Title : Not Athena
Presented by : nrfaa
Genre : Sad, Friendship || Length : Oneshot || Rating : PG-16 || Cast : Kyuhyun, Sooyoung, and other
Note : Hiyaaa, nrfa bawa ff lagi. No coment aja deh, soalnya ini ff rada gaje. Kalo mau protes entar aja setelah baca lewat comment ya XD
Happy Reading ^^
**
Seorang gadis tengah sibuk menempelkan beberapa hasil karya tangannya yang berupa gambar-gambar sketsa sosok seorang dewi. Dewi yang berasal dari mitologi Yunani itu benar-benar mengalihkan separuh hidupnya. Dewi yang menurutnya merupakan cerminan dari kepribadiannya. Gadis itu terlalu mencintai dewi yang dijuluki sebagai dewi kebijaksanaan itu, Athena.
Bahkan dengan terang-terangan, seseorang yang amat ia kenal pernah mengutuknya gila lantaran gadis itu selalu mengutamakan hal yang berkaitan dengan sang dewi, tanpa gadis itu sadari justru karena itulah ia menyakiti dirinya sendiri.
Bunyi derit engsel pintu kamar gadis itu telah berhasil mengalihkan kegiatan yang tengah ia kerjakan, sampai gadis itu mendapati wajah jengkel sahabatnya tepat di muka pintu.
“Yak! Soo Young, apa kau tak bosan menempel gambar-gambar seperti itu, hah?”
Gadis yang dipanggil Soo Young itu hanya bisa mendengus kasar, karena pertanyaan itu selalu terlontarkan dari belah bibir sahabatnya yang seorang namja. “Jangan tanya seperti itu padaku tuan Cho, kamarmu juga penuh dengan gambar mitologi game.”
“Yak! Tapi gambar-gambar di kamarku masih dapat dihitung. Coba lihat ini, bahkan warna kertas dindingmu saja sudah hampir tertutupi.” Namja itu merebahkan dirinya dengan kasar di atas ranjang berukuran queen size milik Soo Young.
“Hampir bukan berarti penuh Tuan Cho. Jika dinding disini sudah penuh, mungkin aku akan menitip gambar dewi Athena-ku di kamarmu.”
“Tsk, itu tidak akan pernah terjadi.” Balas namja yang di panggil Kyu Hyun itu, namun sekali lagi Soo Young hanya tersenyum kecut. “Bukankah aku sahabatmu? Kenapa tidak ada satu pun fotoku diantara puluhan gambar itu?”
“Athena adalah dewi, sedangkan kau bukanlah seorang dewa yang memiliki keajaiban, melainkan setan kurang ajar.”
Kyu Hyun terkekeh kecil melihat raut wajah memuakan Soo Young, gadis itu sedang berusaha menatap Kyu Hyun dengan tajam, dan itu semakin membuat Kyu Hyun mendelik jijik.
“Jika kau memuja Aphrodite, mungkin aku akan mentolerirnya. Bisa jadi aku juga akan ikut memuja dewi kecantikan itu, dia dewi yang penuh sensualitas, aku menyukai itu.”
Soo Young terkekeh geli mendengar pernyataan sahabatnya. “Dasar mesum,”
“Hey, aku betul bukan?”
“Yak! Apa tipe gadismu juga begitu? Tsk, kau tidak tahu ‘kan kalau dia sangat terkenal karena perselingkuhannya? Sungguh disayangkan tuan Cho,”
“Setidaknya aku tidak menyukai Athena-mu, dia itu perawan tua sama sepertimu!” ejek Kyu Hyun dengan kekehan gelinya, Soo Young hanya mendengus kesal.
“Yak! Aku hanya ingin menjaga kesucianku sampai menikah nanti. Sudahlah, pergi sana. Percuma saja aku berdebat pada orang yang tidak tahu apa-apa tentang mitologi Yunani sepertimu.”
Kyu Hyun memandang senggit Soo Young. “Kau mengusirku?”
“Nde, aku mengusirmu.”
