergi mengelana jauh dengan menyandang status sebagai istri Kyuhyun.

Tapi semua itu sekarang tinggal angan, hanya sebuah harapan kosong yang terus terngiang dalam benaknya. Ia benci. Ia benci kenapa Tuhan menciptakan cinta untuk dua insan yang berbeda.

“Siapa dia?” tanya ayahnya lantang mirip seorang yang sedang mengadili dibandingkan memberikan pertanyaan singkat.

Sooyoung terdiam cukup lama tak mau memberikan sebuah jawaban.

“Dia manusia serigala ‘kan? Waah jadi selama ini kau bersama lelaki terkutuk itu?”

“Dia bukan lelaki terkutuk ayah.”

“Kau pikir manusia serigala bukan terkutuk hah! Jangan pernah temui dia lagi,” ucap ayahnya sengit.

“Tidak. Maaf ayah aku tidak bisa menuruti perintah ayah,” ucap Sooyoung tegas namun terlihat sekali matanya memerah menahan tangisnya.

“CHOI SOOYOUNG!! Sejak kapan kau berani membantahku?! Ayah kecewa padamu, kau tahu itu!” teriak sang ayah murka tak mampu lagi menahan amarahnya.

Bibir anaknya bergetar hebat ingin mengajakuan berbagai spekulasi yang mungkin bisa membuat Kyuhyun dipandang dari sudut lain oleh ayahnya tapi sungguh sial kerongkongannya terkunci hanya karena satu kata ‘manusia serigala’. Memangnya kenapa kalau Kyuhyun seorang manusia serigala? Apa manusia serigala tak berhak hidup bahagia?!  Apa hanya manusia yang berhak hidup bahagia? Ini tak adil! Lalu bagaiaman dengan cintanya? Bagaimana nasib cintanya yang terlampau  kuat ditanamkan. Bukankah ini curang? Oh Tuhan aturanmu sungguh menjengkelkan. Bisakah Kau mengubahnya? Sooyoung berjanji akan selalu ke gereja jika kau mengabulkan permintaannya.

“Sooyoung kau pasti sudah terkena sihirnya.”

Sooyoung menggeleng tak percaya. Bodoh! Bagaimana mungkin ayahnya mengatakan hal itu, ia yakin ayahnya pasti tahu manusia serigala tak bisa melakukan sihir. Ayahnya memandangnya seolah berkata –lepaskan dia sayang dia tak baik untukmu— dan tanpa disadarinya air matanya jatuh untuk pertama kalinya di depan orang tuanya.

“Jauhi dia dan hidup bahagia oke?”

Sakit. Ini lebih dari sakit. Perih. Jika ada kata yang lebih menyedihkan dari sakit dan perih itulah yang mampu melukiskan hati kecilnya yang terus terhimpit hingga hanya rasa sesak yang dapat dirasakannya.

“Aku mencintainya ayah.”

Tiga kalimat itu mampu membuat wajah Ayahnya bagai tersambar petir, tangannya bergetar hebat, amarahnya kian membuncah seiring tangis Sooyoung yang semakin pecah.

“Sudah berapa lama?” tanya ayahnya mencoba meredam emosi.

“Lima bulan.”

“CHOI SOOYOUNG TERKUTUK KAU!”

‘Plak’

Sebuah tamparan keras menyentuh pipi Sooyoung menyisakan rasa sakit yang menjalar diseluruh wajahnya. Tapi bukan hanya pipinya yang tertampar tangan besar ayahnya tapi hatinya juga.

“Sudahlah kasihan anak kita.”

Ibu Sooyoung memeluk anaknya, membimbingnya untuk pergi meninggalkan hutan dan semua penduduk desa yang masih bungkam melihat kejadian tadi.

“Ibu aku mencintainya, bagaimana ini?” isaknya pada pelukan hangat ibunya.

“Maafkan ibu tapi benar kata ayahmu. Jauhi dia demi kebaikanmu.”

 

.||.

Mentari kini kembali berkuasa atas langit membiaskan sinar terangnya dalam belahan bumi manapun membuat penghuni bumi terus tersenyum sama halnya dengan Sooyoung. Ia selalu tersenyum ketika mentari muncul di ufuk timur sana membawa sinar hangatnya.Daripada harus rembulan malam yang selalu tersenyum memuakan, ah ia bukannya berpihak pada mentari dan menghujat kehadiran rembulan hanya saja… ia tak terlalu menyukai malam pekat berbintang karena hal itu membuatnya tak bisa bertemu Kyuhyun dan harus rela terpisah jarak dengan lelaki bermarga Cho itu.

Ia tersenyum sebentar menikmati sinar penguasa siang itu menerpa wajahnya lantas segera meraih tas rotannya berusaha berjalan mengendap-endap agar penghuni rumahnya tak ada yang mengetahui kepergiannya di pagi menjelang siang ini. Oh Sial! Di depan rumahnya tengah ada adik satu-satunya yang sedang berbincang ringan dengan seorang gadis berambut pendek. Beruntungnya tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk menyudahi perbincangan mereka karena wanita bergaun cokelat kemerahan yang Sooyoung tahu bernama Yoona sudah melambai pergi membuat adiknya—Soojung berjalan berlainan arah menuju toko kue yang ia tahu ada Minhyuk disana, ah pasangan yang sangat cocok. Dan ia iri dengan kesempurnaan hubungan mereka yang tak harus khawatir akan terenggut.

Kenapa semuanya terasa berat?

Perlahan bayangan peristiwa tadi malam mulai berputar di kepalanya bak potongan film yang terus di putar melalui LCD. Begitu jelas diingatannya sang ayah menamparnya penuh amarah dan yang paling membuatnya tak kuat menahan pilu adalah rasa kekecewa yang terlontar untuk dirinya, seumur hidup Sooyoung ia tak pernah melihat ayahnya sebegitu kecewa padanya ia selalu membanggakannya tapi mungkin setelah ini ia akan berhenti pamer pada teman-temannya betapa istimewanya Sooyoung. Air mata Sooyoung mulai menggenang dalam pelupuk matanya dan tanpa bisa dibendungnya lagi satu persatu bulir jatuh membasahi pipinya.

Kenapa ia selemah ini? Ugh bodoh! Bukankah ia sudah tahu dari awal bahwa Kyuhyun berbeda dan ia sudah berjanji akan memanggul konsekuensinya? Tapi kenapa ia malah sekarang merasa lemah?

Ia menghapus jejak kepedihannya dan dengan segera digantikan dengan senyuman palsu menggantung di bibirnya. Ia kembali berjalan penuh hati-hati menyentuh kenop pintu dan kembali menutupnya perlahan.

krek’

Apakah ada seseorang dibelakangnya? Apa adiknya kembali dari toko kue? Atau ayahnya kebetulan sedang pulang karena tak ada kuda yang harus dirawatnya lagi di kerajaan? Ataukah ibunya yang pulang dari menjahit?

Oh sial! Ia kini benar-benar merasa seperti seorang penjahat yang ketahuan basah sedang mencuri.

“Aku hanya ingin pergi ke tempat Jieun eonni, sungguh!”

Manik  milik Sooyoung terpejam menunggu jawaban dari seseorang yang memergokinya pergi. Sebenarnya ia tak boleh lagi keluar dari desa demi menjelajah hutan lagi karena seperti halnya sebuah kisah cinta memuakan, hubungannya diketahui sang ibu dari interogasi menyiksa yang dilakukan ayahnya tadi malam dan mau tak mau ia mengungkapkan seluruh kisahnya disertai tangisan tentunya tapi sialnya ayahnya marah besar dan melarangnya keluar rumah selama seminggu meski hanya sejengkal.

“Demi Tuhan! Aku hanya ingin pergi bermain dengan Jieun eonni.”

Masih tak ada respon dari seseorang dibelakangnya membuat Sooyoung bertambah panik, ia membalikan badannya secara takut-takut. Damn! Tak ada siapapun di sana kecuali dirinya yang sekarang bertampang bodoh. Lalu siapa yang..? Sooyoung memandang kedua pasang sepatu kulitnya dan ada ranting terselip disana.

Jadi dia… yang menginjaknya? Lalu seseorang di belakang itu? Sungguh lupakan!

Sooyoung kembali melangkah berhati-hati menembus semak-semak pembatas desa dengan pekarangan yang menjurus langsung ke arah hutan. Ia berlari pelan ke arah jalan masuk hutan. Langkahnya terhenti ketika ia menyadari sudah menyambangi hampir seperampat hutan namun tak menemukan adanya tanda-tanda Kyuhyun berada.

“Kau dimana bodoh?”

Ia kembali berlari menyusuri sungai berkelok tempat yang sering dikunjunginya dan Kyuhyun namun pemuda berkulit cokelat itu belum juga menampakan batang hidungnya.

“Kyu, aku merindukanmu.”

Butiran kristal kini mulai menggenang kembali memenuhi pelupuk matanya, ia menengadah bukan untuk melihat langit cerah yang terbentang tapi hanya ingin bulir air matanya kembali masuk dalam rongganya. Kenapa harus air mata lagi? Salahkan hatinya yang sellau terjepit ketika memikirkan Kyuhyun dan salahkan aturan tau takdir sialan ini.

“Kenapa menangis Soo?”

Sooyoung langsung memandang asal suara, melihat pemuda yang dicintainya sedang berdiri terpaku pada butiran kristal yang terjun bebas menelusuri pipi gadisnya. Sooyoung mengerjap kembali membuat air matanya kembali meluncur bebas.

“Kyu kupikir.”

Dalam sekali gerakan Kyuhyun mampu mendekap tubuh Sooyoung, memberikan ruang nyaman dalam pelukannya untuk mengeluarkan keluh kesahnya namun tak ada suara yang meluncur bebas hanya suara isakan kecil yang masih mendominasi hutan sampai saat ini.

“Apa seseorang menyakitimu?”

Pertanyaan singkat dari Sooyoung mampu membuat Kyuhyun terdiam cukup lama, ia tak mungkin mengatakan bahwa penduduk desa beramai-ramai mencarinya di setiap sudut desa membawa senjata tajam.

“Tidak sayang mereka tidak menyakitiku.”

“Aku takut, Kyu.”

Pelukan sang gadis bertambah erat seiring bertambahnya ketakutan yang mulai menyusup ke dalam celah-celah pori-pori kulitnya merasuk ke dalam dan meresap dalam tulang serta darahnya. Ia hanya takut kisahnya tak pernah terwujud layaknya ariel sang puteri duyung yang tak bisa bersatu dengan pangeran, atau seperti kisah rakyat yang mengisahkan hubungan kasih Wol Ryung manusia setengah mitos dengan puteri yang terbuang Yoon Seo Hwa bukankah ending mereka tak bersatu?

“Kyu.”

Sooyoung melepaskan pelukannya lalu beralih menatap teduh pada manik lelaki itu oh shit! Ketakutan yang selama ini dipendamnya mulai terkuak dan menyelimutinya ketika ia bertatap pandang dengan Kyuhyun. Ia kembali menatap manik Kyuhyun yang penuh pancaran kelembutan sesungguhnya ada banyak frasa yang ingin disampaikannya tapi abjad telah mengkhiantinya lebih dalam membuat bibirnya bergetar tanpa adanya suara.

Sooyoung kembali menyusun setiap frasa yang ada di kepalanya tentang pelarian mereka tapi untuk kedua kalinya matanya terkunci pada manik pekat Kyuhyun.

“Aku mencintaimu. Percayalah,” gumamnya pada akhirnya.

“Aku selalu percaya padamu Sooyoung, tapi kenapa mereka tak percaya padaku? Apa karena aku berbeda?”

Sooyoung terdiam, terbesit rasa iba menggelayuti hatinya melihat tubuh kekar Kyuhyun yang terbalut kain hijau kasar tak berdaya,  kini kedua bola matanya mulai memproduksi cairan hangat  membuatnya ingin sekali merengkuh tubuh Kyuhyun namun ada sesuatu yang membuatnya tertahan. Kyuhyun selalu marah jika di peluk ketika ia menangis.

Dan Sooyoung telah mengingkari janjinya.

Ia memeluk Kyuhyun dalam,  membenamkan seluruh kepalanya pada dada bidang Kyuhyun. Tak lama ia melepas pelukannya.

“Kyu apapun yang terjadi aku mencintaimu, ayo kita pergi Kyu. Aku mohon bawa aku pergi.”

Kyuhyun masih terdiam mutiara hitam pekatnya memandang lurus mengabaikan tatapan memohon yang dipancarkan manik sembab hazel gadisnya.

“Kyuhyun!”

“Cho Kyuhyun!”

Masih tak ada reaksi dari Kyuhyun. Ia masih saja terdiam terpaku dengan retinanya yang mulai membesar takut, Sooyoung yang mulai penasaran ikut menyaksikan objek penglihatan Kyuhyun.

“Ayah! Ibu!”

Berpuluh-puluh pasang mata menatap keduanya garang terlebih lagi pada sesosok pria yang kini sedang menghalangi tubuh Sooyoung dengan tubuhnya. Ada kilatan marah yang tak terkira dalam pancaran mata kedua orang tua Sooyoung.

“Tidak! Kumohon,” ucap Sooyoung memelas.

Ia beranjak ke depan menyaksikan puluhan pasang mata yang menggeram murka ke arah Kyuhyun. Sooyoung menahan nafasnya sejenak lalu menghembuskannya kasar.

“Kami saling  mencintai kumohon biarkan kami bahagia,” ucap Sooyoung kembali memelas.

“Kau pasti sudah terkena sihirnya!”

“Tidak! Aku sadar, percayalah padaku.”

