Quantcast
Channel: Kyuyoung Shipper Indo
Viewing all 1445 articles
Browse latest View live

Nde, Sajangnim! [eight; Dinner Invitation and Engaged]

$
0
0

nsseries

 

 

Title : Nde, Sajangnim! [Eight; Dinner Invitation and Engaged]

Author: sookyubiased

Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Kris Wu, Seo Joo Hyun

Other Cast: Cho’s family

Genre: Romance, family

Rating: PG-15

Length: Series

Dinner Invitation and Engaged

Sooyoung menatap kuku-kukunya yang tercat bening. Kakinya bergerak-gerak gusar, takut dengan apa yang akan dihadapinya beberapa saat lagi. Wangi hidangan yang memikat indera penciuman sudah menyebar diseluruh ruangan makan berdesign elegan milik keluarga Cho tersebut. Kyuhyun sejak tadi menatap Sooyoung prihatin. Ia berusaha menenangkan Sooyoung untuk lebih santai namun meskipun gadis itu tersenyum menunjukan ia baik-baik saja tapi Kyuhyun tau Sooyoungnya hanya berpura-pura. Bahu Sooyoung nampak tegang.

 

“Sooyoung-ah, ingat kata-kataku barusan ok?” bisik Kyuhyun lembut. Sooyoung menatap bola mata Kyuhyun mencari perotolongan untuk minta di bebaskan dari kungkungan kegelisahan dan ketakutan ini, namun sulit rasanya. Sooyoung mendesah kecil lalu mengangguk. “nde…”

 

“Wah sepertinya kalian sudah menunggu lama ya?” suara hangat Siwon menginterupsi keheningan diantara Sooyoung dan Kyuhyun. Pria berlesung pipi itu menghadirkan atmosfer nyaman begitu menarik kursi disebrang Kyuhyun dan Sooyoung lalu mulai membuka topik obrolan. Membahas seputar bisnis hingga boyband-girlband korea terbaru.

 

“Wah..tamu penting kita sudah datang rupanya” kali ini suara sedikit cempreng milik Ahra bergabung dikeramaian obrolan Kyuhyun,Sooyoung dan Siwon. Keturunan Cho tertua ini kini duduk disamping Siwon dan tertarik dengan obrolan yang tengah berlangsung. “Ini kah alasannya bayi besar kita sering menolak untuk makan malam bersama kita? Karena ingin bermesraan terus eoh?” cecar Ahra sambil menatap Kyuhyun jahil. Kyuhyun mendengus sedangkan Sooyoung merona.

 

“Tidak begitu…” lirih Sooyoung malu. Ahra dan Siwon meledak dalam tawa sedangkan Kyuhyun semakin cemberut. Suasana kekeluargaan ini membuat Sooyoung nyaman dan perasaan khawatir serta gelisahnya perlahan terusir. Keluarga Cho menerima kehadirannya dengan baik, semoga begitupun dengan Tuan besar Cho.

 

“Noona, bisa kau jelaskan kenapa Appa memanggilku bersama Sooyoung?” perlahan tawa Ahra yang menggelegar semakin memelan dan berhenti. Wajahnya berubah pucat, ia menatap dongsaengnya –Siwon- lalu menatap ke arah kyuhyun dengan ragu. “Tidak…tau”

 

Kyuhyun menyipitkan sebelah matanya. “Kau bohong noona, ku mohon beritahu aku” imbuhnya cepat. Sooyoung menatap obrolan kakak adik itu tak mengerti. Yang ia tau hanya Ahra tampak menyembunyikan sesuatu dari Kyuhyun mengenai makan malam ini. Siwon? Namja tampan itu memilih menghanyutkan dirinya kepada ponselnya yang jelas nampak dibuat-buat.

 

“terserah kalau kalian menyembunyikan sesuatu denganku.” Akhirnya Kyuhyun menyerah mengorek informasi dari kedua kakaknya dan ia memilih berdiam diri. Sooyoung menatapnya khawatir. Kyuhyun nampak desperate ketimbang dirinya. Akankah hal buruk terjadi setelah ini?

 

Tak lama tuan Cho memasuki ruang makan bergaya eropa tersebut. Sontak Sooyoung menundukan kepalanya dan tanpa sadar meremas rok yang dikenakannya. Sooyoung masih menunduk ketika mendengar suara deritan hasil gesekkan kaki kursi dengan lantai marmer ruang makan tersebut. Dan entah suasana canggung yang tadi sudah hilang sontak kembali melingkupi area ruang makan tersebut.

 

Hallo everybody!” terdengar suara ceria seorang namja lalu deritan kursi dari sebrang tempat duduk Sooyoung. Yeoja itu mengenali siapa pemilik suara itu.

 

“Hai hyung, hai Sooyoung” sapaan lirih itu memaksa Sooyoung mengangkat kepalanya, untuk membalas sapaan namja berambut blonde tampan anggota keluarga Cho tersebut. Sooyoung tersenyum tipis. “hai Kris” suaranya bagaikan teredam ombak. Tak terdengar.

 

“Ekhem..” deheman berat suara tuan Cho membuat Sooyoung kembali menunduk, takut. Kyuhyun masih tak bereaksi apa-apa disebelahnya membuat Sooyoung makin salah tingkah. Ia tak tau harus bersikap bagaimana.

 

“Maaf nona Choi, aku harus menyeretmu dalam makan malam keluargaku ini” ucap Tuan Cho ramah. Sooyoung perlahan mengangkat kepalanya untuk menatap namja paruh baya yang telah mewariskan perusahaan besarnya untuk kekasihnya ini.

 

“Aniya, gwenchanayo Tuan Cho. Saya justru merasa senang” Ahra dan Siwon menahan untuk tidak tertawa mendengar nada suara bergetar dari tenggorokan Sooyoung, namun kedua kakak-adik itu berusaha untuk tak menampakkannya. Ternyata aura ayah mereka begitu menyeramkan rupanya.

 

“Ini karena bocah ini tak mau datang pada undangan kemarin malam” ucap Tuan Cho sambil melirik Kyuhyun yang masih tak bersuara. Sooyoung melirik Kyuhyun menilik ekspresinya.

 

“Aboeji, untuk apa kau memaksaku dan Sooyoung kemari?” tanya Kyuhyun sinis. Tuan Cho menatap Kyuhyun dengan pandangan sedikit terluka dan kecewa. “Kyuhyun!” Ahra memerotes nada bicara adiknya yang kurang sopan. Sekesal apapun Kyuhyun pada kekuasaan ayahnya, ia tak boleh bertindak tak sopan pada kepala keluarga itu.

 

“Hmm, menjadi presiden direktur sebuah perusahaan besar rupanya membuat sifatmu menjadi sombong nak” ucap Tuan Cho tenang. Sooyoung merasakan aura tak bersahabat diruangan makan mewah itu. Daging dan makanan enak lainnya yang tersedia dimeja sudah tampak tidak seperti makanan. Nafsu makan seluruh orang yang ada diruangan itu seakan ditarik hingga tak tersisa.

 

“Bukankah ini yang kau inginkan?” tanya Kyuhyun dengan nada datar. Tuan Cho mulai mengangkat gelas anggurnya lalu menyesapnya. “Aku mendidikmu menjadi namja.” Ucapnya disela tegukannya pada anggurnya.

 

Siwon dan Ahra hanya bisa bertukar pandang. Mereka tak bisa merubah suasana tak menyenangkan ini sama sekali. Seluruh kendali telah dikuasai oleh Tuan Cho. “Kenapa kalian semua tidak memulai makan?” tanya nyonya Cho-mantan nyonya wu- yang menghambur diantara ketegangan itu. Semua mata memandang nyonya Cho yang baru bergabung.

 

“Maaf aku agak terlambat, aku memasak sup daging kesukaan Kyuhyun dan Kris dulu karena juru masak disini tidak tau bumbu rahasiaku” ucap nyonya Cho sambil merapihkan rambutnya yang tergelung keatas. Sooyoung terpana melihat kecantikan dan kelembutan wanita Cina tersebut. Ibu tiri Kyuhyun itu nampak sangat menawan dan baik.

 

“Wah kenapa kalian semua nampak canggung begini?” ucapnya sambil menatap suaminya dengan tatapan minta penjelasan. Tuan Cho menggeleng pelan.

 

 

Makan malam akhirnya selesai. Para pelayan keluarga Cho segera menarik makanan utama dan menggantinya menjadi makanan pencuci mulut. Beberapa baki berisi buah-buahan, salad, pudding dan ice cream mulai mengisi meja makan tersebut.

 

Sooyoung menatap tak berkedip pemandangan indah dihadapannya. Oh shit, ia ingin sekali segera mencicipi satu per satu makanan pencuci mulut itu.

 

“Sepertinya sudah waktunya aku memulai pembicaraan yang sesungguhnya” ucapan Tuan Cho membuat segala aktifitas makan berhenti seketika. Sooyoung menatap Tuan Cho dan Kyuhyun bergantian. Feelingnya mengatakan apapun yang akan Tuan Cho katakan malam ini sepertinya bukan berita yang baik baginya meskipun Kyuhyun.

 

“Ku rasa kau sudah mendengar rencanaku dan Tuan Seo Han Jin. Bahkan undangan telah kami sebar di beberapa kolega bisnis kami. Dan…”

 

Brak.

 

Kyuhyun berdiri dan menggebrak meja menghentikan ucapan Tuan Cho yang bahkan belum rampung itu. Nafasnya terengah, urat dipelipisnya timbul tanda ia menggeram terlalu kuat karena emosi.

 

“Appa! Ku pikir kau tau kalau aku sudah punya kekasih!” Kyuhyun bergumam dengan nada penuh emosi. Sooyoung bahkan mengerutkan tubuhnya ketakutan. Nyonya Cho dan anggota keluarga lain menatap ayah dan anak itu dengan ekspresi terkejut.

 

“Cho Kyuhyun” desis Tuan Cho tenang namun sarat akan amarah. “Aku tak pernah mengajarkanmu untuk tak sopan”

 

Kyuhyun mendecih. “Appa! Bisakah untuk mendengarkan aku sekali saja? Ku mohon untuk tak mengatur-aturku!” ucap Kyuhyun sambil kembali duduk. Sooyoung kini tengah mengalihkan tatapannya pada jemarinya yang tertaut diatas pahanya dibawah meja. Kyuhyun menatapnya sendu.

 

“Kau berpacaran dengan nona Choi setelah aku dan Han Jin resmi menjodohkan kalian!” ucap Tuan Cho kali ini dengan nada bicara lebih di naikkan. Kyuhyun sontak menatap Sooyoung yang semakin menunduk begitu mendengar fakta inilah alasan dibalik ketegangan Kyuhyun dan ayahnya. Sooyoung ingin pulang saja rasanya. Ia tak bisa menerima fakta bahwa secara tak langsung Tuan Cho menentang hubungannya dengan Kyuhyun.

 

Sooyoung merasakan sebuah tangan hangat namun sedikit lembab menyentuh telapak tangannya. Sooyoung menatap si pemilik tangan dengan raut terkejutnya. Kyuhyun tak menatapnya melainkan masih menatap ayahnya, namun tangannya menggenggam tangan Sooyoung dengan begitu kuat.

 

“Aku tak pernah minta untuk dijodohkan dengan Seohyun!” kali ini Kyuhyun jauh lebih lunak, namun tetap dengan nada tidak ramah.

 

“Kris mengatakan kau—“

 

“Kris?!!” kali ini nada bicara Kyuhyun naik beberapa oktaf. Tatapannya teralih kepada Kris disebrang tempat duduknya. Kris tengah menunduk nampak seperti tersangka yang akan di eksekusi mati. “KAU DALANG DIBALIK SEMUA INI? OH SEHARUSNYA AKU SUDAH TAU!”  bentak Kyuhyun dengan cukup keras. Nyonya Cho menatap anak dan anak tirinya bergantian dengan tatapan sedih. Melihat dua orang puteranya itu dalam lingkaran permasalahan.

 

“Aku..”

 

“AKU TAK BUTUH BANTAHAN KRIS! KAU… ARGH SIALAN! APA MAUMU HAH?”

 

Prang.

 

Kali ini Tuan Cho membanting gelas anggurnya ke lantai. Membuat teriakan dan makian Kyuhyun terhenti. Ahra dan Siwon hanya bisa menggeleng dan menatap sedih keluarga mereka yang seperti ini. Sooyoung? Yeoja itu bahkan ingin menangis merasa tak kuasa mengetahui masalah ini terlebih dia menjadi salah satu alasan didalam masalah ini.

 

“Hyung aku tak bermaksud..”

 

“Kris,sudah biar aku. Kyuhyun. Aku mengerti, ini mungkin membuatmu kembali memaksa. Tapi aku tak bisa mempermalukan keluarga Seo dengan membatalkan acara ini sepihak. Apa yang akan dikatakan orang luar?”

 

Kyuhyun meremas kecil tangan Sooyoung. “Nde, Aboeji benar. Bagaimanapun penilaian orang luar atas nama baik adalah nomor satu. Bahkan jika itu menyakiti darah dagingmu sendiripun, nama baik dan penilaian orang akan menjadi prioritasmu.”

 

Tuan Cho terasa dihantam tepat di dadanya. Kata-kata tajam Kyuhyun benar-benar menyadarkannya tapi ini semua sudah terlanjur terjadi. “Mianhae Kyuhyun, Appa tidak bermaksud untuk…”

 

“Kau bisa menjalankan pertunangan ini dan putus setelah beberapa hari. Namun kau harus tetap melaksanakannya terlebih dahulu, ku rasa nona Choi akan mengerti” kali ini nyonya Cho bersuara. Ia nampak muak dengan pertengkaran suami dan anak tirinya. Kyuhyun menatap ibu tirinya itu dengan tatapan tak percaya.

 

“Eomma! Pertunangan bukanlah mainan!” kali ini Ahra menimpali. Siwon mengangguk setuju disampingnya.

 

“Ini satu-satunya cara. Undangan sudah terlanjur disebar. Ahra , Siwon bawa ayah kalian ke kamarnya” ucap nyonya Cho lembut. Ahra dan Siwon menatap ibu tirinya itu lalu akhirnya menurut dan membimbing Tuan Cho ke lantai atas sesuai perintah ibu tirinya.

 

Kris membatu ditempat duduknya. Namun kehadirannya terabaikan.

 

“Kyuhyun-ah, eomma mengerti kau adalah pihak yang paling dirugikan saat ini. Namun, ayahmu tak pernah berniat begitu.. kau tau itu” Kyuhyun mengalihkan tatapannya menolak menatap kelembutan ibu tirinya dan fakta yang akan membuatnya luluh untuk menyetujui rencana pertunangannya, tidak!

 

“Maaf Eomma, aku dan Sooyoung harus pergi” Kyuhyun menggeret Sooyoung dari meja makan menjauhi Kris dan Eommanya disana mematung.

 

Sooyoung nampak kewalahan mengikuti langkah Kyuhyun yang begitu terburu-buru. “Sa..sajangnim”

 

 

“Sajangnim…” sentuhan tangan Sooyoung dilengannya membuatnya berhenti melangkah. “Wae?” tanyanya datar.

 

“lakukanlah apa yang mereka minta” gumam Sooyoung dengan nada bergetar. Kyuhyun membelalakan matanya. “Mwo?”

 

“Bertunanganlah dengan Seohyun, a-a..aku…” Kyuhyun menghempaskan tangan Sooyoung kasar. Tatapannya menyiratkan kekecewaan.

 

“Oh. Tak ada satu orangpun yang memihak padaku! Aku membutuhkan semangat, bukan ucapan sialanmu itu! Kau..argh! Kau sama seperti mereka!” Sooyoung mengerut ketakutan. Bentakan Kyuhyun benar-benar menakutinya.

 

“Aniyo maksudku…”

 

“APA?” Sooyoung diam tak menjawab. Kyuhyun yang sudah dilanda emosi semakin merasa marah akan sikap Sooyoung.

 

“Alasanku menolak ini adalah untuk melindungimu! Aku tak ingin menyakitimu. Tapi nampaknya yang ku dapatkan justru ini. Kata-katamu menyakitiku Choi Sooyoung.”

 

Air mata Sooyoung mulai menetes. Kyuhyun memejamkan matanya berusaha mengeraskan hatinya dan bertindak seolah tidak perduli jika ia membuat Sooyoung menangis.

 

Kyuhyun menarik lagi tangan Sooyoung menuju lobby apartmentnya karena mereka sudah dekat. Yeoja itu hanya pasrah begitu Kyuhyun menggeretnya dengan kasar.

 

“Masuklah kedalam” ucap Kyuhyun bagaikan air dingin yang menyiram sekujur tubuh Sooyoung. Menusuk hingga ketulang.

 

“Kau mau kemana?” Kyuhyun tak menjawab, ia justru mendorong Sooyoung pelan ke dalam. “Masuk dan tidur. Dan jangan mencariku”

 

Sooyoung terpaku di lobby apartment. Tatapannya tertuju pada punggung Kyuhyun yang menghilang di dalam taksi yang dengan gesit melaju meninggalkan lobby. Ia bahkan tidak mau mendengar ucapanku sampai selesai.

 

 

Keesokan harinya Sooyoung masuk ke kantor dengan keadaan cukup buruk. Dengan wajah tanpa make up, lingkaran hitam dibawah matanya dan bibirnya yang kering nampak menonjol. Rambutnya juga hanya tergelung asal. Sooyoung masuk ke kantor tanpa membawa nyawanya. Itu ucapan Yuri begitu bertemu Sooyoung di mesin absensi.

 

Sooyoung menatap kosong layar hitam komputernya. Ia belum mendapatkan kabar dari Kyuhyun sama sekali. Ia bahkan tak sadar Onew sudah berdiri didepan mejanya dengan sebungkus sandwich.

 

“Sooyoung-ah…” untuk ketiga kalinya Onew memanggil Sooyoung gadis itu baru bereaksi. Oh akhirnya!

 

“Kau kenapa?” tanya Onew khawatir. Biar bagaimanapun Sooyoung adalah rekan kerjanya. Sooyoung menatap kearah ruangan Kyuhyun sekali lagi. “Onew-ah, apakah Kyuhyun sajangnim belum datang?” Onew mengerutkan dahinya lalu menggeleng.

 

Sooyoung mendesahkan nafasnya. Apa Kyuhyun benar-benar marah padanya? Arghh. Sooyoung ingin sekali menjedukkan kepalanya ke meja. Apapun caranya agar bisa melihat Kyuhyun, atau paling tidak tau keadaannya.

 

“Presdir datang!” Sooyoung dan Onew sontak menoleh kearah pintu masuk ruang direksi. Kyuhyun muncul dengan kemeja putih linen tanpa tuxedo yang biasa melengkapi penampilannya. Sooyoung lantas berdiri untuk membungkuk hormat pada Kyuhyun, karena bagaimanapun Kyuhyun adalah bosnya. Onew ikut membungkuk hormat.

 

Kyuhyun melirik sekilas kearah kekasihnya dan sekretaris umum-Onew-. Namun ia tak menunjukkan ekspresi apapun dan memilih berlalu. Tapi sebelum Kyuhyun menutup pintu ruangannya ia berhenti membuat Onew dan Sooyoung menatapnya bingung.

 

“Choi Sooyoung-sshi, apa saja jadwalku hari ini?” tanyanya tegas, dingin dan datar. Sooyoung masih termenung dengan sikap acuh Kyuhyun hingga Onew mencubit lengan kurusnya. “Aww! Ahh iya, sebentar sajangnim” Sooyoung menggeser mousenya untuk mengecek jadwal Kyuhyun namun Kyuhyun berdehem menginterupsinya.

 

“Bawakan saja ke ruanganku” desisnya. Sooyoung menatap Kyuhyun yang masih dalam posisi memunggunginya. “Dan Onew-sshi, apakah mejamu pindah ke meja Sooyoung?” Onew terkesiap. “Eh? Aniyo sajangnim”

 

“Kalau begitu kembali ke tempatmu!” Onew melirik Sooyoung lalu menganggukan kepalanya dan beranjak kembali ke mejanya. Sooyoung menatap punggung Kyuhyun sendu, hatinya sedikit lega karena kekasihnya itu baik-baik saja. Tapi setelah kejadian semalam, nampaknya emosi Kyuhyun sedang naik turun.

 

Keadaan kafetaria kantor nampak ramai. Tak heran karena jam tengah menunjukkan waktu makan siang. Sooyoung mengaduk-aduk salad di piringnya. Ia benar-benar tak bernafsu untuk makan saat ini. Tidak disaat Kyuhyun masih mendiaminya. “Hey, kau sudah menerima undangan belum?” ucap seorang yeoja diarah belakang meja yang Sooyoung tempati.

 

“Undangan apa?” tanya seorang yeoja lainnya. Sooyoung tak tertarik untuk menguping gosip pegawai yang tak dikenalnya itu jadi ia memutuskan kembali mengaduk salad dipiringnya. Dua yeoja tadi berbisik-bisik yang suaranya tak dapat Sooyoung dengar jelas namun begitu salah satu diantara yeoja itu menyebutkan Presdir Sooyoung sontak memundurkan sedikit tubuhnya dan menajamkan pendengarannya.

 

“Ku dengar ia bertunangan dengan anak salah satu pemilik saham Cho’s Group. Dan kabarnya gadis yang akan ditunangkan dengan presdir itu mantan pacarnya yang pergi ke London dulu” Sooyoung mencengkram garpunya erat-erat. Ia merasa kesal dan panas mendengar gosip dua yeoja itu namun merasa penasaran jika tidak mendengarkan lebih lanjut.

 

“Astaga! Sajangnim ternyata punya pacar? Awhh pasti gadis itu sangat cantik ya hingga sajangnim menunggunya kembali” Sooyoung yang tengah meneguk airnya tersedak. Sakit dihatinya tertambah dengan sesak di dadanya akibat tersedak. Dua yeoja itu menghentikan obrolannya dan menatap Sooyoung heran. Sooyoung menepuk-nepuk pelan dadanya.

 

“Jadi nanti malam kau datang?” tanya yeoja itu kembali memulai obrolannya. Sooyoung tak dapat mendengar jawaban yeoja satunya, mungkin yeoja itu menjawab dengan anggukan kepala. “Aku penasaran yeoja seperti apa Seo Joo Hyun itu. Dia pasti salah satu yeoja berkelas yang akan sangat pantas disandingkan dengan Presdir Cho. Diakan tampan!” Sooyoung merasakan kupingnya tak sanggup lagi mendengar pembicaraan dua yeoja itu hingga ia menggebrak meja dan bangkit dari kursinya.

 

Sooyoung mengangkat nampannya untuk meletakkannya ke keranjang nampan bekas. Namun sebelum yeoja itu mengangkat langkahnya terlebih dahulu ia menatap dua yeoja yang asyik mengobrol tadi.

 

“Nona-nona apakah kalian memiliki salam untuk disampaikan kepada presdir Cho?” dua yeoja itu terkejut menatap Sooyoung yang menanyainya dengan senyuman manis dibuat-buat. Salah satu yeoja itu mengerutkan dahinya menatap Sooyoung seolah mempertanyakan siapa Sooyoung.

 

“Aku dari bagian direksi nona, jika itu yang kau tanyakan.” Dua yeoja itu membelakakan matanya dan saling menatap ketakutan. Oh, jelas saja pangkat yeoja jangkung yang kini masih tersenyum dibuat-buat itu lebih tinggi dari mereka. “Tidak ada salam? Kalian yakin? Aku pasti akan menyampaikannya, aku sekretaris pribadi presdir.” Dan pacarnya! Dua yeoja itu makin mengerut ketakutan dan saling bertatapan melemparkan pandangan menyalahkan.

 

“Sampai nanti dan makanlah dengan baik” Sooyoung membungkuk kecil lalu berlalu untuk menaruh nampannya dan kelaur dari kafetaria. “Apakah hanya wanita berkelas yang boleh berpacaran dengan sajangnim?” Sooyoung menggerutu sepanjang perjalanannya menuju lantai direksi.

 

Lift terbuka dengan keadaan kosong. Sooyoung segera masuk, begitu pintu tertutup sebuah tangan menggapai, menahan pintu tertutup dan Sooyoung refleks menekan tombol buka. Seorang namja dengan pakaian petugas keamanan pribadi membungkuk kecil pada Sooyoung seakan berterima kasih dan Sooyoung balas membungkuk.

 

Namja itu bergeser dan kini Sooyoung dapat melihat siapa orang yang sebenarnya akan masuk ke lift. Tuan Cho. Sooyoung menahan nafasnya.

 

“Ah.. anyeonghaseyo sekretaris Choi” sapa Tuan Cho ramah. Sooyoung membungkuk hormat.

 

“Sudah makan siang sekretaris Choi?” Sooyoung mengangguk dan tersenyum. “Nde, sajangnim” Tuan Cho mengibaskan tangannya sambil tertawa. “Tidak jangan begitu, panggil saja Tuan Cho…” Sooyoung mengangguk ragu. “Nde, Tuan Cho ehmm anda sendiri sudah makan siang pak?” Tuan Cho terkekeh mendegar getaran dalam nada bicara Sooyoung memperjelas yeoja itu takut pada dirinya.

 

“Aku baru saja akan mengajak Kyuhyun untuk makan siang diluar, akhir-akhir ini dia nampak sibuk. Entahlah sepertinya sesuatu membuatnya betah berada dikantor” Sooyoung mendengar tekanan pada kata ‘sesuatu’ Sooyoung langsung merasa jika itu dirinya. “Kau sendiri jangan terlalu memforsir dirimu pada pekerjaan yang Kyuhyun berikan. Jika dia memberikan tugas yang kelewatan padamu kau harus bisa menolaknya, dalam kontrak ada hak yang menyatakan kau berhak menolak perintah yang tak bisa kau sanggupi” jelas Tuan Cho panjang lebar. Sooyoung mengangguk mengerti. Ia menunduk menatap ujung high heelsnya. Entah mengapa perjalanan menuju lantai direksi terasa lambat. Dan sialnya tak ada yang menghentikan lift sama sekali untuk ikut naik, menyebabkan Sooyoung harus berduaan dengan Tuan Cho sepanjang perjalanan menuju lantai atas.

 

Sooyoung menatap angka digital yang terus berganti semakin tinggi diatas pintu lift. Tiga lantai lagi, dua, satu! Ting! Pintu lift bergerak terbuka namun tangan Tuan Cho menekan pintu tertutup lagi dan menahannya.

 

“Sooyoung-sshi, kau taukan kalau malam ini Kyuhyun akan bertunangan dengan mantan pacarnya. Semua ini ku lakukan bukan hanya untuk menyatukan bisnis kami dan menyebar luaskannya. Selama beberapa tahun ketika Seohyun meninggalkan Kyuhyun untuk Kris, aku justru menuntut Kyuhyun untuk menjadi penerusku memaksanya meninggalkan masa mudanya memaksanya menghabiskan waktu remajanya dengan urusan-urusan yang seharusnya belum wajib ia tangani. Aku membimbingnya menjadi karakter dingin, emosional. Apa yang bisa kulakukan tanpa istriku? Jika ia tidak meninggal secepat itu aku yakin, Kyuhyun akan menjadi pemuda periang” Tuan Cho menghela nafasnya berat. Seakan beban-bebannya menggelayuti paru-parunya hingga namja lanjut usia itu susah untuk bernafas.

 

“Aku mengerti, mungkin karena kalian terbiasa bersama tanpa sadar Kyuhyun merasa terbiasa denganmu dan dengan gegabah menganggap ini cinta” Sooyoung terdiam mendnegarkn. Ia tau kemana arah pembicaraan Tuan Cho.

 

“Sooyoung-sshi, tidakkah kau menganggap permintaan Kyuhyun kepadamu untuk menjadi kekasihnya itu berlebihan? Kau bisa menolaknya terlebih lagi ada aturan ‘TIDAK BOLEH ADA CINTA DI KANTOR’ kau bisa saja dijatuhkan surat peringatan karena melanggar aturan” Sooyoung meremas ujung roknya. Ia merasakan harga dirinya dicabik-cabik dengan kejamnya, belum lagi hatinya yang sakit mendengar penolakan secara tak langsung dari mulut Tuan Cho.

 

“Ta..tapi semalam kau…”

 

“Kebohongan kadang diperlukan nona Choi. Tentu saja itu tak mungkin. Bertunangan lalu membatalkannya? Itu akan mencoreng harga diri keluara Seo. Dan itu juga akan menjelekkan nama keluargaku” Sooyoung terkesiap. Ia tak menyangka Tuan Cho yang ia segani memiliki pemikiran sempit dan licik.

 

“Baiklah aku akan mundur, aku tak pernah meminta ditarik dalam urusan keluarga anda. Aku…aku mencintai Kyuhyun sajangnim. Itulah yang kurasakan.” Sooyoung membungkuk kecil. Lalu dengan lembut melepaskan jemari Tuan Cho dari tombol penutup pintu. Pintupun terbuka dan tanpa disangka Kyuhyun tengah berdiri didepan lift menatap keduanya terkejut.

 

“Tuan Cho, maafkan saya jika saya lancang. Hanya Tuhan yang bisa mengatur kehidupan seseorang, tak ada yang bisa menghalangiNya termasuk orang tua. Mereka berkewajiban mengurus anak mereka dengan baik tapi bukan dengan mengatur masa depan bagaimana yang harus dijalankan anaknya. Jeosonghamnida” Sooyoung melenggang melewati Kyuhyun yang tertegun menatap ayahnya di dalam lift.

 

Sebuah senyum kecil, meremehkan terukir di bibir Kyuhyun. “Anyyeonghaseyo aboeji” sapa Kyuhyun sambil membungkuk kecil. Tuan Cho membenarkan dasinya yang entah kenapa terasa mencekik. “Kenapa ekspresimu begitu?” tanya Tuan Cho mencoba tenang meskipun kenyataannya beliau merasa sedikit terusik dengan senyum meremehkan Kyuhyun.

 

“Anieyo” Kyuhyun diam-diam merasa bangga pada Sooyoung yang berhasil membuat aboejinya merasa dihantam tepat dihati. “Pulanglah lebih siang hari ini. Kau harus mempersiapkan diri untuk pertunangan nanti malam” Kyuhyun berdiam diri.

 

“Sooyoung sudah memilih mundur. Diakan yang menjadi penghalangmu?” Kyuhyun mengepalkan tangannya. Mencoba untuk mengenyahkan emosi yang mendidih dikepalanya. Namja itu memilih mengabaikan ucapan aboejinya.

 

“Aboeji, kita makan di restoran Jepang disebrang jalan saja nde? Satu jam lagi aku ada janji dengan orang-orang dari Hyundai” Tuan Cho membuka mulutnya siap melontarkan kata-kata namun akhirnya ia mengatupkan lagi mulutnya dan mengangguk. “Nde, arraseo!” Ia tak menyangka Kyuhyun berwatak sekeras ini. Keturunan siapa watak ini?