***
Kaki jenjang Soo Young terus menyusuri setiap sudut tempat di Universitas Kyung Hee. Matanya terus menelisik tajam menatap setiap bangun bergaya Yunani kuno itu melalu lensa kameranya. Di sinilah tempat favoritenya selama akhir pekan. Terkadang ia juga di temani oleh Kyu Hyun, lantaran Kyu Hyun yang lebih tahu seluk beluk kampus itu karena Kyu Hyun kini masuh terdaftar sebagai mahasiswa aktif disana. Dan sekarang mereka sedang berjalan beriringan.
“Yak! Soo, apa kau memakai minyak itu lagi? Tsk, dasar bayi tua.” Kyu Hyun mulai mengejek Soo Young, setelah ia menghirup wewangian minyak zaitun mulai menguar dari garis tubuh Soo Young.
“Lagi-lagi kau tidak tahu apa-apa Kyu. Minyak itu sangat bagus untuk kelembaban kulit. Lihat saja gadis-gadis di Yunani sa–“
“Ini Korea pabo, bukan Yunani. Kemarin kau baru saja memakai masker yogurt madu, berhenti melakukan kegiatan aneh itu di Korea. Jika kau masih melanjutkan hal-hal aneh itu, lebih baik kau tinggal di Yunani sana.” Ucap Kyu Hyun dengan kesal yang jelas membuat Soo Young mempoutkan bibirnya lalu meniup kencang poninya yang menggantung indah di depan matanya.
“Kau benar Kyu, bulan depan aku akan mulai tinggal di Yunani.” Kata Soo Young membuka suaranya, sontak membuat Kyu Hyun menoleh ke arah Soo Young, menatapnya dengan penuh tanya.
Soo Young berusaha menyangkal seolah ia tahu apa yang sedang sahabatnya itu pikirkan. “Aniya, aku kesana bukan untuk berlibur Kyu. Aku akan melanjutkan studi masterku disana.”
Kyu Hyun seperti menahan derak tawanya yang ingin menyembur keluar, tatapan mengejeknya terus tergambarkan. “Nona Choi, sungguh demi apapun, candaanmu sama sekali tidak lucu.” Sembur Kyu Hyun bersamaan dengan tawa gelinya itu.
Soo Young langsung menatap Kyu Hyun dengan tajam seolah menggambarkan keseriusan dalam omongannya
Kyu Hyun menatap Soo Young dengan sendu, terkadang dari kedua bola matanya tersiratkan rasa tidak rela untuk membiarkan gadis itu pergi. Bayangan-bayangan Soo Young pergi pun sudah mulai menghantui pikirannya, bagaimana bisa dia hidup tanpa gadis itu setelah bertahun-tahun mereka selalu bersama? Terdengar sangat mustahil untuknya. Tapi bukankah sekolah di Yunani sana impian gadis itu?
“Selamat Soo Youngie. Akhirnya kau bisa pergi kesana juga,” ucap Kyuhyun meskipun dari perkataannya masuh terdengar seperti tak rela.
“Waktu kita hanya tersisa sebulan, apa yang akan kita lakukan?”
“Nikmati saja waktu yang tersisa. Selama disana, kemungkinan besar kau akan merindukanku. Atau sekarang kau bisa mulai memotretku sebagai kenang-kenangan.” Ucap Kyu Hyun dengan sifat narcisme yang mulai menguar, membuat Soo Young terpaksa menahan rasa muaknya.
“Tsk, aku tidak mau memotret meneken mayat sepertimu, terlalu kaku.”
“Mwoya? Assa, nan gwenchanayo. Masih banyak gadis yang mencintai meneken mayat seperti ini, setidaknya itu menunjukan kalau aku masih laku daripada kau perawan tua.”
Soo Young memandang Kyu Hyun dengan sengit lagi, “Umurmu sebentar lagi 26 tahunkan? Kau juga lebih tua 2 tahun dariku dan ingat! Kau juga perjaka tua, Cho Kyu Hyun.”
***
Sudah hampir 2 hari berturut-turut Soo Young tak juga keluar dari kamarnya, pintunya pun kini terkuci rapat seolah tidak membiarkan seorangpun masuk ke dalam wilayahnya. Soo Young juga baru saja melewatkan hari istimewa Kyu Hyun kemarin, padahal tahun-tahun sebelumnya Soo Young tidak membiarkan Kyu Hyun mehabiskan hari istimewanya tanpa Soo Young.
