Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all 1445 articles
Browse latest View live

[Oneshot] When Love Is Hiding

$
0
0

Judul : When Love Is Hiding

Length : Oneshot

Rating : PG-15

Genre : Romance

Author : Syiwa

Cast : Find it by your self!

Note : Hello! Ini fanfiction pertamaku, maaf kalau misalkan masih jelek ._.v masih belum ada pengalaman soalnya. Sebenernya ini bukan fanfiction murni buatanku, ini diambil dari komik jepang yang pernah kubaca tapi cast-nya diganti jadi Kyuyoung. Jadi mungkin ada beberapa diantara kalian yang pernah membacanya. Maaf kalau banyak typo. Aku rasa udah cukup untuk perkenalannya, so let’s read! RCL ya!

.

.

.

Saat bulan purnama tiba, jika sepasang kekasih berciuman di ruang auditorium lama, maka cinta mereka akan abadi. Itulah satu dari tujuh mitos cinta di sekolahku. Dan harapanku, dengan mempercayai mitos tersebut, semoga suatu saat nanti, aku bisa bersama orang yang kucintai.

-When Love Is Hiding-

Saat jam istirahat tiba, kuhabiskan separuh waktuku di kantin, seperti halnya yang kulakukan sekarang. Saat ini, aku, Yoona dan Donghae-para sahabatku sedang berada di kantin. Aku sibuk dengan susu stroberiku sedangkan Yoona dan Donghae sibuk berduaan. Huh, menyebalkan memang jika di sebuah persahabatan terjalin sebuah percintaan.

“Sooyoung-ah, apa kau sudah mendengar kabar jika ruang auditorium, ruang yang paling kau puja itu akan dibongkar?” Aku langsung tersedak sesaat setelah Yoona berbicara.

“MWO?! Bagaimana bisa? Kau dapatkan info ini dari mana?” Sepertinya teriakanku mengalihkan seluruh pasang mata ke arahku, alhasil aku harus membungkuk tanda meminta maaf.

“Pelankan suaramu Soo-ah, kau tak ingin mereka menatap tajam ke arah kita lagi bukan?” Donghae memberitahuku setengah berbisik. Aku tak memedulikan ucapan Donghae dan kembali terpusat dengan ucapan Yoona.

“Yoong, kau tahu dari mana?”

“Tadi pagi, ada yang menempelkan sebuah pengumuman di mading. Lalu..”

Tanpa memedulikan ucapan Yoona lagi, aku segera bergegas menuju mading. Kubaca pengumuman satu persatu dan.. Bingo!

PENGUMUMAN

Karena sudah tua, maka ruang auditorium lama akan dibongkar pada awal tahun baru.

Dari: Kepala Sekolah

Mwo?! Hanya karena sudah tua?! Aku tidak terima. Padahal di sana ada mitos cinta yang sangat romantis. Segera kudatangi ruang kepala sekolah untuk meminta penjelasan atas semuanya.

“KEPALA SEKOLAH! KEPALA SEKOLAH!” Aku terus berteriak dan menggedor pintu ruangan yang tidak kunjung dibuka.

“YA! Kepala sekolah, aku ingin bicara padamu!” Tiba-tiba saja, sebuah jitakan jatuh tepat di atas kepalaku.

“Ya! Appoyo..”

“Choi Sooyoung! Apa-apaan kau?!” Omo! Song songsaenim, guru terkiller seantero sekolah.

“Hhmm.. Ti-tidak songsaenim. Annyeong songsaenim.” Aku langsung pergi setelah sebelumnya membungkukkan badan tanda hormat. Apa yang harus kulakukan sekarang agar ruang auditorium tidak dibongkar?

“Menyerah sajalah Sooyoung-ah..” Ujar Yoona saat aku menceritakan kejadian saat di ruang Kepala Sekolah tadi, well sebenarnya bukan di ruang Kepala Sekolah hanya di depan ruangannya saja.

“Kalian tidak keberatan?! Padahal ada mitos romantis begitu! Kakakku melakukannya dan bisa menikah berkat mitos itu.” Aku sedikit geram karena diminta untuk menyerah, padahal tidak ada kata ‘menyerah’ dalam kamus Choi Sooyoung.

“Tapi kamu tidak bisa bertemu Kepala Sekolah, kan? Percuma saja..” Sekarang Donghae sudah ikut-ikutan yeojachingu-nya. Aish! Kadang mereka kalau kompak kelewatan.

“Tidak apa! Aku tidak akan menyerah!” Ujarku sambil berlalu keluar kelas. Tapi saat aku di ambang pintu..

“Sooyoung! Awas!”

“Wa?!” Buk. Aduh, hidungku.

“Mi-mianhae.” Saat kurasakan, ada sepasang tangan yang melingkar di pinggang rampingku. Sesaat aku memejamkan mata, tapi saat aku membuka mata.. Omo! Apakah dia benar seorang manusia? Tapi mengapa wajahnya menyerupai seorang malaikat? Deg. Dia sangat… Tampan. Tapi, belum puas aku mengagumi wajah tampannya, aku sudah ditarik oleh Yoona. Huh, perusak suasana saja!

“Maaf, dia tidak sengaja!”

“Tolong dimaafkan ya! Hei, cepat minta maaf!” Huh, dasar mereka kelewat kompak. Sampai disaat seperti inipun, mereka-Donghae dan Yoona sangat kompak untuk merecoki-ku. Huh, sebal! Lagipula apa mereka tidak dengar jika aku tadi sudah meminta maaf pada namja tampan tadi.

“Kamu tidak tahu Cho Kyuhyun?! Dia itu namja seram tahu! Menurut info yang beredar, katanya waktu Junior School dulu, dia pernah bikin seribu orang masuk rumah sakit!” Mwo? Apakah dia seseram itu? Tapi kenapa wajahnya bak malaikat?

“Karena masa lalunya begitu, para guru juga angkat tangan.” Hah? Berarti aku sedang berhubungan dengan orang terseram seantero sekolah? Bahkan keseramannya di atas level dari Song Songsaenim. Ottokhae?! Lagipula, mau apa orang seseram itu di kelasku?!

“Ada yang bernama Choi Sooyoung?” Ch-choi Ss-Sooyoung? Itu.. Sepertinya dia menyebutkan nama itu.

“Soo.. Kau dipanggil olehnya.” Yoona setengah berbisik padaku. Dengan keringat dingin bercucuran di pelipisku-berlebihan memang, aku mengangkat tanganku.

“Ah.. Aku!”

“Kamu, ya?” Wajahnya datar sekali.

“Iya, aku.”

“Ikut aku.” Gawat. Ikut dengannya katanya? Kemana? Mau apa?

Aku mengikutinya dari belakang, tidak berniat untuk mensejajarkan langkah, sembari sibuk menerka-nerka aku akan dibawanya kemana. Saking sibuknya dengan pikiranku, aku tak sadar bahwa aku menabrak punggung orang di hadapanku, Cho Kyuhyun.

“Appoyo..” Ujarku sambil mengusap-usap kepalaku. Dia tak memedulikanku dan tetap berjalan memasuki perpustakaan.

“Nih, tadi Kepala Sekolah menitipkan ini padaku.” Ujarnya saat kami sudah terduduk di salah satu bangku di perpustakaan. Sebuah surat? Dari Kepala Sekolah?

“Bagaimana bisa Kepala Sekolah menitipkannya padamu?”

“Ya! Bisakah kau sopan sedikit? Aku ini sunbae-mu.” Ujarnya dengan sangaat.. Dingin.

“Waktu mau mengambil kartu anggota perpustakaan, Kepala Sekolah menitipkan itu padaku.”

Kubuka surat itu. Aku hanya menatap kertas itu bingung. Bingung bukan karena aku tidak terima dengan isinya ataupun tak menyangka dengan keputusan dari Kepala Sekolah. Hanya saja, karena.. hhmm sebenarnya aku malu untuk mengakuinya. Hhmm, karena aku tak bisa membaca surat ini. Aku tak mengerti maksud dari surat ini. Memalukan!

“Ehhmm.. Kyuhyun-ssi, ini itu dibacanya apa?” Tanyaku malu-malu. Wajahnya berubah dingin. Aku hanya bergidik ngeri. Ia melirikku tajam.

“Pendapat.” Aku hanya mengangguk kecil.

“Kalau yang ini?”

“Sumbangan.” Aku hanya mengangguk kecil, kemudian bertanya lagi. Well, lebih baik seperti ini daripada aku tidak mengerti maksud surat ini.

“Yang ini?”

“Fasilitas.” Lagi-lagi aku hanya mengangguk kecil. Dengan sedikit malu-malu-mungkin ini sudah kelewat malu, aku bertanya untuk yang terakhir kalinya.

“Jadi maksud dari surat ini apa?” Kuperhatikan perubahan mimik wajahnya. Sama saja, tetap datar. Berarti dia tidak sebal atau marah padaku kan karena aku terlalu banyak bertanya. Tapi, sedetik kemudian wajahnya berubah merah padam. Dan dalam bayanganku, dari langit terdengar suara guntur yang sangat besar. Ggrr!!

“DUDUK!”

“Kyaa! Aku mau disiksa!” Bug. Dia menaruh beberapa buku tebal di hadapanku. Sepertinya kamus.

“Kamus ya, kukira senjata tajam. Huft..” Aku begumam sekecil mungkin, agar si Cho Kyuhyun seram itu tak mendengarku.

“Buka kamusnya, dan jangan tanya-tanya lagi.” Perintahnya dengan sedikit kejam, seperti yang biasa ia lakukan padaku. Kubuka salah satu kamus yang bertuliskan ‘Inggris-Korea’.

“Ya! Salah! Bukan kamus yang itu! Tapi yang ini.” Kulihat cover buku yang diberikannya. ‘Kamus Besar Bahasa Korea’. Apa sebegitu bodohnya aku ya, sampai-sampai untuk mencari kamus yang benar saja aku tidak tahu. Ppabo-ya Choi Sooyoung!

“Dasar.. kenapa aku mesti membantumu.” Gumamnya. Aku hanya menatapnya heran bercampur bingung. Bagaimana bisa manusia yang terkenal seram seantero sekolah ini membantuku. Dalam hal memalukan pula! Aish! Kalau diperhatikan, sebenarnya Kyuhyun itu tidak seram. Mata almond-nya yang selalu menatap tajam itu memberikan kesan cool pada dirinya. Mungkin banyak yang mengira Kyuhyun itu orangnya yang kejam karena ia selalu menatap orang dengan pandangan sinis dan bersikap acuh pada sekelilingnya.

“Karena kau sangat menyukai auditorium itu, buatlah auditorium itu menjadi tempat yang nyaman. Jika bisa melakukannya, akan kami pertimbangkan lagi.” Akhirnya, dia membacakan isi surat itu setelah kurang lebih lima belas menit aku berkutat dengan kamus tanpa hasil apapun.

“Jadi begitu ya..” gumamku.

“Buat jadi tempat yang lebih nyaman ya.. hhmm, ah! Berhubung sebentar lagi natal, akan kuhiasi auditorium itu dengan hiasan natal. Hohoho.” Ah, terkadang aku pintar juga ya.

“Kalau begitu hanya nyaman untukmu saja, kepala stroberi!” Kepala stroberi katanya?! Aku mendengus sebal mendengar ucapannya.

“Habis, auditoriumnya sudah gobrok gitu. Bagaimana caranya biar bagus lagi?” Aku sudah kehabisan akal akan aku apakan auditorium itu. Setidaknya memberikan solusi aku harus berbuat apa.

“Kau kan bisa membersihkannya dulu.”

“Wah, Kyuhyun Sunbae memang pintar!” ucapku sambil bertepuk tangan. Sebenarnya beruntung juga aku bisa kenal dengannya. “Itu karena kau yang Ppabo! Dasar, kepala stroberi.” Stroberi?! Sudah dipuji bukannya terima kasih malah meledek. Huh! Kyuhyun itu bukan seram, tapi menyebalkan!

“Kenapa kau begitu ngotot? Memangnya ada apa dengan auditorium ini?” Seketika mataku berbinar. Aku memang suka sekali menjelaskan pada orang-orang tentang tujuh mitos yang berada di sekolahku.

“Tidak jadi tanya deh.” Lho? Kenapa? Apa karena ekspresi wajahku ini?

“Aku kan belum bicara apa pun. Tidak sopan!”

“Ada mitos, katanya ‘jika sepasang kekasih berciuman di ruang auditorium saat malam bulan purnama, cinta mereka akan abadi’” Jelasku masih dengan wajah berbinar.

“Ck. Buat apa percaya takhayul?” Si Kyuhyun itu hanya merespon dengan wajah dinginnya. Lagi-lagi aku mendengus sebal. Entah hari ini aku sudah berapa mendengus sebal seperti ini. “Lagipula jika kau tidak percaya, tidak akan terkabul.” Kemudian ia berlalu keluar perpustakaan. Dengan setengah berlari-untuk menyamakan dengan langkahnya yang terbilang panjang, aku terus mengikutinya.

“Coba saja kau bayangkan. Berkata ‘kita akan bersama selamanya’. Lalu pasangan kita pun berpikiran yang sama, kemudian saling berciuman.” Jelasku-lagi-lagi dengan mata yang berbinar. Kulihat mimik Kyuhyun berubah menjadi, hhmm.. sulit diartikan olehku.

“Ya! Sunbae, mengapa wajahmu berubah aneh begitu?” Well, aku memang anak yang lebih suka berterus terang dari pada harus menutupi. Tapi, setelah aku bertanya seperti itu mimik wajah Kyuhyun berubah menjadi lebih lembut. Dan itu membuatnya menjadi lebih tampan. Omo! Apa kataku barusan? Tampan? Aku pasti sudah gila.

-

Hari ini, aku bertekad untuk membersihkan auditorium itu sampai mengkilat. Hari ini tidak akan ada yang menghalangiku. Saat jam istirahat tiba, cepat-cepat aku langsung menuju auditorium. Tapi saat berada di ambang pintu, Song Songsaenim sudah berjaga layaknya seekor anjing penjaga. Ck. Apa yang harus kulakukan?

“Ekhmm, annyeong Songsaenim…”

“Dilarang masuk ke auditorium! Kau tidak melihat tulisan di sana? Huh?” Cish. Belum selesai aku menyapanya, dia sudah mengusirku. Well, bukan Choi Sooyoung namanya jika hanya begitu saja sudah menyerah.

“Kumohon Ibu Guru Song, izinkan aku masuk.” Ujarku sembari menangkupkan tangan di depan dada. Dengan wajah memelas aku terus berkata itu.

“Pokoknya tidak boleh!” Aku ditendang begitu saja oleh Song Songsaenim. Huh! Menyebalkan. Lihat saja, aku Choi Sooyoung pasti berhasil memasuki auditorium itu dan membersihkannya sampai mengkilat.

Jika jam istirahat tidak boleh, akan kubersihkan saat jam pelajaran. Saat dua jam terakhir, aku izin untuk pergi ke ruangan kesehatan-padahal aku pergi ke auditorium. Aku berjalan mengendap-ngendap sembari memerhatikan keadaan takut-takut ada Song Songsaenim yang selalu melarangku. Setelah melihat keadaan sudah aman, aku kemudian keluar dari tempat persembunyianku-semak-semak.

“Bagus, tidak ada Song Songsaenim.”

Kriet.. perlahan, kubuka knop pintu auditorium. Tap..tap.. eh sepertinya ada seseorang di dalam ruangan. Apa mungkin Song Songsaenim? Saat kubuka penuh pintunya, saat itu juga aku melihat seorang namja sedang membelakangiku.

“Permisi.” Hiy, di sini gelap sekali. Namja itu menoleh dan..

“Kyuhyun Sunbae?!” Kaget. Bagaimana bisa dia ada di sini? Bukankah ini jam pelajaran? Apa mungkin dia membolos? Huft.. terlalu banyak pertanyaan yang berkelebat di pikiranku, lebih baik kutanyakan langsung padanya. “Sedang apa Sunbae di sini?”

“Bolos. Pelajarannya membosankan. Soalnya terlalu mudah untukku.” Huh, sombong sekali dia. Memangnya dia sepintar apa sampai-sampai berkata ‘pelajarannya membosankan’. Huh. “Lagipula, aku peraih nilai terbaik saat Junior School dulu. Kau pasti tidak tahukan?” Cish. Lagi-lagi aku mendengus sebal. Mengapa ada manusia menyebalkan seperti dia?!

Lebih baik aku tak memedulikannya dan memulai pekerjaanku. Pokoknya aku harus membersihkan auditorium ini sampai mengkilap. Dimulai dengan membuka jendela dulu. Karena letak jendela agak tinggi, jadi aku harus menggunakan alat bantu tangga. Kuambil tangga-letaknya dipojok, kemudian aku mulai menaiki tangga itu. Semoga saja tangga ini masih kuat menopang tubuhku. Sebenarnya, aku sedikit khawatir dengan kondisi tangga yang sudah lapuk.

“Oi Oi! Tidak apa tuh?” Kyuhyun meneriakiku ketika aku sedang membuka jendela. Seharusnya, jika ia seorang namja ia yang akan menghandle pekerjaan ini. Huh, dasar tidak gantle man. Lagipula aku sudah terbiasa dengan tempat tinggi, kalau ini sih tidak seberapa.

“Tidak apa. Aku ahlinya tempat tinggi. Aku takutnya sama tempat gelap.. Kyaaa!” Omo! Omo! Jangan, aku tidak boleh terjatuh.

Bruk!

“Aaw.. Appoyo..” Wait, tapi tidak sesakit yang kubayangkan. Kenapa semua pandanganku menjadi gelap? Omo, aku menutup mata ternyata. Ppaboya Choi Sooyoung! Saat kubuka mata, kuharap aku tidak sedang di surga. Surga? Memangnya aku sudah mati? Tapi, kalau aku mati apa mungkin aku masuk surga? Bisa saja aku masuk neraka.

“Berat.” Eh? Berat? Apa mungkin ada malaikat yang menopangku agar aku tak jatuh? Perlahan kubuka mataku. Dan, yang kudapati memang seorang malaikat. Omo! Ini bukan malaikat, tapi iblis berwajah malaikat. Ya, siapa lagi kalau bukan Cho Kyuhyun.

Omo! Aku baru tersadar sekarang. Posisiku saat ini berada tepat di atas Kyuhyun. Aku tak menyangka aku akan menindihnya seperti ini. Jarak antara aku dan dia sangat dekat. Sampai-sampai aku bisa merasakan deru nafasnya. Dengan gerakan cepat, aku bangun dari posisi awalku.

“Eh, kau menangkapku ya? Maaf.”

“Baru sesumbar bilang ‘ahli tempat tinggi’, malah langsung jatuh.” Huh, namja itu pekerjaannya hanya memarahiku saja.

“Gedung ini memang sudah tua. Wajar saja jika memang mau dibongkar kan? Dan kau malah tetap bersikukuh untuk mempertahankannya. Saking sudah tuanya, lantainya juga sudah rusak. Malah ada yang berlubang.” Namja itu terus saja mengoceh. Aku jadi sebal sendiri. Huh, lebih baik aku kembali bersih-besih. Tapi saat aku akan mengambil sapu, tiba-tiba…

“Huwaaa!” Aku masuk ke salah satu lubang. Dan hiy, di dalam sangat gelap dan itu sangat menakutkan. Dengan sigap, Kyuhyun menolongku untuk keluar dari lubang keparat itu.

“Baru juga kubilangi!” Lagi-lagi dia memarahiku.

“Mianhae..” Aku hanya bisa merangkak karena kakiku masih terasa sakit akibat jatuh untuk kedua kalinya. Tapi tiba-tiba saja, Kyuhyun melempar jasnya ke arahku.

“Pakai itu. Rokmu sobek.” Mwo?! Sobek?! Apa tadi dia melihatnya? Jelas saja dia melihatnya, buktinya sekarang ia sedang membantuku memasang jasnya pada tubuhku. Jas itu cukup untuk menutupi rokku yang sobek.

“Ck. Hobimu tuh hanya merepotkanku saja, ya? Dasar Kepala Stroberi.” Stroberi?! Kenapa sih dia senang sekali memanggilku dengan sebutan ‘Kepala Stroberi’? Apa bentuk kepalaku ini menyerupai sebuah stroberi? Kurasa tidak. Atau karena dia tidak mengingat namaku? “Jangan panggil aku ‘Kepala Stroberi’!” Dengusku dengan sebal. Semenjak dekat dengannya sepertinya hobiku akan berubah menjadi ‘mendengus sebal’.

“Stroberi kan imut..” Eh? Imut katanya? Apa dia sedang memujiku sekarang? Kenapa wajahku menjadi memanas? Omo! Omo!

“Jadi, SAMA IMUTNYA DENGAN OTAKMU.” Hah? Aku tak habis pikir dengan ucapannya. Cho Kyuhyun benar-benar menyebalkan!

Tanpa memedulikannya, aku melanjutkan pekerjaanku yang terbengkalai. Sebenarnya kehadirannya di sini sedikit membantu. Walaupun dia hanya duduk manis di pinggir ruangan dan hanya memandangiku yang sedang bekerja keras membersihkan auditorium ini. Kemudian tatapanku tertuju pada satu titik. “Ah, ini…” Aku bergumam kecil, tapi sepertinya suaraku ini masih bisa didengar oleh Kyuhyun.

“Ada apa?” Tumben sekali dia meresponku dengan nada yang lumayan lembut. “Ehhmm.. Lihat dinding ini. Banyak nama pasangan tertulis di sini. Asyiknya. Aku juga ingin bisa menuliskan namaku di sini.”

“Serahkan padaku.” Eh? Apa yang dia lakukan? Dia mengambil sebuah pena dari dalam sakunya kemudian menuliskan sesuatu di dinding itu.

‘Choi Sooyoung..’

Oh, ternyata dia mengingat namaku. Terbukti dengan dia menuliskan nama itu di dinding tersebut.

“Selesai!” Eh? Dengan cepat aku melihat tulisan yang ia buat.

“Hah?!” Aku memasang wajah geram kemudian menatapnya tajam. Bagaimana aku tidak melakukan itu, jika Cho Kyuhyun namja super duper menyebalkan menuliskan tulisan seperti: ‘Choi Sooyoung semoga bisa mendapatkan pacar’

“Apaan tuh, enak saja menuduhku tidak mempunyai pacar. Huh!”

“Tapi, tidak punya kan?”

“Hhmm.. Tidak sih. Menyebalkan!” Huh, selalu seperti ini. Selalu aku yang kalah dalam setiap perdebatan. Kemudian hening menyelimuti kita.

“Tapi, kupikir pasti akan ada orang yang jatuh cinta padamu..” Blush. Seketika wajahku memerah. Apakah mungkin.. “Mungkin, satu dari sejuta orang.”

“Dikit banget!” Huh. Dia benar-benar menyebalkan. Tapi, dia menemaniku di sini hingga larut.

“Well, kurasa sudah waktunya untuk pulang.” Kemudian Kyuhyun Sunbae berlalu, dan keluar auditorium. Tapi sebelum itu..

“Kyuhyun Oppa!” Dia menoleh dengan ekspresi wajah heran bercampur bingung. “Ehhmm.. Apa boleh aku memanggilmu seperti itu?” Ia hanya mengangguk kecil. Ah! Sepertinya aku harus memberinya hadiah karena sudah menemaniku seharian di sini. Aku meraba-raba saku bajuku, tapi tak menemukan apapun. Kemudian aku memegang kucir rambutku. Ehhmm.. Sepertinya aku memberikannya ini saja.

“Ini untukmu.”

“Apa ini?”

“Auditoriumnya seram kan?” Aku berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. Dia hanya terheran. “Biarpun di sini ada mitos romantis, tempat ini menyeramkan juga kan?” Dia hanya mengangguk setuju dan menunjuk kucirku minta penjelasan.

“Hhmm.. Aku senang Kyuhyun Oppa ada di sini. Makanya, ini sebagai tanda terima kasih. Tapi, tidak berguna ya untukmu, ya.. Habis sekarang aku tidak membawa apapun selain ini.” Jelasku sambil mengacungkan kucirku. Tak disangka, Kyuhyun Oppa malah mengambilnya.

“Ayo, cepat ambil tasmu. Nanti gerbang sekolah keburu ditutup.” Ajaknya. Entah perasaan apa ini. Aku merasa sangat… Bahagia.

-

Benar saja dugaanku, kelas sudah sepi dan hanya tersisa tasku saja yang ada di sana. Saat aku sedang merapikan barang bawaanku sembari bersenandung pelan, Donghae dan Yoona pun datang. Oh, aku baru ingat mereka hari ini ada klub drama.

“Eh? Soo, kau masih di sini?” Tanya Donghae padaku. Aku hanya mengangguk kecil.

“Lho? Kenapa dengan seragammu?” Sekarang Yoona mulai berkomentar. “Rokku sobek.” Jawabku terus terang. “Wah, kok bisa.. Hhmm, pinjam bajuku saja. Kebetulan di lokerku ada baju bersih.”

“Iya. Lagipula rumah kalian kan dekat.” Donghae setuju dengan usul Yoona. Well, apa boleh buat. Aku hanya menuruti perintah mereka. Padahal, aku belum ingin mengembalikan jas ini.

Saat berada di tangga, menuju kelas Kyuhyun Oppa, aku bertemu dengannya.

“Kenapa pakai baju itu?” Tanyanya dengan dingin. Seperti biasa.

“Hhmm.. Dipinjami teman. Ini.. Jas Oppa. Gumawo.” Tiba-tiba saja dari belakang, Yoona menarik tanganku.

“Sooyoung-ah, ayo pulang!”

“Ah. Bentar.”

Tapi tarikan tangan Yoona sangat kencang dan mau tak mau aku mengikutinya. Tapi kemudian, Kyuhyun Oppa mengambil jasnya dari tanganku dengan kasar. Sekilas, aku melihat sorot matanya yang tajam dan dingin. Rasanya dia jadi seram.

“Hei.” Aku menoleh sesaat setelah dia memanggil. “Nih, aku kembalikan. Tidak butuh.” Kemudian dia berlalu setelah mengatakan hal menyakitkan tadi.

“Sooyoung-ah, kau meminjam jas Kyuhyun Sunbae?!” Ujar Yoona tepat di telingaku. Tiba-tiba mataku memanas. Dan cairan bening pun mulai keluar dari kelopak mataku. Tes. Tes. Tes.

“Sooyoung-ah, gwenchanayo?” Tanya Yoona khawatir.

“Nan gwenchana. Ayo kita pulang. Aku  lapar.” Ujarku berbohong. Aku hanya sedih, melihat Kyuhyun Oppa yang dingin. Sedih.

-

“Kamu bersih-bersih auditorium?!” Ujar Yoona dari seberang. Saat ini aku sedang berada di kamar, sambil melakukan ritual sebelum tidur-mendengarkan cerita Yoona lewat telepon. “Soo-ah, kau berjuang sampai sebegitunya, ya..”

“Iya dong!” Tapi kalau cuma sendirian, apa aku akan berjuang sampai seperti itu? Kurasa tidak.

“Besok kubantu deh! Ajak Donghae juga… Hei Sooyoung! Kau masih di sana?” Ah, kenapa aku memikirkan kejadian tadi siang terus?! Ah lupakan Soo. Lupakan. “Sooyoung-ah!”

“Ne? Ah mian Yoong, di luar hujannya deras sekali.”

“Iya. Tadi aku buka jendela, semuanya jadi basah semua deh.” Buka jendela?! Gawat! Aku lupa menutup jendela auditorium! Ppabo-ya Choi Sooyoung.

Aku langsung berlari menuju auditorium sekolah. Untung saja, gerbang belum di tutup.

“Ppabo! Choi Sooyoung ppabo! Auditoriumnya jadi banjir deh..”

Brak!

“Kyaaa!” Yang benar saja! Aku jatuh lagi?! Kenapa kau begitu bodoh Choi Sooyoung! Gelap. Semuanya gelap. Uwa! Aku takut gelap.

“Takut! Takut! Takut!”

“SOOYOUNG-AH!” Greb. Tiba-tiba saja ada tangan yang melingkar di punggungku. Mendekapku. Dan menyalurkan rasa hangat ke tubuhku.

“Soo-ah, gwenchanayo?” Kuangkat kepalaku untuk melihat siapa orang yang memelukku.

“Soo-ah.. Tenang. Tidak ada apa-apa. “

“Oppa.. Kyuhyun Oppa..” Entah mengapa air mata ini bukannya berhenti, malah terus mengalir deras.

“Sudah, jangan menangis. Sudah ada aku di sini.” Kurasa Kyuhyun Oppa berusaha untuk menghiburku.

“Habisnya, Oppa dingin padaku! Makanya aku jadi sedih. Kupikiri Oppa tidak akan datang ke sini.” Tak kusangka, Kyuhyun Oppa justru mempererat pelukannya padaku dan mempersempit jarak di antara kita.

“Sudah kuduga kamu pasti begini. Datang ke auditorium malam-malam saat hujan deras dan jatuh lagi ke lubang. Ppaboya Choi Sooyoung! Aku mengkhawatirkanmu sejak pulang sekolah tadi, makanya aku kemari.” Deg. Deg. Deg. Omo. Kenapa jantung ini berdetak sangat cepat. Ya Tuhan aku mohon semoga Kyuhyun Oppa tak mendengar detak jantungku ini.

“Biar kuhapus air matamu.” Eh? Menghapus air mata katanya? Perlahan, Kyuhyun Oppa mendekatkan wajahnya pada wajahku. Deg. Deg. Deg. Ia mengecup kedua mataku dan menghapus air yang berada di sana. Tuhan, semoga ia tak mendengar suara detak jantungku ini.

“SUARANYA DARI SINI!” Glek. Aku menelan ludah. Segera menjauh darinya dan memperlebar jarak di antara kita.

“Hey, kalian tidak apa-apa?” Ternyata penjaga sekolah. Sepertinya mereka sedang berkeliling memeriksa setiap ruangan. Ku pegang dadaku. Ku rasakan detak jantungku. Ia masih berdetak kencang. Apa yang kualami saat ini?

Tapi bagaimanapun juga, berkat Kyuhyun Oppa, meski aku ketakutan setengah mati, aku masih tetap merasa aman.

-

Suasana di ruangan ini sangat mengerikan, tapi entah mengapa karena ada Kyuhyun Oppa di sampingku aku merasa aman.

“Mianhamnida. Aku mau meminta maaf atas segala kesalahanku.” Ujarku pada semua guru sembari membungkukkan badan sembilan puluh derajat.

“Jadi masalahkan..” Song songsaenim mulai menyindirku. Huh, dasar Ajhuma tak laku!

“Sudah, sudah.. Yang penting semuanya baik-baik saja. Lagi pula, auditoriumnya akan segera dibongkar.” Wait.. Dibongkar katanya. Tapi, surat dari kepala sekolah?

“Tunggu dulu! Aku dapat dari Kepala Sekolah, katanya masih mau dipertimbangkan!”

“Jangan bohong kamu!” Bukannya jawaban, malah sentilan yang kudapatkan dari Song Songsaenim. Huh, kenapa sih mereka tidak bisa mengerti perasaanku?!

“Itu benar! Aku menulis surat untuk ini sebagai Kepala Sekolah.” Hah? Kyuhyun Oppa? Kepala Sekolah? Apa maksud dari semua ini? Tuhan aku tidak mengerti!

“Tuan Cho..” Para songsaenim di sini sepertinya kaget. Termasuk aku.

“Aku memang memutuskan untuk membongkar auditorium itu. Tapi akan aku pertimbangkan lagi.” Jelas Kyuhyun Oppa pada semuanya. Aku masih tak percaya bahwa dia benar-benar Kepala Sekolah.

“Tuan Cho, apa boleh di depan Choi Sooyoung?” Song Songsaenim mulai berbicara lagi. Huh. Kenapa dia hobi sekali bicara?!

“Oppa, apa benar kau Kepala Sekolah?” Aku menanyakan to the point hal yang sedari tadi tak ku mengerti.

“Kamu dengar sendiri kan?” Eeh?! Berarti benar. Bagaimana bisa?!

-

Yang benar saja. Hingga saat ini, aku masih tak percaya bahwa Kyuhyun Oppa adalah Kepala Sekolah dari sekolahku. Sangat di luar nalar.

Seharusnya Oppa menceritakannya dari awal.”

“Tidak bisa, itu rahasia.” Huh. Kebiasaan buruknya selalu keluar. Bicara seperlunya.

“Hhmm.. Tapi aku senang auditoriumnya tidak jadi dibongkar. Gumawo. Tapi, kenapa berubah pikiran?” Dia terdiam sejenak. Seperti memikirkan sesuatu.

“Sebenarnya, alasan aku membongkar auditorium ini karena aku tidak mau ada mitos di sini..” Alasannya sangat bertolak belakang dengan keinginanku. Aku termenung sejenak. Ah aku punya ide!

“Jika kau tak yakin, keinginanmu tak akan terkabul. Jadi, serahkan saja padaku agar kau percaya akan mitos itu. Hihihi..” Aku tersenyum jail. Ia hanya memutar bola matanya. Aku mulai mengambil pena dari dalam sakuku dan menuliskan sesuatu di dinding auditorium.

“Sudah jadi!” Aku menuliskan ‘Semoga Kyuhyun yang sadis bisa mendapatkan pacar yang baik hati’ tepat di atas tulisannya waktu itu. “Hihi, ini balasan tulisan Oppa waktu itu.”

“Kamu tuh ya!” Tiba-tiba saja ada yang menarik wajahku hingga aku berbalik. Aku melebarkan mataku ketika sesuatu yang hangat dan lembut menyentuh bibirku. Tak ada lumatan. Hanya sebuah kecupan. Entah mengapa, perlakuannya ini membuat jantungku berdebar dengan kencang. Dalam hatiku berharap semoga ia tak mendengar debar jantungku. Setelah lima detik berlalu, ia mulai menjauhkan wajahnya.

“Dengan begini, akan terbukti kalau mitos auditorium ini bohong. Terlalu cepat seratus tahun kalau mau kerjain aku Kepala Stroberi.”

“Mwo?! YA! Kembalikan ciuman pertamaku!”

-Fin-

Aku juga ngga tau ini harus Fin/TBC soalnya di komiknya masih ada kelanjutannya. Jadi tolong comment ya ini harus di lanjut atau ngga. Makasih ^^



[LINK FF] Just Tell’em, Oppa! (Oneshot)

$
0
0

Title : Just Tell’em, Oppa!

Author : AegiBin

Length : Oneshot

Main Cast : Cho Kyu Hyun & Choi Soo Young

Minor Cast : Find By Yourself

Genre : Romance, Comedy

Rating : T

Disclaimer : Have permission if you want to copy/save this FF

Recommend Song : Rainbow-Tell Me Tell Me

>KLIK DISINI UNTUK BACA<

PS: JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTARNYA YA :)


[LINK FF] Someday You Love Me (Part 2)

$
0
0

Judul : Someday You Love Me (Part 2)

Rating : PG 15

Genre : Romance

Author : Shining a.k.a Siti Hajar

Main Cast : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung

>KLIK DISINI UNTUK BACA<

PS: JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTARNYA YA :)


[LINK FF] Partner of Love (Part 6)

$
0
0

Title : Partner of Love (Part 6)

Author : AmandaM

Cast : Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun

Support cast : YoonAh, Nichkhun, Victoria

Genre : Romance, Friendship

Rating : PG 13

Length : Series

>KLIK DISINI UNTUK BACA<

PS: JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTARNYA YA :)


(Un) Happy Ending (Part 2)

$
0
0

Title : (Un) Happy Ending (Part 2)

Cast : Cho Kyuhyun – Choi Sooyoung

Genre : Romance, Marriage Life

Rate : PG+15

Length : Series

Author : EmmanaLisa-Aas

-

“Cinta, sebuah kata yang tak persis pengertiannya, kecuali ketika kita merasakan sakitnya”.

-

Kyuhyun mengepalkan tangannya setelah beberapa detik yang lalu mengacak rambutnya gusar. Bagaimana dia bisa focus dengan pekerjaannya jika pikirannya melayang kemana-mana… Ah-Yeon, Ah-Yeon, dan Ah-Yeon, hanya nama itu yang memenuhi isi kepalanya. Dia benar-benar frustasi saat ini, tangannya mencengkram salah satu kertas diatas mejanya, berusaha menyalurkan emosi, rindu, amarah, dan kekecewaannya selama tiga tahun ini.

Setelah menghilang tanpa sebab selama tiga tahun lamanya, dan nyaris membuat Kyuhyun seperti mayat mati, kini gadis itu dengan wajah tanpa dosanya berada di hadapan Kyuhyun, dengan senyuman lebar tanpa beban, seakan tidak menyadari berapa besar efek yang di lakukannya saat dia meninggalkan Kyuhyun, dulu.

Malam itu, Kyuhyun benar-benar harus menahan kakinya agar tidak melangkah, dan menghambur memeluk Ah-Yeon saat itu juga. Sama sekali tidak ada niatan untuk menghancurkan acara makan malam itu karena ‘aksinya’. Dan sebagai gantinya, dia harus memendam perasaan rindu itu dalam-dalam.

Selain kedatangan Ah-Yeon yang tiba-tiba, dia juga mendapat kejutan lain, perkataan Presdir Lee. “Ah-Yeon akan yang akan bekerja sama dengan Cho Company, Kyuhyun-ah. Ku harap kalian bisa bekerjasama dengan baik,” sedikit tersimpan perasaan senang di hatinya. Jadi, dengan begitu, dia bisa terus berdekatan dengan… Ah-Yeon ‘kan? Dia bisa membangun kembali cinta mereka yang sudah tandas, kan? Dan Kyuhyun yakin sekali, jika Ah-Yeon masih mencintainya.

Cukup lama, Kyuhyun bernostalgia dengan pikirannya. Suara deringan dari ponselnya mengharuskannya untuk menghentikan jalan pikirannya itu. Tanpa melihat nama yang terpampang di ponselnya, dia segera menekan tombol hijau, menerima panggilan yang masuk.

“Ah, Annyeonghasseeo Eomma, waegurre?”

“…”

“N..ne?” Kyuhyun terlihat  membeku ditempatnya. Tubuhnya sedikit menegang aneh, saat mendengarkan suara wanita yang terdengar di ponselnya.

“…”

“Sudah kulakukan, eomma.” Kegugupan Kyuhyun bertambah, tangannya mengepal, dan keringat dingin terus saja  bercucuran. Wow, apakah efek ini tidak terlalu berlebihan bagi seorang Cho Kyuhyun yang dingin? Tidak. Tidak sama sekali. Efek yang wajar, di kondisi ‘berbahaya’ seperti ini.

“…”

“N..ne, eomma. Sampai jumpa.” Kyuhyun menutup ponselnya, setelah mengakhiri percakapan singkat dengan wanita yang sangat dihormatinya itu. Dan pada detik selanjutnya, ekpresinya berubah… Murka?

“Arghh!! Brengsek!” Dentuman keras, dihasilkan Kyuhyun. Pukulannya menghantam permukaan meja bertubi-tubi. Merasa tidak sabar dengan hasrat ingin mengahancurkan segala yang ada di sekitarnya. Bisa disimpulkan, saat ini : dia sedang berada dalam lebih dari satu masalah saat ini.

**

Sooyoung terduduk di meja makannya. Makan malam sudah siap, hanya tinggal menunggu Kyuhyun pulang dan makan bersamanya. Helaan nafas lembut terdengar, seharian ini Sooyoung hanya menyendiri dirumahnya, tidak ada pekerjaan lain, selain membersihkan rumah, memasak, dan melamun. Tidak ada pekerjaan di butiknya, sebenarnya ada, tapi dia tidak perlu turun tangan.

Kepalanya sedikit pening, karena masalah yang terus berkeliaran memenuhi otaknya.

Lee Ah-Yeon, satu nama yang mewakili semua apa yang dirasakannya. Perasaan cemas  tiba-tiba terbesit dihatinya. Ah-Yeon sudah kembali, itu berarti cepat atau lambat Kyuhyun akan meninggalkannya, kan? Kecemasannya bertambah, siap atau tidak, dia harus menerima itu semua. Sandiwara rumah tangganya hampir berakhir. Ya, memang harus berakhir, dia tidak mungkin terus menganggu kehidupan Ah-Yeon dan Kyuhyun, kan? Sooyoung hanyalah orang ke-tiga dalam sandiwara ini. Kyuhyun dan Ah-Yeon lah peran utamanya. Dan, ketika sandiwara ini selesai, dia benar-benar harus melupakan Kyuhyun, selamanya.

