Mr. Honey (AS 3)
Only You To Me Part 4
Judul : Only You To Me
Author : Choi Runnisa
Cast :
- Super Junior Kyuhyun As Cho Kyuhyun
- SNSD Sooyoung as Sooyoung
- EXO Suho As Choi Suho
- Super Junior Siwon As Choi Siwon
Other Cast : You Can Find It In The Story
Genre : Mellow Drama
Annyeong!! Seperti yang udah-udah, Sorry telat banget publishnya. BTW, thanks yaa udah banyak koment, walaupun di part 2 banyak yang koment karena diancam bakal di protect. But Its OK, kebaikan aktive Readers menutupi kesalahan SIDERS.
Miann kalo cerita ini gak sesuai dengan harapan readers. Author berusaha buat bikin yang lebih baik kok setiap partnya, Yaudah itu aja dari Author, RCL yoaah!!
Click Here To Read

[SERIES] Goong “Kyuyoung Version” (Part 2)
Originally posted on SM KPOP:

Only You To Me Part 4
Judul : Only You To Me
Author : Choi Runnisa
Cast :- Super Junior Kyuhyun As Cho Kyuhyun
– SNSD Sooyoung as Sooyoung
– EXO Suho As Choi Suho
– Super Junior Siwon As Choi Siwon
Other Cast : You Can Find It In The Story
Genre : Mellow Drama
Annyeong!! Seperti yang udah-udah, Sorry telat banget publishnya. BTW, thanks yaa udah banyak koment, walaupun di part 2 banyak yang koment karena diancam bakal di protect. But Its OK, kebaikan aktive Readers menutupi kesalahan SIDERS. Karena ini Fan Fict udah lawas banget, biar gak bingung, readers baru wajib baca dari part awal, bagi readers lama juga boleh baca ulang lagi dari awal.
Miann kalo cerita ini gak sesuai dengan harapan readers. Author berusaha buat bikin yang lebih baik kok setiap partnya, Yaudah itu aja dari Author, RCL yoaah!! Cekidot
nyssatwinktwink.wordpress.com/2014/03/04/only-you-to-me-part-4-2/

[SERIES] Secret In My Heart (Part 6)
[Twoshot] The end of my love story ( 1/2 )
The end of my love story ( 1/2 )
Author : giyongchy
Main Cast : Cho KyuHyun
Choi SooYoung
Rated : NC-21
Length : twoshot
Before : I knew I love You l My White wedding dress
-
SKYLOFTS at MGM Grand Hotel
Las Vegas 23.00 pm
Kyuhyun side-
“kyuhh.. ahh jeb..haal..”
“tahan hh sebentar lagihh sayangg ahh..kau sung euh nikh..math”
“akh..khu tidak ahh kuat ngg lagihh kyuh..”
“ astagahh soo… ahh sebentarr sshh oh “
“kyuuhh… ahh ahh shh ngg oohh akuhh… “
“sama sama sayang…”
“aaaaarrrhhhhhh”
aku bersandar di dada Sooyoung dan sesekali mengemut putingnya . ia hanya mendesah kecil sesekali mengelus kepalaku mesra.
Kami baru saja mendarat dengan selamat di Vegas satu jam yang lalu, sesampainya dihotel aku segera menyudutkan istri dan yah kalian taulah, kami ‘,memulainya’ dan berakhir dengan Sooyoung yang kelelahan seperti saat ini
“ kyu.aah apa kau tak mengerti kata lelah eo?” ucap Sooyoung sambil menurunkan kepalaku dari dadanya yang hangat itu. Tapi bukannya aku menuruti aku malah memeluknya semakin erat dan membenamkan wajahku di dada sedangnya itu
“ tidak sayang aku masih merindukanmu”
Ttak!
“ yak ! paboya, kau seharian bersamaku bagaimana bisa kau berkata merindukanku? Tsk “
“ aish! Kau tak mengerti pria youngie “
Sooyoung side-
“ kyaaa Vegas I’m coming~ “
“ sayang berhentilah berteriak, kau tidak lihat mereka semua memandangmu dengan tatapan lapar aku benci itu “
“ yak! Lalu apa hubungannya hah ! dan lepaskan pelukanmu namja gendut “ tsk dasar namja tak tau malu, dengan seenak perut buncitnya itu melakukan backhug di sebuah taman yang tak jauh dari hotel kami, yang dengan penduduk se ramai ini. Bukan masalah besar sebenarnya, hanya saja aku belum terbiasa bermesra-mesraan dihadapan orang-orang barat hahaha..
“ aniya, lihat mereka , apa kau tidak merasa diperhatikan hmm ? “ tunjuknya pada sekumpulan pria berkulit eksotis diujung sana, aku menggeleng
“ tsk babo ! “ ucapnya menjitak kepalaku sambil berlalu “ YAK ! “
“ ayo sayang, aku sudah lapar ” ucapnya sambil memberhentikan sebuah taksi. Selama berada di taksi, ak menyumbat telingaku dengan sepasang headset, mataku tertutup mengikuti irama sambil menghirup udara Vegas pagi hari
“ sayang bangunlah” sial ! “ ada apa kyu ?”
“ kau tidur?” dasar bodoh ! aku bukan tertidur
“ sayang kau tau aku terganggu dengan wajahmu saat seperti itu “ WHAT ? apa maksudnya. Seakan mengerti ia langsung menjawab dengan wajah mesum tentu saja “ wajahmu sangat menggairahkan, aku tidak mungkin melakukannya disini bukan “ demi perut buncit kyuhyun, apa yang baru saja yang ia ucapkan, memalukan !
“ ya aku rasa otakmu tertinggal di hotel sayang, ini masih pagi dan kau… argh lupakan! “ namja berperut atletis ini hanya terkekeh geli lalu mencium pipiku sekilas. “kau sangat menggemaskan sayang, sehabis sarapan mari kita berperang kembali ? otthe ? “
“ aniya kyu, aku mau menikmati kota Vegas terlebih dahulu, ja.. seperti kita sudah sampai, ayo turun “ namja berstatus suamiku ini tetap diam dan menatapku dingin, aah kalau begitu..
Chu~
: ayolah sayang, kita harus sarapan, aku janji akan melakukan apapun untukmu ne “ yah hanya ini cara satu satunya meluluhkan hati kyuhyun, ya hanya memberinya ciuman. Dan lihat wajahnya berbinar bagaikan anak TK yang baru saja mendapat lollipop besar dari ibunya
“ benarkah ! kau harus menepati janji yeobo “ aku memutar bola mataku jengah “ ne tapi bukan sehabis sarapan ini, kau harus menemaniku jalan jalan terlebih dahulu, sehabis itu aku akan menepati janjiku “
-
Zupas café
Baru saja kaki melangkah masuk suara Kyuhyun menginterupsi ku “ soo kau yakin ini cafenya ? “
“ maksudmu? Tentu saja,” kyuhyun memandangku sekilas “ kau lihat ini surga para lelaki soo “ ucapnya dengan mata berbinar. Kulihat sekeliling kafe ternyata ewwh semua pelayan wanita disini memakai bikini , yah walaupun itu tidak terlalu terbuka tetapi mataku tetap saja jengah melihat para wanita wanita itu.
“ yak ! apa yang kau lihat eo! Ayo kita pergi aku sudah kenyang “ ucapku ketus sambil melangkahkan kaki keluar café, “ mwo kau sudah kenyang ? kalau begitu ayo kita kembali ke hotel “ seakan mengerti pikirannya aku mempercepat langkah kakiku meninggalkan suamiku tercinta ku yang masih sibuk mengenai pembahasan di ranjang hotel! Ck dasar mesum
-
Kyuhyun side-
Sedari tadi Sooyoung masih mendiamiku karena aku tadi menggodanya, lihat wanita berpipi bulat disebelahku begitu lahap memakan sepiring pancake pisang dihadapannya. Tadi ia berkata bahwa ia sudah kenyang, tapi kenyataannya ini sudah piring kedua setelah memakan sepiring salad buah sebelumnya. Dasar shiksin
Kami memang pergi ke café yang tak jauh dari café sebelumnya, baru beberapa langkah meninggalkan café tadi, ia berkata bahwa ia sangat lapar “ apa kau lihat lihat ha ! “ ucapnya galak, aku tersenyum tipis lalu memangkas jarak antara aku dan istriku
“ kau cantik “ ucapku lalu mencium pipinya sekilas dan lihat hasilnya pipi bulat itu memerah. Aigoo aku sudah tidak sabar untuk menyentuhmu soo kekeke
“ sehabis ini kau mau kemana ?” Tanyaku sambil menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, “ hmmm bagaimana dengan Town Square? “
“ baiklah sayang “ ia tersenyum lebar lalu mencium pipiku, cih lihat gadis ini tadi dia mendiamiku dan sekarang ia malah menciumku, mana tahan ia berlama lama marah kepada namja tampan yang berstatus suami disebelahnya hahaha
-
SKYLOFTS at MGM Grand Hotel
21.00 pm
Aku dan Sooyoung baru saja sampai di Hotel, seharian mengelilingi Town Square ternyata membuat tenagaku terkuras, bagaimana tidak sooyoung tak henti hentinya mengunjungi dari satu toko ke toko lain, tetapi apa hasilnya? Ia tak membawa apapun tak sampai disitu, dari lobby hotel ia meminta aku menggendongnya menuju kamar kami.
Bukan apa apa, aku sangat senang tetapi kakiku sudah kram karna sedari tadi aku sangat merindukan akan sosok sofa empuk yang bersedia menampung bokong seksiku.
Aku menidurkan sooyoung di ranjang, lihat ia begitu tidur dengan damai, wajahnya begitu cantik jika seperti ini dan bibirnya…. argh shit ! aku mulai memajukan tubuhku memangkas jarak diantara kami dan aku mencium bibir merah menggoda itu cepat, takut Sooyoung terbangun akan ulahku nanti
‘ aah sial! Kenapa dia begitu seksi ketika saat tidur, dan mana janjinya akan melakukan apapun untukku ‘
Dengan perlahan aku kembali mencium bibir Sooyoung, kali ini aku sedikit melumat dan menghisap bibir atas dan bawahnya bergantian “ eunggh “
“ sayang kau bangun? Maafkan aku-“
“ seharusnya aku yang minta maaf kyu, kau tampak begitu lelah hmm “ ucap sooyoung sambil mengelus pipiku. kupegang tangannya lalu kukecupi dengan sayang “ tidak ada kata lelah untukmu sayang “ balasku tulus .
Ia bangkit dari tempat tidurnya lalu memelukku erat “ aku mencintaimu kyu” aku tersenyum lalu membalas menautkan tanganku di pinggang rampingnya “ aku mencintaimu lebih dari kau mencintaiku sayang “ ia menatapku haru dan tanpa basa basi ia menyambar bibirku . Semakin lama ciuman Sooyoung berubah menjadi lumatan-lumatan yang membuat darahku berdesir.’ Sial kau cho sooyoung ‘
Aku membimbing Sooyoung naik kepangkuannya tanpa melepas ciuman kami. Aku menahan tengkuk Sooyoung agar ciuman kami tidak terlepas. kujilat bibirnya yang seksi dan menekan lidahku dengan lidahnya. ”kyuh..ngg ahh “ . aku melepas ciuman kami, dan menghapus air liur yang menetes di sudut bibir Sooyoung “ kau selalu terlihat cantik Soo “
Sooyoung side –
“ kau selalu terlihat cantik Soo “ ucapnya dengan suara serak. Kyuhyun kembali mencumbuku.bibirku menjadi sasaran utama baginya.menjilat, menghisap dan menyesap lidahku.aku mengalungkan tanganku ke lehernya.kyuhyun mulai menurunkan ciumannya menuju leherku dan menjilatnya.”ahh hh kyuhh ”. Kyuhyun menghisap leherku dan meraba dadaku yang masih terhalang pakaianku . dengan tidak sabar ia membuka bajuku sedikit tergesa, akupun juga begitu, membatunya dalam melepaskan kaus polo yang melekat sempurna di tubuhnya . setelah berhasil membuka bra dan bajuku, Kyuhyun menurunkan ciumannya menuju belahan dadaku.
” aah sayang aahh. Ouuhh ”
Kyuhyun menurunkan ciumannya menuju kedua payudaraku . melahap putingku dengan sangat lembut, memainkan lidahnya dan sesekali menggigit renggang puting kiriku .”ahh ohh sshmm… Kyu-aahhhh”
kyuhyun beralih ke dada satunya lagi dan memainkannya lebih ganas.menggigit, menjilat bahkan membuat kiss mark. Ciumannya merambat menuju perut datarku. Bisa kurasakan bibirnya menghisapi kulit perutku. Aku hanya bisa memejamkan mataku. Menikmati setiap sentuhannya dan melenguh nikmat menambah panas suasana.
“ sayang nnggh … pallih aku lelaah aahh… “ ia menunjukkan senyum miringnya lalu mengecup dahiku sekilas “ baiklah sayang “
Dilebarkannya pahaku dan menjilatnya sedikit untuk menggodaku.kini Wajahnya mengarah ke vaginaku. Hembusan nafasnya membuatku menggelinjang geli.
“Ahhh,, Sshh.. Kyuu.. Ohhh”
Bibirnya mengecup bibir vaginaku, sebelum akhirnya ia mulai melibatkan permainan lidah disana. Ia menyapu permukaan vaginaku kemudian menelusupkan lidahnya kedalam bibir vaginaku. Bergerak naik turun menyentuh klitorisku yang membengkak penuh.. kulebarkan kakiku agar ia semakin mudah memainkan vaginaku lebih dalam.
‘ oh shit ! ‘
“Ohhh … Kyuhh assshhh aahhh” aku meremas rambutnya. Ia semakin ganas saja.dan tentu saja ini sangat nikmat “Arrgghhh Shh aahh ahh ”
Lidahnya kini mulai ia susupkan kedalam lubangku. Bisa kurasakan bagaimana ujung lidahnya yang menggelitik lubangku sebelum akhirnya memasukkannya kesana. Aku mengerang frustasi. Tanganku meremas rambutnya kasar “Aarrggghhh… Kyuhyuuunnn Hhhh..aaaaaaargh”
Orgasme pertama . Kyuhyun benar-benar ahli dalam masalah ini, Dadaku naik turun merasakan bagaimana rasa rileks setelah orgasme itu menjalariku “ sayang bolehkah aku memulainya ? aku tersenyum lalu menarik tengkuknya, menciumnya lembut menyalurkan betapa aku mencintai pria gendut diatasku “ aku mencintaimu kyuhyun . dan sejak kapan kau meminta ijinku untuk memasukinya eo ? “
“ yak ! ini honeymoon kita sayang dan kau jangan merusak suasana “ ucapnya merajuk, yak yak lihat namja gendut ini bagaimana bias ia merajuk seperti anak kecil sedangan dalam urusan ranjang ia begitu hebat ? kkk~
“ nggg.. aahh ssh aahhh “
Aku mulai merasakan juniornya yang telah tenggelam sepenuhnya di lubangku. Ia terseyum lalu menjilat cuping telingaku “ aku mencintai mu Sooyoung-ah! Jangan berfikir untuk meninggalkanku “
Ia mulai menggerakkan miliknya dalam tempo yang pelan. Perlahan, hentakan pinggulnya mulai lancar. Kyuhyun menumpukan kedua tangannya disisi tubuhku. Pinggulnya tetap bekerja. Menarik-ulur miliknya dengan tempo yang semakin lancar dan cepat.
“aaahh aaahhhh aah mmhhh sshh.. yaah..”
“fashhhh terrrhhh kyuhhh ouhh”
“ nehh.. sayanghh ohh .. “
“kyuhh akuhh aaarrgghh…”
“ tahannhh sayanghh… ngg sebentarr ouh “
“akh..kuhh ngghh tidak ahh kuat ngg lagihh kyuh..”
“sama sama sayangghh …”
Kyuhyun membuat menatapku dalam membuatku dahiku berlipat “ ada apaa ? “ tanyaku. Aku yakin melihatnya yang menatapku seperti itu pasti ia akan meminta jatah satu ronde lagi . tsk !
“ sayang bagaimana jika kita melakukannya dari belakang lalu sambil berdiri dan aah iya jangan lupa dengan bagian kamar mandi “ ucapnya semangat
Ttak !
“ yak apa yang kau lakukan eo “ ucapnya meringis. “ lupakan semua khayalanmu mesummu kyu, aku lelah ! “
“ yak bagaimana dengan ‘aku janji akan melakukan apapun untukmu ‘ itu eo “ ucapnya tak kalah sengit sambil meniru gaya bicaraku tadi siang. Sial bagaimana bisa aku terjebak dengan ucapan sendiri “ aish baiklah satu ronde lagi eo, aku sangat lelah kyu~ “
“baiklah kalau begitu ayo cepat menungging “ aku mengambil posisi membelakanginya dengan mengangkat sedikit bokongku agar sedikit tinggi, payudaraku tergantung bebas minta dimanjakan . “ shit “ umpatnya
Dengan tidak sabaran ia mulai menggesekkan miliknya . Mencoba menyeruakkan kepala juniornya kedalam lipatan-lipatan vaginaku. Menerobosnya masuk meski agak sedikit sulit. Aku memekik tertahan begitu miliknya sudah utuh menancap disana. Terasa berkedut dan memenuhi vaginaku. Kyuhyun menggenjot miliknya secara perlahan tangannya tak lupa meremas payudaraku dengan gemas sementara sebelah tangannya turun kebawah mencari klitorisku dan menggeseknya secara kasar membiarkan ku menumpu badanku dan mengerang sangat frustasi dengan pekerjaanya di ketiga titik rangsangku
“ahhh ouhhh ahhhh”
“ahhhh mmmhhh mhhh ahh”
“arrgghhh kyuh Ahhhh”
“ Ahhh sshhh sayanghh kau nikh..math ohh”
“Arrghh hahhh, ahhh,..sShhhhh,, Kyuhh.. ahhhhhh…” kyuhyun sedikit memutarnya didalam sehingga menyentuh titik kenikmatakanku semakan dalam
“yah… disitu kyu… ohhh.. shhh”
“ percepatthhh kyyu. Aku..ngg “Kyuhyun menggenjot semakin cepat, puncak kenikmatan ingin melandaku . jinjja !
“ ahh ahh ahh ahh kyuu akuhh “ ucapku terbata bata, kyuhyun mempercepat genjotannya membuatku seakan gila dengan semua permainan suamiku
“ahhh ohhhh mmmhhh yeahh”
“ahhhhh..ahh kyuhhhh aaaaarrggghh”
“ Sooyoung-aah aaah “
-
MGM Mirage Casino
19.00 pm
Kyuhyun side –
Aku memasuki kawasan casino termegah dan terbesar didunia bersama Sooyoung tentunya, karena itu adalah salah satu permintaannya ‘ kyu..aku ingin sekali bermain casino, ayo kita kesana, bukankah sangat rugi kita mengunjungi kota Vegas tapi belum memasuki satupun casino disini ‘ cerocosnya tadi pagi . sebenarnya permasalahannya adalah dress minim yang ia kenakan sekarang. Kaki panjang putih itu terbuka dengan indahnya, seakan memanggil para pria hidung belang disana, belum lagi bagian atasnya memiliki belahan yang cukup meneteskan air liur .
‘ ini adalah baju pemberian Ahra unnie, sangat sayang jika aku tidak memakainya kyu ‘ ucapnya menceramahiku ketika aku protes akan dress minimnya itu, walaupun saja payudara Sooyoung tidak terlalu besar, tapi mereka tetap saja menggodaku untuk menyentuhnya . ‘ shit ! hindari pikiran mesummu kyu-’
“ sayang apa yang kau lamunkan ? “ suara lembutnya menginterupsiku dari pikiran pikiran kotorku tadi “ ani, kita mau apa kesini soo, lihat semua mata pria belang disana! Menjijikkan “ ia terkekeh kecil lalu menggandeng tanganku menariknya mendekat kearah MONOPOLY Prime Reel Estate™ yaitu salah satu permainan baru yang menarik – baik di seluruh papan di slot setidaknya begitu yang aku dengarkan dari pria bersetelan ala pelayan kelas atas yang berdiri di samping Sooyoung saat ini,
Sooyoung terlihat begitu antusias melihat cara kerja mesin slot yang sedang di gunakan oleh sang pelayan yang menjelaskan kepada Sooyoung bagaimana cara memainkan mesin penghasil uang ini. “ kyu ini sangat menyenangkan, aku minta dollar mu ne “ ucapnya bersemangat , aku menghela nafas kecil sebelum mengeluarkan uang satu dollar dari dompetku,
“ ya kenapa Cuma satu dollar-“ ucapnya protes “ -beri aku 10 dollar “ aku menggeleng pelan lalu mencubit pipinya gemas “ kau coba saja dengan duit satu dollar itu sayang “ ia mendengus lalu mulai mengotak atik mesin slot tersebut .
Aku memutar arah pandangku keseluruh ruangan, mataku berhenti di satu objek dimana disana berdiri seorang wanita yang sangat aku kenal . dia…-
“ kyaa sayang lihat!! Ini jackpot-“
Ttak
“ yak neo-“
“ kau melihat siapa oe ? jangan bilang kau melihat wanita tak berpakaian disana “ ucap sooyoung sedikit mencubit pangkal hidungku, “ kau tak melihat dirimu hah, kau sendiri juga tak berbaju “ ucapku tak kalah kesal
“ menyebalkan, ini adalah rancang-“
“ cho kyuhyun “ sontak aku dan Sooyoung melihat kearah sumber suara yang ternyata…
“ Joohyun ?”
“ kau apa kabar kyu.. aku sangat merindukanmu “ ucap joohyun sambil memelukku, aku membalas pelukan joohyun lalu tersenyum lembut kepadanya “ nado “
“ bagaimana kabarmu? Kau terlihat sedikit lebih berisi “ ucap joohyun setelah melepas pelukannya tadi , aku terkekeh pelan lalu mengacak rambutnya “ yak ! “
“ aku baik kau sudah lihat bukan, dan bagaimana dengan kau ?”
“ kau juga bisa lihat aku seperti apa, “
“ oh iya kenalkan ini Cho Sooyoung dia ist- .. ASTAGA SOOYOUNG AH ! “
TeBeCe ..
Halo Hai reader kesayangan xD author geje balik lagi kali ini menyuguhkan Honeymoon uri kyuyoung ciee
Author minta maaf kalo ngepostnya lama, karena otak mampet gegara sehabis ujian kemarin, author juga mohon maaf apabila cerita diatas sangat pasaran, NC juga kurang dan lain hal sebagainya, karna author hanyalah manusia biasa xD
Oiya jangan lupa komen yang banyak karena author ga proteck ff ini demi kenyamanan bersama /? Hargai ff author ini walaupun jelek ><
maaf kalo ada kesamaan typo dan sebangsanya. Akhir kata saya ucapkan
Annyeong

[Lomba FF KSI] Another Story of Love Not Sound
Title : [Oneshot] Another Story of Love Not Sound Author : Chuyleez Main Cast : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Seo Joo Hyun, Xi Luhan Genre : Romance, Family Rating : 16 Length : Oneshot
Aku ingin kebahagiaan kita selamanya
Namun semuanya tidak pernah berjalan mulus
Banyak rintangan yang harus kita lalui bersama
Saling percaya, aku membutuhkannya
Tolong percaya padaku…
Kyuhyun POV Deru suara mesin gerbong kereta sedikit mengusik tidurku. Sedikit mengantuk memang sudah hampir dua jam aku berada di dalam kereta ini. Namun aku tidak bisa memejamkan mata seberapapun aku berusaha.Suara mesin, suara orang – orang yang sedang bercengkerama membicarakan sesuatu.Itu menggangguku. Namun aku bersyukur.Telingaku dalam kondisi baik. “Kemana tujuanmu anak muda?” tanya seorang kakek tua yang duduk bersebelahan denganku. Aku hanya tersenyum. Mengambil sebuah note dalam sakuku dan menuliskan sesuatu. Busan Kakek tua itu mengerutkan kening.“Kau tidak bisa berbicara?” Aku kembali tersenyum. “Sayang sekali.Kau muda dan tampan, tapi tidak memiliki suara.Aku bersyukur, masih bisa berbicara sampai aku tua seperti ini.” Mungkin kalian bertanya – tanya, kemana perginya suaraku? Bukankah suaraku telah kembali berkat gadis itu? Aku teringat betapa bahagianya aku ketika aku menikahinya di usiaku yang baru delapan belas tahun. Dia tidak bisa apa – apa karena kebutaan yang dideritanya sehingga tidak bisa melanjutkan sekolah sepertiku. Di sekolah pun, aku mulai mengganti penampilanku. Rambut yang selalu aku sisir rapi, kini aku tata acak.Kurasa banyak yang mengagumiku karena baru menyadari ketampananku.Aku juga mulai menjadi seorang pemberontak.Bukan pemberontak dalam arti buruk, tapi aku hanya memberontak agar mereka tidak menindasku lagi. Flashback “Kerjakan tugasku!” ujar Jessica melempar bukunya ke arahku. Aku mengangkat wajahku yang semula terpusat pada buku fisika yang kubaca.Aku memandang tajam wajah dingin yang ada di hadapanku.Gayanya angkuh dan sombong. “Aku tidak mau.”Ucapku. Kulihat gadis itu shock karena aku bisa berbicara. “Kau bisa bicara?” “Wae?Aku sudah sembuh sehingga kalian tidak bisa menindasku lagi.” “Kau membantahku?” “Wae?Kau mau memukulku?” Jessica menoleh ke arah dua bodyguard di kanan dan kirinya.Seperti mengerti maksud Jessica, kedua bodyguard itu mendekatiku dan hendak memukulku.Aku menangkis pukulannya dengan pintar.Yah, bukan pintar sih sebenarnya.Karena terlalu sering dipukuli, aku menjadi hafal gerak – geriknya memukulku. Well, kenapa mereka sama sekali tidak berubah? Dari dulu sampai saat ini gerakannya tetap sama. Hingga mudah bagiku untuk mengalahkan mereka. Jessica membulatkan wajahnya melihat kedua bodyguardnya jatuh tersungkur.Dia memundurkan tubuhnya menghindari tatapan tajamku. “Ini berlaku untuk kalian semua.Jangan ada yang berani menggangguku.”Ujarku tegas. Semuanya memandangku takut. Mereka tidak percaya bahwa aku akan memberontak. Meskipun masih ada yang berani menindasku seperti Kangin dkk.Walaupun mereka sudah pernah merasakan pukulanku, tapi tetap saja mereka masih terus menggangguku. Dasar keras kepala! Kalian ingin tahu mengapa aku memberontak?Karena aku ingin pulang dalam keadaan utuh.Tidak terluka satupun. Istriku akan khawatir. Setiap hari dia terus meraba wajah dan tubuhku.Takut aku terluka.Dia mengkhawatirkanku.Aku menjadi semakin mencintainya. “Gwenchana?” tanyanya cemas sambil meraba wajahku. Aku tersenyum dan mengecup pipinya kilat. “Nan gwenchana yeobo~ah.” Kulihat dia tersenyum. Ah, aku menyukai senyumannya. Aku memandang matanya lekat.Aku menyukai mata cantiknya.Namun kini mata itu tidak berfungsi normal. Aku berjanji, setelah lulus SMA, kuliah dan memiliki pekerjaan, aku akan menabung untuk biaya operasi Sooyoung yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. “Aku punya kabar baik.” “Apa itu?” “Aku mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Seoul of University.” “Benarkah?Chukkae.” “Aku juga mendapat pekerjaan tambahan untuk mengajar bimbel milik Proffesor Song. Tapi aku akan mulai mengajar setelah lulus ujian.” “Wah, Chukkae Kyu~ah.”Ujarnya senang. Aku tersenyum melihatnya senang. “Aku harus memiliki banyak uang agar kau bisa segera di operasi.”Ujarku menangkup pipinya. “Meskipun aku tidak bisa melihat, aku tidak apa – apa. Selama kau ada disisiku.” Kulihat Sooyoung menundukkan kepalanya. “Waeyo?” “Semoga berhasil untuk ujianmu.”Sooyoung terlihat memaksakan senyumnya.Aku tahu dia merasa sedih. “Waeyo Soo?” “Aku tidak bisa melakukan ujian sama sepertimu.Berusahalah yang terbaik.”Kulihat air matanya menetes. Aku meraihnya dalam dekapanku.Aku paling tidak tahan melihat orang yang kucintai menangis. “Setelah kau sembuh, kita akan mengambil ujian paket.Aku berjanji itu tidak akan lama.” Kurasakan dia mengangguk.Isakan tangisnya mulai mereda. Flashback End Aku meraba pelan syal berwarna biru tua yang kupakai.Syal pemberian Sooyoung saat aku lulus SMA.Masih terasa sentuhannya pada syal yang kupakai ini.Aku benar – benar merindukannya.Tunggu aku Sooyoung~ah. Flashback Aku senang keluarga dan istriku datang di hari kelulusanku.Apalagi hari ini juga aku mendapat nilai kelulusan tertinggi di sekolah ini.Aku merasa telah membanggakan keluargaku. Aku melihat beberapa murid, Tidak.Hampir 80% dari mereka memandang Sooyoung dengan tatapan mengejek.Aku tahu di belakang mereka pasti mengolok – olok Sooyoung tanpa diketahuinya.Segera kudekati keluarga dan istriku.Aku memeluk mereka bergantian. “Aku senang kalian datang.” “Kami harus datang Kyu~ah.” “Lihat, aku mendapat tanda kelulusan ini.” Ujarku menunjukkan medali kelulusan yang melingkar di leherku. Sooyoung menjulurkan tangannya meraba dadaku mencari keberadaan medali itu.Dia mendapatkannya.Dia memegang medali itu dan tersenyum. “Chukkae… Kau telah lulus SMA.” Aku mendekatkan wajahku ke arahnya dan mencium pipi tembamnya.“Terima kasih sudah menyemangatkanku.” “Jangan umbar kemersraan kalian disini. Oh iya Soo, berikan hadiahnya.” Ujar Omma. “Hadiah?” Sooyoung memberikan sebuah paperbag padaku. Aku mengerutkan kening melihat paperbag yang diberikan Soo berasal dari departemen store terkenal yang menjual barang – barang dengan harga selangit. Sebuah syal berwarna biru tua ada di dalam paperbag itu. “Soo~ah…” “Kau menyukainya?” tanya Sooyoung. Aku terharu.Dia pasti membongkar tabungannya untuk membelikan hadiah untukku. “Sooyoung yang memilih sendiri untukmu. Yah, meskipun tadi dia menanyakan warna apa yang dia pegang pada kami.” Sambung Omma. “Ne. Nan jeongmal johayo.Gomawo.”Ujarku menahan tangis. Sooyoung tersenyum manis. Flashback Aku menolehkan wajahku ke kiri.Kulihat kakek tua yang tadi mengajakku berbicara kini sedang tertidur nyenyak.Yah, dia satu jurusan denganku.Butuh waktu dua jam lagi untuk sampai di Busan. Perhatianku kini tertuju pada sepasang kakek dan nenek yang duduk bersebrangan dengan kami.Si Nenek menyandarkan kepalanya di bahu Si Kakek.Mereka sangat romantis.Aku menjadi iri.Sudah lama aku tidak merasakan itu. Flashback Aku dan Sooyoung kini sedang berbaring di ranjang kami.Dia menyandarkan kepalanya di atas dadaku. “Soo~ah, boleh aku minta hadiahku yang lain?” “Hadiah lagi?Apa?” “Hmm…” Aku terlihat ragu untuk mengatakannya.Aku benar – benar malu. Apa kalian tahu apa maksudku? Tinggal bersama dengan seorang gadis dalam satu rumah dan satu ranjang yang sama. Aku seorang namja normal, butuh kekuatan ekstra untuk menahannya.Apalagi aku pernah melihatnya hanya mengenakan handuk.Tubuhku panas dingin jika mengingatnya. “Apa Kyu~ah?” Aku memindahkan dirinya untuk membaringkan kepalanya di atas bantal lalu aku sedikit menurunkan tubuhku. “Kau mau tidur?” “Anniyo.” Jari telunjukku terulur untuk menyentuh dahinya.Kemudian terus menelusuri hidung, bibir, leher dan berhenti di belahan dadanya. “Aku ingin ini.Bolehkah?” tanyaku dengan tatapan serius meskipun dia tidak dapat melihatnya. Kurasa tubuhnya sedikit menegang.Dia pasti terkejut mendengar permintaanku. “Tapi kalau tidak sekarang juga tidak apa – apa.” “Baiklah.” Mataku membulat.Benarkah yang kudengar tadi?Apa artinya dia mau menyerahkan tubuhnya padaku? Kurasa dia meraba – raba mencari keberadaan tanganku.Ketika di dapat, dia langsung meletakkan tanganku di atas dadanya. Blush! Pipiku memerah. Ya Tuhan apa yang kau pegang ini. Sangat lembut dan kenyal. “Kau adalah suamiku.Kau berhak mendapatkan hakmu.Maafkan aku karena tidak dapat melayanimu dengan baik.” “Anniyo Soo. Kau adalah istri yang terbaik.Aku sangat beruntung kita di pertemukan.Sejak pertama kali kau datang, aku merasa Tuhan mengirimmu untukku.Mengirimmu untuk menjadi Dewi penolongku. Mengirimmu untuk menyembuhkan bisu yang ku derita bertahun – tahun… Jadi, benarkah kau mau menyerahkannya padaku?Aku tidak akan meninggalkanmu.” Kulihat dia mengangguk.Aku tersenyum tipis. Tanganku tergerak untuk membuka kancing piyama tidurnya satu persatu.Rasanya sangat aneh ketika tak sengaja kulit tanganku bersentuhan langsung dengan kulit tubuhnya.Kulit tubuh yang selama ini berbalut pakaian dan tidak pernah terlihat.Aku terperangah.Tubuhnya bersih, putih dan mengagumkan. Huh, kurasa setan mesum sudah mulai merasukiku. Perlahan aku mendekatkan wajahku ke arahnya.Dia memejamkan mata ketika merasa nafasku sudah menyentuh wajahnya. Seperti tahu apa yang terjadi selanjutnya. Aku mendaratkan ciumanku untuk yang pertama kali pada gadisku ini.Yah, gadis. Karena setelah malam ini dia akan berubah menjadi wanitaku. Wanita yang kuharap bisa mengandung anakku. ~Skip *** Beberapa hari setelah malam itu terjadi, aku sering melihat Sooyoung mual – mual.Dia sedikit kesulitan.Karena harus bersusah payah meraba sekelilingnya untuk menuju ke kamar mandi.Aku kasihan melihatnya. Aku tergerak untuk menuntunnya menuju kamar mandi.Dia terlihat ingin memuntahkan isi perutnya.Namun tidak ada satupun yang keluar darisana. “Gwenchana?” “Ne. Gwenchana.” “Apa perlu kita ke dokter? Aku ada kelas siang nanti jam 11. Kita punya waktu ke dokter sebentar.” “Anniyo, Kyu. Gwenchana.Bukankah kau ada janji bertemu dengan Profesor Seo?” “Tapi apa benar tidak apa – apa jika kutinggal sendiri.” “Tidak apa – apa.Pergilah.Aku baik – baik saja.” Aku memandangnya cemas.Tangannya terulur meraba wajahku.Dia membelai lembut pipiku. Seolah mengatakan bahwa dirinya tidak apa – apa. Dia melakukan itu agar aku tidak mencemaskannya. “Aku baik – baik saja sayang.” Dia tersenyum. Masih sama seperti dulu. Senyumannya selalu membuatku terhipnotis hingga membuatku tersenyum juga. “Baiklah, aku pergi dulu.Hubungi aku jika terjadi sesuatu, hmm?” Kurasa dia mengangguk. “Aku pergi dulu.”Aku berpamitan dan mencium keningnya. “Ne, hati – hati di jalan.” “Hmm.”Aku mengangguk. Aku pergi meninggalkan apartemen kami.Yah, sedikit tidak tega jika aku harus meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. *** Hari ini aku memang ada janji dengan Professor Seo. Entah karena apa dia ingin bertemu denganku sepagi ini. Kuketuk pintu di ruangan dosen dan mencari bilik ruangan Professor Seo.Aku melihat seorang gadis disana.Mungkin tamu Professor Seo.Aku memilih untuk menunggunya. “Oh, Kyuhyun.” Kudengar suara Professor Seo memanggilku.Aku tersenyum mendapatinya di belakangku. “Duduklah.” Pintanya menyuruhku duduk di kursi sebelah gadis itu.“Maaf tadi aku ke toilet sebentar.” “Tidak apa – apa.Aku juga baru tiba.” “Apa kalian sudah berkenalan tadi?” Aku sedikit mengerutkan kening.Sedangkah gadis di sampingku terlihat malu. “Dia putriku, Seohyun.Apa kau mau membantuku mengajari Seohyun? Beberapa bulan lagi dia akan menghadapi ujian nasional.” “Tapi, aku harus mengajar bimbel milik Proffesor Song.” “Aku sudah meminta izin darinya.Dan dia setuju.Hanya satu tahun Kyu~ah. Setelah itu kau akan kembali mengajar bimbel disana. Bagaimana?Kau akan menerima bayaran yang sama dengan di bimbel itu.” Aku menimang – nimang ucapan Proffesor Seo.Memang lebih mudah mengajar satu orang daripada di tempat bimbel dengan murid yang jauh lebih banyak. Apalagi dengan bayaran yang sama. “Baiklah.” Ujarku menyetujui tanpa berfikir panjang. Aku tidak tahu sama sekali. Bahwa satu kata yang kuucapkan tadi berpengaruh besar pada kehidupanku.Membuatku kehilangan cintaku dan kehilangan orang yang kucintai yang mengandung anakku, Cho Sooyoung. *** Sepulang dari kuliah, aku diminta untuk mengantarkan Seohyun ke Toko Buku mencari bahan untuk belajarnya nanti. “Oppa, apa buku ini mudah untuk dipelajari?” tanyanya membawa buku yang dia pegang. “Boleh.Tapi lebih baik kita mencari buku soal – soal ujian.” “Ah, ne.” kulihat dia pergi. Mungkin mencari buku yang kukatakan tadi. Aku merasa ponsel di sakuku berdering. Aku tersenyum membaca nama yang tertera di layar ponselku ‘My Lovely’ “Yeobosseo?” “Kyu~ah.Apa kau akan pulang terlambat?” “Anniyo. Jam 5 sore aku akan pulang.” “Aku ingin tteokboki.Belikan aku yah.” “Baiklah.Apa lagi yang kau minta?” “Hanya itu saja.Aku sedang ingin sekali makan tteokboki.”Aku tersenyum mendengar suara manjanya. “Aku akan membelikan untukmu.Tunggu aku di rumah ne?Saranghae…” ucapku romantis. ”Nado…” Dia menutup teleponnya.Aku tersenyum kemudian membalikkan tubuhku.Kulihat Seohyun berubah muram.Tidak seceria tadi. “Apa kau sudah menemukan buku yang kuminta tadi?” tanyaku.Tidak ingin memperlambat waktu. Aku harus membelikan Tteokboki keinginan Sooyoung. “Apa kau sudah punya kekasih, Oppa?” Aku heran melihatnya.Mengapa dia berkata seperti itu? “Aku tidak punya kekasih. Tapi aku…” Kulihat dia kembali tersenyum ceria dan langsung mengapit lenganku.“Aku sudah menemukan bukunya.Apa menurutmu ini bagus? Aku bertanya pada pelayan toko, mereka bilang ini Best Seller.” “Eoh, buku ini juga bagus.” Ucapannya yang cepat dan senang tadi membuatku lupa akan perkataan penting yang terpotong tadi. “Kajja!”Dia masih mengapit lenganku.Seakan tidak mau aku menjauh darinya sedikitpun. *** Aku berlari sekuat tenaga dari halte menuju apartemenku. Aku telah janji pada Sooyoung akan pulang Pukul 5 sore. Tapi apa yang terjadi, sekarang sudah menunjukkan pukul setengah 7. Aku benar – benar mengingkari janjiku.Ini karena Seohyun memaksaku untuk menemaninya makan.Dia berkata sih sebagai ucapan terima kasih karena bersedia membantunya belajar. Aku membuka kunci pintu apartemenku dan mendapati Sooyoung sedang duduk di bawah di samping ranjang sambil memeluk lututnya. “Soo~ah, mianhae aku terlambat.” “Eoh, kau datang?Ku kira kau lupa.” “Aku tidak mungkin melupakannya.Ini pesananmu.Kita makan bersama yah?” Kulihat dia mengangguk. Aku memang memberikannya sebuah jam digital yang akan berbunyi saat jarum panjang menunjukkan angka 12. Jadi setiap jam, jam digital itu akan berbunyi. Yah, sedikit membantunya untuk mengetahui jam berapa kini. Aku mempersiapkan makan malam kami.Meskipun aku sudah makan dengan Seohyun tadi, tapi entah mengapa melihat Sooyoung makan dengan lahap, membuatku kembali merasa lapar. “Setelah ini aku akan mengantarmu ke dokter.Kau selalu mual – mual akhir – akhir ini.Apa kau sudah mendapat tamu bulananmu?” “Sekarang tanggal berapa?” “Tanggal 15.” “Mwo??Mengapa bisa sampai telat satu minggu?Aku biasa dapat tanggal 8.Kalaupun mundur pasti aku dapat tanggal 10.” “Oleh karena itu kita ke dokter sekarang.Siapa tahu kau sudah mengandung buah hati kita.” Kulihat pipinya memerah.Lucu sekali.Membuat dia terlihat semakin cantik. Setelah makan malam, aku dan Sooyoung pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi Sooyoung.Benar dugaanku.Sooyoung hamil 2 minggu.Kami berdua sangat senang sekali.Aku sempat melihat Sooyoung menangis terharu. “Selamat datang, nak.Semoga kau bisa bertahan sampai kau lahir ke dunia ini.Kami mencintaimu.” Flashback End Aku menundukkan wajahku.Aku benar – benar merindukan Sooyoung.Sekarang, seharusnya dia sudah melahirkan. Bagaimana keadaannya?Bagaimana keadaan anakku?Apakah wajahnya mirip denganku? Aku benar – benar ingin kereta ini berjalan lebih cepat lagi.Aku takut kehilangannya lagi.Aku benar – benar takut kehilangannya lagi. Flashback Sejak kehamilannya, Sooyoung menjadi sering terlihat manja.Hampir setiap hari saat aku di kampus dia selalu menelponku.Minta dibelikan makanan yang dia inginkan.Yah, aku tahu dia sedang ‘ngidam’. Aku juga sudah mulai mengajari Seohyun sejak beberapa hari lalu.Aku terkadang risih mendapati dia melihatku dengan intens.Membuat dia juga sering mengabaikan penjelasan yang panjang lebar ku jelaskan dan membuatku harus mengulangi pelajaran hingga berulang kali.Sehingga membuatku pulang sedikit terlambat. Aku sudah memberitahu Sooyoung bahwa aku mengajar putri Proffesor Seo yang akan menempuh ujian nasional. Sooyoung menyetujuinya.Sehingga dia selalu sabar menungguku pulang di rumah. Ah sayang, tahukah kau bahwa aku ingin sekali pulang lebih cepat agar aku bisa bertemu denganmu? Tak terasa usia kandungan Sooyoung sudah menginjak bulan ketiga. Tubuhnya menjadi sedikit berisi dan perutnya semakin membuncit.Dengan rutin aku selalu mengantar dia ke dokter untuk memeriksakan kandungannya.Aku tersenyum mendapati janin yang berada dalam kandungannya berkembang dengan baik.Aku bersyukur pada Tuhan, karena telah memberikan kekuatan untuk istriku untuk bisa mengandung keturunanku sampai saat ini. Aku dan Sooyoung kini tiba di lantai dasar apartemen kami.Namun langkahku terhenti ketika mendengar seseorang memanggilku.Aku mengenal suaranya. “Oppa….” Aku memandang Seohyun yang barusan memanggil namaku.Dia terlihat hampir menangis melihatku bersama dengan Sooyoung.Aku mengisyaratkannya untuk menunggu karena aku harus mengantar Sooyoung ke kamar apartemen kami.Aku tahu dia sangat lelah karena perjalanan tadi.Aku tidak mengerti mengapa Seohyun datang ke apartemenku. Setelah mengantar Sooyoung, aku kembali turun ke lantai dasar.Aku beralasan ingin membeli beberapa makanan kecil.Aku segera menemui Seohyun. “Seohyun~ah, ada apa?” “Siapa wanita itu Oppa?” tanyanya terisak. “Dia… Dia istriku.Waeyo?” “Jadi Oppa sudah memiliki istri?Oppa kan baru berusia 20 tahun.” “Aku sudah menikah saat usiaku 18 tahun.” “Dengan gadis buta seperti dia?” “Walaupun dia buta, dia tetap istriku dan aku mencintainya.Waeyo?Apa yang kau lakukan disini?” ujarku sedikit membentaknya.Aku tidak suka dia mengejek Sooyoung. “Aku ingin bertemu Oppa.” “Ne? Ada apa? Bukankah hari ini aku libur mengajarmu?” “Aku benar – benar ingin bertemu Oppa.” “Apa ada pelajaran yang tidak kau mengerti hingga membuatmu jauh – jauh datang kesini?” “Aku menyukai Oppa…” Aku membulatkan mataku mendengar pernyataan gadis di hadapanku ini.Dia menyukaiku? “Aku mencintai Oppa…” Tidak mungkin! Dia mencintaiku? Aku mematung mendengar ucapannya barusan.Tanpa aku sadar dia menarik tengkukku dan menciumku. Andwae! Bibir ini hanya Sooyoung yang boleh menyentuhnya. Gadis ini tidak boleh! Aku langsung mendorong tubuhnya dan mengusap bekas ciumannya dengan punggung tanganku. “Neo micheosso??!!”Bentakku marah.Seenaknya dia mencium suami orang. “Aku mencintai Oppa dan aku ingin kau menceraikan istri butamu itu.” “Dengarkan baik – baik. Aku tidak akan pernah menceraikan Sooyoung. Dia adalah hidupku.Aku tidak bisa jika tanpanya.Lebih baik kau pulang sekarang.Kau benar – benar butuh menjernihkan otakmu.Seharusnya saat ini kau fokus pada ujianmu.Bukan melakukan hal konyol seperti ini.Kau mengerti?” Kulihat dia menangis.Aku tidak peduli.Aku langsung meninggalkannya kembali ke kamarku. Sesampainya di kamar, aku langsung mencari Sooyoung dan mendapatinya hendak membaringkan tubuhnya di atas ranjang. “Kau sudah kembali?” tanyanya. Aku mengabaikan pertanyaannya dan mendekatinya.Langsungku menangkup kedua pipinya dan menciumnya kasar.Aku hanya ingin menghapus jejak ciuman Seohyun tadi di bibirku.Bukankah sudah kukatakan hanya Sooyoung yang boleh menyentuhnya. Kurasa dia memukul dadaku membuatku langsung menghentikan aksi liarku.Aku memandangnya yang kini terengah – engah. “Kyu, kau kenapa?” Aku mengusap wajahnya. “Aku tidak apa – apa. Aku hanya takut kehilanganmu.Aku takut kau pergi dariku suatu saat nanti.” Kulihat dia tersenyum.