Kyu Hyun kini tengah berdiri tepat di depan pintu kamar Soo Young, kepalanya sedikit memutar ke belakang, menemukan orang tua Soo Young sedang menatapnya dengan harap-harap cemas.
“Lakukan,” desis tuan Choi.
Tok –tok –tok..
“Soo, ini aku Kyu Hyun.” Kata Kyu Hyun tanpa ada sautan dari orang yang Kyu Hyun panggil.
“Nan gwenchanayo? Kau sudah berada di kamarmu selama 2 hari, kau juga belum makan Soo. Ayolah keluar.” Kyu Hyun berusaha membujuk Soo Young deengan nada memelas, dan itu bukanlah tipe seorang Cho Kyu Hyun. Namun harus bagaimana lagi, demi sahabatnya yang terus mengurung diri selama 2 hari itu.
“Apa kau juga tidak berniat mengucapkan selamat ulang tahun padaku? Apa kau melupakan hari ulang tahunku? Soo keluarlah.”
Drrt –drrt…
Ponsel yang berada di saku celana Kyu Hyun bergetar, menunjukan sebuah pesan baru saja masuk.
From : 공주
Tinggalkan aku, aku ingin sendiri!
Pikiran Kyu Hyun kini berkelut, memikirkan berbagai hal yang sedang terjadi pada Soo Young. Benar, Soo Young butuh waktu untuk sendiri.
“Eomonim abonim sangat mencemaskanmu Soo. Kumohon, jangan terlalu lama berdiam di kamar. Jika kau sudah merasa tenang ceritalah padaku.” Kata Kyu Hyun penuh dengan harap.
Kyu Hyun berjalan mundur, menatap kedua orang tua Soo Young dengan tenang seolah kedua mata Kyu Hyun berkata Soo Young akan baik-baik saja. “Biarkan dia sendiri, dia baik-baik saja.”
Kyu Hyun beranjak pergi dari hadapan orang tua Soo Young, menuruni barisan anak tangga dengan perlahan. Pikiran namja itu kini sedikit mengabur, beberapa pertanyaan tentang Soo Young mulai menyarang dalam benaknya.
“Kyu,” teriak seeorang ketika Kyu Hyun baru saja keluar dari gerbang rumah Soo Young, dan itu berhasil membuat pikiran Kyu Hyun kembali fokus. Yang kini Kyu Hyun tangkap dari kedua matanya hanya seorang namja yang sedang tersenyum ramah menyambutnya.
“Hyung, ada apa kau kesini?” tanya Kyu Hyun dengan datar.
Namja itu tersenyum geli melihat sambutan tak sopan dari dongsaengnya. “Kau marah karena aku tidak mengucapkan selamat untukmu?”
Kyu Hyun hanya diam memandang hyungnya itu dengan sengit.
“Nde, aku tidak bisa lama-lama. Aku akan pergi ke LA.”
“Mwo? Kau tidak sedang bercanda ‘kan hyung?”
“Aniya, aku bosan disini.”
“Tsk, bilang saja kalau gadis-gadis disini sudah tidak ada yang menarik lagi.”
“Kau salah, seorang gadis baru saja menarik perhatianku.”
“Nuguya?”
“Aku tidak tahu,” balas pria dihadapan Kyu Hyun dengan polosnya.
“Tapi kau berhasil mencurinya, iya kan? Brengsek!”
“Yak! Apa yang kau katakan, aku ini lebih tua darimu Cho Kyu Hyun!” sergah pria itu.
Keduanya masih saling bergelut dengan candaan-candaan, tanpa mereka sadari ada seseorang yang memandang keduanya dengan penuh kebencian, terkadang orang itu mendesiskan umpatan yang memang harusnya ia sembur ke salah satu namja di luar sana.
***
(Backsound : Skyscraper – Demi Lovato)
Soo Young’s POV
Kutatap langit berwajah kelam di atas sana yang tegah sibuk menjatuhkan beribu-ribu liter kubik tetesan air hujan. Rasanya langit benar-benar menndukung keheningan yang tersingkap dalam ruang ini, dan mendukung segala kutukan yang telah Athena jalankan untukku. Tapi, apakah Athena juga akan mengutukku sebagaimana kutukan yang ia lancarkan untuk sang Medusa?