Decitan pintu sedikit mengagetkannya. Orang yang ditunggunya ternyata sudah pulang. Cepat-cepat Sooyoung merubah ekspresi wajahnya, seperti biasa, dingin, namun rapuh dari dalam.

“Makanan sudah hampir dingin. Kau ingin kubuatkan lagi?” sedikit terselip nada bergetar dalam kalimatnya. Kyuhyun menggeleng pelan sebagai jawaban, sebelum Sooyoung beranjak dari duduknya.

“Soo-ah?”

“Ya?”

“Apakah tadi pagi eomma menelfonmu?” Sooyoung terdiam, otaknya memutar kejadian tadi pagi.

“Ne, dia menanyakan—“

“Kau menjawab apa?” Kyuhyun memutuskan perkataan Sooyoung dengan pertanyaan spontannya. Sooyoung menghela nafasnya, yang benar saja, bahkan tadi pagi dia berbohong kepada ‘eommanimnya’ agar tidak menimbulkan masalah yang lebih rumit. Dan sepertinya Kyuhyun tidak keberatan dengan jawaban yang di mengandung seratus persen kebohongan itu. Iya, kan? Lagipula.. dia sudah ‘bekerjasama’ dan ‘bersandiwara’ dengan Kyuhyun sejak lama.

“Sudah,” terdengar helaan nafas lega dari Kyuhyun, yang hanya berlangsung beberapa detik itu. Hanya beberapa detik, karena di detik selanjutnya, tubuhnya dikuasai kegugupan. Ah~ sepertinya, dia harus memberitahukannya kepada Sooyoung secepatnya.

“Soo-ah,”

“Mwo?”

“Kau dengarkan jika kemarin… Ah-Yeon sudah kembali, dan Lee Eun-Tae memerintahkan Ah-Yeon yang akan mengurus pekerjaannya. Dan otomatis, dia juga ikut bekerjasama denganku. Lalu, kau tau juga, kan jika aku… a..aku, masih mencintainya?” Hening, untuk beberapa saat.

Sooyoung terlihat mengepalkan tangannya kuat. Menyiapkan mentalnya agar tidak mengeluarkan air matanya saat ini juga. Berbeda dengan Kyuhyun, yang menahan nafasnya menyiapkan diri untuk jawaban Sooyoung yang mungkin akan memberikan respon diluar dugaannya. Menunggu jawaban terbaik yang akan keluar dari bibir ‘istrinya’. Ya, walaupun dia tau. Dia sudah menghancurkan seluruh hati gadis itu, menjatuhkan semua mimpi dan impiannya, dan.. membuatnya di dalam keadaan yang rumit.

Kyuhyun berpikir, jika Sooyoung harus memilih ‘kehilangan’ daripada keegoisannya untuk mendapatkannya. Kyuhyun sudah memiliki Ah-Yeon, dan Sooyoung sebagai orang ketiga tidak berhak untuk memisahkannya dengan Ah-Yeon kembali, kan? Sebenarnya, ini cukup egois. Tapi mau bagaimana lagi, sisi negative selalu menang.

“Kita bisa bercerai,” jawaban retoris, membuat Kyuhyun menganga. Respon yang tidak diduga-duganya. Respon yang hampir membuatnya berteriak senang. Sooyoung, tersenyum sedikit. Dia memutuskan mengikuti kata hatinya, daripada egonya. Ego selalu membuatnya ingin mendapatkan Kyuhyun dengan cara halal atau tidak, yang penting Kyuhyun berada di genggamannya. Dan hati, selalu mengalah untuk hati yang dipilihnya. Hati tidak pernah salah, walaupun itu sama saja menabur garam diatas lukanya. Perih, dan mati rasa.

Jika kata orang, bahagia adalah ketika melihat orang yang kita cintai bahagia. Sebenarnya, perkataan itu bertolak belakang dengan keadaannya saat ini. Tapi, inilah pengorbanan cinta. Dia akan mencoba ‘pembiasaan’ hidup tanpa Kyuhyun.

“Kau mencintainya, dan aku yakin dia masih mencintaimu. Dan aku yakin, dia kecewa saat orang yang dicintainya sudah menikah. Apalagi jika dia salah paham, kau harus menjelaskannya jika kita menikah dengan keterpaksaan objek perjodohan. Jadi cepat atau lambat, kau harus menceraikanku, Kyu. Lagipula, kita tidak mungkinkan terus-terusan seperti ini? Berumah tangga tanpa kekosongan seperti ini, kan? Jadi—“

“Baik, baik. Aku menerimanya dengan senang hati Soo-ah. Tapi, bagaimana dengan eomma nanti—“

“Kau bisa bilang jika aku mandul tidak bisa hamil atau sejenisnya. Dan tidak bisa mendapatkan keturunan dari-ku. Jadi,  kau bisa dengan mudah menikah dengan Ah-Yeon. Usul terbaik?” senyuman Kyuhyun merekah. Ide bagus, ide yang sangat bagus! Astaga, ternyata Tuhan mempermudah jalannya untuk mendapatkan Ah-Yeon kembali. Yah, walaupun harus mengorbankan satu hati, setidaknya.

“Gomawo! Jeongmal Gomawo Sooyoung-ah. Ah, ya besok aku akan memulai kerja sama dengan Ah-Yeon. Aku sudah memikirkannya matang-matang jika kau setuju, aku akan mendekatinya seminggu penuh, dan untuk proses perceraian kita, biar aku yang mengurusnya eotteh?”

“Ne,” Sooyoung berusaha sekuat tenaga menjawab pertanyaan Kyuhyun, tidak membiarkan suara terkecekatnya lolos begitu saja. Dia harus kuat, ya harus kuat. Karena ini adalah jalan yang dipilihnya sendiri. Dia tidak boleh menyesal. Tidak boleh.

“Gomawo, jeongmal gomawo Sooyoung-ah. Kau memang teman terbaikku!” Dan akhirnya Kyuhyun berlalu bersamaan dengan jatuhnya air matanya. Menangis, dan menangis, dia sudah menyiapkan mental jauh-jauh hari hanya untuk peristiwa yang berlangsung 30 menit ini. Hasilnya cukup memuaskan, Kyuhyun bahagia dan dia tidak. Hasil yang bertolak belakang sekali, kan?

Dia ingat sekali ekspresi wajah Kyuhyun tadi. Sumringah, seakan semua hal yang disekitarnya juga merasakan kebahagiannya. Ya, itu memang benar. Semuanya bahagia, termasuk dirinya. Bagian kebahagiaannya hanya dua persen, kebahagiaan melihat senyuman Kyuhyun untuk pertama kalinya. Senyuman yang semakin membuat lukanya menganga lebar saja.

Dan waktu seminggu itu akan dia pergunakan sebaik-baiknya. Dia akan mencoba menghindar dari Kyuhyun, setidaknya upaya itu akan membantunya melakukan pembiasaan diri tanpa Kyuhyun, kan?

Permainan sudah dimulai sekarang. Kekuatan hati dan kecerdasan sangat dibutuhkan dalam permainan ini. Permainan antara hati dan ego.

**

“Untuk pembangunan hotel berbintang di Jeju. Sepertinya kita harus sedikit membangun fasilitas lain disana. Kita harus memutar otak untuk menarik pengunjung manca negara—“ Kyuhyun tersenyum dalam diam. ‘Gadisnya’ kini berpresentasi di depan. Tepat dihadapannya. Membuatnya lebih leluasa memandang wajah yang sudah terlalu lama dirindukannya itu. Ah~ sepertinya, kantor akan menjadi tempat favoritenya, semua fasilitas yang diperlukannya disini, dan keuntungan yang paling besar adalah dia bisa memandangi wajah Ah-Yeon sepuasnya, kan? Seperti sekarang, hanya dia dan Ah-Yeon berdua disini. Berdua didalam ruangannya.

“Jadi, Kyuhyun-ssi, kau bersedia atau tidak?” lagi-lagi Kyuhyun tersenyum sambil menopang dagunya, benar-benar tidak memperdulikan rupanya saat ini. Terpesona dengan Ah-Yeon merupakan hal yang wajar baginya, toh gadis itu memang mempesona kan? Lihatlah, tubuh mungilnya bahkan sangat pas dengan baju ketat yang dipakainya, mempunyai proporsi badan yang bagus, pas pada tempatnya.

“Kyuhyun-ssi?” Kyuhyun kembali berpikir, bagaimana bahagianya nanti dia saat Ah-Yeon kembali pada genggamannya. Pasti dia akan senang sekali tentunya, dan tidak akan melepaskannya lagi. Seperti kupu-kupu yang bertebangan dari perutnya, perasaan senang membuncah tentunya. Astaga, baru membayangkannya saja dia sudah seperti ini. Bagaimana jika hal itu menjadi kenyataan? Dia pasti akan mati berdiri karena ‘surga’-nya dapat digapainya. Yah~ walaupun harus dalam beberapa proses.

“Kyuhyun-ssi!” Kyuhyun terlonjak kaget saat bentakan halus yang cukup keras membawanya kembali ke alam sadarnya.

Pria itu mengerjapkan matanya, menangkap seuliet bayangan Ah-Yeon yang kini duduk dengan kesal dihadapannya. Kyuhyun tersenyum ; Ah-Yeon mengangkat alisnya  tinggi.

“Waeyo, Yeonnie~?”

“Yeonnie?” Ekspresi gadis mungil itu berubah. Penasaran dan sedikit geram. Oh tentu saja geram, bahkan dia baru saja mengenal pria ini dan, dia sudah berani memanggilnya dengan sebutan akrab seperti itu? Apakah begitu perilaku seorang Presdir muda seperti Cho Kyuhyun? Hn, setidaknya itu yang ada dipikiran Ah-Yeon saat ini.

“Ya, Yeonnie~. Jangan bilang kau melupakan nama panggilan favorite-mu itu. Oh, dan jangan bilang juga, jika kau melupakan panggilan-mu untukku. Hun-Oppa?” Ah-Yeon melongo, apakah lelaki ini baru saja mengarang cerita? Atau… karena gila pekerjaan lelaki didepannya sedang tidak waras? Sial, Ah-Yeon mulai merasa jengah bersama Kyuhyun. Sepertinya setelah ini dia akan mengajukan protes kepada Ayahnya agar menggantikannya untuk bekerjasama dengan Kyuhyun.

“Kyuhyun-ssi—“

“Sudah kubilang, panggil aku Hun-Oppa. Kau lupa atau hilang ingatan Yeonnie-ya—“

“Yah! Dengarkan penjelasanku dulu, bodoh!” Kyuhyun terlonjak dengan bentakan ke-dua Ah-Yeon. Wow! Kyuhyun berdecak kagum, dia mengenal Ah-Yeon adalah gadis manis dengan berkepribadian polos, tapi sekarang? Berubah menjadi srigala ganas, bahkan membentak Kyuhyun habis-habisan! Apakah, dua tahun tidak bertemu dengannya membuat gadis ini berubah drastic sangking frustasinya? Setidaknya itu yang dipikiran Kyuhyun saat ini.

“Cukup mengarang cerita yang tidak-tidak Kyuhyun-ssi. Aku tidak mengenalmu, bahkan kita baru kedua kali ini bertemu. Dan sekarang, kau sudah memanggilku dengan panggilan sok akrab begitu? Aku akan memutuskan hubungan kerja kita, jika saja kau terus-terus memanggilku begitu—“

“Yeonnie~. Neo—“

“Baiklah, aku pergi!” Ah-Yeon bergerak cepat, membereskan berkas-berkasnya dan keluar membanting pintu ruangan Kyuhyun. Berbeda dengan Kyuhyun yang hanya terdiam ditempatnya, tidak berusaha mengejar ataupun menghentikan ‘gadisnya’ itu. Otaknya sedang bermasalah ya?

Kyuhyun menggertakkan giginya. Sepertinya ada yang salah selama dua tahun ini. Ada yang berbeda dari Ah-Yeon yang dikenalnya dulu. Tidak mungkin kan jika Ah-Yeon pura-pura lupa dengannya kan? Tidak, itu tidak mungkin. Bahkan dari gelagatnya saja dia sudah tau, Ah-Yeon yang dia kenal tidak pandai berbohong, dan tidak bisa membunyikan kebohongan. Kemungkinan besar, Ah-Yeon pernah mengalami kecelakaan dan membuatnya Amnesia. Oke-oke, terlalu mendramatisir. Tapi, bisa saja ‘kan?

Kyuhyun baru ingat, baru saja dia bernostalgia tentang cara mendapatkan Ah-Yeon yang menurutnya mudah. Ternyata, dia salah telak. Butuh proses lama untuk mendapatkannya kembali, apalagi sekarang. Ah-Yeon berlagak tidak mengenalnya sama sekali. Ini cukup sulit. Ah-Yeon terkenal dengan kepribadiannya yang tertutup dan membenci orang yang baru dikenalnya memberikan perbuatan negative pada dirinya.

Tidak menutup kemungkinan jika Kyuhyun menjadi orang pertama yang berada di barisan paling atas sebagai list orang yang dibencinya kan? Meningat, bagaimana ekspresi Ah-Yeon tadi saat membentaknya. Sialan, bahkan percobaan pertamanya sudah gagal, Ah-Yeon akan membencinya terus-menerus, itu yang ditakutkannya. Tapi, Kyuhyun tidak akan menyerah untuk itu kan? Tentu saja dia akan memperjuangkan cintanya.

Kyuhyun dan Sooyoung, sama-sama memperjuangkan cintanya. Perbedaannya sangat kontraks. Sooyoung memperjuangkan cintanya, tapi mencoba melupakan orang yang dicintainya.  Kyuhyun memperjuangkan cintanya, dan tidak akan pernah melepaskannya lagi. Walaupun bebeda, mereka saling berkaitan, kan?

**

‘Yang menyakitkan itu sebenarnya saat kita terlalu berharap pada seseorang yang sangat kita cintai – Anonim’

Sooyoung tersenyum mengingat kalimat itu. Kalimat yang diucapkan Oppanya beberapa tahun yang lalu. Awalnya dia benar-benar mengelak jika kenyataannya Cinta tidak seperti itu. Cinta terlalu mudah dirasakan, dan memiliki hasil yang bertolak belakang. Cinta meminta tidak meminta bayaran, kecuali ; setumpuk air mata, hati yang hancur dan tahun-tahun  yang terbuang percuma.Benarkan? Tentu saja, dia sudah merasakannya sekarang. Oh, bahkan dia sudah merasakannya sejak dua tahun yang lalu. Sialnya, ‘cintanya’ tidak pernah menghilang ataupun berbekas. Sekuat apapun dia mencobanya, tidak akan menimbulkan hasil apa-apa.

Yang dia lakukan hanyalah, menyimpannya. Tidak berusaha melupakannya, karena itu akan semakin sakit jika kau melupakan cinta yang sudah bersarang di hatimu sejak lama.

Sooyoung menghela nafasnya, matanya melirik bingkai foto yang terpajang di samping pintu kamarnya. Foto pernikahannya dengan Kyuhyun. Lelaki itu terlihat tampan dengan tuxedo putihnya, ditambah senyuman yang merekah dibibir tebalnya. Dan disampingnya ada seorang gadis jangkung dengan wajah biasa menggandengan tangan Kyuhyun. Mereka tidak cocok, sama sekali tidak cocok. Tidak ada kecocokkan dari segi manapun. Tapi, ada yang berbeda dengan kedua senyuman itu. Yah, tentu saja berbeda, itu hanyalah senyuman palsu, kan?

Sooyoung mengambil foto itu. Berniat membantingnya dan membakarnya. Dia tidak tau, bagaimana jika mereka sudah bercerrai secara resmi nanti. Apakah dia bisa hidup dengan benar atau tidak. Apakah dia akan mati, atau tidak. Dua pemikiran yang menentukan hidupnya nanti, tentu saja. Dia tidak bisa hidup tanpa separuh hatinya, kan?

‘Kamu tidak akan pernah bisa berhenti mencintai seseorang. Kamu hanya harus belajar bagaimana hidup tanpa dia’. -Anonymous

TBC


[LINK FF] Our Love Story (Part 2)

$
0
0

Author : Acely123kyuyoung

Title : Our Love Story (Part 2)

Length : Series

Genre : Romance

Rating : PG 15

>KLIK DISINI UNTUK BACA<

PS: JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTARNYA YA :)


Mr$. Mercenary (Part 1)

$
0
0

Mrs. Mercenary

Title : Mr$. Mercenary (Part 1)

Author : Azula

Genre : AU, Romantic, little Smut (maybe)

Length : 1 of Unpredicted

Rating : PG 17+

Main Cast :

  • Cho Kyuhyun    – 31 tahun
  • Choi Sooyoung  – 20 tahun

Disclaimer:
Cerita fiksi ini sepenuhnya milik saya. Seluruh pemeran milik Tuhan. Plagiarism didn’t allowed.

Happy Reading & Enjoy The Mayo Story :D

-

Pertemuan yang telah berlangsung 20 menit lalu ini memang nampak tidak seimbang__dalam segala hal tentunya. Sooyoung si gadis muda yang tidak memiliki usaha sedikitpun untuk menurunkan nada bicaranya meski hanya setengah oktaf, cenderung meledak dan begitu emosional. Sangat berbeda dengan lelaki paruh baya yang duduk cemas di kursi seberang, berusaha menenangkan Sooyoung dengan suara yang lebih mirip dengan bisikan. Pria itu lumayan tampan dengan rambutnya yang mulai keperakan, ekor matanya mulai dihiasi kerutan-kerutan tipis. Usianya 55 tahun, setelan Armaninya menunjukan status sosialnya, tidak punya riwayat penyakit serius, namun topic pembicaraan mereka membuatnya cukup yakin bahwa ajalnya sudah sangat dekat.

“Anda akan menikahi saya kan?” Sooyoung bertanya baik-baik dan tenang sekarang, sangat berharap, setengah terguncang.

“Aku bersedia memberikan apapun untukmu___kecuali cincin pernikahan. Aku sudah berkeluarga. Anak sulungku bahkan 3 tahun lebih tua darimu. Mengertilah Sooyoung.”

Wajah Sooyoung menyiratkan kesakitan yang teramat mendengar ucapan pria itu, Sooyoung bahkan hanya samar-samar ingat namanya. Tuan Han? Tuan Kim? Tuan Nam? Persetan. Beberapa liter air mata berhasil diperasnya selama adegan klimaks ini. Sooyoung mulai menggigiti kuku tangannya, bergerak menghitung langkah disekitar situ. “Tapi bagaimana dengan bayiku?” Sooyoung bertanya resah.

Pria itu tercenung, untuk kesekian kalinya dia melihat selembar surat berkop salah satu Rumah Sakit, isinya menyatakan jika Sooyoung tengah mengandung selama 4 minggu. Mengandung anaknya, setidaknya itulah yang dikatakan Sooyoung.Yeah mungkin saja. Dia mengamati gadis itu bergerak-gerak gelisah disekitar meja dengan air mata menggenang, sesekali menudingkan tatapan kekalutan. Dia masih kuliah, dan lehernya pasti takkan selamat jika kedua orangtuanya tahu jika dirinya sedang mengandung anak diluar pernikahan. Sooyoung mengatakannya 10 menit yang lalu.

Sooyoung dengan tiba-tiba duduk kembali disaat yang tepat__ketika pria itu mulai diliputi perasaan bersalah. Dirangkumnya jemari pria itu dengan lembut, membujuknya. “Saya tahu ini kedengarannya aneh, t..tapi saya mencintai anda. Pria terhormat seperti anda tentunya akan bertanggung jawab, saya tahu itu.”

 “Itu tidak akan terjadi Sooyoung.” Sentuhan Sooyoung begitu lembut di punggung tangannya, namun dengan terpaksa dia harus menyingkirkannya. Tekadnya sudah bulat. Pria itu meletakan koper kulit miliknya diatas meja, dia mengeluarkan sebuah amplop besar berwarna coklat dan mendorongnya pelan ke arah Sooyoung.

“Di dalam ada sebuah tiket pesawat ke Taiwan serta uang 25 juta won (kurang lebih 250 juta rupiah). Gugurkanlah kandunganmu itu dan anggap semuanya tidak pernah terjadi, ok.”

Semudah itu? Ingin rasanya Sooyoung memeluk pria dermawan ini. Orang ini bahkan begitu mudahnya percaya. Tadinya Sooyoung sudah mempersiapkan beberapa scenario cadangan seandainya pria ini menyadari dirinya diperdaya. Sekuat tenaga dirinya menahan diri untuk tidak langsung menyambar lembaran-lembaran hijau yang terbungkus amplop di depannya. Dia bisa mengaku sekarang. Namun mengingat pria ini adalah seorang professor tersohor di salah satu universitas besar di Korea, Sooyoung mengambil sikap hati-hati dan menjaga kedoknya__sebagai mahasiswi tidak berdaya yang diperdaya pria itu yang kurang bisa mengontrol hawa nafsunya.

“Tega-teganya anda.. Saya tidak menyangka anda menyuruh saya melakukan hal keji seperti ini. Saya memuja anda. Anda idola saya, professor. Anak ini pasti sejenius anda.” Ujar Sooyoung sedih dengan mata menerawang ke masa depan, membayangkan wajah putranya kelak. Dan yeah tentu saja itu pura-pura.

“Dengar!” pria itu berubah marah.

“Apa yang membuatmu berpikir aku rela mencoreng nama baikku dengan menikahi seorang mahasiswi hamil yang usianya 35 tahun lebih muda dariku? Aku pasti sudah gila jika melakukan itu. Dan jika kau masih cukup waras untuk meraih masa depanmu, maka turuti perintahku! Gugurkan bayi itu, mengerti!”

 “Tapi pak.”

Pria itu mengeluarkan seamplop kecil lagi dan membantingnya di atas meja. “Itu 25 juta won lagi. Aku minta kau tutup mulut. Ingat, aku bermurah hati melakukan ini karena kau gadis baik-baik. Tapi jika aku mengetahui kau mendekati keluargaku atau membocorkan hal ini pada siapapun, aku tidak segan-segan menghitamkan namamu di seluruh perguruan tinggi di negeri ini.”

Ancaman pria itu sedikit mengejutkan Sooyoung. Tapi tak sedikitpun membuatnya gentar. Sebaliknya, Sooyoung merasa lega karena takkan perlu repot-repot untuk merasa bersalah karena penipuannya pada pria licik ini. “B__baiklah pak. Tapi saya mohon jangan lakukan hal itu, saya masih ingin kuliah.”

Wajah memelas Sooyoung memunculkan rasa iba dari pria itu yang segera ditepiskannya. Dengan gerakan yang cekatan dan terkesan terburu-buru, pria itu merapikan kopernya lalu pergi dengan terangkat angkuh, tanpa menoleh ke arah Sooyoung. Urusannya sudah selesai. Pria itu bergumam dalam hati. Dan memang sudah selesai.

Yakin dirinya tinggal seorang diri di ruangan private restaurant itu, Sooyoung segera menyeka air mata dengan sehelai tissue secara sembarangan. Dikeluarkannya seluruh uang dari dua amplop terpisah itu, lalu digelarnya berbentuk kipas di atas meja. 50 juta won! 50 juta won yang sangat banyak karena Sooyoung tak mengorbankan sesuatu yang berarti untuk pria itu. Tidak tubuhnya, tidak apapun, kecuali beberapa jam untuk menyusun rencana, melakukan pendekatan, menyalurkan bakat acting kelas Oscarnya, membuat surat keterangan hamil palsu, serta air mata buaya yang tak berharga ini.

Sooyoung benci pekerjaannya. Ya tapi sebut saja dia tidak punya pilihan lain. Sebenarnya ada, Sooyoung hanya perlu mengumpulkan uang 250 juta won dalam waktu 3 bulan. Bayangkan! Bagaimana dia harus mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu yang sangat singkat? Tentu ada beberapa opsi, dan semuanya bukan pekerjaan halal. Merampok bank dipastikan akan membuatnya jadi jutawan dalam waktu beberapa jam saja. Namun Sooyoung tahu diri akan kemampuan criminal brutalnya sangat memprihatinkan. Dia bisa meramalkan diciduk polisi 3 detik setelah meninggalkan pintu bank yang dijarahnya_kemungkinan besar dalam keadaan tak  bernyawa. Melalui pertimbangan-pertimbangan tersebut, Sooyoung memutuskan untuk merumput di lahan yang lebih ramah. ‘Pencurian’ yang tidak perlu membuatnya untuk menodongkan senjata api.

Pilihan kedua tentu saja perjudian atau semacam lotere. Akan tetapi Sooyoung dengan segenap jiwa raganya membenci perjudian. Hal terkutuk itulah yang memaksanya berbuat seperti ini. Kakaknya, laki-laki, 26 tahun, tampan, dan tenggelam dalam hedonisme yang penuh dosa, mewariskan hutang setinggi bukit akibat kebiasaan judinya yang tanpa otak itu. Kakaknya, beserta kedua orang tuanya sendiri meninggal 4 bulan lalu dalam kecelakaan lalu lintas tunggal. Sooyoung sebatang kara, namun dia bukan tipe orang yang meratapi nasib atau mengasihani diri sendiri, sangat pantang dikasihani orang. Ayahnya karyawan di sebuah perusahaan asuransi, ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, sedangkan kakaknya yang sembrono itu belum lama menjalani wisuda S2nya.

Sooyoung beruntung orang tuanya cukup bijak telah mengasuransikan pendidikannya hingga Sooyoung tak perlu mencemaskan kuliahnya hingga menyandang gelar master. Secara otomatis dia mewarisi sebuah rumah sederhana 2 lantai di pinggir kota Seoul, serta sebuah mobil buatan dalam negeri. Saldo tabungan orang tuanya tidaklah seberapa, uang yang dikumpulkannya pasti menipis drastis  karena acara liburan keluarga ke luar negeri yang menjadi agenda wajib tahunan keluarga itu. Jika ditambahkan dengan besarnya asuransi jiwa ayahnya, sesungguhnya hutang itu pasti bisa terbayar. Namun Sooyoung dengan tegas menolak jika uang yang dengan susah payah dikumpulkan ayahnya berpindah tangan kepada lintah darat sekutu kakaknya. Orang-orang brengsek itu takkan bisa menyentuh uang keluarganya, tak se-sen pun.

Sooyoung menekan sebuah kontak di ponsel. Sebelum orang diseberang sana mengucapkan halo, Sooyoung sudah bicara mendahului. “50 juta won.”

Terjadi keheningan panjang. Sooyoung bisa membayangkan lawan bicaranya disana sedang tercengang dengan mulut terbuka lebar, kesulitan bernafas, seperti ikan tercampak di darat.  “50 juta, Sunny. 50 juta!” Sooyoung mengulangi dengan gemas.

Kemudian gadis di seberang telepon memekik histeris “Sinting!” untuk alasan keselamatan, Sooyoung merasa perlu menjauhkan ponselnya beberapa senti dari telinganya.

“Yeah, aku memang sinting.” Jawab Sooyoung santai.

“Bukan kau Sooyoung, tapi pria itu. Dia membayar 50 juta untuk tubuh yang tak pernah disentuhnya juga untuk janin fikif di perutmu.”

“Pria malang ya.” Keduanya cekikikan.

-

“Bisa kau bawa ini?”

“Tentu.” Sooyoung kemudian mengangkat dan menumpukan nampan berisi champagne didalam sebuah ember penuh es itu di salah satu tangannya yang kurus. Dia bergegas, menyusuri lorong ballroom itu, beberapa kali bersinggungan dengan pelayan lain, namun tidak ada kecelakaan serius. Tak terlihat oleh puluhan orang yang berlalu lalang disana, Sooyoug meletakan benda itu di atas sebuah meja (bukan meja yang seharusnya) lalu menikung tajam ke lorong lain.

Di dalam toilet dia segera melepas sanggul rambut serta seragam pelayan yang dikenakannya, menjejalkannya ke tempat sampah. Dia keluar dari tempat itu dengan gaun malam setengah paha berwarna hitam, sepatu hak tinggi dengan warna senada, serta menyandang sebuah tas tangan kecil warna perak berkilauan. Penyusupan dan penyamaran yang sempurna.

Sampai detik ini, Sooyoung sudah mengumpulkan 140 juta won dari tiga pria berbeda. Masih ada 2 pria lagi yang telah dia jebak tapi belum dia peras. Dengan asumsi kedua pria itu memberinya masing-masing 30 juta won, Sooyoung masih harus menjaring dua orang lagi untuk 250 juta won yang diperlukannya.

Dengan paras rupawan, pembawaan seanggun kaum bangsawan, serta pakaian mahal membuat Sooyoung begitu cepat berbaur tanpa sedikitpun menimbulkan kecurigaan. Dia mengambil segelas minuman dingin berwarna hijau dari meja besar di tengah ruangan, menepi sedikit menghindari sang tuan rumah. Tanpa melihat riwayat hidup tamu-tamu di pesta itu, Sooyoung memiliki kemampuan luar biasa, menganalisis orang. Dia bisa membedakan kewarganegaraan seseorang dari sorot matanya, tanpa perlu mendengar terlebih dahulu aksennya. Status social serta profesi dari gaya berjalannya. Dari cara orang berbicara, Sooyoung bisa mendapatkan gambaran tentang kepribadiannya.

Sambil lambat-lambat menikmati minumannya, Sooyoung menyapukan pandangan pada orang-orang di sekelilingnya, ke arah pria tua tentu saja, terikat pernikahan, lebih bagus jika pria itu tipe suami takut istri karena alasan tertentu, dan memiliki reputasi serta kehormatan yang harus diperjuangkan. Dia melihat beberapa calon korban potensial namun tidak terburu-buru dalam beraksi. Mulai mengamati mereka dengan lebih kritis. Pilihannya jatuh pada seorang lelaki, sekitar 53 tahun berkacamata, datang sendirian, seorang bankir, agak melankolis, penyendiri, tipe orang cerdas namun sangat mudah tersentuh perhatian kecil wanita karena sang isteri yang jauh lebih kaya tenggelam dalam kesibukannya sendiri. Dialah korban Sooyoung selanjutnya.

Sooyoung berjalan mendekat, lalu dengan sengaja menumpahkan minumannya beberapa centimeter dari ujung sepatu pria tersebut, menarik perhatiannya. “M..maafkan saya.” Sooyoung membungkuk berulang-ulang dengan kedua tangan yang gemetaran memegang gelas yang telah kosong itu.

Pria itu tersenyum penuh pengertian. “Tidak apa-apa. Anda baik-baik saja nona?”

Sooyoung tersenyum bingung, masih merasa bersalah dengan insiden tadi. “Saya tidak tahu.” Alis pria itu memicing. “Ini kali pertama saya pergi ke pesta seperti ini. S..sebenarnya saya tidak diundang. Saya menggantikan teman saya yang kebetulan malam ini sudah ada janji kencan. Oh Tuhan ini tidak benar. Saya rasa saya harus pulang.”

Pria ini terkesan dengan kejujuran dan keluguan Sooyoung. Dia berkata dengan lembut. “Tidak sopan meninggalkan pesta sebelum acara utama sendiri dimulai, nona.”

“Sooyoung. Nama saya Choi Sooyoung. Panggil Sooyoung saja.” Ujar Sooyoung sambil mengangsurkan tangan kurusnya.

Pria itu menyambut jabatan tangannya. “Lee Jun Ho.”

“Senang berkenalan dengan anda tuan Lee.”

Sooyoung tak beranjak dari tempat tuan Lee berdiri, namun sangat menjaga jarak. Mereka sama-sama terdiam. Ada beberapa kenalan dan partner bisnis menghampiri dan berbasa-basi sedikit dengannya. Tuan Lee menyadari Sooyoung telah lebih dari 40 kali menengok jam tangannya selama 5 menit belakangan. “Apa ada masalah?”

“Hmm,, saya.” Sooyoung mulai meremas kesepuluh jemarinya resah. “Saya lupa punya satu tugas membuat papper tentang analisis perbankan 2013. Ada sedikitnya 20 artikel serta 4 buku yang belum saya baca mengenai hal itu. Apa tidak apa-apa jika saya pulang sekarang?”

Kemudian tuan Lee memperkenalkan dirinya sebagai seorang banker dan analisis perbankan adalah menu sarapannya. Tanpa diminta, tuan Lee dengan baik hati mulai memberikan kuliah singkat pada gadis pencemas secantik puteri di hadapannya. Sooyoung memandangnya dengan mata berbinar, terpesona, tampaknya berubah menjadi memuja, dan tampak seperti melahap setiap patah kata yang meluncur dari bibir pria itu. Tuan Lee diam-diam berbangga hati pada dirinya sendiri karena mampu mengesankan seorang gadis.

Kuliah itu terpotong karena deringan pelan ponsel dari saku celana tuan Lee. Pria itu undur diri sebentar untuk menerima telepon, kembali satu menit kemudian dan meminta maaf karena harus pergi duluan. Tuan Lee memberikan kartu namanya pada Sooyoung. “Kau boleh menghubungiku jika mengalami kesulitan dengan papper-mu.” Sooyoung menghaturkan terimakasih. Pria itu menghampiri tuan rumah, mengucapkan permintaan maaf yang sama serta alasannya terpaksa meninggalkan pesta.

Tentu saja Sooyoung akan menghubunginya dengan modus omong kosong papper itu. Selama 4 hari pertama Sooyoung mungkin akan menyerbu kantornya pada jam makan siang, pembicaraan mereka akan berputar disekitar masalah perbankan. Sooyoung akan mengirimi pria itu masakan rumahan serta perhatian kecil lainnya sebagai ucapan terimakasih yang membuat pria itu merasa berharga, pantas dicintai, dan kecerian Sooyoung mampu membuat tuan Lee merasa 10 tahun lebih muda dari usianya.

Paling telat 2 minggu setelah perkenalan malam ini, Tuan Lee akan mengajak Sooyoung makan malam di sebuah restaurant bintang lima di hotel ternama. Dan saat itulah Sooyoung mengendalikan situasi. Sooyoung akan menuangkan serbuk obat yang dia dapatkan dari apotek kedalam minuman tuan Lee. Pria itu sudah pasti mabuk dan mereka hanya perlu naik beberapa lantai untuk menyelesaikan semuanya. Aalcohol membuat peminumnya kehilangan setengah kesadarannya sedangkan obat itu bertugas membuat tuan Lee terlalu lemas hingga takkan mampu menyerang Sooyoung di kamar hotel itu.

Sooyoung akan menanggalkan pakaian pria itu, tidak semuanya karena itu sangat menjijikan. Pria itu akan merasa diatas awan ketika yang diketahuinya, jemari dan bibir tipis Sooyoung mengecupi sekujur tubuhnya. Pada kenyataannya Sooyoung takkan sudi melakukan hal tersebut. Dia hanya melakukan sapuan-sapuan lembut ke tubuh pria itu dengan kuas pemoles pipinya, membuat pria itu bahagia sejenak dengan pemikiran-pemikiran erotisnya hingga kesadarannya hilang sepenuhnya.

Keesokan paginya, si korban akan terbangun dengan sambutan isakan Sooyoung yang merasa menyesal karena perbuatan tidak terpuji mereka semalam. Sooyoung akan menjauhi pria tersebut selama 3 hari lalu pria itu akan datang menyatakan permintaan maaf yang dalam. Dalam waktu kurang lebih satu bulan sejak insiden kamar hotel, Sooyoung akan menghujaninya dengan memo-memo dan surat-surat kaleng seakan dia mabuk kepayang dengan pria itu namun menyatakan dengan tegas jika dia tidak akan mau diajak ke tempat tidur. Biarkan mereka bahagia terlebih dahulu.

Puncaknya selalu sama, Sooyoung mengirim surat panic jika dia hamil dan meminta bertemu pria itu. Jika cukup berhati nurani, pria tersebut akan melakukan hal sama dengan tuan yang tadi siang memberinya 50 juta won. Namun jika tuan Lee tidak mau diajak bekerjasama, Sooyoung siap menyatakan jati dirinya yang sesungguhnya serta motifnya mendekati tuan Lee. Pria itu pasti akan marah namun tidak punya daya untuk melawan Sooyoung. Sooyoung akan mengancam memberikan foto-foto mereka di kamar hotel kepada istrinya. Dan jika Tuan Lee berani macam-macam dengannya Sooyoung memastikan jika bukan hanya pernikahannya saja yang hancur tetapi juga karirnya akan tamat. Jika Sooyoung ditemukan mati dengan tidak wajar maka salah satu rekan Sooyoung yang memiliki salinan foto siap menyebarkannya ke pihak keluarga tuan Lee, ke seluruh koleganya, mungkin ke wartawan gossip.

Sooyoung menghembuskan nafas berat karena sekali dia harus menabahkan dirinya untuk berurusan dengan laki-laki mata keranjang seperti itu. Tapi itu tidak akan lama lagi. Hutang terkutuk itu akan segera lenyap dan hidupnya yang normal akan kembali. Ketika Sooyoung dengan hati-hati menyelipkan kartu nama tadi kedalam dompetnya, seorang pria muda mengamatinya dari sisi seberang, bertepuk tangan malas menyaksikan kelihaian Sooyoung dalam menipu orang.

-

Sooyoung meneguk habis sirupnya hingga tandas lalu meletakan gelasnya begitu saja. Ketika dia melewati para badut social yang sedang beramah tamah di pusat ballroom, pandangannya mulai kabur. Sooyoung pasti sudah tergeletak di lantai jika tangan pria itu tak menahannya, mencengkram pangkal lengan Sooyoung dengan kokoh namun sentuhannya lembut. “M..maaf.” ucap Sooyoung antara sadar dan tidak. Dia memegang pelipisnya ditengah upaya mendirikan tubuhnya.

Hal pertama yang dilihatnya ketika pandangannya mulai terfokus adalah deretan gigi-gigi putih pria yang menolongnya. Serta merta pria itu mengecup punggung tangan Sooyoung. “Mau berdansa?” pria itu bertanya dengan senyuman berbahaya membuat Sooyoung tercengang.

 “Oh maaf tapi saya harus pergi. Permisi.” Ketika Sooyoung hendak berbalik, dia baru menyadari sesuatu. Tubuhnya tidak bergerak. Pria ini memeluk pinggangnya. Apa? Memeluk? Sooyoung jelas merasa tak nyaman namun tetap berusaha bersikap manis dengan melonggarkan pelukan pria itu perlahan-lahan.

“Aku meminta.”

“Maaf tapi saya tidak bisa.”

“Wah aku sangat merasa tersinggung.” Namun nada bicaranya bisa membuat wanita mendambakan sesuatu.

Semakin Sooyoung bekerja keras dengan pelukan itu, tangan pria tersebut semakin erat dan mulai naik membelai punggungnya. Kurang ajar. Saat itulah Sooyoung punya keberanian menyentakan tangan Kyuhyun dan menganugrahkan sebuah tatapan sengit yang malah dibalas cengiran lebar pria itu.

Persetan denganmu! Sooyoung tak berkata apa-apa lagi hanya mengumpat dalam hati lalu membalikan tubuhnya menjauh dari pria sinting itu. Tubuhnya kembali terhunyung. Sooyoung perlu sesuatu yang menyegarkan. Air. Ya air.

Sooyoung membasuh muka di wastafel dengan seribut mungkin, sebagai pelampian kekesalannya pada mendiang kakaknya, pada pekerjaan kotor yang dilakukannya, pada pria-pria tua bangka ladang uangnya, juga pada pria tampan yang secara terang-terangan berusaha menggerayanginya di tengah pesta. “Brengsek!”

Ketika Sooyoung berbalik dia menemukan pria menjengkelkan tadi bersandar di ambang pintu memandanginya. Sooyoung menyambar tasnya dengan kesal dari pinggir wastafel, tak mengacuhkan keberadaan mahluk itu.

“Hai.” Sapa pria itu sok polos.

“Saya tidak menyangka anda segigih ini.” Sooyoung mencibir, menguap sudah sopan santunnya.

“Menguntit wanita yang ingin anda ajak berdansa hingga ke kamar kecil. Ini kurang bisa diterima akal sehat saya.”

“Aku kesini bukan untuk mengajakmu berdansa, nona.”

“Lalu apa?” teriak Sooyoung.