Sooyoung bergerak gelisah. Ia menatap satu persatu penduduk desa mencoba meyakinkan mereka bahwa semuanya adalah murni ulah cupid yang sudah menghunuskan panahnya pada dirinya dan Kyuhyun bukan karena sihir sihir yang selalu disebutkan penduduk desa sebagai alibi mereka. Hatinya meronta saat tak menemukan rasa percaya pada semua orang ah kecuali adiknya—Soojung ia menatap Sooyoung ragu, bingung harus mempercayai kakaknya atau tidak. Kembali dapat dirasakannya air matanya turun dengan cepat menimpa pipinya disertai rasa sesak yang begitu memuakan.

Salah seorang laki-laki bermarga Ahn merangsek kedepan sambil mengangkat tinggi-tinggi obornya kemudian berseru, “Sudahlah! Persetan dengan cinta! Yang terpenting jangan biarkan ada manusia berdarah serigala hidup di muka bumi ini.”

Sooyoung maupun Kyuhyun menatap penduduk desa waspada. Mutiara pekat milik Kyuhyun mulai terlapisi cairan bening yang semakin memilukan hatinya, apa yang salah dengannya? Hanya secara fisik ia berbeda kenapa mereka begitu membencinya? Kalau begitu salahkan Tuhan yang telah memberikan anugerah terburuknya padanya, salahkan ibunya yang melahirkannya ke dunia ini dan salahkan cupid karena sudah menembakkan panahnya menembus jantungnya hingga tak bisa lagi tercabut secara paksa.

“Kenapa?” gumaman singkat milik Kyuhyun mampu membuat penduduk desa menatapnya was-was.

Sooyoung menoleh ke arah Kyuhyun belum pernah ia menemukan nada terperih yang Kyuhyun katakan, hatinya memilu melihat tubuh kekar Kyuhyun bergetar. Jiwanya seakan ikut meronta akan perang batin yang sedang dialami lelaki tinggi itu.

“Kenapa kalian membenciku? Apa karena kalian takut aku akan melukai kalian?!”

“Jika karena hal itu aku bersumpah demi langit dan bumi! Aku takan pernah menyentuh daging manusia lagi, puas?!” teriak Kyuhyun kasar.

Beberapa penduduk desa terdepan mundur melihat kemarah Kyuhyun yang tak bisa terbendung lagi, terbesit rasa iba yang mulai menyelimuti hati mereka tapi rasa takut lebih mendominasinya hingga membuat mata mereka gelap akan rasa kasihan.

“Aku mohon ayah!” isak Sooyoung tak tahan.

“Maaf nak, takkan kubiarkan kau berhubungan dengan manusia serigala itu!” pekik ayahnya marah.

“Apa salahnya!! Apa salahnya dia manusia serigala? Apa salahnya dia sedikit berbeda? Toh dia sama saja makhluk hidup!” pekik Sooyoung tak kalah keras hingga membuat ayahnya terlonjak kaget.

“Nak kau tak mengerti, kemarilah,” ucap Ibu Sooyoung memohon.

“Tidak! Tidak! Kalianlah yang tak mengerti.”

Eonni tolonglah jangan buat ini semakin sulit. Kau bisa bersama lelaki manapun yang kau mau Jaebum Oppa? Myungsoo Oppa? Minho Oppa? atau.. atau.. –“

“—Minhyuk. Aku ingin kekasihmu bagaimana? Apa kau bisa memberikannya?”

Adik Sooyoung –Soojung—terdiam hatinya bergetar saat Sooyoung meminta kekasihnya dengan mata menajam layaknya sebuah tantangan.

“Baiklah, baiklah aku akan memberikan Minhyuk Oppa padamu.”

Kali ini yang terdiam Sooyoung dapat dilihatnya bola-bola biru cemerlang milik adiknya memancarkan kesedihan yang bercampur dengan pengorbanan tulus. Ia tahu adiknya selalu tulus padanya selalu mencoba memberikan yang terbaik untuknya tapi jangan ini, jangan korbankan cintanya.

“Kumohon kemarilah dan hiduplah bahagia,” gumam Soojung terisak.

“Tidak Soojung! Kau tidak mengerti. Aku mencintai Kyuhyun sama halnya rasa cintamu pada Minhyuk.”

“Aku berani mengorbankan Minhyuk Oppa demi kebahagianmu eonni, jadi tolong lepaskan dia demi kebahagiaanmu juga.”

Ada nada yang memohon terselip diantara deretan kalimat yang Soojung katakan.  Manik biru cerahnya menatap mutiara milik Kyuhyun memohon seolah meminta untuk melepaskan Sooyoung. Namun layaknya cinta pada umumnya kedua insan itu telah menutup mata pada kenyataan hukum alam, mereka lebih memilih mempertahankan cintanya.

“Maaf,” ucap Kyuhyun bergetar.

“Aku tak bisa melepaskannya,” lanjutnya lagi.

Sooyoung terhenyak ia memandang Kyuhyun penuh haru ternyata bukan hanya dirinya saja yang ingin mempertahankan cinta  ini tetapi Kyuhyun juga. Namun tanpa disadarinya Soojung telah mendekat secara perlahan menarik lengan kakaknya dan menariknya jauh ke belakang hingga dapat dirasakannya tubuhnya limbung  membuat dirinya dan  Sooyoung terjatuh.

“Akan kulakukan apapun untukmu eonni,” ucap Soojung lembut.

“Soojung kau tidak mengerti,” isak Sooyoung keras.

Dapat dilihatnya secara nyata penduduk desa beramai-ramai berlari kearah Kyuhyun memukulinya dengan benda tumpul yang mereka bawa, bahkan diantara mereka ayahnya lah yang terlihat sangat buas kala itu.

‘bugh’

“Rasakan itu lelaki terkutuk!”

‘bugh’

“Aku akan membunuhmu.”

‘bugh’

“Pergi ke neraka makhluk menjijikan!”

Sooyoung menggeleng kepalanya frustasi melihat tubuh Kyuhyun yang diinjak, dipukul, dan di tendang semena-mena oleh penduduk desa. Ia bangkit namun langsung ditahan oleh beberapa tangan yang entah siapa tapi Sooyoung yakin salah satu diantaranya terselip tangan lembut ibunya dan adiknya.

“Tidak aku mohon,” ucapnya memelas.

“Sudah hentikan!”

Penduduk desa masih memukul Kyuhyun menyalurkan setiap rasa takut mereka dalam bentuk sebuah pukulan keras pada rahang, tubuh, serta kakinya membuat cairan kental berwarna merah pekat keluar membasahi baju yang menutup tubuh Kyuhyun.

“Demi Tuhan hentikan!”

Sooyoung kembali mencoba berkelit namun sia-sia tenaga orang yang mencengkramnya lebih kuat. Ia mencoba lagi kali ini dengan  menggigit lengan salah satu diantara mereka yang mampu membuat seseorang menjerit kesakitan hingga membuat lainnya terkejut dan membuat pertahanan mereka lengah. Hal itu di manfaatkan Sooyoung untuk melepaskan diri.

“Hentikan!” teriaknya keras.

Ia mengambil salah satu parang dari lengan seorang lelaki bernama Minho lalu mengarahkan mata pisaunya pada lehernya sendiri.

“Hentikan atau kalian akan lihat kepala seorang Choi Sooyoung menggelinding.”

“Hentikan! Atau aku kan bunuh diri!” pekiknya lebih keras yang mampu membuat semua pasang mata melihatnya.

“Pergi kalian semua dari sini!” teriaknya marah.

“Sooyoung apa yang kau lakukan?!”

“Pergi kalian!”

“Baik. Baik kami akan pergi, asalkan kau letakan parangmu sayang,” ucap Ayah Sooyoung melembut.

“Tidak akan ayah sebelum kalian angkat kaki dari sini.”

“Baik jika itu maumu tapi kumohon pulanglah dengan kami,” ucap ayahnya lagi.

Sooyoung menggeleng pelan.

“Atau kau ingin melihat kekasihmu terbunuh disini?”

“Dan ayah akan melihatku mati dengan kepala terpisah.”

“Pulanglah dulu sayang, dan kami berjanji tidak akan menyakiti manusia serigala itu, hm? Kau percaya pada ayah ‘kan?”

“Tidak!”

“Sooyoung, kumohon.”

“Pulanglah Soo.”

Sooyoung menatap Kyuhyun tak percaya, ia menggeleng pelan saat melihat senyuman kecil menggantung pada bibir Kyuhyun. Tidak! Ia takkan meninggalkan Kyuhyun sendirian dengan luka separah itu. Bahkan ia yakin untuk kerumah saja rasa tak mungkin mengingat kedua matanya sudah membengkak biru, kakinya tergores di sana sini, belum lagi rembesan darah yang begitu kentara di perut kirinya.

“Tidak Kyu aku—“

“—Kau harus pulang toh penduduk desa akan pergi juga ‘kan.”

Bibir Sooyoung bergetar ringan bingung harus mengatakan apa selain menuruti perintah Kyuhyun. Ia yakin Kyuhyun selalu benar.

“Baiklah, ayo cepat pergi dan tak boleh ada yang mengingkari janjinya atau kalian akan melihat arwahku menghantui kalian,” ucap Sooyoung lantang.

Sooyoung memaksakan senyum terbaiknya pada Kyuhyun saat ibu dan adiknya menarik lengannya sedikit kasar menjauhi tempat Kyuhyun berpijak. Sekali lagi Sooyoung melihat tubuh kekar Kyuhyun yang sudah tergores sana-sini dengan luka lebam hampir di seluruh tubuhnya tersenyum lembut kearahnya.

“Hati-hati di jalan Soo.”

Tubuh ringkihnya memandang Sooyoung sekali lagi memenuhi isi kepalanya dengan bayangan terakhir Sooyoung. Ia tahu setidaknya cepat atau lambat ia akan dimusnahkan oleh penduduk desa jika masih bertahan di hutan ini.

Kyuhyun berjalan tertatih-tatih menuju gubuk kecilnya yang terbilang sangat jauh dari seperempat hutan yang biasa dilalui oleh penduduk untuk berburu, jika saja penduduk desa itu tak memukulinya hingga separah ini mungkin ia bisa menggunakan kekuatan larinya untuk menembus deretan pepohonan yang menjulang tinggi tanpa perlu bersusah payah berjalan terseok-seok seperti ini.

Dapat dirasakannya perih semakin menjalar pada tubuhnya ketika kakinya melangkah, sarafnya serasa akan putus saat itu juga ditambah dengan darah yang masih mengalir dibagian perut kirinya membuat keringat dingin melapisi wajahnya.

Ia berhenti sebentar, menyandarkan tubuhnya pada batang besar cokelat berlumut kemudian memejamkan matanya mencoba meminimalisir rasa sakit yang terus menyerangnya hingga tanpa disadarinya ia tertidur dengan darah masih menetes sedikit demi sedikit dari perut kirinya.

Tiga puluh menit berlalu Kyuhyun masih tertidur di bawah rindangnya pohon besar. Daun telinganya bergerak-gerak gelisah mendengar suara sepatu kulit yang bersinggungan dengan tanah, awalnya hanya sebuah seokan kecil tetapi perlama suara itu  semakin jelas dipendengarannya berarti ada seseorang yang mendekatinya sekarang ini.

Kyuhyun memilih diam mengira-ngira apa yang akan dilakukan seseorang di sana. Jika dia ingin membunuhnya saat itu juga baiklah sepertinya Kyuhyun menerimanya dengan lapang dada karena bagaimanapun ia terluka parah dan tak bisa bergerak lebih dari sekedar menghindar saja.

Perlahan suara itu menghilang digantikan suara debuman lutut yang bersibakku dengan tanah berhumus di depannya yang langsung membuat manik Kyuhyun terbuka.

Orang itu terkejut, ia menghentikan tangannya di udara ketika ingin menyentuh luka Kyuhyun.

“Siapa kau?” tanya Kyuhyun menyipit.

“Aku..Ak..Aku Choi Soojung. Adik Sooyoung.”

Nafas Kyuhyun tercekat begitu menyadari bahwa gadis bergaun biru di depannya adalah salah satu diantara orang-orang yang menentang hubungannya.

“Aku di sini tidak ingin menyakitimu sungguh, Kyuhyun Oppa?”

“Darimana kau tahu namaku?” tanya Kyuhyun datar.

Eonni yang mengatakannya dia menyuruhku untuk mengobatimu,” ucap Soojung takut-takut.

Kyuhyun memandang tajam ke wajah Soojung yang sama cantiknya dengan kakaknya hanya saja wajah Soojung lebih tirus dan badannya lebih ramping dari Sooyoung.

“Aku bersumpah! Aku diutus eonni untuk mengobatimu,” ucap Soojung meyakinkan

“Baiklah,” ujar Kyuhyun lemah.

Dengan hati-hati Soojung merobek bagian perut kiri Kyuhyun, matanya membelalak begitu melihat luka dalam yang menganga di depannya. Ia segera mengambil tumbuhan yang dibawanya dari rumah lalu menumbuknya dengan beberapa bahan lainnya mencampurkannya menjadi satu dan kembali menumbuknya hingga halus. Sebelum ramuan itu ia letakan pada luka Kyuhyun terlebih dahulu ia mengeluarkan tempat air minum menuangkannya pada mangkuk kecil yang terbuat dari perunggu lalu membersihkan luka Kyuhyun menggunakan kain kecil.

“Sakit,” ucap Kyuhyun refleks.

“Maaf.”

“Jangan takut seperti itu, aku takkan melukaimu percayalah,” ucap Kyuhyun sambil tersenyum hangat.

Senyuman singkat milik Kyuhyun mampu membuat Soojung  lebih baik.

Setelah meletakan ramuan pada bagian yang terluka lalu Soojung membalutnya dengan kain putih agar ramuan yang sudah turun temurun ada di keluargannya tak jatuh bercecer di tanah. Ia beralih pada luka lebam yang sudah menjadi hiasan menyedihkan pada tubuh Kyuhyun.