Demi, Athena. Tanpa kau turunkan kutukan itupun aku akan tetap dipandang jelek, saat mereka yang di luar sana tahu jika aku tidak mampu mempertahankan mahkotaku untuk suamiku kelak. Tapi hal itu tidak seperti apa yang aku inginkan, sampai akhirnya hal itu benar-benar terjadi… padaku karena seseorag berhasil ‘mencuri’-nya dariku.
Aku tidak tahu bagaimana reaksi eomma dan appa jika mereka mengetahui anak gadisnya sudah tidak suci lagi. Aku tidak tahu bagaimana reaksi sahabatku, orang yang aku cintai yang kelak aku harapkan menjadi suami masa depanku tahu jika aku tidak bisa menjaga kesucianku untuknya, Kyu Hyun. Aku tidak bisa menjadi seperti Athena lagi, aku lebih terdengar seperti Aphrodite, sang dewi yang namja itu idam-idamkan.
Ku tadahkan telapak tangan kananku tepat di bawah rimbunan air hujan. Tapi, belum sempat setitik air hujan menyentuh telapak tanganku, perutku seperti terasa ingin meledak. Kuangkat kedua kakiku menuju kamar mandi, berdiri tepat di depan wastafel. Berusaha mengeluarkan sesuatu yang terus meledak-ledak di dalam perutku. Namun nihil. Hanya cairan enzim yang terjatuh di atas wastafel seiring kucuran air yang baru saja kubuka dari keran.
Apa aku salah makan? Aniya, terakhir aku makan saja tadi pagi, dan sekarang sudah memasuki senja. Kalender meja yang terpatut indah di dekat laptopku setelah keluar dari kamar mandi, entah kenapa kini terasa begitu menarik untuk ku lihat. Ku bolak-balikan lembar kertas kalender, hampi setiap bulan selalu ada tanda berwarna merah. Tunggu.. Ini sudah lewat 1 minggu lebih dari masa haidku. Aku terdiam mematung di tempatku, rasanya aku belum sanggup bergerak seinci pun lantaran otakku masih mencerna semua ini.
Kuraih jaket hoodie yang tersampir di belakang pintu setelah terbesit suatu kemungkinan. Melangkahkan kedua kakiku menuju bagasi, bergegas pergi kesuatu tempat untuk menunjukan bahwa perkiraanku teramat salah. Sepertinya air mataku turut mendukung rasa ketakutan yang mulai membalut dalam hatiku, kemungkinan itu bisa saja terjadi tapi aku tidak menginginkan hal itu. Kutarik gas, berusaha menembus derasnya air hujan.
***
Kyu Hyun’s POV
Kulawan arus deras air hujan yang menghantam permukaan payung yang tengah kugenggam. Kakiku melangkah menuju pintu rumah yang bersebrangan dengan rumahku, rumah Soo Young. Eomma baru saja memberitahu kalau kedua orang tua Soo Young sejak tadi siang pergi ke Australia untuk menjenguk Soo Jin noona yang dirawat di sana. Aku hanya ingin memastikan bahwa keadaannya baik-baik saja, lagi pula sejak hari itu aku tidak dapat melihat wajahnya dengan lamat.
Melihat rumah ini yang teramat sepi, aku merasa sangsi untuk anak gadis sepertinya. Bagaimana bisa dia mau di tinggal seorang diri di dalam rumah besar seperti ini, bahkan ketika eomma Choi menyuruhku menemaninya saja dia masih enggan.
Pintu berwarna soft pink kini sudah berada di hadapanku, itu pertanda bahwa aku sudah berada tepat di depan kamarnya. Tanganku sejak tadi sudah terangkat untuk membuka pintu ini, sepertinya itu memang kebiasaanku jika masuk ke dalam kamarnya, tapi kali ini berbeda, tanganku justru mengetuk pintu soft pink itu. Namun nihil, tidak ada jawaban sedikit pun dari dalam, bukannya tadi Soo Young sudah pulang? Tidak mungkin ia tidur saat menjelang malam hari seperti ini.
Kuberanikan tanganku untuk menarik kenop pintu. Kedua mataku seperti menemukan hal yang janggal ketika memasuki kamarnya.