“Aku tidak akan pergi darimu.Kau tahu aku buta.Kemana aku harus pergi?” Aku memandangnya cemas.Mengapa firasatku buruk? Flashback End Kyuhyun POV End *** Sooyoung POV Aku sedang menimang – nimang buah hatiku.Buah hatiku dengan suamiku, Cho Kyuhyun.Suami yang sudah hampir tujuh bulan lebih tidak kutemui.Wajahnya sangat mirip dengan Kyuhyun.Membuatku selalu teringat pada suamiku. Kalian pasti heran, bagaimana aku bisa melihat lagi?Akan kuceritakan nanti. Saat ini aku akan menceritakan saat aku meninggalkan suamiku. Meninggalkan suamiku untuk gadis lain yang lebih sempurna dan mencintainya. Flashback Aku sedang menyetrika syal yang kuberikan pada Kyuhyun saat kelulusannya.Dengan penglihatan yang terbatas, aku mencoba menggunakan mata hatiku untuk melakukannya.Aku selalu berusaha untuk tidak merepotkan Kyuhyun.Aku menyetrika pakaian, mencuci piring dan membersihkan rumah, meskipun jika mencuci harus mengandalkan jasa laundry antar jemput.Itu pun juga kurang maksimal.Yah, namun aku sudah berusaha sebisaku. “Akh!”Aku meringis ketika tak sengaja ujung setrika menyentuh jariku.Panas.Aku segera meniupnya mengurangi rasa sakitnya. Tok… Tok… Tok… Aku mendengar suara ketukan pintu.Aku mengambil tongkatku dan berjalan menuju pintu.Aku membuka pintu. “Nugusseyo?” tanyaku. “Jadi kau istri Kyuhyun Oppa?” ujar seorang gadis. “Ne, apa kau mencari Kyuhyun?Dia tidak ada di rumah sekarang.” “Aku tahu itu.Dan aku lebih tahu dari kau.” Aku mengerutkan kening.Mengapa ucapan gadis ini terdengar kasar? Kurasa gadis ini mendorong tubuhku pelan dan menutup pintunya. “Aku Seohyun anak Proffesor Seo.” “Bangapta, Seohyun~Sshi.”Yah, aku tahu Seohyun karena Kyuhyun pernah bercerita bahwa dia mengajar gadis ini. “Sooyoung~Sshi… Aku menyukai suamimu.” “Ne?” “Aku mencintai suamimu.” Hatiku rasanya hancur saat itu juga.Apa maksud gadis ini berkata begitu padaku? “Kau tahu, dia menyatakan cintanya padaku kemarin.Dia juga menyukaiku.Dia bilang, dia akan menceraikanmu saat kau sudah melahirkan nanti.” Aku mengelus perutku.Berusaha menenangkan janin dalam perutku yang kurasa bergerak. Yah, mungkin dia juga terkejut sama sepertiku. “Kau seharusnya sadar diri Sooyoung~Sshi.Kyuhyun tidak pernah mencintaimu.Dia itu hanya kasihan padamu karena kau buta. Seharusnya kau sudah berfikir apa yang dia lakukan sampai pulang terlambat. Itu karena kita berkencan terlebih dahulu.” Kudengar gadis ini tertawa. Aku mencengkeram dress di depan perutku. Berusaha menguatkan tubuhku agar tidak jatuh. “Kau tahu dia sangat romantis.Dia sering mengajakku ke taman bermain, berkeliling wahana, menonton bioskop dan dia juga pernah menciumku.” Aku membulatkan mataku.Kyuhyun menciumnya?Apa dia menghianatiku? “Dia selalu melakukan semua yang tidak bisa kau lakukan bersamanya padaku.Mungkin dia lelah hidup denganmu.” Mungkin perkataan gadis ini benar.Kyuhyun sudah lelah hidup dengan gadis buta sepertiku.Tapi mengapa dia tidak jujur? Jika dia mengatakannya, aku pasti akan pergi dari hidupnya dan tidak akan merepotkannya lagi. Jadi dia bisa hidup bahagia dengan gadis yang kini dicintainya. “Aku hanya ingin memberitahumu.Sebenarnya Kyuhyun melarangku mengatakannya.Namun aku takut kau diberi harapan palsu olehnya.Dan kau dijatuhkan nantinya.Lebih baik aku beritahu sekarang.” Tak terasa air mataku mulai turun ke pipiku.Aku tidak bisa menahannya lagi.Kyuhyun menghianatiku.Dia berselingkuh di belakangku. “Aku pergi, Sooyoung~Sshi.” Kudengar suara pintu tertutup.Gadis itu telah pergi.Aku menjatuhkan tubuhku dan menangis.Aku memang tidak berguna.Seharusnya aku berfikir. Orang sesempurna Kyuhyun tidak akan tahan hidup dengan gadis buta sepertiku. Saat ini pukul 14.00 Terdengar suara jam digital yang diberikan Kyuhyun. Pukul 14.00, berarti tiga jam lagi, Kyuhyun akan pulang. Aku meraba – raba lantai mencari tongkatku kemudian bangkit.Aku beranjak menuju lemari untuk mengambil sebuah koper dan memasukkan semua baju – bajuku disana.Aku harus meninggalkannya.Aku tidak ingin merepotkannya lagi.Dia berhak bahagia dengan gadis yang dicintainya dan memiliki hidup yang sempurna. Dengan penglihatan terbatas aku pergi dari apartemen ini.Meninggalkan Kyuhyun untuk bahagia. Aku pergi tanpa tahu mau kemana.Meskipun sedikit takut jika aku menjadi korban kejahatan di dunia luar ini.Sejak buta, aku jarang sekali keluar rumah. Aku mendudukkan tubuhku pada sebuah kursi.Kurasa ini adalah sebuah halte bus, karena aku mendengar banyak orang disini dan kudengar bunyi klakson bus.Aku tetap berdiam diri disana. Aku memeluk tubuhku yang kedinginan.Aku lupa membawa mantel hangat.Aku mengusap perutku yang berbunyi.Aku lapar.Namun aku menggelengkan kepalaku.Aku harus kuat.Aku harus menghemat pengeluaran karena kini aku hidup sendiri bersama calon anakku.Dengan berat hati, aku harus menahan rasa laparku. Tiba – tiba dalam benakku aku ingin sekali makan tteokboki.Aku kembali menggelengkan kepalaku. “Jangan merepotkannya, nak. Kita akan makan, tapi nanti. Kita jangan merepotkannya lagi.” Kyuhyun menderita Couvade Syndrome atau biasa dikenal Sympathetic Pregnancy.Sebuah keadaan dimana suami mengalami ngidam.Dokter mengatakan karena dia ingin melindungiku dan merasa ada tanggung jawab, sehingga dalam dirinya terdorong untuk meringankan bebanku. Aku juga bingung karena Kyuhyun lahap memakan apa saja yang ingin aku makan. Padahal aku sendiri, saat aku meminta tteokboki, aku hanya memakannya beberapa suap.Dia juga sering membeli buah – buahan yang rasanya asam dan memakannya hingga tengah malam. Memang semenjak dokter mengatakan itu, efek kehamilan seperti mual dan sakit punggungku sedikit berkurang.Seperti aku berbagi penderitaanku dengannya.Namun kini, aku harus menanggung semuanya sendiri.Aku tidak ingin melibatkannya lagi.Aku tidak ingin merepotkannya lagi.Aku hanya ingin dia bahagia. Aku merasa ada seseorang yang duduk di sampingku. “Mengapa kau masih disini? Apa kau tidak punya tujuan?” tanya seorang namja. Aku hanya diam. Sedikit menggeser tubuhku.Takut bahwa dia orang jahat. “Hey, aku bukan orang jahat.” Ucapnya.Bagaimanapun juga dia membuatku takut. Aku tetap diam tak menanggapinya. “Aku melihatmu sudah berada di halte ini sudah hampir 4 jam.” Mwo? 4 jam?Apakah namja ini terus memperhatikanku selama 4 jam? “Sekarang, pukul berapa?” tanyaku ragu. Kulihat dia diam sejenak.“Pukul 8 malam.Kau buta?” Aku mencengkeram tongkatku.Sekarang sudah malam.Aku harus kemana? “Jangan takut padaku.Aku bukan orang jahat.Apa kau tidak punya tempat tujuan?” Aku menggeleng. “Apa kau lari dari rumah?” Aku mengangguk membenarkan perkataannya. “Apa kau mau ikut denganku?Aku bukan orang jahat.Kau sedang hamil.Tidak baik jika terus berada disini.” Aku masih ragu dengan namja ini.Aku lebih memilih diam. “Namaku Xi Luhan.Aku pendatang dari China.Usiaku 20 tahun. Aku mau menampungmu sampai kau tahu kemana kau akan pergi. Jangan takut padaku.” Akhirnya aku mengangguk.Mencoba mempercayai perkataan namja ini.Perlahan kurasa dia meraih pergelangan tanganku dan menuntunku memasuki bus yang tiba di halte ini.Semoga saja namja ini benar – benar orang baik. Luhan membawaku ke rumahnya. “Lebih baik aku pergi saja Luhan~Sshi.Aku akan merepotkanmu.” “Tidak apa – apa Sooyoung~Sshi.” “Aku buta.Aku akan menyulitkanmu.” “Aku sudah terbiasa.Aku memiliki seorang Noona yang mengidap sebuah penyakit parah.Jadi aku sudah terbiasa merawat seseorang.Kurasa lebih mudah mengurusmu.Kau masih sehat, hanya tidak dapat melihat.” Luhan selalu berkata halus.Aku mulai merasa dia benar – benar namja yang baik. “Lalu dimana Noona-mu sekarang?” “Dia…. Sudah meninggal.Setelah dia meninggal aku pindah ke Korea untuk menempati rumah Noona-ku.Aku yatim piatu.Tidak memiliki siapapun.” Aku memandangnya kasihan. Yah, ternyata dia hanya anak yang malang. “Tetaplah tinggal disini dan menjadi temanku.” Flashback End Sooyoung POV End Aku meletakkan Han Soo, bayiku ke dalam box bayi.Dia sudah tertidur lelap. Aku berkeliling kamar ini.Kamar milik Luhan yang kini menjadi milik Han Soo.Kupandangi Fotoku dan Fotonya yang pada sebuah bingkai.Aku baru tahu bagaimana wajah Luhan dari foto itu. Dia sangat tampan dan manis. *** Kyuhyun POV Aku memandangi cincin pernikahanku dengan Sooyoung.Air mataku jatuh.Mengingat bagaimana dia meninggalkanku saat itu.Meninggalkan tanpa kata, bahkan kedua orang tuanya pun tidak tahu.Apa dia sudah tidak mencintaiku? Aku sudah meninggalkannya.Kumohon jangan salah paham lagi.Aku bahkan kembali kehilangan suaraku semenjak kau pergi. Flashback Aku pulang cepat hari ini.Aku bergegas menuju apartemenku dengan menenteng kantong plastik berisi tteokboki panas.Pasti nikmat saat makanan ini sampai di perut kami.Aku membuka pintu apartemenku dan mencari keberadaan istriku tercinta. “Soo~ah?” panggilku saat tidak melihatnya dimanapun.Aku panik. Aku mencarinya ke seluruh penjuru apartemen.Di kamar mandi pun aku tak menemukannya. “Soo, kau dimana?” Aku bertanya pada tetangga apartemenku dan penjaga apartemen ini.Tidak ada yang melihatnya.Kemana kau pergi Soo? Apa seseorang telah menculikmu? Aku mencoba menghubungi ponselnya. Namun aku hanya bisa mendengar suara dering ponsel itu di kamar apartemen ini. Dia tidak membawa ponselnya.Tubuhku melemah.Aku harus mencarinya. Aku membuka lemari pakaianku bermaksud untuk mengganti pakaian dan mencari Sooyoung namun aku terkejut mendapati seluruh pakaian Sooyoung dan kopernya tidak ada disana.Apa kau pergi Soo? Meninggalkan aku? Aku hampir gila mencarinya.Sepanjang malam, aku hanya mencari keberadaan istriku.Istri yang kucintai dan anak yang dikandungnya.Bagaimana keadaannya sekarang?Apa dia sudah makan? Apa dia berada di tempat yang aman sekarang? Cuaca benar – benar dingin. Dengan membawa selembar foto Sooyoung aku bertanya hampir pada semua orang yang kutemui.Aku tidak mempedulikan lagi betapa lelah dan laparnya diriku.Aku hanya ingin bertemu istriku. Aku hanya ingin melihat wajahnya. Aku kembali lagi ke apartemen pagi hari.Keadaanku benar – benar kacau.Tidak tidur, dan berkeliaran sepanjang malam mencari Sooyoung.Terakhir kabar yang kudapat, ada seorang ahjumma yang melihat Sooyoung bersama dengan seorang namja berusia sekita 20 tahunan dan mereka pergi dengan bus. Aku memandangi tteokboki panas yang kini telah mendingin. Aku membuka bungkusnya kasar dan melahapnya.Air mataku terus menetes.Aku teringat Sooyoung yang begitu menyukai makanan ini.Hampir setiap hari dia selalu memintaku membelikannya.Tak mempedulikan bagaimana kotornya mulutku saat ini. Apa kau meninggalkanku dan pergi dengan pria lain? Apa kau tidak mencintaiku lagi? Aku melanjutkan hidupku dengan lemah, meskipun sepulang mengajar Seohyun aku akan langsung mencari keberadaan Sooyoung. Aku tidak akan menyerah sebelum menemukannya. Aku berubah menjadi pendiam.Ada dorongan dari diriku untuk tidak mengeluarkan suaraku.Saat mengajari Seohyun pun, aku tidak mengeluarkan sedikitpun suaraku. Hanya menuliskan bagaimana cara pengerjaannya. Sepertinya aku kembali menjadi Kyuhyun yang bisu. “Oppa… Mengapa kau tidak bicara padaku?Apa kau masih marah padaku?” Yah, aku marah padamu.Tapi aku tidak mengatakan padanya.Aku hanya diam tak menanggapi pertanyaanya dan masih fokus mengajarinya. “Apa istrimu sudah pergi meninggalkanmu?” Aku menoleh ke arahnya.Bagaimana dia tahu? “Syukurlah. Dengan begitu dia tidak akan merepotkanmu lagi. Aku tahu betapa sulitnya kau mengurus orang buta.” Aku mengepalkan tanganku. “Bagaimana kau tahu Sooyoung pergi meninggalkanku?Apa kau mengatakan sesuatu padanya?” dua buah kalimat yang keluar dari mulutku setelah 3 hari aku bungkam sejak Sooyoung pergi. “Aku hanya mengatakan padanya agar tidak merepotkanmu lagi.Aku tak menyangka dia benar – benar pergi.” “YAA!!” aku berteriak kesal. Seohyun terlihat ketakutan. “Aku berhenti.Aku tidak mau mengajarmu lagi.Aku akan membuat surat pengunduran diriku pada Proffesor Seo.”Ujarku dingin.Aku langsung pergi meninggalkannya. “Oppa, tidak bisakah kau berikan hatimu padaku.” “Hatiku hanya milik Sooyoung dan anakku.Selamanya.” Kulihat dia menjatuhkan tubuhnya dan menangis tersedu – sedu.Aku tidak peduli.Karena dia istriku pergi.Karena dia aku tidak tahu dimana keberadaan istriku. Flashback End Tak terasa air mataku menetes. “Anak muda, gwenchana?” tanya kakek yang duduk disampingku. Aku menghapus air mataku dan menoleh ke arahnya. Aku tersenyum. Berkata seolah – olah tidak apa – apa. “Apa kau ingin menemui seseorang disana?” tanya kakek itu. Aku menuliskan sesuatu pada note kecilku. Aku ingin menjemput istri dan anakku. Kulihat kakek itu mengangguk. Aku menyandarkan kepalaku di kursi dan memandangi jam tanganku. Satu jam lagi aku tiba di Busan.Kuharap bisa segera menemukan Sooyoung. Kyuhyun POV End *** Sooyoung POV Aku berkeliling rumah ini.Banyak kenangan yang kulalui bersama Luhan.Selama 7 bulan ini aku tinggal bersamanya dan dia memperlakukanku dengan baik. Meskipun tidak kuberitahu, Luhan seperti tahu keinginanku.Dia tahu aku menyukai tteokboki. Yah, dia tahu karena suatu hari saat dia membeli tteokboki untuk makan malam kami, aku memakannya dengan lahap. Tanpa kuminta pun, Luhan selalu membawakanku tteokboki.Membuatku selalu teringat Kyuhyun.Bagaimana keadaannya sekarang?Bagaimana wajahnya sekarang?Tuhan, aku benar – benar merindukannya. Flashback Hari ini Luhan mengajakku jalan – jalan di sebuah taman. Usia kandunganku sudah memasuki bulan ke- 8. Perutku sudah semakin besar.Luhan sudah seperti saudaraku sendiri.Yah, kini hanya aku yang dia punya. “Apa kau sudah menyiapkan nama untuk anakmu?” tanya Luhan. Aku menggeleng.Aku memang tidak punya banyak persiapan untuk menyambutnya. Tiba – tiba kurasa Luhan berdiri dihadapanku dan menggenggam kedua tanganku.Aku heran padanya. “Soo~ah, saranghae…” ujar Luhan. “Luhan~ah…” “Aku benar – benar mencintaimu.Izinkan aku untuk bertanggung jawab padamu dan anak ini.Aku akan merawat kalian seumur hidupku.” Aku hanya menunduk.Luhan melamarku. “Kau tahu aku masih mencintai suamiku.” Ujarku dengan suara serak. “Aku tahu itu.Tapi apa kau akan kembali padanya?” Aku menggeleng.“Aku tidak mau merepotkannya.Dia sudah bahagia dengan gadis itu.” “Anak dalam kandunganmu butuh sosok ayah.Aku mau menjadi ayahnya.Menikahlah denganku.” “Kau terlalu baik.Aku tidak pantas mendapat namja yang begitu baik sepertimu.” “Aku hanya ingin melindungimu.Dan aku hanya ingin mencintaimu.” Aku hanya terdiam.Tidak tahu harus bagaimana membalas perasaan Luhan.Dalam hatiku masih ada Kyuhyun.Aku masih sangat mencintainya.Luhan hanya kuanggap seperti saudaraku. Flashback End Aku memang bodoh menyia – nyiakan namja sebaik Luhan. Jarang sekali namja yang mau bertanggung jawab pada wanita hamil yang malang. Dia mau merawatku yang buta ini. Air mataku menetes mengingat pengorbanan yang Luhan lakukan untukku. Flashback Sekarang aku berada di sebuah rumah sakit.Air ketubanku sudah pecah, aku merasa seperti hendak melahirkan.Tapi beberapa saat kemudian, rasa sakit itu menghilang.Dokter menyarankan agar aku tetap berada di rumah sakit. Sepanjang hari Luhan selalu menemaniku di rumah sakit.Dia mengaku pada Dokter bahwa dia adalah suamiku.Agar dia bisa menemaniku saat melahirkan nanti.Dia menggenggam tanganku berusaha memberikan aku kekuatan. “Kau akan operasi mata beberapa hari setelah kau melahirkan.” Ujar Luhan. “Apa sudah ada donor untukku?” “Pasti ada, dokter mengatakan kau baru bisa di operasi setelah melahirkan.Mungkin selama ini ada donor, tapi karena kau masih hamil jadi operasi tidak di lakukan.” Aku mengangguk mendengar perkataan Luhan. Aku senang sekali jika benar aku akan segera bisa melihat lagi. “Soo…” Aku menoleh ke arahnya.Kurasa genggaman tangannya mengerat. “Meskipun dia anak Kyuhyun, maukah kau menyematkan namaku di nama anakmu nanti?Aku hanya ingin bisa dikenang olehnya.” Aku tersenyum.“Baiklah. Aku akan memberinya nama Han Soo. Cho Han Soo.” Tiba – tiba aku merasa sakit pada perutku. Sepertinya aku benar – benar akan melahirkan. “Luhan, perutku sakit.” Rintihku. “Baiklah aku akan panggil dokter.” Ujar Luhan panik. Selama proses melahirkan, Luhan selalu berada di sampingku layaknya suamiku. Dia memberiku kekuatan.Mungkin banyak bekas cakaran di tangannya saat aku mencengkeram erat menahan sakit. Aku mendengar suara bayi menangis.Dia anakku.Anakku telah lahir.Selamat datang di dunia, Nak.Omma mencintaimu. Setelah itu aku tidak ingat apa – apa lagi. Aku pingsan. Flashback End Aku mendengar suara dering telepon rumah Luhan. Aku mengangkatnya. “Yeobosseo.” Kudengarkan perkataan si penelpon yang ternyata adalah Bibi Han.Dia ingin datang ke rumah mengantarkan beberapa makanan.Bibi Han sudah kami anggap sebagai orangtua kami sendiri.Luhan pernah bercerita, dulu saat pertama kali dia tiba di Korea, Bibi Han yang membantunya untuk sampai di rumah milik kakaknya ini.Bibi Han juga sudah menganggap Xi Lou Fan, sebagai anak sendiri. “Ne, Bibi.” Aku menutup teleponnya. Aku teringat pada kejadian beberapa hari lalu saat Luhan membawaku ke rumah sakit.Katanya sudah ada donor mata untukku.Aku menurut saja untuk di rawat di rumah sakit sampai operasi mata dilangsungkan. Saat itu Luhan pergi.Dia pamit ingin mengambil beberapa pakaian untukku.Tak lama setelah kepergian Luhan, Dokter Joo dan dua orang perawat datang untuk memeriksakan keadaanku. “Bagaimana keadaanmu?Apa masih terasa sakit?” Aku mengerutkan kening. Aku merasa tidak apa – apa. “Luhan mengatakan kau mengalami pendarahan.Apa masih sakit?” Pendarahan?Mengapa Luhan berkata aku pendarahan pada Dokter?Ini membuatku semakin tidak mengerti. “Aku tidak apa – apa Dokter. Aku hanya ingin operasi mata.Luhan bilang, dia sudah mendapatkan donor.” “Donor mata?Kami belum menemukannya Sooyoung~Sshi.” “Ne?” Aku terdiam.Luhan membohongiku?Tapi kenapa? Aku memutuskan hari ini tetap berada di rumah sakit.Aku harus menunggu Luhan dan meminta penjelasan darinya.Han Soo sudah kutitipkan pada Bibi Han, sehingga tidak membuatku begitu cemas. Sampai larut malam, Luhan tak kunjung datang.Aku benar – benar cemas. Tok… tok… tok… Aku mendengar suara ketukan pintu. “Sooyoung~Sshi, kami sudah mendapatkan donor untukmu.Apa kau siap jika operasi malam ini juga?” “Tapi aku menunggu Luhan.” “Tadi Luhan sudah menelponku… Dia masih ada urusan.Dia bilang kau langsung di operasi saja.” “Benarkah?Mengapa dia tidak bilang padaku?Baiklah, aku siap.” “Dua jam lagi kita akan operasi Sooyoung~Sshi.” Aku mengangguk. Luhan kau dimana? Dua jam kemudian, aku memasuki ruang operasi. Aku benar – benar kecewa Luhan tidak ada di sampingku. Dimana dia sebenarnya? Flashback End Aku menjatuhkan tubuhku. Aku meraba kedua mata yang membuat aku kembali melihat lagi. Ini semua karena Luhan. Luhan yang memberikannya padaku. Flashback Beberapa hari setelah operasi di laksanakan, kini saatnya perban di mataku dibuka. Aku benar – benar gugup. Apa aku akan melihat lagi? Aku mengerjap – erjapkan mataku. Seberkas cahaya memasuki kornea mataku. Aku melihat sekelilingku ada beberapa orang berpakaian putih. Mungkin mereka Dokter Joo dan beberapa perawat. “Apa kau melihat sesuatu?” “Aku melihat lagi, Dokter.” Ujarku terharu. Dokter Joo tersenyum. Meskipun terlihat kesedihan disana. “Apa Luhan belum juga datang, Dokter? Sejak aku Operasi dia tidak pernah kembali.” Dokter Joo mendekat ke arahku. Dia memberikan sebuah amplop padaku. Aku memandangnya bingung. “Ini dari Luhan.” Aku membuka surat darinya. Mengapa dia harus memberiku surat? Mengapa tidak menemuiku saja? Annyeong Soo~ah,bagaimana kabarmu? Apa kau sekarang bisa melihat lagi? Kalau begitu selamat akhirnya kau bisa melihat isi dunia ini lagi. Kau tahu, dunia ini sangat rindu pada pandangan matamu. Soo, mungkin saat kau membaca surat ini, aku tidak lagi ada di sampingmu. Karena apa? Karena aku sudah pergi dengan tenang bertemu Noona-ku. Hanya ini yang bisa kuberikan agar kau merasa bahagia. Maafkan aku telah meninggalkanmu tanpa kata. Aku sudah mengirimkan surat pada Suamimu, Kyuhyun. Aku diam – diam mencari keberadaannya. Aku menyuruhkan untuk menjemputmu. Karena aku tidak akan sanggup melindungimu dan Han Soo lagi. Mungkin kau bertanya – tanya mengapa aku melakukan semua ini. Ini semua karena aku mencintaimu. Aku hanya mencintaimu Soo. Tapi kau tidak pernah memiliki perasaan padaku. Dalam hidupmu dan dalam tidurmu hanya ada nama suamimu, Kyuhyun. Membuatku berfikir, kau lebih membutuhkan dia daripada aku. Jika kau ingin bertemu denganku… Kau bisa bertanya pada Dokter Joo. Mungkin hanya ini yang ingin kusampaikan. Aku hanya berharap di setiap doamu, kau selalu menyebutkan namaku agar aku bahagia disini. Annyeong Soo…. Aku menangis membaca surat dari Luhan. Aku menoleh ke arah Dokter Joo dengan mata berkaca – kaca. “Aku ingin bertemu Luhan.” Dokter Joo membawaku ke sebuah kamar mayat. Apa Luhan ada disini? Aku menghentikan langkahku. Rasanya aku tidak sanggup untuk bertemu dengannya. “Sooyoung~Sshi.” Panggil Dokter Joo sesampainya dia di depan sebuah mayat. Dengan langkah perlahan dan kaki bergetar aku mendekat ke arah Dokter Joo. Dokter Joo membuka penutup kain yang menutup jasad Luhan. Aku menutup mulutku menahan tangis. Kulihat seseorang berwajah putih pucat yang tersenyum. Benarkah ini Luhan? Benarkah dia namja yang selama ini menolongku? Luhan tersenyum. Apa tandanya dia sudah tenang disana? “Luhan…” Aku menangis disisinya. “Dia mengakhiri hidupnya. Kami menemukan surat di sakunya. Dia meminta tubuhnya diawetkan sampai kau bisa melihat wajahnya sebelum dikremasi. Dia sudah mendaftarkan dirinya sebagai pendonor beberapa minggu lalu.” Aku menangis keras. Luhan masih mengingatku di akhir hidupnya. Dia masih ingat keinginanku bahwa aku ingin melihat wajahnya saat aku bisa melihat nanti. Flashback End Aku memeluk fotoku dan foto Luhan. Kini aku kembali sendiri bersama Han Soo. Apakah benar kata Luhan bahwa Kyuhyun akan menjemputku? Untuk apa? Dia sudah bahagia bersama Seohyun. Tak lama terdengar suara bel pintu. Mungkin Bibi Han datang membawa makanan yang dikatakannya tadi. Aku membuka pintunya. Tubuhku kaku seketika. Aku melihatnya. Dia suamiku. Suami yang kutinggalkan 7 bulan lalu. “Soo~ah.” Kudengar Kyuhyun bersuara. Sedikit serak. Kulihat matanya berair. Sooyoung POV End Kedua pasang suami istri yang bertemu setelah tujuh bulan itu saling berpandangan lama. “Untuk apa kau kesini?” tanya Sooyoung menunduk. Menyembunyikan tangisannya. Kyuhyun menjulurkan sebuah note kecil. Tentu saja menjemput istri dan anakku.Tulis Kyuhyun dalam note-nya setelah dia melihat perut datar Sooyoung. “Bagaimana dengan Seohyun?” Kau istriku. Selamanya hanya kau. Aku sudah tidak berhubungan dengannya selama 7 bulan ini. Sooyoung mengangkat wajahnya dan memandang wajah tampan suaminya. Tidak banyak yang berubah darinya. “Mengapa kau pakai note lagi? Bukankah kau sudah bisa berbicara?” Aku kembali kehilangan suaraku ketika kau pergi meninggalkanku. Sooyoung kembali menangis. Kyuhyun langsung meraihnya dalam pelukannya. Dia mengusap pelan rambut Sooyoung yang semakin panjang. Rambut dan tubuh yang lama tidak disentuhnya. Setelah merasa lebih baik. Kedua pasang suami istri itu kini duduk berdampingan di atas sofa. “Apa kau memutuskan Seohyun?” Aku bersumpah tidak punya hubungan apapun dengannya. Semua yang dia katakan adalah bohong. Aku tidak pernah merasa kau repotkan. Kau tahu aku mencarimu kemana pun. Aku benar – benar seperti mayat hidup. Tolong, kembalilah padaku. Sooyoung memandang dalam mata suaminya. Tidak ada kebohongan disana. Akhirnya Sooyoung memilih mengangguk. Bagaimana kehidupanmu selama ini? Rumah siapa yang kau tempati ini? “Dia Luhan, orang yang menampungku disini. Dia sangat baik.” Lalu dimana dia sekarang? Aku harus berterima kasih. Sooyoung memandangnya sendu. “Dia sudah meninggal. Dia memberikan matanya untukku.” Sooyoung terlihat menahan tangisnya. Kyuhyun langsung meraih Sooyoung dalam pelukannya. Dia tahu Sooyoung merasa terbebani. “Dia mencintaiku, tapi aku tidak bisa membalasnya. Dia mengakhiri hidupnya demi aku.” Kyuhyun mengelus punggung Sooyoung. Merasa dirinya tidak berguna. Dia tidak tahu apa – apa, apa lagi tentang namja bernama Luhan itu. Dalam hati dia merasa iri pada namja itu. Rela berkorban untuk wanita yang dicintainya. Tidak seperti dia. Tiba – tiba terdengar suara tangisan bayi. Sooyoung langsung melepas pelukannya dan berlari menuju kamar bayinya. “Oh, sayang… Cup… Cup… Omma disini.” Kyuhyun memandang nanar dua manusia yang dicintainya itu. Istri dan anaknya. Berada dalam dekapan Sooyoung, membuat bayi itu sedikit demi sedikit berubah tenang. Dia anakku? Sooyoung mengangguk. Kyuhyun mendekat ke arah Sooyoung dan melihat wajah bayinya. Perpaduan wajahnya dan Sooyoung. Namun lebih banyak wajahnya disana. “Namanya, Han Soo. Cho Han Soo.” Kyuhyun mengerutkan kening. Mengapa Han Soo? Mengapa tidak Soo Hyun atau Kyu Soo? “Luhan memintaku untuk menyelipkan namanya di nama bayi kita. Dia hanya ingin di kenang.” Kyuhyun memandangnya dengan tatapan cemburu. Sebegitu dekatkah mereka selama 7 bulan ini? Jika namja itu masih hidup pasti sudah menjadi saingannya. Kyuhyun memberikan sebuah surat pada Sooyoung. Sooyoung membacanya. Ternyata surat yang dikirimkan Luhan pada Kyuhyun. Annyeong haseo… Apa benar kau Cho Kyuhyun? Aku hanya ingin memberitahumu keberadaan istri dan anakmu. Anak kalian sekarang sudah lahir. Seorang namja tampan. Setampan Appa-nya. Jemputlah istrimu di xxxx, Busan. Dia menunggumu disana. Percayalah padaku. Aku tidak mungkin menipumu. Aku tidak bisa lagi menjaganya. Jadi tolong jaga dia kembali. Gamsahamnida…. “Ini tulisan tangan Luhan.” Luhan mengirimku surat ini? Sooyoung mengangguk. Kyuhyun terpaku. Orang yang mengirimi surat ternyata sudah tidak ada. Rasa cemburu dalam dirinya perlahan berkurang. Tidak pantas dia cemburu pada namja yang sudah menjaga istrinya selama 7 bulan ini dan memberitahu keberadaan istrinya. Setelah dirasa kembali tenang, Sooyoung kembali meletakkan Han Soo di box bayinya. Apa kau ingin kembali padaku? Ayo kita ke Seoul. Kyuhyun kembali bertanya untuk meyakinkan dirinya. Sooyoung mengangguk mengiyakan. Kau harus bertanggung jawab mengembalikan kembali suaraku, Nyonya Cho. Sooyoung tersenyum kemudian kembali memeluk Kyuhyun erat. Tubuh suaminya yang sudah lama tidak disentuhnya. Dia benar – benar rindu aroma tubuh ini.
Kepercayaan memang penting dalam suatu hubungan
Terima kasih Xi Luhan sudah menyayangi istriku sepenuh hatimu
Aku berjanji akan menjaganya dan tidak akan meninggalkannya lagi.
~THE END~

[Lomba FF KSI] First Day On Spring
First Day On Spring
By Muthmay (@YeWook21)
-
Cinta itu sederhana ketika bahagia, namun sangat rumit ketika hatimu sakit.
-
Kyu, aku mencintaimu.
Kalimat itu terus terulang di otak Kyuhyun dan teriang-iang bagai ada banyak orang yang mengatakan kalimat yang sama kepadanya nemun tak berwujud. Dia diam. Menghela napas panjang dan lebih memilih mendongak menghadap langit biru.
“ Musim semi tahun ini tidak lebih indah dari tahun sebelumnya, bukan?”
Gadis itu berujar pelan. Alunan suaranya seperti biasa, damai. Kyuhyun tidak bias mengelak akan itu. Dia juga membenarkan keadaan yang diucapkan gadis di sampingnya. Musim semi kali ini memang tidak seindah tahun lalu. Meski mereka masih bersama menemui hari pertama musim semi tahun ini. Tetap saja ada yang berbeda.
Mahkota-mahkota bunga sakura berwarna merah mudah masih terlihat indah di mata Kyuhyun maupun gadis di sampingnya. Semilir hangatnya angin musim semi masih menyapa mereka lembut. Bahkan suara tawa orang-orang terdengar di telinga mereka. Musim semi memang banyak dimanfaatkan sebagian orang untuk membuat momen bahagia bersama orang tersayang mereka.
Tahun sebelum-sebelumnya, mereka ikut andil dalam membuat momen indah bersama. Berjalan bergandengan tangan sembari menikmati musim semi yang hangat. Tak jarang Kyuhyun maupun Sooyoung melempar candaan, membuat tawa dan rasa nyaman melingkupi mereka.
Tapi itu tahun-tahun yang lalu. Bukan tahun ini dan sekarang.
Tujuh tahun lalu. Masih di tempat yang sama. Di bangku taman berbahan dasar kayu yang hanya digunakan untuk dua orang. Memori waktu itu juga masih teringat jelas di benak Kyuhyun. Kejadian yang dulu sangat berarti baginya dan Kyuhyun pikir gadis di sampingnya juga mempunyai pendapat yang sama dengannya. Memori saat dia menyatakan perasaannya ke gadis itu. Kejadian itu terlalu indah, sayangnya untuk kali ini kejadian itu terlalu menggores hatinya. Otaknya begitu keras berusaha untuk sekedar tidak mengingat-ingat memori kejadian tujuh tahun lalu. Tapi dia tidak bisa. Lelaki berusia 26 tahun itu seolah berperang sendiri dengan hatinya. Setiap kali melihat wajah gadis di sampingnya, otaknya seperti terprogram untuk kembali mengingat kejadian yang paling –entahlah Kyuhyun tidak bisa menyebutnya indah maupun buruk.
“ Kau benar.”
Setelah lama bergulat dengan pikirannya, Kyuhyun mengeluarkan suara. Dia tahu gadis di sampingnya sudah jengah dan sangat tidak suka dengan keadaan hening, meski di sekitar mereka lumayan ramai. Tapi Kyuhyun sangat mengenal gadis itu. Tanpa melihat ekspresi wajahnya sekalipun Kyuhyun sudah bisa menebak perasaan yang dialami gadis yang masih diam duduk di sampingnya. Perasaan yang sama seperti yang dia rasakan sekarang.
“Aku minta maaf. Aku_”
“__Choi Sooyoung!”
Kyuhyun menyela ucapan gadis di sampingnya. Nama lengkap gadis yang menundukan kepala, telah terucap lantang dengan bibir Kyuhyun. Dia menatap Sooyoung miris. Bagaimana mungkin keadaannya seperti ini di saat kejadian yang sedikit menguras emosi akan terjadi?
“ Kau tidak perlu minta maaf,” Kyuhyun mengambil napas sejenak. Menguatkan hatinya bersiap untuk terpecah menjadi serpihan. Kyuhyun berkata rendah, “ Kau dan aku tidak salah. Keputusanmu yang terbaik. Tidak ada yang menjadi tersangka untuk kali ini.”
Sooyoung meremas tangannya sendiri. Dia tidak berani membenarkan kalimat kedua Kyuhyun. Dia kira semuanya akan lebih mudah. Hanya mengatakannya dan selesai. Tapi kenyataan tidak semudah rencana. Lidahnya keluh. Tidak bisa bergerak sesuai perintah otaknya. Seharusnya dia tidak mencampurkan pikiran dalam hal ini, yang dia butuhkan hanya hatinya yang berbicara. Sementara untuk saat ini dia tidak bisa mengandalkan hati. Tidak untuk membuat dia maupun Kyuhyun dalam kebohongan yang berlarut-larut.
“ Aku mengerti akan itu. Mungkin dengan seperti ini. Baik kau maupun aku akan lebih mudah menjalani kehidupan ke depannya,” ujar Kyuhyun.
Kyuhyun juga masih ingat. Penggalan demi penggalan kata yang Sooyoung kirimkan kepadanya melalui pesan singkat. Pesan singkat yang mampu dengan singkat juga menjadi pusat perhatian. Bahkan dengan pesan singkat dari Sooyoung, Kyuhyun hilang kendali atas dirinya sejak pesan singkat itu diterimanya. Dua hari yang lalu. Ketika Sooyoung memutuskan mengakhiri hubungan mereka.
“ Aku akan baik-baik saja. Percayalah.”
Rasanya Sooyoung begitu ingin percaya. Lalu apa yang dia harus percayai? Kyuhyun akan baik-baik saja setelah ini? Apakah dengan intonasi yang sangat tertekan itu, Kyuhyun baik-baik saja? Sungguh di dalam lubuk hatinya, dia juga sama sekali tidak menginginkan semua ini. Semua ini terlalu manis untuk selesai. Bahkan mereka belum memenuhi semua yang telah mereka rencanakan dulu.
“ Kau pantas mendapatkan yang terbaik untukmu. Doakan saja aku bisa cepat menyusul kalian.”
Kyuhyun beranjak dari duduknya. Kakinya benar-benar ingin melangkah menjauh, bahkan jika dia tidak sedang memastikan bahwa Sooyoung baik-baik saja setelah ini. Rasanya dia ingin berlari, berteriak, bahkan menangis.
Kali ini baik Sooyoung maupun Kyuhyun diam menghadapi takdir. Tidak ada yang bisa mereka perbaiki untuk kali ini. Hati mereka tidak satu komitmen seperti dulu. Janji setia mereka ada, namun hati seperti menghapus syarat-syarat janji tersebut. Membuatnya seperti sampah yang tidak berguna. Kyuhyun tidak menghentikannya selayaknya seperti dulu. Dan Sooyoung sama sekali tidak bisa meminta maaf untuk keputusannya kali ini. Kyuhyun bilang dia tidak bersalah, toh bukankah maaf ada jika kita melakukan kesalahan? Alasan mereka tidak berdasar. Alasan yang kuatnya adalah cinta.
Dalam cinta tidak ada yang bisa disalahkan. Jika penghianatan terjadi bahkan bukan suatu doa besar. Ada yang mesti mengalah dalam cinta bersegi. Faktanya semua manusia mengalami cinta bersegi, meski ada banyak orang yang cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Dulu mereka juga pasangan. Pasangan yang saling jatuh cinta pada musim semi dan seperti pasangan lainnya, saling melengkapi. Tapi setiap manusia pasti selalu merasakan jatuh cinta. Jangan salahkan Choi Sooyoung yang juga jatuh cinta pada seorang lelaki lain. Jangan pula salahkan Cho Kyuhyun yang tidak bisa mempertahankan komitmen mereka. Hati manusia selalu berubah.
“ Kalau begitu. Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik,” Kyuhyun berdiri.
“__dan selamat,” ucap Kyuhyun ragu.
Jika ditanya, apa Kyuhyun masih mencintai Sooyoung? Jawabannya masih, tapi kadar cinta itu tidak sebesar cintanya waktu-waktu lalu. Dia yakin siapapun yang akan menjadi pasangannya dan pasangan Sooyoung, orang itu pasti yang terbaik. Dan bukankah Tuhan telah menulis seseorang yang ditakdirkan untuk kita nanti? Dan Kyuhyun maupun Sooyoung percaya itu.
Kyuhyun menghadap Sooyoung. Tatapan mereka beradu. Tatapan itu juga masih sama. Masih teduh dan menyejukan hati. Keduanya mengakui itu.
“ Bisakah kita mempunyai last hug?”
Kyuhyun tersenyum menatap Sooyoung berharap. Dia sudah merentangkan kedua lengannya. Detik berikutnya, dia sudah merasakan kedua lengan mendekapnya erat. Kyuhyun tahu pemilik lengan itu. Dengan senang hati, Kyuhyun membalasnya. Dia membalas dekapan Sooyoung yang tidak kalah erat dengan dekapan Sooyoung.
Di momen ini, mereka berusaha mengingat setiap detik yang masih tersisa. Selagi waktu bisa mengatakan bahwa ada kata ‘kita’ yang mengikat mereka.
“ Semoga langgeng.”