 

 

Sooyoung menelungkupkan kepalanya di meja. Ia merasa pusing dan sesak. Ia tak ingin cerita cinta menyedihkan seperti ini menjadi pengalaman pertamanya. Ia tak bisa merelakan Kyuhyun begitu saja. Bukankah Kyuhyun yang bilang mereka memang seharusnya bersama?

 

“Arggh!” Sooyoung mengerang frustasi. Ia ingin lari dari kenyataan yang menyedihkan ini. Menyusul orang tuanya yang tengah tertidur tenang disurga sana. Ia lelah sendirian seperti ini.

 

“Sooyoung-sshi” Sooyoung terkesiap begitu mendengar suara memanggilnya. Sooyoung melap kasar air mata yang entah sejak kapan meluncur turun. “nde…” Song Ha Jin berdiri dengan tumpukan amplop tebal ditangannya.

 

“Ini.. ada apa? Kau nampak tak baik” Sooyoung menggeleng dan mencoba tersenyum. Yeoja cantik berwajah pucat itu akhirnya mengangguk dan meninggalkan Sooyoung. Sooyoung menatap bingung amplop ditangannya.

 

Engaged Invitation

We proudly invite you to join us to celebrate our child who decide to engaged

 

Cho Kyuhyun & Seo Joo Hyun

 

At, Cho’s ‘Olympic grand hotel’

6th September 2013 [7pm – finish]

Dresscode: White.

 

We really hope for your coming.

With love, Seo and Cho family.

 

Sooyoung membeku ditempatnya. Ia ingin sekali menangis namun ia mengeraskan hatinya untuk tidak menjadi cengeng. Cho Kyuhyun bukanlah akhir dari dunianya! Sooyoung menggumam dalam hati. Tapi tak bisa berbohong jika ia merasa sedih dan sakit.

 

Telfon Sooyoung berdering dengan sigap gadis bermarga Choi itu mengangkatnya. Ia tau, ini pasti Kyuhyun.

 

“Sooyoung-sshi bisakah kau meminta office boy membelikan kami kopi di coffe shop? Tiga espresso” Sooyoung terdiam, meremas kabel telfonnya. Astaga! Kenapa rasanya begitu menyakitkan hanya dengan mendengar nada bicara Kyuhyun yang seperti biasanya?

 

“Sooyoung-sshi!” bentak Kyuhyun karena Sooyoung tak kunjung menjawab pertanyaannya. Sooyoung terkesiap. “Nde, sajangnim!” tak jauh berbeda dengan Sooyoung, Kyuhyun bahkan meringis kecil mendengar jawaban Sooyoung yang begitu dirindukannya.

 

“Ce-pat” Sooyoung mengangguk. Merasa bodoh karena Kyuhyun tak akan dapat melihat jawabannya. “Sooyoung-sshi!”

 

“Nde! Nde, sajangnim!” Sooyoung segera menutup telfonnya dan menekan nomor yang menyambungkan ke pantry. Memesankan pesanan Kyuhyun sesuai yang dimintanya. Sekitar lima belas menit seorang namja berseragam office boy muncul dengan tiga cup kopi.

 

“Igeo…” Sooyoung menatap ngeri kearah pintu ruangan Sooyoung. “Kau saja yang mengantarnya” Sooyoung duduk kembali dikursinya, menelungkupkan kepalanya. Percuma, mencoba mengerjakan tugasnya pun ia tak bisa fokus.

 

Tak lama Sooyoung melihat pintu ruangan Kyuhyun terbuka dan Kyuhyun keluar dengan beberapa orang berseragam formal. Mereka asyik berbincang tanpa mengindahkan kehadiran Sooyoung yang menatap mereka. Kyuhyun melirik kearah Sooyoung yang langsung salah tingkah namun Kyuhyun mengacuhkannya dan kembali bebrincang. Tak lama namja-namja itu pergi menyisakan Kyuhyun disebrang meja kerja Sooyoung. Menatapnya, sendu. Sooyoung sendiri memilih menundukkan kepalanya.

 

Kyuhyun menghela nafasnya kasar. Ia sendiri tak tau apa yang harus ia lakukan saat ini. Kemarahannya semalam pada Sooyoung sudah menguap sejak lama. Sekarang ia hanya tak tau harus bagaimana bersikap pada Sooyoung.

 

“Ekhem…Sooyoung-sshi.” Sooyoung mengangkat dagunya, menatap Kyuhyun untuk pertama kalinya hari ini. “Nde, sajangnim?” suara Sooyoung terdengar begitu lirih. Menyayat-nyayat hati Kyuhyun.

 

“Bawakan.. proposal dari Hyundai, aku akan menanda tanganinya” ucap Kyuhyun ragu-ragu. Merasa bodoh karena alasannya untuk berinteraksi dengan Sooyoung terasa begitu dibuat-buat. “Nde, sajangnim” Kyuhyun mendesah lirih, Sooyoungnya terlihat sedih. Semua karenanya. Kyuhyun akhirnya memilih masuk ke ruangannya, menunggu Sooyoung membawakan apa yang dimintanya.

 

Sooyoung memegangi dadanya. Sejak kapan jantungnya berdegup segila ini? Itu hanya Cho Kyuhyun! Sajangnimmu. Lupakan kalau dia adalah kekasihmu Sooyoung-ah. Sooyoung membatin.

 

Sooyoung melangkahkan kakinya. Seketika ucapan Tuan Cho terngiang di telinganya. Sooyoung mengetuk pintu Kyuhyun, merasa tak ada jawaban Sooyoung dengan keberanian membuka pintu. Kyuhyun tengah memunggunginya, memandangi hamparan kota Seoul dari jendela kekuasaannya.

 

“Sooyoung…” Sooyoung berdegup. Suara ini, lembut. Suara Kyuhyun kekasihnya.

 

Sooyoung menduga-duga apa yang akan Kyuhyun katakan selanjutnya. Hati kecilnya berharap Kyuhyun memintanya untuk bertahan dengannya.

 

“Mana proposal yang ku inginkan?” Sooyoung refleks menatap tangannya yang kosong. Astaga kemana pikirannya!

 

“Ah! Sebentar saya ambil” Sooyoung berbalik namun tangan kekar Kyuhyun menahan langkahnya.

 

“Sooyoung, kenapa kau mundur? Apakah kau tidak mencintaiku?” Sooyoung mematung. Pertanyaan Kyuhyun begitu dingin, namun ada nada pengharapan dari ucapannya. Sooyoung menahan nafasnya.

 

“Aniyo sajangnim”

 

TBC

Gatau. Bingung. Stres. Ngebut. Typo bertebaran, cerita gaje ganyambung, alur ngacak. *efek stress sekolah* comment aja ya. Jenis comment apapund iterima!

 

 

 

 

 

 



Protected: [SERIES] Cupid Couple (Part 10-End)

$
0
0

This post is password protected. You must visit the website and enter the password to continue reading.


How To Get Password [SERIES] Cupid Couple (Part 10)

$
0
0

Annyeong readers….. Disini aku Cuma mau kasih pengumuman kalau part 10 atau part akhir dari ff Cupid Couple aku protect, seperti yang sudah aku bilang sebelumnya bahwa yang aku kasih password Cuma yang udah komen di ff cupid couple minimal 4 x dari seluruh part. Agak kejam emang sih. Tapi mau gimana lagi. Author ingin coba tegas aja buat part akhir ini.

Untuk yang mau minta password, bisa minta ke aku dengan nyebutin username yang dipakai untuk comment ke:

Facebook            : Andria Chuyleez Minoz

Twitter                 : @chuyleezluvsuju

ID Kakao Talk     : chuyleez

ID Line                  : chuyleez

Email                     : Andria Chuyleez Minoz

Yang minta password pasti aku kasih, tapi dengan syarat harus komen dulu. Karena aku pasti ngecek setiap saat. Kalau yang ga punya facebook, twitter, kakao talk, line atau email bisa juga via ponsel, tapi aku ga bisa sebarin noQ. kalian bisa tulis komentar disini, sebutin username dan nomer ponsel kalian. Nanti pasti aku balas (Tapi jangan lupa harus comment juga 4x ^^ via sms)

Bagi kalian yang ga pernah koment di setiap ff ini tapi mau dapat passwordnya, bisa kirim komentar kalian di facebook, Twitter, Kakao Talk, Line atau Email Author (Inget harus komentar min 4 kali dari keseluruhan part.) nanti pasti author kasih password’y.)

Nb : Bukan Comment double lho…

Yang udah comment 4 part tapi belum dapat password, konfirmasi ke author yah, takutnya kelewatan karena banyaknya yang minta password

Gamsahamnida…..


[SERIES] CAN WE'RE REALLY IN LOVE? PART 2

$
0
0

Reblogged from GyuYoungieBABY:

AUTHOR : @gyun_ah
TITLE : CAN WE’RE REALLY IN LOVE ?
CAST : CHO KYUHYUN, CHOI SOOYOUNG, Shim Changmin, LEE DONGHAE, IM YOONA
OTHER CAST : FIND IT BY YOUR SELF
GENRE : ROMANCE, COMEDY, DLL
RATING : TENTUIN SENDIRI ^_<
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^_^
Ai, hay....... ^_^
Author cakep balik lagi, nih...
Mianhae kemaren typo pada berserakan malah judul pake acara salah ketik segala lagi *deepbow*

Read more… 1,102 more words

[1/2] Archangel (NC17)

$
0
0

Randomize

2013 (c) Fearimaway [KyuyoungCHILD]

Art & Story

-

Cho Kyuhyun |Choi Sooyoung

No Children

Holaaa :*

Aku kembali, akhirnya dengan fanfiksi uahahaha :p

Sebenernya ini udah lamaaa banget mendem di laptop, lebih lama dr ff sebelumnya -_-

Cuman baru sempet publish sekarang.

Ini twoshot, dan mudah-mudahan gak php-in kalian lagi soalnya part 2 udah rampung juga^^

Aku proteksi karena ada ‘somethings-aren’t-suitable’ buat kultur budaya kita :p

Langsung aja yaa, jangan lupa komentar, biar aku semangat publish cepet part akhirnya :*

pw : ensifanfiksion

Click Here


Secret Service #Fanmeet

$
0
0

fanmeet

Title                     : Secret Service

Main cast :           : Cho Kyuhyun – Super Junior

Choi Sooyoung – SNSD

Other Cast           : Im Yoona – SNSD

Stephanie Hwang – SNSD

Choi Siwon – Super Junior

Lee Donghae – Super Junior

Shim Changmin – DBSK

Yunho – DBSK

Cho Ahra as Kyuhyun’s sister

Author’s note        : Atas saran salah satu reader ff ini, saya memutuskan mengadakan fan meet ini. Terimakasih untuk segala saran, kritik dan dukungan yang kalian berikan untuk ff ini. Konsep tulisan fanmeet ini juga terinspirasi dari tulisan Fanmeet BabyJung Kyrie Eleison. Enjoy!

***

(Kalian adalah para fans dan tamu undangan yang hadir di acara fan meet Secret Service ini)

Kilatan blitz kamera para wartawan langsung menyambar pandangan ketika pintu ballroom The Westin Chosun Hotel itu terbuka. Keriuhan semakin bertambah ketika sosok-sosok pemeran Secret Service bermunculan dan para fans mulai menjerit-jerit memanggil nama tokoh favorit mereka bersaingan satu sama lain.

Hanya para pemeran utama yang hadir di acara jumpa fans ini yaitu Sooyoung, Yoona, Jessica, Tiffany, Kyuhyun, Donghae, Siwon dan Changmin. Minus kehadiran Yunho DBSK yang berhalangan hadir karena ada jadwal syuting yang bertabrakan dengan acara jumpa fans ini. Beruntung teman satu grupnya, Changmin, dapat hadir kali ini.

Author dari Secret Service juga turut hadir kemudian duduk bersebelahan dengan kedua pemeran utama Secret Service yaitu Sooyoung dan Kyuhyun.

MC mulai membuka acara lalu mempersilakan satu-satu dari pemeran Secret Service untuk mulai memperkenalkan dirinya.

snsd-sooyoung-3rd-hospital-press-conference-19

Anyeonghasseo, SNSD Choi Sooyoung imnida. Bangapseumnida.” Sooyoung memperkenalkan dirinya dan disambut jerit riuh para fans. Wanita itu tersenyum malu dan beberapa kali menutupi sisi wajahnya. Kyuhyun yang duduk di sebelahnya mau tak mau terkekeh melihat Sooyoung.

“Di Secret Service, aku berperan sebagai Choi Sooyoung yaitu seorang pembunuh sekaligus agen rahasia Hoot dengan nama samaran Joker. Karakterku arogan, sombong, angkuh…hmmm, eh, bukannya aku barusan menyebut tiga kata dengan arti yang sama ya? Hehehe. Ya intinya Sooyoung ini karakter wanita kuat dan misterius.”

jxhv

Anyeonghasseo, Super Junior Kyuhyun imnida. Aku berperan sebagai Cho Kyuhyun. Dia adalah seorang remaja yang tiba-tiba menjabat sebagai ketua Hoot karena garis keturunannya. Sifatnya cenderung lemah hati dan terkadang plin plan dan tentunya sangat ingin melindungi Sooyoung.”

Saat menyebut Sooyoung, Kyuhyun sempat mengerling menggoda Sooyoung membuat Sooyoung memukul pelan bahu pria di sebelahnya itu. Para fans kontan menjerit melihat moment itu.

 page

Pasangan selanjutnya yang merupakan pemeran side-kick love story di Secret Service yaitu Yoona dan Donghae memperkenalkan diri mereka dan disambut tak kalah meriah dengan pasangan utama.

Donghae sempat protes disela perkenalan Yoona karena Yoona menyebut dirinya adalah pria dengan karakter menyebalkan dan harusnya hidup sendiri sampai akhir hayat. Tapi tentu saja itu hanya candaan antara Yoona dan Donghae yang memang terkenal paling cepat akrab saat Secret Service dimulai.

 page2

Kemudian, Siwon dan Tiffany lanjut memperkenalkan diri mereka. Siwon sempat terkekeh saat ada fans yang meneriakkan Royal Couple saat mereka berdua selesai memperkenalkan diri. Tak heran memang jika mereka disebut Royal Couple karena pada Secret Service, mereka berdua berperan sebagai semacam putra mahkota dari keluarga kaya. Belum lagi pada setiap penampilan mereka di cerita, mereka seringkali berpakaian dengan gaya chic dan elegan. Bahkan fashion endorsement untuk pakaian mereka di Secret Service tergolong lebih branded dibanding Sooyoung dan Kyuhyun membuat Kyuyoung seringkali usil berusaha memakai pakaian mereka.

Dan yang terakhir adalah pasangan pemeran antagonis yang membuat cerita Secret Service menjadi lebih seru. Ya, tepat sekali. Changmin dan Jessica.

 pahbhe

Berbeda dengan peran jahatnya di Secret Service, Changmin malah termasuk idol yang paling semangat menebar senyum pada acara jumpa fans ini. Jessica yang sejak dulu terkenal dengan image ice princess-nya juga tak kalah semangat tersenyum pada para hadirin. Meskipun mereka berdua termasuk tokoh yang paling sering dirutuki dan dimaki oleh para fans tapi tak sedikit juga yang menjadi fans mereka. Karakter mereka yang kuat membuat mereka digemari meskipun sedih juga menyadari Jessica sebenarnya adalah tokoh yang diceritakan sudah meninggal.

MC kemudian membuka sesi tanya jawab antara para fans dengan para pemeran Secret Service sementara wartawan hanya diizinkan memfoto para idol. Silakan bertanya bagi para fans!

Contoh : “@Sooyoung : Apa kau terluka saat melakukan adegan perkelahian?”

Fans diperbolehkan bertanya kepada para idol termasuk author tentang Secret Service tentang apapun. Kalian bisa menanyakan tentang behind the scene, bagian cerita terdahulu yang kalian tidak pahami maupun interaksi antar pemeran saat mereka off dari Secret Service. Namun untuk cerita part selanjutnya maupun akhir cerita tidak akan dijawab sepenuhnya, mungkin hanya sebatas spoiler tergantung pada author.

Pertanyaan kalian mungkin saja akan membuat kalian mengetahui moment para couple disini saat acara fan meet ini.

Selamat menikmati fan meet Secret Service!

(Cara bertanya : tinggalkan pertanyaan kalian di komen postingan ini, nanti pertanyaan akan dijawab oleh author)

 ***

PS : Ada yang nonton GG Tour INA disini? Kalo ada, boleh share sih. Siapa tau bisa ketemu saya nanti di MEIS ^^ hehehe

PSS :

Kayaknya pada salah paham deh ini (salahku sepertinya). Maksudnya fan meet ini, kalian adl fans yg boleh nanya skrg juga via komen kalian dg format yg udh aku cantumkan diatas itu. Nah nanti pertanyaan2 kalian akan aku jawab lgsg dan itu adalah kelanjutan dari cerita fan meet ini, bukannya akan ada part baru ttg fan meet ini. Jadi fan meet ini gak akan ada kelanjutannya kalo kalian gak ada yg nanya ttg SS sama sekali -_-” sekian, thanks…


[SERIES] THE SOMETHING WHAT I SAY WITH HAPPY ENDING PART 3

$
0
0

TITTLE : THE SOMETHING WHAT I SAY WITH “HAPPY ENDING”
AUTHOR : @gyun_ah
CAST : CHO KYUHYUN
CHOI SOOYOUNG
OTHER CAST : FIND IT BY YOUR SELF
GENRE : HURT, SAD, LITTLE HUMOR
RATE : PG 16

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ HAPPY READING ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

# SEBELUMNYA #

“Yul…”
“apa lagi? Kau ingin aku berdongeng sampai besok, hah? Sialan…”
“Yul, masuklah. Biar aku yang antar kau pulang”

*THE SOMETHING WHAT I SAY WITH HAPPY ENDING*

“jadi, sekarang kau tinggal diapertmen?”
“ani, ada sesuatu yang ingin aku bawa” balas Yuri sambil menunjukan kantungan pelastik yang saat ini ia pegang. “aku duluan ya, terima kasih atas tumpangannya” sambungnya dan akan segera keluar dari mobil Kyuhyun, namun…

PRRRAAANNNNKKKKK…….

“Suara apa itu?” tanya Kyuhyun
“jangan-jangan…” gumam Yuri lalu segera melesat masuk kedalam sumber suara yang tentunya berasal dari appartment tersebut tak lupa diikuti oleh Kyuhyun dibelakangnya. Benar saja dugaan Yuri, karena apa? Yah apa lagi kalau bukan perkelahian ani terlalu ganjil jika dibilang perkelahian, karena yang jadi pihak pemukul disini adalah sang eomma.
“Sooyoung-ah… YAK!!” teriak Yuri lalu segera mendekap bocah usia empat tahun tersebut kedalam pelukannya yang mungkin keadaanya sudah setengah(?) lebam. Kyuhyun yang melihat kejadian tersebut hanya bisa terdiam shock tepat didepan pintu appartmen tersebut.
“gwenchana ?” tanya Yuri pada Kyungie dan hanya dibalas dengan isak tangis dari Kyungie. “Yak, Sooyoung-ah, waegurae, eoh?” tanya Yuri namun yang ditanya hanya bisa terdiam membisu dengan wajah datarnya saat menatap Kyungie yang tengah terisak dalam pelukan Yuri.
“bibi… hiks.. eomma, hiks.. eomma tidak salah hiks.. Kyungie yang nakal, bi.. hiks.. jangan malahi eomma.. hiks..”
“S-Soo.. Sooyoungie..?”

DEG…

Suara itu? Itu? Suara yang begitu sangat kau rindukan, iyakan? Bukankah itu dia? Cho Kyuhyun? Kenapa ia ada disini? pertanyaan itulah yang mungkin kini tengah terbesit dalam pikiran Sooyoung, Choi Sooyoung.

“S..Sooyoungie…?” ulang orang itu lagi, Cho Kyuhyun namun masih dalam keadaan yang sama, tiada respon. Berdiam diri, mematung ditempatnya tanpa ekspresi apapun, mungkin saat ini bisa dibilang hanya raganyalah yang tinggal bediam diri disana tanpa adanya roh yang merasukinya. Tentu saja keadaanya akan disimpulkan seperti itu jika saja ia tidak menggerakan anggota tubuhnya seperti saat ini, membalikan badan dan bersikap acuh seolah tiada apa-apa yang terjadi dan pergi melangkahkan kakinya kearah dapur.
“tunggu Choi Sooyoung…”
“lepas…” walau singkat dan terkesan dingin, tapi mungkin itu membuktikan jika saat ini dia tidak bisu untuk membalas sebuah gerakan yang dilakukan lawan bicaranya yang saat ini tengah menggenggam tangannya erat.
“tidak, aku ingin bicara denganmu”
“LEPAS!!!”

GREBBBB

“Tidak, aku tidak akan melepaskanmu lagi Soo, mianhae.”

PLAKKKKK

“GA!!” teriak Sooyoung lagi dengan lancangnya tentunya setelah menampar pemuda itu sebelumnya.
“paman siapa? Paman, tolong jangan sakiti eomma ku. Jangan membuatnya marah paman kumohon.” Kurasa kau terlalu kecil untuk ikut campur dalam hal ini, Kyungie.
“GA!! GA!! GA!!!!!” amuknya lagi
“Cho Kyuhyun, kumohon sebaiknya kau pergi dulu”
“tapi Yul,”
“kumohon, kau lihat sendirikan bagaimana keadaanya” mengalah untuk sebuah kebaikan. Mungkin itu yang saat ini berada dalam benak Kyuhyun sehingga ia mengikut permintaan orang-orang yang saat ini tidak mengingini keberadaanya ditempat ini.
“hiks… hiks..hiks..hiks..hiks…”
“sudahlah Soo, dia sudah pergi.”
“hiks… hiks… Yul.. hiks.. apa yang harus.. hiks.. aku lakukan? Hiks.. hiks….”
“Sooyoungie” menenangkan diri seorang Choi Sooyoung yang kini telah tergulai lemas diatas lantai dengan mendekapnya dengan kehangatan, itu yang saat ini Yuri lakukan.
“eomma… eomma kenapa menangis? Hiks.. eomma jangan menangis.. hiks.. eomma.” Melakukan hal yang sama dengan Yuri tentunya dengan dekapan yang lebih hangat.

*~*~*~*~*~*~*~*

BLAKKKK….

“Aish.. ya, kau punya mata tidak. Soo-ah kau tidak apa-apakan?”
“je..jeongsonghamnida.. aku tak sengaja” ucap seorang yeoja, Taeyon salah seorang mahasiswa yang beruntung dengan kemampuan otaknya yang lumayan cerdas sehingga ia dapat kuliah di univeritas ini dengan beasiswanya tentunya.
“terus, dengan meminta maaf apa bisa minumanmu yang tertumpah dibajuku bisa hilang begitu saja, eoh?” perkataan yang begitu menusuk itupun akhirnya terlontar darinya, Choi Sooyoung yang cukup membuat lawan bicaranya untuk meneguk ludahnya sendiri.
“ma..maafkan aku.. akan aku besihkan” ucapnya lagi memohon sambil mengambil sapu tangan nya dan membersihkan baju Sooyoung.
“argghhh… ya!” amuk Sooyoung akhirnya sambil menjambak rambut Taeyon, sepertinya kau dalam masalah besar nona Kim Taeyon.
“akh.. ma.. maafkan aku..”
“kalian punya santapan baru, Sica-ah, Yoong-ah… dia milik kalian.” Ucapnya lagi sambil menyeret Taeyon_tentunya masih dengan menjambak rambutnya_ dan menjatuhkannya tersungkur tepat dibawah Jesica dan YoonA.
“akh….” ringisnya, Taeyon.
“Youngie-ah, jangan. Kali ini kumohon lepaskan dia”
“kau ini apa-apaan, Yul. Kenapa kau jadi membelanya” sewot Eunhyuk yang tak terima dengan ucapan Yuri barusan apa lagi ditambah saat ini ia melihat Yuri tengah berlutut dihadapan Sooyoung.
“ya, Kwon Yuri apa yang kau lakukan?” kaget Sooyoung
“kumohon, tidak untuk kali ini… jangan, kumohon.. ya, Taeyon-ssi cepat pergi dari sini”
“e-eoh?… n-ne… ghamsamnida Yuri-ssi” ucap Taeyon yang kini langsung berlari pergi menjauhi Sooyoung and the geng.
“yak, kejar…” teriak Donghae yang segera dituruti Jesica dan Yoona, namun sebelumya,
“hentikan, jangan.. jangan dikejar. Biarkan saja” perintah Sooyoung akhirnya walau dengan masih dengan nada yang sulit diucapkan, namun tak dihiraukan.
“YAK! KALIAN… APA KALIAN TIDAK DENGAR? APA KALIAN MAU AKU BUNUH, EOH?” amuk Sooyoung pada akhirnya karena merasa si acuhkan dan tentunya bila ia sudah marah, siapa yang akan berani membantah.
“Yak Yul, kau ini apa-apaan sih, eoh? Ini gara-gara kau. Aish.. sial.” ucap Jesica tak terima.
“gomawo, Soo.” Ucap Yuri tanpa mendengar perkataan tak terima oleh teman-temannya.
“aku mohon, jangan sampai kau melakukan hal seperti itu Yul, aku tak mau kau berlutut sampai seperti itu padaku.” Bisik Sooyoung pada Yuri saat mengulurkan tangannya_untuk menyuruh Yuri segera bangkit_sebelum pada akhirnya ia pergi meninggalkan tempat itu.
‘karena aku tak mau kau semakin melangkah lebih jauh, Soo. Aku hanya ingin kau kembali pada jati dirimu yang sesungguhnya, dicintai dan disukai banyak orang. Bukan seperti sekarang yang menjadi ditakuti banyak orang. Cukup penderitaan mu selama ini karena perbuatan sepupuku, aku akan melindungimu. Mengembalikanmu seperti Choi Sooyoung saat lima tahun yang lalu.’ Batinnya lalu seulas senyum simpul pun kini terukir diwajahnya.

.

.

.

FROM : Ahra-Noona
TO : Cho-Kyuhyun

“Internasional Korean Unniversity, dia bersekolah disana. Datanglah jika kau mau.”

REPLAY THIS MASSESAGE“

Internasional Korean University? Disini tempatnya?” ucap Kyuhyun yang kini tengah berada tepat dipintu gerbang universitas tersebut dan lalu mencoba untuk mengelilingi bangunan tersebut.
“apa? Dia? Lagi? Dia membully orang lagi? Dan tadi korbannya Kim Taeyon?” samar-samar Kyuhyun mendengar sebuah percakapan yang mungkin merupakan berita terhot di universitas ini.
“ne geurre,”
“ya, Sunkyu-ah. Bukannya kau juga kemarin dibully oleh kelompok mereka juga, eoh?” oh, Ternyata tentang pembullyan. Ada juga ternyata anak berandalan di universitas terkenal seperti ini. Dasar anak berandalan zaman sekarang. Batin Kyuhyun lalu segera mengambil ancang-ancang untuk melangkahkan kakinya ketika mengetahui percakapan aneh tersebut tidaklah penting baginya.
“geurreyo, akh… sampai sekarang badanku masih sakit semua. HYAAAA.. CHOI SOOYOUNG SIALAN, AKU BERSUMPAH AKAN MEMBALASMU…!!! MENENGGELAMKANMU DILAUTAN ATLANTIK, TENGGELAM BERSAMA TITANIC YANG KARAM ITU, AKU BERSUMPAH CHOI SOOYOUNG.. TUNGGU PEMBALASNKU!!!” kaki tersebut, kaki yang baru saja melangkahkan langkahnya sejauh dua langkah kini berhenti seketika ketika mendengar sebuah nama, Choi Sooyoung, sosok yang merupakan alasan utamanya datang ketempat itu tengah disebut-sebut namanya. Kini tak heran juga jika saat ini ia tengah membalikan badannya dan menghampiri ketiga yeoja yang sepertinya memiliki dendam pada sosok yang dicarinya tersebut.
“permisi, apa kalian mengenal Choi Sooyoung?” ucapnya akhirnya.
“mwo? Kau sia..?” balas yeoja berambutkan panjang nan lurus tersebut, tak lupa dengan tinggi yang semapai sehingga menambahkan kesan yang modis pada diri yeoja tersebut, namun segra saja perkataanya dipotong oleh temannya yang tentunya memiliki tubuh yang lebih pendek darinya dengan kalimat yang berapa-api.
“ne.. tentu saja, semua makhluk bahkan serangga di sekolah ini sekalipun mengenal yeoja berperawakan sok itu. Orang sombong yang selalu membully, memeras, dan suka menindas itu, siapa yang tak kenal?”
“maksudmu?” tanya Kyuhyun tak mengerti. Jelas saja jika yang dimaksudnya adalah Sooyoungnya itu sangat tidak mungkin baginya. Sooyoungnya adalah yeoja yang manis, lembut, kalem, teramat ramah, dan terlebih disukai banyak orang, sungguh tidak mungkin baginya jika Sooyoung yang dimaksudnya tergambarkan seperti monster seperti yang dikatakan yeoja berambut gonjes tersebut.
“maksudku? Hah.. yeoja sombong itu, aku berjanji akan membalasnya. Kau pikir luka-luka lebam yang saat ini ada ditubuhku ini disebabkan apa, eoh? Tentu saja ini perbuatannya bersama gengnya yang bangsat itu. Cish.. mentang-mentang ayahnya yang mendirekturi universitas ini. Mentang-mentang ayahnya adalah seorang yang sangat berpengharu dalam negeri ini, dia jadi berbuat semenah-menah seperti ini. Pokoknya aku akan membalasnya, aku bersumpah.”
“Choi Sooyoung? Dia yang melakukannya? Maksudmu Choi Sooyoung yang ini?” tanya Kyuhyun sambil menunjukan sebuah foto untuk memperjelas rasa penasarannya atas ucapan orang ini.
“geurre. Tunggu, sebenarnya kau ini siapa? Kenapa kau ingin tahu tentang Choi Sooyoung?”
“a..aku…”
“hosh…hosh…hosh… Fanny-ah.. hosh… hosh… selamat… hosh.. aku selamat..”
“kau kenapa? Dari mana saja kau? Kenapa kau seperti dikejar setan saja, eoh?” tanya sosok yang dipanggil Fanny tadi, tau lebih tepatnya Tiffany Hwang kepada sosok yang baru saja muncul sambil berlari berkeringat seperti barusan ini.
“aku.. hosh… selamat.. hosh…”
“ya, Taeyon-ah kau kenapa? Bicaralah yang jelas”
“tadi.. dia, Choi Sooyoung. Hosh.. aku pikir aku akan mati tadi. Tuhan masih mengasihaniku, Fanny-ah, Sunny-ah, Seohyun-ah…!! kalian dengar itu? Tuhan masih menyayangiku.”
“sebaiknya kau tak usah bicara, kau terlalu berbelit-belit.” Ucap Seohyun, Kwon Seohyun yang kini mungkin sudah terlalu jengkel dengan ucapan temannya yang membuatnya jadi penasaran.
“mianhae Seohyun-ah, tapi seperti kalian harus mendengar miracle yang baru saja terjadi padaku. Tadi itu tanpa sengaja aku menumpahkan minumanku kebaju Sooyoung, terus dia marah dan aku hampir dibunuh oleh gengnya itu, malah si Jesica dan Yoona sempat mengejarku. Tapi Yuri mengampuniku, dia memohon dan berlutut dihadapan Sooyoung untuk melepaskanku lalu membiarkaku pergi. Hah.. ya Tuhan, aku pikir aku akan mati tadi.”
“Yuri? Maksudmu Kwon Yuri?” potong Kyuhyun setelah ia turut serta menjadi pendengar disela-sela kegembiraan Taeyon.
“iya. Kau pikir siapa lag..? eoh kau ini siapa ya?”
“kau tahu mereka ada dimana?” bukannya menjawab pertanyaan yang di lontarkan Taeyon, Kyuhyun malah memberikan pertanyaan lagi demi memenuhi tingkat penasarannya.
“ biasanya jam seperti ini mereka sudah membolos dan mungkin di suatu club, iya mereka punya club langganan untuk didatangi, mungkin mereka kesana.”
“kau tahu clubnya ada dimana?”
“mian, aku tidak tahu.”
“maaf, sebenarnya kau siapa? Kenapa kau ingin tahu sekali? tadi soal Choi Sooyoung dan sekarang Kwon Yu…” ucap Tiffany akhirnya setelah ia bungkam cukup lama.
“terima kasih, ya. Aku pergi dulu” potong Kyuhyun lalu meninggalkan keempat yeoja itu.
“yak! dasar tidak sopan” umpat Sunkyu a.k.a Sunny.
“tapi menurutku dia sangat tampan ya, Fanny-ah apa kau juga berpikir begitu?”
“ehmmm.. lumayan, sudahlah ayo kita pergi. Sebentar lagi mata pelajaran Park Seongsangnim. Aku tak mau kita diomelin, kajja.” Balas Tiffany acuh.