“Soo Young,”
“Soo Young,”
Ini seperti bukan kamar Soo Young yang ku kenal, kamar Soo Young pasti akan terus di penuhi dengan berbagai hal tentang Yunani, bahkan kali ini tidak ada satu pun gambar dari wujud Dewi Athena. Ada apa ini? Wewangian yang selalu kuhirup ketika memasuki kamar ini, sekarang aku tidak menemukannya. Bohong jika aku tidak menyukai wewangian minyak zaitun, bahkan wewangian itulah yang membuatku merasa tenang dan nyaman berada di kamar ini.
“Soo,” panggilku lagi sambil terus menjelajah isi kamarnya.
Sesuatu kini tengah mengganjal di telapak kakiku, tunggu?
“Apa ini?”
Batangan putih? Ada dua garis merah? Testpack? Milik siapa ini? Kudengar suara seperti tumpahan air berasal dari kamar mandi. Pintu kamar mandi yang semulanya memang tidak di tutup kini telah terbuka lebar lantaran aku membukanya, menunjukan seorang gadis tengah menenggelamkan dirinya di atas bathup dengan air yang terus menguar.
“Soo Young?”
***
Author’s POV
Kini Soo Young sudah tergeletak lemas di atas lantai, Kyu Hyun dengan sedikit basah setelah ia menarik keluar Soo Young, kini berusaha memompa perut milik Soo Young. Kyu Hyun terus menggumamkan nama Soo Young dengan nada khawatir, ketika melihat Soo Young belum juga memberikan reaksi.
Tidak lama kemudian, kedua mata milik Soo Young tengah berusaha terbuka. Begitu terlihat lemah.
“Soo Young,” desis Kyu Hyun langsung mendekap Soo Young dengan erat. “Apa yang kau lakukan? Hah? Apa kau sudah gila?” teriak Kyu Hyun dengan kesal.
Soo Young sama sekali tidak merespon Kyu Hyun dengan kata-kata, hanya beberapa bulir air mata yang kini memenuhi kedua matanya. “Uljimma, aku tidak akan menyakitimu. Kita masih sahabat bukan? Ceritakan padaku Soo,” ucap Kyu Hyun dengan lirih, tanpa ia sadari air matanya juga ikut menuruni pipi namja itu.
Tangan lemah milik Soo Young kini terangkat menuju pipi Kyu Hyun, mengusap bulir air mata yang sudah membasahi pipi Kyu Hyun.
“Kyu, now I’m your Aphrodite.”
“You ain’t Aphrodite, Soo. You’re still my Athena.”
“Aku tidak bisa menjaganya untukmu Kyu. Aku… hamil.” Kyu Hyun terkekeh geli seolah serangkaian kata yang barusan keluar dari sela bibir Soo Young hanya bualan kecil milik Soo Young. Tapi nyatanya, batangan kecil yang diberi nama testpack itu adalah bukti dari kenyataan yang ada.
“Apa itu yang membuatmu seperti ini?”
“Ini salahku Kyu.” Ucap Soo Young begitu sendu. Tak lama berjeda, Soo Young tersenyum kecil dengan tangan yang terus mengusap pipi kiri Kyu Hyun.
“Aku tidak bisa menuntut keadaan lagi. Bahkan kenyataan sama sekali tidak berpihak padaku. Aku berbohong jika sekarang menjadi Aphrodite. Aku seperti sang Medusa, kutukan itu menjadi buah di rahimku. Aku benci kenyataan itu.” Soo Young memukul pelan perutnya yang masih terlihat datar, mungkin dalam waktu 2 bulan lagi bentuk dari perut itu akan kian berubah. Kyuhyun menarik tangan sooyoung yang masih memukuli perutnya.
Kyuhyun menggenggam erat tangan Sooyoung, kedua matanya menatap tajam kearah bola mata Sooyoung. “Kau salah jika kau berkata kehamilanmu adalah sebuah kutukan. Kau salah Soo! Tuhan lebih cepat mendatangkan kehamilan lantaran Tuhan mempercayai bayi ini kepadamu. Aku mohon, jangan pernah kau berpikiran yang tidak–tidak.”
“Menikahlah denganku, biar aku yang menjadi ayah dari anakmu Soo.”
END
Note again : Kyaaa, rada gaje kan. Oke silahkan kalo mau keluarin unek-uneknya, makasih buat yang udah RCL :*