Soojung kembali meramu beberapa tumbuhan liar yang didapatnya di hutan tadi, lalu meletakannya pada kain tipis. Ia tempelkan kain itu pada bagian luka lebam Kyuhyun.

“Kyuhyun Oppa, kenapa kau bersikeras seperti ini? Aku tahu kau bukan orang jahat.”

“Aku juga tidak tahu.”

“Tidakkah Oppa berpikir ini semua sia-sia? Maksudku.. “ ucapan Soojung  terhenti mencari kata yang tepat.

“Aku tahu, bukankah sudah selayaknya manusia dengan manusia? Itu hukum alam dan tidak bisa ditawar lagi,” ucap Kyuhyun sambil menerawang jauh melintasi kumpulan awan putih yang saling berpelukan.

“Lalu kenapa masih saja bersikap keras kepala?”

“Kalaupun aku pergi dari sini toh pada akhirnya aku juga akan mati di ujung dunia sana hanya berbeda siapa yang membunuhku. Lagipula akan sangat tersiksa jika hidup tanpa Sooyoung jadi lebih baik berjuang  hingga titik terujung yang pernah kujalani,” ujar Kyuhyun tenang sambil tersenyum.

“Bisakah kau melepaskan Sooyoung eonni?”

Pertanyaan itu langsung menohok tenggorokan Kyuhyun membuatnya susah payah menelan salivanya kuat.

“Entahlah.”

“Kalau begitu sebagai adik aku hanya bisa menyemangati Oppa. Maaf tidak bisa berbuat lebih.”

Soojung tersenyum lembut sebelum beranjak dan meningalkan Kyuhyun yang melambai hangat padanya.

“Maaf, jika aku mencintai kakakmu berlebihan.”

.||.

Kala itu mentari telah beranjak malas dari langit menggeser posisinya agak condong ke barat yang membuat sinar terangnya berubah orange kemerahan di cakrawala barat.

Dan kala itu Sooyoung masih terdiam menatap deretan kelelawar yang terbang berselingan di langit sana. Bibirnya mengembang membentukan lengkungan indah mengingat kejadian sore di padang tulip di mana hanya ada dirinya dan Kyuhyun yang terjebak dalam lingkaran kebahagiaan tapi kenapa semuanya berubah begitu saja saat penduduk desa ikut meramaikan hubungannya? Menghujat Kyuhyun lebih dari sekedar sebuah hinaan atau cemoohan belaka. Senyumannya mengabur mengingat wajah Kyuhyun yang penuh luka yang kesakitan akibat luka yang ditorehkan penduduk desa.

Sudah hampir dua hari ini ia tak melihat wajah bulat Kyuhyun, baju hijau kumalnya yang selalu tercampur aroma tanah dan bibir tebalnya yang menggodanya dengan kata-kata manis. Ia merindukan sosok Kyuhyun, ia merindukan suara beratnya yang selalu mampu membuat jantungnya berloncatan. Ia sangat merindukan Cho Kyuhyun

“Bodoh,” gumamnya pelan terlampau pelan hingga hanya dirinya yang bisa mendengarnya.

Tangan kurusnya beralih ke arah jendela menggapai kedua bagian kayu berlubang itu dan menutupnya. Mengakhiri pemandangan dunia menakjubakan di luar sana, terlampau sakit jika harus menatap cakrawala sore yang selalu berhasil menggodanya untuk menatap berlama-lama dengan Kyuhyun.

Eonni.”

Sebuah suara lembut yang disertai decitan pintu membuat Sooyoung menoleh ke arah adik satu-satunya yang kini sedang menatapnya lembut dengan membawa senampan makanan lezat. Sooyoung tersenyum tapi tak berniat menyapa Soojung seperti biasa.

Soojung menghela nafas melihat lengkungan pada bibir Sooyoung. Gumaman kesal keluar begitu saja saat mendapati nampan pagi tadi masih berisi lengkap hanya terkikis susu kambing dan roti pulam itupun hanya setengahnya saja selebihnya masih utuh tak tersentuh.

“Kau harus makan.”

Soojung semakin kuat mengigit bibir bawahnya melihat Sooyoung hanya tersenyum sekilas. Jujur saja hatinya kian tersiksa menyaksikan kakak yang selalu dibanggakannya teduduk lemah dengan berat badan yang semakin menyusut dari hari ke hari.

“Bagaimana keadaan Kyuhyun?”

Kegiatan Soojung terhenti, nampan yang dipegangnya bergetar hebat.

“Kenapa?”

Aah, tidak. Tidak apa-apa.”

“Soojung aku tahu kau berbohong, katakan padaku apa yang terjadi.”

Pandangan Soojung bergerak lincah menolak bertatap pandang dengan sinar kecemasan Sooyoung.

“Soojung! Demi Tuhan jika kau tidak mengatakannya aku akan membencimu.”

“Soojung,” panggil Sooyoung kembali dengan nada lembut yang mendominasinya.

“Kyuhyun Oppa .. dia.. dia.. maafkan aku eonni aku sudah bericara ini pada ayah tapi ia justru marah padaku dan maafkan aku karena tak bisa mencegah ayah dan penduduk desa untuk membunuh Kyuhyun Oppa sore ini.”

Sooyoung terlonjak kaget mendnegarnya.

“Apa mereka sudah berangkat?”

“Sepuluh menit yang lalu.”

Dapat Sooyoung rasakan semua tulangnya meleleh dan jantungnya berhenti berdetak. Pertahanannya runtuh begitupun dengan hatinya yang tak tersisa sekeping utuh pun.

Eonni  mau kemana?” tanya Soojung kebingungan saat melihat Sooyoung berlari panik ke arah pintu cokelat berukirnya.

“Jika eonni ingin pergi percuma, ibu ada disana. Dia akan langsung menyeretmu jika melihatmu keluar dari kamar meski hanya satu inci.”

“Lalu bisakah kau membantuku?”

“Tapi eonni—“

“—Aku mohon Soojung kau adikku. Aku meminta bantuanmu sebagai wanita dan sebagai seorang kakak, kumohon.”

Soojung mengangguk pasrah. Ia menelan salivanya kuat-kuat ketika keluar dari kamar Sooyoung. Senyumnya mengembang samar melihat ibunya sedang tersenyum ke arahnya.

“Ibu..”

Soojung menggigit bibir bawahnya lebih keras.

“Ibu maukah kau berbicara pada Minhyuk Oppa bahwa.. bahwa hubunganku dengannya cukup sampai di sini aku tak sanggup mengatakannya sendiri aku butuh ibu.”

Soojung tahu resiko yang diambilnya tapi hanya dengan inilah ibunya bisa pergi dari rumah tanpa rasa curiga. Hanya dengan alasan menyedihkan ini ia dapat menolong kakaknya, jika memang takdir baik padanya ia pasti akan bersama kembali dengan Minhyuk.

“Apa ada masalah sayang?”

“Iya, aku mohon ibu.”

Seberkas air jatuh membasahi pipi tirusnya, batinnya menangis tapi Minhyuk takkan sebodoh itu ia pasti menanyakan alasannya dan jika ia menjelaskan alasan sebenarnya pasti Minhyuk akan tersenyum dan kembali padanya. Ya, dia tahu Minhyuk adalah pemuda baik.

“Tapi Sooyoung?”

Eonni sedang tidur.” jawab Soojung cepat.

“Tapi..”

“Ayolah kumohon bu,” rajuk Soojung lagi.

Akhirnya Ibu Sooyoung pergi menuju toko kue tempat dimana Minhyuk bekerja sejujurnya ia sangat menyukai Minhyuk tapi mau bagaimana lagi anaknya tak menyukainya dan ia tak bisa memaksakan kehendak anaknya. Memaksa kehendak? Sang ibu tersenyum tipis, pastilah ia terlampau kejam pada Sooyoung.

Dan kini giliran Sooyoung, ia berlari kencang menuju bagian hutan melewati kumpulan semak belukar yang terlindas di sana sini pastilah banyak penduduk desa yang ikut andil dalam kegiatan terkutuk ini. Demi Tuhan! Ia takkan terima jika seseorang berani menggores lengan Kyuhyun.

Ia berhenti sejenak menghirup oksigen sebanyak-banyaknya kemudian berlari kembali melalui jalan pintas yang digunakannya untuk pulang dapat ia rasakan semak belukar yang dilewatinya menggores permukaan kulitnya.

Langkahnya terhenti matanya memanas dan dadanya sesak melihat mutiara hitam pekat milik Kyuhyun telah berubah warna menjadi amber[1] penuh amarah. Ia menggeleng pelan saat melihat beberapa penduduk desa terbaring lemah di atas tanah dengan cabikan di sana-sini.

Ia masih tak percaya saat Kyuhyun dengan buas mendaratkan kesepuluh kuku tajamnya ke arah seorang penjual daging. Dia bukan Kyuhyun, bukan. Kyuhyun yang dikenalnya bukan manusia serigala buas tapi seorang manusia serigala lembut.

“Kyuhyun,” panggilnya masih tak percaya.

Aktifitas Kyuhyun terhenti rahangnya terbuka sedikit melihat Sooyoung menatapnya asing dan seakan semua itu sihir ambernya kini telah berubah kembali menjadi warna hitam pekat saat bertatap pandang dengan manik ketakutan Sooyoung, manik yang sama dilihatnya ketika pertama kali bertemu. Dan Kyuhyun benci tatapan itu.

“Soo,” panggilnya lirih. Sekarang Kyuhyun telah berubah menjadi manusia seutuhnya.

“Serang!” teriak penduduk desa.

“Tidak! Kumohon!”

Sooyoung berteriak marah saat penduduk desa lainnya beramai-ramai menghantam tubuh Kyuhyun.

“Hentikan! Hentikan!”

Tubuh Sooyoung yang berbalut gaun ungu bergetar hebat, ia menggeleng pilu ketika melihat tubuh Kyuhyun diinjak-injak penduduk desa. Ia semakin terisak saat tak sengaja melihat senyuman ringan Kyuhyun diantara celah kaki besar mereka, senyumannya tenang dan menenangkan. Senyuman sama yang selalu di berikannya.

“Kumohon,” isaknya penuh amarah dan kali ini mampu membuat penduduk desa menghentikan aktifiasnya

Ia melangkah pelan ke arah tubuh Kyuhyun yang sudah tak lagi dipukuli penduduk desa. Tubuhnya ambruk, air matanya meleleh tiada henti, hatinya kian teriris sembilu melihat pemandangan menyedihkan ini.

“Soo,” panggil Kyuhyun lemah.

“Aku mencintaimu percayalah,” lanjutnya dengan lengkungan indah masih menggantung.

Sooyoung tak mampu lagi berkata hanya derai air mata yang mampu berbicara. Ia melihat seluruh tubuh Kyuhyun yang menyedihkan, dapat dilihatnya darah mengalir deras dari perut kirinya, kakinya yang sudah di penuhi darah segar dan luka biru di sekujur tubuh ringkihnya.

“Kenapa tidak pergi saja kalau begini pada akhirnya?”

Tangan Sooyoung mengusap pelan pelipis Kyuhyun yang masih tercampur pekatnya darah.

“Kyu,” gumamnya tak kuat.

Tangan besar bercampur darah milik Kyuhyun menggapai permukaan halus jemari Sooyoung. Menautkan jemari mereka satu sama lain.

“Kau tanya kenapa?”

Sooyoung mengangguk tegar namun hatinya semakin memipih bersamaan dengan air mata yang melelh pada manik pekat Kyuhyun. Matanya terpejam sesaat saat merasakan ngilu di jantungnya.

“Kyu, kau kenapa?” tanya Sooyoung panik.

Kyuhyun masih terpejam, giginya bergemeletukan menahan rasa sakit pada jantungnya.

“Soo,” gumam Kyuhyun pelan.

Membutuhkan kekuatan ekstra bagi Kyuhyun untuk menggumamkan tiga huruf terindah yang pernah ia ucapkan seumur hidupnya.

“Alasannya adalah .. karena aku mencintaimu.”

Sooyoung mengerjapkan beberapa kali lalu tersenyum indah mendengar jawaban Kyuhyun.

“Aku lebih lebih mencintaimu, Kyu.”

Kata termanis yang pernah di pelajarinya selama delapan belas tahun hidup di dunia adalah aku mencintaimu dan aku juga mencintaimu. Hanya dua kalimat itulah ia hidup dengan penuh makna.

“Sooyoung. Maafkan ayah.”

Ayahnya menyeret paksa Sooyoung menjauh dari Kyuhyun. Genggeman jemari mereka melemah seiring bertambahnya jarak yang terbentang .. hingga pada akhirnya hanya embusan angin musim semi di bulan kedua ini yang mereka rasakan.

Dan untuk terakhir kalinya Sooyoung kembali berteriak saat penduduk desa beramai-ramai menghabisi Kyuhyun.

“Kyuhyun!” teriak tak berdaya.

“Soo, apa aku sudah bilang bahwa aku sangat mencintaimu?” gumamnya dalam hati.

Matanya terpejam mencoba melawan rasa sakit yang semakin liar menyerangnya. Ia terbatuk pelan saat sepatu seorang lelaki berubuh tambun menyentuh perut kirinya.

Tuhan.. apakah ini takdirnya sebagai manusia serigala? Apakah ini kematian yang kau rencanakan? Jika ya, hanya satu jawaban yang mampu Kyuhyun katakan.

Terima kasih.

Terimakasih sudah mengijinkannya bertemu seorang gadis cantik penuh kelembutan. Terimakasih sudah membiarkannya menjalin kasih dengannya meski sebentar.

Dan.

Terimakasih untuk kematian penuh pengorbanan ini. Aku menyukainya.