Setelah itu, baik Kyuhyun maupun Sooyoung hanya dapat tersenyum dan berjalan masing-masing. Kenangan mereka manis dan mereka tidak akan melupakan semua kenangan itu. Meski mereka akan berjalan bersama pasangan mereka masing-masing.
Tapi di hati kecil Kyuhyun, terselip sebuah harapan kecil.
-
Jika kita adalah jodoh
Suatu saat nanti cinta itu akan datang lagi
Kita akan jatuh cinta lagi dengan orang yang sama
Hati ini akan bersatu kembali
Sayangnya waktunya bukan sekarang
Tuhan telah merencanakan suatu rahasia di depan
Percayalah…
-

[Series] Mr$. Mercenary – Part 3
Title : Mr$. Mercenary – Part 3
Author : Azula
Genre : AU, Romance, Humor
Rating : PG 17
Main Cast :
- Cho Kyuhyun
- Choi Sooyoung
Support Cast :
- SNSD – Yoona
- EXO – Kris
- Lee Donghae
- Victoria Song
Tulisan sampah dengan diksi berantakan serta kalimat tak tertata. Mohon maaf jika imajinasi absurd dan keterbatasan seorang penulis amatir ini tidak memenuhi ekspektasi readers sekalian. Tanpa mengurangi rasa hormat dimohon untuk tidak mengcopy tulisan ini tanpa seizin penulis.
Warning: There are so many rude words here.
“Tugasmu, nona Choi, adalah membuatku bisa tidur dengan nyenyak.”
——0—–0—–
Jenny Kim adalah kekasih Ailee. Jenny Kim berpacaran dengan Ailee. Sialan! Apa itu maksudnya?
“Jadi?” Sooyoung minta klarifikasi.
“Ya.” Jawab pria itu sekedarnya, menikmati ekspresi terguncang Sooyoung.
“Oh.” Sooyoung berhasil menampilkan ekspresi tak acuh ketika mendengar skandal nasional ini sekalipun badannya menciut di atas kursi.
Jenny Kim, model campuran Korea – Belanda dengan tubuh menggiurkan, berbibir bengkak (seperti yang lazim dimiliki oleh wanita berprofesi tersebut), memiliki tungkai sepanjang 110 cm. Semua wanita, terlebih Choi Sooyoung ingin seperti dirinya. Jenny adalah idolanya, atau mungkin alkitabnya. Sooyoung memujanya, mempercayainya, dan segala gerak-gerik Jenny menjadi pedoman hidupnya. Dan dia ternyata penyuka sesama jenis? Itu bukan bagian yang terburuk. Jenny juga menjalin affair dengan isteri pria dari zaman prasejarah dihadapannya, yang sangat dibencinya? Sooyoung merasa hatinya berdarah dan tubuhnya terkubur dalam timbunan tanah longsor.
Jenny!
Ini menyakitkan.
Sungguh.
Sooyoung tenggelam dalam keterpurukan sementara jam terus merayap. Keheningan yang pekat itu dipecahkan oleh dengusan Kyuhyun. “Jadi, nona Choi….”
“Kenapa kau memberitahukan hal ini padaku?” Sooyoung menyela. Suaranya yang bergetar diambang tangis terdengar konyol di telinga Kyuhyun. “Kenapa? Aku bahkan tidak mengenalmu.”
Itu juga yang Kyuhyun tanyakan pada dirinya sendiri. Pernyataan atas disorientasi seksual Ailee adalah spontanitas. Spontanitas yang muncul akibat kegugupannya akan reaksi Sooyoung saat tahu dirinya adalah pria beristri. Bajingan macam apa yang masih mengenakan cincin kawin di jari manisnya, sementara pada suatu ketika dia menyerang gadis provokatif? Sooyoung pasti sangat membencinya. Uh, tepatnya akan semakin membencinya. Tapi Kyuhyun juga membenci gadis itu. Choi Sooyoung entah untuk alasan yang sepertinya hanya diketahui oleh Tuhan membanting setengah lusin kakek-kakek ke atas ranjang, memeras isi dompet mereka, dan ironisnya salah satu dari kakek-kakek malang itu adalah ayahnya. Ayahnya!
Kyuhyun dalam acara intimidasi diatas kapal pernah mengatakan jika dia tahu banyak tentang Choi Sooyoung. Well, sebenarnya tidak juga. Kyuhyun sempat menyewa seorang detektif swasta yang membanjiri mejanya dengan tagihan atas jasa penyelidikan omong kosong yang tak memberikan hasil apapun. Dia memberikan ringkasan tentang diri Choi Sooyoung, tentang kedua orang tua dan kakaknya yang tewas dalam kecelakaan lalu lintas (mewariskan beberapa asset yang menurut taksiran Kyuhyun mampu membiayai hidup Choi Sooyoung setidaknya sampai dia lulus kuliah), nomor rekeningnya yang kering, bahkan nilai-nilainya di Universitas yang tidak terlalu mengesankan. Itu saja. Sisi hidupnya yang lain sangat sulit diketahui. Sebenarnya detektif itu sudah melacak tentang kontak Choi Sooyoung dengan beberapa algojo seorang pemilik kasino asal Hongkong. Detektif itu belum sempat menyelesaikan penyelidikannya karena sang bos sudah gatal untuk memberhentikannya.
Kesimpulannya : Choi Sooyoung adalah misteri. Gadis itu senormal manusia sebayanya.
Tapi Choi Sooyoung sudah menipu ayahnya. Itu saja yang masuk hitungan. Alasan gadis itu merampok banyak orang bukanlah urusannya.
Kyuhyun sudah merencanakan sebuah pembalasan dendam yang tak terlupakan. Itu nanti. Sekarang manfaatkan ketakutan gadis ini pada penjara. Choi Sooyoung harus melakukan sesuatu untuknya.
Tapi Choi Sooyoung cantik juga sih.
Fokus, Kyuhyun! Fokus!
“Ahjussi!” raung Sooyoung. Mengenyakan kabut lamunan dari kepala Kyuhyun.
“Apa?”
“Kenapa kau menceritakan aib istrimu padaku?”
“Tidak tahu.”
Sikap datar pria itu mengingatkan Sooyoung agar tidak memperpanjang urusan. Sooyoung bergumam ‘oh’ dengan wajah kurang ajar. Pembicaraan tentang Ailee dan Jenny pun berakhir sampai disana. Namun tak satupun dari mereka membuka mulut lebih dulu untuk memulai topic baru. Keheningan itu kembali menggantung di langit-langit kantornya.
Karena tak tahu apa yang harus dilakukannya, Sooyoung kembali pada minumannya.
Kyuhyun mendorong tubuhnya menjauh sedikit dari meja dan bersantai di kursinya. Tak lama kemudian ia mengeluarkan sebungkus rokok dari laci kerjanya. Kyuhyun mengetuk kotak itu, berlama-lama memilih sebatang, mengetuk-ngetukan filternya, dan dengan gerakan metodis menyalakannya, tanpa menanyakan keberatan tamunya. Dimatikannya AC yang sempat menjadi penyelamatnya tadi. Asap rokok dan pendingin ruangan tentu bukan perpaduan yang mengesankan. Dia bergerak dari singgasananya menuju dinding kaca dan pemandangan kota Seoul. Di luar, seorang petugas kebersihan tengah membersihkan kaca dengan gondola. Kyuhyun mengangkat tangan ramah yang dibalas pria itu dengan senyum penuh hormat.
Kyuhyun bergerak dalam bisnis pengembang property dan penyewaan kapal angkut barang. Perusahaannya menempati 15 lantai tertinggi gedung tersebut (karena Kyuhyun pemiliknya gedung itu). Kyuhyun adalah tipe penyendiri. Itu salah satu alasan ia memilih rumah minimalis sebagai huniannya, karena ia tak suka banyak pelayan dan orang-orang asing berkeliaran di wilayah pribadinya. Dia memiliki pelayan paruh waktu untuk membersihkan rumahnya setiap hari, setelah Kyuhyun berangkat kerja, dan ketika Kyuhyun kembali ke rumah, pelayan itu sudah pergi, seperti yang diharapkan majikannya.
Dia menoleh pada Sooyoung yang tampaknya belum kenyang setelah membantai 11 gelas minuman dingin. “Bukankah kau kesini untuk membicarakan bisnis?” Tanya Kyuhyun, disusul kepulan asap diatas kepalanya.
“Oh ya. Aku kesini hanya ingin mengatakan kalau bisnis kita batal.”
Jikapun Kyuhyun terkejut, dia terlalu professional untuk menunjukannya. “Jadi kau datang ke kantorku, mengacaukan jadwal rapatku, hanya untuk minta minum?”
“Begitulah kira-kira.”
“Kau tidak serius.” Kyuhyun dengan tenang menjentikan abu rokok itu hingga bertebaran di atas karpet tebalnya sebelum kemudian menjepitkan benda menyala itu diantara bibirnya.
“Apa aku kelihatan sedang bercanda?”
Kyuhyun tak melihat jejak humor di wajah Sooyoung. Mereka saling mengawasi dari jarak 3 meter itu sebelum Sooyoung dengan wajah seriang siswa Taman Kanak-Kanak berdiri dan mengucapkan. “Selamat tinggal, ahjussi.”
Tak ada permintaan maaf, tak ada ucapan terima kasih, uang yang dirampoknya dari ayah Kyuhyun jelas tak disinggung. Gadis itu menakjubkan. Seharusnya masuk dalam 7 keajaiban dunia, karena mungkin hanya dia satu-satunya manusia yang berperangai seperti itu di muka bumi. Kyuhyun berpendapat. Sooyoung menghilang dibalik pintu yang terbanting dibelakangnya. Rokok itu dilumatkannya ke dalam asbak, lalu Kyuhyun menghubungi sekretarisnya melalui intercom.
——0—–0—–
“Kau bilang apa barusan?” amuk Kyuhyun diiringi tindakan dramatis membanting satu map berkas ke atas mejanya.
Victoria Song, si sekretaris mengkeret dibawah tatapan tajam itu. Lee Donghae yang jauh lebih terbiasa dengan tempramen Kyuhyun, menjelaskan semuanya dengan retoris meski tak yakin kata-kata yang keluar dari mulutnya akan menyenangkan hati bosnya. “Jung Yunho berhasil membelinya.”
“Itu tidak masuk akal.” Raung Kyuhyun. “Tanah itu, kita sudah mengamatinya berbulan-bulan, dan si tua bangka yang sudah muak dengan Negara empat musim itu sudah setuju untuk menjualnya pada perusahaan ini. Kita menawar 4 miliar won untuk sepetak tanahnya agar bisa memenuhi hasrat si bajingan itu untuk pensiun dan menikmati matahari terbenam di Karibia sepanjang hidupnya.”
“Ya memang benar. Tapi dia belum menandatangi kesepakatan jual beli itu.” tutur Donghae tenang. “Kau tahu sendiri bos, si tua itu serakah. Aku tak tahu apakah Jung Yunho menawar tanahnya dengan harga yang lebih tinggi atau dia menggertak orang tua malang itu. Hanya Tuhan yang tahu. Yang jelas, dia menutup transaksinya dengan Jung Yunho. Kita kehilangan tanah itu.”
“Bagaimana dengan brokernya?”
“Bersekongkol dengan Jung Yunho.”
Kyuhyun menggeramkan kata kurang ajar yang disusul sekereta api kata-kata umpatan yang entah ditunjukan pada Jung Yunho, si orang tua itu, sang broker, atau Lee Donghae yang tak becus mengurusi hanya satu transaksi. Setelah kemarahannya sedikit mereda, dia melirik Victoria yang terus menelan saliva, merelakan hatinya jika akan kena damprat Cho Kyuhyun. Victoria tidak melakukan kesalahan apapun. Namun suasana hati Kyuhyun sedang buruk akhir-akhir ini. Sudah seharusnya dia bersikap waspada.
“Apa yang kau bawa, Vic?”
Dia tergagap. “Uh.. tuan Jason Nam ingin menyewa salah satu kapal anda untuk pengiriman barang ke Yunani.”
“Tidak.”
“Tapi…”
“Dia orang penting?” Timpalnya tajam. “Aku tahu. Dan aku juga tahu dia itu tangan kanan mafia. Seorang kartel narkoba. Aku bertanya-tanya apa yang akan dia selundupkan di kapalku. Mariyuana? Heroin? Jawabannya tidak. Bilang kalau kapal kita semuanya sudah dibooking. Aku tak mau berurusan dengan polisi.”
“Tap…”
“Jika dia bersikeras, suruh dia menghubungiku secara pribadi.”
“Baik.”
Kyuhyun memandang mereka bergantian. “Ada hal lain yang ingin kalian sampaikan?”
“Uh.” Victoria yang berbicara sambil membetulkan letak kacamatanya dan membaca sebuah map. Disusul gerakan mulutnya melafalkan segulung kalimat tentang jadwal bos besar. Keputusan Kyuhyun menghancurkan sebagian besar jadwal itu. Dia membatalkan 2 rapat dan pertemuan dengan beberapa klien dari Taiwan, jamuan makan malam dengan seorang politisi, dan seterusnya. Donghae tak mengucapkan apapun.
Kyuhyun menyuruh mereka kembali ke meja masing-masing. Dia sendiri baru hendak menghempaskan tubuhnya di kursi ketika pintu diketuk kembali.
“Masuk!” perintahnya jengkel.
5 menit yang lalu otaknya mendung dikelilingi awan kemarahan yang dikiranya tak akan menyingkir untuk waktu dekat. Detik ini, mendadak matahari terbit di atas kepalanya. Kekesalannya menguap.
Dibutuhkan dua petugas keamanan untuk menyeret Choi Sooyoung ke kantor sang direktur. Pertempuran itu tidaklah mudah. 7 menit penuh perlawanan, rontaan, tendangan di tulang kering, cakaran dan gigitan sebelum gadis itu menyerah pada takdirnya. Dia berharap tubuhnya 30 kg lebih berat, sehingga tak akan semudah ini dikalahkan oleh kedua gorilla ini.
Choi Sooyoung tak mau menggerakkan kakinya barang seinchipun. Dengan kata lain, Sooyoung benar-benar diseret, secara harfiah, dengan kedua lengannya diampit oleh dua mahluk bertampang muram itu. Butuh 10 menit untuk membawanya kembali kesini. Waktu yang cukup lama. Tapi toh sekarang Choi Sooyoung ada disini, ditopang oleh orang-orangnya, mengerucutkan bibir dan kelihatannya siap membunuh Kyuhyun saat itu juga. Kyuhyun menyunggingkan seringai atas kemenangan kecilnya. Ah Tuhan memang murah hati.
“Selamat datang kembali, nona Choi.”
Sooyoung meneriakinya. “Tuhan pasti akan menenggelamkanmu di dasar neraka, kau tahu. Kau sudah menghalangi seorang umat untuk datang ke rumahnya.”
Kedua alis Kyuhyun terangkat miris. “Kau mau ke Gereja?”
“Ya.” Sembur Sooyoung sejadi-jadinya. “Kau tahu apa yang akan kulakukan di Gereja? Aku akan mengubur diriku disana hingga tengah malam, berdoa, mengiba pada Tuhan agar disisa hidupku yang menyedihkan ini tak dipertemukan lagi dengan bajingan oportunis sepertimu.”
Serangan berbisa itu jelas belum juga menyentuh permukaannya. Makian gadis itu akan menyerbu sebentar lagi. Oke tidak masalah. Kyuhyun akan menghadapinya. Namun hal pertama yang harus dilakukannya adalah menyelamatkan muka dihadapan pegawainya. Dengan satu anggukan penuh arti, kedua petugas keamanan itu melepaskan Sooyoung dan meninggalkan ruang kerja Kyuhyun. Cacian penuh racun dari mulut Sooyoung mengiringi kepergian mereka.
“Kau arogan.” Jerit Sooyoung sambil memijat pelan lengannya yang bekas diremas dua monster tadi.
“Aku tahu.”
“Aku tak ingin berurusan denganmu.”
Kyuhyun mencibir. “Wah sayang sekali. Tapi kurasa bukan begitu peraturannya.”
Sooyoung menautkan tatapannya pada mata tak terbaca yang menghujamnya. “Kau menyedihkan.”
Sialan! Gadis ini benar. Kyuhyun memang menyedihkan saat ini. Dia mengemis pada gadis ingusan itu untuk bekerja padanya? Pemaksaan ini memang agak mencederai harga dirinya. Peduli setan! Keengganan Sooyoung bahkan tak masuk dalam daftar hal-hal yang harus dia perhatikan. Jung Yunho-lah yang harus segera dia urus. Pria itu mengancam keamanan nasional, dalam hal ini perusahaannya. Tentu saja kasus yang dilaporkan Donghae tadi bukan yang pertama kalinya. Jung Yunho sudah keterlaluan. Sesegera mungkin harus disingkirkan, dan Choi Sooyoung adalah juru selamatnya. Kyuhyun harus mempertahankan gadis menjengkelkan itu karena dialah cacing yang sempurna untuk diumpankan.
Kyuhyun mendesah muram lalu berkata. “Mari bicarakan ini dengan kepala dingin, nona Choi.”
Sooyoung menerjang meja Kyuhyun, mengangsurkan sebuah bolpoin dan secarik kertas memo yang memang sudah tersedia disana. “Tolong catat ini baik-baik, tuan Cho!” mencondongkan wajahnya mendekat, nyaris bersentuhan, dengan tatapan garang tentunya. “Tidak sudi. Tidak mau. Tak akan pernah. Cukup jelas untukmu?”
Sangat jelas. Kyuhyun berdehem keras sambil menarik wajahnya setengah centi lebih jauh. Setengah centi saja. Karena pemandangan di depannya cukup indah. “Uh, oke.”
“Bagus. Kalau begitu aku ucapkan benar-benar selamat tinggal.” Sooyoung menarik dirinya.
“Oke.” Mau menyerah semudah itu Kyuhyun? Memalukan!
Sooyoung menjulurkan lidah dengan cara yang menjengkelkan. Dia keluar sebagai pemenang di medan peperangan. Maaf saja untuk ahjussi brengsek itu, tapi yang muda selalu unggul dalam hal-hal seperti ini. Lalu menjejakan kakinya dengan mantap. “Tunggu sebentar!” katanya pada diri sendiri.
Ia berdiri selama 30 detik sambil mengetukan jari di pelipisnya mencoba mengingat sesuatu. Aha! Hampir saja. Sooyoung kembali, memanjat ke meja itu, mencondongkan tubuhnya, menarik kerah kemeja Kyuhyun… hingga mendekat… hingga dia bisa merasakan nafas Kyuhyun menerpa wajahnya. Lalu….
Kyuhyun menyeringai.
Lalu….
Sooyoung menjambak rambutnya.
“YYA! Nona Choi!”
“Rasakan, hah! Kau memang harus mati.” Ujar Sooyoung dengan semangat membara. Jambak. Terus menjambak. Jambak terus. Jambak sampai mati. Yeah!
“Hentikan!”
“Tidak mau.”
Dengan kebrutalan seperti itu, Sooyoung kelihatannya tidak hanya ingin menghancurkan tatanan rambutnya, tapi juga ingin memisahkan kepala Kyuhyun dari tubuhnya.
“Ayolah kumohon.” Rengek Kyuhyun. Sooyoung bergeming.
Siksaan itu baru berakhir setelah menit kedua.
Kyuhyun terengah sambil memegangi rambutnya yang berantakan. Syukurlah, kulit kepalanya masih ada disana. Sialan! Apa itu tadi? Cho Kyuhyun, si serigala di belantara korporasi baru saja dihajar oleh Choi Sooyoung, gadis yang tubuhnya bahkan tak lebih gemuk dari seekor belalang sembah? “Apa maksudmu? Bukankah urusan kita sudah selesai?” sembur Kyuhyun.
“Memang benar.” Jawab Sooyoung datar sambil merapikan sulur rambut yang jatuh di dahinya. “Yang tadi itu titipan Sunny.”
“Si gadis liliput?” Dengus Kyuhyun, kali ini memijat leher yang juga hampir dipatahkan Sooyoung dan membiarkan suasana hening sejenak. “Aku tak punya masalah dengannya.”
Sooyoung berkacak pinggang, menantang. “Oh yeah? Kau memfitnahnya kemarin.”
Kyuhyun berdiri, meniru pose Sooyoung dan balas memelototinya. “Fitnah apa? Jangan mengada-ada!”
“Kau menyebutnya gadis ingusan.”
“Apa? Ta.. Ta..Tapi…”
“Itu fitnah paling kejam yang pernah diterimanya.” Cerocos Sooyoung. “Gadis malang itu menangis semalaman karena ucapanmu. Asal kau tahu Tuan Cho, Sunny tidak pernah ingusan sepanjang hidupnya. Bahkan saat diserang flu beratpun hidungnya tak mengeluarkan ingus sedikitpun. Sunny adalah manusia dengan hidung paling steril di muka bumi.”
Rahang Kyuhyun berserakan di lantai. Jadi semua penganiayaan tadi karena…. ingus? Ingus! Astaga! Tega sekali Tuhan melakukan ini padanya. Siapa sesungguhnya yang idiot disini?
——0——0——
“Berisik sekali di dalam.” Donghae berkata sambil meringis. Dia duduk di meja kerja Victoria dalam upaya menyedihkannya mendekati wanita itu. Victoria tak menggubrisnya, sibuk berkutat dengan pekerjaannya, sambil sesekali membetulkan letak kacamatanya.
“Kau dengar aku?”
“hmm.”
“Aku tadi melihat Ailee dan si sexy itu.”
“Maksudmu Jenny?” ucap Victoria tanpa sedikitpun memalingkan pandangannya dari layar computer.
“Dari yang kudengar, Jenny akan jadi model utama di peragaan busana Ailee bulan depan. Tapi mereka hanya sebentar disini. Seisi dunia sudah tahu kalau Ailee menikah dengan butiknya, dan Kyuhyun menikah dengan kantornya. Pernikahan mereka hanya sebatas saling menggandeng di pesta dan jamuan makan malam.”
Victoria tak memberikan tanggapan lebih lanjut. Suasana hening beberapa saat sampai sebuah lengkingan yang dipastikan berasal dari kantor Kyuhyun mengiris telinga mereka. Dinding kantor Kyuhyun sendiri sama tebalnya dengan tembok Berlin. Siapapun yang berteriak di dalam dan mampu terdengar hingga keluar, suaranya dipastikan sama bisingnya dengan jet yang akan lepas landas.
“Kau tahu gadis yang ada di dalam?”
“Entahlah, Donghae. Kenapa tak kau tanyakan saja pada Kyuhyun?” Sikap jutek Victoria benar-benar tak tertolong.
“Uh, aku tak berani.” Ia kembali meringis. “Memangnya apasih yang mereka ributkan?”
“Mana aku tahu.” Wanita itu mulai merasa kehadiran Donghae sangat mengganggu. Dia melanjutkan kalimatnya sambil menekan tombol-tombol keyboard seribut mungkin. “Kau seperti tak tahu saja. Kyuhyun memang selalu punya masalah dengan anak muda.”
——-0——-0——-
Ribut-ribut yang dimaksud Donghae adalah perdebatan absurd tentang ingus. Yang patut disyukuri adalah kantor Kyuhyun tak menyediakan senjata tajam yang bisa mereka gunakan untuk saling menggorok. Kyuhyun dengan nada meletup-letup memberikan kuliah panjang lebar tentang makna istilah ‘gadis ingusan’. Sooyoung yang terpojok melontarkan pembelaan jika dia tak tahu menahu tentang hal itu karena saat SMP tingkat bolosnya pada pelajaran bahasa mencapai 60%. Kyuhyun tak terkejut dan menyebut gadis itu ‘bodoh’, Sooyoung nyaris menjambaknya kembali. Kyuhyun menuntut kata maaf. Sooyoung tentu saja tidak mau melakukannya, karena yang masuk hitungannya hanyalah bahwa perkataan Kyuhyun telah melukai hati temannya. Titik. Kyuhyunlah yang harus berlutut meminta maaf pada Sunny. Kata ‘ingus’ sendiri sedikitnya diucapkan 40 kali selama 10 menit pertikaian berdarah itu. Kata-kata umpatan mengalir bagai air bah selama sesi itu.
Namun tak satupun diantara mereka mampu menjelaskan bagaimana atau kenapa pertengkaran itu membawa mereka pada posisi yang sangat mengganggu ini. Dan entah sudah berapa lama mereka bertahan seperti itu. Sooyoung terbaring diatas meja dengan kaki melayang sementara Kyuhyun membungkuk diatasnya. Berkas-berkas kerja Kyuhyun beserta syal milik Sooyoung berserakan di karpet. Dengan rambut berantakan dan dua kancing kemeja lepas akibat cakaran Sooyoung, penampilan Kyuhyunpun tak lebih baik dari keadaan kantornya. Kedua tangannya menekan ujung meja memerangkap Sooyoung dibawahnya, dan pria itu berbicara 2 oktaf diatas biasanya. “Dengar, aku muak dengan omong kosong menjijikan tentang ingus itu, oke.”
“Bagus, karena aku juga sudah muak denganmu.”
“Bagus.” Desisnya diantara gigi terkatup.
“Ya, memang bagus. Sekarang singkirkan tubuh gendutmu itu.” Satu tendangan diarahkan ke tulang kering Kyuhyun.
Kyuhyun menarik dirinya sambil menggumamkan kata sialan. Sooyoung bangkit dan ketika keduanya menoleh ke arah kaca, mereka melihat petugas pembersih kaca itu memandang mereka dengan mulut menganga.
Boleh dibilang si petugas pembersih kaca adalah satu-satunya saksi hidup atas peristiwa barusan. Dia sudah ada disana sejak detik pertama Sooyoung masuk ke ruangan itu, lalu menyaksikan kemunculan Ailee dengan teman modelnya, Kyuhyun yang mendamprat dua karyawannya, dan seterusnya. Dia melihat mereka saling memaki meski tak dapat mendengar keributan apa yang terjadi. Terus terang, pemandangan yang paling seru adalah ketika Kyuhyun entah untuk alasan apa dan entah sadar atau tidak, tiba-tiba membanting Sooyoung ke mejanya, sementara gadis itu terlalu focus pada amukan verbalnya sehingga tak menyadari hal tersebut. Mereka saling meneriaki selama 5 menit dalam posisi panas tersebut.
Kyuhyun, Sooyoung serta petugas pembersih kaca itu saling menatap dalam keheningan yang canggung. Akhirnya Sooyoung berdehem kaku. “Well, itu semakin memperkuat alasanku untuk tidak bekerjasama denganmu Tuan Cho Kyuhyun yang terhormat. Kau kasar, brengsek, oportunis, bla bla bla.”
“Kau yakin?” tanya Kyuhyun dengan nada mengancam.
“Tak pernah seyakin ini sebelumnya.”
Kyuhyun tak berkomentar lagi.
Dipungutnya syal itu. “Selamat tinggal.” Katanya, entah untuk keberapa kalinya.
Pikirkan Kyuhyun, kata gagal tak pernah ada dalam kamusmu bukan? “Sooyoung..”
Sooyoung menoleh dengan kesal. “Apa lagi?”
“Kau mau menemaniku makan siang?” ajaknya ragu. Dia mengukur reaksi gadis itu dan menyadari satu hal. Ini jelas perjudian. Perjudian yang tak akan dimenangkannya.
Hening.
Kerut di dahi Sooyoung memudar perlahan, matanya bersinar seperti lampu neon di papan iklan. “Makan siang?”
Kepercayaan diri Kyuhyun kembali, nada bicaranya jelas melembut. “Kita bisa membicarakan banyak hal.”
Hening kembali.
“Tentu. Kenapa tidak?”
Dan begitulah. Keteguhan hati Sooyoung tenggelam dalam sejarah. Keyakinannya diruntuhkan oleh… makan siang? Makan siang! Perut? Harga diri? Perut? Harga diri? Tentu saja saat ini perut harus mendapat prioritas teratas karena perkelahian tadi menguras banyak tenaganya.
Sejenak mereka berpandangan kaku merasa puas atas kesepakatan yang menguntungkan mereka berdua, tapi tak tahu siapa yang harus bergerak lebih dulu.
——-0——0——-
“Masuklahlah!” Kyuhyun sudah ada di dalam, siap menekan tombol. Sooyoung malah membeku di depannya. “Ada yang salah nona Choi?”
“Uh tidak. Aku hanya.” Sooyoung mulai memelintir ujung bajunya. Kebiasaan yang dia lakukan saat gugup. “Apa kau punya selotip?”
Sebelah alis Kyuhyun terangkat. Dia bertanya-tanya akan digunakan untuk apa benda itu. jangan-jangan. Sooyoung akan mengikatnya, menguncinya dan membiarkan Kyuhyun mati membusuk dalam lift. Ya pasti begitu. 3 menit yang lalu Sooyoung masih berusaha mencekiknya, dan detik ini sudah jinak sepenuhnya. Ini agak aneh memang. Yeah. Tapi gadis ini memang aneh. Sambil memutar matanya, Kyuhyun berkata. “Minta pada Victoria dan cepatlah!”
——0—–0—–
Lift itu terbuka di basement tempat para penghuni gedung memarkir kendaraan mereka. Kyuhyun yang menekan kunci mobilnya, terdengar bunyi nyaring di kejauhan, tempat mobilnya yang dicuri Sooyoung bersemayam. Sooyoung mengekor ragu dibelakangnya lalu tiba-tiba mendahului Kyuhyun dan menghandangnya.
“Apa-apaan kau?”
“Jangan lihat!”
“Kau melakukan sesuatu pada mobilku?”
Sooyoung menggeleng sambil terus menghalangi pandangan Kyuhyun dari mobilnya. “Tidak! Tidak! Tentu saja tidak. Hmm.. Tidak terlalu parah.”
Standar keparahan Sooyoung memang sangat parah. “Astaga!” Mobil Kyuhyun pulang dalam keadaan babak belur.
“Tapi semuanya akan baik-baik saja. Aku bersumpah.” Sooyoung berbalik lalu mulai sibuk dengan tugas sucinya.
Kyuhyun menyaksikan dengan miris ketika gadis sinting itu menambal goresan-goresan di mobilnya – mobil kebanggaannya – yang lebih dikasihinya daripada calon mantan istrinya sendiri – dengan selotip hitam yang tadi dimintanya dari Victroria.
Kyuhyun bersumpah akan membuat Sooyoung membayar untuk ini
—–TBC—–
Hello guys! Long time no see J
Ada yang masih ingat FF kacau ini? Udah berbulan-bulan saya hiatus (Secara tak official) dari dunia perFFan. Maaf yang sebesar-besarnya bagi readers sekalian yang udah setiah nungguin tulisan-tulisan saya. FF ini dan ada beberapa FF sudah jadi dan malah dibiarin bobo manis di laptop saya. Entahlah, tapi akhir-akhir ini saya merasa kurang percaya diri untuk mempost FF. Sorry guys. Mungkin ini kali ya yang namanya Writter’s Block Syndrom.
Makasih banyak buat yang udah komen dan like
KYUYOUNG JJANG! :’)
Drabble Sequel Tanpa Lilin besok yang di post nya. Hehe
*kecupmanja

[Lomba FF KSI] Another Story of Love Not Sound (Revisi)
Title : [Oneshot] Another Story of Love Not Sound
Author : Chuyleez
Main Cast : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Seo Joo Hyun, Xi Luhan
Genre : Romance, Family
Rating : 16
Length : Oneshot
Ini ff lomba yang aku kirim ke KSI. Cerita lain dari FF yang pernah kuposting yang berjudul Love Not Sound. Sebenarnya beberapa jam lalu diposting oleh admin KSI. Karena berantakan jadi aku posting ulang atas izin dari adminnya.
Aku ingin kebahagiaan kita selamanya
Namun semuanya tidak pernah berjalan mulus
Banyak rintangan yang harus kita lalui bersama
Saling percaya, aku membutuhkannya
Tolong percaya padaku…
Kyuhyun POV
Deru suara mesin gerbong kereta sedikit mengusik tidurku. Sedikit mengantuk memang sudah hampir dua jam aku berada di dalam kereta ini. Namun aku tidak bisa memejamkan mata seberapapun aku berusaha. Suara mesin, suara orang – orang yang sedang bercengkerama membicarakan sesuatu. Itu menggangguku.
Namun aku bersyukur. Telingaku dalam kondisi baik.
“Kemana tujuanmu anak muda?” tanya seorang kakek tua yang duduk bersebelahan denganku.
Aku hanya tersenyum. Mengambil sebuah note dalam sakuku dan menuliskan sesuatu.
Busan
Kakek tua itu mengerutkan kening. “Kau tidak bisa berbicara?”
Aku kembali tersenyum.
“Sayang sekali. Kau muda dan tampan, tapi tidak memiliki suara. Aku bersyukur, masih bisa berbicara sampai aku tua seperti ini.”
Mungkin kalian bertanya – tanya, kemana perginya suaraku? Bukankah suaraku telah kembali berkat gadis itu?
Aku teringat betapa bahagianya aku ketika aku menikahinya di usiaku yang baru delapan belas tahun. Dia tidak bisa apa – apa karena kebutaan yang dideritanya sehingga tidak bisa melanjutkan sekolah sepertiku.
Di sekolah pun, aku mulai mengganti penampilanku. Rambut yang selalu aku sisir rapi, kini aku tata acak. Kurasa banyak yang mengagumiku karena baru menyadari ketampananku. Aku juga mulai menjadi seorang pemberontak. Bukan pemberontak dalam arti buruk, tapi aku hanya memberontak agar mereka tidak menindasku lagi.
Flashback
“Kerjakan tugasku!” ujar Jessica melempar bukunya ke arahku.
Aku mengangkat wajahku yang semula terpusat pada buku fisika yang kubaca. Aku memandang tajam wajah dingin yang ada di hadapanku. Gayanya angkuh dan sombong.
“Aku tidak mau.” Ucapku.
Kulihat gadis itu shock karena aku bisa berbicara.
“Kau bisa bicara?”
“Wae? Aku sudah sembuh sehingga kalian tidak bisa menindasku lagi.”
“Kau membantahku?”
“Wae? Kau mau memukulku?”
Jessica menoleh ke arah dua bodyguard di kanan dan kirinya. Seperti mengerti maksud Jessica, kedua bodyguard itu mendekatiku dan hendak memukulku. Aku menangkis pukulannya dengan pintar. Yah, bukan pintar sih sebenarnya. Karena terlalu sering dipukuli, aku menjadi hafal gerak – geriknya memukulku. Well, kenapa mereka sama sekali tidak berubah? Dari dulu sampai saat ini gerakannya tetap sama. Hingga mudah bagiku untuk mengalahkan mereka.
Jessica membulatkan wajahnya melihat kedua bodyguardnya jatuh tersungkur. Dia memundurkan tubuhnya menghindari tatapan tajamku.
“Ini berlaku untuk kalian semua. Jangan ada yang berani menggangguku.” Ujarku tegas.
Semuanya memandangku takut. Mereka tidak percaya bahwa aku akan memberontak.
Meskipun masih ada yang berani menindasku seperti Kangin dkk. Walaupun mereka sudah pernah merasakan pukulanku, tapi tetap saja mereka masih terus menggangguku. Dasar keras kepala!
Kalian ingin tahu mengapa aku memberontak? Karena aku ingin pulang dalam keadaan utuh. Tidak terluka satupun. Istriku akan khawatir.
Setiap hari dia terus meraba wajah dan tubuhku. Takut aku terluka. Dia mengkhawatirkanku. Aku menjadi semakin mencintainya.
“Gwenchana?” tanyanya cemas sambil meraba wajahku.
Aku tersenyum dan mengecup pipinya kilat.
“Nan gwenchana yeobo~ah.”
Kulihat dia tersenyum. Ah, aku menyukai senyumannya.
Aku memandang matanya lekat. Aku menyukai mata cantiknya. Namun kini mata itu tidak berfungsi normal. Aku berjanji, setelah lulus SMA, kuliah dan memiliki pekerjaan, aku akan menabung untuk biaya operasi Sooyoung yang membutuhkan dana yang tidak sedikit.
“Aku punya kabar baik.”
“Apa itu?”
“Aku mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Seoul of University.”
“Benarkah? Chukkae.”
“Aku juga mendapat pekerjaan tambahan untuk mengajar bimbel milik Proffesor Song. Tapi aku akan mulai mengajar setelah lulus ujian.”
“Wah, Chukkae Kyu~ah.” Ujarnya senang.
Aku tersenyum melihatnya senang.
“Aku harus memiliki banyak uang agar kau bisa segera di operasi.” Ujarku menangkup pipinya.
“Meskipun aku tidak bisa melihat, aku tidak apa – apa. Selama kau ada disisiku.”
Kulihat Sooyoung menundukkan kepalanya.
“Waeyo?”
“Semoga berhasil untuk ujianmu.” Sooyoung terlihat memaksakan senyumnya. Aku tahu dia merasa sedih.
“Waeyo Soo?”
“Aku tidak bisa melakukan ujian sama sepertimu. Berusahalah yang terbaik.” Kulihat air matanya menetes.
Aku meraihnya dalam dekapanku. Aku paling tidak tahan melihat orang yang kucintai menangis.
“Setelah kau sembuh, kita akan mengambil ujian paket. Aku berjanji itu tidak akan lama.”
Kurasakan dia mengangguk. Isakan tangisnya mulai mereda.
Flashback End
Aku meraba pelan syal berwarna biru tua yang kupakai. Syal pemberian Sooyoung saat aku lulus SMA. Masih terasa sentuhannya pada syal yang kupakai ini. Aku benar – benar merindukannya. Tunggu aku Sooyoung~ah.
Flashback
Aku senang keluarga dan istriku datang di hari kelulusanku. Apalagi hari ini juga aku mendapat nilai kelulusan tertinggi di sekolah ini. Aku merasa telah membanggakan keluargaku.
Aku melihat beberapa murid, Tidak. Hampir 80% dari mereka memandang Sooyoung dengan tatapan mengejek. Aku tahu di belakang mereka pasti mengolok – olok Sooyoung tanpa diketahuinya. Segera kudekati keluarga dan istriku. Aku memeluk mereka bergantian.
“Aku senang kalian datang.”
“Kami harus datang Kyu~ah.”
“Lihat, aku mendapat tanda kelulusan ini.” Ujarku menunjukkan medali kelulusan yang melingkar di leherku.
Sooyoung menjulurkan tangannya meraba dadaku mencari keberadaan medali itu. Dia mendapatkannya. Dia memegang medali itu dan tersenyum.
“Chukkae… Kau telah lulus SMA.”
Aku mendekatkan wajahku ke arahnya dan mencium pipi tembamnya. “Terima kasih sudah menyemangatkanku.”
“Jangan umbar kemersraan kalian disini. Oh iya Soo, berikan hadiahnya.” Ujar Omma.
“Hadiah?”
Sooyoung memberikan sebuah paperbag padaku. Aku mengerutkan kening melihat paperbag yang diberikan Soo berasal dari departemen store terkenal yang menjual barang – barang dengan harga selangit.
Sebuah syal berwarna biru tua ada di dalam paperbag itu.
“Soo~ah…”
“Kau menyukainya?” tanya Sooyoung.
Aku terharu. Dia pasti membongkar tabungannya untuk membelikan hadiah untukku.
“Sooyoung yang memilih sendiri untukmu. Yah, meskipun tadi dia menanyakan warna apa yang dia pegang pada kami.” Sambung Omma.
“Ne. Nan jeongmal johayo. Gomawo.” Ujarku menahan tangis.
Sooyoung tersenyum manis.
Flashback
Aku menolehkan wajahku ke kiri. Kulihat kakek tua yang tadi mengajakku berbicara kini sedang tertidur nyenyak. Yah, dia satu jurusan denganku. Butuh waktu dua jam lagi untuk sampai di Busan.
Perhatianku kini tertuju pada sepasang kakek dan nenek yang duduk bersebrangan dengan kami. Si Nenek menyandarkan kepalanya di bahu Si Kakek. Mereka sangat romantis. Aku menjadi iri. Sudah lama aku tidak merasakan itu.
Flashback
Aku dan Sooyoung kini sedang berbaring di ranjang kami. Dia menyandarkan kepalanya di atas dadaku.
“Soo~ah, boleh aku minta hadiahku yang lain?”
“Hadiah lagi? Apa?”
“Hmm…” Aku terlihat ragu untuk mengatakannya. Aku benar – benar malu.
Apa kalian tahu apa maksudku? Tinggal bersama dengan seorang gadis dalam satu rumah dan satu ranjang yang sama. Aku seorang namja normal, butuh kekuatan ekstra untuk menahannya. Apalagi aku pernah melihatnya hanya mengenakan handuk. Tubuhku panas dingin jika mengingatnya.
“Apa Kyu~ah?”
Aku memindahkan dirinya untuk membaringkan kepalanya di atas bantal lalu aku sedikit menurunkan tubuhku.
“Kau mau tidur?”
“Anniyo.”
Jari telunjukku terulur untuk menyentuh dahinya. Kemudian terus menelusuri hidung, bibir, leher dan berhenti di belahan dadanya.
“Aku ingin ini. Bolehkah?” tanyaku dengan tatapan serius meskipun dia tidak dapat melihatnya.
Kurasa tubuhnya sedikit menegang. Dia pasti terkejut mendengar permintaanku.
“Tapi kalau tidak sekarang juga tidak apa – apa.”
“Baiklah.”
Mataku membulat. Benarkah yang kudengar tadi? Apa artinya dia mau menyerahkan tubuhnya padaku?
Kurasa dia meraba – raba mencari keberadaan tanganku. Ketika di dapat, dia langsung meletakkan tanganku di atas dadanya. Blush! Pipiku memerah. Ya Tuhan apa yang kau pegang ini. Sangat lembut dan kenyal.
“Kau adalah suamiku. Kau berhak mendapatkan hakmu. Maafkan aku karena tidak dapat melayanimu dengan baik.”
“Anniyo Soo. Kau adalah istri yang terbaik. Aku sangat beruntung kita di pertemukan. Sejak pertama kali kau datang, aku merasa Tuhan mengirimmu untukku. Mengirimmu untuk menjadi Dewi penolongku. Mengirimmu untuk menyembuhkan bisu yang ku derita bertahun – tahun… Jadi, benarkah kau mau menyerahkannya padaku? Aku tidak akan meninggalkanmu.”
Kulihat dia mengangguk. Aku tersenyum tipis.
Tanganku tergerak untuk membuka kancing piyama tidurnya satu persatu. Rasanya sangat aneh ketika tak sengaja kulit tanganku bersentuhan langsung dengan kulit tubuhnya. Kulit tubuh yang selama ini berbalut pakaian dan tidak pernah terlihat. Aku terperangah. Tubuhnya bersih, putih dan mengagumkan. Huh, kurasa setan mesum sudah mulai merasukiku.
Perlahan aku mendekatkan wajahku ke arahnya. Dia memejamkan mata ketika merasa nafasku sudah menyentuh wajahnya. Seperti tahu apa yang terjadi selanjutnya. Aku mendaratkan ciumanku untuk yang pertama kali pada gadisku ini. Yah, gadis. Karena setelah malam ini dia akan berubah menjadi wanitaku. Wanita yang kuharap bisa mengandung anakku.
~Skip
***
Beberapa hari setelah malam itu terjadi, aku sering melihat Sooyoung mual – mual. Dia sedikit kesulitan. Karena harus bersusah payah meraba sekelilingnya untuk menuju ke kamar mandi. Aku kasihan melihatnya.
Aku tergerak untuk menuntunnya menuju kamar mandi. Dia terlihat ingin memuntahkan isi perutnya. Namun tidak ada satupun yang keluar darisana.
“Gwenchana?”
“Ne. Gwenchana.”
“Apa perlu kita ke dokter? Aku ada kelas siang nanti jam 11. Kita punya waktu ke dokter sebentar.”
“Anniyo, Kyu. Gwenchana. Bukankah kau ada janji bertemu dengan Profesor Seo?”
“Tapi apa benar tidak apa – apa jika kutinggal sendiri.”
“Tidak apa – apa. Pergilah. Aku baik – baik saja.”
Aku memandangnya cemas. Tangannya terulur meraba wajahku. Dia membelai lembut pipiku. Seolah mengatakan bahwa dirinya tidak apa – apa. Dia melakukan itu agar aku tidak mencemaskannya.
“Aku baik – baik saja sayang.”
Dia tersenyum. Masih sama seperti dulu. Senyumannya selalu membuatku terhipnotis hingga membuatku tersenyum juga.
“Baiklah, aku pergi dulu. Hubungi aku jika terjadi sesuatu, hmm?”
Kurasa dia mengangguk.