.
.
.
.
.

DAR… DAK… DUM…

Demi langit dan bumi, terkutuklah kalian dasar manusia tidak tahu diri. Disaat berjuta-juta orang yang ada diluar sana berlomba untuk mengasah ilmu dan menjadi orang yang berguna bagi masa depannya, tapi tidak untuk ketujuh orang ini, sebut saja Lee Donghae, Hyukjae, Jesica, YoonA, Yuri, Changmin, dan Choi Sooyoung, orang yang lebih mementingkan untuk menghibur diri, melupakan segala yang menimpa masalah mereka dan asik menari diatas sebuah lantai berselimutkan cahaya lampu disco yang pastinya sangat menyilaukan mata, tak lupa dentuman alunan musik yang cukup keras menjadi penghias sempurna dalam acara mereka yang saat ini dilangsungkan.
“yuhu…. ini sangat asik, yak, Sooyoung-ah.. Yuri-ah.. ayo sini gabung dengan kami, tidak baik menyendiri diatas sofa seperti itu” teriak YoonA dengan lancangnya, namun seolah tidak mempedulikan panggilan yang ada, Sooyoung malah tengah asik berkutak dengan i-phone yang saat ini ada dalam genggamannya. Tak hentinya jemari lentik itu bergerak diatas layar i-phone tersebut sehingga tampaklah kini satu buah gambar yang menjadi penghias dalam memori i-phone tersebut. Wajah dua orang insan yang berbeda gender tentunya yang tengah tersenyum ria dalam posenya, memamerkan deretan gigi putihnya sambil merangkul bahu sesamanya, tak lupa juga dalam foto tersebut diberikan sebuah judul nama berhiaskan Cho KyuYoung Always & Forever. Sekilas senyuman simpul terhias dari bibirnya namun hilang saat itu juga ketika kenangan pahit sekitar lima tahun lalu kembali terbesit dalam memorinya.

.

.

.

[FLASHBACK]

‘permisi, ahjumma apa Kyuhyun ada didalam? Dia belum berangkatkan ahjumma, iyakan? Izinkan aku bertemu dengannya, kumohon ahjumma.’
‘Kyuhyun tidak ada, sebaiknya kau pergi dari sini sebelum aku mengusiru secara paksa.’
‘tapi ahjumma, ku…’

.

.

.

PLAKKKK…

‘Keluar kau dari rumah ini, dasar anak tak tahu diri. Apa yang akan dikatakan rekan-rekan bisnis appa saat tahu anaknya telah hamil diluar nikah seperti ini, hah?! Kau tahu, kau telah mencoreng nama baik keluarga.’
‘hiks… hiks… miahae appa, eomma.. hiks..’
‘Soo, eomma dan appa sangat kecewa melihatmu’
‘Choi Sooyoung, gugurkan kandunganmu atau kau tidak akan pernah sama sekali menyandang marga CHOI lagi didepan namamu’

.

.

.

.

BLARRRRRRRRRRRR………..

Sambaran kilat kini seakan menjadi pelengkap ditengah derasnya hujan pada malam itu. Seakan menjadi pelengkap juga ditengah kesedihan yang kini dilanda Sooyoung (dalam flashback).

‘ARGGGHHHHHHHHHH……….. hiks..hiks… apa yang harus aku lakukan… hiks…’ ucapnya lalu mengambil sebuah pisau dan berniat mengakhiri hidupnya sebelum pada akhirnya sebuah tangan turut campur untuk menghentikannya.
‘Yak! Soo, apa yang kau lakukan? Jangan bertindak konyol.’
‘lepaskan Yul, hiks… hiks… kenapa… hiks.. kenapa kau ikut campur.. hiks.. kau… hiks.. lebih baik hiks.. jangan sok peduli denganku.. hiks.. kau sama saja dengannya.. hiks.. hiks.. kau sama saja dengan sepupumu itu.. hiks..’
‘Soo… mianhae’ ucap sosok yang dipanggil Yuri tadi lalu mendekap hangat Sooyoung kedalam pelukannya.

[END OF FLASHBACK]

Sedetik kemudian tanpa ia sadari wajahnya pun kini telah dibasahi cairan-
cairan bening yang sukses membuat wajahnya tampil sembab. Dan tanpa ia sadari juga, entah sudah berapa botol soju yang sudah ia habisi, tak heran jika tingkat kesadarannya sudah mulai berkurang.
“cukup Soo, kau sudah terlalu banyak minum.” Sebuah tangan kekar pun kini telah sukses menggenggam tangan kurus yang hendak meneguk gelas kecil itu lagi membuat sang empunya tangan pun kini telah memberikan tatapan deathglarenya pada seorang namja yang telah lancang itu.
“lepas” ucap Sooyoung yang terdengar sangat menakutkan.
“tidak Soo, kau sudah terlalu banyak minum. Sebaiknya kita pulang saja.”
“lepas…” ucapnya lagi tanpa kehilangan kesan dingin yang terbesit dalam ucapan itu. Bukannya menghiraukan kata-kata Sooyoung, Changmin kin malah dengan lancangnya menarik tangan Sooyoung keluar dari bar itu.

PLAKKKK…

“lancang… yak.. kau tak tahu apa-apa. Jangan sok jadi pahlawan kamu. Shit,” dengusnya tak karuan lalu kembali duduk kesofa itu dengan posisi semula namun dengan sempoyongan tentunya.
“Namja pabbo… bangsat… hiks.. hiks.. kenapa kau membuat aku jadi serumit ini, eoh?.. hiks.. hiks.. Cho.. Cho.. aish.. Cho apa? Eoh.. Cho Kyuhyun.. hiks…” rancaunya kini tak jelas.
“Soo…” ucap Changmin mencoba menghentikan rancauan aneh Sooyoung namun segera ditahan oleh Yuri, sosok yang sedari tadi berdiam diri serta sangat memperhatikan Sooyoung sedari tadi itu pun kini mulai bergerak. Oke, jikapun ada satu sosok yang sama sekali tidak menyentuh minuman bangsat beralkohol itu, sosok yang paling waras tanpa mengikuti hawa nafsu, orang yang patut di sebut namanya itu ialah KWON YURI, berasa lebih tertarik memperhatikan Sooyoung yang sedari tadi meneguk minumannya dan mengeluarkan berliter-liter(?) cairan bening nan panas itu seolah membuat Yuri kenyang walau tanpa ikut menyantap minuman setan tersebut. Rancauan-rancauan aneh yang belum juga berhenti keluar dari bibir mungil Choi Sooyoung seolah membuat Yuri juga merasakan hal sama, serasa ikut merasakan penderitaan yang dialami sahabat kecilnya itu membuat hatinya pun turut serta merasakan pahitnya kesakitan itu.

“Sooyoung… keluar kau dari rumah ini, kau bahkan tidak pantas memakai marga Choi lagi dinamamu… hiks… ya, kau tak tahukan, bahkan aku tidak dianggap lagi anak oleh appa ku.. hah, Ya Cho Kyuhyun dimana kau saat aku harus melahirkan anak kita, eoh??!! Aku sendirian saat itu.. hiks.. hiks.. kau tahu tidak wajahnya sangat mirip denganmu, appanya…” rancaunya lagi tak jelas

“anak kita?” gumam Changmin dengan nada bingungnya. Tentu saja karena tidak ada yang tahu jika selama ini seorang Choi Sooyoung itu sudah mempunyai anak bahkan diluar nikah sekalipun. YoonA dan kawan-kawan yang sedari tadi asik dengan dentuman music disconya kini teralihkan begitu saja saat melihat Sooyoung yang menangis sehingga tak urung membuat mereka mendekat kearah Sooyoung untuk mgetahui penyebab pecahnya tangisan Sooyoung tersebut.

“hahaha.. hah.. tapi aku selalu memukulnya.. hiks.. hiks.. aku kejam.. hiks… eummmm… jangan laporkan aku sama polisi ne… kumohon.. hiks… hiks… oh iya, tapi aku juga pernah bilang kalau kau sudah mati saat Kyungie menanyakanmu, kau tahu aku sangat sebal melihatnya karena selalu menyakanmu makanya aku bilang kau sudah mati.. huhuhu… jangan marah ne, tapi bagaimana dong, aku sudah sempat bilang kau sudah mati terus kenapa kau kembali lagi? Akh… ini sangat membingungkan, aku pusing.. terus tidak mungkin kan kalau kau, appanya hidup kembali, pabbo itu konyol. Hahaha… hah… kenapa tak sekalian saja kau mati Cho Kyuhyun???!!! Kenapa kau kembali lagi?! Akh… kau semakin menyulitkan ku.”
“Sooyoungie, mianhae..” ucap Yuri akhirnya sambil mendekap Sooyoung, setelah menjadi pendengar setia tentunya.
“ini cerita tentang apa? Kenapa Sooyoung menangis begitu?” tanya YoonA yang bingung melihat sikap Sooyoung.
“Kyungie? Appanya? Maksudnya apa?” imbuh Jesica.
“Kyaaa… Yuri-ah, oh sahabatku, teman sehidup sematiku… hah.. kau dari mana saja? Yuri, hiks.. hanya kau yang mengerti aku.. hiks.. ah.. Yul, suruh dia mati, cepat Yul suruh sepupumu itu cepat mati supaya aku bisa tenang.”
“cukup Youngie, kau sudah terlalu mabuk. Ayo kita pulang.” Ajak Yuri pada Sooyung.
“ah, tidak…tidak..tidak.. dia sudah tahu appertmen ku, Yul. Nanti dia datang lagi. Tidak mau, aku tidak mau pulang, hiks… hiks.. hiks… Kyuhyun oppa, oppa…. hiks… K.Y.U.H.Y.U.N O.P.P.A. hehehe.. dia sangat tampat ya, cish… tapi sangat menyebalkan. Hei kalian semua… Kyuhyun itu menyebalkan!!! Kalian harus tahu CHO KYUHYUN ORANG YANG SANGAT MENYEALKAN…!!!” Teriak Sooyoung dengan liarnya lalu menaiki sofa tersebut dan menjerit diatas sofa itu.
“Ya, Sooyoung-ah. Apa yang kau lakukan?” ucap YoonA.
“Soo, hentikan. Kumohon…” ucap Yuri sambil menarik tangan Sooyoung turun.
“ah, tidak mau..” bantah Sooyoung lalu segera turun dari sofa itu dan malah beranjak pergi dari situ dan menelusuri setiap sudut bar tersebut.
“ya, Soo. Kau mau kemana, yak!!” teriak Yuri namun tak di hiraukan oleh Sooyoung.
“permisi.. kau Cho Kyuhyun? Ah bukan, kau sangat jelek… Kyuhyun tampan kau tahu? Tapi menyebalkan, walaupun begitu aku sangat mencintainya, aku tak bisa membencinya. Cish…” ucapnya dengan sembarangan sambil menarik tangan seorang namja lalu di tinggalkannya begitu saja. Yuri dkk yang melihatnya hanya bisa menganga, hanya satu yang terbesit di otaknya saat ini, Sooyoung sudah sangat mabuk ternyata. Sambil membungkuk minta maaf atas perlakuan Sooyoung, Yuri dkk tak urung mengikuti arah kemana saat ini Sooyoung berada, masih dalam bar.
“Kau Cho Kyuhyun? Hah.. tidak-tidak, kau terlalu tampan jadi Cho Kyuhyun, Kyuhyun oppa punya jerawat, kau terlalu mulus. Hahahaha…” Ucapnya lagi sambil menampar pelan pipi sanga namja dan meninggalkannya acuh.
“maafkan teman kami.. dia sedang mabuk..” ucap Donghae membungkuk dan diikuti oleh teman-temannya yang lain.
“loh… Sooyoungie dimana ya? Bukannya tadi dia masih di depan kita?” tanya Jesica saat melihat Sooyoung yang sudah hilang di depan matanya.
“mwo? Sooyoungie?” panik Yuri lalu segera mencari Sooyoung dengan perasaan bergemuruh, tentu saja Sooyoung sekarang ada dibawah pengaruh alkohol, dia tidak tahu arah dan sangat mabuk, bagaimana jika ia diculik, atau lebih parahnya di sekap di hotel dan di perkosa disana?

.

.

.

“Kyuhyun oppa, eodigayo…?! keluarlah oppa” teriak Sooyoung lagi.
“Kyuhyun oppa? Kau kah itu? Ah.. bogoshipoyo” ucapnya lalu memeluk sosok namja berkulit gelap dan sudah cukup berusia mungkin dari belakang.
“ah, ternyata bukan.. kau sudah tua, jelek pula.” Ucapnya lalu segera pergi namun segera di tahan namja berumur itu.
“dan kau sangat cantik, masih muda pula. Mau bersenang-senang denganku?” ajak namja tua itu sambil mengedipkan matanya nakal.
“uekkk… kau jelek, aku tidak selera melihatmu. Ya ahjussi tua sepertimu sebaiknya pulang saja, ini bukan tempat untuk orang tua sepertimu. Cish…”
“ya, sialan kau nona tengik.” Ujar orang itu lalu menampar Sooyoung.
“dasar bangsat. Ya borang tua, cish dasar gila… rasakan ini” ucapnya lalu memukul-mukul orang itu, namun na’as yang didapat malah orang itu kini berhasil membekap Sooyoung dengan sapu tangan yang sudah di deri obat bius tentunya. Sedetik kemudian, gelap hanya itu yang dirasakan Sooyoung serta kepala yang semakin terasa berat tentunya, jangan tanyakan tentang kepedulian orang-orang yang ada ditempat terkutuk ini jika melihat kejadian seperti ini malah sudah dianggap biasa, malah bar atau lebih tepatnya club ini malah menyediakan kamar khusus untuk orang-orang yang ingin melakukan kegilaan mereka didalam. Jadi jangan heran jika Sooyoung tidak dipedulikan orang-orang jahanam tersebut walau ia sudah akan diseret sekalipun.

TO BE CONTINUED

A.N :

Halloha…
Ada yang kangen epep ini? Ckckck.. mian jika hasilnya semakin jelek ne, tapi walau pun demikian, Ayu sangat berharap jika ada yang meninggalkan jejaknya pada karya gak jelas punya Ayu ini. Oke selamat ber RCL- ria knight


[SERIES] CAN WE’RE REALLY IN LOVE PART 3

$
0
0

APUAR U

TITLE : CAN WE’RE REALLY IN LOVE ?
CAST : CHO KYUHYUN, CHOI SOOYOUNG,Shim Changmin, LEE DONGHAE, IM YOONA
OTHER CAST : FIND IT BY YOUR SELF
GENRE : ROMANCE, COMEDY, DLL
RATING : TENTUIN SENDIRI ^_<

88888888888888888888888888888888888888888 HAPPY READING 8888888888888888888888888888888888888888888888888888

“ Eotthe, hem?” tanya YoonA pada Sooyoung, namun yang ditanya hanya bIsa menggeleng pasrah sambil mencoret tanggal pada sebuah kelender yang tergantung rapi dikamarnya “ 2bulan 27 hari lagi “ ucapnya lemah “ bagaimana ini?”
“Youngie…”
“ah, yeoja pabbo, pabbo, pabbo…..” rutuknya sambil memukul keplanya dengan bantal
“YAKK, berhentilah menyalahkan dirimu, bkan saatnya untuk berceloteh seperti itu, sebaiknya kau cari pekerjaan sana”

^_^

“kau bertemu dengannya? Eoddie?”
“ditaman kantor appaku… hem, sepertimya ia sedang kesusahan. Menurutku dia sangat menyedihkan, dimanfaatkan pacarnya sendiri, lalu dicampakan begitu saja setelah kehabisaan manisnya”
“maksudmu?”
“YAKKK, Cho Kyuhyun, sejak kapan kau jadi babbo, huh?”
“…”
“dia bercerita padaku bahwa selama ini dia dimanfaatkan oleh pacarnya sendiri akibat ya, harta kekayaan alias uang yang ia milii, di mengaku kalu ia sangat mencintai namja babbo itu, sampai-sampai surat kepemilikan rumahnya pun ia gadaikan demi kebutuhan sang pacar, dan dia sekarang sedang mencari pekerjaan untuk menebus sertifikat rumahnya ang katanya kurang lebih 2 bulan lagi akan ditagih”
“terus, apa hubungannya denganku, lagiaan kenapa juga kau membicarakannya, YAK, Lee Donghae, apa kau sadar kalu kau sudah mendongeng selama 20 menit dipagi hari ini?” ucap Kyuhyun sambil menunjukan hpnya yag sedang merekam waktu menggunakan stopwatch
“ya, kurang kerjaan sekali kau, Kyu” ucap Donghae, namun tak dipedulikan Kyuhyun ia pun lagsung beranjak dari tempatnya dan menuju kantor tempat iabekerja

^_^ @ ROAD

#SOOYOUNG POV

Hua… gimana ini? Tuhan tolonglah hambaMu ini. Semoga saja perusahaan yang satu ini mau menerima ku untuk bekerja karena hanya itu tempat terakhiru
TING…
Lampu hijau yang menandakan untuk pejalan kaki untuk segera menyebramg pun berbunyi, akupun segera melewatinya dengan kangkah gontai tanpa sadar kalu lampunya telah beralih warna menjadi merah
TIN….TIN….
Omo, mati aku…aku tak sadar kalu sekarang didepanku ada mobil putih sedan yang melaju cukup kencang, aku ingin beranjak pergi, namun seketika kaki jadi lema dan sulit digerakan
“ARRRRGHHHH…..” Teriaku, omo… pasti aku sudah ada disurga sekarang, tapi kok tak terasa sakit sama sekali ya? Kuberanikan diriku untuk mmbuka mataku untuk melihat sang pemilik mobil
“YAKKKK!!!” semburnya
“ jeongsomnida, jeongsomnida…” ucapaku dan mencoba mengangkat wajah ku untuk melihat wajahnya
“ NEO….!!!???” kompak kami
“aish…kau lagi ternyata. Yak!!! Kau ini memang aneh atau kau memang punya hobby untuk dilanggar ya? Kau sudah bosan hidup?”
“ah, mianhamnida” ucapku menunduk lalu meninggalkannya. Sempat terdengar olehku kalu ia sedang menggerutu kesal sambil mengataiku “ANEH”, mwo? Kejam sekali.

@_@

“mianhamnida, tapi dari hasil yang kami lihat, sepertinya anda belum punya pengalaman kerja”
“ta…tapi, tolonglah, aku sangat membutuhkan pekerjaan ini,”
“mianhamnida…” ucapnya lagi lalu pergi meninggalkan ku, eotthoke. Lalu aku pun pergi meninggalkan perusahaan itu dengan langkah gontai sambil menunduk psarah

BRUKKKK

“Ah, jeongsomnida…jeongsomnida…” ucapku masih dengan tertunduk
“neo?!” ucapnya, wae? Lalu aku pun mengangkat wajahku
“ah, k-kau?” ucapku sama terkejutnya
“sedang apa kau disini?”
“biasa, sedang mengemis pekerjaan, Donghae-sii, hehehe…”
“trus?”
“tidak diterima. Hehehe…”
“waeyo? Padahal kan disini memang butuh karayawan”
“hem…entahlah, katanya aku belum punya pengalaman kerja, mereka hanya butuh orang yang sudah erpengalaman, kau kenapa ada disini?”
“eoh.. ini perusahaan noonanya temanku”
“eoh…”
“hem… coba sini aku lihat berkas milikmu”
“n..nde? o…oh.. ini” ucapku
“nilai mu semuanya bagus-bagus, terus kenapa tak diterima, ya? Hem… begini saja, berkas mu biar aku yang urus, aku akn mencoba untuk mebantumu mengurusnya, siapa tahu kalu aku yang bilang sama Ahra noona, jadi ditrima”
“jinjja? Jeongmal? Tunggu dulu, Ahra? Nugu?”
“ oh, dia adalah Direktur disini, dia baru pulang dari Amerika, selama ini yang megang kendali disini adalah adiknya, wakil direktur disini, hem… dia juga punya perusahaan sendiri jadi dia jarang memperlihatkan dirinya disini dan malah aku yang disuruhnya mengurus perusahaan ini selama noonanya masih diluar negeri” ucapnya panjang lebar.
“hem… boleh aku meminta nomor ponselmu? Agar aku bisa mengabarimu nantinya” lanjutnya lagi
“ah, tentu…” lalu kami saling menukar nomor ponsel
“ Donghae-sii, gomawo.. jeongmal gomawoyo”

^_^ @ 18:00 KST

TIN-TONG…

“Ne, tunggu sebentar” teriaku ketika mendengar bel rumah ku berbunyi

CEKLEK

“mwo? YoonA? Tumben sekali kau, tumben sekali kau datang berkunjung malam-malam begini, waeyo?”
“Soo, malam ini aku tidur disini, ya… papa mamaku mendadak pergi ke luar kota untuk bebberapa saat, jadi aku tak punya teman dirumah”
“oh, yasudah… ayo masuk” ucapku lalu mengajak YonnA masuk kerumah dan duduk disofa,
“oh, ya Soo, bagaimana, apa kau sudah dapat pekerjaan?”
“masih dalam proses”
“maksudmu?”
“begini, aku punya teman disana, memang baru kenal sih. Dia mengatakan akan membantuku mendapt pekerjaan disana, dan ia bilang akan menelpon ku, jika…”

DDDRRRTTT…DDDRRRTTT…

“Yeoboseo?, ne?? Jeongmal? Jeongmal, jeongmal, jeongmal? Ah… gomawo, gomawo… OK”

KLIK…

“Ah… YoonA…umachhh, umachhh, umachh..” teriaku sambil memeluk serta mencium pipi YoonA sangking gembiranya aku saat ini
“YAKK!!, waeyo?”
“Yoong, tadi itu temanku yang kuceritakan barusan, katanya aku sudah bisa bekerja disana mulai besok? huaaaa” teriaku lalu bergegas pergi
“ Yak! Mau kemana?”
“ dia ingin mengajak ku bertemu sekarang, sebagai wujud terima kasihku aku harus mentraktirnya”
“IKUTTTT”
“MWO?”