.END.

 

 [1]Amber : Amber didefinisikan sebagai warna kuning keemasan dan warna cokelat muda/warna tembaga. Alasan dibalik mata Amber adalah pengendapan ‘lipochrome’, pigmen kuning di iris. Ini adalah warna mata yang sangat langka dan juga dikenal sebagai ‘mata serigala’ karena mata kuning sangat umum di serigala.

 

Please don’t bash me because this bad fanfiction.

 

Annyeong ini  ff lomba KSI yang terakhir, aku mohon kpd para reader untuk comment dan vote ffnya ywh.

Karena pemenangnya ditentukan dari comment dan vote readers semua ywh

jangan lupa untuk tulis kata vote juga diakhir comment, untuk ff yang kalian anggap paling bagus ywh chingu gomawo

Semangat dan semoga ff Fav kalian yang menang

 

 


[Link FF] The Destiny

First Love (Part 4)

$
0
0

Title                       : First Love

Author                  : lidyanatalia

Main Cast            : Cho Kyuhyun (Super Junior), Choi Sooyoung (SNSD), Kim Junmyeon/Suho (EXO), Kim Jongdae/Chen (EXO), Kim So Eun, Wu Yi Fan (EXO)

Support Cast        : Zhang Yixing (EXO), Kim Jongwoon/Yesung (Super Junior), Oh Sehun (EXO), Son Naeun (A pink), Kim Sang Bum, etc

Rated                    : PG-15

Genre                    : Romance, Friendship, Angst (?)

Length                  : Chapter

Disclaimer           : The casts belong to themselves and this story fresh from my mind

Warning               : CONTAINS BOYXBOY LOVE, DON’T LIKE DON’T READ

—Inilah arti sebuah ketenangan yang Sooyoung rasakan. Tidak akan ada ketenanangan bagi dirinya tanpa Kyuhyun di sampingnya —

Chapter 4 First Love Is a Calmness

“Bagaimana keadaan Sooyoung-noona?”

“Sooyoungie masih begitu shock, aku rasa kita biarkan saja dulu dia sendiri dan biarkan dia mencari keputusan apa yang paling tepat untuk dijalani.”

Hari sudah berganti dan Sooyoung masih saja dalam keadaan yang sama. Ketiga sahabatnya memutuskan untuk tidak menganggu Sooyoung dan membiarkan wanita bertubuh tinggi itu untuk menjernihkan pikirannya terlebih dahulu.

Sayangnya hingga detik ini Sooyoung masih tidak dapat berpikir jernih. Semua penjelasan kemarin benar-benar sudah menganggu kehidupannya secara tidak langsung. Setiap ucapan yang keluar dari bibir Jongwoon benar-benar terekam dengan jelas, kata per kata terus wanita cantik ini ingat. Ketakutan dan kecemasan luar biasa menghantui Sooyoung, sanggup membuatnya merasa tidak berdaya.

Tapi di atas semuanya itu, hal yang paling Sooyoung ingat adalah tatapan mata yang tajam dari Kris. Tatapan itu sanggup membuat semua bulu kuduknya merinding. Tatapan itu seperti mimpi buruk dalam mimpi anak-anak, yang akan menghantui kemanapun kaki melangkah.

Sooyoung’s POV

Ya Tuhan, apa yang terjadi denganku? Apa yang sedang terjadi padaku? Kenapa aku tidak mengetahui jawabannya sampai sekarang?

Kenapa aku begitu cemas dengan hal seperti ini? Kenapa aku begitu takut dengan semua cerita itu? Kenapa aku takut hidupku terancam oleh seorang mafia bernama Kris?

Ada apa dengan seorang Choi Sooyoung yang pemberani? Ada apa dengan seorang Choi Sooyoung yang tidak peduli dengan masalah semacam ini?

Ada apa dengan seorang Choi Sooyoung, ada apa?

Semua pertanyaan di atas terus saja terulang dan terulang di dalam pikiranku. Semua itu benar-benar membuatku tidak bisa berpikir.

Kenapa, kenapa dengan semua ini? Aku tidak boleh takut. Ya, aku seseorang yang kuat. Aku adalah seseorang yang tangguh, aku tidak boleh lemah, tidak boleh.

Tapi aku tetap takut, aku benar-benar takut.

Terutama tatapan Kris, ada apa dengan tatapan itu? Ada apa?

“AAAKKKHHH….”

Tanpa kusadari aku berteriak dengan keras. Aku sudah tidak sanggup, aku harus mengeluarkan semuanya. Seluruh kecemasan ini sudah menenggelamkanku.

Ada apa dengan tatapan itu? Kenapa tatapan mata itu tidak asing bagiku.

Di mana, di mana aku pernah melihatnya?

Aku mendengar orang-orang berteriak di sebelahku, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Aku tidak bisa mengeluarkan suaraku, aku tidak bisa membalas mereka. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Akhirnya kesadaran mengambil alih diriku.

Tatapan itu, ya, tatapan itu…

####

“Sooyoungie… Sooyoungie…”

“Sooyoungie, kau kenapa?”

“Sudahlah kau jangan menangis, Soeun-ah.”

Soeun terus saja menguncang dan menguncang tubuh mungil Sooyoung yang sudah tidak sadarkan diri. Air mata terus saja mengalir deras dari kedua pipi wanita jelita ini. “Ta-tapi… tapi…”

“Soeun-noona, kau juga harus tenang, jika kau panik siapa nanti yang akan mengurus Sooyoung-noona? Bukankah kepanikan tidak akan menyelesaikan apapun?” saran Jongdae sambil tetap mengelus pelan tubuh bagian belakang Soeun.

Soeun hanya diam dan tidak membalas. “Sebaiknya kita siapkan saja makanan dan juga minuman untuk Sooyoungie. Aku yakin ketika bangun Sooyoung pasti lapar.” ucap Junmyeon dan akhirnya mereka bertiga meninggalkan Sooyoung sementara.

Dalam perjalanan menuju dapur tiba-tiba bel pintu berbunyi. “Biar aku saja yang menerima, kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian.”

Junmyeon dan Soeun yang sudah mulai tenang hanya bisa menganggukan kepala dan kembali berjalan menuju dapur. Jongdae sendiri juga mulai berjalan menuju pintu depan, bermaksud untuk menerima tamu yang ingin berkunjung.

“Kyuhyun-hyung, apa yang kau lakukan di sini?”

Kyuhyun hanya bisa tersenyum melihat Jongdae. “Selamat pagi, Jongdae-ah. Aku dengar Sooyoungie ada di sini, apakah aku boleh menjenguknya?”

“Tentu, tapi sebelum itu, ada apa dengan lebam di wajah hyung?”

Kedua bola mata Jongdae bisa melihat ada beberapa titik lebam di wajah Kyuhyun dan itu membuat Jongdae berspekulasi mengenai banyak hal di dalam pikirannya. Wajah tampan Kyuhyun benar-benar terlihat mengerikan bagi lelaki bersuara emas ini.

“Ahh, ini.” jelas Kyuhyun sambil memegang wajahnya, tidak lupa senyum selalu terlukis di bibirnya. “Bisakah aku menjelaskannya nanti? Aku sedang tidak ingin membicarakannya sekarang.”

Mendengar penjelasan Kyuhyun, Jongdae hanya bisa menganggukan kepalanya. Tidak ingin rasa penasarannya semakin meluas, Jongdae mempersilahkan Kyuhyun untuk masuk.

“Tapi Sooyoung-noona sedang tertidur. Tadi ada sebuah kejadian yang tidak kami ketahui, tetapi kejadian itu membuat Sooyoung-noona pingsan.”

Raut kekhwatiran begitu jelas muncul di wajah Kyuhyun, Jongdae sendiri dapat melihatnya. “Pingsan? Apakah dia sudah sadar?”

Jongdae hanya bisa mengelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu karena aku meninggalkannya dalam kondisi yang belum sadar.”

“Kenapa kau meninggalkannya di saat dia belum sadar, apakah ada yang menjaganya sekarang?”

“Tadi aku bersama Junmyeon-hyung dan Soeun-noona sedang mempersiapkan makanan dan minuman untuk Sooyoung-noona, oleh karena itu kami meninggalkannya sementara.”

“Kyuhyun-hyung, apa yang sedang kau lakukan di sini?”

Kyuhyun dan Jongdae bisa melihat kehadiran Junmyeon dan Soeun di ruang tamu. Di tangan Junmyeon terdapat baki yang berisi makanan dan minuman.

“Aku ingin menjenguk Sooyoung.”

“Apakah sunbae yakin kehadiran sunbae tidak akan menganggu ketenangan Sooyoung?”

Ketiga lelaki tampan itu menatap Soeun dengan fokus. Mereka bisa melihat raut wajah Soeun terlihat tidak suka dengan kehadiran Kyuhyun.

“Tentu saja aku tidak akan menganggu, justru aku ingin memberi…”

“Memberi ketenangan, itu maksudnya? Maaf aku sudah berlaku tidak sopan, tapi aku yakin kehadiran sunbae akan membuat Sooyoung semakin menderita, bukankah begitu? Aku tidak salah bicara, bukan?”

Kyuhyun benar-benar kaget dengan ucapan Soeun. Apakah selama ini dia sudah menganggu kehidupan Sooyoung? Apakah kehadirannya sudah membuat Sooyoung menderita?

“Soeun-ah, apa yang kau bicarakan? Kyuhyun-hyung sama sekali tidak akan menyakiti Sooyoung. Mereka hanya sedang terjebak dalam situasi yang tidak mendukung…”

“Tapi Sooyoungie tidak akan berada dalam situasi seperti ini kalau ia tidak bertemu dan berteman baik dengan Kyuhyun-sunbae. Kau sadar akan hal ini, bukan?” Soeun tanpa sadar mengoyangkan bahu Junmyeon berulang kali.  “Kau pasti berpikir seperti ini juga, bukan? Ayo jawab aku, Junmyeon!”

Junmyeon berusaha tetap mempertahankan posisi dirinya maupun baki yang ia pegang. “Soeun, aku tidak pernah bepikir seperti dirimu. Sadarlah, kau tahu bukan apa yang Sooyoung rasakan, kau tahu bukan bagaimana bahagianya Sooyoung? Jika kau menyuruh Kyuhyun-sunbae meninggalkan Sooyoung, kau sama saja merebut kebahagiaan sahabatmu sendiri.”

Penjelasan Junmyeon akhirnya membuat Soeun menghentikan aktivitasnya.

“Maafkan aku karena aku sudah membuat Sooyoung menderita, maafkan aku karena aku sudah membuat Sooyoung sedih, tapi aku benar-benar tidak ada maksud untuk menyakiti Sooyoung ketika aku memutuskan untuk menolongnya.”

Kyuhyun berjalan mendekati Soeun dan memegang kedua tangan Soeun. “Soeun-ssi, aku tahu aku telah membuat seorang sahabat Sooyoung kecewa dan kehilangan kepercayaannya, tapi aku mohon berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Aku tahu aku tidak dapat menjamin apapun, tapi aku akan berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik. Tolong berikan aku kesempatan untuk mengembalikan seluruh kepercayaanmu.”

Soeun hanya bisa terdiam mendengar semua ucapan Kyuhyun. Semua ucapan itu sedikit demi sedikit menghancurkan benteng pertahanannya. Namun pertanyaan-pertanyaan terus muncul di dalam pikiran Soeun dan berusaha mempengaruhi keputusannya.

Akhirnya senyum manisnya mulai terlukis secara perlahan namun pasti. “Semoga kau tidak mengingkari janjimu, Kyuhyun-sunbae.”

####

Kyuhyun’s POV

Aku melangkahkan kedua kakiku menuju kamar Sooyoung. Setapak demi setapak kulalui membuat jantungku semakin berdebar. Jantung ini tidak berhenti berdebar, terutama ketika sekarang aku sudah berada di depan kamar Sooyoung. Baki yang kupegang mulai bergetar perlahan mengikuti debaran jantungku yang semakin kencang.

Kutatap perlahan pintu kamar, apakah aku harus masuk ke dalam? Apakah Sooyoung akan baik-baik jika ia bertemu denganku? Apakah aku akan melihat air matanya?

Semua pikiran itu membuatku bingung, tidak tahu harus berbuat apa. Kemarahan yang sempat ditunjukan Soeun padaku membuatku sadar bahwa aku sudah membuat Sooyoung mengalami kesedihan luar biasa.

Dengan tangan yang masih bergetar aku memutuskan untuk memegang ganggang pintu dan membukanya. Setelah masuk aku menutupnya dengan perlahan agar tidak menganggu Sooyoung yang sedang tertidur.

Kedua bola mataku terus saja menatap Sooyoung. Kedua kakiku kulangkahkan mendekati ranjang. Aku mendudukan tubuhku di pinggir ranjang setelah aku meletakan baki yang kupegang di atas meja.

Wajah Sooyoung begitu pucat dan tidak ada gurat ketenangan yang tergambar di wajah cantiknya. Apakah aku sudah begitu menyakitinya?

Aku kembali mengingat senyum dan tawanya yang membuatku merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam perut. Aku ingin mengelus kepalanya, tapi aku menemukan tanganku melayang di udara. Aku sangat ingin menenangkannya, membuatnya merasa nyaman.

Aku kembali mengumpulkan keberanianku dan perlahan namun pasti aku mengelus pelan rambutnya yang begitu lembut. Aku berharap bahwa kegiataanku ini dapat menenangkannya, membuatnya bermimpi indah.

Sosok Sooyoung sendiri seperti sebuah mimpi indah bagiku, memberikan cahaya yang menerangi hatiku. Wajahnya yang cantik dan senyumnya membuatku merasakan perasaan yang dulu menghilang.