“Aku pergi dulu.” Aku berpamitan dan mencium keningnya.
“Ne, hati – hati di jalan.”
“Hmm.” Aku mengangguk.
Aku pergi meninggalkan apartemen kami. Yah, sedikit tidak tega jika aku harus meninggalkannya dalam keadaan seperti ini.
***
Hari ini aku memang ada janji dengan Professor Seo. Entah karena apa dia ingin bertemu denganku sepagi ini.
Kuketuk pintu di ruangan dosen dan mencari bilik ruangan Professor Seo. Aku melihat seorang gadis disana. Mungkin tamu Professor Seo. Aku memilih untuk menunggunya.
“Oh, Kyuhyun.”
Kudengar suara Professor Seo memanggilku. Aku tersenyum mendapatinya di belakangku.
“Duduklah.” Pintanya menyuruhku duduk di kursi sebelah gadis itu. “Maaf tadi aku ke toilet sebentar.”
“Tidak apa – apa. Aku juga baru tiba.”
“Apa kalian sudah berkenalan tadi?”
Aku sedikit mengerutkan kening. Sedangkah gadis di sampingku terlihat malu.
“Dia putriku, Seohyun. Apa kau mau membantuku mengajari Seohyun? Beberapa bulan lagi dia akan menghadapi ujian nasional.”
“Tapi, aku harus mengajar bimbel milik Proffesor Song.”
“Aku sudah meminta izin darinya. Dan dia setuju. Hanya satu tahun Kyu~ah. Setelah itu kau akan kembali mengajar bimbel disana. Bagaimana? Kau akan menerima bayaran yang sama dengan di bimbel itu.”
Aku menimang – nimang ucapan Proffesor Seo. Memang lebih mudah mengajar satu orang daripada di tempat bimbel dengan murid yang jauh lebih banyak. Apalagi dengan bayaran yang sama.
“Baiklah.” Ujarku menyetujui tanpa berfikir panjang.
Aku tidak tahu sama sekali. Bahwa satu kata yang kuucapkan tadi berpengaruh besar pada kehidupanku. Membuatku kehilangan cintaku dan kehilangan orang yang kucintai yang mengandung anakku, Cho Sooyoung.
***
Sepulang dari kuliah, aku diminta untuk mengantarkan Seohyun ke Toko Buku mencari bahan untuk belajarnya nanti.
“Oppa, apa buku ini mudah untuk dipelajari?” tanyanya membawa buku yang dia pegang.
“Boleh. Tapi lebih baik kita mencari buku soal – soal ujian.”
“Ah, ne.” kulihat dia pergi. Mungkin mencari buku yang kukatakan tadi.
Aku merasa ponsel di sakuku berdering. Aku tersenyum membaca nama yang tertera di layar ponselku ‘My Lovely’
“Yeobosseo?”
“Kyu~ah. Apa kau akan pulang terlambat?”
“Anniyo. Jam 5 sore aku akan pulang.”
“Aku ingin tteokboki. Belikan aku yah.”
“Baiklah. Apa lagi yang kau minta?”
“Hanya itu saja. Aku sedang ingin sekali makan tteokboki.” Aku tersenyum mendengar suara manjanya.
“Aku akan membelikan untukmu. Tunggu aku di rumah ne? Saranghae…” ucapku romantis.
”Nado…”
Dia menutup teleponnya. Aku tersenyum kemudian membalikkan tubuhku. Kulihat Seohyun berubah muram. Tidak seceria tadi.
“Apa kau sudah menemukan buku yang kuminta tadi?” tanyaku. Tidak ingin memperlambat waktu. Aku harus membelikan Tteokboki keinginan Sooyoung.
“Apa kau sudah punya kekasih, Oppa?”
Aku heran melihatnya. Mengapa dia berkata seperti itu?
“Aku tidak punya kekasih. Tapi aku…”
Kulihat dia kembali tersenyum ceria dan langsung mengapit lenganku. “Aku sudah menemukan bukunya. Apa menurutmu ini bagus? Aku bertanya pada pelayan toko, mereka bilang ini Best Seller.”
“Eoh, buku ini juga bagus.” Ucapannya yang cepat dan senang tadi membuatku lupa akan perkataan penting yang terpotong tadi.
“Kajja!” Dia masih mengapit lenganku. Seakan tidak mau aku menjauh darinya sedikitpun.
***
Aku berlari sekuat tenaga dari halte menuju apartemenku. Aku telah janji pada Sooyoung akan pulang Pukul 5 sore. Tapi apa yang terjadi, sekarang sudah menunjukkan pukul setengah 7. Aku benar – benar mengingkari janjiku. Ini karena Seohyun memaksaku untuk menemaninya makan. Dia berkata sih sebagai ucapan terima kasih karena bersedia membantunya belajar.
Aku membuka kunci pintu apartemenku dan mendapati Sooyoung sedang duduk di bawah di samping ranjang sambil memeluk lututnya.
“Soo~ah, mianhae aku terlambat.”
“Eoh, kau datang? Ku kira kau lupa.”
“Aku tidak mungkin melupakannya. Ini pesananmu. Kita makan bersama yah?”
Kulihat dia mengangguk. Aku memang memberikannya sebuah jam digital yang akan berbunyi saat jarum panjang menunjukkan angka 12. Jadi setiap jam, jam digital itu akan berbunyi. Yah, sedikit membantunya untuk mengetahui jam berapa kini.
Aku mempersiapkan makan malam kami. Meskipun aku sudah makan dengan Seohyun tadi, tapi entah mengapa melihat Sooyoung makan dengan lahap, membuatku kembali merasa lapar.
“Setelah ini aku akan mengantarmu ke dokter. Kau selalu mual – mual akhir – akhir ini. Apa kau sudah mendapat tamu bulananmu?”
“Sekarang tanggal berapa?”
“Tanggal 15.”
“Mwo?? Mengapa bisa sampai telat satu minggu? Aku biasa dapat tanggal 8. Kalaupun mundur pasti aku dapat tanggal 10.”
“Oleh karena itu kita ke dokter sekarang. Siapa tahu kau sudah mengandung buah hati kita.”
Kulihat pipinya memerah. Lucu sekali. Membuat dia terlihat semakin cantik.
Setelah makan malam, aku dan Sooyoung pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi Sooyoung. Benar dugaanku. Sooyoung hamil 2 minggu. Kami berdua sangat senang sekali. Aku sempat melihat Sooyoung menangis terharu.
“Selamat datang, nak. Semoga kau bisa bertahan sampai kau lahir ke dunia ini. Kami mencintaimu.”
Flashback End
Aku menundukkan wajahku. Aku benar – benar merindukan Sooyoung. Sekarang, seharusnya dia sudah melahirkan. Bagaimana keadaannya? Bagaimana keadaan anakku? Apakah wajahnya mirip denganku?
Aku benar – benar ingin kereta ini berjalan lebih cepat lagi. Aku takut kehilangannya lagi. Aku benar – benar takut kehilangannya lagi.
Flashback
Sejak kehamilannya, Sooyoung menjadi sering terlihat manja. Hampir setiap hari saat aku di kampus dia selalu menelponku. Minta dibelikan makanan yang dia inginkan. Yah, aku tahu dia sedang ‘ngidam’.
Aku juga sudah mulai mengajari Seohyun sejak beberapa hari lalu. Aku terkadang risih mendapati dia melihatku dengan intens. Membuat dia juga sering mengabaikan penjelasan yang panjang lebar ku jelaskan dan membuatku harus mengulangi pelajaran hingga berulang kali. Sehingga membuatku pulang sedikit terlambat.
Aku sudah memberitahu Sooyoung bahwa aku mengajar putri Proffesor Seo yang akan menempuh ujian nasional. Sooyoung menyetujuinya. Sehingga dia selalu sabar menungguku pulang di rumah. Ah sayang, tahukah kau bahwa aku ingin sekali pulang lebih cepat agar aku bisa bertemu denganmu?
Tak terasa usia kandungan Sooyoung sudah menginjak bulan ketiga. Tubuhnya menjadi sedikit berisi dan perutnya semakin membuncit. Dengan rutin aku selalu mengantar dia ke dokter untuk memeriksakan kandungannya. Aku tersenyum mendapati janin yang berada dalam kandungannya berkembang dengan baik. Aku bersyukur pada Tuhan, karena telah memberikan kekuatan untuk istriku untuk bisa mengandung keturunanku sampai saat ini.
Aku dan Sooyoung kini tiba di lantai dasar apartemen kami. Namun langkahku terhenti ketika mendengar seseorang memanggilku. Aku mengenal suaranya.
“Oppa….”
Aku memandang Seohyun yang barusan memanggil namaku. Dia terlihat hampir menangis melihatku bersama dengan Sooyoung. Aku mengisyaratkannya untuk menunggu karena aku harus mengantar Sooyoung ke kamar apartemen kami. Aku tahu dia sangat lelah karena perjalanan tadi. Aku tidak mengerti mengapa Seohyun datang ke apartemenku.
Setelah mengantar Sooyoung, aku kembali turun ke lantai dasar. Aku beralasan ingin membeli beberapa makanan kecil. Aku segera menemui Seohyun.
“Seohyun~ah, ada apa?”
“Siapa wanita itu Oppa?” tanyanya terisak.
“Dia… Dia istriku. Waeyo?”
“Jadi Oppa sudah memiliki istri? Oppa kan baru berusia 20 tahun.”
“Aku sudah menikah saat usiaku 18 tahun.”
“Dengan gadis buta seperti dia?”
“Walaupun dia buta, dia tetap istriku dan aku mencintainya. Waeyo? Apa yang kau lakukan disini?” ujarku sedikit membentaknya. Aku tidak suka dia mengejek Sooyoung.
“Aku ingin bertemu Oppa.”
“Ne? Ada apa? Bukankah hari ini aku libur mengajarmu?”
“Aku benar – benar ingin bertemu Oppa.”
“Apa ada pelajaran yang tidak kau mengerti hingga membuatmu jauh – jauh datang kesini?”
“Aku menyukai Oppa…”
Aku membulatkan mataku mendengar pernyataan gadis di hadapanku ini. Dia menyukaiku?
“Aku mencintai Oppa…”
Tidak mungkin! Dia mencintaiku?
Aku mematung mendengar ucapannya barusan. Tanpa aku sadar dia menarik tengkukku dan menciumku. Andwae! Bibir ini hanya Sooyoung yang boleh menyentuhnya. Gadis ini tidak boleh!
Aku langsung mendorong tubuhnya dan mengusap bekas ciumannya dengan punggung tanganku.
“Neo micheosso??!!” Bentakku marah. Seenaknya dia mencium suami orang.
“Aku mencintai Oppa dan aku ingin kau menceraikan istri butamu itu.”
“Dengarkan baik – baik. Aku tidak akan pernah menceraikan Sooyoung. Dia adalah hidupku. Aku tidak bisa jika tanpanya. Lebih baik kau pulang sekarang. Kau benar – benar butuh menjernihkan otakmu. Seharusnya saat ini kau fokus pada ujianmu. Bukan melakukan hal konyol seperti ini. Kau mengerti?”
Kulihat dia menangis. Aku tidak peduli. Aku langsung meninggalkannya kembali ke kamarku.
Sesampainya di kamar, aku langsung mencari Sooyoung dan mendapatinya hendak membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
“Kau sudah kembali?” tanyanya.
Aku mengabaikan pertanyaannya dan mendekatinya. Langsungku menangkup kedua pipinya dan menciumnya kasar. Aku hanya ingin menghapus jejak ciuman Seohyun tadi di bibirku. Bukankah sudah kukatakan hanya Sooyoung yang boleh menyentuhnya.
Kurasa dia memukul dadaku membuatku langsung menghentikan aksi liarku. Aku memandangnya yang kini terengah – engah.
“Kyu, kau kenapa?”
Aku mengusap wajahnya. “Aku tidak apa – apa. Aku hanya takut kehilanganmu. Aku takut kau pergi dariku suatu saat nanti.”
Kulihat dia tersenyum. “Aku tidak akan pergi darimu. Kau tahu aku buta. Kemana aku harus pergi?”
Aku memandangnya cemas. Mengapa firasatku buruk?
Flashback End
Kyuhyun POV End
***
Sooyoung POV
Aku sedang menimang – nimang buah hatiku. Buah hatiku dengan suamiku, Cho Kyuhyun. Suami yang sudah hampir tujuh bulan lebih tidak kutemui. Wajahnya sangat mirip dengan Kyuhyun. Membuatku selalu teringat pada suamiku.
Kalian pasti heran, bagaimana aku bisa melihat lagi? Akan kuceritakan nanti. Saat ini aku akan menceritakan saat aku meninggalkan suamiku. Meninggalkan suamiku untuk gadis lain yang lebih sempurna dan mencintainya.
Flashback
Aku sedang menyetrika syal yang kuberikan pada Kyuhyun saat kelulusannya. Dengan penglihatan yang terbatas, aku mencoba menggunakan mata hatiku untuk melakukannya. Aku selalu berusaha untuk tidak merepotkan Kyuhyun. Aku menyetrika pakaian, mencuci piring dan membersihkan rumah, meskipun jika mencuci harus mengandalkan jasa laundry antar jemput. Itu pun juga kurang maksimal. Yah, namun aku sudah berusaha sebisaku.
“Akh!” Aku meringis ketika tak sengaja ujung setrika menyentuh jariku. Panas. Aku segera meniupnya mengurangi rasa sakitnya.
Tok… Tok… Tok…
Aku mendengar suara ketukan pintu. Aku mengambil tongkatku dan berjalan menuju pintu. Aku membuka pintu.
“Nugusseyo?” tanyaku.
“Jadi kau istri Kyuhyun Oppa?” ujar seorang gadis.
“Ne, apa kau mencari Kyuhyun? Dia tidak ada di rumah sekarang.”
“Aku tahu itu. Dan aku lebih tahu dari kau.”
Aku mengerutkan kening. Mengapa ucapan gadis ini terdengar kasar?
Kurasa gadis ini mendorong tubuhku pelan dan menutup pintunya.
“Aku Seohyun anak Proffesor Seo.”
“Bangapta, Seohyun~Sshi.” Yah, aku tahu Seohyun karena Kyuhyun pernah bercerita bahwa dia mengajar gadis ini.
“Sooyoung~Sshi… Aku menyukai suamimu.”
“Ne?”
“Aku mencintai suamimu.”
Hatiku rasanya hancur saat itu juga. Apa maksud gadis ini berkata begitu padaku?
“Kau tahu, dia menyatakan cintanya padaku kemarin. Dia juga menyukaiku. Dia bilang, dia akan menceraikanmu saat kau sudah melahirkan nanti.”
Aku mengelus perutku. Berusaha menenangkan janin dalam perutku yang kurasa bergerak. Yah, mungkin dia juga terkejut sama sepertiku.
“Kau seharusnya sadar diri Sooyoung~Sshi. Kyuhyun tidak pernah mencintaimu. Dia itu hanya kasihan padamu karena kau buta. Seharusnya kau sudah berfikir apa yang dia lakukan sampai pulang terlambat. Itu karena kita berkencan terlebih dahulu.”
Kudengar gadis ini tertawa. Aku mencengkeram dress di depan perutku. Berusaha menguatkan tubuhku agar tidak jatuh.
“Kau tahu dia sangat romantis. Dia sering mengajakku ke taman bermain, berkeliling wahana, menonton bioskop dan dia juga pernah menciumku.”
Aku membulatkan mataku. Kyuhyun menciumnya? Apa dia menghianatiku?
“Dia selalu melakukan semua yang tidak bisa kau lakukan bersamanya padaku. Mungkin dia lelah hidup denganmu.”
Mungkin perkataan gadis ini benar. Kyuhyun sudah lelah hidup dengan gadis buta sepertiku. Tapi mengapa dia tidak jujur? Jika dia mengatakannya, aku pasti akan pergi dari hidupnya dan tidak akan merepotkannya lagi. Jadi dia bisa hidup bahagia dengan gadis yang kini dicintainya.
“Aku hanya ingin memberitahumu. Sebenarnya Kyuhyun melarangku mengatakannya. Namun aku takut kau diberi harapan palsu olehnya. Dan kau dijatuhkan nantinya. Lebih baik aku beritahu sekarang.”
Tak terasa air mataku mulai turun ke pipiku. Aku tidak bisa menahannya lagi. Kyuhyun menghianatiku. Dia berselingkuh di belakangku.
“Aku pergi, Sooyoung~Sshi.”
Kudengar suara pintu tertutup. Gadis itu telah pergi. Aku menjatuhkan tubuhku dan menangis. Aku memang tidak berguna. Seharusnya aku berfikir. Orang sesempurna Kyuhyun tidak akan tahan hidup dengan gadis buta sepertiku.
Saat ini pukul 14.00
Terdengar suara jam digital yang diberikan Kyuhyun. Pukul 14.00, berarti tiga jam lagi, Kyuhyun akan pulang.
Aku meraba – raba lantai mencari tongkatku kemudian bangkit. Aku beranjak menuju lemari untuk mengambil sebuah koper dan memasukkan semua baju – bajuku disana. Aku harus meninggalkannya. Aku tidak ingin merepotkannya lagi. Dia berhak bahagia dengan gadis yang dicintainya dan memiliki hidup yang sempurna.
Dengan penglihatan terbatas aku pergi dari apartemen ini. Meninggalkan Kyuhyun untuk bahagia.
Aku pergi tanpa tahu mau kemana. Meskipun sedikit takut jika aku menjadi korban kejahatan di dunia luar ini. Sejak buta, aku jarang sekali keluar rumah.
Aku mendudukkan tubuhku pada sebuah kursi. Kurasa ini adalah sebuah halte bus, karena aku mendengar banyak orang disini dan kudengar bunyi klakson bus. Aku tetap berdiam diri disana.
Aku memeluk tubuhku yang kedinginan. Aku lupa membawa mantel hangat. Aku mengusap perutku yang berbunyi. Aku lapar. Namun aku menggelengkan kepalaku. Aku harus kuat. Aku harus menghemat pengeluaran karena kini aku hidup sendiri bersama calon anakku. Dengan berat hati, aku harus menahan rasa laparku.
Tiba – tiba dalam benakku aku ingin sekali makan tteokboki. Aku kembali menggelengkan kepalaku.
“Jangan merepotkannya, nak. Kita akan makan, tapi nanti. Kita jangan merepotkannya lagi.”
Kyuhyun menderita Couvade Syndrome atau biasa dikenal Sympathetic Pregnancy. Sebuah keadaan dimana suami mengalami ngidam. Dokter mengatakan karena dia ingin melindungiku dan merasa ada tanggung jawab, sehingga dalam dirinya terdorong untuk meringankan bebanku. Aku juga bingung karena Kyuhyun lahap memakan apa saja yang ingin aku makan. Padahal aku sendiri, saat aku meminta tteokboki, aku hanya memakannya beberapa suap. Dia juga sering membeli buah – buahan yang rasanya asam dan memakannya hingga tengah malam.
Memang semenjak dokter mengatakan itu, efek kehamilan seperti mual dan sakit punggungku sedikit berkurang. Seperti aku berbagi penderitaanku dengannya. Namun kini, aku harus menanggung semuanya sendiri. Aku tidak ingin melibatkannya lagi. Aku tidak ingin merepotkannya lagi. Aku hanya ingin dia bahagia.
Aku merasa ada seseorang yang duduk di sampingku.
“Mengapa kau masih disini? Apa kau tidak punya tujuan?” tanya seorang namja.
Aku hanya diam. Sedikit menggeser tubuhku. Takut bahwa dia orang jahat.
“Hey, aku bukan orang jahat.” Ucapnya. Bagaimanapun juga dia membuatku takut.
Aku tetap diam tak menanggapinya.
“Aku melihatmu sudah berada di halte ini sudah hampir 4 jam.”
Mwo? 4 jam? Apakah namja ini terus memperhatikanku selama 4 jam?
“Sekarang, pukul berapa?” tanyaku ragu.
Kulihat dia diam sejenak. “Pukul 8 malam. Kau buta?”
Aku mencengkeram tongkatku. Sekarang sudah malam. Aku harus kemana?
“Jangan takut padaku. Aku bukan orang jahat. Apa kau tidak punya tempat tujuan?”
Aku menggeleng.
“Apa kau lari dari rumah?”
Aku mengangguk membenarkan perkataannya.
“Apa kau mau ikut denganku? Aku bukan orang jahat. Kau sedang hamil. Tidak baik jika terus berada disini.”
Aku masih ragu dengan namja ini. Aku lebih memilih diam.
“Namaku Xi Luhan. Aku pendatang dari China. Usiaku 20 tahun. Aku mau menampungmu sampai kau tahu kemana kau akan pergi. Jangan takut padaku.”
Akhirnya aku mengangguk. Mencoba mempercayai perkataan namja ini. Perlahan kurasa dia meraih pergelangan tanganku dan menuntunku memasuki bus yang tiba di halte ini. Semoga saja namja ini benar – benar orang baik.
Luhan membawaku ke rumahnya.
“Lebih baik aku pergi saja Luhan~Sshi. Aku akan merepotkanmu.”
“Tidak apa – apa Sooyoung~Sshi.”
“Aku buta. Aku akan menyulitkanmu.”
“Aku sudah terbiasa. Aku memiliki seorang Noona yang mengidap sebuah penyakit parah. Jadi aku sudah terbiasa merawat seseorang. Kurasa lebih mudah mengurusmu. Kau masih sehat, hanya tidak dapat melihat.”
Luhan selalu berkata halus. Aku mulai merasa dia benar – benar namja yang baik.
“Lalu dimana Noona-mu sekarang?”
“Dia…. Sudah meninggal. Setelah dia meninggal aku pindah ke Korea untuk menempati rumah Noona-ku. Aku yatim piatu. Tidak memiliki siapapun.”
Aku memandangnya kasihan. Yah, ternyata dia hanya anak yang malang.
“Tetaplah tinggal disini dan menjadi temanku.”
Flashback End
Sooyoung POV End
Aku meletakkan Han Soo, bayiku ke dalam box bayi. Dia sudah tertidur lelap.
Aku berkeliling kamar ini. Kamar milik Luhan yang kini menjadi milik Han Soo. Kupandangi Fotoku dan Fotonya yang pada sebuah bingkai. Aku baru tahu bagaimana wajah Luhan dari foto itu. Dia sangat tampan dan manis.
***
Kyuhyun POV
Aku memandangi cincin pernikahanku dengan Sooyoung. Air mataku jatuh. Mengingat bagaimana dia meninggalkanku saat itu. Meninggalkan tanpa kata, bahkan kedua orang tuanya pun tidak tahu. Apa dia sudah tidak mencintaiku?
Aku sudah meninggalkannya. Kumohon jangan salah paham lagi. Aku bahkan kembali kehilangan suaraku semenjak kau pergi.
Flashback
Aku pulang cepat hari ini. Aku bergegas menuju apartemenku dengan menenteng kantong plastik berisi tteokboki panas. Pasti nikmat saat makanan ini sampai di perut kami. Aku membuka pintu apartemenku dan mencari keberadaan istriku tercinta.
“Soo~ah?” panggilku saat tidak melihatnya dimanapun. Aku panik.
Aku mencarinya ke seluruh penjuru apartemen. Di kamar mandi pun aku tak menemukannya.
“Soo, kau dimana?”
Aku bertanya pada tetangga apartemenku dan penjaga apartemen ini. Tidak ada yang melihatnya. Kemana kau pergi Soo? Apa seseorang telah menculikmu?
Aku mencoba menghubungi ponselnya. Namun aku hanya bisa mendengar suara dering ponsel itu di kamar apartemen ini. Dia tidak membawa ponselnya. Tubuhku melemah. Aku harus mencarinya.
Aku membuka lemari pakaianku bermaksud untuk mengganti pakaian dan mencari Sooyoung namun aku terkejut mendapati seluruh pakaian Sooyoung dan kopernya tidak ada disana. Apa kau pergi Soo? Meninggalkan aku?
Aku hampir gila mencarinya. Sepanjang malam, aku hanya mencari keberadaan istriku. Istri yang kucintai dan anak yang dikandungnya. Bagaimana keadaannya sekarang? Apa dia sudah makan? Apa dia berada di tempat yang aman sekarang? Cuaca benar – benar dingin.
Dengan membawa selembar foto Sooyoung aku bertanya hampir pada semua orang yang kutemui. Aku tidak mempedulikan lagi betapa lelah dan laparnya diriku. Aku hanya ingin bertemu istriku. Aku hanya ingin melihat wajahnya.
Aku kembali lagi ke apartemen pagi hari. Keadaanku benar – benar kacau. Tidak tidur, dan berkeliaran sepanjang malam mencari Sooyoung. Terakhir kabar yang kudapat, ada seorang ahjumma yang melihat Sooyoung bersama dengan seorang namja berusia sekita 20 tahunan dan mereka pergi dengan bus.
Aku memandangi tteokboki panas yang kini telah mendingin. Aku membuka bungkusnya kasar dan melahapnya. Air mataku terus menetes. Aku teringat Sooyoung yang begitu menyukai makanan ini. Hampir setiap hari dia selalu memintaku membelikannya. Tak mempedulikan bagaimana kotornya mulutku saat ini.
Apa kau meninggalkanku dan pergi dengan pria lain? Apa kau tidak mencintaiku lagi?
Aku melanjutkan hidupku dengan lemah, meskipun sepulang mengajar Seohyun aku akan langsung mencari keberadaan Sooyoung. Aku tidak akan menyerah sebelum menemukannya.
Aku berubah menjadi pendiam. Ada dorongan dari diriku untuk tidak mengeluarkan suaraku. Saat mengajari Seohyun pun, aku tidak mengeluarkan sedikitpun suaraku. Hanya menuliskan bagaimana cara pengerjaannya. Sepertinya aku kembali menjadi Kyuhyun yang bisu.
“Oppa… Mengapa kau tidak bicara padaku? Apa kau masih marah padaku?”
Yah, aku marah padamu. Tapi aku tidak mengatakan padanya. Aku hanya diam tak menanggapi pertanyaanya dan masih fokus mengajarinya.
“Apa istrimu sudah pergi meninggalkanmu?”
Aku menoleh ke arahnya. Bagaimana dia tahu?
“Syukurlah. Dengan begitu dia tidak akan merepotkanmu lagi. Aku tahu betapa sulitnya kau mengurus orang buta.”
Aku mengepalkan tanganku.
“Bagaimana kau tahu Sooyoung pergi meninggalkanku? Apa kau mengatakan sesuatu padanya?” dua buah kalimat yang keluar dari mulutku setelah 3 hari aku bungkam sejak Sooyoung pergi.
“Aku hanya mengatakan padanya agar tidak merepotkanmu lagi. Aku tak menyangka dia benar – benar pergi.”
“YAA!!” aku berteriak kesal.
Seohyun terlihat ketakutan.
“Aku berhenti. Aku tidak mau mengajarmu lagi. Aku akan membuat surat pengunduran diriku pada Proffesor Seo.” Ujarku dingin. Aku langsung pergi meninggalkannya.
“Oppa, tidak bisakah kau berikan hatimu padaku.”
“Hatiku hanya milik Sooyoung dan anakku. Selamanya.”
Kulihat dia menjatuhkan tubuhnya dan menangis tersedu – sedu. Aku tidak peduli. Karena dia istriku pergi. Karena dia aku tidak tahu dimana keberadaan istriku.
Flashback End
Tak terasa air mataku menetes.
“Anak muda, gwenchana?” tanya kakek yang duduk disampingku.
Aku menghapus air mataku dan menoleh ke arahnya. Aku tersenyum. Berkata seolah – olah tidak apa – apa.
“Apa kau ingin menemui seseorang disana?” tanya kakek itu.
Aku menuliskan sesuatu pada note kecilku.
Aku ingin menjemput istri dan anakku.
Kulihat kakek itu mengangguk. Aku menyandarkan kepalaku di kursi dan memandangi jam tanganku. Satu jam lagi aku tiba di Busan. Kuharap bisa segera menemukan Sooyoung.
Kyuhyun POV End
***
Sooyoung POV
Aku berkeliling rumah ini. Banyak kenangan yang kulalui bersama Luhan. Selama 7 bulan ini aku tinggal bersamanya dan dia memperlakukanku dengan baik.
Meskipun tidak kuberitahu, Luhan seperti tahu keinginanku. Dia tahu aku menyukai tteokboki. Yah, dia tahu karena suatu hari saat dia membeli tteokboki untuk makan malam kami, aku memakannya dengan lahap. Tanpa kuminta pun, Luhan selalu membawakanku tteokboki. Membuatku selalu teringat Kyuhyun. Bagaimana keadaannya sekarang? Bagaimana wajahnya sekarang? Tuhan, aku benar – benar merindukannya.
Flashback
Hari ini Luhan mengajakku jalan – jalan di sebuah taman. Usia kandunganku sudah memasuki bulan ke- 8. Perutku sudah semakin besar. Luhan sudah seperti saudaraku sendiri. Yah, kini hanya aku yang dia punya.
“Apa kau sudah menyiapkan nama untuk anakmu?” tanya Luhan.
Aku menggeleng. Aku memang tidak punya banyak persiapan untuk menyambutnya.
Tiba – tiba kurasa Luhan berdiri dihadapanku dan menggenggam kedua tanganku. Aku heran padanya.
“Soo~ah, saranghae…” ujar Luhan.
“Luhan~ah…”
“Aku benar – benar mencintaimu. Izinkan aku untuk bertanggung jawab padamu dan anak ini. Aku akan merawat kalian seumur hidupku.”
Aku hanya menunduk. Luhan melamarku.
“Kau tahu aku masih mencintai suamiku.” Ujarku dengan suara serak.
“Aku tahu itu. Tapi apa kau akan kembali padanya?”
Aku menggeleng. “Aku tidak mau merepotkannya. Dia sudah bahagia dengan gadis itu.”
“Anak dalam kandunganmu butuh sosok ayah. Aku mau menjadi ayahnya. Menikahlah denganku.”
“Kau terlalu baik. Aku tidak pantas mendapat namja yang begitu baik sepertimu.”
“Aku hanya ingin melindungimu. Dan aku hanya ingin mencintaimu.”
Aku hanya terdiam. Tidak tahu harus bagaimana membalas perasaan Luhan. Dalam hatiku masih ada Kyuhyun. Aku masih sangat mencintainya. Luhan hanya kuanggap seperti saudaraku.
Flashback End
Aku memang bodoh menyia – nyiakan namja sebaik Luhan. Jarang sekali namja yang mau bertanggung jawab pada wanita hamil yang malang. Dia mau merawatku yang buta ini.
Air mataku menetes mengingat pengorbanan yang Luhan lakukan untukku.
Flashback
Sekarang aku berada di sebuah rumah sakit. Air ketubanku sudah pecah, aku merasa seperti hendak melahirkan. Tapi beberapa saat kemudian, rasa sakit itu menghilang. Dokter menyarankan agar aku tetap berada di rumah sakit.
Sepanjang hari Luhan selalu menemaniku di rumah sakit. Dia mengaku pada Dokter bahwa dia adalah suamiku. Agar dia bisa menemaniku saat melahirkan nanti. Dia menggenggam tanganku berusaha memberikan aku kekuatan.
“Kau akan operasi mata beberapa hari setelah kau melahirkan.” Ujar Luhan.
“Apa sudah ada donor untukku?”
“Pasti ada, dokter mengatakan kau baru bisa di operasi setelah melahirkan. Mungkin selama ini ada donor, tapi karena kau masih hamil jadi operasi tidak di lakukan.”
Aku mengangguk mendengar perkataan Luhan. Aku senang sekali jika benar aku akan segera bisa melihat lagi.
“Soo…”
Aku menoleh ke arahnya. Kurasa genggaman tangannya mengerat.
“Meskipun dia anak Kyuhyun, maukah kau menyematkan namaku di nama anakmu nanti? Aku hanya ingin bisa dikenang olehnya.”
Aku tersenyum. “Baiklah. Aku akan memberinya nama Han Soo. Cho Han Soo.”
Tiba – tiba aku merasa sakit pada perutku. Sepertinya aku benar – benar akan melahirkan.
“Luhan, perutku sakit.” Rintihku.
“Baiklah aku akan panggil dokter.” Ujar Luhan panik.
Selama proses melahirkan, Luhan selalu berada di sampingku layaknya suamiku. Dia memberiku kekuatan. Mungkin banyak bekas cakaran di tangannya saat aku mencengkeram erat menahan sakit.
Aku mendengar suara bayi menangis. Dia anakku. Anakku telah lahir. Selamat datang di dunia, Nak. Omma mencintaimu.
Setelah itu aku tidak ingat apa – apa lagi. Aku pingsan.
Flashback End
Aku mendengar suara dering telepon rumah Luhan. Aku mengangkatnya.
“Yeobosseo.”
Kudengarkan perkataan si penelpon yang ternyata adalah Bibi Han. Dia ingin datang ke rumah mengantarkan beberapa makanan. Bibi Han sudah kami anggap sebagai orangtua kami sendiri. Luhan pernah bercerita, dulu saat pertama kali dia tiba di Korea, Bibi Han yang membantunya untuk sampai di rumah milik kakaknya ini. Bibi Han juga sudah menganggap Xi Lou Fan, sebagai anak sendiri.
“Ne, Bibi.”
Aku menutup teleponnya.
Aku teringat pada kejadian beberapa hari lalu saat Luhan membawaku ke rumah sakit. Katanya sudah ada donor mata untukku. Aku menurut saja untuk di rawat di rumah sakit sampai operasi mata dilangsungkan.
Saat itu Luhan pergi. Dia pamit ingin mengambil beberapa pakaian untukku. Tak lama setelah kepergian Luhan, Dokter Joo dan dua orang perawat datang untuk memeriksakan keadaanku.
“Bagaimana keadaanmu? Apa masih terasa sakit?”
Aku mengerutkan kening. Aku merasa tidak apa – apa.
“Luhan mengatakan kau mengalami pendarahan. Apa masih sakit?”
Pendarahan? Mengapa Luhan berkata aku pendarahan pada Dokter? Ini membuatku semakin tidak mengerti.
“Aku tidak apa – apa Dokter. Aku hanya ingin operasi mata. Luhan bilang, dia sudah mendapatkan donor.”
“Donor mata? Kami belum menemukannya Sooyoung~Sshi.”
“Ne?”
Aku terdiam. Luhan membohongiku? Tapi kenapa?
Aku memutuskan hari ini tetap berada di rumah sakit. Aku harus menunggu Luhan dan meminta penjelasan darinya. Han Soo sudah kutitipkan pada Bibi Han, sehingga tidak membuatku begitu cemas.
Sampai larut malam, Luhan tak kunjung datang. Aku benar – benar cemas.
Tok… tok… tok…
Aku mendengar suara ketukan pintu.
“Sooyoung~Sshi, kami sudah mendapatkan donor untukmu. Apa kau siap jika operasi malam ini juga?”
“Tapi aku menunggu Luhan.”
“Tadi Luhan sudah menelponku… Dia masih ada urusan. Dia bilang kau langsung di operasi saja.”
“Benarkah? Mengapa dia tidak bilang padaku? Baiklah, aku siap.”
“Dua jam lagi kita akan operasi Sooyoung~Sshi.”
Aku mengangguk. Luhan kau dimana?
Dua jam kemudian, aku memasuki ruang operasi. Aku benar – benar kecewa Luhan tidak ada di sampingku. Dimana dia sebenarnya?
Flashback End
Aku menjatuhkan tubuhku. Aku meraba kedua mata yang membuat aku kembali melihat lagi. Ini semua karena Luhan. Luhan yang memberikannya padaku.
Flashback
Beberapa hari setelah operasi di laksanakan, kini saatnya perban di mataku dibuka. Aku benar – benar gugup. Apa aku akan melihat lagi?
Aku mengerjap – erjapkan mataku. Seberkas cahaya memasuki kornea mataku. Aku melihat sekelilingku ada beberapa orang berpakaian putih. Mungkin mereka Dokter Joo dan beberapa perawat.
“Apa kau melihat sesuatu?”
“Aku melihat lagi, Dokter.” Ujarku terharu.
Dokter Joo tersenyum. Meskipun terlihat kesedihan disana.
“Apa Luhan belum juga datang, Dokter? Sejak aku Operasi dia tidak pernah kembali.”
Dokter Joo mendekat ke arahku. Dia memberikan sebuah amplop padaku. Aku memandangnya bingung.
“Ini dari Luhan.”
Aku membuka surat darinya. Mengapa dia harus memberiku surat? Mengapa tidak menemuiku saja?
Annyeong Soo~ah,bagaimana kabarmu? Apa kau sekarang bisa melihat lagi? Kalau begitu selamat akhirnya kau bisa melihat isi dunia ini lagi. Kau tahu, dunia ini sangat rindu pada pandangan matamu.
Soo, mungkin saat kau membaca surat ini, aku tidak lagi ada di sampingmu. Karena apa? Karena aku sudah pergi dengan tenang bertemu Noona-ku. Hanya ini yang bisa kuberikan agar kau merasa bahagia. Maafkan aku telah meninggalkanmu tanpa kata.
Aku sudah mengirimkan surat pada Suamimu, Kyuhyun. Aku diam – diam mencari keberadaannya. Aku menyuruhkan untuk menjemputmu. Karena aku tidak akan sanggup melindungimu dan Han Soo lagi.
Mungkin kau bertanya – tanya mengapa aku melakukan semua ini. Ini semua karena aku mencintaimu. Aku hanya mencintaimu Soo. Tapi kau tidak pernah memiliki perasaan padaku. Dalam hidupmu dan dalam tidurmu hanya ada nama suamimu, Kyuhyun. Membuatku berfikir, kau lebih membutuhkan dia daripada aku.
Jika kau ingin bertemu denganku… Kau bisa bertanya pada Dokter Joo.
Mungkin hanya ini yang ingin kusampaikan. Aku hanya berharap di setiap doamu, kau selalu menyebutkan namaku agar aku bahagia disini.
Annyeong Soo….
Aku menangis membaca surat dari Luhan. Aku menoleh ke arah Dokter Joo dengan mata berkaca – kaca.
“Aku ingin bertemu Luhan.”
Dokter Joo membawaku ke sebuah kamar mayat. Apa Luhan ada disini?
Aku menghentikan langkahku. Rasanya aku tidak sanggup untuk bertemu dengannya.
“Sooyoung~Sshi.” Panggil Dokter Joo sesampainya dia di depan sebuah mayat.
Dengan langkah perlahan dan kaki bergetar aku mendekat ke arah Dokter Joo. Dokter Joo membuka penutup kain yang menutup jasad Luhan. Aku menutup mulutku menahan tangis. Kulihat seseorang berwajah putih pucat yang tersenyum. Benarkah ini Luhan? Benarkah dia namja yang selama ini menolongku?
Luhan tersenyum. Apa tandanya dia sudah tenang disana?
“Luhan…” Aku menangis disisinya.
“Dia mengakhiri hidupnya. Kami menemukan surat di sakunya. Dia meminta tubuhnya diawetkan sampai kau bisa melihat wajahnya sebelum dikremasi. Dia sudah mendaftarkan dirinya sebagai pendonor beberapa minggu lalu.”
Aku menangis keras. Luhan masih mengingatku di akhir hidupnya. Dia masih ingat keinginanku bahwa aku ingin melihat wajahnya saat aku bisa melihat nanti.
Flashback End
Aku memeluk fotoku dan foto Luhan. Kini aku kembali sendiri bersama Han Soo. Apakah benar kata Luhan bahwa Kyuhyun akan menjemputku? Untuk apa? Dia sudah bahagia bersama Seohyun.
Tak lama terdengar suara bel pintu. Mungkin Bibi Han datang membawa makanan yang dikatakannya tadi.
Aku membuka pintunya. Tubuhku kaku seketika.
Aku melihatnya. Dia suamiku. Suami yang kutinggalkan 7 bulan lalu.
“Soo~ah.” Kudengar Kyuhyun bersuara. Sedikit serak. Kulihat matanya berair.
Sooyoung POV End
Kedua pasang suami istri yang bertemu setelah tujuh bulan itu saling berpandangan lama.
“Untuk apa kau kesini?” tanya Sooyoung menunduk. Menyembunyikan tangisannya.
Kyuhyun menjulurkan sebuah note kecil.
Tentu saja menjemput istri dan anakku. Tulis Kyuhyun dalam note-nya setelah dia melihat perut datar Sooyoung.
“Bagaimana dengan Seohyun?”
Kau istriku. Selamanya hanya kau. Aku sudah tidak berhubungan dengannya selama 7 bulan ini.
Sooyoung mengangkat wajahnya dan memandang wajah tampan suaminya. Tidak banyak yang berubah darinya.
“Mengapa kau pakai note lagi? Bukankah kau sudah bisa berbicara?”
Aku kembali kehilangan suaraku ketika kau pergi meninggalkanku.
Sooyoung kembali menangis. Kyuhyun langsung meraihnya dalam pelukannya. Dia mengusap pelan rambut Sooyoung yang semakin panjang. Rambut dan tubuh yang lama tidak disentuhnya.
Setelah merasa lebih baik. Kedua pasang suami istri itu kini duduk berdampingan di atas sofa.
“Apa kau memutuskan Seohyun?”
Aku bersumpah tidak punya hubungan apapun dengannya. Semua yang dia katakan adalah bohong. Aku tidak pernah merasa kau repotkan.
Kau tahu aku mencarimu kemana pun. Aku benar – benar seperti mayat hidup. Tolong, kembalilah padaku.
Sooyoung memandang dalam mata suaminya. Tidak ada kebohongan disana. Akhirnya Sooyoung memilih mengangguk.
Bagaimana kehidupanmu selama ini? Rumah siapa yang kau tempati ini?
“Dia Luhan, orang yang menampungku disini. Dia sangat baik.”
Lalu dimana dia sekarang? Aku harus berterima kasih.
Sooyoung memandangnya sendu. “Dia sudah meninggal. Dia memberikan matanya untukku.” Sooyoung terlihat menahan tangisnya.
Kyuhyun langsung meraih Sooyoung dalam pelukannya. Dia tahu Sooyoung merasa terbebani.
“Dia mencintaiku, tapi aku tidak bisa membalasnya. Dia mengakhiri hidupnya demi aku.”
Kyuhyun mengelus punggung Sooyoung. Merasa dirinya tidak berguna. Dia tidak tahu apa – apa, apa lagi tentang namja bernama Luhan itu. Dalam hati dia merasa iri pada namja itu. Rela berkorban untuk wanita yang dicintainya. Tidak seperti dia.
Tiba – tiba terdengar suara tangisan bayi. Sooyoung langsung melepas pelukannya dan berlari menuju kamar bayinya.
“Oh, sayang… Cup… Cup… Omma disini.”
Kyuhyun memandang nanar dua manusia yang dicintainya itu. Istri dan anaknya.
Berada dalam dekapan Sooyoung, membuat bayi itu sedikit demi sedikit berubah tenang.
Dia anakku?
Sooyoung mengangguk. Kyuhyun mendekat ke arah Sooyoung dan melihat wajah bayinya. Perpaduan wajahnya dan Sooyoung. Namun lebih banyak wajahnya disana.
“Namanya, Han Soo. Cho Han Soo.”
Kyuhyun mengerutkan kening. Mengapa Han Soo? Mengapa tidak Soo Hyun atau Kyu Soo?
“Luhan memintaku untuk menyelipkan namanya di nama bayi kita. Dia hanya ingin di kenang.”
Kyuhyun memandangnya dengan tatapan cemburu. Sebegitu dekatkah mereka selama 7 bulan ini? Jika namja itu masih hidup pasti sudah menjadi saingannya.
Kyuhyun memberikan sebuah surat pada Sooyoung. Sooyoung membacanya. Ternyata surat yang dikirimkan Luhan pada Kyuhyun.
Annyeong haseo…
Apa benar kau Cho Kyuhyun?
Aku hanya ingin memberitahumu keberadaan istri dan anakmu. Anak kalian sekarang sudah lahir. Seorang namja tampan. Setampan Appa-nya.
Jemputlah istrimu di xxxx, Busan. Dia menunggumu disana.
Percayalah padaku. Aku tidak mungkin menipumu. Aku tidak bisa lagi menjaganya. Jadi tolong jaga dia kembali.
Gamsahamnida….
“Ini tulisan tangan Luhan.”
Luhan mengirimku surat ini?
Sooyoung mengangguk.
Kyuhyun terpaku. Orang yang mengirimi surat ternyata sudah tidak ada. Rasa cemburu dalam dirinya perlahan berkurang. Tidak pantas dia cemburu pada namja yang sudah menjaga istrinya selama 7 bulan ini dan memberitahu keberadaan istrinya.