Kyuhyun mengendikan bahu tak peduli, tak mengucapkan sepatah katapun. Mereka saling bertatapan di tepi keheningan. Sooyoung tiba-tiba pingsan, pingsan dalam dekapan Kyuhyun. “Nah nona, untuk inilah aku kesini.” Kyuhyun berbisik manis meski yakin wanita itu tak mendengar ucapannya.

Kyuhyun tak menyangka obat yang sembunyi-sembunyi dimasukannya pada minuman Sooyoung bereaksi begitu cepat. Wanita ini sangat sukses menjerat laki-laki kedalam lembah permainannya. Namun mulai detik ini, Sooyounglah harus mengikuti permainan laki-laki, permainan Kyuhyun.

-

Sooyoung terbangun dengan pemandangan langit-langit yang jungkir balik, selama 5 menit dia menggeliat di atas kasur seperti kucing malas, semakin menyuruk kedalam selimut karena tubuhnya telanjang, kedinginan. Telanjang? Sooyoung melompat dari ranjang dalam keadaan siaga penuh. Tak ada siapapun di kamar ini. Seorang wanita tinggi kurus yang hanya mengenakan pakaian dalam berenda menatapnya dari cermin tinggi. Dia melihat tanda-tanda merah disekitar leher, tulang selangka, bahu, ada yang hanya berjarak 2 centimeter dari dadanya.

Sooyoung di ambang tangis karena marah, malu dan takut. Namun perasaan itu berhasil disimpannya terlebih dahulu untuk sesuatu yang lain. Sooyoung tak menemukan tanda-tanda keberadaan pakaiannya, dan dia terlalu kalut untuk mencari. Satu-satunya yang ingin dia cari adalah pria itu. Sebagai gantinya dia melihat sebuah mantel mandi di atas sofa kecil di sudut kamar. Mantel itu agak basah, mungkin belum lama dipakai orang yang membawanya kesini, manusia bajingan yang berani menyentuhnya. Sooyoung mengenakannya dengan tergesa, ikatan talinya sangat erat, lalu dia memasukan ponsel ke dalam saku mantel itu. Saat kecil Sooyoung selalu menangis hanya karena melihat kecoa yang terinjak, namun hari ini dia yakin sanggup membunuh seorang manusia.

Ternyata Sooyoung tak perlu repot mencari. Begitu membuka pintu kamar, Kyuhyun hanya 3 meter jauhnya. Menyender pada sebatang besi yang melintang (mungkin teralis balkon) sambil meneguk soda kalengan. Kyuhyun mengenakan celana jeans berpotongan trendi, kaus garis-garis dan kemeja putih yang tak kancingkan. Mata tajamnya menelanjangi Sooyoung dari atas sampai bawah, sedikit lebih lama ketika memandangi betis Sooyoung yang mulus, lalu kembali ke wajah cantik yang merah padam karena darah sedang mendidih di kepalanya.

“Hai!” Ucap Kyuhyun tanpa dosa.

Sooyoung mengambil 3 langkah panjang yang mantap, lalu menampar pria itu keras-keras.

Kyuhyun mengusap pipinya dengan gaya yang menjengkelkan. “Selamat pagi juga.”

Kedua tangannya terkepal, buku-buku jari ya memutih, otot-otot tangannya menegang. “K..Kau!” tamparan kedua tak pernah mendarat di pipi Kyuhyun. Pria itu berhasil menangkis tangan Sooyoung dan meremasnya. Namun wajah tampan itu tersenyum ghaib padanya, bentuk bibirnya yang luar biasa sexy mendekat dengan kurang ajar.

“Lepaskan aku pria bajingan!”

“Namaku Kyuhyun. Bukan bajingan, nona manis.”

“Aku tak butuh namamu. Aku hanya ingin mencekikmu.”

“Boleh aku tahu kenapa bernafsu sekali membunuhku?”

“Kau masih bertanya hah?” ledak Sooyoung. “Tentu saja aku minta keadilan atas perbuatan tak senonoh yang kau lakukan padaku tadi malam.”

“Memangnya apa yang kuperbuat padamu semalam?”

“Kau memperkosaku.” Kata-kata itu meluncur lebih keras daripada yang direncanakannya. Sooyoung ingin sekali menangis saat mengucapkannya.

Kyuhyun menghela nafas dramatis waktu melepaskan cengkraman tangannya atas tangan Sooyoung, diteguknya kembali soda itu dengan santai. Rambutnya yang coklat dan sedikit ikal tertiup angin di belakangnya. “Kau yakin aku memperkosamu?”

Sooyoung juga tidak tahu. Tapi dia ditelanjangi di tempat tidur. Sooyoung memeluk dirinya sendiri selama beberapa saat sambil memutar logikanya. Dia tak merasakan ada sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Dia masih perawan malam tadi. Dan jika lelaki ini benar menyentuhnya pasti dia bisa merasakan sakitnya saat ini. Sooyoung menggeleng pada akhirnya.

“Berarti masalahnya selesai. Aku tidak memperkosamu. Titik.”

“Kenapa tidak.” Sooyoung segera menutup mulutnya. Kenapa dia bertanya tolol seperti itu seolah dirinya memang menginginkan Kyuhyun melakukan hal itu.

Pria itu terbahak, terbatuk beberapa kali karena tersedak sodanya. “Menurutmu kenapa?”

Banyak kemungkin mengorbit di benak Sooyoung. Mungkin Kyuhyun gay, bisa juga lelaki ini impoten, punya penyakit alat kelamin. Dan yang lebih mengerikan adalah mungkin saja Sooyoung tidak cukup cantik dan sexy untuk membangunkan gairah Kyuhyun. Sooyoung menggigil membayangkannya.

Sooyoung baru hendak mengucapkan permintaan maaf saat teringat tubuh telanjangnya serta kiss mark itu. Pria ini tidak memperkosanya, “Lalu apa maksudnya semua ini?” Dia meledak lagi. “Ini.. ini.. ini.. ini..” ucap Sooyoung sambil menunjuk-nunjuk satu persatu tanda kemerahan yang letaknya diingatnya dengan baik itu.

Mata Kyuhyun  memicing tajam mengikuti arah jemari Sooyoung, dan rahang pria itu mengeras ketika __ Sooyoung berhenti ketika sadar jika dia tanpa sadar menurunkan kerah mantelnya hingga hampir memperlihatkan dadanya pada Kyuhyun. Dengan ketakutan Sooyoung memeluk tubuhnya dengan tangan bersilang defensive.

“Aku yakin kau yang melakukan ini.”

“Nona, nona, nona! Kau tahu tidak tahu ya jika nyamuk suka berkeliaran malam hari dan menggigit manusia?”

“Kau mau bilang kalau nyamuk yang melakukan ini pada tubuhku?”

Kyuhyun mengendikan bahunya. “mungkin saja.”

“HA HA.” Tawanya hambar dan sarkatis. “Boleh aku tertawa sekarang. Oh tidak, sebaiknya aku menelpon pusat peneliatan biologi dan melaporkan jika aku telah menemukan spesies nyamuk baru sepanjang 1,8 meter, berambut, memakai baju rancangan designer, punya gigi dan bibir serta punya kemampuan menelanjangi seorang perempuan. Dan aku akan mendapat hadiah nobel atas penemuan dahsyat ini. Tahukah kau aku baru saja menamai species nyamuk yang kau maksud itu dengan nama ‘Kyuhyun’?”

Kyuhyun menjatuhkan kaleng sodanya ke lantai kayu mengkilat di bawahnya. “Nama nyamuk itu Kyuhyun ya?” Dia ingin tertawa atas selera humor wanita ini, sekaligus terkesan karena Sooyoung bisa berbicara dengan nada 3 oktaf tanpa nafas tersengal. “Kenapa sangat mirip dengan namaku ya?”

“Karena nyamuk itu__yang melakukan hal-hal ini padaku memang kau, Tuan.” Sooyoung benar-benar mendidih atas olok-olok pria ini. “Kau memang memperkosaku.” Tuduh Sooyoung.

“Oke oke.” Ujar Kyuhyun seraya menaikan kedua tangannya keatas, tanda gencatan senjata. “Aku yang menanggalkan pakaianmu.”

“Kenapa ka…?”

“Jangan menyelaku, nona! Kau akan dapat bagian untuk berbicara.” Kyuhyun memperingatkan. “Kau pingsan. Aku membawamu kemari. Karena kedua tanganku sudah dipergunakan untuk menggendongmu maka kita berdua kehujanan ketika kita keluar dari mobil.”

“Wah baik hati sekali kau.”  Dengus Sooyoung.

Kyuhyun memandangnya tajam. “Dan untuk kiss mark itu memang aku yang melakukannya.”

“Apa?”

“Kau kira apa?” Kyuhyun mengacak rambutnya gemas. “Aku pria dewasa, melihatmu setengah telanjang begitu dengan puluhan iblis menyerbu imanku….Tapi hanya itu.”

Tanpa Kyuhyun menjelaskannya pun Sooyoung langsung mengerti. Tapi dia masih menginginkan konfrontasi, tentu saja Sooyoung punya rencana. “Terimakasih karena anda begitu bijaksana.” Timpalnya sinis. “Oh ya ngomong-ngomong, kenapa aku bisa pingsan?”

“Aku meracunimu.”

AHA! Dia lupa dengan pakaiannya yang entah dimana. Detik ini juga, Sooyoung, yang hanya mengenakan mantel mandi, akan menyerbu kantor polisi dan menang telak dengan bukti rekaman percakapan mereka. Kyuhyun atau siapapun namanya (Sooyoung tidak peduli) akan membusuk di penjara karena kekurangajarannya.

Sooyoung menjulurkan lidahnya pada Kyuhyun dan segera berlari namun hendak melarikan diri___ Dimana daratan? Dimana kantor polisi? Sooyoung terhunyung-hunyung menuju buritan, membungkuk menatap air bergolak di bawahnya, kemudian muntah tak lama setelah menyadari dia ada di tengah lautan. Kyuhyun menculiknya. Sialan.

Kyuhyun sudah ada tepat dihadapannya. Dengan ekspresi yang menyiratkan maksud tertentu. Tubuhnya sengaja dihimpit, hidung mereka bersentuhan hingga bisa merasakan desah nafas masing-masing. Sooyoung terpaku menatap lurus mata hitam yang memantulkan bayangannya sendiri. Aroma pria itu menyelimutinya. Sooyoung mundur setengah langkah untuk memperlebar jarak sempit diantara mereka, dan tidak ada ruang untuk melangkah. Lautan. Pria itu meraih pinggangnya. Sooyoung menahan sesak akibat gesekan dada kekar pria itu dengan dadanya.

 “Jika kau menculikku untuk minta uang tebusan pada orang tuaku, harus kukatakan kau melakukan hal yang sia-sia. Aku sudah tidak punya orang tua, dan uangku hanya sedikit. Aku pengangguran. Itu saja. Silahkan lepaskan aku.”

Kyuhyun menyelipkan rambut panjang Sooyoung yang tergerai ke belakang telinganya, menyibakan poni tirai yang menghalangi kening cantiknya. Dia mengamati setiap inchi wajah Sooyoung, menganguminya, menginginkannya. Gigi Sooyoung gemertak menahan rasa dingin yang tiba-tiba membekukan seluruh pembuluh darahnya akibat keintiman tak wajar yang dilakukan pria ini padanya. Kemudian dia membisikan sesuatu di telinga Sooyoung yang mungil. “Aku tak ingin uangmu. Sebaliknya, aku  memiliki banyak uang yang kau butuhkan. Mari kita berbisnis, nona Choi Sooyoung.”

Choi Sooyoung? Dia tahu namaku. “Beginikah caramu mengundang calon rekan bisnismu? Maaf tapi Aku ti-dak ma-u.”

“Kalau begitu aku akan memaksamu.”

Yakin Kyuhyun akan menciumnya, Sooyoung mulai lepas kendali. Dia mulai memukul, menendang dan semuanya sia-sia. Dia akan kalah jika bertarung secara fisik dengan pria itu. “Kau manusia paling sombong, aneh, brengsek, biadab, dan menjengkelkan yang pernah kutemui. Sekarang lepaskan aku dasar maniak. Aku.. Ak……”

Semua ocehan dan sumpah serapahnya terbungkam oleh sapuan bibir Kyuhyun. Ciuman itu awalnya lembut, membujuk Sooyoung agar menyerah padanya. Namun bibir wanita itu semakin rapat terkatup. Setiap kali Sooyoung melakukan pemberontakan dan melayangkan serangan fisik, muncul erangan tertahan dari mulut Kyuhyun yang semakin ganas memangut bibirnya. Kyuhyun keliru jika bisa memaksanya dengan cara menjijikan seperti ini. Sooyoung membuka sedikit mulutnya, berniat menggigit bibir Kyuhyun agar mau melepaskannya namun hal itu ternyata malah menjadi boomerang. Begitu Kyuhyun menyadari mulut Sooyoung terbuka, ditekannya tengkuk Sooyoung, lidahnya langsung memaksa masuk. Seumur hidup, Sooyoung belum pernah diserang seperti ini. Dan dia merasa sangat terhina.

“Kyu…Kyuh..” Sooyoung terisak di bibir Kyuhyun dan badai perasaan bersalahpun menghantam Kyuhyun tak kenal ampun. Se-tak kenal ampun ciumannya tadi terhadap Sooyoung. Begitu punya kesempatan, Sooyoung segera mendorong tubuh Kyuhyun menjauh darinya.

“Aku bersumpah akan melaporkanmu pada polisi atas tuduhan penculikan.”

“Aku bisa keluar dengan uang jaminan.”

 “Percobaan pemerkosaan sert…”

Kyuhyun kembali memotong. “Aku sanggup menyewa 30 pengacara terbaik di negeri ini.”

 “Kau akan ditahan untuk perbuatan tidak menyenangkan.” Suaranyapun tak meyakinkan.

Kyuhyun maju selangkah dengan segenap senyum kelicikan. Tangannya menyentuh leher Sooyoung, turun ke dada, turun, turun, menuju tali mantel mandinya, Sooyoung akan berteriak jika Kyuhyun melepaskannya, namun__tangan pria itu masuk dan merogoh kedalam saku. Dia mengambil ponsel Sooyoung yang Kyuhyun tahu digunakan untuk merekam percakapan mereka. “Semua laporanmu takkan berarti jika….” Kyuhyun melemparkan ponsel itu ke laut.

“Dan itu satu lagi kejahatanmu, kau secara tidak langsung mencuri ponselku.” Jerit Sooyoung frustasi.

“Aku juga bisa menuntutmu dengan tuduhan  penipuan dan pemerasan nona Choi Sooyoung.”

“A..apa maksudmu?” bagaimana pria ini tahu?

“Bagaimana aku tahu?” Kyuhyun balik bertanya dengan mencibir, seolah bisa membaca isi kepala Sooyoung. Dia kembali berbisik di telinga Sooyoung. “Aku tahu karena salah satu pria yang kau peras itu adalah ayahku.”

Ayah? Oh Tuhan! Langit runtuh. Kiamat bagi Sooyoung. Sepak terjangnya sebagai penjahat akan segera berakhir.

TBC

Saya minta maaf jika terjadi ketidaknyamanan pembaca akan beberapa adegan maupun kata-kata yang tidak pantas serta menggunungnya kekurangan dalam cerita ini. Saya masih belajar dan mungkin masih perlu waktu lama bagi saya untuk bisa membuat cerita yang bermutu. Saya menulis ini semata-mata untuk tujuan menghibur readers sekalian yang budiman (tapi authornya kurang budiman makanya nulis cerita kayak gini. Hehe. Baru juga Ramadhan -_-) mungkin sekedar permintaan maaf atas FF saya yang lain “A Promise Of A Symphony” yang cukup depresif, jadi saya kasih penyegaran sedikit :D (meskipun hasilnya udah bisa ditebak, FF ini pasti dibawah garis kemiskinan, as always.__.)

Dengan segala kerendahan hati saya mohon apresiasi dari readers sekalian, jika tidak keberatan :)
Tanpa mengurangi rasa hormat dimohon untuk tidak mengcopy tulisan ini tanpa seizin penulis ^^


(Oneshot) My Love is You, Youngie-ah

$
0
0

Title : My Love is You, Youngie-ah

Length : Oneshot

Rating : 16+

Genre : Romance,a little sad,friendship

Main cast : Kyuhyun, Sooyoung

Author : Fatminho

Disclaimer : The Plot is Main

Note : Ini FF pertama yg berani q kirim ke Kyuyoung shipper Indo lho… hehe, kalau ceritanya aneh, mianh… walau aku sudah suka nulis dari dulu, tapi aku belum dapat tanggapan dari siapapun, jadi… aku butuh RCL kalian nih. Janji deh, kalau sudah di comment, aku bakal buat cerita dengan bahasa yang lebih baik. Gomawo before – Happy Reading – :)

***

Prriiiiiiiiiiiiiit….!!!

Pluit yang ditiup wasit menggema stadion basket Kyunghee University. Hal itu menandakan berakhirnya pertandingan basket antar mahasiswa Kyunghee University dan mahasiswa Seoul University. Keriuhan para penonton yang menyaksikan pasukan Kyunghee University meraih dewi fortunanya, semakin menggempar di stadion itu. Tampak pemain basket yang memakai pakaian shapper blue ber-highFive antar membernya. Di pinggir lapangan tampak sederetan gadis cantik yang memakai seragam senada nan seksi tegah menarikan dance kemenangan untuk Kyunghee.

Setelah keriuhan berangsur meredup dan para anggota pemenang sudah mulai berjalan keluar lapangan setelah berjabat tangan dan berfoto, tampaklah seorang yeoja manis nan centil berlari mendatangi salah satu basketers tersebut.

Oppa, kau terlihat sangat kerenn… daebakk pokoknya!” seru yeoja centil bernama Sunny itu pada Sungmin, salah satu anggota inti yang memenangkan pertandingan tadi. Namja itu adalah kekasih Sunny, sepupu dari teman Sunny, Sooyoung.

“Hahaha, iya dong. Bagaimana bisa kau tidak mengatakan aku ini keren kalau nyatanya aku ini memang keren, huh?” sanggah Sungmin yang sudah merangkul bahu Sunny. “Oh iya, Sooyoung mana? Apa dia tidak menonton pertandingan sepupunya yang keren ini?” tanya Sungmin.

“Oh, aku juga tidak ingat dia kemana. Geunde… tadi setelah bunyi peluit, aku melihatnya bangkit dari duduknya dan pergi. Aku mau nyusul, tapi Jessica sudah memanggilku karena Girl Cheerleaders sudah harus tampil” jelas Sunny dengan tampang polosnya. Sungmin hanya ber-oh menanggapi.

“Sooyoung pergi langsung?” batin seorang namja lain yang termasuk dalam anggota inti seperti Sungmin. “Kemana dia pergi? Apa dia tidak ingin mengucapkan selamat padaku?” pikirnya lagi. Namja itu memutuskan menghadap Sungmin, “Hyeong, kau tau dia pergi kemana?” tanyanya pada Sungmin.

“Maksudmu, Sooyoung?” namja itu mengangguk, “Ehn, nan molla. Sunny bilang dia langsung pergi tanpa pamit pada siapapun, iya kan chagie?” Sunny mengangguk.

“Kenapa tidak kau telpon saja dia, jika memang kau mengkhawatirkannya” Suara seseorang membuat mereka bertiga menoleh. “Atau kau cari saja dia, mungkin belum jauh perginya” tambahnya sambil meneguk air dari botol yang dia genggam.

“Oh, nde. Aku akan mencarinya. Kalau begitu, aku permisi” namja bernama Cho Kyuhyun itu langsung menyambar tasnya setelah memasukkan beberapa barangnya sebelum berlari menuju pintu keluar.

“Sica-ya, apa kau tahu Sooyoung kemana?” tanya Sunny pada Jessica, seorang gadis yang tadi memberi usul pada Kyuhyun untuk mencari Sooyoung.

“Oh.. annio, aku tidak tahu. Hanya saja perasaanku sedang tidak enak tentang Soo, jadi kubiarkan saja si evilKyu itu mencarinya”

“Apa Sooyoungie sedang ada masalah?” kini Sungmin yang bertanya.

“Hnn…’Bukan manusia namanya jika tak punya masalah.’ Ya, hanya kalimat itu yang kudapat darinya saat aku menanyakan hal yang kau tanyakan tadi padanya” jawab Jessica.

***

  • ØSooyoung’s POV

Aku bersyukur tim basket Kyunghee menang. Mengetahui hal itu saja sudah membuatku senang. Kyuhyun-oppa main dengan sangat lincah dan keren. Pengen sih memberinya selamat atas kemenangannya itu, geunde… aku teringat sama adikku yang sedang di rawat di rumah. Seohyun, yang sering kusapa Seobaby sedang sakit dan sedang diopname di kamarnya, ia tidak mau dirawat di rumah sakit. Aku harus segera pulang karena tak ada siapa pun di rumah. Memang sih ada beberapa pembantu, tapi aku tahu bagaimana sedihnya Seobaby-ku kalau tak ada seorang pun di sampingnya.

Grebb!!

“Youngie-ah…” seseorang menarik pergelangan tanganku saat aku hendak menaiki motor besarku. Dia memanggilku dan aku tahu siapa pemilik suara itu. Kuputar tubuhku untuk melihatnya.

“Evil…” sapaku agak kaget lantaran tebakanku benar, orang ini adalah Kyuhyun.

“Kenapa langsung pergi?” tanyanya masih dengan menggenggam tanganku.

“Seobaby sedang sakit, jadi aku tidak mau meninggalkannya sendiri.”

“Tapi tidak secepat ini, kan? Bahkan kau tak memberiku selamat” kulihat dia merajuk.

“Oh iya, aku lupa. Chukae EvilKyu!” ujarku penuh semangat sambil menggenggam tangannya yang sedang menggenggamku untuk menyalaminya.

Sssrrttt!

Kaget. Tiba-tiba saja namja evil di depanku ini menarik tanganku dan memelukku erat. Hei, apa dia lupa kita sedang ada dimana?! Apa kata mahasiswa lain yang sedang menonton kita ini nanti? Pembasket handal nan tampan sedang memeluk Shikshin tomboy nan tembem yang jelas-jelas kakak dari kekasihnya. Sekaligus mantan yeojachingunya.  Mungkin itu yang akan terpampang di Kording kampus nantinya. Aigo…aigo…Ya! evil, lepaskan aku. Lihat dong ke sekeliling kita, mereka…”

“Seperti inilah, sebentar saja” Kyuhyun mempererat pelukannya seperti sedang memberi tahuku betapa tak inginnya dia melepasku.

Ya Tuhan, aku masih mencintai namja ini. Bagaimana bisa aku melupakannya jika dia masih bersikap manis dan hangat seperti ini? Aroma keringatnya selalu aku rindukan, debaran jantungnya yang beradu dengan jantungku pun selalu terngiang di benakku. “Evil! Sudahlah, lepaskan aku. Aku harus segera pulang. Kau juga harus menemui Seobaby secepatnya, dia sangat merindukanmu” jelasku yang masih didekapnya.

“Young, aku lelah” kudengar desahannya di bawah telingaku. Mendengar nada paraunya membuatku prihatin padanya. Perlahan kuangkat tangan kananku, hanya tangan kanan, ke punggungnya. Baju basket bagian punggung masih agak basah oleh keringatnya. Kuusap-usap lembut punggung bidangnya sambil memanjakan hidungku akan aroma manis keringatnya.

“Makanya, kau harus pulang dan beristirahat segera Evil Pabo!” ucapku seraya menjauhkan tubuhnya dariku. Sebenarnya aku mengerti maksud kalimat singkatnya tersebut, tapi aku sudah tidak ada waktu lagi. Ini sudah masuk ke tiga jam-nya aku meninggalkan Seobaby-ku. “Ok, aku balik sekarang. Kau, istirahatlah. Nanti malam jangan lupa temui Seobaby-ku, nde?” cuapku dan tanpa menunggu jawabannya, kunaiki motor merah besarku lalu pergi meninggalkannya.

  • ØSooyoung’s POV end

***

  • ØKyuhyun’s POV

“Evil! Sudahlah, lepaskan aku. Aku harus segera pulang. Kau juga harus menemui Seobaby secepatnya, dia sangat merindukanmu” ujarnya saat masih dalam dekapanku. Aish… bisa-bisanya dia mengingatkanku akan hal itu. Apa dia tidak merindukanku sama sekali?

“Young, aku lelah” desahku tepat di bawah telinganya. Aku sengaja berkata seperti itu agar dia mengerti apa yang sedang aku lelahkan saat ini. Aku capek dengan hubungan paksaan dimana aku harus lebih memilih Seohyun daripada dirinya yang jelas-jelas aku cintai sejak lama.

“Makanya, kau harus pulang dan beristirahat segera Evil Pabo!” tuh, benarkan. Dia tidak mengerti apa yang aku maksud ‘lelah’ disana. Apa dia pikir aku lelah karena pertandingan basket tadi? Aish, Pabo yeoja!

Sooyoung melepas dekapanku dan segera naik ke motor besarnya. “Ok, aku balik sekarang. Kau, istirahatlah. Nanti malam jangan lupa temui Seobaby-ku, nde?” ujarnya seraya mengegas motornya perlahan sebelum akhirnya menancapkan gas super untuk melesat pergi. Ya! kenapa kebiasaannya naik motor tidak pernah berubah sih?! Bahkan aku sudah trauma gara-gara motor, tapi dia tidak pernah trauma meskipun pernah mendapat 28 jahitan di dagu dan kakinya saat kecelakaan dulu.

Aaakkkhhh! Choi Sooyoung! Kau membuatku GILA!! Jeritanku saat sudah masuk dalam mobilku yang terparkir dekat dengan motor Sooyoung tadi. Andai saja kejadian bulan lalu itu hanya mimpi buruk, pasti saat ini Youngie akan tetap pulang bersamaku.

# Kyuhyun’s POV end

Flashback

Kyuhyun dan Sooyoung sudah ada di garis start. Mereka berdua sudah siap diatas motor besar milik masing-masing. Kyuhyun di motor hitamnya dan Sooyoung di motor merahnya. Kali ini mereka akan bertanding untuk mencapai garis finish.

“Ya! evil oppa, janji ya, jika aku yang menang, kau harus mentraktirku makan selama satu minggu?!” kata Sooyoung setelah menaikkan kaca helmnya.

Kyuhyun tersenyum evil dan menjawab, “Oke, tapi jika aku yang menang, kau harus siap memberiku segalanya, eotthe?

Nde, as you wish, oppa.”

‘Persiapan…’ suara seorang hakim garis(?) memberi aba-aba kepada dua kandidat yang sudah ada di tengah jalan dengan raungan gas yang menantang. Kyuhyun menoleh kearah Sooyoung dan dengan jail menepuk pundak yeoja itu.

Wae????” geram Sooyoung karena merasa terganggu oleh tepukan Kyuhyun tadi.

“Youngie-ah…” sapa Kyuhyun merdu di tengah deruan gas motor mereka.

‘Tigaa…’ suara itu memperingatkan lagi.

Wae?????” Sooyoung tambah geram, merasa konsentrasinya buyar.

‘Duaa…’ peringatan untuk mereka terdengar lagi.

Saranghae…” ucap Kyuhyun mantab di tengah senyum evilnya.

‘Satuu…’

Kyuhyun langsung menancap gas lebih dulu. Sooyoung telat beberapa detik lantaran jantungnya sempat terhenti gara-gara ulah Kyuhyun yang mengagetkannya itu.

Motor hitam tampak merajai pertandingan sampai detik ke 25. Hingga akhirnya motor merah berhasil menyalipnya di detik berikutnya. Kyuhyun yang mengendalikan motor hitamnya tampak lebih antusias lantaran gadis yang dicintainya yang mengendarai motor merah di depannya itu sudah berani memamerkan smirk kemenangan. Tiba-tiba…

AAAAaaaaaaaaaa…….” jeritan seorang yeoja di depannya  membuat Kyuhyun berusaha menghentikan laju motornya. Namun, brukkk. Terlambat. Dia menabrak yeoja polos yang memakai dres pink selutut dengan bando yang menghiasi rambut panjang lurusnya.

Semua orang yang menyaksikan itu langsung menghampiri Kyuhyun. Begitu juga dengan Sooyoung yang sudah putar balik untuk melihat kejadian apa yang menimpa namjachingunya.

Ommo! Seobaby…” pekik Sooyoung.

@ Hospital

“Youngie, oppa mianhae. Aku benar-benar tidak tahu kalau Seohyun tiba-tiba ada di tengah jalan dan…” susah untuk Kyuhyun menjelaskan semua yang terjadi. Sooyoung memeluknya dari samping. Mereka berdua sedang menunggu Seohyun yang masih di dalam UGD.

Gwenchana oppa. Kita harus sabar dan ikhlas. Kita harus bertanggung jawab. Yang jelas, aku tidak akan memaafkan diriku jika terjadi hal yang fatal pada Seobaby” isak Sooyoung membuat Kyuhyun berganti untuk mendekapnya dan mengelus lembut rambut  sebahunya.

Andweyeo Young, kau tidak boleh seperti itu. Akulah yang menabraknya, biar aku yang bertanggung jawab. Aku akan memastikan Seohyun akan baik-baik saja”

“Andai aku tak memaksamu bertanding motor aneh seperti tadi, mungkin ini tidak akan menimpa Seobaby, oppa. Hikz… Aku takut ada apa-apa dengannya. Hanya dia yang bisa menemaniku setiap hari. Aku gak mau kalau dia…”

Ssshhhttt…sshhtt… uljima chagie~, oppa akan memastikan Seo akan baik-baik saja. Ini bukan salahmu. Tenanglah…”

“Apa kalian keluarga korban?”

Sooyoung dan Kyuhyun langsung berdiri dan mengangguk cepat. “Kami keluarganya Uisa-nim. Bagaimana keadaan adikku?” seru Sooyoung.

“Dia belum sadarkan diri, tapi kami sudah memberinya pertolongan yang maksimal. Dia masih ada di ruang ICU, kita tunggu sampai dia sadar untuk memastikan apa yang terjadi padanya.”

“Ya Tuhan… apa separah itu?” isakan Sooyoung semakin menjadi, membuat Kyuhyun dengan sigap mendekapnya.

Selama dua hari Sooyoung menatap wajah polos adiknya yang sedang terbaring lemah di atas ranjang. Kyuhyun setia menemaninya. Hingga keajaiban datang pada Seohyun yang sudah mulai bergerak, memberikan satu jawaban kelegaan pada dua orang yang menunggunya.

Beberapa jam kemudian, dokter memberikan penjelasan tentang keadaan Seohyun setelah sadar dari komanya. Gadis itu menderita kelumpuhan pada kakinya untuk sementara waktu. Ada bagian organ yang terkena benturan keras sehingga membuat otot kaki Seohyun melemah dan tidak bisa berfungsi untuk sementara. Hal itu sangat membuat Sooyoung ikut merasakan kesedihan saudaranya.

“Seo, eonni mianhae...” isakan Sooyoung dalam dada Seohyun.

Eonni, sudahlah. Kata dokter ini hanya sementara kan?” ucap Seohyun sambil mengelus rambut Sooyoung.

“Biarkan aku bertanggung jawab Seo. Apapun yang kau mau, aku akan turuti, selama itu bisa membuatmu senang dan Sooyoung juga pasti ikut senang.” Jelas Kyuhyun dengan wajah serius dan rasa bersalah yang teramat besar.

“Wahh… jinja?” Sooyoung dan Kyuhyun mengangguk cepat. “Kalau begitu… Eonni, kau tahukan kalau aku sangat suka dengan Kyupa? Boleh tidak, aku menjadikannya namjachingu ku?”

Deg! Kyuhyun dan Sooyoung mendelik kearah Seohyun saking kagetnya. Kemudian mereka saling menatap dengan tatapan datar dan mimik yang hanya mereka berdua bisa mengertikan itu.

“Gimana? Boleh kan aku jadi yeojachingumu, oppa?” tanya Seo pada Kyuhyun.

# Flashback end

Hari sudah gelap. Penampilan Sooyoung juga sudah lebih segar dari sebelumnya. Dia sudah menggunakan setelan piyama lengan panjang berwarna pink. Walau tomboy, warna favoritnya tidak akan jauh dari kata pink. Tadi dia menengok sebentar keadaan adiknya yang ternyata masih terlelap, jadi dia putuskan untuk membersihkan diri dulu. Sekarang dia sudah berdiri di depan kamar Seohyun, bermaksud untuk menemui adiknya tersebut.

“Seobaby… kau sudah bangun?” tanya Sooyoung yang baru saja memasuki kamar Seohyun.

“Bahkan aku sudah bosan eonni…” kesal saja yang terpampang di wajah Seohyun.

Sooyoung tersenyum geli dan berjalan semakin mendekati adiknya. “Kau bosan? Apa menjadi adikku juga membosankan?”

Mendengar candaan baru Sooyoung membuat Seohyun terdiam sejenak memandang senyuman lebar kakaknya. “Setidaknya akan lebih membosankan jika aku tak punya kakak sepertimu” desahnya.

Seohyun langsung dipeluk oleh Sooyoung. “Aku menyayangimu Seobaby…”

Ne, nado shikshin eonni…” Seohyun membalas pelukan sang kakak.

Cklek!

Pintu kamar terdengar terbuka. Ahjumma yang bekerja di rumah besar mereka langsung menampakkan batang hidungnya dari sana. “Maaf nona muda, Tuan muda Kyuhyun sudah datang”

Mendengar nama namja tersebut, mata Seohyun langsung berbinar-binar. “Wah… benarkah? Cepat suruh masuk kesini aja bi” mata Sooyoung ikut bercahaya melihat adiknya yang semangat seperti ini.

Ahjumma itu langsung keluar dan sesaat kemudian sosok namja tampan muncul dibalik pintu. Sooyoung langsung bangkit dari duduknya. “Kyupa, sini masuk!” seru Seohyun semangat. Namja itu hanya tersenyum tipis, membuat Sooyoung berjalan mendekatinya. “Masuklah.” Ucap Sooyoung seraya melenggang untuk pergi meninggalkan kamar tersebut. Greb! Pergelangan tangan Sooyoung di tahan oleh Kyuhyun.

“Jangan tidur dulu. Tunggu aku” bisik Kyuhyun seraya melepas tangan Sooyoung dan berjalan menemui Seohyun yang sudah tersenyum sumringah diatas ranjangnya.

Kyuhyun’s POV

Sebelum aku menemui calon adik iparku – kenapa aku menganggap Seohyun seperti itu? Karena sampai sekarang aku masih mencintai Sooyoung – aku sempat menarik tangan lembut Sooyoung dan berbisik, “Jangan tidur dulu. Tunggu aku” kekeke. Seperti suami-istri saja. Biarlah aku menganggap seperti itu agar hatiku tetap kuat menjalani setiap ujian hati yang kujalani ini.

Oppa, bagaimana kejuaraan basketnya?” tanya Seohyun yang sudah bergelayut di lenganku. Aku membiarkan saja dia bersikap seperti itu, hitung-hitung belajar pendekatan pada adik kesayangan Sooyoung. Aku tersenyum dan menjawab, “Sukses, aku menang” dia langsung mengangkat kepalanya dari bahuku dan tersenyum lebar. “Wahhh… Chukaeyo oppa…” dia langsung memelukku dari samping. Hmm, padahal aku mengharapkan Sooyoung yang melakukannya.

“Seo, apa kau ingin keluar?” tawarku.

“Kau ingin mengajakku keluar? Jinja?” tanyanya semangat.

“Ya, jalan-jalan keliling halaman rumahmu saja. Lumayankan seperti sedang jalan menyusuri taman kota?” jelasku. Jujur, aku belum ingin mengajaknya keluar rumah. Bukan… bukan karena keadaannya yang duduk di kursi roda, lebih pada hatiku yang masih menginginkan Sooyoung lah yang jalan bersamaku.

“Kalau gitu… boleh deh, daripada aku harus tiduran terus…”

Aku tersenyum melihat ekspresinya yang seakan memaksakan diri. “Oke, kajja!” aku langsung menarik kursi rodanya yang ada di ujung kamar lalu menggendongnya untuk mendudukkannya disana.

Aku mendorong kursi roda Seohyun sambil mengobrol ringan dengannya.  Sampai pada kursi taman yang ada di dekat kolam renang, kuhentikan acara jelan-jalan kami dan mengajaknya ngobrol serius di kursi taman itu. Aku sudah bertekat untuk tetap semangat mendukungnya mengikuti kemoterapy untuk pemulihan kakinya. Dan, aku juga ingin mengatakan perasaanku yang sejujurnya pada Seohyun.

“Seo, ayo kita mulai terapy kakimu” kutatap matanya lekat-lekat agar dia tahu bagaimana keseriusanku tentang hal itu.

“Hn…? kenapa tiba-tiba…” wajahnya memang tak menampakkan keceriaan.

“Kau harus semangat untuk bisa jalan lagi seperti dulu. Aku akan mengantarmu melakukan fisiotherapy itu setiap minggu, eotthe?”

“Apa kau sudah bosan menjadi pacarku? Padahal baru satu bulan” ucapnya dengan nada sinis. Aku segera meraih kedua tangannya dan membuat matanya menatap dalam kedua mataku.

“Dengarkan aku. Jangan sekali-kali kau bicara seperti itu lagi. Aku sayang sama kamu, seperti Sooyoung yang juga sangat menyayangimu. Kami berdua ingin kau bangkit kembali. Kau ini cantik, berpotensi, banyak perusahaan iklan yang menanyakan keadaanmu, tapi…”

“Tapi kau tak suka menjadi pacarku kan?”

“Ya!” tegasku akhirnya karena dia sudah mulai kacau. Namun, aku harus tetap mengatakan apa yang sebenarnya kurasakan.

“Selalu kakak… selalu kak Sooyoung, dulu Changmin-oppa yang kusuka juga sangat menyukai kakak. Lalu teman seangkatanku, Kris, juga berteman dekat denganku lantaran kagum dan mengidolakan kakak. Sekarang Kyupa juga begitu. Kapan giliranku, eoh?” dia semakin histeris dan membuatku harus memeluknya. Kupeluk Seohyun sampai dia bisa tenang.

“Dengarkan aku Seo… aku sudah mencintai Sooyoung sejak awal kami pacaran. Selama tiga tahun kami pacaran dan selama itu juga hatiku selalu menyebut namanya. Kenapa kau harus mengingat tentang namja-namja yang menyukai Soo, lagi? Bukankah itu kejadian sekian tahun silam? Lalu, bagaimana dengan namja bernama Yonghwa itu? Kenapa kau mengabaikannya yang jelas-jelas sangat mencintaimu, eoh?” kurasakan isakan Seohyun semakin pecah dan ia pun memukul-mukul dadaku dengan gemalan tangannya. Kueratkan pelukanku.

“Yonghwa itu namja brengsek! Playboy! Gak mungkin aku menyukai namja seperti itu!”

“Tapi dia sudah berubah. Sudah bukan namja brengsek yang playboy lagi. Dia sudah berubah menjadi anak yang baik hanya untuk bisa meraih hatimu Seo, sadarlah!” jelasku lagi. Aku berkata seperti itu karena Yonghwa juga termasuk orang terdekat denganku. Dia juga termasuk dalam anggota geng motor yang kuikuti dulu. Dia namja yang baik.

“Hikzz… namja itu… ekh! Jung Yonghwa pabo! Ukh! Michin!” gerutunya masih dalam dekapanku. Mendengar hal itu, aku tersenyum. Aku tahu ada sesuatu diantara mereka berdua yang tidak ku ketahui. Tenanglah adik ipar, aku akan memaksa Yonghwa pabo mu itu untuk datang menemuimu nanti.

“Baiklah, aku akan mengikuti fisiotherapy yang menyakitkan itu!” serunya langsung sembari melepas pelukanku. Aku mengembangkan senyuman yang sangat lebar saking senangnya. “Geunde…” desahnya yang membuatku mengerutkan keningku.

Wae?” tanyaku.

Kulihat dia memasang evil smirk. Ish! Anak ini, kenapa mengikuti gayaku?!. Dia melirikku dengan lirikan membunuh dan berkata, “Kau harus tetap menjadi pacarku sampai aku bisa berjalan lagi, eotthe?” mendengar hal itu, aku terdiam dan berpikir sejenak.

“Baiklah, tuan putri. Jika itu yang kau mau, geunde… kelak kau harus merestui hubunganku dengan kakakmu, ehn?” pintaku dan membuatnya agak cemberut. “Tergantung…” ucapnya dengan wajah yang masih cemberut.