Aku ingin terus menjaga senyumnya, aku ingin menjaga hatinya, aku ingin melakukan segalanya untuk wanita ini.

Aku tidak mengerti kenapa aku semakin menyukainya disaat aku seharusnya berduka karena kematian cinta pertamaku, aku tidak mengerti kenapa sosok seorang Choi Sooyoung sanggup membuatku hanya memikirkannya saja, aku tidak mengerti kenapa wanita ini sanggup membuatku berani untuk melawan Kris.

Aku tidak mengerti kenapa aku bisa menyukainya sampai sejauh ini. Aku tahu bahwa aku sudah terjebak dalam pesonanya sehingga aku tidak mempedulikan apapun lagi.

Aku memang sudah merasakan cinta pertama, tapi entah mengapa rasanya berbeda. Rasanya berbeda ketika aku bersama kekasih pertamaku dan Sooyoung. Kehadiran mereka memberi arti dan pengaruh yang berbeda dalam hidupku.

Walaupun aku terkesan kejam karena sudah bisa mencintai wanita lain, aku merasa tidak bersalah. Aku yakin kekasihku itu akan menatapku dari atas dan memberikan dukungannya untukku.

Ahh, apakah aku terlalu melankolis? Benar, aku kan seorang lelaki, tidak sepantasnya aku lemah dan terlalu larut dalam perasaan seperti ini. Apakah aku memalukan?

Tapi aku tidak bisa menahan semua perasaan ini. Perasaan ini begitu kuat dan membuatku semakin yakin setiap harinya. Semenjak pertama kali aku menatap kedua bola mata yang indah itu, aku sudah menyukainya. Aku menyukai Sooyoung, bahkan sebelum ia mengenalku.

Aku yakin ketika aku menatap kedua bola mata itu aku bisa melihat masa depanku yang akan aku habiskan dengan wanita ini, aku yakin bahwa wanita inilah yang akan menemaniku mengucapkan janji suci bersama, dan aku yakin bahwa wanita inilah yang akan menjaga anak-anakku kedepannya.

Ya, aku ingin bersamanya.

Tapi, apakah aku sanggup melewati semua rintangan yang ada? Semua rintangan ini begitu berat, aku tahu itu.

Tapi aku akan terus berusaha.

Aku sungguh ingin menjaga senyum cantik ini.

“Sooyoungie, cepatlah sadar. Kau tahu, aku sedang menunggumu di sini.”

Normal POV

Suara Kyuhyun membuat Sooyoung mulai membuka matanya secara perlahan, mencoba mengkondisikan cahaya yang masuk. Kedua bola matanya menjelajahi sudut demi sudut sampai akhirnya ia melihat sesosok lelaki yang selalu ia pikirkan.

“Kyuhyun-ssi, apa yang terjadi?”

Kyuhyun dengan sigap memegang tubuh belakang Sooyoung saat wanita itu mencoba untuk duduk. “Kau tadi tertidur dan baru saja bangun. Tidak terjadi apa-apa.”

Sooyoung yang merasa tidak seperti itu kejadiannya terus saja menatap Kyuhyun. Tapi ia tidak menemukan jawaban apapun, yang ia rasakan jantungnya berdebar dengan kencang dan ia merasakan wajahnya memerah.

Namun tiba-tiba ia kembali memikirkan semua perkataan Jongwoon dan itu mulai membuat badannya bergetar hebat. Ia merasakan napasnya mulai tersengal dan tatapan matanya kosong. Ia benar-benar butuh udara. Kenapa tiba-tiba ruangan ini begitu panas, kemana semua udara pergi?

Kyuhyun yang melihat hal ini langsung menguncangkan tubuh Sooyoung dengan kuat. “Sooyoung-ssi, ada apa? Kau tidak boleh membiarkan kecemasan mempengaruhimu. Sooyoung-ssi, sadarlah!”

Sooyoung tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Kyuhyun, yang hanya Sooyoung rasakan sekarang adalah ketakutan dan ketakutan. Ia merasakan tubuhnya semakin bergetar dan kepalanya mulai pusing, pandangannya mulai kabur.

Sooyoung tidak bisa mengerakkan bibirnya, semua perkataannya seakan tersangkut di tenggorokan. Ia berusaha dan berusaha terus untuk berbicara, tapi ia tidak bisa.

Namun tiba-tiba Sooyoung merasakan wajahnya memanas, ada seseorang yang menamparnya. Tamparan itu membuat Sooyoung sadar dan sekarang ia bisa melihat Kyuhyun dengan jelas. Napasnya yang mulai menghilang secara perlahan kembali, seakan ia baru mendapatkan nyawanya lagi.

Tanpa ia sadari air mata mengalir deras. Sooyoung mulai meluapkan semua emosinya, semua ketakutan dan kecemasan yang terus ia sembunyikan sendirian. Hancur sudah semuanya, Sooyoung sudah tidak bisa menahannya. Semua penjelasan Jongwoon dan tatapan itu benar-benar membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.

Ia hancur, ia rapuh, ia tidak berdaya lagi.

Secara perlahan ia merasakan sebuah kehangatan, sebuah kehangatan yang membuatnya sedikit lebih tenang.

“Sooyoung-ssi, maafkan aku yang sudah membuatmu begini. Maafkan aku karena aku gagal menjagamu dan membahagiakanmu. Maafkan aku atas semua kebodohanku.”

“Tidak, ini semua bukan kesalahanmu.” Ingin sekali Sooyoung mengatakan semua itu, tapi ia menemukan dirinya tidak bisa berkata apa-apa dan terus saja menangis.

Yang Sooyoung bisa rasakan sekarang adalah sebuah kehangatan dan ia sangat berterima kasih akan semua ini. Seperti sebuah baju yang masih baru dan nyaman, pelukan Kyuhyun membuatnya merasa senang dan nyaman. Pelukan ini membuat Sooyoung semakin menyadari alasan dia mencintai seorang Cho Kyuhyun.

Sooyoung ingin terus merasakannya, Sooyoung ingin merasakan ini selamanya. Ia ingin dada bidang Kyuhyun menjadi tempat sandarannya di saat ia merasa sedih dan takut, ia ingin Kyuhyun menjadi sayapnya yang membawanya terbang tinggi di angkasa ketika ia merasa lelah dan putus asa.

Sooyoung berharap Kyuhyun akan terus memeluknya seperti ini. Inilah arti sebuah ketenangan yang Sooyoung rasakan. Tidak akan ada ketenanangan bagi dirinya tanpa Kyuhyun di sampingnya.

####

“Yixing-ah, kau tahu tadi aku bertemu dengan teman perempuan dari Kyuhyun.” Seorang lelaki dengan pakaian formalnya memasuki kamar yang begitu mewah. “Aku merasa aku pernah bertemu wanita itu sebelumnya, tapi dimana?”

Yixing mencoba untuk fokus mendengarkan apa yang akan dikatakan Kris. “Mungkin itu hanya perasaanmu saja. Kau sudah lama tidak memiliki teman perempuan yang begitu dekat.”

“Tapi aku merasa benar-benar pernah bertemu dengannya. Apakah aku melupakan sesuatu?” tanya Kris lagi untuk kesekian kalinya.

Yixing mendudukan tubuhnya di atas ranjang. “Bagaimana kalau kau mempertemukanku dengannya, siapa tahu aku mengenalnya.”

“Itu ide yang bagus.”

Kris kembali menatap pemandangan luar melalui jendela kamarnya. Kris yakin dia mengenal perempuan tadi. Tapi, siapakah perempuan itu? Kris berusaha melupakannya dan kembali mengingat Kyuhyun.

“Apakah Kyuhyun berada di kamarnya?”

Yixing menelan pelan air liurnya saat Kris menanyakan pertanyaan itu. Yixing tidak boleh berkata jujur jika tidak ingin ada masalah lagi. “Iya, dia sedang berada di kamarnya.” Yixing mulai bangkit berdiri dan berjalan mendekati pemimpinnya tersebut. “Dan Kris, kenapa kau menyiksanya lagi? Kau tidak ingat apa perjanjian kita sebelumnya?”

“Aku tahu, aku tahu itu!” Lelaki tampan ini mengusap kepalanya dengan kasar. “Tapi aku tidak bisa menghentikannya. Kau tahu bukan aku tidak akan bisa menghentikan ini semua.”

“Tapi bukankah kau berjanji akan mempejuangkannya, kau akan berusaha?”

“Tidak semudah yang kau bayangkan, Zhang Yixing.”

Yixing hanya bisa menghela napas panjang, berusaha menahan emosinya. “Aku tahu soal ini, tapi aku ingin kau berubah dan jangan terlalu menyiksanya. Kau tahu ia begitu terluka dengan perbuataanmu. Bagaimana jika ia pergi darimu?”

Kedua bola mata Kris langsung menatap tajam Yixing saat kalimat itu keluar dari bibirnya. “Aku tidak akan pernah membiarkannya pergi. Tidak untuk yang kedua kalinya.”

“Kris, sadar, dia bukan Rainie! Sudah berapa kali aku katakan padamu, jangan samakan Kyuhyun dengan Rainie!”

“Pembicaraan macam apa lagi ini, siapa itu Rainie? Aku sudah katakan aku tidak mengenalnya, mengapa kau selalu mengungkit nama wanita itu!”

“Kris, mengapa?”

“Sudah berapa kali aku katakan jangan sebut nama itu lagi! Ini semua tidak ada hubungannya…”

“Kris!”

Yixing dengan segera berlari cepat menuju tubuh Kris yang secara perlahan namun pasti terjatuh di atas lantai yang dingin. Yixing hanya bisa memegang tubuh Kris yang begitu lemah dan mengeluarkan keringat dingin.

“Kris.”

— To Be Continued —

Apa kabar semuanya? XD

Saya kembali membawa chapter baru dari First Love

Dan saya mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan kalian selama ini

Dan sekarang bukannya saya tidak suka dengan komentar kalian, tapi jika kalian benar-benar tidak suka dengans etting ceritanya saya harap jangan membacanya, saya tidak ingin membuat kalian tidak nyaman dengan cerita ini.

Harap memaklumi bagaimana cerita ini akan berjalan :D

Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Di chapter ini akan banyak sekali misteri yang belum terpecahkan, silahkan mencoba untuk menebaknya.

Terima kasih banyak sekali lagi atas dukungannya, saya sangat menghargainya.

Thank you and God bless you :D


[DRABBLE] LOVE MEETING “The End?”

$
0
0

Originally posted on Fatminho On Fanfiction:

LoveMeetingd4b

Love Meeting – “The End?”

Author : Fatminho

Length : DRABBLE

Genre : Romance

Rated : PG 16+

Main cast : Kyuhyun, Sooyoung

 

Disclaimer :

THIS PLOT IS MAIN!!! DON’T BASH OR COPAS WITHOUT PERMISSION. THE CAST HERE IS NOT SAME WITH THE TRUTH PERSONS WHO HAVE THAT NAME. IT IS JUST CAST IN MY IMAGINATION!!!

Note:

Anyeong…

Aku bawa drabble Love Meeting yg beda Lho…

Ini lanjutan kisah Drabble sebelumnya. Mianh, jika terlalu lama posting.

Ada yang minat baca lanjutan kisah KyuYoung yang ini?

So, Gajja take an happy reading ^^

 

View original 1,248 more words


[Link FF] Secret Boyfriend (oneshoot)


[Admin Post] Between Relationship AUTHOR-READER

$
0
0

Annyeong INDONESIA (?) #SalamAlaMissIndonesia kekeke

Dear ma family KNIGHT and Reader Setia KSI :3

Kayaknya Reader KSI udah stuck banget ya..disajikan FF yang terus part baru dan berseries2..mau ga mau mereka harus mengingat tiap part supaya dapat feel dan kesenangan ketika membaca :)

Teruntuk Author2 yang kucintai #hehe lebih baik bereskan dulu FF Series terdahulu baru bikin Series lagi..kalo mau selingan lebih baik bikin Drabble, SongFict atau OneShot..yg pendek2 aja :)

Setiap kita pasti punya FF andalan dan kalo itu Series maka fokuslah supaya kita yg bikin ga puyeng dan bisa total nuangin feel dan kesenangan pada karya kita.

Jangan sampai banyak judul FF yang dibuat…TAPI ga ada satupun yang jadi MASTERPIECE kita dan dikenang oleh reader tercinta kita.

Dan untuk Reader semua :3 Apresiasi kalian berupa support dalam komen dan like bener2 jadi semangat bagi para AUTHOR untuk memberikan karya2 MASTERPIECE mereka.

All of Us, Lets make KSI Still ALIVE #NyuriLaguBigBang :p

 


[SERIES] Goong “Kyuyoung Version” (Part 5)

$
0
0

Originally posted on SM KPOP:

goong kyuyoung ver

Title                       : [SERIES] Goong “Kyuyoung Version” (Part 5)

Author                  : Park So Hee (Pengarang Asli komik Goong)

Penyusun Cerita: Chuyleez

Main Cast            :

-          Lee Shin as Cho Kyuhyun

-          Shin Chae Gyeong as Choi Sooyoung

-          Lee Yul as Cho Changmin (Shim Changmin)

-          Sung Hyo Rin as Victoria Song

-          Han Seung Mok as Lee Eunhyuk

-          Ahn Sung Jin as Im Yoona

Genre                   : Humor, Romance, Marriage Life

Rating                   : 15

Annyeong yeorobun…. Author bawa FF Goong “Kyuyoung Version” part 5 untuk mengisi kekosongan KSI. Banyak yang masih bingung kenapa ceritanya mirip sama “Princess Hours”?? Aku tegasin sekali lagi. Cerita ini aku ambil dari Komik Goong. Dan Komik Goong itu juga dibuat drama judulnya “Princess Hours”. Karena banyak perbedaan antara drama dan komiknya, jadi aku susun cerita ini berdasarkan komik aslinya. Jadi wajar saja kalau ceritanya mirip sama Princess Hours. Tapi kalau baca sampai akhir pasti tahu…

View original 8,247 more words


Marry is Preferred (bagian 6)

$
0
0

Originally posted on Lovesoo4ever:

marry

Marry is Preferred (bagian 6)

Cast : Cho Kyuhyun

Choi Sooyoung

Lenght : Chapter

Rated : pg 17

Genre : Romance, Marriage life

Autor : iyank3

Happy Reading^^

View original 2,413 more words


Beloved Moment Chapther 4

$
0
0

MAAF PAKE BANGET NIH KALO UPDATENYA TERLALU LAMA CHINGUDEUL KARNA BERBAGAI MACAM ALASAN. TERIMA KASIH KOMENNYA DI PART SEBELUMNYA J

Okay! Gidaehaedo joha, Let’s Go!