Setelah dirasa kembali tenang, Sooyoung kembali meletakkan Han Soo di box bayinya.
Apa kau ingin kembali padaku? Ayo kita ke Seoul.
Kyuhyun kembali bertanya untuk meyakinkan dirinya. Sooyoung mengangguk mengiyakan.
Kau harus bertanggung jawab mengembalikan kembali suaraku, Nyonya Cho.
Sooyoung tersenyum kemudian kembali memeluk Kyuhyun erat. Tubuh suaminya yang sudah lama tidak disentuhnya. Dia benar – benar rindu aroma tubuh ini.
Kepercayaan memang penting dalam suatu hubungan
Terima kasih Xi Luhan sudah menyayangi istriku sepenuh hatimu
Aku berjanji akan menjaganya dan tidak akan meninggalkannya lagi.
~THE END~

Datting Prestigious (Part 4)
[Lomba FF KSI] Between Scandal
Title: BETWEEN SCANDAL
Author: @juljulpii
Length : Oneshot
Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung
Support Cast: All artist SM.E
Rating: PG-17
Genre: Romance
Desclaimer: This fanfict’s story pure from my mind. No plagiarism. I just want to participate this contest and hope you all enjoy it.
_____
Pantang bagi seorang namja untuk terlihat lemah. Namun untuk sekarang, akulah namja yang lemah itu
_____
Awal tahun 2014. Masa dimana seluruh bintang halyu tengah beradu gengsi dalam hal mengekpos kegiatan tahun barunya yang hampir memenuhi seluruh media korea. Berita klasik yang menurutku hampir sama setiap tahunnya. Bisa ditebak. Kebanyakan dari mereka akan memamerkan liburan bergaya prestis, mengunjungi orang tua mereka di daerah asalnya, melakukan latihan persiapan comeback, serta sedikit yang menguak masalah kisah cinta.
Bicara soal cinta, bagi seorang bintang halyu, cinta adalah sesuatu yang harus dikemas apik untuk penggemar setianya. Sebesar apapun kau mencintai seorang gadis, jika penggemarmu tidak merestuinya maka segera hentikan hubunganmu atau memilih menutupnya rapat-rapat dari media. Sebaliknya, jika penggemarmu mendukungmu seratus persen dengan gadis pilihannya maka kau harus menciptakan momen sebanyak mungkin untuk membuat mereka senang. Sulit ? tentu saja.
Begitulah setidaknya yang kualami sekarang dan mungkin bintang-bintang halyu papan atas lainnya. Menyembunyikan serapat mungkin identitas gadis yang kita cintai demi menjaga perasaan penggemar. Oh ayolah, aku sudah menuruti apa mau mereka selama tiga tahun belakangan ini. Tetapi mengapa sepertinya tidak sekalipun mereka memahami perasaanku sesungguhnya ?
Bagaimanapun aku adalah namja normal yang dapat mencintai seorang gadis. Menjalin hubungan selama tiga tahun tanpa terkuak oleh media kadang membuatku gila. Memperoleh waktu yang sangat sedikit untuk berkencan karena identitas kami sebagai wajah paling dikenali oleh seluruh jagat korea. Bahkan untuk bertemu harus dengan rencana yang benar-benar matang jika tak ingin menjadi santapan paparazzi dan mungkin saja akan berdampak terdepaknya kami dari agency.
Sudah kubilang sejak awal bahwa tiga tahun menjalin hubungan seperti ini sangatlah sulit. Aku beruntung bahwa gadisku adalah seorang yang kuat dan mengerti bagaimana keadaan kami berdua. Aku sangat salut padanya. Bagaimana bisa dia bertahan denganku, sedangkan ego dan ragaku menomor duakannya. Aku tak menginginkan keadaan ini sungguh. Ini merupakan kemauan agency untuk menomor satukan perasaan penggemarku.
Choi Sooyoung, nama gadis itu.
Aku berani jamin bahwa nama itu sudah tak asing lagi di jagat hiburan korea. Mungkin akan menjadi asing jika aku mengenalkannya sebagai gadisku, yeojachingu satu-satunya untukku.
Ya, dia gadis satu agency denganku. Aku tak tahu bagaimana bisa aku menyukai gadis seperti Sooyoung. Ah, mencintai lebih tepatnya. Wajah ? Banyak gadis satu agency yang lebih cantik daripadanya. Tubuh ? Mungkin dia masih kalah seksi dengan Yuri atau mungkin Krystal. Sifat ? Sungguh banyak gadis yang ku kenal yang sifatnya lebih manis dan sopan dari Sooyoung. Entahlah. Cinta sesungguhnya tak dapat dijelaskan melalui kata atau lirik lagu cinta yang sering kami bawakan sekalipun.
Aku, seorang namja bermarga Cho yang hanya memiliki Sooyoung dalam hati dan pikiranku. Tak peduli seberapa lama aku menyembunyikan hubungan ini, aku akan tetap menjaganya demi kebaikan kami dan fansku tentunya.
***
Lee Seung Gi and Yoona of SNSD Confirmed to be Dating
Begitulah judul hot news yang terpampang pada layar smartphoneku di awal Januari ini. Sepertinya agency mengumumkannya terlalu awal. Ya, aku sudah mengetahui hubungan Yoona dengan Lee Seunggi karena keduanya adalah rekan dekatku. Hubungan mereka terbilang baru dan entah mendapat ilham darimana, SM begitu cepat mempublikasikannya.
Mereka serasi dan aku yakin banyak yang akan mendukung mereka. Mungkin itulah salah satu pertimbangan SM yang akan meraup untung dari hal itu. Lalu bagaimana denganku ? Apa mereka akan mengumumkannya juga ? Aku akan bertaruh jika itu terjadi maka aku akan melompat ke sungai Han pada saat musim dingin.
Kembali aku menyesap cappucino hangat sambil menggeser layar smartphoneku melihat apa saja yang terjadi di awal Januari ini. Hasilnya, kisah cinta yang terkuak antara Yoona dan Seunggi menduduki top chart news. Tidak heran karena Yoona merupakan salah satu bintang halyu paling diistimewakan oleh jagat hiburan korea ini. Hampir seluruh namja memimpikan Yoona sebagai tipe idealnya, kecuali aku. Aku lebih memilih Sooyoung yang menurutku jauh lebih menarik dari siapapun.
Aku menghela nafas. Bercerita banyak mengenai dirinya membuatku sangat merindukannya. Sudah hampir satu bulan aku tak bertemu dengannya. Bahkan kini dia mulai jarang membalas pesanku. Yaah, aku tahu jika dia sedang sibuk dengan grupnya. Tapi tak bisakah dia menghubungiku lebih dulu dan mengatakan jika dia hampir mati karena merindukanku ?
Sedikit aneh mengenai gadisku belakangan ini. Mulai dari jarangnya dia membalas pesanku, nomor yang susah dihubungi dan sesekali jika aku mengunjunginya di dorm, dia sedang tidak berada disana atau mengurung diri di kamar. Menghindar ? Apa benar yang dilakukannya selama ini dinamakan menghindar ?
Praktis, aku hanya dapat melihat dirinya dari kegiatannya di layar kaca. Selepas itu, aku tak pernah bertatap muka secara langsung dengan gadis jangkungku itu. Ahh, Kyu. Kurasa kau hampir gila merindukannya.
***
“Kyu-ah ! Kyu, neo eoddi? ” teriak suara fals yang kuyakini pemiliknya adalah Eunhyuk Hyung. Cish, pagi-pagi begini kenapa dia berteriak memanggilku seperti orang kesetanan.
Suara teriakan hyungku satu itu membuatku tak fokus pada layar cermin. Aku memang sedang mematutkan penampilanku sebelum berangkat memenuhi jadwal. Jadwalku hari ini adalah meeting perihal drama musikal terbaruku. Sialnya aku harus menjalaninya bersama Seohyun. Kenapa SM tak henti-hentinya mempartnerkan kami berdua ?
“Ya ! Kyuhyun-ah ! ” panggil Eunhyuk hyung mulai tak sabaran.
“Masuklah Hyung, pintunya tidak dikunci.” Teriakku dari dalam sambil merapikan satu-persatu kancing kemejaku.
Tak lama pintu terbuka dengan kasar dan kutemukan sosok Eunhyuk Hyung masih dalam keadaan yang super berantakan. Disusul dibelakangnya Donghae Hyung sambil membawa sebuah tablet.
“Kalian berdua kenapa eoh ? Beritahu aku setan mana yang merasuki kalian berdua.” Kataku santai sambil mataku tak lepas dari cermin.
“Ini lebih mengejutkan dari setan manapun.” Jawab Eunhyuk hyung dengan nafas yang memburu.
“Tepat sekali. Melihatmu yang santai begini, aku berani bertaruh bahwa kau pasti belum membaca news pagi ini ? “ sela Donghae Hyung tak kalah heboh dari couplenya.
“Memangnya kenapa ? setidaknya aku sudah rapi. Tidak seperti kalian berdua yang ehmm berantakan.” Balasku jujur sambil berbalik mengambil sweaterku.
“Barbieku .. eh ani, gadismu .. “ ucap Eunhyuk hyung menggantung. Tiba-tiba saja perasaanku mendadak tidak tenang.
“Kami tidak bermaksud .. ah sudahlah, bacalah berita ini.” Ucap Donghae hyung lalu memberikan tabletnya padaku. Mataku membulat seketika melihat judul news yang bercetak tebal di tablet Donghae hyung. Aku tak percaya. Aku yakin ini pasti mimpi. Ada yang salah dengan mimpiku.
SNSD’s SooYoung is dating actor Jung Kyung Ho!
Kugelengkan kepalaku cepat. Tidak mungkin ini Sooyoung. Ku geser layar tablet dengan cepat mencoba mencari kebohongan berita disana. Namun apa yang kudapat ? Dibawahnya bermuculan pernyataan SM yang membenarkan hubungan mereka. Tak terkecuali statement Kyung Ho yang mengakui Sooyoung sebagai gadisnya. Damn ! Ahjussi sinting !
Kutahan emosiku yang mulai memburu. Demi apapun tak ada yang membuatku marah di tahun baru yang penuh berkah ini selain berita murahan itu. Sekali lagi ini tidak mungkin. Sooyoung adalah gadisku dan seharusnya SM mengonfirmasi hubungan Sooyoung denganku, Cho Kyuhyun ! Bukan ahjussi itu. Sungguh sial.
“Tenang Kyu. Aku yakin ada yang salah dengan berita itu.” Hibur Eunhyuk hyung sambil menepuk-nepuk pundakku. Dia tahu emosiku sudah meluap sekarang. Ingin rasanya kubanting tablet tak berdosa ini.
“Aku tahu perasaanmu sekarang ini. Tapi kendalikan emosimu dan bicaralah baik-baik dengan Sooyoung.” Donghae hyung menambahi. Aku diam mematung. Mencoba mencerna apa yang dikatakan kedua hyungku tersebut. Aku yang biasanya banyak bicara mendadak diam tak berniat menanggapi pernyataan mereka berdua.
Kutarik nafas perlahan mencoba menenangkan diri. Aku butuh penjelasan dari Sooyoung. Harus, namun bukan sekarang. Segera kukembalikan tablet Donghae hyung dan menyambar sweaterku berniat untuk keluar ruangan.
“Aku pergi dulu Hyung.” Pamitku lesu. Sooyoung adalah energiku. Bagaimana bisa aku bersemangat sedangkan energi terbesarku tengah dikabarkan menjalin hubungan dengan namja lain.
“Arasseo. Aku harap kau pulang dengan membawa berita baik maknae.” Titah Donghae hyung sabar.
“Jangan berulah macam-macam kau, Kyu ! “ teriak Eunhyuk hyung yang masih bisa kudengar walau samar dari luar ruangan.
***
Aku mengikuti meeting proyek drama musikal ini dengan tak banyak bicara. Aku sekedar menganggukkan kepala ketika mereka meminta pendapatku. Meski ragaku ada disini sekarang, namun pikiranku hanya terfokus pada Sooyoung. Hatiku benar-benar tidak tenang dan pikiranku dilanda kecemasan tingkat tertinggi.
“Oppa, neo gwenchana ? apa kau sakit ? “ tanya Seohyun membuyarkan lamunanku. Akhirnya Seohyun menegurku juga setelah sekian lama dia memperhatikanku yang nampak tak fokus sedari tadi.
“Aniya.“ balasku singkat. Seohyun nampak kecewa dengan jawabanku.
“Apa karena Sooyoung eonni ? “ tebak Seohyun dengan sangat tepat. Ya, dialah penyebab kenapa aku tak berniat fokus dalam meetingku kali ini.
“Katakan padaku jika berita itu tidak benar. Iya kan Seo ? ” tanyaku penuh selidik. Berharap kata ‘iya’ keluar dari mulut Seohyun.
Sedetik kemudian Seohyun justru menundukkan kepalanya. Sepertinya ada sesuatu yang berat menghalanginya untuk mengatakannya padaku. Oh ayolah, aku hanya butuh kepastian.
“Nan mollayo oppa.” Jawab Seohyun lemah. Aku mulai mengacak rambutku frustasi. Beranjak meninggalkan Seohyun yang tiba-tiba mendadak sedih. Aku tak tahu ada apa dengannya. Entahlah, Sooyounglah yang sedang memenuhi pikiranku sekarang.
Setelah rapat berakhir, aku segera melajukan mobilku menuju dorm SNSD. Mencari sosok Sooyoung yang lagi-lagi tak kutemukan. Bahkan seorang member SNSD pun tak kudapati disana. Segera kuhubungi manajer SNSD unuk mengetahui dimana keberadaan gadisku dan jawabnya sungguh tidak memuaskan.
Mengherankan. Apa mereka semua sedang merencanakan ini ? Sebuah kesan seperti menghalangiku untuk bertemu dengan Sooyoung demi menyelesaikan permasalahan.
Ku gas kembali audi hitamku menyusuri jalanan. Aku seperti seorang yang buta jalan karena yang kulakukan sekarang adalah melajukan kendaraan tanpa tahu arah tujuan. Tiba-tiba sebuah pesan masuk. Berharap pesan dari Sooyoung. Ah, tidak mungkin. Bahkan untuk sekarang ini nomornya aktif saja adalah suatu anugerah.
From : Sungmin hyung
Sooyoung baru saja memasuki kantor. Aku tahu seharian ini kau bingung mencarinya kan ?
I got it ! untuk kali ini aku benar-benar berterima kasih pada Sungmin hyung. Demi apapun dia adalah hyung terbaikku. Tanpa berpikir panjang ataupun berniat membalas pesannya, aku segera berbelok menuju kantor SM.
Kulangkahkan kakiku memasuki kantor dengan sedikit tergesa. Menilik setiap sudut ruangan berharap menangkap sosok yang amat kurindukan itu. Tempat yang pertama kali kutuju adalah ruang latihan SNSD. Kubuka perlahan pintunya dan gelap. Sepi tak ada seorangpun disana.
Aku hampir menyerah. Tak kutemui Sooyoung berada di salah satu ruangan yang biasa digunakannya kala di kantor. Kini ku mulai curiga dengan pesan Sungmin Hyung tadi. Apa dia berniat mengerjaiku ?
Aku berjalan lesu menuju rest room yang berada dipojok ruangan. Kubuka pintu ruangan dengan harapan kosong.
Daan .. Ya Tuhan, aku menemukannya !
Kudapati Sooyoung tengah duduk di sofa dengan menyandarkan kepalanya di bahu Yoona. Ketika dia menyadari pintu ruangan terbuka segera saja dia menoleh dan sektika pandangan kami bertemu. Untuk sesaat aku terdiam. Demi apapun aku sangat merindukannya. Melihat sosoknya yang sangat sulit untuk kutemui membuatku seperti berhenti bernafas sekarang.
Sooyoung nampak tersentak dengan kedatanganku dan dia reflek berdiri dari duduknya. Wajahnya yang cantik dengan rambut tergerai nampak menunjukkan guratan sedih. Sejurus kemudian Sooyoung mengambil tasnya dengan tergesa dan berusaha berjalan pergi tanpa sepatah katapun.
Aku menghalangi langkahnya. Aku tak akan membiarkannya menghindariku lagi. Cukup membuatku gila seharian ini mencarinya.
Aku menatapnya sendu. Matanya tertuju ke bawah. Segera kurengkuh tubuh jenjangnya kedalam pelukanku. Mencoba menyalurkan kerinduan yang amat sangat. Aku memeluknya lama seakan melupakan apa tujuan utamaku menemuinya. Awalnya Sooyoung terdiam. Larut dalam suasana yang tercipta antara kami. Namun kemudian yang dilakukannya adalah melepaskan pelukanku dengan kasar melalui sebuah dorongan.
“Tolong jangan halangi aku. Aku lelah dan ingin pulang.” Ucapnya dingin padaku. Kalimat pertama yang kudengar dari mulutnya langsung setelah hampir 1 bulan tak bertemu dengannya.
“Aku hampir gila mencarimu. Pertama, aku sangat merindukanmu. Dan kedua, aku ingin mendengar penjelasanmu mengenai skandal murahan itu.”
“Bukankah sudah sangat jelas kebenaran berita itu ? Apa perlu aku menjelaskan kembali kepada media tentang hubunganku dengannya ? ” jawab Sooyoung yang membuat hatiku seperti terbakar. Apa benar ini Sooyoungku yang mengatakannya ?
Kutarik tangannya paksa keluar ruangan. Aku perlu menyelesaikan masalahku berdua saja dengan Sooyoung tanpa ada Yoona yang sedari tadi mengamati drama kecil yang terjadi antara aku dan Sooyoung.
Sooyoung terus meronta mencoba melepaskan genggaman tanganku. Beruntung tenaga seorang namja selalu lebih besar dari yeoja terlebih yeoja kurus seperti Sooyoung.
Kutarik Sooyoung pada suatu ruangan lain yang kosong lalu menutup pintunya dengan kasar. Kini tinggalah kami berdua di dalam ruangan ini. Aku mulai mendekatinya dan menyudutkan tubuhnya pada tembok. Salah satu tanganku kugebrakkan tegas pada tembok tepat disamping wajahnya. Kudekatkan tubuhku sehingga membunuh jarak diantara kami. Mengunci tubuh kurusnya yang kali ini tak kubiarkan bergerak walau sesentipun dariku.
Kutatap manik matanya yang mau tak mau kini bertatapan tajam denganku. Matanya menampakkan cairan bening yang sepertinya bersiap untuk tumpah. Sebelum itu terjadi, satu tanganku yang lain mulai kualihkan menuju wajah polosnya. Menyusuri bagian wajah cantiknya dan berakhir pada dagunya.
Sedikit kuangkat dagu Sooyoung, lalu mulai mendekatkan wajahku pada wajahnya. Bertujuan untuk melakukan ritual ciuman yang biasa kami lakukan ketika melepas rindu satu sama lain.
Ketika nafasku mulai menerpa hangat wajahnya, Sooyoung tak kunjung menutup matanya.
PLAK !
Sebelum bibirku benar-benar menyentuh bibir mungilnya, tangan seseorang berhasil menghentikanku. Sooyoung menamparku dengan keras.
Sakit.
Bukan pipiku yang sakit namun melainkan sebuah hati yang tersembunyi didalam dadaku.
“Tinggalkan aku Kyu. Jangan temui aku lagi karena kita sudah berakhir.” Ucapnya bagaikan petir yang menyambar telingaku. Ada sedikit getaran disetiap pengucapannya.
“Ada apa denganmu ? Beginikah sambutan darimu ketika kita bertemu kembali setelah sekian lama ? “ balasku menghibur diri. Berharap ucapan Sooyoung hanyalah canda belaka.
“Berhenti berkata soal kita, berhenti menghubungiku bahkan menemuiku. Tolong hargai privasiku saat ini. Aku memiliki kekasih yang lebih mencintaiku. Apa perlu kuulangi ? “ diakhir kalimatnya, Sooyoung akhirnya menumpahkan airmatanya.
“Tidak mungkin.” Ucapku lirih kemudian mengendurkan jarak diantara aku dan Sooyoung. Perlahan kenyataan mulai terkuak sangat jelas didepan mataku sendiri. Sebuah kalimat penjelasan yang membuat namja manapun didunia ini mendadak lemas mendengarnya.
“Jika kau bertanya kapan hubungan kita berakhir maka aku akan menjawabnya mulai detik ini. Carilah gadis lain yang beribu kali lipat lebih baik dariku Kyu.” Sooyoung tak meneruskan kalimatnya dan menutup mulutnya terisak. Sungguh ini lebih sakit daripada harus ribuan kali ditampar oleh Sooyoung asalkan dia tak mengucapkan kata-kata pahit itu.
Sooyoung beranjak untuk meninggalkanku sebelum kutahan kembali pergelangan tangannya.
“Aku mencintaimu Sooyoung-ah.” Kalimat terakhir yang sangat berat kuucapkan. Tak peduli betapa rapuhnya aku saat ini. Aku tak mau nasib cintaku berhenti cukup sampai disini setelah manis dan pahit kujalani bersama Sooyoung.
“Haram bagiku mendengar ucapan cinta dari namja yang menjadi orang lain bagiku sekarang. Maaf, aku mencintai seseorang yang telah menjadi pemberitaan denganku.” Balas Sooyoung tersendat akibat isakannya. Genggaman tanganku mulai mengendur membiarkan Sooyoung pergi tanpa menoleh sekali lagi padaku. Kutatap punggung tubuhnya yang sudah menghilang di balik pintu.
Aku membatu. Sulit menggambarkan bagaimana perasaanku sekarang. Antara percaya atau tidak. Dia benar-benar meninggalkanku dan memilih ahjussi gila yang tak pernah ku kenal sebelumnya. Mencampakkan hubungan ini yang coba kubina dengan serius. Tak pernah ada perasaan dusta ketika aku mengatakan bahwa aku mencintainya. Sangat.
Aaarrggh ! ku tinju tembok tak bersalah itu dengan tangan kananku yang mengepal. Mencoba meloloskan seluruh perasaan kesalku. Tak kupedulikan rasa sakit pada ruas-ruas tanganku. Rasanya sakit ini tertutup dengan rasa sakit yang dibuat Sooyoung padaku. Pantang bagi seorang namja untuk terlihat lemah. Namun untuk sekarang, akulah namja yang lemah itu. Lemah karena kehilangan sosok gadisnya.
***
Hancur. Ibarat sebuah gelas yang menghantam dasaran bumi, maka hatiku layaknya gelas yang memecah menjadi serpihan-serpihan kaca kecil. Cukup seorang Choi Sooyoung yang sanggup membuatku sangat menyedihkan.
Melihatku seperti ini, para hyungku sangat memperhatikanku ekstra yang mungkin lebih kuartikan sebagai perasaan ‘iba’. Mereka terus berada disampingku untuk menguatkanku sekaligus menghiburku yang mungkin bagi mereka memasuki tingkat yang mengkhawatirkan. Aku terpaksa menceritakan seluruh kronologis Sooyoung memutuskanku secara sepihak kepada para Hyungku karena mereka semua memaksanya.
Parahnya, disetiap untaian ceritaku kadang kala aku menitikkan air mata. Sungguh, ini terlalu sakit. Sungmin hyung dengan sigap mendekap pundakku. Ya Tuhan, bahkan seorang Lee Hyuk Jae juga terharu mendengar ceritaku. Apakah sebegitu tragis ?
Tiga minggu pertama, perasaanku sedikit menjadi lebih baik. Para member Super Junior merupakan sahabat yang berperan besar dalam hal penenangan perasaanku. Aku menjadi sedikit melupakan rasa sakitku terhadap Sooyoung. Yeoja yang tak bisa kusebut sebagai ‘gadisku’ lagi. Mantan kekasih yang sampai saat inipun masih menjadi bayang-bayangku di setiap malam.
Hari-hari kemudian, benar-benar kulewati sendiri. Menjalani tuntutan profesi sebagai bentuk profesionalitas. Aku tak boleh kelihatan lemah dan menyedihkan di depan media terlebih para fansku. Aku tersenyum, menyembunyikan beribu kesedihan yang tersimpan rapi di lubuk hatiku terdalam.
Kembali pada musikalku. Jadwal yang harus kupenuhi setelah kutandatangani kontraknya sekitar 3 bulan yang lalu. Kujalani bersama Seohyun, gadis yang selalu menjadi pilihan pertama para fansku. Terlebih ketika aku mengecup bibirnya didepan tibuan pasang mata yang melihat musikalku. Respon mereka terlalu besar terhadap kelanjutan hubunganku dengan Seohyun. Nyatanya, jika aku menyukai Seohyun mungkin aku sudah memacarinya sejak dulu sebab aku mengenalnya lebih dulu daripada Sooyoung.
Ahh, lagi-lagi aku menyebut namanya.
Sungguh, magnet apa yang membuatku terus memikirnya. Ribuan cara sudah kulakukan demi mengalihkan fokus pikiranku pada sebuah objek indah selain Sooyoung. Namun sepertinya tidak pernah berhasil. Bahkan tablet yang sering kugunakan untuk mengupdate game-game terbaru kini justru beralih fungsi sebagai sarana stalking.
Kau tahu ? aku mengikuti segala aktivitas Sooyoung melalui media. Mulai dari menontonnya setiap minggu sebagai mc hanbam, mengunduh seluruh hasil photoshoot majalah, ataupun mengupdate berita tentang rencana comeback grupnya. Karena hanya lewat ini aku bisa sedikit menyalurkan kerinduan terhadap wajah cantik itu. Maka, inilah aku si fanboys bermarga CHO !
***
3 Februari 2014. Aku terbangun dari tidurku yang panjang. Menyipitkan pandangan demi mengumpulkan seluruh kesadaranku. Aku mulai mengingat jika hari ini adalah tepat hari kelahiran Cho Kyuhyun. Aku segera bergegas, ada jadwal yang harus kuselesaikan hari ini disamping memberikan fan service kepada para sparkyu yang kupastikan kado-kado dari mereka akan membanjiri dormku.
Aku membisu kala aku dikejutkan dengan kue-kue indah dari para hyungku. Bukan kuenya yang membuatnya indah, namun kebersamaan yang sangat hangat yang mereka perlihatkan. Sesak dadaku menahan haru.
Kupandangi satu-persatu kue itu dengan nanar. Kutiup lilin diatasnya dengan memejamkan mata. Tak kusangka, air mata menetes meski dengan mata tertutup. Memori setahun lalu di tanggal yang sama terlintas begitu saja di benakku. Choi Sooyoung, bisakah kau berhenti menghantuiku ?
*flashback
Aku menemukan Sooyoung duduk di lantai dengan posisi memeluk lututnya. Terdengar suara isakan dan baru kusadari jika ternyata ia menangis. Kusejajarkan tubuhku dengan berjongkok menghadapnya. Sementara kulihat nampak disekelilingku berserakan tepung, telur serta bahan pembuat kue lainnya yang sangat berantakan.
“Hei, aku datang. Apa kau tidak mau memelukku?” ucapku membuat ia mendongakkan kepalanya menatapku. Matanya sembab. Ingin kuhapus airmatanya sebelum ia menghamburkan pelukannya padaku. Sekali lagi dia menangis.
“Mianhae Kyu, jeongmal mianhae.” Ujarnya berkali-kali sambil memelukku erat. Aku membawanya kedalam dada bidangku. Mendekapnya sambil sesekali mengelus rambut panjangnya.
“Apa yang membuatku berkata seperti itu, chagi ? Kau tidak salah, kau selalu sempurna buatku.”
“Mianhae, aku mencoba membuat kue ulang tahun untukmu namun semuanya gagal dan berantakan. Aku bahkan seorang calon istri yang buruk.” Balasnya sesenggukan. Oh Tuhan, jadi itu penyebabnya dia menangis seperti ini ? Aku menahan tawa dalam hati melihat polosnya gadisku ini.
Kukecupi puncak kepalanya. Menenangkan gadisku yang mencoba memberikan yang terbaik untukku. Sungguh aku terlampau menyayanginya.
“Aku tegaskan padamu jika itu semua tidak terlalu penting sayang. Menghabiskan hari pertambahan usiaku dengan adanya kau disisiku sudah terlampau cukup bagiku.”balasku tulus dengan penuh penekanan.
***
“Apakah tidak ada kesempatan bagiku untuk menggantikan Sooyoung eonni, oppa?” tanya Seohyun seusai pementasan musikal kami berakhir. Hanya ada aku dan dia di rest room ini.
Aku berhenti bernafas sejenak. Mencoba mencerna kalimat Seohyun yang kini menatapku penuh harap. Tak pernah terbesit sekalipun bahwa Seohyun, si gadis lugu menyatakan perasaannya padaku untuk kedua kalinya. Jauh sebelum aku bersama Sooyoung, gadis ini pernah menguntai harap padaku. Walau pada akhirnya, aku berusaha merangkai kalimat halus untuk menolaknya. Jujur, hati dan perasaanku tetap terpatri pada Sooyoung.
“Aku .. “ kugantungkan kalimat sebelum Seohyun dengan cepat membalas. “Arasseo oppa, kau tak perlu menjawabnya aku sudah tahu.” Ujarnya dengan sedikit senyum yang dipaksakan. Aku tahu, dia sedang menghibur diri. Oh Tuhan, aku menyakiti hati seorang gadis lagi.
“Raihlah kembali apa yang menjadi hakmu oppa. Aku yakin Sooyoung eonni masih mencintaimu. Aku mengenalnya, dan kuyakin ada skenario dibalik semua ini. Aku ingin kau kembali seperti dulu. Bahagia.” Ucapnya dengan senyuman getir.
***
Bulan menunjukkan pertengahan tahun 2014. Selama ini aku layaknya pecundang yang tolol. Mengamati Sooyoung dari jarak sejauh mungkin tanpa tahu harus berbuat apa. Oh Tuhan, tolong beri petunjuk pada Cho Kyuhyun yang bodoh ini agar Sooyoung kembali kepadaku.
Beribu saran dari yang bermutu sampai yang tidak, terus kudapat dari member-memberku yang mendukung sepenuhnya aku dan Sooyoung kembali. Saran itu selalu mentah ketika melihat ekspresi dingin Sooyoung ketika tak sengaja berpapasan denganku. Haruskah ku berkaca ? Aku bukan orang asing yang patut dihindari Sooyoung-ah.
Kuakui, aku tak pernah sebodoh ini sebelumnya. Berurusan dengan banyak gadis sebelum Sooyoung membuatku kaya akan pengalaman. Tapi kali ini, semua itu tak ubahnya nol. Otak dan logikaku seakan membeku jika berhadapan dengan Sooyoung. Entahlah. Aku hanya merasa Sooyounglah, gadis yang terlampau kucintai.
Malam ini gerimis membasahi langit Seoul. Aku keluar dari kantor setelah menyelesaikan urusanku dengan manajer. Melangkah menuju parkiran kantor yang nampak sepi. Tunggu. Kutatap sebuah mobil berwarna silver yang melaju memasuki parkiran. Nampak siluet seseorang yang sangat kukenali. Mantan gadisku !
Aku menyembunyikan diri dibalik tiang tembok sambil mengamatinya. Seorang ahjussi keluar mobil dengan setelan formal. Bukankah itu ahjussi yang sering kusearch di google ? si sial Jung Kyung Ho, perebut Sooyoungku.
Tak lama, ahjussi itu berjalan tegap memasuki kantor. Dia melenggang begitu saja meninggalkan Sooyoung yang tetap dalam posisi duduknya di mobil. Kaca mobil itu memudahkanku untuk mengamati wajahnya yang sepertinya menampakkan raut sedih.
Dia sedang duduk di mobil sendiri dengan mengutak atik handphonenya. Tuhan, apakah ini jawaban atas doaku selama ini ? Apakah sekarang saatnya aku menunjukkan usahaku untuk merebutnya kembali ?
Mungkin iya. Entah darimana, kekuatan itu muncul. Tekadku berada di tingkat tertinggi untuk keluar dari belenggu sebagai pecundang. Inilah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk si bodoh Cho.
Aku berjalan sedikit berlari dan dengan cepat membuka pintu mobil. Kudapati Sooyoung yang nampak shock dengan kedatanganku secara tiba-tiba. Kutarik tangannya paksa dan menuntunnya keluar dari mobil. Persetan jika seseorang mengataiku seorang penculik sekarang.
Sedikit kudorong tubuhnya memasuki mobilku. Sooyoung seolah tak kuasa menahan tenagaku. Maaf mungkin ini terlalu kasar untuknya, namun aku tak ingin Sooyoung lepas kali ini.
Lantas kulajukan mobilku dengan kencang. Keheningan tercipta diantara kami. Sooyoung hanya diam sambil menunduk. Sedangkan aku hanya fokus menyetir serta menikmati debaran jantung yang kini kurasakan. Seperti dejavu. Debaran yang dulu kurasakan saat menyukai Sooyoung pertama kali.
Kutarik tangan mungilnya memasuki apartemenku. Kali ini Sooyoung meronta. Tak kuhiraukan sampai aku mendorongnya masuk dan mengunci pintu apartemenku dengan keras. Kini tinggalah kami berdua di ruangan ini saling bertatapan kaku. Cukup lama kuamati wajah sendunya, sampai akhirnya keberanikan diri untuk mencium bibirnya. Menciumnya lama demi menyalurkan kerinduanku yang teramat dalam. Sooyoung tak menolak ciuman ini dan hanya diam mematung.
Kulepaskan tautan bibirku dan menatapnya lagi. Menatapnya tajam dan sendu. Bulir-bulir cairan bening kini memenuhi kelopak matanya. Kumohon jangan menangis lagi Soo.
“Tampar aku.” Ucapku sedikit bergetar. Sooyoung semakin menunduk.
“Kau tak berniat menamparku setelah apa yang kulakukan padamu barusan ? ” sambungku. Getaran dalam hatiku seakan membuncah. Ada perasaan haru saat aku dapat menciumnya setelah sekian lama. Namun sesak yang kurasakan karena mengingat dia bukan gadisku lagi.
“Ku mohon tampar aku. Agar aku tersadar untuk tidak terus mencintaimu Soo. Ayo tampar.” Aku memaparkan wajahku tepat didepannya. Mungkin aku kehabisan akal. Tak ada yang bisa kulakukan sekarang selain mengharapkan tamparan darinya.
Namun Sooyoung justru terisak. Dia menangis lagi, tepat dihadapanku. Hatiku seperti teriris melihat gadis yang kucintai tengah menangis dihadapanku. Dengan sigap kurengkuh tubuh rampingnya dalam dekapanku. Memeluknya erat dan membiarkannya menangis diatas dadaku. Kuelus lembut rambut panjangnya yang kini berada dibawah daguku.
“Aku paling benci melihatmu menangis Sooyoung-ah.” Ucapku lirih dengan mata berkaca-kaca.
***
Gerimis masih samar terdengar. Malam semakin larut dan kini Sooyoung tengah kubaringkan diatas ranjang apartemenku. Dia sudah merasa tenang setelah lama menangis. Kutarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
“Istirahatlah. Besok aku akan mengantarkanmu.” Ujarku tersenyum setelah mengelus singkat dahi indahnya sebelum aku mencoba beranjak.
Tangan Sooyoung menahanku ketika aku akan beranjak untuk meninggalkannya.
“Jangan pergi. Ku mohon jangan berada jauh walau satu meterpun dariku.” lirihnya memohon. Oh Tuhan, aku tersenyum dalam hati sekarang.
Saat aku menoleh padanya, handphonenya berbunyi. Ahjussi sinting rupanya ketika kutengok pada layar handphonenya. Segera kuraih handphone Sooyoung lantas kucabut batreinya dan meletakkannya kembali. Dengan begini tak ada seorangpun yang dapat mengganggu waktu berkualitasku bersama Sooyoung.
Sooyoung hanya mengamatiku dalam diam. Ingin rasanya bersorak ketika Sooyoung seolah mengijinkanku untuk menonfungsikan handphonenya. Dapat kupastikan ahjussi sinting itu tengah kebingungan mencari Sooyoung yang tiba-tiba menghilang dari mobilnya tadi.
Segera kuposisikan tubuhku berbaring disamping Sooyoung. Menarik selimut untuk menutup tubuh kami berdua. Kuberanikan diri menarik tubuh Sooyoung kedalam hangat dekapanku. Sooyoung menurut dan dengan nyaman menyandarkan kepalanya pada dada bidangku. Aku memang menginginkan kedekatan seperti ini, bukan sesuatu yang bersifat nafsu semata, namun kebersamaan yang saling menyamankan.
“Tidurlah. Jangan menangis lagi.” Ucapku lalu mencium puncak kepalanya. Sooyoung mulai tenang dan memejamkan kedua matanya. Tak berapa lama kudengar deru nafasnya mulai teratur. Apakah senyaman ini sehingga Sooyoung sudah tertidur lelap ?
Melihat sikap penurut Sooyoung akan paksaan yang kulakukan sejak awal, apakah berarti dia masih mencintaiku ? Ahh, entahlah. Sulit mendeskripsikan perasaan masing-masing antara aku dan Sooyoung sekarang. Sampai sekarang dia tak mengungkapkan sama sekali dan aku tak ingin mengungkitnya lebih dulu. Biarlah kerinduan yang menuntun interaksi diantara kami.
***
Mengamati wajah polosnya ketika tidur merupakan kegemaranku saat masa pacaranku dengannya. Dan kali ini aku dapat menatap puas wajah cantiknya ketika mengarungi mimpi. Bayangkan, sudah enam jam aku tidak tidur dan justru mengamati wajah damainya. Aku tak ingin memejamkan mataku kala Sooyoung berada sedekat ini denganku. Sesungguhnya aku takut. Takut disaat ku membuka mata, Sooyoung tidak ada disisiku lagi.
Sepertinya Sooyoung mulai terusik kala aku mengelus lembut puncak kepalanya perlahan. Sooyoung mengerjapkan kedua matanya dan nampak heran melihatku yang tersenyum manis menatapnya.
“Kau tidak tidur ? “ tanyanya heran.
“Tidur bisa kulakukan setiap hari. Tapi mengamati wajahmu saat tidur tak akan bisa kulakukan setiap hari.” Jawabku santai. Dia tertawa kecil mendengarnya. Oh God.
“Tidurlah kembali. Ini masih sangat pagi.” Suruhku halus.
“Aniya. Aku tidak ingin kembali pada mimpiku, sedangkan sekarang mimpiku menjadi nyata.”
“Maksudmu ? “ dahiku mengernyit. Tanda tak mengerti.
“Sebesar apapun usahaku untuk melupakanmu, jika setiap harinya kau selalu hadir dalam mimpiku akan semakin sulit buatku Kyu. Kau tahu ? memelukmu sekarang adalah mimpiku yang menjadi kenyataan.”
“Bisa kau jelaskan dengan kalimat yang sederhana Soo ? Aku tidak memahaminya.“ balasku sedikit menggodanya. Sebenarnya aku sudah paham dan hanya mencoba menjahilinya saja.
“Ya! Aku mencintaimu sampai kapanpun Cho ! “ Balas Sooyoung meninggikan suaranya kesal. Sudah lama sekali aku tidak menggodanya apalagi melihatnya selepas ini bersamaku.
“Geurasseo ? Semudah itukah ? Sayangnya sulit bagiku mempercayainya. “ sangkalku.
“Lihat saja, aku akan buktikan.” Tantang Sooyoung yakin.
“Dengan ? “
Perlahan Sooyoung menangkup wajahku dengan kedua tangannya. Aku tidak mengerti apa yang akan dilakukannya saat kusadari tubuhku kini sudah berada diatasnya. Sooyoung mengejutkanku dengan tiba-tiba menciumku lembut. Lantas sedikit melumatnya dan terciptalah suasana yang memanas diantara kami. Naluriku menuntunku untuk membalas ciumannya. Damn ! Dia sukses menyulut libidoku.
Jika aku adalah namja brengsek, mungkin Sooyoung bukanlah seorang gadis lagi setelah ini. Namun aku tidaklah sebodoh itu. Meski aku menginginkan Sooyoung sebesar apapun, aku adalah tipe namja yang akan menjaganya sampai saatnya tiba.
Sooyoung melepas ciumannya dan kami berdua kini tengah berbaring saling berhadapan. Aku tersenyum. Benar apa yang dikatakannya. Melalui ciumannya, aku bisa merasakan bahwa dia masih mencintaiku. Pagutan saling memadu kasih yang sering kuminta darinya dulu. Tidak berubah. Rasa itu tetap ada dan tersalurkan melalui cara kami.
“Mianhae. Mungkin permintamaafan saja tidak cukup bagiku untuk menebus segala kesalahanku padamu Kyu. Namun kau perlu tahu, aku selama ini tersiksa. Tersiksa dengan keputusanku sendiri. Mereka menyudutkanku Kyu, aku tidak punya pilihan lain. Jeongmal mianhae.” Sooyoung mengatakannya dengan memeluk tubuhku erat. Dia menyembunyikan kepalanya seraya sedih.
“Katakan padaku siapa yang menyudutkanmu sayang? ” balasku sabar. Terkutuklah seseorang itu yang membuat gadis yang kucintai merasa tersiksa selama ini.
“Akan terlalu rumit jika kujelaskan satu persatu. Terlalu banyak sekenario dibalik semuanya Kyu.” Tak berapa lama Sooyoung kembali menitikkan air matanya. Sebenarnya aku sangat bahagia mengetahui kebenaran itu. Kebenaran skenario skandal yang memang sengaja dibuat.
“Aku mengerti perasaanmu. Akan sulit bagimu menjelaskan semuanya. Uljimaa. Kenapa setelah putus denganku kau menjadi mudah sekali menangis eoh ? “ Sooyoung berusaha mengendalikan tangisnya. Lagi-lagi kuusap puncak kepalanya demi menenangkannya.
“Sudah, lupakan sejenak. Tidurlah kembali agar kau tenang.” Ucapku seraya memapah kepalanya agar tersandar pada bantal secara nyaman. Mataku menangkap kedua bola matanya yang basah. Ku kecup kedua kelopak mata itu berharap tak ada tangisan lagi yang keluar setelah ini.
“Apakah kau mempercayaiku, Kyu ? “ tanyanya tepat setelah kukecup kedua kelopak matanya. Aku mengangguk. Sungguh aku ingin membuatnya tenang.
“Ingatlah, bahwa yang kucintai hanyalah kau. Tidak ada namja lain.” Ucapnya sungguh-sungguh.
“Ahjussi itu ? “ tanyaku memastikan.
“Maksudmu Kyung Ho ? Dia lelaki egois yang pernah ku kenal. Dia memanfaatkan hubungan baiknya dengan presdir untuk menciptakan skandal antara aku dan dia. Dia ingin mendongkrak popularitasnya melalui aku, Kyu. Dia juga mengancam presdir akan mengungkapkan hubungan kita jika aku tidak menurutinya. Aku takut akan berdampak buruk padamu, pada karirmu dan seluruh penggemarmu jika itu terjadi. Maka dengan sangat terpaksa aku mengakhiri hubungan kita dengan cara yang benar-benar menyakitkan.” Tak hentinya kutunggui kalimat yang terus keluar dari bibir mungilnya dengan sabar. Kejujurannya kali ini membuatku tertegun. Akhirnya, Sooyoungku kembali seperti yang ku kenal dulu.
“Terima kasih. Kau gadis paling sempurna dimataku.”
“Aku tidak sempurna Kyu. Aku telah menyakitimu.”
“Asal pada akhirnya kau akan kembali padaku dan berjanji tidak akan meninggalkanku lagi, kurasa semua akan menjadi indah.” Ucapku lagi sambil mendekatkan tubuhku seraya memeluknya. Aku mulai memejamkan mataku.
“Keundaee .. “ katanya menggantung.
“Wae ? Kau takut pada presdir atau pada ancaman Kyung Ho ? Kau sudah berkorban banyak untukku, jadi sekarang biarlah aku yang menebusnya. Aku akan menemui presdir dan ahjussi itu dan kujamin semuanya akan kembali seperti semula.” Janjiku padanya.
“Aku akan menyelesaikan semuanya. Percayakan semua padaku.” Sambungku dengan tetap memejamkan kedua mata. Rupanya rasa kantuk telah menggelayutiku. Bayangkan, aku memang belum tidur semalaman.
Sooyoung mengecup bibirku sekilas sebagai ungkapan kegembiraannya. Aku bisa merasakan itu.
“Bolehkah aku tidur sekarang ? Sepertinya mataku tidak bisa diajak kompromi lagi Soo.“ ijinku sambil terus memeluknya seakan tak memberinya ruang gerak sedikitpun.
“Tidurlah. Giliranku mengamati wajahmu saat tidur.” Ucapnya lembut.