***TBC***



Stop Teasing Me (Part 1)

$
0
0

cover

Title/Judul : Stop Teasing Me (Part 1)

Length : Twoshot

Rating : PG+13 (mungkin?)

Genre : Love, sweet, jealous, School life, Friendship (mungkin)

Author : Byuzussi

Cast : Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun

Support Cast : Sungmin, dan beberapa orang lain yang ada.

Note : Anneyoong~~salam kenaal. Ini ff pertamaku. Aku juga baru disini,semoga readers pada suka sama ff aku ini yaaa. Banyak bahasa korea yang ngaco deh menurut akuKaku bingung ff ini rating nya apa. Mungkin antara PG+13/PG+15 kaliyaa. Maaf mungkin ff ini aneh, banyak typo, terlalu pendek,terus alurnya kemana-mana atau semacamnya. Jadi tolong comment yaa,kasih saran juga boleh. Maaf juga atas keanehan poster yang kubuat.-.

Ohya, ini semua murni ide ku. Walaupun memang ada bantuan teman sedikit (thanks to: dhaifany & zhevina//my annoying friends, but I damn love them! xoxo)

Maaf kalau ada kesamaan antara ff yang lain,tapi aku nggak bermaksud menjiplak. Itu semua diluar pengetahunku kalau ada kesamaanL

Start now aja kali ya?

Keyyy, happyy reading all!

-

Prolog

Author’s POV

“Per..permisi. Tolong permisi..,” kata seorang yeoja yang mencoba menerobos kerumunan orang-orang annoying yang menghalangi jalannya. Ah, akhirnya yeoja itu sampai ditujuannya, mading.

Namaku… dimana namaku? Gumamnya. AHA! Ini dia, CHOI SOOYOUNG!!!

“OMO!! Nama ku ada! Makasih Tuhan, aku berhasil masuk Shiro Seoul Senior High School!!” ujar yeoja bernama Choi Sooyoung itu.

Dengan girang, Sooyoung menjauhi kerumunan orang yang menyesakkannya. Kini hati nya sangat berbunga-bunga setelah tahu dia berhasil masuk Shiro Seoul Senior High School yang terkenal elit.

Bruk!!

Sooyoung menabrak seorang namja. “Ah.., mianhae.” Kata Sooyoung sambil mengusap dahi-nya karena menabrak namja tadi. Sooyoung mengangkat kepalanya untuk melihat namja tersebut.

“Cho..CHO KYUHYUN?”

-xxx-

Sooyoung’s POV

Aku sedang duduk manis di kursi kelas ku. Yap, aku berada di kelas XI-B. Aku sudah bersekolah 2 tahun di Shiro Seoul Senior High School ini. Masa muda-ku di SSSHS atau Shiro Seoul Senior High School ini sangat menyenangkan. Aku cukup populer karena aku wakil ketua OSIS. Bukan cuma mengandalkan kepopuleran, tentu saja aku berprestasi. Maka dari itu aku dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai wakil ketua OSIS.

Aku sangat menikmati bersekolah disini, aku mempunyai banyak teman, lingkungan yang aman juga elit, dan banyak namja tampan bertebaran dimana-mana. Senangnya! Sayangnya, aku belum pernah sekalipun berpacaran. Sekalipun belum! Tapi, allright, masalah itu nggak mengusik-ku karena aku lebih merasa bebas bermain bersama teman temanku seperti sekarang. Tapi, satu hal yang super-duper-mega menjanggal dan merusak mood cantik-ku setiap hari, Cho Kyuhyun! Ya, benar! CHO KYUHYUN.

Eerr, aku merasa mual menyebut nama itu berkali kali. Kyuhyun adalah makhluk menyeramkan yang bisa menyesakkan rohani dan jasmani ku. Evil itu sudah berteman, ah bukan, sudah bermusuhan denganku sejak kecil. Aku sama sekali tidak beruntung bisa ketemu dia diSMA ini, dan juga sekelas dengannya selama 2 tahun. Betapa sabarnya aku diganggu dia selama 2 tahun ini! Harusnya aku mendapat piala oscar akan akting manisku untuk menjaga image-ku sebagai wakil ketua OSIS. Tapi, pertahanan manisku itu selalu hancur karena sikap Kyuhyun. Yasudahlah, perkelahianku dan Kyuhyun sudah menjadi pemandangan umum bagi murid lain.

Anehnya, dia adalah ketua OSIS. Benar, KETUA OSIS!!! Benar-benar aneh. Apa dia menyogok? Tidak, tidak mungkin. Dia dapat darimana uang seperti itu? Hahaha. Tapi memang kuakui Kyuhyun cukup berprestasi, apalagi dibidang olahraga. Kyuhyun padai bergaul dan juga humoris. Dia juga populer dikalangan siswi. Selain itu, mukanya juga lumayanlah. Memang, semakin besar, dia semakin keren. Mungkin karena itulah banyak siswi yang memilihnya sebagai ketua OSIS. Sangat berbeda jauh dariku, Kyuhyun yang bertambah keren sedangkan aku? Aku samasekali tidak berubah. Walaupun populer, aku merasa diriku ini nerd. Aku memakai kacamata yang bulat, rambut lurus sebahu. Tapi untungnya aku tidak mengepang rambutku ini. Aku kadang merasa iri pada namja evil itu.

Huh, mentang-mentang dikelas gurunya sedang absen, dia malah bercanda dengan siswa yang lain. Duduk diatas meja pula. Hih, sikap yang sama sekali tidak mencerminkan kewibawaannya sebagai ketua OSIS. Lebih baik aku membaca novel didekat lokerku sajalah, daripada bosan melihat tingkah si Kyuhyun itu.

-xxx-

Kyuhyun’s POV

“Ya! Kyu, kau harus menjalani dare dariku!” ujar Sungmin.

Aku memang sedang bermain truth or dare bersama cs-ku ini. Sialnya, aku kalah dan harus menerima dare dari Sungmin. Sial, semoga Sungmin tidak menyuruh yang aneh aneh.

“Nae. Apa dare darimu, hah? Sungmin babo?”

“YAA!! Beraninya kau memanggilku ‘pabbo’! Kau yang ppabo! Huh, padahal dare yang aku mau kasih ke kamu nggak terlalu berat. Tapi karena kau memanggilku ppabo, kau harus menerima hukuman yang kejam, Kyu.”

“Sudah, cepat katakan apa daremu!”

Sungmin tersenyum evil. Sungguh menjijikan. Hanya aku yang pantas melakukan evil smile seperti itu! Jangan harap kau bisa merebut peran evil-ku disekolah ini. “Kau harus bilang suka pada musuhmu Sooyoung itu!” kata Sungmin kemudian.

MWOOOOO!??!!

Wae? Kenapa Kyu? Kau takut? Apa kau benar benar menyukai Soo? Kekeke~”

Aniyo!! Kalau itu memang dare-mu, aku terima! Tantangan rendahan, aku mampu lakukan ini!” Aku bangkit dari meja yang daritadiku duduki itu. Benar-benar meja yang lucky, dia diduduki oleh orang setampan aku.

Aku melihat Soo yang sedang berada disudut kelas sambil membaca novel. Bodohnya anak itu. Padahalkan dia bisa duduk, kenapa memilih berdiri disudut dekat loker yang dingin itu? Tiba-tiba saja, ke-evil-anku muncul untuk menjalani dare dari Sungmin. Aku berjalan menuju tempat dimana Sooyoung, musuhku itu berada.

“Sooyoungie..,” kataku selembut mungkin pada Sooyoung.

Sooyoung kelihatan kaget akan kemunculanku yang tiba-tiba, apalagi aku sudah menghalanginya dengan tanganku. Haha, aku seperti memblokir jalan Sooyoung untuk pergi. (?) Itu semua kulakukan demi rencana evil-ku dan dare dari Sungmin.

“Hem? Ada apa?” kata Sooyoung, dia tetap dingin seperti biasa. Padahal kalau sedang di ruang OSIS, dia sangat ramah. Huh, dasar munafik, muka dua!

“Lagi apa?” kataku basa basi.

“Kamu ngomong apasih? Kalau ngomong yang benar dong! Sudah tahu kan, aku lagi baca. Babo.”

Err. Rasanya aku ingin menendang yeoja ini! Tapi, Kyu, sabar. Ini semua demi evil plansmu dan hukuman dari Sungmin.

Saranghae Soo..”

Sooyoung menutup novel yang dia baca daritadi. Aha, sudah kuduga dia kaget dan terjebak. “Mwo? Kau gila? Kau sakit? Ada apa tiba-tiba bilang suka padaku? Minggir, aku mau lewat.”

“Soo, saranghae…”

“Apa kau bilang? Saranghae? Cih, aku tidak akan tertipu lagi olehmu Cho Kyuhyun! Minggir, aku mau lewat! YAA!!! Jangan memblok jalanku!”

“Maaf, waktu itu aku keterlaluan sama kamu. Tapi sekarang, aku serius menyukaimu, Soo! Jeogmal saranghae. Aku suka kamu. Aku cinta kamu, Soo!” aku mendekatkan wajahku padanya. Aku ingin Sooyoung semakin terjebak pada evil trapku ini. Jarakku sekarang sudah sangat dekat dengan wajah Sooyoung. Kira kira sekitar 4 jari.

“Nde? Kyuhyun, jangan bercanda!! Kita sedang dikelas, apa yang kau lakukan! Minggir!!”

“Aku serius, Soo. Kau pasti bisa bedakan mana yang bercanda dan mana yang serius kan? Saranghae Soo. Would you be my girl?” wajahku semakin mendekat pada Sooyoung. Kekeke, aku sudah tidak tahan ingin tertawa melihat wajah Sooyoung yang merah padam kebingungan ini.

YAAA!!! Mau apa kamu Kyuhyun! Dasar yadong! Apa yang kau lakukan Kyu! Kita masih SMA! Kita sedang dikelas, Kyu! Aku tidak suka padamu, ppabo! Minggir!”

“Soo…”

“YAAAAK!!!! CUT!!!!” teriak Sungmin. Ternyata Sungmin sudah memperhatikan aku dan Sooyoung daritadi. HAHA. Daremu sudah kuselesaikan Sungmin! Apalagi aku senang rencana evil ku untuk pura pura mencium Sooyoung terjalankan dengan mulus!

Daebak Kyu! Dare dariku selesai, aku salut dengan mu Kyu! Tak kusangka kamu mau benar-benar menciumnya!” ujar Sungmin sambil merangkul pundakku.

“Sudah kubilang kan, aku bisa menerima dare dari mu.” Aku menjauh dari Sooyoung dan berjalan bersama Sungmin.

-xxx-

Author’s POV

Kemarahan Sooyoung sudah memuncak, perasaannya sudah diombang ambingkan oleh Kyuhyun. Sooyoung sangat malu dan bingung tadi. Bagaimana bisa musuhnya Kyuhyun menyatakan cinta padanya? Sudah pasti dia bercanda.

Sooyoung berjalan menuju Kyuhyun dan Sungmin. Sooyoung kini, sangat-amat-marah. “YA, Cho Kyuhyun!”. Sooyoung menendang tepat di tulang kering Kyuhyun. “Dasar tidak tahu malu, kau Kyuhyun!”. Kyuhyun hanya bisa menahan sakit dan Sungmin menertawakannya.

KRIIIINGG!!!

Untungnya bel istirahat berbunyi. Sooyoung langsung keluar kelas. Rasanya dia ingin meledakkan semua amarahnya kepada namja itu!

-xxx-

Sooyoung’s POV

Huh, jantungku berdebar dengan sia-sia! Dasar Kyuhyun, dia menggangu kehidupan masa mudaku. Setiap hari aku merasa cepat tua gara-gara dia. Tak kusangka Kyuhyun sangat membenciku sampai sampai mempermalukanku seperti tadi! Rasanya aku sangat malu tadi. Perasaan dan logikaku bertarung demi keselamatanku. Perasaanku mengatakan ‘apa benar Kyuhyun menyukaiku? Apa terima saja dia? Kasihan juga dia.’. Tapi dilain sisi, logika dan akal sehatku mengatakan ‘Ya, Sooyoungie, pasti Kyuhyun hanya mempermainkan mulu! Pasti! Cepat pukul dia sekarang  juga!’.

Err. Ternyata logikaku memang benar! Tiada ampun lagi padamu, Kyuhyun! Beraninya kau mempermalukanku seperti tadi untuk kedua kalinya! Awas kau, Cho Kyuhyun!

Flashback

Haaa, sekarang aku sudah kelas IX nih! Sebentar lagi aku akan lulus SMP dan target SMA-ku adalah Shiro Seoul Senior High School. Aku menatap kertas undangan  farewell party. Rasanya sedih meninggalkan SMP tercintaku ini, tapi pikiranku melayang membayangkan apa yang akan terjadi jika aku berhasil masuk SMA impianku.

Besoknya.

Yap, sempurna! mini dress yang kukenakan, sepatu, tataan rambut yang kubiarkan lurus seperti biasa. Aku terlihat sangat lucu malam ini! Tapi memang ada sesuatu yang menjanggal, yaitu kacamata nerdku ini. Tapi, positive thinking, Soo!

Aku berjalan keluar rumah. Deg. Sial, kenapa aku harus bertemu Kyuhyun si evil namja ini terus sih? Kenapa rumahku bersebelahan dengannya? Kenapaaaaaaaaa….

Anggap dia tidak ada, Soo! Cepat, farewell party dimulai jam 19.00, duh! Bisa telat deh! Aku berlari meninggalkan Kyuhyun.

-xxx-

Fiuh, akhirnya aku sampai juga di sekolah. Aku melihat Kyuhyun sudah ada digerombolan yeoja yang juga temanku itu. “Hey, Sulli!” aku menghampiri yeoja bernama Sulli yang sedang berada dekat Kyuhyun. Sulli adalah teman dekatku, kelihatannya Sulli ini menyukai musuhku si Kyuhyun ini.

Kyuhyun melihatku, “Hey chagiyaa~”

“MWO! Kau gila Kyuhyun!” ujarku sambil menginjak kaki Kyuhyun. Sulli kelihatan kaget. Entah apa yang dipikirkannya.

Perkataannya membuat suasana ricuh. Banyak sekali siswi yang mengerumuniku termasuk Sulli.

“Sooyoung, sejak kapan pacaran sama Kyuhyun……..”

“Ko gitu sih…”

“Sooyoung….”

“Sooyoungie….”

“Soo..”

AH CUKUP!! “AKU BUKAN PACAR KYUHYUN MENGERTI?” teriakku.

Kyuhyun mendekatiku, “Bicara apa kau, Soo? Kemarin kan kau menembakku.”

“Jangan bodoh! Humormu itu sama sekali tidak lucu. Minggir, aku mau pergi.”

“Sooyoung, tunggu. Saranghae.” Kyuhyun menarik tanganku.

“Ap..apasih!!”. Banyak sekali murid murid yang mengelu-elukan nama kami. Situasi ini membuatku sesak!

“Aku bohong.” Ujar Kyuhyun.

Aku berbalik menghadap Kyuhyun, “Ne?”

“Aku bilang aku bohong. Mana mungkin aku suka padamu, mana mungkin juga aku punya pacar nerd kayak kamu.”

Kyuhyun bodoh! Kutendang dia tepat ditulang keringnya. Beraninya dia mempermainkanku, didepan semua murid pula! Malunya!!!!!

Flashback end

-xxx-

Author’s POV

Sejak hari itu-hari dimana Kyuhyun mengerjai Sooyoung dikelas-Sooyung menjadi sedikit pendiam. Dia mulai menjauhi Kyuhyun, tidak menanggapi Kyuhyun, juga menjauhi hal-hal yang bersangkutan dengan ‘Kyuhyun’. Sooyoung sudah muak dipermainkan untuk kesekian kalinya.

Pelajaran art atau seni rupa tengah berlanjut. “Hem, sekarang aku akan membentuk kalian kelompok masing masing 2 orang. Aku akan menentukan lewat absen,” ujar guru seni rupa itu.

“Ah Do Rang dengan Aluna..”

“Ahraa dengan Bum Soo…”

“Cho Kyuhyun deng Choi Sooyoung..”

Deg. Jantung Sooyoung rasanya berhenti. Sedangkan Kyuhyun, “Sial, aku dengan si cewek nerd  itu.”

“Tugas kalian semua adalah membuat karya untuk pekan olahraga bulan depan, tema bebas, waktu pengerjaan maksimail 1 bulan, dan harus dikumpulkan seminggu sebelum pekan olahraga. Mengerti?” kata guru itu setelah membagi kelompok.

Ne!!”

-xxx-

Kyuhyun’s POV

Hah, malas rasanya harus sekelompok dengan Sooyoung. Tapi apa boleh buat, sebagai namja yang gentle, aku berjalan menuju meja Sooyoung. “Hey, Choi Sooyoung! Untuk karya kita ini……..”

Sooyoung meninggalkan ku. Dia berjalan keluar kelas. Akhir-akhir ini dia menjauhi ku ya? Dia sama sekali tidak merespon kelakuan evilku padanya. Membosankan. Seperti bukan Sooyoung saja.

-xxx-

2 minggu berlalu.

Dasar Choi Sooyoung keras kepala! Dia sama sekali tidak mau diajak kerja sama untuk menyelesaikan tugas seni rupa ini. Tapi bukan untuk tugas ini saja, setiap rapat OSIS, Sooyoung selalu mengabaikanku. Tidak tahu malu! Aku ini ketua OSIS loh! Lama-lama aku pecat kamu, Choi Sooyoung!

Tugas seni rupaku sama sekali belum ada. Terpaksa aku harus bicara keras dengan Sooyoung. Cih, jangan remehkan aku Sooyoung.

Tapi dimana Sooyoung? Lucky! Itu dia, dia sedang berjalan sendirian dilorong yang sunyi menuju atap sekolah. “Sooyoung!” panggiku.

Saat aku berjalan menujunya, dia hanya mengabaikanku. Mengabaikanku. Berani sekali dia. “Hey nerd! Aku bawakan contact lens buatmu nih! Biar kamu nggak kelihatan nerd. Haha,” kataku dengan evil faceku. Ck, Sooyoung masih saja nggak menanggapiku! Lama lama aku bosan dan kesal nggak punya teman untuk kuganggu seperti ini. Aku bosan nggak ada yang menanggapi ke-evil­-an ku lagi. Hey Sooyoung, apa yang terjadi?

Saat benar benar dekat dengannya, Sooyoung melewatiku begitu saja. Dia berjalan lurus, dengan tatapan yang kosong. Aku berhenti berjalan. “You don’t have to pretend that you didn’t notice me, Soo. Aku tahu kamu melihatku. Cepat berjalan kepadaku Choi Sooyoung!!”

Beda dengan dugaanku, ternyata Sooyoung memang kembali kepadaku. Dia menunduk dan tidak melihat kepadaku.

“Sooyoungie, lihat mataku.” Kata aku.

“Buat apa?”

“Tatap saja mataku, Choi Sooyoung!!” dia memang sudah menatap mataku sekarang. “Bagaimana soal tugas seni rupa kita, hah? Kau sudah kabur dari tugas ini selama 2 minggu! Jangan harap kau bisa kabur lagi, Soo!”

“Tenang. Serahkan saja pada si NERD ini.” Dia menekankan kata ‘nerd’, aku tahu itu maksudnya untuk menyindirku. Aku hanya bisa tersenyum miris kepadanya. Setelah berkata itu, Sooyoung berlalu.

Aku mengejarnya, “YA CHOI SOOYOUNG!!!” setelah aku dapatkan dia, aku menarik tangannya dengan kasar dan sedikit tekanan. “Sooyoung, kau ini kenapa! Akhir-akhir ini kamu menjauhiku kan? Jawab Choi!”

YA, bagaimana bisa aku menjawabmu kalau kau terus menekan lenganku seperti ini hah! Kau juga tak henti-hentinya berbicara dari mulut evilmu ini!!”

Senyumku mengembang saat yeoja itu menjawabku. “Kenapa kau menjauhiku, hah pabbo! Jangan harap kau bisa kabur dariku!”. Entah kenapa ucapan evilku muncul begitu saja dengan menyebutnya ‘pabbo’. Dan aku harap Sooyoung itu membalas perkataan evilku dengan perkataan evilnya.

pabbo? Kau sebut aku pabbo? Kau yang babo, Cho Kyuhyun! Kau benar benar babo! Kamu telah mempermainkan hatiku untuk kesekian kalinya, Kyu! Babo! Aku ini sangat membencimu dari dulu, kenapa kau malah membuatku semakin benci padamu hah?”

-xxx-

Sooyoung’s POV

“….Aku ini sangat membencimu dari dulu, kenapa kau malah membuatku semakin benci padamu hah?” ujarku berapi api. Aku ingin, semua amarah dan rasa benciku menghantam dirinya agar dia tahu bagaimana sakitnya hatiku yang sudah dipermainkannya dari dulu! Aku menatap matanya, aku berharap dia mengerti apa maksud aku menatap matanya. Tatapanku padanya berarti ‘Ya! Cho Kyuhyun! Aku ini sangat jijik dan membencimu tau!!!’. Tak sadar mataku basah, air mata mulai membasahi pipi. Segera kuhapus air mata ‘kebencian’ ku dari pipiku.

“Soo, aku…” Kyuhyun mulai memasang tampang memelas dan bersalah. Menjijikan!

Aku terus mengusap air mataku,“Ah, sudahlah! Tidak perlu begitu! Aku tidak butuh permintaan maafmu itu tahu! Kamu ini harusnya sadar diri Kyuhyun! Aku…!”

“Sooyoung, awas!!!”

-TBC-

Teaser part 2 (END):

BRUKK. Kyuhyun menimpa tubuhku. Ap..apa ini!!

“Kyu, kamu takut ya?” “Iya. Aku takut kehilangan kamu.”

Ada yeoja baru datang!!??

“Kyu, kau menyukai Sooyoung kan!”

“Apa maksudmu?”

Kyuhyun berbicara di depan mic, “Sooyoung-ah, saranghae.”

HAHH?

-xxx-

Hehe, gimana nih ff buatan aku? Penasaran ga sama part selanjutnya? Aku usahain lebih bagus yaaa. Maaf kalo pendek ceritanya :(

Don’t forget leave your comments! LOVE YAAAA~~


She’s The Key [Part 4]

$
0
0

STKcover (1)

Title : She’s The Key? [Part 4]

Author: EdraRybelvi

Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung

Support Cast: Lee Hyukjae, Lee Donghae, Kwon Yuri

Rating: 18+

Length: Oneshot

Poster by: MayangAeni

Disclaimer: This story pure from my mind. If you found same with your own, mianhamnida, maybe we have same thought XD

__________

Ini gila! Benar-benar gila!

__________

 

Aku belum pernah merasakan penolakan sepedih ini sebelumnya. Kalian tahu bagaimana aku dan apa yang biasa terjadi padaku.

Tapi ini? Ini sakit. Pedih.

Sepertinya Tuhan tidak membiarkanku kehilangan harga diriku. Kami tidak pernah lagi bertemu setelah hari itu, dan ini sudah hari ke dua puluh satu.

Aku tak tahu bagaimana bisa kami tidak saling bertemu, menatap dan yah kenikmatanku juga berhenti pada saat yang bersamaan. Sooyoung tidak pernah muncul. Tergerak hatiku untuk bisa mencari tahu kemana ia menyembunyikan dirinya. Tapi yah, itulah masalahnya. Tuhan lebih menginginkan kebijaksanaan akan harga diriku.

“Kau sudah bertemu dengannya?” Dan untuk ke sekian dari keberapa kalinya dua pasangan abnormal ini menanyai hal yang sama. Hey guys! Aku lelah dengan pertanyaan itu. Tak bisakah kalian sekali bertanya peringkat berapa Barcelona pada pertandingan musim ini? Aku rasa itu lebih menarik daripada kalian bertanya tentang seseorang yang berhasil menyembunyikan dirinya. Bahkan FBI sekalipun tak akan bisa menemuinya. Tuhan, hanya kau yang tahu maksudku.

“Entahlah, kami masih belum bertemu setelah hari itu.”

Aku menyandarkan tubuhku pada sofa cafe ini. Memanjangkan kaki ku yang memang sudah panjang, lalu menutup mataku.

“Seharusnya kau bisa menutup mulut bodoh mu itu!” Tuhan terkadang tidak adil. Bagaimana mungkin aku ditakdirkan untuk berteman dengan mereka yang sama sekali tak punya rasa simpati pada temannya?

“Sudahlah ikan amis. Mau kau berkata seharusnya aku begini atau seharusnya aku begitupun tidak akan mengubah apa yang terjadi saat ini.”

Aku tahu, saat ini tangannya siap untuk memukul kepalaku.

TAK!

Benar dugaanku. Tangannya sudah mendarat dengan sempurna dikepalaku. Kurasa sebentar lagi aku akan membuka landasan pacu tepat di atas kepalaku.

“Kau adalah pria ter-aneh dan pria dengan intensitas terbanyak dalam hal menjatuhkan harga diri sesama pria.” Monyet-ah, aku tahu. Tanpa kau beri tahupun aku sudah tahu. Apalagi yang kau harapkan?

Kembali merileks-kan tubuhku. Aku membuka mata dan meminum ice chocolate ku.

“Hari ini aku akan berkencan dengan seorang wanita seksi.” And here we go. Pembicaraan ini dimulai lagi.

“Kau mendapatkan mangsa baru lagi? Bukankah kemarin kau baru saja berkencan dengan yeoja yang katamu memiliki bokong yang seksi?” Lihatlah mereka. Yang satu duduk dengan wajah yah.. kau tahu arti dari frase ’Sok Keren’? Satunya lagi duduk dengan wajah antusias layaknya cucu yang tengah penasaran dengan cerita kakeknya saat menjadi tentara veteran zaman perang. Oh Tuhan! Aku muak!

“Ya, kali ini marga Kwon. Oh demi Neptunus! Sudah berapa lama aku tidak mengencani wanita dari marga Kwon?” Hell yeah! Sepertinya monyet ini baru saja menonton salah satu adegan di saat Si kepiting kikir Crab terancam kehilangan satu dollarnya.

“Kwon? Apa yang terjadi dengan marga Kwon?” Mencoba untuk meyakinkan duo manusia aneh itu bahwa aku masih ada di sekitar mereka.

“Aku rasaa dua tahun yang lalu. Itu saat dimana seorang wanita dari marga Kwon berlari pada Hyuk kita dan kemudian menceritakan pengalaman buruknya. Yah, kau tahu. Kekasih yang selingkuh, meninggalkannya demi harta dan kemudian mencampakkannya.” Hohoho, bahkan aku tidak akan pernah berhenti tertawa dalam hati karena ucapan si ikan saat ia mulai menggunakan kata ‘Hyuk kita’. Kau tahu? Nama si monyet ini sama persis dengan nama salah satu pelawak di negara ini. Aku bahkan sempat heran, dari sekian banyak nama yang memiliki arti yang lebih bagus, kenapa bibi justru memilih nama itu?

“Lalu?”

“Lalu Hyuk kita memacarinya. Yah, karena dilatar belakangi oleh rasa simpati dan tentu saja, seksi.” Dan diakhirinya kalimat panjang nan tak berarti itu dengan memberi sedikit lirikan pada ’Hyuk kita’ itu.

Oh. Jadi karena itu. Tak ada yang spesial bukan?

Untuk itulah, aku selalu menyebut mereka manusia abnormal. Hell yeah! Tak ada satupun yang spesial dari cerita mereka dan itu berhasil membuat kenangan indah untuk kedua pasangan abnormal ini.

“Tapi sepertinya kau juga akan mendapatkan keuntungan Hae-ah. Kwon-ku akan membawa salah satu temannya. Yah, untuk menemaninya. Kita bisa double date.” Nah, ini yang aku tak sukai dari mereka. Untuk hal seperti ini aku tak pernah dibawa masuk. Bayangkan saja, si ‘Hyuk kita’ ini hanya menyebut nama si ikan, dan aku tidak? Kau dengar? AKU TIDAK!

“Kyu, kau bisa pulang jika hanya merenung dan tak melakukan apapun di sini. Tapi, yah setelah wanita dari marga Kwon-ku itu datang kau bisa pergi. Oh, jangan lupa. Kau berjanji membayar minuman kita.” Hyuk kita! Shut your hell mouth up!

“Kau bisa duduk disini. Kami akan mencari meja baru untuk berkencan.” Kalian tahu kenapa ia berubah fikiran dengan seketika?

Lirikan tajam. Tatapan dingin. Satu pukulan telak di perutnya. Itu semua cukup untuk membuatnya menutup bibir dan gusi sialan itu!

Got it! Aku suka saat bibir monyet ini menekuk dan mulut ikan berbicara seolah aku akan membumi hanguskan milik mereka.

“Tak usah! Aku tak akan menjadi salah satu manusia yang terlihat belum pernah membersihkan diriku untuk waktu yang lama.” Kau tahu bagaimana tokoh di film kartun jika mereka kotor dan belum mandi? Akan banyak lalat disekeliling mereka seolah menjadi teman sehidup semati. Dan. Aku. Tidak. Ingin. Hal. Itu. Terjadi. Pada. Tubuh. Indahku. Saat. Ini.

Memilih berdiri. Aku mengemasi semua barangku. Dompet, Iphone dan Ipod milikku. Lalu dengan senang hati meninggalkan mereka.

Untuk detik ke dua puluh aku berjalan keluar. Aku teringat untuk melakukan sesuatu.

TAK! TAK!

“Itu balasan untuk tidak mengajakku dalam kencan kalian. Jangan pernah datang ke apartemenku atau kalian akan menyesal!” Lalu pergi melangkahkan kaki dengan perasaan lega karena sesak didadaku untuk membalas mereka sudah terlaksanakan.

 

*****

Apa yang bisa dilakukan oleh pria muda di apartemen mewah miliknya?

Mencuci baju? Menyetrika? Atau membersihkan apartemen ini?

BIG NO untuk itu semua. Aku tak akan pernah melakukannya.

Berguling ke sana – kemari mencari posisi yang pas. Tapi aku sama sekali tak mendapatkannya. Siapa yang akan memutuskan untuk tidur saat jam baru saja menunjukkan pukul 3 sore?

Aku berusaha menyibukkan diri. Mencari pacar tanganku untuk memuaskan nafsuku. Ketika menemukannya, aku segera menyentuh titik sensitifnya. Dan disinilah aku. Tenggelam dalam gemerlap indahnya bermain game portable saat ini.

Melihat keseringan aku menatap layar psp ini, membuatku jenuh. Untuk entah kesekian kalinya, aku melempar PSP ini ke kasur. Aku tidak akan mungkin melemparnya ke lantai. Karena kufikir PSP lebih berharga dibanding makalahku saat semester satu kuliah dulu.

Aku berbaring di kasur. Melipat tangan di bawah kepala dan menerawang jauh.

Mata cokelat dengan hidung dan bibir yang sangat tepat dengan lekuk wajahnya. Kening yang indah dan tentu saja rambut cokelatnya. Aku tidak yakin kapan dia mengecat rambut cokelatnya itu. Namun yang pasti, rambut cokelat itu sangat cocok untuknya.

Tinggi yang semampai, dengan pantat datar dan payudara sedikit berisi. Oh God! Ini sama sekali tidak dapat kubayangkan! Wanita dengan tubuh Super Model kini tinggal beberapa nomor dari apartemenku.

Apa itu yang bisa kulakukan sekarang? Membayangkan tangan kaku ini berada di semua lekuk tubuhnya dan mendengar suara kenikamatnnya?

Oh tidak! Aku ingin ini. Aku ingin semuanya real. Nyata. Tak abstrak. Dan sekarang! Aku ingin dia sekarang.

Berdiri dari posisiku. Aku berjalan keluar. Dengan tergesa. Langkah cepat. Kaki seribu.

Mengetuk pintu apartemennya dengan keras. Aku tahu ini bodoh. Apartemen di Korea dilengkapi dengan bel,tentunya. Apalagi untuk jenis apartemen ini. Tapi tidak untuk sekarang!

Bisa saja Choi Sooyoung sedang tidur dan tidak mendengar bel yang kutekan berulang-ulang kali. Atau bisa saja Choi Sooyoung sedang menari dengan indah memamerkan lekuk tubuhnya. Siapa yang akan tahu apa saja yang dilakukan wanita di dalam apartemen miliknya? Sendiri? Bisa saja mereka tidak memakai apapun. Toh, mereka hanya sendiri.

Oh tidak! Fikiran terkutuk!

“CHOI SOOYOUNG BUKA PINTUNYA!” Aku yakin bahwa wajahku kali ini terlihat seperti banteng yang mengamuk karena sang matador berhasil memperdayanya dengan selendang merah miliknya.

Aku tidak mendapatkan apapun. Choi Sooyoung tidak mendengarku. Ia sama sekali tidak keluar dengan wajah dan tubuh sempurnanya.

Aku memukul dengan keras pintu apartemennya menggunakan tanganku. Satu pukulan keras. Melambangkan rasa frustasiku. Ia tak muncul dari balik pintu ini. Ia tak datang. Aku butuh dia saat ini. Butuh. Sangat.

Jika aku wanita, aku pasti sudah menangis di depan pintu apartemen ini. Atau jika aku balita, aku bisa saja merengek. Menendang-nendang kaki ku pada lantai dan akan memperlihatkan wajahku yang penuh ingus akibat tangis yang berlebihan. Tapi apa daya? Aku seorang pria. Seorang pria yang bereaksi hanya pada satu wanita. Seorang pria yang kini kehilangan harga dirinya. Mencari kuncinya layaknya kambing yang mengembek mencari induknya untuk menyusu.

Aku tak tahu bagaimana ini akan berakhir. Jika benar Choi Sooyoung bukanlah orang itu. jika Choi Sooyoung bukanlah kunci dari ketidak-normalanku. Aku rasa aku akan segera memutuskan, memutuskan untuk melanjutkan jejak seseorang. Jejak Paman Kim.

*****

“CHO KYUHYUN BUKA PINTUNYA! KAMI TAHU KAU DI DALAM!”

Teriakan dari manusia-manusia terkutuk itu membuatku terbangun dari tidur lelapku.

Berjalan untuk membasuh muka dan menggosok gigi, aku tetap membiarkan manusia aneh itu berteriak frustasi.

Merasa cukup dengan penampilan- bangun tidur ku yang terganggu. Aku berjalan membukakan pintu. Pandangan pertama yang kulihat adalah Choi Sooyoung berada dihadapanku dengan tangan kiri di genggam oleh Si monyet dan tangan kanannya digenggam kuat oleh si ikan. Oh, sepertinya ada satu orang lagi. Wanita. Yang ternyata juga ikut memegang leher Sooyoung dengan kuat dari belakang.

“Ada apa ini?” Kalimat pertama  yang ku ucapkan setelah semua pemandangan yang membuatku heran. Mereka bertingkah seolah Choi Sooyoung adalah wanita cantik dari sebuah desa yang akan menjadi persembahan selanjutnya bagi para dewa yang bertujuan untuk mendatangkan hujan di desa itu.

“Kalian membuatnya kesakitan bodoh!” Aku melepaskan kedua tangan pasangan fauna dari tangan Choi Sooyoung dan menarik tubuhnya menjauh dari pelukan erat dari wanita dibelakangnya.

“Apa yang terjadi?” Tanyaku padanya setelah aku mendapatkan dirinya kini berdiri disampingku.

Tidak mendapatkan jawaban. Aku melirik pada tiga manusia aneh dihadapnku ini.

“Sooyoung adalah teman Kwon- ku ini.” Si Monyet menjelaskan.

“Kami bercerita panjang lebar dan akhirnya memutuskan untuk membawa wanita yang kau rindukan ini tepat dihadapanmu.” Jika saja dua wanita ini tidak berada di sini, akan ku tarik duo fauna ini ke dalam apartemenku dan menghabisi mereka seperti aku menghabisi musuhku dalam permainan PSP ku.

“Kami rasa kalian butuh waktu berdua untuk berbicara.” Mereka melangkah dengan perlahan lalu meninggalkan kami.

Aku melirik Sooyoung yang masih berada di hadapanku. Aku tersadar, bahwa tanganku masih berada di pundaknya.

“Maaf.” Hanya itu yang bisa kuucapkan.

Ia mengerjap beberapa kali padaku dan menatapku dengan dalam. Seolah mencari pembenaran. Demi perut yang belum ku isi pagi ini, apa yang sudah duo fauna sialan terkutuk itu katakan pada Choi Sooyoung?

“Pulanglah jika kau tidak betah di sini.” Melepaskannya. Memutuskan eyes contact kami dan berjalan ke dalam. Itulah yang kulakukan.

“Apa benar kau begitu menderita?”

Langkahku terhenti.

Tubuhku dengan refleks berbalik dan menatap dirinya penuh tanya.

“Apa benar kau menderita karenaa aku?” Apa?

“Apa benar kau sangat ingin memilikiku sampai-sampai kau tidak mandi dua puluh hari terakhir?”

Astaga! Ini apa Tuhan? Fitnah apa yang sudah mereka buat untukku?

“Kau bahkan tak keluar kamar apartemenmu karena kau menyesal dengan ucapanmu waktu itu. Apa itu benar?”

Oh Choi Sooyoungku. Super Modelku yang tinggal beberapa nomor dari apartemenku. Wanita yang semalam membuatku terlihat gila. Wanita yang membuatku memutuskan untuk melajang seperti Paman Kim. Mengapa kau begitu lugu Choi Sooyoung?

“Apa? Aku sama sekali tidak seperti itu. Aku terakhir kali keluar bersama peliharaanku dan menghabiskan waktuku bersama. Dan Hey! Aku mandi.” Menyangkal tuduhan? Tentu saja! Pria mana yang akan mau dituduh tidak mandi selama dua puluh hari terakhir?

“Lalu kenapa mereka mengatakan hal seperti itu padaku. Aku bahkan bisa mendapatkan itu semua benar. Kau mengurung diri dan kau tidak mandi.” Astaga! Demi mendengar mulut semporono miliknya. Aku berjalan mendekatinya dan berdiri tapat dihadapnnya. Menyisakan jarak sekitar 30cm di dekatnya. Menatap kebawah, mencari matanya.

“Dengar Choi Sooyoung. Aku. Sama. Sekali. Tidak. Mengurung. Diri.” Kutekankan setiap kalimatku padanya.

“Tapi aku melihatnya. Bahkan temanmu berkata ‘CHO KYUHYUN BUKA PINTUNYA! KAMI TAHU KAU DI DALAM!” Aku tahu kau penasaran Choi Sooyoung, tapi kau tak perlu berteriak untuk menirukan keanehan mereka sehingga intonasimu tepat seperti mereka.

Mengorek kupingku yang sejenak menjadi tuli. Aku kembali menatapnya. “Dengar. Aku sama sekali tidak mengurung diri. Aku sama sekali tidak menderita seperti apa yang mereka katakan. Dan aku mandi. Dengar Choi Sooyoung. Aku mandi.” Ucapku tegas.

“Walaupun pagi ini belum.” Lanjutnya.

“Ya, walupun pagi ini belum.” Lanjutku.

Aku merasakan gelembung tawa pada perutku setelah menyadari bahwa aku dengan pasrah mengikuti ucapannya. Aku tertawa keras. Tertawa keras setelah dua puluh dua hari terakhir terdiam, merenung, dan berguling tidak nyaman di apartemenku.

Sooyoung juga tertawa. Ia memeluk perutnya dan menepuk-nepuk pundakku keras.

“Pak Cho ini sangat menyenangkan dan aku rindu suasana ini.” Ucapnya disela tawanya. Kami berdua terduduk di sofa. Merasa tak kuat jika harus berdiri sambil tertawa. Oh Tuhan, aku juga merindukannya Choi Sooyoung.

Setelah perut melilit dan nafas tersengal karena tertawa. Humor itu hilang dan berganti dengan sesuatu yang bisa kita katakan, hening.

Mata menatap bersamaan dan tubuh yang kini sudah saling berhadapan. Aku tak tahu bagaimana semalam aku merasa begitu kehilangan arah padanya. Kini dia hadir di hadapanku. Dengan wajah yang masih tetap sama dengan dua puluh dua hari terakhir.

Tunggu dulu! Jika semalam dia tidak berada di apartemennya. Lalu kemana dia?

“Semalam kau dimana?” Aku memulai untuk memecahkan rasa keingintahuanku yang dalam padanya.