Title : Beloved Moment / Chapter 4

Main Pair : Sooyoung dan Kyuhyun

Other Cast : YoonHae, YeYul, WonFany, and other

Rated : !7+ agak-agak ke 21+

Warning : OOC, typo bertebaran dimana-mana, umur tidak sesuai, tema umum

Disclaimer : Cast milik dirinya sendiri (namun masih tanggung jawab orang tua dan dibawah naungan Tuhan), Super Junior dan SNSD teken kontrak sama SM Entertainment. Saya hanya pinjam nama dan karakter. Ff ini dibuat oleh  Babykim dan telah d setujui dipublish ulang oleh Chovenna. Khamsa^^

Thank you

Happy reading ^^

.

.

Seharian terjebak disekolah dengan seluruh kegiatannya, disinilah Sooyoung sekarang. Berada dibawah shower yang mengalirkan air hangat ke tubuhnya. Mandi air hangat sebelum mengistirahatkan badan akan membuat tidurnya nyenyak malam ini. Yeoja itu mengambil sabun cair dari tempat peralatan mandinya. Sooyoung selalu meyukai sabun mandi beraroma fresh. Serasa membuat seluruh bebannya terangkat begitu saja dengan aroma dan sensasi sejuk dari dedaunan dan buah-buahan.

Setelah memakai piyama tidurnya, Sooyoung membuka pintu kamar mandi. Membayangkan kasur empuk yang sudah ditetesi aroma terapi beraroma lavender membuatnya yakin. Malam ini akan menjadi malam paling tenang yang dialaminya.

Namun harapannya pupus sudah saat melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi. Wajahnya memerah. Cepat-cepat dia mengambil handphone dan jaketnya, lalu keluar dari kamar. Menggeleng-gelengkan kepalanya sejenak sebelum melangkah dikoridor-koridor kamar yang sepi.

Sementar didalam kamar, Yuri terbaring pasrah dibawah namja yang kini sedang menjilati lehernya. Siapa lagi jika bukan Yesung. Yuri sudah akan tidur saat Yesung datang dan meminta jatah malamnya. Yuri bukannya tak melihat Sooyoung yang baru keluar dari kamar mandi. Namun dia tak bisa mengatakan apa-apa. Mulutnya sedang dipenuhi lidah Yesung tadi.

“Oppaahh…”

.

.

“Ughh… Yesung itu.”

Sooyoung berjalan tanpa tujuan sambil mendengus kesal. Seharusnya dia merasa takut berjalan sendirian saat waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Namun rasa kesalnya pada Yesung sepertinya mengalahkan segalanya.

Sooyoung menolehkan kepalanya kekanan dan kiri. Sepi. Tentu saja. Asrama memiliki jam malam yang harus ditaati. Pukul 10 malam, seluruh penghuni asrama sudah harus ada dikamar masing-masing. Kecuali kau sudah mengantongi ijin kepala asrama. Mungkin pengecualian untuk Yesung. Kedudukan namja itu bahkan lebih tinggi dari kepala asrama.

Tanpa terasa Sooyoung sudah sampai dilantai 1. Koridor terbuka tanpa dinding dilantai 1 membuat Sooyoung merapatkan jaket dan memeluk lengannya sendiri.

“Kau!”

Sooyoung menoleh cepat kebelakang. “Mati aku!”

Seseorang berlari kecil kearah Sooyoung. Sooyoung diam ditempat tanpa mampu melakukan apapun. Ketahuan berjalan-jalan oleh penjaga asrama sudah membuat Sooyoung membayangkan hukuman apa yang akan diterimanya.

“Eh? Sooyoung?”

Sooyoung memicingkan matanya. Koridor lantai 1 lebih banyak diterangi oleh cahaya bulan. Tidak semua lampu dihidupkan. Sooyoung harus focus ekstra untuk mengetahui siapa orang yang memanggilnya. Orang yang ditebaknya sebagai penjaga asrama.

“Kyuhyun?”

Sooyoung menarik nafasnya lega. Bayangan hukuman menghilang sudah saat mengetahui bahwa orang itu adalah Kyuhyun.

“Sedang apa kau diluar begini? Ini sudah malam, kau tahu?” tanya Kyuhyun saat namja itu sudah sampai disisi Sooyoung.

“Aku tidak bisa ada dikamar.”

Kyuhyun menaikan alisnya bingung. “Tidak bisa? Wae?”

Sooyoung kembali berjalan menyusuri koridor lantai 1. “Ada Yesung dikamarku.”

“Yesung hyung? Apa yang dilakukannya disana?” Kyuhyun berjalan disamping Sooyoung. Matanya tak lepas memandangi Sooyoung yang menatap lurus kedepan.

“Kau tidak bisa menebak?”

Kyuhyun menggeleng, walau Sooyoung tak melihatnya. “Ani.”

“Meminta nafas cinta dari Yuriie.”

Kyuhyun terkekeh. “Aku pikir ada apa.”

“Kau sendiri, apa yang kau lakukan disini?” tanya Sooyoung heran. Kyuhyun mempunyai kamar sendiri. Dia tak perlu menghindari kejadian yang tak diinginkan seperti Sooyoung.

“Aku membantu penjaga asrama mengawasi keamanan. Kebanyakan murid takut jika aku sudah berjaga malam. Tak akan ada yang berani menyelinap keluar.”

“Oh yeah. Tentu saja tidak ada yang berani jika kau tak mau peluru menembus tubuhmu,” sindir Sooyoung.

Kyuhyun kembali terkekeh.

Sempat hening sesaat karena tak ada yang memulai percakapan. Sooyoung melirik jemarinya yang entah sejak kapan sudah ada didalam genggaman Kyuhyun. Perlahan dia mencoba melepaskan jemarinya satu persatu.

Kyuhyun yang sadar ada pergerakan kecil digenggamannya, menolehkan kepalanya pada Sooyoung. “Oh, ayolah.”

Sooyoung mengernyitkan dahi tak senang. “Kau sedang tidak butuh ditenangkan.”

“Tapi aku suka menggenggamnya.”

Sooyoung merasa risih. Seorang namja yang tak punya hubungan apa-apa denganmu, tiba-tiba menggenggam tanganmu begitu erat dan mengelusnya. “Lepas.”

“Tidak.”

“Aku tidak mau dekat-dekat denganmu lagi.”

Kyuhyun memutar kedua bola matanya dan melepas tangan Sooyoung. “Baiklah. Kalian wanita suka sekali mengancam.”

“Kalian pria suka sekali berbuat seenaknya.”

“Hei!” Kyuhyun berseru. “Aku tidak seperti itu.”

“Benarkah? Kau memaksaku mau digenggam olehmu.”

“Aku tidak memaksa.”

“Yakin? Kau berbuat semaumu.” Sooyoung berkacak pinggang.

Kyuhyun mengangkat kedua tangannya layaknya penjahat yang tertangkap basah. “Oke oke.”

Tangan-tangan itu kini tersembunyi didalam saku jaket masing-masing.

“Kyu.”

“Hm?”

“Apa Yesung memang seperti itu?”

“Apanya?”

“Sifatnya.”

“Yang mana?”

“Dia melakukannya dikamar saat ada aku.”

“Melakukan apa?”

“Kyuhyun!” seru Sooyoung frustasi. Yeoja itu menatap Kyuhyun kesal. Langkah mereka terhenti tiba-tiba.

“Aku memang tidak tahu!” bela Kyuhyun.

“Mereka bercinta!”

Mata Kyuhyun membulat. “Benarkah?”

Bahkan kini Sooyoung tak ragu lagi membicarakan hal yang dianggapnya tabu pada Kyuhyun.

“Memangnya dia seperti itu?” tanya Kyuhyun lagi. “Aku pikir kau sudah diluar kamar saat mereka melakukannya.”

Sooyoung menggeleng. “Tidak. Aku dikamar. Kau tidak tahu? Apa mereka tidak melakukannya saat ada kalian?”

“Aku tahu dia sering melakukannya. Tapi aku tidak tahu jika mereka melakukannya saat ada kau.”

“Mataku ternoda.”

“Berlebihan.”

Sooyoung mendelik. “Aku tidak menyukai adegan dewasa terjadi live didepanku.”

“Kau juga orang dewasa nona Choi.”

Sooyoung diam. Malas rasanya menanggapi perdebatannya dengan Kyuhyun. Namja itu terlalu banyak memiliki rangkaian kata-kata yang membuatnya tutup mulut. Kini mereka menaiki tangga menuju lantai 3. Malam sudah semakin larut dan dingin.

“Yesung hyung sangat mencintai Yuri noona.”

“Benarkah? Yuri sempat ragu.”

Kyuhyun mengangguk. “Penyampaian rasa cinta Yesung hyung berbeda.”

“Kau tahu dari mana?”

Kyuhyun menyentil pelan dahi Sooyoung. “Kami sejenis. Laki-laki. Bisa saling mengetahui dari gerak-geriknya.”

Sooyoung sempat mengaduh sambil mengusap dahinya. “Kau juga seperti itu jika mencintai seseorang?”

“Aku tidak tahu.”

“Kenapa?”

Kyuhyun kembali mencoba menggapai jemari Sooyoung. Namun terlambat karena Sooyoung sudah menyembunyikan jemarinya didalam saku jaket. Namja itu mendengus kesal. “Aku belum pernah merasakan mencintai seseorang.”

Sooyoung terkejut. Persepsinya bahwa Kyuhyun adalah namja yang kesepian benar-benar tepat. “Selama ini kau melakukannya tanpa rasa?”

“Apa lagi? Kau sudah menginterogasiku habis-habisan malam itu nona Choi.”

Sooyoung menggaruk belakang kepalanya. “Ah ya. Kau hanya bermain-main saja.”

“Hm.”

“Apa Yoona dan Donghae juga seperti itu?”

“Tidak.”

“Tidak?”

“Tidak. Yoona noona sangat menjaga dirinya sendiri. Walaupun mereka sekamar, mereka tidak pernah melakukannya. Jika Donghae hyung tidak tahan, dia akan meminjam kamar mandiku dan menginap dikamarku. Noona tidak mengizinkan Donghae hyung mendekatinya.”

“Kamar mandi?”

“Bermain solo.”

Sooyoung mengusap pipinya. “Ah ya. Benar. Siwon dan Tiffany?”

“Mereka juga tidak. Yoona noona pernah bercerita. Siwon hyung akan tidur disofa jika dia berani menyentuh Tiffany noona berlebihan. Kau tahu kan Siwon hyung tidak pernah jauh dari Tiffany noona. Jadi tidak mungkin dia menginap dikamarku atau dikamar Yesung hyung saat dia menginginkannya.”

“Tiffany benar-benar wanita yang tangguh,” puji Sooyoung.

“Tiffany noona lebih memilih bertengkar dan mendiamkan Siwon hyung dibandingkan harus memuaskan nafsunya.”

“Aku setuju.”

“Mungkin Yuri noona juga masih terjaga kalau saja Yesung hyung tidak memperkosanya.”

Sooyoung menatap Kyuhyun yang tampak tenang bercerita. “Kau mengetahuinya?”

“Tentu saja. Yoona noona sering bercerita padaku.”

“Kasian sekali Yuri,” lirih Sooyoung. Kamar Sooyoung sudah terlihat beberapa meter kedepan.

 “Aku juga kadang-kadang ingin memperkosa seseorang.”

“Kyuhyun!” seru Sooyoung kaget. Tentu saja. Kyuhyun berbicara begitu frontal didepannya. Dipandangnya Kyuhyun yang berdiri didepannya. Aura namja itu kini berbeda.

Kyuhyun menyeringai dan mencolek dagu Sooyoung. “Mendengar mereka meneriakkan namaku dan menangis,” desisnya.

“Astaga!” Sooyoung menepis kasar tangan Kyuhyun. Foxy Sooyoung mulai memancarkan rasa takut.

“Membiarkanku bergerak liar diatas tubuh polos mereka.” Kini Kyuhyun memojokkan Sooyoung didinding koridor dan mendekapnya.

Sooyoung berusaha mendorong bahu Kyuhyun yang tegap itu. Tak disangkanya Kyuhyun berubah sifat secepat ini. Sepertinya beberapa menit yang lalu mereka masih mengobrol santai dan akrab.

“Merasakan juniorku berada dilorong sempit yang ooohhh…” desah Kyuhyun. Namja itu memposisikan bibirnya tepat ditelinga Sooyoung yang sedang menggeliat didekapannya, “… berdarah.”

“Kau gila!”

“Aku gila memikirkan kenikmatannya.” Lidah namja itu menjilati telinga Sooyoung.

“Kau sudah berjanji akan berubah!”