Beberapa menit aku dalam keadaan terpejam. Kurasakan tangan lembut Sooyoung menjelajahi pipiku. Mungkin Sooyoung mengira aku sudah tertidur.
“Aaih, tampannya.” gumamnya lirih dalam keheningan.
“Tidak perlu kau ucapkan aku sudah tahu.” Ucapku tiba-tiba. “YA!” balasnya kesal sambil menyikut dadaku pelan.
“Mimpi indah berarti memimpikan aku. Saranghae..“ kata Sooyoung yang terakhir lalu membalas pelukanku dengan menyusupkan kepalanya pada dada bidangku. Aku tersenyum sesaat lalu kemudian mulai memasuki alam mimpi.
***
Jam menunjukkan pukul 10 pagi. Sooyoung sudah bangun lebih dulu daripada aku dan dia tengah sibuk di depan cermin menata penampilannya. Sedangkan aku baru saja keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambut basahku menggunakan handuk.
Tidurku tadi pagi sangatlah nyenyak dan nyaman. Meskipun hanya 3 jam, namun aku sangat menikmati tidurku kali ini daripada tidur-tidurku sebelumnya. Tentu saja, penyebabnya gadis yang sekarang didepan cermin itu.
Aku kini duduk di sofa sambil terus mengamatinya menata rambut lurusnya. Merasa terus kuperhatikan, Sooyoung kini berbalik menatapku sambil tersenyum. Kudapati sosok jangkungnya yang benar-benar cantik. Biasanya aku hanya dapat mengamatinya dari layar kaca. Kini hasratku untuk dapat menatapnya langsung dapat tersalur sepuasnya.
“Kyuhyun-ah, apa kau lapar ?” tanya Sooyoung mendekat kearahku. Lebih tepatnya kepada meja yang ada sampingku untuk meraih handphonenya.
“Mari kita lihat, apa yang bisa dipesan untuk sarapan kita.” Gumamnya sambil berusaha memasang batreinya kembali. Andwe. Segera saja kurebut handphonenya dan dengan cepat ku tarik tubuh Sooyoung untuk duduk dipangkuanku.
“Aku hanya butuh kau.” Jawabku tepat ditengkuknya. Posisi Sooyoung sekarang duduk dipangkuanku membelakangiku. Ku dekap tubuh rampingnya dan kulingkarkan kedua tanganku pada perut datarnya. Sesekali kuhirup aroma wangi tengkuknya yang seperti candu tersendiri buatku.
Tiba-tiba rasa takut itu kembali menyerang. Hanya dengan memeluknya seperti ini perlahan menciptakan ketenangan sendiri buatku. Demi Tuhan, aku tak ingin kehilangannya lagi. Cukup setengah tahun aku merasakan siksaan itu. Aku hanya ingin terus bersama gadisku, itu saja.
“Kumohon jangan pergi lagi.” Gumamku lirih. Terlintas beberapa memori pahit saat dimana rapuhnya aku tanpa Sooyoung.
Kurasakan Sooyoung menegang.
“Tidak. Tidak akan. Aku tak akan mengulangi kebodohanku untuk yang kedua kalinya.” Ucap Sooyoung meyakinkanku seraya meremas tanganku lembut yang melingkar di perutnya.
“Aku akan mempercayainya jika kau mau menikah denganku sekarang juga dan menyandang gelar sebagai nyonya Cho.” Ucapku tenang namun sarkatis.
“Bagus. Setelah itu terjadi, kita berdua akan didepak dari agency dan semua yang aku lakukan selama ini untukmu akan sia-sia.” Balas sooyoung getir.
“Aku akan belajar mengelola perusahaan dan menghidupimu Soo-” sebelum aku selesai menyelesaikan kalimatku, Sooyoung melepaskan kedua tanganku dan berbalik menghadapku. Tetap dalam pangkuanku, Sooyoung menangkup wajahku lembut.
“Tidak semudah itu sayang. Kau sudah masuk dalam dunia entertain. Maka kau harus bertanggung jawab. Pada kontrakmu, pada member-membermu yang lain, terlebih pada jutaan fansmu yang menyayangimu. Jika aku mementingkan egoku saja, mungkin aku sudah menjawab ya untuk ajakanmu. Namun sesungguhnya yang kau ucapkan adalah bagian dari ketakutanmu saja. Demi Tuhan, aku akan tetap disini. Dihatimu.” Terang Sooyoung lembut sambil meletakkan telapak tangannya didada kiriku. Aku menatapnya dengan senyum simpul. Sejenak ku berpikir. Dia benar.
“Arasseo. Dan yang perlu kulakukan setelah ini adalah menemui ahjussi itu untuk meluruskan semuanya. Bagaimanapun kau adalah kekasihku, tak ada yang boleh mengakuinya selain aku.” Ucapku sedikit kesal. Sooyoung menepuk pundakku lemah lalu sedikit tertawa. “Namanya Kyung Ho, Kyu.”
“Memangnya aku peduli.” Balasku cuek. Aku dan Sooyoung tertawa bersamaan hingga pada akhirnya terdiam saling menatap.
“Chagia, cium aku.” Pintaku dengan nada sedikit manja. Sooyoung tampak mengernyitkan alisnya namun sedetik kemudian mengalungkan kedua tangannya pada leherku.
“Kebiasaanmu kapan berubah, eoh ? “ Ucap Sooyoung sambil menyentil hidungku gemas. Aku hanya tersenyum tanpa rasa bersalah sedikitpun. Tak kusangka Sooyoung menuruti keinginanku dengan mendekatkan wajahnya beberapa senti. Segera kuraih bibirnya yang ranum, sebelum dia menciumku lebih dulu. Memang sudah seharusnya lelaki yang memimpin dari segi manapun kan ?
Ya Tuhan, terima kasih. Kau mengembalikankan Sooyoungku seperti sedia kala tanpa ada cacat sedikitpun dalam kadar perasaannya terhadapku. Aku berjanji akan menjaganya dengan baik sampai saatnya tiba. Saat dimana aku melepas tugasku untuk melayani para elf dan sparkyu, dan disaat itulah aku akan mengenalkan Sooyoung sebagai istriku. Aku berjanji, Tuhan.
END
Maaf karena saya author abal-abal, hehe. But RCL, please ☺

[Oneshot] Tell Me Your Wish
Title/Judul : Tell Me Your Wish
Length : Oneshot
Rating : T
Genre : Fluff, Fantasy
Author : Jung Cheonsa
Cast/Pemain : Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun
Disclaimer : It’s totally mine. No Copy. No Bashing. Keep RCL and
Keep Support Knight!
Note dari author : Jeongmal Gomawo buat Admin. Just it.
Cheonmaneyo^^ heheh (by Han Jieun – Admin)
From the Author of ‘My Neighbor is Crazy’
Proudly present,
소원을 말해봐
Sowoneul Malhebwa
Cho Kyuhyun | Choi Sooyoung
Oneshoot | Teenagers | Fluff, Slight *perhaps, Fantasy *really
Summary:
“Hidupku sempurna, jauh lebih sempurna ketika aku beruntung bertemu dengan jin yang mengabulkan semua permintaanku.”
Recommended Song : SNSD – Genie ( Tell Me Your Wish)
Special Thanks to Uncle dul for his inspiration.
&Scene 1&
Dari berbagai sudut pandang cerita, mungkin awal dari semua cerita adalah ketika dia sedang terbangun di pagi hari, atau sedang meratapi nasib cintanya yang pergi, atau memperkenalkan dirinya dengan kesialan yang baru saja ia lewati.
Tapi berbeda denganku. Aku mengawali ceritaku di musim semi kedua, di mana aku sedang menikmati waktu bersantaiku tanpa tumpukan kertas yang biasanya ada di meja kerjaku. Atau memang aku terbiasa dengan tumpukan kertas yang tak pernah ku kerjakan dengan terburu – buru.
Selalu menurut orang hidupku sempurna. Yah, aku juga merasa demikian. Aku tidak perlu ikut mengantri untuk audisi penyanyi ataupun actor yang hanya bertahan selama beberapa tahun, tidak perlu memikirkan ujian pegawai negri yang memusingkan, ataupun tidak perlu bersusah payah dibawah komando orang lain.
Aku hanya anak laki – laki satu – satunya yang paling tampan- menurut ibuku yang dibuktikan dengan bertumpuknya surat cinta pada saat valentine 3 tahun lalu di loker high schoolku-
Paling cerdas – terbukti dengan banyaknya olimpiade matematika yang ku menangi-
Paling kaya – bukannya ingin terlihat angkuh, tapi tanpa bekerja keras setiap hari tabunganku selalu penuh
dan yang terpenting, aku merasa aku paling memesona diantara semua sahabatku seperti Choi Siwon si pewaris Hyundai, Lee Hyukjae si Jaksa, ataupun si Kim Joongwon si pemilik 10 franchise.
Tapi semua itu terasa kurang. Kurang karena hanya akulah yang belum menikah. Mungkin karena aku yang paling muda. Tapi itu tidak menjadi alasan pasti. Karena sebenarnya, aku belum menemukan perempuan yang semenarik Kim Tae Hee.
Orang terdekatku berkata akulah yang paling kekanak – kanakan karena menyamakan semua peremuan seperti Kim Tae Hee. Hey, sebenarnya aku tidak salah. Aku hanya ingin setidaknya perempuan itu punya standar seperti Kim Tae Hee. Ingat, aku ini tampan, cerdas, kaya dan memesona.
Memikirkan beban hidupku yang satu itu membuatku mengeluarkan mesin tercanggih abad ini. meski sekarang tablet menjuarai dunia, tapi tidak ada yang pernah mengalahkan sensasi dari PSP kesayanganku. Yah, ditambah aku adalah si pemilik perusahaan game terbesar di Asia.
&Scene 2&
Aku berkonsentrasi dengan sangat tinggi untuk memecahkan rekorku sebelumnya. mungkin dianggap cukup gila, tapi sudah sewajarnya. Manusia tidak pernah merasa puas dengan apapun.
Konsentrasiku buyar ketika aku mendengar suara rintihan dan bunyi – bunyi barang terjatuh lainnya.
Aku melihat seorang ibu yang terjatuh dengan barang – barang yang ‘meloncat’ dari tasnya. Astaga, apa ibu itu baru merampok toko?
Aku awalnya cuek saja. yah, beginilah aku. Aku tidak terlalu memperdulikan orang tapi mengingat hanya aku seorang diri yang ada disini, karena tidak ada yang bersantai di hari senin seperti yang aku lakukan, aku harus menunjukkan sisi gentle-ku.
Dengan sigap, aku membantu memapah ibu itu ke kursi. “gwechanayo, ahjumma?”
Ibu itu hanya tersenyum dan mengangguk.
Setelah menolong ibu itu, aku membantu memunguti semua barang – barangnya dan mengembalikkannya pada ibu itu.
“Jeongmal kamsahamnida. Maaf sekali merepotkanmu, anak muda.” Ucapnya dengan sopan sembari mencoba berdiri.
“gwechana, ahjumma. Apa tidak ada yang terluka?” tanyaku sekali lagi.
Ibu itu menggeleng. “maaf merepotkanmu sekali lagi. Tapi aku harus segera pergi. terima kasih.”
&Scene 3&
Aku hanya tersenyum kecil lalu melanjutkan kembali permainanku yang belum selesai.
Sesuatu yang berkilauan dari bawah kursi taman membuat niatku untuk bermain sirna. Aku mengambil barang tersebut.
Sebuah teko yang sering kita tonton di kartun aladin dan ajaibnya teko itu sedang berkilau. Astaga, apa aku sedang dipermainkan oleh kenyataan? Atau aku terlalu berhalusinasi tinggi hingga bisa melihat teko itu bercahaya?
Mungkin aku bisa sedikit membuktikannya. Aku mengambil teko tersebut lalu menggosok badan teko tersebut sebanyak tiga kali. Mungkin aku gila jika teko ini bereaksi tapi aku juga tidak tahu pasti mengapa aku melakukan ini.
Entah dari mana, gumpalan asap memenuhi seluruh wajahku hingga aku merasa aku tidak bisa bernafas lagi. Hingga perlahan asap itu mulai berkurang menyisakan suara batuk yang kuyakini milikku dan hembusan nafas yang terasa sesak.
Aku melihat seorang perempuan dengan penampilan cukup berantakan dengan mulut yang menganga lebar memperlihatkan Ia baru saja bangun dari tidur panjangnya. Yang anehnya tidak mengurangi kecantikan wanita tersebut.
Perempuan itu mengerjapkan matanya berkali – kali saat aku menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
“apa aku ada di Surga?” itu adalah suara pertama yang ia keluarkan. Cukup lembut dan terdengar polos. Tapi reaksi pertamaku hanya,
“AAAAAAAh…. Gwishin!!!!”
&Scene 4&
“Hya Tuan!” serunya dengan keras membuatku terdiam seketika. Aku tidak percaya bahwa sosok polos tadi jadi menyeramkan saat ia berteriak seperti itu.
Aku masih memandang tak percaya saat sejurus kemudian penampilannya berubah jadi lebih rapi.
“kau bisa berbicara?” tanyaku dengan ragu.
“apa kau tuli?”
Dia bertanya balik dengan nada yang terdengar sinis. Aku masih terdiam saja melihatnya.
“baiklah, karena tuan sudah membangunkanku dari tidur panjangku. Sowoneul Malhaebwa”
Perkataannya membuatku tertawa dengan keras. Apa sekarang aku berperan menjadi seorang aladin? Semua orang, ayo bangunkan aku! Apa karena aku bekerja dengan imajinasi tinggi aku jadi gila seperti ini?! kurasa iya.
Aku mengakhiri tawaku ketika melihat wajahnya yang berubah kusut seketika.
“kau ingin berperan menjadi jin yang mengabulkan 3 permintaanku, gwishin?”
Perempuan itu terlihat sekali tidak terima dengan apa yang aku katakann.“hya! Aku bukan gwishin! Aku genie!”
Aku melihat raut wajahnya lagi.
“aku ingin sekali menghajar wajahmu jika aku tidak mengingat kalau kau yang membebaskan aku.”
Aku sedikit tergelak dengan kata – katanya. Woa.. perempuan ini lebih cocok jadi devil daripada jadi genie
“baiklah. kita lihat seberapa besar kemampuanmu. Aku ingin segelas green latte dengan baguette”
Perempuan itu tertawa dengan permintaanku.
“kau membuang satu permintaan dengan permintaan yang sederhana, tuan. Tapi jika itu yang kau minta. Akan ku kabulkan”
Perempuan itu menjentikkan jarinya tiga kali dan secangkir kopi hangat dan roti kesukaanku tersedia di sampingku.
Aku mengucek mataku untuk mengecek apa ini benar – benar nyata atau tidak dan aku masih mendapati semua itu ada disana.
“kau benar – benar jin ternyata” ujarku membuatnya tersenyum puas.
“sudah ku katakan. Kau saja tidak percaya.”
Aku mengangkat cangkir kopi tersebut dan menyeruputnya. Rasanya sama persis dengan yang biasa ku minum di café Jong woon hyung.
“jika kau butuh 2 permintaan lagi. Tinggal kau gosok saja lampunya. Aku harus kembali ke dalam. Ku rasa aku harus mandi.” Ujarnya.
Aku menahannya membuat ia memandangku penuh tanda tanya.
“jika semua permintaanku terkabul, apa kau akan pergi?.”
Dia mengangguk dengan yakin. “tentu saja. aku harus mencari majikan yang lebih berkualitas darimu.”
Sebelum aku ingin merecokinya, dia malah telah menghilang.
Terasa seperti mimpi. Tapi, kopi dan rotiku benar – benar nyata. Kesempatanku hanya dua.
&Scene 5&
Aku berjalan dengan gelisah. Aku juga bingung kenapa tiba – tiba perusahaan JZ membatalkan proyek kerja dengan sepihak. Aku sudah mengerahkan intel atau apapun untuk menyelidiki ini semua. Yang kudapat malah rumor – rumor tak berarti apa – apa dan itu membuatku kesal.
Bagaimana bisa perusahaan JZ membatalkan proyek bernilai satu juta dollar ini begitu saja? hanya satu alasan yang sedikit bisa kupercaya. Aku menolak untuk dijodohkan dengan putri komisaris utamanya karena ayolah, aku tidak terlalu tertarik dengan tubuh makmurnya anak kesayangan komisaris itu. dan lagi, aku mendengar jika putrinya bisa menghabiskan jutaan won hanya untuk membeli makanan dan shopping. Bisa mati perlahan aku jika menikah dengan perempuan seperti itu.
Aku harus mencari investor baru lagi untuk mega proyek game selanjutnya dan ini membuatku lembur semalaman untuk menyusun proposal baru.
Jam menunjukkan pukul 9. itu berarti 4 jam yang lalu semua karyawanku telah pulang. Suasana disini terasa sangat sepi. Aku rasa bosan dan ideku seperti habis. Baru seperti ini aku merasa hidupku sedikit sulit.
Aku membuka tirai jendela yang ada di kantorku yang menampakkan seluruh kerlap kerlip lampu yang indah. Tiba – tiba aku teringat satu hal.
Aku bergegas membuka laci dan memandang teko itu sejenak. Aku harus menggunakan dua kesempatanku dengan baik.
Aku menggosoknya tiga kali dan keluarlah asap yang seperti kemarin. Untungnya aku sudah bersiaga dengan menahan nafas terlebih dahulu.
“Sowoneul Malhaebwa” ucapnya sembari tersenyum lembut kepadaku. Aku sempat terpaku dengan senyumnya.
“kau temani aku lembur malam ini”
“mworago?”
Aku hanya menyeringai. “wae? Andwae?”
“apa tidak ada permintaan yang lain?” tanyanya dengan lesu.
Aku menggeleng keras. Akhirnya dia menjentikkan jarinya 3 kali dan aku sadari aku tersenyum puas.
&Scene 6&
“Hya terus!”
“sabar!”
“lebih cepat lagi!”
“aku sedang berusaha!”
“aku sudah akan sampai”
“yah, tunggu sebentar!”
Aku memandang wajah perempuan itu dengan tidak puas. Sementara perempuan itu hanya menggidik bahunya.
“ini permainan termudah dan kau tak bisa? astaga. Ternyata kau jin yang babo!”
Perempuan itu melototkan matanya. Ia membanting Stik Nintendoku begitu saja. “terserah kau. Aku mau kembali saja.”
Aku menahan tangannya untuk kedua kalinya. Entah mengapa kali ini aku merasa ada aliran listrik mengalir di tanganku.
“kau tidak bisa begitu. jam lemburku belum usai.”
Dia melepas tanganku lalu menghentakkan kakinya. “astaga tuhan! Apa salahku?!” makinya sendiri membuatku tertawa.
“diam kau! Sekarang apalagi yang kau inginkan untuk mempersingkat jam lemburmu yang sialan ini?”
Aku hanya tersenyum kecil. “kalau kau mengantuk, tidur saja di sofa. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku.”
Dia menatapku dengan tatapan tak percayanya. “jadi, tidak ada yang harus ku lakukan lagi?”
Aku menggeleng. Yah, setidaknya aku cukup puas ditemani main Nintendo selama 3 jam belakangan ini. aku juga harus menyelesaikan semuanya sebelum besok.
Dia terlihat tidak perduli dan melangkahkan kakinya ke sofa lalu tertidur begitu saja. aku hanya menggeleng. Untung dia bukan manusia. Jika dia manusia, mungkin dialah perempuan tidak ber-manner se-dunia.
Aku ingin kembali ke meja kerjaku tapi aku membalikkan tubuhku. Aku melihat dia tertidur dengan damainya. Aku mengelus kepalanya tanpa sadar. Aku pasti benar – benar gila. Karena aku merasa, aku jatuh cinta pada jin ini.
&Scene 7&
Seminggu setelah kondisi perusahaanku normal. Aku diributkan dan diribetkan kembali oleh tingkah ibuku yang meminta calon menantu. Ayolah bu. Aku baru berumur 27 tahun. Aku tidak mengerti mengapa ibuku sebegitu ngototnya menikahkan ku segera sementara anak perempuan satu – satunya, yang tak lain adalah noona-ku satu – satunya, masih belum menikah di umur 30 nya.
Ibuku dengan gamblangnya memperlihatkan belasan foto perempuan yang aku yakini cantik, dan dengan strata yang sangat mendukung. Aku melihat wajah mereka satu persatu dengan tatapan tanpa minat. Entah mengapa aku merasa semua terlihat biasa saja. dan entah mengapa aku malah terbayang satu wajah yang sialnya terus terngiang di wajahku.
Saat itu jam makan siang. Ibuku mengajakku makan di café terbarunya. Aku sebagai anak berbakti hanya menuruti permintaannya untuk datang tanpa tahu maksud dan tujuannya sebenarnya. Setelah tahu, aku merasa jadi lebih muak.
“ibu, aku sudah punya calon sendiri. Berhenti melakukan ini.” ucapku tanpa sadar dengan suara sedikit tinggi membuat ibuku terheran karena aku tidak pernah berkata tinggi kepada ibuku selama 26 tahun lalu.
Ibu memasang wajah penuh binar melihat raut wajahku yang serius. “benarkah? Coba kau bawa dia sekarang. ibu ingin lihat.”
Sekarang aku tampak gelagapan.
“dia sedang ada urusan bu. Mendadak sekali. Besok akan ku bawa.”
Yah, besok. Sekalian aku harus mencari perempuan yang benar – benar bisa membantuku menjadi pacar pura – puraku. Harus meminta bantuan Choi Siwon atau Lee Hyukjae kalau begini.
“tidak. Jika dia benar pacarmu, dia akan meluangkan waktunya untuk bertemu calon mertuanya. Jika besok, entah siapa saja yang akan kau bawa.”
Ada pepatah yang mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya dan sepertinya pepatah itu benar. aku memang terkadang bersikap licik, tapi ibuku jauh lebih licik.
“baiklah, akan ku hubungi dia sekarang. mungkin setengah jam lagi dia akan datang.”
Aku pura – pura mengambil handphoneku dan menghubunginya. Mengeluarkan sejurus suara lembut dan penuh rayu di ponsel yang hening.
“dia berjanji akan datang. Bisakah aku ke toilet sekarang?”
Ibuku terlihat senang. “namanya siapa? Apa dia cantik? Dia bekerja atau kuliah? Keluarganya siapa?”
Aku memilih mengabaikan investigasi itu. “ibu lihat saja nanti.”
Aku berlari menuju parkiran mobil tanpa sepengetahuan ibuku. Untungnya aku selalu membawa teko itu kemana – mana.
Masuk ke mobil dengan tergesa – gesa, aku menggosok teko itu tiga kali. Dan buumm. Aku melihat perempuan itu lagi. Kini tanpa asap yang menyesakkan dada.
Aku melihatnya dengan wajah yang belepotan dan ekspresi yang kesal.
“aku sedang makan. Cepat selesaikan permintaan terakhirmu.”
Aku tertawa kecil. “arra. kau tidak sabar sekali ingin bebas dengan ku?”
“tentu saja.” jawabnya sekenanya.
Aku hanya menyeringai. “baiklah, sebelum berpisah. Coba sebutkan nama aslimu.”
Dia terlihat berpikir. “selama 1 abad lebih berada disini, baru kau yang bertanya siapa namaku?”
“naneun, Choi Sooyoung Imnida.” Ucapnya.
Aku hanya mengangguk – angguk mengerti. “arra. baiklah Choi Sooyoung-shi, senang bekerja sama dengan mu untuk terakhir kalinya.”
“permintaanku…..”
&Scene 8&
Ibu tidak henti – hentinya memuji perempuan yang ada dihadapanku. Aku hanya tertawa kecil melihat hal itu. berbanding terbalik dengan perasaan ku dan ibuku sepertinya perempuan itu terlihat malu dan sangat memesona.
Aku harus berterima kasih pada ibu yang kemarin itu. hidupku sempurna makin sempurna ketika aku mempunyai jin yang mengabulkan semua permintaanku. Aku bersyukur sekali otak pintarku bisa dipakai dengan sangat baik.
Dia menatapku dengan sebal. Tapi tidak memudarkan senyumnya ketika berbicara dengan ibuku.
“jadi kapan kalian akan menikah?” tanya ibuku.
Aku tersenyum. Memegang tangannya dan mengelusnya lalu mencium bibirnya singkat. Rona merah diwajahnya yang tercetak jelas itu tampak sangat cantik di mataku.dengan sangat yakin aku berkata “minggu depan”
ENDING
“Permintaan terakhirku. Aku ingin seorang wanita yang punya karir cemerlang, ayahnya kaya raya sekali, pintar masak, keibuan, dan sangat mencintaiku. Wanita itu adalah kau, Choi Sooyoung. aku ingin kau menjadi milikku selamanya”
PS:
Annyeongggggg… aku kembali dengan Oneshoot terbaru. Tenang aja. Karena aku sekarang banyak waktu singkat. Aku akan menghibur kalian dengan oneshoot – oneshoot yang jika tuhan berkehendak akan ku terbitkan tiap minggu. aku punya proyek baru untuk merombak FF ini karena bulan mei, FF ini mau berumur 3 tahun *gak kerasa banget sumpah.
So, dengan semangat yang tinggi aku berkata. Admin Cokelatsaya is really back. Nantikan karya – karyaku selanjutnya yaah..
Seperti biasa keep RCL, No Bashing! No copy! Happy Reading!

[Oneshot] After Story of My Neighbor is Crazy
Title/Judul : After Story of My Neighbor is Crazy
Length :Oneshot
Rating :T
Genre : Romance & Comedy * perhaps
Author : Jung Cheonsa
Cast/Pemain :Cho Kyuhyun – Choi Sooyoung
Disclaimer : No Bashing ! No Copy
Note dari author : Jeongmal Gomawo buat admin yang ngepost. Just it.
Cheonmaneyoo~ (by Han Jieun – Admin)
Jung Cheonsa Production.
Proudly Present,
MY NEIGHBOR IS CRAZY SPECIAL ( Kyuhyun Side)
Starring with
Cho Kyuhyun | Choi Sooyoung
Romantic, Comedy #Failed | Teenagers | Oneshot
Cast :
Im Yoona as Im Yoona (Kyuhyun’s student)
Jung Jessica as Jung Sooyeon
Park Jung Soo as Park Songsaenim
Song Hye Jin as Song Songsaenim
Lee Donghae as Donghae( Lead Chef and Kyuhyun’s Friend)
Shim Changmin as Choi Changmin (Sooyoung’s brother)
Disclaimer : all the POV is kyuhyun’s. This is my own idea. If you have met this idea before please contact me in FB : Nana Sonelf or Twitter @Fanficcokelat. Thanks for your great comments. No Bashing! No Copy! Have a nice reading ^^
Recommended Song : Olly Murs feat Florida – Troublemaker | Super Junior – So I
~My Curiosity will fall you in to my enchantment ~ Cho Kyuhyun
***
Aula kampus kini telah dipenuhi oleh puluhan bahkan ratusan perempuan ataupun laki – laki berkumpul digedung itu untuk satu acara. Mereka tersenyum bahagia saat alunan lagu – lagu lembut menyambut mereka. Pakaian formal yang mereka gunakan pun nampak pas dengan mereka.
Jung Nicole dan Han Jaewon, muncul bersama dengan pasangan masing – masing. Mereka tersenyum dengan medali yang tergantung dileher mereka dan tabungnya. Seperti diwisuda seminggu yang lalu, tapi ini lebih menggembirakan. Istilahnya, penantian panjang juga bagi keluarga besar itu. sangat mewah, elegan dan simple.
Mereka mencari dua orang yang sedang dikerumuni oleh yang lainnya. Dua orang beserta keluarga besar yang mengapitnya.
Jung Nicole dan Han Jaewon melambaikan tangan mereka kepada si perempuan yang sedang melihat kearah mereka. Si perempuan tampak cantik dengan baju toga dan mahkota diatasnya dan rambut bergelombang yang tergerai. Sementara si pria juga tampak tampan dengan baju toganya. Mereka tampak serasi. Han Jaewon tertawa kecil dalam hati. Ini adalah konsep pernikahan yang paling aneh yang pernah Ia datangi.
“Jung Nicole dan Han Jaewon. Terimakasih atas kedatangannya.” Ucap si Pria sembari menjabat tangannya. Nicole tersenyum malu – malu yang langsung disikut oleh pasangannya. “tentu saja kami harus datang, Songsaenim. Chukkaeyo atas pernikahanmu.”
Jaewon tersenyum dan ikut serta menjabat tangan si Pria sebentar lalu beralih ke si Wanita yang sedang tersenyum lembut ke arahnya. Nicole memeluk si perempuan itu dengan erat. “omona Sooyoungie, akhirnya kau menikah juga. Ah, agak sia – sia yah kencan buta mu. Aku masih tak percaya kau mendahului kitaa.”
Choi Sooyoung tersenyum mendengar hal itu. dia membalas pelukan itu. “babo! Jangan buat aku menangis.”
Nicole melepaskan pelukannya. Dia menyeka air mata diujung matanya. “kita sering – sering hangout bareng ber-3. yaksok?”
Choi Sooyoung mengangguk. Nicole meninggalkan Sooyoung beserta pasangannya yang sudah menjabat sooyoung. kali ini, Han Jaewon sudah berdiri didepannya. Terlihat kikuk dengan menggaruk belakang lehernya. Sooyoung tersenyum lalu memeluknya.
“aku tau kau tidak bisa berkata sesuatu yang manis bukan? Terima kasih sudah menjadi sahabatku selama 8 tahun belakangan ini. kalau bisa, selamanya.”
Jaewon membalas pelukan Sooyoung. Yah, diantara mereka bertiga. Han Jaewon lah yang paling lama menjadi sahabat Sooyoung. dia tahu betul mengenai Sooyoung meski Sooyoung menutupi apapun serapat apapun. Tapi, untuk urusan dia dan suaminya yang sekarang ini. Jaewon benar – benar tidak tahu.
“Jadilah Istri dan ibu yang baik. Kurangi ceroboh dan galakmu. Bersikaplah feminim. Jangan kacaukan pernikahanmu seperti kau mengacaukan semua kencan butamu. Kau cantik sekali hari ini, nyonya Cho.”
Jaewon merasakan nyeri dipunggungnya. Sooyoung baru saja memukulnya.
“hmm.” Suara deheman itu menginterupsi pelukan mereka. Jaewon langsung melepaskan pelukannya begitu tau suami Sooyoung tampak cemburu dengannya.
Jaewon hanya menyengir. “Songsaenim, aku dan Jung Nicole siapkan kado spesial di meja depan. Yang paling besar dari kami.”
“terima kasih Han Jaewon.” Ujar si pria itu. Pasangan Jaewon menjabat tangan dan meninggalkan mereka berdua.
Kali ini muncul Kang Minhyuk dan Jung Nicole yang telah menikah dua minggu dari hari ini. mereka terlihat mesra saat menghampiri dua orang itu.
“Chukkaeyo atas pernikahannya Kyuhyun-shi” ucapnya sembari menjabat tangan Kyuhyun. Soo Jung juga melakukan hal yang sama.
Kyuhyun tersenyum kecil. Dia sedikit antipati dengan pria itu karena dia tahu dari kakak iparnya, Choi Changmin kalau pria yang pernah dicintai oleh istrinya adalah pria yang sedang memeluk istrinya sekarang.
“Soo-ya. Ternyata Cho Kyuhyun adalah lelaki yang tidak beruntung ya mendapatkanmu.”
Sooyoung melepaskan pelukannya. “Ka! Jika kau menghina suamiku lagi, ku tendang kau.”
Minhyuk tertawa. “mentang – mentang tidak bekerja di tempatku. Hati – hati, nanti anakmu mirip aku. ngomong – ngomong, kau sangat cantik”
Sooyoung mendengar itu langsung membuang wajahnya. Jung Soojung memeluknya.
“eonni, aku suka konsep pernikahanmu.” Ucapnya. Sooyoung hanya melirik ke Kyuhyun yang tersenyum mendengar hal itu. itu ide seorang Cho Kyuhyun.
“terima kasih sudah datang, Jung Soo Jung. pastikan suamimu diberi makan yang bergizi agar otaknya sedikit beres.” Pesan Sooyoung yang langsung disambut tawa oleh Soo Jung.
Kali ini, datanglah seorang kepala koki ternama yang menggandeng perempuan yang sempat dikira pacarnya Cho Kyuhyun. mereka berhasil bersama berkat figura yang membuat seorang Choi Sooyoung salah paham.
“akhirnya datang juga, Sunbae dan sepupu.” Ucap Kyuhyun yang memeluk Lee Donghae dan Jung Sooyeon.
Donghae memukul bahu Kyuhyun. “Chukkae atas pernikahanmu Cho Kyuhyun. dan berhentilah memanggilku Sunbae. Aku akan menjadi iparmu.”
Sooyeon tersenyum melihat kedua orang itu.
“ini pernikahan yang aneh, oppa. kan kasihan Sooyoung. dia pasti ingin menggunakan gaun pengantin.” Protes Sooyeon.
Sooyoung hanya tersenyum kecil mengingat perdebatan tentang konsep pernikahan mereka beberapa hari yang lalu. Itu sempat membuat seorang Cho Kyuhyun tidak mau menemuinya selama 3 hari dan berhasil membuatnya meminta maaf duluan.
Kyuhyun tertawa. “kau sudah melihat dia menggunakan gaun pernikahan di foto pra-wedd yang terpajang di depan aula bukan? Apalagi masalahnya?”
Sooyeon menatap sebal. Dia tahu sepupunya tidak jujur. Dia memandang ke arah Sooyoung. “apa begitu sebenarnya, Sooyoung-ah?”
Sooyoung hanya menghela nafas. “aku kan sedang hamil. Dia mau aku menggunakan baju yang tidak ketat. Jadi bisa bernafas normal.”
“dia kan kaya. Dia bisa mengutus seorang desainer untuk membuat gaun pernikahan yang lebih lebar.” Cibir Sooyeon.
Kyuhyun hanya menatap tajam Sooyeon. Satu sifat seorang Jung Sooyeon yang tidak ia sukai. Sifat penasarannya.
“Jagi, sudahlah. Tidak perlu diributkan.” Ujar Donghae mencoba mengalihkan perhatian Sooyeon tapi Sooyeon masih keukeuh.
Dia menatap tunangannya dengan tatapan pengertian. “Jagi, aku sedang penasaran. Harus dituntaskan terlebih dahulu. Sooyoung-ah, katakan yang sebenarnya.”
Sooyoung hanya tersenyum. Dia memegang tangan Cho Kyuhyun lalu mengenggamnya agar suaminya tidak emosi. “aku tidak tahu ini benar atau salah. Tapi, eommonim dan eomma bilang kadang perempuan bisa begitu sangat cantik saat hamil. Nah, pada saat fitting gaun, aku terlihat terlalu sexy. Apalagi sekarang badanku terlalu padat. Jadi, dia tidak mau aku terlalu cantik untuk pernikahan ini. benarkan, yeobo?”
Kyuhyun hanya menunjukkan wajah datarnya. Dia tidak menanggapinya dan pura – pura tidak mendengar. Tapi memang itulah kenyataannya. Semakin lama istrinya semakin cantik dengan kehamilannya dan dia tidak suka semakin banyak pria yang melihat istrinya. Entah di kampus, di cafe ataupun di mall saat mereka jalan bersama. Seperti ini saja dia sudah terlihat cantik.
Sooyeon tertawa. “kau memang sangat cantik Sooyoung-ah. aku sempat kagum dengan foto pra-wedd mu di depan.”
Sooyoung tertawa. Donghae meledek Kyuhyun yang membuat Kyuhyun jengkel.
“kapan kalian menyusul?” tanya Sooyoung mengalihkan pembicaraan.
Donghae dan Sooyeon saling memandang lalu tersenyum. “sepertinya akhir tahun ini. kami harus bersabar karena menunggu kelulusan Sooyeon.” Ujar donghae.
“aye..ye..ye.. Chef. Chukkaeyo.” Ujar Sooyoung yang membuat donghae tersenyum.
~~
Cho Kyuhyun dan Cho Sooyoung berbaring bersama di atas tempat tidur. Mereka sedang memandang ke atas satu sama lain.
“aku tidak menyangka sudah menikah.” Ujar Sooyoung tersenyum.
Kyuhyun merangkul istrinya dan mencium keningnya. “aku tidak menyangka harus mendapatkan istri seperti dirimu.”
Sooyoung memukul dada Kyuhyun pelan.
“hya! Kau hamil makin galak ya?” cibir Kyuhyun. Sooyoung terlihat masa bodoh dengan perkataan Kyuhyun.
Kyuhyun mengelus perut Sooyoung yang mulai nampak besar. “aku mencintai kalian melebihi diriku. Aku akan selalu berusaha sekuat tenaga untuk mencintai kalian hingga akhir hidupku.”
Sooyoung terharu mendengar hal itu. hanya seorang Cho Kyuhyun yang bisa membuat jantungnya berdebar keras, logikanya lumpuh, dan membuatnya terharu. Hanya Cho Kyuhyun yang bisa menentramkan hatinya ataupun memaikan emosinya. Hanya seorang Cho Kyuhyun yang menjadi seorang suami dengan prospek sangat cerah. Hanya seorang Cho Kyuhyun yang menjadi ayah dari bayi yang dikandungnya.
Tidak ada yang menjamin kita bisa mencintai seseraong hingga akhir dan bisa setia bersamanya dengan rintangan yang tak pernah ada habisnya. Tapi, Cho Kyuhyun berjanji. Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mencintai dia dan anak – anaknya.
Sooyoung mencium bibir Kyuhyun dengan lembut dan agak lama. Dirasanya cukup, ia lepas membuat Kyuhyun memonyongkan bibirnya.
“kenapa berhenti? Harusnya aku dapat jatahku malam ini kan?”
Sooyoung memukul dadanya lagi. “mesum!”
Kyuhyun memegang tangan Sooyoung yang memukul dadanya. “aku suamimu.”
Kyuhyun menatap Sooyoung dengan dalam membuat Sooyoung salah tingkah.
“Kyu..”
Kyuhyun mencium bibir Sooyoung. melumatnya seakan dia tidak mau melepaskan dan memberi ruang dan nafas. Seakan menyalurkan semua perasaan yang sudah tak dapat ditampung lagi.
Sooyoung ikut membalas apa yang Kyuhyun lakukan. Mereka menikmati waktu berdua. Hingga Sooyoung mendorong Kyuhyun kuat.
“Kyu..”
Kyuhyun melepasnya. “waeire?”
“sesak babo! Kau tak tau aku hamil?!”
Dia hanya tersenyum sembari mengacak rambut istrinya. Selalu begitu. Tidak bisa menahan dirinya kepada perempuan ini. hanya perempuan ini yang mampu mengobrak – abrik hatinya.
“tidurlah.” Ucapnya.
Kyuhyun memejamkan mata. Menarik pinggang istrinya agar lebih merapat dan memeluk istrinya.
“yeobo..”
Kyuhyun membuka matanya. Dia sedikit geli mendengar istrinya memanggil seperti itu.
“hmm..”
“aku mau makan eskrim.”
Kyuhyun membelalakan matanya. Jam 11 malam? Dimana harus dicari?
“besok saja ya?”
Sooyoung merengut. “aku beli sendiri saja.”
“hey, ini sudah jam 11 malam.”
Sooyoung melangkahkan kaki menuruni tempat tidur. “ aku tidak akan memberikanmu jatah hingga minggu depan.”
Dia meninggalkan Kyuhyun yang masih menganga. Ibu hamil yang satu ini memang cukup merepotkan. Ini memang bukan pertama kalinya. Tapi dia memikirkan kesehatan Sooyoung. hawa malam tidak baik bagi ibu hamil.
“yeobo, chakkaman. Aku antar!!”
END

Marry is Preferred
[SERIES] Goong “Kyuyoung Version” (Part 3)
Originally posted on SM KPOP:
Title : [SERIES] Goong “Kyuyoung Version” (Part 3)
Author : Park So Hee (Pengarang Asli komik Goong)

[Lomba FF KSI] Gloomy Shadow
Title: Gloomy Shadow
Author: Kwon HyunRa a.k.a Aiko
Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung
Other Cast: Find it yourself!
Genre: Tragedy, Romance
Length: Oneshot
Rating: PG-17
—
“Hiks Hiks Hiks.”
“Nona, kau tidak apa-apa? Apakah kau tersesat di hutan sini?”
“……….”
“Nona.” Pria itu mendekat kearah wanita yang tengah terduduk di sebuah batu yang cukup besar sembari menangis.
“Nona, Kau tidak ap…” matanya membulat, ia terjatuh menatap perempuan itu tidak percaya. Wanita itu menyeringai, menatap seseorang yang tergeletak dihadapannya.
“Mati….”
***
Bulan November, bulan terakhir untuk kejayaan musim gugur dan akan digantikan oleh musim dingin pemilik kristal es yang indah. Cuaca yang cukup dingin dengan rumah berdinding kayu ini membuat dua orang namja bersikukuh untuk tidak pergi dari sebuah tungku penghangat.
“Ah, bahkan musim gugur sangat dingin. sungguh liburan yang aneh, tergeletak di depan tungku penghangat tanpa bisa melihat pemandangan yang tersaji. Aku ingin pulang ke seoul.”
ucap seorang namja yang tengah berbalut selimut tebal. Ayolah, ini musim gugur bukan musim dingin.
“Cih, bukankah kau yang bersikukuh untuk pergi kesini. Sebuah perdesaan dengan hamparan hutan yang luas, Onew.” Celetuk seorang namja lain yang kesal dengan keluhan yang keluar dari mulut adiknya, Lee Donghae.
“Huh, aku kesini karena ada kabar ditemukannya ayam jumbo, dan sampai sekarang tidak ada tanda-tanda adanya ayam itu.”
“Bisakah kalian diam?” ujar seseorang yang merasa terusik oleh pembicaraan adik-kakak yang menurutnya aneh. “Suara kalian sungguh menggangguku.” Kembali membuka bukunya dan terfokus pada rentetan huruf di dalamnya.
“Cih, kau tidak akan mengerti kami, Cho Kyuhyun.”
“Orang pemalas seperti mu tidak akan mengerti tentang petualang untuk mendapatkan ayam jumbo, Hyung.”
Kembalilah aksi pembicaraan mereka dengan menghujat seseorang yang tengah duduk di kursi meja makan –dengan secangkir coklat panas dan buku yang menemaninya-. Kyuhyun memutar mata jengah, malas menanggapi perkataan mereka.
“Annyeong.” Sebuah suara kembali terdengar di indera pendengar ketiga namja tersebut. Onew keluar dari balutan selimutnya dan segera menuju pintu utama yang juga terbuat dari kayu.
“Ajhumma, apakah kau membawa ayam?” tanyanya begitu antusias, Ajhumma pemilik rumah yang terbuat dari kayu ini hanya tertawa kecil menanggapi penuturan dari keponakannya. “Tidak, kau harus berhenti memakan makanan berlemak sebelum kau menjadi gemuk, Jinki~ya.” Ajhumma atau lebih baik kita sebut Ny. Lee menyubit perut Onew yang tampak seperti bantal.
“Ajhumma, Ayam itu banyak mengandung protein, bagaimana bisa kau menyuruhku berhenti memakan ayam yang mengandung banyak gizi?” dalihnya, ia membawa beberapa kantong dari tangan Ny. Lee dan membawa menuju meja makan.
“Oh ya, apa kalian tahu tentang Kim Jonghyun yang berada disebelah rumah kita?” tanya Ny. Lee mengalihkan pembicaraan tentang ayam. Sepertinya hal itu berhasil karena Onew tampak berfikir, begitu pula dengan Donghae. Tetapi, tidak dengan Kyuhyun yang terlihat asyik dengan bukunya, menurutnya memikirkan sesuatu yang tidak penting hanya membuat energinya akan terkuras sia-sia.
Ny. Lee tampak jengah menunggu kedua keponakannya berfikir, menghela nafas dan berucap. “Apa kalian tidak mengingatnya?” Onew dan Donghae menggeleng pelan dengan raut wajahnya yang terlihat bodoh.
“Seorang pemuda dengan umur seperti Onew, yang memiliki tinggi 170 dan bibir tebal.” Celetuk Kyuhyun. Hei, jika kau sudah tahu dari tadi, kenapa tidak mengatakannya sedari tadi, sehingga Ny. Lee tidak jengah menunggu dan dua namja ini tidak menampilkan raut wajah bodohnya, Cho Kyuhyun?!
“Ah, aku ingat sekarang. Ajhumma kenapa kau bertanya tentang dia?” tanya Donghae menatap Ajhumma yang tengah menghela nafas.