“Hanging out with my friend, and your friends too. Clubbing, and then hotel.”

“WHAT!!!!” Demi Tuhan! Aku kaget dan reflek berdiri. Ini lebih dari sekedar mendengar Barcelona dibantai kalah beberapa musim terakhir. Ini lebih dari mendengar Eommonim yang ngotot dengan anak temannya dan ini lebih dari keputusanku untuk mengikuti jejak paman Kim. Pasangan fauna itu benar-benar siap mati ditanganku.

“Hotel? Kau gila! Apa yang kalian lakukan disana? Kau,- Dengar Choi Sooyoung, mereka tidak cukup baik untuk dijadikan teman,-“

“Tapi kau berteman dengan mereka.”

“Karena aku berteman dengan mereka, aku melarangmu juga ikut berteman dengan mereka.”

“Kalau kau bisa, kenapa aku tidak bisa?”

“Karena kau TIDAK!” Astaga! Aku sudah membentaknya. Ia menunduk dan aku bersalah karena hal itu.

Aku kembali duduk. Menatap wajahnya dan memberanikan diri untuk menyentuhnya. Tanganku menangkup kedua pipinya, dan hei! Kulit pipinya lembut.

“Dengar Soo,- maafkan aku. Kau tidak seharusnya berteman dengan mereka. Maksudku untuk terlalu dekat. Maksudku untuk menghabiskan waktu semalaman. Maksudku  untuk bersama mereka.” Sudah berapa kali aku meralat ucapanku. Ini benar-benar tidak bisa kubayangkan!

“Kami tidak melakukan apapun. Kami hanya menginap di hotel karena kami sudah sangat mabuk. Yah, walaupun hanya satu kamar. Kau tahu? Donghae itu pelit dan tak mau membagi uangnya untuk memesan satu kamar lagi. Alhasil kami berempat tidur bersama.” Rambutku yang sebelumnya siap jatuh karena rontok, mendadak tunduk dan kembali lagi pada tempatnya.

“Kau tidur dimana?” Ini pertanyaan dasarku untuknya. Memastikan dia masih bersih dari campur tangan dua fauna itu.

“Di ranjang, bersama Yuri.” Bagus.

“Lalu mereka?”

“Mereka tidur di sofa. Aku merasa kasihan karena dua pria itu harus berperang hebat untuk mendapatkan sofa dengan ukuran yang panjang. Sebenarnya aku lebih setuju jika Eunhyuk oppa tidur di sofa yang panjang karena dia lebih tinggi daripada Donghae. Tapi Donghae lebih memlih untuk tidak mengalah, dan alhasil Eunhyuk oppa tidur di lantai. Kami memberinya selimut.” Oh Tuhan. Gadis ini begitu lugu dan lucu. Aku tak berharap ia bercerita mengenai bagian pertengkaran fauna coupe itu. Tapi yah mau bagaimana lagi. Bibir seksi itu yang berbicara.

“Jika kau memanggil Monyet,- maksudku Eunhyuk dengan ‘Oppa’ kenapa Hae tidak?” Ini juga salah satu pertanyaan yang muncul ketika ia bercerita.

“Karena Donghae pelit itu tidak mau berbagi uangnya untuk menyewa satu kamar hotel lagi. Maka dari itu aku tak ingin memanggilnya Oppa. Aku lebih suka memanggilnya ahjumma karena ia begitu pelit seperti ahjumma.” Dan untuk ini sekali lagi tawaku meledak. Oh Choi Sooyoung. Bahkan kau tak tahu sisi pelitnya yang lain. Ia bahkan mau menggigit tangan seorang gadis kecil hanya karena berebut jepitan rambut yang ingin diberikannya pada kekasihnya dulu saat SMA. Parahnya lagi, jepitan itu harganya sangat murah untuk ukuran uang saku anak SMA.

“Tapi ada satu hal yang membuat ku heran. Kenapa Euhnyuk oppa bisa memiliki sebuah kunci kamar hotel di sakunya? Apa dia punya sebuah hotel?” Aku segera melepas tanganku yang semua menangkup pipinya. Berdiri dan meninggalkan Choi Sooyoung dengan keheranannya.

“Kau mau minum apa Choi Sooyoung ssi?” Aku berusaha untuk mengalihkan perhatiannya.

“Apa kau punya advil? Aku masih pusing.” Ucapnya dan tentu saja fikirannya sudah tearlihkan.

Aku segera menyiapkan segelas air putih dan memberinya satu pil advil. Ia segera meminumnya dan meneguk air digelas hingga habis.

“Apa kau akan mandi? Apa boleh aku meminjam kamar mandimu sebentar?” Ia bertanya lagi. Aku mengangguk dan menunjukkan kamar mandinya. Ia segera masuk dan aku memutuskan untuk membuat kopi.

Sekitar sepuluh menit Sooyoung keluar dari kamar mandi. Ia terlihat sedikit lebih fresh.

“Aku suka suasana di apartemenmu.” Ucapnya. Aku hanya tersenyum. Memberinya segelas teh dan kami berdua duduk di sofa.

“Kau meminum kopi?” Tanyanya, dan aku mengangguk.

“Dan kau memberiku teh?” Tanyanya lagi dan sekali lagi aku mengangguk, namun kali ini dengan tatapan bingung.

Ia merebut gelas kopi yang berada ditanganku dan meminumnya. Astaga Choi Sooyoung! Ciuman tak langsung!

“Ah..” Ia mengelap bibirnya dari bekas kopi dan memberiku gelas kopi yang kosong.

“Kopi buatanmu enak Pak Cho. Kau bisa menjadi barista di kafe ku. Apa kau mau?”

Mulut aneh dan lugu. Choi Sooyoung punya itu semua. Melihatnya tersenyum dengan gigi rapi dan menatapku cemerlang.

“Ku kira gadis-gadis lebih suka teh dibanding kopi.” Ucapku sambil meletakkan gelas kopi yang sudah kosong.

“Aku suka semua yang orang berikan padaku.” Yeah, sepertinya aku mendapatkan sebuah kunci tentang dirinya.

“Lalu kenapa kau memutuskan untuk memilih kopiku? Apa kau tahu? Gelas itu baru saja kupakai bahkan ditempat yang sama.”

Ia terperangah kaget. Menarik nafas dengan suara yang berlebihan.

“Aku tak tahu jika kau sudah meminum kopimu. Maafkan aku. Kukira itu masih utuh sebelumnya.” Demi menjaga rasa sesak diselangkaku. Choi Sooyoung harus segera menutup mulutnya.

“Rapatkan mulutmu dan berusahalah untuk tidak bergerak!” Setan dalam mulutku tengah berpestafora. Merasa senang karena lidahku sudah berhasil mereka pasangkan remote control.

Choi Sooyoung seketika menutup bibinya. Menghadap kedepan, lalu meletakkan tangannya di atas paha. Jangan lupa, ia juga menunduk. Respon berlebihan atas perintah mulut setanku yang berlebihan.

Ia terlihat seperti seorang anak yang sedang dimarahi oleh orang tuanya karena nilai raport nya turun.

“Angkat kepalamu dan jangan berlebihan.”

Ia tersenyum dan kini kembali memperlihatkan sikap lucunya.

“Apa kau sedang kesakitan sekarang? Apa adikmu merengek untuk dilepaskan dari kurungan?” Mataku membulat sempurna melihatnya. Siapa yang berani mengajarinya berkata seperti itu?

“Apa saat ini kau sedang bereaksi padaku Pak Cho?” Menatap tidak percaya.

“Mereka mengatakan tentang ketertarikanmu denganku. Tentang dirimu yang tidak pernah ‘bangun’ sebelum bertemu denganku.”

Terkutuklah kalian fauna couple sialan!

“Apa kau bereaksi dengan ini?” Ia mendekat padaku dan itu semakin membuat nafsuku mendekat padaku.

“Ini?” Ia berkata lagi dan kali ini dengan telunjuk yang menyentuh tanganku.

“Choi Sooyoung…” Mataku menutup seketika ketika ia melakukannya. Telunjuk itu kini mulai naik. Ia mengitari lenganku dan kini mulai berpindah pada dadaku.

Aku menangkap tangannya dan menggeleng pelan.

“Jangan.” Hanya itu yang bisa kulakukan. Aku tahu, aku sudah mengecewakan adikku di bawah sana. Tapi bukan hal seperti ini yang kuinginkan.

“Pulanglah.” Sekali lagi aku mengingkari keinginanku.

“Kita harus menyelesaikan ini. Kau tidak normal Kyu, dan kau harus segera sembuh.” Ucapannya sedikit menamparku. Ia mengataiku tidak normal.

“Aku tak tahu jika ini benar-benar terjadi di hidupku. Aku tak benar-benar percaya awalnya bahwa mimpi itu benar.” Aku terdiam. Mencoba mencerna ucapannya.

“Mimpi yang menunjukkan bagaimana aku seorang gadis biasa menyelamatkan pria tak bernafsu dan itu kau.” Ucapnya lagi. Aku terkejut dan menatapnya bingung.

“Kau memimpikan aku?” Ia mengangguk.

“Saat pertama kali aku melihatmu.” Lanjutnya.

Aku menjauh seketika. Ini tidak benar. Ini aneh. Benar-benar aneh.

Bagaimana mungkin tuhan menciptakan aku sebagai gembok dan Choi Sooyoung sebagai kuncinya?

“Dimimpi itu kita melakukannya. Kita benar-benar melakukannya Cho Kyuhyun.” Ia menjauhiku. Kali ini ia duduk dengan tangan meremas rambutnya, dan itu terlihat errr.. seksi.

“Aku tak tahu apa yang aku lakukukan sebelum tidur hingga aku bermimpi aneh tentang hal itu. Setelah mimpi itu, kita seolah dipertemukan oleh takdir. Dan aku menjauhimu karena kau meneriakiku bahwa kau hanya bereaksi padaku.”  Oh, ini tentang kejadian dua puluh dua hari yang lalu.

“Aku tak tahu Pak Cho. Aku tak tahu.” Ia menggeleng frustasi. Akan tetapi aku hanya bisa diam.

“Aku hanya merasa jijik dengan diriku setelah kau meneriakiku saat itu. Aku jijik ketika melihat kau dan berfikir bahwa semua yang ada padamu berada diseluruh tubuhku.” Oh Tuhan, ucapannya membuatku bangun.

“Sooyoung ssi, sebaiknya kau pulang. Aku rasa kau masih mabuk.” Hanya itu yang bisa kuucapkan.

“Yah, aku rasa begitu. Aku memang masih mabuk.” Ucapnya. Ia segera bangkit dan kini menatapku.

“Jika kau bertemu denganku, bisakah kau berpakaian lengkap?” Aku mengernyit heran dengan permintaannya.

“Maksudku. Bisakah kau berdandan layaknya orang suku eskimo jika bertemu denganku?” Aku semakin tidak mengerti.

“Jika kau seperti ini. Dengan kemeja putih yang besar dan celana jeans panjang dan bertelanjang kaki, itu memberi efek padaku.” Apa? Aku juga memberi efek untuknya.

“Seperti ini.” Ia menyentuhku dengan telunjuknya tepat pada dadaku dan itu membuatku menutup mata seketika.

“Kau pasti akan menerkamku dengan cepat jika ini berlanjut.” Ucapnya lagi dan membuatku membuka mata dengan cepat.

“Aku tidak ingin membuat semuanya berjalan begitu cepat pak Cho. Kau punya masa depan dan aku juga. Kita bisa saja berjodoh. Tapi kau tahu, aku masih muda. Masih banyak yang ingin ku kerjakan. Oh, bahkan aku juga ingin berpacaran dengan tiga pria sekaligus. Itu harapanku untuk tahun ini. Kau tahu? Gadis di negara kita suka membuat tentang planning cintanya setiap tahun. Dan memacari tiga pria, itu planningku untuk musim gugur, dan itu sebentar lagi. Kau mengerti kan maksudku?” Aku mengangguk paham. Tentu saja. Aku tidak bodoh Choi Sooyoung.

“Jika kita melanjutkan mimpi atau takdir ini aku yakin kita akan berakhir dipernikahan, dan aku tak ingin itu. Aku masih 19 kau tahukan?” Aku mengangguk. Sembilan belas saat harapan ulang tahunmu yang ke dua puluh tiga.

“Jika kau butuh aku, kau bisa bertemu denganku. Tapi ingat, ESKIMO!” Ia menekankan kata eskimo itu padaku.

“Eskimo hingga aku tak lagi bisa menjatuhkan pilihan selain kau.” Ucapnya dan kemudian segera melangkah.

Setelah menutup pintu apartemenku. Aku bersandar dengan letih di sofa milikku.

Kenyataan ini benar-benar tak bisa ku terima. Aku gembok, Sooyoung kunci. Mimpi dan ketidak-normalanku. Yang terparah, menjadi suku eskimo saat bertemu dengannya. Sebenarnya seperti apa rencanamu  Tuhan? Bagaimana mungkin aku bisa menyaksikan ia berpacaran dengan tiga pria sekaligus?

Ini gila! Benar-benar gila!

 ___________

T B C

 

 

Hallo..

Sesuai permintaan readers, lebih panjang untuk part ini.

Oh Ia sedikit curhat nih. Untuk FF ku yang sebelumnya banyak yang terheran-heran dengan bahasa di FF ku. Hoalah, sepertinya itu akibat keseringan baca novel terjemahan.

Dan terbawa sampai FF ku. Jika kalian kurang suka dengan itu, aku akan mengubahnya. Mianhae.

Dan tolong dengan sangat RCL nya :D

 

 

 

 

 

 

 


[SERIES] EVIL VS EVIL PART 7

$
0
0

knight YOUNG

AUTHOR : @gyun_ah
TITLE : EVIL VS EVIL
CAST : STILL KYUYOUNG
OTHERC CAST : LEE DONGHAE
IM YOONA
LEE HYUKJAE
KWON YURI
LEE SUNGMIN
SEO JOO HYUN
SHIM CHANGMIN
SONG QIAN
# AND MANY MORE
RATING : (*tentuin ndiri*) XD
GENRE : COMADY, ROMANCE (?), HUMOR, FRIENDSHIP, DLL
AUTHOR NOTE :
A~yo bebebseu ^^
Ayu lagi malas cuap-cuap nie, jadi langsung aja ne,

%%%%%%%%%%%%%%%%% HAPPY READING %%%%%%%%%%%%%%%%%%

AUTHOR POV

Ah, lihatlah api unggun yang membara itu serta keramain yang mengitarinya. Berlukiskan senyum yang indah bagaikan menghilangkan kepenatan yang selama ini membara. Saling bercanda ria, tertawa bersama, mencicipi hidangan yang ada, bukankah acara api unggun pada malam hari ini terlihat sangat mewah walau sebenarnya hanya berpondasikan tanah serta daun-daunan sebagai alas berlangsungnya acara layaknya pesta itu? Sungguh, inilaha kesukacitaan yang sesungguhnya, keceriaan yang tanpa memandang tempat dimana kecerian itu dilangsungkan. Tapi, wait.. satu yang wajib untuk dipertanyakan saat ini, apa sesungguhnya penyebab keceriaan itu? Melangsungkan pesta tanpa kehadiraan dua makhluk yang disebut sebagai TROUBLE MAKER? Apakah itu penyebab keceriaan ini? Atau memang anak-anak SM HIGH SCHOOL itu adalah memang merupakan anak-anak yang sangat ceria dan pengertian sehingga tidak memandang apapun asalkan itu dapat membuat hati senang? Tunggu jika memang pilihan yang nomor dua adalah penyebabnya, terus apakah sedari tadi tidak ada yang menyadari tentang keberadaan duo evil itu? Melangsungkan pesta seenaknnya tanpa kehadiran duo evil? Yang benar saja? Dua orang yang masing-masing memiliki banyak fans itu hingga saat ini, tidak adakah yang menyadari keberadaanya?
“Yak, Amber-ah. Ini jus lemon kesukaanmu.hahaha..”
“gomawoyo, Qian-ah..”
.
.
“Yak, gendut sialan kalau jalan lihat-lihat, kau tahu makanan yang kau bawa itu mengotori bajuku, akh.. apakah kau tahu aku sudah dandan keren begini hanya untuk My Barbie, tapi sialnya sudah kotor begini, kurang ajar kau… ”
“mi-mianhae Hyuk-ssi, aku tidak sengaja”
“aish jinjja”
“sudahlah monyet Hyuk, kau dandan keren begitu sekali pun tak akan pernah memungkiri kejelekan yang dimiliki wajahmu itu, malah menurutku dengan pakai kotor seperti lah yang lebih bagus, cocok dengan imagemu, yang pastinya lebih menuju ke image gembel, wkwkwkwk..”
“kurang ajar kau, yak.. dasar ikan asin!!!”
“tampang manis begini kau bilang asin? Dasar wajah benyamun!!”
“hahahaha.. sudahlah Hyuk-ssi, Hae-ssi, kalian tak perlu berdebat begitu. Walau dengan tampang bagimanapun Youngie tidak akan pernah akan menerima cinta kalian, pastinya. Bwahahaha… ”
“maksudmu apa Yul?” tanya Eunhyuk yang kini telah menunjukan argumennya pada sumber suara yang baru saja mulai ikut campur dalam perdebatan dua orang namja yang sebelunya tengah beradu argumen, Eunhyuk dan Donghae.
“iya, maksudmu apa?”
“maksudku apa? Bwahaha.. dasar namja pabbo.. Youngie itu takkan pernah menerima cinta kalian, jadi sebaiknya kalian menyerah saja”
“kurang ajar kau Yul, kau pikir memangnya Kyuhyun mau menerima cintamu, eoh? Kau juga bukan orang yang laku Yuri-ssi” ejek Donghae
“Yuri bukan orang yang laku? Tapi sepertinya akan laku, iyakan Hyukie-ah?” sambung Sungmin kini yang entah dari mana datangnya.
“m-mwo? Maksudmu?”
“tadi.. hahaha, aku lihat kalian sangat akrab satu harian ini, saling berjabat tangan, tersenyum bersama.. hemm.. apa maksudnya itu eoh, monyet?”
“maksud apanya? Yakk, pinky kau ini yang terlalu banyak cerita.. dasar..” ucap Yuri
“terus, apa maksudnya coba? Didepan toilet saling jabat tangan dan tersenyum bersama, apa maksudnya? Kalian punya hubungan khusus ya?”
“hah? Yang itu?” gumam Eunhyuk yang sepertinya telah sadar maksud pembicaraan dari si Pinky Sungmin
“dasar… kau tak tahu saja kalau kami sedang dalam misi, dasar pinky sialan” cibir Yuri
“hah? Siapa? Siapa ? Yuri dan Simonyet berpacaran? Jinjja? Yak Yul, terus bagaimana dengan Kyuhyun oppa? Kau akan melupakannya begitu saja? Walau pun Youngie dan Kyuppa sudah dijodohkan tapi kita sebagai Kyuhyun~ers harus tetap jadi pengikut yang setia, bukankah ini masih terlalu ganjil didengar? Aku masih belum terima, kita harus mencari tahu kebenaraannya” cerocos YoonA yang kini tengah menucapkan argumennya yang panjang itu. Lihatlah, bukanka dia memiliki indra pendengaraan yang cukup tajam? Padahal baru saja ia berada 10 meter dari jarak Eunhyuk dan kawan-kawan saling beragumen tadi, tapi dengan gesitnya ia kini sudah ada ditengah-tenga pembicaraan itu dan berbicara seenak jidatnya.
“m-mwo? Maksudmu apa Yoong?” tanya Sungmin
“hiks.. hiks.. ini tidak bisa diterima, sebenarnya aku sangat sakit mendengarnnya, tapi bagaiman pun aku harus masih mencari tahu tentang kebenaraan ini”
“yak, bicara lah dengan jelas Im YoonA” teriak Donghae yang mulai tak sabar mendengar tentang ocehan apa lagi yang kini akan di keluarkan YoonA dari bibir mungilnnya itu.
“Kyuhyun oppa.. hiks.. hiks.. dan Sooyoungie.. hiks.. sudah dijodohkan..” ucapa Yuri mencoba menjelaskan
“dan lebih parahnya lagi, hiks.. kalian tahu.. mereka ternyata tinggal di satu atap yang sama..”
“MWO??!!” kompak Sungmin, Eunhyuk, dan Donghae.
“MWO???!! TINGGAL SATU RUMAH” wah ternyata kau adalah pendengar yang budiman ya, Changmin-ssi. Kini kau tengah datang dan berteriak begitu saja, katakan sebelumnya kau dari mana saja sehingga hampir ketinggalan HOT NEWS begini, eoh?
“kemarin, tanpa sengaja kami mengikuti Sooyoung saat pulang sekolah, dan saat sore hari kami datang bertamu kerumahnya.. dan kalian tahu hal apa yang kami lihat… hiks… hiks.. dibawah lantai.. tepatnya Youngie yang posisinya dibawah sedang ditindih Kyuhyun oppa yang letaknya diatas Youngie.. hiks.. dan mereka.. hiks.. mereka… hiks.. sedang…”
“Yak Yoong, bicaralah yang jelas, kau membuatku merinding..” bentak Donghae (lagi)
“mereka.. sedang.. hiks.. berciuman.. hik.. hiks,, hueee..ini yang lebih parah dari antara yang terparah.. hiks.. ” jelas YoonA pada akhirnya
“MWO…?!”
“Ne.. hiks.. tidak bisa dibiarkan.. hiks… ini mustahil.. hiks..” sambung Yuri
“mwo..? mwo? My.. My Barbie..???!!! andwe…!!! ini bohong.. kalian pasti bohong….!!”
“Youngie ku..!! TIDAKKKKKKK” teriak Donghae histeris
“kalian penipu, dasar penyebar gosip… tidak mungkin.. ini bohong…. ANDWEYOOOOOOOOOOO” dan kini Sungmin dengan Drama Versionnya kini ia telah tergulai lemah ditanah dengan tampang bodohnya.
“Sooyoungie.. Sooyoungie.. kissing…? with Kyuhyun? Aniya… aniya… aniya” dan mungkin Changmin lah yang kini lebih terlihat lebih bodoh lagi dengan tampang layaknya orang gila sambil menggelengkan kepalannya seraya berkatakan “aniya”, namja malang.
“dan itulah kebenaranya. Tapi aku, Seo Joohyun takkan membiarkan semua itu terjadi, aku sangat tidak ikhlas tentang kenyataan ini, Kyuhyun oppa hanya milikku” siapa lagi itu? Oh my.. demi apapun adakah yang bisa saat ini untuk membungkam mulut dari sosok ini? Yeoja polos berhati malaikat kenapa bisa saat ini berkata seperti tadi? Bicara dengan nada berapi-api? Sejak kapan ia memiliki sifat seperti itu?
“Yakkk kalian semua, kenapa kalian bisa berkumpul bersama? Tumben sekali?” ucap Victoria yang juga kini telah menunjukan batang hidungnnya.“ oh iya, apa kalian melihat Sooyoungie? Dari tadi aku mencarinya tapi tidak ketemu juga.. aku bingung harus mencari kemana lagi karena Song Seonsangnim dari tadi mencarinya”
“mwo? Eh.. iya yah, dari tadi aku juga tidak melihat Sooyoung” jawab Yuri
“Kyuhyun juga, dari tadi aku tidak melihatnya” balas Donghae
“tunggu.. tunggu.. bukannya Youngie itu satu team ya dengan Kyuhyun oppa?” tanya YoonA
“JINJJA?” Kaget Seohyun ‘satu team? Dengan Sooyoung? Jangan-jangan’ batin Seohyun
“jangan-jangan mereka…? apa dari tadi itu team mereka belum keluar dari hutan?” tanya Eunhyuk memastikan.
“aku tidak tahu, sedari tadi juga aku tidak melihat mereka berdua” balas Victoria
“jangan-jangan.. mereka berdua masih dihutan?” pikir Sungmin
“mwo? Nae Sooyoung? Jangan-jangan dia tersesat? Andwe…!! aniya.. aniya.. aniya…” histeris Changmin (lagi)
“kita harus mencari mereka.. harus… aku tidak bisa biarkan My Barbie ku sampai kenapa-napa..” ucap Eunhyuk yang kini sudah mulai mengambil ancang-ancang.
“geurre… kajja. Kita harus mencari mereka…” sambung Yuri dan kini mulai mengambil ancang-ancang untuk lari, namun sebelum itu….
“ADA YANG MELIHAT WAKIL KEPALA SEKOLAH? KEPALA SEKOLAH HILANG…!!! INI GAWAT.. KITA HARUS MENEMUKANNYA” teriak salah satu Seonsangnim yang berhasil membuat langkah Euhyuk dan Yuri seketika itu terhentikan, dan sedtik kemudian bagai terlukiskan, kini smirk sebuah tanda kemanangan pun telah terlukis dibibir kedua makhluk tersebut.
“Mission Sucess… Nice to be your partner Eunhyuk-ah”
“me too, Yul..” dan sedetik kemudian kini mereka pun telah terbahak bersama dan saling berjabat tangan.
“ssst.. betulkan apa yang aku bilang, mereka berdua itu mencurigakan” bisik Sungmin
“sudahlah jangan pikirkan mereka yang terpenting saat ini adalah keadaan Youngie ku, aku harus menemukannya” ucap Donghae dan kini mulai memasuki hutan.
“Donghae-ssi, tunggu aku juga ikut” teriak YoonA, namun sebelumnya ditahan oleh Victoria
“tunggu Yoong, kau mau kehutan lagi? Yak, kau ini ada-ada saja kau ini Yeoja, bahaya.”
“dan lebih bahaya lagi jika saat ini Kyuhyun oppa dan Sooyoung bersama. Ya sudah yah aku mau pergi dulu,”
“tapi…”
“Yak, Donghae-ssi, tunggu!!! Aku ikut!!!!”

%_%_%_%_%_%

“Twinkle.. twinkle.. Little star… star… star.. star… twinkle…twinkle.. twinkle.. twikle… star… star… little.. little… star.. twinkle…twinkle..twinkle..little..” oh my.. demi apapun, kenapa akhir-akhir ini kau senang sekali mengonta-ganti lirik lagu eoh, Sooyoungie? Kau tahu kali ini lirik lagu yang telah kau ganti ini sangat jelek kedengarannya (nyanyi ala lirik “twinkle star”)
“Kyuhyun-ssi.. Kyuhyun-ssi.. yak, ireonna.. sialan tega sekali orang ini tidur ditengah hutan begini dan membiarkanku sendiri dengan keadaan terjaga… yak!! palli ireonna.. yak!!”
“yak! kau tidak waras ya, kau tahu kau sudah mengganggu tidurku”
“mianhe.. hahaha.. akhirnya kau bangun juga” tepat setelah kalimat terakhir itu terlontar dari bibir seorang Choi Sooyoung, kini Kyuhyun, sosok yang dari tadi berhasil membuat Sooyoung kesal dengan santainya kembali dalam alam buaiannya.
“yak! bagaimana mungkin kau setega itu Kyuhyun-ssi? Kau kan namja, kenapa aku yang jadi dalam keadaan terjaga begini? Yak, ireonna…!!”
“aku tidak menyuruhmu untuk dalam keadaan siaga. Tidurlah..” jawab Kyuhyun dengan nada orang yang mengantuk.
“tidak bisa, aku tidak bisa tidur… aku butuh teman bicara.. kalau tidak bisa tidur. Biasannya juga, paling tidak aku mendengarkan sebuah lagu. Makanya setidaknya aku butuh teman diajak bicara sampai aku bisa tidur”
“kalau begitu bicaralah pada pohon” balasnya lagi yang masih dalam keadaan menutup mata.
“pohon tidak bisa diajak bicara, kau ini ada-ada saja.”
“ya sudah, kalau begitu bicaralah pada dirimu sendiri…”
“kau pikir aku orang gila?”
“bukankah kau sendiri tadi yang mengaku kalau kau gila?”
“aish.. jinjja, kau memang tidak bisa diajak kompromi..menyebalkan.” ucap Sooyoung yang pada akhirnya memilih menyerah untuk berbicara dengan Kyuhyun.
“twinkle.. twinkle.. little star.. star.. star.. star.. twinkle.. twinkle..” dan kini Sooyoung pun lebih memilih untuk kembali menyambung senandung lagu yang sempat terputus tadi.
“aishh.. ayolah mata, tertutup.. tertutup.. twinkle.. twinkle.. little.. star..”
“yak! tak bisakah kau menutup rapat suara cempreng mu itu, eoh?”
‘terserah apa kata kau Cho Kyuhyun… aku tidak peduli..’
“star.. star.. starrr.. twinkle.. twinkle…”

BLUKKK

“aku bilang tutup rapat, seperti ini. Arratchi?” Ucap Kyuhyun yang kini tengah sambil menutup kedua katub bibir tipis Sooyoung dengan tangannya.
“Yak! sakit… aish.. bibir ku , sialan kau…”
“sudah aku bilang, SHUT UP, Arraseo??!!”
“…”

10 MENIT KEMUDIAN

“Huaaa.. eomma aku tidak bisa tidur… akh… kalau aku tahu keadaanya akan seperti ini, aku pasti tidak akan meninggalkan ponsel ku di tenda, arrrgghhh… paling tidak, kalau saja ponsel ku ada disini, aku bisa mendengarkan musik. Hueee…”
“haiii pohon.. Sooyoung imnida, apa kabar?..”
“….”
“hua… kenapa tidak mau jawab? Kau tahu, aku butuh teman bicara saat ini.. pohon sialan, terkutuklah kau…” ucap Sooyoung yang tampaknya sudah mulai histeris saat ini.
“yak!! Cho Kyuhyun-ssi.. ireonna.. palliwa… yak!! apa kau tidak kasihan padaku? Yak!!”
“diam..sekali ku peringatkan kau Sooyoung kalau tidak mengunci rapat mulutmu, maka aku yang akan menguncinya dengan bibir, ingat kita hanya berdua disini”
“setan gaib, setan sialan, kurang ajar, bedebah, brengsekkkk…messssummmm” cibir Sooyoung yang tentu saja dengan keadaan geram.
“hua… eotthe..? hemmm..” gumam Soyoung lagi dengan tingkat kefrustasian yang meninggi. “hai, perkenalkan namaku Choi Sooyoung, namamu siapa?”
“hai juga, namaku Choi Sooyoung”
“wah kau Sooyoung? Aku juga Sooyoung, kita punya nama yang sama, ya. ”
“iya, kenapa bisa sama ya? Wah jangan-jangan kita anak kembar”
“hahaha.. benar”
“Hai, Sooyoung, bagaimana hari-harimu?”
“Menyenangkan.. kamu”
“menyebalkan.. ”
“kenapa bisa begitu?”
“tentu saja hari-hariku sangat terasa menyebalakan, kau tahu karena aku punya setan gaib yang selalu membuntutiku kemanpun aku pergi, aku juga punya orang tua yang tak waras karena telah menjodohkan putri mereka yang sangat cantik ini dengan jin”
“wah itu sangat menyedihkan, poor you are”
“nde, tapi sebentar lagi tidak karena aku akan membunuhnya dan itu takkan lama lagi”
“wah.. kau kejam, kau orang kriminal..”
“ya, itulah aku… bwahahaha… kau akan mati ditanganku Cho Kyuhyun.. bwhahaha..”
“kau kriminal, menjauh dariku”
“kau yang harus menjauh darikku karena aku juga akan membunuhmu… hohohoho..”
“tidakkk….!!!”
“MATI KAU CHOI SOOYOUNG GADUNGAN………!!!!” teriak Sooyoung pada dirinya sendiri yang kini tengah memegang ranting kayu dan mencucukannya ketanah.
“Tsk.. bagus, bagus sekali kau Choi Sooyoung. Kenapa kau tak sekalian saja gantung diri saat ini, eoh? Kau tahu kau sudah seperti orang gila, bicara sendiri pada dirimu sendiri. Bisa-bisanya kau menerima saran sigaib Cho itu, memalukan, cish.” Bagus, kenapa kau baru menyadarinya nona Choi? Kau memang sudah seperti orang gila. Bicara sendiri pada diri sendiri, dasar gila.
“Yak, mata sialan ku hitung sampai tiga jika tidak tertutup juga aku akan membunuhmu, mata tengik…”
“hana…”
“Dul…”
“Se…”

SREEEKKKK….

‘Mwo? Suara apa itu’ batin Sooyoung dan kini kembali iapun membuka matannya dan, waw bukankah ini sangat mengejutkan? Daebak, kini seekor ular yang cukup besar telah menyapa mata lentiknnya. Berada tepat didepannya dengan mengangakat kepalanya, bukankah keadaan ular itu saat ini sangat menggambarkan bahwa ia ingin memangsa makhluk yang tepat ada didepannya saat, right?
“K..Kyuhyun-ssi… Kyu… Kyu.. ireonna.. Kyuhyun…” ucap Sooyoung kini dengan nafas tertatih sambil menggoyangkan sedikit tubuh Kyuhyun, namun ketahuilah disaat sedang berhadapan denga ular tidak semestinya kau menggerakan organ-organ tubuhmu, seperti tangan. Tapi apa, kau kini dalam bahaya Choi Sooyoung, lihat karena gerak tanganmu mu barusan refleks membuat sang ular kini semakin dekat kearahmu dan bukan kah kau hampir saja di patuk olehnya jika saja kau tak cepat menghindar seperti tadi?
“kyaaa… hiks… e-eomma… hiks… yak! hiks.. Cho Kyuhyun.. hiks.. ireonna, yak!!” dan kini Sooyoung hanya bisa berkata dengan bisikan, karena apa? Tentu saja satu kali lagi jika ia bergerak maka akan tamatlah nasibnya. “hiks.. yakkk.. Cho Kyuhyun.. hiks.. bangun… hiks… hiks.. hiks…”
“yak! tak bisakah kau menutup mulutmu, eoh? Kalau ingin bicara sana, bicaralah pada pohon” masih dalam keadaan yang mengantuk, kini Kyuhyun pun mulai beragumen.
“hiks..hiks.. hiks.. Kyuhyun-ah… hiks…hiks…hiks..” dan seketika itu tangisan itu pun semakin terasa semakin keras sehingga membuat Kyuhyun yang tadinya ingin kembali teridur membuat ia menjadi terjaga dalam posisinya sambil memandang Sooyoung aneh. “wae? Kenapa kau menagis?”
“hiks.. jangan hiks.. bergerak.. hiks.. hiks.. Kyuhyun-ah hiks..,” ucap Sooyoung sambil menunjukan maksudnya dengan dagunya dan seketika itu pun Kyuhyun kini mengerti maksud Sooyoung saat ketika melihat seekor ular yang cukup besar tepat tengah berada kurang dari satu meter didepan mereka saat ini
“ hiks.. hiks.. Kyu.. hiks.. mungkin ini adalah yang terakhir.. hiks.. tapi hiks.. kau harus mengetahui… hiks.. kau.. hiks.. harus tahu hiks.. kalau aku hiks..aku.. tak pernah membencimu sama sekali.. hiks… aku sayang padamu Kyu.. hiks… jeongmal.. hiks..Kyu-ah.. hiks.. hiks.. mianhae.. hiks..”
“mwo?? Soo, kau menagis? ”
“mianhae.. hiks.. jeongmal.. mianhae.. maafkan aku Kyu.. hiks… karena aku.. hiks.. selalu membuatmu kesal.. hiks.. aku.. hiks… hiks… setidaknya.. hiks.. jika kita.. hiks.. mati nanti hiks.. aku sudah.. hiks.. tenang hiks.. karena sudah.. hiks.. mengungkapkan… Hiks.. yang sebenarnnya.. hiks.. saranghaeo, Kyu.. hiks.. hiks..”
“mati? Kau bicara apa sih Soo??” ucap Kyuhyun yang kini mulai bangkit dari posisinya dan mulai mendekati arah tempat ular itu berada.
“Yakk!! Kyuhyun-ah…!!! jangan bergerakk..!! hiks.. yak!! AKU TIDAK MAU KAU MATI, KYUHYUN OPPA…!!! hiksss… hikss..” teriak Soyoung lalu diakhir teriakanya, entah seakan takut dengan apa yang terjadi pada Kyuhyun selanjutnya ia pun mencoba menutup matanya dengan kedua tangannya seakan takut melihat apa yang akan terjadi dengan nasib sosok yang baru saja ia nyatakan cinta padannya.
“Soo.. Soo.. yak! gwenchana.. yak, ” ucap Kyuhyun yang kini tengan berada tepat didepan Sooyoung sambil menepuk-nepuk tangan yang sedari tadi menghalangi wajahnnya.
‘Kyuhyun oppa.. hiks.. dia.. dia memanggilku? Hiks.. jangan-jangan Kyuhyun oppa sudah mati.. hiks.. andwe.. andweyo.. hiks.. oppa..’
“Soo…” sekali lagi, Kyuhyun pun mencoba untuk menepuk-nepuk tangan kurus itu.
“oppa.. oppa.. mianhae oppa.. jangan menghantuiku.. hiks.. mianhae oppa..”
“YAK!! IREONNA, KAU PIKIR AKU SUDAH MATI, EOH? YAK, SADARLAH.. ULAR INI SUDAH MATI..”
‘MWO???!!!’
Dan seketika itu pun tangan yang sedari tadi menghalangi wajah natural itu pun perlahan-demi perlahan mulai menyisi dari wajah itu.
“kau masih hidup?” tanya Sooyoung dengan polosnya
“hah? Kau ini aneh, ini ular yang kau sebut bahaya itu, eoh?!”
“wah.. hebat sekali, kau membunuhnya?”
“membunuh apanya? Ular ini memang sudah mati..”
“mati? Kenapa bisa?”
“kenapa apanya? Ular ini adalah ular yang gagal dalam berganti kulit dan akhirnya mati karena tidak punya makanan”
“ bohong.. tadi aku melihatnnya bergerak, sumpah.. aku tidak bohong. Aku lihat tadi, sungguh.”
“mungkin tadi karena ditiup angin, jadi seolah-olah kau melihatnnya bergerak”
“m-mwo? Hah? Eoh… n..ne.. hehehe.. pabbo Soo.. aish..” gumam Sooyoung pelan pada dirinya sendiri dengan kikuknya sambil menggaruk tengkuknya yang tentu saja sebenarnya tidak gatal.
“Sudah.. tidurlah dan jangan lagi berimajinasi dengan kegilaanmu itu, arraseo?”
“e..eohh… hehehe… Kyuhyun-ssi.. ehmmm.. perkataanku tadi.. hemmm…” lagi masih dengan menggaruk tengkuk yang sebenarnya tak gatal itu.
“wae? ”
“aniyo…” ucap Sooyoung sambil menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk kembali membaringkan tubuhnya yang tentu saja diatas tanah beralaskan daun-daunan. Dan seketika itu pun suasana hening menyelimuti hati mereka saat ini. Cukup lama suasana hening itu menyelimuti hingga akhirnya Kyuhyun pun membuka suaranya saat ketika melihat keadaan Sooyoung yang sedari tadi dengan gelisahnya.
“Soo.. masih belum bisa tidur?”
“eoh? Ah.. hehehe..”
“mendekatlah..”
“ne???” tanya Sooyoung memastikan dan dibalas anggukan dari Kyuhyun. Dan seketika itu pun Sooyoung menurut.
“berbaringlah” ucap Kyuhyun. Dan lagi, tentu saja Sooyoung hanya bisa menurut dan ia kini pun mulai berbaring ditanah itu (lagi).
“yak, bukan disitu! Untuk apa aku menyuruhmu pindah jika dengan posisi yang sama”
“ne???”
“disini” ucap Kyuhyun sambil menunjuk dadanya yang bidang itu.
“ne???”
“yak, kau ini banyak tanya sekali. Kemari kau” ucap Kyuhyun pada akhirnya dengan nada yang tak sabar sambil menarik tubuh Sooyoung untuk mendekat kesisinya lalu menyandarkan kepala Sooyoung kedadanya.
“eotthe??”
“eh??”
“sudah merasa nyaman?” dan dibalas oleh anggukan dari Sooyoung.
“berarti kau Sudah bisa tidur?”
“…”
“masih belum bisa?” kemudian gelengan kecil yang tentunya dari Sooyoung pun kini mulai ditunjukan. Perlahan Kyuhyun menarik nafas dan mulai bertanya.
“kau mau dinyanyikan lagu apa?”
“eh?”
“jawab”
“terserahmu saja, Kyuhyun-ssi”
“kau bilang apa?”
“terserahmu..”
“bukan, bukan yang itu. Kau memanggilku tadi apa?”
“ne? Eoh.. K.. Kyuhyun-ssi. Hehehe..”
“aku ingin kau memanggilku dengan embel-embel saat kau menangisiku tadi”
“ne?”
“panggil cepat”
“Kyuhyun-ah”
“yak, bukan yang itu”
“lalu? Tadikan aku memanggilmu seperti itu”
“bukan”
“terus, yang mana?”
“kau ini bodoh atau apa sih? Hah, sudah pergi sana. Kau tidur lagi sana diatas daun itu”
“m-mwo.. yak, kau kejam sekali Oppa”
“tidurlah disana”
“shirreo, Kyuhyun oppa.. disini lebih nyaman”
“pergi.. jangan dekati aku lagi” ucap Kyuhyun kini sambil mendorong tubuh Sooyoung sehingga terjatuh
“a~ya.. aish jinjja.. appoya.. hah… dasar setan sialan, brengsek… kurang ajar.” Dengus Sooyoung pelan namun tentu saja masih bisa ditangkap oleh indra pendengar Kyuhyun.
“gwenchana?”
“cish..”
“sini, mendekatlah” ucap Kyuhyun dan lagi-lagi Sooyoung pun akhirnya menurut, namun sebelum Sooyoung merasa nyaman dalam posisinya saat ini, Kyuhyun dengan jahilnya menggeser posisinya sehingga menyebabkan kepala Sooyoung mendarat sempurna diatas tanah tersebut dan menimbulkan sakit tentunya.
“A~YA… aisshhh.. YAK!! SETAN GAIB SIALAN!!!!”