^_^

Aish, menyebalkan, kenapa juga dia harus ikut? Aish, kalu begitu biaya nya kan nanti semakin mahal, sialan. Sesampainya temapat yang dijanjikan, aku segera mengedarkan pandanganku untuk mencari sosok Lee Donghae.
“Soo, disini” ah, itu dia
“maaf aku agak telat, sudah lama menunggu?”
“ani, baru saja”
“oh, ya. Perkenalkan, ini temanku,
“Annyeonghaseo, Im YoonA imnida “ ucap yoonA memperkenalakan diri”
“Lee Donghae, imnida”

~~~~~~~~~~~~~ AUTHOR POV~~~~~~~~~~~~~~~

“ Ehm, jadi kau yang telah menolong Youngie, ya. Gomawo” ucap YoonA pada Donghae, yang diajak bicara malah hanya diam cuek. ‘cih, sombong sekali’ batinya
“ ehm, oh ya, Soo, kalau boleh tahu kau lulusan universitas mana?” tanya Donghae
“eoh? Minyu Universitas of Gwangjju ( # auhor ngarang )
“wah, itukan universitas yang lumayan terkenal, hebat juga kau bisa masuk kesana”
“hemmm, aku tak kalAh hebatya, loh.. aku juga sekolah disana, malah hampir setiap semester aku selalu dapat pringkat kelas, selalu masuk 5 besar” ucap YoonA pamer namun Donghae hanya diam, cuek, dan tak acuh akan ucapan YoonA. Hanya menanggapi dengan tatapan dingin dari Donghae. ‘ yeoja ini, aish… ikut campur saja urusan orang, tak bisakah dia diam dan tak ikut campur dalam urusan orang lain, over pd sekali dari tadi’ batin Donghae
‘aish… namja ini kenapa sangat sombong, ya? Cuek, dingin, ah pokoknya dia sangat aneh, setiap aku bicara tak pernah ia tanggapi. Walau tanpa membalas perkataanku setidaknya ia kan bisa menganggap ku ada sebagai sosok manusia disini walau hanya dengan senyuman? Bukan dengan tatapan dingin seperti itu, memangnya apa yang salah dariku?’ batin YoonA dan membalas tatapan dingin darinya. Akhirnya seketika itu pun aksi tatap-tatapan pun dimulai. Dan mungkin hanya orang yang beriman yang bisa melihat bahwa adanya cetaran halilintar yang menjadi perantara aksi tatap-tatapan itu. Nah berhubung author merupakan orang yang dengan tingkat religius tinggi, author pun dapat melihat cetaran itu, hem… kira-kira warnanya, merah + biru, gitu deh… ayo, readers yang beriman tinggi kayak author, # ngajak kumpul bareng mama dedeh * PLAK #, kalau udah baca, kasih tahu author ya, cetaran yang reader lihat itu warna nya apa? Kalau gak ada balasan, berarti pada gak beriman semua nih, imanya lari kepikiran yadong semua # Dicekik sama Readers…(NB: kok jadi cerita tentang iman, gitu ya? Emang mau berangkat ke pengajian, ya?), *Maklum, authornya lagi saraf…*

#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#

“ Annyeonghaseo…” sapa Sooyoung ramah ramah pada setiap karyawan yang lewat dikoridor. Ya saat ini gadis itu telah diterima bekerja disebuah persahaan, yang lebih mengejutkannya lagi padahal ia baru saja lulus dari sebuah universitas namun telah berhasil ditempatkan sebagai sekretaris pribadi wakil direktur perusahaan tersebut.
“Annyeong sajangnim” ucapnya lagi ramah pada seorang yeoja yang ia kenali sebagai direktur perusahaan itu yang saat itu sedang lewat dikoridor.
“Oh, Annyeong Sooyoung, ehm apa kau sudah lihat ruanganmu?”
“ah, belum Sajangnim, baru saja aku ingin kesitu”
“oh, yasudah kalau begitu selamat bekerja”
“ ne sajangnim “

^_^

SOOYOUNG POV

“baiklah, kalau begitu mari kita selesaikan ini Sooyoung, HWAITING…” semangatku, banyak juga berkas-berkasnya jadi aku harus serius HWAITING…
CEKLEK….
Tiba-tiba saja pintu ruangan ini terbuka, sepertinya wakil direktur nya sudah datang
“Annyeong, sajang…” ucapku terpotong saat mengetahui sang durektur adalah…
“NEO?!” Serempak kami
“apa yang kau lakukan disini?” tanyaku
“ aku wakil direktur perusahaan ini, kau ?”
“ha? Kalau begitu aku berarti sekretaris barumu disini” ucapku ragu
“oh, jadi ini yang dikatakan Ahra noona” gumamnya
“ ah, waktu itu, terimakasih ya sudah menolong ku” ucapaku namun tak ditanggapi olehnya, ‘cih, sepertinya ia adalah tipe orang yan sombong’ batinku

^o^

“ hei , kau… hari ini aku ada rapat penting, jadi aku minta kau agar mengerjakan berkas-berkas ini semua”
“mmm? Tapi setahu ku kan, hari ini tak ada rapat?” gumamku pelan namun aku malah dapat balasan berupa tatapan tajam darinya
“ah… mi-mianhamnida, ak- aku lupa kalau kau juga punya satu perusahaan lain” ucapku ragu namun ia malah mengkerutkan keningnya dan semakin mempertajam penglihatannya
“ah, i-itu teman anda Donghae yang mengatakanya, dan anda disini hanya…” nmun pandangan matanya semakin sinis saja, aishhh, pabbo… kau lancang sekali Soo.
“aish… ma-maaf sajangnim kalau saya sudah lancang, aish… jeongsemnida….” sesalku lalu kembali mengerjakan tugas-tugasku
“sepertinya, kau punya kebiasaa yang buruk, kepribadianmu sangat jelek, pantas saja pacarmu meninggalkanmu…” sinisnya
“MWO?!”
“sepertinya kau harus masuk les privat kursus tatakrama sebelum pada akhirnya semua orang menunggalkan mu”
“MWO?!”
“Tidak salah rupanya pacar da sahabatmu meninggalkan mu, sekarang, aku tahu alasanya”
“YAK!, kau tak tahu apa-apa tentang kehidupanku, jadi jangan seenaknya kalu kau berbicara”
“dan demikianya pun kau, kata-katamu barusan itu seharusnya aku yang ucapkan”
“YAK!!”
“Sudahlah, kalAu berdebat terus dengan mu aku bisa terlambat nanti, oh iya saranku tadi pertimbangkanlah. Jika kau belum menemukan guru privat, atau kau tak punya uang untuk membayar gajinya, aku bersedia membantumu, aku pergi dulu.” Ucapanya lalu pergi dan meninggalkan aku yang masih tercengang bodoh membantu melihat sifatnya itu. Sekarang aku baru tahu sifat aslinya, bahwa dia itu sangat sombong, menyebalakan. Dingin, pokoknya… ARGHHH, sialan apa mungkin aku bisa bertahan satu ruangan dengan orang seperti itu? OMG, please HELP ME…

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

VICTORIA POV

‘You Have 1 New Mesessage ‘

From : Changmin nae sarang namja
‘chagiya, eodiga?’
“ Oppa, mau apa di mengsms ku begitu?” gumamku

‘You Have 1 New Mesessage ‘

From : Changmin nae sarang namja
‘chagia, ayolah jangan ngambek begitu tolong lah katakan pada oppa, kau sekarang ada dimana, ku mohon kembali lah pada oppa’

TESSS

Seketika itu pun tampa aku sadari, ternyata air mataku sudah turun. Oppa bogoshippoyo, namun aku harus bagaimana oppa, aku sangat mencintaimu, tapi rasa benciku pada Sooyoung saat ini jauh lebih besar dari apapun. Oppa maaf kan aku karena aku sudaah memanfaatkan mu untuk aksi balas dendamku, dan mungkin sepulang ku dari China, aku akan lebih sering lagi memanfaatkanmu, oppa., mianhae. Sooyoung, lihatlah nanti aku tak akan membiarkanmu hidup dengan tenang, camkan itu Choi Sooyoung.

@ SUNDAY

Minggu, adalah hariyang sangat dinanti-nantikan oleh seorang Choi Sooyoung. Tiada pekerjaan yang ada hanya ada hari dimana untuk bermalas-malasan.
“SOOYOUNG…CHOI SOOYOUNG!!” Teriak seorang yeoja dari depan pintu rumah Sooyoung. Siapa lagi kalau bukan YoonA, namun tiada respon yang diberikan Sooyoung, dan kini tinggallah YoonA yang tampak sudah mendengus kesal, pasalnya, sudah lebih dari 5 menit ia mengetuk pintu, sambil memencet bel namun tiada tanggapan yang diberikan.
“aish… diamana sih dia? Menyebalakan, pasti dia masih tidur…” kesalnya lalu melirik jam tangan miliknya yang melekat indah pada pergelangan tangannya. “ aish… sudah jam 9, apa benar dia masih tidur?” umpatnya.” Oh iya, babboya yeoja, kenapa aku lupa? Akukan punya kunci cadangannya, aish… pabbo” gerutunya lagi lalu merogoh tasnya dan….
“YAKKK!!! Pabbo, ireona…IREONA….. Ini sudah pukul 9, yakkk!” teriaknya pada telinga Sooyoung setelah berhasil masuk kedalam rumah tersebut dan menemukan Sooyoung yang masih tergeletak diatas kasurnya, namun dihadiahi lemaparan bantal dari sang empunya kamar karena telah merasa diganggu
BLUK…
“ Apa-apaan sih kau ini, Yoong, kau menggangu saja” ucapnya setengah lalu mengganti posisinya jadi duduk
“bagus, akhirnya kau bangun juga” ucapnya senang, namun Sooyoung kembali tidur
“YAK! Choi Sooyoung, IREONA… PALLI IREONA…”
“BERISIK…”
“Hah, ya sudah kalau kau tidak mau bangun, hem.. sayang ya, padahal aku tadi mau mengajak mu untuk shoping, papa aku baru pulang dari tugas nya”
“hem.. ya, pergilah. Lagian aku tak punya uang untuk shoping sepertimu”
“ha? Jinjja? Makasih ya, Soo. Padahal papa aku juga memberimu vocher belanja sepuasnya sama sepertiku, tapi malah kau tolak. Berarti aku bisa belanja dengan puas hari ini, yey… oh iya, aku dengar-dengar hari ini barang-barang mewah di toko langganan kita biasanya mengimpor barang-barang baru, wah… aku tak bisa bayangkan jika nanti aku memakai semua barang mewah itu, sementara yang lain pasti tidak bisa. Hah.. pasti teman-tmanku pada iri semua, ah… jeongmal gomawoyo Soo, kalau begitu aku pergi dulu, ne… see you”
“YAKKK!! Changkaman, mau kau kemana kan uang ku? Tu…tunggu sebentar, aku mau mandi dulu, changkaman, ok? Habis itu baru kita shoping, aku dengar produk-produk bermerk tinggi hari ini diimpor semua, changkaman, ok? Hehehehehe” ucapnya antusias lalu menghambur kekamar mandi
“cish…”

^_^ SOOYOUNG POV

“hoa… aku sudah lelah, belanjaan kita juga sudah banyak. Yak, kita makan saja, yuk. Aku sudah lapar”
“okay, aku juga sudah lapar sekali” balasku lalu kami memasukan belajaan kami ke bagasi mobil, lalu kami pergi kesebuah…
“resatarant jepang? Bagaimana? Kita kesana ya, aku sudah lama tidak makan masakan jepang” ucapku
“cish, seminggu yabg lalu nggak makan, dibilang lama? Arra” ucapnya walaupu empat ku dengar ia mencibir

^_^ @ JAPAN RESTAURANT

Ok, kami telah sampai di restaurant ini, kami pun segera mencari meja kosong, setelah dapat kami pun segera memesan pesanan kami pada seorang pelayan. Setelah selesai mencatat pesanan kami, pelayan itu pun segera pergi. Lalu aku sempat mendengar bunyi lonceng petanda ada orang yang sedang masuk ataupun keluar restaurant ini, sekilas aku melihat kearah pintu. Dan aku sangat kaget setelah mengetahui siapa yang datang. Segera aku mengambil tasku dan menutupi wajahku dengan tasku. Ku lihat, YoonA sedang melakukan hal yang sama, ANEH?
“Waegurre?” bisikku
“a… ah? Ti..tid..”
“Sooyoung” nde? Lalu aku segera mengangakat wajah ku melihat sang pemilik suara. Ah, sudah kuduga, dia… Donghae, tapi tidak sendiri. Dia bersama seorang yang sedari tadi aku coba bersembunyi darinya tadi_Cho Kyuhyun. Aku baru saja tahu namanya saat tanpa sengaja melihat plat namanya yang lengket pada meja kerjanya
“ah.. Donghae-ssi, Sa…sajangnim…a.. annyeong?” sapaku ragu pada namja kejam itu_Tuan Cho, namun tak di hiraukannya, ia malah berpaling menatap, YoonA?
“KAU?!” Ucapnya pada YoonA. WAEYO?
“Hahaha… kita ketemu lagi, Annyeiong?!” lagi? Maksud YoonA apa dengan kata-kata lagi? Mereka pernah bertemu sebelumnya? MENCURIGAKAN…

~ CUT

TRINGGG…………. (?)
Hahahahaha…*saraf*
Ayu muncul secara tiba-tiba, ya? Ada yang kaget nggak? # Read: pd amet lo thor, kagak ada yang kaget tahu #
Ha… Ayu muncul hanya sekedar mau berpidato (?) Singkat, cuman mau bilang :

KEEP R.C.L, WWWWWOOOOOOOOOOOOOOOOOOIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
# Bush…*ngilang di tiup angin#
G A J E -_-“



[Twoshoot] Love Or Pleasure 2/2

$
0
0

Title: Love or Pleasure

Author: @dinaalifa

Cast:

  • Choi Sooyoung
  • Cho Kyuhyun
  • Choi Siwon
  • Seohyun

Rating: PG 15

Genre: Romance, Sad

Length: Twoshoot

Sorry for the typo, or the weird story

Happy Reading :D

Older post:

Love or Pleasure

Author pov

Sooyoung kembali mendudukkan tubuhnya pada sofa apartemennya dengan membawa sebaskom air dingin lengkap dengan perban dan juga obat merahnya. Dia meringis sendiri ketika obat merah yang ia teteskan pada luka di kedua tulang tempurungnya mengakibatkan rasa perih yang luar biasa. “Ini benar-benar sakit. Kyuhyun memang menyebalkan!” Gerutunya dengan menahan rasa perih. Sooyoung kini telah selesai meneteskan obat merah di seluruh permukaan lukanya. Benar-benar sakit, itu yang ia rasakan hingga tak berani menutup lukanya dengan perban. Biarlah seperti ini saja, setidaknya dengan terkena angin lukanya akan segera mengering, pikirnya.

Gadis itu kini hanya terdiam, sesekali dia meringis sendiri tatkala lukanya itu dengan tak sengaja tersentuh sesuatu. Getaran dari ponsel yang sedari tadi dikantunginya kini membuatnya sedikit terusik. Dengan pelan dia mengambil ponsel dan buru-buru membuka pesan masuk tersebut. Matanya terbelalak ketika membaca isi pesan yang dikirim oleh ayahnya itu.

“Selalu saja memaksakan kehendak sendiri” Desisnya kesal dan meletakkan kembali ponsel itu kesembarang tempat. Sooyoung menyandarkan bahunya pada sandaran sofa. Tubuhnya sedikit terperosot kebawah. Matanya kini mulai terpejam, seolah menikmati ketenangan yang dibuatnya ini. Sepuluh menit sudah waktu terbuang percuma oleh gadis itu hanya dengan tidur-tiduran tak jelas. Untung saja kuliahnya sedang libur semester jadi ia tak perlu bersusah payah berangkat ke kampusnya dengan keadaan pikirannya yang kacau seperti ini. “Ck. Baiklah, untuk kali ini aku akan mengikuti appa datang ke Busan. Setidaknya aku harus mencari hiburan disana. Ya, itu harus!” Dia mengambil kesimpulan sendiri kemudian ia beranjak bangun dari sofanya.

***

Kyuhyun kembali melakukan kencannya bersama Seohyun seperti biasa. Dua hari lagi, kencan ini akan selesai. Ada perasaan sedih dihati Kyuhyun karena dengan berakhirnya kencan itu, otomatis juga hubungan mereka berdua yang sedekat ini mungkin akan kembali merenggang. Namun selain itu, Kyuhyun juga merasa lega bisa menyelesaikannya dengan baik. Jika kencan ini berakhir maka ia tak akan lagi terlalu direpotkan dengan Seohyun yang tuntutannya melebihi Sooyoung dan juga ia akan kembali lagi bekerja di perusahaan ayahnya. Meskipun bekerja membuatnya penat namun entah mengapa jika ia tak melakukannya sehari saja itu membuatnya rindu. Sama hal nya dengan Seohyun, sebesar apapun dia menyukai sosok idol itu tetapi ada sisi negatifnya juga yang Kyuhyun tak suka. Terutama sifat kekanakannya.

Kyuhyun memusatkan konsentrasinya pada layar ponselnya yang lebar. Berulang kali sekretarisnya mengirimkan dokumen padanya lewat e-mail karena sudah lima hari ini ia tak datang kekantor. Sedikit rugi juga, apalagi posisinya bukanlah pegawai rendahan yang bisa ambil cuti kapan saja. Dia adalah pewaris tunggal perusahaan ayahnya.

“Oppa ayo jalan-jalan. Jangan terlalu fokus dengan ponselmu dan melupakanku” Seohyun tiba-tiba menarik tangan kanannya yang masih ia gunakan untuk mengetik balasan pada sekretarisnya dengan kasar hingga hampir saja Kyuhyun menjatuhkan ponsel yang kini masih digenggamnya kuat. Lelaki itu melirik Seohyun datar, menahan sekuat tenaga emosinya yang hampir saja meledak. Tak peduli dia artis idolanya, pacarnya, atau bahkan orang tuanya, Kyuhyun akan cepat marah jika seseorang menganggunya ketika sedang melakukan aktivitas kerja.

“Kau mau kemana? Kau bermain dulu nanti aku menyusul. Ada pekerjaan yang harus segera kukerjakan dan ini mendadak!” Kyuhyun berusaha sabar ketika mengatakannya. Kenyataannya, sepelan apapun atau sekasar apapun ia menolak Seohyun, gadis akan terus memaksanya. “Apakah aku bisa membantu-“. “Tidak perlu” Potong Kyuhyun cepat yang membuat gadis itu cemberut. Seohyun tak kehabisan akal untuk menarik perhatian Kyuhyun, kini ia mulai mendudukkan dirinya kesamping Kyuhyun dan perlahan menghimpitnya. Kyuhyun masih sepenuhnya terfokus pada apa yang masih ia kerjakan, Seohyun melirik layar ponselnya penasaran. Dia bahkan tak tahu apa yang sedang Kyuhyun lakukan dengan ponselnya itu.

Cepat-cepat Seohyun merampas ponsel itu dari tangan Kyuhyun dan langsung menyentuhkan jarinya beberapa kali. Kyuhyun menatapnya garang dan penuh amarah. “Ya! Apa yang kau lakukan? Kembalikan ponselku” Teriaknya seperti orang kesetanan. Seohyun mengerucutkan bibirnya dan mengembalikan ponsel itu kepada Kyuhyun. Bola mata Kyuhyun membulat sempurna mengetahui apa yang baru saja dilakukan oleh Seohyun. “Kau menghapus kiriman itu eoh?” Tanyanya yang terkesan seperti bentakan. Seohyun memasang wajah tanpa bersalahnya dan memandang Kyuhyun dengan senyumannya itu. “Aku tak melakukan apa-apa” Jawabnya dengan tampang polos. Kyuhyun berdecak kesal, berkali-kali ia menggertakkan giginya kesal. “Gara-gara kau sekretarisku harus mengirimnya lagi” Ucapnya kesal kemudian berjalan meninggalkan Seohyun sendiri.

“Kau memarahiku dan membela sekretarismu itu oppa? Memangnya secantik apa dia hingga kau benar-benar membelanya mati-matian” Seohyun meledak seketika. Dia berlari mendekati Kyuhyun dan berusaha mendapatkan penjelasan darinya. “Kau salah dan dia benar. Seharusnya kau tahu siapa yang berhak untuk kubela. Dan lagi, sekretarisku itu namja” Kyuhyun mengucapkannya dengan penuh penekanan dan akhirnya kini ia benar-benar pergi meninggalkan Seohyun.

***

Kyuhyun pov

Kulangkahkan kaki ku kasar menuju parkiran mobil. Jarak dari sungai Han dengan mobilku memang sedikit jauh. Terlebih aku berjalan dengan keadaanku yang sedang marah. Aku memasuki mobilku dengan kesal dan sedikit bernafas lega. Hingga beberapa menit kemudian aku masih menunggu Seohyun untuk datang namun nihil, dia lama sekali berjalannya! Dengan emosi yang benar-benar memuncak akhirnya aku keluar dari mobilku dan menutup pintunya dengan sedikit gebrakan. “Ya! Cepat kesini” Teriakku padanya ketika kudapati Seohyun masih duduk di bangku yang sama dengan tadi. Samar-samar kulihat dia menggelengkan kepalanya. Aku menggeram kesal, mau tak mau akulah yang harus datang padanya. “Cepatlah kemari” Teriakku dengan kesal. “Oppa yang datang kesini. Aku marah dengan oppa” Aku memutar bola mataku tak percaya. Apa yang dia katakan? Dia marah denganku? Memang apa yang kulakukan, harusnya aku yang marah dengannya bukan sebaliknya! Benar-benar artis aneh, bagaimana bisa aku begitu mengidolakannya.

“Kau mempermainkanku eoh?” Tanyaku dengan kontrol suara yang sebisa mungkin kubuat tenang. Dia terlihat menyengir dengan tampang tak bersalahnya itu. Aku menghela nafasku dalam, ternyata apa yang kufikirkan salah. Tidak selamanya Sooyoung lebih rendah dibanding Seohyun. Aku jadi merindukan sosoknya yang hangat itu. Aish, sudahlah Cho Kyuhyun! Kau tak mungkin menjilat ludahmu sendiri. “Cepat pulang” Ucapku dan segera menarik tangannya.

***

Sooyoung pov

Aku sudah sampai di bandara penerbangan Busan. Sampai saat ini aku belum menemukan siluet tubuh orang tuaku. Jinjja! Mereka berdua membohongiku lagi. Aku hanya berdiri terdiam sembari menilik setiap orang yang memiliki postur tubuh yang hampir sama dengan appa maupun eomma ku. Setelah yakin jika mereka tak datang akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Sendiri pun aku juga sudah hafal dengan jalanan Busan. “Tunggu dulu nona” Seru seseorang sembari menahan lenganku. Aku menatapnya ragu, merasa tak kenal dengannya. “Apakah kau Choi Sooyoung?” Aku mengangguk ragu pada namja tinggi kekar didepanku. Namja itu terlihat tersenyum dan menampakkan kedua lesung pipi nya yang benar-benar manis. “Aku Choi Siwon. Ayahmu menyuruhku untuk menjemputmu” Jelasnya kemudian ia mulai mengambil alih seluruh tas yang sedari tadi kupegang. Dia ini siapa, apakah dia salah satu dari keluargaku? Dia memiliki marga yang sama dengan keluargaku tetapi mengapa justru ia bertindak seperti pembantu. Tidak mungkin ayah mempekerjakan pegawai setampan ini.

“Ehm, maaf, bolehkah aku tahu.. kau itu siapa?” Tanyaku ragu. Dia terlihat menatapku kemudian ia kembali tersenyum. “Aku anak teman kolega bisnis ayahmu” Jawabnya pendek dan membuatku tersenyum kikuk. Benar-benar bodoh hingga aku mendapatkan kesimpulan seperti itu, tidak mungkin juga pelayan setampan dan senecis ini.

Kami berdua kini telah sampai dirumah warisan kakekku yang kini juga telah ditinggali kedua orang tuaku. Sebenarnya keluargaku memiliki sebuah perusahaan konstruksi, tetapi itu ada di Seoul bukan disini. Kedua orang tuaku tinggal disini hanya semata-mata untuk liburan dan juga untuk meninggali rumah wasiat yang telah diwanti-wantikan oleh kakekku untuk ditinggali.

“Kau susah sekali dibujuk untuk datang kesini. Apakah kau tak merindukan keluarga kecilmu ini eoh?” Eommaku langsung saja menyemprotku dengan protesnya. Aku mendengus menatapnya. “Aku malas untuk kesini. Eomma tahu sendiri jika aku kurang menyukai perjalanan” Ucapku beralasan. Kini giliran eomma yang mendengus kemudian memelukku erat. Aku tersenyum dibalik pelukannya. Aku benar-benar rindu dengan kalian semua.

“Kau sudah berkenalan dengannya Soo?” Tanya appa dengan menunjuk Siwon yang masih berdiri disampingku. Aku mengangguk pelan dan tersenyum kearah Siwon. “Dia ini anak teman appa. Dia tampan bukan?” Appa bertanya lagi dengan sedikit terkikik. Aku sedikit malu untuk menjawabnya, appa ini benar-benar. “Eomma harap kalian bisa kenal lebih dekat lagi” Sahut eomma tiba-tiba. Aku memandang mereka ragu, sedikit aneh dengan maksud pembicaraan eomma. Atau jangan-jangan..

“Eomma tak akan menjodohkanmu dengannya Soo. Eomma dan appa mu tahu bagaimana hubunganmu dengan Kyuhyun” Ucap eomma lagi seolah mengerti apa yang sedang kupikirkan. Aku kembali murung. Seandainya saja mereka berdua tahu jika aku sudah putus dengannya dan jika saja mereka tahu bagaimana perlakuan Kyuhyun akhir-akhir ini padaku. Kulirik Siwon sebentar, dia terlihat menunduk dengan ekspresi diamnya.

***

Author pov

Sooyoung mendesak orang tuanya untuk pergi mengajaknya berkeliling Busan. Hiburan. Itulah alasannya untuk mengajak mereka. Sooyoung masih merahasiakan berakhirnya hubungannya dengan Kyuhyun. Dia tahu, orang tuanya pasti akan kecewa sekali dengan namja itu dan dia dapat menebaknya dengan pasti jika orang tuanya itu juga akan menghujat Kyuhyun. Meskipun dia sendiri kecewa dengan sikapnya namun ia tetap tak tega melihat lelaki itu mendapat masalah.

“Untuk apa mereka memaksaku kesini jika tak ada yang mau kuajak pergi” Sooyoung menggerutu kesal. Dia kini berada di pinggi taman rumahnya. Siwon tiba-tiba datang menghampirinya, bermaksud mengajaknya untuk jalan-jalan. “Maafkan aku, orang tuamu memaksamu datang kesini juga karenaku- lebih tepatnya karena keinginan appaku” Ucapnya membuat Sooyoung sedikit tersentak. Sooyoung menatap lelaki tampan itu penuh tanya, dia sama sekali tak mengerti apa yang dimaksudkan Siwon.

“Kakak perempuanku menikah dan ayahku membuatkan resepsi yang menurutnya sangat megah. Sudah cukup lama appaku mengenal keluargamu, appa ku ingin sekali melihat wajah dari putri keluargamu. Mungkin saja orang tuamu memaksamu kesini untuk mengajakmu menghadiri resepsi noonaku. Atas nama ayahku, aku minta maaf padamu” Sooyoung merasa tak enak pada Siwon kerena tanpa diketahuinya lelaki itu mendengar keluhannya tadi. Sooyoung memasang cengirannya dan memandang Siwon lama.

“Arraseo. Lagipula, aku juga tak ada kerjaan di Seoul” Ucapnya pada akhirnya. Siwon tersenyum menatapnya dan mengulurkan tangannya tepat didepan Sooyoung. “Ayo! Kau ingin jalan-jalan ‘kan? Bagaimana jika aku menemanimu?” Tawarnya dengan senang hati. Sooyoung mengangguk pasti dan langsung menerima uluran tangan itu.

Sebenarnya tidak hanya itu saja, pertemuan mereka kali ini juga bermaksud menjodohkan Siwon dengan Sooyoung namun orang tuanya sedikit menolak dengan mengatakan jika anaknya itu sudah memiliki kekasih. Mereka berdua tak mau membuat anaknya bersedih. Teman bisnis mereka- Tuan Choi- yang juga appa Siwon, tentu menerima tolakan halus itu dengan lapang dada dan bijaksana. Berbeda dengan Siwon, sayangnya lelaki itu sudah terlanjur jatuh hati pada pesona Choi Sooyoung. Siwon tentu mengenalinya, ayahnya selalu bercerita sosok Sooyoung padanya dan juga memberinya foto-foto Sooyoung yang didapatnya dari orang tua Sooyoung.

“Kau ingin kemana? Daerah bukit atau pantai?” Sooyoung sedikit merenungkan pertanyaan Siwon. “Pantai!” Serunya girang. Siwon tertawa sesaat melihat tingkahnya, ada perasaan senang tersendiri setelah melihat sosok yang disukainya itu secara nyata. Bukan lagi foto-foto yang bahkan sudah usang.

Mereka berdua kini telah sampai diparkiran dekat pantai. Pantai Heundae, banyak teman-teman kampusnya yang selalu pamer cerita tentang pantai ini padanya. Sooyoung yang tak tahu bagaimana wujud asli dari pantai yang katanya begitu indah itu hanya bisa berdiam dengan penasaran tinggi.

“Sayang sekali kita berdua datang disaat musim dingin” Ucap Siwon. Sooyoung menghembuskan nafasnya dalam. “Gwenchana. Sedikit rasa penasaranku tentang pantai ini setidaknya bisa terjawab” Jawabnya sembari tersenyum. Mereka berdua kini berlarian di pinggir pantai. Sooyoung benar-benar senang, sedikit beban dikepalanya terasa diangkat. “Bagaimana jika aku berteriak?” Tanyanya. “Teriak saja, toh disini tidak terlalu ramai” Balas Siwon yang membuatnya senang.

Sooyoung kini mulai gila-gilaan dengan berteriak sekeras mungkin, sekuat yang ia bisa. Semula Siwon merasa ingin tertawa mendengar teriakan Sooyoung yang benar-benar bisa memekikkan telinga itu namun melihat bagaimana ekspresi Sooyoung yang pucat seketika membuatnya sadar. Gadis itu sedang terluka, selain luka di kedua siku dan juga dengkulnya yang bisa ia lihat tentunya. Siwon menghampiri Sooyoung yang masih berteriak-teriak tak jelas didepannya. Wajah Sooyoung kini sudah memerah juga tersirat kekecewaan disana. Siwon kini berada disamping tubuh rampingnya dan cepat-cepat dia mendekap gadis itu.

Sooyoung tertegun dengan sikap Siwon yang tiba-tiba namun ia hanya terdiam dipelukannya. Dari Siwon-lah dia kembali mendapatkan ketenangan itu, meskipun bukan Kyuhyun yang memberinya. “Aku benar-benar merepotkanmu” Ucapnya ketika ia mulai bisa mengontrol emosinya. Siwon melepaskan pelukannya dan mengajak Sooyoung untuk duduk dipinggiran pantai berpasir itu.

“Kau, ada masalah?” Tanyanya ragu, ia takut jika Sooyoung tak mau menjawabnya dan justru membencinya karena sudah berani mengusik privasinya. Bagaimanapun juga mereka ini baru saja kenal. “Hanya masalah anak muda” Jawab Sooyoung pendek. Matanya kembali menatap hampara air yang bergumul dan berakhir dengan ombak yang pecah di pinggiran pantai. Siwon menghembuskan nafasnya pelan, gadis itu masih merasa canggung dengannya. Menit-menit selanjutnya mereka habiskan dengan saling berdiam diri. Sooyoung masih ragu untuk menceritakan masalahnya itu pada Siwon. Sedangkan Siwon sendiri, ia tak ingin memaksa gadis disampingnya itu untuk bercerita.