“Apakah kalian melihatnya?” tanya Ajhumma dengan raut wajah khawatirnya. Onew dan Donghae saling pandang mengingat kejadian kemarin, tidak menemukan jawaban yang sesuai mereka menghadap Kyuhyun yang kembali terfokus dengan bukunya. Terasa dipandang, Kyuhyun menutup bukunya dan berucap.
“Dua hari yang lalu kami bertemu, ia berjalan menuju hutan sebelah barat untuk mengambil beberapa kayu.” Menatap Ny. Lee yang tengah memperlihatkan wajah khawatirnya mendengar perkataan Kyuhyun. “Ada apa, Ny. Lee?” tanya Kyuhyun yang terlihat tidak suka dengan perubahan raut wajah Ny. Lee
“Dia menghilang, dan sampai saat ini belum di temukan. Oh tuhan, kenapa ia harus pergi kesana?” ucap Ny. Lee sembari memegang kepalanya yang terasa berkedut. Merasa tidak mengerti dengan ucapan Ny. Lee, Donghae bertanya.
“Apa maksudnya Ajhumma?”
“Akhir-akhir ini ada sebuah kejadian para pria menghilang setelah masuk hutan barat itu, dan mereka sampai saat ini belum ditemukan. banyak yang beranggapan bahwa hutan itu dikutuk.” Donghae dan Onew saling pandang, mereka tersenyum memandang Kyuhyun.
“Ada apa dengan tatapan kalian?” Kyuhyun merasa tak nyaman dengan raut wajah Lee bersaudara itu, sepertinya sebuah musibah akan menghampirinya.
“Sepertinya otakmu harus digunakan, Detektif Cho Kyuhyun.”
Kyuhyun mendesah pelan mendengar ucapan Lee bersaudara, sepertinya liburan kali ini tidak ada kata untuknya tenang.
***
“Jadi ini tempatnya, hanya hamparan pohon-pohon.” Ujar Onew melihat sekeliling hanya tampak pohon-pohon di sekeliling mereka. “Dan tidak ada ayam disini.”
Donghae memutar mata jengah, memegang Handycam dan mengarahkannya kepada sang adik. “Tentu saja hanya ada pohon bukankah ini hutan, dan berhenti mengatakan tentang ayam.”
“Onew, bisa kau diskripsikan ulang tentang kejadian yang terjadi?” Kyuhyun bertanya atau lebih tepatnya menyuruh Onew untuk bercerita kembali.
“Heh? Bukankah aku sudah menceritakannya?” Onew bertanya dengan nada herannya. Kyuhyun diam, lalu menatap Onew datar. “Jika kau yang bercerita, membutuhkan dua kali lebih untuk seseorang mengerti maksudmu.”
“Cih, Hyung kau seperti mengatakan bahwa aku memiliki kosa kata seperti anak berusia 5 tahun.”
“Benar.” Kyuhyun dan Donghae mengangguk mendengar ucapan yang dikeluarkan oleh Onew.
“Cih, menyebalkan. Baiklah, kejadian pertama terjadi sekitar sebulan yang lalu, seorang penjaga hutan memasuki hutan area ini dan sampai saat ini belum ditemukan. Ada juga….”
Trak Krek Krek Brak
Onew terdiam ketika sebuah suara mengusik indera pendengarannya, menatap Kyuhyun dan Donghae seakan bertanya-tanya apa yang terjadi. Donghae tersenyum menatap Onew dengan tampang menyebalkannya.
“Onew, sebagai adik silahkan kau yang melihatnya dahulu.”
“Bagaimana kau bisa menyuruh adiknya masuk kedalam jurang, dasar kakak tidak berguna.”
Kyuhyun menghela nafas mendengar penuturan dari adik-kakak aneh itu, ia melangkah mendekati sumber suara, menyeka beberapa tumbuhan yang menghalangi jalannya. Memperlihatkan wajah bingung ketika mendapati seorang perempuan tengah tersungkur di tanah, Kyuhyun mendekatinya dan berbicara.
“Kau baik-baik saja?” perempuan itu mendongak memperlihatkan wajah lelahnya, menatap Kyuhyun di manik matanya. Perempuan itu mengambil sebuah note dan menulis.
Aku baik baik saja
“Hei, Kyuhyun apa yang terjadi?” Donghae dan Onew berlari mendekat kearah Kyuhyun berada. “Are, Siapa dia Hyung?” Onew menunjuk seorang yeoja yang tengah terduduk, Yeoja itu hendak berdiri, Kyuhyun yang mengetahuinya segera membantunya.
Yeoja itu lalu menulis di sebuah note dan memperlihatkannya kepada mereka.
Maaf membuat kalian bingung, aku Choi Sooyoung.
“Apakah dia tuna wicara?” Onew berguman dan segera saja Donghae menyikut Onew.
“Aku Lee Donghae, disebelahku Lee Jinki, dan namja dihadapanmu Cho Kyuhyun.” Donghae memperkenalan mereka, melihat Sooyoung yang mengangguk ia kembali memberi pertanyaan yang menganjal otak kecilnya. “Sooyoung-ssi, Kenapa kau berada di hutan ini?”
Sooyoung kembali menulis di sebuah note, Onew benar-benar yakin bahwa Yeoja tinggi dihadapan nya itu adalah seorang tuna wicara.
Aku kesini untuk menyelidiki tentang kejadian atas hilangnya beberapa pria.
Mereka bertiga mengernyit heran atas jawaban yang diberikan oleh Sooyoung. Untuk apa dia melakukan itu? Oke, memang mereka bertiga atau lebih tepatnya hanya Lee bersaudara menyelidiki kasus ini untuk bersenang-senang ketika liburan di perdesaan. Tetapi, apakah perempuan ini juga melakukannya untuk bersenang-senang? sepertinya tidak mungkin.
“Kau benar-benar tidak takut? Disini terjadi hilangnya beberapa pria, dan kau kesini hanya seorang diri?” Donghae kembali berbicara seakan dirinya sebagai juru bicara.
Tidak, aku tidak takut. Bukankah selama ini yang hilang hanya namja, jadi kupikir akan aman-aman saja. Tapi, bukankah yang harus waspada adalah kalian? Bagaimana jika kalian menghilang dan saat ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. ^_^
Kyuhyun, Onew, dan Donghae mengerjap membaca note yang diberikan perempuan tinggi yang baru saja mereka temui. Onew dan Donghae mendongak mendapati wajah Sooyoung masih dengan tampang polos tidak berdosa akan yang ia tulis.
“Kenapa dia menulis sesuatu yang menakutkan dengan emotion seperti itu?” Guman Donghae yang hanya dapat di dengar oleh Onew.
“Aku merasa dari tulisannya bahwa ia senang jika kita mati.” Timpal Onew. Mereka kembali menatap Sooyoung yang masih tersenyum.
“Sooyoung-ssi, apa kau memiliki alasan sendiri sehingga berada disini?” tanya Kyuhyun yang terlihat sedang menerka-nerka apa yang telah terjadi. Sooyoung mengangguk dan membalikkan note nya sehingga dapat dibaca oleh Kyuhyun.
Benar, aku sedang mengejar deadline.
Mereka terdiam mencerna isi tulisan Sooyoung. “Tunggu, apa sebenarnya pekerjaanmu?” tanya Kyuhyun kembali, Sooyoung memiringkan kepalanya.
Aku seorang Jurnalis
“……….”
“HEH?” Donghae dan Onew berteriak membuat Kyuhyun dan Sooyoung menutup telinganya. “Kau seorang Jurnalis?” Tanya Onew memandang aneh Yeoja dihadapannya, Sooyoung terdiam terlihat sekali ia tidak suka atas tatapan yang diberikan oleh Onew.
Ya, Wae?
Onew dan Donghae terdiam, memikirkan Sooyoung mewawancarai seorang narasumber dengan komunikasi sebuah note yang selalu di bawanya.
“Hahaha.” Mereka berdua tertawa membuat Sooyoung tampak kesal. Ck, menyebalkan.
Tak Tak
Kyuhyun menjitak kakak-adik itu. “Aishh, kalian ini. Maaf Sooyoung-ssi.”
Tidak apa-apa. Kyuhyun-ssi, bolehkah aku membunuh mereka berdua? ^_^
Donghae dan Onew mengkeret melihat tulisan dalam note tersebut, mereka mencoba bersembunyi di punggung tegap Kyuhyun.
“Berhenti menuliskan hal mengerikan dengan emotion itu.” Teriak Donghae dibalik punggung Kyuhyun.
“Sudah kubilangkan bahwa yeoja ini benar-benar ingin membunuh kita.” Timpal Onew yang bersembunyi di punggung Donghae. Kyuhyun terdiam melihat note itu, tiba-tiba senyuman menghiasi wajahnya.
“Dengan senang hati, bolehkah aku membantumu Sooyoung-ssi?”
“Dasar Teman penghianat.”
“Kalian seperti Pangeran dan putri Evil.”
Mereka terdiam ketika mendapati Sooyoung tertawa tanpa suara, menatap Sooyoung bingung dan sedikit terpesona.
Maaf aku tertawa tiba-tiba, kalian sangat lucu. Terutama Kyuhyun-ssi.
Mereka kembali terperangah membaca note yang diberikan Sooyoung. Donghae dan Onew menatap Kyuhyun yang wajahnya tengah memerah. Oh, ada apa dengan pangeran kita kali ini?
“Ehem, baiklah kembali ke topik awal kita. Sooyoung-ssi, kau adalah seorang jurnalis berarti kau mengetahui hal-hal yang terjadi di daerah ini, bukan? Bagaimana kita melakukan hal yang saling menguntungkan?” Ucap Kyuhyun mengalihkan topik tentang betapa lucunya mereka.
Mereka semua menatap Kyuhyun bingung, menerka-nerka atas jalan pikir dari salah satu keluarga Cho itu. Sooyoung mengernyit, dengan sigap tangannya menyusun beberapa kata dalam note nya.
Apa maksudmu? Aku tidak mengerti?
“Baiklah, bagaimana jika kau memberikan informasi yang telah kau dapat kepada kami, dan setelah itu kami akan membantumu menguak kejadian aneh ini.” Sooyoung terlihat berfikir mendengar ucapan Kyuhyun. Jika difikirkan tidak ada yang dirugikan atas hal itu.
Baiklah, aku menerima tawaranmu Kyuhyun-ssi.
Sooyoung membalikkan notenya sembari tersenyum indah, rambut tergerainya tersapu oleh angin membuatnya terlihat semakin cantik. Kyuhyun mengangguk dengan wajah merahnya bagaikan kepiting rebus.
“Bukankah dia tadi yang tidak berminat tentang kasus ini, kenapa dia yang melangkah maju terlebih dahulu? Mungkinkah Kyuhyun terpesona dengan gadis itu?” Donghae berguman yang hanya dapat di dengar oleh Onew.
“Sepertinya kita perantara cinta antara pangeran dan putri evil itu.”
***
“Wah, hebat. Data-data nya sangat spesifik.” Onew kagum ketika membaca hasil data tentang hal-hal yang terjadi tentang hilangnya beberapa pria. “Semua orang yang hilang ada di data ini.”
Jadi apa yang akan kalian lakukan?
“Entahlah, mungkin kita akan mencari petunjuk yang lain.” ucap Onew kembali melihat data-data tentang hilangnya beberapa orang, ia terus berjalan tanpa memperhatikan arah. Sooyoung ingin memperingatkan Onew jika jalan yang dia ambil salah. tetapi dia tidak bisa berbicara, bukan?
“Huwaahhhh.”
Telat, Sooyoung benar-benar telat. Kini Onew telah terperosot jatuh, Sooyoung yang kebingungan segera berlari menuju Kyuhyun dan Donghae yang telah menjauh.
“Ada apa, Sooyoung?” tanya Kyuhyun mendapati Sooyoung tengah memegang pergelangan tanganya.
Sooyoung segera menulis dalam note nya.
Jinki, ia terperosot jatuh.
“HEH?!”
“Yya, Appo Appo.” Jinki merintih kesakitan kala Donghae memegang pergelangan kakinya. “Pelan sedikit, Pabo Hyung.”
“Cih, kau yang bodoh Onew. Terperosok jatuh, ckckck.”
Bagaimana keadaannya?
Tanya Sooyoung kepada Kyuhyun yang berada di sebelahnya, Kyuhyun menatap Sooyoung lalu kembali menatap Onew.
“Sepertinya ia hanya terkilir.”
Terkilir. Ah, disini katanya ada obat pohon sterculia foetida untuk menghilangkan rasa nyeri akibat terkilir.
“Benarkah? Kalau begitu lebih baik kita cari itu obatnya. Kalian berdua tunggu disini, kami akan mencari tumbuhan itu! Baiklah Sooyoung kau ke kanan dan aku ke kiri.”
—
“pohon sterculia foetida jika difikirkan, aku tidak tahu bentuk pohon itu.” Kyuhyun menghela nafas memikirkan kebodohannya. “Kenapa tadi aku meminta untuk berpencar, che.” Kyuhyun melangkah sembari mengambil semua tanaman yang mungkin dapat digunakan.
Pencariannya terhenti ketika Kyuhyun mendapati jalur tanah yang berbeda. Otaknya mengirimkan beberapa sinyal untuk dianalisa, sepertinya otak detectivenya muncul.
“Alur ini seperti sesuatu benda sehabis di seret.” Rasa penasaran muncul, Kyuhyun melangkah mengikuti jalur tanah. Jalur tanah itu berhenti tepat di sebuah batu besar dan menghilang. Kyuhyun memejamkan matanya, berfikir sejenak mengabaikan bahwa ia harus mencari tanaman.
Ia membuka matanya dan mendapati seorang perempuan juga berada disana. “Siapa kau?” perempuan itu mengabaikan Kyuhyun dan hanya melihat lurus kedepan. Kyuhyun mengikuti arah pandangannya dan terbelalak kaget.
Dihadapannya terdapat beberapa noda darah yang mengering. Ah, jika diperhatikan lebih, bukankah saat menuju kemari Kyuhyun juga menemukan beberapa noda berwarna merah.
“Hei, kau. apa maksudnya ini?” Tanya Kyuhyun mendekati yeoja itu. Yeoja itu menoleh menampilkan wajah datarnya namun setelah itu ia terbelalak, sepertinya ia baru menyadari atas kedatangan Kyuhyun.
Segera berlari menjauhi Kyuhyun. “Hei, kau?” panggil Kyuhyun, tapi perempuan itu terus berlari mengabaikan teriakan Kyuhyun.
“Aneh.”
Siapa yang aneh?
Kyuhyun terperanjat kaget ketika di hadapannya terdapat sebuah memo.
“Choi Sooyoung. Kenapa kau disini?”
Aku mencarimu, sudah ku temukan tanaman itu. Tetapi kau tidak segera kembali, jadi aku mencarimu.
“Ah maaf.”
Ne, Kyuhyun. Siapa perempuan tadi?
Sooyoung kembali menulis dan memberikannya kepada Kyuhyun.
“Kau melihatnya?” Sooyoung mengangguk dan kembali menulis.
Ketika perempuan itu pergi, dan kau mengucapkan ‘Hei kau?’ lalu diikuti dengan ucapan ‘Aneh’
“Entahlah, aku juga tidak tahu.” Sooyoung menatap Kyuhyun aneh, seakan tidak puas dengan jawabannya. “Ada apa dengan wajahmu? Lebih baik kita kembali di desa, hari sudah mulai gelap. Kau juga harus kembali ke tempatmu.”
Sooyoung menarik lengan Kyuhyun yang hendak pergi, menulis sesuatu dan memberikannya kepada Kyuhyun.
Ne, Kyuhyun tetapi aku tidak memiliki tempat singgah.
“…………………”
***
“Ne, Sooyoung kau bisa memasak?” ujar Ny. Lee kepada Sooyoung, yeoja tinggi menoleh dan memperlihatkan senyum manisnya.
Tidak terlalu, Ajhumma.
”Baiklah, bagaimana kalau Ajhumma mengajarimu memasak?” ujar Ny. Lee dengan tatapan lembutnya, Sooyoung hanya mengangguk ceria.
“Kenapa mereka bagaikan ibu dan anak, bukankah kita baru mengenalkan mereka sekitar 30 menit yang lalu.” Donghae berguman, menatap Ny. Lee dan Sooyoung dengan tatapan malasnya.
“Kau tahu kan kalau Ajhumma ingin sekali memiliki anak perempuan. Bukankah tadi ia sangat senang ketika kita membawa Sooyoung. Bahkan Ajhumma sama sekali tidak khawatir jika kakiku terkilir, Aishhh aku cemburu dengan Sooyoung.” Sambung Onew, ia melahap makanannya dengan kesal.
“Ne, Kyuhyun apa yang kau lakukan?” tanya Donghae menghindari topik pembicaraan adiknya. Ia menatap Kyuhyun aneh, tidak biasanya sang pemalas ini tidak bermain PSP?
“Hanya menganalisa hal-hal yang terjadi.”
Kyuhyun menjawab tanpa memandang lawan bicaranya, membaca setiap data yang ia dapat dari Sooyoung. Menghela nafas gusar dan memijat-mijat pelipisnyya. Sepertinya ia terlalu banyak berfikir.
Para Pria menghilang, pertemuan dengan gadis aneh, dan bekas tanah sehabis di seret lalu noda darah kering. Terlalu banyak teka-teki dalam kejadian ini!
“Aku tidak yakin jika mereka masih hidup!” Guman Kyuhyun.
Onew dan Donghae yang mendengarnya menoleh kearah Kyuhyun dengan tatapan bingung. Sekali lagi Kyuhyun menghela nafas, oh sepertinya kasus hilangnya beberapa pria telah menyita seluruh perhatiannya.
“Donghae, bisa kau bantu membawa sekarung beras ini menuju dapur.” Teriakan Ny. Lee membuat Kyuhyun kembali ke alam sadarnya, menatap kearah Ny. Lee yang tengah menyeret sebuah karung beras.
Donghae menghampiri Ny. Lee, “Ajhumma, bagaimana bisa kau menyeret karung beras ini, seharusnya kau pikul.” Ucap Donghae yang membawa beras itu menuju dapur.
“Apa menurutmu Ajhumma kuat mengangkat karung beras ini?”
Kyuhyun menatap Donghae tidak percaya, sepertinya ia sudah menemukan jalan untuk keluar dari sebuah labirin. Kyuhyun memainkan rambutnya dan berfikir.
Kekuatan fisik wanita lebih lemah dari pria. Aku tahu ini kejam, tetapi kemungkinan mereka –para pria yang hilang- sudah dibunuh. Sang pelaku yang tidak ingin identitasnya terbongkar mencoba untuk membawa mereka pergi. Tetapi, dengan tenaga mereka yang lemah, si pelaku menyeret korban. Sampai disini semuanya masuk akal mengingat tanah bekas terseret itu.
Tetapi, jika sang pelaku adalah laki-laki seharusnya ia tidak usah repot menyeret korban, ia hanya perlu menggendonggnya sehingga tidak akan adanya bukti. Sang pelaku menyeret korban karena tenaga mereka yang lemah, jadi kemungkinan…
“Pelakunya seorang perempuan.” Guman Kyuhyun, Onew kembali menatap Kyuhyun bingung.
“Hei, Hyung apa maksudmu?”
Jika benar sang pelaku perempuan. Apa motifnya? Apakah mungkin sang pelaku wanita yang ku temui di hutan barat. Atau……
Kyuhyun menatap Sooyoung yang tengah memasak, menatapnya dengan instens.
Atau, Choi Sooyoung yang juga berada di hutan barat itu.
***
Hari demi Hari telah berlalu, mereka selalu kembali ke hutan sebelah barat itu. Tetapi nihil, tidak ada sama sekali petunjuk yang mereka dapatkan. Beberapa hari ini juga Kyuhyun sama sekali belum menemukan perempuan yang ia temui di hutan barat. Dan Sooyoung….
Apa benar jika Sooyoung adalah pelakunya, dilihat dari sifatnya sungguh tidak masuk akal. Tetapi, hanya mereka berdua yang berada di dalam hutan barat itu………..
“Hahhh, aku benar-benar bingung.” Kyuhyun mengacak-ngacak rambutnya kesal, ia benar-benar tidak mengerti.
Ada apa denganmu, Kyuhyun?
Sebuah memo kembali berada di hadapannya, Kyuhyun menghela nafas, sepertinya ia sudah terbiasa dengan hadirnya sebuah memo tiba-tiba dihadapannya.
“Tidak apa-apa. Hanya sedikit berfikir.”
Kyuhyun enggan menatap mata bulat milik Sooyoung. Entah kenapa setiap ia memandang mata bulat milik Yeoja tinggi di hadapannya, dadanya selalu bergemuruh. Sepertinya Kyuhyun mengalami ‘cinta pada pandangan pertama’ begitulah menurut Donghae.
Apakah kau berfikirkan tentang bagaimana caranya mengintip para Yeoja di pemandian air panas, seperti yang difikirkan Lee bersaudara itu?
“Tentu saja tidak. Aku berbeda dengan mereka.” Kyuhyun menatap tidak percaya Sooyoung, bagaimana bisa ia menyamakan dirinya dengan si otak mesum Lee Donghae dan Lee Jinki itu.
Sooyoung menatapnya aneh. “Ada apa dengan tatapanmu?” Kyuhyun bertanya melihat tatapan aneh dari si yeoja tinggi ini.
Kau sama sekali tidak tertarik, apa kau memiliki kelaianan homoseksual?
“Yya, apa maksudmu itu?” Teriak Kyuhyun yang hanya didapat oleh tatapan tidak peduli dari Sooyoung “Hah, apakah benar aku meyukai wanita semacam ini.” Guman Kyuhyun, Sooyoung kembali menatap Kyuhyun aneh.
Ne Kyuhyun, mau keluar.
Kyuhyun menatap bingung Sooyoung yang tengah menyunggikan senyumannya.
“Baiklah.”
***
Kyuhyun menatap yeoja dihadapannya tidak percaya. Disinilah mereka berada, di sebuah tempat yang menyajikan berbagai macam makanan khas korea. Kyuhyun kembali menatap Sooyoung, selera makannya tiba-tiba menghilang melihat yeoja dihadapannya. Bagaimana bisa ia memiliki nafsu makan yang besar seperti itu?
“Kau itu monster atau seorag wanita?” Kyuhyun bertanya atau lebih tepatnya mencemooh orang dihadapannya, Sooyoung mendengus lalu menulis beberapa kata dalam memonya.
Makanan itu sumber energi, bagamana bisa kau berfikir bila tidak ada asupan sama sekali.
Dalih Sooyoung, ia melanjutkan acara makannya yang tertunda akibat pertanyaan non sense dari Kyuhyun. Sebuah makanan hadir di hadapan Sooyoung, menatap si pemberi makanan seakan bertanya apa yang di maksud.
“Makanlah, aku sudah kenyang.” Ujar Kyuhyun, Sooyoung mengangguk girang dan memakan makanan yang tersaji dihadapannya. Kyuhyun tertawa melihat cara makan Sooyoung. Dasar anak kecil Batinnya berucap.
Mengalihkan pandangannya meredakan suara tawa nya, ia tidak mau mendapati hantaman gratis dari yeoja hadapannya ketika mengetahui Kyuhyun tertawa karena melihat cara makan Yeoja dihadapannya yang terlihat aneh.
Mata Kyuhyun membulat ketika sorot matanya menangkap sebuah object yang ingin ia temui selama ini. “Sooyoung, kau tunggu disini.” Ujar Kyuhyun dan segera melangkah pergi menuju object yang ia lihat tadi.
Sooyoung menatap bingung Kyuhyun dan mengalihkan pandangannya kearah perginya Kyuhyun. Guratan tampak terlihat jelas di wajah cantiknya, menampilkan bahwa si empunya sedang kebingungan. Sooyoung menulis di sebuah note nya.
“Kita bertemu lagi.” Ujar Kyuhyun ketika tepat berada di sebelah gadis yang ia temui di hutan barat yang lalu. Yeoja itu menoleh memperlihatkan wajah kagetnya dikala berjumpa kembali dengan Kyuhyun.
“Aku Cho Kyuhyun, bolehkah aku bertanya tentang kejadian hutan barat itu, sepertinya kau mengetahui sesuatu?” Kyuhyun mencoba mengajak bicara Yeoja cantik dihadapannya.
Yeoja itu tetap bergeming, enggan menjawab pertanyaan Kyuhyun. Sedikit menghela nafas, Yeoja itu berucap. “Lebih baik kau tidak usah ikut campur. Tapi, Kau tahu orang berkata jika senja adalah waktu monster muncul.” Setelah berbicara itu ia pergi meninggalkan Kyuhyun dengan pertanyaan yang masih mengganjal di otak Kyuhyun.
Kyuhyun kembali ke meja dimana Sooyoung berada, ia masih belum puas dengan pertemuan singkatnya itu.
Hei, Kyuhyun itu Yeoja kemarin?
Sooyoung membalikkan notenya sehingga dapat dibaca oleh Kyuhyun. Kyuhyun hanya mengangguk menanggapinya. Sooyoung membalikkan kertas itu sehingga kembali terlihat rentetan tulisan tercetak disana.
Siapa namanya?
“Aku tidak tahu.” Sooyoung mengembungkan pipinya kesal mendengar ucapan Kyuhyun yang tidak bermakna, ia membalikan note nya lagi.
Apa kau menyukainya?
“Hah, apa maksudmu berkata seperti itu?” Sooyoung kembali membalikan kertas itu.
Kau selalu ingin menemuinya? Jika kau tidak menyukainya lalu kenapa?
“Che, aku tidak menyukainya. Ada sedikit urusan dengannya.” Sooyoung mengernyit bingung, lalu kembali membalikkan note nya, dan mendapati kertas baru dengan rentetan tinta hitam.
Sudah kuduga kau memiliki keanehan homoseksual.
“Sudah kubilang aku tidak memiliki keanehan. Hah, sebenarnya ada berapa pertanyaan yang ingin kau ajukan padaku?” Kyuhyun memijat-mijat pelipisnya, ia menatap kesal yeoja dihadapannya yang tengah menyunggikan senyumannya. Kembali membalikkan kertas.
Sekitar sepuluh pertanyaan.
“YYA, Tunggu aku tidak melihat mu menulis dalam kertas itu, apa semua percakapan ini sudah kau tulis sebelumnya?” Kyuhyun bingung, ia berasa berbicara antar mulut tanpa sedikit waktu untuk Sooyoung menulis.
Sooyoung kembali membalikkan kertas itu, dan sudah Kyuhyun tebak kembali hadir beberapa rentetan tulisan disana.
Kau benar, aku sudah menduga kau akan menjawab seperti itu. Jadi daripada harus menulis kembali lebih baik kutulis dahulu.
“Kau……” Kyuhyun berucap begitu pula dengan Sooyoung yang telah membalikan kertas itu.
Aku tahu kau akan mengatakan aku aneh
“…..aneh.”
Oh, Sooyoung apakah kau seorang cenayang? Sehingga dapat membaca pikiran seseorang.
***
Lembayung senja sebagai perbatasan antara siang dan malam cukup indah hari ini. Mereka yang takut akan kegelapan dunia akan segera mencoba untuk bersembunyi, sedangkan mereka yang berbaur dalam kegelapan akan mulai berkeliaran. Matahari terbenam mengaburkan semua dengan corak merahnya, oleh karenanya bayangan malam semakin pekat dan gelap.
Kyuhyun menghela nafas gusar, memahami setiap kata yang ia dapat dari Yeoja yang mengusik pemikirannya.
“Lebih baik kau tidak usah ikut campur. Tapi, Kau tahu orang berkata jika senja adalah waktu monster muncul.”
“Senja adalah waktu monster muncul, apa maksudnya itu?”
Kyuhyun terdiam, ia mengambil mantel dan melangkah keluar. Donghae yang melihat Kyuhyun hendak keluar memanggil dirinya.
“Hei, Kyuhyun kau mau kemana?”
“Ke hutan barat.”
“HEH?!”
Untuk apa kau kesana?
Sooyoung mendekati Kyuhyun yang tengah memakai sepatunya, Kyuhyun menoleh dengan wajah seriusnya.
“Senja adalah waktu monster muncul, mungkin aku akan mengetahui arti itu jika aku pergi kesana.”
“Hei, Kau benar-benar ingin pergi kesana! Sendirian.” Donghae menghampiri Kyuhyun yang telah memegang knop pintu.
“Benar, jika aku belum pulang di saat jam makam malam, tolong cari aku.” Ucap Kyuhyun dan segera pergi meninggalkan beberapa pertanyaan dari ketiga orang itu.
***
“Yo, kita bertemu kembali.” Ujar Kyuhyun tengah menatap seorang perempuan yang tengah terdiam memandang sebuah batu besar, noda darah yang berhari-hari lalu dilihatnya tampak tidak terlihat lagi.
Yeoja itu berbalik hendak pergi dari sana, Kyuhyun tetap terdiam disana tanpa ada niat mengejar Yeoja itu.
“Jika kau melarikan diri, aku akan beranggapan bahwa kau sang dalang dari hilangnya beberapa pria di hutan ini.”
Wanita itu berhenti berjalan dan mematung disana, berbalik menghadap Kyuhyun yang tengah menatapnya datar –walaupun tidak dengan detak jantungnya-
“Kau, Cho Kyuhyun.” Suara wanita itu bergetar seakan bahwa ia sedang berhadapan dengan seorang pembunuh. “Aku Yoona, Im Yoona.”
“Yoona-ssi, kau pasti mengetahui sesuatu, bukan? Terutama tentan ‘Senja adalah waktu monster muncul’.”
Yoona terdiam, ia berbalik dan segera pergi dari sana. “Baiklah, aku akan menunjukan sesuatu.”
Kyuhyun dengan rasa kewaspadan yang sama sekali tidak berkurang berjalan mengikuti seseorang di hadapannya. Mereka terus berjalan ke dalam hutan, Kyuhyun tertegun ketika mendapati rumah bertingkat dua berada di tengah hutan seperti ini. Yoona membuka pintu utama dan menyuruh Kyuhyun untuk masuk.
“Apa ini tempat tinggalmu?” Tanya Kyuhyun memasuki ke dalam rumah itu, nuansa khas eropa begitu terasa di dalam rumah tersebut.
“Benar.” Yoona terdiam melihat badan tegap Kyuhyun, mengambil sebuah benda dalam laci. “Hei, Kyuhyun.” Panggilnya, Kyuhyun menoleh menghadap Yoona yang tengah menunduk.
“Apa jika aku memberitahu kebenarannya kau akan percaya?” Kyuhyun terdiam, ada rasa iba yang tiba-tiba menjalar dari lubuk hatinya. “Aku bukan monster, aku tidak ingin masuk tempat gelap itu.”
Kyuhyun terduduk ketika sebuah benda tajam mengenai lengan kananya, meringis kesakitan menatap Yoona dengan tatapan tidak percaya.
“Aku bukan monster, tetapi aku tidak suka tempat gelap itu. Kau harus mati, Cho Kyuhyun.” Memegang pisau tinggi-tinggi hendak menusuk Kyuhyun tepat di jantungnya, Kyuhyun menutup mata, inilah akhir dari Cho Kyuhyun.
BRAK
Kyuhyun terdiam, ia tidak merasa sakit sama sekali. Membuka mata perlahan mendapati Sooyoung berada dihadapannya tengah mengatur nafas. Ia menjarah pandangannya di setiap sudut, mendapati Yoona tersungkur di hadapannya.
“Sooyoung, kenapa kau bisa berada disini?”
“Bodoh.” Suara kecil mengalun indah dari bibir Sooyoung, Kyuhyun terperanjat kaget mendengar suara Sooyoung.
“Kau bisa berbicara?”
“Bodoh, Cho Kyuhyun bodoh,” Sooyoung memeluk Kyuhyun erat. “Kau tahu betapa takutnya diriku ketika kau belum kembali.”
Kyuhyun tertegun, ia membalas pelukan Sooyoung. “Maaf.” Hanya kata itu yang dapat di keluarkan oleh Kyuhyun untuk saat ini.
Memeluk seorang wanita, seperti inikah rasanya. Ini seperti benda rapuh, bagaikan jika kita memeluknya sangat erat ia akan hancur.
“Maaf, Maaf.”
***
Seminggu berlalu setelah kejadian terakhir terjadi. Yoona telah dibawa oleh pihak berwenang, dan setelah penangkapan Yoona, tidak ada lagi warga yang menghilang setelah memasuki hutan barat itu. Para pria yang menghilang telah di temukan di ruang bawah tanah rumah Yoona dengan keadaan tidak bernyawa.
Sejak kejadian itu pula Kyuhyun mengetahui trauma yang dimiliki Sooyoung. Sooyoung bukan tidak bisa berbicara melainkan ia takut berbicara di karenakan masa lalunya.
Tidak terasa besok mereka akan meninggalkan perdesaan ini dan menjalani aktifitas mereka seperti biasa. Hari ini Kyuhyun akan mengakui cintanya kepada Sooyoung, sepertinya menyatakan cinta ketika senja ini cukup romantis, bukan?
“Aku pulang.” Kyuhyun terdiam ketika mendapati rumah sementaranya terasa sepi, apakah mereka melakukan lelucon?
“Ny. Lee, Donghae, Onew, Sooyoung.” Kyuhyun memanggil mereka dan memasuki rumah, tetapi ihil ia tidak mendapati siapa pun.
Kyuhyun memasuki kamar, matanya membulat mendapati darah berceceran disana, bau anyir menyeruak ke dalam indera penciumannya. Menatap kesekitar mendapati Donghae tergeletak. Menghampirinya dan mengecek keadaannya.
“Dia sudah mati, Cho Kyuhyun.” Kyuhyun terperanjat kaget mendapati Sooyoung tengah berdiri dengan tangan memegang pisau yang berlumuran darah.
“Choi Sooyoung, apa maksudnya ini?”
“Namaku Summer, jangan menyebutku dengan nama yeoja bisu itu,” Sooyoung melangkah maju mendekati Kyuhyun yang tengah terdiam. “Tidak ada yang boleh mendekati yeoja bisu itu, hanya akulah satu-satunya yang boleh mendekatinya!”
Kyuhyun terdiam mencerna setiap kata yang meluncur dari mulut Sooyoung. “Kepribadian ganda.” Sooyoung tersenyum mendengar ucapan yang dilontarkan Kyuhyun.
“Benar, aku dan dia adalah satu. Kami adalah orang yang bertolak belakang, jika Sooyoung yang kau lihat selama ini bagaikan matahari. Maka, aku adalah kegelapan,” Sooyoung berdiri tepat di hadapan Kyuhyun.
“Pernah mendengar ucapan ‘senja adalah waktunya monster muncul’.”
Kyuhyun tertegun, ucapan Yoona kembali terngiang di otaknya. “Yoona.”
“Nama itu, cih. Dia hanya orang yang takut akan kegelapan. Tetapi, karena ketakutannya pada akhirnya ia berjalan pada kegelapan, dan juga membunuh beberapa orang.”
“Hah, sepertinya aku mengulurkan banyak waktu. Baiklah, Cho Kyuhyun karena kau orang spesial ku beri kesempatan kau untuk mengucapkan kata perpisahan.”
Kyuhyun menghela nafas, ia menutup mata lalu berkata dengan pelan. “Saranghae, Choi Sooyoung.”
“Selamat tinggal, Cho Kyuhyun.” Dan saat bersamaan sebuah pisau menancap pada jantungnya, mengakhiri hidup Cho Kyuhyun.
—
“Tunggu dahulu”
“Ada apa lagi, Choi Sooyoung?” Lee Hyukjae menggeram kesal, sudah beberapa kali ini Sooyoung telah memotong cerita naskah yang ia bacakan untuk para pemain ‘the ….’
“Yya, harusnya aku yang berteriak kesal,” Teriak Sooyoung, melemparkan naskah ke meja dan menatap Eunhyuk kesal. “Kau menjadikanku sebagai seorang jurnalis bisu, lalu memiliki trauma, berkepribadian ganda, dan terakhir aku adalah psikopat. Hei, yang benar saja!”
“Ck, itulah yang berbeda dari film kita. Sudah kupastikan bahwa film ini akan laris, dan mendongkrak popularitas kalian.”
“Che, film ini sama sekali tidak bijak. Bagaimana bisa kejahatan menang!” Sooyoung mendengus kesal, Kyuhyun yang duduk di sebelahnya menatap akhir naskah itu kesal.
“Hei, Monyet. Kau tahu film mu ini sangat dramatis. Siapa orang yang menginginkan mati dengan mengucapkan kata perpisahan menggelikan seperti itu ‘Saraghae, Choi Sooyoung’. Hei yang benar saja?”
Sooyoung mendengus mendengar ucapan Kyuhyun. Mungkin tuhan telah mengutuknya sehingga ntah di film atau dunia nyata dapat menyukai namja evil seperti Kyuhyun.
“Hei, ayolah. Bahkan aku berniat memasukkan scene ketika Kyuhyun jatuh ke bawah tanah dan juga Sooyoung berada dibawah tanah. Lalu, Sooyoung menangis di pelukan hangat Cho Kyuhyun. Atau bahkan scene ketika kalian melakukan hubungan……”
Sooyoung melempar naskah tepat di wajah Eunhyuk. “Yya, aku sutradara, tidak bisa kau lebih sopan sedikit nona Choi.” Sooyoung mendengus, mengalihkan pandangannya pada sutradara gilanya.
Kyuhyun terdiam, ia menimang-nimang ucapan Eunhyuk. Tersenyum cerah lalu menjabat tangan Eunhyuk. “Baiklah, aku menerimanya jika kau tambahkan kan adekan berhubungan itu.”
“YYA, DASAR ALIEN YADONG.”
”Hah, Yoona-yya ayo keluar dari perbuatan film ini!” ajak Sooyoung kepada Yoona yang tengah melihat naskahnya.
“Mianhae, Youngie. Tetapi, aku menginginkan karakter ini. Ini adalah kesempatan emas untuk melakukan pembunuhan kepada Kyuhyun.” Sooyoung mengkeret menatap Yoona yang tengah berapi-api. Kau menginginkan perannya atau menginginkan untuk membunuh Kyuhyun, Yoona?
“Donghae Oppa, Onew?” Sooyoung mulai melakukan sifat merajuknya. Donghae tersenyum canggung kepada Sooyoung.
“Maaf Sooyoung. Aku juga ingin begitu, tetapi Eunhyuk akan marah padaku.”
“Eunhyuk Hyung, telah memberiku banyak ayam. Aku tidak mungkin menolaknya.” Ujar Onew sembari memakan ayam goreng di tangannya.
“Baiklah, kalau begitu aku yang akan keluar sendiri!” Teriak Sooyoung kesal, ia menatap manajernya, Tiffany.
“Tapi Sooyoung, kau sudah mendatangani surat persetujuan.”
“Aku tidak peduli, aku ingin keluar dari film ini.”
“Yya, aku tidak mengizinkanmu. Kau tahu berapa biaya ganti rugi jika kau keluar dari pembuatan film ini.” Tiffany berteriak kesal, Sooyoung menelan ludah melihat sahabat yang merangkap menjadi manager nya ini.
Mata Sooyoung membulat ketika mengetahui biaya ganti rugi yang harus ia keluarkan sama saja menghabiskan seluruh aset nya.
“Yya, ini namanya diskriminasi!” Sooyoung kembali berteriak dengan kesal, menatap Eunhyuk dengan aura pembunuhnnya. Oh, lihatlah kau sangat cocok menjadi psikopat, Sooyoung?!
“Kau tidak bisa menolaknya Sooyoung. Jika kau pergi dari sini bukankah kau dicap sebagai artis tidak profesional.” Eunhyuk menyunggikan senyumannya. Sooyoung menghela nafas, dengan terpaksa ia mengangguk.
“Baiklah, aku terima.”
“Yosh, ayo kita melakukan pembuatan film nya.” Sooyoung hendak pergi sebelum Eunhyuk kembali memanggil dirinya.
“Sooyoung.” Sooyoung menoleh mendapati Eunhyuk bangkit dari kursinya, kemudian berjalan ke arah Sooyoung dengan ekspresi wajah errr mesum. “Kau tahu dalam perjanjian, ada sanksi jika pemain mencoba keluar dari perbuatan film.”
Sooyoung membatu, entah kenapa tubuhnya bergetar. Pandangan Eunhyuk yang mesum membuatnya tidak nyaman.
“Kau harus dihukum, karena kesalahanmu.” Suara khas itu mengalun dengan jelas di indera pendengaran Sooyoung.
“Baiklah, aku akan menerima hukumanmu.” Ucap Sooyoung merasa tertantang.
Eunhyuk menyeringai tipis, sangat tipis, merasa tidak sabar menghukum Yeoja evil ini. “Kau….” berhenti sebentar, mendramatisir keadaan.
“Sudahlah, jangan berbasa-basi.” Jengah Sooyoung, Eunhyuk kembali menyeringai.
“Kau harus membayar dengan seluruh tubuhmu.”
Hening.
Hening.
Hening.
Semua orang disana mengerjap matanya beberapa kali sebelum berhasil mencerna kata-kata Eunhyuk. Membayar dengan seluruh tubuhmu, seluruh tubuhmu, tubuhmu, tubuh-
“MWO?!”
“Dan karena Kyuhyun adalah pacarmu, aku mengijinkan dia membantumu.” Ucap Eunhyuk membalikan badannya pergi, Sooyoung dan Kyuhyun mengerjap beberapa kali.
“KAU GILA LEE HYUKJAE.”
“Yosh, Yosh. Ayo kita mulai pembuatan film nya.”
EPILOGE
“Hei, hei Sooyoung, Kyuhyun lakukan dengan benar.” Eunhyuk berteriak, ia tersenyum bangga mendapati tontonan gratis. Dan tidak lupa sebuah Handycam yang merekam aksi dari pasangan Evil ini.
Keringat panas dingin mulai jatuh melewati pelipis Sooyoung dan Kyuhyun. Entah kenapa rumah kayu ini rasanya jadi terasa semakin panas, kontras berbeda dengan udara malam saat ini.
Bunyi gesekan juga terus bergaung indah di dalam ruangan yang dirasa tertutup itu, bagaikan sebuah lagu perhantar hal yang dilakukan oleh Sooyoung dan Kyuhyun.
“Hei, Sooyoung. Kau harus menekannya lebih keras.” Eunhyuk menginterupsi tindakan yang dilakukan Sooyoung.
Sooyoung menghela nafas, ia menambah kekuatan untuk menggesek-gesek yang tepat berada di bawahnya. Persetan kau Lee Hyukjae.
Hampir satu jam mereka melakukan hal ini. Eunhyuk berdecak kesal melihat hal yang mereka lakukan. “Hei, Kyuhyun kau harus berdiri melakukannya. Dan Sooyoung, apakah kau ingin buang air besar dengan gaya seperti itu, lakukanlah dengan cara membungkuk seperti khas jepang itu.”
Kyuhyun dan Sooyoung menatap Eunhyuk tajam, tidak bisakah ia berhenti berceloteh. Kyuhyun dan Sooyoung rasanya ingin pingsan saat ini juga. Ini sangat melelahkan.
“Hei, Sooyoung minumlah dan habiskan cairan putih itu.”
Sooyoung menegang mendengar ucapan Eunhyuk. Meminum benda putih itu, oh dia ingin mati rasanya.
“Aku tidak mau.”
“Tidak ada kata tidak, kau harus menghisapnya dan menghabiskannya.”
“Aku tidak mau.” Sooyoung berteriak dengan nyaring.
“Oh, baiklah. Kalau begitu video ini akan kusebarkan.” Sooyoung meneguk salivanya, mengambil benda panjang itu dan menghisapnya dengan sekuat tenaga.
“Sooyoung, ingin ku bantu?” Kyuhyun tidak tega melihat wajah kekasihnya dengan tatapan anehnya, Sooyoung menatap senang Kyuhyun.
“Kyuhyun, kau tidak boleh membantunya.” Ucapan Hyukjae berhasil membuat Sooyoung mendecak kesal.
***
“Hahaha, ini video yang bagus.” Eunhyuk kembali melihat video yang sedari tadi ia rekam.
Yoona menatap Kyuhyun dan Sooyoung kasihan, mereka tengah tertidur dalm sofa kecil itu. Sepertinya mereka sangat kelelahan.
“Dasar monyet, kau sama sekali tidak merasa kasihan.”
“Hahaha, bukankah ini bagus, kapan lagi menjaili mereka.”
“Iya, tetapi tidak dengan membersihkan seluruh ruangan dengan kain yang sedikit, membersihkan langit-langit, dan menyuruh Sooyoung meminum susu, padahal kau tahu dia tidak menyukainya.”