TO BE CONTINUED

Brummm.. brummmm.. brummm…
Wew… eotthe? Eotthe? Hahahahaha… makin ngaur ya ceritanya (banget) aduh, mau komen gimana lagi gak tahu deh, pokoknya ini part udah coba gua panjangin banget, jadi mian jika hasilnya jadi amburadul. Oke.. oke.. seperti yang Ayu bilang, walau sejelek apapun nie ff untuk mohon untuk meninggalkan jejaknya, please… :D oke dah gini aja, sebenarnya Ayu gak tega juga sih buat ngelakuinnya tapi demi silahturahmi (?) *etdahhh* bersama, Ayu gak mau ngambil pusing lagi. Jadi intinya gini, Ayu pengen buat KOUTA *smirkevil* hehehehehe… jadi, kalau di part ini ntar yang ninggalin jejak gak sampai 100 ayu bakalan nge-PROTECT nie FF *tawanista* karena, miris banget beud sumpah, gua ngecek Viewers nya itu banyak banget tapi yang ninggalin jejak itu loh… omo, bikin nyesek. Oke ah, udah cukup cuapan dari Ayu, maka dari itu diharapkan buat ninggalin jejaknya. Oke…
SELAMAT BER-R.C.L –RIA BEBESEU..


Married, Again!

$
0
0

Gambar

Title: Maried Again!

Cast: Cho Kyuhyun

Choi Sooyoung

Taeyon

Genre:Romance, Maried life, humor, familly

Rating: pg 21

Lengh : Oneshot

 

Note: Ini adalah ff Soowon yang udah pernah gue update di wp gue, tapi gue bingung mau dilanjut pa gak? Tapi ceritanya bakal gue bedain kok, haha.. Berhubung aku lagi gak punya banyak waktu selagi kkn akhirnya kuputuskan untuk merubah jadi kyuyoung ver. Semoga tidak kecewa yah? Dan gue protect yah karena ada ence nya, diakhir dan juga menghindari dari Siders, gitu ajah.. hehe… Oyah bagi yang nunggu ff The Crimminal love sabar yah..! aku usahakan deh!! Peace <3

Siders? Enyahlah… dari muka bumi… *plak… Please jangan jadi Siders guys…

 Setuju? hiduplah dengan saling menghargai, keep rcl 

 Klik disini untuk baca

Untuk dapetin PWnya contact aja aku @iyank49

atau Email ke : Dian_andrian55@yahoo.com

Maaf aku gak bisa ngasih No. Hp ku cz kadang dipegang orang lain takut ketahuan, *Plak

Gomawo semuanya :)


Something Called Love [Chapter Two]

$
0
0

 

scl

Title : Something Called Love [Chapter Two]

Author : sookyubiased

Cast : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Baek Sumin, others

Genre : Romance, family, sad

Length: Series

Disclaimer: The plot and art is belong to me but all the cast is belong to God and Kyuyoung belong to each other.

 

Something Called Love.

 

“Nona Cho, anda tidak bisa…” Sooyoung menatap sinis dua orang namja-bodyguard&supirnya- yang sedari tadi berusaha menghalanginya. Sooyoung nampak geram. Ia menghentakkan kakinya keras-keras sambil menyeruput milk shake cokelatnya di sepanjang lobby mewah Cho Enterprise.

 

“Nona tapi, tuan Cho sedang…” lirikan tajam Sooyoung berhasil melumpuhkan saraf kedua pria itu sehingga mereka hanya bisa mengatupkan kembali mulutnya. Mereka seketika mengingat apa perintah Kyuhyun kepadanya. Seluruh pegawai dijawajibkan memenuhi semua permintaan Sooyoung. Hanya ada dua jenis permintaan Sooyoung yang tak boleh di penuhi oleh seluruh pekerja yang bekerja pada Kyuhyun.

 

  1. Dilarang memenuhi permintaan yang bertujuan untuk melukai dan membahayakan diri sendiri.
  2. Dilarang membiarkan Sooyoung pergi tanpa pengawasan dari Kyuhyun ataupun tim keamanannya, atau dalam bahasa singkatnya. Pergi, kabur. Yah apapun itu untuk meninggalkan Kyuhyun.

 

Dua larangan keras yang sudah Kyuhyun patenkan kepada seluruh pekerjanya itu menjadi sangat mengekang Sooyoung. Yah, meskipun ia bisa meminta apapun pada Kyuhyun dan memerintah sesuka hati pekerja-pekerja Kyuhyun tetapi Sooyoung terlalu dibelenggu kebenciannya pada Kyuhyun sehingga ia hanya meminta tolong pada pekerja-pekerja Kyuhyun saat benar-benar sedang membutuhkannya.

 

“Bukankah kalian seharusnya senang aku berada disini? Menemui majikan kalian sepulang sekolah? Bukankah aku..” Sooyoung melirik sekitarnya. Hanya ada beberapa pegawai di Cho Enterprise yang lalu lalang tanpa-atau pura-pura- mempedulikan mereka. “Istri yang baik?” desisnya, penuh arti lain. Dua pria yang memang tugasnya menjadi bodyguard dan supir untuk nona muda dihadapan mereka ini menatap Sooyoung dengan binar keheranan. Nona muda mereka ini mengakui Tuannya sebagai suami? Oh, mereka harus pergi ke THT untuk memastikan pendengaran mereka masih berfungsi dengan benar.

 

Sooyoung tersenyum penuh arti. “Kalian lebih baik duduk di lobby dan nikmati waktu kalian, tidakkah kalian jenuh setiap waktu mengikuti seorang gadis remaja pemberontak yang labil yang kerjanya membuat kalian terkena omelan?” Tepat! dua namja berbadan tegap itu saling menatap mencoba mempertimbangkan bagaimana jika mereka menerima tawaran Sooyoung untuk bersantai selama beberapa menit, tapi…

 

“Oh ahjussi! Aku disini, ditempatnya. Aku di perusahaannya, kecil kesempatanku untuk kabur meskipun aku sangat-sangat ingin. Kalian tenang saja karena saat ini aku tidak ingin membuang tenaga untuk kabur.” Dua namja itu akhirnya mengangkat bahu menyerah.

 

“Kalau begitu biar kami mengantar anda dahulu ke ruangan Tuan Cho” Sooyoung mengernyit. “Tidak-tidak, aku bisa ke sana sendiri, kalian tak perlu repot-repot” dua namja itu memandang Sooyoung curiga. “Nona, kami tidak butuh istirahat sepertinya” Sooyoung mendengus.

 

“Kalian menyebalkan! Aku tak melanggar salah satupun dari dua aturan permintaan kan?” tanya Sooyoung kesal. Dua namja bertubuh tegap itu berkedip kompak.

 

“Tidak”

 

“Nah! Apalagi? Aku hanya akan pergi keatas, bertemu Kyuhyun dan selesai! Kalian membuat semua ini jadi rumit!” dua namja itu mengangguk. “Ya, nona. Dan kami hanya akan menemani anda, kau bisa menganggap kami tak ada” Sooyoung meniup poninya dengan amarah yang menggelegak di kepalanya.

 

“Terserah!”

 

Dua namja itu mengikuti Sooyoung masuk ke lift, namja bernama Jonghyuk itu menekan angka 55 dimana ruangan Kyuhyun dan kepala divisi lainnya berada. Kedua namja itu merasakan Sooyoung merengut marah di belakang mereka. Mungkin, jika mereka bisa mengartikan tatapan Sooyoung mereka akan mendengar sumpah serapah dan makian kasar Sooyoung untuk mereka. Oh, kenapa mereka harus bertakdir menjadi pengawal sekaligus supir nona muda ini?

 

Tring.Bunyi lift berdenting ketika layar digital diatas pintu silver itu menunjukkan angka 55 dalam warna merah. Dua namja itu bergeser ke sisi lift memberikan Sooyoung jalan. Sooyoung melangkah dengan menghentakan sepatu all starnya keras-keras disengaja. Menunjukkan sedikit kejengkelannya. Dua namja itu hanya bisa pasrah.

 

“Begitu beberapa langkah dari lift, mereka disuguhkan sebuah pintu kaca otomatis yang akan bergeser begitu seseorang mendekatinya. Di kaca tertera lambang daun dan kacamata berwarna kuning hijau dan tulisan dalam huruf Inggris besar-besar bertuliskan Cho Enterprise Inc.

 

Sebelum Sooyoung sempat melangkahkan kakinya masuk menembus pintu kaca itu ia dihadang seorang gadis mungil dengan blazer hitam dan rok mini membungkus tubuh mungilnya. Rambut cokelatnya menjutai dipunggungnya.

 

“Permisi nona, ada yang bisa saya bantu?” Sooyoung menatap dari atas hingga kebawah yeoja mungil dihadapannya. Lalu Sooyoung menatap kepada dua bodyguardnya.

 

Jonghyuk yang mengerti dengan tatapan Sooyoung segera melompat maju mendekati nona mungil itu. “Apakah kau pegawai baru?” tanya Jonghyuk ramah pada yeoja mungil dihadapannya. Gadis itu menggeleng. “Ah tidak, aku baru dipindahkan dari divisi lantai 13 kesini kemarin.” Jonghyuk mengangguk paham mengapa yeoja ini tidak mengenal Sooyoung.

 

“Aku mau bertemu Tuan Cho” ucap Sooyoung dengan nada sedikit jengkel. Menggambarkan khas nona muda yang tak sabaran akan sesuatu. Yeoja itu mengalihkan pandangannya pada Sooyoung. Menatap keatas hingga kebawah seragam yang masih melekat di tubuh jenjang Sooyoung. Dengan rambut terkuncir kuda. Ia mengernyit mulai berfikir apa yang anak SMA ini lakukan disebuah perusahaan besar, sebesar Cho Corp. Di lantai kepala divisi pula.

 

“Oh… apakah anda telah membuat janji?” tanya gadis itu berusaha sopan. Sooyoung menganga. Tunggu dulu. Usaha gadis mungil didepannya untuk mencoba menjadi sopan padanya ini menimbulkan kecurigaan. Sepertinya kabar bahwa Kyuhyun mampu mempesona banyak gadis benar adanya. Nampaknya gadis ini salah satu dari penggemar Cho Kyuhyun.

 

“Ahjussi, aku malas berbasa-basi itu membuang waktuku. Dimana Jieun-sshi?” tanya Sooyoung lagi pada yeoja mungil itu setelah berbicara pada dua bodyguardnya. Gadis itu mengernyit.

 

“Dia…”

 

“Haneul ada apa ini? Omo! Nona Cho, ada apa datang kemari? Ada yang bisa kami bantu?” Sooyoung tersenyum penuh kemenangan pada ekspresi menganga gadis yang namanya bernama Haneul itu.

 

“Hallo Eonni” sapa Sooyoung ramah. Jieun tersenyum ramah juga. Meskipun Sooyoung sudah memanggilnya dengan sapaan non-formal tapi dia tetap harus memanggil gadis berseragam SMA itu dengan sebutan nona sebagai bentuk kesopanannya.

 

“Aku hanya ingin bertemu Kyuhyun ‘oppa’, bisakah?”  Jieun terkesiap. Ia menatap pada jam klasik yang tertempel dengan angkuhnya di dekat mejanya. “Wah, nona beliau sedang ada rapat tertutup saat ini” Haneul masih dilanda shock dibelakang tubuh jenjang Jieun. Sooyoung dapat melihatnya dengan ekor matanya.

 

“Dimana?” tanya Sooyoung dengan nada tak kecewa sama sekali. Justru ini bagaikan hadia lotere untuknya! Jonghyuk dan Heebum sudah bersiap dibelakangnya, pasti niat Sooyoung tak baik. Mereka sudah terlalu mengenal dan hafal peringai nona mudanya.

 

“Di ruangannya” Sooyoung menyeringai. Jonghyuk hanya bisa menghela nafas berharap Sooyoung tak akan melakukan hal yang mengancam pekerjaannya. Heebum bahkan sudah merapalkan doa yang sama berkali-kali dalam hati.

 

“Terima kasih Eonnie!” Sooyoung menepuk sekilas bahu Jieun. Jieun kemudia tersadar begitu Sooyoung hampir saja mendekati pintu kaca otomatis.

 

“Tunggu! Nona, anda tak bisa bertemu dengan Tuan Cho saat ini” Sooyoung merengut tak senang. Sejak menjadi istri Kyuhyun-meskipun terpaksa- semua permintaannya selalu terkabul meskipun permintaannya untuk dibebaskan belum pernah dikabuli tapi yah penolakan menjadi sedikit awam baginya.

 

Sooyoung menatap Haneul yang masih berdiam diri dibelakang Jieun dengan ekspresi malu. Mungkin malu karena telah meremehkan status Sooyoung meskipun hanya dalam pikirannya. Sooyoung teringat akan suatu benda ditasnya. Benda yang ia dapatkan dari sekolompok anak laki-laki kelas satu. Oh ini pasti berhasil! Pikrinya.

 

Sooyoung meletakkan gelas milkshakenya di atas meja resepsionis kepala divisi lalu melepas ranselnya dan meraihnya ke depan tubuhnya. Ia mulai merogoh ranselnya dan begitu tangannya mendapatkan benda yang diinginkannya Sooyoung segera menariknya keluar.

 

Sebungkus permen karet. Oh, ini menyenangkan.

 

“Baiklah aku akan menunggu. Tapi aku mau Haneul-sshi menemaniku” Jieun, Jonghyuk dan Heebum refleks menoleh kearah Haneul. “Eh?” gadis itu pun sama terkejutnya dengan ketiga orang yang memandangnya.

 

“Ayo Haneul-sshi kita duduk disana” Sooyoung menarik lengan mungil Haneul ke sofa dipojok ruangan. Jonghyuk dan Heebum yang bergegas mengikuti segera ditahan Jieun.

 

“Ku rasa nona Sooyoung tak akan macam-macam disini. Kalian bisa mengawasinya dari sana” Jieun menunjuk ke arah sofa krem disisi sebaliknya dari tempat Sooyoung duduk. Dua namja itu saling tatap lalu mengikuti saran Jieun. Lagipula kekacauan apa yang dapat seorang remaja SMA perempuan lakukan dengan seorang gadis berusia sekitar dua puluh tahunan. Mustahil kan?

 

“Nah, kenapa tadi kau terlihat begitu… terkejut ketika Jieun Eonnie memanggilku Nona Cho?” tanya Sooyoung tanpa basa-basi pada Haneul begitu pantat mereka baru saja menyentuh sofa. “Eh?”

 

Sooyoung tersenyum. “Aku tau kau mengerti maksudku, Haneul-sshi” desis Sooyoung. Haneul merasa nada bicara Sooyoung begitu tenang hingga membuatnya sedikit khawatir. “Nah aku butuh jawaban Haneul-sshi” Haneul terkesiap.

 

“Ya, err nona Cho. Aku kira kau… eumm salah satu anak dari klien Tuan Cho” Sooyoung tersenyum penuh antisipasi. Haneul berbohong, dia tau sekali. Yeoja ini nampak begitu lemah-bukan dalam arti sebenarnya-.

 

“Oh. Maaf mengacaukan perkiraanmu. Kau mau permen Haneul-sshi?” tanya Sooyoung dengan manis. Haneul mengerutkan dahinya. Ia merasa nona Cho ini akan tidak suka dengan penolakan makan Haneul mengangguk. “Nde, terima kasih” Sooyoung tersenyum lebar lalu mengangsurkan permennya. Salah satu permen menyembul keluar dan Haneul menariknya hingga keluar seluruhnya. Namun bukan hanya permen yang keluar begitu Haneul menarik keluar permen berbungkus hijau itu tapi sebuah hewan kecil-seukuran kecoa- atau memang kecoa melompat mengenaik punggung tangannya yang refleks membuat Haneul menjerit kencang. Kulitnya yang putih semakin memutih-pucat karena terkejut dan takut secara bersamaan.

 

Sooyoung refleks berdiri begitu Haneul menjerit. Jonghyuk, Heebum dan Jieun menghambur dan menanyakan keadaan Haneul yang masih menjerit sambil melap kasar punggung tangannya. Kesempatan ini diambil Sooyoung untuk berlari melewati pintu kaca otomatis menuju ruangan Kyuhyun.

 

“Akhirnya!” girangnya dalam hati. Sooyoung berlari menyusuri koridor kantor dan melewati beberapa pintu ruangan yang tak ia ketahui apa isinya.

 

“Nona Cho, jangan!” Sooyoung mendengar seruan dari arah belakangnya. Ia mengencangkan larinya. Tiga orang yang tengah mengejarnya dibelakang tak mungkin dapat menggapainya. Sooyoung nampak begitu percaya diri, karena ruangan Kyuhyun hanya tinggal berjarak tiga, dua , satu langkah lagi!

 

“Nonaaa……..”

 

“Ya, jadi menurutku dengan menurunkan harga saham saat ini tak menjamin kita mendapat keuntungan—-“

 

Bruk. Sooyoung masuk dengan ngos-ngosan dan rambut acak-acakan khas orang habis berlari dan kemudian disusul dua orang namja berseragam hitam dan sepatu merk plaboy berwarna hitam mengkilap masuk dengan posisi menyusruk dengan posisi lutut menyentuh lantai.

 

“No-na…” kedua namja itu terdiam begitu melihat Kyuhyun berdiri memperhatikannya dengan tiga orang namja berpakaian formal yang usianya nampak beberapa belas tahun diatas mereka. Oh man! Kedua namja berkepala tiga itu hanya bisa pasrah jika Kyuhyun memecatnya saat ini juga.

 

“Nona Cho! Nona Cho anda—“ Jieun yang berteriak sambil berlari dengan susah payah akibat highheels sebelas sentinya pun bungkam begitu melihat Kyuhyun menatap dengan tatapan…err mengerikan. Ia segera menarik dua namja yang masih berlutut di tengah pintu itu dan membawa mereka bersamanya.

 

Sooyoung? Yeoja itu tengah tertawa penuh kebahagiaan disudut ruangan-entah sejak kapan- Nyatanya, kejadian memalukan bagi Kyuhyun ini tak menjadi tontonan humor tersendiri bagi Sooyoung. Ia bahkan seolah tak perduli pada tiga orang namja yang tengah menatapnya dengan kernyitan dahi heran.

 

“Halo, Oppa! Hallo bapak-bapak! Salam kenal…” Sooyoung membungkuk setelah menyeka air mata di sudut matanya akibat terlalu banyak tertawa. Sooyoung melirik Kyuhyun dengan sudut matanya. Namja itu menatapnya dalam diam, ada guratan kecewa, marah dan…geli? Apa Sooyoung tak salah eh?

 

“Hallo nona manis. Kau kah adik dari namja berdedikasi ini?” tanya salah seorang pria berbadan gempal disisi kiri Kyuhyun. Sooyoung tersenyum riang-meskipun tak begitu tulus.

 

“Wah rupanya aku cukup terkenal ya Tuan…”

 

“Panggil saja aku Lee Ahjussi. Ya, Tuan Cho sangat bersemangat ketika menceritakan tentang dirimu. Bahkan aku tak percaya kalau ia sedang tengah menceritakan tentang adiknya, ia lebih mirip seperti remaja yang jatuh cinta dibanding seorang kakak yang begitu mencintai adiknya.” Senyuman Sooyoung menyusut. Namun yeoja itu berusaha kembali tersenyum bahkan tertawa.

 

“Maaf atas kejadian yang sedikit tak menyenangkan tadi, dua ahjussi tadi memang suka bertanding atletik denganku” ucap Sooyoung memohon maaf. Kyuhyun hanya diam membiarkan Sooyoung menarik perhatian tiga rekan kerjanya. Kyuhyun bahkan menikmati melihat keceriaan Sooyoung yang nampak senang bersenda gurau dengan tiga koleganya itu.

 

Salah seorang namja yang nampak lebih muda dari dua namja lainnya menatap jam rolex dipergelangan tangan kirinya. “Tuan Cho kurasa pertemuan kita hari ini bisa dilanjutnya besok atau lusa. Atau kau mau berbicara melewati skype? Ku rasa anak dan istriku sudah menuntutku untuk segera pulang.” Dua namja lainnya mengangguk setuju. “Ya benar itu. Kita bisa membahas masalah saham memusingkan ini lain waktu. Dan Tuan Cho, aku senang dengan adik perempuanmu yang manis ini” Sooyoung memberikan senyumannya.

 

“Ya, dan maaf atas kejadian tak mengenakan tadi” jelas Kyuhyun dengan nada tak enak. Tiga namja itu tertawa sambil menepuk bahu Kyuhyun dan lengannya. “Tidak, tidak! Sesekali namja kolot seperti kami butuh hiburan. Mengurusi bisnis setiap hari sedikit menjemukan”

 

“Kau sih enak, Kyuhyun-ah. Kau memiliki adik perempuan manis seperti Sooyoung yang siap menghiburmu kapanpun” Kyuhyun tersenyum mendengar penuturan rekan bisnisnya.

 

Aku hanya bisa mengamini perkataan anda Tuan Lee.

 

“Kalau begitu kami pamit dulu, selamat sore Kyuhyun-ah dan Sooyoung-ah. Senang bertemu denganmu!” Sooyoung melambai pada tiga namja yang mungkin hampir seusia ayahnya jika beliau masih hidup. Mungkin.

 

Begitu Kyuhyun menutup rapat pintu ruangannya, senyuman Sooyoung surut. Ekspresi yeoja itu kembali tak senang. “Hai, ada sesuatu kah yang membawamu kemari?” sapa Kyuhyun lembut. Sooyoung berdecih.

 

“Lepaskan Kris. Kyuhyun, lepaskan dia.” Pinta Sooyoung dengan tak sopannya. Kyuhyun merasakan perasaan terluka menyayat hatinya. Dengan tak sopannya Sooyoung memintanya untuk melepaskan seorang namja yang memang tengah ia beri pelajaran saat ini. Ouh, betapa menyedihkannya.

 

“Wah, ku kira kau mengunjungiku dalam acara menjadi istri ‘yang baik’ . Kenapa kau menginginkan Kris dilepaskan? Memang aku mengurungnya?” pertanyaan Kyuhyun dalam nada halus itu membuat Sooyoung ingin menguliti Kyuhyun saat ini juga. Begitu membuat dadanya berdesir, sialan!

 

“Kau namja sialan brengsek! Lepaskan dia! Lepaskan skorsingnya. Aku tau Jung Songsaenim itu memberikannya skorsing atas perintah darimu!” Kyuhyun menatap Sooyoung, berusaha menyelami apa yang ada dalam kepala Sooyoung selain kebencian untuknya. Adakah sedikit baginya untuk menerima simpati atau bahkan rasa cinta dari Sooyoung?

 

“Dia brengsek Sooyoung, kau dapat melihat dari penampilan dan apa yang telah ia lakukan pad—“

 

“Tidak! Kris adalah satu-satunya namja yang mau berusaha untukku. Satu-satunya namja brengsek yang ku tau adalah kau! Lepaskan Kris!” Kyuhyun merasakan dirinya baru saja kejatuhan bom nuklir. Dimata istrinya itu ia tak lebih dari seorang namja brengsek.

 

“Sooyoung…”

 

Sooyoung mengerjapkan matanya. Menolak untuk menerima panggilan halus nan lembut Kyuhyun. Kuat, ia harus membenci namja ini. Namja yang telah merenggut kebahagiaannya dan keluarganya.

 

“Aku memberimu penawaran.” Sooyoung membuka matanya dan menatap Kyuhyun dengan bingung. “Hah?”

 

“Aku akan melepaskan Kris, tapi sebagai gantinya kau harus belajar menerima keadaan bahwa kini kau istriku”

 

 

Sooyoung menatap jalanan yang bergerak semu melalui kaca jendela mobil Kyuhyun. Ingin rasanya ia bisa merasakan kehidupan normalnya seperti dulu. Bebas tanpa sebuah rasa yang menyakiti hatinya, mengekangnya menjadi seorang yang penuh kebencian.

 

Kenapa harus Kyuhyun? Kenapa harus Kyuhyun yang menjadi cinta pertamanya? Kenapa harus Kyuhyun yang menjadi suaminya sekarang? Dan kenapa juga Kyuhyun harus menjadi orang yang ada hubungannya dengan pembunuh orang tuanya? Kenapa?!

 

Terlalu banyak kenapa dalam kepala Sooyoung membuat gadis itu rasanya ingin menangis. Dadanya dipenuhi sesak.

 

Kyuhyun hanya bisa menatap Sooyoung dalam diam disisinya. Audinya melaju dengan mulus ditangan supir pribadi Kyuhyun. Kyuhyun sesekali menatap tangan Sooyoung yang meremas lututnya sendiri. Ia ingin sekali bisa menggenggam tangan itu, menyalurkan ketenangan dan kehangatan. Tapi ia sadar, kesedihan Sooyoung, kebencian Sooyoung, ketidak bahagiaan Sooyoung bersumber darinya. Ia merasa tak pantas untuk melakukan hal itu.

 

Kyuhyun masih menatap Sooyoung dengan sedih ketika Sooyoung memalingkan kepalanya hingga tatapan keduanya bertemu. Banyak hal yang sebenarnya ingin Sooyoung sampaikan pada Kyuhyun sebelum ia mengetahui rahasia itu di minggu pertama pernikahan mereka. Hingga saat ini, hal-hal itu masih berada di tenggorokan Sooyoung menunggu untuk dimuntahkan. Namun Sooyoung berusaha untuk menahannya sekuat tenaga.

 

“Kk..kau baik-baik saja?” tanya Kyuhyun lembut. Sooyoung menatap lurus ke mata Kyuhyun namun dengan ekspresi datar.

 

“Baik-baik? Sejak kau mengadopsiku, aku tidak pernah menjadi baik-baik saja. Oh salah, sejak orang tuamu MEMBUNUH orang tuaku, aku tak pernah baik-baik saja…..” Sooyoung mengalihkan tatapannya kembali ke jendela. Lagi-lagi kebencian yang menguasainya.

 

Kyuhyun terhenyak dikursinya. Ia tak bisa melakukan apapun. Kepalanya memutar memori satu tahun yang lalu. Dimana ia mengetahui darimana kekayaan keluarganya berasal.

 

 

Sore itu Kyuhyun baru saja pulang dari mengunjungi panti asuhan bertemu dengan gadis remaja yang ceria yang begitu membuatnya terkesan. Kyuhyun melewati ruang kerja ayahnya yang selama ini tertutup rapat. Ia melihat pintu itu terbuka dan ia berniat untuk menutupnya sampai akhirnya ia melihat sebuah bingkai foto raksasa terlihat anggun terpajang di ruangan kerja yang tak pernah dijamahnya itu.

 

Kyuhyun bergerak masuk untuk memastikan siapa yang ada di dalam bingkai tersebut dan ia meringis begitu menyadari itu adalah foto keluarganya. Ada Appa, Eomma dan Ahra noonanya juga dirinya yang masih berusia 7 tahun. Namun tak hanya ada keluarganya, di dalam sana ada pula sepasang namja dan yeoja yang usianya seperti seumur dengan orang tuanya, seorang yeoja seumuran noonanya dan ia melihat jelas yeoja yang seumuran eommanya itu tengah menggendong seorang bayi mungil.

 

Kyuhyun kemudian menatap selipan kertas di bagian samping bingkai. Dengan hati-hati Kyuhyun menariknya keluar. Isinya adalah dua buah kertas yang di satukan dengan paper clip menjadi satu. Yang satu adalah robekan sebuah koran 14 tahun yang lalu. Kyuhyun tau keluarganya meninggal dalam kecelakaan mobil ketika usianya 10 tahun. Namun ia tak pernah membaca langsung berita kecelakaan keluarganya hingga usianya kini.

 

Dua pendiri perusahaan C’s Corp ditemukan tewas dalam sebuah kecelakaan lalu lintas bersama istri dan anaknya. Di duga, dua keluarga ini berniat untuk pergi berwisata ke tempat yang sama. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, dalam mobil Choi Jungnam dan keluarganya yaitu mercedes berwarna hitam telah terjadi sabotase pada mesin dan kabel rem yang terpotong. Dan dalam mobil lainnya, yaitu milik Cho Yeung Hwan tidak ditemukan sabotase atau kesalahan apapun. Persahabatan yang terjalin erat diantara keluarga Cho dan Choi inipun terbawa hingga ke akhir hayat mereka.

 

Korean Republic Times. October, 1999

 

Kyuhyun mulai merasakan matanya berair. Ia tak pernah tau rincian bagaimana keluarganya meninggal, namun setelah membaca ini luka yang telah dipendamnya belasan tahun lalu itu terangkat lagi ke permukaan. Kyuhyun membalik lampiran koran itu dan membaca kertas berisikan tulisan tangan.

 

Surat ini kutulis untuk memberikan kenyataan. Aku tak ingin tak tenang dalam kuburanku nanti. Aku tak ingin mengotori persahabatanku dan Jungnam dengan kebencian karena aku menyayanginya.

 

Aku tau, aku bodoh karena membiarkan mereka menyabotase Jungnam untuk meruntuhkannya. Merenggut apa yang telah dibangunnya. Perbisnisan memang dunia yang keras bak hutan rimba. Ku kira aku bisa menjadi pelindung bagi Jungnam namun mereka mengancam. Mengancam untuk menghancurkan keluargaku jika aku tak setuju untuk bergabung menghancurkan Jungnam.

 

Jungnam sahabatku. Aku tau aku terlalu pengecut. Aku takut mereka benar-benar menghancurkan keluargaku. Aku juga takut mereka melukaimu tapi aku tak bisa berbuat apapun.

 

Jungnam. Seharusnya kita bisa melihat usia senja kita bersama anak dan cucu kita bersama. Tapi takdir berkata lain. Hari ini, mereka melancarkan aksinya untuk membunuhmu dan keluargamu. Sebelum kau mengatakan padaku akan berangkat ke perkemahan musim panas bersama Soohee dan Soojin, aku sudah menukar surat ahli waris C’s corp ke tangan putraku. Kecelakaan itu tak akan bisa dihindari lagi dan aku akan ikut menyusulmu. Meninggalkan anak bungsuku yang akan menjaga anak bungsumu kelak.

 

Surat ini ku tulis sebagai pembenaran. Bahwa Lee Kang Hee ada dibalik kematian keluargamu bersama empat orang pemuka bisnis lainnya. Dan satu diantaranya adalah aku.

 

Kata maaf menjadi terlalu tinggi untuk dapat ku terima darimu. Maafkan aku Jungnam telah melakukan pengkhianatan. Semoga apa yang telah ku lakukan dapat sedikit meringankan dosaku. Dan seumur hidupku, aku tak pernah berniat melakukan ini sama sekali. Sejak dulu mimpiku selalu sama. Dapat melihat senja diusia senja bersama keluarga ku dan keluargamu di beranda yang sama.

 

Siapapun yang kelak membaca surat wasiat ini. Aku secara resmi memberikan hak warisku kepada puteraku, Cho Kyuhyun. Dan aku memberikan amanat agar Kyuhyun mau menjaga Choi Sooyoung hingga akhir hayatnya. Entah dengan cara apapun.

 

Berkas bersangkutan ada di brangkas pribadiku di C’s Corp. Dan aku meminta penggantian nama atas C’s Corp menjadi Cho’s Corp terhitung sejak surat ini dibaca oleh siapapun yang membacanya. Untuk menghindari perebutan oleh sindikat yang sama.

 

Dan aku meminta keadilan ditegakkan. Laporkan Lee Kang Hee dan tiga lainnya ke pihak berwenang dan bukti-bukti bisa ditemukan di ruanganku di C’s Corp.

 

                                                                                                Tertanda, Cho Yeung Hwan.

                                                                                                            October, 1999

 

Kyuhyun ditarik kembali ke waktu sekarang begitu mendengar suara pintu mobil yang dibanting. Entah sejak kapan ia sudah berada didepan rumah mewahnya dan Sooyoung-lah yang baru saja membanting pintu audi r8 milik Kyuhyun tersebut. Supir berusia empat puluhan itu tersenyum miris pada Kyuhyun melalui spion.

 

“Sooyoung!” Kyuhyun berteriak memanggil Sooyoung yang sudah setengah berlari menuju kedalam. Gadis itu menghentikan langkahnya.

 

“Kau mau menerima tawaranku?” tanya Kyuhyun lembut namun dari suaranya penuh dengan nada keputus-asaan. Sooyoung menatap Kyuhyun sambil mengulum bibirnya tak percaya jika Kyuhyun ternyata licik.

 

“Kau brengsek! Biarkan aku bahagia, apakah itu tak bisa?” bentak Sooyoung pada akhirnya. Kyuhyun mengjapkan matanya menahan rasa sakit dari ucapan Sooyoung.

 

Aku selalu berusaha untuk itu Sooyoung. Kebahagiaanmu adalah tujuan hidupku.

 

“Cho Sooyoung. Aku selalu berusaha untuk itu, aku mencoba melindungimu, memberikanmu yang terbaik bisakah kau menerima itu?” Sooyoung mendecih. “Hahaha. Lucu sekali kau Tuan Cho. Apa yang sebenarnya kau definisikan dengan ‘melindungi’ dan ‘terbaik’ ?” tanya Sooyoung meremehkan. Kyuhyun mengepalkan tangannya, menahan emosinya meledak.

 

“Sooyoung-ah mengertilah… aku mencoba mengambil banyak peran untukmu. Aku…”

 

“Ya kau benar. Kau berusaha menjadi ayah, kakak dan suami untukku. Benarkan?” tanya Sooyoung datar. Kyuhyun terdiam.

 

“Kau berani-beraninya berlagak menjadi ayahku? Peran itu terlalu suci untuk lelaki sepertimu! Kakak? Oh sialan. Kakakku, kakak perempuan satu-satunya yang ku punya meninggal karena ayahmu yang sialan itu!!! Dan suami? JANGAN BERMIMPI! AKU TAK SUDI MENJADI ISTRI ANAK SEORANG PENGKHIANAT DAN PEMBUNUH LICIK SEPERTIMU!!!”

 

Apakah baru saja ada badai? Gempa? Atau topan? Apa saja asalkan bukan kalimat dan tatapan kebencian itu yang dilayangkannya padaku. Jangan Sooyoung, jangan benci aku… aku hanya memilikimu…

 

“Sooyoung…”

 

“Berhenti memanggil namaku dengan nada menjijikan itu!” Sooyoung berbalik dan memilih meninggalkan Kyuhyun masuk kedalam rumah mewah miliknya. Sooyoung merasakan matanya memanas. Kalimat kejam itu mencabik-cabik hatinya, bukan hanya hati Kyuhyun. Tapi setan dalam hatinya mendukungnya untuk itu.

 

Sooyoung ingin sekali berbalik dan melihat bagaimana keadaan Kyuhyun ketika ia mendengar kalimat jahat dari bibirnya, tapi kebencian dalam hatinya mengalahkan keinginan itu hingga akhirnya ia menyerah dalam tangis begitu masuk ke kamar mewah yang Kyuhyun berikan untuknya.

 

Keadaan Kyuhyun sendiri tak begitu jauh dengan Sooyoung. Namun sebagai lelaki Kyuhyun tak menangis. Ia hanya jatuh berlutut di halaman rumahnya sambil meremas bagian dadanya yang terasa dihujam belati. Baginya, kematian jauh lebih mengenakan daripada harus hidup dalam kebencian seseorang yang sangat dicintainya.

 

Kyuhyun memegangi dadanya. Terdiam dengan ribuan pertanyaan yang ia lontarkan dalam hati pada Tuhan. Kenapa, kenapa Tuhan memberinya takdir semenyedihkan ini?

 

TBC

AHAHHAHAHAHA. Comment?

NS the series tetep dilanjut tapi moodnya belum dapet jadi belum selesai. Tenang aja karena tetep bakalan dipost. Ok? Thanks.


[SERIES] Cupid Couple (Part 9)

$
0
0

cupid couple new

Title                       : [SERIES] Cupid Couple (Part 9)

Author                  : Chuyleez

Main Cast            : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Im Yoona, Lee Donghae

Support Cast      : Kim Suho, Xi Luhan, Oh Sehun

Rating                   : 15

Genre                   : Fantasy, Romance, Humor(Maybe), Little sad

Annyeong yeorobunnn…. Cupid Couple is comeback. Adakah yang menunggu ff yang semakin gaje ini?? Klo pada jamuran nunggunya, siapin aja dlu d**tarin baru baca ff ini hehehe…. (#justkidding)

Bila ada kesamaan cerita harap mention di facebook Andria Chuyleez Minoz or twitter @chuyleezluvsuju. Happy reading all…. ^^

   Teaser | Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5

Part 6 | Part 7 | Part 8

***

 

Yoona menggerak – gerakkan tangannya hendak menjatuhkan Sooyoung. Sooyoung berteriak.

“Arghh!! jangan lakukan itu!!” seru Sooyoung ketakutan.

Yoona terus menggerak – gerakkan tangannya. Sooyoung mencoba meraih tubuh Yoona sebagai pegangan.

Sebuah batu bergerak menggelincir sepasang kaki hingga sepasang kaki itu jatuh terpeleset.

“AAARRRRGGGHHH!!!” gadis itu jatuh ke dalam jurang yang dalam.

Kyuhyun hanya bisa terpana melihat seseorang yang pernah menjadi bagian masa lalunya itu jatuh ke jurang. Matanya mulai memerah. Suho cs membulatkan matanya melihat kejadian itu.

“Tidak mungkin.” Ujar Luhan

“Semuanya berakhir.” Ujar Sehun.

Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya. Pandangannya kosong. Air matanya mulai mengalir deras.

 

 

***

 

Tubuh Yoona meluncur ke dasar jurang. Perlahan dia mulai memejamkan matanya.

“Donghae oppa… Akhirnya hari ini datang juga… Dimana aku akan pergi untuk bertemu denganmu.” Batin Yoona.

BRUKK!!

Tubuh Yoona membentur bebatuan. Darah segar mengalir dari tubuhnya. Tidak ada yang menolongnya. Hingga malaikat maut menjemputnya pulang.

Sooyoung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Gadis itu masih menangis tersedu – sedu. Perlahan dia menurunkan tangannya dan mengingat – ingat kejadian 5 menit lalu. Dimana Yoona terpeleset dan tangannya refleks mendorong Sooyoung menjauh dari jurang.

“Sooyoung~ah, gwenchana?” tanya Suho cemas.

Tangisan Sooyoung kembali meledak. “Huhuhu…. Dia jatuh ke jurang… Dia menolongku…” tangis Sooyoung.

“Soo~ah…”

“Hiks…”

Kyuhyun masih berdiam diri. Fikirannya tertuju pada kejadian 5 menit lalu saat dia melihat sendiri tubuh Yoona jatuh ke jurang.