“Bagaimana jika orang yang kau cintai lebih memilih orang selainmu?” Sooyoung memberanikan diri untuk bertanya. Siwon menatapnya dalam kemudian terdiam. “Tak ada pilihan lain selain merelakannya. Kau memaksa orang itu untuk tinggal bersamamu pun pasti dia tak akan mau” Ucapnya dengan merenung menatap langit biru yang hampir berubah warna menjadi jingga. “Apa yang akan kau lakukan agar orang itu memilihmu?” Sooyoung kini menatap Siwon dalam. “Tidak ada. Yang bisa kulakukan hanyalah mengubur perasaan cintaku dengannya” Siwon kembali menatap langit. Tak disangkanya jika sedari tadi hatinya begitu terluka mendengar setiap buliran pertanyaan dari Sooyoung.

Apa yang ditanyakan Sooyoung, memang sama persis dengan apa yang dilakukannya.

“Kau menyerah, begitu?” Sooyoung mulai mendesaknya. Siwon menghela nafasnya dalam dan beralih menatap Sooyoung yang kini masih menatapnya. “Harus bagaimana lagi? Memaksanya juga  tak akan membuahkan hasil” Jawabnya pendek kemudian ia beranjak berdiri. Sooyoung mengikutinya, dia sedikit tidak setuju dengan jawaban Siwon. Menyerah ataupun mengalah memang tidak jauh berbeda dan Sooyoung tidak menyukai keduanya.

***

Kyuhyun pov

Dengan sedikit terburu aku memencet tombol lift dan segera melenggang memasuki kantorku. Masa bodoh dengan Seohyun. Dia hanyalah idolaku dan tidak sepantasnya dia ikut campur masalah pekerjaanku. Aku langsung mendatangi meja sekretarisku dan langsung memberondongnya dengan seluruh dokumen yang harus ku kerjakan. “Semuanya harus kukerjakan hari ini?” Tanyaku setelah melihat setumpuk map yang telah dibawa sekretarisku. “Iya dan semua map ini berjumlah 15” Ucapnya yang membuatku ternganga. Tindakan ambil cuti sembaranganku ternyata menghasilkan masalah yang sangat fatal. “Sampai kapan batas waktu terakhirnya?” Sungmin- nama sekretarisku- kini mulai menghitung tanggal yang ada didepannya. “Semuanya jatuh hari ini sajangnim. Sebenarnya berkas ini sudah datang sejak Senin lalu” Jawabnya yang membuatku lemas. Aku segera meninggalkannya dan berjalan menuju ruanganku. “Sajangnim, anda memiliki undangan resepsi” Sungmin berlari kearahku dan menyodorkan surat yang dibawanya itu.

Otakku benar-benar serasa diperas sekarang ini. Bahkan hingga sore begini aku baru menyelesaikan separuhnya saja. Beberapa berkas-berkas itu memang ada yang hanya membutuhkan tanda tanganku saja namun itu tetap tidak bisa dibilang mudah. Sebelumnya aku juga harus mempertimbangkannya dan berpikir maju kedepan dengan semua rencana yang tertulis dalam surat resmi tersebut. Aku menghela nafasku berat. Tidak selamanya kencan itu menguntungkan untukku.

Mataku kini mulai beralih pada surat undangan yang tadi diberikan Sungmin. Aku sedikit penasaran siapa yang akan menikah. Apakah mereka termasuk temanku ketika bersekolah atau kuliah dulu? Dengan segera kubuka undangan tersebut dan mataku mulai menyipit membaca nama itu. Choi Jiwon? Aku kembali membaca undangan tersebut dan dibagian akhirnya tertera nama keluarga orang tersebut. Ternyata Choi Corp. yang mengirimiku undangan ini.

Dengan tak sengaja kini bola mataku mulai melirik ponsel yang sedari tadi terus saja keletakkan ditengah meja tanpa berminat untuk membukanya. Ahh, lama-lama aku merasa bosan juga dikejar deadline begini. Aku memutuskan untuk memainkan ponselku sejenak. Paling tidak aku bisa bermain game yang memang telah kusimpan dengan baik di ponselku.  Aku mulai membuka kunci pada layar ponselku yang rata dan menampilkan fotoku bersama dengannya. Dalam foto itu, kami berdua sama-sama tersenyum dan aku mengalungkan tanganku tepat di pinggangnya.

Kini hatiku terasa dimasuki rasa bersalah yang amat besar. Aku mengingat kejadian kemarin pagi disaat dengan sengaja aku menabraknya. Aku benar-benar jahat dan ia pasti membenciku setengah mati. Beberapa hari ini aku hidup tanpa dia disampingku. Sooyoung yang selalu meneleponku, Sooyoung yang selalu memperhatikanku, dan Sooyoung yang selalu mengomeliku. Aku merindukan moment itu dan aku merindukannya.

Brak

Kudengar pintu itu berdentum dengan begitu keras hingga menyadarkanku yang sedari tadi hanya terdiam menatapi layar ponselku. Aku menatap wajahnya, sorot matanya terlihat berapi-api. “Oppa, kenapa kau meninggalkanku?” Teriaknya dan kini ia mendekatiku. Aku mendengus kesal kearahnya, kini dia terlihat berbeda. Bukan Seohyun yang lucu lagi yang kulihat. Bukan Seohyun yang ramah lagi yang kulihat, tetapi Seohyun yang kekanakan dan menyebalkan. “Pergilah, aku sedang bekerja” Dia memelototkan matanya tepat kearahku. “Shireo! Aku ingin bersama oppa” Jawabnya yang membuatku benar-benar kesal. Dia kini mulai mengambil kertas undangan tadi dan kini ia mulai membacanya. Satu lagi hal yang tak kusuka darinya, rasa penasarannya yang terlalu tinggi.

“Kau diundang kesana juga oppa?” Desaknya padaku. “Dia salah satu teman relasi bisnis ayahku” Jawabku tanpa niat. “Aku juga diundang kesana, kebetulan aku mengenal calon pengantin wanitanya. Bagaimana jika kita berangkat kesana? Kudengar pesta itu dilaksanakan di Busan” Ia kembali berceloteh. Aku menatapnya malas tanpa berniat untuk menanggapi. “Kau diam saja, berarti kau setuju. Aku akan menunggumu lusa oppa” Ucapnya kemudian beranjak menjauh dariku. Ia kembali lagi ketika ia telah sampai di ambang pintu.

Aku menahan nafas memandangnya. Apa yang baru saja ia lakukan? Seenaknya saja ia mencium pipiku. “Kau tak punya malu denganku Seo?” Tanyaku dengan sedikit bentakan. Dia terlihat menyengir dan menggelengkan kepalanya. Aish, sudahlah, membentaknya benar-benar tak akan menghasilkan apa-apa.

***

Aku memacu mobilku dengan kecepatan sangat pelan. Pikiranku terfokus pada satu orang, Sooyoung. Malam ini aku benar-benar merindukannya. Aku tak pernah melihatnya lagi sejak aku menabraknya beberapa hari yang lalu. Aku merasa bersalah, itu pasti. Kini aku merasa kehilangan akan sosoknya. Aku yang memintanya untuk pergi dan aku sendiri yang merindukan kepergiannya.Kini aku mulai tersadar, aku harus menemuinya. Setidaknya aku harus bisa meminta maaf dengannya.

Berkali-kali aku memencet bel apartemen milik Sooyoung namun tetap tak ada respon. Aku sudah berusaha membukanya dengan password yang dulu pernah Sooyoung berikan padaku namun percuma saja, tetap tidak bisa. Apakah ia mengganti passwordnya?

“Pemiliknya sudah pergi. Beberapa hari yang lalu aku melihatnya keluar dengan membawa koper besar” Ucap seorang wanita paruh baya yang kebetulan melewatiku. Aku memandangnya tak percaya. Sooyoung pergi? “Apakah anda tahu kemana ia pergi?” Wanita itu terlihat menggelengkan kepalanya kemudian ia beranjak pergi. Aku mendengus, benar-benar bodoh Cho Kyuhyun!

***

Author pov

Orang tua Sooyoung benar-benar memaksanya untuk datang keacara resepsi pernikahan kakak Siwon. Ia diwanti-wanti oleh eommanya untuk tampil cantik malam ini. Itu semua justru membuat Sooyoung kesal. Dan kini mereka bertiga telah siap untuk mendatangi acara resepsi tersebut.

Sooyoung mengedarkan pandangannya menyapu seluruh tamu yang hadir di acara perayaan kali ini. Appa dan juga eommanya telah lebih dulu meningalkannya dan bergabung dengan para pengusaha yang lain. Kini Sooyoung hanya bisa berharap dia menemukan orang yang dikenalnya. Matanya kini mulai menangkap siluet Siwon yang berdiri tak jauh darinya. Siwon sedikit melambaikan tangan padanya dan segera menghampirinya. “Kau datang juga” Ucap Siwon kikuk. Sooyoung menatapnya sembari tersenyum dan hanya mengangguk. “Kau benar-benar cantik jika seperti ini” Siwon bermaksud memujinya namun Sooyoung justru menangkapnya sebagai joke dari Siwon. “Hanya seperti ini? Lantas, selama ini aku jelek?” Ucapnya terheran. Siwon tertawa mendengar ucapan Sooyoung. “Tidak, kau selalu cantik”

Seohyun mengalungkan jari-jari lentiknya pada lengan Kyuhyun. Sepanjang berjalan dia selalu memasang senyuman kepada setiap orang yang menatapnya. Dia itu artis, wajar saja jika dia menjadi center disini. Kyuhyun menatap malas kepada para tamu yang terus saja menatapnya. Tak tahukah mereka jika ia merasa canggung dengan tatapan seperti itu?

Dengan tak sengaja kini matanya mulai menangkap kehadiran sosok yeoja yang akhir-akhir ini benar-bnar membuatnya gila. Ya, sejak Kyuhyun mengetahui jika Sooyoung pergi dari apartemennya dia memang terus mencarinya keseluruh Seoul. Bahkan hanya untuk itu ia juga menyuruh mata-mata perusahaan untuk mencarinya. Kyuhyun kini telah sepenuhnya sadar kembali, hanya Sooyoung lah yang ia cintai. Mata Kyuhyun semakin melebar setelah melihat gadisnya itu tengah tertawa bersama seorang namja yang pernah ditemuinya beberapa kali ketika rapat perusahaan. Tidak salah lagi, itu Choi Siwon!

“Oppa ayo bertemu dengan pengantinnya” Ajak Seohyun dan mulai menarik lengannya. Kyuhyun melepas lilitan tangan Seohyun dari lengannya. “Kau saja sendiri, aku punya urusan lain” Jawabnya pendek dan mulai beranjak pergi. “Oppa harus bersamaku!” Kini Seohyun telah berhasil menarik tangannya lagi. Kyuhyun memandangnya kesal dan segera menghempaskannya. “Sudah kubilang jika aku punya urusan lain!” Bentaknya kemudian berjalan cepat menuju kearah Sooyoung dan Siwon tadi.

“Ehmm..” Kyuhyun berdeham pelan berusaha menyadarkan kedua orang didepannya akan kehadirannya. Mereka berdua menoleh kearahnya. Siwon menatap Kyuhyun aneh sedangkan Sooyoung mulai menutup mulutnya sendiri karena melihat lelaki itu lagi didepannya, bahkan sebelum ia bisa melupakan lelaki itu sepenuhnya! “Kyu..Kyuhyun-ah..” Sooyoung sedikit terbata ketika mengatakannya. Kyuhyun tersenyum senang ketika Sooyoung memanggil namanya kembali. Cepat-cepat ia menggenggam lengan Sooyoung dan berniat mengajaknya pergi. “Apa yang kau lakukan?” Tanya Siwon dengan sedikit marah. Kyuhyun menghentikan sejenak apa yang dilakukannya sedangkan Sooyoung langsung melepas tangannya.

“Aku memiliki urusan dengannya!” Serunya dengan sorot mata yang benar-benar tajam. “Kau siapa? Kau tak lihat dia sedang berbicara denganku?” Siwon balas menyemprotnya. Ia mengalungkan tangannya pada pinggul Sooyoung dan menarik tubuhnya untuk mendekatinya. Kyuhyun menatap pemandangan itu dengan amarah yang berkobar. Meskipun ia orang yang dingin tetapi ia paling tidak suka jika sesuatu miliknya disentuh orang lain, terutama jika itu menyangkut Sooyoung. “Kau melupakanku Soo? Aku masih menganggapmu sebagai yeojachinguku” Kini ia mulai mengucapkan fakta-fakta yang membuat Sooyoung bingung. Gadis itu benar-benar terkejut dengan ekspresi Kyuhyun yang demikian.

“Pergilah Kyu, aku sudah berusaha merelakanmu bersama artis itu” Sooyoung hanya mampu mengucapkannya dengan menunduk. Sedangkan Siwon, kali ini ia mulai mengetahui titik terang yang menjadi akar permasalahan mereka berdua. Siwon yakin, lelaki ini pacar Sooyoung. “Kau namja sialan! Lebih baik kau pergi karena mulai sekarang aku yang kan menggantikanmu untuknya” Ucapnya yang membuat kedua orang didekatnya terperangah. Sooyoung benar-benar tak mengerti apa maksud Siwon. Sedangkan Kyuhyun, lelaki itu benar-benar telah cemburu kali ini.

“Kau pikir aku percaya denganmu? Aku akan tetap memilikinya” Kyuhyun sedikit berseru. Untung saja kini ruangan sangat ramai hingga pertengkaran mereka tidak terlalu didengar oleh tamu lain. “Kau benar-benar harus menjadi milikku lagi Sooyoung-ah” Bentaknya kemudian menarik Sooyoung dan segera melenggang keluar ruangan sebelum Siwon sempat menjangkaunya.

Kyuhyun benar-benar kesetanan, dia berjalan dengan begitu cepat dan terus saja menggenggam erat pergelangan tangan Sooyoung. Gadis itu mulai meringis kesakitan dengan pergelangan tangannya yang mulai membiru. Kyuhyun benar-benar melepaskannya ketika mereka berdua telah sampai di lorong gedung yang sepi. Tanpa memberi waktu untuk Sooyoung yang akan berteriak padanya, Kyuhyun langsung saja membungkam mulutnya dengan bibirnya sendiri. Dia menciumnya dengan sedikit emosi, rasa cemburu yang sedari tadi bersarang pada pikirannya benar-benar membutakan akal sehatnya.

Sooyoung benar-benar terengah dan hampir saja kehabisan nafas namun Kyuhyun masih terus melumat bibirnya. Beberapa kali ia mengecap bibirnya dan menelusupkan lidahnya dengan paksa memasuki mulutnya. Sooyoung benar-benar tak tahu harus bagaimana. Ia merasa senang Kyuhyun mencarinya karena sampai sekarang ini ia masih belum bisa melupakan lelaki itu. Bahkan hanya memikirkan untuk melupakannya saja sudah membuatnya kacau bukan main.

“Euh.. Lepas.. kan…” Ucapannya kini hanya terdengar seperti desahan bagi Kyuhyun. Lelaki itu semakin kalap menciumnya. Tak ia pedulikan jika mereka masih berada ditempat umum. Ia benar-benar merindukan Sooyoung, dan dengan sebuah ciuman dalam ini membuat rasa rindunya itu sedikit terobati.

Sooyoung mendorong dada Kyuhyun kasar hingga lelaki itu melepas ciumannya. Nafasnya tersengal dan langsung menerpa wajah lelaki tampan yang kini sangat dekat dengan wajahnya itu. Kyuhyun tersenyum puas padanya. Ditangkupnya wajah Sooyoung hingga mata mereka bertemu. Kyuhyun mengamati wajah itu intens, benar-benar sempurna hanya saja dia terlambat untuk menyadarinya. “Kau benar-benar cantik” Sooyoung hanya terdiam. Sudah sering ia mendengar Kyuhyun mengatakannya cantik namun lelaki itu tetap saja melirik wanita lain. “Melebihi Seohyun” Sooyoung menatap Kyuhyun tak percaya. Dia sedikit ragu, apakah Kyuhyun mengatakannya dengan tulus? “Kau lebih unggul dari Seohyun Soo. Maaf aku baru menyadarinya” Ucapnya lesu. Sooyoung tersenyum dalam hati, menyoraki dirinya sendiri yang telah bisa mengalahkan Seohyun.

“Aku menginginkan hubungan kita kembali. Semenjak kepergianmu kesini, itu benar-benar membuatku gila! Berkali-kali aku mencarimu namun kau tetap tak ada. Kau tahu, aku begitu frustasi karenamu hingga aku mabuk-mabukan jika malam hari” Kyuhyun mengatakannya dengan serius. Sooyoung tersenyum memandang lelaki itu. Kali ini, Tuhan benar-benar berpihak padanya. “Kumohon kembalilah padaku. Aku benar-benar cemburu melihatmu bersamanya” Sooyoung merasa hampir tertawa jika saja dia tak menahannya. Baru kali ini Kyuhyun mengatakan jika dia cemburu dengannya. Selama ini, hanya dia-lah yang merasa cemburu dengan perbuatan lelaki itu yang selalu membela Seohyun.

“Bagaimana jika aku tak mau?” Sooyoung benar-benar ingin tertawa melihat ekspresi marah Kyuhyun kali ini. “Aku tak memberikanmu pilihan. Jadi kau tetap harus kembali padaku. Aku tak mau tahu, mulai sekarang ini kau tetap menjadi pacarku dan aku akan segera menikahimu dua bulan lagi” Kyuhyun benar-benar emosi pada setiap kata yang diucapkannya. Sooyoung benat-benar tertegun dengan balasan lelaki tersebut. “Mwo? Menikah?”. “Tentu saja! Aku akan bertindak cepat sebelum Siwon benar-benar merebutmu dariku” Sooyoung tak bisa menahannya lagi, kini ia mulai tertawa dengan sedikit terbahak didepan Kyuhyun. Kyuhyun memegang pipinya lagi dan menatapnya serius.

“Apakah kau bersedia menikah denganku?” Sooyoung benar-benar tak menyangka jika Kyuhyun akan melamarnya sekarang juga. “Aku.. bersedia” Kyuhyun kembali mencium bibir Sooyoung singkat setelah mendengar jawaban darinya. “Gomawo” Sooyoung mengangguk kemudian tersenyum. “Ingat! Satu bulan lagi kau akan menjadi nyonya Cho. Jangan terlalu tebar pesona pada pria lain terutama Siwon! Jika aku melihatmu bersama orang lain lagi aku akan langsung membunuhmu, diranjangku tentunya!” Sooyoung mendengus kesal, Kyuhyun benar-beanr mesum. Ia merasa jika Kyuhyun kini mulai protektif padanya. Dia benar-benar bersyukur, setidaknya ia tak harus menyerah ataupun kengalah untuk mendapatkan kebahgiaan lelaki yang ia cintai itu. Ia yakin, jika kebahagiaan Kyuhyun adalah hidup bersama dengannya.

Siwon kini mulai berjalan menjauh meninggalkan dua orang yang sedari tadi terus ia pantau. Air matanya menitik satu persatu. Bahkan, ia sudah kalah terlebih dulu sebelum bertarung.

“Mungkin benar, aku harus merelakannya”

End.

Maaf kalo endingnya absurd banget :P

Kalo end nya nanggung sebenernya aku punya satu part AS nya

Tapi tergantung dari kalian semua deh, kalo udah pada bosen ya nggak papa. Keke :D

RCL ya chingu :D


Clouds or Suns [Part 2]

$
0
0

Title: Clouds or Suns

Author: EdraRybelvi

Length: Series

Genre: Romance, Sad

Cast: Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun

Disclaimer: I get my inspiration from few part of novel that I read. If you found some part that you ever know, that’s from the novel

_____

Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu yakin?”

_____

Sang penguasa benar-benar kehilangan arah. Berlutut, menatap wajah wanita dihadapannya dengan pandangan nanar.

“Jangan pergi. Kau tak bisa Sooyoung-ah. Kau tak boleh.” Kata-kata itu masih terus diucapkannya. Apa yang membuatnya lemah tak berdaya seperti ini?

Jika ini yang ia takutkan, kenapa tak dari dulu saja Sooyoung menyerangnya dengan kata pamungkas ini? Kenapa tak dari dulu ia mengetahui bahwa ini kelemahan pria itu? Dan kenapa diantara jutaan wanita, mengapa harus dirinya?

“Aku tak akan menyakitimu. Jangan pergi.” Apa Tuhan baru saja menarik kepintaran pria ini hingga hanya kata itu yang terus terucap olehnya?

“A-apa  yang kau lakukan?” Bingung. Tak mengerti. Kyuhyun terus menggenggam tangan Sooyoung, tak berniat melepaskan. Membuat wanita itu merasa berbeda. Ini bukan Kyuhyun sebelumnya. Ini bukan Kyuhyun yang dia kenal.

“Kau milikku Sooyoung-ah. Kau tak bisa pergi.” Seketika ia menarik tangannya dari genggaman pria yang dilanda kegalauan. Menatap tak suka dan seakan terhina.

“Aku bukan milikmu!” Sooyoung benci itu. Kyuhyun bertindak seolah ia adalah benda yang sudah dicap tanda kepemilikannya. Seperti Woody yang sudah dicap oleh Andy pada tapak sepatunya. Apa Kyuhyun juga berfikiran sama? Sooyoung adalah boneka miliknya?

“Tidak-tidak. Kau milikku, dan aku milikmu Soo-ah. Jangan pergi.”

Ya Tuhan! Seolah frustasi, Sooyoung mengusap wajahnya kasar. Pria itu tak pernah berhenti mengucapkan kata-kata yang sama. Dia tak bisa. Dia tak boleh, dan dia miliknya.

“Pak Cho, berdirilah.” Berusaha mengontrol emosi. Sooyoung memilih untuk menenangkan pria kacau dihadapannya itu. Kyuhyun membeku. Wajahnya masih menatap Sooyoung penuh harap. Harapan penuh.

“Berdirilah.” Perintah Sooyoung sekali lagi. Namun pria itu masih sama. “Aku tidak akan berdiri sebelum kau berjanji untuk tetap tinggal di sini. Kau tidak akan lari.”

“Siapa dan bagaimana aku akan lari? Kau mengurungku dan tak pernah membiarkanku keluar dari ruangan ini. Kecuali jika kau mengizinkanku untuk lompat dari balkon kamar ini.” Mata Kyuhyun membulat sempurna. Sooyoung melontarkan rencana yang akan membahayakan dirinya sendiri.

“Tidak-kau tidak boleh.” Menggenggam tangan wanita itu sekali lagi. Kyuhyun menciumnya berkali-kali.

“Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya padaku Sooyoung-ah. Kau tidak boleh pergi. Kau milikku.” Kyuhyun sekali lagi mengatakan ucapan yang menurut Sooyoung menyebalkan.

Dengan kaki yang sudah pegal berlutut. Wanita itu menghembuskan napas pelan. Mengalah demi pria sejuta mood ini lebih baik kali ini.

“Oke, aku tidak akan pergi. Kau puas?” Dengan jengkel Sooyoung bersuara. Membuahkan kesenangan untuk orang yang berada tepat dihadapannya. Senyum mengembang dibibir Kyuhyun. Menarik tubuh Sooyoung dengan cepat, lalu memeluknya.

“Aku tahu kau tidak akan pergi.” Terdengar kelegaan dari ucapannya.

_____

Pagi ini suasana mulai terlihat berbeda. Kyuhyun sarapan dengan tenang. Matanya selalu menatap waspada pada wanita yang tengah sarapan disampingnya. Sesekali tangannya mengelus lembut punggung tangan wanita dihadapannya dan melayangkan senyum dibibirnya yang mengalir hingga ke mata. Wanita itu, Sooyoung. Terlihat bingung, namun tak menolak.

“Aku akan pergi ke Singapura hari ini.” Kyuhyun memulai pembicaraan setelah menyelesaikan sarapannya. Sooyoung terlihat acuh. Memilih untuk meminum susu hangat digelasnya.

“Apa kau bisa kupercaya untuk tetap tinggal?” Kyuhyun kembali bersuara. Sejenak Sooyoung berhenti meneguk susunya. Ia menatap Kyuhyun dibalik ekor matanya.

‘Ke singapura?’ Batin Sooyoung berteriak hebat. Ini akan menjadi langkah yang baik untuknya.

“Singapura? Berapa lama? Kenapa mendadak sekali? Kau selingkuh ya?” Untuk pertama kalinya setelah empat bulan, Sooyoung bersuara layaknya Sooyoung yang dulu Kyuhyun kenal. Cerewet, spontan dan ceria.

Kyuhyun terperangah. ‘Kau selingkuh ya?’ Oh, kata-kata yang sudah lama ditunggunya dari bibir Sooyoung.

“Tidak,tidak Sooyoung-ah. Aku tidak selingkuh. Percaya padaku.” Sekali lagi, mengelus lembut punggung tangan Sooyoung dan memberinya senyuman manis. Sooyoung cemberut dan kembali mengundang rasa humor di dada Kyuhyun.

“Hey cantik. Aku ke sana bukan untuk mencari wanita lain. Aku hanya menjalankan bisnis. Kau tahu? Seharusnya kami bertemu kemarin, tetapi kejadian itu membuat semua harus diatur ulang.” Mendadak raut wajah Kyuhyun mendung. Oh, sang pangeran terlihat tak senang untuk mengingat hari yang lalu.

“Aku mengerti. Maafkan aku.” Menggenggam tangan Kyuhyun, Sooyoung tersenyum menenangkan.

“Kuharap kau makan teratur dan tidak merepotkan pelayan disini.” Ucap Kyuhyun. Sooyoung mengangguk. Oh, betapa patuhnya Sooyoung hari ini.

“Aku akan menyiapkan kejutan untuk kepulanganmu.” Lagi-lagi Sooyoung memberikan Kyuhyun terapi yang mengejutkan pembuluh darahnya. Pria itu tersenyum. Ia menarik wanita itu dengan satu tangan. Membawa Sooyoung duduk dipangkuannya dan memeluknya dengan erat. “Aku pasti akan menantikannya.” Kyuhyun menutup mata. Mengingat jejak-jejak hangat pelukan wanita itu ditubuhnya. Pasti ini akan menjadi hari –hari yang berat untuknya.

“Hmmh.” Sebuah gumaman kecil Sooyoung berikan sebagai jawaban.

_____

Pesawat yang mengantar pengusaha sukses itu baru saja lepas landas. Sooyoung yang memaksa untuk ikut menatap kepergian alat transportasi raksasa itu dengan senyum mengembang.

“Bisakah kalian antarkan aku ke toilet?” Sooyoung berbalik, menemukan dua pengawal berbadan kekar yang tengah mengawasinya. Sebuah permintaan baru saja ia lontarkan pada dua manusia itu.

“Kita bisa menggunakan toilet yang berada di kantor cabang dekat dengan banda,-“

“Kau memintaku untuk menahan diri? Kau gila? Aku bisa mati!” Sooyoung merasa marah. Kyuhyun pasti sudah memikirkan hal ini sebelumnya. Lihat saja, dua pengawal itu hanya memasang wajah datar tak kasihan padanya.

“Aku benar-benar butuh waktu ke toilet!” Pekik Sooyoung kesal. Mengundang keheranan dari orang-orang yang berada di ruang tunggu VIP itu. Dua pengawal saling melirik bergantian namun tak juga bergerak. Sooyoung meniup poninya kesal.

“Jika terjadi sesuatu dengan ginjalku karena kalian, jangan salahkan aku jika Kyuhyun akan marah besar, dan aku akan dengan senang hati menunjuk kalian sebagai dalang dari semua itu.” Oh, tidak. Terlalu lama dekat dengan pria berhati dingin, membuat wanita ini juga bisa melakukan hal yang sama persis dilakukan pria itu.

Dua pengawal terlihat ketakutan. Mereka mengangguk dan mempersilahkan Sooyoung untuk berjalan lebih dulu. Wanita itu mempercepat langkahnya. Mengeluarkan bedak compact dan melirik dua pengawal itu dari pantulan kaca bedak miliknya. Merasa pengawal tetap mengikutinya, Sooyoung berjalan lebih cepat lagi. Hingga kakinya mengantarkan dirinya tepat di pos keamanan bandara.

“Tolong saya ahjussi. Dua pria itu mengikuti saya sedari tadi.” Sooyoung berbicara dengan nada panik saat mengadu dengan keamanan bandara. Pria tua itu melirik untuk memastikan ucapan Sooyoung, dan dari tangkapan matanya, gadis ini tidak berbohong.

“Kau bisa berlindung di sini, kami akan mengurusnya.” Segera setelah itu, petugas keamanan bandara langsung menghampiri dua pengawal yang bingung karena kehilangan jejak Sooyoung.

“KALIAN BERDUA!” Teriak petugas keamanan. Dengan langkah seribu, setelah teriakan itu Sooyoug berlari dari pos tersebut dan meninggalkan bandara. Ia menyetop taksi yang nampak dan menyembunyikan diri, ketika ia melihat pengawal lain yang bertugas untuk berjaga di titik lain terlihat bingung mencarinya. Taksi berjalan dengan lancar. Setelah merasa aman, barulah wanita ini bernapas lega dan kembali duduk seperti seharusnya.

“Josonghamnida agashi, anda akan menuju kemana?” Sopir taksi bertanya dengan sopan. Sooyoung kebingungan. Kemana dia harus menuju. Jika ia kembali ke rumah, itu hal yang sia-sia karena Kyuhyun pasti langsung bisa menemukannya.

Seketika nama Nara melintas difikirannya. Teman SMA yang tak pernah lagi bertemu dengannya setelah kelulusan. Sooyoung masih mengingat alamat Nara . Ia meminta supir taksi untuk membawanya ke alamat yang sudah dihafalnya itu

Perjalanan memakan waktu kira-kira 20 menit. Membayar argo taksi, Sooyoung berjalan menuju pagar sederhana rumah itu. Ia melirik pada keadaan depan rumah. Masih sama sejak enam tahun yang lalu.

Memencet bel dan melirik pada kamera intercom, Sooyoung menemukan teman lamanya itu terpekik senang di sana. Segera setelah itu, Nara datang dengan terbirit-birit menyambut Sooyoung.

“Sooyoungie!” Pekikan seperti bocah taman kanak-kanak terdengar oleh Sooyoung. Ia tersenyum. Nara masih tinggal disini dan akan menolongnya. Begitu pikirnya.

Nara membawa wanita itu masuk. Berbagai macam pertanyaan siap ia lontarkan. Sedikit merasa keheranan di awal, apa yang menyebabkan Sooyoung mendatanginya.

“Cha, minumlah.” Secangkir teh hangat diberikan Nara untuk Sooyoung.Wanita itu meminumnya dengan perlahan.

“Jadi, apa yang membawamu ke sini?” Nara memulai aksi untuk memberantas rasa penasaran miliknya. Sooyoung tersenyum kecut. Terkesan tak sopan memang. Setelah enam tahun tak bersua, tiba-tiba saja wanita itu hadir di depan rumah Nara.

“Sebelumnya aku ingin meminta maaf,-“ Sooyoung memulai. “Selama enam tahun belakangan aku sama sekali tidak pernah mengunjungimu dan tiba-tiba saja aku datang ke sini. Aku minta maaf Nara-ya. Hanya ini satu-satunya tempat yang aku tahu dan kuyakini aman untukku.”

Nara, gadis mungil itu mengernyit heran. Ada apa dengan Choi Sooyoung?

“Kau pasti sudah mendengar kabar tentang kematian Ayahku.” Lanjut Sooyoung lagi dan itu seketika menampar Nara. Temannya ini tidak lagi berkeluarga.  Semua orang sudah tahu, bahwa Sooyoung lahir ke dunia tanpa ditemani seorang ibu. Ibu yang rela menyerahkan nyawanya pada Tuhan untuk memberi kehidupan bagi dirinya. Dan ia hanya hidup dengan seorang ayah. Ayah yang begitu mencintainya. Ayah yang begitu menjunjung dirinya di atas segala-galanya. Semua orang tahu bagaimana Choi Jungnam pada putrinya, Choi Sooyoung.

“Aku turut berduka cita Sooyoungie. Maafkan aku karena tidak sempat mengikuti proses pemakaman Ayahmu. Saat itu aku dipindahkan tugas ke Daegu.” Sesal Nara. Sooyoung memberi senyum tipis. Merasa semakin bersalah pada dirinya. Ayahnya dilepas tanpa seorang pun yang mengenalinya. Jangankan Nara, Sooyoung-anak kandungnya, juga tidak hadir disana.