“Sudah kubilang, bahwa kapan lagi dapat menjaili mereka.”
Dan begitu akhirnya.
THE END
FAILED FAILED FAILED, ini benar-benar gagal
Jangan lupa R.C.L

[Oneshot] Jealous
Judul : Jealous
Penulis : Miichan
Genre : Semi AU; Romance; Comedy
Jenis : Fanfiction Oneshot
Rating : PG-15
Tokoh :
- SNSD Sooyoung sebagai dirinya sendiri;
- Super Junior Kyuhyun sebagai dirinya sendiri;
- SNSD Taeyeon sebagai dirinya sendiri;
- Super Junior Sungmin sebagai dirinya sendiri.
Disclaimer : well, cerita ini diambil dari sedikit bagian kehidupan Sooyoung dan Kyuhyun. Dengan modifikasi oleh imajinasi saya yang berlebihan. Saya nggak mengambil keuntungan apapun dari fanfiction yang saya buat, kecuali untuk hiburan semata.
Dan, Plagiat itu sampah.
∞
Jealous
Cemburu itu menguras hati. Bikin emosi.
Pebruari 2012
“Manager Oppa sudah menghubungi teknisi dan mereka akan segera memperbaiki kerusakannya.”
“Berapa lama?”
“Entahlah, tapi akan kupastikan mereka bekerja dengan cepat.”
Gadis berpipi agak tembam itu terdiam beberapa saat. “Taeng, bisa tunda dulu perbaikannya dan dahulukan keluarkan aku dari sini?” dari nada bicaranya, jelas sekali gadis itu tengah merengek.
“Tidak,” ada jeda sejenak. “Entahlah, Syoo. Bisa bersabar sebentar?” gadis lain yang bicara melalui sambungan telepon itu melembutkan intonasinya, berharap si gadis pipi tembam tidak menjadi panik.
Sedang gadis yang dikhawatirkan malah melirik sekilas ke arah sudut di samping kirinya, di mana seorang pria tengah bersandar sembari menekuri game portabel dalam genggamannya.
‘Aku bisa bersabar, kalau saja bukan dia yang terjebak bersamaku dalam lift sialan ini!’ batin gadis itu sebelum melontarkan jawaban. “Tapi, Taeng, aku harus segera mengumpulkan paperku. Kau tahu, kan, dosen tua itu menyebalkan sekali? Kalau aku terlambat semenit saja, bisa bahaya nilaiku semester ini.”
Well, itu hanya alasan yang tujuh puluh persennya adalah dusta. Tapi, dusta itu penting di saat-saat seperti ini.
Terdengar helaan napas dari ujung telepon. “Baiklah, baiklah. Akan kuminta teknisinya mengeluarkanmu dulu. Secepatnya.”
“Jangan lama-lama!”
“Aku kan tadi bilang ‘secepatnya’. Sudah, bersabar saja, oke?”
Raut wajah si gadis tembam yang memang sudah kusut tampak semakin semrawut. “Oke,” jawabnya lemah.
Dan sambungan telepon pun terputus. Gadis itu kemudian melesakkan ponselnya ke dalam saku celana denim yang membalut kaki jenjangnya sebelum memerosotkan tubuh hingga duduk menekuk lutut dan bersandar di pojokan ruang berdimensi dua kali dua kali tiga setengah meter tersebut.
Sooyoung—nama gadis dengan ekspresi putus asa itu—mengecek arloji berlabel CC yang melingkari tangan kirinya, hadiah dari Siwon saat agensi mengadakan konser tur dunia di Paris beberapa bulan lalu. Gadis itu mendesah frustasi setelahnya, menyadari jika belum lewat lima menit sejak ia sadar benda balok berlapis metal itu berhenti bekerja sebagaimana mestinya.
Padahal, kurang dari sepuluh menit lalu Sooyoung senang bukan kepalang karena latihan hari ini berakhir lebih cepat dari biasanya. Ia memiliki waktu setidaknya dua jam sebelum kuliah pertamanya dimulai, minus kurang lebih dua puluh menit perjalanan dari kantor agensi ini menuju kampusnya. Dan Sooyoung, tadinya, berencana menggunakan waktu luangnya untuk mengerjakan tugas matematika dasar dengan bantuan salah satu teman jeniusnya di kantin kampus, sembari menikmati beberapa porsi french fries dan milkshake. Tapi kenyataannya, sekarang ia malah terjebak dalam ruang sempit dengan dinding berlapis metal baja dan pintu berlapis yang tertutup rapat. Menyangkut di antara lantai empat dan tiga.
Memalukan sekali seandainya orang-orang mengetahui jika agensi sebesar SM Entertaiment yang selalu sukses mengorbitkan idol didikannya hingga dunia internasional memiliki lift bobrok seperti ini. Uang hasil kerja artis-artisnya dipakai apa saja, sih, selain menggaji pekerja?
Tangan Sooyoung terangkat menggusak-gusak kepalanya. Depresi memikirkan berapa lama ia akan mendekam di dalam sini. Belum lagi suara efek macam ‘Dorr!’, ‘Dezzing!’, ‘Bip-bip!’ dari benda laknat bernama PSP yang dimainkan pria yang juga terjebak bersamanya membuat Sooyoung makin frustasi. Terimakasih pada Taeyeon, karena leadernya itu tidak menyebutkan angka sebagai limit waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan gadis jangkung itu dari sini. Level frustasi Sooyoung meningkat lagi sepertinya, seperti level permainan yang dimainkan pria itu.
Demi Amber memakai rok rumbai-rumbai sambil menari hula-hula, dari sekian ratus orang yang berada di kantor agensi hari ini kenapa harus laki-laki itu yang terjebak dalam lift amcet bersamanya? Ini hari yang cerah, kan? Sooyoung tidak mendapat firasat tentang ini ketika bangun tidur tadi pagi.
‘Oke, Sooyoung, tenang… tidak apa-apa. Ini tidak akan lama.’ Well, setidaknya inner gadis itu tidak ikut-ikutan tertekan. ‘Tarik napas dalam-dalam, hembuskan…’ dan yah, Sooyoung menuruti bisikan batinnya; menghela napas lalu menghembuskannya. Terus begitu beberapa kali, diringi doa memohon keajaiban Tuhan agar pintu baja di hadapannya terbuka dan memberinya akses keluar dari lift butut ini. Dia anak yang baik, kan? Tuhan pasti mendengar doanya.
“Kalau kau terus melakukannya, aku yakin kita akan cepat mati keracunan karbon dioksida.”
‘Cih! Bersuara juga dia.’ Lirikan mata Sooyoung menyertai gumaman sinis dalam benaknya untuk satu-satunya makhluk hidup lain dalam ruang sempit itu. “Memangnya apa yang kulakukan? Sepertinya fatal sekali.”
Manusia bergender laki-laki itu tidak sedikitpun membagi fokus sepasan matanya dari PSP yang tengah ia mainkan. “Bernapas seperti tadi. Apa lagi?”
Sooyoung menyeringai tipis setelah terdiam sepersekian detik. “Dari yang pernah aku baca, manusia akan lebih cepat mati kekurangan oksigen daripada keracunan karbon dioksida saat terjebak di ruangan tertutup,” celotehnya kemudian. Ada kebanggaan tersendiri menyeruak di dadanya, merasa bangga karena ia pikir pengetahuannya melebihi pria yang terkenal cerdas itu.
“Nah, kau sendiri sudah tahu. Jadi, bernapas saja seperti biasa,” respon pria itu tanpa intonasi, dengan gaya bicara yang biasa dia gunakan sehari-hari.
Dahi gadis yang rambutnya diikat ekor kuda itu mengerut, nyaris membuat kedua ujung alis rapinya bertemu. Matanya tidak lagi mencuri-curi lihat pada pria berkulit pucat itu, melainkan kini melancarkan tatapan intens sarat akan ketidaksukaan. Rasa bangganya terpatahkan oleh kalimat yang ditangkap telinganya dengan makna: “Pengetahuanmu tidak akan berguna sama sekali jika kau tidak merealisasikannya, dasar bodoh!”
Seringai yang setadinya terbentuk kini pudar. Bibir Sooyoung merapat, tampak makin tipis. Sekarang batinnya ikut frustasi, berteriak-teriak emosi mengatai pria itu. Ya, hanya batinnya saja, karena Sooyoung terlalu gengsi untuk meneriaki bungsu Super Junior itu secara langsung. Setidaknya untuk saat ini.
Akhirnya, Sooyoung menyudahi tatapan mautnya pada Kyuhyun. Jika saja Sooyoung dianugerahi kekuatan super semacam dapat memancarkan sinar gamma intensitas tinggi dari sepasang mata jernihnya, tubuh pucat lelaki itu pasti sudah membentuk serpihan karbon sangat amat halus hingga dapat bersublimasi dan perlahan hilang tanpa sisa. Imajinasi yang bagus, ngomong-ngomong.
Tidak ada lagi yang bersuara kecuali si hitam kecil dalam genggaman Kyuhyun. Sooyoung memilih mengeluarkan diktat kuliahnya dari tas selempang yang tergeletak di sampingnya. Gadis itu pikir mencicil tugas kuliahnya jutaan kali lebih baik ketimbang mengurusi Cho Kyuhyun. Buang waktu, buang energi, tidak bermanfaat.
Kemudian, menit-menit pun berlalu dengan keduanya yang bergeming dalam kesibukan masing-masing. Tidak Sooyoung pedulikan suara dari PSP yang masih Kyuhyun mainkan. Telinganya sudah kelewat terbiasa menulikan diri untuk itu.
Terlalu fokus pada soal dalam lembaran bukunya, Sooyoung tidak menyadari jika sunyi kini mendominasi. Kyuhyun tidak lagi memainkan PSP, bahkan ia sudah duduk bersila di samping Sooyoung dengan jarak tidak sampai lima inchi.
“Sedang apa kau?”
Sooyoung menoleh dan seketika mendapat serangan jantung dadakan. Kaget mendapati Kyuhyun tengah menatapnya dalam zona merah. Artinya itu berbahaya.
“HYA! Menjauh dariku!” Sooyoung refleks mendorong dada Kyuhyun sekuat yang ia bisa hingga laki-laki itu terjungkal lumayan keras.
“Aduh! Kau ini kenapa, sih?” nada bicara Kyuhyun tidak terdengar ramah. Tapi bukannya dia memang seperti itu, ya?
Sooyoung mengacungkan mata pena tepat di depan wajah Kyuhyun. “Jangan coba-coba dekat denganku!”
Alis Kyuhyun terangkat. “Apa terjadi sesuatu dengan kepalamu, Sayang? Dari kemarin kau aneh sekali.”
Jawaban yang Kyuhyun dapat hanyalah dengusan sinis sebelum gadis itu kembali berkonsentrasi dengan bukunya.
‘Masih berani dia memanggilku begitu?! Cih!’ batin Sooyoung mencibir.
“Hei, aku bertanya padamu, Choi!” dalam satu tarikan Kyuhyun mengambil alih buku di pangkuan Sooyoung.
“Ya! Kembalikan! Main saja dengan PSPmu sana!”
“Tidak!” dengan cekatan Kyuhyun menggerakkan tangannya ke sana-ke mari. Menghindari Sooyoung yang berusaha mengambil kembali benda bersampul Keroro itu—pasti kerjaan Joohyun.
“Ya! Cho Kyuhyun!”
Sekarang keduanya sudah berdiri berhadpaan dengan Kyuhyun yang mengacungkan diktat Sooyoung tinggi-tinggi dan Sooyoung yang berusaha meraihnya sampai berjinjit-jinjit. Namun, setiap kali Sooyoung nyaris menyentuh bukunya, maka dengan secepat kilat pula tangan Kyuhyun berkelit. Sooyoung bertambah kesal, dan Kyuhyun menikmati itu.
“Tsk! Sudahlah. Kalau kau mau, ambil saja buku itu!” akhirnya Sooyoung menyerah. Gadis dengan tinggi di atas rata-rata perempuan Asia itu sedang tidak berminat meladeni candaan dan kejailan Kyuhyun. Tidak sebelum dua puluh empat jam lewat ke belakang.
Kedua kalinya Sooyoung mengecek angka yang ditunjukkan arlojinya. Dua puluh enam menit, dan belum ada tanda-tanda lift kembali bekerja, atau minimal pintunya terbuka.
“Kau salah mengerjakannya, Choi sarang.”
Sooyoung menatap malas buku yang sudah terbuka di hadapannya.
“Soal matematika dasar seperti ini saja kau tidak bisa.”
Sooyoung melirik Kyuhyun sekilas, kemudian membalik tubuhnya menghadap dinding dan duduk memeluk kedua lututnya. Lagi-lagi innernya murka. Merutuki Kyuhyun habis-habisan. Sooyoung kesal padanya, tidakkah laki-laki itu merasakannya? Dan sekarang Kyuhyun malah membuat kekesalan Sooyoung berkali-kali lipat lebih besar lagi dengan mengatakan sesuatu yang melukai harga dirinya. Memangnya kenapa jika Sooyoung tidak bisa mengerjakan soal bilangan eksponen dan logaritma sialan itu? Salahkan saja matematika yang memaksa menjejalkan diri dalam mata kuliah yang harus ia kontrak semester ini. Toh Sooyoung ‘kan ambil jurusan teater bukan untuk belajar matematika.
“Choi sarang, menghadap kemari,” titah Kyuhyun.
“Tidak mau!” balas Sooyoung ketus. Lupa jika seharunya ia tidak perlu mengatakan apa-apa lagi pada pria itu karena tingkat kekesalannya sudah melewati tingginya menara Eiffel saat ini.
“Kemari, akan kuajari kau mengerjakannya.”
“Tidak usah! Menjauh dariku dan main game saja sana!”
“PSPku habis baterai. Ayolah… kau ini kenapa, sih?”
Sooyoung bergeming, berkonsentrasi merapal doa agar pintu lift segera terbuka.
“Soo…”
Tubuh Sooyoung menegang saat sepasang lengan melingkari bahunya dan sesuatu membebani bahu kanannya. Alarm dalam kepala Sooyoung berbunyi nyaring. Ini lebih dari sekedar bahaya.
“Kau marah padaku, hm?”
Jantung Sooyoung mulai bekerja melewati batas di mana dia bisa menoleransi detakannya. Sesuatu dalam perutnya ikut bereaksi, seperti berputar hingga memberi efek mulas yang berbeda saat suara baritone Kyuhyun terdengar berbisik pelan disertai napas pria itu yang mengenai sisi lehernya. Sooyoung bergidik dan Kyuhyun menyeringai puas.
“Pabo! Menyingkar dariku! Baik, baik. Ajarkan aku mengerjakan soalnya!” tubuh Sooyoung menggeliat-geliat, berusaha agar terlepas dari dekapan Kyuhyun.
“Tidak, ah. Aku lebih suka seperti ini saja daripada berpusing-pusing mengajarimu,” sahut Kyuhyun santai, diakhiri dengan aksi mengecup leher gadisnya. Nah! Ia suka menggoda Sooyoung seperti ini.
Tapi sepertinya Kyuhyun lupa jika Sooyoung sudah terlalu lama bergaul dengannya. Tentu otak gadis itu tidak lagi polos, dan ia sudah mampu merangkai rencana untuk membalas Kyuhyun.
“ARGH! YA!” akhirnya rangkulan Kyuhyun terlepas setelah Sooyoung dengan rasa gemas dicampur kesal tingkat Dewa Zeus menggigit tangannya. Meski berbalut cardigan, gigitan Sooyoung terasa luar biasa sakit. Pasti berbekas.
Kyuhyun mengelus pelan bagian lengannya yang berdenyut-denyut. “Dasar barbar!”
“DAN KAU IBLIS HEMAFRODIT IDIOT KARENA MEMACARI GADIS BARBAR!” suara Sooyoung memantul di keempat sisi dinding metal hingga menghasilkan gaung dalam rentang waktu sepersekian sekon.
Lalu hening.
Kyuhyun terkejut, menatap syok pada Sooyoung yang sudah berdiri dengan dada turun-naik dalam tempo cepat. Tidak perlu analisis dua kali, Sooyoung marah padanya.
Tapi kenapa? Ini bukan kali pertama Kyuhyun menggoda Sooyoung, dan gadis itu tidak pernah menampakkan emosi seperti sekarang sebelumnya.
Tidak sampai di situ kejutan yang Kyuhyun dapat, matanya bisa membelalak lebih lebar lagi ketika melihat sesuatu keluar dari mata jernih Sooyoung.
Hei! Hei! Kyuhyun tidak suka gadisnya menangis. Ada apa ini? Apa bercandanya keterlaluan?
Perlahan Kyuhyun berdiri tanpa melepaskan tatapannya dari Sooyoung yang mulai menunduk dengan bahu bergetar disertai suara isakan tertahan.
“Soo, kau kenapa?” Kyuhyun bertanya hati-hati.
“Kau yang kenapa, Bodoh!”
Oke, Kyuhyun bingung sekarang. Memangnya dia kenapa?
“Aku tidak kenapa-kenapa, aku baik-baik saja,” jawab Kyuhyun polos.
Harusnya Sooyoung yang menjawab. Perilakunya sejak kemarin aneh sekali. Seperti yang menghindari Kyuhyun, dan sekarang malah mengamuk-amuk. Sooyoung jadi seperti remaja labil saja kalau begitu.
“Dasar idiot! Pabo! Baka! Stupid! Autis!” akhirnya apa yang sedari tadi hanya Sooyoung teriakkan dalam kepalanya keluar juga. Lengkap dengan aksi memukuli bagian tubuh Kyuhyun manapun yang bisa dia pukul.
“Aish!” segera Kyuhyun menangkap pergelangan tangan Sooyoung. Ia mendorong tubuh ramping gadis itu merapat ke dinding dan mengurungnya. “Choi Sooyoung! Berhenti menangis! Tatap aku dan katakan dengan jelas ada apa!” tegas Kyuhyun. Ya, dia bisa jadi begitu tegas selain dari mengeluarkan kata-kata pedas atau kalimat-kalimat menggoda.
Sooyoung tidak merespon, tetap tertunduk.
“Choi Sooyoung…” Kyuhyun menekan nada bicaranya sebisa mungkin untuk tidak terdengar membentak. Dia tidak boleh terbawa emosi, tidak boleh. “Katakan sesuatu.”
Leher gadis itu bergerak saat menelan ludahnya. Ia memberanikan diri mendongak menatap Kyuhyun. Dengan suara yang bergetar disela isakannya, Sooyoung mengatakan sesuatu, “Sebenarnya kau anggap aku apa, hah?”
Kesekian kalinya dalam kurun waktu kurang dari satu jam Sooyoung membuat Kyuhyun heran. Wanita memang merepotkan. “Kau pacarku, tentu saja.”
“Lalu kenapa kau tidak mengatakannya?!”
“Mengatakan apa?”
Sooyoung menggeram. “Dasar bodoh! Bodoh! Bodoh! Bodoh! Iblis idiot!”
“Hei, Soo, dengar!” Kyuhyun melepaskan cengkramannya pada tangan Sooyoung dan beralih mendongakkan kembali wajah gadis itu yang sudah basah karena air mata. Ia menatap lurus-lurus ke dalam hazel gadisnya yang agak memerah dan sembab. “Bagaimana aku bisa mengerti apa yang kau maksud jika kau tidak mengatakannya? Aku ini bukan cenayang dan pikiranmu sulit kutebak. Jadi, bisa akhiri semua ketidakjelasan ini dan katakan apa yang mau dengar dariku?” lanjut Kyuhyun dengan nada lebih lembut sembari mengusap air mata Sooyoung.
Hening beberapa saat. Kyuhyun menunggu dengan sabar.
“Blind date.” Akhirnya Sooyoung bersuara lagi, lebih ketus meski suaranya lebih pelan.
Dahi Kyuhyun mengerut. “Blind date?”
Sooyoung mendengus lalu membuang tatapannya. Meskipun ia tadi mengata-ngatai Kyuhyun idiot dan bodoh, tapi Sooyoung tahu benar jika pria yang berstatus sebagai kekasihnya itu cukup pintar untuk mengerti apa yang baru saja ia katakan. Tapi kalau Kyuhyun masih tetap tidak mengerti, dunia harus menciptakan satu kata baru untuk menunjukkan keadaan ‘Lebih dari idiot’ sebagai predikat bagi Kyuhyun.
Blind date. Dua kata itu terus berputar di kepala Kyuhyun selama beberapa saat, lalu tiba-tiba salah satu sudut bibir pria itu terangkat. ‘Oh! Aku mengerti sekarang!’
“Oh, blind date. Kukira apa,” ujar Kyuhyun santai.
Ekor mata Sooyoung melirik sinis pada Kyuhyun. Batinnya lagi-lagi mengumpat kesal. Baru saja Sooyoung sadari jika ia telah menjatuhkan harga dirinya. Kyuhyun pasti berpikiran macam-macam.
“Ya! Apa-apaan senyummu itu?! Aku tidak cemburu!”
“O?” Kyuhyun memasang ekspresi pura-pura terkejut, padahal di benaknya ia sudah tertawa terpingkal-pingkal, berguling sambil memegangi perutnya. “Aku tidak bilang kau cemburu, Sayang.”
‘Sial!’ rutuk Sooyoung. “Biarpun kau tidak mengatakannya, aku tahu kau memikirkannya!”
Melihat gambaran mimik wajah Sooyoung saat ini, Kyuhyun tidak bisa untuk tetap menyimpan tawanya di dalam hati. Sooyoung benar-benar membuatnya merasa tehibur, dengan mata agak bengkak dan agak merah, hidung dan kedua pipi tembamnya yang merona, juga bibir tipis merah sedikit mengerucut dan kening mengernyit. Ajaibnya, Kyuhyun tetap menganggap jika Sooyoung sangat cantik meskipun habis menangis begitu. Dan ia tahu, ia telah jatuh cinta lagi pada gadis di hadapannya ini.
“Berhenti tertawa!” Sooyoung menginjak kaki Kyuhyun tanpa ampun.
“Aduh!” dan tawa menggelegar Kyuhyun digantikan ringisan anak anjing. “Choi sarang, kalau kau tidak cemburu, kenapa sampai mengabaikanku, hm?”
“Karena kau menyebalkan! Kalau kau menganggapku pacarmu, kenapa tidak mengatakan soal blind date itu padaku? Kau takut aku melarangmu, begitu? Kau takut aku mengacaukan pekerjaanmu? Atau kau memang tidak menganggapku sama sekali?” semuanya mengalir begitu saja dari bibir Sooyoung, cepat dan sarat emosi.
Kyuhyun dapat menangkapnya dengan baik, dan ia hanya tersenyum tenang mendengar kata-kata gadis jangkung itu. Ia menghela napas dalam-dalam sebelum memberikan jawaban.
“Oke, aku minta maaf karena tidak memberitahumu soal ini. Bukan karena aku tidak menganggapmu, tapi karena kita memang sudah terbiasa seperti ini, kan?”
Kini giliran Sooyoung yang dibuat kebingungan mencerna kata-kata Kyuhyun.
“Ayo duduk.” Kyuhyun menarik Sooyoung agar duduk berhadapan dengannya. “Kita sudah terbiasa untuk tidak membahas pekerjaan masing-masing, kan? Kau sendiri yang mengatakannya dulu. Kita hanya perlu saling mengabari jika tidak bisa bertemu, tanpa perlu membicarakan detil apa yang kita kerjakan. Karena kita saling memercayai, bukan?”
Laki-laki itu jelas tidak ikut tersulut emosinya. Kyuhyun mengerti di bagian mana benang yang menyambungkannya dengan Sooyoung terjalin dengan tidak benar, dan ia berusaha memperbaikinya perlahan-lahan supaya tidak semakin kusut.
Dalam hati Sooyoung membenarkan. Awal mereka berkomitmen sebagai pasangan, keduanya sepakat untuk tidak membahas secara detil pekerjaan masing-masing. Toh keduanya sudah sama-sama mengerti. Keduanya bekerja di bidang yang sama, dan sudah tahu hal-hal seperti apa saja yang mungkin akan mereka lakukan.
“Tapi, kan… ini berbeda.” Sooyoung masih belum puas dengan jawaban Kyuhyun. Tapi setidaknya nada bicaranya tidak lagi sarat emosi.
“Berbeda apanya?”
“Kau akan… kencan dengan gadis lain. Setidaknya kau memberitahu aku. Menyebalkan sekali mengetahuinya dari orang lain. Seperti mendapat kabar kau selingkuh, tahu!”
“Kau tahu dari siapa? Internet?”
Sooyoung menggeleng. “Kemarin aku dan Yoona sarapan bersama Key dan—”
“Key?” potong Kyuhyun dan Sooyoung mengangguk. Yeah, lelaki satu itu memang sangat cerewet dan penggosip ulung untuk ukuran laki-laki, Kyuhyun seharusnya tidak heran dengan itu.
“Tapi bukan berarti aku cemburu, loh, ya!” sambar Sooyoung cepat-cepat.
Kyuhyun hanya menyeringai dan menatap Sooyoung nyaris tidak berkedip. Seolah-olah berkata: “Aku tahu segalanya, Choi sarang.”
“Oh, baik!” Sooyoung memutar bolamatanya. “Aku juga kesal karena tahu kau akan bebas berkencan dengan gadis lain di muka umum tanpa takut itu akan memengaruhi karirmu. Berbeda jika kita yang ketahuan berkencan,” terangnya. Tapi melihat seringai Kyuhyun yang malah semakin lebar, Sooyoung dengan segera menambahkan, “Tapi itu bukan berarti aku cemburu!”
“Itu hanya variety show.”
“Tetap saja namanya kencan!”
“Dengan skrip rekaan, direkam, untuk hiburan, dan aku dibayar.”
Sooyoung terdiam sejenak. “Tapi, kan…”
“Astaga! Apa lagi? Kau tidak percaya padaku? Dengar, ini akan seperti drama musikalku. Aku hanya akan berakting, tidak benar-benar berkencan.”
“Bukan begitu. Haya saja—”
“Demi Tuhan! Kau mau kucium, ya?”
Mata Sooyoung membelalak. Secara spontan ia mendorong punggungnya ke belakang untuk membuat jarak dengan Kyuhyun dan menutup bibirnya memakai telapak tangan.
Kyuhyun lagi-lagi dibuat tidak bisa menahan tawanya melihat kepolosan Sooyoung. Berapa umur gadis itu sekarang? Dia bukan lagi anak SMP.
“Hahaha… sekarang aku tahu bagaimana cara membuatmu berhenti bicara.”
“Ish! Sialan kau!” Sooyoung menendang kaki Kyuhyun.
“Aw! Ya! Kenapa kau tidak pernah bersikap manis pada pacarmu yang tampan ini?” sepertinya Kyuhyun memang cocok menjadi aktor karena kini ia sudah memasang tampang minta dikasihani yang lumayan meyakinkan.
“Mimpi saja sana!”
“Kalau kau begini terus, aku benar-benar akan selingkuh.” Ekspresi Kyuhyun berubah menjadi serius dan nada bicaranya tidak lagi terdengar menggoda.
Sooyoung mencibir meremehkan. “Memangnya kau bisa?”
Wajah datar Kyuhyun tidak bisa bertahan lama ternyata. Dia malah merebahkan tubuhnya dan menggunakan paha Sooyoung sebagai bantalan kepala. “Entahlah. Kalaupun bisa, aku tidak yakin jika aku bisa benar-benar tidak menatapmu,” gumamnya pelan, namun cukup keras untuk didengar Sooyoung, membuat senyum lembut tersungging di bibir gadis itu.
“Aku lega semuanya baik-baik saja.” Kelopak mata Kyuhyun perlahan tertutup.
“Aku juga,” balas Sooyoung sembari mengelus rambut jabrig cokelat kemerahan Kyuhyun yang terasa halus menggelitik telapak tangannya.
“Soo…”
“Hm?”
“Mungkin ke depannya masalah seperti ini akan datang lagi, mungkin lebih besar dari ini. Dan kalau itu terjadi, kita harus membicarakannya baik-baik. Kalaupun kita saling berteriak pada akhirnya, tetaplah ingat jika aku berteriak bukan karena aku membencimu, tapi karena aku tidak mau kehilangan dirimu.”
“Ya, aku akan mengingatnya.”
Mata Kyuhyun kembali terbuka. Mendapati Sooyoung setengah menunduk menatapinya. Figur wanita itu kelewat sempurna di mata Kyuhyun sampai ia selalu kehilangan kata-kata untuk menjelaskannya. Dan dari semua bagian yang sempurna itu, Kyuhyun sangat menyukai sepasang mata kecokelatan yang kini membalas pandangannya.
“Soo…”
“Ya?”
Kyuhyun mengangkat tangan kanannya. “Ini masih sakit, loh.” Dia mengusap pelan bekas gigitan Sooyoung.
Kyuhyun bisa memastikan pipi gadis itu merona lagi. Sooyoung dengan segera menggumamkan kata maaf, ditambahi sedikit pembelaan diri dengan mengatakan jika Kyuhyun tidak bertingkah menyebalkan tentu saja ia tidak akan menggigit lengannya. Ya, tentu saja. Wanita punya seribu cara untuk membalikkan keadaan jika itu menyangkut ‘siapa yang salah’.
Laki-laki itu menghela napas berat dan dalam sebelum mengerling jail. “Sebenarnya, sih, aku tidak keberatan sama sekali kau menggigitku. Tapi tentu saja tidak sekeras tadi dan di tempat yang berbeda.”
Perlu lebih dari tiga detik bagi Sooyoung untuk mencerna kalimat yang Kyuhyun ucapkan. Begitu mengerti maksudnya, Sooyoung terlambat untuk menjitak, menggeplak, mencubit, atau apapun tindak aniaya lainnya karena Kyuhyun bergerak terlalu cepat untuk menegakkan tubuhnya, menarik tengkuk gadis itu dan memberi satu ciuman panjang.
Cukup panjang sampai lift akhirnya bergerak turun ke lantai tiga dan pintunya terbuka. Cukup panjang sampai seseorang perlu menginterupsi mereka.
“Apa aku harus meminta teknisi agar membuat liftnya kembali macet?”
Sooyoung mendorong Kyuhyun menjauh. Tersenyum malu pada gadis yang tengah bersedekap di depan lift.
“Hai, Taeyeon!” Kyuhyun melambaikan tangan kanannya sambil menyeringai tanpa dosa.
Gadis itu memutar bolamatanya. “Liftnya punya cctv, kalau kalian lupa.”
“Hah?!” Sooyoung refleks berdiri lalu tanpa ampun menjambak rambut Kyuhyun yang masih terduduk. “Hya! Dasar bodoh! Bodoh! Bodoh!”
“Aiya! Ya! Lepas! Choi! Ya!”
Taeyeon mendengus. “Seharusnya teknisi-teknisi itu tidak usah memperbaiki liftnya. Mereka selalu membuat sakit kepala, lebih baik jika mereka terjebak di sana.”
*
Setahun kemudian, Juli 2013
“CHOI SOOYOUNG!!!”
Tidak, teriakan itu bukan di sebuah konser tur dunia SNSD, bukan juga di acara musik di mana SNSD tampil dengan lagu baru atraktifnya. Teriakan itu juga bukan dari dalam asrama sembilan gadis cantik yang digilai banyak kaum Adam. Teriakan itu bahkan kemungkinan besar tidak akan di dengar oleh si pemilik nama, mengingat Choi Sooyoung sendiri tidak terlihat wujudnya dalam jarak jangkauan teriakan itu.
Tapi teriakan itu berhasil membuat gempar tiga orang lainnya yang mengisi asrama. Donghae, Hyukjae dan Sungmin terjungkal dari ranjang masing-masing karena mimpi indah mereka dirusak teriakan empat oktaf. Demi Tuhan! Ini tengah malam!
Ketiganya memburu ruang tengah seperti dikejar hantu, menemukan anggota termuda dari Super Junior sedang mondar-mandir dengan wajah yang nyaris berasap. Donghae baru saja akan bertanya apa yang terjadi, namun Sungmin sudah lebih dulu menunjuk layar televisi yang menayangkan adegan manis penutup drama. Donghae mengenali dua orang itu tentu saja. Dan dengan segera ia menyumpahi Kyuhyun sambil kembali masuk ke dalam kamarnya, begitu juga Hyukjae.
Sungmin menggeleng pelan menatapi adik kesayangannya itu. Kyuhyun yang sedang cemburu sangat berbahaya. Sungmin akan menghubungi Sooyoung segera dan memberi gadis itu nasihat untuk tidak begitu saja menerima tawaran pekerjaan yang datang padanya.
“Aku lihat dramanya.” Kyuhyun mengatakannya dengan datar begitu teleponnya diangkat, kontras dengan wajahnya yang menunjukkan ia bisa meledak kapan saja.
“Oh? Kau lihat? Hari ini episode terakhirnya. Apa kau menonton dari awal?” suara Sooyoung terdengar antusias.
“Ya.” Tapi jawaban Kyuhyun tetap datar, dan dingin.
“Benarkah? Lalu, menurutmu bagaimana aktingku?”
“Buruk.”
“Apa?! Ya!”
“Kenapa kau tidak bilang padaku kalau ada adegan ciumannya, hah?!”
Nah, Cho Kyuhyun sudah mulai.
“Kau… cemburu?” jika Sooyoung ada di hadapannya saat ini, Kyuhyun pasti bisa melihat dengan jelas bagaimana gadis itu meniru seringainya dengan baik sekali.
Kyuhyun menggeram. “Tentu saja aku cemburu! Kau pikir laki-laki mana yang tidak cemburu saat pacarnya berciuman dengan laki-laki lain, hah?!”
“Wah, kau jujur sekali.”
“Kau tahu bukan itu yang ingin kudengar! Kenapa kau tidak memberitahuku?”
Suara Sooyoung terdengar lebih pelan dan lembut. “Karena aku tahu kau akan percaya padaku, seperti aku yang percaya padamu.”
Bibir Kyuhyun sudah terbuka untuk mendebat, tapi kemudian menutup kembali setelah kepalanya berhasil memproses kata-kata Sooyoung. Emosi memang seringkali membuat otak bekerja dengan lambat.
“Kau percaya padaku, kan?” suarang gadis itu terdengar lagi.
Kyuhyun menghela napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia membawa tubuhnya ke sofa dan duduk di sana. Perlahan kepalanya tidak lagi terasa mendidih.
“Sepertinya kita harus memperbaiki kesepakatan kita,” ujar Kyuhyun lemah. “Apapun yang akan kau kerjakan, kau tetap harus memberitahuku. Aku tidak bisa selalu dikejutkan dengan tiba-tiba seperti ini.”
“Apa… tidak apa-apa? Maksudku, apa kau nanti akan mengerti jika hal-hal seperti ini ada lagi? Ini pekerjaan—”
“Ya, ya. Aku tahu,” Kyuhyun menyela. “Pekerjaan ini memang menguras hati. Kau mengingatkanku untuk cepat-cepat pensiun.”
Terdengar kekehan pelan Sooyoung di ujung telepon. “Baik, aku akan memberitahumu apapun yang kukerjakan. Kau juga harus melakukannya. Meskipun kupikir akan lebih mudah dengan cukup saling memercayai.”
“Aku percaya padamu.”
“Aku tahu.”
Mata Kyuhyun terpejam sesaat ketika ia mengusap wajahnya perlahan. Ia sadar ia sudah meneriaki gadis itu, dan bagusnya Sooyoung tidak balas meneriakinya. Mungkin mood gadis itu sedang dalam keadaan baik. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika Sooyoung tidak bersabar dan ikut-ikutan meninggikan suara.
“Soo, maafkan aku,” bisik Kyuhyun.
“Untuk apa?”
Kyuhyun mengusap wajahnya sekali lagi. “Meneriakimu.”
“Tidak apa-apa. Aku selalu mengingat kata-katamu, jika kau meneriakiku, bukan karena kau membenciku tapi…”
‘Karena aku takut kehilanganmu,’ Kyuhyun ikut mengatakannya dalam hati. Tersenyum bangga karena gadis itu mengingat dengan baik apa yang ia katakan, padahal ia tahu ingatan gadis itu tidak terlalu bagus. Tapi senyum di bibir Kyuhyun tidak berkembang dengan lama, ketika sebuah pertanyaan melintas di kepalanya, alisnya kembali menukik tajam.
“Choi sarang, berapa kali kau melakukan NG pada adegan itu?”
“Eh?” suara Sooyoung terdengar kikuk. Membicarakan adegan ciumanmu dengan orang lain pada pacarmu tentu bukan topik yang nyaman untuk dibahas. “Eung… mungkin sepuluh atau sebelas—”
“Kau menciumnya sebelas kali?!”
“Iya—aduh, maksudku tidak. Itu karena aku gugup.”
“Dan kau yang selalu memulai untuk menciumnya?”
Sooyoung mendengus pelan. Kenapa harus membahasnya, sih? Ia saja tidak pernah menanyakan berapa kali Kyuhyun mencium lawan mainnya di drama musikal, atau menanyakan berapa kali Kyuhyun menggerayangi penari latar untuk lagu Club No. 1 di konser Super Show. Ia jadi kesal, hingga terbersit ide untuk membalas Kyuhyun.
“Ya, seperti yang kau lihat. Aku harus menarik Jonghyuk sunbaenim lalu menciumnya dengan agres—”
“YA! Siapa yang mengajarimu melakukan itu, HAH?!” wajah Kyuhyun yang pucat sudah kembali berubah warna jadi merah muda, seperti yang terlalu banyak ditaburi perona pipi.
“Kau.”
“Apa?!”
“Yang mengajariku melakukan itu. Kau, siapa lagi?”
Lagi-lagi Kyuhyun dibuat kehabisan kata-kata. Sooyoung berhasil membalasnya.
Tapi tentu saja Kyuhyun tidak akan begitu saja dijuluki si lidah tajam jika ia tidak bisa membalas ucapan Sooyoung. Dan pengecualian untuk gadis itu, bukan kalimat tajam sarat sarkasme yang akan Kyuhyun lontarkan.
“Ya, kau benar, Sayang. Kau seharusnya berterimakasih padaku.”
Mendengar itu, Kyuhyun yakin Sooyoung kini tengah memutar bolamatanya dan mengatakan sesuatu seperti ‘Yang benar saja!’.
“Ngomong-ngomong, aku juga bukan hanya seorang God kisser, loh. Aku bisa mengajarimu yang lain juga. Asramamu sedang kosong tidak? Atau kau mau kujemput kemari? Kupikir hyungku tidak akan protes mendengar suara-suara—”
“Iblis mesum!”
“Aku belum selesai, Choi sarang. Apanya yang mesum dari bermain monopoli? Hyungku tidak akan marah hanya karena mendengar suara dadu dikocok.” Kyuhyun menyeringai puas. Dapat dibayangkan gadisnya itu tengah merona menahan malu, ia bahkan bisa mendengar umpatan-umpatannya.
“Sialan kau!”
“Aku juga mencintamu, Sayang.”
Kyuhyun tertawa keras setelah Sooyoung menutup teleponnya tanpa mengatakan apa-apa lagi selain menggeram emosi. Selalu berakhir seperti ini. Ia akan menggoda gadis itu dan pacarnya itu akan melarikan diri karena malu. Ia selalu suka kegiatan ini, terlebih lagi jika ia dan Sooyoung berhadapan secara langsung. Kyuhyun akan mengantisipasi untuk melihat kilatan-kilatan malu dan kesal dari mata gadis itu.
Plak!
Tawa Kyuhyun berhenti begitu satu geplakan mendarat di puncak kepalanya. Saat mendongak, ia menemukan Sungmin dengan piyama merah muda menusuk mata tengah berkacak pinggang.
“Ya, Lee Sungmin! Neo micheoso!” umpat Kyuhyun sembari mengusap puncak kepalanya.
“Ini tengah malam, kau berteriak kesetanan, lalu tertawa-tawa sendiri. Menurutmu, siapa yang gila?” balas Sungmin tajam. “Kembali ke kamarmu dan jangan buat keributan sebelum jam delapan pagi!”
Kyuhyun mendesis kesal sebelum beranjak ke kamarnya sendiri.
Sungmin menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia mulai setuju dengan pendapat orang-orang jika cinta adalah masalah kejiwaan yang serius. Ia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri hal itu menimpa Kyuhyun, dan tinggal menunggu sampai ia sendiri yang mengalaminya.
Sungmin bergidik. “Setidaknya, jika aku jatuh cinta, aku tidak akan berteriak karena cemburu di tengah malam lalu sepuluh menit kemudian tertawa-tawa kegirangan.”
Well, Lee Sungmin, siapa yang tahu, kan?
KKEUT!
^^
Catatan :
Halo, ini miichan ^^
sebenernya ini FF lama, sekitar Agustus tahun lalu selesai saya buat. Saya pernah kirim juga ke KSI, tapi kayaknya waktu itu ada satu dan lain hal jadi ff ini ngga sempet di posting, dan saya lupa terus mau konfirmasi. Ff ini juga udah saya posting di blog pribadi saya, beberapa mungkin ada yang udah baca, tp saya yakin sebagian besarnya belum. Jadi saya memutuskan buat ngirim lagi ff ini ke KSI. Semoga kali ini bisa diposting, ya. Hhehe
Eh, sebelumnya, ada yg bingung gak sama blind date-nya Kyu? Itu loh waktu WGMnya Leeteuk, Kyu kan ikut blind date gitu sama ming, hyuk, hae. Emang udah lama banget timelinenya, tapi apa daya idenya telat muncul, dan suka aja ngebayangin soo cemburu. Apalagi panggilan ‘Choi sarang’, kyaaa~ ngebayangin kyu manggil soo begitu *fainted*
Yang mau ngobrol-ngobrol soal kepenulisan, spazzing tentang Kyu atau Suju atau Luhan atau Minseok, atau ngobrol-ngobrol random sampe belajar bahasa Prancis, bisa ajak saya lewat twitter atau facebook. Beberapa udah ada yang menyapa saya, dan saya seneng banget punya banyak temen baru ^^
Sekali lagi, makasih banyak yaaaaa~ seneng banget tau kalau tulisan saya ada yg baca. Hehehe…
Sampai nanti.
Sincerely,
Miichan
p.s. saya selalu nyelipin beberapa pesan di tiap tulisan saya, semoga bisa sampai ke kamu semua yang baca, ya ^^

[Teaser] You and Me, Forever!
(TEASER) – You and Me, Forever !!
Hello temen-temen!!
Ini fanfiction series pertamaku lohhhh . hehe maaf kalo banyak typo, kurang joss, agak nggantung (yahh namanya juga pemula hehe XD) . Gak muluk-muluk lagi deh akuu , langsung aja yahhhhh J
Berikut teaser nya >
Main cast : . Cho Kyuhyun
. Choi Sooyoung
Other cast : . Cho family (ahra, eomma , appa)
. Choi family ( C. Siwon, C. Minho, eomma & appa)
Rating : G
Genre : Family, School
Length : TEASER
Author : https://twitter.com/VitaFP
SOO POV
Aku adalah gadis yang bernama Choi Sooyoung anak ke dua dari keluarga Choi. orang-orang di sekitarku memanggil aku younggie, soo , choi ahhh sudah terserah yang penting itu namaku . Aku memiliki keluarga yang sangat aku sayangi yaitu appa , eomma , oppaku Siwon yang sekarang menjadi tangan kanan appaku di perusahaan Hyundai Corp , dan dongsaengku laki-laki bernama minho yang beda dua tahun dari ku . Sekarang aku masih sekolah di SHS Seoul 1 bersama minho , aku kelas 3 dan minho kelas 1 .
*——-*
“yakkkk . dongsaengku ireonaaaaa !! “ teriak siwon yang di acuhkan adiknya yang masih berada di alam mimpi .
*———-*
KYU POV
Aku adalah cowok muda yang paling tampan di keluarga ini haha. Aku anak kedua dari keluarga Cho, namaku adalah Cho Kyuhyun panggil aku kyu atau kyuhyun saja. Aku hidup di keluarga yang amat aku sayangi yaitu eomma, appa, dan nonna ku Cho Ahra yang sekarang ini menyelesaikan kuliahnya di Jepang. Entah kenapa saat di rumah aku sering merasa kesepian saat di tinggal nonnaku pergi *hiks , secerewet apa pun dia , ahra nonna jeongmal bogoshipoyoo …..
*———–*
Hmmmmm
Gimana? Penasaran? Atooo hancurkah teaser ku ?? wkw
Jangan bosen dulu cerita awalnya yahhhh J
Harap comment yah reader, biar aku tau yang mana yang kurang ..
Khamsaaaaaa