“Kenapa nasibmu harus berakhir seperti ini?” ujar Kyuhyun iba. Bagaimanapun Yoona adalah temannya. Bagian dari masa lalunya. Teman seperjuangannya dulu. Teman yang sama – sama mendapatkan seorang cupid dan mendapatkan cinta sejati disaat yang bersamaan.

 

 

***

 

Di alam lain suasana serba putih. Yoona melangkahkan kakinya perlahan. Matanya terus melihat ke sekelilingnya mencari sesuatu. Hingga perhatiannya tertuju kepada seorang namja yang sedang berdiri membelakanginya.

“Donghae Oppa….” Yoona tersenyum.

Yoona berlari dan memeluknya dari belakang.

“Jeongmal bogoshippeo…” ujar Yoona menangis terharu.

“Aku tidak memintamu melakukan itu.”

Donghae melepaskan pelukan Yoona dan membalik tubuhnya. Yoona terlihat menunduk.

“Membunuh Sooyoung. Aku tidak memintamu melakukan itu.” Ujar Donghae sedih.

“Mianhae oppa…” Yoona menangis.

“Tanpa kau melakukan itu… Kau tetap akan kembali padaku.” Ujar Donghae langsung meraih tubuh Yoona dalam pelukannya.

“Oppa…” Yoona mulai menangis terisak.

“Sekarang kau sudah kembali padaku… Aku akan menerimamu. Kita bersama sekarang.”

Yoona mengangguk dalam dekapan Donghae. Donghae mengelus pelan kepala Yoona dengan lembut dan mengecupnya pelan.

 

 

***

 

Srek… srek…

Langkah lima orang ini untuk berjalan keluar dari hutan lebat. Hanya hening yang tercipta. Hawa dingin sangat menusuk kulit. Kabut putih selalu muncul setiap nafas di hembuskan. Semakin mempertegas bagaimana cuaca hari ini yang benar – benar dingin.

Suho bergerak melepas syalnya dan memakaikannya untuk menutupi leher Sooyoung.

“Gomawo.” Ujar Sooyoung singkat.

Suho tersenyum. Kyuhyun melirikkan matanya kesal.

Luhan melepas sarung tangannya dan memakaikan pada Sooyoung. Sooyoung hanya diam.

“Gomawo.” Ucapnya kemudian.

Luhan tersenyum. Kyuhyun semakin kesal. Apa dua namja itu sedang mencoba menarik perhatian Sooyoung? Apa yang harus dia lakukan sekarang??

Kyuhyun memutar bola matanya memikirkan sesuatu. Tiba – tiba dia merasakan tetesan dingin menyentuh kepalanya. Salju pertama tahun ini. Kyuhyun tersenyum memandang Sooyoung.

“Salju pertama di tahun ke Sembilan belas… hari dimana kau meninggalkan aku saat itu.” Batin Kyuhyun sambil memandang ke arah Sooyoung yang sedang menadahkan salju dengan kedua tangannya.

Gadis itu tersenyum.

“Akh!” Kyuhyun tiba – tiba merintih kesakitan.

“Kyuhyun~Sshi, gwenchana?” tanya Sooyoung.

Kyuhyun diam sambil menekan pinggang kirinya. Namja itu jatuh terduduk dan menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon besar. Secara otomatis perjalanan mereka terhenti.

“Kau kenapa? Wajahmu pucat? Apa kau sakit?” tanya Sooyoung cemas.

Kyuhyun masih menekan pinggangnya untuk mengurangi rasa sakit.

“Apa pinggangmu sakit?? Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?”

Kyuhyun langsung menarik tangan Sooyoung paksa dan meletakkan tangan Sooyoung pada pinggangnya yang sakit. Sooyoung tertarik hingga duduk di samping Kyuhyun. Gadis itu terkejut.

Rasa sakit itu semakin lama semakin berkurang. Alur nafas Kyuhyun mulai terlihat normal.

“Ternyata kau masih tetap sama.” Ujar Kyuhyun tersenyum.

“Ne?” tanya Sooyoung tidak mengerti.

“Kau adalah obatku. Aku sembuh jika kau ada disisiku.”

“Apa – apaan kau Sonsaengnim?” ujar Sehun protes.

Sooyoung mencoba menarik tangannya. Namun Kyuhyun memegangnya erat dan diletakkan kembali di pinggangnya.

“Seperti inilah sebentar. Ini masih sakit. Aku sudah tidak punya ginjal lagi disini. Jadi aku pasti merasa kesakitan jika terlalu lelah.”

Sooyoung menyerah. Begitu juga ketiga temannya. Suho dkk langsung ikut duduk berhadapan dengan Kyuhyun Sooyoung. Mereka memandang dengan tajam ke arah Kyuhyun yang tergolek lemah sambil menggenggam tangan Sooyoung.

“Dasar mencari kesempatan.” Desis Sehun.

“Sepertinya dia benar – benar kesakitan.” Ujar Luhan lirih.

Suho hanya diam. Dalam hati dia tidak rela Kyuhyun menggenggam tangan Sooyoung.

“Sooyoung~ah…” ucap Kyuhyun kemudian.

“Hmm?” gumam Sooyoung.

“Maukah kau menghilangkan rasa sakit ini?”

Sooyoung terlihat berfikir sebentar. “Bagaimana caranya?” ucapnya kemudian.

“Tinggallah disisiku.”

Sooyoung terkejut memahami maksud Kyuhyun. Tinggal di sisinya itu berarti menikah dengan Kyuhyun. Sooyoung menunduk dan perlahan menarik tangannya. Kyuhyun merasa sedih melihat Sooyoung menolak lamarannya secara tidak langsung.

“Sebaiknya kita mencari tempat berteduh dahulu. Salju semakin lebat. Kita bisa mati kedinginan.” Ujar Luhan.

Kyuhyun mencoba berdiri. Sooyoung membantunya. Kyuhyun langsung merangkul bahu Sooyoung. Sooyoung lagi – lagi hanya pasrah memapah Kyuhyun.

Suho dkk berjalan terlebih dahulu untuk mencari sebuah gubuk. Kyuhyun dan Sooyoung mengikutinya di belakang.

Sooyoung merasa risih karena Kyuhyun terus memandangnya dengan intens. Sooyoung terus mencoba mengalihkan pandangannya. Tidak ingin tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Kyuhyun yang begitu mematikan.

“Mengapa kau tidak punya ginjal di pinggang kirimu?” tanya Sooyoung mencoba agar Kyuhyun melepaskan pandangannya.

“Aku mendonorkannya untuk Appa-ku. Kau tahu, di masa lalu kau juga memapahku seperti ini sehabis aku operasi dahulu.”

Suasana kembali hening. Kyuhyun kembali memandang tajam wajah Sooyoung.

Duk!!

“YAA!!” teriak Kyuhyun karena kakinya menyandung akar pohon.

“Makanya perhatikan jalanmu Sonsaengnim. Jalan itu dibawah, bukan di samping.” Ujar Sehun melirik Sooyoung.

“Sepertinya kau sudah bisa berjalan sendiri. Kalau kau mau, aku punya obat gosok. Siapa tahu bisa meringankan sakitnya.” Ujar Suho.

“Tidak perlu. Aku sudah merasa baikan.”

Sooyoung langsung berjalan menyusul ketiga temannya. Kyuhyun ditinggal sendiri di belakang. Dia menghembuskan nafas kasar kemudian berdiri dan mengikuti langkah keempat mahasiswa di hadapannya.

Di lain tempat di hutan itu, Choi Siwon dan Tiffany Hwang orang tua Sooyoung beserta beberapa anak buah mereka sedang mencari keberadaan anak mereka dan teman – temannya (Suho, Sehun, Luhan).

“Sooyoung~ah…!!” teriak Siwon memanggil putrinya.

“Suho… Sehun… Luhan…!!” teriak Tiffany menyambung teriakan Suaminya.

“Uhuk…Uhuk!” Siwon terbatuk.

“Yeobo~ah, gwenchana?” ujar Tiffany panik. Wanita itu langsung mengambil botol air minum dari ranselnya.

Siwon langsung meneguk air minum yang diberikan istri tercintanya.

“Dimana anak – anak itu? Bagaimana bisa mereka ada di dalam hutan seluas ini?” keluh Siwon.

Tiffany hanya diam. Diam karena dia juga sama cemasnya dengan suaminya. Tak lama kemudian mereka melanjutkan perjalanan mencari putri mereka.

Sedangkan di tempat lain, orangtua Luhan, Suho dan Sehun berkumpul di rumah Sehun. Mereka memandang cemas ke arah telepon rumah. Berharap telepon itu berdering dan membawa kabar baik mengenai putra mereka.

Kembali pada Kyuhyun dan Sooyoung dkk. Sooyoung terlihat lelah berjalan. Kemudian tangannya terulur mengusap bahu Suho. Suho seakan mengerti arti dari usapan tangan itu. Namja itu langsung jongkok. Sooyoung tersenyum senang dan langsung melingkarkan kedua tangannya di leher Suho. Suho berdiri dan membawa Sooyoung dalam gendongannya.

“Cish, dasar manja.” Ujar Sehun.

Sooyoung hanya memeletkan lidahnya.

“Luhannie… Aku juga lelah. Kau gendong aku yah…” ujar Sehun menampakkan puppy eyes-nya.

“Mwo? Shirroe!! Kau tahu tubuhmu itu lebih besar dari tubuhku dan kakimu itu sangat panjang.” Tolak Luhan.

Sehun hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

“Hahahaha…. Kau kalah Sehunnie…” ujar Sooyoung tertawa senang.

“Diamlah Soo… Kau berisik sekali. Tertawamu memekakan telingaku.” Ujar Suho.

“Mianhae… Suho~ah, apa aku tambah berat?”

“Justru kau tambah kurus.”

“Jelas saja. Aku terakhir makan kemarin pagi. Aisshh, aku benar – benar lapar sekarang.”

Kyuhyun hanya bisa diam dan memandang tajam pemandangan di hadapannya. Hatinya terasa panas melihat orang yang menurutnya adalah miliknya berada dalam gendongan orang lain.

“Sooyoung….. Luhan…. Sehun…. Suho….!!”

Terdengar suara teriakan bersahut – sahutan.

“Kau dengar itu?” ujar Sehun.

“Sepertinya ada yang memanggil kita.” Ujar Luhan.

“TOLONGGG!!! KAMI DISINI!!!” teriak Sehun.

“OMMA…. APPA… INI AKU SOOYOUNG!!” teriak Sooyoung.

Suho secara refleks langsung menurunkan Sooyoung dari gendongannya. Teriakan Sooyoung menulikan telinganya sejenak.

Siwon, Tiffany dan seluruh anak buahnya menghentikan langkah mereka sejenak setelah mendengar teriakan.

“Itu suara Sooyoung.” Ujar Siwon senang.

“Sepertinya dari arah sana.” Ujar salah seorang anak buah Siwon.

“Baiklah kita kesana.”

Siwon, Tiffany dan seluruh anak buahnya kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat yang ditunjuk tadi.

“SOOYOUNG!!” teriak Tiffany sambil melanjutkan langkahnya.

Kyuhyun dan Sooyoung dkk juga menuju kea rah sumber teriakan yang diyakini suara Omma dan Appa Sooyoung.

Beberapa menit mereka dalam pencarian. Hingga akhirnya mereka dipertemukan. Siwon dan Tiffany langsung berlari kala melihat Sooyoung dan teman – temannya.

“Soo~ah.” Tiffany langsung memeluk Sooyoung. Dia sangat mencemaskan putri satu – satunya.

“Omma…”

“Neo gwenchana?? Apa ada yang terluka??”

Sooyoung menggeleng. “Hanya sedikit lecet.”

Siwon mengelus kepala putrinya dengan sayang. Dia senang putrinya dalam keadaan baik – baik saja.

“Luhan, Suho, Sehun…. Kalian baik – baik saja?” tanya Siwon.

“Ne. Abonim.” Ujar ketiganya serempak.

“Gomawo sudah menyelamatkannya.”

“Ne.”

“Kau siapa?” ujar Siwon saat melirik ke arah Kyuhyun.

“Aku dosen-nya Sooyoung, Cho Kyuhyun imnida.” Ujar Kyuhyun memperkenalkan diri.

“Cho Kyuhyun?” Tiffany kini membuka suaranya.

Kyuhyun melihat kea rah Tiffany. “Eoh? Tiffany Sonsaeng??”

“Omma, kau mengenalnya??” tanya Sooyoung

“Kau mengenalku?” ujar Tiffany seperti mengingat – ingat sesuatu.

“Bagaimana aku bisa melupakan Sonsaengnim tercantik dan terseksi saat aku SMA.”

“Kau Cho Kyuhyun yang itu yah… Yang selalu terlambat masuk pelajaran dan muridku yang paling bodoh di kelas.” Celetuk Tiffany.

“MWO?? HWAHAHAHAA….!!” Tawa Suho, Sehun dan Luhan pecah.

Kyuhyun menggaruk tengkuknya. Dia terlihat malu Tiffany membuka aibnya.

“Itu kan masa lalu, saat ini aku seorang dosen. Kau mempermalukanku di depan mahasiswaku.”

“Aku tidak menyangka kau sudah seperti ini sekarang. Delapan belas tahun lalu setelah kau lulus kita jarang bertemu.” Ujar Tiffany seperti bernostalgia.

“Aku juga tidak menyangka kau adalah Omma-nya Sooyoung.”

“Ne. Dia anak pertamaku. Aku punya dua anak. Choi Sooyoung dan Choi Minho anak keduaku. Oh iya aku melupakan sesuatu. Perkenalkan ini suamiku Choi Siwon.” Ujar Tiffany memperkenalkan Suaminya.

“Bangapseumnida Siwon~Sshi.” Ujar Kyuhyun ramah.

“Ne, bangapseumnida Kyuhyun~Sshi.”

“Kyu, bagaimana denganmu? Kau sudah punya berapa anak?”

Kyuhyun sedikit terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Tiffany.

“Aku belum menikah.”

“Ne?”

Kyuhyun tersenyum pahit.

“Mana mungkin playboy sepertimu bisa belum menikah?? Ku kira setelah lulus sarjana kau langsung menikah.”

“Aku hanya sedang menunggu seseorang.”

Sooyoung terhenyak. Gadis itu kembali menunduk mendengar ucapan Kyuhyun yang seperti ditujukan untuk dirinya.

“Ah, begitu… Tapi sebaiknya jangan terlalu lama melajang. Usiamu sudah tidak muda lagi. Ketampananmu semakin lama semakin berkurang Cho.”

Kyuhyun hanya tersenyum.

“Sebaiknya kita keluar dari hutan ini. Hujan salju semakin lebat.” Ujar Siwon.

Semuanya menurut. Mengikuti langkah Siwon keluar dari lebatnya hutan yang mulai tertutupi salju.

 

 

***

 

Kyuhyun mengendarai mobilnya cepat menembus reruntuhan salju yang masih terus berjatuhan. Setelah keluar dari hutan dan menemukan mobilnya, dia langsung berpamitan dan pergi.

Kyuhyun menghentikan mobilnya tepat di sebuah rumah. Seorang Ahjumma terlihat sedang membawa tas tangannya dan memasuki rumah itu. Kyuhyun bergegas keluar dari mobil.

“Nyonya Im.”

Ahjumma yang dipanggil Nyonya Im itu menoleh. Dia menyipitkan matanya berusaha mengingat – ingat sesuatu mengenai namja ini.

“Aku teman Yoona.”

“Ah, Ne. Tapi Yoona tidak ada di rumah.”

“Ahjumma…” wajah Kyuhyun berubah sedih. “Kuharap kau bisa tabah setelah mendengar kabar ini.”

Mata Nyonya Im mulai memerah. Merasa kabar buruk akan datang padanya.

“Yoona jatuh ke jurang.”

Tas tangan yang dibawa Nyonya Im refleks terlepas dari genggaman tangannya. Tubuhnya melemah seketika.

“M…Mwo??” ujar Nyonya Im bergetar menahan tangis.

“Maafkan aku tidak bisa menyelamatkannya.” Sesal Kyuhyun.

Air mata mulai berjatuhan dari sudut mata wanita paruh baya itu. Rasa sesak di dadanya mulai datang.

“Tidak mungkin. Jangan bercanda!” ujarnya setengah percaya.

“Jeosonghamnida, Ahjumma.”

Tubuh Nyonya Im melemah. Kini wanita itu jatuh terduduk.

“Ahjumma… Gwenchana??” tanya Kyuhyun khawatir.

“Yoong….” Tangis Nyonya Im memanggil nama putri semata wayangnya.

Kyuhyun merasa iba pada wanita itu. Dia mengelus punggung Nyonya Im memberinya ketenangan. Dia dapat merasakan apa yang dirasakan wanita itu.

 

 

***

 

Sooyoung menggosok rambutnya yang basah dengan handuk. Tubuhnya terasa segar setelah mandi. Maklumlah hampir 1 hari 1 malam dia tidak mandi. Bisa kebayang bagaimana bau tubuhnya saat itu yang bercampur keringat.

Tok… Tok… Tok…

“Soo~ah, aku bawakan kau makan malam.” Ujar Tiffany.

“Masuklah Omma…”

Tiffany membuka pintunya dan meletakkan makanannya di atas meja.

“Sudah lebih baik?? Bagaimana dengan luka – lukamu?”

“Hanya sedikit lecet. Mungkin beberapa hari akan hilang.”

“Ah, itu pasti menyakitkan. Lihat kakimu. Penuh dengan luka – luka kecil.”

“Gwenchana Omma.”

“Baiklah, cepat habiskan makananmu dan istirahat. Kau pasti lelah dengan petualanganmu.”

“Huh, Omma meledekku?? Kau tahu aku dalam bahaya saat itu.”

“Tentu saja aku tahu. Tapi aku yakin putriku akan selamat.”

Tiffany melangkahkan kakinya keluar dari kamar Sooyoung. Namun belum dia menyentuh gagang pintu Sooyoung kembali berbicara.

“Kyuhyun~Sshi…. Bagaimana saat dulu?” tanya Sooyoung tiba – tiba.

Tiffany membalikkan tubuhnya dan kembali mendekat ke arah Sooyoung. Kini wanita itu telah duduk di atas ranjang Sooyoung.

“Kenapa tiba – tiba kau ingin tahu tentangnya?” tanya Tiffany penuh selidik.

“Aku hanya penasaran. Dia kenal dengan Omma, dan dia dosenku. Bagaimana dia dulu?”

“Cho Kyuhyun yah… Hmmm…. Dia itu namja playboy.”

“Ne?”

“Hampir setiap minggu dia berganti pacar. Hampir seluruh murid di kelasnya pernah menjadi pacarnya. Hanya satu yang belum pernah menjadi pacarnya. Dia itu… Hmm….” Tiffany mencoba mengingat – ingat nama muridnya. “Im Yoona.”

Sooyoung sedikit terhenyak. Matanya membulat sempurna.

“Aku juga heran kenapa namja playboy itu belum menikah sampai saat ini. Oleh karena itu kau jangan terlalu dekat dengan namja playboy Soo~ah. Karena namja playboy itu mempunyai nasib yang buruk seperti Cho Kyuhyun. Kau tahu, dia dulu pernah membuka seleksi calon pacar. Seluruh pesertanya kira – kira 200 orang di tolak tanpa sebab. Bukankah itu gila?”

“Seleksi calon pacar?”

“Yah, sepertinya setelah ini dia akan buka seleksi calon istri.”

“Im Yoona, Bagaimana?”

“Dia muridku yang paling pintar. Tetapi dia sangat dingin dan pendiam.”

Sooyoung memutar bola matanya memikirkan sesuatu.

“Waeyo? Apa ada yang salah?” tanya Tiffany penasaran melihat perubahan raut wajah Sooyoung.

“Omma… Dia yang telah menculikku.”

“Ne? Ah, tidak mungkin.” Ujar Tiffany tidak percaya.

“Itu kenyataannya.”

“Tidak mungkin gadis seperti itu melakukannya. Dia tidak mengenalmu.”

“Omma, apa kau percaya reinkarnasi?”

“Antara percaya dan tidak. Waeyo?”

“Apa aku manusia reinkarnasi?”

“Kau putriku Choi Sooyoung.”

Sooyoung diam. Tidak ingin memperpanjang masalah dengan Ommanya. Sampai kapanpun Omma-nya tidak akan mengerti. Karena dia juga tidak cukup memahami dengan yang terjadi sesungguhnya.

“Benar dia yang telah menculikmu? Kita harus melapor ke polisi.”

“Tidak perlu.”

“Waeyo?”

“Dia sudah mati.”

“Ne?”

“Dia jatuh ke jurang.”

Tiffany terkejut kemudian raut wajahnya terlihat melemah. “Ternyata gadis pintar dan sebaik dia juga tidak mempunyai nasib yang baik.”

Tiffany menggeleng- gelengkan kepalanya meratapi nasib mantan muridnya dahulu yang begitu buruk menurutnya.

 

 

***

 

Di rumah duka, kediaman Nyonya Im banyak pelayat berdatangan. Nyonya Im masih belum bisa menerima kepergian putri  semata wayangnya. Di sampingnya, Krystal memeluk Nyonya Im, berusaha menenangkan wanita itu.

Di sampingnya kini sebuah peti mati dengan foto Yoona di atasnya. Yoona tersenyum dalam foto itu. Mungkin saat ini dia juga tersenyum karena sudah bisa bersama dengan cinta sejatinya.

Kyuhyun juga selalu berada di sisi Nyonya Im. Wanita itu kini sudah tidak memiliki siapapun. Mungkin seperti dirinya dahulu. Jadi dia merasakan apa yang dirasa Nyonya Im kini.

Sooyoung juga menghadiri kediaman Nyonya Im. Dia memanjatkan doa untuk Yoona. Bagaimanapun juga Yoona telah menolongnya. Yoona tidak menariknya bersama masuk ke jurang, melainkan melepaskannya supaya dia tetap hidup.

Sooyoung mendekat ke arah Kyuhyun dan duduk di sampingnya.

“Temani aku.” Ujar Kyuhyun menarik tangan Sooyoung untuk mengikutinya.

Sooyoung hanya pasrah mengikuti Kyuhyun.

Jonghyun diam memandang peti mati Yoona di hadapannya. Namja itu membungkuk memberi penghormatan terakhir. Raut wajahnya terlihat sedih. Bagaimanapun juga Yoona adalah gadis yang pernah mencuri hatinya.

“Appa…” panggil seorang anak kecil berusia 5 tahun sambil menarik – narik celana Jonghyun.

Jonghyun tersenyum kecil pada putranya.

“Sebentar, Nak. Appa sedang mendoakan Yoona Ahjumma.”

Namja kecil itu diam dan tak menarik – narik celana Jonghyun. Dia mulai melangkahkan kaki kecilnya ke arah seorang wanita muda yang tersenyum. Wanita itu meraih tubuh namja kecil itu dan menyuruhnya duduk di hadapannya.

Jonghyun sudah menikah. Mereka adalah anak dan istri Jonghyun. Padahal Sembilan belas tahun lalu, dia sangat berharap Yoona yang menjadi istrinya.

“Semoga kau bahagia disana… Saranghae, Yoong.” Batin Jonghyun.

Jonghyun masih mencintai Yoona. Walaupun Sembilan belas tahun sudah berlalu dan dia sudah punya keluarga sendiri. Namun rasa cintanya tidak berkurang sedikitpun.

 

 

***

 

Sooyoung dan Kyuhyun kini berada di sebuah kedai kecil tak jauh dari rumah Yoona.

“Aku pesan soju. Bawakan aku dua botol.” Ujar Kyuhyun pada pelayan.

“Mwo?? Aku tidak minum. Kau saja.” Ujar Sooyoung menolak.

“Siapa yang mau memberimu?? Itu untukku semua.”

“Kau minum soju dua botol?” tanya Sooyoung heran.

“Waeyo?? Itu mudah untukku. Biasanya aku bisa menghabiskan satu botol wine.”

Tak lama pesanan Kyuhyun datang. Dua botol soju.

“Kau terserah pesan apa saja. Aku mentraktirmu hari ini.”

“Ckckck… Kau ini. Keluarga Im sedang berduka. Kau malah mabuk – mabukan.”

Kyuhyun tersenyum kecil.

“Kau tidak pesan apapun?? Hanya soju?? Kau tidak mau makan??”

“Waeyo?? Kau mengkhawatirkanku?” ujar Kyuhyun menampakkan smirknya.

Kyuhyun langsung menenggak botol soju itu. Wajah putihnya terlihat mulai memerah.

“Kau ini masih kecil. Belum pantas mencoba soju.” Nasihat Kyuhyun.

Kyuhyun menenggak lagi botol sojunya.

“Mungkin sekarang  Yoona sudah bertemu dengan Donghae. Mereka sudah bersatu disana.” Kyuhyun tersenyum miris. “Sedangkan aku disini, belum ada hasil apa – apa.”

Sooyoung meremas pakaian hitam yang dikenakannya.

“Soo~ah, apa kau mau menikah denganku?”

Sooyoung membulatkan matanya. “Ne?”

“Ayo kita menikah.”

Sooyoung hanya menundukkan kepalanya. Dan diam seribu bahasa.

“Waeyo? Kau tidak mau?” Kyuhyun kembali menenggak sojunya.

Satu botol suju sudah dihabiskan. Kyuhyun hendak menenggak botol kedua namun Sooyoung mencegahnya.

“Jangan minum lagi. Ayo kita kembali ke rumah Yoona.”

“Aku masih ingin minum!!” bentak Kyuhyun.

Sooyoung tak menghiraukannya dan langsung menarik paksa tangan Kyuhyun. Kyuhyun hanya menurut. Dia memandangi tangannya yang kini di genggam Sooyoung.

Mereka kembali ke rumah Yoona. Kyuhyun mengendarkan pandangannya. Masih banyak pelayat berdatangan.

“Dimana Nyonya Im?” ujar Kyuhyun pada Krystal.

“Ahjumma di kamar Onnie.”

Kyuhyun langsung bergegas mencari Nyonya Im. Dia mulai membuka satu persatu ruangan di rumah itu. Hingga menemukan seseorang yang dia cari sedang melepaskan ratusan kertas yang tertempel di dinding kamar. Kyuhyun melangkahkan kakinya memasuki kamar yang dikatakan Krystal sebagai kamar Yoona.

Kyuhyun melihat gambar – gambar yang terpajang di dinding kamar Yoona. Dia membulatkan matanya melihat ratusan gambar itu. Gambar sketsa wajah cinta sejati Yoona, Lee Donghae. Rasa bersalah mulai menyeruak dalam diri Kyuhyun.

“Seandainya saat itu aku melepaskan Sooyoung, mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Donghae masih tetap hidup dan bisa bersama Yoona. Ini semua salahku. Ini memang salahku” Batin Kyuhyun menyesali.

Kyuhyun kembali mengalihkan pandangannya ke arah sebuah gambar yang berbeda dengan gambar lainnya. Gambar itu dibuat dengan tertusuk – tusuk anak panah kecil. Kyuhyun terperangah.

“Kyuhyun~Sshi.” Panggil Sooyoung yang sedari tadi mengikuti Kyuhyun.

Nyonya Im menoleh menyadari ada orang lain di kamarnya. Dia membiarkannya dan tetap melepaskan gambar – gambar itu. Namun beberapa menit kemudian dia menoleh ke arah Sooyoung. Raut wajahnya terlihat terkejut. Kertas – kertas yang ada di tangannya terlepas semua. Tubuhnya ambruk jatuh terduduk di lantai.

“Ahjumma gwenchana?” tanya Sooyoung khawatir.

“Tolong maafkan putriku…” ujar Nyonya Im menangis terisak.

Sooyoung terlihat tidak mengerti dengan ucapan Nyonya Im. Dia sudah melupakan semuanya mengenai penculikan itu dan percobaan pembunuhan yang dilakukan Yoona.

Nyonya Im menunjukkan gambar wajah Sooyoung yang berlubang karena tertusuk panah kecil dengan tangan gemetar. Sooyoung menarik nafasnya dalam. Kemudian memeluk Nyonya Im dan mengelus punggungnya.

“Aku sudah memaafkannya.” Ujar Sooyoung akhirnya.

“Gomawo… Jeongmal gomawoyo…” Nyonya Im memegang kedua tangan Sooyoung.

Sooyoung mengangguk dan kembali memeluk Nyonya Im.

 

 

***

 

Suho, Sehun dan Luhan berada di sebuah taman. Mereka semua memandang ke arah langit. Entah apa yang menarik bagi mereka di atas sana.

“Bagaimana bisa dia datang ke pemakaman orang yang nyaris membunuhnya?” ujar Sehun.

“Uri Sooyoungie memang baik hati. Sepertinya dia tidak punya dendam apapun pada gadis itu.”

“Tapi disana juga pasti ada Ahjusshi genit itu. Kau harus melakukan sesuatu Suho~ah.”

Suho hanya diam dan terlihat berfikir.

“Aku fikir Sooyoungie tidak akan menerima namja itu. Usia mereka terpaut cukup jauh. Tidak mungkin Sooyoungie menyukainya. Lagipula Abonim dan Ommanim pasti menolaknya.”

“Aku tidak akan melakukan apapun. Aku tidak mau memaksanya. Jika dia memang takdirku maka kita akan bersama. Yang bisa aku lakukan sekarang hanya menjaganya dan melindunginya.” Ujar Suho setelah lama diam berfikir.

“Jadi kau hanya pasrah begitu saja?” tanya Sehun.

Suho mengangguk. Kedua temannya menghembuskan nafas kasar bersamaan. Tidak mengerti dengan jalan fikiran teman yang dianggapnya paling dewasa itu.

 

 

***

 

Prosesi pemakaman telah dimulai. Setelah memanjatkan doa –doa, peti mati Yoona mulai diletakkan di dalam liang kubur. Tangisan mengiringi perjalanan tubuh Yoona kembali pada yang Kuasa.

Di tengah isak tangis, Kyuhyun menarik tangan Sooyoung keluar dari kerumunan. Sooyoung memberontak. Sedikit kesal dengan namja itu karena selalu  seenaknya menarik tangannya.

“Kau mau membawaku kemana?”

Kyuhyun tak menghiraukan perkataan Sooyoung. Hingga mereka berhenti di depan sebuah makam. Sooyoung merinding melihat makam itu. Makam yang bertuliskan nama ‘CHOI SOOYOUNG’, namanya.

“Ini makammu, di masa lalu.”

Sooyoung mulai berlutut. Dia meraba pelan batu nisan itu.

“Mustahil. Di dalam sini ada seseorang yang mirip denganku. Aku adalah reinkarnasinya.”

“Dan ini adalah makam Donghae.” Ujar Kyuhyun menunjuk makam di sebelah makam Sooyoung.

Sooyoung memutar tubuhnya untuk melihat makam Donghae.

“Sooyoung dan Donghae adalah sahabat sejati. Mereka meninggal di saat yang bersamaan karena kecelakaan.”

Sooyoung hanya diam. Dia melihat kedua makam itu bergantian. Entah apa yang difikirkannya sekarang.

 

 

***

 

Kyuhyun dan Sooyoung berjalan kaki menelusuri area kompleks perumahan. Kyuhyun mengantar Sooyoung pulang. Lebih tepatnya Kyuhyun yang mengikuti Sooyoung pulang. Sebenarnya Kyuhyun sudah menawarkan diri untuk mengantar Sooyoung dengan mobilnya namun gadis itu bersikukuh ingin pulang sendiri.

Sooyoung membuka sebuah lembaran kertas yang terlipat dari sakunya. Sketsa wajah Donghae.

“Lee Donghae sangat tampan. Cocok dengan Yoona Onnie.” Ujar Sooyoung.

Kyuhyun mendengus kesal. Sooyoung di masa lalu dan di masa kini semuanya memuji ketampanan Donghae.

“Masih lebih tampan aku.” Ujar Kyuhyun percaya diri.

“Aniyo. Lee Donghae lebih tampan. Sayangnya tidak ada orang seperti ini lagi di dunia ini.”

“Kau tahu, Sooyoung di masa lalu lebih memilihku dari pada Lee Donghae.”

“Kalau benar aku begitu di masa lalu, berarti aku menyesal.”

“Mwo?”

“Aku sudah sampai rumah. Sebaiknya kau pulang, Kyuhyun~Sshi.” Ujar Sooyoung dengan nada mengusir. Ketika tak sadar mereka sudah sampai di rumah Sooyoung.

“Apa kau tidak menyuruhku masuk terlebih dahulu? Memberikanku teh hangat untuk malam yang dingin ini.”

“Sayangnya aku tidak mau. Appa dan Ommaku ada di dalam. Aku tidak pernah membawa namja lain ke rumah selain Suho, Luhan dan Sehun.”

“Kalau begitu, aku akan jadi yang pertama.” Ujar Kyuhyun langsung menerobos masuk ke dalam rumah Sooyoung.

“YAAKK!!” teriak Sooyoung karena Kyuhyun menabrak tubuhnya hingga oleng. “Dasar tidak sopan!!” Dengus Sooyoung sebal.

Sooyoung akhirnya mengikuti Kyuhyun masuk ke rumahnya.

“Aku pulang!!” teriak Sooyoung malas.

“Kau sudah pulang? Eoh ada Kyuhyun juga.” Ujar Tiffany.

“Ne, Ommanim.”

“Mwo??” Tiffany tertawa. “Seharusnya kau memanggilku Noona Kyu~ah.”

Kyuhyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Masuklah.” Ujar Tiffany.

Kyuhyun langsung masuk dan duduk di sofa ruang tamu itu sebelum mendapat perintah dari yang punya rumah.

“Soo~ah, buatkan minuman.” Ujar Tiffany menyuruh Sooyoung.

Dengan malas Sooyoung melangkahkan kakinya ke dapur.

“Bagaimana pemakamannya tadi?? Aku tidak menyangka Yoona akan mati setragis ini.” Tanya Tiffany.

“Aku juga tidak menyangka dia melakukan itu.”

“Padahal dia anak yang baik, pendiam dan pintar. Tetapi kenapa dia bisa melakukan ini?? Menculik Sooyoung dan mau membunuhnya. Apa salah putriku?? Apa dia punya dendam padanya? Kurasa Sooyoung tidak mengenal Yoona. Atau jangan – jangan dia dendam padaku?? Tapi aku juga tidak melakukan apapun, aku selalu memberinya nilai yang terbaik.” Cerocos Tiffany yang membuat Kyuhyun pusing.

Tak lama Sooyoung datang membawakan dua cangkir teh hangat untuk Omma-nya dan Kyuhyun.

“Aku lelah. Aku istirahat dulu.” Pamit Sooyoung.

“Ne.” ujar Tiffany.

“Tidur yang nyenyak. Semoga mimpi indah.” Ujar Kyuhyun.

“Oh, kau begitu perhatian padanya. Jangan sampai kau menggombali putriku yah!” gurau Tiffany.

“Aku bukan playboy lagi. Buktinya aku belum menikah.”

“Oh, ada tamu rupanya.” Ujar Siwon datang tiba – tiba sambil membawa Koran.

Kyuhyun tersenyum.

“Tadi Kyuhyun mengantar Sooyoung pulang.” Ujar Tiffany.

“Benarkah?? Gomawo Kyuhyun~ Sshi.” Ujar Siwon.

Kyuhyun meneguk teh hangatnya. Kemudian menarik nafas dalam.

“Ada yang ingin kubicarakan.”

“Katakanlah.” Ujar Tiffany.

Siwon meneguk teh yang ada di hadapannya (Teh milik Tiffany).

“Aku ingin menikahi Sooyoung.”

“Mwo??” Tiffany terkejut.

“Uhuk… Uhuk..!!” Siwon tersedak. “Apa yang kau katakan barusan?”

“Aku ingin menikahi Sooyoung.” Ucap Kyuhyun mengulang perkataannya. Raut wajahnya terlihat serius dan penuh harap.

“Mengapa kau ingin menikahi putriku?”

“Aku mencintainya.” Ujar Kyuhyun mantap. “Sejak Sembilan belas tahun lalu sampai sekarang.” Lanjut Kyuhyun dalam hati.

“Apa yang kau miliki untuk membahagiakan putriku?”

“Aku seorang pengusaha. Aku juga seorang dosen. Aku bisa menjamin putrimu tidak akan hidup susah bersamaku. Aku bisa memberikan kebahagiaan untuknya. Aku mencintainya. Sangat.”

Sejenak suasana berubah hening. Tiffany menyenggol lengan suaminya menyuruhnya mengatakan sesuatu.

“Tidak.” Ujar Siwon akhirnya.

Kyuhyun mengangkat kepalanya yang semula menunduk. “Ne?”

“Aku tidak mengizinkanmu menikahi putriku. Apa yang dikatakan orang – orang nanti jika Sooyoung menikah dengan seorang  namja yang lebih pantas menjadi pamannya.”

Kyuhyun meremas sedikit celananya menahan air matanya yang siap keluar dari pelupuk matanya.

“Lagipula, aku tidak terlalu mengenalmu. Kita baru bertemu dua kali.” Sambung Siwon.

“Kau juga seorang playboy. Aku tidak mau kau mempermainkan putriku nantinya.” Ujar Tiffany menyambung  ucapan suaminya.

“Sooyoung masih terlalu muda untuk menikah. Dia baru masuk kuliah. Aku ingin dia memiliki karier yang bagus.”

“Aku yakin kau bisa mendapatkan yang lebih baik dari Sooyoung kami, Kyu~ah.” Ujar Tiffany dengan nada sedih.

“Kau seorang pengusaha, seorang dosen, kau tampan dan berwibawa. Aku yakin kau bisa mendapatkan yang lebih baik…. Tapi buka Sooyoung kami.”

Tangan Kyuhyun mulai bergetar seiring kencangnya remasan jemari tangannya pada celana panjangnya yang mungkin akan membuatnya kusut.

“Algeseumnida.” Ujar Kyuhyun lirih.

Kyuhyun mencoba tersenyum meskipun hatinya terasa sakit.

“Baiklah, aku mengerti alasan kalian menolakku.”

“Masih banyak gadis di luar sana yang bisa menerimamu. Bukankah kau bisa mendapatkan gadis dalam waktu beberapa jam saja? Atau kau buka saja seleksi calon istri seperti Sembilan belas tahun lalu.” Celetuk Tiffany.

Kyuhyun tersenyum kecil.

“Aku permisi. Maaf telah mengganggu kalian hari ini.”

“Gwenchana.”

Kyuhyun melangkahkan kakinya dengan lemas keluar dari rumah keluarga Choi.

Dari lantai atas, Sooyoung mendengar semua pembicaraan kedua orang tuanya dengan Kyuhyun. Bagaimana namja itu melamarnya untuk yang ketiga kalinya, kali ini dia melamar langsung kepada kedua orang tuanya. Namun penolakan yang harus diterima namja malang itu.

Sooyoung berlari masuk ke kamarnya dan membuka jendela kamarnya. Dia memandang Kyuhyun yang sedang berjalan lemas keluar dari gerbang rumahnya. Dia sangat yakin namja itu sedang menangis sekarang karena dia melihat Kyuhyun menyeka air matanya.

Air mata Kyuhyun jatuh satu per satu. Seiring dengan langkahnya menjauh dari rumah Sooyoung. Dia merasa menjadi namja lemah sekarang.

“Hiks…” tangis Kyuhyun meledak setelah keluar dari gerbang rumah Sooyoung.

Sooyoung keluar dari kamarnya dan menemui kedua orang tuanya.

“Apa aku tidak boleh mendapatkan namja yang lebih tua dariku?” tanya Sooyoung pada kedua orang tuanya.

“Kau mendengar pembicaraan kami barusan?” tanya Siwon tanpa menjawab pertanyaan Sooyoung.

Sooyouung mengangguk.

“Kau boleh mendapatkan yang lebih tua, tapi tidak sampai Sembilan belas tahun Soo~ah. Kau tahu jika usia kalian terlampau cukup jauh bagaimana?? Dia akan cepat mati dan kau ditinggal sendiri. Aku tidak mau seperti itu.”

“Usia manusia siapa yang tahu. Hanya Tuhan.”

“Bukan maksudku begitu. Usia semakin bertambah. Kondisi kesehatan juga semakin menurun itu maksudku.”

“Apa kau tahu mengenai ini sebelumnya?” tanya Tiffany.

“Dia sudah melamarku dua kali.”

“Mwo?? Lalu apa jawabanmu?”

“Aku belum menjawab apa – apa.”

“Sebaiknya jauhi dia. Jangan memberikan harapan palsu padanya. Kau bisa mendapatkan yang lebih baik dan lebih muda daripada dia.”