“Tak apa Nara-ya. Itu sudah berlalu.” Hanya itu yang bisa Sooyoung lontarkan. Nara kembali menatapnya sendu. Seketika ia teringat dengan kedatangan Sooyoung.

“Jadi, apa kau tak ingin melanjutkan ceritamu pagi ini?” Tanya Nara lagi. Sooyoung mengangguk. Dan kali ini pandangannya menatap Nara penuh harap.

“Hanya kau satu-satunya orang yang bisa menyelamatkanku.” Lirihnya.

_____

Pada pertemuan yang bernilai jutaan dolar itu, Kyuhyun duduk dengan gelisah. Ia menyaksikan sang investor tengah menyampaikan bagian-bagian yang mereka rasa masih penting untuk ditambahkan dalam proyek tersebut.

“Jadi bagaimana Tuan Cho?” Sang investor menanyakan pendapat Kyuhyun-pria yang kini tengah dilanda kegelisahan. Tersadar akan sebuah suara, Kyuhyun menegakkan posisinya. Menatap Taewoo dengan cepat dan dengan sebuah anggukan darinya, Kyuhyun kembali melayangkan tatapannya pada investor. “Saya setuju.” Dua kata itu sukses membuahkan senyum bagi sang investor dan rekannya. Sebuah jabatan tangan terulur ketika Kyuhyun dengan ketidak-fokusan atas kerjanya menerima dengan telak proyek tersebut. Rapat berakhir dan semua mengemasi dokumennya.

“Bagaimana dengan Sooyoung?” Pertenyaan yang langsung dilontarkan Kyuhyun pada sekretarisnya setelah rapat berakhir. Pertanyaan yang tak seharusnya diucapkan ketika sebuah kesepakatan telah dicapai.

Taewoo hanya diam. Dengan sikap profesionalitas, ia berdiri. Mengantarkan sang investor bersama rekannya keluar dari ruangan besar di salah satu hotel ternama di negara itu, lalu kembali kehadapan tuannya yang kini tengah menatapnya tak suka.

“Apa yang terjadi di Seoul?” Oh, radar Kyuhyun akan Sooyoung memang tak terbantahkan.

“Nona Sooyoung kabur dari bandara saat kita baru saja lepas landas.” Deretan kalimat panjang dari Taewoo membuat benak Kyuhyun seakan meledak seketika. Wajahnya memerah. Terlihat kemarahan yang sebentar lagi akan membludak keluar.

“SOOYOUNG KABUR DAN KAU TAK MEMBERITAHUKU?!”

BUG!

Satu pukulan telak dilayangkan pada perut sekretaris setia itu. Kyuhyun marah dan itu benar-benar terlihat. Wajahnya merah dan tangan mengepal, seolah mencerminkan bagaimana hatinya saat ini.

“ARRGGHH!” Dilemparnya semua yang berada dihadapannya. Gelas-gelas minuman, dokumen-dokumen, semua bercampur aduk menjadi satu. Taewoo hanya diam dan tak bersuara. Seketika ia menghela napas perlahan. Beruntung ia sudah menyimpan dokumen yang paling penting.

“ARRGGH!” Sekali lagi lelaki itu berteriak keras. Napasnya memburu. Oh Tuhan, dia benar-benar kehilangan arah. Choi Sooyoung telah meluluh-lantakan pertahanannya.

_____

Nara terperangah saat mendengar semua cerita yang berasal dari bibir wanita dihadapannya. Seolah tak menyangka bahwa semua kejadian itu benar-benar nyata. Obsesi, pria kaya, penyekapan, kematian ayahnya. Oh betapa beratnya hidup Choi Sooyoung selama ini.

“Aku tak tahu lagi kemana harus pergi Nara-ya. Ini benar-benar menyiksaku.” Wanita itu menangis dengan air mata yang seolah tak lagi malu untuk menampakkan dirinya. Menepuk pelan bahu Sooyoung, Nara memeluknya dengan hangat, seolah menyampaikan rasa prihatin darinya.

“Kau bisa tinggal selama yang kau mau Sooyoung-ah. Aku akan melindungimu.” Ia merasa yakin untuk melindungi wanita ini.

“Terimakasih. Terimakasih banyak.” Tak henti-hentinya Sooyoung berterimakasih.

Malamnya, mereka tidur dengan berbagi selimut dan ranjang. Tak pernah dirasakan oleh Sooyoung, betapa senangnya ia merasakan kehangatan seperti ini. Dimana malam-malam sebelumnya ia hanya ditemani tembok dingin dan pintu terkunci. Sooyoung selalu sendirian, dan malam ini ia tak lagi merasakan hal yang sama. Karena Nara, Nara siap membantunya.

“Tidurlah Sooyoung-ah. Aku tahu kau lelah dengan semua yang terjadi padamu.” Mengusap kepala Sooyoung, Nara mengucapkan ucapan selamat tidur. Senang, haru, damai, dan aman. Mimpi Sooyoung malam ini benar-benar indah.

Berbeda dengan suasana di rumah Nara, Kyuhyun kini terlihat begitu marah. Kepulangan yang ia putuskan untuk lebih awal membuat semua jadwalnya menjadi berantakan.

“CARI SAMPAI KETEMU!” Tak henti-hentinya ia berteriak kepada orang yang berada diseberang telfon. Panik, kacau, amarah begitu tampak menguasai dirinya saat ini.

“KIM TAEWOO!” Berteriak lagi, Kyuhyun memanggil sang sekretaris.

“Ya Tuan.” Taewoo hadir dengan wajah dan emosi yang sangat kontras dengan Kyuhyun.

“Bawa dua setan bodoh itu kemari!” Memerintah lagi, Kyuhyun menatap semua dengan garang. Ia menyapukan tangan pada rambut dengan kasar.

“Kemana kau Sooyoung-ah?” Hilang harapan. Takut. Itulah Kyuhyun untuk Sooyoung saat ini.

Tak beberapa lama, Kim Taewoo hadir dengan dua orang berbadan kekar. Rupanya setan bodoh yang ia maksud adalah dua pengawal yang ditugasinya untuk mengawasi Sooyoung dibandara.

“BAJINGAN BODOH! MATI KALIAN!” Melayangkan pukulan, tendangan, tamparan dan berbagai serangan lainnya secara membabi buta. Kyuhyun brutal. Ia menatap dua manusia tak berdaya itu dengan tatapan mengerikan. Menatap dua orang itu seolah sebuah samsak yang siap untuk dijadikan pelampiasan amarah.

“KEMANA SOOYOUNGKU?!” Dengan emosi ia berteriak.

Siksaan demi siksaan terus ia luncurkan, hingga salah seorang dari mereka menarik napas dengan kasar dan tak sadarkan diri, Kyuhyun berhenti. Ia tahu bahwa salah satu dari mereka baru saja meregang nyawa.

Kyuhyun terdiam. Mendudukan dirinya ke sofa. Menutup wajahnya. Satu lagi korban karena emosi tak terkontrol miliknya.

“Kuburkan dia dan bawa sisanya ke rumah sakit.” Perintah baru lagi diucapkan oleh mulutnya dengan nada lesu. Oh Tuhan, butuh satu nyawa untuk menghentikan emosi pria ini.

Tak lama, beberapa orang kembali datang, menjalankan perintah Kyuhyun. Membawa mayat dan teman yang sudah kritis. Haruskah rumah ini menjadi semakin seram lagi karena banyaknya pekerja yang merenggang nyawa ditempat ini?

“Tuan, kami sudah mengetahui dimana Nona Sooyoung berada.” Seseorang datang dengan langkah tergesa. Kepala Kyuhyun tegak seketika. Napasnya naik-turun.

“Tuhan, terimakasih. Dimana dia?” Tanya Kyuhyun antusias. Sangat antusias hingga pria yang terkenal tak murah senyum ini melayangkan senyum indahnya pada pelayan itu.

“Anggota kita berhasil melacak taksi yang digunakan Nona saat melarikan diri di bandara. Nona menuju sebuah kawasan perumahan tak jauh dari bandara Tuan. Pemiliknya bernama Jung Nara dan ia merupakan teman SMA nona.” Lapor pelayan itu.

Menarik jas miliknya. Kyuhyun berlari ke atas-kamar Sooyoung. Ia mengeluarkan mantel tebal milik Sooyoung, pakaian mahal dari lemari, begitupun sepatu. Sooyoungnya harus tidur dengan semua pemberian mahal darinya dan Sooyoungnya pasti tengah kedinginan saat ini. Begitulah fikirnya.

Setelah menyelesaikan semua yang dirasanya perlu. Kyuhyun berlari turun ke lantai dasar. Dengan sebuah tas dan jas yang sudah tersampir dibahunya. “Siapkan mobil, kita ke rumah Jung Nara malam ini juga.”

_____

Nara terbangun saat ketukan kasar terdengar berasal dari pintu rumahnya. Ia melirik jam yang berada tepat disampingnya. Pukul 2 pagi. Siapa yang berani bertamu pukul 2 pagi?

Melirik Sooyoung, Nara melihat temannya itu masih bergelut manja dengan selimutnya. Syukurlah, Sooyoung tak terganggu. Begitu fikirnya.

Nara bangun, dengan jubah yang ditariknya disamping ranjang, ia berjalan keluar membuka pintu. Saat pintu terbuka, gerombolan orang berbadan besar masuk dan segera menyekapnya. Mengangkatnya dengan paksa, lalu mendudukan dirinya di kursi meja makan. Nara melihat orang-orang itu mengikatkan tali pada dirinya, membuat dirinya menempel erat dengan kursi. Tak lupa, mereka juga menutup bibirnya dengan lakban hitam.

Tak lama setelah itu, ia melihat seorang pria memasuki rumahnya. Pria dengan wajah tampan namun tegas. Tatapannya memburu ke seluruh penjuru rumahnya. Satu detik menatap, ia tahu-Pria itu Kyuhyun.

Kyuhyun membuka setiap pintu dengan tergesa, lalu menutupnya dengan perlahan. Hingga ia berhenti pada pintu yang dekat dengan ruang pusat di rumah ini. Kaki pria ini melangkah cepat saat menemukan yang dicarinya. Sooyoung tengah terlelap di sana.

Mata Kyuhyun menatap Sooyoung khawatir. Sooyoungnya tidur dengan pakaian yang sama saat Sooyoung mengantarnya tadi pagi.

“Kau pasti kedinginan.” Lirih Kyuhyun. Membuka selimut yang melilit tubuh Sooyoung, Kyuhyun segera melancarkan aksinya. Mengganti pakaian Sooyoung!

Sooyoung tak bergerak dan tak pula terbangun. Apakah tidur diranjang Nara membuat wanita ini merasa nyaman?

Kyuhyun tersenyum miris. Sooyoung tak pernah seperti ini sebelumnya. Radar wanita ini selalu waspada jika sudah menangkap Kyuhyun berada di dekatnya. Dan kali ini berbeda! Oh Tuhan, sebegitu tidak nyamankah Sooyoung didekatnya?

Mengganti pakaian dengan cepat. Kyuhyun sudah siap dengan semua rencananya. Setelah memasangkan mantel bulu hangat pada tubuh wanita itu, perlahan Kyuhyun mulai mengangkat tubuh Sooyoung.

“Jangan bangun, kumohon.” Doa Kyuhyun.

Salah seorang pengawal bergegas menghampiri Kyuhyun saat melihat tuannya itu keluar dengan kesusahan membopong tubuh Sooyoung. Ia berniat untuk membantu, namun Kyuhyun melarang keras.

“Jangan. Sentuh. Gadisku!” Desisnya tajam dan membuat pengawal itu membatu seketika.

Tak lama bergerak dengan aksinya. Kyuhyun pergi dari rumah itu. Membawa pulang tujuannya untuk menginjakan kaki di rumah Nara. Ia menatap lembut penuh kasih pada wajah polos yang tengah tertidur pulas dihadapannya.

“Maafkan aku.” Satu kata diucapkannya dengan tulus.

_____

Pagi yang cerah, Sooyoung bangun dengan perasaan kaget dan ketakutan. Ia tidak lagi berada di rumah Nara. Ia di neraka-kamarnya di rumah Kyuhyun. Seketika ia teringat akan seseorang-Nara!

“KYUHYUN!” Teriak Sooyoung. Gila! Wanita ini sudah berani meneriaki nama pria yang paling disegani di rumah itu. Tak perlu menunggu waktu yang lama, pemilik nama tersebut muncul dengan sebuah nampan sedang berisi makanan dan segelas susu.

“Sarapan pagi untuk Sooyoung yang cantik hari ini.” Ucap Kyuhyun.

Wanita itu hanya menatap tajam pada pria dihadapannya. Ia teliti satu persatu bagian tubuh pria itu.

“Apa Nara baik-baik saja?” Bukankah tadi wanita ini berteriak? Kenapa tiba-tiba ia menjadi lembut?

Kyuhyun tersenyum. Dengan tangan mengusap lembut wajah Sooyoung, ia layangkan sebuah kecupan singkat dibibirnya.

“Nara berada ditempat yang aman. Aku membelikannya sebuah rumah yang lebih layak untuk ditempatinya. Selain itu, mulai hari ini Nara akan bekerja di perusahaanku.” Terang Kyuhyun. Seketika Sooyoung menghembuskan napas pelan. Nara aman, pikirnya.

“Kenapa kau memberikan semua fasilitas dan pekerjaan baru untuk Nara?” Tanya Sooyoung kemudian. Pria itu hanya tersenyum misterius. Memilih untuk mengaduk makanan pada piring, kemudian menyuapi Sooyoung.

“Makanlah, aku tahu kau lapar.” Ucap Pria itu. Sooyoung terdiam. Apa yang sesungguhnya direncanakan pria ini?

“Makanlah Soo-ah. Aku ingin kau mengisi perutmu.” Lanjut Kyuhyun lagi. Sooyoung menurut. Membiarkan sesendok nasi itu masuk ke mulutnya. Membuat pria dihadapannya tersenyum lagi.

“Aku tak tahu, sudah berapa kali kau membuatku tersenyum hari ini. Saat kau tidur, saat memasak makanan untukmu, dan saat melihatmu makan dari tanganku sendiri.” Ucap Kyuhyun. Kata-kata terdahsyat yang pernah Sooyoung dengar. Apa pria ini tidak tidur? Apa ada hal yang lebih menarik lagi yang bisa dilakukan pria ini, dan Kyuhyun memasak? Yang benar saja!

“Kunyah dan telan Sooyoung-ah. Aku tak ingin kau sakit.” Lagi-lagi pria ini memerintah. Sooyoung menurut. Ia merasa bahwa semua akan terkuak jika ia mulai mengikuti aturan pria dihadapannya ini.

“Aku merindukanmu.” Oh, Sooyoung merindukannya? Kalian percaya itu?

Kyuhyun hanya tersenyum dengan tangan yang tetap mengaduk makanan dipiring.

“Jangan buat permainan baru Sooyoung-ah. Aku merasa terkejut dengan suprise yang kau beri kemarin untuk kepulanganku.” Ucap Kyuhyun. Ia kembali menyuapi Sooyoung dan secara spontan wanita itu menerima.

“Apa kau tahu bahwa satu orang telah menjadi korban akibat kejutanmu?” Lanjut Kyuhyun lagi. Wanita itu melotot seketika. Apa ia tak salah dengar?

“Satu korban yang baru saja dikuburkan semalam dan satu korban yang sekarang terbaring lemah bersama Buyoung.”Lagi-lagi berita yang mengejutkan hadir dari bibir penuh senyum milik Kyuhyun.

“Aku tak tahu harus bagaimana lagi bersikap jika saja Nara memilih untuk menantangku malam itu.” Memberi segelas air pada Sooyoung, Kyuhyun masih tersenyum.

“Kunyah dan telan sayang.” Perintah namja itu lagi.

“Kau gila!” Kyuhyun tersenyum. Kata-kata inilah yang seharusnya Sooyoung ucapkan sedaritadi. Ia suka Sooyoung yang jujur dibanding dengan Sooyoung yang lembut jika dihadapannya.

“Aku tahu. Dan aku gila karenamu.” Balas Kyuhyun.

Ia meletakkan piring yang sedari tadi berada ditangannya pada nakas. Dengan mata yang menatap tajam dan lurus pada Sooyoung. Pria itu maju, mendekati wajah wanita yang menatapnya penuh kebencian.

“Aku tak tahu harus bagaimana lagi denganmu Choi Sooyoung. Kau ingin aku bersikap lembut? Aku sudah ikuti dan kau melunjak. Kau ingin aku bersikap kasar? Kau akan menampakkan wajah ketakutanmu padaku dan aku tak suka!” Ucapnya. Sooyoung hanya diam. Tangannya dengan kuat menggenggam seprai.

“Apa kau ingin aku bersujud dihadapanmu dengan wajah merana dan putus asa? Itu maumu hmm?” Kyuhyun melanjutkan lagi ucapannya, namun  Sooyoung tetap terdiam.

“Kalau itu yang kau inginkan, maka sebelum itu akan kupaksa kau untuk menghadiri upacara pemakaman sebanyak dua ratus tujuh puluh kali dalam sehari.” Lanjutnya lagi. Pertahanan wanita itu runtuh. Air matanya jatuh seketika kala Kyuhyun menyatakan ancamannya. Seo Buyoung, satu nama yang langsung diingatnya.

“Maafkan aku.” Lirihnya. Sooyoung tersedu-sedu. Kyuhyun lagi-lagi membuatnya jatuh pada hal yang sulit.

“Maafkan aku Pak Cho.” Sekali lagi lirihan itu terdengar. Begitu sendu dan mengiba.

“Ucapan maaf belum seberapa Choi Sooyoung. Kau tak akan jera. Aku tahu itu.” Kyuhyun berdiri dari posisinya. Dengan tangan melipat di depan dada.

“Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu yakin?” Tanya Sooyoung. Penyerahan diri?

Kyuhyun tersenyum. Inilah kata-kata yang ditunggunya semenjak empat bulan yang lalu.  Mendekatkan tubuhnya kehadapan Sooyoung, pria itu menyapu bersih air mata Sooyoung dari pipinya.

“Cantik, menikahlah denganku.”

T B C

 

Annyeong :(

Galau nih,  gak bisa nonton GGTourINA :’(

Maka dari itu untuk mengobati hati, aku melanjutkan ff yang tertunda.

Kalau tak ada halangan, besok She’s The Key part 5 juga bakalan publish.

But, Sorry to say, I’ll protect that part because of naughty readers success make me sad last week.

Untuk minta pw nya, aku punya tata cara nih, cukup cantumkan aja uname kalian, dan insha allah PW nya bakalan nyampe di dm kalian. Oke? ;)

Karena dari itu, keep RCL :)


Vote FF Prolog

$
0
0

Annyeong yeorobun…. Author balik lagi. Tapi kali ini bukan ff full tapi baru prolognya. Jujur Author sedang dalam dilema besar karena banyak ff yang ada di otak namun bingung mau mengembangkan cerita yang mana. Oleh karena itu author meminta bantuan readers untuk memilih di antara tiga ff ini, mana yang bagus dan pantas di post dahulu. Jika kalian suka semuanya, tolong pilih mana yang harus di post dahulu. Namun jika readers merasa tiga ff ini kurang menarik dan sangat basi, author akan mencari jalan cerita lain untuk di posting.

Waktu kalian 1 minggu untuk vote. Setelah satu minggu, Author akan post ff yang memiliki vote terbanyak.

1. Vengeance

vengeance1

Title                       : Vengeance (Prolog)

Author                  : Chuyleez

Main Cast            : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Choi Siwon

Genre                   : Romance, Angst, Family, Fantasy

Rating                   : 16+

Length                  : Series

Mengisahkan tentang sepasang kekasih yang harus terpisah karena si gadis telah di jodohkan dengan orang kaya. Hingga suatu kejadian membuat perempuan itu dan kekasihnya kalap mata dan tega membunuh suaminya sendiri dan membuang anak yang dilahirkannya hanya demi bisa bersama dengan kekasihnya.

Roh sang suami yang tidak terima anaknya di buang menteror kekasih istrinya hingga namja itu mengalami koma. Untuk membalaskan dendam istrinya yang membunuh dan membuang anaknya, sang suami meminjam tubuh kekasih istrinya dan bisa kembali hidup walau hanya 40 hari. Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah dendamnya akan terbalaskan? Bagaimana nasib istrinya dan kekasihnya itu? Vote FF ini jika kamu menyukainya jalan ceritanya.

2. Secret In My Heart

secret in my heart (2)

Title                       : Secret in My Heart (Prolog)

Author                  : Chuyleez

Main Cast            : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Lee Jonghyun

Genre                   : Romance, Friendship, Family

Rating                   : 13

Length                  : Series

Mengisahkan tentang seorang namja dengan cinta pertama yang tidak pernah dia ucapkan. Hingga disaat mereka berpisah setelah lulus SMA, cinta itu tidak juga berakhir. Namja itu tetap menjaga, melindungi dan memandang orang yang dicintainya dari kejauhan. Bagai seorang secret admirer.

Suatu hari kekuatan cintanya diuji ketika ternyata saudara kembarnya sendiri menyukai cinta pertamanya. Dia merasa kalah. Dia memang tidak seperti saudara kembarnya yang bisa mendekati gadis itu dan mengajak gadis itu menikah.

Namun satu yang tidak diketahui namja ini. Gadis itu mencintainya. Namun sama sepertinya. Tidak bisa mengungkapkannya.

Hingga saat itu tiba, dimana hanya dia yang mampu menolong gadis itu. Dia pun rela mengorbankan nyawanya sendiri.

Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah namja ini selamanya akan diam saja dan merelakan gadisnya untuk saudaranya setelah bertahun – tahun mencintainya? Lalu bagaimana dengan gadis itu? Vote ff ini jika kamu menyukai jalan ceritanya.

3. Don’t Go

cover1

Title                       : Don’t Go (Prolog)

Author                  : Chuyleez

Main Cast            : Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Kim Suho

Genre                   : Romance, Family, Sad

Rating                   : 15

Length                  : Series

Berwajah mirip, bukan berarti kembar. Kesalahan masa lalu mengubah hidup sepasang saudara kembar namja dan yeoja berusia 12 tahun. Saat yeoja itu mengalami kelainan jantung dan divonis tidak bisa mencapai usia 20 tahun, dengan kasih sayangnya namja berusia 12 tahun itu mencari donor jantung ke berbagai rumah sakit agar bisa menyelamatkan nyawa orang yang dia sayangi.

Namun sebuah kecelakaan merubahnya. Dia dipisahkan oleh gadis itu dan dibawa pergi ke luar negeri. Namja itu diculik dan dijual kepada orang kaya. Hampir setiap hari namja itu mencoba kabur supaya bisa kembali ke Korea, namun yang dia dapat hanya siksaan.

Di Korea, gadis itu mencari keberadaan saudaranya dalam keadaan lemah setelah mengetahui saudaranya hilang. Karena tidak tega membuat gadis itu terus menangis karena kehilangan saudaranya, orang tuanya memberitahunya bahwa saudaranya telah meninggal dunia. Gadis itu terpukul.

Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah mereka bisa bertemu lagi sebelum usia mereka mencapai 20 tahun? Vote FF ini jika kamu menyukai jalan ceritanya.

Gimana chingu? Tolong comment yah… Soalnya otak author bener – bener bentrok sama 3 ff ini jadi bingung mau bikin yang mana dulu. Gamsahamnida… ^^


She’s The Key [Part 5]

$
0
0

STKcover (1)

Title: She’s The Key [Part 5]

Author: EdraRybelvi

Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung

Support Cast: Lee Hyukjae, Lee Donghae, Kwon Yuri

Rating: 18+

Length: Oneshot

Poster by: MayangAeni

Disclaimer: This story pure from my mind. If you found same with your own, mianhamnida, maybe we have same thought XD

_____

Aku sudah terlalu sering bermain dengan ilusi

­­­_____

Jika ada kontes menirukan patung dalam mimik yang sama, mungkin namaku menjadi salah satu kontestannya. Setelah kepergian Sooyoung, aku mematung di tempatku. Memikirkan segala hal yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Apa ini? Semuanya seolah mempermainkanku. Apa aku pendosa ulung dikehidupanku yang lampau? Atau aku penjahat seksual dikehidupanku yang dulu hingga Tuhan seolah menarik-ulur emosiku dalam kasus ini?

Sooyoung memimpikanku? Dia gila!

Apa wanita juga memiliki mimpi yang sama dengan kami kaum pria? Jika itu memang benar, berarti mereka juga sama hebatnya dengan kami saat sudah berada di ranjang.

Bayangkan Cho Kyuhyun!  Sooyoung di sana, diranjangmu dan dia dalam keadaan polos. Oh shit! Ini keren sekali!

Aku menggeleng seketika. Sepertinya pikiran kotor kembali merasukiku. Lihatlah, tanganku bergerak ke tempat yang tak semestinya. Damn! Ini akan menjadi malam yang panjang,.Saaaaangat panjang.

_____

Kami kembali berpapasan saat hendak mengunci pintu apartemen pagi ini.

“Mau kemana?” Dia mulai mengajakku untuk berbicara. Aku hendak menyapa dahulu, setelah ucapannya semalam kembali menyadarkanku. ‘Eskimo hingga aku tak lagi bisa menjatuhkan pilihan selain kau.’ Membuatku menutup rapat bibirku dan segera berbalik meninggalkannya.

“Pak Cho, kau tak mendengarku ya?” Ia kembali memanggilku. Kali ini dengan derap langkah kaki yang mendekatiku. Kemana saja pikiran wanita ini? Bukankah dia memintaku untuk menjauhinya?

“YYA! Tunggu!” Ia menarik lenganku hingga langkah kakiku terhenti. Mengetahui ia tepat dihadapanku, menunduk adalah hal yang benar untuk dilakukan.

“Kau sombong sekali Pak Cho.” Ia mulai menempatkan posisinya disampingku dan menggandeng lenganku.

“A- apa yang kau lakukan?” Dengan refleks tanganku menolak sentuhannya. Oh, otak bodoh!

“Kau kenapa? Apa ada yang salah?” Ia menatapku heran dan bingung. Choi Sooyoung, seharusnya aku yang menatapmu begitu.

“K-kau belum cuci tangan. Pasti tanganmu kotor. Bajuku sudah dicuci dan disetrika hingga rapi, dan kau pasti ingin mengelap sisa makananmu dibajuku.” Bodoh, mulut bodoh!

Sekali lagi tatapan herannya menghujaniku. Dengan wajah bingung, ia mulai mengendus tangannya dan melihat dengan teliti. Tiba-tiba saja ia menyodorkan kedua telapak tangannya tepat dihadapanku.

“Lihat! Tanganku bersih. Bahkan aroma sabunku masih melekat ditanganku. Bagaimana bisa kau bilang belum di cuci?” Ia berkata dengan nada jengkel.

Mana kutahu tanganmu bersih atau tidak? Aku ‘kan hanya asal bicara supaya kau cepat-cepat pergi dariku.

“Lagipula, pagi ini aku mandi. Lama pula. Kau mau mendengar deskripsinya?” Apa lagi ini? Kau mau mendeskripsikan kegiatan mandimu? Yang benar saja! Ini semacam sexting, dan aku tak ingin itu. Lebih baik kau masuk bersamaku ke dalam kamar mandimu, dan dengan senang hati aku akan mengelap semua bagian tubuhmu. Nice part!

“Hello..” Kulihat tangannya melambai-lambai dihadapanku.

“Apa?” Nada ketus  begitu saja keluar dari mulutku.

“Kau kenapa tutup mata begitu? Memangnya kau sedang membayangkan apa?” Choi Sooyoung sayang, bisakah kau menghentikan mulut polosmu setelah semalam kau menyerangku dengan mulut liarmu?

“Tidak ada. Kau saja yang berfikiran berlebihan. Sudah minggir sana!” Mendorong tubuhnya sedikit, aku berjalan meninggalkannya. Sayang sekali tanganku meleset. Turun kebawah sedikit, dorongan tadi tepat pada spot yang benar.

“YYA! Pak Cho tunggu aku!”

_____

“Eskimo?”

“Mimpi basah?”

“DIA GILA!” Nah fauna couple saja setuju denganku. Dia gila!

“Aku tak percaya ini, wanita juga mimpi hal yang sama ya? Pantas mereka tahu trik-trik untuk memuaskan kita.” Kalian berfikir itu aku? Salah besar! Itu adalah ucapan si Monyet. Pria dengan sejuta pengalaman bercinta.

“Dan sekarang dia bertingkah seolah tak terjadi apapun padamu? Daebak! Benar-benar wanita ajaib!”

“Hnngg. Kurasa semalam karena dia begitu mabuk. Setelah menyegarkan diri, barulah kesadarannya kembali, dan yah wanita itu melupakan ucapannya.” Ya, aku rasa benar ucapanku barusan. Pastilah karena dia masih mabuk, mulutnya berkata sembarangan.

“Kau tahu Cho, ucapan dari seseorang yang berada dalam pengaruh alkohol, biasanya benar. Itu berarti, dia memang selalu menjadikanmu tokoh utama dalam mimpi liarnya. Astaga! Ini gila! Aku belum pernah mendengar kisah ini sebelumnya.”

Aku pun juga begitu Ikan ssi. Kau tak pernah merasa bukan kalau wanita itu sendiri yang mengaku dihadapanmu.

“Annyeong.” Kami bertiga kompak menoleh saat sebuah suara datang menyapa.

“Yuri-ya!” Oke, apa ini termasuk kencan buta lagi? Dan apa kejadian ini akan terulang lagi? Aku diusir dan kembali merenung diapartemen sialan itu?

“Oppa annyeong.” Tunggu dulu! Kalau tidak salah, wanita ini wanita yang kemarin. Yang ikut dalam misi gila fauna couple ini. Oh ya, aku ingat! Wanita ini berada dibelakang Sooyoung kemarin. Yang mengunci Sooyoung tepat dilehernya.

Mau apa dia kemari?

“Maafkan atas kencan tertunda kita kemarin,-“ Benarkan, ini pasti ada hubungannya dengan kencan buta lagi. Sialan kau monyet gunung!

“Oh! Ini teman oppa yang kemarin diceritakan itu?” Nah, dia mengenaliku.

Dengan senyum tipis dan anggukan kepala aku menyapanya. Hati-hati Monyet-ah, mangsamu bisa saja kuambil. Hahahaha.

“Tampan sih, tapi sayang sekali, hanya bisa ‘bangun’ pada satu orang saja.” Dan mereka tertawa. Sialan! Mereka menertawakanku. Tidak, kekuranganku lebih tepatnya.

Untuk hal ini harga diriku memang sudah terinjak-injak. Tolong berikan aku laporan khusus tentang sahabat yang tega membocorkan rahasianya pada orang lain. Yah, itu memang sering terjadi. Tapi tidak dikalangan pria!

Yang benar saja!

Gaya berteman macam itu hanya ditunjukkan bagi mereka dengan hobi bergossip,-dalam kasus ini kalian bisa sebut saja wanita. Wanita akan lebih senang menggosip, terlebih lagi jika sedang bermasalah dengan temannya, mereka bisa saja membocorkan rahasia sahabatnya demi mencapai koloni baru.

Dan aku sekarang juga ikut menjadi korban!

Duo Fauna gila yang sebentar lagi akan kuseret menuju gerbang neraka ini ternyata tidak hanya bermulut lebar pada Sooyoung, tetapi juga pada wanita ini. Sialan!

“Aku tak menyangka jika ada pria seperti itu.” Apalagi ini? Wanita ini juga ikut-ikutan mereka kali ini?

“Tapi syukurlah, Sooyoung tidak sendirian.” Apa? Bisa diulangi lagi?