Gerakan lidah Kyuhyun terhenti. Tubuhnya menjauh dari Sooyoung yang ketakutan. Namja itu seperti tersadar. “Sooyoung…”

“Stop!” Sooyoung berjalan menjauhi Kyuhyun dan merentangkan kedua telapak tangannya kedepan. “Jangan mendekatiku.”

Kyuhyun ingin bergerak maju jika saja Sooyoung tidak mendelik. “Aku benar-benar tidak sadar apa yang aku ucapkan tadi.”

Sooyoung masih mengatur nafasnya yang tak teratur. Sungguh dia benar-benar terkejut. Sisi lain Kyuhyun terlihat kembali. Membuat Sooyoung semakin harus berhati-hati. Mungkin dia tidak akan berani berada didekat Kyuhyun dan berbicara senyaman tadi. Kyuhyun bisa berubah dari kucing manja menjadi srigala ganas secara tiba-tiba tanpa ada peringatan.

“Soo…”

“Aku akan melupakan apa yang baru saja kau ucapkan tadi. Dan anggap saja kita tak pernah kenal. Kau membuatku takut padamu.”

Sooyoung berlari meninggalkan Kyuhyun yang mematung di koridor. Namja itu merasa bersalah kini. Dia sudah menghilangkan kepercayaan Sooyoung padanya. Gumaman lirih namja itu terdengar. “Kau bodoh Cho Kyuhyun…”

.

.

Sooyoung menyandarkan punggungnya pada pintu kamar yang baru saja ditutupnya. Nafasnya masih menderu cepat. Jantungnya berdetak kencang. Hampir saja air matanya jatuh. Dia benar-benar tak habis fikir. Dia dan Kyuhyun baru saja kenal dan dekat beberapa hari belakangan ini. Apa Kyuhyun salah mengartikan kedekatan mereka. Sooyoung benar-benar takut. Seorang namja yang belum kau kenal lama melecehkanmu seperti tadi. Ingin rasanya Sooyoung menangis.

“Sooyoungie…”

Panggilan lirih Yuri membuat Sooyoung tersadar bahwa dia tak sendirian dikamar itu. Sooyoung mengedarkan pandangannya dikamar mereka yang sudah gelap karena lampunya dimatikan. Yesung sudah tidak ada. Yuri sendiri sedang terduduk diatas ranjangnya.

“Kau kenapa?” tanya Yuri.

Sooyoung mengatur nafasnya. “Tak ada apa-apa Yuriie.”

“Kau yakin?”

Sooyoung mengangguk dan berjalan menuju ranjangnya setelah menyimpan jaketnya. “Ya.”

“Aku minta maaf atas yang tadi. Aku sendiri tidak tahu jika Yesung akan datang malam ini,” sesal Yuri. Sooyoung yang sudah berbaring diranjangnya menatap Yuri yang kini menunduk. “Gwaenchana Yuriie. Mungkin aku akan terbiasa nantinya.”

“Gomawo Sooyoungie.”

“Ne.” Sooyoung membalikkan tubuhnya menghadap dinding.

“Hiks…”

Oh, tidak. Sooyoung cepat bangkit dan menuju ranjang Yuri. Yuri masih menunduk seperti tadi. “Yuriie, gwaenchana. Aku tidak apa-apa.”

Yuri menghapus air matanya. “Aku benar-benar merasa tak enak padamu.”

“Gwaenchana Yuriie.”

Yuri lantas memeluk Sooyoung yang terduduk disampingnya. “Sooyoungie…”

“Ne?”

“Aku tidak mau selalu melakukan ‘itu’. Hiks… A-aku tidak mau hamil.”

Sooyoung menghela nafasnya. Tentu saja dia mengerti. Yuri tak sanggup menolak permintaan Yesung jika tak mau namja itu mengamuk. Namun Yuri pun tak mau jika terus menerus harus melayani kekasihnya.

“Yul…”

“Hiks… Aku merasa bersalah pada diriku sendiri Sooyoungie. Hiks… Tubuhku sudah ‘kotor’.”

Inilah yang membuat Sooyoung tak sanggup untuk meminta pindah kamar pada kepala asrama walaupun hal itu tak mungkin terlaksana. Yuri selalu menangis setelah melakukan ‘itu’ dengan Yesung. Sooyoung tak sanggup meninggalkan Yuri yang terlalu rapuh.

Yuri makin membenamkan wajah dan tubuhnya dalam dekapan Sooyoung. Isakannya semakin mengencang. Sooyoung tak bisa melakukan apa-apa selain mengelus punggung roommate-nya.

“A-hiks… Aku harus bagaimana Sooyoungie… Hiks… Aku tak mau seperti ini terus…”

Ingin rasanya Sooyoung ikut menangis seperti Yuri. Sebagai sesama wanita, tentu Sooyoung tahu bagaimana rasanya.

“Jangan tinggalkan aku Sooyoungie…”

Sooyoung mengangguk. “Aku tidak akan meninggalkanmu.”

Malam ini, kedua yeoja satu kamar itu mengistirahatkan badannya diatas ranjang Yuri sambil saling berpelukan. Yuri masih terisak. Sesekali Sooyoung membelai lembut rambut Yuri yang berbaring disampingnya untuk menenangkannya. Memposisikan diri sebagai seorang kakak bagi adiknya. Berharap semua masalah yang mereka alami punya jalan keluar nantinya.

.

.

“Kau mau kemana Sooyoungie?” Yuri memandang bingung pada Sooyoung yang mengambil navigasi yang berbeda dari langkahnya dan Yesung.

“Kau tidak mau sarapan satu meja dengan kami lagi?” tanya Yuri. Yeoja itu masih betah memandangi Sooyoung yang sedang menyunggingkan senyum miris.

“Err…,” Sooyoung menoleh pada meja  yang biasanya mereka gunakan untuk sarapan. Sudah ada Yoona dan Donghae, Tiffany dan Siwon, serta Kyuhyun disana. Ya. Cho Kyuhyun.

“Aku ada urusan dengan Jungmo, yuri-ah,” ucap Sooyoung ragu.

“Jungmo?” mata Yuri menelisik keseluruh aula makan yang nampak ramai pagi itu. “Tak ada Jungmo disini.”

Sooyoung ikut mengedarkan pandangannya. Dan memang tak terlihat seorang Kim Jungmo disana. Sooyoung mengutuk Jungmo yang bisa-bisanya absen dari sarapan pagi ini. Padahal biasanya namja itu berisik bermain gitar dimanapun berada bersama gengnya.

“I-itu…”

“Kau mencurigakan.” Dengan cepat Yuri menarik tangan Sooyoung yang bebas dari pegangan nampannya. Bibir yeoja itu membentuk pout lucu. Wajahnya tertekuk kesal. “Jangan menyembunyikan sesuatu dariku.”

Sooyoung hanya pasrah saat Yuri membawanya kemeja biasa tempat mereka sarapan. Yeoja itu menghindari mata Kyuhyun yang Sooyoung tahu sedang menatapnya tajam.

Sedikit menganalisis, Sooyoung mempercepat jalannya dan mengambil tempat tepat disamping Siwon. Mengacuhkan pandangan mata Siwon yang menatapnya aneh. Jelas saja. Sooyoung dan Siwon tak begitu dekat. Sooyoung tak perduli. Menurutnya, duduk disamping Siwon lebih baik dibanding harus duduk dikursi kosong didepan Kyuhyun. Sooyoung mulai memakan sarapannya dengan tenang setelah Yuri yang menyusul duduk disamping Sooyoung diikuti Yesung. Merasa akan terlindungi dengan Yuri dikiri dan Siwon dikanannya.

Kyuhyun mengacuhkan kenyataan bahwa kini Sooyoung menghindarinya. Tetap saja namja itu menikmati sarapannya meski ada rasa yang ganjil dihatinya.

.

.

“Sooyoungie, pelan-pelan. Yang dijari telunjuk kurang rata.”

“Kau bawel sekali Dara-ah.”

Yeoja yang sooyoung panggil Dara itu hanya menyunggingkan cengiran manja dibibirnya. “Kan tadi kau yang bersedia memasangkan nail polish dijariku.”

“Iya iya. Sekarang diamlah. Tanganmu bergerak terus.”

Istirahat siang yang lumayan lama Sooyoung gunakan untuk berada dikelas. Berbincang dan bergosip bersama beberapa classmatenya. Makan siang? Oh, tentu sudah. Sekolahnya memiliki kebijakan untuk memberikan waktu istirahat siang lebih lama.

“Soo…”

“Hm?” Sooyoung menoleh kebelakang saat suara merdu seorang yeoja memanggilnya. Yeoja berambut pirang panjang yang baru saja memasuki kelas dan duduk menyandar pada meja Sooyoung. Park Bom.

“Kau mau saja meladeni anak manja itu,” tunjuk Bom pada Dara yang kini sedang meniup-niup nail polish polesan Sooyoung.

Dara menjulurkan lidahnya. “Sooyoung lebih baik dibandingkan kau, Bom.”

Sooyoung tertawa. Sedangkan bom kini mendengus kesal. “Oh, ya? Jangan salahkan aku jika tiba-tiba pintu kamar terkunci dan kau tak bisa masuk.”

Dara menoleh pada Sooyoung. “Kau lihat sendiri Sooyoungie? Bahkan dia tega mengunci roommatenya diluar. Oh, aku lebih baik pindah kamar bersama Minzy saja,” keluh Dara.

“Kalian berdua ini, selalu saja bertengkar. Selalu mengatakan tidak suka satu sama lain. Tapi entah kenapa kalian betah berbagi kamar dan berbagi meja dikelas selama 3 tahun,” Sooyoung geleng-geleng kepala.

“Itu karena anak manja itu merengek padaku. Minzy sudah nyaman berbagi kamar bersama Chaerin. Lalu jika tidak sebangku denganku, dia pasti sudah sebangku dengan Jungmo.” Bom mengipasi lehernya dengan buku tipis yang diambilnya dari atas meja Sooyoung.

“Dan aku tidak suka itu,” lanjut Dara. Yeoja itu kini melirik Jungmo yang sedang berdiri didepan pintu kelas. Bukan rahasia lagi. Namja pecicilan itu memang menyukai Dara sejak mereka kelas 1. Sooyoung yang notabene anak baru pun tak luput dari gossip itu.

“Itu artinya kalian saling mengisi,” tanggap sooyoung.

“Dengan terpaksa,” ucap Bom.

“Aku setuju.” Dara ikut bicara.

“Terserah kalian saja.” Sooyoung pasrah.

Obrolan mereka kembali didominasi dengan pertengkaran Dara dan Bom, sampai akhirnya Bom menyenggol bahu Sooyoung pelan. “Soo.”

“Hm?”

“Orang itu, kenapa melihatmu terus?”

Sooyoung mengangkat kepalanya dari buku yang sejak tadi menjadi fokus matanya. “Siapa?”

“Itu.” Bom menunjuk pintu kelas. Sooyoung mengikuti arah telunjuk Sooyoung dan sedikit kaget.

Didepan pintu, Jungmo kini tak sendiri. Ada Yuri dan Yesung, serta Kyuhyun. Ah, namja itu lagi. Sooyoung cepat-cepat mengalihkan pandangannya kembali pada buku. “Entahlah. Aku tak kenal.”

“Hei,” Dara memukul pelan bahu Sooyoung. “Tiap pagi kami melihatmu duduk berbagi meja saat sarapan dengan mereka. Bagaimana mungkin kau tidak mengenalnya.”

Sooyoung tetap membaca novelnya seakan acuh pada apa yang baru saja mereka bicarakan. “Biarkan saja.”

Bom mendengus. Dara memutar kedua bola matanya. Kembali dua yeoja itu melirik Kyuhyun yang tengah berbincang disana. Dan gumaman kembali terdengar. “Dia memang melihat Sooyoung.”

.

.

Sooyoung berjalan sendirian dikoridor kelas. Baru saja 15 menit mengikuti pelajaran, kantong kemihnya mendesak ingin segera dikeluarkan. Terpaksa dia izin pada Park sonsaeng jika tak mau mennaggung malu kencing dicelana.

Sedikit berlari, Sooyoung sudah bisa melihat  tulisan toilet diujung koridor.

Cklek!

Dari 2 pintu toilet, salah satunya terbuka. ‘Oh, tidak,’ batin Sooyoung.

Seorang namja berambut brunette baru saja keluar dari toilet. Dari postur tubuhnya, Sooyoung yakin. Namja itu adalah dia. Ingin rasanya Sooyoung berbalik dan menaiki tangga. Menggunakan toilet dilantai atas. Namun panggilan alam semakin keras. Terpaksa Sooyoung mempercepat langkahnya dan menunduk.

Greb!

“Eh?”

“Kau mau kemana?”

Bass itu menggema ditelinga Sooyoung. Sooyoung berusaha melapaskan lengannya yang dicekal si pemilik suara. Namun mata itu seperti menuntut jawaban. Sooyoung mendesah pasrah. “Toilet. Tentu saja.”

Namja itu, Kyuhyun, melepaskan pegangannya dan memasukkan kedua tangannya disaku celana seragam. “Aku tunggu.”

Sooyoung tak menjawab apapun. Dia hanya ingin segera menyelesaikan urusannya dan kembali kekelas. Masa bodoh namja itu menunggunya diluar.

Tak lama, setelah merapikan sedikit penampilannya, Sooyoung keluar toilet dan berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya dengan langkah biasa. Mengacuhkan namja tinggi yang berjalan disampingnya.

“Kau menghindariku?” Bass itu kembali terdengar.

“Kau siapa?”

Kyuhyun mengernyit. Yeoja ini benar-benar melakukan apa yang diucapkannya. “Ini tidak lucu Sooyoung.”

Langkah Sooyoung terhenti. “Aku tidak akan banyak bicara. Seharusnya kau memikirkan dulu apa yang akan kau ucap dan lakukan. Kau tahu akau sama sekali tidak menyukai perbuatanmu padaku malam itu.”