Sooyoung hanya diam mendengar penuturan kedua orang tuanya. Dia sendiri bingung dengan perasaannya sekarang ini.

 

 

***

 

“Mwo?? Dia melamarmu??” ujar ketiga teman Sooyoung terkejut.

“Dia mengajakmu menikah??” tanya Sehun memperjelas.

Sooyoung mengangguk.

“Lalu apa jawabannya??” tanya Luhan.

“Dia ditolak Appa dan Omma.”

Suho, Sehun, dan Luhan menghembuskan nafas lega bersamaan. “Syukurlah.”

“Tapi aku kasihan padanya.”

“Waeyo? Kau bisa mendapatkan yang lebih baik darinya.” Ujar Luhan.

“Contohnya Suho. Dia namja yang baik untukmu.” Sambung Sehun yang membuat Suho malu.

Sooyoung tertawa karena menganggap ucapan Sehun adalah gurauan. “Suho? Dia memang baik. Dia adalah sahabatku yang terbaik di antara kalian bertiga.”

Sehun dan Luhan tersenyum menggoda Suho. Suho tersenyum kecil.

Sooyoung terdiam kala melihat seorang namja melewatinya. Namja yang semalam melamarnya. Namja itu terlihat acuh dan lesu. Sooyoung memandangnya iba.

Saat di dalam kelas. Kyuhyun tetap mengajar seperti biasa. Namun namja itu tidak sedikitpun menoleh ke arah Sooyoung. Namja itu juga lebih banyak diam.

Sooyoung merasa ada yang aneh dalam dirinya. Satu yang dia pahami apa keanehan itu. Dia tidak suka di acuhkan. Kyuhyun yang selama beberapa hari ini terus mengejarnya dan mendekatinya. Memberikan perhatian dan perasaan lain daripada yang diberikan orang lain.

 

 

***

 

Dentuman musik keras memengakkan telinga Kyuhyun. Namja itu kini duduk di meja bar dan menenggak minuman di hadapannya. Segelas kecil wine. Tangan kirinya memegang gelas itu dan tangan kanannya memijat pelipisnya yang sedikit berdenyut. Namja itu memejamkan matanya sejenak setelah meneguk minuman beralkohol itu.

“Sudah lama kau tidak kesini Kyuhyun~Sshi. Hampir dua tahun.” Ujar bartender.

“Aku sedang punya masalah. Jadi aku kesini.”

“Huh, mengapa bar ini isinya hanya orang yang punya masalah saja.” Dengus bartender itu kesal.

Kyuhyun diam tak menanggapi dan meneguk kembali  wine-nya.

“Beri aku wine lagi.” Ujar Kyuhyun.

“Kau sudah terlalu banyak minum. Siapa nanti yang membawamu pulang? Aku sudah malas, istriku selalu protes jika aku pulang telat.” Ujar bartender itu menuangkan wine ke gelas Kyuhyun.

“Aku tidak memintamu mengantarku.” Ujar Kyuhyun singkat dan kembali meneguk wine-nya.

Bartender itu hanya mendengus kesal. Meskipun sekarang Kyuhyun berkata seperti itu, belum tentu nanti.

 

 

***

 

Kyuhyun pulang ke rumahnya dalam keadaan kusut. Rambutnya terlihat acak – acakan dan bau alcohol menyeruak dari tubuhnya.

“Kau dari bar?” tanya Omma-nya yang sedang duduk di ruang tamu apartemennya bersama seorang gadis.

Kyuhyun mengacuhkan ucapan Ommanya dan langsung berjalan ke kamarnya.

“Tunggu sebentar yah.” Ujar Omma Kyuhyun pada gadis itu.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk.

Omma Kyuhyun menyusul Kyuhyun ke kamarnya. Namja itu terlihat sedang mengganti pakaiannya.

“Kau sungguh memalukan. Kau bisa membuat Suzy illfeel padamu.”

“Katakan padanya aku menerima perjodohan itu. Sekarang Omma keluarlah dari kamarku. Aku mau istirahat.”

“Ne? Benar yang kau katakan tadi?”

“Iya. Beritahu dia aku mau menikah dengannya. Sekarang pergilah dari apartemenku. Aku sedang tidak ingin diganggu.”

“Gomawo Kyu~ah. Akhirnya kau menikah juga.” Ujar Omma Kyuhyung senang.

Omma Kyuhyun pergi dari kamar Kyuhyun. Kyuhyun hanya memandang kosong pintu yang ditutup Ommanya tadi.

“Mungkin memang ini yang terbaik.” Batin Kyuhyun.

Omma Kyuhyun terlihat senang sekali. Suzy terheran melihatnya.

“Ada apa ommanim?” tanya Suzy.

“Dia mau menikah denganmu, Suzy~ah.”

“Benarkah? Tapi apa benar dia mau? Dia sudah sering menolakku.”

“Dia berkata ‘Iya’. Ayo kita siapkan rencana pernikahan kalian. Sebelum dia berubah fikiran. Kita harus melaksanakannya secepatnya.”

Suzy mengangguk. Dia terlihat pasrah. Dia masih merasa ragu karena Kyuhyun tiba – tiba menerimanya setelah menolaknya berulang – ulang.

 

 

***

 

Sooyoung dkk melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas dan langsung menuju kursi masing – masing. Mereka mengedarkan pandangan dan melihat pemandangan yang sangat asing. Beberapa mahasiswi ada yang menangis dan terlihat muram.

“Ada apa dengan kelas ini?” ujar Sehun.

“Kau sudah dengar berita baru?” ujar salah satu teman mereka, Baekhyun.

“Apa?”

“Kyuhyun Sonsaengnim akan menikah. Ah, akhirnya namja itu menikah juga. Padahal usianya sudah tua.”

Sooyoung membulatkan matanya.

“Jinjjayo?? Dengan siapa dia menikah?” tanya Sehun.

“Yang kudengar sih dia dijodohkan dengan seorang gadis seumuran dengan adiknya.”

“Akhirnya dia menikah juga. Kau terbebas Soo.” Ujar Luhan menepuk bahu Sooyoung.

Sooyoung langsung beranjak dari kursinya. Dan berlari pergi.

“Kau mau kemana?” tanya Luhan.

Sooyoung tidak menghiraukan ucapan  Luhan.

Sooyoung mempercepat langkah kakinya menelusuri lorong – lorong. Mencari seseorang yang kini ada di dalam fikirannya. Suasana kampus mulai sepi karena materi kuliah saat ini sudah dimulai.

Langkah Sooyoung terhenti saat melihat orang itu sedang berjalan berlawanan arah dengannya.

“Kyuhyun~Sshi.” Desis Sooyoung.

Kyuhyun melihat Sooyoung sekilas namun tak menghentikan langkahnya. Namja itu terlihat acuh. Tidak, namja itu sedang mencoba bersikap acuh.

“Kau menyerah?” ujar Sooyoung akhirnya.

Kyuhyun menghentikan langkahnya tepat di samping Sooyoung.

“Kau sudah menyerah, Kyuhyun~Sshi?”

“Ne. Aku menyerah. Aku menerima perjodohan itu. Orang tuamu benar. Semuanya benar. Sampai kapanpun aku tidak akan pantas bersamamu.”

Sooyoung tercengang. Entah mengapa dia merasa sakit mendengar ucapan Kyuhyun.

“Ternyata benar. Di masa lalu kau memang cinta sejatiku. Tapi tidak di masa kini. Aku merasa berdosa. Pada Donghae, pada Yoona. Mereka sia – sia karena keegoisanku.”

Sooyoung hanya diam.

“Sekarang aku melepaskanmu, Sooyoung~Sshi. Aku tidak akan mengganggumu lagi.” Ucap Kyuhyun tegar.

Kyuhyun melangkahkan kakinya. Namun Sooyoung menahan tangannya.

“Kumohon jangan menyerah.” Ucap Sooyoung bergetar menahan tangisnya.

Kyuhyun menghentikan langkahnya. Ucapan Sooyoung seakan menghentikan waktunya. Kini hatinya dilanda kegalauan. Apa yang harus dia lakukan sekarang??

 

TO BE CONTINUED…..

 

Part 9 selesai. Gimana readers? Makin aneh?? Udah nunggu lama – lama kenapa jadi begini?? Ga tahu juga ini yang ada di otak Author. Readers, aku Cuma mau kasih pengumuman, sepertinya part akhir nanti bakal aku protect. Dan yang aku kasih password Cuma yang rajin koment aja. Minimal 4 komentar aja dari semua part cupid couple ini. Tapi tergantung juga sih. Jika nanti ada perubahan yah mungkin ga aku protect. Antara di protect ma ga-nya masih 50 : 50. So, Don’t be siders. Keep RCL Ok? Gamsahamnida…. ^^

 

 


[Drabble] Neoneun

$
0
0

Soo 64

Title : Neoneun

Author : Yamashita Yumi

Cast : Super Junior Kyuhyun, Choi Sooyoung

Genre : Romance

Length : Drabble

-o-

Bergandengan tangan adalah cara sederhana dan efektif untuk menimbulkan rasa cinta.

-o-

Aku berdiri di atap sekolahku. Hari sudah sore. Aku yakin semua murid sudah pulang atau masih tetap berkutat di ruang seni untuk pentas perpisahan besok.  Matahari sudah mengeluarkan senjanya. Pemandangan yang paling aku suka saat musim semi.

Segaris senyum di bibirku keluar begitu saja. Entahlah setiap mengingat musim semi aku selalu tersenyum. Kalian tahu kenapa? Bagiku musim semi adalah suatu bonus. Karena setiap musim ini, aku pasti akan mendapatkan banyak libur.

Angin sore menyapaku.  Dapatku rasakan rambut hitamku tertiup angin. Rasanya damai. Seperti mendapatkan surga dunia. Melepas rasa lelah yang selama ini aku pikul. Aku adalah seorang Idol.

Mungkin bagi sebagian besar orang, menjadi Idol itu menyenangkan. Bisa terkenal, banyak penggemar, dan tentu saja di hormati banyak orang. Semua itu hanya dilihat dari sisi positifnya saja. Tak banyak yang melihat sisi negatifnya.

Aku menghembuskan nafas kesal. Menjadi artis memang keinginanku, tapi aku juga harus berani menanggung akibatnya. Seperti tak bisa bebas atau tak bisa dekat dengan seorang gadis, kecuali tuntunan skenario. Meski tak ada gadis yang aku incar sekarang. Bahkan aku belum pernah merasakan apa yang namanya cinta pertama.

“ Apa kau mencari Heechul-ssi?” Tanya seorang gadis dari arah belakang.

Aku menoleh dan menemukan seorang gadis tinggi -bagi umumnya- memandangku dengan senyum merekah. Memakai baju seragam yang sama denganku. Dia membenarkan rambutnya dengan menyimpan beberapa helai rambut di balik daun telinganya. Angin meniup sedikit helai rambutnya. Aku terdiam, melihat senyum gadis itu.

Nugu?” aku memandangnya bingung

“ Choi Sooyoung dari klub seni.” Dia berkata masih sambil tersenyum.

Aku melihatnya bingung. Dapatku pastikan bayangan kami tercetak di lantai atap ini.

Dia menggoyangkan tangannya, karena sendari tadi aku tak membalasnya. Aku terkekeh pelan dan membalas uluran tangannya. Setelah itu dia dengan cepat melepas tautan tangan kami.

“ Apakah Heechul-ssi memintamu untuk mencari seseorang yang bekerja untuk menghias panggung?” aku hanya menganggukan kepala ragu. Melihat tanganku yang entahlah semenjak tangan kami bertautan tadi, tanganku mendadak menjadi lemas.

Neo….” Dia menghentikan berbicara. Aku memandangnya penasaran.

“ Super Junior Kyuhyun kan?” dia berkata sambil menatapku.

Aku menghela nafas kesal dan menggaruk kepalaku pusing. Tak bisakah mereka tidak menggangguku sekarang?

“ Ini membuatku gila.” Gumamku.

Wae? Super Junior Kyuhyun.” Katanya.

Dia mencodongkan tubuhnya ke arahku. Jarak kami cukup jauh. Aku memandangnya masih dengan gaya menggaruk kepalaku.

“ Itu mengesankan. Aku menyukainya.” setelah mengatakan itu dia menegakan badannya seperi semula.

Aku memandangnya, seolah tak percaya dengan omongannya. Dia hanya diam dalam tersenyum. Aku menurunkan tanganku. Keheningan menyelimuti kami sebentar. Sementara waktu terus berputar, cepat. Membuatku harus berhenti menatap wajahnya, karena suaru teriakan.

“ Mereka akan memulai pertunjukannya!!!” ucap seseorang dari dalam gedung.

Aku memandang arah pintu. Kembali menatap gadis yang aku ketahui namanya Sooyoung itu dengan bingung.

“ Ayo kita melihat pertunjukannya.” Katanya.

“ Aku membuat beberapa property untuk mereka.” Katanya lagi. Setelah itu dia tertawa sejenak. Memperlihatkan senyum manisnya.

Tangannya tiba-tiba menggenggam tanganku. Membuatku mengurungkan niat untuk memasukan tanganku ke dalam kantong celana seragamku.

Eh?

Aku diam. Ada yang aneh ketika dia menyentuh permukaan tanganku kali ini. Terselip rasa yang seperti di sengat listrik.

Aku masih berjalan pelan. Sedangkan dia menuntunku dan berlari kecil. Dia menoleh ke arahku. Matanya seolah mengisyaratkan ppali!

Aku hanya terkekeh dan berlari kecil sepertinya.

Aku melihat ke depan, tepat ke arahnya yang sedang berlari sama sepertiku. Rambut panjang terherainya tertiup angin dan bergoyang karena gerakannya. Aku memperhatikan tangan kami yang bertautan satu sama lain.

Mata sendunya seperti alat hipnotis untukku. Kami berlari kecil untuk sampai pintu. Ini seperti adegan drama saja. Aku pernah seperti ini, tapi ini tak tertuntut seperti waktu itu. Rasa ini muncul begitu saja dan murni.

Seperti inikah rasanya. Rasa seorang yang jatuh cinta. Hati berdegup kencang, bahkan seperti terkena serangan jantung. Dan senyummu terulas begitu saja.

Aku masih asik memandang wajahnya. Wajah gadis ini. Gadis yang bisa membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, tanpa tuntutan scenario.

-o-

Mungkinkah aku jatuh cinta pada gadis ini?

Choi Sooyoung?

-o-

Terinspirasi dari film ‘Dating Agency: Cyrano, Part 4, menit ke-12 dan menit 15:49 – 16:40’ Bagi yang punya kalian bisa nonton sendiri. XD

Tinggalkan Kesan. Gomapta~



[Oneshot] Broken Vow

$
0
0

Title/Judul : Broken Vow

Length : Oneshot

Rating : i don’t know exactly

Genre : Pain, Sad, Hurt, Action

Author : csyys

Cast/Pemain : Kyuyoung, Yuri , Siwon, Yoona

Note : Entah mengapa fanfic bergenre sad itu paling mengena dihati dibanding semua genre fanfic yang ada. Happy reading :)

-

Wanita itu membuka pelan pintu kerja kekasihnya.

“ Oppa, apakah kau tidak ingin pulang ? “ tanya wanita itu. Sebut saja namanya Sooyoung

“ Belum soo, masih ada beberapa file yang harus diselesaikan, kalau kau sudah selesai dengan pekerjaanmu, tidak apa jika pulang duluan. Ini sudah larut malam “ jawab lelaki itu

“ Memangnya tugas apa lagi sepertinya membuat oppa tidak biasanya sampai semalam ini belum terselesaikan? Aku penasaran “ tanya soo menggoda lelakinya

“ Tidak, hanya beberapa laporan kemarin yang belum lengkap changi “ jawab kyu gugup.

“ Really , why your face be like that ? “ tanya soo

“ its fine,  darling “ kyuhyun mencoba meyakinkan wanitanya

*kau berbohong

“ Baiklah, by the way leadersooman mengatakan aku bisa ikut misi yang dilaksanakan Yesung mulai besok “ kata sooyoung

“ Benarkah ? aku senang akhirnya kau dipercaya mengikuti misi. Maka dari itu, istirahatlah, sepertinya kau sudah terlihat capek “ kata kyu

“ sepertinya” sooyoung memegang belakang lehernya menunjukkan bahwa dia mulai lelah

“ oke changi, takecare. Sampai bertemu besok “ kyu pun memeluk wanitanya.

“ oppa juga jangan terlalu larut dalam pekerjaan. Jaga kesehatan “ kata soo

Setelah beberapa menit sooyoung pun melepas pelukan tersebut dan keluar dari ruangan kyu

Tidak lama dari itu seorang wanita berambut hitam lebat masuk ke ruangan kyu

“ lama sekali percakapan sepasang kekasih pada malam hari ternyata “ kata wanita itu tertawa kecil

“ begitulah, tapi kami termasuk tipe pasangan yang cool kok “kata kyu tersenyum evil

“ baiklah, bagaimana sudah kau lihat perkembangannya ? “ kata wanita itu.

“ sudah, yul. Kita malam ini harus ke jalan gangnam nomor210. Siapkan semua perlengkapan ! misi ini harus tuntas mala mini “ kata kyu

“ just both of us ? “ tanya yuri

“ maybe, tapi mungkin siwon dan yoona akan ikut kita dalam stage terakhir ini “ kata kyu

“ sooyoung tidak tahu sama sekali soal ini kan ? dia agen baru. Misi ini bisa mengancam nyawanya. “ tanya yuri

“ tidak. Aku tidak pernah sedikitpun bercerita kepadanya. Aku tidak mungkin mencelakai yeojachinguku sendiri “ kata kyu

“ baiklah. Come on ! “ kata yuri.

Mereka berdua berjalan menuju tempat parkir. Kyu dengan telepon genggamnya mencoba menghubungi siwon dan yoona. Tidak lama mereka melaju ke tempat tujuan , sedangkan siwon dan yoona mengikuti mereka dari belakang. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat aktivitas mereka pada malam itu.

Tidak lama, mereka pun telah sampai di tempat tujuan mereka, Slyther . Golongan Mafia yang sudah menjadi target Voldern , tempat Kyuhyun dan Sooyoung bekerja. Dikarenakan aktivitas mafia ini sudah banyak merenggut korban jiwa. Dan kyuhyun merupakan agen yang memiliki rekaman prestasi yang terbaik bersama Yuri. Oleh karena itu mereka berdua diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan misi ini. Soal Sooyoung, dia baru direkrut oleh Voldern satu tahun belakangan dikarenakan ia baru selesai melaksanakan sekolahnya, namun sooyoung juga memiliki rekaman prestasi yang baik terutama merupakan atlit bela diri sabuk hitam, bisa dikatakan pertahanan sooyoung cukup baik untuk bekerja sebagai agen di Voldern.

“ Baiklah, ini benar tempatnya ? “ tanya Yuri

Kyu melihat kemabli tempat yang mereka tuju, dan menganggukkan kepalanya.

“ Okay, lets go ! “ Yuri pun memakai masker dan beberapa pistol di kanan kiri serta beberapa bom sebagai tujuan akhir misi ini. Menghancurkan markas Shylter.

Mereka pun mulai mengendap. Dan sejauh ini gerakan mereka tidak telihat oleh para pengawal dan anggota di markas. Sampai akhirnya mereka berhenti mendengar sebuah percakapan 2 orang lelaki.

“ Voldern sedang memburu kita Tuan “ kata ajusshi itu

“ Mereka bukan masalah besar buat kita, aku sudah tahu bahwa mereka akan mengincar kita. Dan aku sudah menyiapkan perlawanan terhadap mereka. “ kata ajusshi satunya.

Tiba tiba lampu markas hidup bersamaan. Yuri dan kyuhyun terlihat cemas namun mereka mencoba untuk mencari tempat persembunyian terdekat.

“ Voldern, whoever who stand in there, please show off! I know you are there. “ kata lelaki itu berteriak keras

Kyuyhyun dan Yuri semakin panic dan bingung harus bagaimana.

“ Aku akan menghancurkan tempat ini segera. Jika kalian tidak keluar. Bersiaplah mati sia sia di tempat ini “ kata lelaki tua itu.

Kyuhyun dengan percaya diri akhirnya menampakkan diri di depan lelaki tua itu. Yuri pun bingung harus bagaimana, akhirnya mereka berdua menampakkan diri di depan kedua ajusshi itu.

“ Well, who the hell you are , guys ? from voldern right ? “ tanya lelaki tua itu

“ ….. “ tidak ada jawaban dari keduanya. Mereka melakukan kontak mata dan mulai menembak ajushi tua tersebut satu persatu.

*Door

Ternyata sebelum mereka melakukan penembakan, anggota mafia lainnya sudah melakukan penembakan terlebih dahulu. Namun kyuhyun berhasil mengelak, hanya yuri yang tergeletak bersimbah darah tepat di samping kyuhyun.

“ Yul . shit ! “ kyu mencoba melakukan komunikasi dengan yuri

Yuri mengedipkan matanya mengisyaratkan bahwa dia masih bisa bertahan.

“ Okay, lets begin the war “ kyuhyun mulai melakukan perlawanan. Pertempuran sebisanya. Namun naas peluru pistolnya habis. Dan dia mencoba untuk melakukan pertahanan dengan tangan kosong. Sampai akhirnya sebuah pistol dari salah satu anggota sudah siap untuk diletuskan.

*Door

Lelaki itu bersimbah darah.

Sebuah suara hembusan terdengar jelas. Memburu nafas.

Kyuhyun terkejut melihat anggota tersebut tergeletak bersimbah darah dan ia lebih terkejut lagi melihat seseorang yang berada di belakang lelaki itu. Choi Sooyoung.

“ Well, who is the girl ? “ tanya lelaki tua itu

Tidak ada jawaban dari keduanya. Sooyoung menganggukkan kepalanya pelan. Kyu bingung dengan isyarat itu, tapi dia mengambil kesimpulan bahwa Sooyoung ingin menolongnya saat itu. Sooyoung segera meletuskan pistolnya berkali kali. Mencoba membunuh semua yang ada disitu.

Tiba tiba lampu mati. Kyuhyun mencoba menyelematkan yuri dan sooyoung mencari tempat persembunyian terbaik . dan ia segera menghubungi siwon dan yoona, mengisyaratkan untuk ikut serta dalam pertempuran karna pada kenyataanya yang tersisa tinggal 2 lelaki tua dengan perlawanan senjata di tangannya. Pada kenyataanya sehebat apapun kyu, dia belum mampu untuk melawan dengan tangan kosong. Namun tiba tiba dia ingat sooyoung. Mencoba memanggil dengan pelan perempuan itu. Namun tidak ada jawaban.

*Kemana sooyoung? Batinnya

Ia mulai panic, sampai terdengar sebuah benturan kayu yang sepertinya bertabrakan dengan tubuh seseorang serta suara tusukan.

Kyuhyun tersenyum, siwon sudah menolongnya.

Tiba tiba telepon genggam kyuhyun berbunyi

From : Siwon

Kyu dimana target ? kau sekarang dimana

Siwon belum berada di TKP. Jadi tadi suara apa ? apakah sooyoung yang membunuh mereka berdua. Senyum kyu berubah menjadi muka panic. Dan tiba tiba suara lelaki tua itu terdengar kembali.

“ sampai kapan kau akan bersembunyi lelaki muda ? temanmu satu lagi sudah game over. Dan sekarang satu lagi sudah dalam keadaan sekarat  hahahah , wanita yang malang “ kata lelaki tua itu

Apa maksudnya? Jangan jangan

Lampu ruangan tiba tiba hidup kembali dan betapa terkejutnya kyu melihat sooyoung bersimbah darah dan darah yang mengalir dari belakang kepalanya. Air matanya menetes.

Dia melihat sooyoung sekarat pada saat itu, air mata sooyoung menetes . ia menangis. Memegang perutnya dan memburu nafasnya yang tersengal sengal.

Kyuhyun akhirnya menunjukkan diri dan belari secepat kilat menuju kedua ajusshi itu dan mengeluarkan tenaganya meski ddengan tangan kosong. Entah energy apa yang ada, dia menangis dan melakukan pukulan sekeras kerasnya kepada kedua ajusshi itu. Tidak lama siwon datang dengan yoona dan menolong kyuhyun, kedua lelaki itu pun merenggut nyawa. Mereka semua meninggal di tempat.

“ Soo, gwenchana ? “ kata kyu.

Tidak ada jawaban dari sooyoung. Badannya bergetar.

“ Where is Yuri ? “ tanya Yoona

“ Disana. “ tunjuk kyuhyun pada sebuah ruangan yang berada di sudut.

Tidak lama siwon membopong yuri yang masih bernapas pelan. Dan segera membawa nya ke mobil.

“ Sooyoung tidak bergerak, won “ suara kyuhyun terdengar parau, tangisnya semakin menjadi

“ Bawalah dia secepatnya ke mobil, kita cari pertolongan secepatnya “ kata siwon.

Kyu mencoba membopong sooyoung berharap masih ada harapan untuk wanitanya.

Tidak lama Yoona meletakkan bom di markas tersebut. tidak lama dari melajunya mobil mereka, Marka itu meledak. Mission Complete.

 “ Please don’t leave me. I need you so ! “ kata kyu sambil ikut mendorong trolley sooyoung ke UGD disusul dengan yoona dan siwon yang mendorong trolley yuri.

Setlah keduanya masuk ke dalam ruang UGD. Kyuhyun menyenderkan badannya di dinding rumah sakit dan mendudukkan dirinya . ia menangis, menatap tangannya yang dipenuhi darah sooyoung yang sudah mengering.

“ Bagaimana bisa ? Bagaimana bisa ini terjadi ? “ kyu menangis dengan terus menatap tangannya. Air matanya menetes

“ Kyu, tenang. Kita lebih baik berdoa untuk mereka . “ kata yoona menenangkan kyuhyun yang mulai terlihat depresi

“ aku melihatnya, aku melihatnya terluka, dia tadi sudah tak bergerak , darahnya begitu banyak. Dia Choi Sooyoung, dia calon istriku,dia mencoba menolongku, dia ….. “ kyuhyun tidak berhenti berbicara dengan airmatanya yang terus mengalir

Tidak lama dokter keluar dari ruang UGD

“ Nona Kwon baik baik saja. Pendarahan yang dia alami sudah bisa diatasi, karna darah nona Kwon cukup mudah ditemukan di rumah sakit ini. Dan … “ kata dokter itu terputus

“ How about Choi ? “ tanya kyuhyun yang masih terduduk lemas di kursi tunggu. Dia tidak berani melihat muka dokter pada saat itu

“ Pendarahan Nona Choi bisa dikatakan parah. Sebenarnya pendarahan di bagian perut masih bisa diatasi, namun benturan di bagian kepala belakang, benar benar fatal, itu membunuhnya . “ kata dokter

“ Jadi inti perkataan dokter apa ? Meninggal ? “ kyuhyun mencoba menolehkan wajahnya ke dokter. Matanya terlihat begitu merah. Terlalu kacau.

“ Saya tidak bisa memberi perkataan apa apa. Hanya satu yang bisa saya katakana, kesadaran nona choi berkisar 3% , mungkin bisa menjadi lebih memburuk karena kinerja otak yang melemah. “ kata dokter.

Dokterpun meninggalkan tempat.  Tidak lama kyuhyun berdiri, mencoba menghembuskan nafasnya perlahan, mencoba tenang . dan berjalan menuju temapt tidur sooyoung.

Tepat di depan bed sooyoung, ia mencoba menegakkan wajahnya dan mencoba melihat wanita yang sedang terbaring di depannya. Wanita itu begitu pucat. Alat pernapasan , alat pendeteksi detak jantung membuat hati kyu makin kacau. Airmatanya pecah kembali

“ Wae ? Kenapa bisa kau ada disitu sayang ? Kau tahu kau belum mampu, kau mencoba melindungiku, tapi kau mecelakakan dirimu sendiri “ kata kyuhyun. Ia berlutut tepat di depan bed sooyoung

Semalaman kyuhyun berada di samping sooyoung, tidak peduli dengan badannya yang masih penuh darah.

“ Oppa .. “ sooyoung memanggil lemah kyu

Kyuhyun mencoba membuka matanya perlahan. Begitu terkejut melihat sooyoung tersenyum dan memanggilnya.

“ Kau sudah sadar ? aku tahu kau wanita kuat soo “ kata kyuhyun , senyum menghiasi wajahnya.

“ kenapa kau begitu berantakan ? pulanglah oppa. Bersihkanlah badanmu dulu, lalu datang lagi kesini . aku sudah tidak apa “ kata soo

“ tidak apa soo, kau tahu. Aku begitu menderita melihat kau tergeletak seperti ini . kenapa kau bisa ada di Markas itu . padahal aku sama sekali tidak memberi tahumu sayang “ kata kyu

“ Oppa , kita sudah pacaran lama, bagaimana bisa aku tidak tahu kau berbohong atau tidak, aku tidak pulang malam itu. Aku mengikuti kalian, hingga sampai aku berada di sana berusaha memberikan pertolongan sebisaku. “ kata soo

“ kau tahu kau agen baru soo, kau belum bisa melakukan misi sesulit itu. Sudahlah, yang penting cepatlah sembuh sayang, aku merindukanmu “ kyu mencium tangan sooyoung.

“ iya oppa. Saranghae. “ kata sooyoung

“ nado saranghae “ kata kyu

-

Suara alat pendeteksi jantung membangunkan kyuhyun.  Alat itu memperlihatkan bahwa jantung sooyoung sudah tidak berfungsi.

“ Soo. sooyoung, bangun ! “ kata kyuhyun. Ia panic.

Dan ia melihat darah berasal dari belakang kepala sooyoung. Dan sesegera ia memanggil bantuan secepatnya. Air matanya tiba tiba menetes sendiri.

*Ada apa ? Kenapa ini ? Bukannya tadi sooyoung baru berbicara denganku

Dokter datang dan segera melakukan pertolongan , dokter mencoba memacu jantung sooyoung, beberapa kali, namun nihil. Mencoba memberikan beberapa rangsangan syaraf. Namun nihil.

“ Pasien malam tadi baru berbicara dengan saya dok. Dia pasti bisa sadar “ kyuhyun berbicara acak . ia kacau

Dilakukan lagi pacu jantung kepada sooyoung. Nihil.

Dokter pun melangkah ke belakang, menandakan tidak ada harapan.

Kyuhyun pun mendekati sooyoung, ia mencoba melakukan pacu jantung sendiri’

“ aku tahu kamu pasti bisa sadar sayang, kita masih banyak janji yang belum dilakukan. Bangunlah. Aku mencintaimu “ kyuhyun mencoba melakukan pacu jantung, menekan nekan dada sooyoung. Nihil

“ Andwee ! ini tidak mungkin “ kyuhyun mencium bibir sooyoung yang sudah dari tadi berbuah menjadi ungu.

“ Ayolah sayang, bangun. Tidakkah kau mau melakukan misi perdana hari ini. CHOI SOOYOUNG! BANGUNLAH ! AKU MOHON ! “ kyuhyun semakin kacau.

Dan Gelap.

“ Oppa . Jadilah kuat untukku, Aku telah memberikan semua untukmu semua hingga nyawaku. Jagalah dirimu baik baik. Masih banyak nyawa yang membutuhkan bantuanmu. Semangat ! “

Sebuah bisikan , bisikan dari sooyoung menyadarkan kyuhyun dari pingsannya 3 jam yang lalu. Ia melihat Yoona dan Siwon disana

“ Sooyoung ? “ tanya kyu

Yoona hanya diam begitu juga Siwon.

“ Pemakaman sore ini dilakukan “ Yoona menjawab

Kyuhyun menutup matanya, mengembuskan nafasnya, mencoba untuk tidak menangis, meski pada kenyataanya suaranya berubah menjadi lebih kecil, menahan tangis.

Sejak kejadian itu, kyuhyun tidak pernah lagi menjalin kasih dengan wanita manapun. Ia masih terus mengunjungi makam sooyoung. Cintanya tetap sama, Rasanya tetap sama. Hanya satu.

- People was dead , Memory and love don’t -


[PROLOG] Shadow of Love

$
0
0

Title : Shadow of Love

Length : Series

Rating : T, PG-15

Genre : Romance, Family

Author : FairyKnight

Main Cast :

  • Choi Sooyoung
  • Cho Kyuhyun
  • Xi Luhan
  • Seo Joo Hyun
  • Jung Yong Hwa

Other Cast :

  • Choi Minho
  • Kwon Yuri
  • Kai
  • Kris
  • Im Yoona
  • Tiffany
  • Victoria
  • Shim Changmin
  • And More Cast.

Note : Annyeong Readers, Author bawa FF Series nih semoga reader tertarik ya :)

Silahkan di baca dulu karakter dari Cast ‘Shadow Of Love’ dan harap meninggalkan COMMENT!

-

Choi Sooyoung as her

Seorang siswi kelas XI di Seoul International School, seorang yang cantik dan pintar maka dari itu dia terpilih sebagai anggota OSIS. Dingin, tak punya senyum, tak banyak bicara dan tatapan tajam adalah 4 dari banyak hal lain yang bisa menggambarkannya. Hidup di keluarga yang berkecukupan tidak membuatnya senang, kedua orangtuanya harus tinggal di Jepang untuk menemani saudara tiri perempuannya, ayahnya menikah lagi setelah ibunya meninggal saat dia masih berumur 4 tahun. Namun yang perlu kalian ketahui juga, hobinya adalah fotografi dan berjalan-jalan.

Cho Kyuhyun as him

Seorang siswa laki-laki yang juga bersekolah di Seoul International School, kepintaran dan prestasinya lah yang membuatnya tetap bertahan di sekolah elit itu. Karena kecelakaan yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya, dia dan adik perempuannya harus tinggal beberapa waktu di Panti Asuhan hingga bibinya menemukan mereka berdua. Pribadi yang hangat, sederhana, menyukai anak-anak, penyayang dan tulus itu lah Kyuhyun. Orang-orang di sekolah tidak pernah bisa mendengar bagaimana suaranya, dia hanya bercakap-cakap lewat tulisan (memo), lebih menyukai ketenangan, hobinya bersepeda dan mendengarkan musik.

Xi Luhan

Siapa yang tidak kenal dengannya, dia seorang ketua OSIS, ramah, tampan, dan mampuh meluluhkan hati wanita dengan sebuah senyuman dalam 5 detik. Misinya selama menjadi ketua OSIS adalah memberantas segala kelompok/geng merugikan yang ada di sekolah. Sangat tertarik pada teman masa kecilnya hingga sekarang, Choi Sooyoung. Merupakan anak seorang pemilik perusahaan mobil sport di Korea, maka jangan heran kalau dia memang lelaki ideal wanita.

Seo Joo Hyun as Choi Seo Hyun

Dia adalah teman masa kecil Cho Kyuhyun saat masih di Panti Asuhan, dan juga saudara tiri Choi Sooyoung, mengetahui segala rencana ibu tiri Sooyoung. Sangat berbakat dalam bidang seni, dia selalu membuat ayah Sooyoung bangga padanya, selain Kyuhyun dia juga bersahabat dengan Jung Yong Hwa, seorang yang dulunya teman karibnya bersama Kyuhyun saat masih di Panti Asuhan. Dalam hidupnya dia tidak terlalu memperdulikan hidup orang disekitarnya, yang terpenting adalah bagaimana cara dia tetap bertahan hidup, kebenciannya terhadap masa lalu membuat dirinya terlihat seperti gadis egois dan matrealistis, pada kenyataannya dia hanya takut kembali disaat-saat menyedihkannya.

Jung Yong Hwa

Identik dengan gitar dan piringan hitam. Hidupnya dipenuhi musik, tidak bisa melupakan cinta pertamanya yang sama-sama menyukai seni. Setelah kepergian Kyuhyun dan Seohyun, dia akhirnya bertekad untuk bertemu dengan kedua sahabatnya itu dewasa nanti, hingga akhirnya seorang produser musik terkenal mengangkatnya menjadi anak saat dia masih berumur 10 tahun setelah melihat potensinya.

Im Yoona as Cho Yoona

Adik perempuan dari Cho Kyuhyun, tipe yang mudah bergaul, periang, dan sangat melindungi kakaknya. Bertemu dengan Sooyoung karena memiliki hobi yang sama yaitu berjalan-jalan, selalu mendengarkan cerita Sooyoung. Dia murid SMP kelas IX, tak jauh dari kakaknya dia juga murid yang cerdas, hanya dia satu-satunya orang yang tau mengapa Cho Kyuhyun tidak pernah mau bicara pada dunia luar.

Kris Wu

Seorang keturunan Kanada, yang selalu membuat onar demi menentang peraturan sekolah dan meniadakan OSIS, terkenal Playboy namun gadis-gadis selalu tidak peduli dengan statusnya itu. Anggota gengnya yang terkenal yaitu Changmin, Victoria, dan Tiffany. Tidak ada yang tahu kapan dia berhenti membuat kekacauan.

Choi Minho and Kim Jong In aka Kai

2 orang yang merupakan teman baik Luhan namun nyatanya mereka berbeda tujuan. Choi Minho merupakan teman baik Luhan di club sepak bola dan juga dalam OSIS sedangkan Kai, adalah teman baik Luhan di club taekwondo. Berteman dengan Luhan tentu saja mereka anak tenar di sekolah.

Kwon Yuri

Jika dilihat sekilas dia mungkin adalah tipe bad girl, dengan tubuh sexy yang mendukung. Namun sayangnya dia adalah seorang yang lugu dan tidak sadar dengan kecantikkannya, selalu merendah itulah Kwon Yuri, teman kepercayaan Sooyoung disekolah walau awalnya Sooyoung tidak terlalu menyukainya karena dia dianggap orang aneh yang selalu ‘sok kenal’ padahal itulah sikap bersahabat dari Yuri.

>>>>>>>> Ini semacam cuplikan dari FF ‘SHADOW OF LOVE’

“Dasar pembuat onar..”

“Akan kubuat gadis sombong itu menyesal…”

“Setiap hari kita bertemu kau hanya tersenyum cih, apa yang lucu hah?”

“Apa kau seorang ‘Stalker’?”

“Apa kau mengenalku?”

“Aku mengenalmu lebih dari yang kau tau, tapi mengapa kau memilih orang itu..”

 “Dia Cho Kyuhyun, apa kau tidak liat dia sebenarnya lebih tampan dari ketua OSIS kita?”

“Jangan-jangan kau menyukainya, apa benar dugaanku?”

“Kau..hiks…bahkan tidak tau apa-apa tentang oppaku..hiks”

“Mianhae…”

“Napeun namja, aku hampir menangis karenamu..”

‘Do not close your heart, eyes and ears to feel, see, and hear what is called LOVE’

=> Gimana? Ada yang tertarik? Kalau ada silahkan comment kalau commentnya dikit, author anggap para reader kurang berminat dengan FF ini hehe..


[SERIES] EVIL VS EVIL PART 8

$
0
0

Reblogged from GyuYoungieBABY:

Click to visit the original post

AUTHOR : @gyun_ah
TITLE : EVIL VS EVIL
CAST : STILL KYUYOUNG
OTHERC CAST : LEE DONGHAE
IM YOONA
LEE HYUKJAE
KWON YURI
LEE SUNGMIN
SEO JOO HYUN
SHIM CHANGMIN
SONG QIAN
# AND MANY MORE #
RATING : PG 16
GENRE : COMADY, ROMANCE (?), HUMOR, FRIENDSHIP, DLL

8888888888888888888 HAPPY READING 8888888888888888888

“Eomma, eommna.. laki-laki itu siapa? Kenapa mereka datang kerumah kita?”

Read more… 3,064 more words

Huahahaha.. Back again with me... Author Abal Akut. Mian jika part ini hasilnya PARAH PAKE BANGET, bhasa dan tulisanynya juga brantakan. Mianhae, jgan lupa RCL ne ^.~

Protected: [Part 1] Clouds or Suns (Pw: ask @edrarybelvi)

$
0
0

This post is password protected. You must visit the website and enter the password to continue reading.


[Link] You Have Someone?

$
0
0

Title: You Have Someonehttp://kyuyoungshipperindo.wordpress.com/wp-admin/post-new.php?

Author: @dinaalifa

Cast:

  • Sooyoung
  • Kyuhyun
  • Changmin

Length: 2641 words

Genre: Romance, sad

Rating: PG 16

You Have Someone?


Viewing all 1445 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>