“APA?” Bagus! Untuk kali ini kami bertiga kompak menganga.

“Ia, Sooyoung juga sama sepertimu. Ia tidak pernah tertarik dengan pria. Awalnya kami pernah menjauhinya karena mengira dia wanita penyuka sesama jenis. Akan tetapi itu tidaklah benar.” Wow! Ini baru fakta!

“Kau bercanda?” Bagus Monyet! Kau bercanda?

“Tidak, ini serius. Sooyoung sudah berusia 23 tahun tapi belum pernah berkencan. Jangankan itu, berciuman saja ia tak pernah.” Astaga! Sooyoungku masih bersih!

“Bagaimana mungkin? Apa dia punya kelainan?”

PLAK!

Aku melihat si ikan menggeplak kepala pasangannya akan pertanyaan itu.

“Jangan kau tanyakan padanya, bukankah orang disampingmu juga sama?” Ucapnya. Sialan! Mereka mengataiku. Lihatlah, kumpulan manusia bermulut bebek ini tertawa lagi.

“Entahlah, Sooyoung tak pernah menceritakan tentang hal itu secara lebih detail. Hanya saja, ia merasa menjadi wanita seutuhnya saat kepindahannya ke apartemen barunya.” Lanjut wanita ini lagi.

Kulihat Fauna couple menatapku serius.

“Apa?” Pertanyaan ketus sukses kulayangkan.

“Tidak ku sangka kalian berjodoh!” Tandas si monyet. Aku juga berfikiran begitu. Tidak kusangka kami berjodoh. Yang benar saja, wanita dengan postur model dan wajah cantik jelita itu ternyata juga memiliki masalah dengan seksualitas.

“Itu Sooyoung!” Aku memutar kepalaku pada telunjuk wanita ini. Kulihat disana Sooyoung tengah berjalan menuju kami. Sepertinya ia pulang ke apartemen lagi. Terlihat dari pakaiannya yang sudah berganti.

Kulihat si Monyet berpindah tempat. Membiarkan kursinya menjadi pelabuhan pantat datar namun menggiurkan milik Sooyoung. Oh Tuhan, dia tepat berada disampingku sekarang.

PUK!

Aku merasakan tangannya menepuk pahaku. Sialan Soo! Jangan di paha!

“Aku kembali pulang untuk mandi dan mengganti pakaianku setelah kau mengatai tanganku kotor. Sekarang aku sudah wangi, tanganku bersih. Kau bisa menciumnya ‘kan?” Ia mendorong tubuhnya kehadapanku, membuat kami berada dalam jarak yang dekat.

“Aku tahu, minggir sana!”

Aww! Sumpah! Ini gila!

Apa yang baru saja kulakukan?

Kulihat ia terdiam menatapku, begitupun yang lainnya.

“Nice spot!” Oh Ikan, hentikan ucapanmu itu!

Tiba-tiba saja ia bangkit berdiri dan menarik tanganku. Menyeretku keluar dari tempat itu.

“Ya-ya! Kau mau kemana?” Aku merasa seperti sekantong sampah yang siap dilemparkan di pembuangan akhir. Ia menyeretku tanpa ampun.“Ya! Kau,-“

BRAK!

Gadis ini membawaku memasuki lorong sempit, masih disekitar kafe. Ia menatapku dengan napas yang sesak. Terbukti dari bahunya yang naik-turun secara cepat saat bernapas.

“Ma-maafkan aku.” Benar, maafkan aku Sooyoung. Aku benar-benar tidak sengaja.

Kalian tahu apa yang terjadi?

Aku baru saja mendorong tubuhnya dengan tangan tepat dipayudaranya. Bodohnya lagi, dengan refleks aku meremasnya!

Bisa kalian bayangkan betapa malunya aku sekarang?

Selangkaku sudah sesak dan urat maluku seakan menampakkan wujud aslinya yang kini sudah bertengger pada reaksiku.

“Apa yang kau lakukan?” Tanyanya. Oh tidak, jangan menatapku seperti itu Soo-ah. Lihatlah, ia menatapku dengan wajah garang. Jangan, aku tak ingin kau membenciku.

“Sudah kubilang eskimo sampai aku tak bisa menjatuhkan pilihan selain dirimu!” Dan dia memukulku bertubi-tubi. Untuk saat ini aku beruntung. Beruntung karena Sooyoung memukul tidak terlalu keras dan beruntung karena aku dikalahkan wanita di lorong sempit yang sepi.

“Maafkan aku, Ayya! Aku tidak sengaja sungguh!”

“Tapi kau meremasnya bodoh!” Ya Tuhan! Kau tak perlu mendeskripsikan keadaannya Soo. Ini memalukan.

“Aku tidak sengaja. Demi tuhan Soo-ah! Ayya!” Ia masih saja memukulku walau aku sudah berusaha untuk mengelak.

Pukulannya terus menghujaniku hingga sepuluh menit berlalu. Ia berhenti. Menatapku dengan wajah yang mengerikan.

“Pulanglah, dan segera kurung dirimu di sana. Kau butuh penyegaran.” Ia menunjuk tepat pada ‘adikku’ yang sedari tadi sudah bangun semenjak tepukan lembutnya pada pahaku. Aku menatap ke bawah. Oh Shit! Ini bukan bangun lagi, tapi sudah ingin terbang!

“Aku akan mengambil barang-barangmu. Dan kau pulanglah.” Ucapnya lagi dan mulai meninggalkanku. Aku mengikuti ucapannya. Melangkah kembali ke mobilku dan membawa diriku kembali ke apartemen. Kurasa dia tahu apa yang kubutuhkan.

_____

“Hngghh. Soo-ah.” Ah, sampai kapan aku harus seperti ini? Menuntaskan pekerjaan yang tak seharusnya aku yang melakukannya. Ini murni kesalahan Sooyoung. Seharusnya ia bertanggung jawab.

“Hnnghh, Soo-ah.” Oh Shit! Ini benar-benar membuatku gila!

Aku menyelesaikannya dengan cepat dan segera. Aku tak ingin yang lain berfikiran aneh tentangku. Ini masih siang bolong, dan aku sudah horny tingkat tinggi seperti ini.

Aku membuka pintu kamar mandi, dan seketika kutemukan Eommoni menatapku dengan mulut menganga di sana.

“Eommoni!” Oh Tuhan, apalagi ini?!

Ia masih saja mematung. Membuatku terpaksa membawanya untuk duduk di sofa. Aku berlari ke dapur untuk membuatkannya teh hangat. Namun tak hanya itu saja, kini kulihat Sooyoung sudah berada di sana dengan mata yang menatapku bingung.

“Sudah selesai?” Pertanyaan dasar namun menyakitkan Sooyoung-ah. Aku mengangguk seperti anak anjing.

“Kau tak harus menyebut namaku saat kau memuaskan dirimu sendiri. Apa kau tak lihat bagaimana stress nya ibumu saat ini?” Aku tahu. Ini salahku. Maafkan aku.

“Apa ibumu tahu tentang keanehanmu?” Aku menggeleng. Oh damn! Kemana larinya suara itu?

“Kau tak memberitahu ibumu?” Sekali lagi aku menggeleng. Ya Tuhan! Sampai kapan aku harus seperti ini?!

“Ini, bawakan untuk ibumu. Kurasa ia benar-benar membutuhkannya.” Ia memberiku segelas teh panas dan aku menurutinya. Membawakan teh ini untuk Eommoni.

_____

Eommoni sudah mulai mendapati kesadarannya. Ia sudah bernapas seperti biasa, akan tetapi matanya nyalang menatapku.

“YYA! Aku tak pernah melahirkan anak dengan tingkat kemesuman tak tertolong seperti dirimu!” Nah, tadi Sooyoung, sekarang  gantian eommoni. Tubuhku sudah seperti samsak yang pasrah untuk dipukuli.

“Ayahmu saja tidak pernah menyebut namaku saat menuntaskan pekerjaannya. Kau? SEDANGKAN KAU?! Kau membuatku malu!” Ya Eommoni, aku tahu. Ayah sudah punya kau dan ia tak perlu lagi menyebut namamu. Tapi aku? Aku masih belum mendapatkan Sooyoung.

“Apa kau tak punya malu ha? Wanita itu berada diapartemenmu dan aku tidak tahu harus bagaimana lagi bersikap dihadapannya!” Ia masih saja melayangkan pukulan pada bahuku. Pantatku dan punggungku. Eommoni! Aku bukan bocah lima tahun lagi!

“Aku tahu aku salah. Tapi seharusnya kau mengerti Eommoni, aku pria dan masih lajang. Apa salah aku berlaku demikian?” Membela diriku saat ini sangat dibutuhkan.

“Karena itulah aku menjodohkanmu, supaya kau tak begini Cho Kyuhyun! Kau bermain dengan ilusimu!” Seketika aku tersadar. Aku bermain dengan ilusiku?

“Kalau kau terus seperti ini, semua wanita akan menjauhimu dan aku akan malu mempunyai anak yang melajang seperti tetangga apartemenmu.” Oh Ya, Paman Kim.

“Tidak Eommoni, semalam aku melihat Paman Kim pulang bersama seorang wanita.” Aku mengutarakan apa yang kulihat, agar Eommoni tak lagi menyumpahiku agar senasib dengan paman Kim.

“Aku tak butuh laporanmu! Seharusnya kau belajar, pria tua itu saja sudah memiliki seorang wanita, sedangkan kau masih saja melajang! Apa kau mau membuat keturunan ini berakhir pada dirimu? Kau ingin menghapuskan kehormatan keluarga kita?” Apalagi ini? Keturunan? Pasangan saja aku tak punya, apalagi keturunan!

“Eommoni, berhenti memukuliku. Aku malu Eommoni.” Yah, menyerah. Kalian bisa bayangkan? Pria 26 tahun sepertiku kini berada di atas pangkuan ibuku dengan posisi menelungkup. Sehingga ibuku sendiri bisa mendaratkan pukulannya pada semua spot yang sudah ku utarakan tadi. Ini masih belum seberapa. Dihadapanku telah berdiri Choi Sooyoung dengan wajah yang tak bisa kudeskripsikan. Haruskah ibumu menghukummu di depan seorang wanita? Wanita cantik, seksi dan menggiurkan! Oh Shit! Eommoni benar-benar membuatku malu seumur hidup. Aku lebih baik mati!

Ia berhenti memukuliku. Mendorong tubuhku, hingga aku terjatuh ke lantai. Sakit sekali!

“Maafkan kelakuan anakku Sooyoung ssi. Dia memang kurang ajar. Akan kupastikan kau aman dan tak lagi mendapat gangguan darinya.” Eommoni berdiri. Aku jadi merasa bersalah. Haruskah ibuku membungkuk hormat berulang-ulang kali demi membersihkan nama baikku di hadapan seorang wanita seperti saat ini?

“Tak apa Nyonya. Aku tidak merasa terganggu.” Oh Choi Sooyoung, kau pintar ber-akting ternyata.

“Sebaiknya Nyonya pulang dan beristirahatlah. Kurasa Kyuhyun akan belajar dan merenungkan kesalahannya.” Bagus, ia pintar sekali membujuk Eommoni. Oh Tuhan, semoga Eommoni jatuh cinta padanya dan memakasaku untuk kenal lebih dekat dengan Sooyoung. Tanpa kau minta, AKU SIAP EOMMONI!

Eommoni mengangguk setuju. Ia berbalik dan mengambil tas tangan miliknya yang tergeletak tak berdaya di sofa.

PUK!

Menimpukku menggunakan tas tangan miliknya lalu pergi begitu saja meninggalkanku yang sudah tergolek pasrah di lantai kamar ini.

Aku melihat Sooyoung kembali lagi beberapa menit kemudian setelah mengantar Eommoni. Ia berdiri menjulang dengan kedua kakinya tepat berada dihadapanku.

“Bangunlah, ibumu sudah pulang.” Ia berbicara dengan nada dingin. Oh, aku tak suka ini.

Bangun dan membenarkan posisiku. Aku duduk di sofa, menatap lurus ke depan. Ia duduk disampingku dan mengarahkan tubuhnya menghadapku.

“Apa sebegitu sulit untuk membuka hati pada wanita lain?” Aku menoleh. Menatapnya yang kini terlihat putus asa, atau kecewa?

“Aku tak tahu. Maafkan  aku. Ini seharusnya tak pernah terjadi. Aku memang laki-laki yang tidak normal.” Ini adalah saat dimana aku mengakui kelemahanku. Dan aku tak pernah menunjukkan itu pada siapapun.

“Apa yang harus kita lakukan? Kau pasti sudah tahu bahwa ternyata aku tak ada bedanya dengan dirimu.”

Untuk itulah, serahkan dirimu seutuhnya padaku dan kita lalui ketidak-normalan kita ini dengan jalan yang benar. Aku pada dirimu dan diriku ada padamu.

Mengusap wajahku kasar. Menepis fikiran kotor yang kembali singgah di otakku.

Aku merasakan tangannya melingkar pada lenganku dan kepalanya bersandar dibahuku. Saat dimana aku akan kembali berurusan dengan kamar mandi.

“Aku juga tak mengerti, mengapa kita bisa tercipta dengan situasi aneh dan menjijikan seperti ini.” Ia sepertinya juga terlihat pasrah. Kami menghembuskan napas serempak. See? Kami berjodoh bukan?

“Pak Cho?”

“Hnngg?”

“Bagaimana kalau kita coba saja?” APA??!!

Menolehkan kembali kepalaku padanya. Menatap matanya kaget, tidak juga. Intens lebih tepatnya.

“Kau akan selalu seperti ini. Aku tak ingin kau bermain dengan ilusimu, sama seperti ucapan ibumu.” Bermain dengan ilusi? Eommoni benar. Aku sudah terlalu sering bermain dengan ilusi.

“Aku juga tak ingin dijodohkan dengan pengusaha dari China itu.” Apa? Kau juga akan dijodohkan?

Kulihat ia mengangguk. Seakan mendengar fikiranku.

“Pria waktu itu, dia Kakakku. Saat itu aku membuat kacau cafe dan memberikan kerugian pada cafe. Ayahku sangat kesal. Ia tahu itu semua kulakukan karena sengaja. Aku tak ingin dijodohkan, untuk itulah aku membuat onar.”

“Ayah juga sangat bangga karena aku bisa menjaga diri sejauh ini, dan ayah tahu aku tak mudah tertarik dengan pria manapun. Untuk itulah ia menjodohkanku. Sama seperti kasusmu.” Oh God! Kenapa kau datangkan bala bantuan dengan syarat tak terbayar seperti saat ini?

“Aku ingin kita melakukannya. Aku ingin ayah tahu bahwa aku sudah rusak dan aku ingin perjodohan ini dibatalkan.”

Menganga. Mematung. Speechless. Nah, kalian bisa memotretku  dan menjadikannya objek pameran terlucu.

Kukira ia menawarkan diri karena sudah menyerah dengan semua kelakuanku. Ku kira ia menawarkan diri karena ia menyukaiku. Ya, seperti aku menyukai dirinya untuk berbaring bersamaku di tempat tidur.

Tapi tidak dengan ini. Ia ingin aku melakukannya dan membuktikan  bahwa dirinya bad girl, tak seperti apa yang dibayangkan oleh ayahnya. Ia ingin menunjukkan kedewasaannya dengan aku yang sudah tidur dengannya. Ini tidak benar! Bahkan ini sangat buruk. Yang adanya, aku diburu polisi karena sudah melakukan tindak pelecehan seksual dengan anak gadis orang.Tidak-tidak! Ini bencana! Ini tidak benar!

“Aku menolak!” Ucapku tegas. Ia menatapku tak setuju.

“Aku menolak Choi Sooyoung! Ini tak semudah apa yang kau bayangkan. Berfikirlah dengan matang. Kau menyerahkan dirimu padaku hanya karena kau ingin ayahmu membatalkan perjodohan dengan pria pilihan ayahmu? Kau menjadikanku pion? Yang benar saja! Ayahmu bisa menuntutku!” Nah, inilah Cho Kyuhyun. Si Pria tak bernafsu dengan sejuta pemikiran dewasa dan matang. Sangat matang.

“Tapi, bukankah kau menginginkannya? Kau butuh aku dan begitupula aku. Apa kau tak ingat ucapan ibumu? Kau terlalu sering bermain dengan ilusi,-“

“Lebih baik bermain dengan ilusi jika aku harus manjadi tahanan polisi karena dituduh sudah melecehkan seorang gadis!” Kau ingin bermain siapa yang lebih keras kepala? Baik, akan kulayani!

Ia menatapku kesal dan seketika ia berdiri.

“Aku akan menginap di sini!” Ucapnya. Ia berjalan dengan menghentakkan kakinya keras ke lantai lalu berbaring di ranjangku. Gadis gila!

“YYA! Turun Choi Sooyoung! Pulang dan tidur di ranjangmu sendiri!” Aku mengikutinya. Menarik tubuhnya untuk menatapku. Ia menelungkup dan membenamkan kepalanya pada bantal milikku.

“TIDAK MAU!” Kudengar suara teriakan yang teredam oleh tebalnya bantal.

“Bagun dan pulanglah!” Aku mulai keras. Menarik tubuhnya dengan paksa. Gadis ini kuat juga. Ia mampu menangkis seranganku. Hingga aku menyerah.

Aku terduduk pasrah di tepi ranjang dan menatapnya sebal.

“YYA, cepat bangun dan pulanglah!” Sekali lagi aku mengulangi ucapanku.

“Tidak mau!” Ck, gadis ini benar-benar menghabiskan energiku.

Aku segera berbaring di sampingnya. Membuka kemejaku dan membiarkan dada telanjangku terbuka.

“Terserah jika kau masih keras kepala. Aku mau tidur!” Ucapku dan segera bergelung dibalik selimut.

_____

Aku membuka mata saat merasakan kesadaranku sudah kembali. Meregangkan semua otot tanganku, dan melirik ke samping.

“Apa yang kau lakukan disini?!” Aku terhuyung dan jatuh dari ranjangku. Sakit sekali.

Sooyoung masih disini dan dia menatapku sayu. Kalian tahu, setiap pria memiliki bakat alami. ‘Adik’ mereka akan bangun, ketika mereka bangun. Dan disini aku merasa adikku akan meledak seketika.

“Kau tidak pulang? Kau benar-benar menginap di sini?” Tanyaku lagi. Ia masih saja menatapku sendu. Ya Tuhan, jangan memaksaku melakukan morning sex chagiya!

“Maafkan aku.” Hanya itu kalimat yang ia lontarkan. Aku menggeleng. Gadis ini gila! Benar-benar gila!

Aku bergegas menuju kamar mandi. Urusanku bertambah lagi pagi ini karena Choi Sooyoung. Mencuci muka, dan menatap cermin. Aku mendapati beberapa bercak merah terdapat di dadaku, leher dan pundakku. Astaga!

BRAK!

Aku membuka pintu kamar mandi dengan kasar. Apa yang dilakukan gadis ini pada tubuhku saat aku tidur?

“Apa yang kau lakukan?!” Kesal, marah, terkejut, senang? Eh? Semua campur menjadi satu. Ia hanya menunduk dan aku benci itu. Kembali kudekati dirinya dan duduk di sampingnya.

“Hey, kau mendengarku?” Menangkup pipinya, aku terpaksa berlemah-lembut kali ini.

“Maafkan aku Tuan Cho, aku tak bisa menahan diri. Sudah kubilang untuk berpakaian eskimo saat di dekatku. Kau memberikan efek padaku, walaupun kau hanya bertelanjang kaki. Tapi semalam kau benar-benar membuatku bingung. Aku hilang kendali, dan maaf. Aku menggigitmu.” Oh Tuhan, lihat! Bagaimana mungkin aku melakukannya dengan gadis polos seperti ini? Kau bukan menggigitku sayang, tapi kau memberiku kissmark. Kau tahu KISSMARK! Yang hanya dilakukan oleh pria pengecut yang takut kehilangan wanitanya!

“Aku tak tahu bagaimana bisa itu terbentuk. Aku sudah berusaha menghilangkannya semalam.” Menghilangkannya?

“Dengan apa?” Tanyaku langsung.

“Kufikir luka bisa sembuh hanya dengan menghisap darahnya, namun tanda itu terlihat semakin merah dan aku tak tidur semalaman, memikirkan cara untuk menghilangkannya.”

Someone! Please kill me now!

Aku mengusap wajahku dengan kasar. Sebenarnya dia ini umur berapa sih? 15? 16? Atau 5 tahun?

“Dengar Choi Sooyoung. Kau tahu, ini namanya Kissmark. Kau memberi tanda pada tubuhku karena kau begitu bergairah semalam. Seharusnya wanita tak melakukan itu pada pria. Karena pria yang biasa melakukannya.” Aku mulai menerangkannya secara perlahan.

Aku bingung sekaligus takjub pada wanita dihadapanku ini. Apa dia berkepribadian ganda? Seketika ia bersikap dewasa layaknya paham semua arti hidup, namun sesaat ia menjadi gadis dengan jiwa dan prilaku bocah 5 tahun berada pada dirinya.

“Apa yang harus kulakukan?” Ia kembali menatapku khawatir.

“Kau tak bisa melakukan apapun sampai tanda ini hilang. Butuh waktu berhari-hari untuk membuatnya hilang.” Tandasku. Ia kembali menunduk pasrah.

“Tuan Cho?”

“Nggh?”

“Apa kau juga akan memberiku kissmark jika kau melakukannya denganku?” APA?

“Tidak!” Tentu saja tidak! Aku tidak akan memberi tanda pada gadisku jika ia sudah bersamaku. Aku akan berusaha untuk mempercayainya, bukannya memberi tanda kepemilikan. Itu sama sekai tidak gentle menurutku.

“Kenapa?” Kenapa kau tanya Choi Sooyoung? Kau baca saja fikiranku sebelumnya.

“Karena aku tidak suka!”

“Itu berarti kau marah padaku?” Ia berbicara lagi dengan ekspresi mengecil layaknya balita.

“Hmmh.”

“Apa aku tidak bisa dimaafkan?” Untuk saat ini, TIDAK!

“Hmmmh.”

Kulihat ia menghembuskan napas pelan.

“Baiklah, aku akan pulang. Maaf sudah membuatmu marah.” Ia bergerak pelan menuruni ranjangku. Meninggalkanku yang masih terdiam dengan semua yang sudah terjadi.

“Tuan Cho?” Aku berbalik menatapnya.

“Apa kita tidak bisa untuk saling melengkapi? Sejenis simbiosis mutualisme,-“

“Akan kufikirkan nanti, dan tidak ada pembicaraan untuk hari ini Choi Sooyoung.” Maaf untuk memotong ucapan yang sebenarnya sangat menggiurkan untuk kuterima. Tapi tidak untuk saat ini! Aku butuh waktu untuk mengembalikan diriku ke keadaan semula. Aku masih butuh waktu untuk berfikir.

“Baiklah. Akan kutunggu jawabanmu. Sekali lagi aku minta maaf. Annyeong”. Dan ia pergi.

_____

T B C

 

Halloha XD

Muncul lagi nih. Awalnya aku mau protect part ini. Tapi aku buru-buru ingat. Tomorrow is Monday. And Monday is busy day. So, you know lah kalau udah busy itu bagaimana.

Jadi aku memberikan kelonggaran untuk para siders bersenang-senang. Aku juga tidak bisa melayani satu persatu mention dihari sibuk. Oleh karena itu, hanya bantuan doa aja yang bisa kulakukan untuk membuat siders tobat,

Viemill pamit, KEEP RCL dan simpi jimpi :D


[TEASER] The Androgynies

$
0
0

soshinism-150

 

A story by Soshinism

—–

Rating: PG 15

Genre: Romance, Comedy, Friendship

Starring Cho Kyuhyun. Choi Sooyoung. Kris Wu. Tiffany Hwang

Special thanks to my dearest friend, fearimaway

CLICK IT


Something Called Love [Part Three]

$
0
0

 

 scl

Title: Something Called Love [Chapter Three]

Author: sookyubiased

Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Others

Genre: Romance, Family, Angst

Rating: PG-16

Length: Series

Disclaimer! I own the plot and idea. All the cast is belong to God and themself. Sooyoung and Kyuhyun belong to each other.

 

Something Called Love.

 

Kyuhyun duduk di bangku singgasananya dengan segelas brandy yang siap melambungkan akal sehatnya. Sudah lama ia tak pernah minum hingga mabuk, tapi malam ini ia butuh sedikit ketenangan untuk melupakan masalah yang terus-terusan menghantuinya. Kabur untuk sementara waktu rasanya tak apa.

 

Jarum jam terus bergerak maju menunjukkan kekuasaannya dengan angkuh, seolah meledek Kyuhyun dari atas singgasananya. Pecundang. Kyuhyun tersenyum miris, ya dia memang pecundang. Pecundang yang hanya bisa terdiam oleh kata-kata seorang yang dicintainya.

 

“Ku rasa anda butuh tidur” ucap pelayan Kim yang entah sejak kapan sudah muncul di dalam ruang kerja Kyuhyun dengan nampan berisi susu hangat. “Anda sudah lama tidak minum Tuan” Kyuhyun tersenyum tipis pada pelayan yang sudah bekerja padanya lebih dari lima tahun itu.

 

“Nde, aku hanya sedikit pusing” jawabnya asal.

 

“Ouh, aku baru tau brandy bisa menjadi pengganti obat pusing” ucap pelayan Kim lembut. Tapi Kyuhyun tau, pelayannya itu tengah menyindirnya. Ahjumma ini sudah mengenal baik dirinya, jadi sedikit sulit untuk berbohong padanya.

 

“Kau mau ke kamar Sooyoung?” tanya Kyuhyun mengalihkan topik. Pelayan Kim mengangguk. “Dia menolah memakan makan malamnya, jadi aku berniat mengantarkannya susu ini” Kyuhyun mengerjapkan matanya, amarah dan kekesalan bercampur dikepalanya.

 

Sooyoung boleh menyiksanya dengan kebencian dan makiannya, tapi Kyuhyun tak senang jika Sooyoung mulai mencoba menyiksa dirinya sendiri. Tidak mau makan malam? Mendengarnya saja berhasil membuat rahang Kyuhyun mengeras.

 

“Dia ingin menyiksa dirinya sendiri? Atau dia sengaja ingin membuatku marah? Berikan padaku!” Pelayan Kim memberikan nampan berisi susu dan roti kismis kepada Kyuhyun. Namja itu melenggangkan kakinya dengan emosi yang membuat wajah dan telinganya memerah.

 

Dengan segera namja itu membuka dengan kasar pintu kamar Sooyoung, matanya menyapu sekeliling ruangan besar itu dan terpaku pada pintu balkon yang terbuka. Disana rupanya. Kyuhyun melangkahkan kakinya dengan rahang mengeras siap memuntahkan omelannya pada Sooyoung, melupakan bagaimana lemahnya ia sore tadi begitu mendengar kata-kata penuh kebencian Sooyoung.

 

“Soo…” kata-kata terputus begitu ia melihat Sooyoung tengah tertelungkup di teralis balkon dengan bahu bergetar. Tak perlu memastikan berkali-kali, semua orang akan langsung tau gadis itu tengah menangis. Kyuhyun terpaku memandangi gadis manis itu menangis sambil sesekali menghentakkan kakinya atau memukul teralis balkon tersebut.

 

Rahang Kyuhyun melunak, ketegangan, emosi bahkan kekesalannya menguap tersapu angin malam yang bertiup di balkon kamar Sooyoung. Namja itu masih menatap Sooyoung, namun kali ini dengan sendu. Ia menyadari Sooyoung tak bisa bahagia bersamanya. Inikah Sooyoungnya selama ini? Yang selalu menatapnya penuh kebencian, yang tak pernah menuruti perintahnya, yang selalu mencari cara untuk kabur darinya? Inikah kenyataannya?

 

Sooyoung hanyalah seorang gadis remaja biasa. Yang memiliki perasaan rapuh. Gadis remaja yang akan menangis karena sesuatu menyakitinya. Sialan. Rasanya Kyuhyun ingin menghajar dirinya sendiri atas keegoisannya.

 

Perlahan Kyuhyun meletakkan nampan yang dibawanya diatas meja yang ada dibalkon, dengan langkah tak pasti menghampiri Sooyoung. Gesekan sepatunya yang begitu pelan membuat Sooyoung tak menyadari kehadirannya.

 

Begitu jarak mereka tinggal selangkah lagi, Kyuhyun menghirup nafasnya dalam-dalam. Wangi tubuh Sooyoung bercampur sabun mandi khas remaja yang segar ditambah parfum yang seperti permen karet. Bau memabukkan.

 

Entah kerasukan iblis apa hingga Kyuhyun memberanikan diri maju lagi selangkah dan merengkuh tubuh mungil yang bergetar itu, hingga ia merasakan dirinya ikut bergetar. Rambut halus Sooyoung menyentuh wajahnya, harumnya terhirup kedalam indera penciuman Kyuhyun yang refleks membuatnya semakin mengeratkan rengkuhannya.

 

“Hiks…lepaskan!” desis Sooyoung mencoba melepaskan rengkuhan Kyuhyun dari tubuhnya. Tapi Kyuhyun tak bergerak untuk mencoba melepaskan. Ia justru mengencangkan pelukannya dan menghirup dalam-dalam rambut Sooyoung.

 

“Lepaskan, Kyuhyun-sshi. Lepaskan aku.” Kyuhyun mengeratkan pelukannya. Kini ia tak hanya menciumi wangi rambut Sooyoung namun mulai berani mengecup cuping telinga Sooyoung. “Hiks…brengsek! Lepaskan aku!” Rontaan Sooyoung terasa sia-sia. Ia terlalu letih untuk melawan Kyuhyun karena tenaganya sudah terkuras untuk menangis sejak sore tadi.

 

“Le-pas-kan!” suara Sooyoung terdengar parau. Kyuhyun mengulum bibirnya, tersenyum tipis. “Tolong Sooyoung, kali ini. Biarkan aku memelukmu” lirih Kyuhyun. Sooyoung mengerang tertahan, bibirnya tiba-tiba menjadi kaku untuk mengatakan penolakan.

 

“Aku membencimu” kali ini suara Sooyoung nyaris seperti bisikan, namun Kyuhyun masih dapat mendengarnya. Kyuhyun tersenyum miris “Ya, aku tau itu” lirihnya.

 

“Sooyoung, aku akan memenuhi permintaanmu” Sooyoung mengerutkan dahinya. Tapi ia tau, Kyuhyun tak akan melihat ekspresi bingungnya karena posisinya yang memunggungi Kyuhyun.

 

“Maksudmu?” tanya Sooyoung dengan nada keheranan. “Persis seperti apa yang aku katakan” jawab Kyuhyun lembut tapi dengan keseriusan dalam nadanya. Sooyoung semakin bingung.

 

“Kau akan melepaskanku?” kali ini Sooyoung tak bisa menyembunyikan nada penuh harap dari suaranya. Tak menyadari itu melukai Kyuhyun. Kyuhyun muram. “Tidak, tentu saja bukan itu”

 

Kyuhyun membalikkan badan Sooyoung agar menghadapnya. Yeoja manis itu menatap Kyuhyun dengan mata bulatnya yang merah dan sembab akibat terlalu lama menangis. Kyuhyun membekap kedua pipi chubby Sooyoung, ibu jarinya melap lembut sisa air mata Sooyoung. Skinship pertama yang mereka lakukan setelah tragedi dimana Sooyoung mengetahui tentang kecelakaan keluarganya.

 

“Apa tidak ada selain di pikiranmu untuk mencoba pergi dariku? Hmm?” tanya Kyuhyun lembut. Sooyoung memejamkan matanya, menerima perlakuan Kyuhyun yang lembut bagaikan beludru membuatnya lemah. Tidak. Sooyoung! Kau harus membencinya!

 

“Itu tujuan utamaku” Sooyoung mengalihkan wajahnya agar terlepas dari bekapan Kyuhyun. Kyuhyun menggaruk ringan kepalanya yang tak gatal. Untuk saat ini, skinship mereka sudah lebih dari cukup.

 

“Aku akan mencabut hukuman skorsing untuk namja brandal itu” kali ini Kyuhyun nampak bersungguh-sungguh. Sooyoung mengalihkan pandangannya menatap Kyuhyun tak percaya. “Jeongmal?” Kyuhyun menangkap nada senang dari suara Sooyoung, astaga kenapa rasanya ingin sekali ia menarik kata-katanya kembali. Perasaan cemburu sialan itu membelenggunya.

 

“Nde, jeongmal. Seperti yang ku katakan. Aku akan memenuhi permintaanmu” bibir Sooyoung mengembang membentuk lengkungan senyum. Hati Kyuhyun terasa mencelos. Sooyoungnya tersenyum. Ironisnya senyum itu bukan miliknya. Brandal itu jauh lebih beruntung daripadamu pecundang! Batin Kyuhyun mengejek dirinya sendiri.

 