“Aku minta maaf.”

“Kau membuatku takut berada dekat-dekat denganmu, Kyu.” Sooyoung kembali berjalan dan membuka pintu kelasnya. Sama sekali tak memperdulikan pandangan bersalah yang ditujukan padanya.

.

.

Pasangan kekasih itu sedang menyusuri jalanan setapak taman asrama mereka. Sore ini begitu teduh. Sedikit dingin juga. Sang yeoja mengeratkan cardigannya dengan sebelah tangan. Sedangkan tangan lainnya ada digenggaman kekasihnya.

“Oppa.”

“Hm?”

“Bolehkah aku jujur padamu?”

Langkah keduanya terhenti. Kekasih yeoja itu, Yesung, memutar tubuh kekasihnya, Yuri, menjadi saling berhadapan. “Ada apa?”

Yuri mengedarkan pandangan. Selain menghindari tatapan Yesung, yeoja itu juga merasa tak enak bicara sambil berdiri seperti ini. Ditariknya pelan tangan Yesung kearah bangku taman yang ada didekatnya. Matanya memicing sebentar memperhatikan keadaan. Sebenarnya suasana sore ini sangat cocok bagi Yuri untuk mencurahkan hatinya, jika saja Jungmo dan gengnya tidak sedang mengamen berkeliling menggoda penghuni asrama putri yang duduk-duduk dibawah pohon.

Mengabaikan kebisingan dipunggungnya, Yuri duduk berdampingan bersama Yesung. Yeoja itu masih gelisah. Memikirkan kata-kata yang pas agar tidak menyinggung perasaan kekasihnya. Yesung sendiri masih memusatkan pandangannya pada Yuri. Sayup-sayup kebisingan dari genjrengan gitar Jungmo menjauh. Diganti dengan suara gemericik air dari air mancur berukuran kecil yang menjadi pusat taman asrama yang lumayan besar itu.

“Ada apa?” Yesung mengulang pertanyaannya.

“Emmhh… Itu…”

Lama Yuri tak melanjutkan kalimatnya. Membuat Yesung penasaran walau tak terlihat ekspresi apapun diwajah tampannya. “Ya?”

“Oppa, kau tahu kan kita masih belajar untuk saling mencintai?” Yeoja itu kini menggenggam kedua jemari kekasihnya. Hatinya sudah mantap. Jika tidak cepat dibicarakan, masalah ini akan membayanginya terus.

Yesung mengangguk. Masih menunggu kalimat lain yang akan keluar dari bibir tipis kekasihnya.

“A-aku merasa kita… Kau… Aku… Bi-bisakah…” Yuri terbata. Nyalinya tiba-tiba ciut melihat tatapan Yesung yang begitu mengintimidasi.

Yesung merubah posisinya. Mendekati kekasihnya dan mendekapnya erat. Menciumi rambut halus dan panjang yang selalu dirindukannya. “Bicara saja.”

Yuri tak kuat mendapatkan perlakuan Yesung yang begitu manis. Yeoja itu terisak. Disatu sisi, sifat lembut Yesung yang hanya ditunjukkan pada saat mereka sedang berdua membuatnya merasa nyaman. Namun peringai kekasihnya yang kadang suka lepas kendali dan emosi, menjadi tantangan tersendiri baginya.

Yesung tak banyak berbuat. Namja itu mengeratkan dekapannya. Tak diperdulikannya beberapa siswi melihat mereka dari kejauhan. Namja bermata sipit ini bahkan melihat kamera dari balik rumpun tanaman. Yesung berani bersumpah. Rambut coklat kehitaman itu adalah milik Kim Jungmo. Classmatenya itu memang benar-benar jahil. Sepertinya Yesung harus membuat perhitungan pada namja itu.

Perlahan isakan Yuri mereda. Yeoja itu masih melingkarkan lengannya dipinggang Yesung. “Oppa…”

“Hm?”

“Bisakah kita berhenti melakukan ‘itu’?”

“‘Itu’?”

“Ne. ‘Itu’.”

“Aku tak mengerti.” Tentu saja. Namja tidak akan mengerti jika kau tidak mengatakan maksudmu sesungguhnya. Mereka tidak mengerti kata kiasan yang kau pakai.

“Aku takut hamil oppa.”

Yesung tersentak. Namja itu melepas dekapannya. Ditatapnya manik mata Yuri yang kini sayu. “Aku menyakitimu?”

Yuri menggeleng. “Aku belum siap hamil oppa.”

“Apa kau hamil sekarang?”

Yuri memainkan jemarinya gelisah. Menghindari tatapan Yesung dengan menunduk. “Itu…”

“Kau hamil?” desak Yesung.

Yuri semakin menundukkan wajahnya. “A-aku tidak tahu…” lirihnya.

“Maksudmu?”

Yuri yakin. Inilah kali pertamanya Yesung menginterogasinya dengan banyak pertanyaan. Namja itu lebih sering mengajukan perintah dibandingkan bertanya keinginan Yuri. “A-aku berharap tidak.”

“Tapi?”

“Aku telat 1 minggu.”

“Kau serius? Kita selalu memakai pengaman.”

“Itu bukan jaminan oppa.” Yuri kini memandang Yesung kembali. Kesal rasanya melihat wajah Yesung yang tanpa ekspresi. Seperti tak ada respon pada masalah yang dialaminya.

Yesung terdiam. Matanya tetap terpaku pada mata Yuri. Yuri tahu, namja itu sedang berpikir.

Lama tak ada tanggapan dari kekasihnya, Yuri beranjak. Meninggalkan Yesung yang masih terdiam tanpa ada niat untuk mencegahnya pergi.

.

.

Sooyoung gelisah diatas ranjangnya. Matanya berulang kali memeriksa handphone. Diliriknya ranjang sebelah yang masih kosong. Terakhir kali dia melihat Yuri adalah saat makan siang. Terang saja Sooyoung gelisah. Yuri akan selalu menghubunginya jika dia memilih bersama Yesung saat pulang sekolah. Kali ini? Tak ada satupun telpon dan pesan dari roommatenya itu.

Kejadian dimana Yuri menangis dan mengadukan ketakutannya menjadi alasan lain kegelisahan Sooyoung. Yeoja itu merasa, ada sesuatu yang disembunyikan Yuri dibalik ketakutannya.

Merasa semakin gelisah dalam pembaringannya, Sooyoung beranjak dan membuka tirai jendela kamarnya. Seketika yeoja itu menegang. Diatas sana… Bentuk tubuh itu… Walaupun langit gelap dan hanya diterangi cahaya bulan, Sooyoung yakin.

“Yuri!”

.

.

“Hiks… Eomma… Maafkan aku…”

Yuri mengusap air mata dipipinya. Tangannya menggenggam sebuah benda kecil berbentuk persegi panjang berwarna putih. Ada warna lain yang mencolok di benda itu. Dua garis berwarna merah terang.

Rambut panjangnya berkibar. Yeoja itu memejamkan mata dan memantapkan hatinya. Kaki kirinya terangkat. Namun hati kecil yeoja itu berteriak. Membuatnya urung dan kembali menapakkan kakinya dilantai.

“Haruskah…?” lirihnya pelan.

.

.

Duk duk duk!

“Yesung!”

Duk duk!

“Yesung! KELUAR!”

Cklek!

Sooyoung menarik tangannya yang sedari tadi menggedor pintu kamar Yesung.

Walaupun tanpa bicara dan ekspresi, anggap saja namja itu kebingungan melihat Sooyoung yang terlihat gelisah dengan air mata dikedua pipinya.

“Yuri!”

Kantuk dilarut malam namja itu menghilang. Satu kata yang membuatnya terjaga sempurna.

“Atap!”

Tanpa menunggu aba-aba, secepat kilat Yesung berlari melewati Sooyoung. Menaiki tangga menuju atap yang ada dilantai teratas gedung ini.

“Ada apa?” Tiffany yang terbangun membuka pintu kamarnya dan bertanya pada Sooyoung yang baru saja melewati kamarnya tergesa-gesa. “Sooyoung ada apa?”

Sooyoung berhenti. Tangisan yeoja itu mengeras. Tak hanya Tiffany, penghuni kamar dikoridor lantai 4 terlihat sedang mengucek mata dan keluar dari kamarnya masing-masing.

“Tiffany…” Sooyoung makin terisak. “Yuri…” Sooyoung kembali berjalan. Ah, tidak. Yeoja itu kini berlari. Gebrakan pintu atap membuatnya yakin bahwa Yesung kini sudah ada diatas.

Tiffany berjalan bingung menyusul Sooyoung. Saling berpandangan dengan Yoona dan Donghae yang juga bingung. Siwon menarik tangan Tiffany dan mengajaknya berlari. Menyusul Kyuhyun yang tanpa banyak tanya sudah ada disisi Sooyoung.

Sooyoung terpaku didepan pintu atap. Benar apa yang dilihatnya tadi. Lutut yeoja itu melemas. Begitu pula dengan beberapa orang dibelakangnya. Menatap apa yang terjadi didepan mereka tak percaya. “Yuri…”

Diatap gedung asrama mereka, Yuri berdiri dipinggir atap. Satu gerakan ceroboh saja, tubuh yeoja itu bisa mendarat ditanah 4 lantai dibawah mereka. Yesung berlutut ditengah lantai. Suasana hening. Hanya isakan lirih yang sesekali terdengar.

“Oppa…” Suara Yuri terdengar. Suaranya tak berubah. Tetap ceria seperti biasa. Memanggil Yesung dengan manja. “Aku hamil.”

Sooyoung menutup mulutnya tak percaya dengan sebelah tangan. Sedangkan sebelah tangan lainnya terasa digenggam erat oleh telapak tangan lebar yang begitu familiar dengan tangannya.

Yesung berdiri dan mencoba melangkah. “Baby…”

“Jangan mendekat oppa. Oppa mendekat, aku juga akan melangkah. Ke udara.”

Yesung terhenti. “Jangan seperti ini ”

Yuri menggeleng. “Aku takut oppa.”

“Jika kau takut, ada oppa disini.”

“Tapi oppa sumber ketakutanku.”

Hening kembali. Yesung tak lagi berkata-kata.

“Aku benar kan?” lirih Yuri.

“Oppa akan bertanggung jawab.”

Yuri menggeleng. “Oppa tidak mencintaiku.”

“Kenapa kau berkata seperti itu?”

“Oppa tidak pernah mengungkapkannya.”

Yesung berlutut kembali. 6 orang dibelakangnya hanya diam. Tak mau mengganggu moment keduanya sekalipun dalam situasi menegangkan.

“Hiks…”

Selain Yesung, ketujuh orang yang ada dilantai atap terpana. Benarkah Yesung menangis?

“Maafkan oppa…”

Yuri yang terpana kembali tersadar. Kembali yeoja itu menggeleng. “Terlambat oppa.”

“Oppa mencintaimu.”

“Oppa bohong. Hanya karena aku sedang diposisi seperti ini, oppa mengatakan oppa mencintaiku.”

“Tapi oppa benar-benar mencintaimu.”

“Aku tak percaya.” Yuri mengangkat sebelah kakinya.

“Yul!”

“Ya Tuhan Yuri. Turunlah. Kita bicarakan baik-baik.” Sooyoung maju dan mencoba membujuk.

“Sooyoungie…”

“Ne Yul. Kau memintaku untuk tidak meninggalkanmu. Tapi kenapa kau malah berencana meninggalkanku?”

“Aku tidak meninggalkanmu.”

“Lalu ini apa?!” Sooyoung meledak.

Yuri berjongkok dipinggiran. Posisi yang lebih berbahaya. Berat badannya menjadi semakin condong kearah udara bebas. “Jangan membentakku.”

Isakan Yuri terdengar. Yeoja itu membenamkan kepalanya diantara lutut. Menggoyang-goyangkan badannya sebentar sebelum gravitasi tanah mengambil alih.

“Yuri!”

To Be Continue

.

.

Yeah!

Chap 4! Makin aneh ya? Kaya sinetron ya? Aku disini mau menunjukkan sudut pandangku pada sex bebas.Kenapa saya beberapa kali menyebut nama Jungmo? Entah kenapa, saya merasa ingin memberikan peran berbeda pada Jungmo. Seringkali saya membaca ff, dimana Jungmo kadang menjadi orang ketiga. Jadi, karakter tengil seorang Kim Jungmo yang saya kedepankan disini. Walopun aslinya saya sama sekali ga tau Jungmo itu orangnya seperti apa. Haha :D


[TWOSHOT] Obsessed With Idol 2/2

$
0
0

Obsessed With Idol | Cho Kyuhyun – Choi Sooyoung | @dinaalifa

Genre: Romance | Rating: PG – 17

Length: Twoshot

Link: Part 1

Sorry for the typo, or the weird story

Sooyoung baru saja akan memejamkan matanya ketika tiba-tiba ponsel miliknya bergetar. Tanpa rasa ingin tahu ia tetap membiarkannya. Mungkin hanya pesan operator. Kembali Sooyoung menyelendeh pada kursi mobil van yang sekarang masih ditumpanginya bersama empat membernya yang lain. Cukup lama ponselnya masih tetap bergetar. Sooyoung mengacak rambutnya kasar sebelum akhirnya menyambar ponsel hitam miliknya.

“Ya. Ini siapa?” Ia menjawab asal tanpa melihat nomor kontaknya terlebih dahulu. Tanpa ada jawaban Sooyoung justru mendengar suara kekehan dari kejauhan sana. Ia melotot dan mulai mengecek nomor yang kini sedang meneleponya. Nomor tak dikenal. Sudah bisa dipastikan jika ini si presdir sialan, Cho Kyuhyun.

Read more..


Viewing all 1445 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>