Senyum Sooyoung namun ciut dan beringsut berubah menjadi pout yang menggemaskan. Kyuhyun melirik gelisah bibir yang mengerucut itu, astaga ingin rasanya Kyuhyun menerkam bibir itu saat ini juga. Dan kau akan dilempar oleh Sooyoung ke kolam dibawah sana. Batin Kyuhyun meledek.

 

“Kenapa kau berekspresi seperti itu?” tanya Kyuhyun mengalihkan perhatiannya dari bibir Sooyoung. Gadis itu menatap Kyuhyun penuh selidik. “Apakah ada imbalan atas itu?” tanya Sooyoung dengan ekspresi ngeri. Kyuhyun mengerutkan alisnya. “Hah?”

 

“Apakah aku harus menjadi… ekhm is…is…”

 

“Tidak, tidak Sooyoung. Aku tak akan memaksamu untuk itu. Itu adalah kesadaranmu sendiri dan aku tak akan meminta apapun darimu kecuali satu” Sooyoung menaikan sebelah alisnya, menanti.

 

“Jangan pergi dariku, itu saja. Aku tak akan memintamu untuk yang lain” Sooyoung membuka mulutnya namun kemudian mengatupkannya lagi. Hatinya bagaikan di hantam dengan benda berat. Kenapa kalimat itu terasa menyentuhnya dengan cara tak terhormat? Astaga!

 

“Setuju?” tanya Kyuhyun dengan senyuman lembut penuh antisipasi. Sooyoung mengerutkan kening lagi. Namun ekspresinya berubah menjadi ekspresi datar. “Asalkan kau tak banyak ikut campur dalam kehidupanku. Dan tidak mengganggu teman-temanku, aku akan mempertimbangkannya” bahu Kyuhyun langsung rileks begitu mendengarnya. Baru kali ini ia bicara lagi dengan Sooyoung tanpa ketegangan dan emosi. Meskipun ada atmosfer canggung yang menyelimuti tetapi ini jauh lebih baik.

 

“Ya, aku akan memastikan untuk tak membuatmu ingin pergi dariku” Sooyoung mengejapkan matanya. Kalimat itu akan berarti sangat dalam jika diucapkan oleh orang yang kita cintai. Sayangnya, itu Kyuhyun!

 

Sooyoung rasa sudah terlalu banyak ia memberikan pada Kyuhyun malam ini. Ia merubah ekspresinya menjadi datar dan dingin kembali. “Dan jangan melupakan fakta, kalau aku membencimu” Kyuhyun tersenyum tipis. Sangat tipis hingga Sooyoung tak dapat menangkapnya dengan jelas.

 

“Ya, aku tak akan” kapan ironi ini akan berakhir Sooyoung, sayangku?

 

“Selamat malam Sooyoung” ucap Kyuhyun lembut. Sooyoung bersedekap dan mengalihkan pandangannya ke samping. “Hm” hanya bergumam dan akhirnya Kyuhyun berlalu. Namun sebelum benar-benar keluar Kyuhyun berbalik menatap Sooyoung yang masih berdiri di posisinya.

 

“Jangan mengancamku dengan menyiksa dirimu sendiri. Minum susu dan makan roti yang sudah pelayan Kim siapkan. Jika kau masih lapar, telfon dia untuk membawakanmu makan malam.” Sooyoung masih mempertahankan posisinya, hingga akhirnya ia mendengar suara pintu berdebam ditutup.

 

Sooyoung melirik nampan diatas meja kecil di balkonnya. Pasti susunya sudah dingin. Sooyoung beringsut mendekati meja kecil itu dan menarik kursi kecil disampingnya. “Hoaaah aku lapar!” Sooyoung meneguk susunya yang sudah dingin.

 

 

Kyuhyun tersenyum kecil menemukan Sooyoung tengah melahap semangkuk nasi dan bulgogi hangat di ruang makan. Gadis itu pasti lapar setelah menangis sepanjang sore. Apalagi Kyuhyun tau, Sooyoung adalah gadis yang cinta dengan makanan.

 

“Uhukk…uhukk!” Kyuhyun segera melangkahkan kakinya menghampiri Sooyoung dengan khawatir. Namun pelayan Kim lebih dulu datang menyodorkan gelas berisi air untuk Sooyoung. Sooyoung meneguknya dengan kalap sambil menepuk-nepuk dadanya yang sesak.

 

“Ya! Kau mau mati eoh?” omel Kyuhyun begitu Sooyoung sudah bisa bernafas dengan normal. Yeoja itu menatap Kyuhyun terkejut. Kyuhyun lalu menggaruk rambutnya salah tingkah. “Pelan-pelan, makanan itu tak akan pergi kemana-mana” Sooyoung menatap Kyuhyun dengan bingung dan pelayan Kim justru tersenyum melihatnya, senyumannya seolah berarti ‘dasar anak muda’

 

 

“Nona Cho anda ingin dijemput jam berapa?”  Sooyoung menatap jam gucci kuning ditangannya. “tujuh?” Jonghyuk dan Heebum saling berpandangan namun akhirnya mengangguk setuju. “Nde, kami akan berkeliling sekitar sini dan kembali pukul tujuh” Sooyoung tersenyum riang lalu berlalu masuk ke dalam kedai makan kecil yang cukup ramai didepannya kini.

 

“Annyeonghaseyo, selamat datang. Silahkan duduk” sapa seorang wanita paruh baya yang masih cantik mengenakan celemek dan membawa nampan berisi mangkuk-mangkuk yang isinya masih mengepul. Sooyoung tersenyum.

 

“Apakah ini rumah Kris?” wanita itu terlihat terkejut namun ia segera mengganti ekspresinya seperti semula. “Kau temannya? Tunggu sebentar, duduklah aku akan mengantarkan pesanan ini dulu ya…”

 

“Sooyoung, Choi Sooyoung” jawab Sooyoung seakan tau akan kalimat wanita itu yang menggantung. “Nde, Sooyoung-sshi. Tunggu sebentar ya” wanita itu dengan cepat mengantarkan mangkuk-mangkuk itu kepada pemesannya. “Eomma! Empat mangkuk lagi untuk ahjussi di meja 14!” Sooyoung menatap si pemilik suara yang baru saja berteriak. Seorang anak perempuan yang umurnya sekitar 7 tahun, dengan rambut dikuncir dua. Sangat cantik dan menggemaskan.

 

“Nde!” Sooyoung mengalihkan pandangannya pada wanita yang kini sibuk kesana kemari tanpa sadar gadis kecil tadi menghampirinya. “Chogi, apakah anda sudah meemsan?” tanya gadis itu dengan ekspresi yang menggemaskan. Sooyoung terpesona akan kecantikan dan keimutan gadis kecil ini.

 

“Eh? A..aniyo..” gadis kecil itu lalu menarik kertas dan pena dari kantung celemek renda mungil yang dikenakannya. “Chogi mau pesan apa?” Sooyoung ingin tertawa dengan kepolosan dan ekspresi serius gadis mungil ini.

 

“Apa yang enak disini?” tanya Sooyoung sambil menopang dagunya. Gadis itu menggaruk kepalanya dengan pena. “Hm, aku bingung. Hampir semua masakan ibuku enak, apakah kau mau pesan semuanya?” Pedagang cilik yang pintar!

 

“Andai saja aku bisa… tapi uangku tak akan cukup. Bagaimana kalau aku pesan semangkuk ramyeon dan segelas soda dingin?” gadis kecil itu mengembungkan pipinya lalu menulis pesanan Sooyoung. “pesanan bagus” ucapnya. Sooyoung ingin sekali tertawa akan tingkah anak ini yang sedikit dewasa dibanding usianya.

 

“eomma! Semangkuk ramyeon! Pedas tidak?” Sooyoung menggeleng. “Tidak pedas eomma!” lanjutnya. Lalu ia berjalan ke arah kulkas berpintu transparan di sisi meja kasir dan mengambil sebotol soda lalu berjalan kembali ke meja Sooyoung dan meletakkannya dengan pembuka botolnya.

 

“Hey, siapa namamu?” tanya Sooyoung yang sudah tak bisa menahan rasa ingin taunya lagi. Gadis kecil itu menatap Sooyoung dengan matanya yang cukup besar. “Anastasia” jawabnya singkat. Sooyoung tersenyum kecil.

 

“Annie!” Sooyoung dan Anastasia menoleh ke sumber suara, dimana seorang namja dengan t-shirt gombrong dan celena jeans belel yang ditiban dengan celemek licin berwarna merah. Bahkan celemek itu tak bisa mengurangi ketampanan namja bermarga Wu tersebut.

 

“Gege! Orang ini yang memesan!” Sooyoung terpana. Seorang Kris, namja dingin serampangan yang pelit dalam bicara tengah memegang nampan berisi semangkuk ramen pedas dan memakai celemek!

 

Kris menatap Sooyoung terkejut. Yeoja yang secara tak langsung membuatnya di skorsing kini berada di kedai ibunya. Tapi Kris tak merasa kesal sama sekali dengan Sooyoung. Karena ia tau dalang dibalik ini semua bukanlah Sooyoung melainkan namja pemilik sekolah.

 

“Gamsahamnida” ucap Sooyoung membungkuk kecil. Kris tersenyum tipis. Lalu ia segera berlalu setelah meletakan mangkuk ramen diatas meja Sooyoung. Gadis itu segera menahan langkah Kris. “Chakaman…” Kris menoleh, menaikkan sebelah alisnya menunggu kata-kata Sooyoung selanjutnya.

 

“Itu, anu… kau bekerja disini?” tanya Sooyoung kikuk. Kris menghela nafasnya, bukannya menjawab pertanyaan Sooyoung ia justru mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Begitu matanya bertatapan dengan mata ibunya ia menerima sinyal ‘berbicaralah dengannya’ Kris menarik kursi dihadapan Sooyoung.

 

“Annie bantu eomma, nde?” Anastasia mengangguk dan meninggalkan Kris dan Sooyoung. “Okay sampai dimana kita tadi?” tanya Kris sambil menggosokan kedua tangannya diatas lutut. Sooyoung mengerutkan dahinya.

 

“Nde? Kita…tidak kemana-mana” jawabnya polos. Kris memutar bola matanya. “Tentu saja. Ya seperti yang kau lihat. Aku menjadi pengangguran, hukuman itu membuat ibuku sedikit senang. Dia tidak membutuhkan pekerja part time sehingga penghasilannya tak terpotong” Sooyoung mengangguk mengerti.

 

“Ada apa?” tanya Kris to the point. Sooyoung merasakan rasa bersalah menjalari hatinya. Kris di skorsing karenanya. Karena Kyuhyun. Dia dan Kris memang tidak mengenal terlalu lama. Bahkan Sooyoung hanya sekedar pernah mendengar nama Kris di sekolahnya tanpa tau bagaimana wujudnya. Sooyoung baru tau wajah Kris dua hari lalu, hari dimana Kris menyatakan suka pada Sooyoung. Dan Sooyoung jelas-jelas berbohong pada Kyuhyun mengatakan Kris adalah kekasihnya.

 

“Mianhae, karenaku kau terkena hukuman” Kris mengerutkan dahinya. “Itu bukan salahmu” ucap Kris datar. Sooyoung merengut.

 

“Tidak, Kris jika kau berfikir pihak sekolah menghukummu karena kau menciumku di gedung olahraga kau salah. Itu bukan seperti itu” jelas Sooyoung. Kris tersenyum sinis.

 

“Aku tau. Cho Kyuhyun kan dalang dibalik semua ini?” tanya Kris. Sooyoung merasakan sesuatu menyetrumnya. Ia menegang. Bagaimana Kris bisa tau?

 

“Kakak angkatmu itu terlalu protective terhadapmu. Aku mengerti. Aku saja yang terlalu nekat hingga menciummu” Sooyoung merona mengingat kejadian dimana Kris mencium bibirnya setelah menyatakan menyukai Sooyoung. Astaga! Saat itu Sooyoung merasa bagaikan disengat jutaan ribu volt listrik. Namun bagaikan ada seseorang yang mencopot sengatan listrik itu begitu Sooyoung mendengar kata ‘kakak’.

 

“Mianhae Kris sekali lagi, jeongmal.” Kris mengangguk. “Arraseoyo. Aku bingung kenapa kau tak menamparku ketika aku menciummu waktu itu?” lagi-lagi Sooyoung merona, namun yeoja itu segera mengabaikannya.

 

“Aku terlalu terkejut. Dan kau kenapa menciumku? Aku bahkan tidak menjawab apa-apa waktu itu” Kris terlihat berfikir. “Wajahmu waktu itu mengatakan ‘cium aku! Cium aku!’ jadi yang terfikirkan pertama olehku adalah menyambar bibirmu. Ku kira aku akan dipukul, ternyata wajah dan isi hatimu saat itu memang memintaku untuk menciummu”

 

“ya! Tidak begitu! Aku… aku terlalu shock sehingga tak sanggup untuk menamparmu! Dan Jung Songsaenim muncul menyelamatkanku” Kris mengorbit bola matanya. “Dan ia hanya menghukumku. Aku khawatir, Cho Kyuhyun itu memasang alat pengintai di tubuhmu”

 

Sooyoung reflek memeluk dirinya sendiri. “Bisakah?” Kris mengedikkan bahu. “Makan ramenmu sebelum dingin” ucap Kris asal. Sooyoung lalu menarik mangkuknya mendekat dan mulai mengaduknya dengan sumpit.

 

“kita baru mengobrol sebentar saat itu” ucap Sooyoung sambil menyeruput ramennya. Kris meliriknya sekilas lalu memandang keluar. “Ya” jawabnya singkat.

 

“Oh ya, besok kau sudah bisa masuk sekolah lagi” ucap Sooyoung antusias. Kris menatap Sooyoung heran. “Ini baru 2 hari, jangan bercanda!” Sooyoung melambaikan tangannya didepan wajah Kris.

 

“Aku serius! Skorsingmu dibebaskan” Kris menatap Sooyoung, mencari kebohongan dari wajah polosnya namun ia tak menemukannya. Kris akhirnya menghela nafas. “terima kasih”

 

“nde…”

 

 

“Nona Tuan Cho sudah menunggu anda dirumah” ucap Jonghyuk begitu Sooyoung masuk kedalam mobil. Sooyoung mengerucutkan bibirnya sambil bersedekap. Oh, kapan aku bisa tidak bertemu dengannya lagi

 

“Apakah hari anda baik nona?” tanya Heebum berbasa-basi. Sooyoung mengingat-ingat harinya disekolah. Melelahkan, karena sebentar lagi ia akan mengikuti ujian kelulusan. Pelajaran disekolah lebih diperdalam. Bahkan waktu istirahat dipersempit.

 

“Lelah. Aku pusing mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan” Jonghyuk dan Heebum saling pandang. Suatu keajaiban Sooyoung mau menanggapi mereka dengan nada bersahabat.

 

“Fighting nona! Ujian itu minggu depan kan? Setelahnya kau bisa pergi jalan-jalan dengan Tuan Cho untuk melepaskan kepenatan pasca ujian” Sooyoung seketika melonjak dikursinya.

 

“Benarkah?! Woaaah pasti menyenangkan.” Ucap Sooyoung tersenyum lebar. Heebum dan Jonghyuk terpengaruh untuk ikut tersenyum bersama Sooyoung.

 

“Sangat menyenangkan seperti di neraka” seketika ekspresi Sooyoung berubah menjadi kesal dan marah. Jonghyuk dan Heebum ikut melunturkan senyumannya. “Lebih baik aku ikut ujian setiap hari daripada harus berlibur berdua dengan namja itu!” Sooyoung menyandarkan tubuhnya ke kursi. Mengingat Kyuhyun membuatnya naik darah! Astaga.

 

Begitu masuk ke ruang utama Sooyoung disambut pelayan yang biasa melayaninya. Mereka mengambil alih tas ransel dan blazer sekolah Sooyoung. Sooyoung digiring masuk ke ruang makan utama dimana Kyuhyun sudah duduk menunggu sambil membaca sebuah majalah bisnis masih mengenakan kemeja kerjanya yang dua kancing teratasnya dibuka. Ahjussi. Batin Sooyoung mencibir.

 

“Hai” sapa Kyuhyun begitu menyadari kehadiran Sooyoung. Sooyoung memutar bola matanya tak berselera. Kyuhyun tersenyum miris. Terbiasa dengan balasan sapaan dari Sooyoung yang unik.

 

“Bagaimana harimu?” tanya Kyuhyun lembut. Sooyoung menarik kursi disebrang kursi Kyuhyun. “Jonghyuk-sshi dan Heebum-sshi sudah bertanya tentang itu tadi, kau bisa menanyakan padanya apa jawabanku” ucap Sooyoung datar. Kyuhyun menghela nafas, mencoba bersabar.

 

“Ku harap itu baik” ucapnya dengan nada yang tak terlalu bersemangat lagi. Sooyoung melirik Kyuhyun dengan ekor matanya. Berhasil! Batinnya.

 

“Ya, tentu saja. Aku selalu menjadi baik jika tidak bersamamu” ucap Sooyoung santai. Bahkan ucapannya seperti sengaja untuk membuat Kyuhyun kesal. Namun namja itu berusaha menahan kekesalannya. Ia sudah memutuskan untuk menjadi sabar. Tidak emosi, tidak terlalu mengontrol Sooyoung. Alasannya hanya satu, agar Sooyoung tak pergi.

 

“Pelayan Kim baru saja memasak pasta dan sup daging, aku tau kau suka pasta cream jadi aku memintanya membuatkan itu untukmu” ucap Kyuhyun mengalihkan pembicaraan. Sooyoung mendesah tak senang. Kyuhyun belum marah!

 

“Wah sayang sekali, aku baru saja makan bersama Kris tadi” ucapnya dibuat-buat. Kyuhyun yang tengah memegang sendoknya merasa dihantam.

 

“Apa? Kau…Kris? Bagaimana bisa? Dia…” Sooyoung menyeringai dalam hati. Kena!

 

“Ya.. kami janjian sepulang sekolah. Dan aku sudah makan dengannya” Kyuhyun mencengkram kuat garpu ditangannya. Mencoba mengontrol emosinya namun nafasnya sudah mulai tak stabil akibat darahnya yang mulai menggelegak naik hingga keatas kepala.

 

Kyuhyun memejamkan matanya. Giginya terkatup namun ia mendesis tajam. “Makan apa?” Sooyoung merinding mendengarnya. Ia menatap Kyuhyun takut, namun ia memilih melanjutkan apa yang direncanakannya. Membuat Kyuhyun marah!

 

“Ramen” Kyuhyun mendengus tak senang. Ia menatap tajam Sooyoung lalu membanting garpunya. “Sooyoung! Kau tak akan pernah bisa mengganti makan malam dengan semangkuk ramen! Dan lagi, kau tak tau apakah makanan itu higienis atau tidak. Makan apa yang ada didepanmu, sekarang!” Batin Sooyoung bersorak. Kyuhyun terpancing.

 

“Ya aku bisa! Aku sudah makan bersama kekasihku, aku merasa kenyang saat ini.” Oh ya Sooyoung? Perutmu menggerutu minta diisi, itukah yang kau katakan dengan kenyang? Dan liurmu hampir menetes ketika kau menatap cream pasta didepanmu itu. Ledek batinnya. Sooyoung bertahan untuk tidak memakan makan malamnya. Kyuhyun menggeram.

 

“Sooyoung! Jangan membatah. Ma-kan. Ini bukan permintaan, tapi ini perintah” Sooyoung tertawa meremehkan. “Apa? Memangnya kau siapa memberiku perintah? Apa aku ini majikanku hah?” Kyuhyun memukul meja, membuat gelas bertubrukan dan berdenting.

 

“Aku suamimu Cho Sooyoung, jangan berdebat denganku. Makan!” Sooyoung menggeram, ia melotot menatap Kyuhyun yang menatapnya tajam. “Oho. Bagaimana bisa aku tidak ingin pergi dari neraka ini? Siapa yang akan betah tinggal dengan namja tempramen sepertimu? Anyyeong!” Sooyoung menggebrak meja dan memundurkan kursinya, melenggang meninggalkan Kyuhyun yang terengah ditempatnya.

 

Beginikah susahnya menjadi orang sabar? Sooyoung menguji emosinya dan menyalahkannya. Menjadikan emosi Kyuhyun sebagai alasannya untuk pergi padahal ia sendiri yang memancingnya naik. Kyuhyun melap wajahnya kasar.

 

“Tarik nafas Cho Kyuhyun, kau harus bersabar demi istri yang kau cintai itu. Bersabarlah agar penantianmu berujung bahagia”

 

 

Sooyoung melompat ke kasurnya mengguling kegirangan berhasil menguji Kyuhyun lagi. Namun tak dapat ditepis jika ia menyesal menyia-nyiakan cream pasta buatan pelayan Kim.

 

Sooyoung namun tersenyum. Pelayan Kim pasti akan menyimpan pasta itu di kulkas dan akan memanaskannya ketika Sooyoung turun untuk meminta makan nanti. Ya. Tinggal tunggu Kyuhyun masuk kamarnya, ia akan turun dan makan cream pasta. Maka harga dirinya tidak akan terasa dijatuhkan dan ia bisa menyantap cream pastanya.

 

“hah?! Dibuang?” Sooyoung memekik kecil. Matanya membesar begitu mendengar fakta bahwa semua makanan yang tadi dihidangkan untuk makan malam telah dibuang.

 

“Apakah Kyuhyun gila eoh?! Makanan-makanan enak itu disia-siakan? Dasar orang kaya tak tau bersyukur!” Pelayan Kim menggelengkan kepalanya. “Tuan bilang, nona tak ingin makan jadi ia menyuruhku membuangnya” Sooyoung mengerucutkan bibirnya. Makan harga dirimu, Choi! Sindir batin Sooyoung. Sooyoung mengehela nafasnya.

 

“Yasudah aku akan pergi tidur, mianhae menganggumu bibi” pelayan Kim tersenyum dan mengangguk. Ia memperhatikan Sooyoung yang berlalu lesu menuju kamarnya. Merasa tak tega juga melihat Sooyoung namun itulah perintah Kyuhyun. Tak lama intercome di dapur berdering.

 

“nde, tuan?”

“antarkan makanan itu ke kamarnya. Aku tak ingin ia sakit karena perutnya belum diisi” pelayan Kim tersenyum. Ia tau Kyuhyun tak akan tega pada Sooyoung. Namja itu akan melakukan apa saja untuk kebahagiaan Sooyoung dan membuat Sooyoung kelaparan tak akan pernah ada di dalam listnya.

 

“Nde tuan” pelayan Kim segera membuat lemari makanan dan mengeluarkan piring berisi pasta. Tentu saja ia hanya berbohong pada Sooyoung. Kyuhyun bukanlah tipe orang kaya yang suka menghamburkan uang atau makanan. Ia mendapatkan itu dengan usaha dan semua itu tak boleh dibuang sia-sia. Itu hanyalah triknya untuk memberikan Sooyoung sedikit hukuman.

 

“Semoga nona Sooyoung cepat-cepat membuka mata hatinya, Tuan Cho Kyuhyun sudah cukup lama bersabar untuk dirinya”

 

 

Sooyoung mengerang ketika tidurnya terusik oleh cahaya silau menerpa wajahnya. Sooyoung berkedip-kedip berusaha menyesuaikan pupil matanya dengan cahaya yang terang. Pandangannya masih mengabur dan kelopak matanya menolak untuk dibuka. Dalam kantuk beratnya, Sooyoung melihat seorang namja begitu tampan dengan kemeja linen putih dan celana bahan hitam, berdiri tegak disisi ranjangnya. Tersenyum lembut mendamaikan perasaannya.

 

“Hmmm” Sooyoung bergumam begitu merasakan tangan halus mengelus lembut pipinya mengelilingi area pipi, hidung dan bibir Sooyoung. Membelainya begitu lembut seakan berhati-hati jika wajah Sooyoung adalah benda sensitive yang mudah hancur.

 

Sooyoung mengerjapkan matanya. Perlahan ia sadar, wajah tampan itu milik Kyuhyun. Namja yang paling dibencinya di dunia ini. Namja yang sudah menjebaknya untuk menjadi istrinya. Anak pembunuh keluarganya. Namun Sooyoung menolak untuk melepaskan belaian lembut Kyuhyun. Baginya ini hanyalah mimpi. Ia belum bangun. Tak apa, hanya di mimpi. Sooyoung bahkan tersenyum kecil, ia menggeliat dan menarik guling disisinya dan mendekapnya erat, kembali jatuh ke alam mimpi.

 

“No…”

 

Kyuhyun berbalik ke arah pintu, menatap seorang pelayan berbadan mungil yang tengah menutup mulutnya terkejut melihat keberadaan Kyuhyun di dalam kamar Sooyoung. Kyuhyun menaruh telunjuk di bibirnya mengisyaratkan agar pelayan itu tak membuat suara.

 

Kyuhyun menganggukan kepalanya, mengarahkan pelayan itu agar keluar. Kyuhyun menatap Sooyoung yang sudah tertidur pulas lagi. Dengan lembut Kyuhyun mengelus dahi Sooyoung, mendaratkan kecupan ringan di hidung, bibir dan dahinya. Lalu namja bermarga Cho itu beranjak meninggalkan Sooyoung.

 

“Biarkan Nona Cho tertidur untuk beberapa jam lagi, lagipula ini hari Sabtu. Suruh pelayan Kim siapkan sarapan begitu dia bangun, jangan sampai ia kelaparan” ucap Kyuhyun pada pelayan tadi yang masih menunggu didepan pintu kamar Sooyoung. Tugasnya adalah membangunkan Sooyoung, membereskan kamar dan menyiapkan baju serta untuk mandinya.

 

Pelayan itu menatap Kyuhyun yang berlalu dengan kagum. Namja setampan, sesukses itu begitu perhatian dan penyayang. Yeoja itu menyayangkan kenapa namja seumur Kyuhyun memilih menikahi gadis belia. Gadis dari panti asuhan yang senang memberontak dan membuat onar untuk membuatnya marah. Namun tak bisa dipungkiri, yeoja itu juga merasa iri pada Sooyoung. Kyuhyun selalu bersabar padanya, menatapnya penuh cinta meskipun Sooyoung sendiri bersikap membantah dan terkesan begitu membenci Kyuhyun.

 

 

“Ayolah Heebum-sshi, aku sudah berdiam diri dirumah seharian ini dengan buku-buku dan soal-soal latihan sialan itu! Biarkan aku berjalan-jalan sebentar ditaman!” namja bernama Heebum itu melirik Jonghyuk, rekan disebelahnya. Meminta bantuan jawaban. Nona muda kembali merajuk!

 

“Tapi…” Sooyoung mendecak kesal. Mau tak mau ia mengeluarkan tawaran terakhir.

 

“Baiklah! Kalian boleh mengikutiku tapi dengan syarat harus berjarak 20 meter dariku! Aku bersumpah hanya ingin refreshing!” tegas Sooyoung seakan mengerti Heebum dan Jonghyuk takut ia akan mencoba kabur.

 

“Aku tidak akan kabur!” Setidaknya untuk saat ini. Sooyoung membatin. Heebum menaikan sebelah alisnya dan akhirnya mengangguk pasrah.

 

“20 meter” ucapnya dan Sooyoung mengangguk senang. “20 meter! Jika terlalu dekat, aku akan membuat masalah hingga kalian kena omel Oh Ahjussi-kepala pelayan-!” Heebum dan Jonghyuk mendengus pasrah. Siapa mereka bisa membantah nona tercinta Tuan Cho Kyuhyun ini?

 

“Let’s go!”

 

Keadaan taman nampak ramai. Sore di akhir musim panas benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh orang-orang. Sooyoung menatap iri pada remaja-remaja yang sedang berkumpul dengan teman-teman ataupun yang sedang berpacaran. Sooyoung tersenyum kecut. Ia melompati fase ini. Takdirnya adalah menjadi istri-terpaksa- seorang namja yang usianya 7 tahun diatasnya. Seorang namja yang lebih cocok menjadi kakaknya. Terlebih dengan fakta namja itu adalah anak dari orang yang sudah membunuh keluarganya. Ironi itu tak akan pernah hilang. Sooyoung mematrinya di kepalanya, menjadikannya sebuah perisai atas dasar kebencian.

 

“Kau akan kelilipan jika melamun dengan cara seperti itu” Sooyoung terkejut. Kris entah sejak kapan sudah berdiri disampingnya, dengan pakaian santai ala anak SMA. T-shirt warna biru laut dan jeans belel. Kris nampak begitu tampan. Sooyoung berkedip-kedip menatapnya.

 

“Kris?” Kris mengangkat bahunya. “Aku juga tak menyangka bisa bertemu kau disini. Hampir setiap sore aku kesini dan tak pernah melihatmu” Sooyoung nyengir.

 

“Pertama kali. Aku jarang diizinkan keluar rumah sejak tinggal di daerah sini” ucap Sooyoung sambil bergeser agar Kris dapat duduk disampingnya. Kris lantas duduk.

 

“Hmm. Orang kaya sepertimu tak seharusnya menghabiskan Sabtu sore ditaman. Kenapa tidak jalan-jalan dan membuang-buang sedikit uangmu?” ucap Kris mencoba bercanda. Sooyoung merengut tak senang.

 

“Itu bukan uangku!” sungutnya kesal. Membahas Kyuhyun membuatnya kehilangan mood. Dan Kris tak ingin repot-repot membangkitkan kembali mood Sooyoung yang sudah ia hancurkan. Dan sore itu hanya mereka lalui dalam keheningan panjang dan pikiran masing-masing yang berbeda arah.

 

TBC

Comment?

 

 

 

 

 

 


Protected: I NEED A MAN

$
0
0

This post is password protected. You must visit the website and enter the password to continue reading.



HOW TO GET PASSWORD I NEED A MAN

$
0
0

Annyeong.

Pertama, aku mau minta maaf dulu dikarenakan ff ini aku proteck. Ini dikarenakan masih banyak reader yang masih di bawah umur.

So, bagi reader yang mau mendapatkan PW, silahkan hubungi author dengan menyebutkan username serta usia kalian ke:

Twitter : @kyuanzain1

Atau

Wechat : @ zain toretto

Gomawo.


I NEED A MAN PASSWORD

$
0
0

Annyeong

Mian harus kayak gni jadinya.

Bagi yg mw minta pw INAM, silahkn kntak author via email n fb.

Email : kyuan24zain24lovingmomy@gmail.com

Fb @ zaitun nur.

Ga pake minta lwat sms lg y. Gomawo.


The Pollice Target

FF LINK

ONLYFREAKGIRL IS ON HIATUS

$
0
0

PLEASE READ THIS :)

Annyeong..

Pertama-tama saya mohon maaf karena sudah mungkin hampir 1 bulan tidak memposting apa-apa atau bahkan sekedar melihat-lihat KSI. Saya sebenarnya cukup terkejut (?) saat membuka KSI pertama kali hari ini. Ada ratusan komentar yang perlu di moderasi dan puluhan email masuk dari chingudeul yang mau menerbitkan FF nya ke kami. Sungguh kejadian ini tidak saya perkirakan, karena mengingat ada belasan administrators di KSI.

Kali ini saya akan mengumumkan bahwa saya akan hiatus sampai beberapa bulan kedepan. Alasannya adalah karena saya sudah kelas 3 SMA sekarang, dan akan banyak waktu saya tersita untuk belajar demi masa depan *bahasa lo min xD

Oleh karena padatnya jadwal saya, dan tidak adanya waktu kosong untuk melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan UN/SNMPTN/SBMPTN, kakek-kakek dan cucu-cucunya, lalu ditambah hampir setiap malam saya mengambil bimbingan belajar tambahan, maka dengan ini saya putuskan untuk HIATUS sampai saya dinyatakan lulus masuk Universitas yang saya idamkan.

Tetapi, tentu sebelumnya saya akan membereskan beberapa masalah tersendat, yaitu:

  • Komentar yang tersendat sampai dengan hari ini
  • FF Lomba ‘Road to 3rd Anniversary’
  • dan masalah-masalah kecil lainnya

Untuk itu, pemberitahuan ini saya tujukan ke semua author dan admin KSI. Permasalahan yang mengenai FF lomba, tolong SEMUA ADMIN & AUTHOR TETAP mengirimkan alamat email kalian ke sandra.khalidinna@gmail.com agar saya bisa mengirimkan semua FF lomba yang telah masuk agar dapat kalian seleksi, dan kalian nilai siapa yang menjadi pemenangnya, supaya bukunya bisa segera saya terbitkan.

Segera kirimkan alamat email kalian ya, saya akan mengirimkan file nya lewat email yang kalian berikan nanti. Tolong secepatnya ya :)

Akhir kata, saya minta tolong untuk mengurus blog Kyuyoung kita tercinta ini dengan sepenuh hati. Jeongmal gomawoyo^^ *bow

OnlyFreakGirl

PS: Pesan ini saya tujukan untuk semua penghuni KSI yang budiman :)


Viewing all 1445 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>